Anda di halaman 1dari 4

Aplikasi Dinding Halang pada

Bendungan Urugan
1. Umum
Parit halang (cut off trench) konvensional yang diisi tanah yang dipadatkan, kadang-kadang tidak
ekonomis untuk dilaksanakan, karena terlalu dalam dan kondisi muka air tanah yang tinggi. Cara lain
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan pembuatan dinding halang (cut off wall). Dinding
halang dapat dokonstruksi dengan berbagai cara yang tidak memerlukan pengeringan pondasi
(dewatering) dan dengan volume galian yang jauh lebih kecil dibanding galian yang diperlukan dalam
pembuatan paritan halang.

Kegunaan utama dinding halang pada bendungan urugan adalah untuk mengendalikan rembesan
pada tubuh dan pondasi bendungan. Dinding halang berfungsi mengurangi debit dan energi
rembesan. Umumnya, dinding halang ditempatkan disebelah hulu as bendungan sehingga tekanan
air dan gradien hidraulik yang tinggi, tidak menimbulkan dampak yang merugikan terhadap
bendungan. Agar pengendalian rembesan dengan dinding halang berfungsi efektif, dalam
penggunaannya sering dikombinasikan dengan sistem pengendalian rembesan lain, baik yang
bersifat upaya pengurangan rembesan, maupun berupa sistem drainasi.

2. Pengertian
1. Permukaan air freatik (phreatic surface) adalah : permukaan imajiner tekanan air pori pada
tubuh bendungan atau pondasi pada kondisi tekanan air pori sama dengan tekanan atmosfir

2. Gradien hidraulik (hydraulic gradient) adalah : perbedaan (tanpa satuan) antara tinggi
tekanan hidraulik diantara dua titik pada suatu media aliran (medium flow). Tinggi tekanan
hidraulik, biasanya diwujudkan sebagai jumlah tinggi (head) tekanan air pori dalam satuan tinggi
yang ekufalen dengan tinggi kolom air dan elevasi tinggi tekanan (dalam satuan tinggi) diatas
datum. Kecepatan tinggi tekanan (velocity head) pada media aliran lolos air, diasumsikan sama
dengan nol.

3. Konduktivitas hidraulik (hydraulic conductivity) atau permeabilitas adalah : laju rata-rata aliran
di suatu media aliran, pada satuan gradient dan kondisi aliran adalah laminar pada arah aliran
tertentu. Permeabilitas primer menunjukkan aliran melalui media butiran yang lolos air,
sedangkan permeabilitas sekunder menunjukkan aliran melalui bukaan pada media seperti retak-
retak atau alur-alur pelarutan.

4. Anisotropi (Anisotropy) adalah : sifat (permeabilitas) material yang tidak seragam pada arah
aliran rembesan yang berbeda. Misalnya, rembesan pada media berupa tanah, permeablilitas
arah mendatar berbeda dengan arah vertical.

5. Aliran Jenuh (saturated flow) : menunjukkan media aliran lolos air pada zona tekanan air pori
positif dibawah permukaan freatik. Aliran jenuh umumnya dihasilkan akibat adanya pengaruh
perbedaan gaya berat gradient hidraulik antara waduk dan tempat keluarnya rembesan
dihilir/drain.

6. Tekanan rembesan (seepage force) adalah : tekanan yang bekerja searah aliran yang
ditimbulkan oleh rembesan pada media lolo air yang jenuh.

7. Aliran tak jenuh (unsaturated flow) : menunjukkan media aliran lolos air pada zona tekanan
air pori negative diatas permukaan freatik. Hal tersebut umumnya terjadi karena adanya
perbedaan antara tegangan permukaan kapiler (yang diakibatkan oleh gradient hidraulik diantara
zona jenuh air) dengan tempat keluarnya rembesan.

8. Desikasi (deiccation) adalah suatu kondisi keringnya atau menurunnya kandungan air di
dalam tanah, khususnya terkait dengan kejadian pada bendungan urugan, yang berpoteni
terjadinya retak susut.

3. Efektifitas Dinding Halang


Agar efektif, dinding halang harus dipasanag menembus lapisan lolos air sampai masuk kedalam
lapisan kedap air. Dinding halang sepenggal (partial cut off wall) yang hanya menembus 50 % lapisan
lolos air hanya akan mampu mengurangi debit rembesan sekitar 20 %. Walaupun demikian dinding
halang sepenggal, sering digunakan sebagai upaya pengendalian rembesan dengan cara memotong
emua zona lolos air di bagian atas lapisan yang mnungkin ada dan tidak terdeteki selama investigasi.

Dinding halang sepengagal kurang efisien untuk mengurangi tekanan gaya angkat (up lift pressure)
dan gradient keluaran (exit gradient). Secara umum, dinding halang sepenggal pada lapisan lolos air,
tidak memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap gradient keluaran. Pada umumnya, masih
diperlukan upaya tambahan berupa pengendalian rembesan cara lain, seperti drainasi pada pondasi
atau drainasi kaki. Apabila dinding halang direncanakan dengan penetrasi penuh sampai masuk ke
dalam lapisan semi kedap dan pengaruh pengurangan gradient keluaran harus diperhitungkan secara
cermat. Metode invetigasi efektifitas dinding halang dijelaskan pada bab-bab pedoman pengendalian
rembesan.

4. Jenis-jenis Dinding Halang


Jenis-jenis dinding halang yang sering digunakan pada bendungan urugan, yaitu :

Dinding halang puritan slari tanah-bentonit,


Dinding halang beton,
Dinding halang puritan slari semen-bentonit,
Dinding halang tiang, galerin Benton bersusun dan dinding halang tipis.
Secara teori, semua jenis dinding halang tersebut dapat didesain sebagai penghalang rembesan poitif
(positive cut off). Namun masih ada beberapa ketidak pastian di dalam desain dan pelaksanaan
konsruksi pada semua jenis dinding halang. Perencana harus memahami benar kelebihan dan
kekurangan setiap jenis dinding halang tersebut, agar dapat dipilih jenis dinding halang yang paling
sesuai dengan kondisi lapangan. Setiap aplikasi dinding halang pada suatu lokasi adalah unik dan
akan tergantung pada :

Fungsi yang diinginkan,


Kondisi hidraulik,
Gradien hidraulik,
Pertimbangan ekonomi.
Karakteristik utama dari dinding halang tersebut adalah seperti pada table dibawah :

Dinding
Karakteri Dinding Dinding Dinding Dinding Dinding Dinding
diafrag
stik diafragma diafragma diafragma diafragma slari tiang
ma
Cara Clamshe Clamshell Clamshells Mesin Mesin Dragline Downho
penggalia lls s mekanis mekanis pemotong pemotong s, shovel le
n dan mekanis (Kelly (teknik (teknik mekanis hammer
atau grabs) pemotonga pemotong drilling
pemasang n dgn an dgn
an sirkulasi sirkulasi
balik) balik)
Material Bentonit Benton Bentonit/se Slari Beton Bentonit Beton
pengisi konvensio men atau bentonit/se konvensio tanah
nal atau beton men nal atau atau
plastis (konvensio plastis bentonit
nal atau semen
plastis)
Sambung Tidak Sambung Sambungan Beton/beto Beton/bet Tanpa Dengan
an ada an keliling, n tanpa on tanpa sambun sambun
(joints) sambun keliling, sambungan sambungan sambunga gan gan
gan sambunga cetakan n
n cetakan
Kedalama 50 120 50 60 50 150 15 20 50
n
maksimu
m (m)
Jenis Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Batuan
tanah/bat penutup penutup penutup penutup penutup penutup keras
uan (over (over batuan batuan (over
burden) burden) terlapuk, terlapuk, burden)
batuan batuan
sampai 100 sampai
Mpa 100 Mpa
(dengan (dengan
alat alat
khusus) khusus)
keteranga - - - Untuk Untuk Gradient Mahal
n kedalaman kedalama hidrauli
> 10 m n > 10 m k I< 10
m
Sedangkan Material untuk Dinding Diafragma (ICOLD, Bulletin 129, 2005)

Jenis Kekuatan Permeabilitas Deformabilitas Sifat Retakan Komposisi


Material (Mpa) k (m/dtk)

Mudah retak Semen +


(brittle) agregat slump
Beton tremi 30 50 10 -12 Kaku
20 cm w/c =
0,5 0,7
Beton plastis 1,0 3,0 10 -9 Tinggi Tahan Semen +
terhadap agregat +
regangan lempung +
sampai 10 % bentonit w/c =
tanpa retak 0,5
Tahan
terhadap
Slari semen /
0,1 1,0 10 -8 Sangat tinggi deformasi dan
bentonit
tekanan
lateral

Anda mungkin juga menyukai