Anda di halaman 1dari 26

APLIKASI ZEOLIT DALAM BIDANG LINGKUNGAN

Sintesis Zeolit Menggunakan Abu Layang Batubara dan Aplikasinya dalam

Penghilangan Cu2+, Ni2+, Mn2+ dari Limbah Industri Kertas

Synthesis of Zeolite using Fly ash and its application

in Removal of Cu2+ , Ni2+, Mn2+

from Paper Industry Effluent

Khadse Shaila1, Panhekar Deepaand2, Patil Pralhad1


1
L IT, RTM Nagpur University, Nagpur, INDIA
2
Department of Chemistry, Dr. Ambedkar College, Deeksha Bhoomi, Nagpur, INDIA

Oleh :

Ani Lailia (1315041012)

Nita Pita Sari (1315041037)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014

Abstract
An improved synthesis for fly ash based zeolite has been attempted and studies have
been carried out for the removal of Cu2+, Ni2+ and Mn2+ from paper industry
wastewater. The parameters affecting adsorption process, such as initial pH, weight of
zeolite, contact time were investigated. The transition metal ions present in the waste
Cu2+, Ni2+ and Mn2+ shows better adsorption capacities on synthesized zeolite. The
order of removal of heavy metal ions is Ni2+ > Mn2+ > Cu2+.

Keywords: Fly ash, zeolite, paper industry waste, transition metal ions, adsorption,
atomic absorption spectrophotometer.

ABSTRAK

2
Sebuah peningkatan sintesis untuk abu terbang batubara (Fly ash) berbasis zeolit
telah dicoba dan diteliti untuk menghilangkan logam Cu2+, Ni2+ dan Mn2+ dari air
limbah industri kertas. Parameter yang mempengaruhi proses adsorpsi, seperti pH
awal, berat zeolit, dan waktu kontak. Ion-ion logam transisi yang terdapat dalam
limbah Cu2+ , Ni2+ dan Mn2+ menunjukkan kapasitas adsorpsi yang lebih baik pada
Zeolit Sintetis. Urutan penghapusan ion logam berat adalah Ni2+ > Mn2+ > Cu2+.

Kata kunci: Fly ash, zeolit, limbah industri kertas, ion-ion logam transisi, adsorpsi,
spectrophotometer adsorpsi atom.

Kata Pengantar

3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah teknologi zeolit dengan judul Sintesis Zeolit
Menggunakan Abu Layang Batubara dan Aplikasinya dalam Penghilangan Cu 2+,
Ni2+, Mn2+ dari Limbah Industri Kertas.

Sholawat dan salam kami curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
telah menerangi, membimbing umat manusia yang jahiliyah menuju manusia
yang berpengetahuan luas dan beriman.

Makalah ini berisi tentang pemanfaatan fly ash sebagai sintesis zeolit yang akan
digunakan untuk mengadsorpsi logam berat yang terkandung pada limbah industri
kertas. Terimakasih kepada keluarga yang telah mendukung, dosen mata kuliah zeolit
bapak Darmansyah S.T, M.T dan semua kerabat.

Tentu masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,untuk itu penyusun
berharap kritik dan saran dari pembaca.

Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................ii

4
DAFTAR ISI...................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................2

1.3 Tujuan....................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zeolit...................................................................... 3

2.2 Struktur Mineral Zeolit............................................3

2.3 Aplikasi Zeolit.........................................................4

2.4 Fly ash....................................................................6

2.5 Potensi fly ash (abu terbang) sebagai adsorben..........................6

BAB III METODOLOGI

3.1 Bahan Baku dan Metode..........................................8

3. 2 Sintesis Zeolit........................................................8

3.3 Percobaan Adsorpsi.................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakterisasi zeolit disintesis dari fly ash................................11

4.2 Hasil Percobaan Adsorpsi..................................................11

4.3 Adsorpsi Isotermal..................................................13

BAB V KESIMPULAN.......................................................18

DAFTAR PUSTAKA 19

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air limbah dari berbagai industri seperti electroplating, kertas dan pulp, pelapisan
logam, operasi pertambangan, proses manufaktur baterai, proses produksi kaca
dikenal mengandung logam berat seperti Cu, Ni, Pb, Cr, Zn, Cd dan Fe. Logam
berat ini adalah non-biodegradable yang mengarah ke beberapa masalah
kesehatan pada hewan, tumbuhan dan manusia seperti kanker, gagal ginjal,
asidosis metabolik, ulkus oral, gagal ginjal dan kerusakan di perut hewan pengerat
(Bernard, 2013). Kontaminan ini harus dikeluarkan dari air limbah sebelum debit
karena mereka dianggap persisten, bio akumulatif dan zat-zat beracun (Manuel,
2005). Di antara metode lanjutan penghilangan logam berat, adsorpsi adalah yang
paling efektif dan ekonomis karena biaya relative rendah (Yadla, 2012).
Di India hampir 90 mt dihasilkan fly ash per tahun dan bertanggung jawab atas
polusi lingkungan (Senapati, 2011). Sebagian besar fly ash disimpan dalam
bendungan abu dan tempat pembuangan sampah. Untuk mengelola bendungan
abu mahal, menyebabkan hilangnya lahan untuk digunakan, dampak negatif pada
lingkungan, menyebabkan polusi udara dan air. Fly ash terutama terdiri dari kaca
aluminosilikat, mulit (Al6Si2O13) dan quartz (SiO2). Rasio Si/Al zeolit rendah
menyediakan sorbent yang sangat baik untuk adsorpsi logam transisi karena
kemampuan tukar kation (KTK) tinggi dan volume pori besar. Pencemaran air di
sungai Kanhan disebabkan karena pembuangan limbah dari pembangkit listrik
termal Khaperkheda telat diteliti. Zeolit berbasis Fly ash menunjukkan kapasitas
adsorpsi yang lebih tinggi untuk penghilangan Cu2+, Pb2+ dan Cd2+ dari air limbah
daripada fly ash itu. Hal ini melaporkan bahwa Na-P1, hydroxysodalite dan Tipe
zeolit X disintesis dari fly ash efektif dalam menghilangkan Fe, Cu, Zn dan Pb
dari aliran limbah yang terkontaminasi limbah. Di antara zeolit alam, kitosan,
biopolimer yang telah diteliti sebagai adsorben harga rendah untuk

1
menghilangkan timbal dari limbah air. Zeolit - A diperoleh dari abu terbang (FAZ-
A) telah dipatenkan secara nasional dan internasional. FAZ-A menunjukkan
efisiensi maksimum untuk menghilangkan timbal diikuti oleh kadmium dan
tembaga (Kumar, 2004).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan peningkatan sintesis
zeolit dari abu terbang dan menemukan penerapannya dalam penghilangan ion
logam berat dari limbah industri kertas. Karena metodologi yang ada banyak
digunakan NaOH dan Na2CO3 untuk sintesis zeolit dengan cara hidrotermal dari
abu terbang, kami berpikir mempelajari pengaruh penambahan KOH ke NaOH
dan Na2CO3. Percobaan dilakukan untuk menunjukkan efisiensi penghilangan
logam berat dari air limbah industri kertas dengan Zeolit sintesis baru.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah mensintesis zeolit menggunakan fly ash?
Bagaimanakah sintesis zeolit dari fly ash mengadsorpsi logam berat yang
terkandung dalam limbah industri kertas?
Bagaimanakah pengaruh pH dan waktu kontak pada proses adsorpsi logam
berat tersebut?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui sintesis Zeolit menggunakan fly ash
Untuk mengetahui sintesis zeolit dari fly ash mengadsorpsi logam berat yang
terkandung dalam limbah industri kertas.
Untuk mengetahui pengaruh pH dan waktu kontak pada proses adsorpsi
logam berat tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zeolit
Zeolit berasal dari kata zeinlithos yang berarti batuan berbuih. Zeolit merupakan
kristal alumina silikat dengan rumus empiris Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O.
Terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga didalam yang

2
berisi ion-ion logam, biasanya golongan logam alkali, dan molekul air yang bergerak
bebas. Zeolit merupakan suatu kelompok mineral yang dihasilkan dari proses
hidrotermal pada batuan beku basa. Mineral ini biasanya dijumpai mengisi celah-
celah ataupun rekahan dari batuan tersebut. Selain itu zeolit juga merupakan endapan
dari aktivitas vulkanik yang banyak mengandung unsur silika. Pada saat ini
penggunaan mineral zeolit semakin meningkat, dari penggunaan dalam industri kecil
hingga dalam industri berskala besar. Karena sifat-sifat yang dimiliki oleh zeolit,
maka mineral ini dapat dimanfaatkan seperti dalam bidang industri yaitu sebagai
bahan yang dapat digunakan untuk membantu pengolahan limbah pabrik. Masalah
limbah industri semakin meresahkan masyarakat, sehingga banyak dilakukan usaha-
usaha untuk mengatasi pencemaran limbah ini, baik itu dengan mengurangi volume
limbah yang terbuang ataupun dengan mendaur ulang kembali limbah tersebut. Zeolit
Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik dan kimia
yang sama dengan zeolit alam. Zeolit ini dibuat dari bahan lain dengan proses
sintetis. Karena secara umum zeolit mampu menyerap, menukar ion dan menjadi
katalis, membuat zeolit sintetis ini dapat dikembangkan untuk keperluan alternatif
pengolah limbah.

2.2 Struktur Mineral Zeolit


Zeolit adalah mineral dengan struktur kristal alumino silikat yang berbentuk
framework (struktur tiga dimensi), dan mempunyai rongga serta saluran yang diisi
oleh kation logam alkali dan atau alkali tanah serta molekul air. Ion logam dan
molekul air dapat digantikan oleh ion atau molekul lain secara reversibel tanpa
merusak struktur zeolit, sehingga zeolit dapat digunakan untuk menyerap ion logam.
Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari 50 jenis zeolit alam. Namun yang
mempunyai nilai komersil diantaranya adalah jenis klinoptilolit, mordenit, filipsit,
kabazit, erionit, ferrierit dan faujasit (Dyer, A.1988).
Mineral zeolit mengandung senyawa alumunium silikat yang memiliki struktur
kerangka tiga demensi terbentuk oleh tetrahedral AlO4 dan SiO4 dengan rongga di
dalamnya terisi ion-ion logam biasanya logam alkali tanah (Na, K, Mg, Ca dan Fe)
dan molekul air yang cenderung dapat bergerak bebas dalam ruang intermilar struktur

3
rongga. Untuk mempermudah terjadinya proses pertukaran kation-kation, padatan
zeolit dibuat homogen, maka perlu dilakukan proses preparasi baik fisika maupun
kimia yaitu dengan pemanasan dan atau menambah asam atau garam tertentu
(Susetyaningsih dkk, 2009).

2.3 Aplikasi Zeolit

1. Aplikasi Umum
Zeolit memiliki berbagai kegunaan komersial (Intersun,2007) termasuk:
a. Budidaya Perikanan
Filtrasi Amoniak
Biofilter Media
b. Pertanian
Pengontrol bau
Pengontrol hewan ke lingkungan pertanian
Aditif pakan Ternak
c. Hortikultura
Pembibitan, rumah kaca
Florikultura
Sayuran / herbal
Silvikultur (kehutanan, perkebunan pohon)
Medium untuk hidroponik
d. Produk Rumah Tangga
Pengontrol bau Rumah Tangga
e. Produk Industri
Absorbents untuk minyak dan limbah
Pemisahan Gas
f. Aplikasi Lingkungan.
Meskipun aplikasi lingkungan zeolit relatif kecil dibandingkan dengan aplikasi
dari sifat katalitik mereka, penelitian yang cukup besar dan beberapa implementasi
telah terjadi termasuk:
a. Limbah radioaktif
Situs remediasi / dekontaminasi
b. Pengolahan Air
Air filtrasi
Penghilangan logam berat
Kolam renang
c. Pengolahan Air Limbah
Penghilangan Amonia limbah cair

4
Penghilangan logam berat
g. Aplikasi Radionuklida

Zeolit adalah salah satu dari beberapa teknologi nano yang telah diselidiki untuk
keperluan rehabilitasi lingkungan. Karena pertukaran ion mereka properti, dan fakta
bahwa mereka adalah produk alami tampaknya jinak yang dapat membawa perbaikan
tertentu (seperti meningkatkan kapasitas pertukaran kation tanah dan kelembaban
tanah, meningkatkan konduktivitas hidrolik, meningkatkan hasil panen di tanah yang
diasamkan, dan mengurangi penyerapan kontaminan logam tanah ke sifat tanaman.
Zeolit telah diuji kemampuannya untuk memulihkan logam berat dalam tanah. Pernah
dilakukan penyelidikan eksperimental penyerapan tanaman cesium dari tanah diubah
dengan Klinoptilolit dan kalsium karbonat ( Anonim, 2012).

2.4 Fly ash (abu terbang)

Fly ash (abu terbang) adalah bagian dari abu bakar yang berupa bubuk halus dan
ringan yang diambil dari campuran gas tungku pembakaran yang menggunakan
bahan batubara. Abu terbang diambil secara mekanik dengan sistem pengendapan
elektrostatik (Hidayat,1986). Secara kimia abu terbang merupakan material oksida
anorganik mengandung silika dan alumina aktif karena sudah melalui proses
pembakaran pada suhu tinggi. Bersifat aktif yaitu dapat bereaksi dengan komponen
lain dalam kompositnya untuk membentuk material baru (mulite) yang tahan suhu
tinggi. (www.tekmira.esdm.go.id.)

Komponen utama dari abu terbang batubara yang berasal dari pembangkit listrik
adalah silika (SiO2), alumina, (Al2O3), dan besi oksida (Fe2O3), sisanya adalah karbon,
kalsium, magnesium, dan belerang.

Sifat kimia dari abu terbang batubara dipengaruhi oleh jenis batubara yang dibakar
dan teknik penyimpanan serta penanganannya. Abu terbang batubara terdiri dari
butiran halus yang umumnya berbentuk bola padat atauberongga. Ukuran partikel abu

5
terbang hasil pembakaran batubara bituminous lebih kecil dari 0,075 mm. Kerapatan
abu terbang berkisarantara 2100 sampai 3000 kg/m3 dan luas area spesifiknya antara
170 sampai 1000 m2/kg. (Yoga, 2007).

2.5 Potensi fly ash (abu terbang) sebagai adsorben

Komponen yang terkandung dalam abu terbang batubara bervariasi bergantung pada
sumber batubara yang dibakar, tetapi semua abu terbang batubara mengandung SiO2
dan CaO. Jika tidak diolah lebih lanjut, abu terbang dapat menyebabkan dampak
negatif bagi lingkungan. Abu terbang batubara dapat mengkontaminasi air tanah
dengan kandungan pengotor seperti arsenik, barium, berillium, boron, cadmium,
komium, thallium, selenium, molibdenum dan merkuri. Abu terbang batubara
umumnya dibuang di landfill atau ditumpuk begitu saja di dalam area industri.
Penumpukkan abu terbang batubara ini menimbulkan masalah bagi lingkungan.
Berbagai penelitian mengenai pemanfaatan abu terbang batubara sedang dilakukan
untuk meningkatkan nilai ekonomisnya serta mengurangi dampak buruknya terhadap
lingkungan. Saat ini umumnya abu terbang batubara digunakan dalam pabrik semen
sebagai salah satu bahan campuran pembuat beton. Selain itu, sebenarnya abu terbang
batubara memiliki berbagai kegunaan sebagai aditif dalam pengolahan limbah (waste
stabilization) dan dikonversi menjadi zeolit dan adsorben. Konversi abu terbang
batubara menjadi zeolit dan adsorben merupakan contoh pemanfaatan efektif dari abu
terbang batubara. Keuntungan adsorben berbahan baku abu terbang batubara adalah
biayanya murah. Selain itu, adsorben ini dapat digunakan baik untuk pengolahan
limbah gas maupun limbah cair. Abu terbang batubara memiliki potensi dikonversi
menjadi zeolit jika memiliki kandungan alumina-silika yang cukup tinggi dan
kandungan karbon yang rendah. Jenis zeolit yang dihasilkan dari abu terbang
bergantung pada komposisi awal dan metode konversinya. Metode yang umum
digunakan adalah hydrothermal alkali treatment yaitu memanaskan campuran abu
terbang dengan larutan alkali (KOH, NaOH) (Querol, et al., 2002: 413-423).

6
BAB III

METODOLOGI

3.1 Bahan dan Metode

Penanganan dan penyimpanan Material : Bubuk fly ash batubara diperoleh dari
Khaperkheda Thermal Power Station digunakan sebagai bahan baku. Sampel fly ash
segar yang dikumpulkan dari penangkap debu dan disimpan dalam wadah plastik
tertutup memiliki tutup kedap udara. Wadah plastik disimpan di ruang gelap sejuk
jauh dari sumber air, sinar matahari langsung dan dari suhu berfluktuasi
(Musyoka,2009).

Air limbah industri kertas dikumpulkan dari industri di Maharashtra Industrial


Development Corporation (MIDC), Nagpur. Pengambilan sampel dilakukan dengan
mengikuti teknik dan prosedur standar.

Setelah pengumpulan sampel, parameter seperti suhu, pH dan warna diukur dengan
menggunakan termometer, pH meter dan dengan pengamatan visual. Kemudian
sampel dipindahkan ke Botol kaca Amber berwarna untuk mencegah oksidasi ion
logam. Karakterisasi Fly ash dilakukan dengan fluoresensi X-ray di Indian Biro
Pertambangan (IBM), MIDC, Nagpur. Analisis limbah industri kertas dilakukan oleh
atom spektrofotometer serapan (AAS) (GBC 906 AA) dan induktif spektrometer

7
plasma (ICP) (GY 166 Ultrace) dari IBM, MIDC, Nagpur. Analisis menunjukkan
adanya Cu2+ , Ni2+, Mn2+, Cr6+ dan Fe3+ . Dalam karya ini, kami telah meneliti
penghilangan Cu2+, Ni+ dan Mn2+ dengan menggunakan zeolit sintesis yang baru
sebagai adsorben.

3.2 Sintesis zeolit

Fly ash awalnya disaring untuk menghilangkan partikel yang lebih besar dengan
menggunakan Teknik Sieve Shaker (Saringan uji Filterwel) dari ukuran mata jaring
72 . Fly ash menjadi sasaran untuk pra-perlakuan dengan 8N HCl selama 2 jam.
Fusion dari fly ash dengan NaOH dan Na2CO3 dilakukan dengan perbandingan
1:1,5:0,5. KOH (0.1g) ditambahkan kedalam campuran dan campuran dipanaskan di
tungku redam pada suhu 700oC selama 1 jam. Massa Fused didinginkan, digiling dan
dicampur secara menyeluruh dalam air suling dengan penambahan simultan larutan
aluminat natrium. Slurry yang diperoleh kemudian mengalami pengadukan dan
penuaan selama 8 - 10 jam. Saat itu dikenakan hidrotermal kristalisasi dalam wadah
tertutup di oven pada suhu 100oC selama 2-3 jam. Setelah kristalisasi produk kristal
padat dihasilkan dengan filtrasi menggunakan pompa vacum. Kristal padat Itu dicuci
dengan air suling ganda dan dikeringkan dalam oven. Langkah-langkah setelah fusi
diikuti sebagaimana disebutkan dalam literature (Udhoji, 2005).

Efisiensi zeolit sintetis yang baru sebagai adsorben untuk penghilangan ion logam
berat dari limbah industri adalah diteliti sebagai berikut:

3.3 Percobaan adsorpsi

Percobaan Modus Batch yang dilakukan pada 100 ml labu kerucut dengan
penambahan sejumlah zeolit yang diinginkan ke dalam 50 ml air limbah. Dalam
semua percobaan, labu terguncang pada 100 rpm pada shaker mekanis untuk interval
waktu yang telah ditentukan pada suhu 250C. Setelah agitasi, zeolit dipisahkan
dengan filtrasi dan beberapa aliquot filtrat dalam supernatan dianalisis menggunakan
atom adsorpsi spektrofotometer (AAS) dan induktif plasma spektrofotometer (ICP).

8
Jumlah ion logam teradsorpsi pada zeolit dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Removal % = (Ci - Ce) / Ci * 100

Dimana,

Ci = Konsentrasi sebelum adsorpsi, Ce = Konsentrasi setelah adsorpsi.

PH larutan ditemukan 5. Pengaruh Berat zeolit pada penghilangan ion logam transisi
diteliti dengan menambahkan 50 ml air limbah ke 0.1g, 0.2g, 0.3g, 0.4g dan 0.5g
zeolit ke dalam labu kerucut. Campuran terguncang dalam pengocok mekanik di
sekitar 100 rpm selama 5 jam. Filtrat ini dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometer serapan atom (AAS) dan induktif spektrofotometer plasma (ICP).
Untuk 50 ml air limbah industri dicampur dalam 0.1g zeolit untuk mengetahui
pengaruh waktu kontak pada adsorpsi ion logam transisi. Labu dikocok selama 1, 2,
3, 4 dan 5 jam. Konsentrasi ion logam diperoleh dengan menggunakan AAS dan ICP.
Demikian pula pengaruh pH pada adsorpsi ion logam transisi diteliti dengan
menyesuaikan pH air limbah industri ke 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan menambahkan HCl.
solusi diperlakukan seperti sebelumnya dan dianalisis menggunakan AAS dan ICP.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakterisasi zeolit disintesis dari fly ash

Hasil komposisi unsur bahan zeolit adalah dengan Fluoresensi Energi dispersif X-ray
(EDXR) (Model no.EDX700, Shimadzu) dan disajikan dalam Tabel-1.

Tabel-1

4.2 Hasil Percobaan Adsorpsi: Pengaruh berat zeolit, waktu kontak dan pH
pada penyerapan ion Cu2+ , Ni 2+ , Mn2+

Efek dosis adsorben pada penghilangan logam transisi ion Cu 2+ ,Ni2+, Mn2+
ditunjukkan pada gambar 1. Jumlah sorben adalah bervariasi 0,1-0,5 g / L dan
diseimbangkan selama 5 jam. Hasil menunjukkan bahwa penghilangan persen Cu 2+ ,
Ni2+ dan Mn2+ menurun dengan peningkatan dosis adsorben dan maksimum 54,51%
pada 0,1 g / L zeolit.

10
Waktu kesetimbangan yang dibutuhkan untuk penyerapan ion logam transisi Cu 2+ ,
Ni2+ dan Mn2+ pada zeolit dengan 0,1 g / L pada interval waktu penelitian yang
berbeda. Gambar 2 menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi meningkat tajam dengan
meningkatnya waktu dan mencapai keseimbangan dalam 5 jam. Oleh karena itu,
waktu adsorpsi diatur ke 5 jam di setiap percobaan. Urutan adsorpsi ion logam
transisi pada zeolit adalah Ni2+ > Mn2 > Cu2+.

pH fasa larutan mengatur spesiasi logam dan juga disosiasi bagian fungsional aktif
pada sorben. Oleh karena itu penyerapan logam kritis terkait dengan PH. Dalam
rangka membangun pengaruh pH pada adsorpsi Cu2+ , Ni2+ dan Mn2+ ke zeolit
sintesis. Percobaan penyerapan batch pada nilai pH yang berbeda dilakukan dalam
kisaran 1 sampai 5 (gambar 3). itu mengamati bahwa adsorpsi maksimum ion logam
transisi diamati pada pH 5.

Gambar 1

Gambar 2

11
Gambar 3

4.3 Isotermal Adsorpsi

Model Langmuir isoterm adalah Model yang paling umum digunakan untuk
menghitung jumlah adsorbat teradsorpsi pada adsorben. Langmuir isoterm dapat
dinyatakan dalam sebuah konstanta RL berdimensi, didefinisikan sebagai

Dimana Co adalah konsentrasi awal (mg/l), R L adalah Menunjukkan isoterm tersebut,


KA adalah tingkatan adsorpsi. Nilai-nilai RL yang ditemukan di antara 0 hingga 1,
menunjukkan adsorpsi logam yang baik untuk diteliti ke adsorben.

12
Model isoterm Liberisasi Freundlich diaplikasikan untuk adsorpsi ion logam berat
dan dinyatakan sebagai:

Log (X/m) = Log KF + 1/n (Log Ce)

Dimana, (x/m) adalah jumlah ion logam berat teradsorpsi pada kesetimbangan
(mg/g), Ce adalah konsentrasi kesetimbangan dari berat ion logam (mg/l). K F dan n
adalah nilai-nilai konstanta dihitung dari intercept dan slope dari plot.

Koefisien regresi R2 untuk nilai Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi Cu 2+, Ni2+,
Mn2+ ditemukan antara 0 sampai 1 menunjukkan adsorpsi ion logam yang baik
dengan zeolit sintetis. Fungsi kekuatan adsorpsi terletak pada proses adsorpsi, 1/n
untuk adsorpsi Ni ditemukan diatas 1, ini menunjukkan adsorpsi co-operative.

Gambar 4

13
Gambar 5

Gambar 6

14
Gambar 7

Gambar 8

15
Gambar 9

16
BAB V

PENUTUP

17
5.1 Kesimpulan

Zeolit-P disintesis dari abu terbang (fly ash) pembakaran batu bara dengan cara
hidrotermal abu dengan NaOH, Na2CO3 dan KOH. Dengan memvariasikan rasio fusi
zeolit -P dicapai. ZeolitP yang dihasilkan lebih efektif dalam penghilangan ion
logam transisi yang terdapat dalam limbah industri kertas. Urutan penghilangan ion
logam berat adalah Ni2+> Mn2+ > Cu2+.

Hal ini dipertimbangkan bahwa prosedur modifikasi ini dapat mengkonversi abu
terbang menjadi produk yang bermanfaat yang akan membuktikan keefektifan dalam
menghilangkan ion logam transisi dari air limbah industri kertas.

DAFTAR PUSTAKA

Bernard E., Jimoh A. and Odigure J.O., Heavy Metals Removal from Industrial
Wastewater by Activated Carbon Prepared from Coconut Shell, Research
Journal of Chemical Sciences, 3(8), 3-9 (2013)

18
Manuel A., Jimenez V., Rodrguez-Castellon E., Jimenez-Lopez A., Jimenez-
Jimenez J., Heavy metals removal from electroplating wastewater by
aminopropyl-Si MCM-41, Chemosphere, 59, 779786 (2005)

Yadla S., Sridevi V. and Chandana L., A Review on Adsorption of Heavy Metals
from Aqueous Solution, Journal of Chemical, Biological and Physical
Sciences, 2(3), 1585-1593 (2012)

Senapati M.R., Fly ash from thermal power plantswaste management and overview,
Current Science, 100(12), 25 (2011)

Holler H. and Wirsching U., Zeolite formation from fly ash, Fortschr. Miner, (63),
21-43 (1985).

Querol X., Plana F., Alastuey A. and Lopez-Soler A., Andres J.M., Juan R., Ferrer P.
and Ruiz C.R.A., Fast method of recycling fly ash: Microwave assisted zeolite
synthesis, Environ. Sci. Technol., (31) 2527-2532 (1997b)

Thorat P. and Charde V., Physicochemical Study of Kanhan River Water Receiving
Fly Ash Disposal Waste Water of Khaperkheda Thermal Power Station,
India, International Research Journal of Environment Sciences, 2(9), 10-15
(2013)

Yanxin W., Yonglong G., Zhihua Y., Hesheng C. and Querol X., Synthesis of
zeolites using fly ash and their application in removing heavy metals from
waters, Science In China (Series D), 46(9), 967-976 (2003)

Woolard C.D., Petrus K. and Horst M van der, The use of a modified fly ash as an
adsorbent for lead, Water S.A., 26(4), 531-536 (2000)

Vadapalli V., Gitari W., Ellendt A., Petrik L., Balfour G., Synthesis of zeolite-P
from coal fly ash derivative and its utilisation in mine-water remediation,
South African Journal of Science, 106 (5/6), 7, (2010)
Solanki P., Gupta V. and Kulshreshtra R., Synthesis of Zeolite from Fly Ash and
Removal of Heavy Metal Ions from Newly Synthesized Zeolite, E-Journal of
Chemistry, 7(4), 1200-1205 (2010)

Singh D., Mishra M., Mishra A.K. and Singh Anjali, Removal of Lead from Waste
Water Using Low Cost Adsorbent,, International Research Journal of
Environment Sciences, 2(9), 23-26 (2013)

19
Kumar P., Rayalu S. and Dhopte S., Fly ash based zeolite-A: A suitable sorbent for
lead removal, Indian journal of Chemical Technology, 11, 227-233 (2004)

Musyoka N.M. Petrik L., Balfour G., Natasha M. GitariW. and Mabovu B.,
International Mine Conference Proceeding, South Africa, 680-687, 19th 23rd
October2009.

National Environmental Engineering Research Institute,Nagpur, Manual on water and


waste water analysis,(1988)

IS: 3025 Part II (2004)

Udhoji J.S., Bansiwal A.K., Meshram S.U. and RayaluS.S., Improvement in optical
brightness of fly ash based zeolite-A for use as detergent builder, Journal of
Scientific & Industrial Research, 64, 367-371, (2005)

Tiwari S.P., Singh D.K. and Saksena D.N., Hg (II) adsorption from aqueous solutions
using rice husk, J. Environ. Eng., 121, 479-481 (1995)

Pandey P., Sharma S., Sambi S., Kinetics and equilibriumstudy of chromium
adsorption on zeolite NaX, International Journal of Environmental Science
Technology, 7(2), 395-404, (2010)

Mohan S. and Karthikeyan, Removal of lignin and tannincolor from aqueous solution
by adsorption on to activatedcarbon solution by adsorption on to activated
charcoal,Environ. Pollut., 97, 183-187, (1997)

Dyer, A. 1988. An Introduction to Zeolite Molecular Sieves. Chichester : John Willey

and Sons

Khadse Shaila, Panhekar Deepa, and Patil Pralhad. Synthesis of Zeolite using Fly ash
and its application in Removal of Cu2+, Ni2+, Mn2+, from Paper Industry
Effluent. Res. J. Chem. Sci. ISSN 2231-606X Vol. 4(3), 5-9, March (2014)

Susetyaningsih, Retno. Dkk. 2009. Karakterisasi Zeolit Alam pada Reduksi Kadar

Khrom dalam Limbah Cair ISSN 1978=0176. Sekolah Tinggi Tenaga Nuklir

BATAN. Yogyakarta

20
InterSun. 2007. Zeolite Applications. Website. Accessed October 2014.

http://www.siberg.com/zeolite.htm

www.tekmira.esdm.go.id. Pemanfaatan Abu Batubara sebagai Bahan Pembenah

Tanah atau Soil Conditioner di Daerah Penimbunan Tailing Pengolahan

Emas; diakses tanggal 25 September 2009

Yoga Pratama, Heri T. Putranto. Coal Fly Ash Conversion to Zeolite for Removal of

Chromium and Nickel from Wastewaters.

Hidayat, Y. S. 1986. Penelitian Pendahuluan Pemanfaatan Abu Terbang (Fly

Ash) untuk Campuran Beton di Indonesia. Jurnal Litbang Vol.II No.

45 April Mei 1986 : Bandung

Queroll, X., et al., Int. J. Coal Geol. 2002. 50, 413-42

21

Anda mungkin juga menyukai