ACFrOgBNFt3GoPy9oh0t8V0dXdurT-wsnBtcPHKtKSWN Q3f3U3ZuFfUvg5eH tcVelQ7SZRMRHodOTK04WL4-5n6-V8gPA5 eWH9J6zZ5oT8xwgmWXGo6zJn6PGiF20Rjh2jnb8XKeXzaRFZWjM
ACFrOgBNFt3GoPy9oh0t8V0dXdurT-wsnBtcPHKtKSWN Q3f3U3ZuFfUvg5eH tcVelQ7SZRMRHodOTK04WL4-5n6-V8gPA5 eWH9J6zZ5oT8xwgmWXGo6zJn6PGiF20Rjh2jnb8XKeXzaRFZWjM
OLEH
I.B DIMAS MAHENDRA WIJAYA (1923071011)
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
mengakibatkan asesmen kinerja ini menjadi bagian yang terisolir dari proses
pembelajaran secara keseluruhan. Asesmen kinerja menjadi bagian penting
dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga proses pengukuran hasil
belajar tidak lagi dianggap sebagai hal yang kurang menantang bagi siswa
untuk menggunakan kemampuan atau keterampilan berpikirnya. Pola asesmen
yang baik dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar
mengajar dan hasil belajar siswa. Pernyataan ini diperkuat oleh Sudrajat, dkk
(2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif, efesien dan
produktif tidak mungkin ada tanpa asesmen yang baik.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi dari asesmen kinerja.
1.3.2 Mengetahui karakteristik dan kriteria dari asesmen kinerja.
1.3.3 Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari asesmen kinerja.
1.3.4 Mengetahui tahapan penyusunan asesmen kinerja
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
diberikan bukan hanya mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
melainkan pengaplikasian keterampilan dalam menyelesaikan masalah
yang ada dalam kehidupan nyata. Adapun prinsip-prinsip yang harus
dipegang dalam pengimplementasian asesmen otentik yaitu (1)
merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran, (2) harus
mencerminkan masalah dunia nyata, (3) harus menggunakan berbagai
ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar, dan (4) meliputi semua aspek dari tujuan
pembelajaran, baik kognitif, afektif maupun sensori motorik.
B. Definisi Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan
berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa
dan sejauhmana yang telah dilakukan dalam suatu program. Pemantauan
didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam
menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang
diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut. Abidin, (2014)
menjelaskan bahwa asesmen kinerja yaitu penilaian oleh peserta didik
untuk dapat mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik atau keterampilan melakukan suatu aktivitas,
proyek, dan penilaian portofolio. Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa asesmen kinerja merupakan proses penilaian kinerja
peserta didik oleh pendidik yang dilakukan secara sistematis.
Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas
kinerja (performance task), rubrik performansi (performance rubrics),
dan cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang
berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian
tugas. Rubrik performansi merupakan suatu rubrik yang berisi
komponen-komponen suatu performansi ideal, dan deskriptor dari setiap
komponen tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic
scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum
terhadap kualitas performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor
terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan
5
(3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa
unsur dominan dari suatu performansi (Dantes, 2008).
6
2.3.1 Kelebihan Asesmen Kinerja
Dapat mengevaluasi hasil belajar yang kompleks dan keterampilan
yang tidak dapat dievaluasi dengan tes kertas dan pensil.
Memotivasi peserta didik dalam belajar secara lebih baik.
Keterlibatan langsung peserta didik dalam perumusan tujuan
belajar, pemilihan jenis tugas, penetapan kriteria penilaian akan
membuat para peserta didik lebih tahu apa yang seharusnya
dilakukan. Cara seperti ini dapat memotivasi belajar dan membuat
pembelajaran lebih bermakna. Kreativitas dan kemandirian belajar
peserta didik, serta proses dialog antara peserta didik dan guru
merupakan faktor penting dalam asesmen kinerja.
Dapat mengevaluasi beberapa keterampilan yang berupa
kemampuan lisan maupun fisik.
Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan nyata.
Hal ini dikarenakan asesmen kinerja lebih menekankan pada apa
yang dapat dilakukan oleh peserta didik, bukan apa yang dapat
diketahui peserta didik.Oleh karena itu unjuk kerja yang
ditunjukkan oleh peserta didik sebaiknya ditekankan pada
kehidupan nyata terutama kehidupan nyata di sekitar lingkungan
sekolah atau rumah peserta didik.
2.3.2 Kelemahan Asesmen Kinerja
Membutuhkan waktu dan usaha-usaha yang harus dipertimbangkan
dalam penggunaannya. Asesmen kinerja tidak bisa disusun dengan
waktu yang tergesa-gesa karena akan menghasilkan suatu
perangkat penilaian yang tidak akan mencapai sasaran tujuan yang
dikehendaki.
Dibutuhkan perhatian yang sangat besar bagi guru dalam
penggunaannya, laporan dari hasil asesmen harus dibuat sesegera
mungkin, karena penundaan pembuatan laporan akan menimbulkan
bias sehingga hasil belajar itu menjadi tidak berarti
7
Penilaian dan penskoran kinerja subjektif dan memiliki reliabilitas
rendah. Hal ini disebabkan asesmen kinerja membutuhkan
penilaian yang besar dari guru sehingga subjektivitas penskoran
dan penilaian akan tinggi. Dampak dari subjektivitas yang tinggi
akan menyebabkan reliabitas rendah. Untuk meminimalkan
subjektivitas dalam asesmen kinerja guru harus membuat kriteria
penilaian (rubric) yang jelas.
Frekuensi melakukan evaluasi secara individual harus lebih banyak
daripada kelompok. Asesmen kinerja lebih menuntut penilaian
secara individual daripada kelompok. Pekerjaan seperti ini
membutuhkan waktu yang banyak dan biaya yang cukup besar
sehingga apabila guru mengerjakannya dengan tidak serius akan
menjadi pekerjaan yang sia-sia.
8
4. Teachability, yakni apakah tugas yang diberikan merupakan tugas
yang relevan yang hasilnya semakin baik akibat adanya usaha
mengajar pengajar di kelas,
5. Fairness, yakni apakah tugas yang diberikan sudah adil, tidak
mengandung bias berdasar latar untuk semua peserta tes,
6. Feasibility, yakni apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian
keterampilan atau penilaian kinerja memang relevan untuk dapat
dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan/tempat,
atau peralatannya,
7. Scorability, yakni apakah tugas yang diberikan nanti dapat skor
dengan akurat dan reliabel, karena salah satu tahap dalam penilaian
kinerja yang sensitif adalah perlakuan dalam pemberian skor.
9
panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance
pada proses atau hasil yang diharapkan.
Rubrik menurut Muslich (2011) adalah suatu pedoman penskoran
yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran (proficiency) peserta
didik dalam mengerjakan suatu tugas. Di dalam suatu rubrik, guru
mendeskripsikan masing- masing tingkat kemahiran peserta didik untuk
setiap kriteria.
Terdapat dua macam rubrik, yaitu rubrik dengan daftar cek
(checklist) dan rubrik dengan skala penilaian (rating scale).
1. Rubrik dengan Daftar Cek
Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(ya – tidak). Pada penilaian kinerja yang menggunakan daftar cek,
peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan
tertentu dapat diamati oleh guru. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak
memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-
tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai
(kemampuan) tengah. Berikut merupakan contoh rubrik dengan daftar
cek (tabel 2.1).
10
… 6) Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer dengan
posisi mata tegak lurus.
Total Skor =
11
Skala penilaian dalam rubrik ini terbagi atas 2 macam yaitu skala
holistik dan analitik. Dalam rubrik holistik, baik peserta didik
melakukan kegiatan dinilai dengan memperhatikan semua kriteria
secara bersama-sama atau menyeluruh. Berikut merupakan contoh
rubrik dengan skala penilaian holistik terdapat pada tabel 2.3.
Rubrik dengan skala penilaian yang lain yaitu skala analitik. Dalam
rubrik skala analitik, unjuk kerja dinilai secara terpisah-pisah untuk
setiap kriteria. Sistem penilaian holistik lebih efisien dibandingkan
dengan skala analitik, tetapi sistem penilaian analitik memberikan
informasi yang lengkap yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan
dan peningkatan pembelajaran peserta didik (Muslich, 2011).
Berikut ini merupakan contoh rubrik dengan skala penilaian analitik
yang terdapat pada tabel 2.5.
12
Tabel 2.5 Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik
Lingkarilah angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka 3 jika
agak tepat, angka 2 jika tidak tepat dan angka 1 jika sangat tidak tepat
untuk setiap tindakan di bawah ini!
5 4 3 2 1 Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan
memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa
5 4 3 2 1 Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer
serendah-rendahnya.
5 4 3 2 1 Memasang termometer pada tubuh pasien (di mulut, di
ketiak, atau di dubur) sehingga bagian yang berisi air raksa
kontak dengan tubuh orang yang diukur suhu tubuhnya.
5 4 3 2 1 Menunggu beberapa menit termometer yang tinggal dalam
tubuh orang yang diukur suhunya.
5 4 3 2 1 Mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur
dengan memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa.
5 4 3 2 1 Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer
dengan posisi mata tegak lurus.
13
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa asesmen
kinerja merupakan suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk
tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana
yang telah dilakukan dalam suatu program. Pemantauan didasarkan pada
kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas
atau permasalahan yang diberikan.
Asesmen kinerja memiliki karakteristik multikriteria, strandar
kualitas yang spesifik, dan judgement penilaian. Dengan kriteria meliputi
generalisasi, autentik, banyak fokus, dapat diterapkan dalam pembelajaran,
adil, layak, dan berbasis skor. Tentunya asesmen kinerja memiliki
kelebihan dan kelemahannya tersendiri.
Tahapan yang harus dilakukan dalam penyusunan penilaian kinerja
adalah menentukan indikator kinerja, memilih fokus asesmen, memilih
tingkatan realisme, memilih metode observasi observasi, pencatatan, dan
penskoran, menguji coba task dan rubrik, dan memperbaiki task. Terkait
dengan penilaian, terdapat dua macam rubrik, yaitu rubrik dengan daftar
cek (checklist) dan rubrik dengan skala penilaian (rating scale). Skala
penilaian dalam rubrik terbagi atas 2 macam yaitu skala holistik dan
analitik.
3.2 Saran
Penyusunan makalah ini masih banyak menemukan hambatan dari segi
isi maupun literatur, penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan kritikan
dan saran yang membangun untuk kesuksesan makalah selanjutnya.
14
DAFTAR RUJUKAN
15