Anda di halaman 1dari 15

METAFORA ARSITEKTUR

Metafora mengidentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan tersebut lebih bersifat abstrak
daripada nyata serta mengidentifikasikan pola hubungan sejajar. Dengan metafora seorang perancang dapat
berkreasi dan bermain-main dengan imajinasinya untuk diwujudkan dalam bentuk karya arsitektur.

Metafora dapat mendorong arsitek untuk memeriksa sekumpulan pertanyaan yang muncul dari tema
rancangan dan seiring dengan timbulnya interpretasi baru. Karya karya arsitektur dari arsitek terkenal yang
menggunakan metoda rancang metafora,hasil karyanya cenderung mempunyai langgam Postmodern.

Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learners Dictionary :


A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to
suggest a likeness between them
A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may
designate only by implicit comparison or analogies
A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable
The use of words to indicate something different from the literal meaning

Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam Poethic of Architecture


Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari
pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek
dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.
Ada tiga kategori dari metafora
intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba)
yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-
kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)

Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba)


Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material

Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya)


Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai
pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam Introduction of Architecture


Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan paralel dengan
melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal

Menurut Charles Jenks, dalam The Language of Post Modern Architecture


Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan
mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya
kemiripan.

Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku Design in Architecture


Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different
from. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metod kreatifitas yang ada
dalam desain spektrum perancang.
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu
melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin, yaitu Methapherein yang
terdiri dari 2 buah kata yaitu methayang berarti setelah, melawati dan pherein yang berarti membawa.
Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai
lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.

Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa, menurut Charles
Jenks dalam bukunya The Language of Post Modern dimana Arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa,
antara lain dengan cara metafora.

Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam
bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai
karyanya.

Arsitektur yang Berdasarkan Prinsip-prinsip Metafora


1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
3. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan
harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang
dipikirkan dengan cara baru).

Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur


Sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.
2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat
dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya.
4. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.

Kategori Metafora dalam Arsitektur

Intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang berangkat dari suatu konsep,
ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti : individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan
budaya. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah Nagoya City Art Museum karya
Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan budaya didalamnya.

Museum ini terletak di Taman Shirakawa di pusat Nagoya.


Sumbu utama bangunan berhubungan langsung dari Utara ke
Selatan sementara batas ke barat dibentuk oleh jalan pejalan
kaki serta jejeran pepohonan yang indah. Struktur arsitektur
independen yang terdiri dari posting, balok dan dinding berdiri
di depan bangunan sebagai gerbang simbolik dan dapat
digunakan untuk menampilkan eksternal dari bangunan
tersebut. Taman cekung besar dan atrium / lobi di ruang bawah
tanah, yang menerus dari taman cekung luar merupakan curtain
wall yang melengkung secara halus membentuk zona tengah,
baik pada eksterior maupun interior. Metode yang sama
mengenai hubungan ruang luar dan ruang dalam merupakan
hubungan yang ambigu ini digunakan untuk membentuk fasad yang menggabungkan kedua teknologi
tradisional Jepang dan ekspresi modern dalam bangunan.

Konsep Ketidak-kekalan
Kurokawa menemukan bahwa, dengan pengecualian Kyoto
dan Kanazawa, sebagian besar kota di Jepang hancur selama
Perang Dunia II. Ketika kota-kota negara Barat hancur, batu bata
dan berbagai batu menjadi bukti keberadaan mereka di masa lalu.
Namun mengenai komentar Kurokawa, kota Jepang sebagian besar
dibangun dari kayu dan unsur-unsur alam, sehingga mereka dibakar
menjadi abu dan menghilang sama sekali. Dia juga menemukan
bahwa antara Edo (sekarang Tokyo) dan Kyoto yang hampir
seluruhnya hancur selama beberapa pertempuran dari periode
Perang Amerika di abad 15 dan 16. Pergeseran kekuasaan
menyebabkan bagian dari Jepang untuk dihancurkan. Pada catatan
yang sama, secara historis, kota Jepang ini telah hampir bertahun
tahun terpukul dengan bencana alam seperti gempa bumi, angin
topan, banjir dan letusan gunung berapi. Kerusakan bangunan dan
kota secara terus menerus telah memberikan penduduk Jepang,
"ketidakpastian tentang keberadaan, kurangnya iman dalam
terlihat, kecurigaan dari kekal" kata Kurokawa.

Selain itu, keberadaan empat musim sangat jelas ditandai di


Jepang, dan perubahan yang berlangsung sepanjang tahun-tahun
yang dramatis. Kemudian dalam budaya Jepang, entitas berharga
yang memaksa setiap candle, setiap makhluk, setiap entitas
memudar pada satu titik waktu. Gagasan bahwa bangunan dan kota
harus tampak sealami mungkin dan bahwa mereka harus selaras
dengan sisa alam, karena hanya sementara di sana, membantu
menciptakan tradisi pembuatan bangunan dan kota struktur
"sementara".

Ide ketidakkekalan tercermin dalam karya Kurokawa selama


Gerakan Metabolisme. Bangunan dibangun untuk menjadi dilepas,
dipertukarkan dan mudah beradaptasi. Konsep ketidakkekalan mempengaruhi karyanya ke arah sistem
terbuka, baik dalam ruang dan waktu.

Materialitas dalam Karya Kurokawa


Kurokawa menjelaskan bahwa Jepang
mencoba untuk mengeksploitasi tekstur
alami dan warna dari bahan yang
digunakan dalam bangunan. Kamar teh
tradisional sengaja dibangun dari bahan-
bahan alami hanya seperti tanah dan pasir,
kertas, batang dan daun tanaman, dan
pohon-pohon kecil. Pohon dari halaman
belakang seseorang lebih menjadi
kebutuhan persediaan keperluan kayu.
Semua warna buatan dihindari, dan warna-
warna alami dan tekstur bahan yang
ditampilkan untuk keuntungan mereka yang
terbaik. Kejujuran dalam bahan ini berasal
dari ide bahwa alam sudah indah dalam
dirinya sendiri. Jepang merasa bahwa
makanan rasanya lebih baik, kayu terlihat
lebih baik, bahan-bahan yang lebih baik
ketika mereka dalam keadaan alamiah. Ada
keyakinan bahwa kenikmatan maksimal Material logam pada exterior Nagoya City Art Museum dengan keaslian
berasal dari keadaan alami. dan kekhasan sifat material sebagai konsep materialitas.

Tradisi materialitas masih hidup dalam pekerjaan Kurokawa denan terlihat pada berbagai karyanya
seperti halnya memperlakukan material besi selayaknya besi, aluminium selayaknya aluminium, dan
membuat sebagian besar finishing dari bahan beton. Tradisi kejujuran materialitas hadir di berbagai karya
Kurokawa. Di dalamnya, ia menunjukkan teknologi dengan "tidak ada warna buatan. Sistem struktur
terbuka milik Kurokawa tidak berusaha untuk menyembunyikan elemen ikat, dan lebih percaya teradap
keindahan yang melekat di masing-masing bagian. Pendekatan berani ini menciptakan tekstur elemen
yang menjadi materialitas nyata dari keseluruhan. Sehingga sifat alami dari suatu bahan akan terlihat dan
mudah untuk ditangkap.

Tangible Metaphors

Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi/ karakter tertentu dari sebuah benda seperti
sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana. Rancangan yang
menggunakan metafora ini salah satunya adalah LHemisferic (Planetaria) di Valencia, Spanyol karya
Santiago Calatrava yang menerjemahkan bentuk mata ke dalam bentuk bangunan.

Pendekatan desain
LHemisferic merupakan bagian kecil dari desaindesain yang ada dalam City of Art Sciences, Valencia, Spain.
Digunakan untuk tempat bersantai (in door),theatre imax / film (globe)

Santiago Calatrava, membuat desain pada LHemisferic dengan


pendekatan mata manusia,karena ia ingin memperlihatkan/ menciptakan
sebuah desain yang bernuansa luas dalam visual dan menarik.

Kelopak mata

Bulu mata
Titik hitam mata
Bentuk bola mata

Gerak membuka dan menutup kelopak mata


Combined methaphors (metafora kombinasi)

Merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan
yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai
acuan kreativitas perancangan. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah EX Plaza
Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada sebuah mobil sebagai
konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya
kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil.
Karya lain dari Sren Robert Lund, yaitu Arken Museum of Modern Art berhasil mewujudkan sebuah atmosfer
kapal yang dihadirkan baik secara nyata (tangible) maupun tak nyata (intangible), sehingga karya ini dapat
dimasukkan kategori metafora-gabungan (combine-metaphors). Nuansa kapal secara nyata (tangible)diwujudkan
lewat penggunaan elemen-elemen Arsitektur Bahari sebagai berikut :
1. penggunaan baut dan mur
2. penggunaan elemen besi pada jalan-jalan sempit yang dikelilingi olehpagar, seperti yang terdapat pada kapal.
3. pemakaian bentuk lempeng (eksterior) yang secara garis besar menyerupai badan kapal.
Sedangkan secara tak nyata (intangible) ditunjukkan pada nuansa ruang,pemilihan material tradisional, pemilihan
warna dan organisasi ruang. Antara lain :
1. nuansa dek kapal yang dihadirkan mulai dari foyer museum dengangang-gang berpagar dari besi yang
terangkat.
2. nuansa ruang mesin pada ruang Red Axis dengan menggunakanwarna merah dan langit-langit yang gelap,
sekaligus dinding ber-peredam suara. Pada langit-langit juga di ekspose pipa-pipa utilitasseperti keadaaan di
kapal.
3. nuansa kapal yang terombang-ambing ditunjukkan lewat dinding danlantai yang miring.
4. organisasi ruangnya menonjolkan kesan berlawanan dengan ruangArt Axis sebagai porosnya, hal ini ditujukan
agar ARKEN dapatmerangkul semua jenis seni baik tradisional (ruang persegi) dan senimodern (ruang
bersudut tajam).5.
5. menghadirkan kembali karakter garis pada tapak ke bangunan, yaitusepanjang lorong Art Axis yang sejajar
dengan jalan utama. Dan lorong Red Axis sejajar dengan garis pantai. Sehingga antara tapak dan bangunan
adalah sebuah kesatuan

Arken Museum of Modern Art Design Process


Sejak tahun 1988 dimulailah peluncuran sebuah kompetisi arsitektur untuk pembentukan sebuah
museum seni baru di pinggiran kota baru, pemenang satu-satunya ialah seorang mahasiswa arsitektur 25-
tahun Sren Robert Lund dengan proposal visionernya.
Dia menggabungkan garis landscape dalam arsitektur museum, yang bermain bersama dengan kondisi
pantai dan bukit-bukit pasir. Visinya adalah untuk menggunakan ide kapal terdampar sebagai metafora
untuk desain Arkens.
Sejak dibuka pada tahun 1996, ARK seperti menjadi patung besar di Kge Bay, dan arsitektur
museum terinspirasi oleh lingkungan maritim. Sumbu Arkens baris ke lanskap seperti lengan panjang yang
menghubungkan museum ke situs dan mengundang Anda untuk pengalaman museum yang berbeda.

Bagai sebuah kapal telah membuang angker


Arsitektur dan identitas Arken ini berputar di
sekitar karena lokasi-nya. Sama seperti di kapal, banyak
struktur bangunan yang terlihat. Baik di dalam dan luar
melihat fragmen dari unsur laut. Misalnya, penggunaan
baut dan mur diambil dari arsitektur kapal, seperti pipa
terlihat di bawah langit-langit, warna gelap dan akustik
gemilang mengingatkan sebuah kapal besar. Kapal
metafora berulang di banyak fitur museum untuk
membuat museum mengunjungi pengalaman
keseluruhan.

Selain pameran Arkens, di mana Anda dapat mengalami koleksi dan pameran khusus, sehingga
memegang ARK juga berbagai fasilitas umum, termasuk Arken SHOP, Film auditorium dan workshop kreatif
untuk anak-anak dan keluarga. Foyer merupakan tempat berkumpulnya yang memberikan akses ke
banyak fitur museum. Seni Axis adalah pameran terbesar dan merupakan Arkens nave dan tulang
belakang. Red Axis memotong ke Art Axis dengan warna merah
khas dan bertindak sebagai penghubung antara serambi dan
sumbu seni.
Arken CAF berbentuk seperti dek kapal terapung yang
menggantung di sisi museum. Dari sini selesai suasana maritim
dengan pemandangan Kge Bay.

Bentuk dekonstruktif
ARK adalah salah satu contoh terbaik di Denmark dengan
arsitektur dekonstruktif yang melanggar bentuk biasa dalam
mendukung sudut miring dan ilusi optik. Gelombang
deconstructivist menyapu seluruh Eropa pada 1980-an, dan itu
gaya ini yang menginspirasi Sren Robert Lund untuk membentuk ARK sebagai kapal terfragmentasi.
Arkens desain bersaksi visi Sren Lund Robers untuk arsitektur museum yaitu sebagai visioner sebagai
seni. Dengan arsitektur membusuk bentuk dikenali dekonstruktif yang pecah, tumpang tindih dan
bergabung bersama-sama dengan cara baru. Dalam Arkens kasus menunjuk garis bangunan di berbagai
arah, dan karena rencana tersebut mewakili sejumlah elemen bangunan komposit yang bergabung
bersama-sama dengan cara yang ekspresif.
Arkens arsitek Sren Robert Lund, pikir
kontras mencolok, dari dinding abu-abu
beton telanjang pada dinding merah dari Red
Axis dan lemari. ruang terbuka yang luas
diikuti oleh tertutup kecil, membuat transisi
dramatis. sudut aneh kamar 'membuat
arsitektur mengejutkan, dinamis dan
kontras, dan museum ini dibangun untuk
menantang mata dan keseimbangan.
Dinding melengkung, tingkat split,
lysindfaldene, struktur terlihat dan warna
khas merangsang indera dan
berpengalaman dengan seluruh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai