Anda di halaman 1dari 45

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya

jamur tiram, cara budidaya jamur tiram


putih cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur
tiram

BELAJAR CARA BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Cara budidaya jamur tiram putih tidaklah sesulit orang-orang bayangkan pada
umumnya. Memang membutuhkan skil yang baik akan tetapi akan terasa mudah jika
sudah mulai dilakukan. Cara dan teknik budidaya jamur tiram putih yang baik akan
menghasilkan jamur tiram yang berkualitas dan panen yang memuaskan. Banyak
para petani jamur tiram yang gagal produksi jamurnya hanya karena salah dan
kurang memahami bagaimana sebenarnya cara dan teknik budidaya jamur tiram
putih yang benar.

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
putih

kumbung jamur tiram

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
putih

Mengenal Cara Budidaya Jamur Tiram Putih


Cara budidaya jamur tiram putih di zaman dahulu kala masih menggunakan cara
tradisional seperti dengan cara memelihara jamur tiram yang tumbuh di kayu-kayu
lapuk dan sudah lama mati, kayu yang sudah di tumbuhi jamur tiram ini disimpan
di ruangan lembab dan agak gelap agar jamur tiram bisa tumbuh dengan baik.
Akan tetapi tumbuh jamur ini tidak bisa betahan lama karena nutrisi dalam kayu
yang dibutuhkan jamur makin lama semakin habis dan jamur tiram tidak lagi bisa
tumbuh di batang kayu tersebut. Belajar dari sifat alami jamur tiram inilah maka
muncullah beberapa orang pengamat dan para ahli jamur untuk menciptakan
bagaimana mengembangkan dan cara budidaya jamur tiram putih.
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

persiapan media untuk budidaya


cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Perkembangan cara budidaya jamur tiram putih saat ini.


Cara budidaya jamur tiram putih saat ini sudah sangat berkembang dengan baik
dan sangat pesat, ini seiring berkembangnya dan semakin majunya ilmu
pengetahuan dan teknolgi, dan untuk sekarang ini sudah ada petani jamur tiram
yang menggunakan teknologi canggih tersebut seperti, labour misilium yang
canggih, proses dan cara budidaya yang menggunakan mesin yang mampu
nmemproduksi baglog jamur tiram dalam skala banyak. Akan tetapi sejauh ini
masih saja ada beberapa kendala yang ditemukan dalam prososes dan cara
budidaya jamur tiram putih ini, seperti pengukusan yang kurang matang, proses
inokulasi yang kurang seteril dan lain sebagainya. Jadi bagi petani jamur tiram
sangat di sarankan jangan asal-asalan dalam menggunakan alat-alat canggih dalam
proses dan cara budidaya jamur tiram putih ini.
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
proses loging
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Keuntungan Memulai Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih Saat Ini:


1. Laba usaha yang di dapat terbilang besar

2. Masih jarangnya petani yang membudidayakan jamur tiram saat ini

3. Permintaan pasar sangat tinggi dan semakin meningkat

4. Budidaya jamur tiram tidak mengenal musim sehingga dapat menghasilkan keuntungan
terus menerus sepanjang tahun

5. Kebutuhan skill tidak begitu tinggi

6. Bahan baku mudah diperoleh dan harganya murah

7. Proses pemeliharaan tergolong mudah

8. Tidak memerlukan lahan yang luas

9. Kemungkinan stagnasi pasar sangat kecil karena merupakan konsumsi masyarakat sehari-
hari.

10.Jamur tiram merupakan pangan alternatif yang lezat, sehat dan bergizi tinggi.

11.Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

12.Kompos bekas media tanam dapat digunakan untuk pupuk kolam ikan, campuran pakan
ikan, campuran pakan ternak, dan media memelihara cacing.
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

sterilisasi
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

APAKAH ANDA BERMINAT JADI PENGUSAHA JAMUR


TIRAM .... ??
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

MARI MULAI BELAJAR MANDIRI CARA


MEMBUDIDAYAKAN JAMUR TIRAM PUTIH
BERSAMA"KING SPORA FARM"
Usaha budidaya jamur tiram putih sudah kami geluti sejak tahun 2009 yang
lalu, Cara dan teknik budidaya jamur tiram putih ini sudah sangat kami pahami
dan dalami, berbagai macam halangan dan rintangan telah banyak kami lalui
bahkan sempat mengalami kegagalan dalam jumlah besar, belajar dari berbagai
pengalaman dan kegagalan ini kami bangkit dan terus maju sehingga sekarang
telah menjadikan kami sebagai Pusat Pengembangan Budidaya jamur Tiram di
Sumatera dan telah mempunyai cabang di tiga provinsi.
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

USAHA KAMI REAL, DAN SUDAH BERDIRI DI 2 PROVINSI :


1. Sumatera Barat : Nagari Batuhampar, Kec. Akabiluru Kab. Lima Puluh Kota
Sumatera Barat

2. Pekanbaru : Jl. Bukit pasir RT.3 RW.3 Kel. Tenayan Raya Kec. Tangkerang
Timur Kota Pekanbaru
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
Berdasarkan pengalaman kami adapun penyebab kegagalan yang umum terjadi dalam
prosoes budidaya jamur tiram putih adalah :

1. Minimnya pengetahuan petani jamur tiram akan cara budidaya jamur tiram
putih yang baik dan benar

2. Cara budidaya jamur tiram yang asal-asalan alias coba-coba sendiri

3. Tidak tahunya petani tentang kualitas bibit yang digunakan sehingga bibit
rentan mati dan gagal tumbuh

4. Bahan-bahan yang digunakan tidak tepat dan tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan tumbuh jamur.

5. Cara membersihkan peralatan dan kumbung yang tidak benar sehingga


menyebabkan kontaminasi pada log.

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

tumbuh jamur hasil budidaya


cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

BAGAIMANA CARA BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH YANG


BAIK DAN BENAR ... ???
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
Berdasarkan pengalaman yang bertahun-tahun inilah, maka kami
dari "King Spora Farm" berniat membantu para pemula usahawan budidaya
jamur tiramuntuk menerapkan cara membudidayakan jamur tiram yang
baik dan benar sehingga akan menghasilkan panen yang baik dan
memuaskan.

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

KAMI TIDAK AKAN MENGAJARKAN CARA BUDIDAYA JAMUR


TIRAM PUTIH BERDASARKAN TEORI-TEORI BELAKA, AKAN
TETAPI KAMI AKAN BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN KAMI
YANG REAL BERTAHUN-TAHUN DI LAPANGAN KEPADA ANDA
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budi

daya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

PERKENALKAN PRODUK KAMI :

1. VIDEO CD TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM


Rp. 125.000,00

( Harga Sudah Termasuk Ongkos kirim )


cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Anda akan melihat langsung bagaimana cara budidaya jamur tiram putih
step by step di setiap langkahnya.

ADAPUN ISI DALAM V-CD INI ADALAH:


1. Pengenalan bahan baku/media-media untuk budidaya jamur tiram
2. Proses dan Aplikasi pengadukan bahan-bahan/media
3. Proses dan Aplikasi Logging
4. Proses dan Apilkasi Sterilisasi
5. Proses dan Aplikasi Inokulasi
6. Proses dan Aplikasi Inkubasi
7. Proses dan Aplikasi Pemanenan
8. Proses dan Aplikasi Perawatan Baglog Jamur Pasca Panen

Untuk Melihat Sepintas Isi Video CD Klik Disini


cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram,

teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

2. E-BOOK PANDUAN CARA MEMBUDIDAYAKAN JAMUR


TIRAM

Rp. 125.000,00

( Harga sudah termasuk Ongkos kirim )


Setiap Tahap di Ikuti Dengan Gambar2 Tutorial, Sehingga Mudah Dipahami dan
Dipraktekkan
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih

DAFTAR ISI EBOOK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB I

PENDAHULUAN

MENGENAL JAMUR TIRAM

1. Sejarah Jamur Tiram

2. Jenis-Jenis Jamur Tiram

3. Manfaat Jamur Tiram

4. Aneka Resep Masakan Jamur Tiram

5. Nilai Gizi

6. Habitat Hidup Jamur Tiram

7. Peluang Usaha

BAB II

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

1. Pengenalan bahan baku/media

2. Pengadukan bahan-bahan/media

3. Logging

4. Sterilisasi

5. Inokulasi

6. Inkubasi

7. Pemanenan
8. Perawatan Baglog Jamur Pasca Panen

BAB III

JENIS HAMA , PENYAKIT DAN CARA PENCEGAHANNYA.

BAB IV

ANALISIS USAHA

GAMBARAN SISTEM RANCANG DRUM UNTUK STERILISASI


ur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

MASA PROMO,, PENGAMBILAN SATU PAKET


E-BOOK DAN VIDEO-CD HARGA
KAMI DISKONT JADI Rp. 185.000,00
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

FREE KONSULTASI LANGSUNG DENGAN KAMI ...

Ada Masalah Di lapangan ... ??


Silahkan Hubungi Kami ...!!
HP: 081267056021
PIN BB 2A9AC5B4

ANDA KAMI GARANSI SAMPAI BISA BUDIDAYA


cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

ILMU YANG ANDA DAPAT MELEBIHI DARI


MENGIKUTI PELATIHAN2, KARENA KAMI REAL ADA
DILAPANGAN DAN MEMPUNYAI BERBAGAI MACAM
PENGALAMAN
Pa
nen Jamur Tiram

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

ANDA TIDAK PERLU LAGI MENGIKUTI PELATIHAN2


BUDIDAYA YANG HARGA NYA 800RIBUAN-JUTAAN,
CUKUP HANYA MILIKI E-BOOK DAN V-CD KAMI DAN
ANDA REAL JADI USAHAWAN JAMUR TIRAM DI
LAPANGAN.

KARENA KAMI SIAP MEMANDU ANDA DILAPANGAN ..!!


cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

DAPATKAN SEGERA ... !!!


HANYA Rp. 125.000
(sudah termasuk ongkir)

DAN JADILAH USAHAWAN JAMUR TIRAM


DARI SEKARANG .....!!!!
cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budiaya, jamur, tiram, putih, bibit jadmur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Untuk Pemesanan Silahkan Ketik SMS:


Nama#Alamat#Pesanan
Kirim SMS ke 081267056021
Contoh:
Jason Budianto#Jl. Delima No.23 Bandung, Jawa Barat#V-CD
Budidaya jamur tiram 1Pcs

Trasnfer Ke Rek.Bank Mandiri 111 000 630 199 4 atas nama Erivaldi

Atau Hub. Langsung 081267056021


PIN BB 2A9AC5B4

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

E-BOOK dan V-CD sudah kami kirim keberbagai


Kota2 dan daerah2 di Seluruh Nusantara
Pengiriman Via Tiki, JNE dan POS

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

JADI PENGUSAHA BUTUH AKSI, BUKAN MIMPI,..,

SO GET YOUR DREAM AND TAKE YOUR ACTION NOW......!!!


cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

PESAN SEKARANG JUGA . . !!


DAN JADILAH SEORANG PENGUSAHA JAMUR TIRAM...!!
Cukup Rp. 125.000 saja Anda mendapatkan 1 buah E-BOOK
atau V-CD Budidaya Jamur Tiram serta

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram
P
enjualan baglog jamur keluar kota

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

UNTUK INFO LEBIH LANJUT SILAHKAN HUBUNGI


ERIVALDI : 081267056021
PIN BB 2A9AC5B4

Galeri erivaldi
er
ivaldi

Bersama Mr. Jan Huys(Pengusaha &


Konsultan jamur dari Belanda)

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Rapat asosiasi usahawan jamur tiram


Di Labour Miselium Jamur

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Di Ruang Tumbuh Jamur


cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Suport By :

cara budidaya jamur tiram, carabudidayajamurtiram, cara, budidaya, jamur, tiram, putih, bibit jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram

Home | Testimonial | Tentang Kami | Kontak


Powered By : www.carabudidayajamurtiramputih.com

Home >

Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula

Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula


Posted by : Dede Muhammad NurjamanJumat, 04 Oktober 2013
Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong
plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.

Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah pohon berdaun le bar
atau dibawah tanaman berkayu. Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak .

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa miselium yang disimpan di tempat yang redup, jumlahnya lebih banyak disbanding
di temapat yang terang dari cahaya matahari yang penuh.
Miselium adalah jaringan yang didalamnya kumpulan dari hifa jamur. Miselium dapat tumbuh pada sel dinding kayu
dengan melakukan penetrasi pada dinding sel kayu dengan cara melubanginya.

Proses penetrasi dinding sel kayu dibantu oleh enzim pemecah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang dihasilkan oleh
jamur melalui ujung benang-benang miselium. Enzim tersebut mencerna senyawa kayu sekaligus memanfaatkannya
sebagai sumber (zat) makanan.
Syarat Tumbuh JamurTiram
IKLIM
1. Temperature

Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28 C, artinya kisaran
temperature normal untuk pertumbuhannya. Waluapun begitu, dengan temperature di bawah 23 C, miselium jamur
masih dapat tumbuh meskipun memerlukan waktu yang lebih lambat.
Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang bentuk seperti cangkang tiram, memerlukan kisaran suhu antara
13-15 C selama 2 samapai 3 hari.

Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu pertumbuhan
tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang berarti pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka waktu
yang diperlukan akan lama.
Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh pada rentang suhu 12-37,8 C.

2. Kelembapan

Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur.
Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu, bahkan terhenti sama sekali.
Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan
didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman.
Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh
optimal pada subtract yang memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan
tubuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85%.

3. Cahaya

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada
tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan
tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman.

Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan menyebabkan kelayuan, serta
ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh
karena itu, diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.

4. Udara

Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk
pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara
disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah.

Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh
buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga
memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara
dapat berjalan secara baik.

Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur
tiram yang tumbuh pada tempat yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang
abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil dibandingkan tangkainya.

5. Derajat Keasaman (pH)

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit asam, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium
diperlukan untuk produksi metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organic.

Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain,
bahkan menimbulkan kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat menyebabkan system
metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif. Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal
pada pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).

MEDIA TANAM
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan
tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang digunakan berupa kayu tiruan (log) yang
dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-
tepungan), kapur, pupuk P, dan air.
1. Nutrisi

Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel
memerlukan nitrogen, fosfor, dan nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga diperlukan
sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan disbanding dengan nitrogen.
Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk pembentukan
dinding sel jamur.

2. Kehadiran Mikroorganisme lain

Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram. Kehadiran mikroorganisme lain dapat
menyebabkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh dengan
optimal.
Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organism
disekitarnya.
Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media tanam dari kehadiran jasad asing di dalam
media tanam yang tidak diharapkan.

KETINGGIAN TEMPAT
Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur
didataran rendah tidak mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan
jamur.

PEMBIBITAN
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh dari petani jamur yang s udah bisa membuat
bibit bibit jamur. Untuk membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses ini sangat rentan
terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa menggunakan laminar flow atau transfer box.

ALAT DAN BAHAN


Untuk membudidayakan jamur tiram, diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :

Kompor minyak tanah


Drum berdiameter 80 cm, tinggi 96 cm
Rak, dengan luas 3m
pH meter
Thermometer
Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci sebanyak 300 buah
Cincin
Lampu spirtus, dengan volume 30 liter
Baskom plastic
Sekpo
Serbuk kayu albasia sebanyak 10,5 kg
Dedak halus sebanyak 21 kg
Tepung jagung sebanyak 0,6 kg
TSP murni 1 kg
Kapur 3 buah
Bibit jamur F3 sebanyak 3 buah
Alcohol 95% sebanyak 1 liter
Kantung plastic transparan (20x35x0,5) cm sebanyak 300 buah
Kertas roti 10 x 10 sebanyak 300 buah
Karet gelang tahan panas 600 buah
Air sumur 30 liter

PEMBUATAN JAMUR TIRAM


Adapun proses pembuatan jamur tiram adalah sebagai berikut

1. Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang karena dapat merusak plastic substrat.

2. Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom plastic. Aduk sampai merata,
jangan sampai ada gumpalan-gumpalan. Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai
berikut :
Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg
Tepung jagung 0,6 kg
Dedak halus 21 kg
TSP 1 kg
Kapur 3 buah
Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur.

3. Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus
dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic
bagian bawah ditusuk jari telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan dipadatkan bisa
duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam
mengikat.

4. Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.

5. Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic tersebut dengan karet tahan panas.

6. Tutup mulut log tersebut dengan kapaskemudian tutup lagi dengan kertas, lalu diikat lagi dengan karet.

7. Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.

8. Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih.

9. Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada
ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman bibit.

10. Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya:


Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup
Semprot isi ruangan dengan alcohol 95%
Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol 95%
Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi disimpan di depan dekat tangan kiri. Bibit
yang akan ditanamkan disimpan di depan dekat tangan kanan. Antara media yang akan ditanami dan bibit,
disimpan lampu spirtus.
Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media.
Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media.
Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu spirtus.
Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas.
Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti.
11. Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.

12. Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.

13. Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi miselium, tutup kapas dan cincin
pada bagian atas log tersebut dibuka.

14. Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer.

15. Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.

PENYIMPANAN LOG

Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan, masa tanam jamur tiram tidak tidak diatur oleh kondisi iklim dan
dapat dilakukan setiap saat. Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan
miselium dan tubuh buah.
Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur tiram skala besar atau di dalam
bangunan semi permanen.

Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan
berukuran 5,7 x 2,15 m. jarak antara petak 40-60 cm. di dalam setiap petakan dibuat rak-rak yang tersusun ke atas
untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu.
Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh
buah yang tumbuh dari log tidak tumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.

PANEN
Ciri dan Umur Panen
Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur
muuda. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal saat 2-3 hari setelah tumbuh bakal tubuh buah.

Cara Panen
Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang yang tersisa dapat mengalami kebusukan.
Potong jamur dengan pisau yang bersih dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan tumpukan setinggi 15 cm.

Periode Panen
Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali, tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan
dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.

http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/Panduan-Budidaya-Jamur-Tiram-dan-Penjelasan-Tata-caranya.html
- See more at: http://zagal43.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-jamur-tiram-untuk-
pemula.html#sthash.vq0xVS4K.dpuf

Teknik dan Cara Budidaya Jamur Tiram - Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami
kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu
diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika
faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan
besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan budidaya.

JAMUR TIRAM

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur tiram memiliki
miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi serta menjadi tujuan dari budidaya.
Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan
agar pelaku usaha budidaya benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan
maupun pengendalian hama jamur tiram.

PERSIAPAN PENANAMAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman.
Persiapan matang membantu menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan jamur tiram
sehingga menunjang keberhasilan budidaya. Langkah-langkah yang harus dilakukan diantaranya
membuat rumah kumbung baglog, rak baglog, menyediakan bibit, serta menyediakan peralatan
budidaya. (Bisa Anda lihat di artikel Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram).
Usahakan selama budidaya menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau
dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya untuk jamur tiram cukup sederhana, harga
terjangkau, bahkan kita bisa memanfaatkan peralatan dapur.
Pada dataran rendah, modifikasi bahan media jamur tiram serta takarannya dapat mengoptimalkan
hasil, caranya yakni mengurangi atau menambah takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya.
Pada usaha budidaya skala kecil, perlu juga dilakukan eksperimen atau percobaan dalam
menentukan takaran bahan media agar takarannya tepat. Hal ini perlu dilakukan mengingat jamur
tiram yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh yang berbeda tentu membutuhkan nutrisi maupun
media yang berbeda pula tergantung kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada
standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani
memodifikasi media serta lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.

NUTRISI DAN MEDIA TANAM JAMUR TIRAM

Nutrisi sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk melangsungkan setiap proses
kehidupannya, tak terkecuali jamur tiram. Pada budidaya jamur tiram, jamur memperoleh nutrisi
dari serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji ini berfungsi sebagai media tempat tumbuh. Bahan
serbuk gergaji yang baik dapat diperoleh dari bahan kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis
tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen. Dalam kayu keras mengandung
selulose dalam jumlah banyak dimana solusose ini sangat dibutuhkan oleh jamur tiram. Beberapa
jenis kayu keras yang bisa dimanfaatkan sebagai media tanam antara lain dari kayu sengon, kayu
kampung, atau kayu mahoni. Serbuk gergaji sebagai media tumbuh jamur tiram dapat diperoleh
dari tempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media, perlu dilakukan pengomposan
terlebih dahulu pada serbuk gergaji agar dapat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana
sehingga tersedia serta mudah dicerna oleh jamur tiram. Proses pengomposan serbuk gergaji kayu
ini dapat dilakukan dengan cara menutup serbuk gergaji kayu menggunakan plastik atau terpal
selama kurang lebih 1 sampai 2 hari. Jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50C berarti pengomposan
telah berlangsung baik.

Media tanam jamur tiram sebenarnya tidak hanya berasal dari serbuk gergaji kayu saja, melainkan
ada berbagai alternatif pilihan bahan sebagai pengganti serbuk kayu, antara lainnya dapat berasal
dari berbagai macam ampas, seperti misalnya ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, atau ampas
teh. Meskipun demikian, media yang baik untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu.

Selain serbuk gergaji kayu, media tempat tumbuh juga terdiri dari bekatul (dedak) halus, tepung
jagung, kompos, kapur dan air. Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai
substrat serta penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Pastikan bekatul atau dedak maupun
tepung jagung masih baru agar media dalam keadaan steril. Penggunaan bahan media yang sudah
lama dikhawatirkan pada bahan tersebut sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat tumbuhnya
jenis jamur lain yang tidak dikehendaki (terkontaminasi). Substrat dedak/bekatul atau tepung
jagung sebenarnya berfungsi sama sehingga jika bahan yang dibutuhkan sulit diperoleh dapat dipilih
salah satunya saja. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung jagung
memberikan kualitas hasil jamur tiram yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut
hampir sama. Akan tetapi penggunaan dedak dirasa lebih efisien. Penggunaan dedak (bekatul)
dapat menekan biaya produksi, selain harganya lebih murah juga mudah didapat karena selama ini
dedak masih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Pemberian kapur (CaCo3) pada media selain berfungsi untuk mengatur keasaman media tanam juga
berfungsi sebagai sumber mineral. Keasaman yang sebabkan oleh miselium jamur ini dapat
dinetralisir oleh kalsium dalam kapur, sehingga pemberian kapur pada media tanam sangat
diperlukan untuk mengoptimalkan hasil panen. Adapun komposisi media semai jamur tiram terdiri
dari serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10kg; kompos 0,5kg;
kapur (CaCo3) 0,5kg; serta air 50-60%. Media tanam kemudian diletakkan dalam kantong plastik
bening tanah panas (PE 0,002) berukuran 20cm x 30cm.

Setelah media tanam siap diisi media, langkah selanjutnya sebelum melakukan penanaman bibit
jamur tiram, perlu dilakukan sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog. Mengingat budidaya jamur
tiram sangat rentan akan serangan hama penyakit sehingga sterilisasi mutlak diperhatikan oleh
pelaku usaha budidaya jamur. Hal terburuk, serangan hama penyakit yang tidak terkendali dapat
menggagalkan panen.

STERILISASI BAHAN DAN BAGLOG BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Proses sterilisasi media tanam penting dilakukan mengingat budidaya jamur disamping
membutuhkan lingkungan budidaya yang selalu bersih juga media tanam yang benar-benar steril
agar hasil panen dapat mencapai optimal serta proses budidaya jamur tiram menghasilkan
keuntungan tinggi. Proses sterilisasi media tanam ini meliputi sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog.
Sterilisasi bahan dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100C. Sterilisasi ini berlangsung
selama 6-8 jam untuk diperoleh hasil lebih baik, dengan melakukan pemanasan diharapkan
mikroorganisme pengganggu dapat ditekan, selain itu juga bertujuan mengurangi kadar air. Bahan-
bahan yang disterilisai berupa serbuk gergaji kayu dan dedak (bekatul). Sebelum dimasukkan ke
dalam oven, serbuk gergaji kayu dan dedak ini di campur menjadi satu terlebih dahulu kemudian
ditambahkan air bersih sekitar 50-60%, campur bahan hingga benar-benar rata serta kalis agar
mudah dikepal. Penambahan air ini berfungsi membantu proses penyerapan nutrisi oleh miselium.

Kemudian bahan-bahan steril tadi dimasukkan ke dalam plastik sambil ditekan-tekan sedikit demi
sedikit, perlu diperhatikan bahwa bahan-bahan yang dimasukkan harus sepadat mungkin untuk
mengoptimalkan hasil. Semakin padat bahan dalam kantong plastik maka semakin banyak pula hasil
produksi jamur tiram, untuk itu pastikan bahwa pemasukan bahan-bahan harus benar-benar padat.
Tambahkan cincin paralon atau potongan bambu pada bagian atas kantong plastik terlebih dahulu
sebelum akhirnya ditutup menggunakan sumbat kapas dan diikat dengan karet tahan panas. Cara
pemasangan cincin paralon atau potongan bambu pada budidaya ini yaitu dengan memasang
paralon atau potongan bambu pada bagian atas plastik, lalu masukkan seluruh bagian ujung plastik
ke dalam lubang peralon atau potongan bambu, tarik kuat-kuat kemudian lipatlah ujung plastik
yang telah masuk ke dalam lubang paralon atau potongan bambu ini ke arah sisi luar. Setelah itu
baru ikatlah plastik dengan kuat. Sebagai gambaran, hasil akhir dari proses cara pemasangan
paralon atau potongan bambu ini adalah bagian ujung baglog terdapat lubang peralon atau
potongan bambu sebagai tempat munculnya jamur tiram.

Setelah dilakukan sterilisasi bahan, proses sterilisasi media tanam selanjutnya adalah sterilisasi
baglog. Sterilisasi baglog pada budidaya ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu sterilisasi
baglog menggunakan autoclave atau pemanas/Steamer dan sterilisasi menggunakan drum minyak.
Cara sterilisasi dapat disesuaikan kondisi masing-masing, masing-masing metode memiliki kelebihan
maupun kelemahan sendiri-sendiri. Secara prinsip, kedua cara ini dapat menciptakan lingkungan
kondusif untuk pertumbuhan jamur tiram.

Sterilisasi Baglog Menggunakan Autoclave atau Pemanas/Steamer


Sterilisasi baglog menggunakan autoclave atau pemanas/steamermembutuhkan waktu relatif
sebentar, cukup selama 15 menit saja. Pemanasan cara ini dilakukan pada suhu 121C. Caranya pun
cukup mudah, baglog yang sudah siap serta sudah disteril bahan terlebih dahulu tentunya tinggal
dimasukkan saja ke dalam autoclave. Keuntungan sterilisasi baglog menggunakan cara ini adalah
dapat menghemat waktu, namun membutuhkan biaya tinggi untuk investasi alat. Meskipun
demikian untuk budidaya jangka panjang serta berskinambungan justru akan lebih menguntungkan.

Sterilisasi Baglog Menggunakan Drum Minyak


Sterilisasi baglog menggunakan drum memiliki keuntungan lebih murah jika dibandingkan dengan
sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer sehingga dapat menekan biaya produksi.
Namun membutuhkan waktu lama dalam proses sterilisasinya. Selain itu, drum minyak pun harus
berkapasitas besar agar dapat menampung kurang lebih 50 baglog agar lebih menghemat waktu
sehingga juga dapat menekan biaya produksi. Cara sterilisasi baglog menggunakan cara ini
sebenarnya juga cukup mudah, yaitu cukup memanaskannya di atas kompor minyak atau api.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses pemanasan sekitar 8 jam.

PENDINGINAN

Setelah melakukan proses sterilisasi, baik sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog, langkah
selanjutnya adalah proses pendinginan. Pada poses ini, baglog yang sudah disterilisasi tadi, yaitu
selama 15 menit untuk sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer dan 8 jam untuk
sterilisasi menggunakan drum, baglog harus didinginkan sebelum dilakukan penanaman. Pastikan
baglog sudah menjadi dingin terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman, baru setelah benar-
benar dingin kemudian dilakukan penanaman bibit jamur tiram.

PERSIAPAN PENANAMAN JAMUR TIRAM

Steril merupakan kunci utama keberhasilan budidaya, untuk itu kebersihan harus tetap terus dijaga
serta lebih ditingkatkan. Persiapan sebelum melakukan penanaman jamur tiram terutama sekali
adalah dalam hal kebersihan ini, baik kebersihan alat, tempat, maupun tenaga kerja. Tempat
penanaman jamur tiram harus disterilisasi terlebih dahulu menggunakan disinfektan untuk
mengurangi terjadinya kontaminasi yang tidak diinginkan sehingga budidaya jamur tiram semakin
optimal. Alat yang akan digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol
serta dipanaskan terlebih dahulu. Selain itu, tanaga kerja juga dianjurkan untuk memakai masker
penutup terutama penutup hidung dan mulut sehingga kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri
(mikroorganisme pengganggu) melalui mulut maupun hidung tenaga kerja dapat diminimalisir.

PENANAMAN JAMUR TIRAM

Penanaman jamur tiram dilakukan setelah semuanya dipastikan steril. Selama proses ini perlu
diperhatikan suhu serta kelembaban udaranya. Suhu udara kondusif sangat diperlukan untuk
menunjang pertumbuhan miselium jamur tiram, suhu yang dibutuhkan berkisar antara 23-28C,
dengan suhu udara optimun pada 25C. Siram lantai menggunakan air atau semprot lokasi
menggunakan tangki sprayer jika cuaca terlalu terik dan berangin. Hal ini dilakukan untuk
menurunkan suhu udara pada kisaran suhu ideal. Atur juga sirkulasi udara pada tempat budidaya
jamur agar jamur tiram tetap mendapatkan udara segar. Tutup sebagian lubang sirkulasi udara jika
angin sedang bertiup kencang. Pastikan kondisi lingkungan tetap kondusif untuk menopang
pertumbuhan jamur tiram.

PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM

Seperti halnya dalam budidaya lain, pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting. Dalam hal
ini, pemeliharaan selama budidaya adalah mengenai pengendalian hama penyakit jamur tiram. Hal
ini penting sekali mengingat hama penyakit pasti selalu menyerang pada setiap budidaya apa saja
terutama di bidang pertanian. Meskipun saat pembuatan baglog sampai penanaman semua media
maupun tempat sudah disterilisisai, namun hama penyakit pasti selalu datang di setiap fase. Untuk
mengoptimalkan hasil produksi, meminimalisir resiko serta mengendalikan hama penyakit adalah
langkah-langkah paling tepat.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Serangan hama dan penyakit antara tempat satu dengan tempat lainnya pada budidaya jamur tiram
berbeda-beda, cara pengendalian hama dan penyakit ini pun tentunya tidak sama, tergantung jenis
hama maupun penyakit apa yang sedang menyerang. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan
yang berbeda-beda pula antara satu tempat dengan lainnya serta kebersihan lokasi budidaya atau
rumah kumbung. Selain faktor lingkungan, serangan hama penyakit dapat bersumber dari jamur
tiram itu sendiri terutama saat melakukan proses sterilisasi baik saat melakukan sterilisasi bahan
media tanam maupun sterilisasi baglog. Dimungkinkan terjadi kesalahan saat melakukan sterilisasi
ini sehingga mudah terkontaminasi oleh kondisi lingkungan setempat.

HAMA JAMUR TIRAM

Hama pengganggu selama proses budidaya jamur tiram meliputi hama ulat, kleket, semut, serta
laba-laba. Pengamatan setiap hari di lapangan perlu dilakukan agar serangan hama dapat terdeteksi
lebih dini sehingga mengurangi resiko kegagalam panen. Berikut ini deskripsi singkat mengenai
hama pengganggu berikut cara pengendaliannya:

Ulat

Hama utama jamur tiram adalah hama ulat. Hama ini muncul ketika kelembaban udara tinggi,
kebersihan lingkungan tidak terjaga, serta akibat kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai
jamur maupun jamur yang tidak terpanen. Pencegahan hama ulat dilakukan dengan mengatur
sirkulasi udara untuk mengatur kelembaban, pemanenan lebih hati-hati sehingga tidak banyak
pangkal atau batang maupun jamur tiram yang tidak terpanen, serta menjaga kebersihan lokasi
kumbung. Pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan formalin di sekitar lokasi
rumah kumbung.

Kleket (sejenis moluska), Semut dan Laba-laba

Pengendalian hama kleket, semut dan laba-laba dapat dilakukan dengan dua cara, baik secara
mekanis maupun kimiawi. Secara mekanis, pengendalian hama semut dan laba-laba dapat dengan
melakukan pembongkaran pada sarangnya, kemudian disiram menggunakan minyak tanah.
Sedangkan hama kleket seringkali dijumpai pada mulut baglog cukup diambing menggunakan
tangan. Secara kimiawi, hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida untuk
semut dan laba-laba serta pemberian molustisida untuk hama kleket. Namun, pengendalian kimiawi
hendaknya dijadikan alternatif terakhir karena produk jamur tiram merupakan produk organik.
Selain ramah lingkungan, pengendalian hama kleket, semut maupun laba-laba secara mekanis juga
menekan biaya produksi.

PENYAKIT JAMUR TIRAM


Penyakit pengganggu selama budidaya jamur tiram meliputi jamur parasit dan tangkai jamur
memanjang. Seperti halnya pada cara pengendaian hama, pengamatan setiap hari di lapangan juga
perlu dilakukan agar hasil panen optimal. Berikut ini deskripsi singkat mengenai penyakit beserta
cara pengendaliannya:

Jamur Parasit

Seperti telah berulangkali dibahas sebelumnya, bahwa kebersihan merupakan kunci utama
keberhasilan budidaya. Rumah kumbung maupun peralatan yang digunakan selama proses produksi
harus selalu dalam keadaan steril untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme pengganggu yang
tidak diinginkan, bahkan dapat menggagalkan budidaya jamur. Jika kebersihan maupun faktor
lingkungan (suhu, kelembaban, dll) kurang mendukung, biasanya sering terjadi pada baglog banyak
ditumbuhi penyakit cendawan maupun jamur lain yang tumbuh seiring pertumbuhannya. Missellium
cendawan atau jamur parasit tersebut saling berebut untuk melakukan pertumbuhan sehingga
sering mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat, bahkan terkadang menyebabkan tidak
tumbuh. Jamur parasit ini berisifat patogen, gejalanya ditandai munculnya miselium berwarna
kuning, hijau, hitam, disertai lendir pada substrat. Jamur parasit yang biasa menyerang selama
proses budidaya adalah Penicillium sp., Rhizopus sp., Aspergillus sp., serta Mucor sp.. Jamur ini
menyerang substrat atau baglog dengan cara tumbuh bersaing dengan tanaman pokok. Penyakit ini
menyerang baglog tertutup maupun terbuka. Pengendalian jamur penganggu dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan yang berhubungan dengan proses budidaya (baik kumbung, baglog,
peralatan, maupun tenaga kerja), musnahkan baglog terserang jamur parasit dengan cara dibakar,
serta mengatur kelembanan udara di sekitar lokasi kumbung.

Tangkai Jamur Memanjang

Penyakit tangkai jamur memanjang merupakan penyakit fisiologis yang sering dijumpai selama
prses budidaya, ditandai tangkai jamur tiram memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat
berkembang maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat
ventilasi udara kurang sempurna. Pencegahan penyakit tangkai memanjang adalah mengatur
ventilasi seoptimal mungkin pada rumah kumbung sehingga sirkulasi udara berjalan sempurna
sesuai kebutuhan pertumbuhannya.

PANEN JAMUR TIRAM

Kegiatan ini merupakan hasil akhir dari proses budidaya yang sangat dinanti-nantikan oleh para
petani. Mereka bisa tersenyum senang manakala hasil budidaya jamur tiram menuai keberhasilan,
sebaliknya bahkan bisa menangis penuh kesedihan manakala hasil panen jamur tiram tak sesuai
harapan. Pemanenan jamur tiram ini dilakukan secara bertahap. Pada prinsipnya, jamur tiram siap
panen sudah berukuran cukup besar dengan tepi meruncing tetapi belum mekar penuh (belum
pecah). Namun, dapat juga disesuaikan dengan permintaan pasar. Panen biasanya dilakukan saat
berumur 40 hari setelah pembibitan. Pada kondisi ini, tubuh jamur tiram sudah berkembang
maksimal, berkisar antara 3 mingguan dari saat buah jamur terbentuk.

PENANGANAN PASCA PANEN JAMUR TIRAM


Setelah pemanenan selesai dilakukan, masih memerlukan proses penangan lebih lanjut untuk
meningkatkan keuntungan. Penanganan ini disesuaikan dengan permintaan pasar tujuan. Upaya
penanganan pascapanen biasanya meningkatkan hasil antara 25%-100% tergantung kesepakatan
maupun pasar tujuan. Untuk mendapatkan produk berkualitas baik serta memenuhi kriteria
permintaan pasar modern, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti di bawah ini:

Pencucian

Penggunaan pestisida dalam budidaya jamur tiram mungkin belum bisa dihindari oleh para petani
baik petani hortikultura maupun petani jamur tiram. Hal ini sangat dimaklumi karena kesadaran
masyarakat kita masih sangat rendah baik di tingkat konsumen maupun petani, ditambah
perekonomian masyarakat juga masih sangat rendah. Mayoritas konsumen di Indonesia
menginginkan produksi pertanian berkualitas super bahkan organik tetapi dengan harga murah,
sedangkan para petani menginginkan produktivitas tinggi dengan sedikit resiko karena harga
jualnya juga rendah sehingga mereka tetap berorientasi mencari laba atau keuntungan. Suatu
masalah yang sangat bertolak belakang, dan perlu dicarikan titik temu. Namun, bagi para petani
jamur tiram, ada cara untuk meminimalisir hasil panen dari residu pestisida, yaitu melakukan
pencucian menggunakan air bersih sehabis panen, kemudian pangkal jamur dipisahkan dari
tubuhnya. Biasanya residu pestisida mengendap pada pangkal batang ini, sedangkan pada tubuh
buah jamur tiram residu pestisida diminimalisir oleh pencucian tersebut.

Sortasi Hasil Panen

Setelah dilakukan pencucian, langkah selanjutnya pada proses pascapanen adalah penyortiran atau
sortasi. Keseragaman hasil merupakan syarat utama untuk pemasaran agribisnis modern, baik
keperluan ekspor maupun supermarket. Sortasi atau penyortiran dilakukan dengan memisahkan
bentuk maupun ukuran tertentu. Biasanya masing-masing pasar menentukan standar ukuran
berbeda-beda, disesuaikan tingkat kebutuhan konsumen setempat.

Pengemasan dan Transportasi

Masalah penting dalam penangan pascapanen adalah pengemasan (packing) maupun transportasi,
karena model pengemasan merupakan salah satu bagian penting untuk mendongkrak keuntungan.
Pada pasar modern masalah pengemasan bahkan mampu meningkatkan harga jual hingga 100%
tergantung permintaan konsumen. Untuk keperluan ini, jamur tiram segar dikemas menggunakan
plastik kedap udara. Pengemasan semacam ini bertujuan meminimalisir resiko kerusakan, semakin
sedikit udara di dalam plastik, maka semakin tahan lama untuk disimpan. Tidak hanya itu,
penggunaan plastik kedap udara bahkan dapat mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2
sampai 4 hari. Sedangkan untuk pengangkutan jarak jauh, alat transportasi sebaiknya
menggunakan ruangan pendingin agar kestabilan kesegarannya tetap terjaga sehingga
meminimalisir resiko.

Demikian artikel mengenai teknik dan cara budidaya jamur tiram, semoga dapat membantu
menyelesaikan masalah-masalah para petani atau pelaku usaha budidaya jamur. Dapatkan
dukungan teknis dari partner kami, semoga bermanfaat. Salam Tanijogonegoro!
TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Posted on May 30, 2013 by penjagagunung

Standard

Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun
gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor
tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan
kegagalan.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah
yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga
pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan
maupun pengendalian hama tanaman.

Persiapan Penanaman Jamur Tiram


Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung
baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan budidaya. (Bisa Anda lihat di artikel Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram).
Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat.
Peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan dapur.

Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran rendah dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan
media dan takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Dalam usaha skala
kecil, eksperimen dalam menentukan takaran bahan media merupakan hal yang sangat penting guna memperoleh takaran yang pas.
Hal ini mengingat jamur yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda tentu membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula
tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di
dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.

Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya
kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen jamur tiram. Hal ini karena
kayu keras banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media
tanam jamur tiram antara lain sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk mendapatkan serbuk kayu pembudidaya harus
memperolehnya ditempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu harus dikompos terlebih
dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan serbuk
kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari. Pengomposan berlangsung dengan baik
jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50 derajat C.

Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk mengganti serbuk kayu adalah berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas,
ampas tebu, dan ampas teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani jamur tiram di dataran rendah, media yang baik untuk
digunakan tetap serbuk gergaji kayu.

Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Sebelum
membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut masih baru. Jika memakai bahan yang sudah
lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki. Berdasarkan
hasil penelitian, penggunaan dedak maupun teung jagung memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi
kedua bahan tersebut mirip. Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan cenderung mudah
dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH.
Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media
menjadi rendah.

Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x
30 cm. Adapun komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos
0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%. Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit jamur, yaitu
sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog.

Sterilisasi Bahan
Sebelum dicampur dengan media lain, serbu kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 6-8 jam pada
suhu 100 derajat C. Dengan sterilisasi tersebut selain mengurangi mikroorganisme penyebab kontaminsasi juga menguranngi kadar
air pada serbuk gergaji kayu. Dengan demikian, media menjadi lebih kering. Kedua bahan tersebut kemmudian dicampur dan diberi air
sekitar 5060% hingga adonan menjadi kalis dan bisa dikepal. Air berfungsi dalam penyerapan nutrisi oleh miselium. Air yang
digunakan harus air bersih untuk mengurangi resiko kontaminasi organisme lain dalam media. Dalam memasukkan media ke dalam
plastik, media harus benar-benar padar agar jamur yang dihasilkan bisa banyak. Jadi pastikan bahwa bahan-bahan telah cukup padat
di dalam plastik dengan cara menekannekan adonan hingga benar-benar padat, kemudian bagian atas kantong dipasang cincin
paralon dan selanjutnya kantong plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan karet.

Sterilisasi Baglog
Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C
selama 15 menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave atau streamer, dapat menggunakan drum dengan kapasitas besar atau
mampu menampung sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas kompor minyak atau dapat juga menggunakan oven. Memang, sterilisasi
baglog menggunakan drum memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih menghemat biaya.

Setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan suhunya
turun sedikit demi sedikit. Setelah proses pendinginan, baru kemudian dilakukan penanaman bibit jamur.

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM


Salah satu penentu keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kebersihan dalam melakukan proses budidayanya, baik kebersihan
tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal ini karena kebersihan adalah hal yang mutlak harus dipenuhi. Untuk itu, tempat untuk
penanaman sebaiknya harus dibersihkan dahulu dengan sapu, lantai dan dindingnya dibersihkan menggunakan disinfektan. Alat yang
digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol dan dipanaskan di atas api lilin. Selain itu, selama
melakukan penanaman para pekerja juga idealnya menggunakan masker. Hal ini bertujuan untuk memperkecil terjadinya kontaminasi.

Dalam budidaya jamur tiram hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga suhu dan kelembaban ruang agar tetap pada standar
yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih kering, panas, atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung
sehingga air cepat menguap. Bila demikian, sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan. Jika suhu terlalu tinggi dan kelembaban
kurang, bisa membuat tubuh jamur sulit tumbuh atau bahkan tidak tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi udara di dalam
kumbung agar jamur tidak cepat layu dan mati. Pengaturan sirkulasi dapat dilakukan dengan cara menutup sebagian lubang sirkulasi
ketika angin sedang kencang. Sirkulasi dapat dibuka semua ketika angin sedang dalam kecepatan normal. Namun, yang terpenting
adalah jangan sampai jamur kekurangan udara segar.

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA BUDIDAYA


JAMUR TIRAM
Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur tiram juga perlu dilakukan perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama
dan penyakit yang mungkin bisa menyerang jamur tiram. Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram tentu dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri. Sehingga antara tempat budidaya yang satu dan yang lain, serangan hama penyakit
kemungkinan dapat berbeda-beda.

HAMA PENYAKIT JAMUR TIRAM


Ulat
Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur tiram. Ada tiga faktor penyebab kemunculan hama ini yaitu
faktor kelembaban, kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen, serta lingkungan yang tida
bersih.

Hama ulat muncul ketika kelembaban udara berlebihan. Oleh sebab itu, hama ulat sering dijumpai ketika musim hujan. Pencegahan
menjadi solusi terbaik untuk mengatasi hama ini adalah dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan membuka lubang sirkulasi
dan untuk sementara proses penyiraman keumbung dihentikan.

Pangkal jamur yang tertinggal di baglog saat pemanenan dapat menimbulkan binatang kecil seperti kepik. Kepik inilah yang menjadi
penyebab munculnya hama ulat. Sementara jamur yang tidak terpanen kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul keluar
sehingga luput saat pemanenan dan menjadi busuk. Hal ini menyebabkan munculnya ulat. Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan
baglog telah dipastikan kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau batang dan jamur yang tidak terpanen.

Ulat bisa saja muncul karena rumah kumbung ataupun sekitar kumbung tidak berseih. Misalnya adanya kandang ternak atau tanaman
di sekitar rumah kumbung.

Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, lakukan pembersihan rumah kumbung dan sekitar rumah kumbung dengan
melakukan penyemprotan formalin.

Semut, Laba-laba, dan Kleket (sejenis moluska)


Secara mekanis hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah.
Sedangkan secara kemis hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan
usahakan untuk menghindari penggunaan insektisida jika serangan tidak parah karena produk jamur merupakan produk organik.
Keuntungan jika pemberantasan hama serangga dilakukan dengan cara mekanis antara lain, dapat memangkas biaya selama
perawatan dan juga ramah lingkungan. Sementara itu hama kleket kerap dijumpai pada mulut baglog. Untuk mengendalikannya juga
dilakukan dengan cara mekanis, yaitu mengambilnya dengan tangan.

TUMBUHNYA CENDAWAN ATAU JAMUR LAIN


Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada substrat
atau baglog. Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau,
dan timbulnya lendir pada substrat. Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram terhambat atau bahkan tidak
tumbuh sama sekali. Penyakit ini dapat disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media penanaman kurang
bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu lembab. Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika
pembuatan media dan penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban di dalam kumbung juga diatur agar tidak berlebihan.
Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah dibuka ataupun masih tertutup. Jika baglog sudah terserang maka harus segera
dilakukan pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.
Tangkai Memanjang

Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai dengan tangkai jamur memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat
berkembang maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang kurang sempurna.
Agar tidak terserang penyakit ini harus dilakukan pengaturan ventilasi dalam kumbung seoptimal mungkin.

PANEN DAN PASCA PANEN


Pemanenan merupakan kegiatan budidaya yang selalu dinantikan oleh pelaku usaha. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka
penanaman selama panen dan pasca panen harus dilakukan dengan baik.

Waktu dan Cara Panen Jamur Tiram


Jamur tiram termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Panen jamur tiram dapat dilakukan dalam
jangka waktu 4o hari setelah pembibitan atau setelah tubuh buah berkembang maksimal, yaitu sekitar 2-3 minggu setelah tubuh buah
terbentuk. Perkembangan tubuh buah jamur tiram yang maksimal ditandai pula dengan meruncngnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur
yang layak untuk dipanen adalah jamur yang berukuran cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar penuh atau belum pecah.
Jamur dengan kondisi demikian tidak mudah rusak jika dipanen. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika produk
dipasarkan, misalnya keseragaman berat dan ukuran jamur tiram.

Penanganan Pasca Panen Jamur Tiram


Penanganan yang dilakukan usai pemanenan jamur tiram bertujuan untuk menciptakan hasil akhir yang berkualitas sehingga sesuai
dengan permintaan pasar. Berikut beberapa tahapan agar produk jamur tiram yang dihasilkan berkualitas baik.

Penyortiran
Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh buahnya dipisahkan deri pangkalnya. Proses
pencucian dan pemisahan ini penting untuk dilakukan karena bila selama proses budidaya petani menggunakan pestisida, biasaya
racun pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan masih memungkinkan terdapat residu yang tertinggal pada tubuh buah.
Setelah diyakini kebersihannya, proses sortasi dilakukan untuk mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal
ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik minat konsumen saat dipasarkan.

Pengemasan dan Transportasi Hasil Panen Jamur Tiram


Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit udara yang ada di dalam plastik, jamur
tiram semakin tahan lama untuk disimpan. Namun, idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya dapat mempertahankan
kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari. Oleh karena itu, agar jamur tiram segar yang dijual tetap dalam kondisi baik, proses
pengangkutan/transportasi tidak boleh terlalu lama dari proses pengemasannya. Seandainya jarak pengangkutan cukup jauh,
sebaiknya alat transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin. (@petunjukbudidaya)

TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA JAMUR TIRAM


Posted on May 30, 2013 by penjagagunung

Standard
Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun
gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor
tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan
kegagalan.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah
yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga
pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan
maupun pengendalian hama tanaman.

Persiapan Penanaman Jamur Tiram


Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung
baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan budidaya. (Bisa Anda lihat di artikel Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram).
Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat.
Peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan dapur.

Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran rendah dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan
media dan takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Dalam usaha skala
kecil, eksperimen dalam menentukan takaran bahan media merupakan hal yang sangat penting guna memperoleh takaran yang pas.
Hal ini mengingat jamur yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda tentu membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula
tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di
dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.

Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya
kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen jamur tiram. Hal ini karena
kayu keras banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media
tanam jamur tiram antara lain sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk mendapatkan serbuk kayu pembudidaya harus
memperolehnya ditempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu harus dikompos terlebih
dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan serbuk
kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari. Pengomposan berlangsung dengan baik
jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50 derajat C.

Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk mengganti serbuk kayu adalah berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas,
ampas tebu, dan ampas teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani jamur tiram di dataran rendah, media yang baik untuk
digunakan tetap serbuk gergaji kayu.

Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Sebelum
membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut masih baru. Jika memakai bahan yang sudah
lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki. Berdasarkan
hasil penelitian, penggunaan dedak maupun teung jagung memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi
kedua bahan tersebut mirip. Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan cenderung mudah
dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH.
Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media
menjadi rendah.

Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x
30 cm. Adapun komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos
0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%. Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit jamur, yaitu
sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog.

Sterilisasi Bahan
Sebelum dicampur dengan media lain, serbu kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 6-8 jam pada
suhu 100 derajat C. Dengan sterilisasi tersebut selain mengurangi mikroorganisme penyebab kontaminsasi juga menguranngi kadar
air pada serbuk gergaji kayu. Dengan demikian, media menjadi lebih kering. Kedua bahan tersebut kemmudian dicampur dan diberi air
sekitar 5060% hingga adonan menjadi kalis dan bisa dikepal. Air berfungsi dalam penyerapan nutrisi oleh miselium. Air yang
digunakan harus air bersih untuk mengurangi resiko kontaminasi organisme lain dalam media. Dalam memasukkan media ke dalam
plastik, media harus benar-benar padar agar jamur yang dihasilkan bisa banyak. Jadi pastikan bahwa bahan-bahan telah cukup padat
di dalam plastik dengan cara menekannekan adonan hingga benar-benar padat, kemudian bagian atas kantong dipasang cincin
paralon dan selanjutnya kantong plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan karet.

Sterilisasi Baglog
Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C
selama 15 menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave atau streamer, dapat menggunakan drum dengan kapasitas besar atau
mampu menampung sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas kompor minyak atau dapat juga menggunakan oven. Memang, sterilisasi
baglog menggunakan drum memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih menghemat biaya.

Setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan suhunya
turun sedikit demi sedikit. Setelah proses pendinginan, baru kemudian dilakukan penanaman bibit jamur.

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM


Salah satu penentu keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kebersihan dalam melakukan proses budidayanya, baik kebersihan
tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal ini karena kebersihan adalah hal yang mutlak harus dipenuhi. Untuk itu, tempat untuk
penanaman sebaiknya harus dibersihkan dahulu dengan sapu, lantai dan dindingnya dibersihkan menggunakan disinfektan. Alat yang
digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol dan dipanaskan di atas api lilin. Selain itu, selama
melakukan penanaman para pekerja juga idealnya menggunakan masker. Hal ini bertujuan untuk memperkecil terjadinya kontaminasi.

Dalam budidaya jamur tiram hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga suhu dan kelembaban ruang agar tetap pada standar
yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih kering, panas, atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung
sehingga air cepat menguap. Bila demikian, sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan. Jika suhu terlalu tinggi dan kelembaban
kurang, bisa membuat tubuh jamur sulit tumbuh atau bahkan tidak tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi udara di dalam
kumbung agar jamur tidak cepat layu dan mati. Pengaturan sirkulasi dapat dilakukan dengan cara menutup sebagian lubang sirkulasi
ketika angin sedang kencang. Sirkulasi dapat dibuka semua ketika angin sedang dalam kecepatan normal. Namun, yang terpenting
adalah jangan sampai jamur kekurangan udara segar.

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA BUDIDAYA


JAMUR TIRAM
Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur tiram juga perlu dilakukan perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama
dan penyakit yang mungkin bisa menyerang jamur tiram. Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram tentu dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri. Sehingga antara tempat budidaya yang satu dan yang lain, serangan hama penyakit
kemungkinan dapat berbeda-beda.

HAMA PENYAKIT JAMUR TIRAM


Ulat
Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur tiram. Ada tiga faktor penyebab kemunculan hama ini yaitu
faktor kelembaban, kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen, serta lingkungan yang tida
bersih.

Hama ulat muncul ketika kelembaban udara berlebihan. Oleh sebab itu, hama ulat sering dijumpai ketika musim hujan. Pencegahan
menjadi solusi terbaik untuk mengatasi hama ini adalah dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan membuka lubang sirkulasi
dan untuk sementara proses penyiraman keumbung dihentikan.

Pangkal jamur yang tertinggal di baglog saat pemanenan dapat menimbulkan binatang kecil seperti kepik. Kepik inilah yang menjadi
penyebab munculnya hama ulat. Sementara jamur yang tidak terpanen kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul keluar
sehingga luput saat pemanenan dan menjadi busuk. Hal ini menyebabkan munculnya ulat. Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan
baglog telah dipastikan kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau batang dan jamur yang tidak terpanen.

Ulat bisa saja muncul karena rumah kumbung ataupun sekitar kumbung tidak berseih. Misalnya adanya kandang ternak atau tanaman
di sekitar rumah kumbung.

Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, lakukan pembersihan rumah kumbung dan sekitar rumah kumbung dengan
melakukan penyemprotan formalin.

Semut, Laba-laba, dan Kleket (sejenis moluska)


Secara mekanis hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah.
Sedangkan secara kemis hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan
usahakan untuk menghindari penggunaan insektisida jika serangan tidak parah karena produk jamur merupakan produk organik.
Keuntungan jika pemberantasan hama serangga dilakukan dengan cara mekanis antara lain, dapat memangkas biaya selama
perawatan dan juga ramah lingkungan. Sementara itu hama kleket kerap dijumpai pada mulut baglog. Untuk mengendalikannya juga
dilakukan dengan cara mekanis, yaitu mengambilnya dengan tangan.

TUMBUHNYA CENDAWAN ATAU JAMUR LAIN


Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada substrat
atau baglog. Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau,
dan timbulnya lendir pada substrat. Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram terhambat atau bahkan tidak
tumbuh sama sekali. Penyakit ini dapat disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media penanaman kurang
bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu lembab. Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika
pembuatan media dan penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban di dalam kumbung juga diatur agar tidak berlebihan.
Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah dibuka ataupun masih tertutup. Jika baglog sudah terserang maka harus segera
dilakukan pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.
Tangkai Memanjang

Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai dengan tangkai jamur memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat
berkembang maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang kurang sempurna.
Agar tidak terserang penyakit ini harus dilakukan pengaturan ventilasi dalam kumbung seoptimal mungkin.

PANEN DAN PASCA PANEN


Pemanenan merupakan kegiatan budidaya yang selalu dinantikan oleh pelaku usaha. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka
penanaman selama panen dan pasca panen harus dilakukan dengan baik.

Waktu dan Cara Panen Jamur Tiram


Jamur tiram termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Panen jamur tiram dapat dilakukan dalam
jangka waktu 4o hari setelah pembibitan atau setelah tubuh buah berkembang maksimal, yaitu sekitar 2-3 minggu setelah tubuh buah
terbentuk. Perkembangan tubuh buah jamur tiram yang maksimal ditandai pula dengan meruncngnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur
yang layak untuk dipanen adalah jamur yang berukuran cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar penuh atau belum pecah.
Jamur dengan kondisi demikian tidak mudah rusak jika dipanen. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika produk
dipasarkan, misalnya keseragaman berat dan ukuran jamur tiram.

Penanganan Pasca Panen Jamur Tiram


Penanganan yang dilakukan usai pemanenan jamur tiram bertujuan untuk menciptakan hasil akhir yang berkualitas sehingga sesuai
dengan permintaan pasar. Berikut beberapa tahapan agar produk jamur tiram yang dihasilkan berkualitas baik.

Penyortiran
Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh buahnya dipisahkan deri pangkalnya. Proses
pencucian dan pemisahan ini penting untuk dilakukan karena bila selama proses budidaya petani menggunakan pestisida, biasaya
racun pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan masih memungkinkan terdapat residu yang tertinggal pada tubuh buah.
Setelah diyakini kebersihannya, proses sortasi dilakukan untuk mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal
ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik minat konsumen saat dipasarkan.

Pengemasan dan Transportasi Hasil Panen Jamur Tiram


Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit udara yang ada di dalam plastik, jamur
tiram semakin tahan lama untuk disimpan. Namun, idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya dapat mempertahankan
kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari. Oleh karena itu, agar jamur tiram segar yang dijual tetap dalam kondisi baik, proses
pengangkutan/transportasi tidak boleh terlalu lama dari proses pengemasannya. Seandainya jarak pengangkutan cukup jauh,
sebaiknya alat transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin. (@petunjukbudidaya)

Jamur tiram Rizqialam,

Home
o
o
Forum

Tutorial
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Pengetahuan
o
o
o
o
o
o
o
Informasi
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Tips dan Trik
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Pasang iklan dirizqialam

CARA MERAWAT BAGLOG

PERSIAPAN
Sebelum membudidayakan jamur tiram ada beberapa pasilitas yang harus disiapkan diataranya :

KUMBUNG/RUMAH JAMUR

Rumah jamur atau dengan istilah lain kumbung adalah tempat menyimpan media tanam agar pertumbuhan jamur
dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan jamur yang berkwalitas (baik dari segi berat dan bentuk).
Bahan untuk membuat rumah jamur usahakan dari bahan yang mudah didapat disekitar lokasi, murah dan kuat.
Buatlah rumah jamur dari bahan yang mudah didapat di sekitar area lokasi, misalnya dari bahan bambu untuk tiang
(konstruksi), dindingnya pakai gedek (anyaman bambu) dan atapnya dari genteng tanah liat.
Bila bahan tsb sulit juga didapat buatlah atapnya dari bahan alang-alang termasuk dindingya atau dari daun-daun
kelapa yang dianyam.
Pada prinsipnya yang paling mudah, sederhana, murah dan kuat.
Penutup atap jangan mempergunakan ASBES, dengan alasan ruangan akan menjadi panas.
Untuk lantai bawah tdk harus diplester (biarkan tanah kalau perlu lapisi pakai pasir). Buatlah suasana didalam
bangunan tersebut menjadi LEMBAB dan DINGIN karena jamur akan tumbuh dengan baik, untuk lebih jelasnya silahkan
simak di Kumbung atau rumah jamur

Cara penggunaan :

1. Bila bangunan kumbung sdh selesai dibuat jangan langsung dimasukan media tanam tetapi bersihkan area
kumbung baik luar maupun dalam dari segala sampah dan kotoran bekas kerja.

2. Bersihkan pakai (disemprot) khusus bagian dalam (dari atas sampai bawah).

3. Kemudian semprotlah ruangan pakai obat kimia untuk mematikan bakteri-bakteri (agar area dalam menjadi
steril) misalnya pakai obat jenis pungisida.

4. Lumuri seluruh permukaan kumbung dan juga rak dengan kapur

5. Diamkan sekitar 2 x 24 jam agar bau obat hilang dan pintu harus slalu tertutup.

6. Setelah itu masukan media tanam yang sdh terbungkus milesium 100 % (siap tumbuh jamur) baik dari ruang
inkubasi hasil pembibitan sendiri maupun membelinya dari supplier.

RAK UNTUK MENATA BAGLOG DIDALAM KUMBUNG

Salah satu pasilitas yang dibutuhkan dalam membudidayakan jamur tiram adalah kumbung atau bangunan untuk
membudidayakan jamur tiram telah tersedia, maka dimana didalamnya harus dibuat beberapa rak untuk menata
baglog-baglog jamur tiram yang akan dibudidayakan, dalam membuat rak-rak tersebut yang harus diperhatikan adalah
peletakannya, harus diatur berapa ukuran rak, berapa banyak rak yang dibutuhkan dan tidak lupa ukuran lebar jalan
didalam kumbung supaya mempermudah disaat pemanenan

Ukuran kapasitas rak adalah:


Tinggi 1tahap:40cm
Lebar :40cm
Panjang :1m
Ukuran rak seperti ini bisa menampung sebanyak 72log ukuran 20x35cm, atau 80log ukuran 18x35cm per meternya

Nah tinggal menyesusikan dengan kebutuhan jumlah log yang akan dibudidayakan, untuk lebih jelas mengenai rak
silahkan pelajari di Rak budidaya jamur tiram

Jika semua pasilitas kumbung beserta rak-raknya sudah siap dan juga dengan persediaan baglog baik dengan
membuatnya sendiri atau dengan membelinya dari orang lain maka langkah yang harus anda lakukan adalah menata
baglog dengan rapi diatas rak-rak yang sudah anda sediakan didalam kumbung, baik dengan posisis vertikal maupun
horizontal.
Lalu selanjutnya tugas anda adalah merawat baglog-baglog tersebut supaya jamur dapat tumbuh dengan baik dan
maksimal.

1. ALAT yang dibutuhkan dalam merawat baglog

o 1. Pompa air atau suber air

o 2. Sprayer (nozzle atau kran)

o 3. Selang air
o 4. Pisau

o 5. Thermometer

2. CARA MERAWAT BAGLOG MENJELANG PANEN PERTAMA

o Pembukaan cin-cin dan kertas penutup baglog

Setelah baglog dipastiakan full misellium maka buka cin-cin dan kertas penutup baglog,

setelah keduanya terlepas lalu diamkan selama 5 hari, dan pada waktu yang sama pelembaban
lantai sudah bias dilakukan dengan cara menyiramnya,

setelah 5 hari potong plastik ujung baglog agar permukaan media tanam terbuka lebar,
sehingga jamur dapat tumbuh dengan bebas

o Penyiraman atau pengkabutan baglog

Setelah pemotongan plastic ujung baglog diamkan selama 3 hari jangan dulu disiram atau
dikabut, tetapi pelembapan lantai terus dilakukan,

Setelah 3 hari lalu mulai lakukan penyiraman atau pengkabutan pada baglog sesuai kebutuhan,
dalam arti bisa 1x,2x bahkan lebih sesuai kondisi suhu, suhu yang harus dicapai yakni kisaran
antara 18 s/d 24C, maka untuk memudahkan memastikan suhu maka diperlukan thermometer
diruangan kumbung,

Setelah usia baglog beberapa hari terhitung setelah pembukaan tutup baglog, maka bibit
jamur dalam baglog akan mulai tumbuh dan membentuk daun/tiram jamur, (pinhead) Dan
setelah 24 jam jamur akan membesar maksimal, artinya jamur siap dipanen.

3. CARA MERAWAT BAGLOG MENJELANG PANEN KEDUA

Setelah panen pertama tidak banyak langkah-langkah yang harus anda lakukan, hanya menjaga kelembapan
dan suhu diruang budidaya sehingga tidak kurang atau lebih dari suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
jamur

4. CARA MERAWAT BAGLOG MENJELANG PANEN KETIGA

Setelah panen kedua maka yang harus dilakukan adalah menjaga pengerasan pada baglog, dengan cara refresh
ruangan dan juga baglog dengan langkah-langkah:

o Cungkil media baglog yang sudah panen ke 2

o Sanitasi seluruh ruangan

o Proses penyiraman atau pengkabutan ditunda selama 2 hari

o Setelah 2 hari lakukan penyiraman dan pengkabutan seperti biasa.

5. CARA PERAWATAN MENJELANG PANEN KEEMPAT

Pada panen ke 4 perlakuannya sama dengan perlakuan menjelang panen ke 2


CATATAN

1-Pada umumnya hasil panen ke 1 ke 2 dan seterusnya akan mengalami penurunan bobot hasil panen
2-Pada umumnya baglog berkapasitas 4 kali panen, akan tetapi terkadang ada yang masih bisa sampai penen ke 5, hal
ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
-perawatan yang sangat teliti
-kualitas kandungan nutrisi dalam baglog
3-setelah baglog tidak produktif lagi maka baglog tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk

Cara Budidaya Jamur Tiram


Cara Budidaya Jamur Tiram - Jamur tiram merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak
dibudidayakan orang. Media tanam atau substratnya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon),
tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur
dengan bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu.

Adapun cara budidaya jamur tiram putih adalah sebagai berikut :

1. TEMPAT BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Kumbung Jamur dan Rak Jamur

Kumbung jamur atau ruangan khusus untuk mengatur suhu panas dan dingin

Rak Jamur

2. MEDIA TANAM

Bahan media tanam untuk budidaya jamur tiram putih adalah serbuk kayu (hasil gergajian kayu) dicampur dengan
bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :

Serbuk kau 100 kg

Bekatul atau dedak halus 10-15 kg

Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,5 kg

Gips (CaSO4) 0,5 kg

Pupuk TSP 0,5 kg


Bibit 25 kantong

Air secukupnya

Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat
tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak.
Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena
dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.

Disamping itu perlu disiapkan bahan-bahan yaitu kantong plastok tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x
30 cm), karet pengikat, potongan kertas koran, potongan pipa pralon (diameter 1 dan lebar 1 cm).

Peralatan

Alat pengaduk bibit ( Spatula, semacam sekop atau cangkul )

Alat sterilisasi : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas (kompor minyak/ briket batu bara)

3. PENGOMPOSAN SERBUK KAYU

Pengomposan dalam proses budidaya jamur tiram adalah sebuah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara
menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic. proses pengomposan ini memakan waktu
hingga 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :

1. Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1
malam.

2. Tiriskan (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul dan diaduk
sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.

3. Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.

4. Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5 hari, maka proses
pengomposan telah selesai.

4. PROSES PEMBUNGKUSAN

Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu
dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau
menggunakan filler (alat pemadat)

Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik pada kedua
ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.

Kantong plastik diisi kurang lebih bagian, kemudian yang bagiannya ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong
plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

5. PROSES STERILISASI

Trik budidaya jamur tiram tak lepas dengan yang namanya sterilisasi media. Sebab media yang di gunakan harus bersih
dari microbia pathogen seperti bakteri dan jamur.

Berikut ini trik seterilisasi media :

1. Siapkan alat drum perebus


2. Masukkan dulu sepatula yang akan di gunakan untuk menyebarkan bibit agar tidak merepotkan saat
seterilisasi alat

3. Sepatula sebaiknya di bungukus dengan plastik dan di tutup agar lebih aman

4. Masukkan dan tata media dalam drum pemanas untuk proses sterilisasi (Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3
bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira bagian drum)

5. Panaskan media hingga suhunya mencapi 90 derajat dan bisarkan selama 8 sampai 9 jam

6. Biarkan drum tetap tertutup untuk menghindari penguapan air pada tepi plastik

6. INOKULASI / PENANAMAN BIBIT

Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama
1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok
makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur
Tiram yang baik yaitu:

Varitas unggul

Umur bibit optimal 45 60 hari

Warna bibit merata

Tidak terkontaminasi

Proses untuk melakukan penanaman bibit jamur adalah sebagai berikut

Proses Inokulasi

1. Cuci tangan dengan sabun anti kuman dan semprot dengan alkohol 70% untuk meminimalisir kontaminan

2. Angkat dan keluarkan sepatula dari plastik

3. Buka tutup wadah bibit dan aduk dengan sepatula yang sudah seteril
4. Buka kapas di mulut plastik dan masukkan bibit setelah itu tutup kembali dengan kapas

5. Pasang kembali tutup media

6. Bibit siap di inkubasi

7. CARA INKUBASI

Proses selanjutnya dalam budidaya jamur tiram adalah Inkubasi. Inkubasi jamur tiram dilakukan dengan cara
menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih
merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 60 hari.

Letakkan media yang sudah di beri bibit pada rak pentimpanan.

Lama inkubasi kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22 hingga 28 derajat celsius.

8. PEMELIHARAAN

Selama masa pemeliharaan penutup baglog sebaiknya sedikit di buka

Usahan ventilias udaranya lancar agar dapat mensuplai oksigen dengan baik

Lakukan penyiraman setiap hari terutama pada saat tengah hari untuk mempertahankan kelembaban udara

9. PANEN

Jamur tiram putih sudah bisa di panen jika badan jamur sudah tumbuh besar dan lebar. Dalam budidaya jamur tiram
putih yang perlu di perhatikan adalah kelembaban. namun semakin lembab lingkungannya semakin memicu terjadinya
kontaminan. Oleh sebab itu jika budidaya jamur tiram putih dilakukan di tempat yang lembab sebainya kadar nutrisinya
dikurangi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur penyakit.

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah
pemasaran.

Refrensi

http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_tiram

Budidaya jamur karangan H. Parjimo & Drs. Agus Andoko

Trubus. 2007. Pijakan anyar jamur tiram. Jakarta: Trubus Swadaya. Hal. 21-27

Trik Budidaya Jamur Tiram Putih


Thu, 03/15/2012 - 10:49 | by fahmy_bpp_pakisaji
Budidaya Jamur Tiram Putih menjadi bisnis produksi jamur yang semakin bagus prospeknya dan
sangat menjanjikan. Jamur tiram putih besar sekali manfaatnya untuk kesehatan dan juga dapat di
masak dengan berbagai menu masakan yang nikmat. Budidaya jamur tiram putih sangat
menjanjikan sebab cara budidayanya tidak sulit dan permintaan pasar terhadap jamur tiram putih
sangat besar.

Trik Budidaya Jamur Tiram Putih adalah dengan melengkapi segala keperluannya. Bahan-bahan
dan alat yang diperlukan adalah :
A. Bahan-bahan :

Bibit jamur harus yang berkualitas.


Bekatul.
Air bersih untuk membasahi bekatul.
Kapur dolomite untuk mengatur PH.
Tepung jagung.
Kapas.
Serbuk gergaji ( serguk gergaji kayu yang homogen bukan heterogen ) dan hindari serbuk
kayu yang bergetah.
Bag Log
B. Alat-alat :
Kumbung jamur atau ruangan khusus untuk mengatur suhu panas dan dingin. Baca : Cara
membuat kumbung jamur
Rak Jamur.
Alat pengepres untuk pemadatan campuran media.
Alat pengaduk bibit ( Spatula ).
Cara budidaya jamur tiram putih :

1. Media

Serbuk gergaji ditambahkan air dengan kelembaban kira-kira 50 65%.


Apabila dicampur dengan tepung jagung maka kompsisinya adalah tepung jagung ( 10% ),
bekatul ( 10% ), dan serbuk gergaji ( 80% ). Apabila tanpa tepung jagung maka serbuk gergajinya
15% dan 85%.
Campur dengan macam-macam media sampai rata.
Kasih kapur dolomite hingga PH menjadi netral atau 7.
2. Pengemasan Media

Masukkan dalam plastik bahan-bahan media yang sudah tercampur dengan rata.
Media kemudian dipres dengan rapat namun pada mulut pastiknya di beri cincin yang
fungsinya untuk memasukkan bibit jamur nantinya.
Tutup ujung media dengan kapas agar tak terkena uap.
3. Seterilisasi

Masukkan dalam plastik bahan-bahan media yang sudah tercampur dengan rata.
Media kemudian dipres dengan rapat namun pada mulut pastiknya di beri cincin yang
fungsinya untuk memasukkan bibit jamur nantinya.
Tutup ujung media dengan kapas agar tak terkena uap.
3. Seterilisasi

Trik budidaya jamur tiram tak lepas dengan yang namanya sterilisasi media. Sebab media yang di
gunakan harus bersih dari microbia pathogen seperti bakteri dan jamur.

Berikut ini trik seterilisasi media :

Masukkan dulu sepatula yang akan di gunakan untuk menyebarkan bibit agar tidak
merepotkan saat seterilisasi alat.
Sepatula sebaiknya di bungukus dengan plastik dan di tutup agar lebih aman.
Masukkan dan tata media dalam drum pemanas untuk proses sterilisasi.
Panaskan media hingga suhunya mencapi 90 derajat dan bisarkan selama 8 sampai 9 jam.
Biarkan drum tetap tertutup untuk menghindari penguapan air pada tepi plastik.
4. Inokulasi Bibit Jamur

Cuci tangan dengan sabun anti kuman dan semprot dengan alkohol 70% untuk
meminimalisir kontaminan.
Angkat dan keluarkan sepatula dari plastik.
Buka tutup wadah bibit dan aduk dengan sepatula yang sudah seteril.
Buka kapas di mulut plastik dan masukkan bibit setelah itu tutup kembali dengan kapas.
Pasang kembali tutup media.
Bibit siap di inkubasi.
5. Cara Inkubasi

Letakkan media yang sudah di beri bibit pada rak pentimpanan.


Lama inkubasi kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22 hingga 28 derajat celsius.
6. Pemeliharaan

Selama masa pemeliharaan penutup baglog sebaiknya sedikit di buka.


Usahan ventilias udaranya lancar agar dapat mensuplai oksigen dengan baik.
Lakukan penyiraman setiap hari terutama pada saat tengah hari untuk mempertahankan
kelembaban udara.
7. Panen

Jamur tira putih sudah bisa di panen jika badan jamur sudah tumbuh besar dan lebar.

Dalam budidaya jamur tiram putih yang perlu di perhatikan adalah kelembaban. namun semakin
lembab lingkungannya semakin meicu terjadinya kontaminan. Oleh sebab itu jika budidaya jamur
tiram putih dilakukan di tempat yang lembab sebainya kadar nutrisinya dikurangi untuk
menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur penyakit.

Anda mungkin juga menyukai