K3 Uts
K3 Uts
Disusun oleh :
KELAS : C
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hampir setiap pekerjaan yang dilakukan memiliki resiko. Baik
pekerjaan dalam skala besar atau kecil , dalam perusahaan atau perorangan
serta pekerjaan ringan maupun berat. Di lingkungan kerja banyak sekali
potensi bahaya yang mengancam keselamatan fisik, mental dan pikiran.
Kondisi di lingkungan kerja seperti ini tentu saja merugikan terutama bagi
pekerja yang berhadapan langsung dengan gangguan-gangguan di lingkungan
kerja tersebut. Gangguan-gangguan tersebut dapat berakibat fatal bagi pekerja.
Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang
penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit akibat kerja meliputi
pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi.
Maka dalam konteks ini ilmu k3 menjadi sangat penting sebagai salah
satu upaya pencegahan kecelakaan dan minimalisir dampak dari pekerjaan.
Namun sayangnya , pekerjaan yang dilakukan dalam skala kecil sering kali
tidak memerhatikan bahaya atau dampak kesehatan bagi pekerjanya dan
linkungan, pekerjaan juga tidak dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan.
Pengalaman dari pekerja menjadi satu-satunya acuan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3
tenda yang umumnya adalah pekerjaan skala kecil dan belum memperhatikan
aspek k3 .
2. TUJUAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah :
Untuk mengetahui bahaya yang terjadi pada pekerja pemasang tenda
baik fisik, kimia, biologi maupun ergonomic.
Untuk mengetahui standar atau prosedur yang benar dalam melakukan
pekerjaan terutama pemasangan tenda.
Untuk mengetahui cara penangggulangan bahaya yang mungkin terjadi
pada pekerjaan pemasangan tenda
3. MANFAAT
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah penulis dapat
Menganalisa bahaya pekerjaan pemasangan tenda
Mempersiapkan pemasangan tenda yang benar
Dapat melakukan pemasangan tenda sesuai prosedur
4
BAB II
LOKASI STUDI
1. Deskripsi pekerjaan :
2. Lokasi Pekerjaan
5
Sesuai dengan studi yang kami lakukan, pemasangan tenda dilakukan
di halaman depan GOR Ki Bagoes Hadikoesoemo, Universitas Islam
Indonesia.
3. Data Pekerja
Nama : Arifin
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 37 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kaliurang KM 14 Kecamatan Besi, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta
Pekerjaan : Swasta
Lama kerja : 20 tahun (1996 sekarang)
Total karyawan :4
Banyak karyawan yang memasang tenda : 2
a. Nama : Suyono
Usia : 46 tahun
Lama bekerja : 7 tahun
b. Nama : Teguh
Usia : 27 tahun
Lama kerja : 2 tahun
Keluhan :
Sesak napas karena terlalu banyak terpapar debu
Sakit punggung akibat salah posisi dalam mengangkat
Terkilir karena terpeleset saat memanjat kerangka besi
Dermatitis akibat kontak dengan jamur
Patah tulang karena tertimpa besi
Pegal-pegal karena terlalu sering mengangkat benda berat
Kram otot akibat gerakan yang salah saat memanjat
c. Identifikasi pengamanan yang sudah ada :
Pelatihan kerja
Pelatihan kerja yang diberikan oleh pemilik kerja, yang bertujuan untuk
meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) para pekerja.
Pembagian kerja
Pembagian pekerjaan dilakukan berdasarkan pengalaman pekerja dan
lamanya bekerja. Semakin lama dan semakin berpengalaman maka tingkat
kesulitan pekerjaan yang ia lakukan semakin tinggi.
6
Asuransi
Asuransi ini diberikan oleh pemilik kerja kepada pekerja agar lebih
terjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Apabila salah satu pekerja
yang terluka, tidak memotong gaji kerja tetapi menggunakan asuransi kerja
yang dibagikan pada tiap pekerja.
7
BAB III
ANALISIS
8
penapasan kulit oleh
oleh debu bakteri dan
jamur
Membongkar tenda Terjatuh Terpapar Tidak ada Salah posisi
karat besi, dalam
terhirupnya membongkar
debu
5 Mengangkut Terpeleset Gangguan Gangguan Salah posisi
penapasan kulit oleh dalam
oleh debu bakteri dan mengangkat
jamur
1. PM 10
PM merupakan kependekan dari particulate matter atau partikulat.
Partikulat merupakan zat pencemar, baik padat maupun cair yang
terdispersi di udara. Partikulat ini dapat berupa debu, abu, jelaga, asap,
uap, kabut, atau aerosol. Jenis-jenis partikulat dibedakan berdasarkan
ukurannya. Partikel yang sangat kecil dapat bergabung satu sama lain
membentuk partikel yang lebih besar.
Partikulat dalam emisi gas buang dapat terdiri atas bermacam-macam
komponen. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon (dari
pembakaran tidak sempurna) dan logam timbal (dari pembakaran bensin
bertimbal). Sebagian partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap
hitam tebal. Namun, yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus
sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Jika ini terjadi,
organ pernapasan akan terganggu. Standar baku mutu yang diperbolehkan
adalah 150 ug/Nm3.
2. CO
CO merupakan rumus kimia untuk gas karbon monoksida. Gas ini
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
Pembakaran tidak sempurna, salah satu sebabnya adalah kurangnya
jumlah oksigen. Bisa karena saring udara yang tersumbat, bisa juga karena
karburator kotor dan setelannya tidak tepat. Asap kendaraan merupakan
sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data
mengungkapkan bahwa 60 persen pencemaran udara di kota-kota besar
9
disumbang oleh transportasi umum. Karbon monoksida bersifat racun,
mengakibatkan turunnya berat janin, meningkatkan jumlah kematian bayi,
serta menimbulkan kerusakan otak. Standar baku mutu yang
diperbolehkan adalah 10.000 ug/Nm3.
3. Prosedur Mengangkat Barang
Untuk menerapkan kedua prinsip kinetis, setiap kegiatan mengangkat dan
mengangkut harus dilakukan sebagai berikut :
a. Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan
memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan
ketegangan statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan.
b. Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus.
Fleksi pada lengan untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan
ketegangan otot statis yang melelahkan.
c. Punggung harus diluruskan.
d. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada
permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh
tulang belakang diluruskan.
e. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk
mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu
kaki ditempatkan ke arah jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua
ditempatkan sedemikian rupa sehingga membantu mendorong tubuh
pada gerakan pertama.
f. Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya
untuk gerakan dan perimbangan.
g. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang
melalui pusat gravitasi tubuh.
h. Jika suatu beban harus diangkut dari permukaan lantai
dianjurkan agar menggunakan agar menggunakan alat
mekanis (katrol).
10
menggukan standar bekerja diatas 1,8m atau 2m sudah dikategorikan
bekerja di ketinggian.
Maka standar yang benar dilakukan dengan memenuhi standar
perlindungan sebagai berikut :
- Collective fall protection
Menggunakan platform yang benar-benar kokoh dan guardrails saat
berdiri di ketinggian. Kondisi ini tujuan untuk melindungi pekerja agar
tidak terjatuh saat bekerja di ketinggian. Tambahan peralatan lain
seperti: fit safety nets, air bags atau crash decking
- Individual Fall Protection
Untuk individual fall protection dapat menggunakan safety harness dan
line sebagai persyaratan minimumnya.
- Risk Assessment
Sebelum mulai bekerja risk assessment harus dibuat dan dilengkapi
dimana tindakan pengendalian harus dilakukan untuk melindungi
pekerja dari resiko kejatuhan atau terjatuh dari ketinggian. Pengawasan
juga harus dilakukan saat pekerjaan berlangsung untuk memastikan
semua persyaratan K3 sudah dipenuhi.
Terjatuh
Sumber :-
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (alas kaki yang tidak
licin)
Cara memanjat tenda yang salah
Sumber : pemilik usaha menyediakan pelatihan kerja, mempekerjakan
orang-orang dengan keahlian khusus
Transmisi : menggunakan perlengkapan memanjat yang sesuai
standar, seperti tangga
11
Penerima : menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti alas kaki
yang tidak licin
b. Kimia
Terhirupnya partikel debu
Sumber : pengurangan pemakaian kendaraan bermotor dan proses
produksi oleh pabrik
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti masker
Terhirupnya partikel karat
Sumber : pengecatan kerangka tenda
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti masker
c. Biologi
Kontak dengan bakteri dan jamur
Sumber : pembersihan peralatan kerangka tenda dan atribut
Transmisi :
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan)
d. Ergonomi
Tertusuk besi yang berkarat
Sumber : pengecatan besi
Transmisi :
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti sepatu dan
sarung tangan
Salah posisi dalam mengangkat kerangka besi
Sumber : pemilik usaha menyediakan pelatihan kerja, mempekerjakan
orang-orang dengan keahlian khusus
Transmisi : -
Penerima : melakukan pekerjaan sesuai prosedur kerja yang benar
Terkena gergaji
Sumber : -
Transmisi : -
Penerima : fokus dalam bekerja, menggunakan alat pelindung diri
(APD), seperti sarung tangan dan sepatu
Tertimpa kerangka tenda
Sumber : pelatihan pemasangan
Transmisi : -
Penerima : penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti helm kerja
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari analisa yang telah dilakukan di atas, dapat diambil kesimulan sebagai
berikut :
1. Bahaya yang terjadi pada pekerja pemasang tenda baik fisik, kimia,
biologi maupun ergonomi.
Fisika :
Terjatuh
Pegal-pegal
Cara memanjat tenda yang salah
Kimia :
Gangguan pernapasan akibat debu
Terhirupnya partikel karat
Biologi :
Gangguan kulit akibat bakteri dan jamur
Ergonomi :
Salah posisi dalam mengangkat
2. Prosedur yang aman untuk beberapa kegiatan dalam pemasangan
tendadapat dibaca pada standar
PM 10
CO
Prosedur Mengangkat Barang
Prosedur memanjat yang benar
13
3. Bahaya pada pekerjaan pemasangan tenda dapat ditanggulangi dari
sumber bahayanya , media transmisi dan pemakaian APD oleh
penerima
14
B. Saran
Untuk peningkatan pengamanan lebih lanjut pada pekerjaan
pemasangan tenda penulis dapat memberikan saran yang bermanfaat dan
membantu untuk masa yang akan datang, yaitu dalam kegiatan
pemasangan tenda, para pekerja harus memperhatikan dan memahami
prosedur pemasangan tenda yang aman dan benar sehingga dapat
meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja.
15