Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN OBSERVASI

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Dosen : Suphia Rahmawati, S.T.,M.T., Ph.D

Disusun oleh :

Winda Kharismawati 14513170


Safira Firda Ariyani 14513185
Erdina Trisna Mukti 14513186

KELAS : C

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015 / 2016

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Jenis Pekerjaan ................................................................


2.2 Lokasi Pekerjaan .............................................................................
2.3 Data Pekerjaan ..................................................................................

BAB III ANALISIS

3.1 Identifikasi Bahaya (Fisika, Kimia, Biologi, Ergonomi) ...


3.2 Standar/Ketentuan yang berhubungan
dengan identifikasi bahaya,..............................
3.3 Penanggulangan Bahaya Berdasarkan
Hierarki Sumber-Paparan-Penerima...................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran...

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Hampir setiap pekerjaan yang dilakukan memiliki resiko. Baik
pekerjaan dalam skala besar atau kecil , dalam perusahaan atau perorangan
serta pekerjaan ringan maupun berat. Di lingkungan kerja banyak sekali
potensi bahaya yang mengancam keselamatan fisik, mental dan pikiran.
Kondisi di lingkungan kerja seperti ini tentu saja merugikan terutama bagi
pekerja yang berhadapan langsung dengan gangguan-gangguan di lingkungan
kerja tersebut. Gangguan-gangguan tersebut dapat berakibat fatal bagi pekerja.

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah


kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of safety and
Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan
untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan
lingkungan dan situasi kerja.

Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang
penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit akibat kerja meliputi
pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi.

Maka dalam konteks ini ilmu k3 menjadi sangat penting sebagai salah
satu upaya pencegahan kecelakaan dan minimalisir dampak dari pekerjaan.
Namun sayangnya , pekerjaan yang dilakukan dalam skala kecil sering kali
tidak memerhatikan bahaya atau dampak kesehatan bagi pekerjanya dan
linkungan, pekerjaan juga tidak dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan.
Pengalaman dari pekerja menjadi satu-satunya acuan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

Melihat isu di atas, maka kami melakukan penelitian mengenai analisis


upaya k3 (kesehatan dan keselamatan kerja) pada pekerja jasa pemasangan

3
tenda yang umumnya adalah pekerjaan skala kecil dan belum memperhatikan
aspek k3 .

2. TUJUAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah :
Untuk mengetahui bahaya yang terjadi pada pekerja pemasang tenda
baik fisik, kimia, biologi maupun ergonomic.
Untuk mengetahui standar atau prosedur yang benar dalam melakukan
pekerjaan terutama pemasangan tenda.
Untuk mengetahui cara penangggulangan bahaya yang mungkin terjadi
pada pekerjaan pemasangan tenda

3. MANFAAT
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah penulis dapat
Menganalisa bahaya pekerjaan pemasangan tenda
Mempersiapkan pemasangan tenda yang benar
Dapat melakukan pemasangan tenda sesuai prosedur

4
BAB II
LOKASI STUDI

1. Deskripsi pekerjaan :

Pada observasi K3 ini, kami telah melakukan studi pada jasa


pemasangan tenda untuk kegiatan outdoor maupun indoor. Tenda yang
digunakan merupakan tenda besi berbentuk kerangka dan atribut
pelengkapannya.
Adapun urutan kegiatannya adalah :
a. Mensurvei tempat : melakukan
pemantauan langsung untuk memastikan
tempat pemasangan tenda
b. Mengangkut tenda dari gudang :
melakukan pengangkutan kerangka tenda
dari gudang penyimpanan ke kendaraan
yang akan menuju ke lokasi acara
c. Memasang tenda : melakukan
penyusunan atau pemasangan kerangka
tenda sesuai dengan prosedur yang telah
disetujui antara pekerja dan pengawas
kerja
d. Membongkar tenda : melakukan
pembongkaran kerangka tenda sesuai
dengan prosedur yang telah disetujui
antara pekerja dan pengawas kerja
e. Mengangkut : melakukan pemindahan atau
pengangkutan kerangka tenda ke
kendaraan yang akan menuju ke gudang
Pemasangan tenda dilakukan selama 2 jam sedangkan pembongkaran
sekitar 20 menit. Tenda yang dipasang berukuran 4 meter x 10 meter dengan
tinggi 2 meter.

2. Lokasi Pekerjaan

5
Sesuai dengan studi yang kami lakukan, pemasangan tenda dilakukan
di halaman depan GOR Ki Bagoes Hadikoesoemo, Universitas Islam
Indonesia.

3. Data Pekerja
Nama : Arifin
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 37 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kaliurang KM 14 Kecamatan Besi, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta
Pekerjaan : Swasta
Lama kerja : 20 tahun (1996 sekarang)
Total karyawan :4
Banyak karyawan yang memasang tenda : 2
a. Nama : Suyono
Usia : 46 tahun
Lama bekerja : 7 tahun
b. Nama : Teguh
Usia : 27 tahun
Lama kerja : 2 tahun

Keluhan :
Sesak napas karena terlalu banyak terpapar debu
Sakit punggung akibat salah posisi dalam mengangkat
Terkilir karena terpeleset saat memanjat kerangka besi
Dermatitis akibat kontak dengan jamur
Patah tulang karena tertimpa besi
Pegal-pegal karena terlalu sering mengangkat benda berat
Kram otot akibat gerakan yang salah saat memanjat
c. Identifikasi pengamanan yang sudah ada :
Pelatihan kerja
Pelatihan kerja yang diberikan oleh pemilik kerja, yang bertujuan untuk
meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) para pekerja.
Pembagian kerja
Pembagian pekerjaan dilakukan berdasarkan pengalaman pekerja dan
lamanya bekerja. Semakin lama dan semakin berpengalaman maka tingkat
kesulitan pekerjaan yang ia lakukan semakin tinggi.

6
Asuransi
Asuransi ini diberikan oleh pemilik kerja kepada pekerja agar lebih
terjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Apabila salah satu pekerja
yang terluka, tidak memotong gaji kerja tetapi menggunakan asuransi kerja
yang dibagikan pada tiap pekerja.

7
BAB III

ANALISIS

A. Urutan Kegiatan dan Identifikasi Bahaya :


No Kegiatan Potensi Bahaya
Fisik Kimia Biologi Ergonomi
Mensurvei tempat :
Mengukur tempat Terpeleset Gangguan Tidak ada Tidak ada
penapasan
oleh debu
1
Membuat denah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Merancang penempatan Desain Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tenda ukuran yang
tidak sesuai
Mengangkut dari gudang
:
Menaikkan barang Tidak ada Gangguan Gangguan Salah posisi
penapasan kulit oleh dalam
oleh debu bakteri dan mengangkat
jamur
Menata barang Tidak ada Gangguan Gangguan Tidak ada
2
penapasan kulit oleh
oleh debu bakteri dan
jamur
Menurunkan barang Terpeleset Gangguan Gangguan Salah posisi
penapasan kulit oleh dalam
oleh debu bakteri dan mengangkat
jamur
Memasang tenda :
Mendirikan kerangka Cara Terhirupnya Tidak ada Terkena
memanjat partikel karat gergaji,
tenda yang Tersengat
salah, listrik dan
Kanker panas matahari,
kulit akibat Tertimpa tenda,
3 terpapar Terjatuh,
suhu tinggi Kondisi
geografis yang
sulit
Memasang atribut Tersengat Gangguan Gangguan Tidak ada
listrik penapasan kulit oleh
oleh debu bakteri dan
jamur
4 Membongkar tenda :
Melepas atribut Terjatuh Gangguan Gangguan Tidak ada

8
penapasan kulit oleh
oleh debu bakteri dan
jamur
Membongkar tenda Terjatuh Terpapar Tidak ada Salah posisi
karat besi, dalam
terhirupnya membongkar
debu
5 Mengangkut Terpeleset Gangguan Gangguan Salah posisi
penapasan kulit oleh dalam
oleh debu bakteri dan mengangkat
jamur

B. Standar yang berhubungan dengan potensi bahaya :

1. PM 10
PM merupakan kependekan dari particulate matter atau partikulat.
Partikulat merupakan zat pencemar, baik padat maupun cair yang
terdispersi di udara. Partikulat ini dapat berupa debu, abu, jelaga, asap,
uap, kabut, atau aerosol. Jenis-jenis partikulat dibedakan berdasarkan
ukurannya. Partikel yang sangat kecil dapat bergabung satu sama lain
membentuk partikel yang lebih besar.
Partikulat dalam emisi gas buang dapat terdiri atas bermacam-macam
komponen. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon (dari
pembakaran tidak sempurna) dan logam timbal (dari pembakaran bensin
bertimbal). Sebagian partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap
hitam tebal. Namun, yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus
sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Jika ini terjadi,
organ pernapasan akan terganggu. Standar baku mutu yang diperbolehkan
adalah 150 ug/Nm3.
2. CO
CO merupakan rumus kimia untuk gas karbon monoksida. Gas ini
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
Pembakaran tidak sempurna, salah satu sebabnya adalah kurangnya
jumlah oksigen. Bisa karena saring udara yang tersumbat, bisa juga karena
karburator kotor dan setelannya tidak tepat. Asap kendaraan merupakan
sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data
mengungkapkan bahwa 60 persen pencemaran udara di kota-kota besar

9
disumbang oleh transportasi umum. Karbon monoksida bersifat racun,
mengakibatkan turunnya berat janin, meningkatkan jumlah kematian bayi,
serta menimbulkan kerusakan otak. Standar baku mutu yang
diperbolehkan adalah 10.000 ug/Nm3.
3. Prosedur Mengangkat Barang
Untuk menerapkan kedua prinsip kinetis, setiap kegiatan mengangkat dan
mengangkut harus dilakukan sebagai berikut :
a. Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan
memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan
ketegangan statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan.
b. Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus.
Fleksi pada lengan untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan
ketegangan otot statis yang melelahkan.
c. Punggung harus diluruskan.
d. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada
permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh
tulang belakang diluruskan.
e. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk
mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu
kaki ditempatkan ke arah jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua
ditempatkan sedemikian rupa sehingga membantu mendorong tubuh
pada gerakan pertama.
f. Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya
untuk gerakan dan perimbangan.
g. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang
melalui pusat gravitasi tubuh.
h. Jika suatu beban harus diangkut dari permukaan lantai
dianjurkan agar menggunakan agar menggunakan alat
mekanis (katrol).

4. Prosedur memanjat yang benar


overreaching, overbalancing dan pergerakan-pergerakan yang tiba-
tiba dan tidak diinginkan.
Working at Height atau bekerja di ketinggian adalah pekerjaan dimana
posisi atau tempat, termasuk posisi atau tempat dibawah tanah, dimana
berpotensi untuk menyebabkan seseorang atau benda terjatuh. Seperti yang
dikutip oleh Media K3 dari ECITB guidance, di beberapa negara:
minimum jaraknya tidak disebutkan secara spesifik. Tapi banyak yang

10
menggukan standar bekerja diatas 1,8m atau 2m sudah dikategorikan
bekerja di ketinggian.
Maka standar yang benar dilakukan dengan memenuhi standar
perlindungan sebagai berikut :
- Collective fall protection
Menggunakan platform yang benar-benar kokoh dan guardrails saat
berdiri di ketinggian. Kondisi ini tujuan untuk melindungi pekerja agar
tidak terjatuh saat bekerja di ketinggian. Tambahan peralatan lain
seperti: fit safety nets, air bags atau crash decking
- Individual Fall Protection
Untuk individual fall protection dapat menggunakan safety harness dan
line sebagai persyaratan minimumnya.
- Risk Assessment
Sebelum mulai bekerja risk assessment harus dibuat dan dilengkapi
dimana tindakan pengendalian harus dilakukan untuk melindungi
pekerja dari resiko kejatuhan atau terjatuh dari ketinggian. Pengawasan
juga harus dilakukan saat pekerjaan berlangsung untuk memastikan
semua persyaratan K3 sudah dipenuhi.

C. Upaya K3 dimulai dari sumber, transmisi, dan penerima


a. Fisika
Terpeleset
Sumber :-
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (alas kaki yang tidak
licin)

Terjatuh
Sumber :-
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (alas kaki yang tidak
licin)
Cara memanjat tenda yang salah
Sumber : pemilik usaha menyediakan pelatihan kerja, mempekerjakan
orang-orang dengan keahlian khusus
Transmisi : menggunakan perlengkapan memanjat yang sesuai
standar, seperti tangga

11
Penerima : menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti alas kaki
yang tidak licin
b. Kimia
Terhirupnya partikel debu
Sumber : pengurangan pemakaian kendaraan bermotor dan proses
produksi oleh pabrik
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti masker
Terhirupnya partikel karat
Sumber : pengecatan kerangka tenda
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti masker
c. Biologi
Kontak dengan bakteri dan jamur
Sumber : pembersihan peralatan kerangka tenda dan atribut
Transmisi :
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan)
d. Ergonomi
Tertusuk besi yang berkarat
Sumber : pengecatan besi
Transmisi :
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti sepatu dan
sarung tangan
Salah posisi dalam mengangkat kerangka besi
Sumber : pemilik usaha menyediakan pelatihan kerja, mempekerjakan
orang-orang dengan keahlian khusus
Transmisi : -
Penerima : melakukan pekerjaan sesuai prosedur kerja yang benar
Terkena gergaji
Sumber : -
Transmisi : -
Penerima : fokus dalam bekerja, menggunakan alat pelindung diri
(APD), seperti sarung tangan dan sepatu
Tertimpa kerangka tenda
Sumber : pelatihan pemasangan
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti helm kerja

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari analisa yang telah dilakukan di atas, dapat diambil kesimulan sebagai
berikut :
1. Bahaya yang terjadi pada pekerja pemasang tenda baik fisik, kimia,
biologi maupun ergonomi.
Fisika :
Terjatuh
Pegal-pegal
Cara memanjat tenda yang salah
Kimia :
Gangguan pernapasan akibat debu
Terhirupnya partikel karat
Biologi :
Gangguan kulit akibat bakteri dan jamur
Ergonomi :
Salah posisi dalam mengangkat
2. Prosedur yang aman untuk beberapa kegiatan dalam pemasangan
tendadapat dibaca pada standar
PM 10
CO
Prosedur Mengangkat Barang
Prosedur memanjat yang benar

13
3. Bahaya pada pekerjaan pemasangan tenda dapat ditanggulangi dari
sumber bahayanya , media transmisi dan pemakaian APD oleh
penerima

14
B. Saran
Untuk peningkatan pengamanan lebih lanjut pada pekerjaan
pemasangan tenda penulis dapat memberikan saran yang bermanfaat dan
membantu untuk masa yang akan datang, yaitu dalam kegiatan
pemasangan tenda, para pekerja harus memperhatikan dan memahami
prosedur pemasangan tenda yang aman dan benar sehingga dapat
meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja.

15

Anda mungkin juga menyukai