Anda di halaman 1dari 8

Lembar Tugas Mahasiswa

Modul Kardiovaskular
Dibuat Oleh:
Anggi Angelina Permatasari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
( Kelompok 2 1506668473 )

Faktor Internal dan Eksternal yang Dapat Mempengaruhi Kerja Sistem


Kardiovaskular

I.Pendahuluan
Jantung merupakan organ tubuh yang penting bagi tubuh manusia.Jantung berfungsi untuk
memompa dan menyalurkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Ketika berdenyut , ruang
ruang pada jantung akan mengendur dan kemudian terisi oleh darah. Hal tersebut lah yang disebut dengan
diastole.1 Setelah itu , jantung akan berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung. Hal
tersebut lah yang disebut dengan systole. Kedua bilik dan serambi akan mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida akan dialirkan dari
tubuh melalui vena kava menuju ke atrium kanan. 1
Setelah atrium kanan terisi darah , atrium kanan akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan
melewati katup trikuspidalis. Selanjutnya , darah akan kembali dipompa melalui katup pulmoner ke dalam
arteri pulmonalis menuju paru paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh kapiler yang ada di sekitar
kantong udara pada paru paru.Paru paru akan menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida dan
kemudian darah akan dialirkan ke paru paru. Darah yang kayak akan oksigen akan akan mengalir di dalam
vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Selanjutnya , darah dalam atrium kiri akan didorong ke ventrikel kiri
melalui katup bikuspidalis atau katup mitral , yang kemudian akan memompa darah bersih melewati katup
aorta masuk ke dalam aorta. Kemudian darah kaya oksigen tersebut akan disirkulasikan ke seluruh tubuh,
kecuali paru paru.1
Apabila mekanisme kerja jantung tersebut terganggu , maka jantung tidak akan dapat memompa
darah secara efektif baik ke paru paru atau pun ke seluruh tubuh. Selain itu , apabila kondisi tersebut
dibiarkan dalam jangka waktu yang lama maka dapat berujung pada penyakit jantung atau bahkan
kematian.1,2 Suatu penelitian menunjukkan bahwa sekitar 35 persen kematian yang terjadi di Indonesia
disebabkan oleh penyakit jantung dan angka kematian akibat penyakit jantung di Asia Tenggara mencapai
1,8 juta kasus pada tahun 2014. Namun , kerja jantung pada setiap individu dapat berbedda beda. Hal
tersebut dikarenakan adanya faktor faktor baik secara internal ataupun eksternal yang dapat mempengaruhi
kerja jantung. Faktor faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut.2

II.Isi / Pembahasan
Faktor yang dapat mempengaruhi kerja jantung dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor faktor yang berasal dari dalam tubuh manusia
sedangkan faktor eksternal adalah faktor faktor yang berasal dari luar tubuh manusia. Faktor internal yang
mempengaruhi kerja sistem kardiovaskular antara lain adalah usia , jenis kelamin , kelainan anatomis pada
jantung , berat badan , emosi atau psikologis , dan frekuensi pernafasan. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi kerja sistem kardiovaskular adalah posisi tubuh , suhu atau temperatur , konsumsi alkohol ,
merokok, dan juga aktivitas fisik.

Modul Kardiovaskular Anggi Angelina P.


A.Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kerja Sistem Kardiovaskular
Posisi Tubuh Terhadap Kardiovaskular
Posisi tubuh dapat mempengaruhi kerja jantung karema berkaitan dengan efek gravitasi. Adanya gravitasi
bumi dapat menyebabkan tekanan yang berbeda di tiap lokasi pembuluh darah yang berbeda. Oleh sebab
itu , kerja jantung pada posisi berbaring , berdiri , atau pun duduk dapat menjadi berbeda.
a.Posisi Berbaring
Dalam posisi berbaring , jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan pada posisi duduk atau
pun berdiri. Hal tersebut disebabkan karena ketika dalam posisi berbaring , efek gravitasi pada tubuh akan
berkurang sehingga darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi.1,2
Oleh sebab itu , pada posisi berbaring darah yang mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah akan
lebih banyak dibandingkan pada posisi berdiri. Semakin banyak darah yang kembali ke jantung , maka
semakin banyak pula darah yang dapat dipompa oleh tubuh di setiap denyutnya sehingga denyut jantung
yang diperlukan per menit untuk dapat memenuhi kebutuhan dari darah , oksigen , dan nutrisi akan menjadi
lebih sedikit.1,2
b.Posisi Berdiri
Pada keadaan berdiri , pembuluh darah di bawah jantung akan mendapatkan beban tambahan akibat
perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Peningkatan tekanan tersebut menyebabkan darah
mengumpul di dalam pembuluh venosa pada ekstremitas bawah sehingga isi dari sekuncup akan
berkurang.2Hal tersebut menyebabkan tekanan darah pada bagian kepala akan berbeda dengan tekanan darah
di bagian ekstremitas bawah sehingga jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.2
Pada keadaan berdiri , detak jantung seseorang akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan darah yang
kembali ke jantung menjadi lebih sedikit. Kondisi tersebut dapat menyebabkan adanya peningkatan detak
jantung secara mendadak ketika sesorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.
Terkadang , perubahan posisi dari berbaring atau duduk ke posisi berdiri dapat menyebabkan tubuh menjadi
pusing dan kemudian pingsan.1,2
Selain itu , dalam posisi berdiri cairan dapat berkumpul di ruang interstitium akibat adanya
peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler sehingga terjadilah edema. 1,2
c.Posisi Duduk
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarnakan pada saat
duduk system vasokontraktor simpatis teransang melalui saraf rangka menuju otot-otot abdomen. Keadaan
ini meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu
mengelurkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung.1,2 Hal tersebut membuat darah yang tersedia
bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen .
Kerja jantung pada posisi duduk, dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi
sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. 1,2

Gambar 1. Posisi Jantung saat Berbaring dan Bediri

Modul Kardiovaskular Anggi Angelina P.


Sumber: Hall J, Guyton A. Guyton and Hall textbook of medical physiology. 1st ed. Philadelphia
(PA): Elsevier; 2016.

Suhu/Temperatur Terhadap Kardiovaskular


Salah satu faktor yang mempengaruhi denyut jantung atau cepat lambatnya jantung memompa darah
adalah suhu. Perbedaan suhu berpengaruh dalam cepat atau lambatnya metabolisme tubuh sehingga berpengaruh juga
terhadap kinerja jantung. Suhu yang lebih tinggi ( hangat / panas ) menyebabkan jantung berdetak lebih cepat
dan memberikan tekanan yang tepat untuk tubuh. Ketika panas , tubuh harus menggerakkan darah lebih
banyak ke kulit untuk dapat menurunkan suhu. 3 Namun , pada saat yang bersamaan tubuh juga harus
mengendalikan aliran darah ke otot. Satu satu nya cara yang dapat dilakukan agar dapat memenuhi dua
kebutuhan tersebut secara bersamaan adalah dengan meningkatkan aliran darah , yang berarti bahwa jantung
harus berdentak lebih cepat.3
Biasanya , dalam keadaan suhu cukup tinggi , denyut jantung akan meningkat sekitar 20 hingga 40
bpm dibandingkan dalam suhu normal. Dalam kondisi ini , asupan cairan yang cukup sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Berkeringat dapat mengubah volume darah pada tubuh dan dapat menyebabkan gangguan pada
jantung. Cara yang paling mudah dan paling efektif untuk mengatasi suhu tinggi dan gangguan pada denyut
jantung adalah dengan menambah jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh. Hal tersebut dapat membantu
tubuh untuk menjaga volume darah dan mencegah jantung untuk berdetak lebih cepat lagi. 3

Konsumsi Alkohol dan Merokok Terhadap Kardiovaskular


Mengkonsumsi alkohol dapat memberikan dampak negatif pada tubuh termasuk pada kerja
jantung.Salah satu efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi alkohol adalah otot jantung akan menjadi
melemah, sehinggaa tidak dapat memompa darah secara efisien. Keadaan tersebut dikenal dengan
kardiomiopati. Selanjutnya , jantung yang tidak dapat memompa darah secara efisien sangat rentan terhadap
terjadinya penggumpalan darah dan aritmia. Berbagai gangguan yang timbul pada jantung akibat konsumsi
alkohol tersebut dapat meenyebabkan gagal jantung dan berakhir pada kematian. Suatu penelitian
menunjukkan bahwa setengah dari pecandu alkohol yang tetap mengonsumis alkohol setelah mulai
mengalami kardiomiopati meninggal dalam jangka waktu 4 tahun. 4
Selain konsumsi alkohol , merokok juga dapat menyebabkan gangguan
pada jantung. Di dalam sebatang rokok, terdapat dua bahan kimia
perusak jantung yang dapat mengganggung kerja dan juga kesehatan
dari jantung.4 Dua bahan kimia tersebut adalah karbon monoksida dan
nikotin. Gas karbon monoksida memiliki kemampuan yang lebih
tinggi untuk mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat di dalam sel
darah merah ( eritrosit ) dibandingkan dengan oksigen. Hal tersebut
menyebabkan sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen ,
oleh karena yang disalurkan ke seluruh tubuh adalah karbon
monoksida dan bukan oksien. 4
Sel tubuh yang mengalami kekurangan oksigen akan
mengkompensasi hal tersebut melalui spasme pembuluh darah. Bila
proses spasme berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan terus
menerus maka pembuluh darah akan muah rusak dan dapat berakhir
pada terjadi nya aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah dapat
terjadi di mana saja baik di otak , jantung , paru , atau pun ginjal. Zat kimia berbahaya kedua yang ada di
dalam rokok adalah nikotin. Nikotin dapat merangsang hormone kathekolamin atau adrenalin, dimana
hormon tersebut bersifat memacu kerja jantung dan tekanan darah. Hal tersebut menyebabkan jantung tidak
diberikan waktu untuk beristirahat dan tekanan darah akan menjadi semakin tinggi , sehingga dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi. Selain itu , nikotin juga memiliki efek lain yaitu merangsang terjadinya
penggumpalan trombosit. Trombosit yang mengumpal kemudian dapat menyumbat pembuluh darah. Nikotin

Modul Kardiovaskular Anggi Angelina P.


juga dapat mengubah metabolisme lemak sehingga menyebabkan kadar HDL akan menurun dan kadar LDL
akan mengalami peningkatan.4
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa karbon monoksida dan nikotin dapat menyebabkan
pembuluh darah menyempit dan tersumbat secara bersamaan atau sekaligus. Oleh sebab itu , merokok
sangat mempengaruhi kerja dari jantung. 4

Aktivitas Fisik Terhadap Kardiovaskular


Aktivitas fisik , terutama olahraga , memiliki peranan yang penting dalam menjaga kesehatan
jantung dan pembuluh darah.Ketika melakukan aktivitas fisik , maka kebutuhan darah yang mengandung
oksigen pun akan meningkat. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran
darah dengan cara melebarkan diameter pembuluh darah , sehingga tekanan darah pun dapat mengalami
peningkatan.5
Namun apabila dilakukan secara regular / rutin, olahraga dapat memberikan beberapa manfaat yaitu
dapat meningkatkan fungsi dan kekuatan dari otot jantung dan juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk
mendapatkan serta menggunakan oksigen.5 Karena kemampuan tubuh untuk menyalurkan dan menggunakan
oksigen meningkat, maka kegiatan atau aktivitas sehari hari dapat dilakukan dengan tingkat kelelahan yang
lebih rendah ( less fatigue ) dibandingkan dengan orang orang yang tidak biasa melakukan aktivitas fisik
di kehidupan sehari hari nya. 5,6
Hal tersebut sangat penting bagi orang orang penderita penyakit kardiovaskular , yang biasanya
memiliki kapasitas aktivitas fisik yang lebih rendah dibandingkan dengan orang orang yang sehat. Selain
hal tersebut , aktivitas fisik ternyata juga dapat meningkatkan kapasitas dari pembuluh darah untuk
berdilatasi sebagai respon terhadap olahraga atau hormin , memiliki fungsi dinding pembuluh darah yang
lebih baik , dan meningkatkan kemampuan untuk menyediakan oksigen terhadap otot selama aktivitas fisik
berlangsung.7
Sebuah studi melakukan pengukuran terhadap kekuatan dan fleksibilitas otot jantung sebelum dan
sesudah menjalani program olahraga. Studi tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari kekuatan
otot dan kemampuan untuk menjalani kegiatan sehari hari. Studi tersebut juga menunjukkan pasien -
pasien yang mengalami serangan jantung dan kemudian berpartisipasi atau mengikuti sebuah program
olahraga , mengalami penurunan angka kematian sebesar 20% hingga 25%. 5

Gambar 2. Data Hasil Penelitian Blair dan Morris


Sumber: Joyner M, Green D. Exercise protects the cardiovascular system: effects beyond
traditional risk factors [Internet]. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2805367/

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Blair dan Morris pada tahun 1950 , menunjukkan bahwa angka
penyakit kardiovaskular lebih rendah terjadi pada pekerja konduktor bus double decker di London yang aktif
secara fisik dibandingkan dengan para supir bus. Blair dan Morris juga menunjukkan perbedaan angka
penyakit kardiovaskular yang lebih rendah pada orang orang yang bekerja sebagai pengantar pos
dibandingkan dengan para pegawai negeri yang bekerja sebagai penerima telfon.5

Modul Kardiovaskular Anggi Angelina P.


Gambar 3. Angka Resiko Kematian pada Pasien yang Aktif dalam Aktivitas Fisik
Sumber: Joyner M, Green D. Exercise protects the cardiovascular system: effects beyond
traditional risk factors [Internet]. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2805367/

Penelitian - penelitian tersebut membuktikan bahwa aktivitas fisik memberikan dampak yang sangat
baik bagi penderita penyakit jantung. Namun , walaupun manfaat aktivitas fisik terhadap kesehatan jantung
sudah tidak diragukan lagi , perlu diingat bahwa para penderita penyakit jantung juga tetap harus mengikuti
pengobatan atau terapi yang sesuai dengan penyakit yang dialami. Berolahraga saja , tanpa diikuti dengan
pengobatan atau terapi yang tepat , tidak dapat memberikan peningkatan terhadap kemampuan jantung untuk
memompa darah atau meningkatkan diameter dari pembuluh darah coroner yang menyalurkan oksigen ke
otot jantung. 5,6,7
Selain berpengaruh terhadap kekuatan otot dan kemampuan suplai oksigen jantung , aktivitas fisik
juga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat pada darah yaitu low-density lipoprotein ( LDL ) , dan juga
kadar kolesterol keseluruhan di dalam tubuh. 7

B.Faktor Internal yang Mempengaruhi Kerja Sistem Kardiovaskular


Usia Terhadap Kardiovaskular
Proses menua dapat memberikan pengaruh terhadap sistem kardiovaskular. Ketika seorang manusia
bertambah tua , maka pembuluh darah pada tubuh manusia pun ikut mengalami penuaan. Pembuluh darah
akan mulai kehilangan fleksibilitasnya sehingga menyebabkan darah sulit untuk mengalir atau bergerak pada
pembuluh darah tersebut.8 Selain itu , ketika bertambah tua , asupan nutrisi pun akan semakin berkurang
begitu juga dengan aktivitas fisik sehari hari. Hal tersebut dapat meningkatkan resiko terkenanya penyakit
jantung.8
Penuaan juga dapat menyebabkan terjadi nya perubahan struktur pada jantung dan pembuluh darah
yang dapat berimplikasi secara cukup signifikan kepada penyakit jantung dan pembuluh darah. Secara
struktural , terjadi peningkatan pada penebalan dinding myocardial yang disebabkan karena adanya
peningkatan ukuran dari cardiomyocyte.8,9 Selanjutnya , jantung juga dapat mengalami perubahan bentuk
dari ellipitical menjadi spheroid dan disertai dengan peningkatan ukuran secara asimetris pada septum
interventricular. Penebalan juga dapat terjadi pada daerah ventrikel kiri jantung. Hal tersebut menyebabkan
jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit walaupun terdapat pembesaran jantung secara
keseluruhan. Penebalan dinding dan perubahan bentuk jantung tersebut memimiliki implikasi yang sangat
penting terhadap stress nya dinding pembuluh darah dan efisiensi kontraksi.8,9
Selanjutnya perubahan yang dapat terjadi adalah ditemukannya fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan
fibrosa yang merupakan rangka dari jantung. Kalsifikasi tersebut paling sering ditemukan pada katup
jantung.. Selain itu , tetrjadi pula perubahan sirkumferens menjadi lebih besar sehingga menyebabkan
terjadinya penebalan pada katup jantung. Perubahan selanjutnya adalah terjadinya penurunan daya kerja dari
nodus sino-atrial (SA) yang memiliki peranan untuk mengatur irama jantung. Sel sel dari nodus SA akan
berkurang sebanyak 50% -70% sejak manusia berusia 50 tahun. Jumlah sel dari AV tidak berkurang , namun
dapat terjadi fibrosis. Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan denyut jantung. 10
Modul Kardiovaskular Anggi Angelina P.
Ketika sudah menua , tekanan diastole pada tubuh akan mengalami penurunan. Hal tersebut
menyebabkan pengisian darah ke jantung melambat dan menurunnya perfusi jaringan. Apabila dibiarkan
dalam jangka waktu yang lama, hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya iskemia subendokardial dan
fibrosis pada jaringan interstitial.10

Jenis Kelamin Terhadap Kardiovaskular


Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi kerja sistem kardiovaskular. Wanita secara anatomis
memiliki ukuran jantung yang lebih kecil dibandingkan dengan pria. Jantung wanita berukuran kurang lebih
dua per tiga dari ukuran jantung pria. 11 Hal tersebut menyebabkan wanita memiliki denyut jantung yang
lebih cepat dalam memompa darah ke seluruh tubuh apabila dibandingkan dengan pria. Denyut jantung pria
ketika sedang dalam keadaan tidak beraktivitas adalah 50 sampai 60 denyut per menit , sedangkan wanita
memiliki denyut jantung 60 sampai 80 denyut per menit dalam keadaan istirahat. 11,12

Kelainan Pada Jantung Terhadap Kardiovaskular


Kelainan pada jantung dapat mempengaruhi kerja jantung. Kelainan yang pertama adalah otot
jantung yang lemah. Biasanya , kelainan tersebut merupakan kelainan yang bersifat kongenital. Lemahnya
otot jantung membuat penderita tidak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan. Karena apabila melakukan
aktivitas yang berlebihan maka jantung harus bekerja keras untuk dapat menyalurkan oksigen ke seluruh
tubuh. Oleh sebab itu , pemaksaan kerja jantung yang berlebihan akan dapat menimbulkan rasa sakit di
bagian dada. Penderita lemah otot jantung biasanya akan mudah pingsan. 3
Kelainan yang kedua adalah adanya celah antara atrium kanan dan atrium kiri akibat tidak
sempurnanya proses pembentukan lapisan yang memisahkan antara atrium kanan dan atrium kiri ketika
proses embriogenesis saat penderita masih berada di dalam kandungan. 3 Adanya celah tersebut
mengakibatkan bercampurnya darah kotor dan darah bersih. Pada kelainan ini , penderita juga tidak dapat
melakukan aktivitas yang berat , karena aktivitas yang berat dapat membuat penderita mengalami sesak
nafas.3

Berat Badan Terhadap Kardiovaskular


Berat badan yang berlebih mengakibatkan terjadi penumpukan lemak yang dapat terlihat di beberapa
bagian tubuh termasuk pada jantung dan pembuluh darah. Penimbunan lemak tersebut lah yang dapat
mengganggu kerja dari sitem kardiovaskular dan meningkatkan resiko terjadinya penyakit atau gangguan
jantung. 13
Berat badan yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya peningkatan beban kerja jantung, hal
tersebut dikarenakan adanya peningkatan volume darah yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi serta oksigen di dalam tubuh sehingga tekanan darah pun menjadi tinggi. Kelebihan berat badan juga
dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi lemak seperti trigliserida di dalam sel sel jantung. 13,14
Penumpukan trigliserida dalam jumlah besar tersebut dapat memicu terjadinya kerusakan sel sel jantung
dan mengganggu fungsi jantung untuk melakukan pemompaan darah. 13,14
Selanjutnya , lemak juga dapat tertimbun di sekitar pembuluh darah jantung dan mengakibatkan
terjadinya kekakuan pembuluh darah dan memicu terbentuknya protein protein yang bersifat jahat
sehingga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner
dan gagal jantung. 14

Emosi / Psikologis Terhadap Kardiovaskular


Emosi seperti marah dapat dengan cepat mengaktifkan respon hormon stress termasuk adrenalin dan
kortisol sehingga mempercepat detak jantung dan pernapasan, serta peningkatan tekanan darah akibat
penyempitan pembuluh darah. University of Pittsburgh melakukan sebuah penelitian yang mencari
hubungan antara kenaikan tekanan darah yang ekstrim dengan tekanan mental dan menghubungkannya

Modul Kardiovaskular Anggi Angelina P.


dengan penebalan pembuluh darah karotid. Hasilnya menemukan bahwa stres yang meningkat dan tekanan
darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat memicu serangan jantung dan stroke.15,16

Frekuensi Pernafasan Terhadap Kardiovaskular


Frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan meningkat pada waktu berlari, dibandingkan
dengan pada waktu duduk. Hal tersebut terjadi karena ketika bernafas, udara akan terhirup dan kemudian
masuk ke paru-paru. Paru-paru mengambil oksigen dari udara dan kemudian disalurkan ke seluruh
tubuh. Saat berlari, oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh akan semakin banyak.1 Hal ini dikarenakan pusat
pernafasan yang bereaksi karena bertambahnya karbondioksida dalam darah ketika berlari. Reaksi yang
dilakukan oleh pusat pernafasan ini adalah dengan cara mempercepat pernafasan, agar oksigen yang dihirup
juga banyak. 1
Saat frekuensi nafas kita meningkat maka denyut nadi pun akan bertambah cepat dikarenakan jumlah
oksigen dalam darah yang bertambah banyak. Sehingga memperkeras kerja jantung dalam memompa darah,
ini yang menyebabkan frekuensi jantung juga meningkat ketika berlari. 1 Sedangkan ketika sedang bersantai
kita tidak membutuhkan tenaga yang banyak, jadi oksigen yang dipakai pun hanya sedikit. Hubungan antara
frekuensi denyut nadi dan frekuensi pernafasan adalah berbanding lurus. Karena semakin berat aktivitas
yang dilakukan maka semakin cepat frekuensi denyut nadi dan nafas.1

REFERENSI
1. Hall J, Guyton A. Guyton and Hall textbook of medical physiology. 1st ed. Philadelphia (PA):
Elsevier; 2016.
2. Silverthorn D, Hill D, Silverthorn D. Human physiology. 1st ed. Boston: Pearson Education; 2013.
3. Wilson T, Crandall C. Effect of Thermal Stress on Cardiac Function [Internet]. NCBI. 2017 [cited 19
March 2017]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3076691/
4. Alcohol and Heart Health [Internet]. Heart.org. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
http://www.heart.org/HEARTORG/HealthyLiving/HealthyEating/Nutrition/Alcohol-and-Heart-
Health_UCM_305173_Article.jsp
5. Joyner M, Green D. Exercise protects the cardiovascular system: effects beyond traditional risk
factors [Internet]. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2805367/
6. ML O. Gender differences in the cardiovascular response to exercise. - PubMed - NCBI [Internet].
Ncbi.nlm.nih.gov. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2644030
7. Myers J. Exercise and Cardiovascular Health [Internet]. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
http://circ.ahajournals.org/content/107/1/e2
8. How Age and Gender Affect Your Heart [Internet]. Ghc.org. 2017 [cited 19 March 2017]. Available
from: https://www.ghc.org/healthAndWellness/?
item=/common/healthAndWellness/conditions/heartDisease/ageAndGender.html
9. Aging changes in the heart and blood vessels: MedlinePlus Medical Encyclopedia [Internet].
Medlineplus.gov. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://medlineplus.gov/ency/article/004006.htm
10. Strait J, Lakatta E. Aging-Associated Cardiovascular Changes and Their Relationship to Heart
Failure [Internet]. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3223374/
11. A.H.E.M. Maas Y. Gender differences in coronary heart disease [Internet]. PubMed Central (PMC).
2015 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3018605/

Modul Kardiovaskular Anggi Angelina P.


12. Physiology of the Cardiovascular System: Gender Differences [Internet]. Genderandhealth.ca. 2017
[cited 19 March 2017]. Available from:
http://www.genderandhealth.ca/en/modules/cardiovascular/gender-differences-in-cardiovascular-
physiology.jsp
13. How Excess Weight Affects Your Health: Understanding the Increased Risks to Your Health
[Internet]. Helpguide.org. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.helpguide.org/harvard/how-excess-weight-affects-your-health.htm
14. Franckowiak S, Dobrosielski D, Reilley S, Walston J, Andersen R. Maximal Heart Rate Prediction in
Adults that Are Overweight or Obese [Internet]. 2017 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3081386/
15. Heart disease and mental health [Internet]. Bhf.org.uk. 2015 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.bhf.org.uk/heart-matters-magazine/wellbeing/mental-health/mental-health-survey
16. Donders P. The psychological impact of a cardiovascular disease [Internet]. PubMed Central (PMC).
2015 [cited 19 March 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2497293/?page=

Modul Kardiovaskular Anggi Angelina P.

Anda mungkin juga menyukai