Anda di halaman 1dari 25

Nama : albertus Layo

Nim : 1161050140

A. Klasifikasi Stroke Menurut Bamford :


1. TACI (Total Anterior Circulation Infarct)
Gejala klinis menurut Bamford:
Hemiparesis dengan atau tanpa gangguan sensorik (kontralateral sisn lesi)
Hemianopia (kontralateral sisi lesi)
Gangguan fungsi luhur : misal difasia, gangguan visuospatial, hemineglect, agnosia,
apraksia
2. PACI (Partial Anterior Circulation Infarct)
Gejala klinis menurut Bamford:
Defisit motorik, sensorik & hemianopia
Defisit motorik, sensorik & gangguan fungsi luhur
Gangguan fungsi luhur & hemianopia
Defisit motorik / sensorik murni
Gangguan fungsi luhur saja
3. LACI ( Lacunair Infarct)
Disebabkan oleh infark pada arteri kecil dalam otak
Gejala klinis menurut Bamford:
Tidak ada defisit visual
Tidak ada gangguan fungsi luhur
Tidak ada gangguan fungsi batang otak
Defisit maksimum pada satu cabang arteri kecil
Pure motor stroke
Pure sensory stroke

4. POCI (Posterior Circulation Infarct)


Terjadi oklusi pada batang otak atau lobus oksipitalis
Gejala klinis menurut Bamford:
Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral dan gangguan motorik / sensorik
kontralateral
Gangguan motorik / sensorik bilateral
Gangguan gerakan konjungat mata

B. Aras
Reticular Activating System (RAS)
Reticular Activating System atau Sistem aktivasi reticuler merupakan bagian dari Formasio
Retikularis.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Formasio Retikularis menghubungkan semua jenis informasi neuronal melalui kolateralnya.


Disini berbagai masukan diterima dan kemudian disebarluarkan serta dilakukan organisasi
respon nya.

Penerimaan informasi yang luas, baik sumbernya yang berasal dari bagian sensoris yang
melalui saraf tulang belakang dan dari seluruh bagian sensoris di batang otak, di kirim
melalui bagian tepi dari formasio retikularis.
Input yang berasal dari hidung (olfactory) melalui sistem saraf hidung masuk kebagian otak
depan.
Struktur yang berasal dari hipotalamus dan sistem limbic juga memberikan input ke formasio
retikularis, beberapa bagian dari fungsi viseral dan fungsi saraf otonom, dan serebelum juga
turut memberikan input ke bagian medial formasio retikularis untuk diaturnya.

Ascending Reticular Activating system (ARAS) dari formasio retikularis bertanggungjawab


untuk kesadaran dan bangun. Perjalanan nya melalui nuclei tak spesifik dari talamus hingga
ke korteks otak; kerusakan pada bagian ini dapat menyebabkan koma.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Formasio Retikularis mengirimkan impuls kebagian sensorik, motorik dan bagian autonom
dari sistem saraf ditulang belakang yang menerima masukan dari bagian sensoris yang ada
disana, keluar dari masing-masing preganglion saraf autonom, dan keluar dari sistem saraf
motorik bagian tepi (LMN).
Formasio Reticularis mengirimkan secara luas hubungan dengan inti yang ada dibatang otak
(seperti nucleus tractus solitarius) dan pusat regulator autonom dan nukleus yang memodulasi
fungsi viseral.
Proyeksi bagian Efferen formasio retikularis ke hipotalamus, nukleus di septum dan area
limbic di otak depan membantu untuk memodulasi fungsi autonom bagian visceral,
pengeluaran sistem saraf endokrin dan bertanggungjawab pada emosi dan perilaku.
Proyeksi Bagian efferent formasio reticularis ke serebelum bersama dengan ganglia basalis
untuk memodulasi sistem motorik bagian atas (UMN) dan sistem motorik bagian bawah
(LMN)

RAS terdiri dari beberapa sirkuit saraf yang menghubungkan otak ke korteks. Jalur ini berasal
di inti batang otak reticular bagian atas dan proyeksi sirkuitnya melalui riley sinaptik dalam
rostral intralaminar dan inti talamus ke korteks serebri. Akibatnya, Individu dengan lesi/
kerusakan kedua belah inti intralaminar talamus berakibat menjadi lesu atau mengantuk,
bahkan dapat menyebabkan penurunan kesadaran atau koma.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Batas RAS ini tidak jelas dan cenderung merupakan suatu kesatuan istilah fisiologi daripada
anatomi. Beberapa daerah yang termasuk dalam RAS adalah :
1. Formasio Reticularis di Otak tengah
2. Inti mesencephalon di Mesencephalon
3. Nukleus Intralaminar di talamus
4. Hipotalamus bagian belakang
5. Tegmentum

Sirkuit saraf RAS dimodulasi oleh interaksi kompleks neurotransmitter utama. RAS
mengandung komponen kolinergik dan adrenergik yang memperlihatkan sinergi serta
tindakan kompetitif untuk mengatur aktivitas talamus dan korteks (talamokortikal) dan
kondisi perilaku yang sesuai.

Fungsi RAS
RAS juga turut mengatur perubahan fisiologi dari keadaan tidur nyenyak hingga terjaga dan
bersifat reversible untuk hal ini.
Selama tidur, neuron di RAS akan memiliki aktifitas yang jauh lebih rendah sebaliknya, RAS
memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi selama keadaan sadar.
Agar otak dapat tidur, harus ada pengurangan aktivitas ascending aferen mencapai korteks
dengan penekanan aktivitas RAS.
Sistem retikuler juga membantu mediasi transisi dari terjaga santai hingga periode Perhatian
tinggi. Ada peningkatan aliran daerah di daerah ini (menunjukan peingkatan aktivitas saraf)
dalam formasio retikularis otak tengah dan inti intralaminar thalamic selama kegiatan yang
memerlukan kewaspadan dan perhatian.
Mengingat pentingnya RAS untuk perubahan modulasi Korteks, gangguan RAS
menghasilkan perubahan dari siklus tidur-bangun dan ganguan kesadaran.
Beberapa kondisi patologi RAS dapat dikaitkan dengan usia, nampak adanya penurunan
reaktivitas dari RAS dari waktu ke waktu.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

C. pemeriksaan sistem sensorik


1. Pemeriksaan modalitas
modalitas primer dari sensasi somatik (seperti rasa nyeri, raba,
posisi, getar dan suhu) diperiksa lebih dulu sebelum memeriksa
fungsi sensorik diskriminatif/kortikal.
Nyeri merupakan sensasi yang paling baik untuk menentukan
batas gangguan sensorik. Alat yang digunakan adalah jarum
berujung tajam dan tumpul.
Cara pemeriksan:
a. Mata penderita ditutup
b. Pemeriksa terlebih dahulu mencoba jarum pada dirinya
sendiri.
c. Tekanan terhadap kulit penderita seminimal mungkin,
jangan sampai menimbulkan perlukaan.
d. Rangsangan terhadap terhadap kulit dilakukan dengan
ujung runcing dan ujung tumpul secara bergantian.
Penderita diminta menyatakan sensasinya sesuai yang
dirasakan. Penderita jangan ditanya: apakah anda
merasakan ini atau apakah ini runcing?
e. Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah normal
yang kontralateral tetapi sama (misalnya: lengan bawah
volar kanan dengan kiri)
f. Penderita juga diminta menyatakan apakah terdapat
perbedaan intensitas ketajaman rangsang di derah yang
berlainan.
g. Apabila dicurigai daerah yang sensasinya
menurun/meninggi maka rangsangan dimulai dari daerah
tadi ke arah yang normal.
Pemeriksaan sensasi nyeri tekan dalam
Pemeriksaan dilakukan dengan cara menekan tendo Achilles,
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

fascia antara jari tangan IV dan V atau testis.


Pemeriksaan sensasi taktil/raba
Alat yang dipakai adalah kapas, tissue, bulu, kuas halus, dan
lain-lain. Cara pemeriksaan :
a. Mata penderita ditutup
b. Pemeriksa terlebih dahulu mencoba alat pada dirinya
sendiri.
c. Stimulasi harus seringan mungkin, jangan sampai
memberikan tekanan terhadap jaringan subkutan. Tekanan
dapat ditambah sedikit bila memeriksa telapak tangan atau
telapak kaki yang kulitnya lebih tebal.
d. Mulailah dari daerah yang dicurigai abnormal menuju
daerah yang normal. Bandingkan daerah yang abnormal
dengan daerah normal yang kontralateral tetapi sama
(misalnya: lengan bawah volar kanan dengan kiri)
e. Penderita diminta untuk mengatakan ya atau tidak
apabila merasakan adanya rangsang, dan sekaligus juga
diminta untuk menyatakan tempat atau bagian tubuh mana
yang dirangsang.
Pemeriksaan sensasi getar/vibrasi
Alat yang digunakan adalah garpu tala berfrekuensi 128 atau
256 Hz.
Cara pemeriksaan:
a. Garpu tala digetarkan dengan memukulkan pada benda
padat/keras.
b. Kemudian pangkal garpu tala diletakkan pada daerah
dengan tulang yang menonjol seperti ibu jari kaki,
pergelangan tangan, maleolus lateralis/medialis, procc.
spinosus vertebrae, siku, bagian lateral clavicula, lutut,
tibia, sendi-sendi jari dan lainnya. (Gambar 1)
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

c. Bandingkan antara kanan dan kiri.


d. Catat intensitas dan lamanya vibrasi.
e. Untuk penentuan lebih cermat, garpu tala kemudian
dipindahkan pada bagian tubuh yang sama pada pemeriksa.
Apabila pemeriksa masih merasakan getaran, berarti rasa
getar penderita sudah menurun.

Gambar 1
Pemeriksaan sensasi gerak dan posisi
Tujuannya adalah memperoleh kesan penderita terhadap
gerakan dan pengenalan terhadap arah gerakan, kekuatan, lebar
atau luas gerakan (range of movement) sudut minimal yang
penderita sudah mengenali adanya gerakan pasif, dan
kemampuan penderita untuk menentukan posisi jari dalam
ruangan. Tidak diperlukan alat khusus.
Cara pemeriksaan:
a. Mata penderita ditutup.
b. Penderita diminta mengangkat kedua lengan di depan
penderita menghadap ke atas
c. Penderita diminta mempertahankan posisi tersebut. Pada
kelemahan otot satu sisi atau gangguan proprioseptik maka
lengan akan turun dan menuju ke arah dalam.
Modifikasi dari tes ini adalah dengan menaik turunkan kedua
tangan dan penderita diminta menanyakan tangan mana yang
posisinya lebih tinggi.
Kedua tes di atas dapat dikombinasi dengan modifikasi tes
Romberg. Caranya: penderita diminta berdiri dengan tumit
kanan dan jari-jari kaki kiri berada pada satu garis lurus dan
kedua lengan ekstensi ke depan. Kemudian penderita diminta
menutup matanya. Bila ada gangguan proprioseptik pada kaki
maka penderita akan jatuh pada satu sisi.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Untuk tes posisi dapat dilakukan dengan cara berikut:


a. Penderita dapat duduk atau berbaring, mata penderita
ditutup.
b. Jari-jari penderita harus benar-benar dalam keadaan
relaksasi dan terpisah satu sama lain sehingga tidak
bersentuhan.
c. Jari penderita digerakkan secara pasif oleh pemeriksa,
dengan sentuhan seringan mungkin sehingga tekanan
terhadap jari-jari tersebut dapat dihindari, sementara itu jari
yang diperiksa tidak boleh melakukan gerakan aktif
seringan apapun.
d. Penderita diminta untuk menyatakan apakah ada perubahan
posisi jari atau adakah gerakan pada jarinya.
Cara lain adalah dengan menempatkan jari-jari salah satu
penderita pada posisi tertentu dan meminta penderita diminta
menirukan posisi tersebut pada jari yang lain.
Pemeriksaan sensasi suhu
Alat yang dipakai adalah tabung berisi air bersuhu 5-10C untuk
sensasi dingin dan air 40-45C untuk sensasi panas.
Cara pemeriksaan:
a. Penderita lebih baik pada posisi berbaring. Mata penderita
ditutup.
b. Tabung panas/dingin lebih dahulu dicoba terhadap diri
pemeriksa.
c. Tabung ditempelkan pada kulit penderita dan penderita
diminta menyatakan apakah terasa dingin atau panas.
2. Pemeriksan sensorik diskriminatif/kortikal
Syarat pemeriksaan ini adalah fungsi sensorik primer (raba, posisi)
harus baik dan tidak ada gangguan tingkat kesadaran, kadang-kadang
ditambah dengan syarat harus mampu memanipulasi objek atau tidak ada
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

kelemahan otot-otot tangan (pada tes barognosis)


Macam-macam gangguan fungsi sensorik kortikal:
a. gangguan two point tactile discrimination
Gangguan ini diperiksa dengan dua rangsangan tumpul
pada dua titik di anggota gerak secara serempak, bisa
memakai jangka atau calibrated two point esthesiometer.
Pada anggota gerak atas biasanya diperiksa pada ujung jari.
Orang normal bisa membedakan dua rangsangan pada
ujung jari bila jarak kedua rangsangan tersebut lebih besar
dari 3 mm. Ketajaman menentukan dua rangsangan
tersebut sangat bergantung pada bagian tubuh yang
diperiksa, yang penting adalah membandingkan kedua sisi
tubuh. (Gambar 2)

Gambar 2
b. gangguan graphesthesia
Pemeriksaan graphesthesia dilakukan dengan cara menulis
beberapa angka pada bagian tubuh yang berbeda-beda dari
kulit penderita. Pasien diminta mengenal angka yang
digoreskan pada bagian tubuh tersebut sementara mata
penderita ditutup. Besar tulisan tergantung luas daerah
yang diperiksa. Alat yang digunakan adalah pensil atau
jarum tumpul. Bandingkan kanan dengan kiri
c. gangguan stereognosis = astereognosis
Diperiksa pada tangan. Pasien menutup mata kemudian diminta
mengenal sebuah benda berbentuk yang ditempatkan pada
masing-masing tangan dan merasakan dengan jari-jarinya.
Ketidakmampuan mengenal benda dengan rabaan disebut
sebagai tactile anogsia atau astereognosis. Syarat pemeriksaan,
sensasi proprioseptik harus baik. (Gambar 4)
d. gangguan topografi/topesthesia = topognosia
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Kemampuan pasien untuk melokalisasi rangsangan raba pada


bagian tubuh tertentu. Syarat pemeriksaan, rasa raba harus baik.
e. gangguan barognosis = abarognosis
Membedakan berat antara dua benda, sebaiknya diusahakan
bentuk dan besar bendanya kurang lebih sama tetapi beratnta
berbeda. Syarat pemeriksaan, rasa gerak dan posisi sendi harus
baik.
f. sindroma Anton-Babinsky = anosognosia
Anosognosia adalah penolakan atau tidak adanya keasadaran
terhadap bagian tubuh yang lumpuh atau hemiplegia. Bila berat,
pasien akan menolak adanya kelumpuhan tersebut dan percaya
bahwa dia dapat menggerakkan bagian-bagian tubuh yang
lupuh tersebut.
g. sensory inattention = extinction phenomenon
Alat yang digunakan adalah kapas, kepala jarum atau ujung jari.
Cara pemeriksaan adalah dengan merangsang secara serentak
pada kedua titik di anggota gerak kanan dan kiri yang letaknya
setangkup, sementara itu mata ditutup. Mula-mula diraba
punggung tangan pasien dan pasien diminta menggenal tempat
yang diraba. Kemudian rabalah pada tititk yang satangkup pada
sisi tubuh yang berlawanan dan ulangi perintah yang sama.
Setelah itu dilakukan perabaan pada kedua tempat tersebut
dengan tekanan yang sama secara serentak. Bila ada extinction
phenomen maka pasien hanya akan merasakan rangsangan pada
sisi tubuh yang sehat saja.
3. Pemeriksaan sensorik khusus
Tinels sign
Umumnya digunakan untuk tes saraf medianus pada sindroma
Carpal-Tunnel. Tepukan ujung jari pada saraf medianus di
tengah-tengah terowongan carpal akan menimbulkan disesthesi
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

(rasa paresthesi dan nyeri yang menjalar mulai dari tempat


rangsang ke jari-jari telunjuk, tengah dan manis yang mirip
aliran listrik).
Perspiration test
Prinsip: adanya keringat akan bereaksi dengan amilum/tepung
yang diberi yosium, sehingga memberikan warna biru.
Cara pemeriksaan :
a. Bagian depan tubuh (leher ke bawah) disapu dengan tepung
yang mengandung yodium.
b. Kemudian tubuh penderita ditutup dengan semacam
sungkup supaya cepat berkeringat (bila perlu diberi obat
antipiretik).
c. Setelah 1-2 jam sungkup dibuka dan dicatat bagian tubuh
yang tetap putih (tidak ada produksi keringat).

Peta Dermatom Tubuh


Dermatom adalah kawasan/area kulit pada satu sisi tubuh yang
menerima sinyal dari satu saraf spinalis. Dermatom merupakan zona dari
informasi sensoris atau perasaan yang dibawa oleh cabang saraf di area
tersebut. Para dokter menggunakan pengetahuan mereka tentang peta
dermatom untuk memeriksa area atau zona yang terjadinya disfungsi atau
nyeri. Peta tersebut membantu mereka untuk melokalisasi saraf yang
menghantarkan rangsang nyeri
Permukaan kulit dibagi menjadi daerah khusus yang disebut dermatom, yang berasal dari sel-
sel somite suatu. Sel-sel yang berdiferensiasi menjadi somite berikut 3 daerah: (1) myotome,
yang membentuk beberapa otot rangka; (2) dermatom, yang membentuk jaringan ikat,
termasuk dermis; dan (3) sclerotome, yang menimbulkan tulang belakang. Sebuah dermatom
adalah area kulit di mana saraf sensorik berasal dari akar saraf tulang belakang tunggal.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Dermatom adalah area kulit yang dipersarafi terutama oleh satu saraf spinalis. Ada 8 saraf
servikal, 12 saraf torakal, 5 saraf lumbal dan 5 saraf sakral. Masing masing saraf
menyampaikan rangsangan dari kulit yang dipersarafinya ke otak.
Dermatom sangat bermanfaat dalam bidang neurologi untuk menemukan tempat kerusakan
saraf saraf spinalis. Karena kesakitan terbatas dermatom adalah gejala bukan penyebab dari
masalah yang mendasari, operasi tidak boleh sekalipun ditentukan oleh rasa sakit. Sakit di
daerah dermatom mengindikasikan kekurangan oksigen ke saraf seperti yang terjadi dalam
peradangan di suatu tempat di sepanjang jalur saraf.

Sebuah gambar yang menggambarkan dermatom pada batang tubuh dan kembali dapat dilihat
di bawah ini.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Sepanjang dada dan perut, dermatom secara merata segmen spasi ditumpuk di atas satu lain,
masing-masing disediakan oleh saraf tulang belakang yang berbeda. Dermatom sepanjang
lengan dan kaki berbeda dari pola dermatom bagasi karena mereka menjalankan longitudinal
sepanjang tungkai. Pola umum yang sama pada semua orang, tetapi variasi yang signifikan
ada di peta dermatom dari orang ke orang.

Anatomi secara garis besar


Dasar anatomi,
Sel tubuh dari saraf sensorik terletak di ganglia akar dorsal. Setiap akar dorsal berisi masukan
dari semua struktur dalam distribusi segmen tubuh yang sesuai (yaitu, somite). Peta
dermatomal menggambarkan distribusi sensorik untuk setiap tingkat. Peta-peta ini agak
berbeda sesuai dengan metode yang digunakan dalam konstruksi mereka.

Grafik berdasarkan injeksi anestesi lokal menjadi satu band ganglia akar dorsal menunjukkan
hypalgesia akan terus menerus longitudinal dari pinggiran ke tulang belakang. Peta berasal
dari metode lain, seperti pengamatan herpes zoster distribusi lesi atau bagian akar bedah,
menunjukkan pola diskontinyu. Selain itu, persarafan dari satu segmen ke yang lain tumpang
tindih dermatomal jauh, lebih untuk menyentuh daripada untuk nyeri. Seperti perjalanan
dermatom dari belakang ke dada dan perut, mereka cenderung mencelupkan inferior.

Klinis penting dermatom

Upper ekstremitas
o C6 Jempol
o C7 Jari tengah
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

o C8 Jari kelingking
o T1 Inner lengan
o T2 Upper dalam lengan
Turunkan ekstremitas
o L3 Lutut
o L4 Medial maleolus
o L5 Dorsum kaki
o L5 Toes 1-3
o S1 Toes 4 dan 5; lateral maleolus
Lainnya
o C2 dan C3 Posterior kepala dan leher
o T4 Puting susu
o T10 Umbilikus

Varian Alam
Dermatom adalah konsep dasar, belum banyak variabilitas yang ada antara peta dermatom
dalam anatomi buku teks standar dan pedoman medis. Sebuah 2008 review 14 berbeda
dermatom peta dengan Lee, McPhee, dan Stringer menunjukkan variasi yang mencolok
dalam setiap individu peta. Hampir semua peta yang terakhir berdasarkan 2 sumber primer,
Foerster (1933) dan / atau Keegan dan Garrett (1948).
Sebagian besar daerah kulit yang dipersarafi oleh 2 atau akar saraf tulang belakang lebih,
yang mungkin menjadi alasan untuk variabilitas antara individu. Kemungkinan lain
variabilitas seperti itu bisa karena anastomosis intersegmental intratekal dari rootlets tulang
belakang punggung, memungkinkan neuron sensorik pada satu sel ganglion akar dorsal
memasuki sumsum tulang belakang pada tingkat yang berbeda.
Pertimbangan Lain

Darah pasokan

Saraf tulang belakang dipasok oleh arteri anterior tunggal dan 2 tulang belakang
posterior arteri. Arteri anterior memasok dua pertiga anterior kabel. Arteri spinalis posterior
pasokan kolom dorsal. Kedua arteri spinalis timbul dari arteri vertebralis di leher dan turun
dari dasar tengkorak. Aortas toraks dan abdomen memiliki cabang arteri radikuler untuk
menyediakan pasokan darah tambahan ke arteri spinalis. Salah satu cabang terbesar radikuler,
arteri Adamkiewicz, memasok arteri spinalis anterior, yang memasuki sumsum tulang
belakang antara T5 dan L1, dengan entry point yang paling umum antara T9 dan T12.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Pembentukan

Dermatom berasal dari bagian luar dari embrio dari mana kulit dan jaringan subkutan
dikembangkan dan menjadi daerah kulit yang dipersarafi oleh cabang ganglion dorsal root.
Dalam embrio berkembang, dermatom muncul dari salah satu 3 segmen (somit) dari
mesoderm, lapisan tengah jaringan embrionik. Dermatom disusun dengan pola segmental
dasar dalam batang vertebrata, meskipun beberapa tumpang tindih ada dengan kawasan
serupa atas dan di bawah.

Dermatologis pemetaan

Spinal Komponen
Kulit Distribusi
Divisi saraf trigeminal (CN V1, V2, dan V3)
Sebagian besar kulit wajah, termasuk aspek anterior rahang bawah (CN V3); daerah kulit di
depan kedua telinga; unggul bagian dari aspek lateral daun telinga (CN V3)CN V3
Serviks pleksus (C2-C4)
Kulit di atas sudut mandibula, anterior dan di belakang telinga, leher anterior dan belakang
kepala dan leher; rendah bagian dari aspek lateral aurikel dan kulit pada aspek medial daun
telinga; lateral dan anterior aspek leher
Ketiga oksipital saraf dan divisi posterior C2-C6
Aspek posterior leher (dengan C2 innervating aspek superior dan C6 innervating akar leher)
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

DERMATOM KEPALA, WAJAH DAN LEHER


Spinal Komponen
Kulit Distribusi
T3 dermatom
Berjalan di sepanjang lempeng ketiga dan keempat
T4 dermatom
Nipple line
T6 dermatom
Pada tingkat proses xifoideus
T10 dermatom
tingkat umbilicus
T12 dermatom
Tepat di atas korset pinggul
Sisa saraf tulang belakang toraks dermatom
Relatif merata di antara yang disebutkan di atas dermatom toraks
L1 dermatom
Korset pinggul dan pangkal paha / daerah inguinal
Catatan:
Dermatom batang relatif merata spasi keluar; Namun, tumpang tindih dari innervations antara
dermatom yang berdekatan sering terjadi. Jadi, hilangnya fungsi saraf aferen oleh salah satu
saraf tulang belakang umumnya tidak akan menyebabkan hilangnya sensasi lengkap, namun
penurunan sensasi mungkin dialami.
Dermatom dari batang dan kembali.
Spinal Komponen
Kulit Distribusi
Ketiga dan keempat saraf serviks
Terbatas daerah kulit atas aspek atas dari daerah dada dan bahu
C5 dermatom
Lateral aspek dari ekstremitas atas pada dan di atas siku
C6 dermatom
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Lengan bawah dan sisi radial tangan


C7 dermatom
Jari tengah
C8 dermatom
Kulit di atas jari kecil dan aspek medial masing-masing tangan
T1 dermatom
Sisi medial lengan bawah
T2 dermatom
Aspek medial dan atas lengan dan daerah aksila
Catatan:
1. Sekumpulan dermatom pada tungkai lebih kompleks daripada distribusi dermatomal
dalam bagasi sebagai akibat dari tunas ekstremitas dan dermatom yang sesuai menjadi
menarik keluar selama pengembangan awal embriologis.
2. Medial, menengah, dan saraf supraklavikula lateral dari pleksus servikal pasokan
distribusi dermatomal ke dada bagian atas, berbentuk delta, dan trapezius daerah luar.
Posterior divisi dari atas 3 saraf thoraks pasokan wilayah atas daerah trapezius ke tulang
belakang skapula. Para pleksus brakialis menimbulkan sebagian besar sisa persarafan kulit
dari ekstremitas atas.
3. Bertentangan dengan tumpang tindih dari dermatom bagasi, tumpang tindih antara saraf
perifer anggota badan (ekstremitas atas dan bawah) jauh kurang luas. Jadi, pada tungkai,
interupsi lengkap dari sebuah saraf perifer tunggal biasanya menghasilkan perubahan dalam
sensasi yang, memang, dihargai oleh pasien.

Spinal Komponen
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Kulit Distribusi
L1 dermatom
Kulit di punggung lateral vertebra L1 dan membungkus di sekitar bagian batang / atas bawah
ekstremitas bawah untuk korset pinggul dan daerah selangkangan
L2 dermatom
Anterior aspek masing-masing paha; kulit di atas aspek medial paha pertengahan
L3 dermatom
Anterior aspek masing-masing paha; anterolateral paha dan terus ke aspek medial lutut dan
aspek medial tungkai bawah posterior, proksimal medial maleolus
L4 dermatom
Posterolateral paha dan daerah tibialis anterior; melintasi sendi lutut atas patela dan juga
mencakup kulit di atas maleolus medial dan aspek medial kaki dan jari kaki yang besar
L5 dermatom
Posterolateral paha (hanya kalah dengan L4 dermatom) dan membungkus sekitar untuk aspek
lateral tungkai bawah anterior dan dorsum kaki; melintasi sendi lutut pada aspek lateral lutut;
juga mencakup aspek plantar kaki dan kedua melalui jari-jari kaki keempat
S1 dermatom
Sangat, aspek lateral kaki, aspek lateral paha posterior, dan sebagian kaki bagian bawah
posterior
S2 dermatom
Sebagian besar bagian belakang paha dan area kecil sepanjang aspek medial tungkai bawah
posterior; yang penis dan skrotum
S3 dermatom
Aspek medial dari bokong; daerah perianal; penis dan skrotum
S4 dermatom
Kulit di atas daerah perineum (bersama dengan S5); perianal area dan alat kelamin
S5 dermatom
Kulit di atas daerah perineum (bersama dengan S4); kulit segera pada dan berdekatan dengan
anus
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Memeriksa fungsi motorik


a. pengamatan
Gaya berjalan dan tingkah laku
Simetri tubuh dan extermitas
Kelumpuhan badan dab anggota gerak
b. Gerakan volunter
Yang di periksa adalah pasien atas pemeriksa, misalnya
Mengangkat kedua tangan dan bahu
Fleksi dan extensi artikulus kubiti
Mengepal dan membuka jari tangan
Mengankat kedua tungkai pada sendi panggul
Fleksi dan ekstansi artikulus genu
Plantar fleksi dan dorsal fleksi plantar kaki
Gerakan jari-jari kaki
c. Palpasi
Pengukuran besar otot
Nyeri tekan
Kontraktur
Konsistensi (kekenyalan)
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Konsistensi otot yang meningkat : meningitis, kelumpuhan


Konsitensi otot yanag menurun terdapat pada: kelumpuhan akibat lesi, kelumpuhan akibat
denerfasi otot

Pemeriksaan anggota gerak atas:


o Pemeriksaan otot oponens digiti kuinti C7,C8,T1 saraf ulnaris. Jari2 di
ekstensikan,kemudian kelingking digerakan menuju dasar ibu jari
o Pemeriksaan otot abductor policis C8,T1 saraf ulnaris kertas dijepit antara ibu jari dan
telapak tangan
o Pemeriksaan otot interosel palmaris C8,T1 saraf ulnaris telapak tangan ditaruh di atas
meja. Telunjuk dan jari manis maupun kelingking berada dalam posisi abduksi
diaduksikan ke garis tengah sambil di tahan
o Pemeriksaan otot interosel dorsalis C8,T1 saraf ulnaris telapak tangan ditaruh di atas
meja. Telunjuk dan jari manis maupun berada dalam posisi abduksi diaduksikan ke
garis tengah sambil di tahan
o Pemeriksaan otot pektoralis mayor atas C5-C8 saraf pectoralis lateralis dan medialis.
lengan atas yang berada di posisi horizontal dan depan diaduksikan
o Pemeriksaan otot pektoralis mayor bawah C5-C8,T1 saraf pectoralis lateralis dan
medialis. lengan yang berada pada posisi depan dan dibawah horizon diaduksi dan
pemeriksa beri tahanan
o Pemeriksaan otot latisimus dorsi C5-C8, saraf subskapularis. Lengan di aduksikan
dari posisi horizontal dan lateral sambil ditahan oleh pemeriksa.
o Pemeriksaan otot seratus anterior C5-C7 saraf torakalis panjang, pasien mendorong
dengan lengan yang di rentangkan
o Pemeriksaan otot deltoid C5,C6, saraf aksilaris mengabduksi lengan yang berada pada
posisi diangkat kearah lateral
o Pemeriksaan otot bisep C5,C6 saraf muskulokutaneus. Lengan bawah yang berada
dalam posisi supinasi, disuruh fleksikan sambil pemeriksa diberi tahanan
o Pemeriksaan otot triceps C6-C8 saraf radialis.Lengan bawah yang berada dalam
posisi fleksi pada siku disuruh ekstensikan sambil pemeriksaan memberi tahanan
o Anggota gerak bawah
o Pemeriksaan otot kuadriseps femoris L2-L4 saraf femoralis lutut di ekstensikan dan
diberi tahanan
o Pemeriksaan otot iliopesoas L1-L3 saraf femoris. pasien berbaring dan lutut
difleksikan,kemudian paha di fleksikan lebih lanjut dan diberi tahanan
o Pemeriksaan otot supraspinatus C4-C6 saraf supraskapularis lengandi abduksikan dari
samping badan sambil di tahan oleh pemeriksa
o Pemeriksaan otot rhomboid C4-C5 saraf skapularis dorsalis. Pasien mengedikkan
bahunya ke belakang sambil beri tahanan
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Nervus kranialis,fungsi dan pemeriksaannya (NIII,IV,V,VI,VII)


o N III,IV,VI (OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSEN)
o FUNGSINYA untuk menggerakan otot mata ekstraokular dan mengangkat kelopak
mata.serabut otonom N III mengatur otot pupil.
o PEMERIKSAAN melihat celah mata pasien,eksolftalmus ,enofltalmus dan apakah
ada strabismus selain itu periksa besar pupil, reaksi cahaya pupil,reaksi
akomodasi,kedudukan bola mata,gerakan bola mata dan nistagmus.
o Reflek Cahaya: Diperiksa mata kanan dan kiri sendiri-sendiri. Satu mata ditutup dan
penderita disuruh melihat jauh supaya tidak ada akomodasi dan supaya otot sphincter
relaksasi. Kemudian diberi cahaya dari samping mata. Pemeriksa tidak boleh berada
ditempat yang cahayanya langsung mengenai mata. Dalam keadaan normal maka
pupil akan kontriksi
o Reflek Akomodasi: Penderita disuruh melihat benda yang dipegang pemeriksa dan
disuruh mengikuti gerak benda tersebut dimana benda tersebut digerakkan pemeriksa
menuju bagian tengah dari kedua mata penderita terlihat positif bila pupil mengecil
o Gerakan bola mata: jerky adanya kelainan serebelum dan adanya diplopia
o Reflek pupil: Terdiri dari refleks cahya langsung dan tidak langsung.

o Argyl robertson : refleks pupil negatif dan refleks akomodasi positif

o Gerakan Bola Mata: Gerakan bola mata yang diperiksa adalah yang diinervasi oleh
nervus III, IV dan VI.
o N III menginervasi m. Obliq inferior (yang menarik bala mata keatas), m. rectus
superior, m. rectus media, m. rectus inferior.
o N IV menginervasi m. Obliq Superior dan N VI menginervasi m. rectus lateralis.
o N. V (TRIGEMINUS)

o BAGIAN SENSORIK: untuk sensibilitas wajah

o Ramus oftalmik

o Ramus maksilaris

o Ramus mandibularis

o BAGIAN MOTORIK: Mengunyah (m.maseter, m. temporalis, m. pterigoid,


m.pterigoideus lateralis)

o Sensibilitas N V ini dapat dibagi 3 yaitu :

o - bagian dahi, cabang keluar dari foramen supraorbitalis

o - bagian pipi, keluar dari foramen infraorbitalis

o -bagian dagu, keluar dari foramen mentale.


Pemeriksaan dilakukan pada tiap cabang dan dibandingkan kanan dengan kiri.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

o Motorik
Penderita disuruh menggigit yang keras dan kedua tangan pemeriksa ditaruh kira-kira
didaerah otot maseter. Jika kedua otot masseter berkontraksi maka akan terasa pada
tangan pemeriksa. Kalau ada parese maka dirasakan salah satu otot lebih keras. Untuk
memeriksa otot maseter dan temporalis

o Jika ada parase rahang bawah akan berdeviasi

o Saraf VII (FACIALIS)

o Serabut somato motorik mempersarafi otot wajah kecuali m levator palpebrae

o Serabut visero-motorik parasimpatis mengurus glandula dan mukosa


faring,palatum,rongga hidung,sinus paranasal,lakrimalis

o Serabut visero-sensorik yang hantar impuls dari alat pengecap di dua per tiga bagian
depan lidah

o Serabut somato-sensorik rasa nyeri dari sebagian daerah kulit dan mukosa.

Dalam keadaan
Motorik Pengecapan diam , perhatikan
:
Angkat alis Rusak N VII asim etri muka
Mem ejam kan Sensorik gerakan-
mata khusus gerakan
Menyeringai (pengecapan abnorm al
Kembungkan 2/3 depan
pipi lidah)
siul
jika adanya
parese VII
ditem ukan
deviasi mulut

Gerak volunter dan involunter?


o Gerakan volunter merupakan jenis gerak yang disadari oleh kemauan yang terkendali
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu, gerakan ini sebelumnya dipelajari
dan kita menjadi mahir melaksanakannya karena dilatih berulang kali. Tergolong
gerak yamg disadari, pada tahap kemahiran tertentu gerakan ini dapat dilaksanakan
meskipun tanpa perhatian penuh.
o Gerakan refleks atau involunter merupakan jenis gerak yang terdapat rangsang yang
diterima reseptor di hantarkan melalui suatu lengkung refleks sehingga terjadinya
gerakan. Gerakan refleks biasanya tidak pipelajari dan tidak dikendalikan oleh
kehendak.
Nama : albertus Layo
Nim : 1161050140

Anda mungkin juga menyukai