NURBAETI AFFANDIE
2103070025
Pada akhir periode, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selama periode tertentu
dibebankan kepada produk dengan jurnal sebagai berikut:
5. Prosedur Pencatatan harga pokok produk jadi dan produk yang masih dalam proses pada akhir
periode
Harga pokok produk jadi dihitung dengan cara mengalikan kuantitas produk jadi yang dihasilkan
selama satu periode demgan biaya taksiran per satuan produk. Harga pokok produk yang masih
dalam proses pada akhir periode dihitung dengan cara mengalikan unit ekuivalensinya dengan
biaya taksiran per satuian produk. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi dan produk yang
masih dalam proses pada akhir periode adalah sebagai berikut:
Persedian Produk Jadi xx
Persedian Produk dalam proses xx
Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku xx
Barang dalam proses- Biaya Tenaga Kerja xx
Barang dalam proses- Biaya Overhead Pabrik xx
2. Selisih xx
BOP sesungguhnya xx
Contoh :
PT Elions memproduksi satu macam produk melalui satu tahap pengolahan. Perusahaan
menggunakan sistam biaya taksiran dan biaya taksiran per kilogram produk adalah sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku 2 kg @ Rp 9 Rp 18
Biaya tenaga kerja 1jam @ Rp 27 Rp 27
Biaya overhead pabrik 1jam @ Rp 37 Rp 37
Biaya taksiran per kg produk Rp 82
i. Jurnal pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan November
19X7.
Persediaan produk dalam proses Rp 77.000
Barang dalam proses-Biaya bahan baku Rp 45.000
Barang dalam proses-Biaya tenaga kerja Rp 13.500
Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik Rp 18.500
h. Jurnal pencatatan harga pokok produk yang terjual dalam bulan November 19X7.
Harga pokok penjualan Rp.2.870.000
Persediaan produk jadi Rp.2.870.000
36.000 kg
Persedian produk jadi akhir bulan 1.000
j. Jurnal pencatatan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya yang terdapat dalam rekening
barang dalam proses.
Selisih Rp 35.000
BDP-BBB Rp 10.000
BDP-BTK Rp 7.000
BDP-BOP Rp 18.500
h.Jurnal pencatatan selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan yang dibebankan
atas dasar tarif
Biaya overhead pabrik Rp 15.500
Selisih Rp
15.500
PROSEDUR AKUTANSI DALAM SISTEM BIAYA TAKSIRAN JIKA PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH
DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Jika proses produksi melalui lebih dari satu departemen produksi, maka perlu digunakan rekening
transfer untuk mencatat harga pokok taksiran produk selesai dari departemen pertama atau
departemen lain sebelum departemen produksi terakhir. Misalnya produk tertentu diolah melalui
departemen A dan menjadi produk jadi dan siap untuk dijual setelah selesai diolah dalam
departemen B. Produk yang selesai diolah dari departemen A secara fisik kemudian ditransfer ke
departemen B dan harga pokok taksiran produk selesai lebih dahulu harus dicatat dalam rekening
perantara yang disebut Tranfer Departemen A.
Contoh
PT Eliona Sari memproduksi satu macam produk melalui dua departemen produksi:departemen A
dan B. Biaya taksiran tiap kilogram produk tersebut disajikan dalam gambar
Data produksi selama kuartal pertama tahun 19X7 disajikan dalam gambar 12.7.
Data produksi Departemen A Departemen B
a. persediaan produk dalam
proses pada awal periode,
dengan tingkat penyelesaian :
Biaya bahan baku 100%, Biaya
Konversi 60%, baik untuk depart
emen A maupun departemen B 100 Kg 200 Kg
b. jumlah produk yang di masukan
dalam proses 3.100 kg -
c.jumlah produk yang di terima
dari departemen A - 3.000
d. produk selesai yang di transper
ke departemen B 3.000 -
Jurnal-jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat kegiatan PT. El Sari selama kuartal pertama tahun
19X7 adalah sebagai berikut:
1. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang dipakai:
BDP-Biaya bahan baku Deprt A Rp 925.000
Persediaan bahan baku Rp 925.000
3. Jurnal pencatatan pembebebanan biaya overhead pabrik kepada produk di Departemen A, atas
dasar tarif yang ditentukan di muka:
BDP-Biaya overhead pabrik Depart A Rp 848.205
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp 848.205
31.415 x Rp27 = Rp 848.205
4. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer dari Departemen A ke
Departemen B adalah sebagai berikut:
Transfer Departemen A Rp 2.203.500
BDP BBB Rp 900.000
BDP BTK Rp 283.500
BDP BOP Rp 840.000
Perhitungan harga pokok taksiran produk selesai ditransfer dari Departemen A ke Departemen B
adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku 3.000 x Rp 300,00 Rp 900.000
Biaya tenaga kerja 3.000 x 94,50 Rp 283.500
Biaya overhead pabrik 3.000 x 280,00 Rp 840.000
Jumlah Rp2.023.500
6. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk Departemen B atas
dasar tarif yang ditentukan dimuka.
BDP BTK Departemen B Rp 227.500
BOP yang dibebankan Rp 227.500
7. Jurnal pencatatan harga pokok produk selesai yang ditransfer dari Departemen B ke gudang.
Persedian produk jadi Rp2.788.400
Transfer Depart A Rp2.090.950
BDP BTK Depart B Rp 465.000
BDP BOP Depart B Rp 232.000
Perhitungan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer departemen B ke gudang adalah
sebagai berikut:
Harga pokok taksiran yang berasal dari Departemen A (dikreditkan dalam rekening transfer
Departemen A) 3.100 kg x Rp 674,50 Rp2.090.950
Biaya yang ditambahkan dalam departemen B
Biaya tenaga kerja 3.100 kg x Rp 150 Rp 465.000
Biaya overhead pabrik 3.100 kg x Rp 75 Rp 232.000
Jumlah Rp2.788.400
9. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran persediaan produk yang masih dalam proses pada akhir
periode di departemen A dan B
Persedian produk dalam proses Deprt A Rp 89.960
BDP BBB Deprt A Rp 60.000
BDP BTK Deprt A Rp 7.560
BDP BOP Deprt A Rp 2.400
10. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi di Departemen A dan B
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp1.070.000*
Berbagai macam rekening dikredit Rp1.070.000
*
) Departemen A Rp 845.000
Departemen B Rp 225.000
Jumlah Rp1.070.000
11. Jurnal penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead
pabrik sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp1.075.705
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp1.075.705
12. Jurnal pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran yang terdapat dalam
rekening Barang dalam Proses:
BDP BBB depart A Rp 5.000
Selisih 2.545
BDP BTK Deprt A Rp 1.940
BDP BOP Depart A 2.605
BDP BTK deprt B 2.000
BDP BOP depart B 1.000
Perhitungan selisih tersebut dilakukan dengan menghitung saldo rekening Barang Dalam Proses
masing-masing departemen dengan cara mengurangi jumlah pendebitan dengan jumlah
pengkreditan masing-masing rekening tersebut.
Harga pokok taksiran persedian produk dalam proses awal
Unsur harga pokok Departemen A Transfer Departemen B
Departemen A
Selisih di departemen B
Selisih biaya tenaga kerja Rp2.000 R
Selisih biaya overhead pabrik 1.000 R
13. Jurnal pencatatan selisih antara overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik
yang dibebankan.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp5.075
Selisih Rp5.075
Pembagian selisih ke dalam rekening-rekening persedian produk dalam proses, persedian produk
jadi, dan harga pokok penjualan dilakukan dua tahap sebagai berikut:
a. Membagikan selisih ke dalam rekening produk selesai dan persedian produk dalam proses.
b. Membagikan jumlah selisih yang dialokasikan ke produk selesai tersebut kepada rekening-
rekening produk jadi dan harga pokok penjualan atas dasar unit ekuivalensi sebagai berikut:
Persediaan produk jadi 500 kg
Harga pokok penjualan 35.500 kg
Jurnal untuk membagikan selisih-selisih ke dalam rekening-rekening persediaan dalam proses dan
produk jadi adalah sebagai berikut:
1. Persediaan Produk dalam Proses Rp 714
Persediaan Produk Jadi 9.286
Selisih Rp 10.000
2. Pembagian selisih atas dasar harga pokok persedian produk dalam proses, persedian produk jadi,
dan harga produk yang terjual
Selisih-selisih yang terjadi dalam Departemen A
Selisih biaya bahan baku Rp5.000 L
Selisih biaya tenaga kerja 1.940 R
Selisih biaya overhead pabrik 600 R
Jumlah Rp3.660 L