Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan
singkatan DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
merupakan vector borne disease atau ditularkan melalui vektor, yaitu nyamuk
Aedes aegypti. Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia karena tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia
sebagai daerah endemis dan sering menimbulkan letusan Kejadian Luar Biasa
(KLB) dengan kematian yang tinggi.
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada
tahun 1958, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak
itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980
seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timor telah terjangkit penyakit. Sejak
pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat
baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis
selalu terjadi KLB setiap tahun.
Demam Berdarah banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Asia
menempati urutan pertama dalam jumlah penderita Demam Berdarah di tiap
tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1958 hingga tahun 2009. World
Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan
kasus Demam Berdarah tertinggi di Asia Tenggara. Dari jumlah keseluruhan kasus
tersebut, sekitar 95% terjadi pada anak di bawah 15 tahun).
Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke seluruh
kawasan dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit semakin meningkat hingga ke
wilayah pedalaman. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB sehingga angka
kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap merupakan gambaran penyakit di

1
masyarakat. Maka dari itu dalam makalah ini akan dijelaskan tentang Perencanaan
Program Kesehatan untuk mengatasi masalah Deman Berdarah Dengue (DBD)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Identifikasi Masalah Perencanaan Kesehatan DBD ?
2. Apa Prioritas Masalah Perencanaan Kesehatan DBD ?
3. Apa Tujuan dari Perencanaan Kesehatan DBD ?
4. Bagaiamana Rencana Kegiatan Perencanaan Kesehatan DBD ?
5. Siapa Sasaran Kegiatan Perencanaan Kesehatan DBD ?
6. Kapan Waktu Pelaksanaan Perencanaan Kesehatan DBD ?
7. Bagaimana Struktur Organisasi Perencanaan Kesehatan DBD ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membuat suatu program


perencanaan kesehatan Demam Berdarah Dengue berdasarkan metode problem
solving sehingga masalah kesehatan mengenai Demam Berdarah Dongue ini dapat
terencana dan terlaksana dengan baik yang kemudian dapat memberantas penyakit
DBD di lingkungan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Masalah Kesehatan


Penyakit Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
umum kesehatan masyarakat di Indonesia, sejak tahun 1986 jumlah kasusnya
cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat
kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin
lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus Dengue dan nyamuk
penularnya di berbagai wilayah Indonesia (Depkes RI, 2005).
Demam Berdarah Dengue (DBD) ditandai dengan demam mendadak,
perdarahan di kulit maupun di bagian tubuh lainnya , dapat menimbulkan syok
atau renjatan, dan kematian. Penyakit ini telah menimbulkan berbagai keresahan
warga karean kasus DBD meningkat setiap tahunnya. DBD disebabkan oleh
virus dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang hidup di tempat
tempat yang etrdapat genangan air yang tidak beralaskan tanah, serta tempat
sampah rumah tangga termasuk ban bekas, kaleng bekas, bekas wadah air mineral
dan tatakan vas bunga. Selain merugiakn bagi kesehatan, DBD dapat
mengakibatkan kerugian secara finansial dikarenakan besarnya biaya pengobatan
yang harus dikeluarkan unutk kesembuhan dari penyakit tersebut (Depkes RI,
2007)
Penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Provinsi Riau yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak,
mengingat penyakit ini sangat potensial untuk terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)
dan merupakan ancaman bagi masyarakat luas. Jumlah kasus DBD Provinsi Riau
tahun 2011 dilaporkan sebanyak 2.951 kasus dengan angka kesakitan/Incidence
Rate (IR) = 51,5 per 100.000 penduduk dan jumlah kematian sebanyak 65 orang.
Dengan angka kematian tertinggi akibat DBD adalah dari Kabupaten
Pelalawan (4,4%/dari 136 kasus, 6 orang meninggal), Kabupaten Kampar
(4,3%/dari 385 kasus 12 orang meninggal), diikuti Kabupaten Indragiri Hulu

3
(3,6%/dari 194 kasus 7 orang meninggal), Kabupaten Rokan Hilir (3,1% 25 kasus,
1 orang meninggal) dan yang terendah adalah Kabupaten Siak (0,8%/dari 246
kasus 2 orang meninggal) dan Kabupaten Kepulauan Meranti (0,8%/dari 129
kasus 1 orang meninggal).

2.2 Prioritas Masalah Kesehatan

Berdasarkan data yang lengkap dikumpulkan dan dilakukan analisa, maka


cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah dengan
melakukan dengan melakukan penilaian. Nilai skor antara 1 (tidak penting)
sampai 5 (sangat penting) untuk setiap kriteria yang sesuai. Variabel yang
digunakan antara lain yang berdasarkan besarnya masalah/Prevalence
(P),beratnya masalah/Severity (S), kenaikan besarnya masalah/Rate of Increase
(RI), derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi/Degree of Unmet Need
(DU), keuntungan yang diperoleh masyarakat atas terselesaikannya
masalah/Social Benefit (SB), kepedulian masyarakat/Public Concern (PB),
sumber daya manusia yang tersedia/Resources Availability (R), dan teknologi
yang memungkinkan untuk membantu pelaksanaan program/Technical Feasibility
(T). Adapun masalah yang terindetifikasi adalah diare, hepatitis, DBD dan ISPA.
Tabel 1. Penetapan Prioritas Masalah Berdasarkan Penilaian Berat Ringannya
Masalah

PARAMETER MASALAH
Diare Hepatitis DBD ISPA
Prevalence 5 4 5 5
Severity 4 4 5 3
Rate of increase 3 3 3 5
Degree of unmet neet 4 4 5 3
Social Benefit 5 4 5 3
Public Concern 3 3 5 3
7 Tehnical Feasibility 5 3 4 1
8 Resources Availability 5 3 5 2
JUMLAH 34 28 37 25
PERINGKAT 2 3 1 4

4
Dari tabel diatas bisa kita lihat bahwa penyakit DBD adalah penyakit yang
menjadi prioritas masalah kesehatan di kabupaten Kampar.

2.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
masyarakat sehingga terhindar dari penyakit DBD melalui terciptanya masyarakat
yang hidup dari perilaku dn lingkungan yang sehat dan terbebas dari penyakit
DBD serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu dan merata.
b. Tujuan Khusus
- Pengubahan pola perilaku yang tidak bersih dan tidak sehat
- Penerapan perilaku 3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
-Peningkatan pengetahuan akan penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD)
- Meningkatkan peran serta masyarakat (PSM) dalam pemberantasan
nyamuk (PSN).
2.4 Rencana Kegiatan
Kegiatan program pemberantasan penyakit DBD meliputi:
1. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam
system penanggulangan DBD yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini bertujuan
untuk mencatata, menilai dan melaporkan hasil kegiatan penanggulangan DBD
yang telah dicapai. Pencatatan dan pelaporan dilakukan berdasarkan klasifikasi
dan tipe penderita. Semua unit pelaksana harus melakukan sitem dan pencatatan
yang baku. Pencatatan dan pelaporan dilakukan berjenjang dalam kurun waktu
secra harian, bulanan, triwulan, semester dan tahunan.
2. Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Penyelidikan Epidemiologi adalah kegiatan pencarian penderita panas atau yang 1
minggu yang lalu menderita panas dan pemeriksaan jentik di rumah kasus DBD
dan rumah sekitarnya dalam radius 100m atau lebih kurang 20 rumah serta, di

5
sekolah jika kasus DBD adalah anak sekolah. Hasil penyelidikan epidemiologi
ada 2 yaitu PE (+) atau PE (-) digunakan u8ntuk menentukan penanggulangan
kasus.
Penyelidikan epidemiologi positif yaitu ditemukan 3 atau lebih kasus demam
tanpa sebab yang jelas dan atau ditemukan 1 kasus yang meninggal sedangkan PE
negative adalah kecuali tersebut padaPE positif. Tujuan peneyelidikan
epidemiologi adalah untuk mengetahui ada/tidaknya kasus DBD tambahan dan
luasnya penyebaran serta mengetahui kemungkinan terjadinya penyebarluasan
penyebaran penyakit DPD lanjut di lokasi tersebut..
3. Penyuluhan
Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,kemauan dan
praktek mengenai pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD. Penyuluhan
dapat diberikan oelh dokter, paramedic, atau kader terlatih mengenai penyakit
DBD. Materinya meliputi pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi selektif, tanda
dan gejala penyakit DBD serta penanggulangan penyakit DBD di rumah.
4. Fogging focus dan fogging massal
Merupakan serangkaian kegiatan dalam pemberantasan nyamuk Aedes
Aegyptidewasa untuk memutus rantai penularan. Fogging dilakukan pada kasus
kasus dengan PE positif,.
5. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
Pemberantasan sarang nyamuk merupakan serangkaian kegiatan untuk
meningkatkan peran serta dan swadaya masyarakat dalam rangka memberantas
nyamuk Aedes Aegepty. Tujuan kegiatan PSN adalah memberantas nyamuk
dengan menghilangkan tempat tempat perindukan/sarang nyamuk sehingga
penularan penyakit DBD dapat dicegah atau dibatasi. Pelaksana PSN-DBD adalah
individu, keluarga, atau masyarakat.

2.5 Sasaran
1. Sasaran Langsung
Masyarakat yang menderita demam berdarah dengue.
2. Sasaran Tidak Langsung

6
Masyarakat di sekitar lingkungan penderita demamm berdarah dengue.

2.6 Waktu

Kegiatan Ha Ha Ha Ha Ha Ha Har
ri 1 ri 2 ri 3 ri 4 ri 5 ri 6 i7
Observasi
Pengambilan
data
Penyuluhan
Fogging
Pemberantas
an sarang
nyamuk

2.7 Evaluasi Kegiatan


Pengawasan kegiatan ini akan dilakukan oleh dosen pembimbing dan
petugas puskesmas setempat. Evaluasi kegiatan/penilaian hasil dari program ini
akan ditentukan dengan tabel berikut:

Alat
Kriteria Standar Pengukuran Data Evaluasi Hasil
Ukur
Jumlah
85 % warga presentase
mampu ibu yang
menjelaskan paham
Tingkat apa itu dibanding Tanya
Pengetahuan pentingnya jumlah jawab
menjaga presentase
kebersihan ibu yang
lingkungan. paham yang
direncanakan

7
Jumlah
85 % ibu-ibu
presentase
memahami
ibu yang
materi yang
paham
diberikan
Tingkat dibanding Tanya
Dinilai
Pengetahuan jumlah jawab
berdasarkan
presentase
tanya jawab
ibu yang
yang telah
paham yang
dilakukan
direncanakan
Jumlah warga
85% yang
Tanya
direncana kan mengerti
jawab
warga tentang 3M
dan
Tingkat mengerti Plus dan yang
observas
Kesadaran / akan 3M Plus keesokan
i
Sikap dan harinya
langsung
melaksanaka melakukan
ke rumah
n 3M Plus 3M Plus bagi
warga.
secara rutin. yang belum
melaksanakan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

8
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Penyakit demam berdarah meningkat pada musim hujan
karena pada saat musim hujan terdapat banyak genangan air yang dapat menjadi
tempat perkembangbiakan nyamuk. Penyakit demam berdarah banyak ditemui pada
lingkungan yang padat penduduk. Semakin padat penduduk maka semakin mudah
penularan penyakit demam berdarah sebab nyamuk Aedes aegypti hanya dapat
terbang sejauh kurang lebih seratus meter. Selain itu, faktor perilaku dan partisipasi
masyarakat yang masih kurang dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dan kurangnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
menyebabkan penyebaran virus DBD semakin mudah dan semakin luas.

B. Saran
Mengingat obat dan vaksin pencegah penyakit DBD hingga dewasa ini belum
ada maka upaya pemberanyasan DBD dititik beratkan pada:
- Kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD dengan pengubahan pola perilaku yang
tidak bersih dan tidak sehat
- Penerapan perilaku 3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
- Peningkatan pengetahuan akan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
- Meningkatkan peran serta masyarakat (PSM) dalam pemberantasan nyamuk (PSN)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Dedi. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Yogyakarta: Nuha Medika.

9
Depkes RI. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
di Indonesia.
http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm8.
Ditjen PP & PL Kemkes RI. 2011. http://www.pppl.depkes.go.id/4.
Fahmi Achmadi, Umar. 2014. Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Humaniora. Cegah Demam Berdarah dengan Intervensi Proteksi
Individual.
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/04/04/3/143638/Cegah-
Deman-Berdarah-dengan-Intervensi-Proteksi-Individual13.
Indonesian Public Health. 2013. Surveilans Epidemiologi DBD.
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/02/surveilans-epidemiologi
-dbd.html3.
Notoadmijo, Soedkijo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat. http://penyuluhkesehatanmasyarakat.wordpress.com/ materi-
penyuluhan-kesehatan-masyarakat/
Profil Kesehatan Provinsi Riau 2010. www.dinkesriau.net
Profil Kesehatan Provinsi Riau 2011. www.dinkesriau.net

10

Anda mungkin juga menyukai