Anda di halaman 1dari 119

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.E P6A3 POST PARTUM NORMAL HARI

KE-0 DENGAN PRE EKLAMPSI BERAT (PEB) DI RUANG DAHLIA

RSUD KOTA BEKASI TANGGAL 11 15 JUNI 2015

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan
Diploma III Keperawatan Akper Bhakti Husada Bekasi

Disusun oleh :

ANGGI YOLANDA PUTRI

Nim : 0101012006

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA BEKASI

JULI 2015
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Ny. E P6A3 Post Partum

Normal Hari ke-0 Dengan Pre Eklampsi Berat Di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi

Tanggal 11-15 Juni 2015 telah diuji dan disahkan dihadapan penguji ujian sidang Karya

Tulis Ilmiah Akper Bhakti Husada Bekasi.

Bekasi, Juli 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

(Ns.Sisca Pri Andini, S.Kep, SPd.) (Ns. Mutianingsih, S.Kep) (Siti Komariah, SKp, M.Kep)

Mengetahui,

Direktur Akper Bhakti Husada

Iin Ira Kartika , SKM, MKM,

Nik. 27.0807.02
Akademi Keperawatan Bhakti Husada

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015

Anggi Yolanda Putri

ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Pada Ny. E P6A3 Post Partum Normal Hari ke-0 Dengan Pre

Eklampsi Berat (PEB) Di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi Tanggal 11-15 Juni 2015.

4 (i) + 91 hal (inti) + 1 tabel + 1 gambar + 7 lampiran

Latar belakang dari penulisan ini yaitu banyaknya post partum normal dengan PEB dimana
akan menyebabkan masalah yang lebih berat seperti kejang, dan dapat menyebabkan
kematian. Di RSUD Kota Bekasi terutama ruang dahlia jumlah persalinan normal dengan
PEB sebanyak 6 orang dengan frekuensi 2%. Tujuan penulisan kasus ini agar mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif. Metode penulisan yang
digunakan dalam menyusun penulisan karya ilmiah menggunakan metode deskriptif . Post
Partum adalah waktu periode dengan batasan waktu selama dan tepat setelah 6 minggu
melahirkan. Pre eklampsi berat adalah peningkatan tekanan darah, proteinuria, edema,
setelah minggu ke-20 kehamilan pada gravida yang sebelumnya normal. Dari hasil
pengkajian yang telah di lakukan pada Ny. E diperoleh masalah yang sesuai dengan
kebutuhan klien yaitu : Gangguan perfusi jaringan perifer, Resti infeksi, Keterbatasan
aktifitas, Kurang pengetahuan mengenai KB, Nutrisi ibu menyusui dan penangana anemia.
Beberapa kesenjangan yang terjadi pada masalah keperawatan yaitu pada teori terdapat
masalah gangguan rasa nyaman nyeri namun penulis tidak mengangkat diagnosa tersebut
karena tidak diprioritaskan. Intervensi dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi klien. Pada evaluasi hanya masalah gangguan perfusi jaringan perifer yang belum
teratasi. Rekomendasi penulis menunjukan kepada keluarga untuk ditingkatkan kembali
derajat kesehatan dengan makan makanan yang bergizi.

Daftar pustaka 12 buku dan 2 internet ( dari tahun 2000 2015).


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, Sholawat dan

salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW pemimpin terbesar umat manusia

sepanjang sejarah. Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ny. E P6A3 Post Partum

Normal Hari ke-0 Dengan Pre Eklampsi Berat (PEB) Di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi

Tanggal 11-15 Juni 2015.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis telah mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Ibu Dr.dr. Titi Masrifahati, MKM, selaku Direktur RSUD Kota Bekasi.

2. Ibu Sofie Handajany, SKp, M.kes, selaku Pengelola Akper Bhakti Husada dan

Pembimbing Akademik yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

3. Ibu Iin Ira Kartika, SKM. MKM, selaku Direktur Akper Bhakti Husada.

4. Ibu Ns. Sisca Pri Andini, S.Kep, SPd, selaku penguji ujian sidang Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu Ns. Mutianingsih, S.Kep, selaku penguji ujian sidang Karya Tulis Ilmiah.

6. Ibu Siti Komariah SKp, M.Kep, selaku penguji ujian sidang dan pembimbing dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah memberikan perhatian dan arahannya.

7. Bapak H. Fathurrozi, S.Pdi, M.Pdi yang telah menyediakan literatur buku perpustakaan.
8. Seluru staf dosen Akademi Keperawatan Bhakti Husada yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis selama menimba ilmu di institusi ini.

9. Kedua orang tua ( Papah dan Bundo ) dan adik ( Imel, Fina, Rizal) yang selalu

memberikan doa serta suport yang baik dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini.

10. Para keluarga besar yang jauh disana (nenek, kakek, tante, om, dll) yang selalu

mendoakan agar diberi kemudahan daam mengerjakan karya tulis ilmiah ini.

11. Team Maternitas ( Emma, Dewi, Kiki, Rosma, Teh siska, Noi, Iif, Ina, dan Suci ) yang

selalu kompak dan saling support satu sama lain.

12. Semua sahabat di Angkatan 13 Akper Bhakti Husada Bekasi yang saling memberikan

dukungan yang baik dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

13. Ny.E beserta keluarga yang telah bekerja sama dengan baik

Masih banyak lagi pihak pihak yang telah membantu dalam penulis dalam menyeesaikan

karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan banyak banyak terima kasih semoga amal dan

kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT. Karya tuisan ilmiah ini sungguh jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata, besar harapan penulis

semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi ilmu

pengetahuan dan ilmu keperawatan. Amin.

Bekasi, Juli 2015

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................i

ABSTRAK ................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Tujuan penulisan ............................................................................................. 5

C. Metode penulisan ........................................................................................... 6

D. Sistematika penulisan...................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dasar Teori ......................................................................................... 8

1. Post partum .............................................................................................. 8

2. Pre Eklampsi Berat................................................................................... 21

B. Konsep dasar Asuhan keperawatan ............................................................... 26


1. Pengkajian ............................................................................................... 26

2. Diagnosa keperawatan ............................................................................. 33

3. Intervensi.................................................................................................. 34

4. Implementasi............................................................................................ 41

5. Evaluasi ................................................................................................... 41

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus............................................................................................... 42

1. Pengkajian ............................................................................................... 42

2. Diagnosa .................................................................................................. 59

3. Intervensi ................................................................................................. 60

4. Implementasi ........................................................................................... 63

5. Evaluasi ................................................................................................... 72

B. Pembahasan ................................................................................................... 80

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ................................................................................................... 88

B. Rekomendasi ................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Patofisiologi preeklampsi berat.......................................................... 23


DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Data persalinan di ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi periode Desember

2014 Mei 2015. ................................................................................................. 5


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Surat Kunjungan Rumah dari Akademik

Lampiran 2. Lembar Surat Pengantar Kunjungan Rumah dari RSUD Kota bekasi

Lampiran 3. Pre planning Home Visit

Lampiran 4. Satuan Acara Pembelajaran

Lampiran 5. Leaflet

Lampiran 6. Foto dokumentasi

Lampiran 7. Lembar Konsul KTI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kematian maternal adalah kematian seorang wanita hamil atau 42 hari setelah

berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan

yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Dengan jaringan regional dan nasional

yang tersebar dibanyak negara, telah bekerja sama dengan lembaga lembaga

internasional lain seperti World Health Organization (WHO), United Nations

Population Fund (UNFP) dan United Nation Childrens Fund (UNICEF), serta badan

badan dunia lainnya, telah bergerak intensif mengadakan advokasi untuk menurunkan

kematian ibu hamil dan melahirkan (Depkes, 2004).

Negara negara di Asia termasuk di Indonesia adalah negara dimana setiap warga

perempuannya memiliki kemungkinan 20 60 kali lipat dibandingkan dengan negara

negara Barat dalam hal kematian ibu karena persalinan. Beberapa faktor penyebabnya

adalah faktor yang pertama berkaitan dengan faktor pelayanan kesehatan, termasuk

fasilitas yang kurang baik dan ketidakmampuan untuk menerima perlakuan yang khusus

oleh seorang ahli medis. Faktor yang kedua adalah faktor reproduksi perempuan sendiri,

yaitu perempuan yang terlalu muda atau tua, dimana badannya tidak kuat untuk

menangani persalinan. Sedangkan faktor yang ketiga adalah sosio-ekonomi, dimana

dalam faktor ini termasuk juga hal hal kemiskinan, buta huruf, dan kekurangan gizi.

1
Semua faktor tersebut jauh lebih sering muncul dinegara berkembang dari pada negara

maju (Depkes, 2004).

Indonesia merupakan negara yang mempunyai AKI tertinggi di ASEAN. Tahun

2010, AKI menjadi 228 per-100.000 (Depkes, 2010) dan ditargetkan pada tahun 2015

turun menjadi 104 per-100.000 kelahiran dan berdasarkan distribusi presentase

penyebab kematian ibu melahirkan diketahui bahwa penyebab kematian ibu yaitu

sebesar 28% perdarahan, 24% eklampsia, 11% Infeksi, 5% abortus, 5% persalinan lama,

3% emboli obat, 8% komplikasi masa puerperium, 11 % lain lain. Di Provinsi Jawa

Barat, angka kematian ibu pada tahun 2010 relatif tinggi yaitu 321 per 100.000

kelahiran (Depkes, 2010).

Pre-eklampsia dan gangguan hipertensi lainnya selama kehamilan menyebabkan

76.000 kematian ibu dan bayi 500.000 setiap tahun. Pada saat diobati pre-eklampsia

dapat menyebabkan hal yang serius, fatal, bahkan komplikasi, bagi ibu dan bayi. Kondisi

ini memberikan kontribusi yang siginifikan terhadap morbiditas neonatal dan penyebab

kedua kematian ibu (Depkes, 2010).


Data persalinan di Ruang dahlia RSUD Kota bekasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Data persalinan di ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi periode Desember 2014 Mei 2015

No Jenis Persalinan Jumlah Presentasi


1. Pospartum Normal 90 27%

- Pre Eklampsi Berat 6 2%


- PER 9 3%
- KPD 11 3%
- prematur 3 1%
- Sungsang 8 2%
- Gemeli 8 2%
- Riwayat sc 4 1%
- HDK 2 1%
- dll 16 5%
- Tanpa indikasi 23 7%

2. Secsio caesarea 244 73%

Secsio caesarea atas indikasi


- Riwayat Sc 74 22%
- Letaksungsang 24 7%
- KPD 25 7%
- Pre Eklampsi Berat 27 8%
- Oligo 28 8%
- HDK 13 4%
- CPD 13 4%
- Letak lintang 9 3%
- Big baby 6 2%
- Partus tak maju 20 6%
- Gemeli 5 2%

Jumlah 334 100% 100%

Sumber : Rekam Medis Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi


Berdasarkan data Rekam Medis diruang Dahlia yang penulis dapatkan selama 6

bulan terakhir, yaitu periode Desember 2014 Mei 2015 didapatkan besar masalah post

partum normal dengan patologis, dimana post partum dengan Pre Eklampsi Berat

sebanyak 3 orang, dan Secsio caesarea dengan indikasi Pre Eklampsi Berat sebanyak 22

orang. Perbandingan Post partum normal dan Secsio caesarea dengan Pre Eklampsi

Berat yaitu 1 : 7. Hal ini menunjukan bahwa pada kasus Pre Eklampsi Berat, proses

persalinan banyak dilakukan dengan cara Secsio caesarea.

Pada kasus Post Partum dengan Pre Eklampsi Berat memerlukan perhatian yang

serius dalam perawatan dan pengobatannya. Jika penanganan tidak dilakukan, klien

dapat mengalami komplikasi seperti kejang kejang, gagal ginjal, gagal jantung, ablasio

retina / kebutaan, edema paru, perdarahan otak bahkan bisa mengalami kematian. Untuk

itu pada kasus tersebut perlu dilakukan penangan yang serius untuk mencegah

komplikasi tersebut. (Reeder, 2011 : hal.242).

Berdasarkan hal hal tersebut diatas penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini

menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul :

Asuhan Keperawatan Pada Ny.E P6A3 Post Partum Normal Hari ke-0 dengan

Pre Eklampsi Berat (PEB) Di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi Tanggal 11 15

Juni 2015
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan langsung dan komprehensif pada Ny.E

P6A3 Post Partum Normal dengan Pre Eklampsi Berat meliputi biologis, psikologis,

sosial, dan proses pendekatan keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada Ny. E dengan P6A3 Post Partum Normal

Hari ke-0 dengan Pre Eklampsi Berat Di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi.

b. Mampu menyusun rencana keperawatan pada Ny. E dengan P6A3 Post Partum

Normal Hari ke-0 dengan Pre Eklampsi Berat Di Ruang Dahlia RSUD Kota

Bekasi.

c. Mampu melaksanakan implementasi pada Ny. E dengan P6A3 Post Partum

Normal Hari ke-0 dengan Pre Eklampsi Berat Di Ruang Dahlia RSUD Kota

Bekasi.

d. Mampu melaksanakan evaluasi pada Ny. E dengan P6A3 Post Partum Normal

Hari ke-0 dengan Pre Eklampsi Berat Di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi.

e. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada Ny. E dengan P6A3

Post Partum Normal Hari ke-0 dengan Pre Eklampsi Berat Di Ruang Dahlia

RSUD Kota Bekasi.

f. Mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek asuhan keperawatan

pada Ny. E dengan P6A3 Post Partum Normal Hari ke-0 dengan Pre Eklampsi

Berat Di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi.


C. Metode penulisan

Penyusunan karya tulis ilmiah ini, menggunakan metode deskriptif yang

berbentuk studi kasus, yaitu penulisan yang menerangkan sebuah kasus meliputi

pengumpulan data dan menarik kesimpulan yang diamati.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

adalah :

1. Anamnesa

Anamnesa adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien/keluarga pasien dan

dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh

keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien

Anamnesa ini dilakukan setiap saat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan

keluarga melalui wawancara mengenai keluhan klien saat ini.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkui dan auskultasi pada

klien untuk mendapatkan data yang akurat, yang berkaitan dengan masalah yang

dialami klien.

3. Observasi

Suatu tehnik yang dilakukan dalam mengidentifikasi keadaan klien melalui

pengamatan secara langsung

4. Studi dokumentasi

Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen keperawatan serta catatan rekam

medik lainnya.
5. Studi kepustakaan

Pengumpulan data dengan cara membaca dan mepelajari beberapa sumber atau

referensi yang ada kaitannya dengan kasus.

D. Sistematika penulisan

Karya tulis ilmiah ini terdiri dari 4 BAB, meliputi :

BAB I Pendahuluan yang berisi : latarbelakang, tujuan, penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teori berisi : Konsep dasar Post partum meliputi pengertian post

partum, anatomi fisiologi sistem reproduksi, tahapan masa nifas, perubahan anatomi

pada masa post partum, perubahan psikologis post partum. Konsep Dasar Pre eklampsi

Berat meliputi pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan

penunjang, perawatan dan penanganan, serta komplikasi. Konsep dasar asuhan

keperawatan post partum normal dengan Pre Eklampsi Berat meliputi Pengkajian,

Diagnosa, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.

BAB III Tinjauan Kasus Dan Pembahasan yang berisi : Tinjauan kasus yang meliputi

Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi. Pembahasan

menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek.

BAB IV Penutup yang berisi : kesimpulan dan rekomendasi.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar teori

1. Post partum

a. Pengertian

Pascapartum atau peurperium adalah masa enam minggu sejak bayi lahir

sampai organ organ reproduksi kembali keadaan normal sebelum hamil (Bobak,

2005. hal :492).

Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu

kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota

keluarga baru (Mitayani, 2009).

Post partum normal merupakan kelahiran bayi melalui vagina dengan letak

belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai pertolongan istimewa serta tidak

melukai ibu dan bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu 24 jam.

(Hutahean, 2009 hal: 109).

Masa nifas (peurperium) didefinisikan sebagai periode dengan batasan waktu

selama dan tepat setelah 6 minggu melahirkan. (Leveno, 2009).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Post Partum

adalah masa setelah melahirkan 1 jam 6 minggu yang ditandai adanya

pengembalian organ reproduksi ke keadaan semula, sedangkan post partum normal


adalah melahirkan bayi tanpa pertolongan istimewa terkecuali episiotomi dalam

waktu 24 jam.

b. Anatomi fisiologi sistem reproduksi

Menurut manuaba (2007) sistem reproduksi terbagi 2 macam diantaranya :

1) Genetalia eksterna

a) Mons pubis

Mons pubis atau mons veneris merupakan bantalan jaringn lemak mulai

dari simfisis pubis sampai ke vulva. Bagian ini tertutup oleh rambut, makin

kebawah semakin tipis dan sebagian rambut menutupi labium mayus.

b) Labia mayora

Labia mayora merupakan dua lipatan kulit panjang melengkung yang

menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis.

Sensitivitas labia terhadap sentuhan nyeri dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan

adanya jaringan saraf yang menyebar luas dan berfungsi selama rangsangan

seksual.

c) Labia minora

Labia minora terletak diantara dua labia mayora, merupakan lipatan

kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut, memanjang ke arah bawah

dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette.

d) Klitoris

Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang

diletakan tepat dibawah arkus pubis. Klitoris dianggap sebagai kunci seksual
wanita karena jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak

membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan, dan sensasi

tekanan.

e) Vestibulum

Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau

lonjong, terletak diantara labia minora, klitoris dan fourchette. Pada

vestibulum, terdapat enam muara/lubang, yaitu orifisium uretra, vagina,

sepasang kelenjar Bartholin, dan sepasang kelenjar Skene. Diantara vagina

dan fourchette terdapat fossa navikulare.

f) Fourchette

Merupakan lipatan jaringan transversal yang piih dan tipis terletak pada

pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora digaris tengah bawah

orifisium vagina.

g) Perineum

Merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina

dan anus.

2) Genetalia interna

a) Ovarium

Terletak disetiap sisi uterus, dibawah dan dibelakang tuba fallopi. Dua

fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon,

ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid


(estrogen, progesteron, dan androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi wanita normal.

b) Tuba fallopi

Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba memanjang

kearah lateral, mencapai ujung bebas ligamen lebar dan berlekuk-lekuk

mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba kira-kira berdiameter 0,6 cm.

c) Uterus

Merupakan organ berlindung tebal, muscular pipih cekung yang tampak

mirip seperti buah pir yang terbalik. Pada wanita dewasa yang belum pernah

hamil berat uterus 60 gr (2 ons).

d) Vagina

Suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu merangsang

secara luas. Panjang dinding anterior vagina sekira 7,5 cm dan posterior 9cm.

Vagina berfungsi sebagai organ untuk koitus dan jalan lahir.

c. Tahapan nifas

Menurut Hutahean (2004 : hal. 110) masa nifas dibagi 3 tahap yaitu:

1) Periode pasca persalinan yaitu : 24 jam pasca persalinan

2) Periode peurperium dini yaitu minggu pertama pasca persalinan

3) Periode peurperium lanjut yaitu 6 12 minggu pasca persalinan.


d. Perubahan Anatomi pada masa post partum

1) Sistem reproduksi

a) Uterus

(1) Proses involusi

Proses involusi merupakan proses kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat

kontraksi otot otot polos uterus.

Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada digaris tengah,

kira kira 2 cm dibawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada

promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira kira sama dengan

besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (beratnya kira kira

1000 gram).

Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai 1cm di atas

umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi

berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira kira 1 2cm setiap 24

jam. Pada hari pascapartum ke-6, fundus normal akan berada di

pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak bisa

dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascapartum. (Bobak,2005)

(2) Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bemakna segera

setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respons terhadap penurunan

volume intrauterin yang sangat besar. Hemostasis pascapartum dicapai


terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium. Selama 1 2

jam pascapartum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi

tidak teratur, karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi

uterus selama masa ini biasanya suntikan oksitosin secara intravena atau

intramuskular diberi segera setelah plasenta lahir. (Bobak,2005)

(3) After pains

Rasa sakit, yang disebut after pains disebabkan kontraksi rahim,

biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan

pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat

diberikan obat-Analgetik. Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya

akan meningkatkan nyeri, hal ini dikarenakan keduanya merangsang

kontraksi uterus. (Bobak, 2005)

(4) Tempat plasenta

Setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, konstriksi vaskular dan

trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan

bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas menyebabkan

pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentuan jaringan parut

yang menjadi karakteristik penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka

yang unik ini memampukan endometrium menjalankan siklusnya seperti

biasanya dan memungkinkan implantasi dan plasentasi untuk kehamilan


dimasa yang akan datang. Regenerasi endometrium selesai pada akhir

minggu ketiga pascapartum. (Bobak,2005)

(5) Lokia

Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir disebut lokia yang

terjadi setelah melahirkan hingga 3 minggu pertama pascapartum yang

berisi cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa

nifas dengan 4 tipe yaitu :

i. Lokia Rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-

sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2

hari pasca persalinan yang mengandung sel sel epitel, eritrosit,

leukosit da desidua.

ii. Lokia Sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan

iii. Lokia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada

hari ke 7-10 pasca persalinan yang mengandung desidua, eritrosit,

leukosit, lendir serviks, dan mikroorganisme.

iv. Lokia alba : cairan putih, setelah 10 hari 3 minggu pascapartum

yag mengandung leukosit, desidua, epitel, lemak, lendir serviks,

kristal kolesterol. (Stright,2005)


b) Serviks

Serviks menjadi lunak setelah ibu melahirkan. 18 jam pascapartum,

serviks memendek dan konsistensinya lebih padat dan kembali ke bentuk

semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edema, tipis dan rapuh

selama beberapa hari melahirkan. Ektoserviks (bagian serviks yang menonjol

ke vagina) terlihat memar dan kemungkinan ada laserasi kecil. Muara serviks,

yang berdilatasi 10cm sewaktu melahirkan, menutup secara bertahap. Dua

jari mungkin masih dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke-4

sampai hari ke-6. Post partum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat

dimasukkan pada akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna tidak akan

berbentuk lingkaran sebelum melahirkan tetapi terlihat memanjang seperti

celah. (Bobak, 2005)

c) Vagina dan perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan

mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang

akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah

bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu ke-4, walaupun

tidak akan semenonjol pada wanita nuli para (wanita yang belum pernah

melahirkan bayi). Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen.

Mukosa tetap atrofi pada wanita yang menyusui sekurang kurangnya

sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring


pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan

jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa vagina.

Pada awalnya, introitus (lubang vagina) mengalami eritematosa dan

edema, terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi. Perbaikan yang

cermat, pencegahan, atau pengobatan dini hematoma dan hygiene yang baik

selama 2 minggu pascapartum biasanya membuat introitus dengan mudah

dibedakan dari introitus nulipara. Pada umumnya episiotomi hanya mungkin

dilakukan bila wanita berbaring miring dengan bokong diangkat atau

ditempatkan pada posisi litotomi. Penerangan yang cukup diperlukan supaya

luka episiotomi dapat terlihat jelas. Perhatikan adanya tanda tanda infeksi

REEDA ( Red, Edema, Echimosis, Discharge, Aproximation) sehingga

memerlukan perawatan yang lebih. (Bobak, 2005).

d) Abdomen

Apabila wanita berdiri dihari pertama setelah melahirkan,

abdomennya akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak masih

seperti hamil. Dalam 2 minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita

tersebut akan rileks. Diperlukan waktu sekitar 6 minggu untuk dinding

abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Kulit memperoleh kembali

elastisitasnya, tetapi sejumlah kecil striae menetap. Pengembalian tonus otot

bergantung kepada kondisi tonus sebelum hamil, latihan fisik yang tepat, dan

jumlah jaringan lemak. Pada keadaan tertentu, dengan atau tanpa ketegangan

yang berlebihan, seperti bayi besar atau hamil kembar, otot otot dinding
abdomen memisah, suatu keadaan yang sering disebut diastasis rekti

abdominalis. (Bobak,2005)

e) Payudara

Terjadinya penurunan cepat kadar estrogen dan progesteron, dengan

peningkatan sekresi prolaktin setelah melahirkan. Payudara akan lebih besar

dan lebih keras terjadi karena laktasi (pembengkakan primer). Kongesti

berkurang dalam 1 2 hari. Kolostrum sudah ada pada waktu melahirkan,

ASI diproduksi pada hari ke-3 atau ke-4 pascapartum.

Di dalam payudara, prolaktin menstimulasi sel sel alveolar untuk

menghasilkan susu. Penghisapan bayi baru lahir memicu pelepasan oksitosin

dan kontraktilitas sel sel mioepitelial, yang menstimulasi aliran susu.

Jumlah rata rata ASI yang dihasilkan dalam 24 jam meningkat sejalan

dengan waktu. (Bobak,2005).

2) Sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi

penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah

uterus. Saat pasca partum norrmal, ibu akan mengalami pengeluaran darah

sebanya 300 400 ml. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang

menyebabkan volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal.

Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini

klien mengalami sering kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi


retensi cairan sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama

kehamilan (Stright,2005).

3) Sistem perkemihan

Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses

melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih

dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali disertai hemoragi.

(Straight,2005)

4) Sistem pencernaan

Motilitas dan tonus otot gastrointestinal kembali ke keadaan seperti semula

dalam 2 minggu pascapartum. Konstipasi terjadi selama periode pascapartum

awal karena penurunan tonus otot usus, rasa tidak nyaman pada perineum dan

kecemasan. Hemoroid merupakan masalah yang umum dalam periode

pascapartum awal karena tekanan pada dasar panggul dan mengejan selama

persalinan. (Stright,2005)

5) Sistem integumen

Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya

setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan

panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya. (Straight,2005)


e. Perubahan psikologis post partum

1) Konsep esensial

Periode pascpartum menggambarkan suatu waktu stress emosional bagi

ibu baru, menjadi lebih sulit dengan perubahan fisiologi besar yang terjadi.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan transisi ke peran menjadi orang tua

selama periode pasca partum meliputi :

a) Respons dan dukungan keluarga serta teman

b) Hubungan pengalaman kelahiran dengan harapan dan aspirasi.

c) Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak sebelumnya

d) Pengaruh budaya

2) Periode Pascapartum

Rubin (1997) dalam buku Keperawatan ibu-bayi baru lahir (Stright, 2005)

menjelaskan periode ini terjadi dalam 3 tahap, yaitu :

a) Periode taking in

Periode ini terjadi 1 2 hari setelah melahirkan, ibu baru biasanya

bersifat pasif dan bergantung, energi difokuskan pada perhatian ke

tubuhnya.

Ibu akan mengulang kembali pengalaman persalinan dan

melahirkannya. Ibu akan membutuhkan tidur yang nyenyak karena

keletihan dan dalam proses pemulihan. Nutrisi tambahan mungkin

diperlukan karena selera makan ibu biasanya meningkat, selera makan


yang buruk menandakan tanda bahwa proses pemulihan tidak berjalan

dengan normal.(Stright,2005).

b) Periode taking hold

Periode ini berlangsung 2 4 hari setelah melahirkan, ibu akan

menaruh perhatian pada kemampuannya untuk menjadi orang tua yang

berhasil dan menerima peningkatan tanggung jawab pada bayinya. Ibu

berfokus pada pengembalian kontrol terhadap fungsi tubuhnya. Ibu

berusaha untuk terampil dalam perawatan bayi baru lahir (Stright,2005).

c) Periode letting go

Periode ini umumnya setelah ibu kembali ke rumah, ini melibatkan

waktu reorganisasi keluarga. Ibu menerima tanggung jawab untuk

perawatan bayinya, ia harus beradaptasi terhadap ketergantungan bayinya

dan beradaptasi terhadap penurunan otonomi kemandirian, dan interaksi

sosial. Biasanya depresi pascapartum terjadi selama periode ini. Depresi

pascapartum merupakan perasaan kekecewaan setelah melahirkan

berhubungan dengan hebatnya pengalaman melahirkan dan keraguan akan

kemampuan untuk mengatasi kebutuhan membesarkan anak secara efektif.

(Straight,2005).
2. Pre eklampsi berat

a. Pengertian

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema

akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul

akibat kelainan neurologi (Mansjoer, 2000).

Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan

timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria positif +3 dan

atau disertai edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Norma & Dwi : 2009).

Preeklampsi berat adalah, adanya peningkatan tekanan darah, proteinuria atau

edema setelah minggu ke-20 kehamilan pada gravida yang sebelumnya normal.

(Reeder, 2011).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bawa preeklampsia

berat adalah adanya peningkatan tekanan darah melebihi 160/110 mmHg dengan

gejala khas seperti edema, proteinuria, dan oliguria.

b. Faktor Resiko

Menurut Reeder (2011) terdapat banyak faktor untuk terjadinya hipertensi dalam

kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut :

1) Primigravida (seorang wanita yang hamil baru pertama kali hamil),

2) Primipaternitas ( kehamilan anak pertama dengan suami yang kedua).

Bedasarkan teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin dinatakan

bahwa ibu multipara (wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih
dari satu) yang menikah lagi mempunyai resiko lebih besar untuk

terjadinya preeklmpsi dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.

3) Diabetes mellitus.

4) Umur yang ekstrim, <20 tahun dan >35 tahun.

5) Penyakit penyakit ginjal.

6) Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi akibat

akumulasi jaringan lemak berlebihan sehingga dapat mengganggu

kesehatan.

7) Riwayat hipertensi dan preeklampsi dalam keluarga

8) Baby giant.

c. Tanda dan gejala Pre Eklampsi Berat

1) Tekanan darah melebihi 160/110 mmHg.

2) Protenuria ialah adanya 300 mg protein dalam urine selama 24 jam, pada

pemeriksaan laboratorium, dikatakan protinuria apabila hasil pemeriksaan

positif (+), pada preeklampsi berat hasil proteinuria dapat mencapai hingga

positif 3 (+++).

3) Edema pada kaki, wajah bahkan dapat menyebabkan edema pada paru-paru

4) Oliguria ( kurang dari 400mL/24 jam)

5) Sakit kepala

6) Pandangan buram

7) Dispnea (sulit bernafas, karena adanya edema pada paru-paru)

8) Nyeri pada epigastrium


9) Mual dan muntah. (Stright, 2005 hal : 255)

d. Patofisiologi

Gambar 1.

Skema Patofisiologi Preeklampsi Berat

Robson, (1997). Patofisiologi Preeklampsi Berat.


e. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan darah :

a) Hematokrit > 40 %

b) Trombosit <100 Ribu/uL

c) Kreatinin >1,0 mg/dL

2) Urine

a) Protein urin positif 3 (+++) hingga lebih. (Bobak,2005)

f. Perawatan dan penanganan preeklampsi berat

Menurut Mansjoer (2000) perawatan dan penangan klien dengan preeklampsi

berat antara lain :

1) Monitoring selama di rumah sakit

Pemeriksaan sangat teliti diikuti dengan observasi harian tentang tanda-tanda

klinik berupa: nyeri kepala, gangguan fisus, nyeri epigastrum, dan kenaikan

cepat berat badan. Selain itu, perlu dilakukan penimbangan berat badan,

pengukuran proteinuria, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan lab, dan

pemeriksaan USG dan Kardiotokografi (KTG). (Mansjoer,2000)

2) Manajemen umum perawatan preeklampsi berat

a) Infus RL atau dekstrosa 5% beikan dosis 2 gr dengan 20 tpm dalam 10

menit dan dilanjutkan 2gr MgSO4/jam sampai tekanan darah stabil

<140/100 mmHg.

Persyaratan MgSO4 :

(1) Refleks patela (+) atau biseps refleks.


(2) Human sign (-)

(3) Tidak ada gangguan pernafasan

(4) Terdapat peningkatan haluaran produksi urin (Manuaba, 2007 hal:

410).

b) Berikan nipedipine 3x10 mg per oral bila pada jam ke-4 jika belum ada

penurunan tekanan darah.

c) Lakukan induksi persalinan, dengan berikan oksitosin 5 IU dalam infus

dekstrose 5% mulai dari 4 tpm 20 tpm.

d) Jika persalinan pervaginam tidak memungkinkan, lakukan secsio caesaria.

e) Saat post partum, hentikan pemberian MgSO4 hingga pada post partum

jam ke-6, lanjutkan terapi nipedipine 3x10 mg berikan makanan tinggi

protein. Berikan diuretik 40 mg untuk mencegah edema pada ekstremitas

dan paru-paru.

f) Berikan Antiperetik: bila suhu diatas 38,50

g) Antibiotik atas indikasi

h) Analgetik: pethidin 50-75 mg sekali saja. (Mansjoer,2000)

g. Komplikasi

1) Atonia uteri adalah tidak adanya kontraksi uterus dalam 15 menit setelah

plasenta lahir.

2) Sindrom HELLP ( Hemolysis yang merupakan kerusakan sel darah merah,

Elevated liver Enzimes merupakan peningkatan enzim hati, Low Platelet

count penurunan platelet/ trombositopenia).


3) Ablasio retina adalah terpisahnya/terlepasnya retina dari jaringan penyokong

di bawahnya.

4) Gagal ginjal

5) Perdarahan otak

6) Syok dan kematian (Yulianti, 2006).

B. Konsep dasar asuhan keperawatan.

Proses keperawatan merupakan proses atau metode ilmiah karena merupakan suatu

upaya untuk melaksanakan hal tertentu yang umumnya mencakup beberpa langkah guna

mencapai satu hasil. Langkah atau tahapan pada proses keperawatan meliputi lima

tahapan, yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, rncana tindakan keperawatan,

implementasi dan evaluasi (Doengoes, 2001).

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Identitas klien

Nama, alamat, tempat tanggal lahir, suku, jenis kelamin, agama, tanggal

masuk RS, tanggal pengkajian, no medrek, dan diagnosa medis

2) Identitas penanggung jawab

Nama, alamat, usia, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien.

3) Keluhan utama

Keluhan yang paling dirasakan oleh klien post partum dengan PEB saat

pengkajian meliputi keadaan tubuh yang lemah, dan sakit kepala


4) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat ibu saat mengalami keluhan mulas, keluar air ketuban bercampur

darah, peningkatan tekanan darah dan terdapat edema, pemberian terapi,

menjalankan partus normal hingga pasca melahirkan.

5) Riwayat kesehatan masa lalu

Menanyakan pada klien mengenai penyakit yang pernah dialami, serta

pengalaman di rawat.

6) Riwayat kesehatan keluarga

Menanyakan penyakit yang diturunkan oleh keluarga, pada klien dengan

Pre Eklampsi Berat, kemungkinan memiliki penyakit keturunan dengan

hipertensi.

7) Riwayat ginekologi dan obstetri

a) Ginekologi

i. Riwayat menarche

Tanyakan kepada ibu mengenai usia haid pertama kali, siklus

haid, lamanya haid, banyaknya haid, HPHT, dan taksiran partus.

ii. Riwayat perkawinan

Menanyakan usia pernikahan, lamanya pernikahan, dan

pernikahan yang keberapa.

iii. Riwayat keluarga berencana

Menanyakan jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil,

waktu dan amanya penggunaan alat kb, masalah kb, jenis


kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan, dan jumlah

anak yang diinginkan.

b) Riwayat obstetri

i. Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu.

Menanyakan tanggal partus dari masing masing anak klien,

umur kehamilan, jenis partus tempat/penolong saat partus, jenis

kelamin, BB bayi, masalah saat kehamilan, masalah saat lahir,

masalah saat nifas dan masalah pada bayi serta keadaan anak.

ii. Riwayat kehamilan sekarang

Menanyakan usia kehamilan, keluhan waktu hamil, kapan

gerakan anak pertama dirasakan, imunisasi, peningkatan BB

selama hamil pemeriksaan kehamilan, tempat pemeriksaan

kehamilan.

iii. Riwayat persalinan sekarang

Menanyakan dan melihat dokumentasi tanggal persalinan, jenis

persalinan, perdarahan, jenis kelamin bayi, BB bayi, dan Apgar

score.

8) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Biasanya keadaan umum klien lemah dengan kesadaran

compos mentis.
b) Sistem reproduksi

Inspeksi payudara biasanya dilihat dari kebersihan areola dan

puting, dilihat keadaan puting apakah keluar atau kedalam terdapat

pembesaran payudara dan hiperpigmentasi aerola. Palpasi payudara

biasanya terdapat bendungan asi jika ibu belum memberikan asi

untuk bayinya, periksa pengeluaran asi/ kolostrum, terdapat

kolostrum atau tidak. Palpasi uterus, periksa konsistensi uterus,

apakah keras atau lembik, apakah ada kontraksi atau tidak, periksa

tinggi fundus uterus, dan periksa diaktesis rektus abdominalis.

Pada vagina, inspeksi perineum terdapat episiotomi dan laserasi atau

tidak, inspeksi warna lokia, jumlah lokia, dan bau lokia.

c) Sistem pernafasan

Pada hidung, inspeksi kebersihan hidung, terdapat sumbatan

jalan nafas atau tidak. Pada dada, inspeksi keseimbangan dada saat

bernafas, terdapat retraksi dada atau tidak, perkusi dada hasilnya

pekak dan redup, auskultasi suara nafas hasilnya vesikuler, dan kaji

RR klien. Pada klien dengan PEB, biasanya ditemukan RR yang

meningkat, hal ini dikarenakan adanya edema pada paru-paru.

d) Sistem kardiovaskuler

Pada mata, inspeksi konjungtiva klien kemungkinan

konjungtiva anemis post partum, sklera an ikhterik, palpasi

peningkatan vena jugularis pada leher, palpasi arteri karotis,


aukultasi suara jantung S1 dan S2 normal, pada klien post partum

dengan PEB kemungkinan tekanan darah masih tinggi, CRT <3

detik, nadi normal.

e) Sistem pencernaan

Pada mulut, inspeksi kelembapan bibir, kebersihan mulut dan

gigi. Pada abdomen, lakukan auskultasi terlebih dahulu untuk

mendengarkan bising usus. Perkusi ke-4 kuadran hasilnya timpani,

palpasi kemungkinan ada nyeri tekan. Inspeksi anus, kemungkinan

adanya hemoroid pada ibu post partum.

f) Sistem perkemihan

Tidak ada distensi pada kandung kemih, pada klien post

partum dengan preeklampsi berat, terdapat proteinuria dan oliguria.

g) Sistem integumen

Pada kepala, inspeksi kesimetrisan kepala, kebersihan rambut

dan kulit kepala, palpasi kepala dan tanyakan ada tidaknya keluhan

sakit kepala. Pada wajah, inspeksi adanya kloasma gravidarum,

edema wajah dan hiperpigmentasi wajah. Pada kulit, inspeksi

kebersihan kulit, palpasi kelembaban kulit dan turgor kulit.

h) Sistem endokrin

Palpasi leher kemungkinan adanya pembesaran kelenjar tiroid,

palpasi ketiak dan inguinal, kemungkinan adanya pembesaran

kelenjar getah bening.

i) Sistem muskuloskeletal
Kaji reflek patela, kaji adanya varices, kaji homans sign

kemungkinan adanya trombophlebitis yang menyebabkan

pendarahan post partum.

9) Pola aktivitas sehari hari

a) Pola nutrisi dan cairan

Tanyakan pada klien mengenai frekuensi makan dan minum,

jenis dan kebiasaan makanan dan minum, porsi makan dan minum.

b) Pola eliminasi

Tanyakan pada klien mengenai frekuensi BAB dan BAK, pada

ibu post partum ibu akan mengalami konstipasi, warna BAB dan

BAK, bau BAB dan BAK, konsistensi BAB dan BAK.

c) Pola tidur dan istirahat

Tanyakan waktu dan lamanya istirahat dan tidur klien,

kemungkinan pada ibu post partum akan lebih sering mengantuk dan

tidur.

d) Pola personal hygiene

Tanyakan pada klien mengenai kebersihan diri, mandi,

keramas, menggosok gigi dan menggunting kuku.

10) Aspek psikososial dan spiritual

i. Pola pikir dan persepsi

Menanyakan dan kaji pengetahuan klien mengenai cara

memberi ASI, makanan tambahan pada bayi, nutrisi ibu menyusui,


perencanaan imunisasi untuk bayi, dan cara memandikan serta

perawatan tali pusat.

ii. Persepsi

Menanyakan pada klien tentang hal yang dipikirkan saat ini,

harapan setelah perawatan, dan perubahan yang dirasa setelah

melahirkan.

iii. Konsep diri

Menanyakan pada klien mengenai gambaran diri, peran, ideal

diri, identitas diri, dan harga diri.

11) Pemeriksaan penunjang

Pada post partum dengan PEB, ditemukan data yang paling

menunjang pada pemeriksaan lab yaitu pemeriksaan urin yang meliputi

protein dalam urine positif 3, reduksi urine, bilirubin urine, sedimen urine.

12) Terapi medis

Pada post partum dengan PEB, diberikan terapi cairan intra vena,

antihipertensi, antibiotik, analgetik untuk meredakan sakit kepala dan nyeri

pada uterus, serta penambah darah.

b. Analisa data

Pengelompokan data adalah pengelompokan data data klien untuk keadaan

tertentu, dimana klien mengalami permasalahan kesehatan ataupun keperawatan

berdasarkan kriteria permasalahannya (Doengoes, 2001)


2. Diagnosa keperawatan

Menurut Doengoes ( 2001), diagnosa yang timbul pada klien post partum normal

antara lain :

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma jaringan perineum

dan kontraksi uterus berlebih.

b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya kuman pada luka

episiotomi, luka peurperium.

c. Gangguan eliminasi berhubungan dengan obstruksi uretra sekunder terhadap

oedema uretra.

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan setelah melahirkan.

e. Konstipasi berhubungan dengan penurunan sensitivitas colon.

f. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan cemas, gelisah, factor

eksternal perubahan lingkungan.

Sedangkan diagnosa yang timbul pada klien dengan PEB antara lain :

a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya volume

plasma. (Green, 2012).

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan permeabilitas kapiler

meningkat. (Green, 2012).


3. Intervensi keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dan proses

keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan pemecahan masalah dan

menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Doengoes,

2001).

Perencanaan pada kasus klien post partum normal adalah sebagai berikut :

a. Diagnosa post partum normal.

1) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma jaringan

perineum dan kontraksi uterus berlebih.

Tujuan :

Nyeri berkurang atau hilang

Kriteria hasil :

a) Ekspresi wajah klien tenang.

b) Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.

c) Skala nyeri kurang dari 4.

d) Nadi antara 60-80 kali permenit.

Intervensi :

a) Kaji sebab-sebab nyeri pada klien.

Rasional : mengidentifikasi penyebab nyeri

b) Ajarkan pada klien tentang metode distraksi dan relaksasi.

Rasional : mengurangi rasa nyeri


c) Anjurkan pada klien untuk melakukan kompres dingin pada daerah

perineum.

Rasional : mengurangi rasa nyeri pada perineum

d) Kolaborasi pemberian analgestik sesuai instruksi dokter.

Rasional : mengurangi rasa nyeri

2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya kuman pada luka

episiotomi.

Tujuan :

Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

a) Tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah sekitar luka episiotomi

maupun laserasi.

b) Tanda-tanda vital normal.

c) Jumlah sel darah putih normal.

d) Pengeluaran lokia normal.

Intervensi :

a) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.

Rasional : mencegah terjadinya infeksi.

b) Monitor tanda-tanda vital.

Rasional : mengidentifikasi keadaan umum klien


c) Monitor tanda-tanda infeksi pada daerah luka episiotomi.

Rasional : mengidentifikasi adanya infeksi

d) Kaji pengeluaran lokia, warna, jumlah dan bau

Rasional : mengetahui adanya infeksi pada peurperium

e) Beri perawatan pada luka episiotomi dengan menggunakan teknik

septik dan antiseptik.

Rasional : mencegah terjadinya infeksi

f) Anjurkan pada klien agar menjaga kebersihan perineum dengan

perineum care.

Rasional : mencegah terjadinya infeksi

g) Berikan kolaborasi terapi antibiotik

Rasional : mencegah terjadinya infeksi

3) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi uretra sekunder

terhadap oedema uretra.

Tujuan :

Kebutuhan eliminasi urin dapat terpenuhi.

Kriteria hasil :

a) Klien dapat mengosongkan kandung kemih 4-8 jam setelah

melahirkan.

b) Klien tidak merasakan ketegangan pada kandung kemih.

Intervensi :
a) Kaji intake cairan klien mulai terakhir saat pengosongan kandung

kemih.

Rasional : mengidentifikasi pemasukan cairan klien.

b) Kaji jumlah urin yang dikeluarkan.

Rasional : mengidentifikasi pengeluaran cairan.

c) Jika klien tidak bisa mengeluarkan sendiri secara spontan,

kolaborasi untuk pemasangan kateter.

Rasional : Mempermudah klien dalam BAK

4) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan setelah melahirkan.

Tujuan :

Kebersihan diri klien terpenuhi.

Kriteria hasil :

Klien dapat melakukan perawatan diri secara bertahap.

Intervensi :

a) Kaji factor-faktor penyebab yang berperan.

Rasional : mengidentifikasi penyebab kurangnya perawatan diri

b) Tingkatkan partisipasi klien secara bertahap dan optimal.

Rasional : Memotivasi klien dalam perawatan diri

c) Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaan tentang perawatan

diri.
Rasional : membantu dalam perawatan diri klien.

5) Konstipasi berhubungan dengan penurunan sensitivitas colon.

Tujuan :

Pasien dapat defekasi dengan lancar.

Kriteria Hasil : BAB lancar, konsistensi lembik.

Intervensi :

a) Kaji pola defekasi klien.

Rasional : mengidentifikasi BAB klien

b) Ajarkan pentingnya diit seimbang.

Rasional : memberi pengetahuan mengenai diit seibang guna

mempelancarkan saluran pencernaan.

c) Dorong masukan carian sedikitnya 2 liter cairan 8 sampai 10 gelas

kecuali dikontraindikasikan.

Rasional : memperlancarkan saluran pencernaan.

d) Anjurkan makan makanan tinggi serat.

Rasional : mempelancarkan saluran pencernaan

e) Berikan laksatif jika diperlukan.

Rasional : merangsang untuk defekasi.


6) Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan cemas, gelisah, faktor

eksternal perubahan lingkungan.

Tujuan :

Pasien tidak mengalami gangguan pola tidur.

Kriteria hasil :

a) Pasien dapat mengungkapkan pemahaman tentang faktor gangguan

tidur.

b) Meningkatkan peningkatan kemampuan untuk tidur.

c) Klien dapat lebih rileks.

Intervensi :

a) Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan istirahat pasien.

Rasional : mengidentifikasi kelelahan dan kebutuhan istiahat klien

b) Kaji faktor-faktor penyebab gangguan pola tidur.

Rasional : mengidentifikasi penyebab gangguan tidur klien

c) Berikan lingkungan yang nyaman.

Rasional : lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan pola tidur

klien

d) Beri kesempatan ibu mengungkapkan perasaannya, batasi

kunjungan selama periode istirahat.

Rasional : Memberikan kenyamanan untuk istirahat klien.


a. Diagnosa keperawatan pada klien dengan PEB

1) Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya

volume darah

Tujuan : perfusi jaringan perifer teratasi

Kriteria hasil :

TD normal 120/80 mmHg

Intervensi :

a) Observasi TTV

Rasional : mengidentifikasi keadaan umum klien

b) Anjurkan klien istirahat yang cukup

Rasional : mengurangi aktivitas yang berlebihan

c) Anjrkan klien membatasi aktivitas

Rasional : mengurangi aktivitas yang berlebihan

d) Kolaborasi obat anti hipertensi

Rasional : menurunkan tekanan darah.

2) Kelebihan volume cairan

Tujuan : volume cairan seimbang

Kriteria hasil :

Edema hilang.

Haluaran urin normal.

Intervensi :
a) Timbang BB setiap hari

Rasional : untuk mengetahui perbedaan BB di setiap harinya karna

edema

b) Kaji lokasi dan derajat edema

Rasional : mengetahui edema klien

c) Kaji pengeluaran urin kilen

Rasional : mengetahui balance cairan klien

d) Kaji input cairan klien

Rasional : mengetahui balance cairan klien.

e) Berikan kolaborasi terapi diuretik

Rasional : mempengaruhi haluaran urin klien.

4. Implementasi

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan

keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien

mencapai tujuan yang telah di ciptakan (Doengoes, 2001).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandigan yang sistematis dan terencana dengan tujuan yang

telah ditetapkan, dilakukan secara berkesinambungan melibatkan klien dan tenaga

kesehatan lainnya (Doengoes, 2001).

Evaluasi dibagi 2 tahap yakni :

a. Evaluasi somatif
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan

perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami. Format

yang dipakai adalah format SOAP dan SOAPIE untuk evaluasi perencanaan

pasien pulang.

b. Evaluasi formatif

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang

akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua

tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data

data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.


BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Identitas klien

Nama klien Ny. E, umur 42 tahun, jenis kelamin perempuan, tempat tanggal

lahir Bekasi, 12 Febuari 1973, agama islam, suku bangsa betawi, pendidikan sltp,

pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Jl. Beringin Rt 005 rw 003, Kranji Bekasi

Barat, tanggal masuk RS Rabu, 10 Juni 2015, jam 20.00 WIB, tanggal

pengkajian kamis 11 Juni 2015, jam 08.00 WIB, No medrek 03440760 Diagnosa

medis P6 A3 Post Partum Normal Hari ke-0 dengan PEB .

2) Identitas penanggug jawab

Nama suami Tn. A, umur 33 tahun, pendidikan slta, pekerjaan karyawan swasta,

alamat Jl. Beringin Rt 005 Rw 003, Kranji Bekasi Barat.

b. Status kesehatan

1) Keluhan utama :

Klien mengatakan lemas, tidak sanggup untuk beraktifitas, lemas dirasakan saat

akan beraktifitas ( duduk, berdiri, dan mobilisasi ), klien mengatakan sulit untuk

beristirahat.
2) Riwayat kesehatan sekarang

Empat jam sebelum masuk RS klien memeriksa ke bidan terdekat dengan

keluhan mulas dengan kontraksi 1-2 x/jam dan keluar air, saat dilakukan

pemeriksaan TD klien 160/130 mmHg, klien pun dirujuk ke IGD Ponek

RSUD Kota Bekasi untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih

lanjut, pada pukul 20.00 WIB klien mengeluh mulas dengan kontraksi 2-3

x/jam, keluar air yang bercampur lendir dan darah. Klien pun mendapatkan

terapi RL 20 tpm IV dan Nipedipine 10 mg per oral. Saat pukul 21.45 klien

menjalani partus normal dan melahirkan bayi laki-laki dengan BB 3000 gram

dan PB 45 cm.

3) Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan pernah dirawat 2 hari saat menjalani kuretase pada tahun

2008, klien tidak pernah mengalami kecelakaan, alergi dan operasi.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan memiliki penyakit yang diturunkan dari ibunya yaitu

hipertensi.
I. Pernikahan ke-1

Saat pernikahan pertama, klien memiliki 3 orang anak.

II. Pernikahan ke-2

x
Pada pernikahan kedua, klien mengalami abortus, klien mengatakan mengalami abortus

karena terjatuh di kamar mandi pada anak ke 4 dan 5, serta anak ke-6 abortus karena

banyak memakan buah durian.


III. Pernikahan ke-3

N
Ny.E, 42 tahun By. Ny E Tn. A, 33 tahun
N

y ke-3 klien dikaruniai 3 orang anak, dimana klien baru saja menjalani
Pada pernikahan

. yang ke-9 dengan melahirkan bayi laki laki.


persalinan anak

E
Keterangan :
N

: Laki laki

N
: Perempuan
N
: Menikah
y

: Keturunan

: Klien dengan Pre eklampsi berat

: Meninggal

---- : Tinggal serumah

: Hipertensi
5) Riwayat obstetri dan ginekologi

a) Riwayat ginekologi

i. Riwayat menarche

Klien mengatakan pertama kali menstruasi saat usia 13 tahun dengan

siklus 1 bulan, lamanya haid 7 hari, banyaknya haid 3x ganti

pembalut, HPHT 10/09/2014 ( +7 -3 +1), dengan taksiran partus

17/06/2015.

ii. Riwayat perkawinan

Klien mengatakan menikah saat usia 33 tahun dan usia suami 29

tahun, lamanya perkawinan 9 tahun, dan merupakan pernikahan ke 3.

iii. Riwayat keluarga berencana

klien mengatakan sebelum hamil menggunakan alat kontrasepsi pil

kb dan spiral, lamanya penggunaan pil kb 1 tahun spiral selama 2

hari, klien mengatakan tidak nyaman dengan benang spiral dan

akhirnya di akhiri. Rencana kontrasepsi setelah persalinan adalah

Steril namun klien belum memahami seperti apa steril tersebut,

karena klien berharap memiliki 3 orang anak dari pernikahan yang

ke-3 ini.
b) Riwayat obstetri

i. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu : G9P5A3

NO Tang Umur Jenis Tempat Jenis BB Masalah Keadaa


gal kehamila partus / kelamin Hamil La Nifa Ba n anak
Partus n penolon hir s yi
g
1 1990 36 Partus RB / Laki 2900 - - - - Hidup
minggu spontan Bidan laki gram
2 1993 37 Partus RB / Laki 2800 - - - - Hidup
minggu spontan Bidan laki gram
3 1996 37 Partus RB / Perempu 2800 - - - - Hidup
minggu spontan Bidan an gram
4 2006 28 Abortus RB / Perempu - Jatuh - - - Abortus
minggu Bidan an
5 2007 9 minggu Abortus RB / Perempu - Abort - - - Abortus
Bidan an us
6 2008 8 minggu Abortus RSUD / Perempu - Abort - kure - Abortus
Dokter an us tase
7 2009 37 Partus RB / Perempu 2900 - - - - Hidup
minggu spontan Bidan an gram
8 2012 36 Partus RB / Perempu 3100 - - - - Hidup
minggu spontan Bidan an gram
9 2015 36 Partus RSUD / Laki 3000 PEB PE - - Hidup
minggu spontan Bidan laki gram B
dan
dokter

(1) masalah hamil : PEB

(2) masalah lahir : PEB


(3) masalah nifas : kuretase pada anak ke 6

(4) masalah bayi : abortus / meninggal pada bayi ke 4,5 dan 6

(5) keadaan anak : abortus / meninggal pada bayi ke 4,5 dan 6.

ii. riwayat kehamilan sekarang

Klien mengatakan hamil 36 minggu dengan keluhan waktu hamil

lemas mudah lelah, gerakan pertama dirasakan saat 16 minggu, klien

tidak di imunisasi TT saat kehamilan sekarang, peningkatan BB

selama hamil 13 kg, pemeriksaan kehamilan teratur 4x , klien biasa

memeriksa kehamilannya di RB/ Bidan.

iii. Riwayat persalinan sekarang

Klien melahirkan pada tanggal 11 juni 2015 jam 21.45 dengan Jenis

persalinan normal, jumlah Perdarahan 100 cc dengan melahirkan

bayi berjenis kelamin laki laki, BB 3000 gram, PB 45 cm, APGAR

score 8/9

c. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

Lemah, BB = 67 Kg, TB = 157 cm

2) Kesadaran umum

Compos Mentis
3) Sistem reproduksi

Payudara tampak besar, puting susu bersih, puting susu keluar,

terdapat hiperpigmentasi aerola, saat di palpasi tidak ada bendungan asi,

adanya pengeluaran kolostrum, TFU sejajar pusat letak di abdomen

kanan, tidak adanya kontraksi, konsistensi lunak, DRA 3 jari, perineum

utuh tidak ada episiotomi dan tanda REEDA, pengeluaran lokia rubra,

warna merah segar, jumlah lokia 1 pembalut penuh

4) Sistem pernafasan

Hidung simetris, tampak bersih, dada simetris, pengembangan dada

seimbang, suara nafas vesikuler, RR = 20x/menit

5) Sistem kardiovaskuler

Konjungtiva anemis, sklera an ikhterik, arteri karotis teraba kuat,

tidak ada peningkatan vena jugularis, suara jantung S1 dan S2 normal,

CRT < 3 detik, TD = 160/110 mmHg, N = 88x/menit.

6) Sistem pencernaan

Mulut simetris, mukosa bibir lembab, mulut tampak kotor, tidak

ada caries gigi dan stomatitis, bising usus 8x/menit, abdomen diperkusi

hasilnya timpani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada hemoroid pada anus.

7) Sistem perkemihan

Tidak ada distensi kandung kemih, BAK sedikit.

8) Sistem integumen

Kepala simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak mengeluh sakit kepala,

rambut kering, kulit kepala bersih, tidak ada kloasma gravidarum,


hiperpigmentasi dan edema pada wajah, turgor kulit elastis dan tampak

kusam, terdapat linea nigra dan striae pada abdomen.

9) Sistem endokrin

Pada leher tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening pada ketiak, terdapat benjolan pada

inguinal.

10) Sistem muskuloskeletal

Eksremitas atas dan bawah simetris antara kiri dan kanan, aktivitas

dapat dilakukan dengan bantuan minimal dari perawat dan keluarga.

Klien tampak sering bedrest, terpasang infus pada lengan sebelah kanan

yaitu RL 20 tpm. Reflek patela ++/++, tidak ada varices, homan sign -/-,

kekuatan otot

4 4

4 4

d. Pola aktivitas sehari - hari

Aktifitas Selama hamil Sekarang

1) Nutrisi dan cairan Klien mengatakan makan 3 Klien mengatakan makan

x sehari dengan jenis 3x sehrai dengan nasi

makanan nasi, lauk pauk lembik, lauk

seperti tahu/tempe/telur, dan tempe/tahu/telur/daging dan

sayur. Klien mengatakan sayur dari RS.

menyukai makanan yang Klien mengatakan minum

gurih dan gorengan. air putih dan teh hangat 4-


Klien mengatakan biasa 5 gelas sehari.

minum air putih dan es 4-

5 gelas sehari.

Klien mengatakan BAB 1x Klien mengatakan BAB 1x

2) Pola Eliminasi sehari, dengan konsistensi sehari dengan konsistensi

lembik bewarna kuning lembik bewarna kuning

kecokelatan dan berbau kecokelatan dn berbau khas.

khas. Klien mengatakan dalam

Klien biasa BAK 5-7 x sehari setelah melahirkan

sehari baru 2x BAK.

Klien mengatakan biasa Saat di RS klien tidur dari

3) Pola tidur dan istirahat tidur malam selama 9 jam jam 21.00 06.00 WIB

dari jam 21.00 06.00 WIB namun, klien sering

terbangun untuk menyusui

anaknya.

Klien mengatakan mandi 2x Saat pengkajian, klien

4) Personal hygiene sehari dengan sabun, mengatakan belum mandi,

keramas 3x seminggu dengn keramas 2 hari yang lalu,

menggunakan shampoo, keadaan mulut kotor dan

menggosok gigi 2x sehari, belum menggoso gigi, kuku


dan menggunting kuku jika bersih dan tidak panjang

kuku klien panjang.

e. Aspek psikososial & spiritual

1) Pola pikir

a) Klien mengatakan telah mengetahui cara memberi ASI dan memberi

makanan tambahan pada bayi, dan berencana untuk memberi ASI pada

bayi, klien mengatakan suaminya akan membantu merawat bayi, klien

belum mengetahui nutrisi ibu menyusui, klien berharap akan diberi

informasi mengenai nutrisi ibu menyusui, klien merencanakan untuk

mengimunisasi bayinya, dan klien sudah mengetahui cara memandikan

bayi dan perawatan tali pusat.

2) Persepsi

Hal yang dipikiran klien saat ini adalah ingin merawat bayinya, Harapan

klien setelah perawatan ingin cepat sembuh dari hipertensi

Klien mengatakan tidak ada perubahan yang dirasa setelah hamil.

3) Konsep diri

a) Gambaran diri : klien mengatakan menyukai bentuk tubunya

b) Peran : klien berperan sebagai ibu

c) Ideal diri : klien merasa puas sebagai wanita

d) Identitas diri : klien seorang wanita


e) Harga diri : klien mengatakan bangga memiliki anak laki-laki.

f. Pemeriksaan penunjang

Hasil lab tanggal 10 juni 2015, jam 19.45

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Hematologi

Darah rutin DHF

Lekosit 12,3 * Ribu/uL 5 - 10

Hemoglobin 9,5 * g/dL 12 -14

Hematokrit 27,7 % 37 - 47

Trombosit 295 Ribu/uL 150 - 400

Hemostasis

PT 13,4 Detik 12 - 18

PT Control 13,9 Detik 12,4 17,9

APTT 25,3 Detik 20 - 40

PTT Control 31,7 Detik 27,5 39,5

Imunoserologi

HBsAg Non reaktif TV 0,00 - TV <

0,13 Nonreaktif

Kimia klinik

Fungsi hati
AST SGOT 17 u/L < 37

AST SGPT 15 u/L < 41

Fungsi ginjal

Ureum 10* mg/dL 20 - 40

Kreatinin 0,62 mg/dL 0,5 1,5

Diabetes

Gula Darah Sewaktu 76 mg/dL 60 - 110

Elektrolit

Natrium (Na) 143 mmol/L 135 - 145

Kalium (K) 3,9 mmol/L 3,5 5,0

Klorida (Cl) 102 mmol/L 94 - 111

Urine

Urine lengkap

Kimia urine

Warna Kuning Kuning

kejernihan Agak keruh* Jernih

PH 7.0 5-8

Berat jenis 1015 1005 - 1030

Albumin urine Negatif Negatif

Glukosa Negatif Negatif

Keton Negatif Negatif

Urobilinogen 0,2 0,1 - 1


Billirubin Negatif Negatif

Darah samar Positif ++ Negatif

Lekosit esteras Negatif Negatif

Nitrit Negatif Negatif

Mikroskopis urine

Eritrosit 10 15* <2

Lekosit 0-5 <5

Silinder Negatif Negatif

Epitel Gepeng + Gepeng +

Kristal Negatif Negatif

Bakteri Positif ++ * Negatif

Dll Negatif Negatif

g. Terapi

Tanggal 11 Juni 2015

1) RL : 20 tpm IV

2) Nipedipine : 1x10 mg per oral

3) Amoxcilin : 3x500 mg per oral

4) Sulfat feros : 1x1 tab per oral

5) Metronidazol : 3x500 mg per oral

6) Asam mefenamat : 3x500 mg per oral


Analisa data

No Data Fokus Etiologi Masalah

1. DS :
- Klien Peningkatan tekanan darah Gangguan perfusi
mengatakan jaringan perifer
lemas, sulit utuk
beraktifitas Volume plasma yang beredar
- Klien menurun
mengatakan
tekanan darahnya
masih tinggi Vasospasme hemokonsentrasi

DO :
- Klien tampak Perfusi organ maternal menurun
lemas
- TD 160/110
mmHg Sel sel darah merah hancur
- Konjungtiva
anemis
- Hb = 9,5 g/dL Kapasitas O2 maternal menurun
- CRT < 3 detik

2 DS :
- Klien Post Partum Normal Resti Infeksi
mengatakan
belum sempat
mengganti Terlepasnya plasenta dari
pembalut endometrium
DO :
- TD = 160/110
mmHg Luka peurperium
- N = 88x/menit
- S = 36,50 C
- RR = 20x/menit Pengeluaran lokia
- Lokia rubra
- Lokia bewarna
merah segar Resti infeksi
- Jumlah
pengeluaran lokia
banyak 1
pembalut penuh.

3. DS :
- Klien Post partum Keterbatasan
mengatakan aktifitas
lemas.
- Klien Kelemahan Fisik
mengatakan
belum sempat
mandi dan Ketidakmampuan melakukan aktifitas
memandikan
bayinya.
- Klien Personal Hygiene tidak terpenuhi
mengatakan
lemas saat
berdiri.
DO :
- Kulit elastis
tampak kusam
- Mulut klien
tampak kotor
- Klien tampak
lemas
- Bayi klien belum
dimandikan.

4. DS : Postpartum Normal Kurang


- Klien pengetahuan
mengatakan kb
apa yang tepat Adaptasi psikologi
untuknya.
- Klien
mengatakan Taking in
seperti apa steril
tersebut.
- Klien
mengatakan Kurangnya pemahaman mengenai
makanan apa KB mantap, nutrisi ibu menyusui dan
yang bagus untuk anemia
ibu menyusui
- Klien
mengatakan
makanan apa Kurangnya informasi
yang bagus agar
klien tidak lemas
kembali Kurangnya pengetahuan
DO :
- Klien tampak
bingung memilih
kb yang tepat
- Klien selalu
menanyakan
mengenai kb,
nutrisi ibu
menyusui.

2. Diagnosa keperawatan

1) Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan volume plasma

akibat tekanan darah

2) Resti infeksi berhubungan dengan luka peurperium

3) Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

4) Kurang pengetahuan mengenai KB mantap, nutrisi ibu menyusui dan penanganan

anemia berhubungan dengan kurangnya informasi


3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Mandiri

perfusi jaringan keperawatan selama 4x24 a. Observasi TTV a. Mengetahui keadaan


umum klien
perifer jam di harapkan gangguan
b. Observasi keluhan b. Meengidentifikasi adanya
berhubungan perfusi jaringan perifer pusing peningkatan tekanan darah

dengan teratasi dengan KH : c. Kaji ulang konjungtiva, c. Mengidentifikasi adanya


CRT, tanda anemia
penurunan a. klien tidak lemas,
b. Hb meningkat 12 d. Anjurkan klien istirahat d. Mengurangi aktifitas yang
volume plasma g/dL, yang cukup berlebihan
c. Tekanan darah
akibat tekanan normal 120/80
mmHg, 2. Kolaborasi
darah d. CRT < 3 detik,
e. konjungtiva an e. Berikan terapi oral e. Sebagai penambah zat besi
anemis penambah zat besi Sulfat dalam tubuh
Feros 1x1 tab

f. Berikan terapi oral f. Menurunkan tekanan


antihipertensi Nipedipine darah yang tinggi.
1x1 tab.

g. Anjurkan klien untuk g. Mengidentifikassi Hb


memeriksa Hb. klien
2. Resti infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Mandiri
a. Observasi TTV a. Mengetahui keadaan
berhubungan keperawatan selama 4x24 umum klien

dengan luka jam di harapkan infeksi b. Kaji ulang TFU, dan b. Konsistensi lembik
konsistensi uterus. kemungkinan akan
peurperium tidak terjadi dengan KH : terjadinya perdarahan dan
menyebabkan infeksi.
a. Tekanan darah
normal 120/80 c. Kaji ulang pengeluaran c. Mengidentifikasi adanya
mmHg, lokia, warna lokia, bau infeksi
b. Suhu normal 36,5 lokia serta REEDA.
37,50 C,
c. Nadi 60 80x/menit, d. Bantu klien perineum d. Mencegah terjadinya
d. leukosit normal care dan mengganti infeksi
10.000 uL, pembalut
e. pengeluaran lokia
normal sesuai hari, e. Anjurkan dan ajarkan e. Mencegah terjadinya
f. warna lokia normal klien mencuci tangan infeksi
sesuai hari, sebelum dan sesudah
g. bau lokia khas. perineum care
h. REEDA tidak ada
2. Kolaborasi
f. Berikan terapi Antibiotik f. Mencegah terjadinya
oral Amoxcilin 3x500 infeksi
mg

g. Berikan terapi oral g. Mencegah terjadinya


Metronidazol 3x500 mg. peradangan
3 Keterbatasan Setelah dilakukan asuhan 1. Mandiri

aktifitas keperawatan selama 2x24 a. Anjurkan ibu mobilisasi a. Agar klien dapat
memenuhi aktifitas
berhubungan jam di harapkan aktifitas bermobilisasi

dengan terpenuhi dengan KH : b. Bantu ibu mandi dan b. Meningkatkan personal


menggosok gigi di hygiene klien
kelemahan a. klien tidak lemas, tempat tidur
b. dapat beraktifitas,
fisik c. dapat merawat bayi, c. Bantu ibu memandikan c. Memenuhi personal
d. personal hygiene bayinya hygiene bayi klien
terpenuhi.

4 Kurang Setelah dilakukan asuhan 1. Mandiri


a. Berikan penkes a. Memberikan informasi
pengetahuan keperawatan selama 3x24 mengenai KB mengenai KB

mengenai jam di harapkan kurang b. Motivasi ibu mengambil b. Membantu ibu mengambil
keputusan KB yang tepat keputusan yang tepat
KB mantap, pengetahuan teratasi dalam memilih alat
kontrasepsi KB mantap
nutrisi ibu dengan KH :
c. Berikan penkes c. Memberikan informasi
menyusui, a. klien mengerti mengenai nutrisi ibu mengenai nutrisi ibu
mengenai KB, menyusui dan menyusui
dan b. mengambil
keputusan KB yang d. Berikan penkes d. Memberikan informasi
penanganan tepat, mengenai penanganan mengenai penanganan
c. mengerti nutrisi ibu anemia anemia
anemia menyusi dan
d. mengerti
berhubungan penanganan pada e. Motivasi klien e. Membantu klien dalam
anemia. memenuhi gizi seimbang memenuhi kebutuhan
dengan nutrisi gizi seimbang.

kurangnya

informasi
4. Implementasi keperawatan.

No Hari Tanggal dan No DX Implementasi Paraf dan


waktu. nama jelas
1 Kamis, 11 Juni 2015 I 1. Menganjurkan klien istirahat
yang cukup
08.00 WIB RS :
Klien mengatakan sulit untuk
tidur ataupun beristirahat.
RO : Anggi
klien tampak lemah. Yolanda Putri

08.00 WIB I, II 2. Memberikan terapi oral Sulfat


Feros 1x1 tab, Nipedipine 1x1
tab, Amoxcilin 500 mg,
Metronidazol 500 mg.
RS : -
RO : Sulfat Feros 1 tab,
Nipedipine 1x1 tab, Amoxcilin
500 mg, dan Metronidazol 500 Anggi
mg telah diminum Yolanda Putri

08.10 WIB III 3. Menganjurkan ibu


bermobilisasi
RS :
klien mengatakan bisa mika
miki dan masih lemas, perlu
dibantu keluarga jika ingin ke
kamar mandi.
RO :
klien tampak lemas, belum bisa Anggi
bermobilisasi secara mandiri Yolanda Putri

08.15 WIB III 4. Membantu ibu memandikan


bayinya
RS :
klien mengatakan bayinya
wangi. Anggi
RO : Yolanda Putri
bayi tampak wangi dan bersih.

08.25 WIB II 5. Bantu klien perineum care dan


mengganti pembalut
RS :
klien mengatakan nyaman
sudah diganti pembalutnya.
RO :
klien tampak nyaman setelah Anggi
pembalut diganti. Yolanda Putri

08.28 WIB II 6. Menganjurkan dan


mengajarkan klien mencuci
tangan sebelum dan sesudah
perineum care
RS :
klien mengatakan mengerti
dan akan melakukan cuci
tangan sebelum dan sesudah
perineum care. Anggi
RO : - Yolanda Putri

08.30 WIB III 7. Membantu ibu mandi dan


menggosok gigi di tempat
tidur
RS :
klien mengatakan lebih segar
setelah mandi dan menggosok
gigi.
RO :
- klien tampak lebih segar,
bersih serta wangi
- Klien tampak tidak kusam
lagi
- Kulit elastis dan bersih
serta halus
- Mulut tampak segar dan Anggi
gigi bersih. Yolanda Putri
2 Jumat, 12 Juni 2015 IV 1. Memberikan penkes mengenai
10.00 WIB KB
RS : -
klien mengatakan mengerti
mengenai alat kontrasepsi KB.
RO :
klien tampak memahami Anggi
penkes mengenai KB Yolanda Putri

10.15 WIB IV 2. Memotivasi ibu mengambil


keputusan KB yang tepat
RS :
klien mengatakan akan
memilih alat kontrasepsi KB
Steril, dan akan izin pada
suaminya terlebih dahulu. Anggi
RO : - Yolanda Putri

3 Sabtu, 13 Juni 2015 I, II 1. Mengobservasi TTV


10.00 WIB RS :
Klien mengataan masih lemas.
RO :
- TD = 150/90 mmHg
- N = 80x/menit
- S = 36,70 C Anggi
- RR = 21x/menit Yolanda Putri

10.10 WIB I 2. Mengkaji ulang konjungtiva dan


CRT klien
RS :
Klien mengatakan masih lemas,
namun klien sudah bisa
beraktivitas
RO :
Konjungtiva anemis dan CRT < 3 Anggi
detik Yolanda Putri
10.15 WIB
II 3. Mengkaji ulang TFU dan
Konsistensi uterus
RS :
klien mengatakan sudah tidak
merasakan mulas.
RO :
TFU 3 jari dibawah pusat dengan Anggi
konsistensi keras. Yolanda Putri
10.20 WIB
II 4. Mengkaji ulang pengeluaran lokia
dan REEDA.
RS :
Klien mengatakan darah nifas
sedikit, bewarna coklat
RO :
a. Lokia sanguinolenta
b. Warna lokia kecokelatan
c. Banyaknya lokia
pembalut
d. Bau lokia khas. Anggi
e. REEDA (-) Yolanda Putri
10.25 WIB
I, II 5. Motivasi klien meminum
Sulfat feros 1x1 tab, Amoxcilin
500 mg, dan Metronidazol 500
mg.
RS :
klien mengatakan sudah
meminum nya dipagi hari
RO :
10.30 WIB Sulfat feros 1x1 tab, Amoxcilin
500 mg, dan Metronidazol 500 Anggi
mg telah diminum Yolanda Putri

III 6. Anjurkan klien melakukan


perineum care dan mengganti
pembalut.
RS :
Klien mengatakan melakukan
perawatan vagina jika ingin
mengganti pembalut, klien
jarang membersihkan vagina
dengan air hangat, melainkan
dengan air kran. Dan klien
mengatakan tadi pagi sudah
mengganti pembalut.
RO :
Pengeluaran lokia sedikit, dan Anggi
pembalut telah diganti. Yolanda Putri

10.35 WIB IV 7. Motivasi klien untuk mandi,


keramas, dan gosok gigi serta
memandikan bayinya
RS :
klien mengatakan telah mandi,
keramas, menggosok gigi, serta
telah memandikan bayinya
dipagi hari,
RO :
a. klien tampak bersih dan
segar
b. bayi klien bersih dan
wangi
c. tali pusat tampak
terbungkus oleh kasaa Anggi
steril. Yolanda Putri

10.38 WIB IV 8. Memberikan penkes mengenai


nutrisi ibu menyusui.
RS :
klien mengatakan akan
memakan makanan bergizi
RO :
klien dapat menyebutkan
macam macam nutrisi ibu Anggi
menyusui. Yolanda Putri
4 Minggu, 14 Juni I, II 1. Mengobservasi TTV
2015 RS :
15.00 WIB klien mengatakan sudah tidak
lemas
RO :
- TD = 140/90 mmHg
- N = 85 x / menit
- S = 36,7o C Anggi
- RR = 20 x / menit Yolanda Putri

15.05 WIB I 2. Mengkaji ulang konjungtiva dan


CRT klien
RS : -
RO : konjungtiva anemis dan Anggi
CRT < 3 detik. Yolanda Putri

15.07 WIB II 3. Mengkaji ulang TFU dan


konsistensi uterus
RS : -
RO : TFU 3 jari dibawah pusat Anggi
dengan konsistensi keras. Yolanda Putri

15.10 WIB I, II 4. Memotivasi klien untuk minum


sufat feros 1 x 1 tab, Amoxcilin
500 mg, dan Metronidazol 500
mg
RS : klien mengatakan sudah
minum obat
RO : sulfatferos 1 x 1 tab
Amoxcilin 500 mg, dan Anggi
Metronidazol sudah di minum Yolanda Putri

15.12 WIB II 5. Mengkaji ulang pengeluaran


lokia dan REEDA
RS :
klien mengatakan darah
nifasnya saat ini sedikit bewarna
merah kecokelatan tidak adanya
REEDA.
RO :
a. pengeluaran lokia
sanguinolenta
b. warna lokia merah
kecoklatan
c. jumlah pengeluaran lokia
pembalut
d. bau lokia khas Anggi
e. REEDA (-) Yolanda Putri

16. 15 WIB II 6. Anjurkan klien untuk perineum


care dan mengganti pembalut
RS :
klien mengatakan telah
mengganti pembalut
RO : Anggi
pembalut telah di ganti. Yolanda Putri

16.20 WIB II 7. Menganjurkan klien mencuci


tangan sebelum dan sesudah
mengganti pembalut
RS :
klien mengatakan akan mencuci
tangan sebelum dan sesudah
mengganti pembalut Anggi
RO : - Yolanda Putri

5 Senin, 15 Juni 2015 I,II 1. Mengobservasi TTV


15.00 WIB RS :
klien mengatakan sudah tidak
lemas
RO :
- TD = 130/80 mmHg
- N = 80 x / menit
- S = 36,5o C Anggi
- RR = 21 x / menit Yolanda Putri

15.05 WIB I 2. Mengkaji ulang konjungtiva dan


CRT
15.07 WIB RS : -
RO :
konjungtiva an anemis, CRT < Anggi
3 detik Yolanda Putri

II 3. Mengkaji ulang TFU dan


konsistensi uterus
RS : -
RO :
15.10 WIB TFU 4 jari dibawah pusat Anggi
dengan konsistensi keras. Yolanda Putri

I, II 4. Memotivasi klien untuk minum


sufat feros 1 x 1 tab, Amoxcilin
500 mg, dan Metronidazol 500
mg.
RS :
15.12 WIB klien mengatakan obatnya
sudah habis.
RO :
sulfat feros, Amoxcilin, dan Anggi
Metronidazol telah habis Yolanda Putri

15.15 WIB II 5. Mengkaji ulang pengeluaran


lokia warna, jumlah, dan bau
lokia serta REEDA
RS : -
RO :
a. pengeluaran lokia
sanguinolenta
b. warna lokia merah
kecoklatan
c. jumlah pengeluaran lokia
pembalut
d. bau lokia khas Anggi
15.17 WIB e. REEDA (-) Yolanda Putri
15.20 WIB II 6. Motivasi klien untuk perineum
care dan mengganti pembalut
RS :
klien mengatakan telah
mengganti pembalut di pagi hari
RO : Anggi
pembalut telah di ganti Yolanda Putri

15.35 WIB II 7. Menganjurkan klien mencuci


tangan sebelum dan sesudah
mengganti pembalut
RS :
klien mengatakan akan mencuci
tangan sebelum dan sesudah
mengganti pembalut Anggi
RO : - Yolanda Putri

15.37 WIB IV 8. Berikan penkes mengena


anemia
RS :
RO :
klien dapat menyebutkan
macam macam penanganan Anggi
pada anemia. Yolanda Putri

15.40 WIB IV 9. Motivasi klien memakan


makanan yang bergizi ( tinggi
kalori tinggi protein ).
RS :
Klien mengatakan akan
memakan makanan yang
bergizi.
RO :
Klien dapat menyebutkan Anggi
makanan tinggi kalori dan Yolanda Putri
tinggi protein.
5. Evaluasi

No Hari Tanggal dan No DX Evaluasi Paraf


waktu.
1 Kamis, 11 Juni 2015 I S:
15.05 WIB klien mengatakan masih lemas, sulit
untuk mobilisasi.
O:
a. konjungtiva anemis
b. Hb = 9,5 g/dL
c. Klien tampak lemas
d. TD = 140/80 mmHg
e. CRT < 3detik
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan dengan
perencanaan pulang
I:
1. Mengobservasi TTV
2. Mengkaji ulang konjungtiva
dan CRT klien
3. Menganjurkan klien untuk
istirahat.
4. Memotivasi klien meminum
Sulfat Feros 1x1tab
E:
1. Klien mengatakan akan
segera di periksa tekanan
darahnya dan observasi
konjungtiva
2. Klien mengatakan akan
beristirahat jika lelah.
3. Klien mengatakan akan
segera meminum obat Anggi
Sulfat feros sesuai dosis. Yolanda Putri

15.12 WIB II S:
klien mengatakan darah nifas keluar
banyak.
O:
1. Pengeluaran lokiaa rubra
2. Warna lokia kemerahan
3. Banyaknya lokia 1
pembalut penuh
4. S : 36,50 C
5. TD = 160/110 mmHg
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan dengan
perencanaan pulang
I:
1. Mengobservasi TTV
2. Mengkaji ulang pengeluaran
lokia, warna, banyaknya,
dan bau serta REEDA.
3. Menganjurkan klien
melakukan perineum care
dan mengganti pembalut.
4. Memotivasi klien untuk
minum amoxcilin 3x500 mg
5. Memotivasi klien untuk
minum metronidazol 3x500
mg
E:
1. Klien mengatakan akan
segera di periksa
2. Klien mengatakan akan
segera membersihkan
vaginanya dan mengganti
pembalut Anggi
3. Klien mengatakan akan Yolanda Putri
15.17 WIB segera meminum obat.

III S:
klien mengatakan masih segar dan
wangi.
O:
a. Kulit elastis tampak bersih
b. Mulut dan gigi bersih
c. Bayi bersih segar dan wangi

A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan dengan
perencanaan pulang
I:
1. menganjurkan klien untuk
mandi
2. Menganjurkan klien untuk
menggosok gigi
3. Menganjurkan klien untuk
keramas.
4. Memotivasi klien untuk
memandikan dan melakukan
perawatan tali pusat
bayinya.
E:
1. Klien mengatakan akan
mandi 2x sehari
2. Klien mengatakan akan
menggosok gigi minimal 3x Anggi
sehari Yolanda Putri
3. Klien mengatakan akan
memandikan bayinya

2 Jumat, 12 Juni 2015 IV S:


13.10 WIB a. klien mengatakan akan
memilih KB Steril
b. Klien mengatakan belum
mengetahui nutrisi untuk ibu
menyusui dan penanganan
anemia
O:
a. klien tampak antusias
mengikuti penkes KB
b. klien dapat menyebutkan
alat KB
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan dengan
perencanaan pulang
I:
1. Memberikan penkes
mengenai nutrisi ibu
menyusui
2. Memberikan penkes
mengenai penanganan
anemia
3. Memotivasi klien untuk
memenuhi gizi seimbang.
E:
1. Klien mengatakan akan
menyimak penkes mengenai Anggi
nutrisi ibu menyusui dan Yolanda Putri
anemia
2. Klien mengatakan akan
memenuhi gizi seimbang.

3 Minggu, 14 Juni I S:
2015 klien mengatakan sudah tidak lemas
14.00 WIB lagi dan klien mengatakan dapat
beraktifitas kembali dan telah
meminum obat.
O:
a. TD = 150/90 mmHg
b. N = 80x/menit
c. S = 36,50 C
d. RR = 22x/menit
e. Konjungtiva anemis
f. Sulfat feros 1 tab telah
diminum.
A:
masalah teratasi sebagian
P: Anggi
intervensi di pertahankan no 1,2,3,& 4 Yolanda Putri
14.07 WIB
II S:
klien mengatakan sudah mengganti
pembalut dipagi hari dan meminum
obat.
O:
a. TD = 150/90 mmHg
b. N = 80x/menit
c. S = 36,50 C
d. RR = 22x/menit
e. Pengeluaran lokia
sanguinolenta
f. Jumlah lokia pembalut
g. Warna lokia merah
h. kecokelatan
i. Bau lokia khas.
j. Amoxcilin 500 mg telah
diminum
k. Metronidazol 500 mg telah
diminum.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
intervensi dipertahankan no 1,2,3,4,5 Anggi
dan 6. Yolanda Putri

14. 10 WIB
III S:
klien mengatakan telah mandi,
keramass, menggosok gigi dan
memandikan bayinya.
O:
a. Klien tampak bersih wangi
dan segar.
b. Bayi klien tampak wangi
A:
masalah telah teratasi
P: Anggi
intervensi dihentikan. Yolanda Putri
14.13 WIB
IV S:
klien mengatakan akan memenuhi
nutrisi ibu menyusui dan, namun klien
jarang memakan daging.
O:
klien dapat menyebutkan contoh
nutrisi ibu menyusui
A:
masalah teratasi sebagian
P:
intervensi dilanjutkan no 3, 4, dan 5 Anggi
Yolanda Putri

4 Senin, 15 Juni 2015 I S:


14.30 WIB klien mengatakan sudah tidak lemas
lagi dan klien mengatakan dapat
beraktifitas kembali dan telah
meminum obat.
O:
a. TD = 140/90 mmHg
b. N = 85x/menit
c. S = 36,70 C
d. RR = 20x/menit
e. Konjungtiva anemis
f. Sulfat feros 1 tab telah
diminum.
A:
masalah teratasi sebagian
P:
intervensi di pertahankan no 1, 2, 3, Anggi
dan 4. Yolanda Putri

14.35 WIB II S:
klien mengatakan sudah mengganti
pembalut dipagi hari dan meminum
obat.
O:
a. TD = 150/90 mmHg
b. N = 80x/menit
c. S = 36,50 C
d. RR = 22x/menit
e. TFU 3 jari dibawah pusat
konsistensi keras kontraksi
(-)
f. Pengeluaran lokia
sanguinolenta
g. Jumlah lokia pembalut
h. Warna lokia merah
kecokelatan
i. Bau lokia khas.
j. REEDA (-)
k. Amoxcilin 500 mg telah
diminum
l. Metronidazol 500 mg telah
diminum.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
intervensi dipertahankan no 1, 2, 3, 4, Anggi
5, dan 6. Yolanda Putri

5 Senin, 15 Juni 2015 I S:


16.05 WIB klien mengatakan sudah tidak lemas
lagi dan klien mengatakan dapat
beraktifitas kembali dan obat telah
habis.
O:
a. TD = 130/80 mmHg
b. N = 80x/menit
c. S = 36,50 C
d. RR = 20x/menit
e. Konjungtiva anemis CRT <
3 detik
f. Sulfat feros 1 tab telah habis
A:
masalah teratasi sebagian
P: Anggi
intervensi di hentikan Yolanda Putri

16.10 WIB II S:
klien mengatakan sudah mengganti
pembalut dipagi hari dan obat telah
habis
O:
a. TD =130/80 mmHg
b. N = 80x/menit
c. S = 36,50 C
d. RR = 20x/menit
e. Pengeluaran lokia
sanguinolenta
f. Jumlah lokia pembalut
g. Warna lokia merah
kecokelatan
h. Bau lokia khas.
i. REEDA (-)
j. Amoxcilin 500 mg telah
habis
k. Metronidazol 500 mg telah
habis
A:
Masalah teratasi
P: Anggi
intervensi dihentikan Yolanda Putri

16.10 WIB IV S:
klien mengatakan akan memenuhi
nutrisi pada anemia (TKTP)
O:
klien dapat menyebutkan contoh
penanganan anemia
A:
masalah teratasi
P: Anggi
intervensi dihentikan. Yolanda Putri
B. Pembahasan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. E P6A3 Postpartum Normal Hari

ke-0 dengan Pre Eklampsi Berat di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi yang dilaksanakan

sejak tanggal 11-15 Juni 2015, penulis menemukan kesenjangan kesenjangan antara teori

dengan praktek dilapangan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang

betujuan mengumpulkan data subjektif dan objektif. Data data penulis dapatka

dari pengakajian kepada klien, keluarga / orang tua klien, catatan medik dan

perkembangan klien. Pada saat pengkajian anamnesa, tidak terdapat kendala dalam

menjawab setiap pertanyaan penulis, klien serta keluarga tampak kooperatif dan

terbinanya hubungan saling pecaya pada penulis. Selain itu pengkajian juga

diperoleh dari hasil laporan teman sejawat, dan catatan perkembangan pada status

klien dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik keperawatan pada dasarnya

dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada respon klien

terhadap adanya masalah kesehatan, dengan kata lain pemeriksaan fisik

keperawatan harus mencerminkan dignosis fisik yang secara umum penulis dapat

membuat perencanaan tindakan untuk mengatasinya. Pada saat pengkajian, penulis

menganalisa data dan membandingkan dari beberapa teori yang berasal dari sumber

yang ada serta kondisi pengkajian klien saat itu. Pada saat pemeriksaan fisik hari

ke-0, ditemukan TFU sejajar pusat dengan tidak adanya kontraksi dan konsistensi

lembik/lunak hal ini merupakan kesenjangan antara teori dan praktek, dimana
seharusnya TFU berkontraksi dan konsistensi keras. Dan pada pemeriksaan

penunjang tidak dilakukan pemeriksaan protein urine.

2. Diagnosa

Dalam melakukan pengkajian secara umum penulis memiliki sedikit kesenjangan,

namun penulis memiliki sedikit kesulitan dalam menentukan diagnosa keperawatan pada

klien post partum normal dengan PEB.

Berbagai masalah yang timbul di diagnosa klien dengan post partum normal sebagai

berikut :

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma jaringan perineum

dan kontraksi uterus berlebih. (Doengoes, 2001: 417)

b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya kuman pada luka

episiotomi, luka peurperium (Doengoes, 2001: 427)

c. Gangguan eliminasi berhubungan dengan obstruksi uretra sekunder terhadap

oedema uretra. (Doengoes, 2001: 434)

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik setelah melahirkan

(Doegoes, 2001: 436)

e. Konstipasi berhubungan dengan penurunan sensitivitas colon (Doengoes, 2001:

430)

f. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan cemas, gelisah, factor

eksternal perubahan lingkungan. (Doengoes, 2001)


Dan diagnosa yang timbul pada klien dengan PEB antara lain :

a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya volume

plasma.

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan permeabilitas kapiler meningkat.

Sedangkan masalah masalah yang ditemukan pada Ny. E saat dilakukan Asuhan

keperawatan yaitu :

a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan volume

plasma akibat tekanan darah

b. Resti infeksi berhubungan dengan luka peurperium

c. Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

d. Kurang pengetahuan mengenai KB mantap, nutrisi ibu mneyusui,

penanganan anemia berhubungan dengan kurangnya informasi

Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya kesenjangan antara teori dan kasus

yaitu sebagai berikut :

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma jaringan perineum

dan kontraksi uterus berlebih. Tidak terjadi karena klien mengatakan nyeri /

mulas pada perutnya hilang timbul.

b. Gangguan eliminasi berhubungan dengan obstruksi uretra sekunder terhadap

edema uretra. Tidak terjadi dikarenakan BAK klien normal tidak terdapat

masalah.
c. Konstipasi berhubungan dengan penurunan sensitivitas colon, tidak adanya

data yang muncul untuk menegakkan diagnosa tersebut.

d. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan cemas, gelisah, factor

eksternal perubahan lingkungan. Terdapat data yang menunjang untuk

diagnosa ini, namun tidak terlalu di prioritaskan.

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik setelah

melahirkan tidak terjadi, karena klien engalami keterbatasan aktivitas,

sehingga bukan hanya personal hygiene yang tidak terpenuhi, melainkan

mobilitas klien pun sedikit terganggu.

Dan diagnosa dengan klien PEB

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan permeabilitas kapiler

meningkat, tidak terjadi karena tidak adanya tanda edema pada ekstremitas

klien saat post partum.

Pada situasi tertentu, prioritas keperawatan berbeda berdasarkan kebutuhan

khusus klien dan dapat beragam dari menit ke menit. Diagnosa keperawatan yang

merupakan prioritas hari pertama mungkin akan berbeda di hari selanjutnya

tergantung pada fluktuasi kondisi fisik dan psikososial klien atau respon perubahan

klien terhadap kondisi yang ada. (Doengeos,2001).


3. Intervensi keperawatan

Intervensi didefinisikan sebagai hasil klien yng diperkirakan dan respon-respon

klien yang dicapai, diinginkan, oleh klien atau pemberi assuhan dan dapat dicapai dalam

periode waktu yang telah ditentukan, situasi, dan sumber tertentu. Hasil klien yang

diharapkan ditulis dengan menyebut item-item atau prilaku yang dapat diamati dan

dipantau untuk menentukan apakah hasil-hasil yang diterima sudah tercapaiatau belum

dalam jangka waktu yang telah ditentukan (Doengeos,2001).

Pada tahap ini penulis menyusun rencana yaitu dengan 5 hari perawatan,

dimana hari perawatan di RS dan home visit jika klien sudah boleh pulang, rencana

dibuat dibuat dengan disesuaikan dengan masalah masalah yang muncul, seperti

kemampuan klien, situasi, kondisi, serta sarana dan prasarana yang telah di persiapkan

dari pihak akademi dan ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi. Tidak ada hambatan pada

prose perencanaan, adapun rencana tindakan yang akan dilakukan pada diagnosa

pertama yaitu : observasi TTV, Kaji ulang konjungtiva dan CRT, Anjurkan klien

istirahat yang cukup, dan kolaborasi Sulfat Feross 1x1 tab per oral. Rencana tindakan

yang akan dilakukan pada diagnosa kedua yaitu observasi TTV, kaji ulang TFU,

kontraksi dan konsistensi, kaji ulang pengeluaran lokia , warna, jumlah dan bau lokia

serta REEDA, bantu klien untuk perineum care dan mengganti pembalut, anjurkan dan

ajarkan klien mencuci tangan sebelum dan sesudah perineum care, kolaborasi

Amoxcilin 3x500 mg dan Metronidazol 3x500 mg. Rencana tindakan yang akan

dilakukan pada diagnosa ketiga yaitu : anjurkan klien untuk mobilisasi, bantu klien

mandi dan menggosok gigi di tempat tidur, bantu klien memandikan bayinya. Dan
rencana tindakan keempat adalah berikan penkes mengenai KB mantap, motivasi klien

memilih alat kontrasepsi yang tepat, Berikan penkes mengenai nutrisi ibu menyusui

dan anemia, motivasi klien untuk memenuhi gizi seimbang.

4. Implementasi

Penulis melakukan pelaksanaan dalam perawatan di RS selama 2 hari dan 3 hari

melakukan kunjungan rumah (home visit). Pada tahap pelaksanaan ini penulis tidak

mendapatkan faktor penghambat yang berat. Dalam pelaksanaan kunjungan rumah,

penulis terlebih dahulu harus mempersiapkan beberapa hal diantaranya : surat

pengantar dari RSU Kota Bekasi, surat pengantar dari Akademik, selain itu penulis juga

mempersiapkan media leaflet, dan lembar balik serta alat-alat yang dibutuhkan selama

kunjungan rumah. Pelaksanaan kunjungan rumah juga atas sepengetahuan Ketua RT

setempat.

Dalam melakukan perawatan, terdapat beberapa faktor pendukung yaitu :

a. Ny. E dapat bekerja sama dalam melaksanakan tindakan keperawatan

b. Ny. E yang semangat serta antusias untuk belajar dan menambanh pengetahuan.

c. Ny. E dan keluarga dapat meluangkan waktu

d. Keluarga Ny. E yang sangat kooperatif dalam pelakssanaan asuhan keperawatan

dirumah.

e. Adanya dukungan dari rekan-rekan sejawat di Ruang Dahlia dalam melaksanakan

assuhan keperawatan selama di RS.

f. Dukungan dari Ketua RT dalam perizinan kunjungan rumah.

g. Letak rumah klien mudah dijangkau.


Dalam tahap ini penulis juga memiliki faktor penghambat yang ditemukan antara lain:

a. Waktu pelaksanaan kunjungan rumah yang direncanakan selama 5 hari berturut-

turut, tertunda 1 hari karena pada hari pertama di sore hari klien sudah dizinkan

pulang ke rumah, sehingga ada beberapa hal yang harus dipersiapan oleh penulis.

Rencana hari kedua dialihkan dengan perawatan pada klien lain yang masih

dirawat di RS dengan kasus yang hampir sama, pada hari kedua penulis memiliki

rencana tindakan penyuluhan kesehatan mengenai KB. Dan kunjungan rumah

klien baru dapat dilaksanakan di hari ketiga. Pada intervensi pemeriksaan Hb

tidak dilakukan, hal ini dikarenakan tidak adanya alat pemeriksaan sehingga

intervensi tersebut tidak terlaksana.

5. Evaluasi

Setelah asuhan keperawatan diberikan, pengkajian yang berkelanjutan

menentukan respon klien terhadap terapi dan kemajuan mengarah pencapaian hasil yang

diharapkan. Aktivitas ini sebagai umpan balik dan bagian kontrol proses keperawatan,

melalui status pernyataan diagnostik klien secara individual dinilai intuk diselesaikan,

dilanjutkan atau memerlukan perbaikan (Doengoes,2001).

Pada tahap ini penulis menilai sejauh mana keberhasilan dan perkembangan klien

secara formatif maupun somatif setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 hari

dari tanggal 11 15 2015. Adapun hasil yang diperoleh yaitu :

a. Gangguan perfusi jaringan perifer


Penulis menyatakan tujuan tercapai sesuai dengan waktu yang telah direncakan

oleh penulis, dimana hasil yang di dapatkan klien tidak lemas, tekanan darah

120/80 mmHg, CRT <3 detik, konjungtiva an anemis. Namun pada intervensi ini,

kriteria hasil konjungtiva an anemis tidak terjadi, karena dari hasil implementasi

dan evaluasi hingga hari akhir, konjungtiva klien masih anemis.

b. Resti infeksi

Sesuai dengan waktu yang direncanakan oleh penulis, maka penulis menyatakan

tujuan tercapai dengan kriteria hasil yaitu 4x24 jam tidak terjadi tanda infeksi ,

TD 120/80 mmHg, S uhu 36,5 37,5o C, nadi 60-80 x/menit, pengeluaran lokia

normal sesuai hari, warna dan bau lokia normal.

c. Keterbatasan aktifitas

Penulis menyatakan tujuan tercapai sesuai dengan waktu yang direncanakan oleh

penulis yaitu 2x24 jam tujuan tercapai, dimana aktifitas klien terpenuhi dinilai dari

kriteria hasil : klien tidak lemas, dapat beraktifitas, personal hygiene terpenuhi,

dapat merawat bayinya.

d. Kurang pengetahuan

Penulis menyatakan kurang pengetahuan teratasi dengan kriteria hasil klien

mengerti dan paham mengenai KB, klien dapat mengambil keputusan yang tepat

dalam memilih KB mantap, klien mengerti nutrisi yang dianjurkan untuk ibu

menyusui dan penanganan anemia, klien dapat memenuhi gizi yang seimbang.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. E P6A3 post partum normal

dengan PEB di ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi ada tanggal 1 15 Juni 2015, penulis

menarik kesimpulan dari isi pengkajian sampai dengan evaluasi dari karya tulis ilmiah

ini.

Pada tahap pengkajian pada Ny. E P6A3 post partum normal dengan PEB

ditemukan adanya beberapa data baik dari anamnesa, pemeriksaan fisik, maupun studi

dokumentasi. Yaitu klien mengeluh lemas, dan sulit untuk beraktifitas. Selama di RS

klien belum sempat mengganti pembalut jika tidak ada keluarga, mandi keramas, dan

menggosok gigi klien pun belum sempat memandikan bayinya. Klien juga mengatakan

bingung untuk memilih KB yang tepat untuknya, karna klien telah memiliki 6 orang

anak, dan 3 kali abortus, klien belum mengetahui nutrisi ibu menyusui dan anemia.

Dari analisa tersebut dapat di tentukan masalah keperawatan yang muncul pada klien

adalah Gangguan perfusi jaringan perifer, Resti infeksi, Keterbatasan aktifitas, Kurang

pengetahuan mengenai KB mantap, nutrisi ibu menyusui dan Anemia


Pada tahap intervensi penulis membuat perencanaan berdasarkan kebutuhan,

kondisi pada masalah keperawatan yang muncul pada klien. Pada tahap implementasi

penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. E selama 1 hari di RS, kemudian hari

kedua melakukan asuhan keperawatan dengan klien lain dalam kasus yang sama, dan 3
88
hari home visit. Pada evaluasi, dimana evaluasi akhir hanya diagnosa gangguan perfusi

jaringan yang belum teratasi, dikarenakan konjungtiva klien masih anemis, sementara

ketiga masalah keperawatan yang lainnya dapat teratasi.

B. Rekomendasi

1. Institusi pendidikan

Diharapakan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa atau mahasiswi dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan dengan cara memperbanyak latihan-latihan

kasus dalam proses pendidikan, serta memperbanyak buku buku yang ada di

perpustakaan untuk mempermudah mahasiswa atau mahasiswi dalam mencari

referensi.

2. Bagi penulis

Diharapkan penulis lebih termotivasi kembali untuk meningkatnya kemampuan

dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, didukung dengan pengalaman dengan

membaca literatur buku, serta meningkatkan pengetahuan sehingga menjadi lebih

baik lagi.
3. Keluarga / masyarakat

Agar dapat menciptakan kenyamanan dalam perawatan, diharapkan klien beserta

keluarga dapat meningkatkan kerja sama atau lebih koopreatif, serta ditingkatkan

kembali derajat kesehatan bagi keluarga dengan cara istirahat yang cukup dan makan

makanan yang bergizi.


DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M, dkk, 2005, Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Depkes, Faktor Kematian Ibu, (2010), diakses 10 Juni 2010, aaaaa aaaaaaa
aaaaaahttp://www.depkes.go.id

Depkes, Fokus Turunkan Kematian Ibu Dan Anak, (2004), diakses 30 September
aaaaaa2004, http://nasional.vivanews.com.

Dongoes., M.E, 2001, Rencana Perawatan Maternal Dan Bayi Pedoman Untuk
AaaaaPerencanaan Dan Dokumentasi Perawatan, Jakarta : EGC.

Green, C.J., & Wilkinson, J.M, 2012, Rencana Asuhan Keperawatan : Maternal &
aaaaaBayi Baru Lahir, Jakarta : EGC.
Hutahean., S, 2009, Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas Dan Ginekologi.
aaaaaJakarta : TIM.
Leveno., K.J, dkk, 2009, Obstetri Williams: Panduan Ringkas. Jakarta : EGC.

Manuaba, I.G.B, dkk, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Mansjoer., A, 2000, Kapita Slekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius.

Mitayani, 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

Norma., N.D, & Dwi., M.S, 2013, Asuhan Kebidanan : Patologi Teori.
aaaaaaYogyakarta : Nuha Medika.
Reeder., S.J, dkk, 2011, Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi, &
aaaaaKeluarga. Jakarta : EGC.
Stright., B.R, 2005, Panduan Belajar : Keperawatan Ibu Baru Lahir, Jakarta :
aaaaaaEGC.
Yulianti., D, 2005, Buku Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan Dan
aaaaPersalinan. Jakarta : EGC.
PRE PLANING KUNJUNGAN RUMAH

(Home Visit )

Anggi Yolanda Putri

0101012006

Akademi Keperawatan Bhakti Husada Bekasi

2015
RANCANGAN KEGIATAN ( PRE PLANING )

AKPER BHAKTI HUSADA CIKARANG

13 15 JUNI 2015

A. Latar belakang Kegiatan

Pada periode pos partum, ibu memerlukan pengawasan untuk mencegah terjadinya

komplikasi pada post partum. Pada ibu post partum normal dengan Pre Eklampsi Berat

(PEB) perlu bimbingan dan perawatan khusus untuk memaksimalkan assuhan keperawatan

yang akan dilakukan selama 5 hari, dimana terlaksana 1 hari di RS dan hari kedua dengan

klien yang lain dengan kasus yang sama, maka perawat perlu melakukan kunjungan rumah

setelah klien diperbolehkan pulang guna melakukan tindakan keperawatan terhadap masalah

yang muncul dan pada masalah yang belum teratasi. Berdasarkan hasil pengkajian yang

dimulai pada tanggal 11 Juni 2015 serta pengolahan data dari tanggal 11 Juni 2015 hingga

didapatkan beberapa masalah kesehatan pada Ny. E Sebagai tindaklanjut dari format

pengkajian keperawatan maternitas tersebut telah dilakukan pengumpulan data padaNy. E

kemudian di analisa. Dari hasil analisa tersebut akan dilakukan tindakan keperawatan dari

hasil pengkajian data-data yang bermasalah pada Ny. E

B. Tujuan

1. TujuanUmum

a. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkesinambungan

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien post partum normal dengan Pre

Eklampsi Berat (PEB).


2. TujuanKhusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat :

a. Mengevaluasi keadaan dan perkembangan klien

b. Melakukan asuhan keperawatan pada Ny.E sesuai dengan rencana keperawatan.

C. Sasaran

Ny. E beserta keluarga

D. Waktu dan tempat

1. Hari/ Tanggal : Sabtu, 13 Juni 2015

Waktu : 10:00 WIB

Tempat : Jl. Beringin Rt 005 / 003, Kranji Bekasi.

Diagnosa keperawatan

a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan volume plasma

akibat tekanan darah

b. Resti infeksi berhubungan dengan luka peurperium

c. Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

d. Kurang pengetahuan mengenai KB, nutrisi ibu menyusui dan Anemia berhubungan

dengan kurangnya informasi.

Intervensi

a. Diagnosa : gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan volume plasma

akibat tekanan darah.

Rencana Kegiatan :

1) Monitoring TTV
2) Kaji ulang konjungtiva, dan CRT

3) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup

4) Motivasi ibu untuk minum SF 1 x 1 tab.

b. Diagnosa : Resti infeksi b.d luka peurperium

Rencana kegiatan :

1) Observasi pengeluaran lochea, warna, jumlah, bau dan REEDA.

2) Observasi TFU

3) Anjurkan ibu untuk perineum care dan ganti pembalut

4) Anjurkan dan ajarkan ibu mencuci tangan sebelum dan sesudah perineum

care.

5) Motivasi ibu untuk minum amoxcilin 3x500 mg

6) Motivasi ibu unyuk minum metronidazol 3x500 mg

c. Diagnosa : Keterbatasan aktifitass berhubungan dengan kelemahan fisik

Rencana tindakan :

1) Kaji ulang aktifitas klien

2) Anjurkan klien untuk mandi, keramas, dan mengosok gigi

3) Anjurkan klien memandikan dan melakukan perawatan tali pusat pada

bayinya

d. Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai KB dan nutrisi ibu menyusui dan

anemia b.d kurangnya informasi.


Rencana tindakan :

1) Motivasi klien memilih alat KB yang tepat

2) Berikan penkes mengenai nutrisi ibu menyusui

3) Anjurkan klien memenuhi gizi seimbang

2. Hari/ Tanggal : Minggu, 14 Juni 2015

Waktu : 15:00 WIB

Tempat : Jl. Beringin Rt 005 / 003, Kranji Bekasi.

Diagnosa keperawatan

a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan volume plasma

akibat tekanan darah

b. Resti infeksi berhubungan dengan luka peurperium

Intervensi

a. Diagnosa : gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan volume plasma

akibat tekanan darah.

Rencana Kegiatan :

1) Monitoring TTV

2) Kaji ulang konjungtiva, dan CRT

3) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup

4) Motivasi ibu untuk minum SF 1 x 1 tab.

b. Diagnosa : Resti infeksi b.d luka peurperium

Rencana kegiatan :
1) Observasi pengeluaran lochea, warna, jumlah, bau dan REEDA.

2) Observasi TFU

3) Anjurkan ibu untuk perineum care dan ganti pembalut

4) Anjurkan dan ajarkan ibu mencuci tangan sebelum dan sesudah perineum

care.

5) Motivasi ibu untuk minum amoxcilin 3x500 mg

6) Motivasi ibu unyuk minum metronidazol 3x500 mg

3. Hari/ Tanggal : Senin, 15 Juni 2015

Waktu : 15:00 WIB

Tempat : Jl. Beringin Rt 005 / 003, Kranji Bekasi.

Diagnosa keperawatan

a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan volume plasma

akibat tekanan darah

b. Resti infeksi berhubungan dengan luka peurperium

c. Kurang pengetahuan mengenai KB, nutrisi ibu menyusui dan penanganan anemia

berhubungan dengan kurangnya informasi.

Intervensi

a. Diagnosa : gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan volume plasma akibat

tekanan darah.

Rencana Kegiatan :

1) Monitoring TTV

2) Kaji ulang konjungtiva, dan CRT


3) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup

4) Motivasi ibu untuk minum SF 1 x 1 tab.

b. Diagnosa : Resti infeksi b.d luka peurperium

Rencana kegiatan :

1) Observasi pengeluaran lochea, warna, jumlah, bau dan REEDA.

2) Observasi TFU

3) Anjurkan ibu untuk perineum care dan ganti pembalut

4) Anjurkan dan ajarkan ibu mencuci tangan sebelum dan sesudah perineum

care.

5) Motivasi ibu untuk minum amoxcilin 3x500 mg

6) Motivasi ibu untuk minum metronidazol 3x500 mg

c. Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai KB dan nutrisi ibu menyusui dan

penanganan anemia b.d kurangnya informasi.

Rencana tindakan :

4) Berikan penkes mengenai penanganan anemia

5) Anjurkan klien memenuhi gizi seimban.

6) Motivasi klien untuk diet TKTP.

E. Evaluasi

1. Metode pelaksanaan

Ceramah, diskusi, dan tindakan keperawatan

2. Kriteria hasil
a. TTV normal

TD = 130/80 mmHg

N = 60-100 x/menit

RR =16- 24 x/menit

S =36,5 37,5 derajat celcius

b. Konjungtiva an anemis, CRT < 3 detik.

c. Klien dapat beristirahat

d. SF sudah diminum sesuai dosis dan waktu

e. Pengeluaran lochea sanguinolenta

Lokia bewarna kecokelatan

Jumlah lokia sedikit

Lokia berbau khas.

f. TFU sesuai hari

g. Ny E. Mengganti pembalut 4-5x ganti

h. Amoxcilin telah diminum sesuai dosis dan waktu

i. Meronidazol telah diminum sesuai dosis dan waktu

j. Klien mengatakan sudah dapat beraktifitas

k. Personal hygiene klien dan bayinya terpenuhi

l. Ny. E paham dan mengerti nutrisi ibu menyusui dan penanganan anemia

m. Gizi seimbang klien terpenuhi.


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

(SAP)

KELUARGA BERENCANA

Disusun Oleh:

ANGGI YOLANDA PUTRI

AKPER BHAKTI HUSADA CIKARANG

2015
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

( SAP )

1. Diagnosa keperawatan : kurang pengetahuan mengenai KB b.d kurangnya


aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaainformasi

2. Pokok bahasan : Keluarga Berencana (KB)

3. Sub bahasan : a. Pengertian KB

b. Tujuan KB

c. macam macam alat KB

d. kelebihan dan kekurangan alat KB

4. Sasaran : Ny.E beserta keluarga

5. Hari dan tanggal : Jumat, 12 Juni 2015

6. Waktu : 15 menit

7. Tempat : RSUD Kota Bekasi, Ruang Dahlia Kamar I

8. Penyuluh : Anggi Yolanda Putri

9. Tujuan

a. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dalam waktu 1x20 menit diharapkan

keluarga memahami tentang KB

b. Tujuan khusus

Setelah diberi penyuluhan kesehatan klien dan keluarga dapat :


1) Menyebutkan pengertian KB dengan benar.

2) Menyebutkan kembali 3 dari 4 tujuan KB dengan benar

3) Menyebutkan kembali macam macam alat KB dengan benar.

4) Menyebutkan kembali kelebihan dan kekurangan alat KB dengan benar

10. Materi penyuluhan : Terlampir

11. Metode : Ceramah, dan diskusi

12. Media : Leaf Leat, Lembar balik, dan contoh alat KB

13. Strategi pelaksanaan

Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan klien

1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam


2. Mengingatkan kontrak 2. Menyimak
Pembukaan (3
3. Menjelaskan maksud dan 3. Menyimak
menit) tujuan
4. Menanyakan persediaan
4. Menjawab
5. Appersepsi
5. Menjawab dan
menyimak.

1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan dan


KB menyimak
Inti
2. Menjelaskan Tujuan KB 2. Mendengarkan dan
(10 menit) menyimak
3. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan macam
menyimak
macam alat KB
4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan kelebihan
dan kekurangan alat Kb menyimak

1. Melakukan evaluasi hasil 1. Menjawab pertanyaan


penyuluhan
Penutup 2. Memberikan
2. Menjawab dan
reward/penguat.
(7menit) mendengarkan
3. Menyimpulkan hasil
3. Mendengarkan
penyuluhan
4. Mengucapkan salam 4. Mendengarkan dan
menjawab salam.

14. Evaluasi

a. Jenis soal : Lisan.

b. Jumlah soal : 4 soal.

c. Pertanyaan :

1) Jelaskan kembali pengertian KB?

2) Sebutkan kembali tujuan KB?


3) Sebutkan kembali macam macam alat KB?

4) Sebutkan kembali kelebihan dan kekurangan KB?

Jawaban :

1) Keluarga berencana (kb) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran.

2) Tujuan Kb

a. Meningkatkan kesejahteraan ibu, dan anak.

b. Membatasi jumlah kelahiran anak.

c. Meningkatkan kesehatan reproduksi ibu.

d. Menunda kehamilan.

3) Macam macam alat KB

a. Pil kb

b. Suntik kb

c. Implant/susuk

d. Akdr (alat krontrasepsi dalam rahim) atau IUD

e. Kondom

f. Sterilisasi pria

g. Sterilisasi wanita.

4) Kelebihan dan kekurangan alat KB

a. Pil kb
Alat kontrasepsi dengan cara diminum yang relatif mudah di dapat dan

digunakan.

Kelebihan : Mudah di dapat

Tidak mengganggu hubungan intim

Dapat digunakan wanita segala usia

Kekurangan : Mual

Pendarahan atau bercak darah

Sakit kepala

Berat badan naik

Tekanan darah meningkat

b. Suntik kb

Kontrasepsi yang digunakan melalui suntikan.

Terdapat 2 macam suntik KB

1. Suntik kb 1 bulan

2. Suntik kb 3 bulan

Kelebihan : Mudah digunakan bisa 1 bulan sekali dan 1x dalam 3 bulan

Mencegah terjadinya kanker

Tidak mempengaruhi asi

Kekurangan : Gangguan haid

Depresi
Perubahan berat badan

Sakit kepala

c. Implant/susuk

Alat kontrasepsi yang di letakan dibawah kulit lengan

Kelebihan : Tidak mengganggu asi

Tekanan darah tidak naik.

Mengurangi nyeri haid

Kekurangan : Sakit kepala

Penurunan berat badan

Nyeri pada payudara

Dilakukan dengan tindakan pembedahan.

d. Akdr (alat krontrasepsi dalam rahim) atau IUD

Terdapat 2 macam AKDR yaitu :

1. Spiral

2. Copper T

Kelebihan : Pencegahan kehamilan yag ampuh hingga 10 tahun

Tidak mempengaruhi ASI

Tidak mengganggu hubungan intim

Kekurangan : Gangguan haid

Pembengkakan pinggul
Dilakukan dengan tindakan medis

Dapat keluar dari rahim tanpa sebab

e. Kondom

Alat kontrasepsi pada pria yang digunakan pada alat kelamin pria yang bertujuan

agar sperma tidak masuk ke saluran reproduksi wanita.

Kelebihan : Mudah didapat

Dapat mencegah penyakit menular seksual

Kekurangan : Mengganggu hubungan seksual

Penggunaan sangat mempengarui keberhasilan kontrasepi

f. Sterilisasi pria

Dilakukan tindakan vasektomi, yang memerlukan operasi kecil dalam 10 15

menit.

g. Sterilisasi wanita.

Pengangkatan salah satu organ reproduksi agar tidak terjadi kehamilan.

Ada 3 metode yaitu :

1. Pengikatan saluran tuba

2. Pengangkatan rahim

3. Pengangkatan indung telur

Anda mungkin juga menyukai