Anda di halaman 1dari 343

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. 3
PENDAHULUAN..................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang............................................................................... 5
1.2 Tujuan............................................................................................. 8
KERANGKA KONSEP PENDIDIKAN NERS...............................................9
2.1 Falsafah Keperawatan....................................................................9
2.2 Keperawatan Sebagai Profesi.......................................................12
2.3 Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional...............................14
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN........................................16
NERS MENGACU KKNI.........................................................................16
3.1 Landasan pengembangan kurikulum...........................................16
3.2 Alasan perubahan kurikulum........................................................17
3.3 Tahapan penyusunan pengembangan kurikulum pendidikan Ners
2015................................................................................................... 21
3.4 Pengembangan kurikulum institusi..............................................22
KURIKULUM INTI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DAN PROGRAM
STUDI PROFESI NERS.........................................................................24
4.1 Profil Lulusan Program Studi Profesi Ners.....................................25
4.2 Capaian Pembelajaran Program Studi Profesi Ners Berdasar KKNI
........................................................................................................... 25
4.3 Penetapan Keluasan dan Kedalaman Pengetahuan......................35
4.4 Pengertian Standar Isi..................................................................37
4.5 Penetapan Beban Belajar Mata Kuliah dan sks.............................38
4.6 Struktur Kurikulum Inti Program Studi Keperawatan...................42
KURIKULUM PENDIDIKAN NERS TAHAP.............................................260
PROFESI........................................................................................... 260
5.1 Struktur Kurikulum Pendidikan Ners Tahap Profesi..................261
PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM..............................................292
PROFESI NERSBERBASIS KKNI..........................................................292
6.1 FASE PERSIAPAN.........................................................................293

1
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
6.2 FASEPELAKSANAAN....................................................................306
METODA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN..........................................315
7.1 Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada tahap akademik
pendidikan Sarjana Keperawatan.....................................................315
7.2 Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program Profesi.........320
Keperawatan.................................................................................... 320
7.3 Evaluasi kompetensi..................................................................321
PENUTUP.......................................................................................... 322
DAFTAR RUJUKAN............................................................................. 323
Lampiran 1....................................................................................... 324
TATA KELOLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN.................................324
DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK........................................324

2
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga


Buku Kurikulum Pendidikan Ners yang mengacu Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) ini dapat diselesaikan.
Buku ini diperlukan untuk mengikuti perkembangan
pengetahuan dan globalisasi yang menuntut perbaikan
kurikulum pendidikan Ners Indonesia.
Evaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Ners 2010
yang menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan
Kebutuhan Dasar dan Sistem Tubuh Manusia menyebabkan
ketidakseragaman dan kesulitan dalam implementasi kurikulum.
Untuk itu diperlukan kurikulum baru berbasis KKNI untuk
memperbaikinya. KKNI telah disusun secara bersama-sama oleh
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Asosiasi Institusi
Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), dan Asosiasi Institusi
Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPVIKI). KKNI yang
disusun ini untuk membedakan kompetensi lulusan jenis dan
jenjang pendidikan keperawatan. Penataan jenis dan jenjang
pendidikan keperawatan yang baik dan terarahini diharapkan
dapat mengembangkan profesi keperawatan di masa depan dan
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan keperawatan.
Buku Kurikulum Pendidikan Ners ini tersusun atas
kerjasama berbagai pihak. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Ketua Umum PPNI periode 2010-2015 yang telah
memberikan dukungan untuk memperbaiki pendidikan Ners
dengan mengirimkan perwakilan kolegiumnya untuk menyusun
3
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
dan memperbaiki buku ini. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada AIPNI yang telah berupaya membentuk tim
task force kurikulum untuk menghasilkan buku kurikulum ini.
Selain itu, ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
AIPVIKI yang telah membantu memperjelas Kurikulum Ners
yang berbeda dengan Kurikulum Diploma 3 sesuai dengan
jenjang pendidikan yang sudah diatur oleh KKNI.
Kolegium Ners sebagai badan otonom dari PPNI mendapat
tanggung jawab untuk mengembangkan pendidikan Ners
Indonesia agar menghasilkan lulusan Ners yang kompeten dan
dapat diandalkan untuk pengembangan profesi. Dengan adanya
dokumen Mutual Recognition Arrangement on Nursing, yang
diterbitkan tahun 2006 bagi 10 Negara ASEAN termasuk
Indonesia, pengendalian pendidikan menjadi fokus bahasan.
Kolegium Ners mendukung terbitnya buku ini untuk menjadi
panduan institusi pendidikan Ners untuk mengimplementasikan
kurikulum pendidikan yang lebih baik sehingga dapat
menghasilkan lulusan Ners yang kompeten dan institusi
pendidikan Ners memenuhi standar Nasional.
Semoga Allah SWT memberi kemudahan untuk kita
semua dalam mengembangkan dan menyelenggarakan
pendidikan Ners yang berkualitas di Indonesia.

Ketua Kolegium Ners


Indonesia
Dr. Enie Novieastari, SKp.,
MSN

4
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan


globalisasi dunia berdampak secara langsung
terhadap sistem pelayanan kepada masyarakat,
termasuk pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa
mendapatkan informasi secara cepat dan mudah,
sehingga tuntutan terhadap pelayanan yang
diberikan semakin meningkat, baik di tatanan klinik
maupun di komunitas. Mutu pelayanan kesehatan
yang diberikan harus terjamin, tidak berisiko, dan
dapat memberi kepuasan, termasuk pelayanan
keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
masyarakat harus memenuhi standar mutu
internasional, yang dapat menjamin keamanan dan
kenyamanan klien beserta keluarganya. Perawat
dituntut untuk tampil professional saat memberikan
asuhan keperawatan serta mampu menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak agar pelayanan
yang diberikan dilakukan secara komprehensif dan
dapat memenuhi kebutuhan dasar, meliputi
kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual klien.
Penyelenggaraan praktik keperawatan
didasarkan pada kewenangan yang diberikan karena
keahlian yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan kesehatan masyarakat, perkembangan
ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi
sebagaimana tertera dalam Undang-Undang
Kesehatan nomor 36 tahun 2009. Praktik
keperawatan merupakan inti dari berbagai kegiatan

5
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang
harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui
pendidikan, registrasi, sertifikasi, akreditasi dan
pelatihan berkelanjutan serta pemantauan terhadap
tenaga keperawatan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Kurikulum Pendidikan Ners 2015 terdiri atas
kurikulum tahap akademik (Sarjana Keperawatan)
dan kurikulum tahap profesi (Ners). Kurikulum ini
disusun setelah mempertimbangkan bahwa
Kurikulum Pendidikan Ners (tahap akademik Sarjana
dan profesi Ners) yang disahkan pada tahun 2010
perlu dievaluasi dan disesuaikan dengan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang tertuang
dalam Peraturan Presiden RI nomor 8 tahun 2012
dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia bidang
Pendidikan Tinggi.
Untuk menyongsong ASEAN Economic
Community tahun 2015 dan mengantisipasi
perkembangan global telah diadakan perubahan-
perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi,
reformasi di dalam revisi kurikulum Pendidikan Ners.
Saat ini tuntutan terhadap pelayanan kesehatan
semakin meningkat, masalah-masalah kesehatan
semakin kompleks, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan semakin
canggih, dan selain itu persyaratan dunia kerja
semakin menuntut tenaga keperawatan yang
kompeten, sehingga dunia pendidikan keperawatan
harus mampu mempersiapkan lulusan yang
kompeten untuk mampu berkompetisi baik nasional
maupun global.
Penyusunan revisi kurikulum tahun 2015
berlandaskan kepada peraturan-peraturan terkini
yang ada di Indonesia, dengan mempertimbangkan
kebutuhan pemangku kepentingan, dan tuntutan
dari organisasi profesi yang mengharapkan lulusan
6
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
berstandar internasional dan sesuai dengan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia level 7
(tujuh). Secara nasional, aturan-aturan yang
tertuang pada SK Mendiknas No. 232/U/2000
tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan
tinggi dan penilaian hasil belajar, SK Mendiknas No.
045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi,
dan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
pasal 20 (3) bahwa Perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan program akademik, profesi,
dan/atau vokasi; UU No 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan, Bab III tentang Pendidikan Tinggi
Keperawatan; PP RI No 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan dan PP RI No 17 tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, serta Permenristek DIKTI nomor 44 tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Penyusunan materi berdasarkan masukan
stakeholders dan hasil kerjasama dengan organisasi
profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui
kolegium. Tuntutan dari stakeholder: masyarakat,
rumah sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan
organisasi/institusi pelayanan kesehatan lainnya
terhadap tampilan perawat profesional, digunakan
oleh penyusun kurikulum sebagai landasan
pengembangan profil Ners di masyarakat. Kurikulum
yang disusun juga lebih menitik beratkan kepada
proses pembelajaran yang berorientasi kepada
mahasiswa (student centered learning).
Capaian pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
lulusan program pendidikan profesi sesuai dengan
KKNI level 7 terdiri atas 4 komponen yaitu komponen
sikap, kemampuan kerja umum dan khusus,
penguasaan pengetahuan, serta kewenangan dan
tanggung jawab. Untuk komponen sikap dan
kemampuan kerja umum mengacu pada standar
nasional pendidikan tinggi yang merupakan capaian
pembelajaran yang bersifat umum untuk seluruh
lulusan pendidikan tinggi di Indonesia. Sedangkan
7
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
untuk komponen penguasaan pengetahuan,
kemampuan kerja khusus, dan kewenangan dan
tanggung jawab mengacu pada KKNI level 7 bidang
keperawatan yang telah disepakati oleh tim
penyusun KKNI Dikti yang melibatkan organisasi
profesi PPNI dan AIPNI.
Berdasarkan pertimbangan di atas dilaksanakan
berbagai kegiatan yang cukup intensif sebagai
upaya perbaikan kurikulum sejak awal tahun 2014.
Kegiatan dimulai dengan pembentukan tim revisi
kurikulum pada tanggal 21 Februari 2014;
dilanjutkan dengan kegiatan Semiloka Kurikulum di
Jakarta pada tangga;l 14-15 Maret 2014 yang
menghadirkan nara sumber dari berbagai
stakeholders dan diperolehnya berbagai masukan
termasuk capaian pembelajaran Ners sesuai KKNI
level 7. Kegiatan ketiga diadakan rapat kerja tim
kurikulum di Bandung pada tanggal 18-19 April,
untuk menindaklanjuti hasil semiloka kurikulum dan
mulai mengidentifikasi kesesuaian kompetensi dan
capaian pembelajarans KKNI level 7. Kegiatan
keempat dilakukan rapat kerja kurikulum di Jakarta
pada 24-25 Mei 2014 dengan mendatangkan
narasumber dari Tim KKNI Dikti untuk memperoleh
masukan terhadap penyusunan kurikulum
berdasarkan capaian pembelajaran. Kegiatan kelima
kembali dilakukan rapat kerja tim kurikulum untuk
melengkapi struktur kurikulum pada tanggal 14-15
Juni 2014 di Jakarta. Selanjutnya rancangan
kurikulum terus disempurnakan dalam rapat kerja
tim kurikulum pada 12-13 Juli 2014 di Jakarta.
Rancangan kurikulum selanjutnya disosialisaikan ke
seluruh pengurus AIPNI, kemudian disosialisasikan ke
regional AIPNI pada bulan Agustus-September 2014
untuk mendapatkan masukan dari para anggota
AIPNI. Pada bulan Oktober 2014, tim kurikulum
melakukan finalisasi rancangan kurikulum revisi
untuk dapat dibawa dan disepakati dalam Rapat
Tahunan Anggota AIPNI tahun 2014 di Pontianak
8
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
pada 13-15 November 2014.Pada penyusunan
rancangan kurikulum kali ini, juga meminta
tanggapan dan masukan dari para ahli keperawatan,
sehingga dilakukanlah panel experts pertama pada
tanggal 17 Desember 2014, lalu dilanjutkan dengan
kerja tim kurikulum pada tanggal 16-17 Januari 2015,
dan diakhiri dengan panel experts kedua pada
tanggal 24 Maret 2015.
Berdasarkan latar belakang di atas dan berbagai
kegiatan yang telah dilaksanakan, tersusunlah
kurikulum inti Pendidikan Ners mengacu pada
Capaian pembelajarans Ners tahun 2015 yang dapat
dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum
institusional di berbagai institusi penyelenggara
program studi profesi Ners di seluruh Indonesia,
dengan tahapan dan langkah yang diharapkan dapat
menjamin kualitas lulusan sehingga mampu
berkompetisi secara nasional maupun global.

1.2 Tujuan

Kurikulum ini disusun dengan tujuan


memberikan pedoman bagi institusi penyelenggara
pendidikan Ners di Indonesia, dalam menyusun
kurikulum intitusional untuk menghasilkan lulusan
Ners yang kompeten sesuai kebutuhan nasional
maupun global.

9
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
2 KERANGKA KONSEP PENDIDIKAN
NERS

Pendidikan Nersmerupakan pendidikan akademik-


profesional dengan proses pembelajaran yang
menekankan pada tumbuh kembang kemampuan
mahasiswa untuk menjadi seorangakademisi dan
profesional. Landasan tumbuh kembang
kemampuan ini merupakan kerangka konsep
pendidikan yang meliputi falsafah keperawatan
sebagai profesi, dankeperawatan sebagai bentuk
pelayanan profesional yang akan mempengaruhi isi
kurikulum dan pendekatan utama dalam proses
pembelajaran. Kerangka konsep pendidikan ners
saat ini mengembangkan kerangka konsep yang
dipergunakan pada kurikulum inti pendidikan ners
tahun 2010 dengan melakukan penyesuaian
terhadap Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi tahun 2014.

2.1 Falsafah Keperawatan

Pendidikan Ners mengacu pada falsafah


keperawatan yang menjadi pedoman utama bagi
profesi keperawatan. Falsafah keperawatan
merupakan nilai-nilai, keyakinan, dan cara pandang
perawat terhadap fenomena yang menjadi fokus
kajian utama, yaitu manusia yang berada dalam
rentang sehat-sakit yang memiliki kebutuhan dasar.
Keperawatan meyakini bahwa manusia dan
kemanusiaan merupakan titik sentral setiap upaya
pelayanan kesehatan dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan sesuai Pancasila dan
10
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
Undang-Undang Dasar 1945. Bertolak dari
keyakinan tersebut, keperawatan memandang
empat konsep dasar yang dikenal sebagai
metaparadigma keperawatan yaitu manusia,
lingkungan, sehat dan keperawatan.

2.1.1 Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa merupakan satu kesatuan yang utuh dan
unik dari bio-psiko-sosio-spiritual dan kulltural. Untuk
dapat melangsungkan kehidupannya, kebutuhan
manusia harus terpenuhi secara seimbang yang
mencakup bio-psiko-sosio-spiritual-kultural.
Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi:
tumbuh kembang dan memberi keturunan,
kemampuan mengatasi perubahan dunia dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa
sejak lahir maupun didapat pada dasarnya bersifat
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural,
kapasitas berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi,
mengembangkan budaya dan nilai-nilai.
Manusia berorientasi kepada waktu, mampu
berjuang untuk mencapai tujuan dan mempunyai
keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha
untuk mempertahankan keseimbangan melalui
interaksi dengan lingkungannya dan berespon
secara positif terhadap perubahan lingkungan
melalui adaptasi dan memperbesar potensi untuk
meningkatkan kapasitas kemampuannya.
Manusia selalu mencoba mempertahankan
kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa antara
lain belajar, menggali serta menggunakan sumber-
sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi,
keterbatasannya, untuk terlibat secara aktif dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Dengan demikian manusia dalam keperawatan
menjadi sasaran pelayanan keperawatan yang
disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok
dan komunitas yang selalu dapat berubah untuk
11
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
mencapai keseimbangan terhadap lingkungan
disekitarnya melalui proses adaptasi.

2.1.2 Lingkungan
Lingkungan dalam keperawataan adalah faktor
yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia yang
mencakup lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal
dari dalam manusia itu sendiri mencakup; faktor
genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi
(psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit serta
faktor perilaku. Adapun yang dimaksud lingkungan
ekternal adalah lingkungan disekitar manusia
mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural
dan spiritual.
Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai
lingkungan masyarakat yang berarti: kumpulan
individu yang terbentuk karena interaksi antara
manusia, budaya dan aspek spiritual yang dinamis,
mempunyai tujuan dan sistem nilai serta berada
dalam suatu hubungan yang bersifat saling
bergantung yang terorganisir.Masyarakat adalah
sistem sosial dimana semua orang berusaha untuk
saling membantu dan saling melindungi agar
kepentingan bersama dalam hubungannya dengan
lingkungan dapat mencapai tingkat pemenuhan
kebutuhan dasar secara optimal.
Manusia sebagai makluk sosial selalu
berinteraksi dengan lingkungan secara dinamis dan
mempunyai kemampuan berespon terhadap
lingkungan yang akan mempengaruhi derajat
kesehatannya.

2.1.3 Sehat
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik,
mental, sosial dan tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
12
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
hidup produktif secara sosial dan ekonomi sesuai
undang-undang No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Sehat adalah tanggung jawab individu yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan
UUD 1945. Oleh karena itu harus dipertahankan dan
ditingkatkan melalui upaya-upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu,
keluarga, kelompok atau komunitas untuk membuat
tujuan yang realistik serta kemampuan untuk
menggerakkan energi serta sumber- sumber yang
tersedia dalam mencapai tujuan tersebut secara
efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat
yaitu tingkat individu, keluarga, kelompok,
komunitas, dan masyarakat.

2.1.4 Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
sejak fertilisasi sampai akhir hayat, yang diberikan
karena adanya ketidaktahuan, ketidakmauan, dan
atau ketidakmampuan. Lingkup praktik keperawatan
meliputi promosi kesehatan, mencegah sakit,
memulihkan kesehatan dan mengurangi penderitaan
termasuk mendampingi klien saat sakaratul maut
agar meninggal secara damai dan bermartabat.
Selain pemberi asuhan, perawat juga berperan
melakukan advokasi untuk kepentingan klien,
memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan
kemampuan profesional melalui pendidikan
berkelanjutan, penelitian dan menggunakan hasil
penelitian didalam praktik, serta berpartisipasi

13
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
didalam pembuatan kebijakan pelayanan kesehatan
dan pendidikan keperawatan.

2.2 Keperawatan Sebagai Profesi

Pada lokakarya Nasional (1983) yang merupakan


awal diterimanya profesionalisme keperawatan di
Indonesia, mendefinisikan: keperawatan sebagai
suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa
bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Keperawatan adalah suatu profesi yang
mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan,
mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas
kepentingannya sendiri, suatu bentuk pelayanan/
asuhan yang bersifat humanistik, menggunakan
pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, serta menggunakan kode etik
keperawatan sebagai tuntunan utama dalam
melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan.
Pernyataan tersebut diperjelas dengan
pandangan berbagai pakar keilmuan keperawatan
tentang pengertian keperawatan antara lain sebagai
berikut :
Virginia Handerson (1960) mendefinisikan
keperawatan secara fungsional sebagai berikut.
The unique function of the nurse is to assist the
individual, sick or well, in the performance of those
activities contributing to health or its recovery or
14
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
to a peaceful death that the would perform unaided
if he had the strength, will, or knowledge. This
unique function of the nurse is a helping art, it is
also a science
Martha E Roger (1970) mendefinisikan
keperawatan sebagai berikut ; Nursing is
humanistic science dedicated to compassionate
concern for maintaining and promoting health,
preventing illness, caring for rehabilitating the sick
and disable. Nursing is a learn profession that both a
science and art
Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan
bahwa: Nursing is primarily assisting the individual
(sick or well) in the performance of those activities
contributing to health, or is recovery or to peacefull
death that he would perform unaided if he had the
necessary strength, or knowledge. It is likewise the
unique contribution of nursing to help the individual
to be independent of such assistance as soon as
possible.
International Council of Nurses (2007)
mendefinisikan; Nursing encompasses autonomous
and collaborative care of indivuals of all ages,
families, groups and communities, sick or well and in
all settings. Nursing includes the promotion of
health, prevention of illness, and the care of ill,
disable and dying people. Advocacy, promotion of
safe environment, research, participation in shaping
health policy and in patient and health system
management, and education are also key nursing
roles
Lahirnya Undang-Undang RI No.38 Tahun 2014
tentang Keperawatan, merupakan landasan yuridis
diakuinya keperawatan sebagai profesi yang memiliki

15
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
otomi dalam menjalankan praktik serta mengatur
profesinya melalui lembaga independen yaitu Konsil
Keperawatan. Keperawatan adalah kegiatan pemberian
asuhan kepada keluarga, kelompok, atau masyaratakt
baik keadaan sakit maupun sehat.
Tingkat pemahaman tentang keperawatan sebagai
profesi akan tercermin antara lain pada langkah-langkah
yang dilakukan dalam pengembangan dan pembinaan
pelayanan/ asuhan keperawatan kepada masyarakat.
Berbagai jenjang pelayanan/asuhan keperawatan harus
dikembangkan, mencakup pelayanan/asuhan keperawatan
primer, sekunder, dan tertier. Rujukan keperawatan
dikembangkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien
sesuai dengan ketenagaan dan fasilitas
kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan
keperawatan yang bersifat intra institusi maupun rujukan
yang bersifat inter institusipelayanan kesehatan. Berbagai
sifat pelayanan/asuhan keperawatan baik yang bersifat
saling bergantung antara pelayanan/asuhan profesional
(interdependen), maupun pelayanan/asuhan yang bersifat
mandiri (independen) dapat dilaksanakan sesuai dengan
hakikat keperawatan sebagai profesi.

2.3 Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional

Sifat dan hakikat pelayanan/ asuhan


keperawatan bertujuan untuk tercapainya
kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya secara optimal. Pelayanan keperawatan
kepada kliendilaksanakan pada seluruh tatanan

16
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
pelayanan kesehatan baik di klinik maupun di
komunitas.
Menurut ICN, lingkup praktik keperawatan tidak
dibatasi pada tugas, fungsi, dan tanggung jawab
yang spesifik, tetapi merupakan kombinasi
pengetahuan, membuat keputusan, dan ketrampilan
yang mengijinkan perawat untuk memberikan
perawatan secara langsung dan mengevaluasi
dampaknya, membela pasien untuk kesehatannya,
mensupervisi dan mendelegasi pada yang lain,
memimpin dan mengelola, mengajar, melakukan
penelitian dan pengembangan kebijakan kesehatan
untuk sistem asuhan kesehatan. Lingkup praktik
perawatan bersifat dinamis dan responsifterhadap
perubahan kebutuhan kesehatan, pengembangan
pengetahuan dan teknologi. Review periodik lingkup
praktik ini penting untuk mengikuti perkembangan
kesehatan terbaru dan untuk mendukung
peningkatan status kesehatan. Lingkuppraktikini
harus cukupluas danfleksibel agar dapat berinovasi
dan mengikutiperkembangan(ICN 2009).

17
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
3 PENGEMBANGAN KURIKULUM
PENDIDIKAN
NERS MENGACU KKNI

3.1 Landasan pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum program studi


profesi ners mengacu pada Kemendiknas no
232/U/2000 tentang pedoman penyusunan
kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil
belajar mahasiswa, Kemendiknas nomor
045/U/2002 tentang kurikulum inti perguruan
tinggi, UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan,
Permendiknas no 63 tahun 2009 tentang sistem
penjaminan mutu pendidikan, UU no 12 tahun
2012 tentang pendidikan tinggi, Peraturan
presiden no 8 tahun 2012 tentang KKNI,
Permenristek DIKTI no 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Peraturan
Pemerintah no 4 tahun 2014 tentang
penyelengaraan pendidikan tinggi dan
pengelolaan perguruan tinggi, dan Buku Pedoman
Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2014,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

18
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
3.2 Alasan perubahan kurikulum.Dengan berjalannya
waktu, tahun 2012, pendidikan tinggi Indonesia memasuki
sebuah dekade baru. Setelah ratifikasi beberapa
perjanjian dan komitmen global (AFTA, WTO, GATTS) oleh
pemerintah Negara RI, maka dunia semakin mencair
dalam berhubungan dan berinteraksi. Berbagai macam
parameter kualitas akan dipasang untuk menstandarkan
mutu dan kualitas lulusan di berbagai belahan bumi. Pada
tahun 2013, ASEAN Economic Communitytelah
mempersiapkan AFTA 2012. Berbagai kesepakatan dan
kesepahaman antar Negara-negara di ASEAN mulai
ditetapkan. Roadmap atau peta pengembangan mobilitas
bebas tenaga kerja professional antar negara di ASEAN
telah dibentangkan. Perkembangan roadmap tersebut
dimulai semenjak tahun 2008 dengan melakukan
harmonisasi berbagai peraturan dan sistem untuk
memperkuat institusi pengembang SDM.

19
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
Kemudian pada tahun 2010 mulailah disepakati
Mutual Recognition Agreement (MRA) untuk berbagai
pekerjaan dan profesi. Beberapa bidang profesi yang telah
memiliki MRA hingga tahun ini adalah: (1)engineers;
(2)architect; (3) accountant; (4) land surveyors; (5)
medical doctor; (6) dentist; (7) nurses, dan (8) labor in
tourism. Atas dasar prinsip kesetaraan mutu serta
kesepahaman tentang kualifikasi dari berbagai bidang
pekerjaan dan profesi di era global, maka diperlukanlah
sebuah parameter kualifikasi secara internasional dari
lulusan pendidikan di Indonesia. Selain alasan tuntutan
paradigma baru pendidikan global di atas, secara internal,
kualitas pendidikan di Indonesia sendiri, terutama
pendidikan tinggi memiliki disparitas yang sangat tinggi.
Antara lulusan S1 program studi satu dengan yang lain
tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan
dari program studi yang sama. Selain itu, tidak juga dapat
dibedakan antara lulusan pendidikan jenis akademik,
dengan vokasi dan profesi. Carut marut kualifikasi
pendidikan ini membuat akuntabilitas akademik lembaga
pendidikan tinggi semakin turun.

20
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
Pada tahun 2012, melalui Peraturan Presiden no 08
Tahun 2012, dorongan sekaligus dukungan untuk
mengembangkan sebuah ukuran kualifikasi lulusan
pendidikan Indonesia dalam bentuk sebuah kerangka
kualifikasi, yang kemudian dikenal dengan nama Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). PerPres No.8 tahun
2012 secara lengkap berbunyi:
Pasal 1.
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya
disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan
dan mengintergrasian antara bidang pendidikan dan
bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor
KKNI juga disusun sebagai respons dari ratifikasi
yang dilakukan Indonesia pada tanggal 16 Desember
1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari 2008 terhadap
konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan diploma
dan pendidikan tinggi (the International Convention on
the Recognition of Studies, Diplomas and Degrees in
Higher Education in Asia and the Pasific). Konvensi
tersebut telah disahkan dengan Peraturan Presiden Nomor
103 Tahun 2007 (16 November 2007). Dalam hal ini
dengan adanya KKNI maka negara-negara lain dapat
menggunakannya sebagai panduan untuk melakukan
penilaian kesetaraan capaian pembelajaran serta
kualifikasi tenaga kerja baik yang akan belajar atau

21
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
bekerja di indonesia maupun sebaliknya apabila akan
menerima pelajar atau tenaga kerja dari Indonesia.
Sebagai rangkuman bagian ini, dapat disimpulkan
perjalanan perubahan kurikulum pendidikan tinggi di
Indonesia. Tahun 1994 melalui SK Mendiknas No.
056/U/1995 tentang Kurikulum Nasional, yang
mengutamakan ketercapaian penguasaan IPTEKS, oleh
karenanya disebut sebagai Kurikulum Berbasis Isi. Pada
model kurikulum ini, ditetapkan mata kuliah wajib
nasional pada program studi yang ada. Kemudian pada
tahun 2000, atas amanah UNESCO melalui konsep the
four pillars of education, yaitu learning to know, learning
to do, learning to be dan learning to live together (Dellors,
1998), Indonesia merekonstruksi konsep kurikulumnya
dari berbasis isi ke Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Kurikulum era tahun 2000/2002 ini mengutamakan
pencapaian kompetensi, sebagai wujud usaha untuk
mendekatkan pendidikan pada kondisi pasar kerja dan
industri. KBK ini berisi dua buah kurikulum yaitu kurikulum
inti dan institusional. Di dalam mengejawantahkan KBK,
ditetapkanlah kompetensi utama oleh
asosiasi/forum/badan kerjasama program studi dan
kompetensi pendukung dan lain, yang ditetapkan oleh
perguruan tinggi sendiri. Dengan dorongan
perkembangan global yang saat ini dituntut adanya
pengakuan atas capaian pembelajaran yang telah
disetarakan secara internasional, dan dikembangkannya
KKNI, maka kurikulum semenjak tahun 2012 mengalami
sedikit pergeseran dengan memberikan ukuran
penyetaraan capaian pembelajarannya. Kurikulum ini
22
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
masih mendasarkan pada pencapaian kemampuan yang
telah disetarakan untuk menjaga mutu lulusannya.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
memberikan parameter ukur berupa jenjang kualifikasi dari
jenjang 1 terendah sampai jenjang 9 tertinggi. Setiap jenjang
KKNI bersepadan dengan level Capaian Pembelajaran (CP)
program studi pada jenjang tertentu, yang mana kesepadannya
untuk pendidikan tinggi adalah level 3 untuk D1, level 4 untuk
D2, level 5 untuk D3, level 6 untuk D4/S1, level 7 untuk profesi
(setelah sarjana), level 8 untuk S2, dan level 9 untuk S3.

3.3 Tahapan penyusunan pengembangan kurikulum


pendidikan Ners 2015

3.3.1 Melakukan evaluasi terhadap implementasi


kurikulum pedidikan ners 2010 melalui survei ke
seluruh institusi anggota AIPNI melalui penyebaran
kuesioner. Namun hanya 30% dari institusi yang
merespon. Hasil survei menunjukkkan bahwa
institusi belum mempunyai persepsi yang sama
tentang pemahaman dan penerapan kurikulum
pendidikan Ners 2010.

3.3.2 Melakukan evaluasi terhadap implementasi


kurikulum pedidikan ners 2010 pada saat melakukan
pembinaan ke institusi yang melaksanakan
kurikulum pedidikan ners 2010. Masih ditemukan
kendala dalam implementasi kurikulum pedidikan
ners 2010 terkait dengan SDM dan sarana dan
prasarana.

3.3.3 Mendapatkan masukan dari asosiasi dan stake


holder melalui kegiatan workshop. Dalam
penyusunan kurikulum 2015 ini AIPNI telah
menyelenggarakan workshop pada tanggal 14- 15
maret dengan output mendapatkan masukan dari
Dirjen DIKTI, DIRBELMAWA, PPNI, Kolegium, PERSI.
23
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
Output yang diperoleh adalah tentang profile lulusan
pendidikan ners.

3.3.4 Beberapa kegiatan workshop tim kurikulum


AIPNI lainnya adalah:

3.3.4.1 Pada tanggal 18 19 April 2014 di Bandung.


Output yang dihasilkan adalah berupa rancangan
kegayutan profil lulusan dengan capaian
pembelajaran dan capaian pembelajaran dengan
bahan kajian.

3.3.4.2 Tanggal 24 25 Mei 2014 di Jakarta. Output


yang dihasilkan adalah revisi capaian pembelajaran
dan bahan kajian berdasarkan masukan dari Tim
pengembang kurikulum pendidikan tinggi dirjen
Belmawa DIKTI tahun 2014

3.3.4.3 Tanggal 14 15 Juni 2014 di Jakarta. Output


yang dihasilkan berupa rancangan kurikulum 2014
yang terdiri dari matriks kajian kesesuaian capaian
pembelajaran dengan bahan kajian; penetapan
rincian, keluasan dan kedalaman bahan kajian yang
harus dikuasai untuk memenuhi capaian
pembelajaran, matriks untuk pembentukan dan
penamaan mata kuliah, dan rancangan struktur
kurikulum dalam semester beserta beban sksnya.

3.3.4.4 Tanggal 20 September 2014 di Jakarta.


Output yang dihasilkan adalah finalisasi rancangan
kurikulum pendidikan Ners 2015

3.3.4.5 Sosialisasi Rancangan Kurikulum Gel I dan II


tanggal 11-13 Oktober 2014

3.3.4.6 Rapat Tahunan Anggota (RTA) AIPNI 2014 di


Pontianak Kalimantan Barat
3.3.4.7 Panel expert Pendidikan keperawatan I,
Rabu, 17 Desember 2014

3.3.4.8 Rapat tim kurikulum tanggal 16-17 Januari


2015

3.3.4.9 Rapat tim kurikulum tanggal 6-7 Maret 2015

24
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
3.3.4.10 Panel expert Pendidikan keperawatan II, 24
Maret 2015

3.3.4.11 Rapat tim kurikulum tanggal 18 April 2015

3.4 Pengembangan kurikulum institusi

Kurikulum inti yang sudah dirancang ini


berupa kurikulum dengan beban 118 sks yang
terdiri dari kurikulum inti keilmuan 104 sks, mata
kuliah wajib umum berdasarkan SNPT 8 sks,
Bahasa Inggris 2 sks, dan skripsi 4 sks. Jumlah
sks untuk lulusan program studi keperawatan
minimal 144 sks, dan program studi profesi ners
minimal 36 sks, sehingga institusi punya
kebebasan untuk mengembangkan kurikulum
institusi yang lengkap sesuai visi dan misi dari
perguruan tinggi masingmasing. Kelengkapan
sks institusi untuk program studi keperawatan
dari yang wajib (118 sks) menjadi 144 sks dapat
dilakukan dengan cara menambah sks pada
beberapa mata kuliah inti keilmuan,
menambahkan mata kuliah tambahan sesuai
dengan visi dan misi perguruan tinggi masing
masing, serta dapat menambahkan mata kuliah
yang terkait dengan isu lokal, nasional, maupun
global. Pada kelengkapan sks institusi untuk
program studi profesi Ners dari jumlah minimal
36 sks pada kurikulum ini telah disusun sejumlah
29 sks. Kelengkapannya diserahkan kepada

25
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
institusi masingmasing untuk
mengembangkannya sesuai dengan visi misi
program studi atau unggulan program studi.
Besarnya sks mata kuliah dimaknai sebagai
waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk
dapat memiliki kemampuan yang sesuai dengan
capaian pembelajaran yang dirumuskan dalam
sebuah mata kuliah.
Unsur penentu untuk memperkirakan besaran
sks berdasarkan :
3.4.1 Metode atau strategi pembelajaran yang
dipilih
3.4.2 Tingkat kedalaman dan keluasan bahan
kajian yang harus dikuasai
3.4.3 Besarnya sumbangan capaian
pembelajaran mata kuliah tersebut dalam
kerangka pencapaian capaian pembelajaran
lulusan.

26
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
4
KURIKULUM INTI PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN DAN PROGRAM STUDI
PROFESI NERS

Berdasarkan atas kajian Kemenkes dan kemendikbud, prodi


ini diselenggarakan pada jenjang S1 secara terpisah, namun
wajib sampai profesi Ners (Permendikbud no. 154 tahun 2014
tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar
Lulusan Perguruan Tinggi).
Kurikulum inti terdiri dari dua kurikulum program studi
keperawatan dan kurikulum program studi profesi Ners.
Kurikulum ini menyatu dan hanya ditujukan untuk menghasilkan
Ners sebagai luaran akhir dari sebuah proses pendidikan tinggi
keperawatan. Oleh karena itu, kurikulum ini dikembangkan
berdasarkan pada:
4.1 Profil : postur yang diharapkan pada saat pembelajar
lulus atau menyelesaikan seluruh proses pembelajaran
dengan kesesuaian jenjang KKNI

4.2 CP (Capaian Pembelajaran): dapat menyesuaikan


dengan deskriptor KKNI atau unsur CP pada SNPT.

4.3 Bahan Kajian: sebagai komponen/materi yang harus


dipelajari/diajarkan untuk mencapai CP yang direncanakan

4.4 Mata kuliah: merupakan wadah sebagai konsekwensi


adanya bahan kajian yang dipelajari mahasiswa dan harus
diajarkan oleh dosen.

27
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
4.5 Metoda Pembelajaran: merupakan strategi efektif dan
efesien dalam menyampaikan atau mengakuisisi bahan
kajian selama proses pembelajaran.

4.6 Metoda Penilaian: proses identifikasi dan penentuan


tingkat penetrasi maupun penguasaan bahan kajian oleh
pembelajar melalui parameter dan variabel ukur yang
akuntabel.

4.1 Profil Lulusan Program Studi Profesi Ners

Profil merupakan peran yang diharapkan dapat


dilakukan oleh lulusan program studi di masyarakat atau
dunia kerja. Adapun profil lulusan program studi profesi
Ners adalah sebagai :
4.1.1 Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
4.1.2 Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien,
keluarga, dan tim kesehatan)
4.1.3 Educator dan health promoter (Pendidikan dan
promosi kesehatan bagi klien, keluarga dan
masyarakat)
4.1.4 Managerdan leader (Manajemen praktik/ruangan pada
tatanan rumah sakit maupun masyarakat)
4.1.5 Researcher (Peneliti )

4.2 Capaian Pembelajaran Program Studi Profesi


Ners Berdasar KKNI

Pengertian capaian pembelajaran (CP) menurut


KKNI (Perpres no 8/2012) adalah: internasilisasi dan
akumulasi ilmu pengetahuan, pengetahuan,
pengetahuan praktis, keterampilan, afeksi, dan
kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan

28
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
yang terstruktur dan mencakup suatu bidang
ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.
Secara umum CP dapat melakukan beragam fungsi,
diantaranya :
a. Sebagai Penciri, Deskripsi, atau Spesifikasi dari Program
Studi

b. Sebagai ukuran, rujukan, pembanding pencapaian


jenjang pembelajaran dan pendidikan

c. Kelengkapan utama deskripsi dalam SKPI (Surat


Keterangan Pendamping Ijazah)

d. Sebagai komponen penyusun Kurikulum dan


Pembelajaran

Dalam SNPT capaian pembelajaran lulusan terdiri


dari unsur sikap, keterampilan umum, keterampilan
khusus, dan pengetahuan. Rumusan unsur sikap dan
keterampilan umum yang merupakan bagian dari capaian
pembelajaran telah dirumuskan dalam SNPT sebagai
standar minimal yang harus dimiliki oleh setiap lulusan
sesuai jenis dan jenjang program pendidikannya.
Sedangkan unsur keterampilan khusus dan pengetahuan
yang merupakan rumusan kemampuan minimal lulusan
suatu program studi tertentu, wajib disusun oleh forum
program studi yang sejenis atau diinisiasi dan diusulkan
oleh suatu program studi. Hasil rumusan CP dari forum
atau prodi dikirim ke Belmawa DIKTI, dan setelah
diverifikasi oleh tim pakar, hasil akhir rumusan CP
bersama rumusan CP prodi yang lain akan dimuat dalam
laman DIKTI untuk masa sanggah dalam waktu tertentu

29
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
sebelum ditetapkan sebagai standar kompetensi lulusan
(SKL) oleh Dirjen DIKTI.
Capaian pembelajaran Program Studi Profesi Ners
telah disusun atas dasar kesepakatan yang dibuat oleh tim
inti bidang keperawatan yang terdiri dari representasi
organisasi profesi/PPNI dengan AIPNI melalui HPEQ Project
tahun 2014, seperti pada tabel berikut.

30
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
Tabel 1. Capaian Pembelajaran Program Studi Profesi
Ners
(Kesepakatan tim inti bidang keperawatan/ PPNI AIPNI
dalam
HPEQ Project, 2014)
PROGRAM STUDI NERS
SIKAP
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama,moral, dan etika;
c. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah
air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada
negara dan bangsa;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
f. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan pancasila;
g. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian
terhadap masyarakat dan lingkungan;
h. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara;
i. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan;
j. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri.
k. mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional
meliputi kemampuan menerima tanggung gugat terhadap
keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup
praktik di bawah tanggungjawabnya, dan
hukum/peraturan perundangan;
l. mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan
prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik
Perawat Indonesia;
m. memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang
dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk
memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan
kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas
kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan

31
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan
lingkup tanggungjawabnya.
PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. menguasai filosofi, paradigma, teori keperawatan, khususnya
konseptual model dan middle range theories;
b. menguasai konsep teoritis ilmu biomedik;
c. menguasai nilai-nilai kemanusiaan(humanity values);
d. menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/
praktik keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau
berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan dasar,
keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga, keperawatan
gerontik, dan keperawatan komunitas, serta keperawatan bencana;
e. menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan
keperawatan;
f. menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik;
g. menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan
sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada
level primer, sekunder dan tertier;
h. menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (advance life
support) dan penanganan trauma (basic trauma cardiac life
support/BTCLS) pada kondisi kegawatdaruratan dan bencan a;
i. menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara
umum dan dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan;
j. menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan
keperawatan dan kesehatan
k. menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan perlindungan kerja ners,
keselamatan pasien dan perawatan berpusat atau berfokus pada
pasien
l. menguasai metode penelitian ilmiah.
KETERAMPILAN KHUSUS
a. mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan
berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient
safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan
perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia;
b. mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi
(keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas
(termasuk keperawatan keluarga dan keperawatan gerontik) sesuai
dengan delegasi dari ners spesialis;
c. mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan
jantung (basic trauma and cardiac life support/BTCLS) pada situasi

32
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
gawat darurat/bencana sesuai standar dan kewenangannya;
d. mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal,
parenteral, dan supositoria sesuai standar pemberian obat dan
kewenangan yang didelegasikan;
e. mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman
dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan
hasil kajian dari berbagai sumber untuk
f. menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
g. mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan
asuhan keperawatansesuai standar asuhan keperawatan dan kode
etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik,
agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat;
h. mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan
kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan
melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung
jawab perawatan;
i. mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan
keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
j. mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan
memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau
keluarga /pendamping/penasehat utnuk mendapatkan persetujuan
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya;
k. mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi,
telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik
keperawatan yang dilaksanakannya;
l. mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP;
m. mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran
dalam praktik asuhan keperawatan;
n. mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit
ruang rawatdalam lingkup tanggungjawabnya;
o. mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis
organisasi;
p. mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program
promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat,
profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi
angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang
sehat.
KETERAMPILAN UMUM
a. bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang
spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara
dengan standar kompetensi kerja profesinya;
b. membuat keputusan yang independen dalam menjalankan
pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis,

33
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
sistematis, dan kreatif;
c. menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya
desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan
prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses oleh
masyarakat akademik;
d. mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi,
kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya;
e. meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus
melalui pelatihan dan pengalaman kerja;
f. bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai
dengan kode etik profesinya;
g. melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan
keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh
dirinya sendiri dan oleh sejawat;
h. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada
bidang profesinya;
i. bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;
j. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan
masyarakat profesi dan kliennya;
k. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan
pengembangan hasil kerja profesinya;
l. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.

34
Kurikulum Inti Pendidikan Ners 2015
Pengembangan kurikulum dapat menetapkan tujuan
pembelajaran secara lebih spesifik jika menggunakan taksonomi
pembelajaran untuk menyiapkan perencanaan desain
pembelajaran sampai perlengkapan evaluasinya. Selama
beberapa dekade ini, telah dikenalkan 3 (tiga) model besar
taksonomi yang dikenalkan, mulai dari Bloom (1956), Anderson
dan Krathwol (2002) dan terakhir adalah taksonomi belajar
Marzano (2009). Penyusunan kurikulum dan rancangan
pembelajaran dapat memilih model taksonomi yang ada. Masing-
masing memiliki kelebihan dan kekhasan.

4.2.1 Taksonomi Pembelajaran Bloom


Bloom taksonomi terdiri atas 3 domain, yaitu (1) kognitif,
yang meng-hasilkan domain penguasaan pengetahuan; (2)
Afektif, yang menghasilkan domain sikap; dan (3)
psikomotor, yang menghasilkan keterampilan fisik (Bloom,
1956).

Tabel 2. Ringkasan capaian pembelajaran menurut Bloom


(1956)

Domain Inti konseptual Kemampuan


yang dihasilkan
Kognitif Berisi penguasaan
pengetahuan yang 1. Conceptualization
akan dikuasai. 2. Comprehension
Pertanyaan: 3. Application
kemampuan apa 4. Evaluation
yang saya 5. Synthesis
harapkan dari
murid saya untuk
menguasai
pengetahuan
tertentu
Afeksi Berisi tentang
penguasaan 1. Receiving
sebuah emosi 2. Responding
tertentu 3. Valuing
Pertanyaan: apa 4. Organizing
yang saya 5. Characterizing
harapkan

[Type text] [Type text] [Type text]


pembelajar
rasakan atau
pikirkan secara
mendalam?
Psikomotor Penguasaan
kemampuan 1. Perception
fisik/mekanik 2. Simulation
Pertanyaan: 3. Conformation
kemampuan fisik 4. Production
apa yang saya 5. Mastery
harapkan dikuasai
oleh pembelajar

Dibawah ini akan dirangkum dalam tabel yang menjelaskan


mengenai penggunaan taksonomi domain kognitif.

Tabel 3. Penguasaan pengetahuan (domain kognitif) Bloom


(1956)

Tingkatan Kemampuan Definisi Capaian


pembelajara
n
1 Mengetahui Mengingat, Sebutkan,
memanggil ceritakan,
informasi kenali,
menyebutkan
kembali
2 Memahami Memahami Merangkum,
maksud mengkonversi
sebuah ,
konsep mempertahan
kan,
menyatakan
kembali
3 Mengaplikasik Menggunakan Menghitung,
an konsep pada menyiapkan,
situasi yang mencontoh
berbeda
4 Menganalisis Membagi Bandingkan,
informasi uraikan,
menjadi bedakan,
beberapa pisahkan
konsep untuk
dipahami

[Type text] [Type text] [Type text]


5 Mensintesis Menyatukan Menggenerali
beberapa sir,
konsep untuk mengkategori
membangun sasikan
konsep baru
6 Mengevaluasi Menilai Menilai,
sebuah mengkritik,
konsep beragumenta
si

4.2.2 Taksonomi pembelajaran Anderson


Setelah adanya taksnonomi pembelajaran Bloom,
kemudian muncul berbagai usaha untuk memperbaharui
taksonomi tersebut. Salah satu usaha perbaikan yang paling
dekat dan terkenal adalah perbaharuan taksonomi yang
dilakukan oleh Anderson dan Krathwol (2001).
Perubahan utama yang dilakukan Anderson dan
Krathwol (2001) adalah perubahan pada tingkat
pembelajaran kesatu, dimana menurut Bloom adalah
penguasaan pengetahuan. Hal ini menurut Anderson sering
menyebabkan kerancuan dengan aspek pengetahuannya.
Maka pada peringkat kesatu ini dari penguasaan
kemampuan diubah menjadi kalimat kerja aktifnya yaitu
mengingat.
Perbedaan kedua adalah, Anderson dan Krathwol (2001)
menambahkan satu tipe kognitif yaitu metacognitive. Oleh
karenanya tipe kognitif Anderson menjadi (1) factual
knowledge, pengetahuan dasar sebuah ilmu, berisi fakta,
terminologi, dan unsur-unsur sebuah pengetahuan; (2)
pengetahuan konseptual, berisi klasifikasi, prinsip,
kesimpulan umum, teori, model dan struktur; (3)

[Type text] [Type text] [Type text]


pengetahuan prosedural, yang berisi metode, cara, prinsip
prosedural, dll dan (4) metakognitif, yang berisi kesadaran
seseorang akan kemampuan kognitifnya, yang merupakan
pengetahuan reflektif.

4.2.3 Taksonomi pembelajaran Marzano


Pada tahun 2009 Marzano dan Kendall, kembali
melakukan pengembangan taksonomi belajar untuk
melengkapi yang telah dikemukakan oleh Anderson.
Marzano mendesain ulang kerangka 3 domain pembelajaran
dan mengkategori-sasikan aktivitas pembelajaran dalam 6
tingkatan proses pengetahuan.

Menurut Marzano (2007), capaian pembelajaran dapat


ditata secara bertingkat, seperti halnya taksonomi
sebelumnya. Perbedaan utamanya adalah bahwa pada
taksonomi ini dibagi menjadi 2 buah domain utama, yaitu
domain proses pembelajaran yang terdiri atas enam
tingkatan proses dan domain pengetahuan yang terdiri atas
3 macam model pengetahuan. Di dalam domain proses,
terbagi menjadi 3 buah tingkatan sistem. Sistem yang paling
sederhana, yaitu sistem kognitif, dimana pembelajar
diarahkan untuk menguasai kemam-puan kognitif atau
berpikir. Di dalam sistem kognitif ini terdapat 3 tingkatan
kemampuan berpikir, yaitu (1) retrieval/menghafal; (2)
comprehension/ memahami, (3) analysis dan terakhir (4)
knowledge utilization, dimana pembelajar mampu
mengimplementasikan pengetahuan yang dikuasainya. Di
dalam usaha menguasai capaian pembelajarannya,
pembelajar dapat mencapai dan memenuhi ketiga tingkatan
kemampuan berpikir ini.

[Type text] [Type text] [Type text]


Pada tingkatan sistem kedua, pembelajar mulai diajak
untuk menguasai sistem metakognitif. Sistem ini telah mulai
melibatkan sisi afektif, dimana pembelajaran mulai harus
mampu merefleksikan proses pembelajaran yang telah
dikuasainya. Pada sistem ini, pembelajar akan mampu
mengidentifikasi mana hal yang telah dikuasainya dan yang
belum. Selain itu juga pada tingkat sistem metakognitif,
pembelajar mampu mengidentifikasi kekuatan dan
kelebihan dirinya. Metakognitif inilah yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa/pembelajar.
Tingkat sistem terakhir yang akan dikuasai pembelajar
adalah sistem penguasaan diri. Pada tingkat ini, sangat
dipengaruhi oleh ranah afektif, dimana di dalam
pembelajaran tingkat ini, pembelajar mampu untuk
mengenal dan mengembangkan diri. Saat pembelajar tiba
di tingkat self ini, dia telah mampu untuk belajar secara
mandiri dan berkelanjutan (life long learning).
Pada sisi domain jenis pengetahuannya, terbagi menjadi
3 macam pengetahuan. Jenis pertama adalah informasi,
yang berisi tentang fakta, pengetahuan deklaratif dan data
yang ditangkap dan dikelola dalam domain proses. Yang
kedua adalah jenis mental procedures/prosedur mental. Jenis
kedua ini lebih banyak menyertakan pada logika berpikir dan
menguasai analogi sebuah informasi. Jika diperbandingkan,
jenis informasi akan berisi segala hal yang berhubungan
dengan pertanyaan apa sedangkan prosedur mental lebih
banyak berhubungan dengan pertanyaan bagaimana. Jenis
terakhir dari domain pengetahuan adalah prosedur
psikomotor. Domain pengetahuan jenis ini menyatakan
prosedur fisik yang digunakan seorang individu dalam

[Type text] [Type text] [Type text]


kehidupan sehari-harinya untuk dapat melakukan aktivitas
dan kerja berkreasi. Anderson (1983) menyatakan dua
alasan mengapa domain prosedur psikomotor ini
dimasukkan dalam domain pengetahuan. Alasan pertama
adalah prosedur pelaksanaan setiap aktivitas juga disimpan
dalam memori, dan alasan kedua adalah model
penyimpanannya juga menggunakan production network
(jejaring produksi) di dalam otak manusia.

4.3 Penetapan Keluasan dan Kedalaman Pengetahuan

Di dalam menetapkan keluasan materi, yang harus


dirujuk adalah capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.
Secara praktis, penyusun kurikulum dapat menanyakan
kepada capaian pembelajaran mengenai materi/kajian apa
saja yang diperlukan untuk menguasai capaian tersebut.
Jawaban dari pertanyaan itu akan menghasilkan informasi
secara lengkap mengenai keluasan materi/kajian sebuah
mata kuliah.

Setelah mendapatkan berbagai kajian ilmu, program


studi juga perlu untuk menetapkan kedalaman dari materi
yang akan disampaikan. Dalam proses penetapan
kedalaman materi ini, pasal 8 dan 9 Permenristek DIKTI no
44/2015 tentang SNPT telah menetapkan kerangka
tingkatannya yang harus diacu. Penetapan ini dipandang
perlu, agar di dalam melaksanakan kurikulum pendidikan
tinggi nantinya hasil lulusannya dapat distandarkan, tidak
terlalu rendah ataupun melampaui hingga kualifikasi yang
jauh di atasnya. Tidak jarang, sebuah program studi

[Type text] [Type text] [Type text]


menetapkan kedalaman materi di bawah kualifikasi yang
seharusnya.Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.

Tabel 4. Kedalaman Penguasaan Pengetahuan

Tabel di atas, yang diturunkan dari pasal 9 ayat 2,


menunjukkan adanya suatu kesinambungan ilmu dari
tingkatan satu ke tingkatan lain. Oleh karenanya, untuk
dapat menjalankan pendidikan secara terstandar dan sesuai
dengan KKNI, penguasaan keluasan dan kedalaman
pengetahuan ini harus dicapai secara kumulatif dan
integratif. Di dalam Permenristek DIKTI no 44 tahun 2015
pasal 9 ayat 3 disebutkan Tingkat kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bersifat kumulatif dan/atau
integratif. Dalam hal ini pada program studi yang memiliki
jenjang pendidikan berkelanjutan, perlu untuk melakukan

[Type text] [Type text] [Type text]


desain kurikulum secara berkesinambungan dan integratif
dari jenjang ke jenjang.

Semua tingkat kedalaman dan keluasan materi


pembelajaran yang ditetapkan untuk mencapai capaian
pembelajaran tersebut dikemas dalam bentuk mata kuliah.
Sehingga di dalam proses kurikulum ini, mata kuliah
ditetapkan secara sangat terstruktur berdasarkan capaian
pembelajaran dan kajian/materi yang diperlukan, bukan
dibuat dengan mencontoh dan mengambil dari program
studilain yang sejenis. Dan di akhir kegiatan, terbentuklah
matakuliah tersebut dapat mengarah pada pencapaian
kualifikasi yang sesuai.

4.4 Pengertian Standar Isi

Standar isi yang dimaksud ini adalah sebagaimana


yang tertuang di dalam pasal 8 dan 9 Permenristek DIKTI no.
44 tahun 2015 tentang SNPT adalah kriteria minimal
tingkat kedalaman dan keluasan materi
pembelajaran. Tingkat kedalaman serta keluasan dalam
definisi ini merujuk pada capaian pembelajaran yang
ditetapkan. Tingkat kedalaman adalah sebuah tingkatan
pencapaian kemampuan lulusan yang dirancangkan untuk
memenuhi standar kompetensi lulusannya. Sementara
keluasan materi adalah jumlah dan jenis kajian, atau ilmu
atau cabang ilmu ataupun pokok bahasan yang diperlukan
dalam mencapai capaian pembelajaran yang telah
ditetapkan. Di dalam Permenristek DIKTI No 44 tahun 2015
pasal 8 ayat (3) dijelaskan bahwa Kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran pada program profesi,

[Type text] [Type text] [Type text]


spesialis, magister, magister terapan, doktor, dan
doktor terapan, wajib memanfaatkan hasil penelitian
dan hasil pengabdian kepada masyarakat.
Oleh karenanya, untuk dapat membelajarkan sebuah
capaian pembelajaran yang sesuai dengan bidang ilmu serta
kualifikasi KKNI, sebuah program studi perlu untuk
mendesain dan melakukan perencanaan secara integratif
antara penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
akan dilakukan dengan kurikulum pembelajarannya.
Pemetaan kajian dalam kurikulum untuk dapat
dikembangkan dan atau dikupas dalam sebuah penelitian,
akan menjadi kekuatan tersendiri bagi program studi agar
menghasilkan lulusan yang berkualitas.

4.5 Penetapan Beban Belajar Mata Kuliah dan sks

Penetapan kedalaman, kerincian, keluasan bahan


kajian, dan tingkat penguasaanya, minimal harus mencakup
pengetahuan atau keilmuan yang harus dikuasai dari
deskripsi capaian pembelajaran program studi yang sesuai
dengan level KKNI dan telah disepakati oleh forum program
studi sejenis. Dengan menganalisis hubungan antara
rumusan kompetensi lulusan dan bahan kajian, dapat
dibentuk mata kuliah beserta perkirakan besarnya beban
atau alokasi waktu (sks). Pembentukan sebuah mata kuliah
dapat ditempuh dengan menganalisis keterdekatan bahan
kajian serta kemungkinan efektivitas pencapaian kompetensi
bila beberapa bahan kajian dipelajari dalam satu mata kuliah,
dan dengan strategi atau pendekatan pembelajaran yang
tepat.

[Type text] [Type text] [Type text]


[Type text] [Type text] [Type text]
Dalam merangkai beberapa bahan kajian menjadi
suatu mata kuliah dapat melalui beberapa pertimbangan
yaitu: (a) Adanya keterkaitan yang erat antar bahan kajian
yang bila dipelajari secara terintergrasi diperkirakan akan
lebih baik hasilnya; (b) Adanya pertimbangan konteks
keilmuan, artinya mahasiswa akan menguasai suatu makna
keilmuan dalam konteks tertentu; (c) Adanya metode
pembelajaran yang tepat yang menjadikan pencapaian
kompetensi lebih efektif dan efisien serta berdampak positif
pada mahasiswa bila suatu bahan kajian dipelajari secara
komprehensif dan terintegrasi. Dengan demikian
pembentukan mata kuliah mempunyai fleksibilitas yang
tinggi, sehingga satu program studi sangat dimungkinkan
mempunyai jumlah dan jenis mata kuliah yang sangat
berbeda, karena dalam hal ini mata kuliah hanyalah
bungkus serangkaian bahan kajian yang dipilih sendiri oleh
sebuah prodi.
Menurut pasal 15 ayat (1) Permenristek DIKTI No. 44
tahun 2015 tentang SNPT menyatakan bahwa beban belajar
mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
huruf d, dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester
(sks). Selain itu untuk menetapkan besaran sks sebuah
mata kuliah, terdapat beberapa prinsip yang harusd
iikuti.Menurut Betts & Smith (2005) dalam buku Developing
the Credit-based Modular Curriculum in Higher Education,
salah satu dasar pertimbangan penyusunan kurikulum
dengan sistem kredit adalah beban kerja yang diperlukan
mahasiwa dalam proses pembelajarannya untuk mencapai
kompetensi hasil pembelajaran yang telah ditetapkan.

[Type text] [Type text] [Type text]


Dasar pemikiran penetapan satuan kredit ini adalah
equal credit for equal work philosophy. Oleh sebab itu
diperlukan perhitungan terhadap beban mata kuliah yang
akan dipelajari. Beban mata kuliah ini sangat ditentukan
oleh keluasan, kedalaman, dan kerincian bahan kajian yang
diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi, serta tingkat
penguasaan yang ditetapkan. Setelah mendapatkan
beban/alokasi waktu untuk sebuah mata kuliah, maka dapat
dihitung satuan kredit persemesternya dengan cara
memperbandingkan secara proporsional beban mata kuliah
terhadap beban total untuk mencapai sks total yang
program pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam paradigma pengembangan kurikulum ini,
besarnya sks sebuah mata kuliah atau suatu pengalaman
belajar yang direncanakan, dilakukan dengan menganalisis
secara simultan beberapa variabel, yaitu (a) tingkat
kemampuan yang ingin dicapai; (b) tingkat keluasan dan
kedalaman bahan kajian yang dipelajari ; (c) cara/strategi
pembelajaran yang akan diterapkan; (d) posisi/letak
semester suatu mata kuliah atau suatu kegiatan
pembelajaran dilakukan; dan (e) perbandingan terhadap
keseluruhan beban studi di satu semester yang
menunjukkan peran/ besarnya sumbangan suatu mata
kuliah dalam mencapai kompetensi lulusan.
Secara prinsip pengertian sks harus dipahami sebagai
waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mencapai
kompetensi tertentu, dengan melalui bentuk pembelajaran
dan bahan kajian tertentu. Sementara itu, makna sks telah
dirumuskan dalam dalam pasal 17 Permenristek DIKTI no 44
tahun 2015 tentang SNPT, yang menyebutkan bahwa 1 sks :

[Type text] [Type text] [Type text]


a. Untuk perkuliahan, responsi dan tutorial di kelas
bermakna 50 menit pembelajaran tatap muka di kelas,
60 menit tugas mandiri dan 60 menit tugas terstruktur
setiap minggunya;
b. Untuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran
lain yang sejenis, mencakup bermakna 100 menit tugas
di ruang tutorial atau praktik dan 70 menit tugas mandiri
setiap minggunya; Untuk bentuk pembelajaran
praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik
lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara, adalah
170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per
semester. Dengan pengertian di atas bentuk
pembelajaran yang akan dirancang harus
memperhitungkan makna sks di setiap mata kuliah yang
ada. Pasal 15 disyaratkan bahwa semester merupakan
satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16
minggu, termasuk Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir
Semester. Proses penetapan sks yang akan disajikan
dalam struktur kurikulum perlu mempertimbangkan
kekuatan lama belajar mahasiswa. Pasal 18 ayat (1)
Permenristek Dikti menyatakan bahwa Beban belajar
mahasiswa berprestasi akademik tinggi, setelah dua
semester pada tahun akademik yang pertama dapat
mengambil maksimum 24 (dua puluh empat) sks per
semester.

Untuk menyelesaikan pendidikannya sesuai dengan


standar kualifikasi jenis dan jenjang pendidikan tertentu,
pada pasal 16 Permenristek Dikti tahun 2015 dinyatakan

[Type text] [Type text] [Type text]


bahwa: 4 (empat) tahun akademik untuk program
sarjana, program diploma empat/sarjana terapan, yang
dapat ditempuh maksimum dalam 7 (tujuh) tahun
akademik, dengan beban belajar mahasiswa minimum
144 (seratus empat puluh empat) sks; dan 1 (satu) tahun
akademik untuk program profesi setelah menyelesaikan
program sarjana, atau program diploma empat/sarjana
terapan, yang dapat ditempuh maksimum dalam 3 (tiga)
tahun akademik, dengan beban belajar mahasiswa
minimum 24 (dua puluh empat) sks. Namun, untuk
pengakuan setara dengan magister, pendidikan profesi
Ners minimum 36 sks.

Seluruh aturan di pasal 15 18 Permenristek Dikti Tahun


2015 tersebut harus dirujuk dan digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan kurikulum di program studi.

4.6 Struktur Kurikulum Inti Program Studi Keperawatan

Kurikulum inti menurut Kepmendiknas no.045/U/2002,


merupakan penciri dari kompetensi utama, bersifat dasar untuk
mencapai kompetensi lulusan, merupakan acuan baku minimal
mutu penyelenggaraan program studi, dan ditetapkan oleh
kalangan perguruan tinggi (program studi sejenis) bersama
masyarakat profesi dan pengguna lulusan. Jadi Kompetensi
utama ini merupakan penciri suatu lulusan program studi
tertentu, dan ini bisa disepakati dengan mengambil beban dari
keseluruhan beban studi sebesar 40% 80%. Sementara itu
kurikulum institusional didalamnya terumuskan kompetensi
pendukung dan kompetensi lainnya, yang bersifat khusus dan
gayut dengan kompetensi utama suatu program studi dan
ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi.
Kompetensi pendukung dapat bergerak antara 20% - 40% dari

[Type text] [Type text] [Type text]


keseluruhan beban studi. Sementara itu kompetensi lainnya
equivalen dengan beban studi sebesar 0%-30% dari keseluruhan.

Kurikulum Program Studi Keperawatan ditetapkan dengan


mengacu kepada 80% kurikulum inti, yaitu 104 dari 144 sks,
ditambah 8 sks mata kuliah wajib umum, 2 sks Bahasa Inggris,
dan 4 sks skripsi, dengan masa studi 4 tahun (8 semester).

Pengembangan kurikulum institusi dapat disesuaikan dengan


visi dan misi institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi
tersebut dengan memasukkan isu global (misalnya: Ebola, Flu
Burung, SARS, Disaster, Perawatan Trauma, Entrepreuner,
Bahasa Asing) dan muatan lokal sesuai dengan keunggulan
institusi.

[Type text] [Type text] [Type text]


SEMESTER I

T = teori (dapat berupa kuliah, responsi, tutorial, seminar)


P = praktikum
PL = praktikum lapangan

N Mata Ajar sks T P PL


o
1 Bahasa Indonesia 2 2
2 Keperawatan Dasar I 3 2 1
3 Konsep Dasar Keperawatan I 3 3
4 Agama 2 2
5 Ilmu Dasar Keperawatan I 4 3 1
6 Falsafah dan Teori Keperawatan 3 3
Jumlah 17 15 2

SEMESTER II
No Mata Ajar sks T P PL
.
1 Komunikasi Dalam Keperawatan I 2 1 1
2 Pancasila 2 2
3 Keperawatan Dasar II 3 1 2
4 Konsep Dasar Keperawatan II 3 3
5 Ilmu Dasar Keperawatan II 4 3 1
6 Pendidikan dan Promosi 3 2 1
Kesehatan
Jumlah 17 12 3 2

SEMESTER III
No. Mata Ajar sk T P PL
s
1 Sistem Informasi Keperawatan 2 1 1
2 Kewarganegaraan 2 2
3 Keperawatan Medikal Bedah I 3 2 1
4 Keperawatan Maternitas I 4 2 1 1
5 Komunikasi dalam Keperawatan 3 1 1 1
II
6 Psikososial dan Budaya dalam 2 2
Keperawatan
7 Keselamatan Pasien dan 2 1 1
Keselamatan Kesehatan Kerja
dalam Keperawatan
Jumlah 18 11 5 2

50
AIPNI
SEMESTER IV
No. Mata Ajar sks T P PL
1 Keperawatan Maternitas II 2 1 1
2 Keperawatan Medikal Bedah II 3 2 1
3 Keperawatan Anak I 4 2 1 1
4 Keperawatan Kesehatan Jiwa I 3 2 1
5 Keperawatan HIV AIDS 2 1 1
Jumlah 14 8 5 1

SEMESTER V
No. Mata Ajar Sks T P PL
1 Keperawatan Medikal Bedah III 3 2 1
2 Keperawatan Anak II 2 2
3 Keperawatan Kesehatan Jiwa 3 2 1
II
4 Keperawatan menjelang ajal 3 2 1
dan paliatif
5 Keperawatan Komunitas I 2 2
Jumlah 13 10 2 1

SEMESTER VI
No. Mata Ajar Sks T P PL
1 Keperawatan Komunitas II 3 2 1
2 Keperawatan Keluarga 4 3 1
3 Metodologi Penelitian 4 3 1
4 Bahasa Inggris 2 2
5 Keperawatan Gawat Darurat 4 3 1
Jumlah 17 13 4

SEMESTER VII
No. Mata Ajar Sks T P PL
1 Keperawatan kritis 3 2 1
2 Biostatistik 2 1 1
3 Keperawatan Gerontik 4 3 1
4 Keperawatan Bencana 2 2
5 Praktik Keperawatan Medikal 3 3
Bedah
Jumlah 14 8 3 3

SEMESTER VIII

51
AIPNI
No. Mata Ajar Sks T P PL
1 Skripsi 4 4
2 Manajemen Keperawatan 4 3 1
Jumlah 8 3 5

52
AIPNI
Semester 1

A. Deskripsi Mata Kuliah

1. Mata kuliah: Bahasa Indonesia

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini mempelajari Bahasa Indonesia dalam ilmu
keperawatan dengan menekankan penggunaan Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar dalam berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan, berlandaskan pada konsep etika dalam berbahasa

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran ini:
1. Bila diberi tugas diskusi dan presentasi, mahasiswa mampu
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Bila diberi tugas membuat tulisan, mahasiswa dapat
menggunakan kaedah penulisan ilmiah yang benar.
3. Bila diberi tugas membuat resume atau ringkasan suatu topik,
mahasiswa mampu menggunakan kaedah pembuatan resume
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

53
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Alternatif Metoda
Pembelajaran
1 Bila diberi tugas diskusi dan - Laras ilmiah dan ragam bahasa Collaborative Learning
presentasi, mahasiswa - Persiapan penyajian lisan Kuliah interaktif
mampu menggunakan - Daftar Rujukan Tutorial
Bahasa Indonesia yang baik - Topik dan tesis Small Group Discussion
dan benar. - Penyajian lisan (SGD)

2 Bila diberi tugas membuat -Kerangka tulisan Collaborative Learning


tulisan, mahasiswa dapat - Jenis tulisan Kuliah interaktif
menggunakan kaedah - Paragraf Tutorial
penulisan ilmiah yang benar. - Pengembangan paragraph Small Group Discussion
- Kutipan dan system rujukan (SGD)
- Format makalah ilmiah
- Bagian pendahuluan
- Bagian isi
- Bagian penutup
- Tanda baca dan ejaan
- Kalimat efektif
- Cara mengacu
- Tanda-tanda koreksi

3 Bila diberi tugas membuat -Ringkasan, ikhtisar, dan abstrak Collaborative Learning
resume atau ringkasan - Membaca kritis Kuliah interaktif
suatu topik, mahasiswa - Sintesis Tutorial
mampu menggunakan Small Group Discussion
kaedah pembuatan resume 54 (SGD)
AIPNI dengan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Daftar Rujukan:
Akhaidah, et al. 1989. Pembinaan Kemampuan menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Alwi, H, dkk. 1989. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Balai Pustaka
American Psychological Association. 2001. Publication Manual of the
American Psychological Association. Ed. Ke-5. Washington, D.C.
Azahari, Azril. 1998. Bentuk dan gaya penulisan karya tulis ilmiah.
Jakarta: Penerbit Univ. Trisakti.
Brotowidjoyo, MD. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah (Ed. Ke-2).
Jakarta: Akademika Pressindo
Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud. 1991. Prosiding Teknik
Penulisan Buku Ilmiah. Jakarta: Depdikbud.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran
Bahasa. Ende-Flores: Penerbit Nusa Indah.
Peraturan menteri pendidikan nasional RI No. 46 tahun 2009 tentang
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset Yogyakarta.
Soeseno, S. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis
Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
Winarto, et al. 2004. Karya tulis ilmiah social: menyiapkan, menulis,
dan mencermatinya. Jakarta: yayasan obor Indonesia.

55
AIPNI
2. Mata Kuliah : Keperawatan Dasar I (KD I)

Beban Studi : 3 SKS


Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang berbagai konsep, prinsip
dan keterampilan klinis keperawatan untuk membantu
memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang mencakup
kebutuhan aktivitas dan latihan; kebutuhan oksigenasi;
kebutuhan cairan, elektrolit dan keseimbangan cairan-
elektrolit;kebutuhan istirahat dan tidur; kebutuhan nutrisi;
kebutuhan eliminasi; kebutuhan rasa nyaman; kebutuhan
kebersihan dan perawatan diri. Pengalaman belajar meliputi
pembelajaran di kelas dan di laboratorium keperawatan.

Capaian Pembelajaran
Bila diberi kasus klien dengan gangguan kebutuhan dasar, mahasiswa ma
menguasai prinsip, konsep, teknik, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ pra
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok, untuk mem
kebutuhan dasar manusia yang mencakup:
a. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan;
b. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi;
c. Pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan keseimbangan cairan-elek
d. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
e. Pemenuhan kebutuhan nutrisi;
f. Pemenuhan kebutuhan eliminasi;
g. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman;
h. Pemenuhan kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.

56
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Menguasai konsep, 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Collaborative
prinsip,teknik,dan prosedur aktivitas dan latihan learning
pelaksanaan asuhan/ praktik 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Case study
keperawatan yang dilakukan asuhan/ praktik keperawatan
secara mandiri atau berkelompok untuk memenuhi kebutuhan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dan latihan
aktivitas dan latihan
2. Menguasai teknik, prinsip dan 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Aktivitas
prosedur pelaksanaan asuhan/ oksigenasi Praktikum di
praktik keperawatan yang dilakukan 2. Teknik dan prosedur laboratorium
secara mandiri atau berkelompok , pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan keperawatan untuk memenuhi (Lab skills)
oksigenasi kebutuhan oksigenasi
3 Menguasai teknik, prinsip dan 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Mini lecture
prosedur pelaksanaan asuhan/ kebutuhan cairan, elektrolit dan Aktivitas
praktik keperawatan yang dilakukan keseimbangan cairan-elektrolit Praktikum di
secara mandiri atau berkelompok , 2. Teknik dan prosedur laboratorium
untuk memenuhi kebutuhan cairan, pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan
elektrolit dan keseimbangan cairan- keperawatan untuk memenuhi (Lab skills)
elektrolit kebutuhan cairan, elektrolit dan
keseimbangan cairan-elektrolit

4 Menguasai teknik, prinsip dan 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Mini lecture

57
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
prosedur pelaksanaan asuhan/ istirahat dan tidur Aktivitas
praktik keperawatan yang dilakukan Praktikum di
2. Teknik dan prosedur pelaksanaan
secara mandiri atau berkelompok , laboratorium
asuhan/ praktik keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidur (Lab skills)
istirahat dan tidur

5 Menguasai teknik, prinsip dan 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Mini lecture
prosedur pelaksanaan asuhan/ nutrisi Aktivitas
praktik keperawatan yang dilakukan 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Praktikum di
secara mandiri atau berkelompok , asuhan/ praktik keperawatan laboratorium
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan keperawatan
nutrisi (Lab skills)
6 Menguasai teknik, prinsip dan 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Mini lecture
prosedur pelaksanaan asuhan/ eliminasi Aktivitas
praktik keperawatan yang dilakukan 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Praktikum di
secara mandiri atau berkelompok , asuhan/ praktik keperawatan laboratorium
untuk memenuhi kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan keperawatan
eliminasi eliminasi (Lab skills)
7 Menguasai teknik, prinsip dan 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Mini lecture
prosedur pelaksanaan asuhan/ rasa nyaman dan aman Aktivitas
praktik keperawatan yang dilakukan 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Praktikum di
secara mandiri atau berkelompok , asuhan/ praktik keperawatan laboratorium
untuk memenuhi kebutuhan rasa untuk memenuhi kebutuhan rasa keperawatan
58
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
nyaman aman dan nyaman (Lab skills)
8 Menguasai teknik, prinsip dan 1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Mini lecture
prosedur pelaksanaan asuhan/ kebersihan dan perawatan diri Aktivitas
praktik keperawatan yang dilakukan 2. Teknik dan prosedur pelaksanaan Praktikum di
secara mandiri atau berkelompok , asuhan/ praktik keperawatan laboratorium
untuk memenuhi kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan keperawatan
kebersihan dan perawatan diri kebersihan dan perawatan diri (Lab skills)

59
AIPNI
Daftar Rujukan:

Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of


Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice
Hall Health.
Lynn, P (2011). Taylors Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed.
Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
Mosby. (2014). Mosbys Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby: Elsevier Inc.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol
set) . Edisi Bahasa Indonesia 7. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y.
(2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi
Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

60
AIPNI
3. Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan I (KDK I)
Beban Studi : 3 SKS
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep caring sepanjang daur
kehidupan manusia, konsep pertumbuhan dan perkembangan
manusia, standar profesional dalam praktik keperawatan
termasuk etika keperawatan dan aspek legal dalam praktik
keperawatan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan.Pengalaman belajar meliputi pembelajaran di kelas
dan di laboratorium keperawatan.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IKD I mahasiswa
mampu :
1. Menerapkan konsep caring dalam kehidupan sehari-hari
2. Menerapkan standar profesional dalam pelayanan
keperawatan yang
merupakan bagian integral dalam sistem pelayanan kesehatan
3. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan
keputusan dalam konteks keperawatan

61
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Menerapkan konsep 1. Pengertian caring Case study
caring dalam kehidupan 2. Teori keperawatan tentang caring Role play
sehari-hari 3. Aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari Lab skills
dan praktik keperawatan
4. Perbedaan caring dan curing
2 Menerapkan standar 1. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Mini
profesional dalam Pelayanan Kesehatan: - Sistem Klien lecture(expert
pelayanan keperawatan - Tingkatan pelayanan from
yang merupakan bagian kesehatan Kementerian
integral dalam sistem 2. Keperawatan sebagai suatu profesi Kesehatan)
pelayanan kesehatan - Peran perawat profesional Collaborative
- Standar praktik keperawatan learning
profesional
3. Interprofessional education dan
interprofessional collaboration
3 Menerapkan prinsip- 1. Prinsip moral dan etika Mini lecture,
prinsip legal etis pada 2. Ethic of care Case study,
pengambilan keputusan 3. Kode etik keperawatan Small Group
dalam konteks 4. Isue etik dalam praktik keperawatan Discussion
keperawatan 5. Prinsip-prinsip legal dalam praktik (SGD)
6. Aspek hukum dalam keperawatan Discovery
7. Pelindungan hukum dalam praktik Learning (DL)
keperawatan
8. Nursing advocacy

62
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
9. Pengambilan keputusan legal etis

63
AIPNI
Daftar Rujukan:
1. Aiken, T.D. (2004). Legal, Ethical, and Political Issues in Nursing.
2nd Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
2. Bertens, K. (2002). Etika. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
3. Beauchamp TL & Childress JF (1994). Principles of Biomedical
Ethics. New York : Oxford University Press.
4. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision
Making. New York. Delmar Cengage Learning
5. Franz Magniz S (2002). Etika Dasar, Yogyakarta: Penerbit Kanisius
6. Potter, P.A. & Perry ,A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-
vol set) .Edisi Bahasa Indonesia 7 Edition.Elsevier (Singapore)
Pte.Ltd.
7. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals
of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice
Hall Health.
8. Kode Etik Perawat Indonesia
9. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor 72 tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Sistem Kesehatan Nasional dan Pelayanan Keperawatan,
Kemenkes RI
11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
12. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 38 tahun 2014
tentang Keperawatan

64
AIPNI
4. Mata kuliah/kelompok Bahan Kajian: Agama

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Agama merupakan mata kuliah yang terkait dengan keyakinan
yang melandasi manusia untuk bersikap dan bertindak toleran
dalam kehidupan sosial khususnya kerjasama antar umat
beragama di masyarakat. Fokus pada pemahaman konsep-konsep
agama dan kehidupan beragama di Indonesia. Pada nilai
kehidupan beragama yang diterapkan dalam melaksanakan peran
perawat sebagai pemberi asuhan, pemenuhan kebutuhan spiritual
klien, peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan
nilai/keyakinan klien, dan peran sebagai pendidik untuk
memberikan pendidikan spiritual klien dalam melakukan
pengelolaan kebutuhan spiritual klien baik di klinik maupun
masyarakat

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran ini:
1. Bila diberi masalah kesehatan yang berkaitan dengan agama,
mahasiswa mampu menjelaskan tugas hidup manusia, konsep
agama dan kehidupan beragama.
2. Bila diberi masalah pasien sakit, mahasiswa mampu
menggunakan konsep nilai dan keyakinan agama, meliputi
pendampingan klien saat sakit, tata cara ibadah dalam kondisi
sakit.
3. Bila diberi masalah keperawatan pasien sakratul maut,
mahasiswa mampu menggunakan konsep agama sesuai
agama pasien.
4. Bila diberi masalah kesehatan yang berkaitan dengan IPTEK,
mahasiwa mampu menjelaskan hubungan antara agama dan
IPTEK

65
AIPNI
N Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Alternatif
o. Metode
Pembelaj
aran
Bila diberi masalah kesehatan Tugas hidup manusia Lecture
1. yang berkaitan dengan 1. Hakikat penciptaan manusia Collaborativ
agama, mahasiswa mampu 2. Proses penciptaan manusia e Learning
menjelaskan tugas hidup 3. Tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan
manusia, konsep agama dan 4. Tugas manusia terhadap diri sendiri, orang lain dan
kehidupan beragama. lingkungan
Konsep agama dan kehidupan beragama
1. Hakikat agama
2. Komponen dalam beragama (hal yang dilarang dan
diperintahkan)
3. Nilai agama dalam kehidupan profesi keperawatan dan
sosial masyarakat
2. Bila diberi masalah pasien 1.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut
sakit, mahasiswa mampu agama
menggunakan konsep nilai 2.Manajemen menghadapi respon sakit dan penyakit
dan keyakinan agama, (simpati, empati, penguatan)
meliputi pendampingan klien 3.Konsistensi dalam beribadah dalam berbagai kondisi
saat sakit, tata cara ibadah
sakit
dalam kondisi sakit.

3. Bila diberi masalah 1. Manajemen sakaratul maut Lecture


keperawatan pasien saratul Pendampingan masa kritis Simulasi
maut, mahasiswa mampu Langkah-langkah sakaratul maut
menggunakan konsep agama 2. Perawatan Jenazah
sesuai agama pasien.
66
AIPNI
N Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Alternatif
o. Metode
Pembelaj
aran
Adab terhadap jenazah
Tata cara mengkafani
3. Bila diberi masalah kesehatan 1. Pentingnya mengetahui perkembangan teknologi Lecture,
yang berkaitan dengan IPTEK, 2. Perkembangan agama dari waktu ke waktu SGD (small
mahasiwa mampu 3. Pentingnya umat beragama mengikuti group
menjelaskan hubungan
perkembangan teknologi discussion)
antara agama dan IPTEK
4. Perkembangan agama-agama saat ini
5. Dampak perkembangan IPTEK terhadap nilai-nilai
agama

67
AIPNI
68
AIPNI
5. Mata kuliah: Ilmu Dasar Keperawatan (IDK) I

Beban Studi: 4SKS (3T, 1P)


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini merupakan bagian dari kelompok ilmu alam dasar
yang membahas tentang konsep biologi, fisika, biokimia, gizi
dengan memperhatikan lingkungan dan etika keilmuan, serta
konsep-konsep anatomi dan fisiologi manusia dalam
mempertahankan homeostasis tubuh.

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IDK I, bila diberi data
kasus, mahasiswa mampu:
1. Menerapkan konsep biologi sel dan genetika sebagai
suatu pendekatan dalam menyelesaikan masalah
keperawatan
2. Menerapkan prinsip-prinsip fisika (biomekanik dan
biolistrik) sebagai suatu pendekatan dalam menyelesaikan
masalah keperawatan
3. Menganalisis masalah keperawatan dengan menggunakan
prinsip-prinsip biokimia dan gizi sebagai bagian
pendekatan holistik keperawatan
4. Menjelaskan konsep-konsep anatomi dan fisiologi manusia
sebagai suatu pendekatan dalam menyelesaikan masalah
keperawatan.
5. Menjelaskan mekanisme fisiologi tubuh manusia dalam
berbagai aktifitas.
6. Menjelaskan mekanisme fisiologi tubuh manusia dalam
mempertahankan homeostasis tubuh.
69
AIPNI
70
AIPNI
No Sasaran Bahan kajian Metoda
Pembelajaran
1 Menerapkan konsep Biologi sel dan konsep genetika Kuliah interaktif
biologi sel dan genetika Tutorial
sebagai suatu Praktikum
pendekatan dalam
menyelesaikan masalah
keperawatan
2 Menerapkan prinsip- Prinsip-prinsip fisika dalam Kuliah interaktif
prinsip fisika keperawatan: Tutorial
(biomekanik dan a. Prinsip biomekanika dalam Praktikum
biolistrik) sebagai suatu keperawatan
pendekatan dalam b. Biolistrik pada tubuh
menyelesaikan masalah manusia
keperawatan
3 Menganalisis masalah a. Prinsip-prinsip biokimia Kuliah interaktif
keperawatan dengan dalam tubuh manusia: Tutorial
menggunakan prinsip- keseimbangan asam basa, Praktikum
prinsip biokimia dan gizi cairan tubuh, metabolisme
sebagai bagian karbohidrat, protein, lipid,
pendekatan holistik purin, dan pirimidin
keperawatan b. Gizi: zat gizi makro dan
mikro, angka kecukupan
gizi yang dianjurkan,
kebutuhan gizi individu,
penilaian status gizi
individu, dasar-dasar diet
klinik
71
AIPNI
4 Menjelaskan konsep- Struktur dan fungsi tubuh Collaborative
konsepanatomi dan manusia secara umum: Learning
fisiologi manusia a. Istilah-istilah dalam anatomi dan Problem based
Daftar Rujukan:
Cameron, JR, Skofronick J.G., Grant R.M. (2006). Fisika Tubuh Manusia, (edisi
kedua). Penerjemah: Lamyarni. Jakarta: PT. Sagung Seto.
Drake R., Vogl A.W., Mitchell A.W.M. (2014). Gray Dasar-Dasar Anatomi. Edisi
Bahasa Indonesia 1. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Gabriel, J.F. (1996). Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.
Gartner L.P., Hiatt J.L. (2014). Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi Bahasa
Indonesia 3. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Geneser F. (1994). Buku teks histology. (F. A. Gunawijaya, E. Kartawiguna, H.
Arkeman, penerjemah). Jakarta: Binarupa aksara (sumber asli diterbitkan
1993).
Grodner M., Escott-Stump S., Dorner S. (2016). Nutritional Foundations and
Clinical Applications: A Nursing Approach. 6th edition. Mosby:Elsevier Inc
Gropper S.S, Smith J.L., Groff J.L. (2004). Advanced nutrition and human
metabolism. 4th ed. Wadsworth, Inc.
Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Bahasa
Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Leeson C.R., Leeson T.S., Paparo A.A. (1993). Atlas berwarna histologi (Y.
Tambayong, Isnani A. S., F.A. Gunawijaya, penerjemah). Jakarta: Binarupa
aksara (sumber asli diterbitkan 1990).
Mader SS (2012). Human Biology, 12th edition.USA: The McGraw-Hill Publishing
Company.
Martini (2001). Fundamentals of anatomy and physiology (5th ed.). Ch 23, pp
814-844. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Paulsen, D. F. (1996). Basic histology, (3rd ed.). Ch 17, pp 218-229. Connecticut:
Appleton & Lange.
Potter, P.A.,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice.
8th Ed. Mosby: Elsevier Inc.
Rosdahl, C. B. (1999). Textbook of basic nursing. 7th Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Rohen J.W., Yokochi C., Drecoll E.L. (2002). Atlas anatomi manusia: kajian
fotografik tubuh manusia (Y. Joko S., penerjemah). Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC (sumber asli diterbitkan 2002).
Sherwood, L. (2012). Human physiology: From cells to systems, (8th ed.).
California: Thomson Learning.
Tortora, G.J. & Derrickson, B.H. (2011). Principles of anatomy and physiology. New
York: Harper Collins Publisher Inc.
Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan
Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (S) Pte Ltd.
Waugh A., Grant A. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross and Wilson.
Edisi Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore)
Pte.Ltd.

72
AIPNI
6. Mata kuliah: Falsafah dan Teori keperawatan

Beban Studi: 3SKS


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini membahas tentang Falsafah, paradigma dan konseptual model
dan teori keperawatan, serta prinsip-prinsip pendekatan holistik dalam konteks
keperawatan.

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, bila diberi data kasus, mahasiswa
mampu :
1. Memahami falsafah keperawatan
2. Menerapkan konsep paradigma keperawatan
3. Menerapkan berbagai teori keperawatan terpilih dalam berbagai situasi
4. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam konteks
keperawatan

73
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1, Menerapkan falsafah, konsep Falsafah, Paradigma dan Mini lecture
2,3 paradigma keperawatan dan paradigma keperawatan Collaborative
berbagai teori keperawatan Definisi Teori dan Teori learning
terpilih dalam berbagai situasi Keperawatan
Komponen suatu teori
Hubungan paradigma dan
teori keperawatan
Jenis atau tingkatan teori
Teori keperawatan terpilih
(Nightingale, Henderson,
Peplau, Watson, Orem, Roy,
etc)
Teori middle range dalam
keperawatan
4 Menganalisis prinsip-prinsip 1. Konsep holistic care : holisme, Case study
pendekatan secara holistik humanisme Role play
dalam konteks keperawatan 2. Konsep berubah
3. Konsep sistem dan Pendekatan
sistem

74
AIPNI
Daftar Rujukan:

Alfaro-LeFevre R. (2013). Critical Thinking, Clinical Reasoning, and


Clinical Judgment. 5th edition. Saunders: Elsevier Inc.
Alligood, M.R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. 8th edition
Mosby: Elsevier Inc.
Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals
of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
Prentice Hall Health.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vot
set). Edisi Bahasa Indonesia 7. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Rubenfeld, M.G. & Scheffer, B.K. (2010). Critical Thinking Tactics
for nurses, 2nd Ed.Jones and Bartlett Publishers.
Rubenfeld, M.G. & Scheffer, B.K. (1999). Critical Thinking in
Nursing: An Alternative Approach, 2nd Ed. Philadelphia:
Lippincott.

75
AIPNI
Deskripsi Mata kuliah Semester 2

1. Mata kuliah: Komunikasi Keperawatan 1

Beban Studi : 2 SKS (1T,1P)


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata Kuliah ini mempelajari tentang prinsip-prinsip komunikasi
umum beserta aplikasinya dalam konteks pelayanan kesehatan
secara umum dan secara khusus dalam memberikan asuhan
keperawatan yang diperuntukkan bagi individu, kelompok, keluarga
dan masyarakat, serta dalam tim kesehatan untuk berbagai tatanan
baik praktik klinis maupun komunitas. Selain itu, dibahas pula trend
dan issue yang berkaitan dengan perkembangan komunikasi dalam
bidang kesehatan.

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran komunikasi keperawatan
1, mahasiswa mampu :
1. Menganalisis konsep komunikasi umum dalam membina
hubungan interpersonal dengan individu dalam berbagai situasi
dan kondisi.
2. Menganalisis konsep komunikasi efektif dalam membina
hubungan interpersonal
3. Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi
4. Menganalisis pengaruh latar belakang sosial budaya dalam
berkomunikasi
5. Menganalisis konsep komunikasi dalam konteks pelayanan
kesehatan khususnya komunikasi multidisiplin
6. Menganalisis trend dan issue dalam komunikasi kesehatan
7. Mensimulasikan komunikasi efektif dalam hubungan
interpersonal dengan klien, keluarga, kelompok, sesama perawat
dan tenaga kesehatan lainnya.

76
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Menganalisis dan menerapkan Konsep komunikasi secara 1. Interactive learning
konsep komunikasi umum umum 2. Kuliah pakar
dalam membina hubungan - Pengertian komunikasi 3. Collaborative
- Komponen komunikasi learning
interpersonal dengan individu
- Bentuk komunikasi 4. Demonstrasi
maupun kelompok dalam - Tujuan dan fungsi 5. Simulasi dan
berbagai situasi dan kondisi. komunikasi bermain peran
Jenis jenis komunikasi
Komunikasi verbal
- Kata dan makna
- Pengaruh kata terhadap
tindakan
Komunikasi nonverbal
- Bektuk komunikasi
nonverbal
- Menafsirkan pesan
nonverbal

3 Menganalisis dan menerapkan Konsep Komunikasi efektif 1. Collaborative


konsep komunikasi efektif learning
dalam membina hubungan 2. Demonstrasi
interpersonal 3. Simulasi dan
bermain peran
4 Menganalisis faktor faktor Faktor faktor yang 1. Collaborative
yang mempengaruhi mempengaruhi komunikasi: learning
komunikasi - Kredibilitas pemberi 2. Demonstrasi
pesan
77
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
- Isi pesan 3. Simulasi dan
- Kesesuaian dengan isi bermain peran
pesan
- Kejelasan pesan
- Kesinambungan dan
konsistensi
- Saluran
- Kapabilitas sasaran
5 Menganalisispengaruh latar Komunikasi dalam konteks 1. Collaborative
belakang sosial budaya dalam sosial dan latar belakang learning
berkomunikasi budaya (cultural diversity) 2. Demonstrasi
serta keyakinan 3. Simulasi dan
bermain peran
6 Menganalisis konsep Komunikasi dalam pelayanan 1. Collaborative
komunikasi dalam konteks kesehatan learning
pelayanan kesehatan khususnya komunikasi 2. Demonstrasi
khususnya komunikasi multidisiplin 3. Simulasi dan
multidisiplin bermain peran

7 Menganalisistrend dan issue Perspektif, Trend dan isu 1. Collaborative


dalam komunikasi kesehatan komunikasidalam pelayanan learning
kesehatan 2. Demonstrasi
3. Simulasi dan
bermain peran

78
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
8 Mensimulasikan komunikasi komunikasi efektif dalam 4. Simulasi
efektif dalam hubungan hubungan interpersonal
interpersonal dengan klien, dengan klien, keluarga,
keluarga, kelompok, sesama kelompok, sesama perawat
perawat dan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya
lainnya.

79
AIPNI
Daftar Rujukan:

Antai-Otong, D (2008). Nurse-Client Communication: A Life Span


Approach. United Kingdom: Jones and Barlett Publishers.
Bateman, T. (2011). Nursing Team Dynamics: Communication,
Culture, Collaboration. Thesis, Canada: Library and
Archives. Diakses dari proquest dissertation and Thesis
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., & Erb, G.( 2008). Fundamental of
Nursing, Concept, process and practice, 8ed. USA:Pearson
Education, Inc
Jones, L (2009). The healing relationship. Nursing Standart, 24 (3):
64.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2014). Wongs Nursing Care of Infant
and Children. 10th edition. Mosby: Elsevier Inc
Leininger, M. & Mc Farland, M.R. (2006). Culture Care Diversity and
Universality: a Worldwide Nursing Theory. Canada: Jones and
Bartlett Publisher.
Railey J.B. (2013). Communications in Nursing. 7th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Stein-Parbury J. (2013). Patient and Person: Interpersonal Skills in
Nursing. 5th edition. Churchill Livingstone: Elsevier Australia.
Stickley, T. & Freshwater, D. (2006). The art of listening in the
rherapeutic relationship. Mental health practice, 9 (5): 12-18.
Suryani (2014). Komunikasi terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta:
EGC
Taylor C. (1993). Fundamental of Nursinng: The Art and Science of
Nursing Care. Philadelphia : Lippincott Raven Publisher.

80
AIPNI
2. Mata kuliah/kelompok Bahan Kajian: Pancasila

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang Pancasila sebagai salah satu
pilar kebangsaan Indonesia, sebagai dasar negara dan ideologi
nasional, dan sebagai sumber rujukan dan inspirasi bagi upaya
menjawab tantangan kehidupan bangsa

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Pancasila, mahasiswa
mampu membangun paradigma baru dalam dirinya sendiri
berdasar nilai-nilai Pancasila melalui kemampuan menjelaskan
sejarah, kedudukan dan hakikat sila-sila Pancasila, merespon
persoalan aktual bangsa dan negara, dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan :
1. Memiliki kemampuan analisis, berfikir rasional, bersikap kritis
dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Memiliki kemampuan dan tanggung jawab intelektual dalam
mengenali masalah-masalah dan memberi solusi berdasarkan
nilai-nilai Pancasila
3. Mampu menjelaskan dasar-dasar kebenaran bahwa Pancasila
adalah ideologi yang sesuai bagi bangsa Indonesia yang
majemuk (Bhinneka Tunggal Ika).
4. Mampu mengimplementasikan dan melestarikan nilai-nilai
Pancasila dalam realitas
kehidupan
5. Memiliki karakter ilmuwan dan profesional Pancasilais yang
memiliki komitmen atas
kelangsungan hidup dan kejayaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

81
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
1 Mampu menjelaskan Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa - Ceramah
dan memahami Indonesia: - Pemutaran
pancasila dalam kajian a. Era Pra Kemerdekaan film
sejarah Bangsa b. Era Kemerdekaan dokumenter
Indonesia c. Era Orde Lama (sidang
d. Era Orde Baru BPUPKI,
e. Era Reformasi Proklamasi)
- Diskusi

2. Mampu menganalisis Pancasila sebagai dasar negara: - Ceramah


dan mengevaluasi a. Hubungan Pancasila dengan - Case study
pancasila sebagai dasar Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
negara b. Penjabaran Pancasila dalam Batang
Tubuh UUD NRI tahun 1945
c. Implementasi Pancasila dalam
pembuatan kebijakan negara dalam
bidang Politik, Ekonomi, Sosial
Budaya dan Hankam
3. Mampu menganalisis Pancasila sebagai Ideologi negara: - Ceramah
dan membandingkan a. Pengertian Ideologi - Small group
pancasila sebagai b. Pancasila dan Ideologi Dunia discussion
ideologi Negara c. Pancasila dan Agama

4. Mampu memahami dan Pancasila sebagai Sistem Filsafat: Problem base


menjelaskan pancasila a. Pengertian Filsafat learning and
sebagai sistem filsafat b. Filsafat Pancasila 82 inquiry (PBL)
AIPNI
c. Hakikat Sila-sila Pancasila
5. Mampu memahami Pancasila sebagai Sistem Etika: Diskusi film
dan menjadikan a. Pengertian Etika
Daftar Rujukan:

Abdulgani, Roeslan, 1993, Pengembangan Pancasila di Indonesia,


Yayasan Idayu, Jakarta.
Ali, Asad Said, 2009, Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan
Berbangsa, Pustaka LP3ES, Jakarta.
Anshari, Endang Saifuddin, 1981, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan
Sejarah Konsensus Nasional antara Nasionalis Islam dan
Nasionalis Sekular tentang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945-1959, Pustaka-Perpustakaan Salman ITB,
Bandung.
Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila, 1994, Bahan Penataran P-4,
Pancasila/P-4, BP-7 Pusat, Jakarta.
Bahar, Safroedin, 1995, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22
Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia,
Jakarta.
Darmodihardjo, D dkk.,1991, Santiaji Pancasila Edisi Revisi, Usaha
Nasional, Surabaya.
Dodo, Surono dan Endah. (2010). Konsistensi Nilai-Nilai Pancasila
dalam UUD 1945 dan Implementasinya, PSP-Press,
Yogyakarta.
Hidayat, Arief (2012),Negara Hukum Pancasila (Suatu Model Ideal
Penyelenggaraan Negara Hukum, Makalah pada Kongres
Pancasila IV di UGM Yogyakarta tanggal 31 Mei-1 Juni 2012.
Ismaun, 1981, Tinjauan Pancasila: Dasar Filsafat Negara Republik
Indonesia, Carya Remadja, Bandung.
Kaelan, 2010, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
_____, 2012,Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan
Bernegara, Paradigma, Yogyakarta.
Latif, Yudi, 2011, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan
Aktualitas Pancasila, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
MD, Moh. Mahfud, 2011, Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Menegakkan Konstitusionalitas Indonesia, Makalah pada
Sarasehan Nasional 2011 di Universitas Gajah Mada
Yogyakarta tanggal 2-3 Mei 2011.
Notosusanto, Nugroho,1981, Proses Perumusan Pancasila Dasar
Negara, PN Balai Pustaka, Jakarta.
Setiardja, A. Gunawan, 1994, Filsafat Pancasila Bagian II: Moral
Pancasila, Universitas Diponegoro, Semarang.
83
AIPNI
Soekarno, 1989, Pancasila dan Perdamaian Dunia, CV Haji
Masagung, Jakarta.
Suwarno, 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius,
Yogyakarta.

3. Mata Kuliah : Keperawatan Dasar II (KD II)

Beban Studi : 3 SKS


Prasyarat :

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prosedur keperawatan yang
menjadi dasar ilmiah dalam praktik keperawatan yang mencakup
pengukuran tanda vital, pengkajian keperawatan dan pemeriksaan
fisik, pengendalian infeksi dan prosedur pemberian medikasi.
Pengalaman belajar meliputi pembelajaran di kelas, laboratorium
keperawatan, dan klinik.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran KD II mahasiswa mampu :
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan secara komprehensif
yang mencakup pengukuran tanda vital, pengkajian keperawatan
dan pemeriksaan fisik
2. Mampu mempersiapka pasien yang akan melakukan pemeriksaan
penunjang
3. Menerapkan prinsip dan prosedur pengendalian infeksi dan patient
safety
4. Mendemonstrasikan prosedur intervensi dalam pemberian
medikasi oral, parenteral, topikal dan suppositori dengan
menerapkan prinsip benar
5. Mendemonstrasikan prosedur intervensi perawatan luka
sederhana pada pasien simulasi

84
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Mendemonstrasikan berbagai 1. Pengukuran tanda vital Aktivitas Praktikum di
prosedur pengkajian 2. Pemeriksaan fisik laboratorium
keperawatan yang mencakup 3. Pengkajian keperawatankeperawatan (Lab
pengukuran tanda vital, (anamnesa dan pengumpulan skills)
pengkajian keperawatan dan data sekunder) Pre dan post
pemeriksaan fisik conference
Tutorial individual
yang diberikan
preceptor
Diskusi kasus
2 Mampu mempersiapkan pasien 1. Persiapan pasien untuk Aktivitas Praktikum di
yang akan melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium
pemeriksaan penunjang 2. Prosedur persiapan keperawatan (Lab
pemeriksaan penunjang skills)
Pre dan post
conference
Tutorial individual
yang diberikan
preceptor
Diskusi kasus
3 Menerapkan prinsip dan 1. Pengendalian infeksi dasar Mini lecture
prosedur pengendalian infeksi 2. Safe patient handling Aktivitas Praktikum di
dan patient safety 3. Infeksi nosokomial laboratorium
keperawatan (Lab

85
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
skills)
Pre dan post
conference
Tutorial individual
yang diberikan
preceptor
Diskusi kasus
4 Mendemonstrasikan prosedur 1. Prinsip pemberian medikasi Aktivitas Praktikum di
intervensi dalam pemberian 2. Prosedur pemberian medikasi laboratorium
medikasi oral, parenteral, oral keperawatan (Lab
topikal dan suppositori dengan 3. Prosedur pemberian medikasi skills)
menerapkan prinsip benar parenteral Pre dan post
4. Prosedur pemberian medikasi conference
topikal Tutorial individual
yang diberikan
5. Prosedur pemberian medikasi
preceptor
suppositoria Diskusi kasus
5 Mendemonstrasikan prosedur 1. Prinsip perawatan luka Aktivitas Praktikum di
intervensi perawatan luka 2. Prosedur perawatan luka laboratorium
sederhana pada pasien sederhana keperawatan (Lab
simulasi skills)
Pre dan post
conference
Tutorial individual
yang diberikan
86
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
preceptor
Diskusi kasus

87
AIPNI
Daftar Rujukan:

Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision


Making. New York. Delmar Cengage Learning
Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore.
John Willey & Sons,Inc.
Douglas G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan
Klinis Macleod (dengan 28 online video). Edisi Bahasa
Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.
Ltd.

Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process


and Practice. 8th ed. New Jersey. Pearson Education
Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice
Hall Health.
Lynn, P (2011). Taylors Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed.
Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
Mosby. (2014). Mosbys Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby: Elsevier Inc.
Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills
and Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol
set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Potter, P.A.,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for
Nursing Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y.
(2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi
Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar
Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10.
Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Waugh A., Grant A. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross
and Wilson. Edisi Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.

88
AIPNI
4. Mata kuliah: Konsep Dasar Keperawatan II (KDK II)

Beban Studi: 3 SKS


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam
keperawatan dan proses keperawatan dengan penekanan pada
proses diagnosis keperawatan.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran KDK II, bila diberi data
kasus mahasiswa mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menerapkan proses keperawatan termasuk proses diagnosis
dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
kasus

89
AIPNI
No Sasaran Pembelajaran Bahan kajian Metoda
1 Menerapkan konsep berpikir Konsep berpikir kritis dalam Discovery
kritis dalam keperawatan keperawatan learning
2 Menerapkan proses 1.Proses Keperawatan: Pengkajian, Collaborative
keperawatan termasuk proses Diagnosis,Perencanaan, Learning
diagnosis dalam menegakkan Implementasi dan Evaluasi Case Study
diagnosa keperawatan yang 2. Proses Diagnosis: a) pengumpulan Problem based
sesuai dengan kasus data, analisis data, perumusan learning
masalah dan pengambilan
keputusan, b)Komponen diagnosa
keperawatan, c) Klasifikasi Diagnosa
keperawatan (NANDA, NOC, NIC)

90
AIPNI
Daftar Rujukan:

Ackley B.J., Ladwig G.B. (2014). Nursing Diagnosis Handbook: An


Evidence-Based Guide to Planning Care. 10th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Alfaro-LeFevre R. (2013). Critical Thinking, Clinical Reasoning, and
Clinical Judgment. 5th edition. Saunders: Elsevier Inc.
Alligood, M.R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. 8th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
Bulechek G.M., Butcher H.K., Dochterman J.M., Wagner C. (2013).
Nursing Interventions Classifications (NIC). 6th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice
Hall Health.
Ladwig G.B., Ackley B.J. (2014). Mosbys Guide to Nursing Diagnosis.
10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013). Nursing
Outcomes Classifications (NOC): Measurement of Health
Outcomes. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vot
set). Edisi Bahasa Indonesia 7. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Rubenfeld, M.G. & Scheffer, B.K. (2010). Critical Thinking Tactics for
nurses, 2nd Ed.Jones and Bartlett Publishers.
Rubenfeld, M.G. & Scheffer, B.K. (1999). Critical Thinking in Nursing:
An Alternative Approach, 2nd Ed. Philadelphia: Lippincott.

91
AIPNI
5. Mata kuliah/kelompok Bahan Kajian: Ilmu Dasar
keperawatan II

Beban Studi: 4 SKS (3T, 1P)


Prasyarat: IDK I

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep patologi, patofisiologi,
mikrobiologi dan parasitologi, serta farmakologi pada berbagai
kondisi sebagai landasan dalam mempelajari ilmu-ilmu lanjutan/
keahlian.

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IDK II, bila diberi data
kasus, mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan konsep patologi dan patofisiologi yang terjadi
pada masalah yang diberikan.
2. Menjelaskan perbedaan proses infeksi berbagai agen infeksius
berdasarkan struktur, siklus hidup, dan mekanisme
menyebabkan kerusakan sel pejamu.
3. Menjelaskan konsep dasar farmakologi yang mendasari
pemberian terapi sesuai dengan masalah yang diberikan.
4. Menjelaskan konsep dasar penatalaksanaan spesimen dan
pemeriksaan data penunjang lain sesuai dengan masalah yang
diberikan.

92
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
1 Menjelaskan konsep a. konsep dasar patologi dan Collaborative Learning
patologi dan patofisiologi, Kuliah interaktif
patofisiologi yang b. adaptasi, jejas, dan penuaan
sel,
terjadi pada masalah
c. kelainan kongenital,
yang diberikan. d. pertumbuhan sel dan
diferensiasi,
e. respon radang.
2 Menjelaskan perbedaan a. agen-agen infeksius: virus, Collaborative Learning
proses infeksi berbagai bakteri, jamur, parasit, riketsia, Problem based
agen infeksius dan clamidia, learning
berdasarkan struktur, b. faktor-faktor yang Kuliah interaktif
siklus hidup, dan mempengaruhi transmisi agen- Question based
mekanisme agen infeksius, learning
menyebabkan c. perbedaan proses infeksi Discovery learning
kerusakan sel pejamu. berbagai agen infeksius,
d. kondisi yang melemahkan
pertahanan pejamu melawan
mikroorganisme,
e. infeksi oportunistik,
f. pengontrolan pertumbuhan
mikroorganisme,
g. menurunkan jumlah
mikroorganisme kontaminan &
mencegah transmisi

3 Menjelaskan konsep a. Penggolongan obat-obatan, Problem based


dasar farmakologi yang b. Farmakodinamika dan learning
mendasari pemberian farmakokinetik, 93 Kuliah interaktif
AIPNI c. Indikasi dan kontra indikasi
terapi sesuai dengan Question based
masalah yang obat, learning
d. Efek / efek samping obat,
diberikan.
e. Interaksi obat,
Daftar Rujukan:
Aschenbrenner, DS. & Venable, S.J. (2012). Drug therapy in nursing.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins
Bullock, B.A. (2000). Focus on pathophisiology. Philadelphia: JB.Lippincott
Burton, GRW. & Engelkirk, PG. (2004). Microbiology for the health sciences.
7th ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Copstead, L.C. and Banasik, J.L. (2000). Pathophysiology : Biological and
behaviour perspectives. Philadelphia : W.B. Saunders Company.
Gandahusada, S., Henrry D., Wita P. (2004). Parasitologi Kedokteran. Jakarta:
Balai Penerbit FK-UI
Greenwood, D., Slack, RCB., Peutheren, J. (2002). Medical microbiology: a
guide to microbial infections: pathogenesis, immunity, laboratory,
diagnosis, and control. (edisi 16). New York: Churchill Livingstone.
Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
McCuistion L.E., Kee, J.L. and Hayes, E.R. (2014). Pharmacology: A Patient-
Centered Nursing Process Approach. 8th ed. Saunders: Elsevier
Inc.Pagana K.D., Oagana T.J. (2014). Mosby's Manual of Diagnostic and
Laboratory Tests. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Malarkey L.M., McMorrow M.E. (2012). Saunders Nursing Guide to Laboratory
and Diagnostic Tests. 2nd edition. Saunders: Elsevier Inc.
Port, C.M. (2013). Pathophysiology: Concepts of altered health status 9 th ed.
Philadelphia : JB. Lippincott.
Pringgoutomo, S., Himawan, S. & Tjarta, A. (2002). Buku ajar patologi I
(Umum). Jakarta: Sagung Seto
Prosser, S., Worster, B., MacGregor, J., et.al. (2010). Applied pharmacology:
an Introduction to pathophysiology and drug management for nurses
and health care professional. London: Mosby.
Rosdahl, C.B.(2011). Textbook of basic nursing. Philadelphia: Lippincott.
Sacher, R.A & McPherson, R.A. (2000). Widmanns clinical interpretation of
laboratory tests. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Cavannaugh B.M. (2003). Nursess manual of laboratory and diagnostic
tests. Philadelphia : F.A. Davis Company

6. Mata Kuliah : Pendidikan dan Promosi Kesehatan

94
AIPNI
Beban Studi : 3 sks
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep teoritis pendidikan dan promosi
kesehatan bagi klien, konsep dan teori belajar mengajar, konsep dan teori
promosi kesehatn dan pengembangan program pendidikan dan promosi
kesehatan bagi klien.

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah ini, mahasiswa
mampu:
1. Menganalisa peran perawat dalam pendidikan dan promosi kesehatan
2. Mengintegrasikan konsep, teori, dan prinsip belajar mengajar pada program
pendidikan kesehatan klien dalam rangka mengatasi, mencegah, dan
meningkatkan kesehatan klien
3. Mengintegrasikan konsep dan teori promosi kesehatan dalam mencegah,
dan meningkatkan kesehatan klien
4. Menganalisa beberapa model dalam promosi kesehatan
5. Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan
dan promosi kesehatan
6. Mengembangkan program pendidikan dan promosi kesehatan bagi klien
sesuai dengan kebutuhan mereka

95
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Menganalisa peran perawat Peran perawat dalam pendidikan dan Minilecture
dalam pendidikan dan promosi kesehatan Kebijakan Collaborative
promosi kesehatan pemerintah tentang promosi kesehatan learning
2 mengintegrasikan konsep, 1. Pengantar Pendidikan Kesehatan Minilecture
teori, dan prinsip belajar bagi Klien Collaborative
mengajar pada program 2. Konsep dan teori belajar, mengajar learning
pendidikan kesehatan klien 3. Domain belajar
dalam rangka mengatasi, 4. Komunikasi dalam proses
mencegah, dan pembelajaran klien
meningkatkan kesehatan 5. Klien sebagai peserta didik dan
klien Kebutuhan pendidikan kesehatan klien

3 Mengintegrasikan konsep 1. Pengertian promosi kesehatan Minilecture


dan teori promosi kesehatan 2. Konsepdan prinsip dalam promosi Collaborative
dalam mencegah, dan kesehatan learning
meningkatkan kesehatan
3. Paradigma dalam promosi kesehatan
klien
4 Menganalisa beberapa Model dalam promosi kesehatan Minilecture
model dalam promosi Collaborative
kesehatan learning

5 Menganalisis faktor faktor Faktor faktor yang mempengaruhi Minilecture


yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan dan promosi Collaborative
pelaksanaan pendidikan dan kesehatan learning
promosi kesehatan
96
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
6 merancang program Pengembangan program Case Study
edukasi kesehatan sesuai pendidikan kesehatan klien: Role play
kebutuhan klien (Simulasi
a. Identifikasi kebutuhan pendidikan
belajar klien kesehatan klien)
b. Tujuan pendidikan
kesehatan klien

c. Prinsip, metode, teknik dan


strategi pendidikan

d. Media pembelajaran

e. Implementasi pendidikan
kesehatan klien

f. Evaluasi pendidikan
kesehatan klien

97
AIPNI
Daftar Rujukan:

Edelmen, C L. , Mandle C L., Kudzma E.C. (2014 ) Health


Promotion throughout the Life Span. 8th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Rankin, S.H. & Stallings, K.D. (2005). Patient Education in Health
and Illness. 5th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Rankin, Sally H.& Stallings, Karen Duffy. (2001). Patient Education:
Principles & Practice. 4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
Redman, B.K. (2003). Measurement Tool in PatientEducation. 2nd
Ed. Springer Publishing Company.

98
AIPNI
Semester 3

1. Mata kuliah: Kewarganegaraan (PKn)

Beban Studi: 2 SKS


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang masalah kontekstual PKn,
mengembangkan sikap positif dan menampilkan perilaku yang
mendukung semangat kebangsaan dan cinta tanah air, masalah
kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan menampilkan
perilaku yang mendukung demokrasi berkeadaban, dan masalah
kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan menampilkan
perilaku yang mendukung kesadaran hukum dan keragaman

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Kewarganegaraan, bila
diberi kasus, mahasiswa mampu :
1. Menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap
positif dan menampilkan perilaku yang mendukung semangat
kebangsaan dan cinta tanah air
2. Menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap
positif dan menampilkan perilaku yang mendukung demokrasi
berkeadaban
3. Menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap
positif dan menampilkan perilaku yang mendukung kesadaran
hukum dan keragaman.

99
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
1 a. Mampu menjelaskan PKn sebagai MPK : Critical Incident (pengalaman
secara kritis dan a. Latar belakang dan tujuan penting)
objektif latar pembelajaran PKn di PT yakni dengan mengingatkan
belakang dan tujuan b. Nilai nilai Pancasila kembali pengalaman penting
pembelajaran PKn di sebagai orientasi (core belajar PKn
PT value ) PKn ketika masih di jenjang sekolah
b. Meyakini nilainilai Adapun langkah-langkahnya
Pancasila sebagai 1. Menyampaikan isi PKn
orientasi PKn agar sebagai MPK
menjadi pedoman 2. Memberi kesempatan
berkarya lulusan PT mahasiswa untuk mengingat
dan mengungkapkan kembali
pengalaman penting ketika
belajar PKn di sekolah
diikutidengan penyampaian
materi
3. Membantu mengindentifikasi
nilai-nilai penting apa yang
didapatkan dari belajar PKn
4. Mengkonfirmasi manfaat dan
arti penting PKn sebagai MPK
di PT
2. a. Mampu Identitas Nasional : Pembelajaran tentang identitas
mendeskripsikan a. Pengertian identitas nasional
identitas nasional nasional dapat diawali dengan
dan sejarah b. Sejarah kelahiran kajian literature yakni memberi
kelahiran faham faham nasionalisme 10
kesempatan mahasiswa
AIPNI
nasionalisme Indonesia membaca berbagai sumber
Indonesia c. Identitas nasional tentang idenitas dan faham
b. Memiliki karakter sebagai karakter nasionalisme di Indonesia,
Daftar Rujukan:

Achmad Sanusi. 2006. Memberdayakan Masyarakat dalam


Pelaksanaan 10 Pilar Demokrasi dalam Pendidikan Nilai Moral
dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Laboratorium PKn UPI.
Afan Gaffar.1999. Politik Indonesia: Transisi menuju Demokrasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Agussalim, Dafri. 1998. Nasionalisme: Suatu Tantangan Reformasi
(Makalah Seminar). Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
Aidul Fitriacida Azhari. 2005. Menemukan Demokrasi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anderson, Benedict. 2001. Imagined Communities: Komunitas-
komunitas Terbayang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Armaidy Armawi. 2012. Karakter Sebagai Unsur Kekuatan Bangsa.
Makalah disajikan dalam Workshop Pendidikan Karakter bagi
Dosen Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi ,
tanggal 31 Agustus 2 September 2012 di Hotel Bintang Griya
Wisata Jakarta
Asad Said Ali. 2009. Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan
Berbangsa. Jakarta: LP3ES.
Asshiddiqie, Jimly. 2010. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bachtiar, Harsja W. 1992. Wawasan Kebangsaan Indonesia: Gagasan
dan Pemikiran Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan
Bangsa. Jakarta: Bakom PKB Pusat.
Bachtiar, Harsja W. 1992. Wawasan Kebangsaan Indonesia: Gagasan
dan Pemikiran Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan
Bangsa. Jakarta: Bakom PKB Pusat.
Bagir, Zainal Abidin, 2011, Pluralisme Kewargaan, Arah Baru Politik
Keragaman di Indonesia, Mizan dan CRCS, Bandung-
Yogyakarta.
Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan
Multikultural. Jakarta: Penerbit Erlangga.

10
AIPNI
2. Mata kuliah: Komunikasi dalam Keperawatan II

Beban Studi : 3 SKS(1T, 1P,1PL)


Prasyarat : Komunikasi Keperawatan 1

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata Kuliah ini mempelajari tentang prinsip-prinsip komunikasi
terapeutik beserta aplikasinya dalam konteks pelayanan kesehatan
secara umum dan secara khusus dalam memberikan asuhan
keperawatan yang diperuntukkan bagi individu, kelompok, keluarga
dan masyarakat untuk berbagai tatanan baik praktik klinis maupun
komunitas.

Capaian Pembelajaran:

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran komunikasi keperawatan,


jika berkomunikasi dengan klien, keluarga, kelompok atau tenaga
kesehatan mahasiswa akan :
1. Mampu menganalisis konsep komunikasi terapeutik dan
helping relationship dalam konteks hubungan terapeutik
perawat klien dan melakukan simulasi penerapannya dalam
membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi klien.
2. Mampu menganalisis kharakteristik perawat yang
memfasilitasi hubungan terapeutik
3. Mampu melakukan analisa diri untuk menumbuhkan self
awareness dalam hubungan interpersonal
4. Mampu melakukan penggunaan diri secara efektif dalam
komunikasi terapeutik
5. Mampu melakukan tahap tahap dalam komunikasi terapeutik
6. Mampu melakukan teknik-teknik komunikasi terapeutik secara
tepat sesuai dengan situasi dan kondisi klien.
7. Mampu menganalisis hambatan dalam komunikasi terapeutik
dan mengaplikasikannya secara tepat ketika berhubungan
dengan klien.
8. Mampu melakukan komunikasi terapeutik pada kondisi khusus
dan berbagai rentang usia

10
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Menganalisis konsep a. Konsep komunikasi Interactive
komunikasi terapeutik dan terapeutik learning
helping relationship dalam b. Prinsip dasar dalam Kuliah pakar
Collaborative
konteks hubungan terapeutik komunikasi terapeutik
learning
perawat klien dan melakukan c. Helping relationship Demonstrasi
simulasi penerapannya dalam d. Tujuan komunikasi Simulasi dan
membantu memecahkan terapeutik bermain peran
masalah yang sedang dihadapi
klien
2 Menganalisis karakteristik Karakteristik perawat yang Interactive
perawat yang memfasilitasi memfasilitasi hubungan learning
hubungan terapeutik terapeutik Kuliah pakar

3 Mampu melakukan analisa diri Self Awareness (kesadaran Interactive


untuk menumbuhkan self intrapersonal dalam hubungan learning
awareness dalam hubungan interpersonal: Kuliah pakar
- Kesadaran diri Collaborative
interpersonal
- Eksplorasi perasaan learning
- Kemampuan menjadi model Demonstrasi
- Panggilan jiwa Simulasi dan
- Etika dan tanggung jawab bermain peran
4 Melakukan simulasi - Menghadirkan diri secara Demonstrasi
penggunaan diri secara efektif terapeutik Simulasi dan
dalam komunikasi terapeutik - Dimensi respon dan bermain peran
tindakan

10
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
5 Melakukan simulasi tahap Tahap tahap dalam komunikasi 1. Demonstrasi
tahap dalam komunikasi terapeutik 2. Simulasi dan
terapeutik bermain peran

6 Melakukan simulasi teknik- Tehnik tehnik komunikasi 1. Demonstrasi


teknik komunikasi terapeutik terapeutik 2. Simulasi dan
dan mengaplikasikannya secara bermain peran
tepat sesuai dengan situasi dan
kondisi klien.
7 Menganalisis hambatan dalam Hambatan dalam komunikasi
komunikasi terapeutik dan terapeutik
mengaplikasikannya secara
tepat ketika berhubungan
dengan klien.
8 Melakukan simulasi komunikasi Komunikasi terapeutik pada anak
terapeutik pada kondisi khusus Komunikasi terapeutik pada lansia
dan berbagai rentang usia Komunikasi terapeutik pada klien
di IGD
Komunikasi terapeurik pada klien
di ICU
9 Melakukan simulasi komunikasi Komunikasi terapeutik mengatasi
terapeutik padaberbagai kondisi - klien yang marah marah
- Klien yang komplain
- Klien yang rewel

10
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
10 Melakukan komunikasi Aplikasi komunikasi terapeutik Praktik Lapangan:
terapeutik pada klien, keluarga, pada klien, keluarga, kelompok Pre dan post
kelompok ataupun tenaga ataupun tenaga kesehatan conference
Tutorial individual
kesehatan
yang diberikan
preceptor
Diskusi kasus

10
AIPNI
Daftar Rujukan:

Antai-Otong, D. (2008). Nurse-Client Communication: A Life


Span Approach. United Kingdom: Jones and Barlett
Publishers.
Bateman, T. (2011). Nursing Team Dynamics:
Communication, Culture, Collaboration. Thesis,
Canada: Library and Archives. Diakses dari proquest
dissertation and Thesis
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., & Erb, G.( 2008).
Fundamental of Nursing, Concept, process and
practice, 8ed. USA:Pearson Education, Inc.
Jones, L (2009). The healing relationship. Nursing Standart.
24 (3): 64.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2014). Wongs Nursing care of
Infant and children. 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Leininger, M. & Mc Farland, M.R. (2006). Culture Care
Diversity and Universality: a Worldwide Nursing
Theory. Canada: Jones and Bartlett Publisher.
Railey J.B. (2013). Communications in Nursing. 7th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
Stein-Parbury J. (2013). Patient and Person: Interpersonal
Skills in Nursing. 5th edition. Churchill Livingstone:
Elsevier Australia.
Stickley, T. & Freshwater, D. (2006). The art of listening in the
rherapeutic relationship. Mental health practice, 9 (5):
12-18.
Taylor C. (1993). Fundamental of Nursinng: The Art and
Science of Nursing Care. Philadelphia : Lippincott
Raven Publisher.
Suryani (2014). Komunikasi terapeutik: Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC

10
AIPNI
3. Mata Kuliah : Sistem Informasi Keperawatan
Beban Studi : 2 sks (1 T; 1 P)
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah Sistem Informasi merupakan mata ajar dengan beban
studi 2 SKS, yang terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS pratikum. Mata
ajaran ini menjelaskan dan meningkatkan kemampuan dan prakek
mahasiswa Keperawatan terhadap konsep dan ruang lingkup sistem
informasi keperawatan. Pada mata ajar ini mahasiswa akan
mendapat pemahaman dan praktik yang lebih mendalam terkait
sistem informasi dalam keperawatan.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti pemelajaran ini, mahasiswa mampu
menggunakan sistem informasi yang relevan dengan keperawatan.

Capaian Pembelajaran penunjang:


1. Mahasiswa memahami teori dan konsep teknologi informasi,
sistem informasi secara umum dan untuk keperawatan
2. Mahasiswa memahami trend dan isue sistem Informasi dalam
teknologi informasi secara umum dan teknologi informasi bagi
keperawatan

10
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Mahasiswa memahami teori dan konsep Teknologi informasi dalam Ceramah
teknologi informasi, sistem informasi keperawatan ; Batasan teknologi Diskusi
secara umum dan untuk keperawatan informasi umum dengan layanan Simulasi
keperawatan, Peran teknologi
Demonstrasi
informasi bagi layanan pemberian
asuhan keperawatan, Dampak
teknologi informasi pada pengguna
asuhan keperawatan
2 Mahasiswa memahami trend dan isue Ceramah
Sistem Informasi dalam teknologi Sistem teknologi pelayanan Collaborativ
informasi secara umum dan teknologi kesehatan: Sistem informasi, e learning
informasi bagi keperawatan Manajemen sistem informasi, Simulasi
Manfaat dan hambatan
Demonstrasi
menggunakan system informasi,
Aplikasi system informasi dalam
pelayanan pasien

10
AIPNI
Daftar Rujukan:

Heardman, H et.al. (2012).NANDA international nursing


diagnoses: Definitions & classification 20122014.John Wiley
& Sons Inc:USA
Indrajit, E (2001). Management System Information and
Information Technology.Jakarta: Gramedia group
Marquis.B.L and Huston,C.J (2014). Leadership roles and
management functions in Nursing.Philadelpia: Lippincott
Saba, K., ( 2001). Essentials of computer for nurses. USA:
Mc.Graw-Hill Comp.

10
AIPNI
4. Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I

Beban Studi : 3 SKS (2T, 1P)


Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien
dewasa dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
sirkulasi dan hematologi. Pemberian asuhan keperawatan pada
kasus gangguan pernapasan, kardiovaskuler,dan hematologi
berdasarkan proses keperawatan dengan mengaplikasikan ilmu
biomedik seperti biologi, histologi, biokimia,anatomi, fisiologi,
patofisiologi, ilmu keperawatan medikal bedah, ilmu penyakit dalam,
farmakologi, nutrisi, bedah dan rehabilitasi. Gangguan system
tersebut meliputi gangguan peradangan, kelainan degenerative,
keganasan dan trauma, yang termasuk dalam 10 kasus terbesar
baik lokal, regional, nasional dan internasional. Lingkup bahasan
mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan terhadap
klien. Intervensi keperawatan meliputi terapi Modalitas
Keperawatan pada berbagai kondisi termasuk terapi komplementer.
Proses pembelajaran dilakukan melalui kuliah pakar, collaborative
learning (CL) dan Belajar Berdasarkan Masalah (BDM),dan praktik
laboratorium.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Bila diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus
gangguan sistem pernafasan, kardiovaskuler dan hematologi
pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis.

11
AIPNI
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus
gangguan sistem pernafasan, kardiovaskuler dan hematologi
pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan
keperawatan dalam mengatasi masalah sistem pernafasan,
kardiovaskuler dan hematologi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada
sekelompok klien dengan gangguan sistem pernafasan,
kardiovaskuler dan hematologi pada klien dewasa dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan
sistem pernafasan, kardiovaskuler dan hematologipada klien
dewasa
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus
dengan gangguan sistem pernafasan, kardiovaskuler dan
hematologi pada klien dewasa sesuai dengan standar yang
berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

11
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
pembelajaran mata
kuliah
1 Melakukan simulasi Anatomi, fisiologi, fisika dan biokimia terkait Case study,
asuhan keperawatan sistem pernafasan, sistem kardiovaskular, SGD, Project
dengan kasus sistem hematologi. Based learning
gangguan sistem Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet pada (PjBL),Discovery
pernafasan, gangguan sistem pernafasan (TB Paru, learning (DL)
kardiovaskuler dan kanker paru, asma, PPOK); gangguan sistem
hematologi pada klien kardiovaskuler (hipertensi, penyakit jantung
dewasa dengan coroner, gagal jantung); gangguan sistem
memperhatikan aspek hematologi (anemia, leukemia).
legal dan etis. Asuhan keperawatan (pengkajian, analisa
data, diagnosis keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi secara
komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual) sistem pernafasan, kardiovaskuler
dan hematologi
2 Melakukan simulasi Pendidikan kesehatan pada masalah SGD, Project
pendidikan kesehatan gangguan sistem pernafasan kardiovaskular Based learning
dengan kasus dan hematologi (PjBL), Lab skills
gangguan sistem Pencegahan primer, sekunder dan tersier pada
pernafasan, masalah gangguan sistem pernafasan,
kardiovaskuler dan kardiovaskular dan hematologi
hematologi pada klien Persiapan, pelaksanaan dan paska
11
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
pembelajaran mata
kuliah
dewasa dengan pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
memperhatikan aspek pada masalah gangguan sistem pernafasan,
legal dan etis kardiovaskular dan hematologi

3 Mengintegrasikan Hasil-hasil penelitian tentang penatalaksnaan SGD, Discovery


hasil-hasil penelitian gangguan sistem pernafasan, kardiovaskuler learning (DL),
kedalam asuhan dan hematologi Telaah jurnal,
keperawatan dalam Trend dan issue terkait gangguan sistem
mengatasi masalah pernafasan, kardiovaskuler dan hematologi
sistem pernafasan,
kardiovaskuler dan
hematologi
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada gangguan sistem Case study,
pengelolaan asuhan pernafasan SGD
keperawatan pada Manajemen kasus pada gangguan sistem
sekelompok klien kardiovaskuler
dengan gangguan Manajemen kasus pada gangguan sistem
sistem pernafasan, hematologi
kardiovaskuler dan
hematologi pada klien
dewasa dengan
memperhatikan aspek
11
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
pembelajaran mata
kuliah
legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi Peran dan fungsi perawat Case study,
advokasi pada kasus Fungsi advokasi perawat pada kasus dengan Discovery
dengan gangguan gangguan sistem pernafasan, kardiovaskuler Learning (DL),
sistem pernafasan,
dan hematologi pada klien dewasa SGD,
kardiovaskuler dan
hematologi pada klien
dewasa
6 Mendemonstrasikan Intervensi keperawatan pada sistem Case study,
intervensi pernafasan, kardiovaskuler dan hematologi Discovery
keperawatan pada Pemasangan infuse Learning (DL)
kasus dengan
Terapi intra vena Demontrasi,
gangguan sistem
pernafasan, Perekaman dan interpretasi EKG Lab skills
kardiovaskuler dan Nebulisasi/terapi inhalasi
hematologi pada klien Teknik Fisioterapi dada
dewasa sesuai dengan Teknik postural drainage
standar yang berlaku Prosedur Suctioning
dengan berfikir kreatif Terapi O2
dan inovatif sehingga
Perawatan WSD,
menghasilkan
pelayanan yang efisien Teknik pengambilan darah arteri dan
dan efektif. interpretasi Analisa Gas Darah
Perawatan Trakheostomi
Tourniquet test
11
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
pembelajaran mata
kuliah
Transfusi

11
AIPNI
Daftar Rujukan:

Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An


Evidence-Based Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby:
Elsevier Inc.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses,


2nd edition, Belland Bain Ltd, Glasgow

Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah:


Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi
Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.

Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M.


& Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC),
6e.Mosby: Elsevier Inc.

Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th.


Lippincott: William Wilkins

Grodner M., Escott-Stump S., Dorner S. (2016) Nutritional


Foundations and Clinical Applications: A Nursing Approach. 6th
edition. St. Louis: Mosby Elsevier

Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M.


L. & Swanson, S. (2012). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and
Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality
Care, 3rd edition.Mosby:Elsevier Inc.

Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding


th
Pathophysiology. 6 edition. Mosby: Elsevier Inc.
Lewis S. L., Dirksen S. R., Heitkemper M. M., Bucher L. (2014).
Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of
Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China:


Wolter Kluwer Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing,


2nd ed. Jones and Barklet Publisher, Sudbury

11
AIPNI
McCance, K.L. & Huether, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic
Basis for Disease in Adults and Children, 7th edition.
Mosby:Elsevier Inc.

McCuistion L.E., Kee, J.L. and Hayes, E.R. (2014). Pharmacology: A


Patient-Centered Nursing process approach. 8th ed. Saunders:
Elsevier Inc

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012).


Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of Health
Outcomes. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions


and Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley
Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated


Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference


Toronto : Mosby

Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar


Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.

Waugh A., Grant A. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross
and Wilson. Edisi Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone: Elsevier
(Singapore) Pte.Ltd.

11
AIPNI
5. Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan
Beban Studi : 2 sks
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep psikososial
dalam praktik keperawatan yang mencakup konsep diri,
kesehatan spiritual, seksualitas, stress adaptasi dan konsep
kehilangan, kematian dan berduka konsep teoritis antropologi
kesehatan yang mencakup pembahasan terkait kebudayaan
secara umum, kebudayaan rumah sakit, etiologi penyakit
ditinjau dari kebudayaan dan persepsi sehat sakit serta respon
sehat sakit berbasis budaya.Selain itu juga membahas tentang
konsep teoritis transkultural dalam keperawatan yang mencakup
perspektif transkultural dalam keperawatan, teori culture care
Leininger, pengkajian budaya dan aplikasi keperawatan
transkultural pada berbagai masalah kesehatan dan sepanjang
daur kehidupan manusia.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran mata kuliah ini,
mahasiswa mampu :
1. Menerapkanberbagai konsep psikososial dalam praktik
keperawatan yang mencakup konsep diri, kesehatan spiritual,
seksualitas, stress adaptasi dan konsep kehilangan, kematian
dan berduka.
2. Menerapkan konsep teoritis antropologi kesehatan dalam
pemberian asuhan keperawatan yang peka budaya kepada
pasien
3. Menerapkan konsep teoritis keperawatan transkultural dalam
pemberian asuhan keperawatan yang peka budaya kepada
pasien

11
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Menerapkanberbagai konsep 1. Konsep diri Collaborative
psikososial dalam praktik 2. Kesehatan spiritual learning
keperawatan yang mencakup 3. Konsep seksualitas Case study
4. Konsep stres adaptasi
konsep diri, kesehatan spiritual,
5. Konsep kehilangan, kematian dan
seksualitas, stress adaptasi dan
berduka
konsep kehilangan, kematian
dan berduka.
2 Menerapkan konsep teoritis Antropologi Kesehatan: Minilecture
antropologi kesehatan dalam 1. kebudayaan, Collaborative
pemberian asuhan keperawatan 2. masyarakat rumah sakit dan learning
yang peka budaya kepada kebudayaan,
pasien 3. etiologi penyakit,
4. persepsi sehat sakit
5. peran dan perilaku pasien
6. Respon sakit/nyeri pasien
3. Menerapkan konsep teoritis Transkultural dalam Keperawatan Case study
keperawatan transkultural 1. Globalisasi & perspektif Problem based
dalam pemberian asuhan transkultural; learning
keperawatan yang peka budaya 2. diversity dalam masyarakat;
kepada pasien 3. teori Culture Care Leininger;
4. Pengkajian budaya
5. Aplikasi transcultural nursing
sepanjang daur kehidupan
manusia;

11
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
6. Aplikasi keperawatan transkultural
dalam berbagai masalah kesehatan
pasien

12
AIPNI
Daftar Rujukan:

Andrew, MM & Boyle, J.S (2008). Transcultural Concepts in Nursing


Care. 5th ed. Lippincott, USA
Foster, George M. and B.G. Anderson (2006). Antropologi kesehatan.
Terjemahan Prianti Pakan Suryadarma & Meutia F. Hatta
Swasono. Jakarta: UI Press.
Leininger, MM & McFarland, MR. (2006). Culture Care Diversity and
Universality: A worldwide Nursing Theory. 2th ed. Jones &
Bartlett Publisher.
Sagar, P. (2012).Transcultural Nursing Theory and Models: Aplication
in nursing education, practice and administration.

121
AIPNI
6. Keperawatan Maternitas 1

Mata kuliah/kelompok Bahan Kajian: Keperawatan


Maternitas 1

Beban Studi: 3 sks


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian:


Mata kuliah ini membahas tentang upaya meningkatkan kesehatan
reproduksi perempuan usia subur, ibu hamil, melahirkan, nifas, diantara
dua masa kehamilan dan bayi baru lahir fisiologis dengan penekanan
pada upaya preventif dan promotif yang menggunakan pendekatan
proses keperawatandengan memperhatikan aspek legal dan etis
ditatanan klinik maupun komunitas.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan
maternitas, bila diberi
data/kasus mahasiswa mampu :
1. Melakukan asuhan keperawatan wanita usia subur (usia
reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa
childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan) dan
bayinya sampai usia 28 hari, keluarga dengan wanita pada
masa childbearing dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan pada wanita usia
subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam
masa childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan)
dan bayinya sampai usia 28 hari, keluarga dengan wanita pada
masa childbearing dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengintegrasikan hasil penelitian yang berhubungandengan
wanita usia subur (usia reproduksi), pasangan usia subur,
wanita dalam masa childbearing (hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari, keluarga

122
AIPNI
dengan wanita pada masa childbearingdengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan
padawanita usia subur (usia reproduksi), pasangan usia subur,
wanita dalam masa childbearing (hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari, keluarga
dengan wanita pada masa childbearing dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
5. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada wanita usia
subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam
masa childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan)
dan bayinya sampai usia 28 hari, keluarga dengan wanita pada
masa childbearing dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.

123
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Melakukan asuhan 1. Lingkup Kesehatan Perempuan Mini Lecture,
keperawatan wanita usia subur a. Anatomi dan Fisiologi Case Study,
(usia reproduksi), pasangan Reproduksi Small Group
usia subur, wanita dalam masa 1) Sistem reproduksi Discussion,
childbearing (hamil, perempuan Project Based
2) Respon seksual
melahirkan, dan setelah Learning
b. Kehamilan
melahirkan) dan bayinya 1) Kehamilan, konsepsi, dan (PjBL), Skills
sampai usia 28 hari, keluarga perkembangan janin Laboratory
dengan wanita pada masa 2) Anatomi dan Fisiologi
childbearing dengan Kehamilan
memperhatikan aspek legal 3) Nutrisi Ibu dan Janin
dan etis. 4) Asuhan keperawatan pada
ibu hamil
c. Persalinan
1) Faktor esensial dan proses
persalinan
2) Manajemen nyeri
3) Pengkajian janin
4) Asuhan keperawatan
intranatal
d. Post partum
1) Fisiologi post partum
2) Asuhan keoperawatan pada
post partum
3) Home visite
124
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
e. Remaja
1) Seksualitas pada remaja
2) Kehamilan pada remaja
3) Menjadi orang tua pada
masa remaja
f. Prinsip-prinsip etika
keperawatan : otonomi,
beneficience, justice, non
maleficience, moral right, nilai
dan norma masyarakatNursing
advocacy
2. Asuhan Keperawatan Sistem
Reproduksi
a. PengkajianSistem Reproduksi
b. Diagnosa keperawatan pada
gangguan Sistem Reproduksi
c. Perencanaan/implementasi/eval
uasi keperawatan pada
gangguan Sistem Reproduksi
d. Dokumentasi asuhan
keperawatan

2 Melakukan simulasi pendidikan 1. Pengkajian dan Promosi Mini Lecture,


kesehatan pada wanita usia Kesehatan Wanita Case Study,
subur (usia reproduksi), 2. Upaya-upaya pencegahan Small Group
125
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
pasangan usia subur, wanita primer, sekunder, dan tersier Discussion,
dalam masa childbearing pada sistem reproduksi Project Based
(hamil, melahirkan, dan a. Exercise Learning
setelah melahirkan) dan b. Kegel exercise (PjBL), Skills
c. Nutrisi
bayinya sampai usia 28 hari, Laboratory
d. Manajemen stress
keluarga dengan wanita pada
masa childbearing serta
masalah-masalah yang
berhubungan dengan
seksualitas dan reproduksi
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
3 Mengintegrasikan hasil 1. Trend dan Issue Keperawatan Telaah Jurnal,
peneitian yang berhubungan maternitas: Family centered Case Study,
wanita usia subur (usia maternity care Small Group
reproduksi), pasangan usia 2. Evidence based practice dalam Discussion
subur, wanita dalam masa keperawatan maternitas
childbearing (hamil,
melahirkan, dan setelah
melahirkan) dan bayinya
sampai usia 28 hari, keluarga
dengan wanita pada masa
childbearing serta masalah-
masalah yang berhubungan
126
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
dengan seksualitas dan
reproduksi dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada Sistem Case Study,
pengelolaan asuhan Reproduksi (klasifikasi kasus sistem Small Group
keperawatan pada wanita usia reproduksi dan prioritas masalah Discussion
subur (usia reproduksi), sistem reproduksi)
pasangan usia subur, wanita
dalam masa childbearing
(hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan
bayinya sampai usia 28 hari,
keluarga dengan wanita pada
masa childbearing serta
masalah-masalah yang
berhubungan dengan
seksualitas dan reproduksi
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
5 Mendemonstrasikan intervensi 1. Manuver Leopold dan Skill
keperawatan pada wanita usia penghitungan denyut jantung Laboratory
subur (usia reproduksi), janin
pasangan usia subur, wanita 2. Mengukur tinggi fundus uteri
127
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
dalam masa childbearing kehamilan
(hamil, melahirkan, dan 3. Menentukan usia kehamilan
setelah melahirkan) dan 4. Melakukan periksa dalam
5. Menolong partus normal,
bayinya sampai usia 28 hari,
meliputi :
keluarga dengan wanita pada
a. Melakukan observasi
masa childbearing serta
kemajuan persalinan
masalah-masalah yang
(partograf)
berhubungan dengan
b. Melakukan observasi
seksualitas dan reproduksi
kontraksi
dengan memperhatikan aspek
c. Manajemen nyeri persalinan
legal dan etis.
d. Melakukan amniotomi
e. Melakukan episiotomi
f. Menolong kelahiran bayi
g. Membersihkan jalan nafas
bayi segera setelah lahir
h. Menghitung nilai Apgar bayi
i. Melahirkan plasenta dan
memeriksa kelengkapannya
j. Mencegah perdarahan pada
kala IV
k. Menjahit luka episiotomi
(perineorafi)
l. Memfasilitasi bonding &
128
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
attachment (inisiasi dini)
6. Memasang CTG
(cardiotocography)
7. Melakukan pemeriksaan umum
nifas
8. Teknik menyusu
9. Melakukan perawatan perineal
10. Manajemen laktasi
11. Memandikan bayi baru lahir
dan merawat tali pusat
12. Memberikan perawatan bayi
sehari-hari
13. Memberikan edukasi
kesehatan
14. Melakukan konseling
keluarga
15. Senam hamil dan nifas

129
AIPNI
Daftar Rujukan:

Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi
Bahasa Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas
(2-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte
Ltd.

Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal


Child Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.

130
AIPNI
7. Mata kuliah : Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan
Kerja dalam
Keperawatan

Beban Studi : 2 SKS


Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata kuliah ini adalah pada pemenuhan kebutuhan keselamatan
pasien serta kesehatan dan keselamatan perawat saat memberikan asuhan
keperawatan klien. Aspek penting yang harus menjadi perhatian adalah
keselamatan pasien dan mengatur lingkungan pelayanan keperawatan
dalam pemberian asuhan keperawatan yang aman dari hazard dan risiko
kesehatan di tempat kerja baik di dalam maupun di luar gedung. Konsep
dasar kesehatan kerja diterapkan dalam setiap tahap proses keperawatan
sejak pengkajian hingga evaluasi. Pembahasan ditekankan pada upaya
mengenali hazard dan risiko serta berbagai upaya meminimalkannya pada
setiap tahap proses keperawatan. Proses pembelajaran dilakukan melalui
belajar berdasarkan pertanyaan/ question based learning (QBL),
collaborative learning (CL), belajar berdasarkan kasus atau masalah/ case or
problem based learning (CBL or PBL), klarifikasi narasumber melalui
ceramah interaktif, dan role play.

Capaian Pembelajaran:
Saat dihadapkan pada kasus terkait keselamatan pasien serta kesehatan dan
keselamatan kerja keperawatan, mahasiswa mampu merencanakan upaya
meningkatkkan kesehatan dan keselamatan perawat dalam setiap tahap
proses keperawatan sesuai standar kesehatan dan keselamatan kerja serta
keselamatan pasien .

Capaian Pembelajaran Penunjang


Mahasiswa mampu:

131
AIPNI
1. Membedakan berbagai risiko dan hazard K3 dalam setiap tahap
pemberian asuhan keperawatan
2. Mengidentifikasi manajemen risiko K3 dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi upaya pencegahan penyakit akibat kerja dalam
keperawatan
4. Menentukan upaya pencegahan risiko dan hazard pada setiap tahap
asuhan keperawatan meliputi tahap pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi
5. Menunjukkan praktik K3 individu selama proses pembelajaran seperti
upaya memutus rantai infeksi, pencegahan bahaya fisik, radiasi, kimia,
ergonomik, dan psikososial
6. Menganalisis konsep dan prinsip patient safety serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya

132
AIPNI
133
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
1. Membedakan berbagai 1. Prinsip dan konsep keselamatan pasien Question
risiko dan hazard K3 2. Pengaruh faktor lingkungan dan manusia pada Based
pada pasien dan keselamatan pasien Learning
perawat dalam setiap 3. Cara untuk meningkatkan keselamatan pasien
tahap pemberian dengan menggunakan metode peningkatan
asuhan keperawatan kualitas
4. EBP untuk peningkatan keselamatan pasien
5. Budaya dalam lingkup kerja perawat dalam
peningkatan keselamatan pasien
6. Penyebab terjadinya adverse events terkait
prosedur invasif
7. K3 dalam keperawatan: pentingnya, tujuan,
manfaat, & etika.
8. Ruang lingkup K3 dalam keperawatan
9. Kebijakan K3 yang berkaitan dengan keperawatan
di Indonesia
10. Konsep dasar K3: sehat, kesehatan kerja, risiko
&hazard dalam pemberian asuhan keperawatan
(somatik, perilaku, lingkungan, ergonomik,
pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja)
11. Risiko & hazard dalam pengkajian asuhan
keperawatan
12. Risiko & hazard dalam perencanaan asuhan
keperawatan
13. Risiko & hazard dalam implementasi asuhan
keperawatan
14. Risiko & hazard dalam evaluasi asuhan
keperawatan
134
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
2. Mengidentifikasi 1. Peran manajemen risiko dalam keselamatan pasien Collaborative
manajemen risiko K3 2. Pentingnya manajemen risiko Learning
dalam keselamatan 3. Proses manajemen risiko
pasien dan perawat 4. Hirarki pengendalian risiko
5. Manajemen risiko K3 di dalam gedung
6. Manajemen risiko K3 di luar gedung
3. Mengidentifikasi upaya 1. Mengenali, dan berespon terhadap adverse Case Based
pencegahan penyakit events Learning
akibat kerja dalam 2. Penggunaan teknologi dalam peningkatan
keperawatan keselamatan pasien
3. Peran kerja tim untuk keselamatan pasien
4. Peran pasien dan keluarga sebagai partner di
pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya
bahaya dan adverse events
5. Penyakit akibat kerja pada perawat: penyakit
menular & tidak menular
6. Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada
perawat
7. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada
perawat
4. Menentukan upaya 1. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan Problem
pencegahan risiko dan hazard pada tahap pengkajian asuhan Based
hazard pada setiap keperawatan Learning
tahap asuhan 2. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan
hazard pada tahap perencanaan asuhan
keperawatan meliputi
keperawatan
tahap pengkajian, 3. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan
perencanaan,
135
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
implementasi, dan hazard pada tahap implementasi asuhan
evaluasi keperawatan
4. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan
hazard pada tahap evaluasi asuhan keperawatan
5. Menunjukkan praktik K3 1. Upaya memutus rantai infeksi: precaution, Role Play
individu selama proses medication safety
pembelajaran seperti 2. Upaya mencegah hazard fisik-radiasi
upaya memutus rantai 3. Upaya mencegah hazard kimia
infeksi, pencegahan 4. Upaya mempertahankan ergonomik pada posisi
bahaya fisik, radiasi, berbaring, duduk, berdiri, dan berjalan
kimia, ergonomik, dan 5. Upaya mencegah hazard psikososial
psikososial

136
AIPNI
Daftar Rujukan:

Aditama, T.Y.,Hastuti, T., ( 2002), Health induatrial higienne safety


medicine industrial works environment, Universitas Indonesia,
Jakarta
Fabre, June. 2009. Smart Nursing: Nurse Retention & Patient safety
Improvement Strategies. New York: Springer Pulishing
Company.
J.B Herington F.S Gill,(2005), Buku Saku Kesehatan (terjemahan), edisi
3, EGC, Jakarta
Levin, Rona F.2006. Teaching Evidence-based Practice in Nursing: a
Guide for Academic and Clinical Settings. New York: Springer
Publishing Company.
Lyer, Patricia W. 2006 . Business Principles for Legal Nurse
Consultants. New York: Springer Publishing Company
Lyer, Patricia W. 2006 . Business Principles for Legal Nurse
Consultants. New York: Springer Publishing Company
Lisa, Carroll,2006. Acute Medicine A Handbook for Nurse
Practitioners. Chichester: John Wiley & Sons Ltd.
Reese, C.D., (2003), Occupational Health and Safety management,
Lowes Publisher, USA
Undang Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Philip, B ( 2007), Managing occupational and Safety: Mutidiciplinary
approach, second ed., maccmillian Publhiser, Australia
Undang Undang Kesehatan RI nomor 36 tahun 2009.
Vincent, C. 2011. Essential Patient Safety.
WHO.2011. WHO patient safety curriculum guide: multi-professional
edition

137
AIPNI
Semester 4:

1. Mata kuliah: Keperawatan Maternitas II

Beban Studi: 3 SKS


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang upaya meningkatkan
kesehatan reproduksi perempuan usia subur, ibu hamil,
melahirkan, nifas, diantara dua masa kehamilan dan bayi baru
lahir dalam kondisi berisiko dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan reproduksi dengan penekanan pada upaya
preventif dan promotif yang menggunakan pendekatan proses
keperawatanserta memperhatikan aspek legal dan etis ditatanan
klinik maupun komunitas.

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan
maternitas II, bila diberi data/ kasus mahasiswa mampu:
1. Melakukan asuhan keperawatan wanita usia subur (usia
reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam masa
childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan) dan
bayinya sampai usia 28 hari dalam kondisi berisiko beserta
keluarga dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan padawanita usia
subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam
masa childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan)

138
AIPNI
dan bayinya sampai usia 28 hari dalam kondisi berisiko beserta
keluargadengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengintegrasikan hasil penelitian yang berhubungandengan
wanita usia subur (usia reproduksi), pasangan usia subur,
wanita dalam masa childbearing (hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari dalam
kondisi berisiko beserta keluarga dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan
padawanita usia subur (usia reproduksi), pasangan usia subur,
wanita dalam masa childbearing (hamil, melahirkan, dan
setelah melahirkan) dan bayinya sampai usia 28 hari dalam
kondisi berisiko beserta keluarga dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
5. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada wanita usia
subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita dalam
masa childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan)
dan bayinya sampai usia 28 hari dalam kondisi berisiko beserta
keluargadengan memperhatikan aspek legal dan etis.

139
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
1 Melakukan asuhan keperawatan 1. Masalah-masalah Mini Lecture, Case
wanita usia subur (usia kesehatan wanita pada masa Study, Small
reproduksi), pasangan usia subur, reproduksi Group Discussion,
wanita dalam masa childbearing a. Gangguan perdarahan Project Based
(hamil, melahirkan, dan setelah 1) Perdarahan awal Learning (PjBL),
melahirkan) dan bayinya sampai kehamilan, perdarahan Skills Laboratory
usia 28 hari dalam kondisi kehamilan lanjut.
berisiko beserta keluarga dengan 2) Perdarahan pada pasca
memperhatikan aspek legal dan persalinan
3) Syok Hemoragi
etis.
4) Gangguan pembekuan
pada masa kehamilan
b. Infeksi Maternal
1) Penyakit Menular
seksual
2) Infeksi TORCH
3) Human Papilomavirus
4) Infeksi traktus genetalis
5) Infeksi pasca partum
c. Penyakit pada masa
kehamilan
1) DM
2) Hyperemisis
gravidarum

140
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
3) Hypertensi pada
kehamilan
4) Gangguan
kardiovaskuler pada
masa kehamilan
5) Anemia
d. Persalinan berisiko
1) Distosia
2) Prematur
3) Postmatur
e. Keluarga Berencana
f. Gangguan menstruasi:
1) Amenorea
Hipogonadotropi
2) Dismenore
3) Endometriosis
g. Infeksi:
Penyakit radang panggul
h. Infertilitas
1) Investigasi infertilitas
wanita
2) Investigasi infertilitas
pria
i. Klimakterium
1) Gejala klimakterium
141
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
2) Gejala pasca
klimakterium
j. Trauma melahirkan
1) Inkontinensia urine
2) Fistula Genetalia
k. Keganasan:
1) Kanker payudara
2) Keganasan organ-organ
reproduksi (Kanker
serviks, kanker
endometrium, ovarium)
l. Kekerasan terhadap
perempuan
2. Asuhan Keperawatan Sistem
Reproduksi
a. PengkajianSistem
Reproduksi
b. Diagnosa keperawatan
pada gangguan Sistem
Reproduksi
c. Perencanaan/implementas
i/evaluasi keperawatan
pada gangguan Sistem
Reproduksi
142
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
d. Dokumentasi asuhan
keperawatan
3. Sistem layanan kesehatan
untuk pasien dengan
gangguan sistem Reproduksi
(rujukan, PMO, Gakin,
Jamkesmas)
2 Melakukan simulasi pendidikan 1. Pengkajian dan Promosi Mini Lecture, Case
kesehatan pada wanita usia Kesehatan Study, Small
subur (usia reproduksi), Wanita Group Discussion,
2. Upaya-upaya pencegahan
pasangan usia subur, wanita Project Based
primer, sekunder, dan tersier
dalam masa childbearing (hamil, pada sistem reproduksi Learning (PjBL),
melahirkan, dan setelah a. Sadari Skills Laboratory
melahirkan) dan bayinya sampai b. Screening
usia 28 hari dalam kondisi
berisiko beserta keluargadengan
memperhatikan aspek legal dan
etis.
3 Mengintegrasikan hasil penelitian 1. Trend dan Issue Keperawatan Telaah Jurnal,
yang berhubungandengan wanita maternitas terkait masalah- Case Study, Small
usia subur (usia reproduksi), masalah kesehatan wanita Group Discussion
2. Evidence based practice
pasangan usia subur, wanita
dalam keperawatan maternitas
dalam masa childbearing (hamil,
143
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
melahirkan, dan setelah
melahirkan) dan bayinya sampai
usia 28 hari dalam kondisi
berisiko beserta keluarga dengan
memperhatikan aspek legal dan
etis.
4 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen kasus pada Sistem Case Study, Small
asuhan keperawatan padawanita Reproduksi (klasifikasi kasus Group Discussion
usia subur (usia reproduksi), sistem reproduksi dan prioritas
pasangan usia subur, wanita masalah sistem reproduksi)
dalam masa childbearing (hamil,
melahirkan, dan setelah
melahirkan) dan bayinya sampai
usia 28 hari dalam kondisi
berisiko beserta keluarga dengan
memperhatikan aspek legal dan
etis.
5 Mendemonstrasikan intervensi 1. Membantu melakukan Skill Laboratory
keperawatan pada wanita usia pemeriksaan pap smear,
subur (usia reproduksi), IVA
pasangan usia subur, wanita 2. Pemeriksaan payudara
dalam masa childbearing (hamil, sendiri (SADARI)
melahirkan, dan setelah 3. Memberikan penyuluhan
144
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok Bahasan Metoda
Kuliah
melahirkan) dan bayinya sampai alat kontrasepsi
usia 28 hari dalam kondisi 4. Memasang alat
berisiko beserta keluar kontrasepsi dalam rahim
5. Memberikan injeksi
kontrasepsi
6. Melakukan konseling
keluarga

145
AIPNI
Daftar Rujukan:

Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Ma
Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilk
Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan
Maternitas (2-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Mosby: Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.

Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014).


Maternal Child Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.

Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri.


Edisi Bahasa Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore)
Pte.Ltd.

146
AIPNI
2.Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Beban Studi : 3 SKS (2T; 1P)


Prasyarat : Ilmu Keperawatan Dasar, Biomedik, Keperawatan
Medikal
Bedah I

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien
dewasa dengan gangguan sistem endokrin, imunologi,
pencernaan dan perkemihan. Pemberian asuhan keperawatan
pada kasus gangguan sistem endokrin, imunologi, pencernaan
dan perkemihan berdasarkan proses keperawatan dengan
mengaplikasikan ilmu biomedik seperti biologi, histologi,
biokimia,anatomi, fisiologi, patofisiologi, ilmu keperawatan medikal
bedah, ilmu penyakit dalam, farmakologi,nutrisi, bedah dan
rehabilitasi. Gangguan dari system tersebut meliputi gangguan
peradangan, kelainan degeneratif, keganasan dan trauma, yang
termasuk dalam 10 kasus terbesar baik lokal, regional, nasional
dan internasional. Lingkup bahasan mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi asuhan terhadap klien. Intervensi keperawatan
meliputi terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai kondisi
termasuk terapi komplementer. Proses pembelajaran dilakukan
melalui kuliah pakar, collaborative learning (CL) dan Belajar
Berdasarkan Masalah (BDM), dan praktik laboratorium.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan medikal
bedah II, setelah diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus
gangguan sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan
perkemihan pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus
gangguan sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan
perkemihan pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.

147
AIPNI
3. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan
keperawatan dalam mengatasi masalahsistem endokrin,
imunologi, pencernaan dan perkemihan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada
sekelompok klien dengan gangguan sistem endokrin,
imunologi, pencernaan dan perkemihan pada klien dewasa
dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan
sistem endokrin, imunologi, pencernaan dan perkemihan
pada klien dewasa.
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus
dengan gangguan sistem endokrin, imunologi, pencernaan
dan perkemihan pada klien dewasa sesuai dengan standar
yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

148
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Melakukan simulasi Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan Case study, SGD,
asuhan keperawatan biokimia terkait sistem endokrin Project Based learning
dengan kasus gangguan Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan (PjBL), Discovery
sistem endokrin, biokimia terkait sistem imunologi learning (DL)
imunologi, pencernaan Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan
dan perkemihan pada biokimia terkait sistem
klien dewasa dengan pencernaan
memperhatikan aspek Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan
legal dan etis. biokimia terkait sistem
perkemihan
Patofisiologi, farmakologi dan
terapi diet pada gangguan
sistem endokrin (DM, gangguan
tiroid)
Patofisiologi, farmakologi dan
terapi diet pada gangguan
sistem imunologi (rematik)
Patofisiologi, farmakologi dan
terapi diet pada gangguan
system pencernaan (Apendisitis,
kanker kolorektal, hepatitis, sirosis
hepatis)
Patofisiologi, farmakologi dan
terapi diet pada gangguan
149
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
sistem perkemihan (penyakit
ginjal kronik, BPH)
Asuhan keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis
keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi secara
komprehensif meliputi bio-psiko-
sosio-spiritual) sistem endokrin,
imunologi, pencernaan dan
perkemihan
2 Melakukan simulasi Pendidikan kesehatan pada SGD, Project Based
pendidikan kesehatan masalah gangguan sistem learning (PjBL), Lab
dengan kasus gangguan endokrin, imunologi, pencernaan skills
sistem endokrin, dan perkemihan
imunologi, pencernaan Upaya-upaya pencegahan primer,
dan perkemihan pada sekunder dan tersier pada
klien dewasa dengan masalah gangguan sistem
memperhatikan aspek endokrin, imunologi, pencernaan
legal dan etis dan perkemihan
Persiapan, pelaksanaan dan paska
pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium pada masalah
gangguan sistem endokrin,
imunologi, pencernaan dan
150
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
perkemihan
3 Mengintegrasikan hasil- Hasil-hasil penelitian tentang SGD, Discovery
hasil penelitian ke dalam penatalaksnaan gangguan sistem learning (DL), Telaah
asuhan keperawatan endokrin, imunologi, pencernaan jurnal,
dalam mengatasi dan perkemihan
masalahsistem endokrin, Trend dan issue terkait gangguan
imunologi, pencernaan sistem endokrin, imunologi,
dan perkemihan pencernaan dan perkemihan
Evidence based practice dalam
penatalaksanaan gangguan
sistem endokrin, imunologi,
pencernaan dan perkemihan
4 Melakukan simulasi Manajemen kasus pada gangguan Case study, SGD
pengelolaan asuhan sistem endokrin, imunologi,
keperawatan pada pencernaan dan perkemihan
sekelompok klien dengan
gangguan sistem
endokrin, imunologi,
pencernaan dan
perkemihan pada klien
dewasa dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis
5 Melaksanakan fungsi Peran dan fungsi perawat Case study,
151
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
advokasi pada kasus Fungsi advokasi pada kasus Discovery Learning
dengan gangguan sistem dengan gangguan sistem (DL), SGD,
endokrin, imunologi, endokrin, imunologi, pencernaan
pencernaan dan
dan perkemihan pada klien
perkemihan pada klien
dewasa dewasa
6 Mendemonstrasikan Intervensi keperawatan: Case study,
intervensi keperawatan Pemeriksaan GDS Discovery Learning
pada kasus dengan Injeksi sub kutan (dalam (DL) Demontrasi, Lab
gangguan sistem
pemberian insulin) skills
endokrin, imunologi,
pencernaan dan Pemasangan Nasogastric Tube
perkemihan pada klien (NGT)
dewasa sesuai dengan Bilas lambung (gastric Lavage)
standar yang berlaku Menentukan jenis dan jumlah
dengan berfikir kreatif kalori dalam diet
dan inovatif sehingga Wash-out / Enema
menghasilkan pelayanan
Colostomy care
yang efisien dan efektif.
Pemasangan kateter urin
Irigasi bladder
Pemberian obat kemoterapi
Manejemen nyeri

152
AIPNI
Daftar Rujukan:

Ackley B.J., Ladwig G.B. (2014). Nursing Diagnosis Handbook: An


Evidence-Based Guide to Planning Care. 10th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses,
2nd edition, Belland Bain Ltd, Glasgow

Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah:


Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set).
Edisi Bahasa Indonesia 8. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.

Bulechek G.M., Butcher H.K., Dochterman J.M., Wagner C. (2013).


Nursing Interventions Classifications (NIC). 6th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th.
Lippincott: William Wilkins

Grodner M., Escott-Stump S., Dorner S. (2016) Nutritional


Foundations and Clinical Applications: A Nursing Approach. 6th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M.
L. & Swanson, S. (2012). NOC and NIC Linkages to NANDA-I
and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and
Quality Care, 3rd edition. Mosby:Elsevier Inc.
Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
Bahasa Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding
th
Pathophysiology. 6 edition. Mosby: Elsevier Inc.
Lewis S. L., Dirksen S. R., Heitkemper M. M., Bucher L. (2014).
Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of
Clinical Problems. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China:


Wolter Kluwer Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing,


2nd ed. Jones and Barklet Publisher, Sudbury

153
AIPNI
McCance, K.L. & Huether, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic
Basis for Disease in Adults and Children, 7th edition. Mosby:
Elsevier Inc

McCuistion L.E., Kee, J.L. and Hayes, E.R. (2014). Pharmacology: A


Patient-Centered Nursing process approach. 8th ed. Saunders:
Elsevier Inc
Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013). Nursing
Outcomes Classifications (NOC): Measurement of Health
Outcomes. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions
and Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley
Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated


Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2016). Mosby's 2016 Nursing Drug Reference.


29th edition. Mosby : Elsevier Inc

Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar


Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10.
Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Waugh A., Grant A. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross
and Wilson. Edisi Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone:
Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.

154
AIPNI
3. Mata Kuliah : Keperawatan Anak I
Beban Studi : 4 sks (2T, 1P, 1PL)
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini adalah mata kuliah keahlian keperawatan yang
berfokus kepada respon anak dan keluarganya pada setiap tahap
perkembangan mulai lahir sampai akhir masa remaja baik dalam
keadaan sehat ataupun sakit akut, di masyarakat ataupun dirawat di
rumah sakit, serta intervensi keperawatannya baik yang bersifat
mandiri maupun kolaboratif.
Mata kuliah ini juga merupakan integrasi dan penerapan ilmu
keperawatan dasar dan ilmu dasar keperawatan yang membantu
mengantarkan mahasiswa untuk mendalami tentang bagaimana
melakukan asuhan keperawatan profesional (holistik), memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi bagi
klien/keluarganya dengan menerapkan komunikasi efektif, serta
membuat keputusan dengan mempertimbangkan aspek legal dan
etik.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep dengan pendekatan proses keperawatan
sebagai dasar penyelesaian masalah serta mengembangkan sikap
profesional (pengembangan soft sklills) melalui beberapa model
belajar yang relevan.

Capaian Pembelajaran :
Bila diberi kasus, mahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sehat
/keluarganya dengan mengembangkan pola pikir kritis, logis
dan etis, menggunakan komunikasi terapeutik dan
memperhatikan aspek budaya, menghargai sumber-sumber
etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik
2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sakit
akut, kronis/terminal serta keluarganya dengan
mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis, menggunakan

155
AIPNI
komunikasi terapeutik dan memperhatikan aspek budaya dan
menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari
setiap pasien yang unik
3. Mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan baik
mandiri maupun kolaborasi pada sehat/sakit akut dengan
menerapkan konsep ilmu dasar keperawatan dan ilmu
keperawatan dasar sesuai SOP serta menerapkan prinsip
atrauma care, legal dan etis.
4. Mampu memberikan simulasi pendidikan kesehatan kepada
anak/keluaga sebagai upaya pencegahan primer, sekunder
dan tersier.
5. Mampu menjalankan fungsi advokasi bagi anak/keluarga
berbagai yang mengalami untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.

156
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Mampu memahami 1. Perspektif keperawatan anak dalam Discovery
konsep keperawatan konteks keluarga learning (DL),
anak dalam konteks 2. Konsep tumbuh kembang anak mulai Project Based
keluarga neonatus-remaja, pengukuran dan
learning (PjBL)
permasalahannya: SDIDTK, denver,
vineland, sex education, anticipatory
guidance, toilet training
3. Konsep hospitalisasi
4. Konsep bermain
5. Konsep komunikasi pada anak
6. Konsep atraumatic care
7. Pemeriksaan fisik pada anak
8. Konsep imunisasi
9. Pendekatan teori model keperawatan
pada anak

2 Mampu melakukan 1. Patofisiologi dan asuhan keperawatan Discovery


simulasi asuhan pada neonatal : prematuritasas, BBLR, learning (DL),
keperawatan kepada RDS, asphyxia, Hiperbilirubinemia dan Project Based
anak sakit akut, serta
dampaknya terhadap pemenuhan learning (PjBL)
keluarganya dengan
mengembangkan pola kebutuhan dasar manusia (dalam
pikir kritis, logis dan etis, konteks keluarga)
menggunakan 2. Patofisiologi dan asuhan keperawatan
komunikasi terapeutik pada anak dengan Kelainan
dan memperhatikan Kongenital pada sistem respirasi :
aspek budaya dan bronkhomalasia, dan dampaknya
157
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
menghargai sumber- terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
sumber etnik, agama manusia (dalam konteks keluarga)
atau faktor lain dari 3. Patofisiologi peradangan pada sistem
setiap pasien yang unik respirasi dan asuhan keperawatan
anak:ISPA, Pneumoni, asthma, TBC
dan dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam
konteks keluarga)
4. Patofisiologi peradangan pada sistem
digestive dan asuhan keperawatan
anak: Diare, Typhoid Fever dan
dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam
konteks keluarga)
5. Patofisiologi pada gangguan nutrisi
dan asuhan keperawatan anak:
obesitas, KKP
6. Patofisiologi Kelainan pada sistem
endokrin dan asuhan keperawatan
anak : Juvenile Diabetes dan
dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam
konteks keluarga)
7. Patofisiologi dan asuhan keperawatan

158
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
anak hidrocephalus, meningitis, kejang

3 Mampu Intervensi keperawatan pada bayi dan Discovery


mendemonstrasikan anak : Learning (DL)
intervensi keperawatan a. Pemberian oksigen pada anak Demontrasi,
baik mandiri maupun b. Nebulisasi
PjBL
kolaborasi pada c. Suctioning pada anak
sehat/sakit akut dengan d. Pemasangan infus pada bayi dan
menerapkan konsep ilmu anak
dasar keperawatan dan e. Transfusi darah
ilmu keperawatan dasar f. Pencegahan infeksi lingkungan pada
sesuai SOP serta BBL
menerapkan prinsip g. Phototherapy
atrauma care, legal dan h. Exchange tranfusion
etis. i. Pemberian obat pada anak
j. Terapi bermain
k. Tapid sponge
4 Mampu memberikan 1. Anticipatory guidance Case study,
simulasi pendidikan 2. Konsep family center care Small Group
kesehatan kepada 3. Health promotion pada infant- Discussion
anak/keluaga sebagai remaja (SGD)
upaya pencegahan
primer, sekunder dan
tersier.

5 Mampu menjalankan Pengkajian pada anak dg kekerasan Case study,


fungsi advokasi bagi (fisik, mental, dan seksual) Small Group
159
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
anak/keluarga berbagai Discussion
yang mengalami untuk Prinsip atraumatic care (SGD)
mempertahankan hak Discovery
klien agar dapat
Learning (DL)
mengambil keputusan
untuk dirinya. Demontrasi,
PjBL
6 Mampu melakukan MTBS Case study,
kerjasama dengan demonstrasi,
sumber kesehatan yang role play
ada di masyarakat,
melakukan rujukan
pasien,
mendokumentasikan
pengkajian MTBS dengan
benar,
mendemonstrasikan
pengobatan MTBS ,
mendemonstrasikan
pendidikan kesehatan
pada anak dan keluarga

160
AIPNI
Daftar Rujukan:

Burn, C.E., Dunn, A.M., Brady,M.A., Starr N.B., Blosser C.G.


(2013). Pediatric Primary Care. 5th edition. Saunders:
Elsevier Inc.
Ball, J.W., Bindler, R.C., and Cowen, K.J., (2010). Child Health
Nursing. Partnering with children and families (second
edition). New Jersey, Pearson Education Ltd.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2013). Wongs Essentials of
Pediatric Nursing. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2014). Wongs Nursing Care of
Infant and Children. 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Marcdante K.J., Kliegman R.M., Jenson H.B., Behrman R.E. , IDAI
(2014) Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial, Edisi
Indonesia 6. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Mott, S.R. et,al, (1990). Nursing Care of Children and Families.
Redwood city : Addison Wesley.
Pillitteri, A., (1999). Maternal & Child Health Nursing : Care of
The Childbearing & Childrearing Family. Third Edition.
Philadelphia : J.B. Lippincott.
Pott, NL. and Mandleco, BL., (2002). Pediatric Nursing : Caring
for Children and Their Families. United State : Thomson
Learning.

161
AIPNI
4. Mata kuliah: Keperawatan Kesehatan Jiwa 1

Mata kuliah : Ilmu Keperawatan Kesehatan Jiwa 1

BebanStudi : 3 SKS (2,1)


Prasyarat : Komunikasi terapeutik

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep konsep dan prinsip
prinsip serta trend dan isu kesehatan dan keperawatan jiwa. Dalam
mata kuliah ini juga dibahas tentang klien sebagai sistem yang
adaptif dalam rentang respons sehat jiwa sampai ganggua jiwa,
psikodinamika, terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa
yang umum di Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan
primer, sekunder dan tertier terhadap klien dengan masalah
psikososial dan spiritual merupakan focus dalam mata kuliah ini,
termasuk hubungan terapeutik secara individu dan dalam koteks
keluarga. Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa
pada area keperawatan lainnya

Capaian Pembelajaran Mata kuliah:


Bila diberi data atau kasus mahasiswa mampu :
1. Menganalisis sejarah keperawatan jiwa dan Trend serta isu
dalam keperawatan jiwa global
2. Menganalisis Konseptual model dalam keperawatan jiwa
termasuk prevensi primer, sekunder dan tertier
3. Menganalisis proses terjadinya gangguan jiwa dalam
perspektif keperawatan jiwa
4. Menganalisis peran dan fungsi perawat jiwa dankolaborasi
interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan jiwa
5. Menerapkan proses keperawatan jiwa, prinsip-prinsip legal etis
dan lintas budaya dalam asuhan keperawatan keperawatan
jiwa
6. Menganalisa pelayanan keperawatan jiwa pada situasi bencana
7. Melakukan simulasi askep Sehat Jiwa sepanjang rentang
kehidupan: ibu hamil, bayi, todler, prasekolah, usia sekolah,
remaja, dewasa, lansia
16
AIPNI
8. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien dengan masalah
psikososial: Kecemasan, gangguan konsep diri, kehilangan,
ketidakberdayaan, keputusasan dan distres spiritual.

16
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok bahasan Metoda

1 Menganalisis sejarah Sejarah keperawatan jiwa dan Kuliah pakar dan


keperawatan jiwa dan Trend Trend serta isu dalam diskusi
serta isu dalam keperawatan keperawatan jiwa global Collaborative
jiwa global Learning
2 Menganalisis proses 1. Proses terjadinya Problem based
terjadinya gangguan jiwa gangguan jiwa dalam learning
dalam perspektif perspektif keperawatan Case study
keperawatan jiwa jiwa Simulasi dan Role
2. Konsep stress, rentang play
sehat sakit jiwa, koping

3 Menganalisis Konseptual Konseptual model dalam


model dalam keperawatan keperawatan jiwa
jiwa termasuk prevensi Prevensi primer, sekunder dan
primer, sekunder dan tertier tertier

4 Menganalisis peran perawat 1. Peran perawat jiwa


jiwa dan kolaborasi 2. Pelayanan dan kolaborasi
interdisiplin dalam kesehatan interdisiplin dalam
& keperawatan jiwa kesehatan dan
keperawatan jiwa
5 Menganalisa pelayanan Pelayanan keperawatan jiwa
keperawatan jiwa pada situasi pada situasi bencana
bencana

164
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok bahasan Metoda

6 Menerapkan proses 1. Proses keperawatan jiwa


keperawatan jiwa, prinsip- 2. Sosiokultural dalam
prinsip legal etis dan lintas konteks asuhan perawatan
budaya dalam asuhan jiwa
keperawatan keperawatan 3. Legal dan etik dalam
jiwa konteks asuhan perawatan
jiwa
7 Melakukan simulasi askep Askep Sehat Jiwa sepanjang
Sehat Jiwa ibu hamil, bayi, rentang kehidupan: ibu hamil,
todler, prasekolah, usia bayi, todler, prasekolah, usia
sekolah, remaja, dewasa, sekolah, remaja, dewasa, lansia
lansia
8 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien dgn
keperawatan klien dengan gangguan konsep diri
gangguan konsep diri
9 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien
keperawatan klien dengan dengan Kecemasan dan
Kecemasan dan kehilangan kehilangan
10 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien
keperawatan klien dengan dengan ketidakberdayaan dan
ketidakberdayaan dan keputusasan
keputusasan
11 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien

165
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok bahasan Metoda

keperawatan klien dengan dengan distres spiritual


distres spiritual

166
AIPNI
Daftar Rujukan:
Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient
journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Sauders Company
Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care
plans, St. Louis, Mosby Your Book.
Frisch N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed.
Australia: Delmar CENGAGE learning
Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the
Advanced Practice Nurse & Primary Care Issues of Mental
Health/Therapeutic Use of Self . School of Nursing, The University
of Texas Health Science Center at San Antonio
Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental
Health Nursing: A Clinical Approach. 7th edition. Saunders:
Elsevier Inc.
Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice,
second edition.
Nanda. (2005). Nursing Diagnosis definition & Clasificatian. Nanda
International.
Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental
Health Nursing, third edition.New York:Thomson Delmar
Learning.
Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth
edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.
Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik
Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby:
Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing:
Concept of Care in Evidance Based Practise (6thEd). F.A. davis
Company.

167
AIPNI
5. Mata kuliah : Keperawatan HIV/AIDS

Beban Studi : 2 SKS (1T; 1P)


Prasyarat : Ilmu Keperawatan Dasar, Biomedik, Komunikasi

Deskripsi Mata Kuliah :

Mata kuliah ini mempelajari tentang trend issue dan perilaku yang
berisiko tertular/menularkan HIV AIDS (termasuk pengguna
NAPZA), pengkajian bio, psiko, sosial spiritual dan kultural,
pemeriksaan fisik dan diagnostik, tanda dan gejala, dan
penatalaksanaan pasien dengan HIV/AIDS, prinsip hidup klien
dengan ODHA, family centered pada ODHA dan stigma pada ODHA,
prinsip komunikasi konseling pada klien dengan HIV/AIDS,
konseling pada klien dengan HIV/AIDS, prinsip perawatan pada bayi
dan anak penderita HIV /AIDS atau dengan orang tua HIV/AIDS.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, bila diberi data/kasus
mahasiswa mampu:
1. Melakukan asuhan keperawatan pada kasus
dengan HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA

2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan pada


kasus dengan HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA

3. Mengintegrasikan hasil penelitian yang


berhubungan dengan kasus HIV/AIDS dan penyalahgunaan
NAPZA

4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan


keperawatan pada kasus dengan HIV/AIDS dan
Penyalahgunaan NAPZA

168
AIPNI
5. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada
pada kasus dengan HIV AIDS dan penyalahgunaan NAPZA

169
AIPNI
Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
Melakukan asuhan Lingkup kesehatan klien dengan HIV/AIDS Mini Lecture,
keperawatan pada 1. Epidemiologi global dan lokal Kecenderungan Case Study,
kasus dengan HIV/AIDS Small Group
HIV/AIDS dan 2. Aspek psiko, sosio, kultural, dan spiritual klien Discussion,
penyalahgunaan HIV/AIDS Project Based
NAPZA 3. Pemeriksaan fisik dan diagnostik pada klien Learning (PjBL)
dengan HIV/AIDS
4. Patofisiologi HIV/AIDS Diagnosis HIV/AIDS
Penatalksanaan HIV/AIDS
5. Stigma pada ODHA
6. Perilaku beresiko
a. Seks bebas
b. Penyalahgunaan NAPZA
7. Askep penatalaksaan pasien dgn ARV, termasuk
peran perawatan dalam meningkatkan
adherence
8. Kewaspadaan universal precaution
9. VCT dan dasar-dasar konseling bagi pasien
dengan HIV AIDS
10. Askep pada Ibu Hamil dengan HIV AIDS
11. Askep pada anak dan remaja dengan HIV/AIDS
12. Askep pada klien dengan penyalahgunaan

170
AIPNI
Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
NAPZA
Melakukan simulasi Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier klien dengan Mini Lecture,
pendidikan kesehatan HIV/AIDS Case Study,
padakasus dengan Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier klien dengan Small Group
HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA Discussion,
penyalahgunaan Project Based
NAPZA Learning (PjBL),
Skills Laboratory
Mengintegrasikan Trend dan Issue HIV/AIDS Mini Lecture,
hasil penelitian yang Family centered pada ODHA dan penyalahgunaan Case Study,
berhubungan dengan NAPZA Small Group
kasus HIV/AIDS dan Discussion,
penyalahgunaan Project Based
NAPZA Learning (PjBL),
Skills Laboratory
Melakukan simulasi Manajemen kasus pada klien dengan HIV/AIDS Mini Lecture,
pengelolaan asuhan Case Study,
keperawatan pada Manajemen kasus pada klien dengan Small Group
kasus dengan penyalahgunaan NAPZA Discussion,
HIV/AIDS dan Project Based
Penyalahgunaan Learning (PjBL),
NAPZA
171
AIPNI
Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
Skills Laboratory

Mendemonstrasikan Prinsip komunikasi konseling pada klien dengan Mini Lecture,


intervensi HIV/AIDS dan Penyalahgunaan NAPZA Case Study,
keperawatan pada Small Group
Konseling pada klien dengan HIV/AIDS dan
pada kasus dengan Discussion,
penyalahgunaan NAPZA
HIV AIDS dan Project Based
penyalahgunaan Learning (PjBL),
NAPZA Skills Laboratory

172
AIPNI
Daftar Rujukan

Flaskerud, JH, Ungvarski, PJ. HIV/AIDS: a guide to nursing care. 3rd


ed. WB Saunders, Philadelphia; 1995.
Herdman, T. Heather. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification
2012-2014 . 2011
Jemmott, JB III, Jemmott, LS. Interventions for adolescents in
community settings. in: DiClemente R, Peterson J (Eds.)
Preventing AIDS: theory and practice of behavioral
interventions. Plenum, New York; 1994.
Nursing Diagnosis: Definition and Classification North American
Nursing Diagnosis Association. 2010
Paul A. Volberding, , Merle A. Sande, , Joep Lange, Warner C. Greene,
PhD and Joel E. Gallant, Global HIV/AIDS Medicine. WB
Saunders, 2008

173
AIPNI
Semester V:

1. Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III


Beban Studi : 3 SKS (2T; 1P)
Prasyarat : Ilmu Keperawatan Dasar, IDK, KMB I, KMB II

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien
dewasa dengan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan. Pemberian asuhan keperawatan
pada kasus gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan berdasarkan proses keperawatan dengan
mengaplikasikan ilmu biomedik seperti biologi, histologi,
biokimia,anatomi, fisiologi, patofisiologi, ilmu keperawatan medikal
bedah, ilmu penyakit dalam, farmakologi, bedah, nutrisi dan
rehabilitasi. Gangguan dari system tersebut meliputi gangguan
peradangan, kelainan degenerative, trauma, yang termasuk dalam
10 kasus terbesar baik lokal, regional, nasional dan internasional.
Lingkup bahasan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
asuhan terhadap klien. Intervensi keperawatan meliputi terapi
Modalitas Keperawatan pada berbagai kondisi termasuk terapi
komplementer. Proses pembelajaran dilakukan melalui kuliah
pakar, collaborative learning (CL) dan Belajar Berdasarkan
Masalah (BDM), dan praktik laboratorium.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Bila diberi data/ kasus/ artikel terkait masalah keperawatan medikal
bedah, mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus
gangguan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori
dan persarafan pada klien dewasa dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.

174
AIPNI
3. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan
keperawatan dalam mengatasi masalah sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada
sekelompok klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa
dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan
sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan pada klien dewasa
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus
dengan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan pada klien dewasa sesuai dengan
standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

175
AIPNI
Capaian pembelajaran Pokok bahasan Metoda
mata kuliah
Melakukan simulasi asuhan Anatomi, fisiologi, dan biokimia terkait sistem Case study,
keperawatan dengan kasus muskuloskeletal, sistem integumen, sistem SGD, Project
gangguan sistem persepsi sensori, sistem persarafan. Based
muskuloskeletal, Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet pada learning
integumen, persepsi sensori gangguan sistem muskuloskeletal (fraktur, (PjBL),Discov
dan persarafan pada klien dislokasi), sistem integumen (luka bakar), sistem ery learning
dewasa dengan persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, (DL)
memperhatikan aspek legal vertigo), sistem persarafan (Stroke, tumor otak,
dan etis. meningitis).
Asuhan keperawatan (pengkajian, analisa data,
diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi
dan evaluasi secara komprehensif meliputi bio-
psiko-sosio-spiritual) sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan persarafan
Melakukan simulasi Pendidikan kesehatan pada masalah gangguan SGD, Project
pendidikan kesehatan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi Based
dengan kasus gangguan sensori dan persarafan learning
sistem muskuloskeletal, Upaya-upaya pencegahan primer, sekunder dan (PjBL), Lab
integumen, persepsi sensori tersier pada masalah gangguan sistem skills
dan persarafan pada klien muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
dewasa dengan persarafan
memperhatikan aspek legal Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan
dan etis diagnostik dan laboratorium pada masalah
176
AIPNI
Capaian pembelajaran Pokok bahasan Metoda
mata kuliah
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan
Mengintegrasikan hasil-hasil Hasil-hasil penelitian tentang penatalaksanaan SGD,
penelitian kedalam asuhan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, Discovery
keperawatan dalam persepsi sensori dan persarafan learning (DL),
mengatasi masalahsistem Trend dan issue terkait gangguan sistem Telaah jurnal,
muskuloskeletal, muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
integumen, persepsi sensori persarafan
dan persarafan Evidence based practice dalam penatalaksanaan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan
Melakukan simulasi Manajemen kasus pada gangguan sistem Case study,
pengelolaan asuhan muskuloskeletal SGD
keperawatan pada Manajemen kasus pada gangguan sistem
sekelompok klien dengan integumen
gangguan sistem Manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi
muskuloskeletal, sensori
integumen, persepsi sensori Manajemen kasus pada gangguan sistem
dan persarafan pada klien persarafan
dewasa dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
Melaksanakan fungsi Peran dan fungsi perawat Case study,
177
AIPNI
Capaian pembelajaran Pokok bahasan Metoda
mata kuliah
advokasi pada kasus Fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan Discovery
dengan gangguan sistem sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi Learning
muskuloskeletal, integumen, sensori dan persarafan pada klien dewasa (DL), SGD,
persepsi sensori dan
persarafanpada klien
dewasa
Mendemonstrasikan Intervensi keperawatan pada sistem Case study,
intervensi keperawatan pada muskuloskeletal, sistem integumen, sistem Discovery
kasus dengan gangguan persepsi sensori dan sistem persyarafan Learning (DL)
sistem sistem
Body movement / body mechanic Demontrasi,
muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan Ambulasi dini Lab skills
persarafan pada klien Fiksasi dan imobilisasi
dewasa sesuai dengan ROM exercise
standar yang berlaku Wound care
dengan berfikir kreatif dan Irigasi mata
inovatif sehingga Tetes mata
menghasilkan pelayanan
Irigasi telinga
yang efisien dan efektif.
Tetes telinga
Pain management

178
AIPNI
Daftar Rujukan:

Ackley B.J., Ladwig G.B. (2014). Nursing Diagnosis Handbook: An


Evidence-Based Guide to Planning Care. 10th edition. Mosby:
Elsevier Inc.Barber B, Robertson D, (2012).Essential of
Pharmacology for Nurses, 2nd edition, Belland Bain Ltd,
Glasgow

Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah:


Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi
Bahasa Indonesia 8. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.

Bulechek G.M., Butcher H.K., Dochterman J.M., Wagner C. (2013).


Nursing Interventions Classifications (NIC). 6th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th.
Lippincott: William Wilkins

Grodner M., Escott-Stump S., Dorner S. (2016) Nutritional


Foundations and Clinical Applications: A Nursing Approach. 6th
edition. Mosby: Elsevier Inc.
Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M.
L. & Swanson, S. (2012). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and
Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality
Care, 3rd edition. Mosby:Elsevier Inc.
Hall E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
Bahasa Indonesia 12. Saunders: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding
th
Pathophysiology. 6 edition. Mosby: Elsevier Inc.
Lewis S. L., Dirksen S. R., Heitkemper M. M., Bucher L. (2014).
Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of
Clinical Problems. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China:


Wolter Kluwer Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing,


2nd ed. Jones and Barklet Publisher, Sudbury

179
AIPNI
McCance, K.L. & Huether, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic
Basis for Disease in Adults and Children, 7th edition. Mosby:
Elsevier Inc

McCuistion L.E., Kee, J.L. and Hayes, E.R. (2014). Pharmacology: A


Patient-Centered Nursing process approach. 8th ed. Saunders:
Elsevier Inc
Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013). Nursing
Outcomes Classifications (NOC): Measurement of Health
Outcomes. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions
and Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley
Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated


Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2016). Mosby's 2016 Nursing Drug Reference.


29th edition. Mosby : Elsevier Inc

Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar


Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier
(Singapore) Pte.Ltd.

Waugh A., Grant A. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross
and Wilson. Edisi Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone: Elsevier
(Singapore) Pte.Ltd.

180
AIPNI
2. Mata Kuliah : Keperawatan Anak II

Beban Studi : 2 sks


Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini adalah mata kuliah keahlian keperawatan yang
berfokus kepada respon anak dan keluarganya pada setiap tahap
perkembangan mulai lahir sampai akhir masa remaja baik dalam
keadaan sakit kronis dan kondisi terminal serta berkebutuhan
khusus, di masyarakat ataupun dirawat di rumah sakit, serta
intervensi keperawatannya baik yang bersifat mandiri maupun
kolaboratif.
Mata kuliah ini juga merupakan integrasi dan penerapan ilmu
keperawatan dasar dan ilmu dasar keperawatan yang membantu
mengantarkan mahasiswa untuk mendalami tentang bagaimana
melakukan asuhan keperawatan profesional (holistik), memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi bagi
klien/keluarganya dengan menerapkan komunikasi efektif, serta
membuat keputusan dengan mempertimbangkan aspek legal dan
etik.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep dengan pendekatan proses keperawatan
sebagai dasar penyelesaian masalah serta mengembangkan sikap
profesional (pengembangan soft sklills) melalui beberapa model
belajar yang relevan.

Capaian Pembelajaran :
Bila diberi kasus, mahasiswa mampu:
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sehat
/keluarganya dengan mengembangkan pola pikir kritis, logis
dan etis, menggunakan komunikasi terapeutik dan
memperhatikan aspek budaya, menghargai sumber-sumber
etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik
2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sakit
kronis/terminal serta keluarganya dengan mengembangkan
181
AIPNI
pola pikir kritis, logis dan etis, menggunakan komunikasi
terapeutik dan memperhatikan aspek budaya dan
menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari
setiap pasien yang unik
3. Mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan baik
mandiri maupun kolaborasi pada sehat sakit kronis/terminal
dengan menerapkan konsep ilmu dasar keperawatan dan ilmu
keperawatan dasar sesuai SOP serta menerapkan prinsip
atrauma care, legal dan etis.
4. Mampu memberikan simulasi pendidikan kesehatan kepada
anak/keluaga sebagai upaya pencegahan primer, sekunder
dan tersier.
5. Mampu menjalankan fungsi advokasi bagi anak/keluarga berbagai
yang mengalami untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya.

182
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
pembelajaran
1 Mampu memahami Konsep perawatan anak dengan penyakit Discovery learning
konsep keperawatan kronis/ terminal (DL), Project Based
anak dengan penyakit learning (PjBL)
kronis/ terminal dalam
konteks keluarga

2 Mampu melakukan 1. Patofisiologi Kelainan Kongenital Discovery learning


simulasi asuhan pada sistem cardiovascular dan (DL), Project Based
keperawatan kepada asuhan keperawatan pada anak : learning (PjBL)
anak sakit
PDA, VSD, Tetralogi of Fallot dan
kronis/terminal dan
berkebutuhan khusus dampaknya terhadap pemenuhan
serta keluarganya kebutuhan dasar manusia (dalam
dengan konteks keluarga)
mengembangkan pola 2. Patofisiologi peradangan pada
pikir kritis, logis dan sistem cardiovascular dan asuhan
etis, menggunakan keperawatan pada anak : RHD dan
komunikasi terapeutik dampaknya terhadap pemenuhan
dan memperhatikan
kebutuhan dasar manusia (dalam
aspek budaya dan
menghargai sumber- konteks keluarga)
sumber etnik, agama 3. Patofisiologi Kelainan Kongenital
atau faktor lain dari pada sistem digestive dan asuhan
setiap pasien yang unik keperawatan pada anak :
Hirschprung, atresia ani, atresia
18
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
pembelajaran
ductus hepaticus dan dampaknya
terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar manusia (dalam konteks
keluarga)
4. Patofisiologi Kelainan Kongenital
pada sistem urinari dan asuhan
keperawatan pada anak: Willems
tumor dan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar
manusia (dalam konteks keluarga)
5. Patofisiologi peradangan pada
sistem urinary dan asuhan
keperawatan pada anak : NS, SNA,
GNC dan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar
manusia (dalam konteks keluarga)
6. Patofisiologi Kelainan Kongenital
pada sistem hematologi dan
asuhan keperawatan pada anak:
talasemia dan dampaknya
terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar manusia (dalam konteks

18
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
pembelajaran
keluarga)
7. Patofisiologi keganasan pada
sistem hematologi dan asuhan
keperawatan pada anak: Leukemia
dan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar
manusia (dalam konteks keluarga)
8. Patofisiologi Kelainan pada sistem
endokrin dan asuhan keperawatan
pada anak : Juvenile Diabetes dan
dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam
konteks keluarga)
9. Patofisiologi masalah pada sistem
imun dan asuhan keperawatan
pada anak : AIDS, DHF, SLE dan
dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (dalam
konteks keluarga)
10. Patofisiologi keganasan pada
sistem sensori dan asuhan
keperawatan pada anak :

18
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
pembelajaran
Retinoblastoma (dalam konteks
keluarga)
11. Perioperative care pada anak
12. Asuhan keperawatan pada anak
dg berkebutuhan khusus:
a. Retardasi mental
b. Autisme
c. ADHD
3 Mampu Intervensi keperawatan pada bayi dan Discovery Learning
mendemonstrasikan anak : (DL) Demontrasi, PjBL
intervensi keperawatan a. Pemberian kemoterapi
baik mandiri maupun b. Pemberian desferal
kolaborasi pada c. Terapi lain pada anak sakit
kronis/terminal dengan kronis/terminal
menerapkan konsep
ilmu dasar keperawatan
dan ilmu keperawatan
dasar sesuai SOP serta
menerapkan prinsip
atrauma care, legal
dan etis.

18
AIPNI
Daftar Rujukan:

Burn, C.E., Dunn, A.M., Brady,M.A., Starr N.B., Blosser C.G. (2013).
Pediatric Primary Care. 5th edition. Saunders: Elsevier Inc.
Ball, J.W., Bindler, R.C., and Cowen, K.J., (2010). Child Health
Nursing. Partnering with children and families (second
edition). New Jersey, Pearson Education Ltd.
Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2014). Wongs Nursing Care of
Infant and Children. 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2013). Wongs Essentials of
Pediatric Nursing. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Marcdante K.J., Kliegman R.M., Jenson H.B., Behrman R.E. (2014)
Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial, Edisi Indonesia 6.
Saunders: Elsevier (Singapore) Pte Ltd
Mott, S.R. et,al, (1990). Nursing Care of Children and Families.
Redwood city : Addison Wesley.
Pillitteri, A., (1999). Maternal & Child Health Nursing : Care of The
Childbearing & Childrearing Family. Third Edition.
Philadelphia : J.B. Lippincott.
Pott, NL., and Mandleco, BL., (2002). Pediatric Nursing : Caring for
Children and Their Families. United State : Thomson
Learning.
Wholey L.F. And D.L. Wong, (2007). Nursing Care Of Infants and
Children. St. Louis : Mosby year Book.

18
AIPNI
3. Mata kuliah: Ilmu Keperawatan Kesehatan Jiwa 2

Beban Studi : 3 SKS(2,1)


Prasyarat : Keperawatan jiwa 1

Deskripsi Mata Kuliah:


Mata kuliah ini merupakan lanjutan dari mata kuliah keperawatan
jiwa 1. Dalam mata kuliah ini dibahas tentang asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami ganguan jiwa. Recovery dari gangguan
jiwa dengan pendekatan holistik dan person-centered care
merupakan fokus dalam mata kuliah ini, termasuk hubungan
terapeutik secara individu dan dalam koteks keluarga dan
penerapan terapi modalitas keperawatan. Asuhan keperawatan jiwa
pada kelompok khusus serta pada klien pengguna NAPZA juga
merupakan bahasan pada mata kuliah ini. Pengalaman belajar ini
akan berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan
jiwa dan integrasi kepeerawatan jiwa pada area keperawatan
lainnya

Capaian Pembelajaran Mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan jiwa, bila
diberi kasus mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien yang mengalami
perilaku kekerasan dan resiko bunuh diri
2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien yang mengalami
waham dan halusinasi

3. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien yang mengalami


harga diri rendah dan isolasi sosial

4. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien yang mengalami


defisit perawatan diri

5. Melakukan simulasi asuhan keperawatan klien kelompok


khusus: Psikotik Gelandangan

18
AIPNI
6. Melakukan simulasi asuhan keperawatan pada anak dengan
kebutuhan khusus, korban pemerkosaan, Korban KDRT, Korban
trafficking, Narapidana, Anak jalanan

7. Menganalisis konsep recovery dan supportive environment


dalam perawatan klien gangguan jiwa
8. Mengaplikasikan manajemen pelayanan keperawatan jiwa
profesional klinik dan komunitas
9. Mensimulasikan terapi modalitas

18
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok bahasan Metoda

1 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien yang Kuliah pakar dan
keperawatan klien yang mengalami perilaku kekerasan dan diskusi
mengalami perilaku resiko bunuh diri Collaborative Learning
kekerasan dan resiko bunuh Problem based
diri learning
Case study
Simulasi dan Role play

2 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien yang


keperawatan klien yang mengalami waham dan halusinasi
mengalami waham dan
halusinasi

3 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien yang


keperawatan klien yang mengalami harga diri rendah dan
mengalami harga diri isolasi sosial
rendah dan isolasi sosial

4 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien yang


keperawatan klien yang mengalami defisit perawatan diri
mengalami defisit
perawatan diri

5 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan klien


keperawatan klien kelompok khusus: Psikotik
190
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok bahasan Metoda

kelompok khusus: Psikotik Gelandangan


Gelandangan

6 Melakukan simulasi asuhan Asuhan keperawatan pada anak


keperawatan pada anak dengan kebutuhan khusus, korban
dengan kebutuhan khusus, pemerkosaan, Korban KDRT,
korban pemerkosaan, Korban trafficking, Narapidana,
Korban KDRT, Korban Anak jalanan
trafficking, Narapidana,
Anak jalanan

8 Menganalisis konsep Konsep recovery


recovery dan supportive Karakteristik recovery
environment dalam Model recovery
perawatan klien gangguan Supportive environment
jiwa

9 Mengaplikasikan Manajemen pelayanan


manajemen pelayanan keperawatan jiwa
keperawatan jiwa profesional klinik dan
profesional klinik dan komunitas
komunitas

10 Mensimulasikan terapi Terapi modalitas: terapi somatic


modalitas dan psikofarmaka, TAK, terapi
191
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok bahasan Metoda

keluarga, terapi okupasi dan


rehabilitasi, dan terapi lingkungan

192
AIPNI
Daftar Rujukan:

Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient


journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Sauders Company
Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care
plans, St. Louis, Mosby Your Book.
Frisch N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed.
Australia: Delmar CENGAGE learning
Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the
Advanced Practice Nurse & Primary Care Issues of Mental
Health/Therapeutic Use of Self . School of Nursing, The University
of Texas Health Science Center at San Antonio
Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental
Health Nursing: A Clinical Approach. 7th edition. Saunders:
Elsevier Inc.
Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice,
second edition.
Nanda. (2005). Nursing Diagnosis definition & Clasificatian. Nanda
International.
Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental
Health Nursing, third edition.New York:Thomson Delmar
Learning.
Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth
edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.
Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik
Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby:
Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing:
Concept of Care in Evidence Based Practise (6thEd). F.A. davis
Company.

193
AIPNI
4. Mata kuliah : Keperawatan Paliatif dan menjelang
ajal

Beban Studi : 3SKS (2T; 1P)


Prasyarat : Ilmu Keperawatan Dasar, IDK, Komunikasi

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini mempelajari tentang perspektif keperawatan dan
konsep perawatan paliatif, etik, kebijakan, teknik menyampaikan
berita buruk, komunikator, kebutuhan psikologis pasien paliatif,
manajemen nyeri, berbagai macam terapi komplementer, tinjuan
agama dan budaya tentang penyakit kronik.

Capaian Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, bila diberi kasus, mahasiswa


mampu:

1. Menjelaskan perspektif keperawatan dan konsep perawatan


paliatif

2. Meenjelaskan etik dan kebijakan tentang perawatan paliatif

3. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga yang mendapat


perawatan paliatif

4. Menjelaskan patofisiologi penyakit terminal

5. Melakukan pengkajian bio, psiko, sosio, spiritual dan cultural

6. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien terminal


illness

194
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metode
Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan 1. Perspektif keperawatan Ceramah,
perspektif keperawatan 2. Konsep perawatan paliatif
diskusi
dan konsep perawatan
paliatif
2. Mampu 1. Etik dalam perawatan paliatif Ceramah dan
menjelaskanetik dan 2. Kebijakan nasional terkait
diskusi
kebijakan tentang perawatan paliatif
perawatan paliatif
3. Mampu berkomunikasi 1. Teknik menyampaikan berita Ceramah,
dengan pasien dan buruk diskusi, simulasi
keluarga yang 2. Prinsip komunikasi dalam
mendapat perawatan perawatan paliatif
paliatif
4. Mampu menjelaskan 1. Patofisiologi berbagai penyakit Ceramah dan
patofisiologi penyakit kronik diskusi
terminal 2. Patofisiologi penyakit terminal

5. Mahasiswa mampu 1. Pengkajian fisik dan psikologis Ceramah, SGD,


melakukanpengkajian 2. Tinjauan agama tentang perawatan skills lab
bio, psiko, sosio, paliatif keperawatan
spiritual dan kultural 3. Tinjauan sosial dan budaya tentang
perawatan paliatif
6. Mahasiswa mampu 1. asuhan keperawatan pada pasien Ceramah,
menyusun rencana terminal illnes (palliative care) diskusi, skills lab
asuhan keperawatan 2. Manajemen nyeri keperawatan,
195
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metode
Pembelajaran
pada pasien terminal 3. Berbagai terapi komplementer dan experiental
illness (palliative care) learning

196
AIPNI
Daftar Rujukan:

Heman, Susan Alvare, Fuzy. Hartman's Nursing Assistant Care:


Long-Term Care. 2009
Herdman, T. Heather. Nursing Diagnoses: Definitions &
Classification 2012-2014 . 2011
Matzo, M. & Sherman, DW. Palliative Care Nursing : Quality Care
to the End of Life. 2011
Nursing Diagnosis: Definition and Classification North
American Nursing Diagnosis Association. 2010
Oxford Textbook of Palliative Nursing. 2010

197
AIPNI
5. Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas I

Beban Studi : 2 Sks


Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :

Fokus mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar kesehatan


dan keperawatan komunitas, program-program
kesehatan/kebijakan pemerintah dalam menanggulangi masalah
kesehatan prioritas di Indonesia, asuhan keperawatan komunitas
dan pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah
kesehatan komunitas.

Mata kuliah ini berguna dalam memahami konsep dasar


keperawatan komunitas dan berbagai area khusus dalam
keperawatan komunitas terutama terkait dengan masalah
kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia, dan memahami
mekanisme jaminan layanan keperawatan komunitas, serta
issue/kecenderungan yang terjadi; dan atau prasyarat untuk
mengikuti mata kuliah keperawatan komunitas II. Pengalaman
belajar meliputi lecture, diskusi (SGD), PjBL, pembahasan kasus
dan praktikum.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah
Keperawatan Komunitas, bila diberi data/kasus/ dihadapkan pada
situasi nyata mahasiswa memilikikemampuan :

1. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas dalam rentang


sehat-sakit.
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada
area sekolah dan kesehatan kerja tersebut dengan
menggunakan langkah proses keperawatan komunitas dan
pelaksanaannya menggunakan pembelajaran berbasis projek
Pengabdian Masyarakat.

19
AIPNI
19
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
Mata Kuliah
1. Setelah mengikuti Pengantar kesehatan komunitas dan Lecture, Case study,
kegiatan pembelajaran , konsep dasar keperawatan komunitas : SGD
mahasiswa mampu 1. Pengertian kesehatan, indikator
menjelaskan pengantar sehat, karakteristik dan perilaku sehat
kesehatan komunitas 2. Kesehatan komunitas : pengertian
komunitas, tahapan pencegahan
(tujuan dan strategi serta pelayanan
kesehatan utama)
2. Setelah mengikuti Epidemiologi dan Kependuudukan Lecture, Case study,
kegiatan pembelajaran , SGD
mahasiswa mampu
menjelaskan epidemiologi
dan kependudukan
3. Setelah mengikuti Komunitas sebagai klien : Lecture, Case study,
kegiatan pembelajaran, 1. Pengertian Keperawatan Komunitas SGD
mahasiswa mampu 2. Sejarah perkembangan
menjelaskan konsep dasar keperawatan komunitas
keperawatan komunitas 3. Prinsip Keperawatan Komunitas
4. Teori dan Model Konseptual dalam
Keperawatan Komunitas
4 Setelah mengikuti Asuhan keperawatan komunitas Lecture, Case study,
kegiatan pembelajaran, 1. Peran, Fungsi,dan Etika Perawat SGD, Project Based
mahasiswa mampu dalam Keperawatan Komunitas Learning (PjBL), Lab
merencanakan asuhan 2. Proses keperawatan komunitas skills
keperawatan komunitas 3. Standar Praktik dalam Keperawatan
20
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
Mata Kuliah
dalam rentang sehat-sakit. Komunitas
4. Program evaluasi : definisi, tujuan,
manfaat, tahapan, metode/alat
5. Proses belajar mengajar di komunitas
6. Terapi tradisional di komunitas
5 Setelah mengikuti Program-program kesehatan/ kebijakan Lecture, Case study,
kegiatan pembelajaran, dalam menanggulangi masalah SGD, Project Based
mahasiswa mampu kesehatan utama di Indonesia : Learning (PjBL), Lab
menguraikan program- 1. Konsep Pembangunan Kesehatan di skills
program Indonesia
kesehatan/kebijakan 2. Sistem Pelayanan Kesehatan dan
dalam menanggulangi Kebijakan Era Otonomi Daerah
masalah kesehatan 3. Pemberantasan penyakit menular
utama di Indonesia dan penyehatan lingkungan
pemukiman (Tuberkulosis, AIDS, ISPA,
dll.)
4. Program pembinaan kesehatan
komunitas (Gizi Masyarakat, Program
dan pengembangan kota sehat, dll.)
5. Puskesmas
6. PHN
6 Setelah mengikuti Issue dan trend dalam pelayanan Lecture, Case study,
kegiatan pembelajaran keperawatan komunitas: SGD, Project Based
mahasiswa mampu 1. Issue dan trend dalam pendidikan Learning (PjBL)
menjelaskan isu dan keperawatan komunitas
kecenderungan dalam 2. Issue dan trend dalam penelitian
20
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
Mata Kuliah
keperawatan komunitas keperawatan komunitas
3. Issue dan trend dalam keprofesian
terkait keperawatan komunitas.

20
AIPNI
Daftar Rujukan:

Ajzen, I. 2011. Behavioral interventions: Design and evaluation


guided by the theory of planned behavior. In M. M. Mark, S. I.
Donaldson, & B. C. Campbell (Eds.), Social psychology for
program and policy evaluation (pp. 74-100). New York:
Guilford.
Allender, et al. 2011. Community health nursing: promoting and
protecting the publics health, 7th edition. USA: Lippincott
Williams & Wilkins. (Ruang Baca Henderson)
Anderson & Mc Farlane. 2011. Community as Partner: Theory and
Practice in Nursing, 6th edition. USA: Lippincott Williams &
Wilkins. (Ruang Baca Henderson)
Bandura, A. (1989). Social cognitive theory. In R. Vasta (Ed.), Annals
of child development. Vol. 6. Six theories of child
development (pp. 1-60). Greenwich, CT: JAI Press.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Promosi kesehatan, komitmen
global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi menuju rakyat sehat.
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI bekerja sama
dengan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku-
FKM UI.
Ferry & Makhfudli. 2009. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Kotler dan Lee. 2007. Social marketing: influencing behavior for
good. London: SAGE Publication
Leddy, S.K. 2006. Health promotion mobilizing. Philadelphia: Davis
Company.
Lucas dan Lloyd. 2005. Health promotion evidence and experience.
London: SAGE Publications.

20
AIPNI
Notoatmojo, S. 2010. Promosi kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nies, M.A., McEwen M. 2014. Community/Public Health Nursing. 6 th
edition. Saunders: Elsevier Inc.
Ridwan, M. 2009. Promosi kesehatan dalam rangka perubahan
perilaku. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, Volume 2 Nomor
2, hal 71-80.
Pender, N. 2011. The health promotion model, manual. Retrieved
February 4, 2012, from nursing.umich.edu:
http://nursing.umich.edu/faculty-staff/nola-j-pender.
Rogers. 2003. Diffusion of Innovations. Fifth Edition. Free Press, New
York, p221
Siagian, S. 2004. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Stanhope M. & Lancaster J. 2013. Foundation of Nursing in the
Community:Community-Oriented Practice, 4th edition.
Mosby:Elsevier Inc. (Ruang Baca Henderson)
Yun, et al. 2010. The role of social support and social networks in
smoking behavior among middle and older aged people in
rural areas of South Korea: A cross-sectional study. BMC
Public Health: 10:78.

20
AIPNI
Deskripsi Mata Kuliah Semester 6

1. Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas II

Beban Studi : 3 sks (2 T, 1 P)


Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah

Fokus mata kuliah ini membahas tentang asuhan keperawatan


komunitas dan pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan
masalah kesehatan komunitas dalam konteks pelayanan kesehatan
utama dengan penekanan pada peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area
khusus dalam keperawatan komunitas, meliputi keperawatan
kesehatan sekolah, keperawatan kesehatan kerja, keperawatan di
rumah (homecare), jaminan mutu layanan keperawatan
komunitas dan isu/ kecenderungan dalam keperawatan komunitas,
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit dan pemeliharaan kesehatan.

Mata kuliah ini berguna dalam memahami berbagai area khusus


dalam keperawatan komunitas terutama terkait dengan masalah
kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia, dan memahami
mekanisme jaminan layanan keperawatan komunitas, serta
issue/kecenderungan yang terjadi; Pengalaman belajar meliputi
lecture, diskusi (SGD), PjBL, pembahasan kasus dan praktikum.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah


Keperawatan Komunitas, bila diberi data/kasus/ dihadapkan pada
situasi nyata mahasiswa memiliki kemampuan:

Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada


peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal pada
area sekolah dan kesehatan kerja tersebut dengan menggunakan
langkah proses keperawatan komunitas dan pelaksanaannya
menggunakan pembelajaran berbasis projek Pengabdian
Masyarakat.

20
AIPNI
20
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
Penunjang
1 Setelah mengikuti kegiatan 1. Review Konsep promosi kesehatan Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa 2. Program promosi kesehatan SGD
mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan
komunitas fokus pada promotif
2 Setelah mengikuti kegiatan 1. Konsep perawatan di rumah Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa 2. Program perawatan di rumah SGD, Project Based
mampu memberikan asuhan learning (PjBL)
keperawatan dirumah
3 Setelah mengikuti kegiatan 1. Konsep keperawatan kesehatan Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa sekolah SGD, Project Based
mampu memberikan asuhan 2. Asuhan keperawatan kesehatan learning (PjBL)
keperawatan pada agregat sekolah
dalam Komunitas: kesehatan 3. Program Usaha Kesehatan Sekolah
sekolah
4 Setelah mengikuti kegiatan Askep Agregat dalam Komunitas: Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa Kesehatan Anak dan Remaja SGD, Project Based
mampu memberikan asuhan learning (PjBL)
keperawatan pada agregat
dalam Komunitas: Kesehatan
Anak dan Remaja
5 Setelah mengikuti kegiatan Askep Agregat dalam Komunitas: Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa Kesehatan Wanita dan Pria SGD, Project Based
mampu memberikan asuhan learning (PjBL)
keperawatan pada agregat
20
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
Penunjang
dalam Komunitas: Kesehatan
Wanita dan Pria
6 Setelah mengikuti kegiatan Askep Agregat dalam Komunitas: Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa Kesehatan Lansia SGD, Project Based
mampu memberikan asuhan learning (PjBL), Lab
keperawatan pada agregat skills
dalam Komunitas: kesehatan
lansia
7 Setelah mengikuti kegiatan Askep Kesehatan Komunitas Populasi Mini Lecture, Case
pembelajaran mahasiswa Rentan: Penyakit Mental, Kecacatan, dan Study, SGD, Project
mampu memberikan asuhan populasi terlantar Based learning
keperawatan pada agregat (PjBL), Lab skills
dalam Komunitas: Populasi
Rentan: Penyakit Mental,
Kecacatan, dan populasi
terlantar
8 Setelah mengikuti kegiatan Askep Komunitas dengan Masalah Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa Kesehatan Populasi: Penyakit Infeksi SGD, Project Based
mampu memberikan asuhan learning (PjBL)
keperawatan pada agregat
dalam Komunitas: dengan
Masalah Kesehatan Populasi:
Penyakit Infeksi
9 Setelah mengikuti kegiatan Askep Komunitas Masalah Kesehatan Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa Populasi: Penyakit Kronik SGD, Project Based
mampu memberikan asuhan learning (PjBL)
20
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
Penunjang
keperawatan pada agregat
dalam Komunitas: Masalah
Kesehatan Populasi: Penyakit
Kronik
10 Setelah mengikuti kegiatan Terapi komplementer dalam keperawatan Lecture, Case Study,
pembelajaran mahasiswa komunitas: SGD, Project Based
mampu memberikan asuhan 5. Definisi Terapi Komplementer learning (PjBL)
keperawatan dengan 6. Jenis Jenis Terapi Komplementer
mengembangkan terapi 7. Fokus Terapi Komplementer
komplementer 8. Peran Perawat Dalam Terapi
Komplementer
9. Teknik Terapi Komplementer

20
AIPNI
Daftar Rujukan:

Anderson & Mc Farlane. 2011. Community as Partner: Theory and


Practice in Nursing, 6th edition. USA: Lippincott Williams &
Wilkins.
Ajzen, I. 2011. Behavioral interventions: Design and evaluation
guided by the theory of planned behavior. In M. M. Mark, S. I.
Donaldson, & B. C. Campbell (Eds.), Social psychology for
program and policy evaluation (pp. 74-100). New York:
Guilford.
Allender, et al. 2011. Community health nursing: promoting and
protecting the publics health, 7th edition. USA: Lippincott
Williams & Wilkins.
Bandura, A. (1989). Social cognitive theory. In R. Vasta (Ed.), Annals
of child development. Vol. 6. Six theories of child
development (pp. 1-60). Greenwich, CT: JAI Press.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Promosi kesehatan, komitmen
global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi menuju rakyat sehat.
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI bekerja sama
dengan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku-
FKM UI.
Ferry & Makhfudli. 2009. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Leddy, S.K. 2006. Health promotion mobilizing. Philadelphia: Davis
Company.
Lucas dan Lloyd. 2005. Health promotion evidence and experience.
London: SAGE Publications.
Nies, M.A., McEwen M. 2014. Community/Public Health Nursing. 6 th
edition. Saunders: Elsevier Inc.
Notoatmojo, S. 2010. Promosi kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ridwan, M. 2009. Promosi kesehatan dalam rangka perubahan
perilaku. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, Volume 2 Nomor
2, hal 71-80.
Pender, N. 2011. The health promotion model, manual. Retrieved
February 4, 2012, from nursing.umich.edu:
http://nursing.umich.edu/faculty-staff/nola-j-pender.
Yun, et al. 2010. The role of social support and social networks in
smoking behavior among middle and older aged people in
rural areas of South Korea: A cross-sectional study. BMC
Public Health: 10:78.

21
AIPNI
Rogers. 2003. Diffusion of Innovations. Fifth Edition. Free Press, New
York, p221
Siagian, S. 2004. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Stanhope M. & Lancaster J. 2013. Foundation of Nursing in the
Community:Community-Oriented Practice, 4th edition.
Mosby:Elsevier Inc.
Kotler dan Lee. 2007. Social marketing: influencing behavior for
good. London: SAGE Publication

21
AIPNI
2. Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga
Beban Studi : 4 sks (3T, 1P)
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah


Fokus mata kuliah Keperawatan Keluarga adalah pembahasan
tentang konsep keluarga, kesehatan keluarga, konsep keluarga
sejahtera, asuhan keperawatan keluarga pada tiap tahapan
perkembangan keluarga yang meliputi pasangan keluarga yang
baru menikah, keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan
balita, keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan remaja,
keluarga dewasa dan masalah-masalah keluarga yang terkait
dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Kegiatan
belajar meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah
keperawatan keluarga mahasiswa memiliki kemampuan:
1. Menjelaskan konsep keperawatan dan konsep terkait dan
penerapannya pada asuhan keperawatan keluarga
2. Melengkapi data kasus tersebut menggunakan format pengkajian
keluarga yang sesuai.
3. Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung
untuk merumuskan masalah keperawatan menggunakan format
analisa data.
4. Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5. Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan
keluarga menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6. Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan
tujuan tersebut menggunakan format yang sesuai
8. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9. Menghubungkan dampak isu tersebut pada perkembangan
keperawatan keluarga.

21
AIPNI
No Sasaran Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
1 Mampu menjelaskan 1. Konsep keluarga Mini Lecture,Case studi, SGD,
konsep tersebut 2. Konsep keluarga sejahtera Project Based learning (PjBL),
penerapannya pada 3. Konsep keperawatan keluarga Lab skills
asuhan keperawatan 4. Ruang lingkup keperawatan
keluarga keluarga
5. Trend dan isu keperawatan
keluarga
6. Proses keperawatan keluarga
7. Asuhan keperawatan Keluarga
sesuai kebutuhan tumbuh
kembang
8. Asuhan keperawatan Keluarga
dengan masalah kesehatan yang
lazim di Indonesia

2 Apabila diberi data 1. Konsep asuhan keperawatan Mini Lecture,Case study, SGD,
kasus keluarga, keluarga Project Based learning (PjBL),
mahasiswa mampu 2. Pengkajian keluarga Lab skills
melakukan asuhan 3. Perumusan masalah keperawatan
keperawatan keluarga
keluarga 4. Diagnosis keperawatan keluarga
5. Prioritas diagnosis keperawatan
21
AIPNI
keluarga
6. Perencanaan keperawatan
keluarga
7. Evaluasi keperawatan Keluarga

21
AIPNI
Daftar Rujukan:

Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of


community health nursing.Third edition. California: Appleton &
Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan
masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EGC
Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice.
Philadelphia: W.B. Saunders
Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas.
Jakarta: STIK Sint Carolus
Nies, M.A., McEwen M. (2014). Community/Public Health Nursing.
6th edition. Saunders: Elsevier Inc.
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip
dasar. Jakarta: Rieka Cipta.
Stanhope M. & Lancaster J. (2013). Foundation of Nursing in the
Community:Community-Oriented Practice, 4th edition.
Mosby:Elsevier Inc.

21
AIPNI
3. Mata kuliah: Metodologi Penelitian

Beban Studi: 4 sks (3T, 1P)


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang filsafat ilmu, konsep penelitian,
perkembangan penelitian keperawatan, proses penelitian,
dimensi penelitian, prosedur pemilihan uji hipotesis, statistk
deskriptif, uji hipotesis komparatif, uji hipotesis variabel
kategorikal, uji korelasi, proposal penelitian, etika penelitian, dan
penulisan hasil penelitian

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Metodologi Riset, bila
diberi data kasus mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan konsep dan prinsip penelitian

2. Menguraikan prosedur dan tata cara melakukan penelitian

3. Mengidentifikasi sumber-sumber masalah penelitian


keperawatan

4. Menyusun proposal penelitian dengan baik dan benar.

21
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
1 Mampu Konsep dasar penelitian keperawatan : Discovery
menjelaskan learning
1. Hakikat Ilmu pengetahuan dan penelitian
konsep dan2. Pendekatan Penelitian (Induktif Deduktif)
prinsip penelitian3. Pengertian metodologi penelitian, berfikir
dan bersikap ilmiah serta urgensi
metodologi penelitian dalam
pengembangan IPTEK
4. Perkembangan metodologi ilmu dan
penelitian
5. Mencari kebenaran
6. Definisi penelitian
7. Klasifikasi Penelitian
8. Karakteristik penelitian
9. Kegunaan penelitian
2. Mampu 1. Jenis penelitian Lecture
menguraikan 2. Langkah-langkah penelitian
prosedur dan tata 3. Ruang lingkup penelitian keperawatan
cara melakukan
penelitian
3. Mengidentifikasi Perumusan masalah dan tinjauan pustaka: Contextual
sumber-sumber 1. Identifikasi topik penelitian Instruction (CI)
masalah 2. Sumber penemuan masalah penelitian
penelitian 3. Identifikasi masalah
keperawatan 4. Tipe masalah penelitian
5. Kriteria masalah
6. Karakteristik permasalahan
7. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam 21
AIPNI penentuan permasalahan
8. Tinjauan pustakata atau survei literature
9. Perumusan masalah
Kerangka teoritis dan penyusunan hipotesis: lecture
21
AIPNI
Daftar Rujukan:

Grove, S.K., Gray J.R., Burns, N. 2014. Understanding Nursing


Research: Building an Evidence-Based Practice. 6 th. edition.
Saunders: Elseiver Inc
Lwanga. S.K, Lemeshow. S., 1991. Sample Size Determination in
Health Studies, WHO. Genewa
Polit. D.F., Bect. C.T., 2010. Essentials of Nursing Research:
Appraising Evidence for Nursing Practice, 6th edition. Lippincott
William and Wilkins
The International Council of Nurses. 2010. Improving Health
Through Nursing Research, 1th. Edition, A. John Wiley & Sons.
Ltd. Publication.
Tench, M.R., Taylor,B., Kermode, S., Robert, K.,2011. Research in
Nursing; Evidence for Best Practice. 4 th edition. Cengage
Learning.

21
AIPNI
22
AIPNI
4. Mata kuliah: Bahasa Inggris

Beban Studi: 2 sks


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :

Mata kuliah ini membahas tentang integrasi empat kemampuan


dasar berbahasa Inggris yaitu berbicara, mendengarkan,
membaca, dan menulis termasuk aspek-aspek tata-bahasa dan
kosakata kedalam ruang lingkup pelayanan dan pekerjaan
keperawatan baik dalam praktik klinik/komunitas maupun pada
pembelajaran di kelas dan/atau di laboratorium. Pada tahap
lanjut, mata kuliah ini mempersiapkan mahasiswa untuk bisa
mendapatkan nilai skor TOEFL/IELTS yang memadai untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja
di luar negeri.

Capaian Pembelajaran:

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris, bila


diberi data, mahasiswa mampu :
1. Membaca dan menjelaskan instruksi medis dan/atau tim
kesehatan terkait catatan medis pasien dalam bahasa
Inggris
2. Mengidentifikasi perintah/instruksi dalam percakapan
bahasa Inggris di kelas atau simulasi seting pelayanan
kesehatan
3. Menulis/mendokumentasikan laporan kegiatan asuhan
keperawatan yang diberikan ke pasien
4. Berkomunikasi bahasa Inggris aktif dalam pembelajaran di
kelas dan dalam simulasi pelayanan kesehatan

22
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Membaca dan menjelaskan 1. Pengantar bahasa Inggris untuk SGD, Role play,
catatan medis dan/atau tim profesi kesehatan presentasi
kesehatan terkait catatan 2. Review anatomi dan fisiologi manusia
medis pasien dalam bahasa 3. Berfikir kritis
Inggris 4. Catatan medis (medical record)
pasien

2 Mengidentifikasi 1. Lingkungan rumah sakit dan Problem based


perintah/instruksi dalam pelayanan kesehatan lainnya learning, SGD, Role
percakapan bahasa Inggris 2. Sistem pencatatan dan pelaporan Play
di kelas atau simulasi seting kesehatan
pelayanan kesehatan 3. Nursing Skills

3 Menulis/mendokumentasikan 1. Sistem pencatatan dan pelaporan Minilecture, Case


dalam bahasa Inggris kesehatan Study,
kegiatan asuhan 2. Pengkajian keperawatan pada pasien
keperawatan yang diberikan dan keluarga
ke pasien 3. Intervensi keperawatan
4. Dokumentasi asuhan keperawatan

4 Berkomunikasi bahasa 1. Pengantar bahasa Inggris untuk Case study, Role play,
Inggris aktif dalam profesi kesehatan Collaborative
pembelajaran di kelas dan 2. Anatomi dan fisiologi manusia Learning
dalam simulasi pelayanan 3. Berfikir kritis
22
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
kesehatan 4. Lingkungan rumah sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya
5. Sistem pencatatan dan pelaporan
kesehatan
6. Pengkajian keperawatan pada pasien
dan keluarga
7. Intervensi keperawatan
8. Dokumentasi asuhan keperawatan
9. Kerjasama tim dalam pelayanan
kesehatan

22
AIPNI
Daftar Rujukan:

Allum, Virginia &McGarr, Patricia. 2010. Cambridge English for


Nursing: Pre-intermediate. Cambridge University Press.
Grace, Tony, 2007. Oxford English for Careers: Nursing1. Oxford
University Press
Human Anatomy and Physiology: Incredible easy, 2010. Medical
Surgical Nursing
Medical and Nursing Dictionary
NANDA, 2006, Nursing Diagnosis, Lippincott-William Wilkins
Oxford English Dictionary
Oxford English Thesaurus
Potter & Perry. 2009, Fundamentals of Nursing, 7th edition. Evolve
resources for educators at evolve.elsevier.com (request access
permission from Elsevier Singapore)
Weller B.F. (2013). Kamus Keperawatan Baillire. Edisi Bahasa
Inggris-Indonesia 25. Baillire Tindall: Elsevier (Singapore) Pte
Ltd.

22
AIPNI
5. Mata kuliah: Keperawatan Gawat Darurat

Beban Studi: 4 sks (3T, 1P)


Prasyarat: Keperawatan Klinik (KMB, Keperawatan Anak,
Keperawatan
Maternitas, Ilmu Keperawatan Jiwa)

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :

Mata kuliah ini membahas tentang konsep dan perencanaan


asuhan keperawatan yang etis, legal dan peka budaya pada klien
yang mempunyai masalah actual dan resiko yang terjadi secara
mendadak atau tidak dapat diperkirakan dan tanpa atau disertai
kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan, serta kondisi
klien yang mengalami kritis dan mengancam kehidupan.
Perencanaan asuhan keperawatan dikembangkan sedemikian
rupa sehingga diharapkan mampu mencegah atau mengurangi
kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi.

Capaian pembelajaran mata kuliah:

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan gawat


darurat, setelah diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu:
1. Menerapkan filosofi, konsep holistic dan proses keperawatan
kegawat daruratan

2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus


kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait
gangguanberbagai sistem pada individu dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus
kegawatan, kedaruratan, kegawat daruratan terkait gangguan
berbagai sistem pada individu dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
4. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan
keperawatan dalam mengatasi masalah yang berhubungan
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait
berbagai sistem
5. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada
individu dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat
daruratan terkait berbagai sistem dengan memperhatikan
aspek legal dan etis

22
AIPNI
6. Melaksanakan fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus
kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait
berbagai sistem
7. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kegawat
daruratan sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir
kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif.

22
AIPNI
No Capaian pembelajaran mata Pokok Bahasan Metoda
kuliah
1 Menerapkan filosofi, konsep Konsep keperawatan gawat darurat Mini Lecture, Case
holistic dan proses keperawatan Peran dan fungsi perawat gawat study, SGD
kegawat daruratan darurat
Proses keperawatan pada area
keperawatan gawat darurat
Efek kondisi kegawat daruratan
terhadap pasien dan keluarga
Pengkajian primer dan sekunder
Triage
Isu End of life di keperawatan gawat
darurat
Mekanisme trauma
2 Melakukan simulasi asuhan Patofisiologi, farmakologi dan terapi Mini Lecture, Case
keperawatan dengan kasus diet pada gangguan berbagai sistem study, SGD,
kegawatan, kedaruratan dan (Syok, trauma dada, infark Project Based
kegawat daruratan terkait Learning (PjBL),
miokardium, trauma kepala, trauma
gangguanberbagai sistem pada Lab skills,
individu dengan memperhatikan abdomen, trauma muskuloskeletal, mapping based
aspek legal dan etis. kegawatan obstetri, kegawatan learning
psikiatrik, overdosis dan keracunan
obat)
Asuhan keperawatan kegawat
daruratan (pengkajian, analisa data,
diagnosis keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi secara

22
AIPNI
No Capaian pembelajaran mata Pokok Bahasan Metoda
kuliah
komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual) pada berbagai sistem

3 Melakukan simulasi pendidikan Upaya-upaya pencegahan primer, Mini Lecture, Case


kesehatan dengan kasus sekunder, dan tersier pada masalah study, SGD,
kegawatan, kedaruratan dan pada kasus kegawatdaruratan Project Based
kegawat daruratan terkait multi berbagai system Learning (PjBL),
sistem pada individu dengan Persiapan, pelaksanaan dan paska Lab skills
berbagai tingkat usia dengan pemeriksaan diagnostik dan
memperhatikan aspek legal dan laboratorium pada kegawatdaruratan
etis berbagai system

4 Mengintegrasikan hasil-hasil Hasil-hasil penelitian terkait pada Telaah jurnal, Case


penelitian kedalam asuhan masalah pada kasus kegawatdaruratan study, SGD
keperawatan dalam mengatasi berbagai system
masalah yang berhubungan Trend dan issue terkait kasus
dengan kegawatan, kedaruratan kegawatdaruratan berbagai system
dan kegawat daruratan terkait Evidence based practice dalam
berbagai sistem penatalaksanaan kasus
kegawatdaruratan berbagai system
5 Melakukan simulasi pengelolaan Manajemen pada kasus Case study, SGD,
asuhan keperawatan pada kegawatdaruratan berbagai sistem Problem Based
individu dengan kegawatan, learning (PjBL)
kedaruratan dan kegawat
daruratan terkait berbagai sistem

22
AIPNI
No Capaian pembelajaran mata Pokok Bahasan Metoda
kuliah
dengan memperhatikan aspek
legal dan etis
6 Melaksanakan fungsi advokasi Peran dan fungsi perawat Case study, SGD,
dan komunikasi pada kasus Fungsi advokasi pada kasus Problem Based
kegawatan, kedaruratan dan kegawatdaruratan berbagai sistem learning (PjBL)
kegawat daruratan terkait
berbagai sistem
7. Mendemonstrasikan intervensi Prosedur Keperawatan pada Lab skills
keperawatan pada kegawat kegawatan, kedaruratan dan kegawat
daruratan sesuai dengan standar daruratan
yang berlaku dengan berfikir 1. Pengkajian kegawatan, kedaruratan
kreatif dan inovatif sehingga dan kegawat daruratan
menghasilkan pelayanan yang 2. Triase
efisien dan efektif. 3. Pembidaian
4. Pembebasan jalan nafas dan control
servikal
5. Needle decompression dan
occlusive dressing
6. BCLS

22
AIPNI
Daftar Rujukan:

Emergency Nurses Association. (2013). Sheehys Manual of


Emergency Nursing: Principles and Practice. 7th ed. Mosby:
Elsevier Inc
Proehl, Jean. A. (2009). Emergency Nursing Procedures E-book.
Saunders: Elsevier Inc
Emergency Nursing Association. (2008). Emergency Nursing Core
Curriculum (6 Eds). Saunders: Elsevier Inc.
Tscheschlog, B. A. & Jauch, A. (2014). Emergency nursing made
incredibly easy. Wolter Kluwers
Schumacher, L. & Chernecky, C. C. (2009).Saunders Nursing
Survival Guide: Critical Care & Emergency Nursing, 2e. Saunders:
Elsevier Inc.

23
AIPNI
Semester 7:

1. Mata kuliah: Keperawatan Kritis

Beban Studi: 3 sks (2T, 1P)


Prasyarat: Keperawatan Klinik (KMB, Keperawatan Anak,
Keperawatan
Maternitas, Ilmu Keperawatan Jiwa)

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep dan perencanaan
asuhan keperawatan yang etis, legal dan peka budaya pada klien
yang mengalami kritis dan mengancam kehidupan. Perencanaan
asuhan keperawatan dikembangkan sedemikian rupa sehingga
diharapkan mampu mencegah atau mengurangi kematian atau
kecacatan yang mungkin terjadi.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Bila diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu:
1. Menerapkan filosofi, konsep holistic dan proses keperawatan
kritis

2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kritis


terkait gangguanberbagai sistem pada individu dengan
memperhatikan aspek legal dan etis

3. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kritis


terkait gangguan berbagai sistem pada individu dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.

4. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan


keperawatan dalam mengatasi masalah yang berhubungan
dengan kasus kritis terkait berbagai sistem

5. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada


individu dengan kasus kritis terkait berbagai sistem dengan
memperhatikan aspek legal dan etis

6. Melaksanakan fungsi advokasi dan komunikasi pada kasus


kritis terkait berbagai sistem

7. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus kritis


sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan

23
AIPNI
inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif

23
AIPNI
No Capaian pembelajaran mata Pokok Bahasan Metoda
kuliah
1 Menerapkan filosofi, konsep Konsep keperawatan kritis Mini Lecture, Case
holistic dan proses Peran dan fungsi perawat kritis study, SGD
keperawatan kritis Proses keperawatan pada area
keperawatan kritis
Efek kondisi kritis terhadap pasien
dan keluarga
Isu End of life di keperawatan kritis
Psikososial aspek dari keperawatan
kritis
2 Melakukan simulasi asuhan Patofisiologi, farmakologi dan terapi Mini Lecture, Case
keperawatan dengan kasus diet pada kasus kritis dengan study, SGD, Project
kritis terkait gangguan gangguan berbagai sistem Based Learning (PjBL),
berbagai sistem pada individu Lab skills, mapping
Asuhan keperawatan kritis
dengan memperhatikan aspek based learning
(pengkajian, analisa data, diagnosis
legal dan etis
keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi secara
komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual) pada berbagai sistem
3 Melakukan simulasi pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan Mini Lecture, Case
kesehatan dengan kasus kritis tersier pada masalah pada kasus kritis study, SGD, Project
terkait gangguan berbagai berbagai sistem Based Learning (PjBL),
sistem pada individu dengan Lab skills
memperhatikan aspek legal
dan etis
4 Mengintegrasikan hasil-hasil Hasil-hasil penelitian terkait pada Telaah jurnal, Case
23
AIPNI
No Capaian pembelajaran mata Pokok Bahasan Metoda
kuliah
penelitian kedalam asuhan masalah pada kasus kritis berbagai study, SGD
keperawatan dalam mengatasi system
masalah yang berhubungan Trend dan issue terkait masalah pada
dengan kasus kritis terkait kasus kritis berbagai system
berbagaisistem Evidence based practice dalam
penatalaksanaan masalah pada kasus
kritis berbagai system
5 Melakukan simulasi Manajemen pada kasus kritis Case study, SGD
pengelolaan asuhan berbagai sistem
keperawatan pada individu
dengan kasus kritis terkait
berbagai sistem dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
6 Melaksanakan fungsi advokasi Peran dan fungsi perawat Case study, SGD,
pada kasus kritis terkait Fungsi advokasi pada kasus kritis Problem Based learning
berbagai sistem terkait berbagai sistem (PBL)
7 Mendemonstrasikan intervensi 1. Prinsip-prinsip penatalaksanaan Lab skills
keperawatan pada kasus kritis ventilasi mekanik
sesuai dengan standar yang 2. Indikasi dan efeksamping
berlaku dengan berfikir kreatif penggunaan ventilator mekanik
dan inovatif sehingga 3. Perawatan pasien dengan
menghasilkan pelayanan yang menggunakan ventilator mekanik
efisien dan efektif

23
AIPNI
23
AIPNI
Daftar Rujukan:

AACN, Alspach, J. G. (2006). AACN Core Curriculum for Critical Care


Nursing, 6th Ed. Saunders: Elsevier Inc.
Bench, S & Brown, K. (2011). Critical Care Nursing: Learning from
Practice. Iowa: Blackwell Publishing
Burns, S. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing, Third
Edition (Chulay, AACN Essentials of Critical Care Nursing). Mc
Graw Hill
Comer. S. (2005). Delmars Critical Care Nursing Care Plans. 2nd ed.
Clifton Park: Thomson Delmar Learning
Elliott, D., Aitken, L. & Chaboyer, C. (2012). ACCCNs Critical Care
Nursing, 2nd ed. Mosby: Elsevier Australia
Porte, W. (2008). Critical Care Nursing Handbook. Sudburry: Jones
and Bartlett Publishers
Schumacher, L. & Chernecky, C. C. (2009).Saunders Nursing
Survival Guide: Critical Care & Emergency Nursing, 2e.
Saunders: Elsevier Inc.
Urden, L.D., Stacy, K. M. & Lough, M. E. (2014). Critical care Nursing:
diagnosis and Management. 7th ed. Mosby: Elsevier Inc.

23
AIPNI
2. Mata Kuliah : Biostatistik

BebanStudi : 2 sks (1 T, 1 P)
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini berfokus pada pemahaman tentangprinsip-prinsip


statistik, tingkat-tingkat pengukuran, penyajian grafis, ukuran
deskriptif dari ringkasan statistik, disperse dan asosiasi statistika
inferensial, tes hipotesa dan aplikasi dalam menafsirkan literatur
riset keperawatan.

Capaian Pembelajaran Mata kuliah:

1. Bila diberi satu set data siap olah, mahasiswa mampu


menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel, diagram, grafik
sesuai data yang telah dikatagorikan .
2. Bila diberi satu set data siap olah, mahasiswa mampu
menetapkan ada tidaknya hubungan antara dua variabel
dengan menggunakan uji statistik bivariat sesuai dengan jenis
data yang telah dikategorikan .

23
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok bahasan Metoda
kuliah:

1. Bila diberi satu set data siap Statistik Deskriptif: Ceramah


olah, mahasiswa mampu Pengertian statistik, Tanya Jawab
menyajikan data tersebut pengertian data & variabel Tugas Baca
dalam bentuk tabel, diagram, Jenis data & skala Tugas mandiri
grafik sesuai data yang telah pengukuran Diskusi Kelompok
dikatagorikan . Perbedaan statistik
deskriptif dengan inferensial
Penyajian data:
Tujuan, prinsip, dan
penyajian data
Bentuk penyajian data
kuantitaif dan kualitatif
Tabel frekuensi, distribusi
frekuensi, distribusi normal
2. Bila diberi satu set data siap Tendensi sentral:
olah, mahasiswa mampu Ukuran tengah (mean,
menetapkan ada tidaknya median, mode)
hubungan antara dua variabel Ukuran variasi (range,
dengan menggunakan uji interquartil, varian, SD,
23
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok bahasan Metoda
kuliah:

statistik bivariat sesuai dengan COV)


jenis data yang telah Ukuran posisi (quartil,
dikategorikan persentil, desil)
Probabilitas:
Permutasi kombinasi
Distribusi
probabilitas:
Distribusinormal
Distribusi binomial
Distribusi sampling:
Pengertian
populasi,sampel dan
distribusi sampling
Pengertian standar erorr
Sentral Limit Theorem
Estimasi:
Pengertian estimasi
Estimasi titik dan selang
Estimasi rata-rata &
proporsi
Statistik inferensial:
Pengertian, konsep statistik
inferensial, hubungan
statistik deskriptif dan
inferensial
23
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok bahasan Metoda
kuliah:

Langkah-langkah pengujian
hipotesis

Uji beda satu mean: uji t, uji


z:
Konsep uji hipotesis
perbedaan 1 mean dan 2
mean
Aplikasi uji hipotesis
perbedaan 1 mean dan 2
mean
Uji beda proporsi:
Konsep uji hipotesis beda
proporsi
Uji 1 proporsi uji z
Uji beda > dari 2 proporsi:
Konsep uji Chi square
Aplikasi uji Chi square untuk
uji asosiasi, uji homogenitas,
uji kesesuaian

24
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Mata Pokok bahasan Metoda
kuliah:

Korelasi:
Korelasi Pearson
Korelasi Spearman

24
AIPNI
Daftar Rujukan

Sabri, L & Hastono, S.P.,(2007). Statistik kesehatan.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kuzma. J. W., (1984). Basic statistical for health sciences.
California : MayfieldPublishing Company
Moore, D, S., (2000). The Basic practice of statistics. New
York: W.H. Freeman andCompany
Salkind, N.J. (2000). Statistics for people who hate
statistics. USA: Sage Publications Inc

242
3. Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik

Beban Studi : 4 sks (3 T, 1 P)


Prasyarat :-

Deskripsi Mata Kuliah :

Fokus mata ajar keperawatan gerontik adalah


membahas konsep dasar keperawatan gerontik,
berbagai teori keperawatan gerontik dan asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar
lansia. Penerapannya pada asuhan keperawatan
gerontik melingkupi pembahasan mengenai kebutuhan
bio, psiko, social dan spiritual pada lanjut usia dengan
sasaran individu, keluarga dan kelompok/komunitas.
Pembahasan mata ajar ini meliputi teori dan praktikum
laboratorium dalam pemenuhan kebutuhan klien lanjut
usia dengan gangguan bio, psiko, social dan spiritual.
Proses pembelajaran mata kuliah gerontik ini diarahkan
agar mahasiswa memperoleh kemampuan dalam
melakukan asuhan keperawatan yang meliputi
melakukan pengkajian, menentukan diagnosa yang
sesuai, merencanakan intervensi keperawatan,
melakukan tindakan keperawatan di laboratorium dan
melakukan evaluasi dan dokumentasi pada berbagai
contoh kasus gangguan kebutuhan dasar lansia. Proses
pembelajaran pada mata ajar ini dilakukan melalui teori
dengan pendekatan Student Center Learning (SCL) dan
praktikum laboratorium kampus.
Capaian Pembelajaran Terminal
Bila diberi contoh kasus keperawatan lanjut usia di
rumah sakit, panti wredha dan keluarga dengan

243
gangguan bio, psiko, social dan spiritual,mahasiswa
mampu menyusun asuhan keperawatan individu,
keluarga, dan kelompok/ komunitas sesuai dengan
konsep dan prinsip keperawatan gerontik
Capaian Pembelajaran Penunjang

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata


kuliah keperawatan gerontik mahasiswa akan mampu :

1. Bila diberi pertanyaan pemicu dan bahan bacaan,


mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan teori
menua yang digunakan dalam keperawatan gerontik
dengan tepat

2. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan strategi


komunikasi terapeutik sesuai dengan masalah dan
kondisi perkembangan lanjut usia

3. Bila diberi data kasus lansia (individu, keluarga,


kelompok) dengan masalah bio, psiko, sosial dan
spiritual, mahasiswa mampu menyusun asuhan
keperawatan (pengkajian, analisis data, merumuskan
dua diagnosis dan merencanakan intervensi
keperawatan) sesuai dengan standar NANDA.

244
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1 Bila diberi pertanyaan pemicu 1. Konsep dasar keperawatan gerontik Mini Lecture,Case
dan bahan bacaan, mahasiswa 2. Teori-teori penuaan studi, SGD,
3. Perubahan bio-psiko-sosial-spiritual-kultural Project Based
mampu menjelaskan konsep
yang lazim terjadi pada proses menua learning (PjBL),
dan teori menua yang 4. Program nasional kesehatan lansia Lab skills
digunakan dalam keperawatan 5. Isu-isu, strategi dan kegiatan untuk promosi
kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
gerontik dengan tepat
dukungan terhadap orang yang terlibat
merawat lansia.
2 Mahasiswa mampu 1. Komunikasi dengan lansia Mini Lecture,Case
mendemonstrasikan strategi studi, SGD,
2. Komunikasi dengan kelompok keluarga dengan Project Based
komunikasi terapeutik sesuai lansia learning (PjBL),
dengan masalah dan kondisi 3. Masalah yang umum terjadi pada lansia dengan Lab skills
perkembangan lanjut usia masalah komunikasi
4. Perumusan diagnosis keperawatan pada lansia
dengan masalah komunikasi
5. Perencanaan tindakan keperawatan pada lansia
dengan masalah komunikasi
3 Bila diberi data kasus lansia 1. Asuhan Keperawatan (pengkajian, analisis data, Mini Lecture,Case
(individu, keluarga, kelompok) diagnosis keperawatan, intervensi) pada lansia study, SGD,
dengan perubahan fisiologis Project Based
dengan bio, psiko, sosial dan
2. Asuhan Keperawatan (pengkajian, analisis data, learning (PjBL),
spiritual, mahasiswa mampu diagnosis keperawatan, intervensi) pada lansia Lab skills
menyusun asuhan keperawatan dengan perubahan psiko, sosial, dan spiritual
pada lansia
(pengkajian, analisis data,

245
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
merumuskan dua diagnosis dan
merencanakan intervensi
keperawatan) sesuai dengan
standar NANDA

246
Daftar Rujukan

Meiner S.E. (2015). Gerontologic Nursing. Mosby: Elsevier Inc. (Wajib)


Black, JM., Matassin E. (2002). Medical surgicalnursing,
clinicalmanagement for continuity of care. JB. Lipincott.co
Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan
Maternitas (2-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Mosby: Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
Craven, R.F., Hirnle, C.J. (2007). Fundamental of nursing: Human health
and function. Fifth edition. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins
Chenitz, W.C, Stone, J.T., Salisbury, S.A. (1991). Clinical Gerontological
Nursing: a guide to advanced practice. Philadelphia: WB
Saunders. (dianjurkan)
Touhy, T., Jett, K. (2016). Ebersole & Hess Toward Healthy Aging. 10th
edition. Mosby: Elsevier Inc. (Wajib).
Kozier, B., Erb, G., Berman, A.J. & Snyder (2004). Fundamental nursing:
Concepts, process, and practice. Seventh edition. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Matteson, MA. And Mc Connel, E.S (1988). Gerontological Nursing:
concept and practice. Philadelphia: WB Saunders. (dianjurkan).
Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older adults: theory and
practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin. (wajib)
Miller, C. A. (2005). Nursing care of older adults : theory and practice.
Philadelphia: JB. Lippincot.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vot set).
Edisi Bahasa Indonesia 7. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Roach, S. (2006). Introductory Gerontological Nursing. Philadelphia
:Lippincot.
Sherwood, L. (2004). Human physiology: From cells to systems,
(5thed.). Ch 31, pp 459-509. California: Thomson Learning.
Stanhope M. & Lancaster J. (2013). Foundation of Nursing in the
Community: Community-Oriented Practice, 4th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Stanhope M. & Lancaster J. (2016). Public Health Nursing, 9th edition.
Mosby: Elsevier Inc.
Stanley, M. & Beare, P.G. (1999). Gerontological nursing: a health
promotion/ protection approch. 2nd ed. Philadephia: F. A. Davis
Company
Nanda International. (2009). Nursing diagnoses: definition &
classification 2009-2011. United Kingdom: Blackwell Publishing.
Bulechek G.M., Butcher H.K., Dochterman J.M., Wagner C. (2013).
Nursing Interventions Classifications (NIC). 6th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013). Nursing
Outcomes Classifications (NOC): Measurement of Health
Outcomes. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.

24
AIPNI
4. Mata kuliah: Keperawatan Bencana

Beban Studi: 2 sks (2T)


Prasyarat: Keperawatan Klinik (KMB, Anak, Maternitas, Jiwa, Gadar,
Kritis), Keperawatan Komunitas

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep, jenis, klasifikasi, dan
karakteristik bencana, dampak bencana terhadap kesehatan, prinsip
penanggulangan kedaruratan bencana, persiapan bencana, penilaian
sistematis, tindakan-tindakan keperawatan selama fase bencana,
perawatan psikososial dan spiritual bagi korban bencana, perawatan
bagi populasi rentan, aspek etik dan legal pada bencana, perlindungan
bagi petugas, pendekatan interdisiplin, pemulihan pasca bencana, dan
penerapan evidence based practice dalam keperawatan bencana.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan
berfikir kritis, sistematis, dan komprehensif dalam mengaplikasikan
konsep keperawatan bencana dengan pendekatan holistik, etis, dan
peka budaya.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Setelah menyelesaikan pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa akan
mampu:
1. Menjelaskan sistem penanggulangan bencana terpadu yang
terintegrasi pada sistem pelayanan kesehatan secara komprehensif
dan sistematis
2. Melakukan simulasi penilaian secara cepat, tepat, dan sistematis
pada keadaan sebelum, saat, dan setelah bencana
3. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan pencegahan dan
penanggulangan bencana dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip
dan teori pembelajaran orang dewasa
4. Mendemonstrasikan pertolongan korban bencana dan
penanggulangan bencana dengan memperhatikan keselamatan
korban dan petugas, keselamatan dan keamanan lingkungan
5. Melakukan simulasi perencanaan penanggulangan bencana di
berbagai area pelayanan kesehatan dan non pelayanan kesehatan
dengan pendekatan interdisiplin serta menerapkan aspek etik, legal,
dan peka budaya

24
AIPNI
24
AIPNI
No Capaian pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
mata kuliah
1 Menjelaskan sistem 1. Pengantar keperawatan bencana Mini Lecture, Case
penanggulangan bencana 2. Dampak bencana terhadap kesehatan study, SGD
terpadu yang terintegrasi 3. Sistem penanggulangan bencana terpadu
pada sistem pelayanan 4. Sistem pelayanan kesehatan
kesehatan secara 5. Aspek etik dan legal dalam keperawatan bencana
komprehensif dan sistematis 6. Perencanaan penanggulangan bencana
7. Pengembangan dan perencanaan kebijakan

2 Melakukan simulasi 1. Konsep dan model-model Triase bencana Case study, SGD
penilaian secara cepat, 2. Berfikir kritis dan sistematis
tepat, dan sistematis pada 3. Penilaian sistematis sebelum, saat, dan setelah
keadaan sebelum, saat, dan bencana pada korban, survivor, populasi rentan,
setelah bencana dan berbasis komunitas
4. Surveilen bencana
5. Dokumentasi dan pelaporan hasil penilaian
bencana

3 Melakukan simulasi 1. Persiapan dan mitigasi bencana Mini lecture, Role


pendidikan kesehatan 2. Aplikasi pendidikan kesehatan dalam pencegahan Play, SGD, Project
tentang pencegahan dan dan penanggulangan dampak buruk bencana Based Learning
penanggulangan dampak 3. Pemberdayaan masyarakat (PjBL)
buruk bencana (mitigasi 4. Pendidikan dan kesiapsiagaan
bencana) dengan 5. Evidence based practice pada keperawatan
mengintegrasikan prinsip- bencana
prinsip dan teori
25
AIPNI
pembelajaran orang dewasa

4 Mendemonstrasikan 1. Pengelolaan kegawatdaruratan bencana (4 Cs: Case study, Role


pertolongan korban bencana Command, Control, Coordination and Play, Demontrasi
dan penanggulangan Communication)
bencana dengan 2. Perawatan terhadapa individu dan komunitas
memperhatikan 3. Perawatan psikososial dan spiritual pada korban
keselamatan korban dan bencana
petugas, keselamatan dan 4. Perawatan untuk populasi rentan (lansia, wanita
keamanan lingkungan, dan hamil, anak-anak, orang dengan penyakit kronis,
pendekatan interdisiplin disabilitas, sakit mental)
5. Pemenuhan kebutuhan jangka panjang

5 Melakukan simulasi 1. Aplikasi pengelolaan penanggulangan bencana Mini Lecture, Case


perencanaan dengan pendekatan komprehensif pada setiap fase study, Project Based
penanggulangan bencana di (Prevention, Learning (PjBL),
berbagai area (pelayanan Mitigation,Planning/Response/Recovery) Simulasi
kesehatan dan non 2. Pengurangan resiko, pencegahan penyakit dan
pelayanan kesehatan) promosi kesehatan
dengan pendekatan 3. Komunikasi dan penyebaran informasi
interdisiplin 4. Perawatan psikososial dan spiritual pada korban
bencana
5. Perawatan untuk populasi rentan (lansia, wanita
hamil, anak-anak, orang dengan penyakit kronis,
disabilitas, sakit mental)
6. Perlindungan dan perawatan bagi petugas dan
caregiver
25
AIPNI
7. Kerjasama tim inter dan multidisiplin
8. Pemberdayaan masyarakat

25
AIPNI
Daftar Rujukan:
Adelman, D.S, and Legg, T.J. (2008). Disaster Nursing: A Handbook
for Practice. New York: Jones & Bartlett Learning
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia
(www.bnpb.go.id)
Emergency Nurses Association, Hammond B.B., Zimmermann P.G.
(2013). Sheehys Manual of Emergency Nursing: Principles and
Practice. 7th ed. Mosby: Elsevier Inc
Emergency Nursing Association. (2008). Emergency Nursing Core
Curriculum. 6th ed. Saunders: Elsevier Inc.
Veenema, T.G. (2013). Disaster Nursing and Emergency
Preparedness For Chemical, Biological, and Radiological
Terrorism and Other Hazards 3 ed. New York: Springer Publishing
Company, LLC
WHO western pacific region & International council of nurses.
(2009). ICN framework on disaster nursing competencies.
Geneva: ICN

253
AIPNI
254
AIPNI
5. Mata kuliah : Praktik Klinik Keperawatan Medikal
Bedah
Beban Studi : 3 SKS (3 PL)
Prasyarat : IDK I, IDK II, KD I, KD II, KMB I, KMB II, KMB III

Deskripsi Mata Kuliah :

Mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah merupakan


satu kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang memiliki fokus
pada penerapan asuhan keperawatan yang diajarkan pada mata
ajar Keperawatan Dewasa (KD). Fokus mata kuliah ini adalah pada
pemenuhan kebutuhan klien dewasa dengan gangguan pada
sistem pernafasan, kardiovaskuler, hematologi, endokrin, imun,
pencernaan dan perkemihan, muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan. Penerapan asuhan keperawatan
pada Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah ini ditekankan
pada kemampuan membangun jiwa profesionalisme mahasiswa,
belajar reflektif (reflective learning) dan kemampuan dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pemberian asuhan
keperawatan meliputi membina hubungan terapeutik dengan
klien, melakukan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis
keperawatan yang sesuai dengan kasus, melakukan tindakan
keperawatan dengan pendekatan tindakan sederhana ke
kompleks, dan melakukan evaluasi yang sesuai dengan rencana
tindakan. Proses pembelajaran dilakukan melalui praktik klinik di
Rumah Sakit, diskusi kasus, presentasi kasus, dan belajar mandiri.

Capaian pembelajaran mata kuliah:


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran praktik klinik
keperawatan medikal bedah:
1. Bila diberi data pasien dewasa dengan gangguan pada sistem
pernafasan, kardiovaskuler, hematologi, endokrin, imun,
pencernaan dan perkemihan, muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan, peserta didik mampu
menyusun rencana keperawatan yang sesuai dengan format
proses keperawatan dan konsep-konsep dasar keilmuan
255
AIPNI
2. Bila diberi pasien dewasa dengan gangguan pada sistem
pernafasan, kardiovaskuler, hematologi, endokrin, imun,
pencernaan dan perkemihan, muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan, peserta didik mampu
mendemonstrasikan dan mengevaluasi tindakan-tindakan
keperawatan berupa prosedur keterampilan keperawatan
sesuai dengan format prosedur.

256
AIPNI
No Capaian pembelajaran mata Pokok Bahasan Metoda
kuliah
1 Bila diberi data pasien dewasa Asuhan keperawatan pada pasien Pre dan post
dengan gangguan pada sistem dewasa dengan gangguan pada conference
pernafasan, kardiovaskuler, sistem pernafasan, Bed Site Teaching
Tutorial individual
hematologi, endokrin, imun, kardiovaskuler, hematologi,
yang diberikan
pencernaan dan perkemihan, endokrin, imun, pencernaan dan preceptor
muskuloskeletal, integumen, perkemihan, muskuloskeletal, Diskusi kasus
persepsi sensori dan integumen, persepsi sensori dan
persarafan, peserta didik persarafan,
mampu menyusun rencana Penerapan evidence based
keperawatan yang sesuai practice pada berbagai kasus
dengan format proses pasien dewasa
keperawatan dan konsep- Persiapan, pelaksanaan dan
konsep dasar keilmuan paska pemeriksaan diagnostik
dan laboratorium
Pendidikan kesehatan pada
berbagai kasus pasien dewasa
2 Bila diberi pasien dewasa Fokus pada observasi dan di Pre dan post
dengan gangguan pada sistem bawah pengawasan conference
pernafasan, kardiovaskuler, pembimbing pada tindakan: Bed Site Teaching
Tutorial individual
hematologi, endokrin, imun, Pemasangan, perawatan, dan
yang diberikan
pencernaan dan perkemihan, lepas infuse; Terapi intra vena; preceptor
muskuloskeletal, integumen, balans cairan; EKG; Diskusi kasus
persepsi sensori dan Nebulisasi/inhalasi; Fisioterapi
257
AIPNI
No Capaian pembelajaran mata Pokok Bahasan Metoda
kuliah
persarafan, peserta didik dada/ postural drainage;
mampu mendemonstrasikan Suctioning; Terapi O2
dan mengevaluasi tindakan- Perawatan WSD; AGD/Analisa
tindakan keperawatan berupa Gas Darah; Perawatan
prosedur keterampilan Trakheostomi; Tourniquet test;
keperawatan sesuai dengan Transfusi
format prosedur.

Pemeriksaan GDS; Injeksi sub


kutan (dalam pemberian
insulin); Pemasangan
Nasogastric Tube (NGT); Bilas
lambung (gastric Lavage);
Menentukan jenis dan jumlah
kalori dalam diet; Wash-out /
Enema; Colostomy care; kateter;
irigasi bladder; Pemberian obat
kemoterapi; Manajemen nyeri

Irigasi mata; Tetes mata; Irigasi


telinga; Tetes telinga; Body
movement / body mechanic;
Pain management; Ambulasi
258
AIPNI
No Capaian pembelajaran mata Pokok Bahasan Metoda
kuliah
dini; Fiksasi dan imobilisasi;
Wound care; ROM exercise

259
AIPNI
Daftar Pustaka:

Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An


Evidence-Based Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses,


2nd edition, Belland Bain Ltd, Glasgow

Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M.


& Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC),
6e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th.


Lippincott: William Wilkins

Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L.


& Swanson, S. (2011). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and
Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality
Care, 3e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M,


(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management
of Clinical Problems. Canada: Elsevier.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China:


Wolter Kluwer Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing,


2nd ed. Jones and Barklet Publisher, Sudbury

McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic


Basis for Disease in Adults and Children, 7e. Elsevier

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012).


Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of Health
Outcomes, 5e. Mosby Elsevier.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions


and Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley
Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated


Approach (6th Edition)

26
AIPNI
Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference
Toronto : Mosby

26
AIPNI
Semester 8:

1. Mata kuliah: Skripsi

Beban Studi: 4 SKS


Prasyarat: -

Deskripsi Mata Kuliah/kelompok bahan kajian :


Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah implementasi dari
metodologi penelitian yang mewajibkan mahasiswa untuk
mengidentifikasi masalah keperawatan yang harus diselesaikan
dengan penelitian, membuat proposal penelitian, melakukan
penelitian dan membuat laporan hasil penelitian dengan
menggunakan metodologi penelitian.

Capaian Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan mata kuliah Skripsi, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
2. Membuat rancangan penelitian
3. Melakukan penelitian
4. Menyusun laporan penelitian dalam bentuk Skripsi
5. Mempertanggungjawaban melalui uji sidang skripsi

26
AIPNI
No Capaian Pokok Bahasan Metoda
Pembelajaran
1 Mampu Perumusan masalah dan tinjauan Discovery
mengidentifikasi pustaka: learning
masalah penelitian 1. Identifikasi topik penelitian dan Self-
2. Mampu membuat 2. Sumber penemuan masalah Directed
rancangan penelitian penelitian Learning
3. Mampu melakukan 3. Identifikasi masalah (SDL)
penelitian 4. Tipe masalah penelitian
4. Mampu menyusun 5. Kriteria masalah
laporan penelitian 6. Karakteristik permasalahan
dalam bentuk Skripsi 7. Hal yang perlu dipertimbangkan
dalam penentuan permasalahan
5. Mempertanggungjawab 8. Tinjauan pustakata atau survei
literature
kan melalui uji sidang
9. Perumusan masalah
skripsi
Menyusun proposal penelitian
1. Proposal penelitian
2. Tujuan proposal
3. Jenis proposal
4. Manfaat proposal
5. Struktur proposal penelitian
Daftar Rujukan:

Grove, S.K., Gray J.R., Burns, N. (2014). Understanding Nursing


Research: Building an Evidence-Based Practice. 6th. edition.
Saunders: Elseiver Inc

Lwanga. S.K, Lemeshow. S., 1991. Sample Size Determination in


Health Studies, WHO. Genewa
Polit. D.F., Bect. C.T., 2010. Essentials of Nursing Research:
Appraising Evidence for Nursing Practice, 6 th edition. Lippincott
William and Wilkins
Tench, M.R., Taylor,B., Kermode, S., Robert, K.,2011. Research in
Nursing; Evidence for Best Practice. 4th edition. Cengage
Learning.
The International Council of Nurses. 2010. Improving Health
Through Nursing Research, 1th. Edition, A. John Wiley & Sons.
Ltd. Publication.

263
AIPNI
264
AIPNI
2. Mata kuliah : Manajemen Keperawatan

Beban Studi : 4 sks (3T, 1PL)


Prasyarat : MK Keperawatan Dewasa

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus mata kuliah ini adalah mempelajari cara mengelola
sekelompok perawat dengan menggunakan peran dan fungsi
manajemen untuk dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
klien pada tatanan pelayanan keperawatan di tingkat ruang rawat di
rumah sakit (RS) dan di tingkat keluarga di Puskesmas dan
masyarakat sesuai standar nasional dan internasional. Aspek
penting yang harus menjadi perhatian adalah kemampuan bekerja
sama dalam mencapai tujuan organisasi. Konsep dasar peran dan
fungsi manajemen dibahas secara bertahap dalam setiap
pertemuan. Pembahasan ditekankan pada implementasi peran dan
fungsi manajer unit perawatan. Proses pembelajaran dilakukan
melalui metode pembelajaran aktif berupa diskusi (berbasis
pertanyaan dan masalah), presentasi, role play, dan belajar
berdasarkan hasil studi lapangan digunakan selama satu semester
agar mencapai kemampuan kognitif 6 dan afektif 5.

Capaian Pembelajaran Terminal


Bila diberi masalah manajemen dalam pemberian asuhan
keperawatan di suatu unit perawatan, mahasiswa mampu secara
sistematis dan tepat merancangpenyelesaian masalahnya sesuai
teori dan konsep kepemimpinan dan manajemen dalam manajemen
asuhan keperawatan

Sub-Kompetensi untuk mencapai terminal/ akhir adalah agar


mahasiswa mampu:
1. membedakan berbagai teori, tipe kepemimpinan, peran, dan
fungsi manajemen keperawatan dalam pengelolaan/ manajemen
asuhan keperawatan
2. menyusun perencanaan manajemen keperawatan suatu unit
ruang rawat sesuai dengan tahapan penyusunan perencanaan
dan standar akreditasi pelayanan
3. menetapkan kegiatan fungsi pengorganisasian yang sesuai
dengan prinsip pengorganisasian
4. merencanakan ketenagaan keperawatan sederhana yang sesuai
dengan kebutuhan ruang rawat

265
AIPNI
5. mengaplikasikan kegiatan manajer ruang rawat pada fungsi
pengarahan
6. menyusun upaya pengendalian mutu asuhan dan pelayanan
keperawatan
7. memainkan peran dalam proses konferens & timbang terima
sesuai konsep manajemen
8. merencanakan penyelesaian konflik dalam pelaksanaan asuhan-
pelayanan keperawatan ruang rawat

266
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
1. membedakan berbagai - Teori, konsep, dan prinsip dasar kepemimpinan- Question
teori, tipe kepemimpinan, manajemen keperawatan Based
peran, dan fungsi - Fungsi, peran, dan tanggung jawab manajer Learning
manajemen keperawatan keperawatan (QBL)
dalam pengelolaan/ - Gaya kepemimpinan: perbedaan dan
manajemen asuhan penggunaannya
keperawatan - Penerapan teori, konsep, dan prinsip
kepemimpinan-manajemen di ruang rawat dan
Puskesmas
2. menyusun perencanaan - Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen CBL
manajemen keperawatan perencanaan
suatu unit ruang rawat - Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang
sesuai dengan tahapan rawat
penyusunan perencanaan - Proses penyusunan rencana penyelesaian
dan standar akreditasi masalah manajemen
pelayanan - Perencanaan dalam manajemen asuhan
keperawatan di ruang rawat dan Puskesmas
yang sesuai dengan standar akreditasi nasional
dan internasional

3. menetapkan kegiatan - Konsep dasar, tujuan, dan prinsip CBL


fungsi pengorganisasian pengorganisasian
yang sesuai dengan - Berbagai jenis struktur organisasi dalam
prinsip pengorganisasian keperawatan
- Perbedaan budaya dan iklim organisasi
- Implementasi pengorganisasian keperawatan di
ruang rawat dan Puskesmas: kewenangan klinik
267
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
perawat

4. merencanakan - Konsep dasar, prinsip, dan tujuan ketenagaan CBL


ketenagaan keperawatan - Variabel-variabel yang mempengaruhi
sederhana yang sesuai ketenagaan
dengan kebutuhan ruang - Cara penghitungan jumlah tenaga dalam suatu
rawat shift
- Alokasi dan penjadwalan tenaga keperawatan
setiap shift
- Peningkatan kualitas ketenagaan yang efektif
sesuai standar akreditasi
- Jenis metode penugasan dalam ruang rawat

5. mengaplikasikan kegiatan - Konsep dasar dan tujuan pengarahan CBL


manajer ruang rawat - Kegiatan manajer keperawatan pada fungsi
pada fungsi pengarahan pengarahan
- Indikator pengarahan yang baik
- Langkah supervisi ruang rawat
- Praktik pengarahan kepala ruangan sesuai
standar akreditasi
6. menyusun upaya - Konsep dasar dan tujuan pengendalian CBL
pengendalian mutu - Indikator mutu asuhan keperawatan
asuhan dan pelayanan - Jenis pengendalian ruang rawat
keperawatan - Proses menjaga mutu asuhan keperawatan di
268
AIPNI
No Capaian Pembelajaran Pokok Bahasan Metoda
ruang rawat

7. merencanakan - Jenis-jenis konflik di ruang rawat CBL/ PBL


penyelesaian konflik - Tahapan konflik
dalam pelaksanaan - Teknik manajemen konflik dalam pengelolaan
asuhan-pelayanan ruang rawat
keperawatan ruang rawat
8. memainkan peran dalam - Konferensi keperawatan Role Play
proses konferens & - Timbang terima
timbang terima sesuai - Ronde keperawatan
konsep manajemen

269
AIPNI
Daftar Rujukan:

Kepustakaan Utama

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2012). Leadership roles &


management functions in nursing: Theory & Application (7th
ed., p. 642). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Robbins, S., & Timothy, J. (2013). Organizational Behavior (15th ed.,
p. 711). Boston: Pearson.
Swansburg, R.C& Swansburg, J.R.(2006). Introductory management
& leadership for Nurses. Toronto: Jones and Bartlert Pub.Ca.
Tim Kolaborasi Rumpun Ilmu Kesehatan. (2014) Modul kolaborasi
kesehatan. Pedoman tidak dipublikasikan
Tim Manajemen Keperawatan FIK-UI. (2014). BPKM manajemen
keperawatan. Pedoman tidak dipublikasikan

Daftar Rujukan:

Depkes RI (2006). Pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan


kesehatan masyarakat di Puskesmas. Depkes RI: BUK Dasar
Depkes RI (2004). Kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
Depkes: BUK Dasar
Gillies (1998). Nursing management: A system approach. (third
edition). Philadelphia: WB. Saunders.
Hariyati, RT (2014). Perencanaan, utilisasi, dan pengembangan
tenaga keperawatan. Jakarta: Raja Grafindo
Huber, D. (2014). Leadership & Nursing Care Management. 5th
edition. Saunders: Elsevier Inc.
Joint Commission International. (2013). Joint Commission
International Accreditation Standars for Hospitals (5th editio.,
p. 274). Illinois: Departement of Publication Joint Commission
Resources
Kemenkes RI. (2010). Pedoman penyelenggaraan pelayanan
keperawatan keluarga. Kemenkes: BUK Dasar.
Kozier, E. (2001).Fundamentals of nursing. Addison Wesley Co.,
Redwood City.
Marquis, B.L & Huston,CJ .(2004). Management& leadership in
nursing & health care. New York: Springer Pub.
Peterson, C. & Seligman, M. E. P. 2004. Character strengths &
virtues: A handbook & classification. Oxford: Oxford University
Press

270
AIPNI
Swansburg, R.C. (2006). Management & leadership for nurse
administration. Boston: Jones & Bartlert Pub.
E-book lainnya.

5 KURIKULUM PENDIDIKAN NERS TAHAP


PROFESI

Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan


peserta didik untuk mampu melaksanakan fungsi dan peran
sebagai ners. Hal ini sesuai dengan keputusan menteri pendidikan
nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 pasal 2 ayat 2 bahwa
program pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Program pendidikan profesi ners merupakan lanjutan tahap


akademik pada pendidikan sarjana keperawatan. Artinya, tahap ini
dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana keperawatan
dengan beban studi minimal 36 SKS (mengacu pada PP no. 4
pendidikan kedinasan) atau setara magister (SK. Mendiknas, No.
232/U/2000 pasal 5 ayat 2). Pendidikan tahap profesi keperawatan
merupakan tahapan proses adaptasi profesi untuk dapat menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan
asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan
kesehatan menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian
terkini yang berkaitan dengan keperawatan.

Pengembangan kurikulum pendidikan tahap profesi terdiri dari


kurikulum inti dan kurikulum institusi yang harus diikuti oleh seluruh
institusi pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan

271
AIPNI
program pendidikan profesi. Kurikulum institusi pendidikan tahap
profesi terdiri dari 80% kurikulum inti (29 SKS) dan 20% kurikulum
yang mencirikan institusi. Dengan demikian, diharapkan seluruh
institusi pendidikan profesi mempunyai kurikulum inti yang sama.

Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi


2 3 semester dengan perhitungan 36 SKS x 170 menit = 6120
menit : 60 menit = 102 x 16 minggu = 1632 jam (Permenristek
DIKTI, 2015).

1.1 Struktur Kurikulum Pendidikan Ners Tahap Profesi

Pendidikan tahap profesi merupakan kelanjutan dari tahap


pendidikan program sarjana keperawatan dimana tahap ini peserta
didik mengaplikasikan teori dan konsep yang didapat selama proses
pendidikan sarjana Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan tahap
profesi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
di bawah ini :

1. Calon peserta pendidikantahap profesi:

Lulus pendidikan sarjana keperawatan

2. Tersedianya wahana praktik yang kondusif (sarana dan


prasarana) untuk menumbuh kembangkan kemampuan berfikir
kritis, menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai.

3. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan


tahap profesi, buku log, dan modul praktik.

4. Tersedianya preceptor/mentor untuk penyelenggaraan


pendidikan profesi.

5. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorientasi pada tahap


pembelajaran sederhana ke kompleks dengan memfokuskan
pada pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mencapai
kompetensi profesional seorang ners.
272
AIPNI
Catatan:
Dalam buku kurikulum ini, jumlah SKS yang sudah disediakan
adalah sebanyak 29 SKS utk kurikulum tahap profesi Ners.
Untuk kelengkapan kurikulum institusi masing-masing
Program Studi Profesi Ners, masih harus menambahkan
minimal 7 SKS lagi, agar bisa memenuhi persyaratan minimal
jumlah SKS pendidikan profesi Ners sebesar minimal 36 SKS

Matrik sebaran Mata kuliah Pendidikan Profesi

Semest Jumlah sks


er
Mata Kuliah Kurikulu Kurikulum
m inti institusi

IX Keperawatan Dasar 2
Profesi (KDP)

Keperawatan Medikal 6
Bedah
Keperawatan Anak 3
Keperawatan Maternitas 3
Keperawatan Jiwa 3
X Manajemen keperawatan 2
Keperawatan Gadar dan 3
kritis
Keperawatan Gerontik 2
Keperawatan Keluarga 5
dan Komunitas
Jumlah 29 36

A. Deskripsi mata kuliah Profesi

Semester 1 Profesi:
Mata Kuliah : Keperawatan Dasar Profesi (KDP)
Beban Studi : 2 sks

273
AIPNI
Deskripsi Mata Kuliah:

Program Keperawatan Dasar Profesi (KDP) merupakan bagian


dari rangkaian proses program profesi pendidikan keperawatan yang
wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program profesi di Pendidikan
Tinggi Keperawatan. Program ini dijalankan pada awal program
profesi di berbagai rumah sakit. Kemampuan yang dicapai selama
program ini akan menjadi dasar kemampuan di mata ajar profesi
selanjutnya.

Setelah menjalankan program ini, mahasiswa diharapkan


mampu menentukan gangguan kebutuhan dasar yang terjadi pada
klien dan melaksanakan tindakan-tindakan dasar keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan klien dan keluarga. Mahasiswa juga
diharapkan mampu menggunakan pendekatan proses keperawatan
sebagai dasar analisis kegiatan yang dilakukan di setiap tindakan.
Keterampilan dasar keperawatan difokuskan untuk mengasah
kemampuan mahasiswa agar mampu bersikap dan bertindak
sebagai perawat profesional. Kemampuan yang dimaksud adalah:
kemampuan melakukan analisis gangguan kebutuhan dasar klien
dan keluarga, bersikap caring di setiap kesempatan memberikan
asuhan keperawatan, membina hubungan interpersonal kepada
klien dan keluarganya, memberikan asuhan saat klien dan keluarga
mengalami gangguan fisik dan emosional.

Capaian Pembelajaran:

Bila merawat klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar,


mahasiswa mampu:

274
AIPNI
1. menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan serta dapat melakukan perencanaan pulang
yang adekuat
a. menegakkan diagnosa keperawatan yang terkait dengan
gangguan kebutuhan dasar klien dan keluarga
b. menjelaskan rasional diagnosa dan tindakan keperawatan
untuk mengatasi gangguan

2. Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan profesional dalam:


a. menunjukkan sikap caring di setiap asuhan keperawatan yang
diberikan
b. menerapkan tindakan universal precaution di setiap asuhan
keperawatan yang diberikan (keamanan dan kenyamanan)
c. membina komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
(komunikasi)
d. melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi
kecemasan (stres koping)
e. melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan
konsep diri (konsep diri)
f. melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kehilangan
dan berduka (nilai dan keyakinan)
g. memberikan pendidikan kesehatan dan perencanaan pulang
untuk klien dan keluarga (nilai dan keyakinan)
h. melakukan pemeriksaan fisik umum (general survey)
i. melakukan penyadapan EKG 12 lead (sirkulasi)
j. melatih nafas dalam dan batuk efektif (oksigenasi)
k. melakukan fisioterapi dada (oksigenasi)
l. memberikan terapi oksigen melalui nasal kanula dan masker
(oksigenasi)
m. melatih rentang pergerakan sendi (RPS) (mobilisasi)
n. mengatur posisi klien di tempat tidur (mobilisasi)
o. memindahkan klien (mobilisasi)
p. memandikan klien di tempat tidur (integritas kulit)
q. merawat mulut klien penurunan kesadaran (integritas kulit)
r. merawat perineum (integritas kulit)
s. memasang dan melepaskan NGT (cairan dan nutrisi)
t. memberikan makan melalui NGT (cairan dan nutrisi)
275
AIPNI
u. merawat luka sederhana (integritas kulit)
v. melakukan kanulasi intra vena: pasang, rawat, lepas
(sirkulasi)
w. memasang kateter urin (eliminasi)
x. melakukan enema (eliminasi)
y. memberikan medikasi melalui intramuskular, intravena,
subkutan, dan intrakutan (keamanan dan kenyamanan)
z. mengambil darah vena (sirkulasi)
aa. melakukan penghisapan lendir (suction) (oksigenasi)
bb. menghitung kebutuhan kalori (cairan dan nutrisi)
cc.memberikan makan per-oral (cairan dan nutrisi)
dd. mengajarkan teknik relaksasi, distraksi, hypnoterapi,
dan guided imagery. (istirahat tidur)
ee. mengajarkan kesehatan reproduksi (seksualitas
reproduksi)
ff. melakukan teknik keperawatan untuk menstabilkan suhu
tubuh pasien (thermoregulasi)
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4.Case report dan overan dinas.
5.Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health/ hospital(PSBH).
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio
276
AIPNI
Daftar Referensi:
Amelia K., Hanny H. (2005). Buku Panduan Keterampilan Dasar
Profesi Keperawatan. Fakultas Ilmu Keperawatan UI.
Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Harkreader, H., Hogan M.A., Thobaben M. (2007). Fundamentals of
Nursing Caring and Clinical Judgement. Canada: Elsevier.
Kozier, B., Erb, G., Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing: Concepts, Process, and Practice.
Lynn P. (2011). Taylors Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed.
NANDA International (2012). Nursing diagnosis: Definition and
classification 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell.
Potter, PA. & Perry, A.G. (2009). Potter & Perrys fundamentals
of nursing (7th ed). Sydney: Mosby

3. Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah (KMB)

Beban Studi : 6 SKS

Deskripsi Mata Kuliah:


Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan program
yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk
dapat menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap
ketika melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien,
membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan pada orang
dewasa. Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah mencakup
asuhan keperawatan pada klien dewasa dalam konteks keluarga
yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat
gangguan satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ)
tubuhnya.

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah
mahasiswa mampu:

277
AIPNI
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada orang dewasa.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim.
c.Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien dewasa ditatanan klinik dengan gangguan:
- Termoregulasi : Thypoid .
- Oksigenasi akibat ARDS, Pneumonia, Asma, Anemia,
Dekompensasio cordis, Ca paru .
- Eliminasi :Ileus, Ca saluran cerna, BPH .
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare, DHF,
ARF/CRF, Pankreatitis akut, Kolelitiasis akut.
- Nutrisi: DM, Hipo/hipertiroid.
- Keamanan fisik : Leukemia , Stroke, Cirhep, hepatitis, HIV/AIDS.
- Mobilitas fisik: fraktur.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis
dan legal.
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik.
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien dewasa.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif
dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan orang dewasa.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu
dan konsisten.
k.Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen
risiko.
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam bidang kesehatan.
278
AIPNI
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4.Case report dan overan dinas.
5.Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health/ hospital(PSBH).
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Referensi:
Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An
Evidence-Based Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses,


2nd edition, Belland Bain Ltd, Glasgow
279
AIPNI
Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M.
& Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC),
6e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th.


Lippincott: William Wilkins

Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L.


& Swanson, S. (2011). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and
Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality
Care, 3e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M,


(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management
of Clinical Problems. Canada: Elsevier.

Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China:


Wolter Kluwer Health

Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing,


2nd ed. Jones and Barklet Publisher, Sudbury

McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic


Basis for Disease in Adults and Children, 7e. Elsevier

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012).


Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of Health
Outcomes, 5e. Mosby Elsevier.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions


and Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley
Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated


Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference


Toronto : Mosby

-----------------------------------------------------------------------------------------------
-----------

280
AIPNI
3. Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Beban Studi : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam
melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan
efektif, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi
advokasi pada klien anak dan keluarganya, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang
berkaitan dengan keperawatan pada anak.
Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan
berbagai tingkat usia (neonatus, bayi, toddler, pra sekolah, sekolah
dan remaja) dalam konteks keluarga yang bertujuan untuk
optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehat,
anak sakit akut dan sakit yang mengancam kehidupan, anak
dengan masalah pediatrik sosial dan manajemen terpadu balita
sakit, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
ditatanan klinik.

Capaian Pembelajaran :

Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak


mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan anak dengan berbagai tingkat usia dalam konteks
keluarga
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien anak pada berbagai tingkat usia dalam konteks
keluarga ditatanan klinik

281
AIPNI
- Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS,
RDS, BBLR, Thypoid, Morbili
- Bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi akibat RDS,
Pneumonia, Asma, Anemia, Thalasemia
- Bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan
kongenital : Hirschprung, Atresia Ani, Hypospadia,
Labiopalatoschiziz
- Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit :, Diare, DHF, NS
- Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi: KEP/ malnutrisi,
Juvenile DM, Obesitas
- Bayi dan anak dengan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
- Bayi dan anak dengan gangguan keamanan fisik :
Leukemia, ITP, Trombositopenia, Meningitis / Enchepalitis,
Hyperbilirubinemia, Kejang
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis
dan legal pada klien anak dalam konteks keluarga
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien anak dalam konteks keluarga
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif
dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif
pada klien anak
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan pada klien anak dalam
konteks keluarga
i. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak
klien dan keluarga agar dapat mengambil keputusan untuk
dirinya
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten
melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan
manajemen risiko pada klien anak dalam konteks keluarga
k. Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di
Puskesmas, dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS)

282
AIPNI
l. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sehat di masyarakat
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Rujukan
Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing : Caring for
Children. New Jersey : Prentice Hall

283
AIPNI
Barbara, V.W. et. al. 2000. Nursing Care of the General Pediatric
SurgicalPatient. Maryland : Aspen Publication
Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children
and their families:The continuum of care. Philadelphia:
W.B.Saunders Company.
Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment,
Connecticut : Appleton dan Lange.
Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007). Wongs Nursing Care of
Infants and Children. (8th edition). Canada: Mosby Company.
Hockenberry, Wilson. (2008). Wongs Essentials of Pediatric
th
Nursing. (8 ed.). St. Louis: Mosby Elseiver
Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion.
Philadelphian : Lippincott.
Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of
Children and Families. Redwood City : Addison Wesley
Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical assessment: Skills
and procedures. Philadelphia: Lippincot
Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta:
Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St.
Louis : Mosby Year Book
Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of
pediatric nursing, St. Louis : Mosby.
Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and
children, (7th edition), St. Louis: Mosby.

284
AIPNI
4. Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

Beban : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Praktik profesi keperawatan maternitas merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam
melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien,
membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan maternitas
dalam konteks keluarga.
Praktik profesi keperawatan maternitas dilakukan secara bertahap
dimulai dari prenatal, intranatal dan post natal serta masalah-
masalah pada sistem reproduksi dan keluarganya.

Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas


mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska
melahirkan serta masalah-masalah pada sistem reproduksi dan
keluarganya.
b.Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab.
d.Menggunakan proses keperawatan pada ibu hamil, melahirkan
dan paska melahirkan serta masalah-masalah pada sistem
reproduksi dan keluarganya.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis
dan legal : merencanakan program keluarga berencana.
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik.

285
AIPNI
g.Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan ibu hamil, melahirkan, paska melahirkan,
masalah-masalah pada sistem reproduksi dan keluarganya.
h.Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara
kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan
efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan maternitas.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu
dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten
melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan
manajemen risiko.
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
n.Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
p.Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
q.Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan maternitas.

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2.Tutorial individual yang diberikan preceptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7.Problem solving for better health (PSBH).
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

286
AIPNI
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portofolio

Daftar Rujukan
Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006.
Nursing Care
PlansGuidelines for Individualizing Client Care Across The life
Span. 7th Edition. F.A. DavisCompany. Philadelphia.
Gulanick Meg, Myers Judith L. 2007. Nursing Care Plans: Nursing
Diagnosis and
Intervention. 6th Edition. St. Louis. Mosby.
Jensen Margaret Duncan dan Bobak Irene M. 1985. Maternity and
Gynecology Care The Nurse ang the Family. The C.V. Mosby
Company. St. Louis. Toronto. Princeton.
Kozier Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey, Snyder Shirlee J. 2004.
Fundamentals of Nursing Concepts, Process, and Practice. 7th
Edition. Pearson Education, Inc. Upper SaddleRiver. New
Jersey. United Stated of America.
Lowdermilk Deitra Leonard, Perry Shannon E, Bobak Irene M. 1999.
Maternity Nursing. Fifth Edition. Mosby. St. Louis, London,
Philadelphia, Sydney, Toronto.
May Katharyn Antle and Mahlmeister Laura Rose. 1990.
Comprehensive Maternity Nursing Nursing Process and
Childbearing Family. . J.B. Lippincott Company Philadelphia.
Grand Rapids, Newyork, St. Louis, San Fransisco, London,
Sydney, Tokyo.
Neeson Jean D dan May Katharyn A. 1986. Comprehensive
Maternity Nursing Nursing Process and Childbearing Family.

287
AIPNI
J.B. Lippincott Company Philadelphia. London Mexico City,
Newyork, St. Louis Sao Paolo Sydney.
Niswander Kenneth R. 1983. Manual of Obstetri Diagnosis and
Therapy. Second Edition. Little, Brown and Company, Boston
Medical Science International, Ltd, Tokyo.

288
AIPNI
Mata ajar : Keperawatan Jiwa
Beban Studi: 3 SKS

Deskripsi Mata Ajar


Praktik profesi keperawatan jiwa merupakan tahapan program
yang menghantarkan mahasiswa ketika adaptasi profesi untuk
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam
melakukan asuhan keperawatan jiwa yang diberikan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik yang sifatnya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif serta memberikan pendidikan
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian
terkini yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.

Praktik profesi keperawatan jiwa berfokus pada penerapan


asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa
dalam konteks keluarga dan masyarakat melalui penerapan terapi
modalitas keperawatan.

Kompetensi

Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Jiwa mahasiswa


mampu:
b. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa.
c. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim.
d. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab.
e. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan
keluarga yang mengalami masalah adaptasi bio-psiko-sosio-
spiritual terutama masalah gangguan jiwa dengan core problem;
Hallusinasi, Waham, Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, Bunuh
Diri, Perilaku Kekerasan dan Defisit Perawatan Diri. peserta
pratik melakukan proses keperawatan jiwa
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis
dan legal.
289
AIPNI
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik.
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien.
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif
dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
j. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan jiwa.
k. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu
dan konsisten.
l. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
m. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten
melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan
manajemen risiko.
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan .

Metoda pembelajaran

1. Pre dan post conference


2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem solving for better health (PSBH).
290
AIPNI
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:

1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Rujukan

Doenges, M.E, Townsend, M.C and Moorhouse, M.F. (1998).


Psychiatric Care Plans Guidelines for individualizing Care.
Ed.3. Philadelphia : F.A Davis Company.
Fortinash, C, M and Holloday, P.A (1991). Psychiatric Nursing Care
Plan . St.Louis : Mosby
Fountaine, Fletcher (1995). Essential of Mental Health
Nursing.Addison-Wesley,California.
Keltner, Schwecke,Bostrom.(1999).Psychiatric Nursing. Mosby,
St.Louis.
Kozier. B (1995) Fundamental of Nursing, Conceps, Prosess and
Practice, Fifth Edition, Addison Publising Company. California,
Potter. P (1997). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process and
Practice, Fouth Edition, Mosby. St. Louis.
Rawlin, R.P and Heacock, P.E (1993 ). Clinical Manual of Psychiatric
Nursing. St. Louis; Mosby.
Stuart S, Laraia (2003). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. 7th edition.Mosby, St.Louis.
Taylor C (1997). Fundamental of Nursing, The Art and Science of
Nursing Care. Philadelpia. Lippincott.

-----------------------------------------------------------------------------------------------
--------
291
AIPNI
Semester 2 Profesi:
1. Mata ajar : Keperawatan Gerontik
Beban Studi : 2 sks
Prasyarat :-

Deskripsi Mata Ajar :

Praktik profesi keperawatan gerontik merupakan program yang


menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam
melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan
efektif, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi
advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta
menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan gerontik.
Praktik profesi keperawatan gerontik berfokus pada klien usia lanjut
dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan
potensial serta untuk meningkatkan kualitas hidup klien.

Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa


mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien usia lanjut.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim .
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien usia lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik,
Dekompensasio cordis, hipertensi.
- Eliminasi : BPH .
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare.
- Nutrisi: KEP.
292
AIPNI
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis
dan legal .
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap klien usia lanjut yang unik .
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien usia lanjut.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif
dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan usia lanjut.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu
dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten
melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan
manajemen risiko.
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam bidang kesehatan .
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan.

Metoda pembelajaran

1. Pre dan post conference


2.Tutorial individual yang diberikan preceptor
3.Diskusi kasus
4.Case report dan overan dinas
293
AIPNI
5.Pendelegasian kewenangan bertahap
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7.Problem solving for better health (PSBH).
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metoda evaluasi:

1.Log book
2.Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4.Critical insidence report.
5.OSCE
6.Problem solving skill
7.Kasus lengkap, kasus singkat
8.Portfolio

Daftar Rujukan
Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah tentang Kesehatan
Gerontik
Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing. St. Louis: Mosby Book,
Inc.
Miller, C. (1995). Nursing care of older adults, theory and practice.
Second edition. Philadelphia: J.B. Lippincott company
Taylor, Carrol et all. (2004).Fundamentals of Nursing. Philadelphia :
JB Lippincott Company
Tyson, S.R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B.
Saunders company.
Wold, G.H. (1999).Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto:
Mosby.

-----------------------------------------------------------------------------------------------
---------

2. Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

294
AIPNI
Beban Studi : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah

Praktik profesi keperawatan gawat darurat merupakan program


yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam
melakukan asuhan keperawatan, memberikan pendidikan
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan salah satu referensi
dari hasil penelitian yang berkaitan dengan keperawatan gawat
darurat.

Praktik Profesi Keperawatan Gawat darurat mencakup asuhan


keperawatan dalam konteks keluarga pada klien dengan berbagai
tingkat usia yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan
dasarnya akibat gangguan salah satu sistem (organ) ataupun
beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat.

Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat


mahasiswa mampu :

a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan


keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien pada berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat
darurat akibat gangguan:
- Termoregulasi : trauma kapitis.
- Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks

295
AIPNI
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan
ketoasidosis , krisis tiroid.
- Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang berbisa.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis
dan legal pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat.
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat.
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif
dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif
pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat
darurat: resusitasi/RJP/BHD.
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan pada klien dengan
berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat (Triage).
i. Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai
tingkat usia dalam keadaan gawat darurat untuk
mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan
untuk dirinya.
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten
melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan
manajemen risiko pada klien dengan berbagai tingkat usia
dalam keadaan gawat darurat.
k. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam bidang kesehatan .
l. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
m. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
n. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
o. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
p. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan.

296
AIPNI
Metoda pembelajaran

1. Pre dan post conference


2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Referensi:
Daftar Rujukan:

Emergency Nurses Association. (2013). Sheehys Manual of


Emergency Nursing: Principles and Practice. 7th ed. Mosby:
Elsevier Inc
Proehl, Jean. A. (2009). Emergency Nursing Procedures E-book.
Saunders: Elsevier Inc
Emergency Nursing Association. (2008). Emergency Nursing Core
Curriculum (6 Eds). Saunders: Elsevier Inc.
Tscheschlog, B. A. & Jauch, A. (2014). Emergency nursing made
incredibly easy. Wolter Kluwers
Schumacher, L. & Chernecky, C. C. (2009).Saunders Nursing
Survival Guide: Critical Care & Emergency Nursing, 2e. Saunders:
Elsevier Inc.
297
AIPNI
----------------------------------------------------------------------------------
------------------------------

298
AIPNI
3. Mata ajar : Keperawatan keluarga dan komunitas

Beban Studi : 5 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas
merupakan tahapan program yang menghantarkan mahasiswa
dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan untuk pencegahan primer, sekunder dan tersier
kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dengan
masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial,
menjalankan fungsi advokasi, membuat keputusan legal dan etik
serta menggunakan hasil penelitian terkini terkait dengan
keperawatan keluarga dan komunitas. Praktik profesi keperawatan
keluarga dan komunitas berfokus kepada kebijakan dan program
pemerintah tentang kesehatan masyarakat, pemberdayaan
keluarga dan masyarakat melalui kerjasama dengan lintas
program dan sektoral

Capaian Pembelajaran :
Setelah melaksanakan praktik profesi keperawatan keluarga dan
komunitas mahasiswa memiliki kemampuan :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang terkait dengan individu, keluarga,
kelompok dan komunitas.
e. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam
menerapkan asuhan keperawatan komunitas .
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis
dan legal.

299
AIPNI
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap individu, keluarga, kelompok
dan komunitas klien yang unik .
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan secara individu, keluarga, masyarakat dan
komunitas.
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif
dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
j. Mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan
komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif dan
rehabilitatif melalui pemberdayaan masyarakat.
k. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas.
l. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu
dan konsisten.
m. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak
individu, keluarga, masyarakat dan komunitas agar dapat
mengambil keputusan.
n. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten
melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan
manajemen risiko.
o. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
p. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
q. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
r. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
s. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan.
t. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai
dengan kebutuhan klien.

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.
2.Tutorial individual yang diberikan preceptor.
300
AIPNI
3.Diskusi kasus.
4.Case report dan overan dinas.
5.Pendelegasian kewenangan bertahap.
6.Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7.Problem solving for better health (PSBH).
8.Belajar berinovasi dalam pengelolaanasuhan.

Metode Evaluasi:
1.Log book
2.Direct Observasional of Prosedure skill
3.Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5.OSCE
6.Problem solving skill
7.Kasus lengkap, kasus singkat
8.Portfolio

Daftar Rujukan :
Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of
community health nursing.Third edition. California: Appleton &
Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan
masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EGC
Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice.
Philadelphia: W.B. Saunders
Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas.
Jakarta: STIK Sint Carolus
Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip
dasar. Jakarta: Rieka Cipta.
Stanhope, M., Lancaster, J. (1995).Community health nursing:
Process and practice for promoting health. St. Louis: Mosby
years books

301
AIPNI
4. Mata ajar : Manajemen Keperawatan
Beban Studi : 2 SKS

Deskripsi Mata kuliah:

Praktik profesi manajemen keperawatan merupakan program yang


menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat
menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan manajemen
& kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan yang sesuai
dengan keadaan saat ini.

Praktik Profesi Manajemen Keperawatan mencakup perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan
menerapkan berbagai gaya kepimpinan yang efektif. Selama
praktik mahasiswa memprakarsai perubahan yang efektif dan
inovatif dalam asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.

Capaian Pembelajaran :
Setelah mengikuti praktik profesi manajemen keperawatan
mahasiswa mampu:
a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim.
b. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab.
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen
keperawatan.
d. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan
keperawatan secara berkelompok.
e. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara
berkelompok.
f. Mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim.
g. Memberikan pengarahan kepada anggota timnya.
h. Melakukan supervisi terhadap anggota timnya.
i. Melakukan evaluasi terhadap anggota timnya.
j. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan
kondisi ruangan.
302
AIPNI
k. Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan
keperawatan.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten
melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan
manajemen risiko.
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pengelolaan klien.

Metoda pembelajaran.
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book.
2. Direct Observasional of Prosedure skill.
3. Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis).
4. Critical insidence report.
5. OSCE.
6. Problem solving skill.
7. Kasus lengkap, kasus singkat.
8. Portfolio.

Daftar Rujukan
303
AIPNI
Sullivan,J.E., et all (2001) Effective leadership and management in
nursing . New Jersey: Prentice- Hall
Barret Jean et all (1975). The Head Nurse, Her Ladership Role
Gilliies, D.A. (1994).Nursing management: A System approach.
Philadelphia: W.B Saunders.
Kron (1981). The Management of Patient Care. Putting Leadership
Skills to Work. WB Saunders
Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis:
The CV Mosby
Marquis, B. L., (2000). Leadership roles and management functions
nursing. Philadelphia: Lippincott.
Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J. (1998). Introductory
management and Leadership for Nurses. London : Jones and
Bartlett Publisher.
Roussel, L. , Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J (2006 ). Nursing
management and leadership .Sudbury: Jones and Bartlett
Publishers
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------

304
AIPNI
6 PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM
PROFESI NERSBERBASIS KKNI

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) mengacu KKNI tahun


2014, pada tahap profesi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari KBK mengacu KKNI pada tahap akademik. Penerapan KBK
profesi menjadi berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh
karena itu, penerapan KBK profesi merupakan proses memantapkan
semua kompetensi yang telah dimiliki pada program akademik dan
memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk
melaksanakan kompetensi tersebut.

Pada KBK program profesi ners ini para peserta didik


menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan keterampilan
teknis yang telah dikuasai pada program akademik pada klien
langsung melalui program internship dimana peserta didik
dibimbing oleh seorang perawat sebagai preceptor. Keberadaan
preceptor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam
menjamin keterlaksanaan layanan pasien yang berkualitas serta
menjamin keberadaan peserta didik bukan merupakan pihak yang
didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap
sebagai tenaga gratisan. Disamping itu, preceptor juga diperlukan
untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik
sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal
dunia kerja sebenarnya serta untuk menjamin bahwa tanggung
jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan
secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang
tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi risiko pekerjaan
terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan
layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada
program profesi ini adalah 36 sks.

305
AIPNI
Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi
(staf akademik dan staf dari wahana praktik) harus terlibat secara
aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi dan membuat
keputusan tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan
peserta didik. Dengan penetapan keputusan tersebut peserta didik
dinyatakan layak atau tidak layak mengemban peran dan fungsi
sebagai Ners.
Sesuai dengan UU 38 tahun 2014 tentang keperawatan pasal 16
ayat 1 mahasiswa Keperawatan pada akhir masa pendidikan
profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.

Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program


profesi, mulai dari tahap persiapan, implementasi dan proses
bimbingan yang sesuai dalam KBK profesi. Disamping itu, karena
pendekatan proses bimbingan masih merupakan metoda atau
model yang baru dalam pendidikan keperawatan, maka bahasan
tentang model bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya agar
terdapat pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan
pelaksana program profesi tentang bagaimana model bimbingan
harus diberikan agar tujuan pelaksanaan kompetensi yang disertai
dengan kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.

6.1 FASE PERSIAPAN

Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang


pelaksanaan kegiatan program profesi harus tumbuh sebelum
tahap implementasi program profesi dijalankan. Tahap persiapan
terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik; persyaratan
pelaksanaan praktik; profil yang harus dimiliki oleh lulusan program
profesi; kompetensi yang harus dicapai selama program profesi;
mata kuliah yang harus dilaksanakan pada program profesi;
penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban
studi; wahana praktik dan pencapaian kompetensi.

6.1.1 Ketentuan pelaksanaan praktik

306
AIPNI
- Fokus implementasi pada pencapaian
kompetensi/capaian pembelajaran peserta didik.
- Beban studi : 36 sks (Permenristek DIKTI No. 44 tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi).
- Beban studi yang dirancang secara nasional adalah = 29 sks
untuk kompetensi utama dan 7 sks kompetensi global maupun
kompetensi pendukung (penciri institusi).
- Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien HIV/AIDS, trauma, Flu babi (H1N1),
Flu Burung (H1N5), asuhan keperawatan pada kondisi
emergensi dan darurat masal. Selain itu, kemampuan
menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasa Inggris
dengan lancar, serta memiliki kemampuan enterpreuner.
Materi ini dapat dimasukkan pada MK tertentu seperti KMB,
ANAK, KOMUNITAS, GAWAT darurat/emergensi dengan
menambahkan beban studi. Demikian juga kompetensi penciri
institusi seandainya dapat terakomodasi kedalam MK yang
sudah ada.
- Kegiatan profesi dilaksanakan dalam 2 semester.
- Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian
Visi dan misi institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi
tersebut.
- Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk
klinikyang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama
denganRS terkait atau mahasiswa sudah mengikuti
serangkaian pembelajaran persiapan praktik klinik dan sudah
dinyatakan lulus pada kegiatan tsb yang dilakukan
institusinya.
- Minimal keterampilan klinik yang harus dikuasai adalah:
i. Pemeriksaan fisik.
ii. Prosedur pemberian obat secara 12 benar.
iii. Pemberian oksigen, suksion, nebulisasi, fisioterapi dada dan
postural drainage.
iv. Prosedur pemasangan infus dan enteral.
v. Prosedur pemasangan kateter urin.
vi. Prosedur pemasangan selang naso gastrik (NGT).
vii. Prosedur pencegahan cedera.
307
AIPNI
viii.Resusitasi Jantung Paru (basic life support = BLS).
ix. Perawatan luka
x. Pemberian transfusi darah dan produknya.
xi. Prosedur pencegahan infeksi nosokomial.
xii. Pendokumentasian dan pelaporan.
- Keterampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan
kebutuhan RS atau ruangan setempat yang spesifik. Sebagai
contoh: jika akan menempatkan peserta didik di RS Bersalin,
maka kompetensi pemasangan kateter urin untuk memicu
kontraksi uterus dan pemeriksaan Leopold harus lulus dan
dimiliki oleh peserta didik, sedangkan jika akan menempatkan
peserta didik di RS jiwa, maka beberapa kompetensi seperti
berkomunikasi terapeutik dan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke wahana
praktik tersebut.
- Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A. B, dan B
pendidikan sedangkan kompetensi pendukung dan lainnya
dapat dilaksanakan di RS tipe C atau tatanan layanan
kesehatan lain yang sesuai.
- Selama periode program profesi, semua penugasan yang
sifatnya tertulis diminimalisasi sehingga penugasan tertulis
hanya ditujukan untuk kepentingan langsung kegiatan klien
seperti pendokumentasian dan laporan, serta presentasi kasus.

6.1.2 Persyaratan pelaksanaan praktik


- Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk
pencapaian pembelajaran.
- Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preceptor / mentor
sudah memiliki
sertifikat pelatihan Preceptor.
- Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia
pembimbing klinik atau perawat senior untuk menjadi
preceptor/mentor .
- Tersedia uraian tugas dan kewenangan preceptor /mentor.
- Tersedia pedoman praktik di setiap stase.
- Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan.
- Tersedia buku log untuk mahasiswa.
308
AIPNI
- Setiap mahasiswa memiliki nursing kit .

6.1.3 Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi


a. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
b. Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien,
keluarga, dan tim kesehatan)
c. Educatordanhealth promotor(Pendidikan dan promosi
kesehatan bagi klien, keluarga dan masyarakat)
d. Managerdan leader(Manajemen praktik/ruangan pada tatanan
rumah sakit maupun masyarakat)
e. Researcher (Peneliti )
f. Profil lain yang mendukung visi / penciri institusi.

6.1.4 Kompetensi yang harus dicapai selama program


profesi
a. Melakukan berkomunikasi efektif.
b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan.
c. Mengelola administrasi keperawatan.
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim.
e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik
keperawatan.
f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di
klinik dan di komunitas dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan dengan berpusat pada pasien dan
memperhatikan keselamatan pasien.
g. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai
sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien
yang unik.
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen
keperawatan
i. Mampu menjalin hubungan interpersonal
j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti
pemula
k. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus
menerus atau belajar sepanjang hayat.

Sub-kompetensi / unit kompetensi


309
AIPNI
1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi
asuhan
2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam
sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai
sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien
yang unik *)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan
konsisten *)
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara
efektif
7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien *)
8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan
hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas
berkesinambungan dalam praktik
10. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan
yang sesuai dengan SOP *)
11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien *)
12. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan
kebutuhan *)
13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara
konsisten melalui penggunaan strategi menjamin kualitas dan
manajemen risiko
14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan *)
15. Mampu berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan
*)
16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan *)
17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas
berkesinambungan dalam praktik *)
18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
310
AIPNI
19. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif
dalam kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan
mempertahankan hubungan kolaboratif *)
20. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian
sederhana serta memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
21. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan.
22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan dan kesehatan.
23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan
kemampuan professional
24. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi
keperawatan.
25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan
kompetensi (deskriptif)
Keterangan:
*) menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap
sesuai dengan program mentoring dan preceptoring.

6.1.5 Kegiatan fokus mata kuliah yang diberikan untuk


mencapai kompetensi
KOMPETENSI/ FOKUS MATERI PEMBELAJARAN
CAPAIAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN
1.Mampu melakukan 1. Konsep komunikasi secara umum
komunikasi yang 2. Perspektif, trend dan isu
efektif dalam komunikasidalam pelayanan
memberi asuhan kesehatan
3. Faktor - faktor yang mempengaruhi
komunikasi
4. Pengaruh faktor budaya dalam
komunikasi (klinik dan komunitas)
5. Komunikasi dalam pelayanan
kesehatan
6. Khususnya komunikasi multidisiplin
7. Konsep komunikasi terapeutik
8. Menghadirkan diri secara terapeutik
311
AIPNI
KOMPETENSI/ FOKUS MATERI PEMBELAJARAN
CAPAIAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN
9. Tahap tahap komunikasi terapeutik
10. Tehnik tehnik komunikasi
terapeutik
11. Hambatan dalam komunikasi
terapeutik
12. Komunikasi terapeutik pada kondisi
khusus dan berbagai rentang usia
2. Mampu menerapkan 1. Penerapan etika RS, etika layanan
pengetahuan, keperawatan, etika profesi
kerangka etik dan 2. Penerapan kode etik keperawatan
legal dalam sistem 3. Mempertahankan hak pasien
kesehatan yang 4. Profesionalisme keperawatan
berhubungan dengan 5. Hukum kesehatan.
keperawatan. 6. Pengambilan keputusan etik terkait
3. Mampu membuat pasien
keputusan etik 7. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan : malpraktik,
neglected, pertanggunggugatan
(mandiri dan limpahan),
pertanggungjawaban, dan lain-lain
8. Fungsi advokasi
4. Mampu memberikan i. Mempertimbangkan latar belakang
asuhan peka budaya pasien dan menyesuaikan dalam
dengan menghargai asuhan yang diberikan.
sumber-sumber etnik, ii. Menerapkan holistic care pada klien
agama atau faktor iii. Menerapkan transcultural nursing
lain dari setiap pasien iv. Menggunakan pendekatan agama,
yang unik. *) kepercayaan,dan spiritual dalam
praktik keperawatan
v. Menghargai keinginan pasien dalam
terapi alternatif atau pelengkap
(complementary nursing)
1.Mampu 1. Menerapkan proses keperawatan
menjaminkualitas 2. Menerapkan konsep Caring, Holism
asuhan holistik dan Humanism
312
AIPNI
KOMPETENSI/ FOKUS MATERI PEMBELAJARAN
CAPAIAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN
secara kontinyu dan 3. Mempertimbangkan keperawatan
konsisten *) lintas budaya
4. Mempertahankan
spiritualitas/Religiositas
5. Menerapkan ilmu Keperawatan Klinik
& Komunitas
6. Menggunakan Teknologi Informasi
dalam keperawatan
7. Mempertahankan kualitas
8. Melakukan pendidikan kesehatan
9. Mempertahankan Hak dan Kewajiban
Pasien
10. Melakukan Prosedur Keperawatan
dengan handal
11. Menerapkan komunikasi Terapeutik
12. Mempertahankan Patient Safety
13. Mempertahankan Infection Control.

2. Mampu menggunakan 1. Menggunakan perangkat komputer


teknologi dan dan jaringan
informasi kesehatan dalam mengakses teknologi terkini
secara efektif dalam
keperawatan dan kesehatan.
2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan
outcome
keperawatan (NIC-NOC atau lainnya)

3. Mampu menggunakan 1. Penerapan Keperawatan Maternitas


proses keperawatan dalam Konteks Keluarga.
dalam menyelesaikan 2. Penerapan Keperawatan Medikal
masalah klien *) Bedah
3. Penerapan Keperawatan Anak dalam
313
AIPNI
KOMPETENSI/ FOKUS MATERI PEMBELAJARAN
CAPAIAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN
Konteks Keluarga
4. Penerapan Keperawatan pada lansia
5. Penerapan Keperawatan Kritis dan
Gawat Darurat
6. Askep klien dg Gawat Darurat pada
Sistem Kardiovaskuler
7. Askep klien dg Gawat Darurat pada
Shock dan Trauma Multisistem
8. Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu dan Bencana
9. Penerapan keperawatan Kesehatan
Jiwa
10. Penerapan keperawatan Keluarga
11. Penerapan keperawatan Home Care
12. Penerapan keperawatan Komunitas
13. Asuhan Keperawatan pada Kelompok
Khusus (Kesehatan kerja, UKS)
14. Mengelola mutu dan risiko asuhan
keperawatan
15. Menerapkan terapi modalitas
keperawatan pada berbagai kondisi
termasuk terapi komplementer.
16. Mengelola asuhan menggunakan
pendekatan holistik, preventif,
promotif, kuratif, restorative,
rehabilitatif, consolation of the dying.
4. Mampu menjalankan a. Menggunakan hak moral dalam
fungsi advokasi untuk pengambilan keputusan
mempertahankan hak b. Menerapkan pendekatan etik dalam
klien agar dapat pengambilan keputusan
mengambil keputusan
untuk dirinya *) c. Mempertimbangkan hak pasien dan
keluarga dalam pelayanan kesehatan
5. Mampu menggunakan Self management of learning

314
AIPNI
KOMPETENSI/ FOKUS MATERI PEMBELAJARAN
CAPAIAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN
prinsip-prinsip a. Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien
peningkatan kualitas b. Aktif dalam kegiatan ilmiah
berkesinambungan c. Membaca artikel ilmiah keperawatan.
dalam praktik d. Mengikuti kursus, pelatihan tentang
asuhan keperawatan.
10. Mampu Menerapkan keterampilan-keterampilan
mendemonstrasikan teknis keperawatan (keterampilan dasar
keterampilan teknis dan keterampilan khusus) sesuai dengan
keperawatan yang tingkat usia di setiap tatanan pelayanan
sesuai dengan SOP kesehatan.
*)
11.Mampu 1. Membahas secara ilmiah tentang
mengkolaborasikan kondisi klien dengan profesi lain.
berbagai aspek dalam 2. Memberikan asupan dan saran kepada
pemenuhan profesi lain terkait kondisi pasien.
kebutuhan kesehatan
klien *)
12.Mampu 1. Menerapkan terapi komplementer
melaksanakan terapi seperti massage, terapi sentuhan,
modalitas sesuai pernapasan efektif, herbal.
dengan kebutuhan *) 2. Menerapkan terapi keperawatan
holistik
3. Menerapkan terapi modalitas seperti
terapi kelompok, terapi keluarga,
terapi perilaku
13.Mampu 1. Mengkaji situasi pelayanan / asuhan
mempertahankan keperawatan.
lingkungan yang 2. Mengikuti alur penanganan pasien
aman secara 3. Mengorganisasikan kegiatan layanan
konsisten melalui 4. Menerapkan pengelolaan kasus.
penggunaan strategi 5. Mengendalikan kualitas asuhan
menjamin kualitas keperawatan
dan manajemen risiko

315
AIPNI
KOMPETENSI/ FOKUS MATERI PEMBELAJARAN
CAPAIAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN

14.Mampu 1. Mempertahankan Keselamatan dan


melaksanakan kesehatan kerja (K3)
pelayanan kesehatan 2. Melaksanakan kegiatan berdasarkan
sesuai dengan SOP
kebijakan yang 3. Menerapkan prinsip bekerja dengan
berlaku dalam bidang benar dalam asuhan keperawatan.
kesehatan *) 4. Memberikan tindakan keperawatan
yang diperlukan dalam
mempertahankan K3
15.Mampu 1. Membahas tentang terapi klien dengan
berkolaborasikan tim medik.
pelayanan 2. Mempertahankan kepentingan klien
keperawatan *) jika terdapat dilema tentang terapi.
3. Membahas tentang diet dan nilai2 lab
yang relevan.
4. Mempertimbangkan kebutuhan gizi
untuk anak, klien dewasa, ibu hamil,
dan masyarakat.
16.Mampu memberikan 1. Menerapkan dinamika kelompok (team
dukungan kepada tim building)
asuhan dengan 2. Memberikan pengarahan pada
mempertahankan bawahan atau anggota tim.
akontabilitas asuhan 3. Menggunakan gaya kepemimpinan
keperawatan yang yang sesuai untuk klien, keluarga,
diberikan *) sejawat, dan masyarakat.
4. Menggunakan pendekatan sistematis
dalam mengelola konflik,
memperkenalkan perubahan
17.Mampu mewujudkan 1. Berkomunikasi Profesional dan
lingkungan bekerja kaitannya dengan Pelayanan
yang aman Kesehatan / Keperawatan
2. Berkomunikasi dalam konteks sosial
dan keaneka ragaman Budaya serta

316
AIPNI
KOMPETENSI/ FOKUS MATERI PEMBELAJARAN
CAPAIAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN
Keyakinan
3. Mempertahankan K3.
4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior,
atau profesi lain.
18.Mampu 1. Menerapkan pola komunikasi efektif
menggunakan untuk kepentingan kepuasan
keterampilan pelanggan, dalam berkolaborasi dan
interpersonal yang kerja tim.
efektif dalam kerja 2. Membina hubungan kerja secara baik
tim dan pemberian dengan pihak lain yang terkait.
asuhan keperawatan
dengan
mempertahankan
hubungan kolaboratif
*)
19.Mampu merancang, 1. Mengidentifikasi fenomena klien
melaksanakan proses dan lingkungan
penelitian sederhana 2. Menyusun rumusan masalah dan
serta memanfaatkan tujuan penelitian.
hasil penelitian dalam 3. Mengembangkan instrumen
upaya peningkatan penelitian
kualitas asuhan 4. Melakukan pengumpulan data
keperawatan. 5. Menganalisis data
6. Mendesiminasi dan publikasi hasil
penelitian.
20.Mampu 1. Menyelesaikan masalah klien secara
mengembangkan pola efektif dan efisien serta sistematis.
pikir kritis, logis dan 2. Menindak lanjuti hasil dari
etis dalam penyelesaian masalah klien.
mengembangkan
asuhan keperawatan
21.Mampu mengikuti 1. Menggunakan perangkat komputer
perkembangan ilmu dan
dan teknologi di jaringan dalam mengakses teknologi

317
AIPNI
KOMPETENSI/ FOKUS MATERI PEMBELAJARAN
CAPAIAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN
bidang keperawatan terkini dalam keperawatan dan
dan kesehatan. kesehatan
2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan
outcome keperawatan (NIC- NOC
atau lainnya)
22.Mampu 1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan
mengembangkan ilmiah keperawatan.
potensi diri untuk 2. Terlibat dalam diskusi tentang layanan
meningkatkan kesehatan dan keperawatan.
kemampuan
professional
23.Mampu berkontribusi
dalam
mengembangkan
profesi keperawatan
24.Mampu 1. Melakukan proses pembelajaran
mengembangkan sepanjang hayat
potensi diri untuk
mempertahankan 2. Mewujdkan perubahan yang positif
kompetensi untuk kepentingan klien, layanan, dan
(deskriptif) profesi.

318
AIPNI
6.1.6 Penerapan hubungan kompetensi/ capaian
pembelajaran dengan mata kuliah dan beban studi.
KOMPETENSI/ MATA AJAR DAN BEBAN STUDI
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
- Melakukan Dilakukan untuk kegiatan: (29 sks-
komunikasi efektif kurikulum inti)
- PKD (2 sks)
- Membantu - Keperawatan Medikal Bedah (6 sks).
melaksanakan - Keperawatan Anak (3 sks).
pendidikan - Keperawatan Jiwa (3 sks).
kesehatan - Keperawatan Maternitas (3 sks).
- Keperawatan Kedarurat-gawatan (3 sks).
- Mengelola - Keperawatan Komunitas / kelg (5 sks).
administrasi - Keperawatan Gerontik (2 sks)
keperawatan - Penerapan manajemen kepr (2 sks).

- Berpartisipasi aktif Beban studi yang dimuat dalam


sebagai anggota kurikulum ini adalah 80% (inti),
tim. sedangkan sisanya 20% materi isu global
(dapat dimasukkan dalam beban studi
- Mampu MK KMB, Anak, atau lainnya) serta
menerapkan penciri institusi dapat dimasukan
aspek etik dan legal kedalam MK yang ada atau membuat MK
dalam praktik baru yang sesuai).
keperawatan.

- Mampu
melaksanakan
asuhan
keperawatan
professional di klinik
dan di komunitas.

- Mampu
mengaplikasikan
kepemimpinan dan
manajemen
keperawatan.

- Mampu menjalin
hubungan
interpersonal.

- Mampu melakukan
319
AIPNI
penelitian
sederhana
sebagai peneliti
pemula.

- Mampu
mengembangkan
profesionalisme
secara terus menerus
atau belajar
sepanjang hayat.

6.1.7 Wahana praktik dan capaian pembelajaran

Kompetensi/ Wahana praktik


Capaian
Pembelajaran
Utama RS tipe A, B, B pendidikan dan wahana di
komunitas.
Pendukung / isu global RS tipe A, B. B pendidikan, C
Lain2 (penciri institusi) Sesuai kebutuhan

Semua wahana praktik yang digunakan harus dilandasi oleh


kesepakatan kerjasama yang bersifat saling menguntungkan,
meliputi kegiatan Tridarma. Kegiatan ini selain untuk meningkatkan
proses belajar peserta didik di wahana praktik, tetapi juga
diharapkan dapat mewujudkan peningkatan layanan yang
berkualitas sebagai hasil kontribusi dari peserta didik, pembimbing
akademik, dan para preseptor.

Kegiatan Tridarma dalam pendidikan dilaksanakan melalui


pelibatan aktif kedua pihak dalam proses belajar peserta didik baik
pemberian asuhan, kegiatan ilmiah seperti diskusi kasus, presentasi
kasus, seminar kecil tentang pasien atau ilmu dan teknologi
kesehatan / keperawatan terkini. Pada pelaksanaan Tridarma kedua
penelitian, pihak pendidikan dan peserta didik mengidentifikasi

320
AIPNI
fenomena pasien atau klinik yang terjadi dan harus segera dicari
solusinya, kemudian disusun dalam bentuk proposal penelitian
atau proyek dengan melibatkan pihak pelayanan. Setelah itu,
pengumpulan data dilakukan untuk dianalisis oleh kedua pihak
yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini.
Pelaksanaan Tridarma ketiga yaitu pengabdian masyarakat
dapat dilaksanakan oleh pihak pendidikan bersama pelayanan
dengan mengembangkan program-program pelatihan untuk para
perawat, dan keluarga pasien atau pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga. Selain itu, pengembangan model pendekatan
pada pasien yang kemudian diterapkan secara terrencana dan
sistematis dapat menjadi sebuah bentuk pengabdian masyarakat
yang bermakna dari pihak pendidikan kepada pihak pelayanan.

321
AIPNI
6.2 FASE PELAKSANAAN

6.2.1 Komposisi stase:

I II III IV V VI VII VIII IX X XI


.

Semester 1 Semester 2 Semester 3

Matrik diatas merupakan contoh blok praktik. Stase I sd VIII


merupakan kegiatan praktik preseptoring untuk kurikulum inti
program studi pendidikan profesi ners. Sedangkan stase IX sd XI
merupakan tambahan stase untuk mengakomodasi kompetensi
pendukung dan lain2 apabila tidak dapat diintegrasikan kedalam 8
stase.

Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun


pada pelaksanaannya, semester pertama program profesi dapat
diintegrasikan ke dalam semester VIII program pendidikan sarjana
keperawatan.

Catatan:
Minimal lama studi untuk program studi pendidikan Ners
adalah 2 semester untuk minimal 36 SKS.

322
AIPNI
6.2.2 Model-model bimbingan

6.2.2.1 Preceptoring

Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses


melimpahkan kewenangan secara bertahap dari para
preseptor kepada peserta didik. Setiap ruang yang dilalui
peserta didik harus memiliki pembimbing yang berperan
sebagai preseptor. Tujuannya adalah agar peserta didik
menjadi dewasa dan matang dalam profesionalisme
keperawatan sehingga ketika lulus mampu menjadi
profesional sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan
membekali peserta didik suatu program ANTARA yang
terstruktur dan mendukung sebagai jembatan menuju
upaya menghasilkan praktisi yang handal dan kompeten
terutama untuk mampu bekerja dalam situasi layanan yang
bertingkat tinggi.

Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan


menggunakan istilah preseptor karena durasi hanya kurang
lebih satu tahun dan berlangsung secara intensif. Proses
belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki
akontabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki
akuntabilitas untuk mewakili peserta didik.

6.2.2.2 Preseptee (peserta didik)

Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah


dibekali dengan kompetensi yang diperlukan dan mahir
untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai
praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta
didik yang akan berperan sebagai preseptee adalah individu
yang baru akan memasuki dunia nyata dan memerlukan
bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang
diperlukan.

323
AIPNI
Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upaya untuk
mempertahankan layanan pasien yang berkualitas dan
keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yang
didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau
dianggap sebagai tenaga gratisan. Sebaliknya, preseptor
juga diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin
dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana
keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja
sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga
untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya
berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini
atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang
terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan
terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada
lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks.

Pada program preseptoring, proses mempelajari suatu


kompetensi sudah diminimalisasi, sebaliknya pada
pendidikan ini difokuskan pada penerapan pengetahuan,
teori, konsep, sikap, dan keterampilan kedalam tatanan
nyata dengan subyek klien nyata / riil bukan pasien
simulasi. Oleh karena itu, keberadaan seseorang yang
bertindak sebagai pembimbing dan preseptor bukan hanya
memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagian
kewenangan yang dimilikinya dalam memberikan asuhan
klien kepada peserta didik.

6.2.2.3. Definisi tentang Preseptor:

- Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen


yang ditempatkan di tatanan klinik atau perawat senior
yang bekerja di tatanan layanan dan ditetapkan sebagai
preseptor.
- Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam
memberikan pelatihan dan pengalaman praktik kepada
peserta didik; biasanya seorang perawat praktisi yang
324
AIPNI
bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan
tertentu, yang mampu mengajarkan, memberikan
konseling, menginspirasi, serta bersikap dan bertindak
sebagai model peran untuk mendukung pertumbuhan
dan perkembangan individu pemula dalam periode
tereantu dengan tujuan tertentu mensosialisasikan
pemula kedalam peran baru sebagai profesional

6.2.2.4 Kriteria preseptor


1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini
seharusnya berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik
(PP no. 19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan
seorang ners tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK)
yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di
bidangnya (PP no 19/2005 tentang standar nasional
pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1) .
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut
ditempatnya bekerja dimana ybs ditunjuk sebagai
preseptor sehingga dapat membimbing peserta didik
dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak
dicontoh karena sikap, perilaku, kemampuan
profesionalnya diatas rata2.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang
memahami tentang kebutuhan
6. peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan,
perencanaan kegiatan dan cara mengevaluasinya.

6.2.2.5. Kemampuan preseptor

Berkomunikasi secara baik dan benar.


Model peran profesional.
Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk
peserta didik.

325
AIPNI
Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan
masalah.
Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-
berpengalaman peserta didik.
Cukup megenali dan terbiasa dengan teori dan praktik
terkini.
Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai
preseptor.

6.2.2.6. Tugas pokok preseptor

Preseptor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik


peserta didik melalui silabus / Course Study Guide /
modul praktik dari institusi pendidikan.
Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu
peserta didik menerapkan pengetahuan teoritis kedalam
praktik.
Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing
peserta didik selama proses belajar klinik berlangsung.
Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi
peran dari peserta didik menjadi ners kompeten yang
dihadapi oleh peserta didik.
Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar
untuk menjembatani masalah transisional tersebut
diatas.
Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan
dan menumbuhkan akuntabilitas peserta didik selama
proses belajar.
Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik
kedalam peran profesi ners peserta didik.
Memberikan umpan balik secara terus menerus dan
periodik pada peserta didik terkait kemajuan atau
kelemahan peserta didik selama belajar di klinik.
Berperan sebagai narasumber dalam memberikan
dukungan personal dan profesional kepada peserta didik.

326
AIPNI
Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi,
serta mencatat pencapaian kompetensi klinik peserta
didik.

6.2.2.7. Metoda pembelajaran peserta didik

Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi


oleh preseptor/ mentor di setiap stase, meliputi :
- Pre dan postconference.
- Tutorial individual yang diberikan preseptor.
- Diskusi kasus.
- Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK
kesehatan/keperawatan terkini.
- Pendelegasian kewenangan bertahap (lampiran 1.)
- Problem Solving for Better Health (PSBH).
- Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
- Laporan kasus dan overan dinas.
Pemilihan metoda disesuaikan dengan tujuan pencapaian
kompetensi dan lama waktu program preseptoring sudah
berlangsung.

6.2.2.8 Pelaksanaan kegiatan program preseptoring

a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor.


Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai
wahana praktik harus menjalani beberapa hal yang merupakan
kegiatan wajib yaitu:

- Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan


menerima buku pedoman preseptorship dan program
kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik untuk
mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi.
- Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan
bekerjasama dengan RS selama 2 hari. Pelatihan informal ini
meliputi diseminasi informasi terkait berbagai hal, seperti
berikut:

327
AIPNI
kebijakan yang berlaku di RS dan ruang rawat dimana
peserta didik ditempatkan.
sifat layanan yang diberikan.
jenis dan kriteria pasien yang dirawat.
aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak
diharapkan seperti klien jatuh, salah memberikan obat,
kebakaran, dll.
kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik.

- Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer


ruang rawat, untuk:
Mendiskusikan peran preseptor dan
harapan peserta didik.
Berbagi informasi tentang tujuan dan
luaran proses belajar peserta didik
berdasarkan pengalaman lalu,
kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar peserta didik.
Menetapkan jumlah jam tatap muka
untuk berdiskusi antara preseptor dan peserta didik.
Menetapkan kesepakatan periode dan
tanggal evaluasi / review peserta didik.
Menyepakati kontrak belajar

b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship.

Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer


ruangan memberikan kepada setiap preseptor beberapa kasus
klien dengan berbagai tingkat ketergantungan dan tingkat
kebutuhan dasar yang berbeda. Lazimnya, setiap preseptor
memiliki 4 sd 6 klien yang menjadi tanggung jawabnya.

Setiap preseptor memiliki 2 sampai dengan 3 orang peserta


didik yang menjadi tanggung jawabnya. Preseptor harus
memahami karakteristik setiap peserta didik agar ketika
melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya tidak
menyama-ratakan tingkat kemampuan menjalankan kompetensi
328
AIPNI
dari masing-masing peserta didik, walaupun ia harus memiliki
asumsi bahwa setiap peserta didik telah memiliki kompetensi
yang diperlukan untuk menjadi seorang ners dan telah lulus uji
masuk klinik.

Mengikuti preseptor dalam mengkaji klien, menghadiri


pertemuan tim asuhan, mendokumentasikan,
mengoperasionalkan komputer, mengantarkan klien keluar
ruang rawat.

Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang


berada di ruangan dimana peserta didik ditempatkan.

Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan


ketika diadakan diskusi kasus. Mendengarkan ners spesialis atau
konsultan ketika memberikan ceramah atau pencerahan bagi
perawat.

6.2.3 Pelimpahan kewenangan dilakukan bertahap melalui:

- Pemberian tugas prosedural, untuk meyakini bahwa peserta


didik telah memiliki kemampuan melaksanakan prosedur
sesuai dengan tingkat kemahiran keterampilan yang
diharapkan. Pelimpahan kewenangan prosedural dapat
diberikan selama minggu pertama dan maksimal sampai
minggu kedua.
- Pemberian klien secara utuh untuk diberikan asuhan oleh
peserta didik dimulai dengan klien yang memiliki tingkat
ketergantungan yang paling rendah (misal: mandiri).
Pelimpahan kewenangan memberikan asuhan dengan tingkat
ketergantungan yang paling rendah ini dapat diberikan
selama minggu kedua atau maksimal minggu ketiga.
Kemudian secara bertahap diberikan klien dengan tingkat
ketergantungan lebih tinggi.
- Setiap setelah melakukan tindakan prosedural atau asuhan,
peserta didik diminta untuk selalu melaporkan secara lisan
tentang cara melakukan, respon klien, dan hasil tindakan

329
AIPNI
untuk kemudian dievaluasi oleh preseptor. Pelimpahan
kewenangan melaporkan lisan ditumbuh kembangkan dari
awal sejak peserta didik menjalani program internship.
Kewenangan melaporkan lisan kemudian secara bertahap
dilanjutkan dengan melaporkan tertulis dalam bentuk menulis
laporan di kartu pasien / kardex dan selalu ditanda tangani
oleh preseptor / mentor berdampingan dengan tanda tangan
peserta didik.
- Setiap peserta didik tidak selalu harus memiliki klien dengan
jenis ketergantungan yang sama. Preseptor harus
memahami dan meyakini kemampuan peserta didik dalam
menerima kewenangan. Apabila peserta didik dinilai belum
mampu menerima pendelegasian kewenangan pada tingkat
yang lebih sulit, maka ia tidak diperkenankan menerima
pendelegasian berikutnya sampai ia dianggap sudah mampu
untuk menerima kewenangan pada tingkat berikutnya.
- Peserta didik mengikuti jadwal dinas dari preseptornya
masing-masing sehingga setiap peserta didik mengetahui
kemana harus pergi jika mau bertanya, melaporkan, meminta
saran, dan mendiskusikan hal-hal tentang kliennya.
- Peserta didik difasilitasi untuk melakukan presentasi, diskusi
kasus, seminar kecil diruangan masing-masing sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan yang harus diperolehnya
melalui klien masing2.

6.2.4 Hal lain yang harus diperhatikan pada program


preseptoring.
- Setiap preseptor memiliki catatan riwayat proses
pembelajaran peserta didik, format penilaian proses belajar,
dan critical incidence report book untuk mencatat setiap
kejadian yang dianggap luar biasa baik atau jelek, kesalahan
yang dibuat peserta didik atau kelemahan peserta didik yang
mengakibatkan kecelakaan pada diri sendiri, klien, atau orang
lain.
- Selama preseptor melimpahkan sebagian kewenangan
tentang asuhan klien kepada peserta didik, maka tanggung
jawab dan tanggung gugat tentang klien tetap berada pada
330
AIPNI
preseptor. Namun, apabila peserta didik sudah memperoleh
kewenangan secara utuh dan menyeluruh terkait klien yang
telah didelegasikan, maka tanggung jawab dan tanggung
gugat secara internal ruangan telah dimiliki oleh peserta
didik.
- Pencapaian kompetensi berkomunikasi berbahasa Inggris
dilakukan dengan memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan komunikasi berbahasa Inggris baik ketika
presentasi, diskusi kasus atau seminar kecil.
- Preseptor melakukan penilaian kegiatan peserta didik setiap
pertengahan proses belajar dan di akhir proses belajar di
suatu ruang rawat.
- Sebelum berpindah ruang rawat / blok / stase, maka dilakukan
penilaian / umpan balik tentang peran preseptor oleh
peserta didik.

331
AIPNI
7METODA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Pembelajaran pada pendidikan ners dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi menggunakan berbagai metoda pembelajaran yang
berfokus pada mahasiswa / Student Centered Learning (SCL).
Metoda pembelajaran pada program pendidikan Sarjana
Keperawatan dan program pendidikan profesi.

7.1 Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada tahap


akademik pendidikan Sarjana Keperawatan

7.1.1 Metoda pembelajaran pada pendidikan Sarjana


Keperawatan di antaranya:

a. Small Group Discussion : mempelajari dan menjalankan suatu


peran yang ditugaskan kepadanya atau
mempraktikan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah
disiapkan
b. Role-Play & Simulation : mempelajari dan menjalankan suatu
peran yang ditugaskan kepadanya atau
mempraktikan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah
disiapkan
c. Case Study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik
kondisi kasus tersebut
d. Discovery Learning (DL) : mencari, mengumpulkan, dan
menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu
pengetahuan
e. Self-Directed Learning (SDL) : merencanakan kegiatan belajar,
melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri
f. Cooperative Learning (CL) : Membahas dan menyimpulkan
masalah/ tugas yang diberikan dosen secara berkelompok
g. Collaborative Learning (CbL) : Bekerja sama dengan anggota
kelompoknya dalam mengerjakan tugas serta membuat
332
AIPNI
rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus
kelompoknya sendiri.
h. Contextual Instruction (CI) : Membahas konsep (teori)
kaitannya dengan situasi nyata dan melakukan studi lapang/
terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori
i. Project Based Learning (PjBL) : Mengerjakan tugas ( berupa
proyek) yang telah dirancang secara sistematis dengan
menunjukan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil
kerjanya di forum
j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL) : Belajar dengan
menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan
informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang
dirancang oleh dosen

Pada tabel berikut menjelaskan rangkuman aktivitas mahasiswa


dan dosen pada setiap model pembelajaran.

N Model Aktivitas Belajar Aktivitas Dosen


o Belajar Mahasiswa
1 Small membentuk kelompok Membuat
Group (5-10) rancangan bahan
Discussion memilih bahan diskusi dikusi dan aturan
mepresentasikan paper diskusi.
dan mendiskusikan di Menjadi moderator
kelas dan sekaligus
mengulas pada
setiap akhir sesion
diskusi mahasiswa.
2 Simulasi mempelajari dan Merancang situasi/
menjalankan suatu peran kegiatan yang mirip
yang ditugaskan dengan yang
kepadanya. sesungguhnya, bisa
atau berupa bermain
mempraktikan/mencoba peran, model
berbagai model komputer, atau
(komputer) yang telah berbagai latihan
disiapkan. simulasi.
Membahas kinerja
mahasiswa.
3 Discovery mencari, Menyediakan data,
Learning mengumpulkan, dan atau petunjuk
menyusun informasi yang (metode) untuk
333
AIPNI
N Model Aktivitas Belajar Aktivitas Dosen
o Belajar Mahasiswa
ada untuk menelusuri suatu
mendeskripsikan suatu pengetahuan yang
pengetahuan. harus dipelajari oleh
mahasiswa.
Memeriksa dan
memberi ulasan
terhadap hasil
belajar mandiri
mahasiswa.
4 Self- merencanakan kegiatan sebagai fasilitator.
Directed belajar, melaksanakan, memberi arahan,
Learning dan menilai pengalaman bimbingan, dan
belajarnya sendiri. konfirmasi terhadap
kemajuan belajar
yang telah
dilakukan individu
mahasiswa.

5 Cooperativ Membahas dan Merancang dan


e Learning menyimpulkan masalah/ dimonitor proses
tugas yang diberikan belajar dan hasil
dosen secara belajar kelompok
berkelompok. mahasiswa.
Menyiapkan
suatu masalah/
kasus atau bentuk
tugas untuk
diselesaikan oleh
mahasiswa secara
berkelompok.

6 Collaborati Bekerja sama dengan Merancang tugas


ve Learning anggota kelompoknya yang bersifat open
dalam mengerjakan tugas ended.
Membuat rancangan Sebagai
proses dan bentuk fasilitator dan
penilaian berdasarkan motivator.
konsensus kelompoknya
sendiri.
7 Contextual Membahas konsep Menjelaskan
Instruction (teori) kaitannya dengan bahan kajian yang
situasi nyata bersifat teori dan
Melakukan studi lapang/ mengkaitkannya
terjun di dunia nyata dengan situasi
334
AIPNI
N Model Aktivitas Belajar Aktivitas Dosen
o Belajar Mahasiswa
untuk mempelajari nyata dalam
kesesuaian teori. kehidupan sehari-
hari, atau kerja
profesional, atau
manajerial, atau
entrepreneurial.
Menyusun tugas
untuk studi
mahasiswa terjun
ke lapangan
8 Project Mengerjakan tugas Merancang suatu
Based (berupa proyek) yang tugas (proyek) yang
Learning telah dirancang secara sistematik agar
sistematis. mahasiswa belajar
Menunjukan kinerja dan pengetahuan dan
mempertanggung keterampilan
jawabkan hasil kerjanya di melalui proses
forum. pencarian/
penggalian
(inquiry), yang
terstruktur dan
kompleks.
Merumuskan dan
melakukan proses
pembimbingan dan
asesmen.
9 Problem Belajar dengan Merancang tugas
Based menggali/ mencari untuk mencapai
Learning informasi (inquiry) serta kompetensi tertentu
memanfaatkan informasi Membuat
tersebut untuk petunjuk(metode)
memecahkan masalah untuk mahasiswa
faktual/ yang dirancang dalam mencari
oleh dosen . pemecahan
masalah yang
dipilih oleh
mahasiswa sendiri
atau yang
ditetapkan.
9 Problem Belajar dengan Merancang tugas
Based menggali/ mencari untuk mencapai
Learning informasi (inquiry) serta kompetensi tertentu
memanfaatkan informasi Membuat
tersebut untuk petunjuk(metode)

335
AIPNI
N Model Aktivitas Belajar Aktivitas Dosen
o Belajar Mahasiswa
memecahkan masalah untuk mahasiswa
faktual/ yang dirancang dalam mencari
oleh dosen . pemecahan
masalah yang
dipilih oleh
mahasiswa sendiri
atau yang
ditetapkan.

7.1.2 Evaluasi Pembelajaran pada tahap akademik


Pendidikan Sarjana Keperawatan
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau
kondisi akhir saat ini (Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi
disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik.

7.1.2.1 Tujuan Evaluasi

Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan:


Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha
belajarnya
Sebagai unpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang
dilakukannya
Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
Untuk memotivasi peserta didik
Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik

7.1.2.2 Metode Penilaian

Evaluasi Pencapaian Pembelajaran


Beberapa metode evaluasi pencapaian pembelajaran yang
dapat dilakukan, salah satunya dengan mengukur tingkat
kemampuan peserta didik (Millers Pyramid):
Skor 1 Mengetahui dan menjelaskan

336
AIPNI
(Pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, baik
konsep, teori, prinsip, maupun indikasi, cara melakukan,
komplikasi, dan sebagainya)
Skor 2 Pernah melihat atau pernah mendemonstrasikan
(Memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan
dan pernah melihat demonstrasinya).
Skor 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah
supervisi (memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan dan pernah
menerapkan keterampilan ini beberapa kali dibawah
supervisi.
Skor 4 Mampu melakukan secara mandiri (memiliki
pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini dan
memiliki pengalaman untuk menggunakan dan
menerapkan keterampilan ini secara mandiri.

Strategi Evaluasi Penilaian

Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian


pembelajaran:

1) OSCE (Objective Stuctured Clinical Examination)


2) Test Tertulis (Essay, MCQs, Short Answer Question)
3) Permasalahan (Case Study)
4) Reflective Learning
5) Observasi
6) Oral Test
7) Presentasi
8) Projek
9) Laporan

Evaluasi Proses

1.Evaluasi Pelaksanaan
2.Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa
3.Evaluasi Dosen oleh Dosen

337
AIPNI
7.2 Metoda Pembelajaran dan Evaluasi pada program Profesi
Keperawatan

Metoda pembelajaran pada tahap profesi berfokus pada


pelaksanaan pendelegasian kewenangan dari preceptor kepada
peserta didiknya. Sedangkan kegiatan evaluasi pada tahap profesi
lebih terfokus pada pembuktian bahwa peserta didik telah memiliki
kompetensi yang ditetapkan dan disertai dengan kemandirian
dalam menjalankan kompetensinya sebagai cerminan kewenangan
telah dimiliki.

7.2.1 Metoda Pembelajaran pada pendidikan program


profesi
Metoda belajar peserta didik pada tahap profesi meliputi:
- Diskusi kasus
- Presentasi Kasus
- Seminar ilmiah kecil
- Kegiatan prosedural keperawatan
- Asuhan keperawatan klien (bertahap)
- Rotasi tugas sesuai preceptor

7.2.2 Evaluasi Pendidikan Program Profesi


- Log book
- Direct Observasional of Prosedure skill
- Case test/uji kasus (SOCA Student Oral Case Analysis)
- Critical insidence report.
- OSCE
- Problem solving skill
- Kasus lengkap, kasus singkat
- Portofolio

7.3 Evaluasi pencapaian pembelajaran

Setiap capaian pembelajaran dievaluasi melalui beberapa cara


yaitu:
- log book
- laporan pada preseptor / mentor
338
AIPNI
- proses pelaporan pada dinas berikut
- format evaluasi resmi dari pendidikan (direct
observational procedure skills test; case test/ uji kasus).
- Student Oral Case Analyses (SOCA)
- Critical incidence report.

Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan


capaian pembelajaran ini adalah melalui pendelegasian
kewenangan. Disamping itu, ada beberapa capaian
pembelajaran tambahan yang harus juga dipertimbangkan
untuk dimiliki oleh peserta didik karena yang bersangkutan
akan menjadi praktisi. Capaian pembelajaran itu antara lain
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengembangkan diri
dan orang lain (klien), kemampuan mempertahankan
lingkungan bekerja yang sehat, aman dan keselamatan,
meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara
berkualitas, ekualitas dan perbedaan.

Evaluasi pencapaian pembelajaran untuk menetapkan


kelulusan dari Program Studi dilakukan dalam bentuk uji
kompetensi sebelum yudisium. Ketika peserta didik program
profesi dinyatakan lulus maka ia diberi sebutan Ners dan
kemudian memiliki hak untuk mendapatkan Surat Tanda
Registrasi (STR). Namun, jika ternyata peserta didik tidak lulus,
maka seyogyanya yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
mendapatkan remedial dan diuji kembali setelah program
remedial selesai.

339
AIPNI
8 PENUTUP

Kurikulum adalah jantung penyelenggaraan pendidikan, oleh


karena itu bagian yang sangat vital ini perlu terus di kaji, di telaah
dan ditata kembali agar institusi pendidikan berjalan dengan sehat,
benar dan sesuai tujuan yang diharapkan dengan senantiasa
menyesuaikan perkembangan IPTEK sehingga lulusan pendidikan
profesi Ners memiliki kemampuan memberikan layanan kesehatan
yang berkualitas.

Semenjak adanya himbauan dan tuntutan dari pemerintah


tentang penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) disetiap
satuan pendidikan maka AIPNI terus-menerus melakukan
pengkawalan terhadap pelaksanaan KBK tersebut. AIPNI telah
menyusun rancangan buku kurikukum berbasis kompetensi
pendidikan sarjana keperawatan tahun 2006 dan telah di
sempurnakan untuk digunakan pada tahun 2008. Hingga saat ini
kurikulum tersebut telah digunakan secara luas oleh Institusi
pendidikan keperawatan di Indonesia dan disempurnakan kembali
tahun 2010 ini dengan sebutan Kurikulum Pendidikan Ners. Pada
tahun 2015, AIPNI kembali melakukan peninjauan kembali kurikulum
Pendidikan Ners, dan hasilnya diharapkan dapat menjadi alternatif
atau pun panduan bagi institusi pendidikan Ners dalam
mengembangkan kurikulum pada institusinya masing-masing.

340
AIPNI
DAFTAR RUJUKAN

Morrow, K. (1984). Preceptorships in nursing staff development, in


Kramer, M. (1993). Preceptorship ploicy: a tool for success,
Journal of Continuing Education in Nursing, 24 (6), 274-276.

NMC. (2002). Supporting nurses and midwives through lifelong


learning. London: NMC.

Gaberson, K. B., & Oermann, M. H. (1999). Clinical Teaching


Strategies in Nursing. Teaching of nursing. New York: Springer
Publishing Company.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (2015).


Permenristek Dikti tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(SNPT) No. 44 tahun 2015.

341
AIPNI
Lampiran 1.

TATA KELOLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN

DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK

Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik


merupakan fokus dari proses belajar sehingga kegiatan belajar
diarahkan pada penumbuh kembangan peserta didik untuk menjadi
ners profesional. Berikut ini dijelaskan tahapan pendelegasian
kewenangan yang sifatnya sangat fleksibel dan individual dimana
peserta didik yang di anggap belum mampu untuk mendapatkan
tahap pendelegasian pada tingkat yang lebih tinggi tidak dipaksakan
untuk menerima pendelegasian tersebut.

Wakt
u Komponen pendelegasian kewenangan asuhan klien
/mgg pada setiap stase
u
Tindakan Ketergantung Ketergantungan Ketergantun Ketergantung
prosedur an minimal gan sedang an tinggi
al Mandiri
1-2 V
2-3
dst

342
AIPNI
343
AIPNI

Anda mungkin juga menyukai