Anda di halaman 1dari 5

PEWARNAAN NEGATIF

HASIL

Hanum Tri Wahyuni Rigita Sukmarini M


Eveline Cristy Ruku

Lathifah Rahmah

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa pewarnaan negatif. Beberapa
mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan
negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau nigrosin, kemudian digesekkan
diatas kaca objek .Zat warna tidak akan mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar
bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam (Lay,
1994).
Yang pertama dilakukan adalah sterilisasi dua kaca benda dengan alkohol hingga bersih,
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan
dalam bentuk apapun (Curtis, 1999). Kemudian biakan bakteri diambil dengan ose secara aseptic
dan diletakkan diatas kaca benda bagian ujung. Selanjutnya, diletakkan kaca benda yang satunya
dengan sudut 45 derajat terhadap kaca yang ada suspense warna, lalu kaca benda didorong menuju
ke ujung kiri kaca benda yang satunya sehingga didapatkan lapisan yang tipis sekali. Pewarna
agrosin bersifat asam dan tidak dapat menembus atau berpenetrasi ke dalam sel bakteri karena tinta
cina memiliki muatan negatif dari komponen kromoforik yang akan bertolakan dengan muatan
negatif yang dimiliki oleh sitoplasma bakteri sehingga tinta cina hanya akan memberi warna hitam
pada latarnya saja (Dwidjoseputro, 1998).

Lalu, dikeringanginkan tanpa fiksasi karena pewarnaan negative dilakukan untuk


mengetahui bentuk sel, Fiksasi adalah suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar
tampak realistik dengan menggunakan grutaldehid dengan proses pembakaran. Fiksasi bertujuan
untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada objek glass tanpa merusak struktur selnya
(Lay, 1994). Kemudian di amati dengan menggunakan mikroskop.

Dari pengamatan bakteri kunyit asam didapatkan hasil yang berwarna bening karena
pewarnaan nigrosin yang memiliki muatan negatif dari komponen kromoforik tidak dapat
menembus sitoplasma bakteri yang juga bermuatan negatif yang terjadi tolak menolak muatan.
Dengan menggunakan perbesaran 40x10.

Pada pewarnaan negative ini lingkungan akan terwarnai hitam yang disebabkan oleh
pewarna yang digunakan adalah nigrosin atau tinta cina yang memiliki warna dasar hitam. Hal ini
juga sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa zat pewarna asam membawa suatu muatan
negatif, maka pada sel yang permukaannya juga negatif akan ditolak oleh sitoplasma sel sehingga
zat warna ini akan berkaitan dengan lingkungan yang mengelilingi sel dan bagian dalam sel akan
tetap berwarna bening (Alcamo,1996).

Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif
sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel bakteri. Oleh karena
itu dinding sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan dalam pewarnaan ini
yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin. Selaini itu, disebutkan juga pustaka bahwa
bakteri merupakan organisme mikroseluler yang pada dinding selnya mengandung ion negatif, zat
warna (nigrosin) yang bermuatan negatif tidak akan mewarnai sel tetapi yang terwarnai adalah
lingkungan luarnya saja (Entjang, 2003).

TINJAUAN PUSTAKA

Hadiutomo. 1990.Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Lay, Bibiana.W.1994. Analisis Mikroba di Laboratorium .Jakarta : Rajawali.

Pelezar,chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Yogyakarta: Gajah Mada.

Waluyo. L, 2007. Mikrobiologi Umum . Jakarta: Balai Pustaka.


UJI KATALASE

HASIL

Hanum Tri W
Lathifah Rahma
Rigita Sukmarini M

Eveline Cristy R

Pembahasan

Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji.
Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan
O2. Enzim katalase penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan
pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Beberapa bakteri
diantaranya memproduksi katalase lebih banyak daripada yang lain. Ini ditunjukkan dengan jumlah
yang banyak pada bakteri aerob. Sedangkan bakteri anaerob obligat tidak memproduksi enzim
katalase karena mereka tidak memerlukan enzim tersebut untuk mendapatkan oksigen.
Bakteri katalase positif bisa menghasilkan gelembung-gelembung oksigen karena adanya
pemecahan H2O2 (hidrogen peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri.
Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri, dimana hasil respirasi
tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu
sendiri. Oleh karena itu, komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat toksik lagi.
Bakteri katalase negatif tidak menghasilkan gelembung-gelembung. Hal ini berarti H2O2 yang
diberikan tidak dipecah oleh bakteri katalase negatif, sehingga tidak menghasilkan oksigen. Bakteri
katalase negatif tidak memiliki enzim katalase yang menguraikan H2O2.

Mekanisme enzim katalase memecah H2O2 yaitu saat melakukan respirasi, bakteri
menghasilkan berbagai macam komponen salah satunya H2O2. Bakteri yang memiliki kemampuan
memecah H2O2 dengan enzim katalase maka segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik
H2O2 yang dihasilkannya sendiri. Bakteri katalase positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan
O2 dimana indikator yang menunjukkan adanya aktivitas katalase tersebut adalah adanya
gelembung-gelembung oksigen seperti pada percobaan yang telah dilakukan.

Dari pengamatan pada bakteri jamu kunyit asam didapatkan hasil bahwa bakteri kunyit
asam menghasilkan katalase.

TINJAUAN PUSTAKA

Taringan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud.


Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai