Pada kapal kosong letak titik G sudah dapat diketahui dari percobaan stabilitas namun
dengan adanya pemuatan, pembongkaran, pergeseran muatan, pemakaian bahan bakar,
pemakaian air tawar dan kegiatan lain diatas kapal maka letak titik G kapal akan berubah
kedudukannya sehingga kita perlu mengetahui dengan pasti letak titik G kapal selesai
kegiatan. Kapal juga dapat diibaratkan sebagai timbangan secara tegak dengan titik tumpunya
adalah titik G kapal. Perhatikan percobaan dibawah ini :
Apabila sebuah balok yang homogen dengan berat W maka letak titik beratnya (G) adalah
pada setengah panjangnya, sehingga apabila diberi tuas pada titik beratnya maka akan dalam
keadaan seimbang.
Apabila balok tadi dipotong seberat w dengan jarak d pada salah satu sisi maka
kedudukan balok tadi tidak seimbang sehingga pada sisi yang dipotong akan naik dan sisi
lainnya turun. Hal ini terjadi karena titik berat balok (G) bergeser ke (G1) menjauhi sisi yang
dipotong akibat moment dari bagian yang dipotong tadi.
Apabila balok tadi ditambah seberat w dengan jarak d pada salah satu sisi maka
kedudukan balok tadi tidak seimbang sehingga pada sisi yang ditambah akan turun dan sisi
lainnya naik. Hal ini terjadi karena titik berat balok (G) bergeser ke (G1) mendekati sisi yang
penambahan akibat moment dari bagian yang ditambah tadi.
Akibat pergeseran bobot maka letak titik G kapal akan bergerak ke G1 searah dan sejajar
dengan arah pergeseran. Pergeseran sama halnya dibongkar dan dimuat kembali.
Kesimpulan :
1. Titik berat kapal akan bergeser ke arah titik berat bobot yang dimuat
2. Titik berat kapal akan bergeser menjauhi titik berat bobot yang dibongkar.
3. Titik berat kapal akan bergeser searah dan sejajar dengan titik berat bobot yang
digeser.
4. Apabila muatan diangkat dengan alat bongkar muat di kapal (boom atau ships crane),
maka titik berat muatan tersebut (g) akan pindah ke ujung batang pemuat.
Karena proses kegiatan muat bongkar untuk sebuah kapal sangat komplek maka rumusan
diatas sukar untuk diterapkan.