Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASESSMEN UNJUK KINERJA

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Asessmen Pendidikan


Dasar
Dosen Pengampu: Dr. Masrukan, M.Si.

Disusun Oleh:
1 Syahriadi 0103515059
2 Tri Suryaningsih 0103515063

PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sebelum membicarakan tentang assesmen akan ditinjau
terlebih dahulu beberapa istilah yang banyak ditemui dan sering
ditanyakan perbedaannya, yaitu pengujian, pengukuran, penilaian
dan evaluasi.
1. Pengujian adalah kegiatan memberikan sejumlah
pertanyaan.
2. Pengukuran adalah kegiatan yang sistematik untuk
memberikan angka pada objek atau gejala
3. Assessment (penilaian) adalah penafsiran hasil pengukuran
dan penentuan pencapaian hasil belajar.
4. Evaluasi adalah penentuan mutu dan penentuan pencapaian
tujuan suatu program.
Sesuai dengan pengertiannya, dapat dikatakan bahwa
assesmen adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi dan
penetapan mutu pengetahuan siswa secara menyeluruh. Dalam
pengertian ini diisyaratkan bahwa penilaian harus terintegrasi
dalam proses pembelajaran dan menggunakan beragam bentuk.
Tes dan teknik-teknik penilaian hanya diperlukan untuk
menunjukkan bagaimana siswa mengerjakan tugas-tugas yang
sebenar-benarnya. Bila kita menginginkan siswa menjadi seorang
yang dapat memecahkan masalah dengan baik, maka tes tentang
kompetensi pemecahan masalah harus secara logis menilai unjuk
kerja siswa dalam tugas pemecahan masalah.
Ketika siswa dinilai berdasar unjuk kerjanya, tes menjadi
bagian dalam pengajaran. Misalnya seorang pelatih akan bekerja
secara teratur dengan pemain-pemainnya untuk menyusun
tujuan-tujuan guna meningkatkan unjuk kerjanya.
Rangkaian program pengajaran dan penilaian didasarkan pada
hasil penilaian sebelum dan seterusnya. Dengan demikian
diperlukan simpanan catatan-catatan yang lebih dari sekedar nilai
(grades), tetapi harus menunjukkan secara lengkap dan tepat
gambaran unjuk kerja siswa, sehingga catatan-catatan tersebut
dapat digunakan untuk memberikan umpan balik dan bagi orang
tua dan guru untuk dijadikan bahan bukti kemajuan siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Asesment otentik ?
2. Bagaimana konsep asessmen unjuk kinerja ?
3. Bagaimana contoh asessmen unjuk kinerja?

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian asesmen otentik
2. Mengetahui konsep asesmen unjuk kinerja
3. Mengetahui contoh asessmen unjuk kinerja
.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Asesmen Otentik
Sebelum membahas asesmen unjuk kinerja, terlebih
dahulu akan di bahas mengenai asesmen autentik. Karena
berkaitan erat antara keduanya.
Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah
pengukuran secara signifikan atas hasil belajar peserta didik
untuk ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian
didasarkan pada masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran (Permendikbud 81a 2013).
Menurut Masrukan (2014:19) asessmen otentik adalah
proses pengumpulan berbagai data yang mampu memberikan
gambaran perkembangan siswa, gambaran pengembangan
tersebut perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa
siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Sedangkan
Mulyasa (2014:137) mendefinisikan penilaian autentik sebagai
penilaian yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap secara utuh dan professional, sesuai dengan standar
kompetensi yang telah ditentukan. Penilaian aspek pengetahuan
dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan dan daftar isian
pertanyaan. Penilaian aspek keterampilan dilakukan dengan ujian
praktek, analisis keterampilan, dan analisis tugas serta penilaian
oleh siswa sendiri. Sedangkan penilaian aspek sikap dilakukan
dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi) dari diri sendiri,
dan daftar isian sikap yang disesuaikan dengan standar
kompetensi.

2
Poerwati dan Amri (2013:166) penilaian autentik dapat
dilaksanakan menggunakan penilaian tes dan non tes. Penilaian
tes meliputi: (a) tes lisan; (b) tes tertulis seperti uraian, pilihan
ganda, jawaban singkat, isian, menjodohkan, benar salah; dan (c)
tes perbuatan yang meliputi kinerja (performance), penugasan
(projek), dan hasil karya (produk). Sedangkan penilaian non tes
dilakukan melalui pengamatan (observasi).
Dapat disimpulkan bahwa asessmen otentik adalah proses
pengumpulan berbagai data yang mampu memberikan
gambaran perkembangan siswa melalui penilaian yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara
utuh dan professional, sesuai dengan standar kompetensi yang
telah ditentukan, sehingga guru dapat memastikan bahwa siwa
mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Asesmen otentik memiliki beberapa karakteristik dan
tujuan. Berikut karakteristik dan tujuan asesmen otentik menurut
Santoso (dalam Masrukan, 2014:25):
a. Karakteristik:
1) Asesmen merupakan bagian dari proses pembelajaran
2) Asesmen mencerminkan hasil proses belajar pada
kehidupan nyata
3) Menggunakan berbagai macam instrumen, pengukuran,
dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar.
4) Asesmen bersifat komprehensif dan holistik yang
mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
b. Tujuan asesmen otentik adalah untuk: 1) menilai
kemampuan individu melalui tugas tertentu, 2)
menentukan kebutuhan pembelajaran, 3) membantu dan
mendorong siswa, 4)membantu dan mendorong guru untuk
mengajar yang lebih baik, 5) menetukan strategi
pembelajaran, 6) akubtabilitas lembaga, dan 7)
meningkatkan kualitas pendidikan.

1
Asessmen otentik dalam pelaksanaanya harus
memperhatikan prinsip-prinsip otentik. Berikut prinsip asesmen
otentik menurut Santoso (dalam Masrukan, 2014:25) yaitu :
a. Keeping Track, mampu menelusuri dan melacak kemajuan
siswa sesuai rencana pembelajarang yang ditetapkan.
b. Cheking Up, mampu mengecek ketercapaiankemampuan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
c. Finding Out, mampu mencari, menemukan serta
mendeteksi kesalahan yang menyebabkan terjadinya
kelemahan dalam proses pembelajaran.
d. Summing Up, mampu menyimpulkan apakah peserta didik
telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.

Langkah-langkah menyusun asesmen otentik:


a. Identifikasi kompetensi
Hasil pembelajaran diperoleh dari tujuan pembelajaran.
Seperti tujuan kompetensi daasar merupakan kemampuan
dasars yang diharapkan dikuasai.
b. Memilih suatu tugas otentik
Peserta didik belajar dan mendemonstrasikan tujuan
pembelajaran dalam berbagai cara, misalnya, dengan
membaca, berdiskusi, bermain peran, menulis, pembuatan
keputusan, dan pemecahan masalah.
c. Merumuskan kriteria tugas otentik
Kriteria tugas merupakan indikator indikator kinerja yang
baikdari sebuah tugas. Apabila terdapat sejumlah indikator,
sebaiknya diperhatikan apakah indikatoe-indikator tersebut
memerlukan urutan atau tidak.
d. Mengembangkan rubrik
Rubrik yang dikembangkan dapat berupa rubrik holistik atau
rubrik analitik. Dipilih salah satu dari keduanya, tidak perlu
dibuat keduanya
e. Merancang asesmen

2
Asesmen otentik mencakup tes ertulis yang sudah biasa
disusun dan digunakan oleh guru sejak dulu. Perancangan
asesmen dilaksanakan terpadu pada awal tahun pelajaran
sebagi lampiran dari PROTA, maupun pada awal semester
sebagai lampiran PROMES.
Untuk memperolehinformasi yang menyeluruh dan terfokus
serta mengarah pada tercapainya suatu kompetensi,
penilaian otentik dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis, antara lain sebagai berikut:
a. Asesmen tertulis, berupa: PR, kuis, ulangan harian, UTS,
ujian semester, atau akhir jenjang pendidikan
b. Asesmen unjuk kinerja, berupa: presentasi atau
penampilan siswa, demonstrasi, diskusui kelompok.
c. Asesmen proyek, berupa: kegiatan lapangan dan laporan,
karya tulis, investigasi, karya wisata
d. Asesmen produk, berpa: karya siswa, rancang bangun,
model, maket, alat peraga, portofolio.

2. ASESMEN UNJUK KINERJA


A. Pengertian
Asesmen kinerja disebut juga dengan asesmen perbuatan
(unjuk kerja). Asesmen kinerja dilakukan untuk menilai tugas-
tugas yang dilakukan oleh siswa, sehingga guru dapat memiliki
informasi yang lengkap tentang siswa. Menurut Hibbard (dalam
Poerwanti, 2008) tugas-tugas kinerja menghendaki (1) penerapan
konsep-konsep dan informasi penunjang penting lainnya, (2)
budaya kerja yang penting bagi studi atau kerja ilmiah, (3) literasi
sains (penampakan ketidakbutaan ilmiah). Asesmen kinerja
(Performance) pada dasarnya adalah asesmen autentik karena
dalam asesmen siswa dituntut untuk mendemonstrasikan inkuiri
ilmiah mereka, melakukan penalaran dan keterampilan dalam
menyelesaikan berbagai tugas menarik dan menantang dalam
konteks kehidupan nyata.

3
Menurut Masrukan (2014:32) analisis unjuk kinerja merupakan
suatu bentuk asesmen otentik yang meminta peserta didik untuk
mendemonstrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan kedalam
berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
B. Karakteristik
a. Karkteristik dasar
Menurut Maertel (dalam Masrukan, 2014) asesmen unjuk
kinerja memiliki karakteristik dasar yaitu: 1) peserta tes
diminta untuk mendemonstrasikan kempampuanya dalam
mengkreasikan suatu prosedur atau terlibat dalm suatu
aktivitas, misalnya melaksanakan langkah langkah
menggambar garis bagi dalam sebuah segitiga, dan 2)
kesepakatan prosedur lebih penting daripada hasilnya.
b. Karakteristik mengevaluasi
Asesmen unjuk kinerja dianggap berkualitas bai, paling
tidak harus memperhatikan tujuh kriteria yang dibuat oleh
Popham (dalam Masrukan, 2014:33). Kriteria tersebut yaitu:
1) Generability, apakah pesertya tes adalam melakukan
tugas yang diberikan sudah memadai untuk
digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain? Semakin
dapat digeneralisasikan tugas tugas ynag diberikan
dalam rangka asesmen kinerja tersebut maka
semakin baik tugas tersebut.
2) Authenticity, tugas yang diberikan sudah sesuai
dengan apa yang sering dihadapi siswa dalam
kehidupan sehari-hari
3) Multiple Foci, tugas ynag diberikan kepada peserta
tes sudah mengukur lebih dari satu kemapuan-
kemampuan yang diinginkan
4) Teachability, tugas yang diberikan merupakan tugas
yang sng hasilnya semakin baik karena adanya usaha
mengajar dari guru di kelas
5) Fairness, tugas-tuags yang diberiakn sudah adil untuk
semua peserta tes

4
6) Feasibility, tugas yang diberikan relevan untuk dapat
dilaksankan mengingat fakto-faktor seperti biaya,
ruangan, waktu, dan peralatanya.
7) Scorability, tugas ynag diberikan dapat diskor dengan
akurat dan reliabel.
C. Implementasi
Komponen pertama asesmen kinerja adalah tersedianya
tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa. Tugas itu
menuntut siswa untuk menerapkan pengetahuan dan proses yang
mereka pelajari. Agar mendapatkan alat evaluasi yang valid,
tugas-tugas kinerja harus memiliki kriteria berikut: (1)
Memusatkan pada elemen-elemen pengajaran yang penting; (2)
Sesuai dengan isi kurikulum yang diacu; (3) Mengintegrasikan
informasi, konsep, keterampilan, dan kebiasaan kerja; (4)
Melibatkan siswa; (5) Mengaktifkan kemauan siswa untuk bekerja;
(6) Layak dan pantas untuk seluruh siswa; (7) Ada keseimbangan
antara kerja kelompok dan kerja individu; (8) Terstruktur dengan
baik untuk memudahkan pemahaman; (9) Memiliki produk yang
autentik (dunia nyata); (10) Memiliki proses yang autentik; (11)
Memasukkan penilaian diri; dan (12) Memungkinkan umpan balik
dan orang lain (Nur dalam Poerwanti, 2008).

D. Manfaat Asesmen Kinerja


Menurut ott (dalam Masrukan 2014:33) manfaat asesmen
kinerja yaitu:
1. Asesmen kinerja menekankan siswa untuk berlomba
dengan dirinya sendiri daripada dengan siswa lain
2. Dapat menambah pengalaman siswa tentang apa yang
diketahui dan dilakukan
3. Dapt menhilangkan ketakutan tentang matematika karena
tidak jawaban benar atau salah
4. Dapat menuntun pembelejaran matematika

5
5. Membuat pembelajaran lebih relevan ke kehidupan siswa
dan dunia nyata.
Menurut Stenmark (dalam Masrukan 2014:33) manfaat
asesmen kinerja yaitu:
1) Memberikan kesempatan siswa untuk memperlihatkan
kemampuan siswa baik kecepatan maupun ketepatan
2) Melakukan pengorganisasian dan pemikiran siswa sendiri
3) Memahami bahwa matematika bukanlah serangkaian
peraturan untuk diingat dan diikuti, tetapi lebih kepada
proses yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan
masalah
4) Meningkatkan motivasi
5) Memahami kekuatan dan kegunaan matematika
Stiggins (dalam Masrukan 2014:34) mengungkapkan
bahwa ada beberapa alasan mengapa asesmen kinerja perlu
dilakukan yaitu sebagai berikut:
1) Memberi peluang yang lebih banyak kepada guru untuk
mengenal siswasecara lebih utuh sebab pada
kenyataannya tidak semua siswa yang kurang berhasil
dalam tes objektif atau essai secara otomatis bisa
dikatakan tidak terampil atau tidak kreatif. Dengan
demikian asesmen kinerja siswa melengkapi cara asesmen
lainnya.
2) Dapat melihat kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses
pembelajaran berakhir. Asesmen kinerja membantu guru
memudahkan mengamati dan menilai siswa dalam belajar
sesuatu, dengan demikian akan diperoleh informassi
mengenai bagaimana siswa berintegrasi dengan
lingkungan selama proses pembelajaran.
3) Adanya kemampuan siswa yang sulit diketahui atau
dideteksi hanya dengan melihat hasil akhir pekerjaan
mereka, atau hanya melalui tes tertulis yaitu segi
keterampilan dan kreativitas.

6
Menurut Hidayat dan Maryani (dalam Masrukan 2014:34)
terdapat beberapa target yang akan dicapai melalui asesmen
kinerja yaitu:
1) knowledge atau pengetahuan
2) reasoning yang berarti penalaran atau aplikasi
pengetahuan dalam konsep pemecahan masalah
3) skill yaitu kecakapan siswa dalam bertanya,
keterampilan berkomunikasi, karya, visual, dll
4) product yaitu kemampuan berbagai macam kreasi
karya siswa
5) affect yaitu menggambarkan tentang tingkah laku,
minat, nilai, motivasi dan konsep diri.

E. Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan menurut Collison ( dalam Masrukan 2014) yaitu:
(1) asesmen dapat menyatu dengan program pembelajaran,
(2) guru memperoleh informasi lebih lengkap dan lebih baik
tentangpemahaman maupun kemajuan siswabahkan
kesalahan konsep, (3) dapat menilai kekuatan dan kelemahan
proses pembelajaran yang dilakukan, (4) guru dapat
mengintegrasikan beberapa materi pembelajaran dalam suatu
tugas matematika.
Kekurangan: 1) tugas kinerja yang berkualitas tinggi susah
dibuat, 2) rubrik penskoran kualitas tinggi susah dibuat, 3)
melengkapi tugas kinerja, siswa memerlukan waktu yang
banyak, 4) penskoran tugas kinerja memakan banyak waktu,
5) skor dari tugas kinerja mungkin memiliki reabilitas lebih
endah, 6) kinerja siswa pada satu tugas hanya sedikit
meberikan informasi kinerjanya untuk tugas lain, 7) tugas
kinerja tidak dapat mengakses semua target belajar dengan
baik, 8) perlengkapan tugas kinerja mungkin mengecilkan hati
siswa, 9) asesmen kinerja mungkin tidak mempresentasikan
pembelajaran suatu kelompok budaya, 10) dan asesmen
budaya dapat disalahgunakan.

7
F. Contoh Asesmen Unjuk Kinerja
Asesmen unjuk kinerja pada tingkat SMP
Mata pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Kompetensi Dasar : 3.5 Menyajikan fungsi dalam berbagai
bentuk relasi, pasangan berurut, rumus
fungsi, tabel, grafik, dan diagram
Indikator : 1. Menyatakan relasi dalam bentuk diagram
panah
2. Menyatakan relasi dalam bentuk pasangan
berurut
Alat dan bahan : pulpen dan penggaris
Tugas:
Kerjakan tugas ini secara individu!
Di suatu sekolah terdapat 4 guru yang diwawancarai
mengenai merek HP yang digunakan. Hasil wawancaranya yaitu:
Aang menggunakan Oppo, Eka menggunakan Samsung, Dina
menggunakan Oppo, dan Suci menggunakan Apple. Jika
dimisalkan A adalah himpunan guru dan B adalah Merek HP,
maka nyatakanlah relasi tersebut ke dalam diagram panah dan
pasngan berurut!

Pedoman penskoran (rubrik)


Tahap Deskripsi Skor
Persiapan Penyiapan bahan/alat, langkah-langkah 0-2
kerja, dan waktu yang digunakan.
Pelaksan Ketepatan menggunakan langkah-langkah 0-4
aan penyelesaian
Pelapora Ketepatan isi dan hasil penyelesaian 0-4
n
Total skor 0-10

Contoh penggunaan rubrik:

8
Persiap Pelaksan Pelapor
Nama Nilai
No. an aan an (0-10)
(0-2) (0-4) (0-4)
Marwazi
1 1 4 4 9
h
2 Fidiana 2 3 3 8
3 Dst

Catatan: Pada penskoran di atas, sebagai contoh penskoran


untuk setiap kegiatan adalah sebagai berikut:
1. kegiatan persiapan/perancangan mendapat skor 0 apabila
tidak melakukan persiapan, skor 1 apabila melakukan
sebagian, dan skor 2 apabila semua deskripsi dari rubrik
dilaksanakan.
2. pada kegiatan pelaksanaan, skor 4 apabila tidak ada
kesalahan (lengkap), skor 3 apabila ada sedikit kesalahan,
skor 2 apabila banyak kesalahan, dan skor 1 apabila tidak
melakukan sesuai dengan rubrik yang ditentukan.
3. pada kegiatan pelaporan, skor 4 apabila tidak ada kesalahan
(lengkap), skor 3 apabila ada sedikit kesalahan, skor 2
apabila banyak kesalahan, dan skor 1 apabila tidak
melakukan sesuai dengan rubrik yang ditentukan.
4. jumlah skor dapat ditransfer ke dalam nilai dengan skala 0

9
s.d 100 contoh: Nilai Marwazih = 10 x 100 = 9

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penilaian yang dilakukan terhadap siswa harus
bervariasi bentuknya, salah satu diantaranya adalah
penilaian unjuk kerja. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian
belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk
tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda,

9
menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.
Kelebihan jenis penilaian ini adalah dapat mengungkapkan
kemampuan siswa dalam pemahaman konsep, pemecahan
masalah, penalaran dan komunikasi yang tidak dimiliki
oleh jenis penilaian berbentuk pilihan ganda, menjodohkan,
dan uraian objektif. Namun perlu diingat bahwa kelemahan
dari jenis penilaian ini adalah dalam mendisaian penilaian,
baik dalam hal instrumennya maupun dalam hal
rubriknya. Beberapa contoh penilaian unjuk kerja untuk
SD, SMP dan SMA yang diambil dari berbagai sumber dapat
digunakan sewaktu guru mengajar untuk materi yang
sesuai. Jika kita mengambil contoh penilaian unjuk kerja,
maka sebelum diterapkan dapat dilakukan perubahan baik
instrumen maupun rubriknya agar sesuai dengan kondisi
siswa. Rubrik yang digunakan bisa rubrik analitik atau
rubrik holistik atau kombinasi keduanya.

DAFTAR PUSTAKA

Masrukan. 2014. Asesmen Otentik Pembelajaran Matematika.


Semarang: CV. Swadaya Manunggal.
Poerwanti, Endang dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.

1
2

Anda mungkin juga menyukai