Anda di halaman 1dari 43

Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

BAB V

METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

5.1 Uraian umum

Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan

didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka

makin banyak pula pemikiran-pemikiran guna menyelesaikan masalah dalam

suatu proyek. Diperlukan metode-metode yang cocok dalam menyelesaikan

masalah didalam suatu proyek. Pengambilan metode yang digunakan juga harus

mempertimbangkan banyak aspek yang akhirnya dipilih metode yang paling

efisien dan pas yang digunakan dalam menyelesaikan proyek tersebut. Pada bab

ini, akan diuraikan beberapa metode umum yang digunakan oleh kontraktor untuk

menyelesaikankan beberapa unit pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan

struktur.

5.2 Pekerjaan persiapan meterial proyek

Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan,

karena kumpulan berbagai macam material itulah yang membentuk suatu struktur

yang diinginkan. Karena itu, pasokan material yang berkualitas tinggi akan dapat

menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, kekakuan, dan

kestabilan.

VI - 1

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Selain itu faktor kelancaran pengadaan material akan membantu penyelesaian

struktur secara tepat waktu. Bahan-bahan yang digunakan dalam proyek ini adalah

sebagai berikut :

5.2.1 Bahan bekisting

Bekisting adalah suatu cetakan konstruksi yang berfungsi untuk bangunan beton

yang memberikan hasil sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Bekisting

bersifat sementara, dalam arti pada waktunya akan dilakukan pekerjaan

pembongkaran. Ukuran yang digunakan pada pembuatan bekisting adalah ukuran

yang dihitung dari tepi luar bangunan konstruksi beton yang akan dibuat.

Berikut spesifikasi bahan bekisting proyek Pejaten Park Resindence :

A. Kolom

1. Baja

2. Sistem

- Besi holo 100 / 50

- Sabuk kolom UNP 100 / 50

- Bracing

B. Balok

1. konvensional

- Plywood 12 mm

- Kayu kaso borneo ukuran 5 / 7 dan 6 / 12

2. Sistem

- Besi holo 50 / 100

- Plywood 12 mm
` V-2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

C. Slab

1. konvensional

- Plywood 12 mm

- Kayu kaso borneo ukuran 5 / 7 dan 6 / 12

2. Sistem

- Besi holo 50 / 100

- Plywood 12 mm

D. Tangga

1. konvensional

- multiplex film 12 mm

- Kayu kaso borneo ukuran 5 / 7 dan 6 / 12

2. Sistem

- Besi holo 50 / 50

- Multiplex film 12 mm

` V-3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

5.2.2 Bahan pembetonan beton readymix

Penggunaan beton readymix memiliki banyak keuntungan karena beton ini lebih

praktis tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, cepat dalam pengadaannya, dan

mutu yang dihasilkan lebih terjamin. Sebelum dimulainya pekerjaan pihak owner

menentukan perusahaan beton readymix yang akan digunakan. Setelah itu pihak

konsultan akan mengecek perusahaan mana yang mutu dan kualitasnya dapat

memenuhi syarat dan kriteria yang telah ditentukan. Dalam proyek pekerjaan ini

beton readymix disediakan oleh PT. Adhimix dan PT. Holcim, karena perusahaan

inilah yang memenuhi kriteria mutu yang telah ditentukan oleh pihak konsultan.

Agregat yang digunakan pada campuran beton readymix harus memenuhi syarat-

syarat yang telah ditentukan oleh PBI 1971. Untuk semen yang digunakan juga

merupakan Portland Cement jenis 1 yang memenuhi syarat-syarat :

1. Peraturan Portland Cement Indonesia ( NI.8-1972 ).

2. Peraturan beton Indonesia ( NI.2-1971 ).

3. Mempunyai sertifikat uji.

Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersumber dari air tanah yang

diperoleh dari sumur dewatering. Syarat air yang diperbolehkan adalah apabila

hasil adukan dibandingkan dengan adukan yang menggunakan air suling kekuatan

betonnya tidak boleh lebih dari 10%.

` V-4

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

a. Portland Cement

Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah

berhubungan dengan air. Semen merupakan hasil industri yang sangat

kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen

yang digunakan adalah semen Portland (Portland Cement).

Dalam proyek ini terdapat beberapa ketentuan mengenai semen yang

digunakan, yaitu: Portland Cement yang digunakan harus dari mutu

terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus

memenuhi persyaratan yang ditentukan.

b. Agregat halus (pasir)

Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami

dari batuan-batuan atau yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan

harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Agregat halus tidak

boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % dan tidak mengandung bahan

organis yang dibuktikan dengan percobaan warna dari abrems harder

dan memenuhi persyaratan gradasi seperti pada PBI 1971.

c. Agregat kasar (kerikil)

Agergat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari

batuan-batuan atau yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan

terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Pada umumnya

agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.

Agregat kasar tidak boleh mengadung lumpur lebih dari 1% (terhadap

berta kering), mengandung butir pipih lebih besar dari 20 % dari

` V-5

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

seluruh berat agregat, mengandung zat-zat reaktif alkali, kehilangan

berat lebih dari 50 % dengan mesin penguas Los Angeles. Semua

persyaratan ini mengikuti ketentuan dalam PBI 1971.

d. Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung

minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-

bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan serta ketentuan

lain yang tercantum dalam PBI 1971.

e. Besi tulangan

Besi tulangan yang dipakai adalah besi ulir dan besi polos. Batangan-

batangan tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi tanda yang jelas

dan disimpan terpisah supaya tidak tertukar dalam pemakaiannya.

f. Kawat pengikat

Kawat pengikat yang digunakan harus terbuat dari baja lunak dengan

diameter 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak

bersepuh seng.

5.3 Metode pelaksanaan

Bangunan dari Pejaten Park Resindence terdiri dari 2 tower 4 sektor kerja di

setiap lantai. Waktu pelaksanaan 547 hari kalender (Tidak termasuk hari libur

Nasional)

Dengan siklus pengecoran sbb :

` V-6

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

- Bongkar Bekisting Kolom & Shearwall min 7 Jam setelah

pengecoran.

- Bongkar Bekisting Balok 14 Hari setelah pengecoran.

- Bongkar Bekisting Pelat 14 Hari setelah pengecoran.

- Bongkar Pipe Support Balok 21 Hari setelah pengecoran.

- Bongkar Pipe Support Pelat 21 Hari setelah pengecoran.

5.3.1 Pekerjaan bekisting

Sebelum memulai pekerjaan bekisting, maka dilakukan terlebih dahulu beberapa

langkah langkah sebagai berikut :

A. Ruang Lingkup

Sebelum dilaksanakan pekerjaan pembesian semua pihak agar benar-

benar terlebih dahulu mengetahui lingkup pekerjaan yang harus

dikerjakan dan spesifikasi material yang digunakan. Adapula lingkup

pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bekisting untuk pekerjaan balok

2. Bekisting untuk pekerjaan plat

3. Bekisting untuk pekerjaan kolom dan Shearwall

` V-7

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

B. Penyiapan Shop Drawing

Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, maka harus dibuat

gambar yang detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar

pelaksanaan atau shop drawing. Gambar pelaksanaan harus

menggambarkan :

1. Gambar tampak, harus dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis

material yang dipakai untuk system bekisting yang akan digunakan.

2. Gambar detail, harus dapat memberikan informasi mengenai ukuran

ukuran material, jarak pemasangan material tersebut dan detail

penempatan sambungan.

Semua gambar pelaksanaan harus mengacu pada gambar perencanaan

yang berstatus for construction spesifikasi dan risalah lelang. Gambar

tersebut harus sudah disetujui pemberi tugas. Sebelum diedarkan ke

lapangan serta gambar yang beredar merupakan gambar dengan revisi

terakhir.

C. Cara Pelaksanaan

Sistem penggunaan bekisting typical dapat dilihat pada gambar. Untuk

efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan bekisting, areal kerja

dibagi dalam 4 sektor.

D. Sistem Bekisting

1. Kolom dan shearwall

Bekisting dinding untuk kolom menggunkan baja.


` V-8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.1. Bekisting kolom

2. Balok dan Plat

Untuk bekisting plat dan balok menggunakan Plywood tebal 12 mm.

` V-9

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.2. Bekisting balok dan plat

3. Bongkar Bekisting

a. Pembongkaran Bekisting Kolom :

Pembongkaran bekisting pada kolom dilakukan setelah

pengecoran berumur 24 jam.

Pembongkaran dimulai dari clam kolom terlebih dahulu

sehingga tidak akan terjadi goyang pada kolom yang masih

muda. Setelah clam kolom lepas diturunkan dengan crane

kemudian pipa supportnya dilepaskan satu per satu dengan

hati-hati, terakhir baru dilepas panel kolomnya satu per satu.

b. Pembongkaran Bekisting Balok dan Plat :

Setelah pengecoran plat lantai dan balok, bekisting balok

dibongkar pada saat beton berumur 14 hari kemudian dan

diganti dengan reproping sampai dengan 21 hari setelah

` V - 10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

pengecoran. Untuk bekisting plat dibongkar 14 hari setelah

pengecoran kemudian diganti dengan reporping sampai

dengan 21 hari setelah pengecoran.

Pembongkaran dimulai dari pelepasan clam siku dan strut

dinding balok, hasil pembongkaran dirapikan untuk clam siku

dikumpulkan pada kotak yang sudah disediakan, sedangkan

stutnya dikumpulkan dan diikat dengan bendrat untuk dipakai

selanjutnya.

Pengendoran baut jack multi span pada daerah yang akan

dibongkar, pembongkaran dimulai dari pembongkaran multi

span secara hati-hati, setelah lepas dari tumpuan dinding balok,

multi span dipendekkan dan bautnya dikencngkan kembali

baru diturunkan satu per satu secara hati-hati.

Di sini perlu diawasi pembongkarannya jangan sampai ada

multi span yang rusak karena terbanting.

Setelah multi span lepas semua (pada daerah yang dibongkar,

dalam hal ini modul plat), pembongkaran dilanjutkan ke arah

dinding balok, setelah dinding balok terbongkar baru

dilanjutkan dengan pembongkaran pelat lantai.

c. Cara Pembersihan

Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, bekisting

dan besi yang sudah terpasang harus dibersihkan dari dari

kotoran, batu, potongan kayu, potongan besi dan lain-lain.

` V - 11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan air

compressor, disiram dengan air atau dengan cara lain.

5.4 Pekerjaan pembesian

Pekerjaan pembesian (reinforcing steel) dilaksanakan sesuai tahapan

sebagai berikut :

1. Fabrikasi Besi

Sebelum pelaksanaan fabrikasi besi, sebelumnya dibuat dulu schedule

rencana potong dan bengkok. Hal ini dilakukan untuk memperkecil

waste material besi.

Gambar 5.3. Pemotongan Tulangan

` V - 12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.4. Pembengkokan Tulangan

Sebelum besi di bawa ke lokasi pekerjaan, besi harus difabrikasi dulu

di workshop dimana pemindahan dari truck pengangkut besi ke

workshop dilakukan dengan alat bantu tower crane, sesuai dengan

dengan gambar rencana dan dipisahkan, diberi ukuran/tanda untuk

pekerjaan yang direncanakan. Untuk potong bengkok menggunakan

alat bar bender dan bar cutter. Setelah fabrikasi selesai, besi dibawa ke

lokasi pekerjaan untuk dilakukan penyetelan besi.

2. Stel Besi

Besi distel sesuai dengan gambar rencana / shop drawing dan

diikat dengan menggunakan kawat besi (bendrat). Potongan kawat

tidak boleh dibuang di area / lokasi yang akan dicor untuk menjaga

kebersihan lokasi. Pada saat pengikatan besi perlu diperhatikan

kekuatan ikatan tersebut supaya pada saat pengecoran ikatan besi

` V - 13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

tidak lepas. Tukang besi dan pekerja terbagi dalam grup-grup yang

dikoordinir oleh mandor dan pelaksana besi yang mempersiapkan bar

bending schedule yang merupakan terjemahan dari gambar kerja

struktur besi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pembesian ini antara

lain :

a. Penyimpanan besi harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga besi

tersebut tidak berhubungan langsung dengan permukaan tanah untuk

mencegah agar besi tidak menjadi berkarat. Hal ini dapat dilakukan

dengan memberikan ganjal kayu di bawah tumpukan besi.

b. Penyimpanan besi harus dipisahkan sesuai dengan ukurannya, untuk

memudahkan pada saat pengambilan besi untuk difabrikasi.

1. Metode pekerjaan pembesian pelat dan balok

I. BAHAN

1.1 Besi tulangan sesuai diameter yang dibutuhkan

1.2 Bendrat untuk pengikat tulangan.

1.3 Beton decking

II. TENAGA KERJA

2.1 Tukang

2.2 Surveyor / juru ukur

2.3 Pembantu surveyor

2.4 Pelaksana / Quality control


` V - 14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

2.5 Safety & K3

III. PERALATAN

3.1 Bar Cutter

3.2 Bar Bender

3.3 Genset

3.4 Gergaji Besi

3.5 Las Potong

3.6 Gerobak Langsir

3.7 Kunci Besi

3.8 Alat Pembengkok

3.9 Catut dan Meteran

IV. METODE PELAKSANAAN

4.1 Pekerjaan persiapan

4.1.1 Siap gambar kerja/shop drawing dan dipelajari.

4.1.2 Siap alat dan bahan.

4.1.3 Siap lahan/tempat penyimpanan bahan.

4.1.4 Buat Buistat dan dipelajari.

4.2 Pabrikasi

Besi dipabrikasi Sesuai buistat.

4.3 Pengelompokkan material siap pasang

Besi hasil pabrikasi dikelompokkan dilokasi pengelompokan sesuai

dengan ukuran dan jenis nya.

` V - 15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

4.4 Pemasangan dilapangan

4.4.1 Pembesian Balok

4.4.1.1 Besi tulangan pokok bagian atas dipasang dan

didukung / dilandasi dengan kayu yang

menopang di bekisting.

4.4.1.2 Begel dimasukkan ke tulangan pokok tersebut

sebanyak yang dibutuhkan dan

dipasang/dibendrat sesuai dengan jarak begel

yang diinginkan.

4.4.1.3 Besi tulangan pokok bagian bawah dimasukkan

dan diikat ke begel yang ada dengan bendrat.

4.4.1.4 Tulangan Pinggang-Pinggang extra disusulkan

sesuai dengan gambar dan dibendrat.

4.4.1.5 Beton decking ditempatkan dibawah tulangan

pokok bagian bawah.

4.4.1.6 Kayu penopang dilepas dan besi balok siap

digunakan.

4.4.2 Pembesian Pelat

4.4.2.1 Besi-besi pelat bagian bawah lapis 1 digelar

dilapangan, disusul dengan lapis 2 dan dibendrat

sesuai dengan jaraknya.

` V - 16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

4.4.2.2 Tulangan Pelat bagian atas lapis 2 digelar,

kemudian lapis 1, lalu diikat dengan bendrat

sesuai dengan jarak nya .

4.4.2.3 Memasang Tulangan kaki ayam pada jarak-jarak

tertentu (Secukupnya) 80 cm .

4.4.2.4 Memasang beton decking pada jarak-jarak

tertentu (Secukupnya).

4.4.2.5 Pembersihan sisa-sisa bendrat dilapangan.

Hal hal yang perlu diperhatikan :

a. Pemasangan tulangan harus memperhatikan panjang penyaluran tulangan

sesuai dengan ACI.

b. Lokasi penyimpanan besi sebelum/sesudah pabrikasi harus bebas dari air

untuk mencegah terjadinya proses perkaratan.

c. Jika ada shaft besar, perlu dikaji kembali perkuatan perkuatan besi disisi

keliling shaft.

` V - 17

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.5. Beton Decking pada Tulangan Pelat

Gambar 5.6. Penulangan Pelat dan Balok

` V - 18

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

V. FLOW CHART

1. Metode kerja pekerjaan pembesian kolom

I. BAHAN

1.1 Besi tulangan . Menggunakan besi tulangan yang panjang nya

sesuai dengan kebutuhan.

1.2 Begel. Ukuran disesuaikan dengan buistat.

1.3 Bendrat

` V - 19

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

1.4 Kayu pengait dan skur

II. TENAGA KERJA

2.1 Tukang

2.2 Surveyor/ Juru Ukur

2.3 Pembantu Surveyor

2.4 Pelaksana/ Quality Control

2.5 Safety & K3

III. PERALATAN

3.1 Bar cutter

3.2 Bar bender

3.3 Tang

3.4 Catut

3.5 Roll meter

3.6 Meteran

IV. METODE PELAKSANAAN

4.1 Pekerjaan Persiapan

4.1.1 Ada gambar kerja/ shop drawing

4.1.2 Mempelajari gambar kerja / Shop drawing

4.1.3 Buistat

4.1.4 Menyiapkan bahan, alat dan tenaga kerja

4.2 Pelaksanaan

4.2.1 Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting

4.2.2 Pasang sepatu kolom pada tulangan sengkak

` V - 20

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

4.2.3 Instal besi kolom ke dalam stek yang telah ada dengan

tower crane pada kolom yang direncanakan

4.2.4 Kencangkan besi kolom dan stek besi kolom dengan

menggunakan sengkak

4.2.5 Pasang unting-unting pada as kolom

4.2.6 Pasang bekisting kolom tempatkan sesuai dengan

marking yang ada.

4.2.7 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push

pull

Syarat Syarat lain :

Apabila terjadi overlapping, maka overlapping minimum ialah :

a. 40 D => Besi Ulir Lihat standard drawing

V. FLOW CHART

` V - 21

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.7. Penulangan kolom

Gambar 5.8 Tulangan kolom

` V - 22

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.9 Pengecekan tulangan balok

5.5 Pekerjaan pengecoran

A. Persiapan

Sebelum memulai pekerjaan pengecoran, semua bagian yang terlibat harus

terlebih dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan

dengan pekerjaan pengecoran harus didasarkan pada :

a. Spesifikasi

b. Gambar perencanaan

c. Risalah lelang

Lingkup pekerjaan pengecoran ini meliputi pengecoran :

a. Kolom

b. Pelat

c. Balok dan dinding

` V - 23

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

B. Penyiapan shop drawing

Untuk memudahkan pelaksanaan dilapangan, maka harus dibuat

gambar yang detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar

pelaksanaan atau shop drawing. Gambar pelaksanaan harus

menggambarkan :

a. Gambar denah, yang menggambarkan dimensi/ukuran balok,

kolom serta notasi penulangannya dan juga elevasi.

b. Gambar potongan harus dapat menginformasikan ukuran, detail

penulangannya, elevasi, mutu beton dan mutu besi yang dipakai.

c. Gambar skematik penulangan harus dapat menginformasikan

jenis, jumlah dan diameter besi serta jarak besi baik besi utama

maupun besi sengkang.

Semua gambar pelaksanaan harus mengacu pada gambar

perencanaan yang berstatus for construction spesifikasi dan

risalah lelang. Gambar tersebut harus sudah disetujui pemberi tugas.

Sebelum diedarkan ke lapangan serta gambar yang beredar

merupakan gambar dengan revisi terakhir.

C. Mempersiapkan bahan, tenaga kerja dan alat

Mempersiapkan bahan

` V - 24

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Material yang digunakan harus mendapatkan persetujuan terlebih

dahulu dari pemberi tugas atau konsultan. Jenis material yang perlu

mendapatkan persetujuan adalah sebagai berikut :

- Besi tulangan melalui tes tarik dan tes tekuk

- Beton melalui trial mix / job mix

Mempersiapkan peralatan yang dipakai

Peralatan yang dipakai untuk mengerjakan pekerjaan pengecoran

antara lain :

- Ember Cor

- Genset / Penerangan Kerja

- Concrete Bucket

- Alat Bekisting

- Vibrator

- Talang Cor

- Air Compressor

- Alat Bantu lainnya.

D. Pelaksanaan pengecoran

l. Penuangan beton

Untuk mendapatkan hasil beton yang baik maka cara penuangan

harus benar-benar yaitu :

` V - 25

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

a. Pengecoran dituang langsung dan atau dengan menggunakan

talang cor

b. Beton harus dituang vertikal dan sedekat mungkin dengan

bagian yang dicor

c. Beton tidak boleh dituangkan kedalam bekisting dengan jarak

yang tinggi (maksimum 1.50 m) karena akan menagkibatkan

segregasi. Apabila tinggi lebih dari 1.5 m, maka harus

memakai talang/cor/tremi.

d. Beton tidak boleh dicorkan pada saat hujan lebat tanpa

penutup di atasnya, karena air hujan akan menyebabkan

turunnya mutu beton

2. Pemadatan

Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang

benar juga merupakan faktor penting guna mencapai tujuan

pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yang benar yaitu :

a. Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis

struktur beton yang akan dicor dan jarak antar tulangan

terkecil.

b. Vibrator harus dapat dimasukan ke dalam jaringan/anyaman

besi beton dan harus diusahakan sedikit mungkin menempel

pada besi. Menggetarkan besi beton dapat menyebabkan

turunnya mutu beton. Dimana terjadi pengumpulan pasir

disekitar besi. Bahkan apabila besi digetarkan terus-menerus

` V - 26

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

dapat menyebabkan retak atau terjadinya rongga antar besi dan

beton yang telah mengeras rongga ini dapat menyebabkan

korosi pada tulangan.

c. Tidak boleh meletakan kepala vibrator terlalu lama dalam

beton karena akan menyebabkan segregasi dan bleeding

terutama untuk beton dengan slump tinggi. Lama penggetaran

cukup antara 10 s/d 15 detik.

d. Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, karena

apabila bekisting bergetar akan terbentuk lapisan pasir lepas

dan juga dapat merusakan bekisting. Jarak minimal kebekisting

adalah 10 cm.

e. Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang

sama, karena dapat mengakibatkan rongga-rongga didalam

beton.

f. Vibrator harus dimasukan kedalam beton yang belum

terpadatkan secara tepat dan dicabut pelan-pelan. Kecepatan

memasukan vibrator diperlukan agar tidak sempat terjadi

pemadatan awal pada beton lapis atas sehingga menyulitkan

lolosnya udara dan air yang terperangkap di bawahnya.

Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan-pelan untuk

memberikan kesempatan vibrator menyalurkan secara penuh

energi pemadatan pada beton. Kecepatan pencabutan berkisar

antara 4cm/dt s/d 8 cm/dt.

` V - 27

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

g. Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk

memudahkan pengaturan sistem pemadatan dengan vibrator.

h. Untuk pengecoran struktur beton yang tinggi dan lebar, yang

paling efisien dibuat perlapis kurang lebih 50 cm perlapis.

Apabila tiap lapisan dibuat tebal akan menyulitkan udara dan

air keluar dari beton ketika digetarkan dengan vibrator.

Sebaliknya dengan lapisan yang terlalu tipis tekanan beton

tidak dapat mengimbangi pekerjaan vibrator.

i. Untuk menyambung lapisan bawah dengan lapisan diatasnya,

vibrator harus dimasukan sebagian (kira-kira 10 s/d 15 cm) ke

dalam lapisan di bawahnya agar tercipta lekatan yang monolik

padat dan meyatu.

j. Pada pengecoran pelat beton yang tipis, vibrator boleh

dimasukan ke dalam beton secara miring dalam hal ini vibrator

akan menyentuh besi tulangan, tetapi harus diusahakan sedikit

dan secepat mungkin.

1. Metode kerja pengecoran plat lantai dan balok

I. BAHAN

1. Concrete Fc 30 Mpa / K350

II. TENAGA KERJA

1. Juru ukur / Surveyor

2. Pembantu juru ukur

` V - 28

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

3. Pekerja

4. Quality control

5. Tenaga pembersihan

6. Safety & K3

III. PERALATAN

1. Alat Ukur : Waterpass, Theodolite, Benang,

Roll meter, Lot.

2. Alat Kerja Tukang : Sekop, Ember

3. Alat Test Beton : Cetakan Silinder, Kerucut Abrams

4. Alat Pengecoran : Concrete mixer, Concrete pump

Concrete Vibrator, Talang Cor,

Compressor

5. Perlengkapan : Lampu, Selang, Palu besi 8 kg dan

palu besi 1 kg

IV. METODE PELAKSANAAN

a. Pekerjaan persiapan

a. Mempelajari shop drawing

b. Mempelajari tenaga kerja, alat kerja dan bahan yang

akan diperlukan.

b. Pelaksanaan

` V - 29

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

a. Lokasi Pengecoran kemudian dibersihkan kotoran

kotoran terlebih dahulu menggunakan air

compressor

b. Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang

disyaratkan

c. Test slump dengan kerucut Abrams oleh tim

pengawas lapangan

d. Pembuatan silinder beton untuk test setiap volume

beton yang disyaratkan.

e. Pengecoran pelat lantai dilakukan menggunakan

concrete pump. Beton yang akan dituang harus

ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi

pengecoran dalam posisi lapisan horizontal, kira-

kira setinggi 30 cm

f. Selama pengecoran dilakukan pemadatan

menggunakan vibrator untuk mencegah timbulnya

rongga-rongga kosong dan beton yang keropos.

g. Setelah beton dituangkan ke lokasi pengecoran,

beton disebarkan pada sebagian area pelat lantai dan

kemudian permukaan pelat lantai diratakan, setelah

diratakan permukaan pelat lantai kemudian

dihaluskan.

` V - 30

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

h. Selesai Pengecoran harus diadakan perawatan beton

(curing) dengan cara disiram air atau karung goni

yang sudah dibasahi selama 5 hari.

V. FLOW CHART

` V - 31

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.10 Pengecoran plat lantai

2. Metode kerja pengecoran kolom

l. BAHAN

1.Concrete Fc 35 Mpa / K400

II. TENAGA KERJA

1.Juru ukur / Surveyor

2. Pembantu juru ukur

3. Pekerja

4. Quality control

5. Tenaga pembersihan

6. Safety & K3

` V - 32

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

III. PERALATAN

1. Alat Ukur : Waterpass, Theodolite, Benang, Roll

meter, Lot.

2. Alat Kerja Tukang : Sekop, Ember

3. Alat Test Beton : Cetakan Silinder, Kerucut Abrams

4. Alat Pengecoran : Concrete mixer, Concrete pump, Concrete

Vibrator, Talang Cor, Compressor

5. Perlengkapan : Lampu, Selang, Palu besi 8 kg dan

palu besi 1 kg

II. METODE PELAKSANAAN

a. Pekerjaan persiapan

a. Mempelajari shop drawing

b. Mempelajari tenaga kerja, alat kerja dan bahan yang

akan diperlukan.

b. Pelaksanaan

6. Lokasi Pengecoran kemudian dibersihkan kotoran kotoran

terlebih dahulu menggunakan air compressor

7. Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang

disyaratkan

8. Test slump dengan kerucut Abrams oleh tim pengawas

lapangan

9. Pembuatan silinder beton untuk test setiap volume beton yang

disyaratkan.

` V - 33

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

10. Pengecoran pelat lantai dilakukan menggunakan concrete

bucket. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat

mungkin pada lokasi pengecoran dalam posisi lapisan

horizontal, kira-kira setinggi 30 cm

11. Selama pengecoran dilakukan pemadatan menggunakan

vibrator untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan

beton yang keropos.

12. Setelah beton dituangkan ke lokasi pengecoran, beton

disebarkan pada sebagian area pelat lantai dan kemudian

permukaan pelar lantai diratakan, setelah diratakan permukaan

pelat lantai kemudian dihaluskan.

13. Selesai Pengecoran harus diadakan perawatan beton (curing)

dengan cara disiram air atau karung goni yang sudah dibasahi

selama 5 hari.

Gambar 5.11 Pembersihan area pengecoran dengan air compressor

` V - 34

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.12 Penuangan beton ready mix ke concrete bucket

Gambar 5.13 Pengecoran kolom dengan concrete bucket

3. Metode kerja slump test

I. BAHAN

Beton yang digunakan untuk pengecoran di lapangan.

II. TENAGA KERJA

` V - 35

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

2.1 Pekerja

2.2 Pengawas lapangan / Quality Control.

2.3 Tenaga Pembersihan.

2.4 Safety & K3

III. PERALATAN

3.1 Kerucut Abrams

3.2 Sekop

3.3 Batang Pemadat / Besi Beton

3.4 Sendok Semen

3.5 Mistar pengukur / meteran

3.6 Plat alas

3.7 Palu karet

IV. METODE PELAKSANAAN

Pembersihan alat-alat kerucut Abrams

Ambil adukan beton yang baru saja dikeluarkan dari truk mixer

Letakkan alat kerucut diatas pelat

Masukkan ke dalam kerucut lebih kurang 1/3 bagian nya lalu

dipadatkan dengan cara ditusuk dengan batang pemadat secara

merata sebanyak 25 kali

Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga,

penusukkan batang pemadat hanya untuk lapisan bersangkutan saja

dan tidak mengenai lapisan sebelumnya .

Ratakan permukaan atasnya dengan batang pemadat

` V - 36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Angkat kerucut tersebut dengan hati-hati dalam posisi tegak,

kemudian ditunggu selama lebih kurang 30 detik. Selanjutnya

diukur penurunan yang terjadi yaitu perbedaan antara tinggi awal

dengan tinggi akhir.

V. FLOW CHART

Gambar 5.14 Slump Test 12+/- 2


` V - 37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

5.6 Pembukaan bekisting

Cetakan beton baru boleh dibuka setelah beton mengeras. Beton biasa dianggap

mengeras apabila sudah mencapai kurang 70% dari kekuatan karateristiknya,

yaitu umumnya 7 hari setelah pengecoran dilaksanakan. Setelah umur 7 hari

tersebut, panel-panel bekisting balok sudah boleh dibuka, namun scaffolding

masih harus dipasang, yang berarti bekisting untuk pelat lantai, balok, masih

belum dibuka. Baru setelah 21 hari atau 2 lantai berada diatasnya, yang sudah

mencapai sekitar 90% dari kekuatan karateristiknya.

Bongkar Bekisting Kolom & Wall 7 Jam setelah pengecoran.

Bongkar Bekisting Balok 14 Hari setelah pengecoran (Boleh dibongkar

lebih cepat bila menggunakan system reproofing).

Bongkar Bekisting Pelat 14 Hari setelah pengecoran (Boleh dibongkar

lebih cepat bila menggunakan system reproofing).

Gambar 5.15Pembongkaran bekisting kolom, balok dan pelat

` V - 38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Bongkar Reproof Balok 21 Hari setelah pengecoran.

Bongkar Reproof Pelat 21 Hari setelah pengecoran.

Gambar 6.16 Reproof pada Balok dan Pelat

5.5 Perawatan beton (curing)

Perawatan beton dapat diartikan semua kegiatan yang bertujuan agar struktur

tetap memenuhi atau mempunyai keadaan yang baik. Pada hari-hari pertama

selama 5 x 24 jam setelah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh

terganggu terutama oleh getaran-getaran, lantai tidak boleh digunakan untuk

penimbunan bahan/ barang ataupun untuk melakukan kegiatan kerja dengan

beban berat. Selain itu, permukaan beton yang masih basah harus dijaga dan

dilindungi dari air hujan yang dapat menyebabkan terbukanya permukaan yang

masih lunak. Untuk mencegah terjadinya kekurangan air yang diperlukan untuk

pengerasan beton, maka pada siang hari kira-kira selama satu minggu atau lebih

permukaan beton harus selalu disiram air. Hal ini dilakukan untuk mencegah

` V - 39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

penguapan air yang berlebihan yang dapat menyebabkan penyusutan yang besar

sehingga dapat mengurangi kekuatan beton dan menimbulkan retak-retak.

1. Metode kerja curing balok dan pelat

I. BAHAN

1. Curing chamichal Compon (antisol)

II. TENAGA KERJA

1. Pekerja

2. Quality Control

3. Tenaga Pembersihan

4. Safety & K3

III. PERALATAN

1. Selang

2. Pompa semprot

IV. METODE PELAKSANAAN

1. Mempersiapkan tenaga kerja, alat kerja, dan bahan yang akan

diperlukan.

2. Curing beton dilakukan setelah beton setting

3. Proses Curing beton plat dan balok dilaksanakan 1 kali

menggunaka curing camichal compon dengan cara penyemprotan

air compon dipermukaan beton.

4. Jika terjadi hujan maka tidak perlu dilakukan pekerjaan

penyiraman beton plat dan balok.

` V - 40

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

2. Metode kerja curing kolom

I. BAHAN

1. Air Compon ( antisol)

II. TENAGA KERJA

1. Pekerja

2. Quality control

3. Tenaga pembersihan

4. Safety & K3

III. PERALATAN

1. Selang

2. Pompa air

IV. METODE PELAKSANAAN

1. Mempersiapkan tenaga kerja, alat kerja, dan bahan yang akan

diperlukan.

2. Curring beton dilakukan setelah bongkar bekisting

3. Proses curing beton kolom dilaksanakan dengan cara

penyemprotan air compon di permukaan beton secara merata

(dengan menggunakan alat sprai).

4. Jika terjadi hujan maka tidak perlu dilakukan pekerjaan

penyiraman beton kolom

` V - 41

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

Gambar 5.17 Proses curing pada kolom dan shearwall

` V - 42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab V Metode Pelaksanaan Struktur Atas

GAMBAR 5.18 : FLOW CHART PEKERJAAN STRUKTUR

` V - 43

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai