Anda di halaman 1dari 5

Mutual Induktansi Kawat Hantar Listrik

Mohammad Rizki Anindita dan Jodhi Antono


mohammadrizkia@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Intisari
Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang induktansi
timbal balik antara 2 kawat penghantar (mutual inductance)
yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Berdasarkan
fungsinya, mutual inductance penggunaannya banyak
diterapkan dalam berbagai peralatan listrik, seperti dalam
penggunaan trafo yang menstransformasikan nilai tegangan.

Keywords--- Self Inductance, Mutual Inductance, Aplikasi


Mutual Inductance

I. PENDAHULUAN
Sebelum menuju pembahasan tentang induktansi timbal Gambar 1.1 Fluksi magnetic pada kumparan yang dibangkitkan karena
balik antara 2 kawat pengahantar, perlu diketahui Induktansi adanya arus yang mengalir oleh tegangan bolak-balik.
adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan
timbulnya potensial listrik secara proporsional terhadap arus Gambar di atas memperlihatkan sebuah kumparan dengan
yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut banyak belitan N. Bilamana arus i mengalir melalui kumparan
sebagai induktansi sendiri. Sedang apabila potensial listrik tersebut, maka disekeliling kumparan akan timbul fluksi
dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari magnetik . Apabila arus berubah melewati suatu kumparan
rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama. Induktansi atau solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam
itu sendiri muncul karena adanya medan magnet yang kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang
ditimbulkan oleh arus listrik. berlawanan.
Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks.
Jika arus yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks
II. ISI magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus yang
berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan
A. Induktansi Sendiri (Self-Inductance) arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi VL
sebanding dengan laju perubahan arus yang dirumuskan :

Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau VL = L di/ dt


komponen yang menyebabkan timbulnya ggl di dalam
rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati Dimana:
rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang VL = Tegangan Induksi dalam Volt
melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan secara L = Nilai Induktansi dalam Henry
magnetis (induktansi bersama atau mutual inductance). Pada di/dt = Laju Perubahan Arus terhadap Waktu
kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada perubahan
medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl. Apabila
dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif
sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut
menunjukkan bahwa ggl yang dihasilkan berlawanan dengan
akan timbul medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang
perubahan arus. Konstanta kesebandingan L disebut
mengalir besarnya berubah-ubah terhadap waktu akan
induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki
menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu.
satuan henry (H), yang didefinisikan sebagai satuan untuk
Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu
menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup
sendiri, sehingga di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi
yang menghasilkan ggl satu volt bila arus listrik di dalam
yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri
rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere
dinamakan ggl induksi diri.
per detik.
B. Induktansi Bersama (Mutual Inductance)

Apabila dua kumparan yang berdekatan satu sama lainnya,


seperti gambar 1.2, perubahan arus pada salah satu kumparan
akan menginduksi ggl pada kumaran yang lain. Menurut
hukum Faraday, ggl 2 yang diinduksi ke kumparan 2
sebanding dengan laju perubahan fluks yang melewatinya.

Gambar 1.3 Induktansi Timbal Balik (Mutual Inductance) pada kumparan


N2 oleh Kumparan N1

Supaya lebih sederhana maka diasumsikan kumparan N2


tidak dialiri arus. Apabila kumparan N1 dialiri arus, maka
pada kumparan N1 tersebut akan timbul fluksi 1, dimana
fluksi ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu fluksi 11 dan 12.
Fluksi 11 ini adalah fluksi yang hanya melingkupi kumparan
Gambar 1.2 Perubahan arus di salah satu kumaran akan menginduksi arus N1 itu sendiri, sedangkan fluksi 12 adalah fluksi yang
pada kumparan yang lain.
berasal dari kumparan N1 yang melingkupi kumparan N2.
Karena fluks sebanding dengan arus yang melewatin Maka besar fluksi yang timbul pada kumaran N1 sebesar :
kumparan 1, 2 harus sebanding dengan laju perubahan arus
pada kumparan 1, di1/dt. Sehingga dapat ditulis : 1 = 11 + 12
walaupun kedua kumparan ini secara fisik terpisah, akan
2 = -M di1 tetapi kedua kumparan tesebut dapat dikatakan terhubung
dt secara magnetik. Adapun fluksi-fluksi yang ada pada
kumparan N1, disebabkan oleh karena adanya arus i1 yang
dimana konstanta pembanding M, dinamakan induktansi mengalir pada kumparan N1, yang mana fluksi ini akan
besama. (Tanda minus muncul karena hukum Lenz). menimbulkan tegangan induksi V1 pada kumparan N1 sebesar
Induktansi Bersama memiliki satuan V . det /A = .det, yang :
dinamakan henry (H), mengikuti nama Josep Henry : 1H =
1.det. Nilai M tergantung pada ada atau tidaknya besi, dan V1 = L1 . di1/dt
padabentuk konfigurasi kumparan-kumparan tersebut : yaitu,
pada ukuran kumparan, jumlahnya lilitan, da jarak pisahnya. Dimana :
Jika melihat pada situasi kebalikannya-perubahan arus di
kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1-konstanta
proporsionalitasnya, M, akan memiliki niali yang sama. L1 = N1. d1/dt

1 = -M di2 Selanjutnya apabila diasumsikan pada kumparan N2


dt dialiri arus listrik, seperti gambar berikut :
Bilamana salah satu kumparan (N1) dialiri oleh arus akan
timbul fluksi magnetik, dimana fluksi ini ada yang merambat
ke kumparan satu yang lainnya (N2), yang mana fluksi yang
merambat ke kumparan tersebut (N2) akan menimbulkan
tegangan pada kumparan (N2) peristiwa ini sering disebut
sebagai tegangan induksi, maka fenomena di atas dikenal
dengan induksi timbal balik (mutual indutance) seperti yag
digambarkan berikut :
yang masing-masing dapat direpresentasikan dengan sebuah
model yang memiliki induktansi mutual. Kedua divais ini
disebut sebagai transformator, sebuah istilah yang dapat kita
definisikan sebagai suatu rangkaian yang memiliki dua atau
lebih koil yang dengan sengaja dibuat agar terkopel secara
magnet.

Transformator adalah sebuah contoh dari induktansi


bersama dimana hubungan antara kedua kumparan
dimaksimalkan sehingga hampir seluruh garis fluks melewati
kedua kumparan.
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC).
Gambar 14 Induktansi Timbal Balik (Mutual Induktansi) pada kumparan N1 Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
oleh kumparan N2.
pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan
kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi
Apabila kumparan N2 dialiri arus i2, maka pada kumparan yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan.
N2 ini timbul fluksi 2, dimana fluksi ini terbagi menjadi dua
Transformator umumnya digunakan untuk meningkatkan
bagian yaitu 22 dan 21. Fluksi 22 adalah fluksi yang atau menurunkan tegangan arus bolak balik. Pada prinsipnya
hanya melingkupi N2 sedangkan fluksi 21 adalah fluksi transformator bekerja berdasarkan induktansi bersama (mutual
yang bersasal dari kumparan N2 yang melingkupi kumparan inductance). Koil yang merupakan lilitan kawat yang
N1. Maka besar fluksi yang timbul pada kumparan N2 sebesar umumnya terdapat pada motor dan transformator merupakan
: induktor.

2 = 21 + 22
Adapun fluksi-fluksi yang ada pada kumparan N2,
disebabkan oleh karena adanya arus i2 yang mengalir pada
kumparan N2, yang mana fluksi ini akan menimbulkan
tegangan induksi V2 pada kumparan N2 sebesar :

V2 = L2 . di2/dt

Dimana :

L2 = N2. d2/dt

Pada analisa diatas maka dapat diketahui induktansi timbal Gambar 1.5 Transformator
balik terjadi apabila karena adanya tegangan induksi pada
suatu rangkaian, akibat adanya perubahan arus perwaktu pada Transformator memiliki dua lilitan, yakni lilitan primer dan
rangkaian lainnya. Hal ini merupakan sifat induktor, dimana lilitan sekunder. Lilitan primer dihubungkan pada sumber
pada suatu induktor akan terjadi tegangan induksi akibat arus sedangkan lilitan sekunder dihubungkan ke beban.
adanya arus yang merupakan fungsi waktu yang mengalir Seperti yang telah diketahui bahwa sebuah Induktor akan
pada induktor lain yang dekat dengannya memiliki reaktan induktif sebesar:

XL = 2 fL
III. APLIKASI DARI MUTUAL INDUKTANSI
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai
Pada beberapa peralatan listrik yang dibuat berdasarkan berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan
prinsip mutual induktansi, misalnya seperti transformator sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada
yang dipergunakan pada sistem tenaga listrik yang fungsinya kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
untuk mentransfer energi listrik dari suatu loop ke loop yang Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi
lainnya pada frekuensi tetap. dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga
Dalam mengaplikasikan pengetahuan mengenai kopling pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
magnet untuk mendeskripsikan dua divais praktis khusus,
Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance).

Gambar 1.7 Sebuah transformator linier yang mengandung sebuah sumber


pada sisi primer dan sebuah beban pada sisi sekundernya. Pada masing-
masing sisi juga terdapat parameter resistansi.

Pada Gambar 1.7 diperlihatkan sebuah transformator


dengan dua buah arus mesh-nya. Mesh pertama, yang
biasanya merupakan mesh yang mengandung sumber, disebut
sebagai primer, sementara mesh kedua, yang biasanya
merupakan mesh yang mengandung beban, disebut sebagai
sekunder. Induktor-induktornya dilabeli sebagai L1 dan L2
yang masing-masing dikenal juga sebagai lilitan primer dan
sekunder transformator. Diasumsikan transformator ini
sebagai transformator linier. Hal ini mengimplikasikan tidak
Gambar 1.6 Lilitan primer, lilitan sekunder dan inti besi lunak digunakannya material magnet (yang berpotensi
mengakibatkan munculnya relasi fluks-arus yang bersifat non-
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan linier). Namun demikian, tanpa material ini akan sulit untuk
jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu : memperoleh koefisien kopling yang cukup besar.
Transformator step up yaitu transformator yang
mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi B. Transformator Ideal
tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah Transformator Ideal merupakan suatu pendekatan untuk
lilitan primer (Ns > Np). transformator yang terkopel sangat erat yang koefisien
Transformator step down yaitu transformator yang koplingnya praktis sama dengan satu dan reaktansi induktif
mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi untuk sisi primer dan sekundernya sangat besar. Karakteristik
rendah, transformator ini mempunyai jumlah ini dapat didekati dengan baik oleh transformator inti besi
lilitan kumparan primer lebih banyak daripada dalam rentang frekuensi tertentu untuk nilai impedansi
jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). terminal yang berada dalam kisaran tertentu pula. Analisis
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang suatu rangkaian yang megandung transformator inti besi dapat
dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah: dilakukan secara cukup mudah dan sederhana dengan
Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder menggantikan transformator tersebut dengan sebuah
(Vs ~ Ns). transformator ideal.
Sebanding dengan besarnya tegangan primer
( VS ~ VP).
Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan
primer.

A. Transformator Linier

Suatu transformator dikatakan linier, apabila kumparan-


kumparan dililitkan pada material magnet yang linier
(material yang memiliki permebilitas magnet yang konstan,
misalnya udara, bakelit, kayu, plastik dan lainnya). Gambar 1.8 Sebuah transformator ideal dihubungkann degan impedansi
Transformator linier ini juga sering disebut dengan beban umum.
transformator dengan inti udara (air-core transformers), yang
banyak dipergunakan pada pesawat televisi dan radio.
Gambar 1.8 memeperlihatkan sebuah transformator ideal terjadi tegangan induksi akibat adanya arus yang merupakan
denganssebuahbeban dihubungkan pada sisi sekundernya. fungsi waktu yang mengalir pada induktor lain yang dekat
Sifat-sifat ideal transformator dapat diturunkan berdasarkan dengannya
beberapa konvensi atau perjanjian yaitu :
Penggunaan garis vertical diantara kedua buah
koil yang mengindikasikan adanya laminasi inti REFERENSI
besi pada transformator inti besi. [1] William H. Hayt, Jr., Jack E. Kemmerly, Steven M. Durbin,
Engineering Circuit Analysis, Erlangga, 2005.
Koefisien koplingnya adalah satu.
Keberadaan simbol 1:a menyatakan rasio atau [2] William H. Hayt, John A. Buck, Engineering Electromagnetics,
perbandingan lilitan N1 terhadap N2. Seventh Edition, Erlangga 2006.S.
[3] Nahvi Mahmood, Edminister Joseph, Electric Circuits Fourth Edition,
Erlangga 2004.

IV. KESIMPULAN (PENUTUP) [4] Umar Efrizon, Buku Pintar Fisika, Media Pusindo 2008.
Induktansi timbal balik ( mutual induktansi) terjadi apabila
[5] http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/pengertian-induktansi-
karena adanya tegangan induksi pada suatu rangkaian, akibat diri-dan-induktansi-bersama-contoh-soal-induktor-jawaban-gaya-
adanya perubahan arus perwaktu pada rangkaian lainnya. Hal gerak-listrik-ggl-kumparan-solenoida-toroida-energi-penerapan.Selasa,
ini merupakan sifat induktor, dimana pada suatu induktor akan 20 Oktober 2013, 20.40 Wib

Anda mungkin juga menyukai