Anda di halaman 1dari 8

RESUME

KULIAH UMUM PT SEBUKU IRON LATERITIC ORES


OLEH IR. I MADE SUPARTA

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penutupan Tambang

Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2016/2017

Al Imam Achmad Fadilah (10070111064)

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2016 M / 1438 H
RESUME
KULIAH UMUM PT SEBUKU IRON LATERITIC ORES
OLEH IR. I MADE SUPARTA

A. PROFIL PERUSAHAAN
Perusahaan PT Sebuku Iron Lateritic Ores merupakan perusahaan
tambang Swasta Nasional yang bergerak di bidang industri baja . Lokasi
tambang perusahaan ini terletak di Kecamatan Pulau Sebuku, Kabupaten
Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Dan berkantor pusat di jl. Pluit Utara
Raya no. 18 Jakarta Utara 11450. IUP Operasi Produksi yang dimiliki PT. SILO
merupakan hasil keputusan Bupati Kotabaru nomor 545/13/IUPOP/D.PE/2013,
dengan luas IUP 8.086,8 Ha.
Visi dan Misi dari perusahaan PT. SILO adalah menjadi pioneer dalam
industri baja yang menggunakan bahan baku lokal dan produk terkait didalamnya
dan menjadi asset bagi bangsa dan negara dengan berpedoman untuk selalu
berwawasan lingkungan dalam menjalankan aktifitasnya. Dan menjadi
perusahaan yang mampu mengelola sumberdaya alam khususnya bijih besi
laterit yang dapat dipercaya oleh stakeholder sehingga menjadi acuan bagi
perusahaan lain dalam mengukur kinerja mereka.

B. KEGIATAN PENAMBANGAN.
Kegiatan penambangan yang dilakukan di PT. SILO menggunakan sistem
penambangan tambang terbuka dengan metode contour mining, hal ini dilakukan
karena penyebaran endapan bijih besi yang berada di permukaan dimana
lapisan bijih besi ditambang mengikuti kontur topografi sesuai dengan tebal
lapisan. Untuk pembebasan lahan dilakukan dengan metode mendorong material
permukaan ke samping, setelah pengambilan material bijih, kemudian material
permukaan dikembalikan.
Profil laterit di daerah Sebuku dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1
Profil Laterit Sebuku

Untuk proses penambangannya secara umum dimulai dari pembebasan


lahan, kemudian dilakukan proses penggalian dan pengangkutan, bijih besi yang
sudah tertambang masuk ke proses Washing & Crushing Plant untuk
memperkecil ukuran sesuai kebutuhan produksi pengolahan.

C. KEGIATAN PRODUKSI DAN PENGOLAHAN (PEMURNIAN)


Hasil dari penambangan berupa raw material yang telah disesuaikan
ukurannya, kemudian masuk ke proses pengolahan yaitu dilakukan proses
pengeringan dan penghilangan LOI, dimana proses ini bertujuan untuk
memisahkan air yang terkandung dalam raw material, sehingga bijih besi yang
dihasilkan memiliki kadar air yang sedikit atau tidak ada kadar air sama sekali.
Proses pengeringan ini menggunakan temperatur 600 0C, dan menggunakan
Fine Coal sebagai bahan bakar dalam proses pengeringan tersebut.
Bijih besi yang sudah dikeringkan masuk ke dalam tahap pembuatan besi
dengan mengurangi kiln atau pengotor dalam bijih besi tersebut, pengotor
dengan bijih besi konsentrat dipisahkan menggunakan Magnetic Separator. Hasil
konsentrat dari tahap ini disebut dengan Sponge Iron. Sponge Iron iniliah yang
nantinya akan di olah menjadi baja menggunakan alat Billet Mill, baja yang
dihasilkan dapat disesuaikan bentuknya sesuai permintaan pasar.
Gambar 2
Proses Pengolahan & Pemurnian

D. PELAKSANAAN PROGRAM K3 DAN LINGKUNGAN


Kebijakan yang dibuat oleh perusahaan PT. SILO terkait dengan program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan lingkungan. Yaitu sebagai berikut :
Kebijakan Keselamatan Kesehatan Kerja
Kebijakan Lingkungan
Kebijakan Operasional Silo Go Green
Kebijakan Alkohol / Narkotika dan Obat-obatan terlarang
Kebijakan HIV/AIDS
Peraturan Utama Keselamatan & Kesehatan Kerja.
Kebijakan-kebijakan tersebut dibuat untuk mendukung visi dan misi dari
perusahaan PT. SILO untuk menjadi pionir dalam industri baja yang berwawasan
lingkungan dan dapat menjadi acuan bagi perusahaan-perusahaan lain dalam
mengukur kinerjanya.
Dalam kebijakan tentang kesehatan dan keselamatan kerja, PT. SILO
menargetkan pada setiap tahunnya agar tidak ada kecelakaan fatal dan cacat
perorangan, menurunkan tingkat kerugian kerusakan peralatan sebesar 30%,
dan pencapaian LTI FR : <1,5 dan LTI SR : <10. Target ini dicapai dengan
melakukan pendekatan aktif dan berkelanjutan pada manajemen K-3, serta
mengkaji resiko yang dapat terjadi termasuk timbulnya penyakit akibat kerja.
Untuk kebijakan lingkungan dan kebijakan operasional Silo Go Green,
perusahaan PT. SILO memiliki tujuan untuk selalu memiliki wawasan lingkungan
dalam setiap aktivitas operasional perusahaan, tujuan ini meliputi :
Efisiensi Energi, Penurunan Emisi dan Gas Rumah Kaca.
4R(Reuse, Recycle, Recovery, Reduce) Limbah B3 dan Limbah Padat
Non B3.
Konservasi Air.
Perlindungan Keanekaragaman Hayati, dan
Pemberdayaan Masyarakat Lokal.
Tujuan-tujuan tersebut dicapai dengan melakukan pendekatan
manajemen lingkungan yang aktif dan berkelanjutan, memenuhi ketentuan
amdal, RKL dan RPL, dan ketentuan yang ditetapkan pihak-pihak yang
berwenang pengendali lingkungan hidup, serta kajian pengendalian resiko
dampak lingkungan.
Manajemen lingkungan yang dilakukan di PT. SILO yaitu terdiri dari
revegetasi, pengendalian erosi dan sedimentasi, penganggulangan air buangan,
penanggulangan abu, pengelolaan limbah, dan konservasi SDA Flora & Fauna.
Selain daripada manajemen lingkungan, PT. SILO melakukan pemantauan
terhadap beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas dari lingkungan wilayah
PT. SILO dan sekitarnya, pemantauan ini dilakukan secara berkala tergantung
dari aspek yang dipantau tersebut. Diantaranya :
Pemantauan Kualitas Udara Ambient, dilakukan setiap 3 bulan.
Pemantauan Udara Emisi, dilakukan setiap 6 bulan.
Pemantauan Kebisingan & Getaran, dilakukan setiap 3 bulan.
Pemantauan Kualitas Air settling pond (limbah), dilakukan setiap hari
(PH&Debit).
Pemantauan Kualitas Air Sungai, dilakukan setiap 3 bulan.
Pemantauan Kualitas Kesuburan Tanah, dilakukan setiap 6 bulan.
Terkait dengan manajemen lingkungan mengenai revegetasi ini
berhubungan dengan kegiatan reklamasi yang dilakukan di PT. SILO, dimana
aktivitas revegetasi ini terdiri dari kegiatan pengaturan permukaan lahan bekas
tambang bertujuan agar tanah yang akan digunakan sebagai media tanam
tersebut dalam kondisi yang optimal, lalu kegiatan penanaman cover crop
bertujuan agar tanah yang ditanami cover crop mendapatkan kembali unsur hara
yang berperan dalam mempersubur tanah dan juga tanaman, kemudian mulai
dillakukan penanaman bibit pohon pionir bertujuan untuk penyesuaian tanaman
dengan kondisi dari tanah tersebut, juga dapat dijadikan acuan tingkat kesuburan
tanah. Setelah tanaman tersebut dapat tumbuh dengan optimal, maka dilakukan
perawatan tanaman meliputi pengawasan tanaman pengganggu, tingkat
kesuburan tanah, dan lain sebagainya.
Adapun program perlindungan keanekaragaman hayati yang dilakukan
oleh PT. SILO terkait dengan manajemen lingkungan mengenai fauna, PT. SILO
melakukan kolaborasi antara PT. SILO, BKSDA KAL-SEL, dan Dinas Kehutanan
Kab. Kotabaru, kolaborasi ini bertujuan untuk menjaga keutuhan kawasan
konservasi Cagar Alam Selat Sebuku dan daerah penyangga, juga
mempertahankan fungsi Cagar Alam sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman hayati dan satwa serta ekosistemnya.

E. PRESTASI PERUSAHAAN
Dengan komitmen dan konsistensi yang dilakukan oleh PT. SILO sebagai
perusahaan industri baja yang berwawasan lingkungan, maka seiring dengan
berjalannya perusahaan beberapa kali mendapatkan penghargaan lingkungan,
dan penghargaan keselamatan kerja. Diantaranya :
Penghargaan Lingkungan UTAMA berturut-turut dari periode tahun 2010-
2011 sampai periode tahun 2012-2013.
Penghargaan Lingkungan ADITAMA periode tahun 2013-2014
Penghargaan K3 UTAMA-ESDM periode tahun 2013-2014.
Penghargaan K3 ADITAMA-ESDM berturut-turut dari periode tahun 2011-
2012 sampai periode tahun 2012-2013.
Zero Accident Gubernur Kal-Sel periode tahun 2010-2011.
Zero Accident Kemenakertrans RI periode tahun 2011-2012.
F. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLITY (CSR)
CSR PT. SILO didedikasikan sebagai bagian dari cita-cita luhur dari nilai-
nilai positif perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
Program-program CSR PT.SILO dibangun dengan prinsip dasar kebijakan dan
kepedulian perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat
menuju keberdayaan dan kemandirian dengan prinsip-prinsip pemberdayaan
masyarakat, sebagai berikut :
Pemberdayaan masyarakat selaras dengan visi dan misi pembangunan
daerah.
Pemberdayaan masyarakat dengan Lima Pilar, yaitu : Bidang Ekonomi &
infrastruktur, Bidang Kesehatan, Bidang Pendidikan, Bidang Sosial &
Budaya, dan Lingkungan.
Bertumpu pada peningkatan keberdayaan kelompok dan komunitas.
Mengembangkan dan memberdayakan masyarakat yang rentan terhadap
dampak operasional perusahaan.
Menumbuhkan dan meningkatkan nilai tambah bagi kelompok penerima
manfaat.
Tabel 1
Realisasi CSR Tahun 2014
G. PENUTUP
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa PT. SILO yang
bergerak dibidang industri besi bertekad untuk menjadikan perusahaannya
menjadi contoh yang baik bagi perusahaan lain, PT. SILO merupakan salah satu
perusahaan tambang yang menggunakan paradigma baru dalam industri
pertambangan dimana berbagai pihak yaitu perusahaan, pemerintah, dan
masyarakat mendapatkan keuntungan dari adanya potensi bahan galian yang
ditambang.

Anda mungkin juga menyukai