Anda di halaman 1dari 8

Kiat Menulis Artikel Untuk Jurnal Ilmiah (Penelitian dan Konseptual) 1

(Oleh: Aan Juhana Senjaya)2

Abstraks
Bagi para dosen, semestinya menulis merupakan salah satu kewajiban yang
harus dilakukan (Surat Edaran Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012 tentang Publikasi
Karya tulis ilmiah/artikel)3. Namun demikian, sampai saat ini, produktivitas menulis
para dosen di ASEAN masih terlalu rendah, apalagi di FKIP-Universitas Wiralodra.
Salah satu karya tulis dimaksud adalah tulisan atau artikel untuk jurnal ilmiah. Ada
berbagai hambatan yang menghambat produktivitas menulis. Hambatan tersebut
berasal dari dalam diri dosen dan dari luar diri dosen. Namun, hambatan yang paling
dominan adalah dari dalam diri dosen itu sendiri. Untuk mengatasi kesenjangan
tersebut, maka tulisan ini memuat: (1) Karya tulis/artikel ilmiah; (2) Hambatan-
hambatan untuk menulis, terutama artikel untuk jurnal ilmiah; (3) Kiat-kiat menulis
artikel pada jurnal ilmiah.
Kata kunci: Karya tulis ilmiah/artikel, jurnal ilmiah, hambatan menulis artikel ilmiah,
Kiat menulis artikel ilmiah.

I. Pendahuluan
Dosen merupakan salah satu civitas akademika di perguruan tinggi yang,
secara ideal, memiliki wawasan intelektual tinggi. Dengan demikian, dosen
diharapkan mampu: (a) melakukan penelitian dan melaporkannya, menyampaikan
ide/pemikiran/gagasan secara sistematis, baik secara lisan maupun tulisan. Alasan
klasik tidak menulis karya ilmiah bagi sebagian dosen di perguruan tinggi adalah
karena kesibukan mengajar. Lupa bahwa ada salah satu kewajiban yang tidak kalah
penting dari mengajar yaitu meneliti atau menulis karya tulis ilmiah/artikel. Memang,
karya tulis ilmiah bagi sebagian dosen masih menjadi kendala yang sulit diatasi.
Menurut pengamatan penulis, tradisi kepenulisan di kalangan dosen di Universitas
Wiralodra belum membudaya. Hal ini ditunjukkan masih sedikitnya hasil karya tulis
ilmiah/artikel dosen yang dipublikasikan di media massa maupun jurnal ilmiah.

1 Bahan Diskusi dalam Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah bagi Para Dosen di FAI
Universitas Wiralodra yang diselenggarakan FAI pada tanggal 28 Nopember
2015.

2 Dosen Kopertis IV dpk di Universitas Wiralodra Indramayu (Program Studi


Pendidikan Matematika)

3 Surat Edaran Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya tulis ilmiah/artikel,
www.diknas.go.id (diunduh 27 Nopember 2015)

1
Karya tulis merupakan suatu karya berbentuk naskah atau tulisan. Karya-
karya tulis dapat dikelompokan menjadi karya tulis ilmiah, semi-ilmiah (populer), dan
tidak ilmiah. Apabila dibuat bagan, jenis-jenis karya tulis ilmiah dapat dilihat pada
bagan berikut.

RASA, KARSA, CIPTA

KARYA

LISAN TULISAN GERAK

KARYA TULIS

ILMIAH SEMI-ILMIAH NON-ILMIAH


(Laporan Penelitian) (Idea-Konseptual)

AKADEMIS NON-AKADEMIS

KURIKULER NON-KURIKULER

MAHASISWA: DOSEN:
PENELITI (UMUM)
S1: Skripsi Lap. Penelitian lengkap
S2: Tesis Artikel
S3: Desertasi Journal
Gambar 5.1: Struktur jenis karya tulis

II. Karya tulis ilmiah/artikel dan jurnal ilmiah


Karya tulis ilmiah, biasanya berupa naskah atau tulisan yang berisi laporan
penelitian baik laporan lengkap, maupun sederhana. Selain itu, ada juga yang
memasukan penyampain ide atau konsep (bukan hasil penelitian) dimasukan ke
dalam kelompok karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis
ilmiah/artikel atau penyampaian ide/gagasan secara konseptual yang ditulis secara
populer atau diperlonggar kaidah ilmiahnya.
Naskah atau tulisan yang dipersiapkan dimuat dalam suatu media publikasi
disebut artikel. Dengan demikian, artikel ilmiah adalah naskah atau tulisan berupa
laporan penelitian atau penyampaian ide konseptual yang dipersiapkan untuk dimuat
dalam media publikasi ilmiah. Media publikasi ilmiah dapat berupa majalah ilmiah

2
atau lebih populer dengan sebutan jurnal ilmiah. Karya tulis ilmiah dapat digolongkan
lagi menjadi karya tulis ilmiah bersifat akademis dan tidak bersifat akademis, dan
seterusnya sebagaimana bagan di atas. Adapun karya tulis tidak ilmiah adalah karya
tulis yang tidak memenuhi kaidah ilmiah, umumnya dalam bentuk sastra.
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang memenuhi kaidah ilmiah. Kaidah
karya tulis ilmiah dilandasi oleh tiga filsafat, yaitu: (1) filsafat ontologi (agar wujud
atau variabel yang akan diteliti jelas sejelas-jelasnya); (2) filsafat epistemologi (agar
tata-cara dan langkah-langkah untuk memperoleh tiga kebenaran ilmiah terang
seterang-terangnya); (3) filsafat aksiologi (agar dalam pelaksanaan hingga
pelaporan memenuhi norma, aturan, dan etika yang disepakati).
Suatu karya tulis dikatakan ilmiah apabila memenuhi tiga kebenaran
sekaligus. Tiga kebenaran tersebut adalah: (1) kebenaran pragamatis (benar apabila
ada manfaatnya); (2) kebenaran koherensi (benar apabila runtut dengan
pengetahuan sebelumnya, dari pustaka); (3) kebenaran korespondensi (benar
apabila sesuai dengan atau didukung oleh kenyataan/fakta di lapangan). Adapun
tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah (artikel) adalah: (1) mengungkap dan
mendeskripsikan suatu fenomena; (2) membuktikan hipotesa; (2) memberi
komentar, reviu, atau penilaian; (3) memberi penjelasan; (4) menyampaikan
sanggahan/bantahan; (5) memberi saran.
Setiap karya tulis ilmiah dapat dicirikan dari 3 hal berikut:
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya tulis ilmiah/artikel sangat ketat, umumya terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu: (a) bagian awal (pendahuluan), (b) bagian inti
(pembahasan), dan (c) bagian penutup (simpulan dan saran atau rekomendasi).
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya tulis ilmiah/artikel bervariasi sesuai dengan jenisnya. Namun
demikian, semua jenis karya tulis ilmiah/artikel memuat pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal ilmiah,
umumnya, mengharuskan ada abstrak.
3. Bahasa tulis
Bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah/artikel adalah bahasa baku
yang tercermin dari: (1) diksi atau pilihan kata, lambang atau simbol, dan istilah
yang baku; (2) menggunakan kalimat yang efektif dengan struktur yang baku

3
(SPOK); (3) menggunakan bahasa impersonal, menggunakan kalimat pasif, dan
menhindari penggunaan kata ganti orang pertama maupun kedua.

III. Hambatan untuk memulai menulis karya ilmiah dan cara mengatasinya
Hambatan seseorang untuk produktif dalam menulis, terutama karya tulis
ilmiah, setiap orang dapat berbeda-beda. Namun demikian, sumber hambatannya
dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu dari dalam diri sendiri (internal)
dan dari luar (eksteral). Dari dua sumber tersebut, sumber dari dalam diri sendiri
yang paling dominan. Oleh karena itu, uraian berikutnya akan fokus pada sumber
internal.
Secara garis besar hambatan untuk menulis karya tulis ilmiah/artikel adalah
tidak tahu apa yang akan ditulis, tidak tahu cara menulis (karya tulis ilmiah/artikel),
tidak suka menulis. Namun demikian, hambatan utamanya adalah MALAS. Untuk
melawan malas ini, dapat dilakukan dengan cara:
1. Sering berkomunikasi (silaturahim) secara pribadi dan langsung baik dengan
guru, senior, maupun pakar; komunikasi langsung secara kolektif pada acara
diskusi dan seminar; komunikasi secara tidak langsung dengan para pakar
melalui karya-karyanya (Baca buku).
2. Menjaga sikap yang seharusnya dimiliki oleh ilmuwan (Dosen/guru), yaitu:
(a) Jujur
Seorang ilmuwan harus jujur, objektif, dan mentaati norma-norma publikasi
ilmiah yang disepakati, terutama etika mengutip.
(b) Sikap ingin tahu (selalu penasaran)
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan bidang kajiannya kepada orang-orang yang
dianggap lebih tahu.
(c) Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin
tentang hal yang belum dipahami, dipertanyakan, atau diragukan untuk
memperoleh informasi atau jawaban yang meyakinkan.
(d) Sikap obyektif

4
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa
diikuti perasaan pribadi, dan santun.
(e) Sikap ingin menemukan
Kebiasaan melakukan eksperimen dengan cara yang memenuhi kaidah
ilmiah. Selalu melakukan konsultasi apabila ada hal yang baru dari
pengamatan yang dilakukannya.
(f) Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan
atau mencantumkan sumber secara jelas apabila suatu pernyataan atau
pendapat berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
(g) Sikap tekun
Tidak mudah bosan atau mudah menyerah, dan bersedia mengulangi
eksperimen yang hasilnya meragukan; tidak akan berhenti melakukan
kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Senantiasa berusaha bekerja
secara sungguh-sungguh dengan cermat.
(h) Sikap terbuka
Mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan
orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
IV.Kiat memulis karya ilmiah/artikel
Dalam KBBI kata kiat memiliki 3 makna, yaitu: (1) kaku atau kejang tetang
anggota tubuh, bergeliat, salah urat, piuh; (2) akal (seni atau cara) melakukan; taktik;
dan (3) meng-iat, membuka kartu 4. Kaitannya dengan tulisan ini, maka arti yang
tepat adalah arti nomor 2, yaitu akal (seni atau cara) melakukan; taktik. Jadi, kiat
memulis karya ilmiah/artikel adalah seni, cara, atau taktik untuk melakukan kegiatan
menulis karya tulis ilmiah/artikel.
Sebagaimana telah disampaikan di atas, bahwa secara garis besar,
hambatan untuk menulis karya tulis ilmiah/artikel adalah tidak tahu apa yang akan
ditulis, tidak tahu cara menulis (karya tulis ilmiah/artikel), tidak suka menulis. Apabila
rasa malas sudah mulai berkurang segeralah:

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus versi online/daring (dalam jaringan),
http://kbbi.co.id/arti-kata/kiat

5
1. Bulatkan tekad, tanamkan niat ingin berkontribusi dan memberikan manfaat bagi
orang lain;
2. Kembangkan alam ide dengan cara sebagaimana bagan 2;
3. Mualilah menulis, walau tentang hal yang sederhana (lihat bagan 2);
4. Upayakan setiap hari ada yang ditulis, minimal merevisi tulisan yang sudah ada;
5. Baca beberapa jurnal yang sesuai dengan keahlian, dan mulai pelajari aturan
atau tata cara menulis artikel yang dapat dimuat pada jurnal tersebut. Sebagai
contoh, biasanya memuat aturan sebagai berikut:
Untuk artikel hasil penelitian
a. Tulisan diketik dengan spasi ganda pada kertas kuarto, jumlah 10-30
halaman dilengkapi abstrak (dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia)
sebanyak 100-150 kata, dan kata kunci (key words) sebanyak 5 pengertian
(deskriptor) untuk memudahkan penyusunan indeks.
b. Naskah dikirim ke alamat redaksi dalam bentuk ketikan dan disertai
disketnya atau melalui E-mail. Berkas naskah dalam disket diketik dengan
huruf atau font 12 karakter dengan menggunakan pengolah kata Microsoft
Word.
c. Artikel hasil penelitian harus memuat: judul, nama penulis, abstrak, kata
kunci, dan isi dengan sistematika: (1) Pendahuluan meliputi latar belakang,
rumusan masalah, dan tujuan penelitian.
d. Kerangka teoritis atau kajian pustaka dan hipotesis (jika ada), memaparkan
telaah/Kajian Literatur mencakup kajian teori dan hasil penelitian terdahulu
yang relevan untuk menyusun hipotesis atau proposisi riset dan model.
e. Metodologi riset berisi tempat dan waktu, populasi dan sampel, disain,
definisi operasional variable dan pengukurannya, teknik pengumpulan data,
dan teknik/metode analisis data.
f. Pembahasan, Simpulan, dan saran (terutama bagi peneliti kemudian).
g. Implikasi dan keterbatasan penelitian, menjelaskan implikasi temuan
(simpulan) dan keterbatasan penelitian.
h. Lampiran, memuat tabel, gambar dan instrumen riset yang digunakan.

Untuk artikel non penelitian, konseptual, pemikiran dan review teori


Sama seperti di atas, hanya beberapa hal khusus.
a. Judul, nama penulis, abstrak, kata kunci;
b. Isi: (1) Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah dan tujuan
penulisan; (2) Subjudul disesuaikan dengan kebutuhan (misalnya kajian
pustaka dan pembahasan serta pengembangan teori/konsep); (3) Simpulan
dan saran.

6
c. Daftar Pustaka/Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja).
d. Artikel resensi buku selain menginformasikan bagian-bagian penting dari
buku yang diresensi juga menunjukkan bahasan secara mendalam kelebihan
dan kelemahan buku tersebut serta membandingkan teori/konsep yang ada
dalam buku tersebut dengan teori/konsep dari sumber-sumber lain.
e. Khusus naskah hasil penelitian yang disponsori oleh pihak tertentu harus ada
pernyataan (acknowledgement) yang berisi informasi sponsor yang
mendanai dan ucapan terima kasih kepada sponsor tersebut.
f. Penulisan Daftar Pustaka/Rujukan/Referensi disajikan mengikuti tata
cara/kaidah umum yang berlaku.
g. Tata cara penyajian kutipan, tabel, dan gambar mengikuti ketentuan dalam
Pedoman Penulisan Artikel Jurnal.
h. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda
baca dan ejaan yang dimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

Lingkungan alam sekitar (termasuk diTelusuri


perjalanan): gejala/fenomana
Informasi, Konfirmasi (Tabayyun), Teliti (Riset

CERMATI (FIKR):
Diri sendiri (introfeksi): dari pengalaman masa kecilKeunikan,
hingga saat ini.DAN SAMPAIKAN
TULIS
BACA (IQRA) Kejanggalan, (BALIGHU)
Kontradisksi,
ketidakjelasan

Tulisan: Buku, artikel, makalah, koran, dsb.

Gambar 5.2: Kiat mengembangkan ide karya tulis ilmiah

RUJUKAN
Surat Edaran Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya tulis
ilmiah/artikel, www.diknas.go.id (diunduh 27 Nopember 2015)

7
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus versi online/daring (dalam jaringan),
http://kbbi.co.id/arti-kata/kiat

Anda mungkin juga menyukai