BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Definisi
Neoplasia di definisikan sebagai perkembangan massa jaringan
abnormal yang tidak responsif terhadap mekanisme kontrol
pertumbuhan normal.
Neoplasma adalah suatu kelompok atau rumpun sel neoplastik.
Neoplasma Benigna mengacu pada sel-sel neoplastik yang tidak
menginvasi jaringan sekitar dan tidak bermetastasis.
Neoplasma Malignant mengacu pada sel-sel neoplastik yang
tumbuh dengan menginvasi jaringan sekitar dan bermetastasis
pada jaringan reseptif. (Tambayong Jan.2000)
Etiologi
Penyebab dari timbulnya neoplasma / tumor jinak ini adalah :
Kelainan Kongenital
Kelainan yang di bawa sejak lahir, benjolannya dapat berupa
benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul pada usia anak
bahkan terkadang muncul pada usia dewasa.
Hormon
Zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah
mengatur kegiatan alat tubuh dan selaput tertentu.
Infeksi
Gaya hidup
Karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
Klasifikasi
Neoplasma biasanya di klasifikasikan menurut asal selnya dan
apakah sel itu banigna atau malignan. Terminologi ini
menempatkan sel atau tipe jaringan asal sebagai bagian pertama
dari nama dan surfiks -oma (tumor) membentuk bagian ahir.
Dari pengertian di atas, tumor di bagi menjadi 2 golongan besar
yaitu tumor jinak (Benigna) dan tumor ganas (Malignant).
Berbeda dengan tumor ganas sel-sel tumor jinak tidak dapat
menyebarke bagian tubuh lainnya dan dapat hilang.
Manifestasi Klinis
Pada tahap awal perkembangan, neoplasma benigna dan
malignant asimtomatik. Massa sel secara sederhana tidak cukup
besar untuk mempengaruhi fungsi tubuh manapun. Sesuai
dengan peningkatan ukuran tumor, terjadi perubahan pada
fungsi. Saat neoplasma malignant bermetastasis, neoplasma itu
mempengaruhi fungsi tempat yang jauh dan mengganggu
keseimbangan biokimia dan nutrisi tubuh. Ada dua macam
manifestasi klinis pada tumor(neoplasma), yaitu :
Manifestasi lokal ; sifat dan simptomatologi lokal
bergantung pada lokasi neoplasma dan ukuran serta
kemampuannya memenuhi ruangan yang dikenainya.
Manifestasi sistemik ; neoplasma mempunyai efek sistemik
seperti juga lokal. Gejala ini (sindrom paraneplastik) meliputi
mual dan anoreksia, berat badan turun, letih lesu, anemia dan
infeksi.
Patofisiologi
Kelainan kongenital, genetic, usia, rangsangan fisik berulang,
hormon, infeksi, gaya hidup, dan karsinogenik
Pemeriksaan Penunjang
Dalam perjalanan penyakit tumor, ada beberapa cara untuk
mengetahuiada atau tidaknya tumor dengan melakukan
pemeriksaan, diantaranya :
Skrining
Laboratorium
Teknik Pencitraan (imaging)
Pemeriksaan Rontgent konvensional
Radiografi digital
Tomografi komputer (CT Scan)
Ekhografi
Skintigrafi
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tumor pada dasarnya sama, yaitu slaah satu
kombinasi dari beberapa prosedur berikut :
Pembedahan (operasi)
Pengobatan dengan hormon
Pendidikan Kesehatan
Hindari gaya atau perilaku hidup bebas (khususnya seks bebas)
dengan :
Berikan penyuluhan tentang bahaya seks bebas
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas diri (nama, alamat, jenis kelamin, agama, tempat
tanggal lahir, suku bangsa, dll)
Riwayat kesehatan sekarang : adanya benjolan atau massa
pada salah satu daerah sekitar tubuh.
Pemeriksaan fisik : ada benjolan pada salah satu bagian
tubuh, terasa nyeri, terdapat beberapa tahi lalat yang besar di
beberapa bagian tubuh dan terasa gatal, suara serak dan batuk
yang lama sembuh, adanya luka atau koreng yang lama untuk
sembuh, frekuensi BAK / BAB yang tidak biasa.
Riwayat Sosial : pasien dengan tumor jinak merasa khawatir
dengan keadaannya karena takut keadaan penyakitnya tersebut
akan lebih parah lagi, menjadi jarang bersosialisasi dengan orang
sekitar karena malu dengan keadaannya.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem
pertahanan tubuh.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian
agens radioterapi.
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan adanya
massa.
4. Mobilitas fisik, hambatan berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kerusakan saraf/otot.
5. Proses keluarga, perubahan berhubungan dengan terapi yang kompleks,
hospitalisasi/perubahan lingkungan, reaksi orang lain terhadap perubahan
penampilan.
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman
terhadap perubahan
status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang yang berarti,
krisis situasi atau krisis maturasi.