Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

Pada bab ini menyajikan pelaksanaan kegiatan Penetapan Review Pola Pengelolaan
SDA WS Cimanuk Cisanggarung sampai dengan penyusunan Laporan Antara. Beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan dan dilaporkan dalam bab ini adalah pelaksanaan PKM 1,
Koordinasi dengan Subdit Perencanaan Wilayah Sungai, Direktorat Bina Pengelolaan SDA
dan Kajian Studi terdahulu.

4.1. PERTEMUAN KONSULTASI MASYARAKAT KE-1


Maksud penyelenggaraan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) Ke-1 pada
kegiatan Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung adalah
menyajikan pendekatan dan kerangka kajian, hasil inventarisasi data yang telah dilakukan,
serta menjaring aspirasi, masukan, tanggapan, koreksi, klarifikasi dan penyempurnaan dari
para pihak pemilik kepentingan pengelolaan sumber daya air. Tujuan PKM adalah
terselenggaranya forum konsultasi dengan masyarakat yang membahas rencana Penetapan
Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung Cimanuk Cisanggarung.
Sedangkan sasaran PKM adalah tersusunnya rumusan hasil masukan, tanggapan, koreksi,
klarifikasi, penyempurnaan dan kesepakatan dalam rangka Penetapan Review Pola
Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung Cimanuk Cisanggarung.
Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) Ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal
1 Juni 2016, di Ballroom Hotel Batiqa, Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Kesambi, Cirebon.
pelaksanaan PKM dihadiri oleh 51 peserta yang berasal dari berbagai instansi di delapan
kabupaten/kota dan dua provinsi yang terkait pengelolaan SDA di WS Cimanuk
Cisanggarung, serta ada tamu undangan dari Kementerian PUPR. undangan yang hadir
meliputi perwakilan dari Bappeda, Dinas PU, Dinas Kehutanan dan Dinas Kelautan serta dari
BBWS Cimanuk Cisanggarung dalam hal ini Kabid Program dan Perencanaan Umum dan
direksi pekerjaan.
Susunan acara Pertemuan Konsultasi Masyarakat ke-1 pada kegiatan Penetapan
Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung adalah sebagai berikut :

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-1
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pembukaan,
2. Sambutan oleh Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung,
3. Paparan oleh Tim Konsultan, terdiri dari 3 sesi :
- Penyampaian hasil klarifikasi data dan informasi dalam rangka penyusunan
kebijakan operasional Pola PSDA WS Cimanuk Cisanggarung
- Penyampaian hasil updating matrik kebijakan operasional Pola PSDA WS
Cimanuk Cisanggarung Diskusi penjaringan aspirasi.
4. Sesi diskusi,
5. Perumusan hasil pelaksanaan PKM serta penyusunan kesepakatan-kesepakatan
6. Pembacaan rumusan hasil PKM dan Penutupan.

Dalam kesempatan diskusi penjaringan aspirasi, stakeholder diberi kesempatan untuk


berdiskusi, menyampaikan aspirasi, ide, ataupun masukan. Terdapat beberapa usulan,
tanggapan dan pertanyaan dari peserta PKM dari berbagai instansi terkait kegiatan Penetapan
Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung. Hasil masukan-masukan dari
peserta Pertemuan Konsultasi Masyarakat Ke-1 sebagai berikut :

Dwi Agus Kuncoro, ST., MM., MT


- Masukan dari responden (SKPD) dari masing-masing kabupaten diharapkan berupa
kebijakan operasional yang nanti kedepanya akan di detailkan.
- Kerusakan di WS Cimanuk Cisanggarung sangat luar biasa, contohnya banyaknya
penambangan pasir, salah satu kebijakan yang dapat dicontoh dari Dinas PSDA Prov.
Jawa Tengah adalah dengan membuat zonasi-zonasi penambangan pasir. Kebijakan
seperti ini yang nanti tim konsultan dapat menyusun dan menerapkanya di WS
Cimanuk Cisanggarung, sebab ini dasar BBWS Cimanuk Cisanggarung untuk
memberikan rekomtek berapa material yang dapat diambil dari sungai tersebut.
- Terkait Coastal Cell yang lintas di Pola WS Cimanuk Cisanggarung 2010 belum ada,
sebab itu perlu di buatkan kebijakan/rencana terpadu dengan BBWS di sebelahnya,
sehingga harapan kedepanya nanti siapa pun yang membangun bangunan dipantai
harus ada rekomteknya.

- Kebijakan sumber daya air satu atap sangat diperlukan dalam era digital,
- Penting membuat sumur pantau air tanah yang memadai dan pemasangan alat digital
pengambilan air tanah,

Baihaqi E.P (Dinas PSDAPE Kab.Majalengka)

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-2
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

- Dari kebijakan yang terlampir dimatrik untuk Kab. Majalengka masih perlu koreksi
terkait nama-nama lokasi yang kurang tepat yang bukan termasuk dalam wilayah Kab.
Majalengka, seperti contoh Jatigede, Majalengka tidak berperan apapun di wilayah
Jatigede.
- Selanjutnya terkait areal hutan kritis yang ada di Majalengka di matrik hanya ada di
Kecamatan Cikijing dan Kecamatan Kalimunding, mungkin ini perlu di tambahkan
wilayah lain seperti Maja, Rajagaluh, Tampuran dan Banjaran.
- Pembangunan sistem pemantauan kualitas air setau kami BBWS Cimauk
Cisanggurng sudah pernah melakukanya, sehingga kami rasa tidak perlu melakukanya
dilokasi yang berbeda.
- Pada aspek pendayagunaan pada Bendung Cipanas-saat yang nantinya akan
dimanfaatkan untuk Di Cete dan Aerocity perlu dimasukan meskipun ada di wilayah
lain, selain itu untuk rehabilitasi jaringan irigasi yang menjadi kewenangan pusat
seperti Ciwaringin dan Wangun mungkin perlu diperhatikan juga.
- Ada beberapa bendung yang sudah mengalami kerusakan dan sudah kami sampaikan
ke pusat bahwa kami tidak sanggup menanganinya seperti DI Cihiyeum,.
- Untuk aspek pengendalian daya rusak air perlu ditambahkan beberapa sungai lagi
seperti Cimanuk di Liwung, Ciputis di Kadipaten, Cilutung hulu di Kasturi,
Cikamangi di Liwung
- Terkait sistem informasi mohon agar dapat di buatkan suatu sitem yang online realtime
dan ada data historisnya.

Isman (Bappeda Kab. Majalengka)


- Untuk kebijakan jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang harus di
bedakan jenis kegiatanya, sebab disini antara jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang masih sama kebijakanya juga dapat di beri target berapa tahun harus
tercapai.
- Target-target baik jangka pendek, menengah, dan panjang harus di kuantitatifkan agar
jelas berapa capaian progresnya.

Nana Nasuha (Dinas PSDA Jawa Barat)

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-3
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

- Riview pola dilakukan sebab adanya perkembangan informasi dan data yang secara
dinamis, dan juga adanya isu-isu strategis nasional, sebab itu yang akan
mempengaruhi kebijakan-kebijakan operasional yang akan di buat.
- Selain ada Perda RTRW juga ada Perda no 12 tahun 2014 mengenai Pengelolaan
Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat,
salah satunya adalah Cirebon Raya yang ditetapkn sebagai metropolitan budaya,
industri dan Pariwisata, sehingga itu perlu di perhatikan,
- Bila dilihat dari matrik yang dibuat, kebijakan yang tercantum kebanyakan kebijakan
secara struktur, padahal upaya-upaya secara non struktur mestinya lebih banyak atau
lebih di kedepankan, kondisi yang saat ini masih sebatas instream, padahal masalah
sesungguhnya ada pada upstreamnya,
- Dari kebijakan yang sudah di susun belum menjawab / dijadikan alat mencapai target
dan sasaran, diharapkan upaya non struktur dapat lebih banyak porsinya,
- Sasaran target jangka pendek,menengah, dan panjang harus jelas,
- Pengembangan Sumber Daya Air masih terfokus pada wilayah-wilayah tertentu,
bagaimana wilayah-wilayah lainya agar tidak ada kecemburuan,

Agus S ( BPLHD)
- Lampiran/matrik masih ada yang kurang tepat, seperti permasalahanya hutan kritis
penangananya hutan mangrove, mungkin dapat dilibatkan dengan BLHD,
- Instansi-intansi yang terlibat masih kurang,
- Mohon kebijakan-kebijakan pada masing-masing daerah untuk di revisi, masih banyak
lokasi yang kurang tepat,
- Untuk aspek daya rusak air kebijakan jangka pendek dapat di sesuaikan, seperti banjir
dari sungai cimanuk namnun penangananya cipanas,

Purwandini (Dinas PSDA Jawa Tengah)


- Kegiatan Riview Pola ini nanti akan di lanjutkan oleh kegiatan Rencana Pengelolaan
Sumber Daya Air, sehingga nanti jika ada perubahan maka RPSDA pun perlu
dilakukan perubahan,
- Apakah riview pola yang sudah dilakukan sudah berdasarkan persetujuan TKPSDA
dan apa ada Berita Acaranya

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-4
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

- Dalam pemilihan skenario ekonomi belum jelas skenario mana yang dipilih,
bagaimana dengan ketersediaan airnya nantinya,

Bunbun D (Dishutbun Kab. Kuningan)


- Dimatrik penanganan kerusakan hutan belum ada, padahal hutan merupakan daerah
tangkapan air, penanganan sebaiknya bukan hanya secara fisik tapi juga non fisik
- Apakah kegiatan penanaman kembali hutan yang rusak boleh di lakukan oleh BBWS,
jika boleh sekiranya dapat dimasukan dalam pola yang akan ditetapkan, bila tidak pun
sebaiknya tetap di masukan, nantinya akan ada kegiatan antara Pekerjaan Umum dan
Kehutanan dan Lingkungan Hidup,
- Ada beberapa lokasi yang kurang tepat tercantum dalam matrik, Kab. Kuningan ada
renstra dimana lahan kritis, sehingga dapat dimasukan kedalam pola,
- Situ Lurah di Kab. Kuningan sudah dibangun, kalau memungkinkan kami mohon
dapat dibangun juga Situ Cibuntu yang berada di bawahnya, sebab itu dapat menjadi
cadangan air dan pariwisata.

Charisal Akdian Manu (Kasubdit Perencaaan Wilayah Sungai)


- Pengelolaan SDA adalah tugas bersama, bukan hanya dari kementrian PU, mulai dari
hulu, tengah dan hilir,
- Upaya non fisik dan fisik memang harusnya bersama-sama untuk menanganinya,
harusnya saat ini ketika pola akan ditetapkan, masukan-masukan terkait berapa
besarnya kerusakan dll sudah disampaikan,
- Saya mohon kecermatan dari teman konsultan untuk dapat lebih tepat lagi dalam
menempatkan kebijakan di masing-masing kabupaten,
- Kaitanya dengan kepres no 12 dan uu no 7, maka permen PU mengeluarkan 20
permen kekuatnya PP, yang langsung disahkan oleh Mentri Hukum dan HAM yang
dapat dijadikan landasan kegiatan SDA,
- Untuk pengesahan tetap ada, untuk keterlibatan swasta yang terlalu dominan, sudah
ada PP no 121 tahun 2015, tentang pengusahaan sumber daya air,
- Pola dan rencana merupakan kumpulan kebijakan dari masing-masing SKPD terkait di
masing-masing wilayah/kabupaten,
- Terkait mengenai isu ketahanan air, harus ada kuantitatifnya ,target berapa yang akan
dicapai, sehingga dapat terlihat progresnya,
LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-5
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

Wadi (DPU ESDM Kota Cirebon)


- Sejauhmana kewenangan wilayah sungai yang ada di wilayah Kota Cirebon, tapi
dilalui oleh 2 sungai, Jalarap dan Kali Suba, selama ini kali suba belum pernah
tersentuh, terkait pengerukan sedimentasi dll,
- Batas pantai masih belum jelas antara Perhutani, BBWS atau instansi terkait,
- Terkait air tanah, seperti diketahui, banyak perusahaan yang mengambil air tanah yang
belum dan sudah tercatat, kewenangan air tanah ada di provinsi, sehingga daerah tidak
dapat mengontrol, bagaimana agar daerah juga dapat mengetahui data-data dan kontrol
mengenai air tanah tersebut.

Deden (Bappeda Kota Cirebon)


- Berkaitan dengan penanggung jawab/instansi, disini belum terdapat Dinas PSDA
Provinsi sebagai penanggung jawab,
- Untuk Kota Cirebon belum banyak yang masuk dalam Pola,
- Terkait bendungan bawah tanah bentuknya seperti apa, kami harap agar isunya masuk
dulu agar dapat kami masukan kedalam RTRW,
- Penamaan sungai di kota cirebon perlu di samakan persepsi, sebab nama di wilayah
hulu dan hilir terkadang berbeda,
- Tambahkan daerah larangan dan kalijaga terkait untuk aspek pendayagunaan SDA,
- Untuk air baku pelabuhan apa masih mengandalkan Jatigede atau darimana,
- Kami harap pola yang akan di tetapkan sudah lebih rinci,

Toto Dwi (BPSDA WS Cimanuk-Cisanggarung)


- Gambaran umum wilayah sungai yang terjadi saat ini hampir di seluruh indonesia
yaitu pada saat musim hujan kebanjiran dan pada saat musim kemarau kekurangan air,
- Kerusakan catchmen area dan kurang tepatnya pengelolaan serta kebijakan yang
kurang tepat menjadi penyebabnya,
- Kondisi pengelolaan sumber daya air, menyangkut infrastruktur, sungainya, waduk
maupun irigasinya menurut acuan data irigasi mengalami kerusakan struktur 40%,
- Kondisi sungai yang parah mengalami sedimentasi dan situ-situ (embung kecil) yang
berubah fungsi,
LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-6
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

- Masalah pencemaran terhadap kualitas air adalah masalah utama baik dari pencemaran
industri maupun domestik seperti masalah sampah maka dari itu perlu dilakukan
peningkatan peran masyarakat untuk membersihkan sungai,
- Dari segi aplikasi, koordinasi SDM tenaga kerja kurang dan tumpang tindih,
setidaknya SDM harus aktif ,
- Manajemen terkait tata pengaturan air, operasional seperti daerah cirebon timur dari
waduk damang belum kelihatan operasional yang jelas,
- Tata naskah atau format matriks seperti pada NSPM, hasil analisis belum/kurang
kuantitatif,
- Sasaran-sasaran target yang ingin dicapai pada konservasi sumber daya air tidak
tajam/kurang tepat,
- Perlunya peninjauan ulang terkait ada atau tidaknya kebijakan operasional. Penerapan
regulasi dilapangan sangat diperlukan

Andi (ESDM Jawa Barat)


- Terkait neraca tanah yang meliputi aspek konservasi dan aspek pendayagunaan,
berdasarkan Perda no.5 tahun 2008, telah disebutkan tentang cekungan air tanah
dimana untuk wilayah yang dilalui sungai Cisanggarung ini kurang lebih terdapat 5
cekungan air tanah, diantaranya cekungan air tanah Indramayu, sumber cirebon dan
kuningan, diharapkan ada kolaborasi air antara alokasi air permukaan dan air tanah
dengan tujuan menjadi masukan dalam penentuan skema alokasi kebobolan air yang
diperuntukkan bagi kawasan industri dan irigasi,
- Terkait masalah penggunaan pemanfaatan air tanah UU no. 23 2014 Pemda,
diharapkan pihak konsultan dapat berkoordinasi dengan SDM pusat di Bandung,
- Dilema mekanismenya seperti apa ? Terkait masalah kewenangan untuk perizinan
mata air, dan penambangan material yang ada didaerah aliran sungai, diharapkan jadi
masukan dalam pengelolaan SDA.

Bapak Yudhi .S (Dinas kehutanan, perkebunan dan peternakan Majalengka)


- Hendaknya didalam peraturan-peraturan terkait PSDA dimasukkan tentang
penanggulangan bencana meliputi aspek bencana, evakuasi dan mitigasi bencana.
- Untuk rehabilitasi lahan kritis dan area kawasan bencana perlu dikoresi

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-7
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

16. Bu Maria Angela (BPLHD Jawa Barat)

- Belum adanya upaya untuk menjaga kualitas air di sungai-sungai yang ada di wilayah
sungai Cimanuk Cisanggarung.

17. Pak Maulana (PPK Perencana BBWS Cimanuk Cisanggarung)

- Terkait banjir perlu adanya kebijakan antara instansi terkait bukan hanya dari BBWS
saja, contohnya pada bagian hulu bisa dengan Perhutani dan sebagainya.
- Terkait potensi irigasi disuatu daerah/wilayah kalo bisa ditampikan target
kuantitatifnya seberapa besar, sehingga dapat dibuat strategi jangka pendek, menengah
dan jangka panjangnya.
- Pencemaran air agar dapat ditentukan baku mutu airnya

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-8
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

Gambar 4. 1 Dokumentasi PKM Ke-1

4.2. KOORDINASI DENGAN SUBDIT PERENCANAAN WILAYAH SUNGAI


Dalam rangka penetapan review pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung,
konsultan harus melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Subdirektorat Perencanaan
Wilayah Sungai, Direktorat Bina Pengelolaan SDA. Maksud dan tujuan dari kegiatan ini agar
konsultan mendapat arahan, masukan dan lain sebagainya dalam rangka penetapan dokumen
Pola pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung.
Sampai dengan penyusunan laporan antara ini konsultan sudah berhasil melakukan
koordinasi dengan Subdirektorat Perencanaan Wilayah Sungai di Jakarta dan sudah mendapat
masukan dan arahan dari Ibu Rita selaku Kasie Perencanaan Wilayah Sungai I. adapun
arahan, masukan dan koreksi dari beliau adalah sebagai berikut :

Pada pendahuluan perlu disampaikan alasan spesifik mengapa dilakukan review,


dilengkapi data kuantitatifnya,
Dibuat 1 lembar uraian alasan yang diketahui dan disetujui oleh TKPSDA,
Dalam matrik program, time freme 2010-2014 dimasukan dalam 1 kolom,
Luas daerah irigasi harus di chek dengan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2015,
Tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi,
Analisis ketersediaan air dan neraca air belum terlihat, baru analisis kebutuhan yang
sudah ada,

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4-9
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

Uraian program yang 5 pilar dibuat lebih spesifik WS, tampilkan program yang
prioritas

4.3. KAJIAN STUDI TERDAHULU


Dalam rangka penyusunan kebijakan operasional pada kegiatan penetapan review pola
Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung ini, konsultan juga melakukan kajian terhadap
hasil studi terdahulu yang ada di lingkungan BBWS Cimanuk Cisanggarung. Berdasarkan
hasil koordinasi dengan direksi konsultan mendapatkan informasi terkait studi yang ada di
lingkungan BBWS Cimanuk Cisanggarung khusunya Bidang Perencanaan Program.
Berdasarkan informasi pada tahun 2015 sudah dilakukan 2 (dua) kegiatan studi yang
hasilnya terkait erat dengan kegiatan penetapan pola yaitu: Studi Potensi Tambak Garam di
WS Cimanuk Cisanggarung dan Studi Pemodelan Pantai Muara Sungai Bobos sampai dengan
Muara Sungai Bangkaderes.

4.3.1. Studi Potensi Tambak Garam di WS Cimanuk Cisanggarung (2015)


Studi Potensi Tambak Garam di WS Cimanuk Cisanggarung dilaksanakan oleh PT.
Suwanda Karya Mandiri pada tahun 2015. Latar belakang studi ini adalah Pemenuhan
kebutuhan garam nasional sampai saat ini sebagian masih diimpor. Permasalahan pegaraman
nasional antara lain menyangkut produktivitas dan kualitas serta tata niaga garam. Harga
garam di tingkat petambak relatif rendah mengakibatkan rendahnya tingkat kesejahteraan
petambak garam sehingga banyak petambak yang beralih menekuni mata pencaharian lain.
Guna mendukung pelaksanaan intensifikasi/revitalisasi lahan dalam rangka pencapaian
program Swasembada Garam Nasional, maka salah satu upaya peningkatan produksi dan
peningkatan pendapatan petambak garam adalah optimalisasi pemanfaatan lahan tambak
garam melalui Studi Potensi Tambak Garam di WS Cimanuk.
Maksud dari pekerjaan ini adalah:
1. Mengidentifikasi daerah-daerah yang masih dapat berpotensi menjadi tambak
garam, khususnya di daerah pesisir laut jawa, yaitu Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Brebes, berdasarkan parameter persyaratan
tambak garam yaitu: ketinggian dari permukaan laut, topografi tanah (kemiringan
pantai), sifat fisis tanah, permeabilitas tanah, suhu udara dan kondisi komponen-
komponen klimatologi seperti curah hujan, kecepatan angin, lama penyinaran
matahari dan kelembaban udara.

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4 - 10
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

2. Memetakan potensi tambak garam di WS Cimanuk Cisanggarung untuk mengetahui


gambaran kondisi wilayah di lokasi sasaran yakni meliputi aspek status pemilikan
lahan, deskripsi kesuburan tanah, kondisi irigasi, produktivitas, pemasaran dan
infrastruktur eksisting.
Tujuan kegiatan Studi Potensi Tambak Garam di WS Cimanuk Cisanggarung adalah
penyusunan data dan informasi tentang luas lahan produksi dan potensi serta peluang dan
permasalahan melalui analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) kegiatan
tambak garam dari aspek teknik, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan
Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersedianya dokumen potensi tambak garam
yang berada di tiga Kabupaten tersebut.
Berdasarkan hasil survei inventarisasi maka dapat diambil kesimpulan lokasi
potensi tambak garam untuk Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Brebes sebagaimana
disajikan dalam matrik berikut ini.

Tabel 4. 1 Matrik Potensi Tambak Garam di Kabupaten (Indramayu, Cirebon, Brebes)

Jenis Indramayu Cirebon Brebes


1. Kondisi Kabupaten ini merupakan Produksi garam di Kabupaten ini merupakan
Umum kabupaten yang memiliki Kabupaten Cirebon terdapat salah satu kabupaten di
lahan penggaraman terluas di beberapa daerah antara Provinsi Jawa Tengah
di Provinsi Jawa barat. lain Pengarengan, yang mempunyai lahan
Selain budidaya lahan Rawaurip, Kanci dan garam rakyat. Tambak
garam juga dilakukan Losari. Ikan merupakan sebagian
budidaya ikan bandeng, Kabupaten Cirebon besar tambak yang bisa
ikan nila, udang windu, menyumbang hasil produksi ditemui di Kabupaten ini.
dan yang paling di petani garam sekitar 51.480 Tambak Garam relatif
unggulkan saat sekarang ton garam dari total lebih mengumpul dengan
oleh pembudidaya tambak produksi pertahunnya luasan yang kecil.
dengan ditanami udang 1.371.000 ton. Pekerjaan masyarakat di
vaname, karena udang Kabupaten Brebes
vaname memiliki ruang kebanyakan bekerja
pasar yang tinggi, dalam sebagai nelayan.
penerapan teknologi
proses budidaya
menerapkan teknologi
sederhana, madya, semi
intensif, dan intensif.
2. Luas Lahan Luas lahan garam tak Luas lahan garam di Luas lahan garam di
Garam kurang dari 2466 Hektar kabupaten ini tak kurang kabupaten ini tak kurang
tersebar di empat dari 2060 Hektar tersebar di dari 489,92 Hektar
kecamatan yaitu beberapa kecamatan yaitu tersebar di beberapak
Kecamatan Krangkeng Kecamatan Kapetakan kecamatan yaitu
(701,54 ha), Losarang (583,38 ha), Losari (9,40 Kecamatan Tanjung (81,37
(1374,05 ha), ha), Babakan (50,58 ha), ha), Wanasari (250,48 ha),
Kandanghaur (379,65 ha) Pangenan (1.132,90 ha), Brebes (37,31 ha) dan
dan Sukra (10,83 ha). Astanajapura (155,22 ha) Losari (120,76 ha).
dan Mundu (129,56 ha).

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4 - 11
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

Lanjutan Tabel 4.1


Jenis Indramayu Cirebon Brebes
3. Potensi Kecamatan Krangkeng Kabupaten Cirebon sebagai Lahan garam yang relatif
Lokasi adalah kecamatan dengan salah satu sentra pemasok lebih mudah dijangkau
akses yang baik garam nasional. berada di Kecamatan
dikarenakan hasil panen Ketersediaan lahan yang Wanasari.
garam dapat diangkut dari luas juga didukung kondisi Lahan garam di
lahan produksi langsung aksesibilitas yang baik Kecamatan Wanasari
ke atas truk-truk adalah yang terluas di
pengangkut garam tanpa Kabupaten Brebes.
perlu melalui beberapa
proses pengangkatan.
4. Hambatan Sebagian besar, Permasalahan utama petani Permasalahan utama di
Permasalahan permasalahan utama di garam di Indonesia, salah kabupaten Brebes adalah
Kabupaten Indramayu satunya di Kabupaten masalah aksesibilitas yang
adalah proses abrasi yang Cirebon adalah Cuaca kurang baik.
menyebabkan mundurnya ekstrim. Kondisi cuaca yang Sebagai contoh lahan
garis pantai yang tidak menentu membuat garam di kecamatan
berdampak pada pemerintah melakukan Tanjung lokasi tambak
berkurangnya luasan lahan impor garam. yang dapat dikatakan
produksi garam cukup jauh dari Jalur
Pantura, sehingga ongkos
produksi untuk distribusi
hasil panen garam menjadi
lebih tinggi

4.3.2. Studi Pemodelan Pantai Muara Sungai Bobos sampai dengan Muara Sungai
Bangkaderes (2015)
Studi Pemodelan Pantai Muara Sungai Bobos sampai dengan Muara Sungai
Bangkaderes dilaksanakan oleh PT. Mitratama Asia Pasipic pada tahun 2015. Latar belakang
studi ini adalah Pantai dan muara merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat
berharga bagi kehidupan manusia, sehingga dibutuhkan penanganan dan pengelolaan yang
terarah, terpadu dan berkesinambungan dalam rangka pemanfaatan daerah pantai dan muara
baik untuk kepentingan saat ini maupun di masa datang agar diperoleh hasil yang optimal.
Abrasi, erosi, dan sedimentasi telah terjadi di pantai utara terutama di daerah teluk
antara muara sungai Bobos dan muara sungai Bangkaderes, hal tersebut menyebabkan
kerusakan pantai di daerah teluk tersebut, oleh karena itu BBWS Cimanuk Cisanggarung
mengadakan pekerjaan Studi Pemodelan Pantai di Muara Sungai Bobos sampai Muara Sungai
Bangkaderes, untuk mengendalikan pola aliran sungai di bagian hilir, erosi pantai dan
sedimentasi yang berasal dari muara sungai maupun dari laut.
Maksud adalah melakukan pemodelan pantai di teluk antara muara sungai Bobos dan
muara sungai Bangkaderes dengan menggunakan software Surface Water Modelling
System (SMS) guna pembuatan beberapa hal yaitu :

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4 - 12
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

Pemetaan jaringan morfologi sungai dan pemodelan hidrodinamika sungai;


Pemetaan digital daerah muara sungai dan pantai;
Pemodelan arus dan gelombang di pesisir;
Pemodelan transport sedimen dan kualitas air pada muara.

sehingga akan diperoleh suatu data dan gambaran lengkap mengenai kondisi kedua
muara serta teluk yang berada diantara muara tersebut, sebagai acuan untuk pembuatan
pengamanan pantai yang tepat disertai dengan tinjauan aspek ekonomis, finansial dan kondisi
lingkungan sekitar
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk memperoleh pemodelan pantai untuk mendesain
penanggulangan abrasi, erosi dan sedimentasi pantai yang terjadi dengan
memperhitungkan aspek gelombang, arus, angin, arah laju sedimentasi serta dampak yang
ditimbulkan akibat penanganan tersebut terhadap kelangsungan ekosistem pantai dan
keamanan wilayah sekitarnya sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru di masa
mendatang.
Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya data pemodelan pantai, sebagai acuan data untuk
penanganan abrasi, erosi dan sedimentasi pantai berikut desain perencanaan penanganan.

Pemodelan pantai pada pekerjaan ini akan menggunakan software Surface Water
Modelling System (SMS) versi 10.1 overview. Surface Water Modelling System (SMS)
adalah lingkungan yang komprehensif untuk satu, dua dan tiga dimensi pemodelan
hydrodynamic. Sebuah pra dan post- processor untuk pemodelan dan desain air permukaan,
SMS adalah alat pemodelan yang mencakup elemen terbatas 2D, perbedaan terbatas 2D, dan
elemen terbatas 3D. Didukung model termasuk model RMA2, RMA4, ADCIRC, CGWAVE,
STWAVE, BOUSS2D, CMS-Flow, CMS-Wave dan GENESIS. Model numerik TUFLOW
sekarang didukung dengan analisis kuat banjir, analisis gelombang, dan analisis badai. SMS
juga mencakup sebuah model generik antarmuka, yang dapat digunakan untuk mendukung
model yang belum secara resmi dimasukkan ke dalam sistem.

Dari hasil pemodelan menghasilkan rekomendasi penanganan pantai sebagai berikut :

1. Muara Bangkaderes : Pembangunan Jetty sepanjang 800 m pada kedua sisi muara
sungai dengan tujuan mengarahkan sedimentasi yang berasal dari sungai

2. Muara Sungai Kanci : Pembangunan Revetment pada sisi barat PLTU Kanci yang
bertujuan untuk menangani permasalah Abrasi Pantai
LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4 - 13
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

3. Muara Sungai Kalijaga : Pembangunan Jetty Sepanjang 250 m pada kedua sisi muara
sungai dengan tujuan mengarahkan sedimentasi yang berasal dari sungai

4. Muara Sungai Bondet : Pembangunan Jetty Sepanjang 750 m pada sisi timur muara
sungai dengan tujuan memperbaiki struktur jetty yang sudah rusak dan Pembangunan
revetmen Sepanjang 2100 m pada sisi timur dengan tujuan melindungi dari abrasi
pantai

5. Pantai Antara Muara Sungai Bondet sampai dengan Ciwaringin : Pembangunan


Revetmen sepanjang 2100 m yang bertujuan untuk menangani permasalahan Abrasi
Pantai

6. Muara Sungai Ciwaringin : Pembangunan Jetty sisi utara sepanjang 200 m yang
bertujuan untuk memperbaiki bangunan jetty yang terputus dengan sisi pada bagian
muara agar dapat berfungsi kembali dan pembangunan revetmen pada sisi barat jetty
sepanjang 200 m sebagai perlindungan agar pangkal jetty tidak rusak akibat abrasi
kembali

7. Muara Sungai Kedaton : Pembangunan Revetment pada sisi timur dan barat jetty muara
Sungai Kedaton (Kumpul Kuista) sepanjang 200 m sebagai perlindungan pangkal jetty
tidak rusak akibat abrasi

8. Muara Sungai Bobos : Pembangunan Jetty pada sisi timur dan barat muara sungai
sepanjang 100 m yang bertujuan sebagai pengarah arus sungai dan pembangunan
revetmen pada sisi timur dan barat pangkal jetty sepanjang 200 m sebagai perlindungan
pangkal jetty tidak rusak akibat abrasi.

Dengan Tahapan Pekerjaan yang optimal sebagai berikut :


Tahap 1 : perbaikan sisi timur Jetty Bondet serta penambahan revetment sepanjang 750
m dan pembangunan revetment sisi barat sepanjang 400 m

Tahap 2 : Pembangunan Revetment sisi Barat PLTU Kanci sepanjang 700 m

Tahap 3 : Pembangunan Jetty sepanjang 800 m pada kedua sisi muara Sungai
Bangkaderes

Tahap 4 : Perbaikan sisi barat jetty Sungai Ciwaringan serta ditambahkan revetment pada
pangkal muara sepanjang 200 m dan pembangunan revetment pada sisi timur muara

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4 - 14
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

sungai ciwaringin hingga sungai bondet sepanjang 8.000 m (8 km) hingga tersambung
dengan revetment revetment sungai bondet
Tahap 5 : Pembangunan revetment sisi barat dan timur muara Sungai Kedaton
sepanjang 200 m pada kedua sisi dan pembangunan jetty serta revermen pada kedua sisi
muara Sungai Bobos sepanjang 200 m.

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4 - 15
PT PUSER BUMI MEKON BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

Gambar 4. 2 Skema Penanganan Pantai dengan Pentahapan

LAPORAN ANTARA
Penetapan Review Pola Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung 4 - 16

Anda mungkin juga menyukai