Anda di halaman 1dari 7

SILABUS FILSAFAT PANCASILA

I. Tujuan Instruksional

Terkuasainya secara akademik: (1) pengertian, kedudukan, dan fungsi ideologi dalam
seluruhan kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta proyeksinya pada ideologi
Pancasila; (2) proses refleksi filsafati sila-sila dari Pancasila dalam rangka identifikasi
serba konsep dan interrelasi antarkonsep yang terkandung di dalamnya.

II. Pokok Bahasan

1. Pengertian Ideologi

a. Konsep Original Pengertian Ideologi


b. Pengertian Ideologi yang Didiskreditkan Dunia Barat dan Perkembangan
Persepsi mengenai Ideologi
c. Ideologi Politik, Filsafat Politik, dan Teori Politik yang bertujuan
terpahaminya perbedaan antara ketiga konsep tersebut dalam rangka
mendapatkan pengertian ideologi yang jernih
d. Karakteristik Ideologi
e. Fungsi Ideologi
f. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup

2. Ideologi Pancasila

a. Pengertian dan definisi sendiri (dideduksi dari Pembukaan Undang-Undang


Dasar 1945 dan abstraksi dari berbagai dialog antarpara pendiri negara dalam
forum BPUPKI tahun 1945)
b. Hubungan Hirarkis antara Filsafat dan Ideologi, in casu antara Filsafat
Pancasila dan Ideologi Pancasila

3. Dasar-Dasar Filsafat

a. Pengertian Filsafat
b. Filsafat dan Ilmu
c. Filsafat dan Agama
d. Apakah filsafat itu berguna?
e. Tema Filsafat
(1) Persoalan Kosmologik (Fokus I)
(2) Persoalan Ontologik
(3) Filsafat Kejiwaan dan Pikiran (Philosophy of Soul and Mind)
(4) Teori tentang Pengetahuan
(5) Nilai-Nilai Luhur Kehidupan (The Higher Values of Life)

1
4. Filsafat Pancasila

a. Metoda Fenomenologik (Edmund Husserl)


Kebenaran itu apa? (Diskusi Kelompok-Forum)
b. Refleksi Filsafati: menggunakan metoda fenomenologik dalam rangka
mengidentifikasi konsep-konsep yang terkandung di dalam tiap sila dari
Pancasila dan interrelasi antarkonsep antarsila.

(1) Refleksi Sila I


Teridentifikasi konsep:
(a) Mantikan Eksistensi Alam Semesta (the logic of universal existance)
yang dapat disingkat MEAS
(b) Tiga Tesis-Ontologik yang terkandung di dalam MEAS
i. Tesis I : Teori tentang Eksistensi
ii. Tesis II : Teori tentang Ada
iii. Tesis III : Teori tentang Kebenaran

(2) Refleksi Sila II


Teridentifikasi konsep:
Siapa manusia itu?:
Manusia adalah manusi individu sekaligus mahluk sosial.
Dari konsep manusia ini secara deduktif teralir beberapa konsep:
(a) interrelasi antarmanusia dan antara manusia dan lingkungannya:
saling-tergantung.
(b) Interaksi antarmanusia dan lingkungannya: saling-memberi (dalam
tataran tataran budaya, dikenal, dengan paham: kekeluargaan).

(3) Refleksi Sila III


Teridentifikasi konsep:
(a) Interrelasi antara manusia dan fenomen lain berwujud loyalitas
manusia kepada lingkungan.
(b) Loyalitas manusia kepada lingkungan dimulai dari loyalitas kepada
Tuhan, berjenjang ke atas dan berpuncak pada loyalitas kepada Tuhan.
(c) Kebangsaan Indonesia yang tersusun oleh loyalitas manusia secara
berjenjang: dari loyalitas kepada Tuhan, berjenjang loyalitas kepada
keluarga, loyalitas kepada sukubangsa, loyalitas kepada bangsa,
loyalitas kepada umat manusia, dan berpuncak pada loyalitas kepada
Tuhan.

(4) Refleksi Sila IV


Teridentifikasi konsep:
(a) Masyarakat: relasi saling-tergantung antara masyarakat dan warganya
melahirkan relasi saling memelihara eksistensi pihak yang lain.
(b) Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk saling-memberi informasi
antara warga dan masyarakat, melalui proses integrasi dua tingkat,
yang oleh para pujangga leluhur dirumuskan menjadi: kerakyatan

2
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarakat
perwakilan.
(c) Bentuk saling-bemberi informasi antara negara dan rakyat tersebut,
sekaligus mengungkapkan bahwa ia merupakan faham demokrasi.

(5) Refleksi Sila V


Teridentifikasi konsep:
(a) Kewajiban dan Hak Manusia (KHM)
(i) Secara alami yang original adalah kewajiban, sedangkan hak
adalah derivat dari kewajiban.
(ii) Hakikat dari hak adalah relasi, bukan barang-jadi.
(iii) Baik kewajiban maupun hak tidak bersifat asasi.
(b) Keadilan yang berciri empat:
(i) Subyeknya jamak, berinteraksi serentak.
(ii) Bahan baku dari keadilan adalah hasil tunaian kewajiban dari
para subyek.
(iii) Sifat keadilan adalah fungsional.
(iv) Melalui relasi satu-banyak, keadilan sosial tiap saat terwujud.
(c) Interrelasi antarkonsep yang terkandung di dalam kelima sila terangkai
oleh tiga tesis ontologik yang terkandung dalam MEAS, membentuk
sistem Filsafat Pancasila.

5. Debat tentang Isu Matinya Ideologi

a. Karl Marx : prediksi tentang akan matinya ideologi.


b. Edward Shilss : zaman politik-ideologi telah lewat.
c. Daniel Bell : ideologi telah mati.
d. Henry Aiken : ideologi tidak mati.
e. Mustafa Rejai : emergence, decline, and resurgence of ideology.
f. Mustafa Rejai : ideologi sebagai strategi.
g. Pendapat sendiri :asal-mula dari ideologi adalah diri manusia; selama
manusia harus hidup bermasyarakat, ideologi tetap
dibutuhkan.
h. Pancasila dan dunia yang terjagad (terglobal).

6. Ideologi dan Metoda Berpikir

a. Postulat: tiap ideologi yang original, niscaya memiliki metoda-berpikir khas


dia (tersendiri).
b. Relasi heuristik antara: ontologi epistemologi metodologi.
o Ideologi Liberalisme dan Metoda Berpikir Analisis Kausal
o Ideologi Komunisme dan Metoda Berpikir Dialektika Materialis
o Ideologi Pancasila dan Metoda Berpikir Refletif-Teleologis yang juga
disebut Metoda Berpikir Integral

3
7. Metoda Berpikir Integral

a. Berlangsung melalui dua tahap:

(1) tahap persepsi (cerapan), dan


(2) tahap proses

b. Persepsi
(1) Definisi: persepsi adalah gambaran kejiwaan mengenai suatu obyek
yang ditangkap melalui perinderaan.
(2) Persepsi seseorang yang dipengaruhi:
(a) perspektif yang terungkap oleh jarak atau posisi.
(b) referensi yang dimiliki oleh pencerap, sebelum mempersepsi
obyek.
(c) skala amatan yang digunakan oleh pencerap

c. Pengertian Proses
(1) Definisi: ide benar adalah ide yang terbentuk oleh segenap informasi
yang dipancarkan oleh segenap relasi antarsegenap komponen yang
membentuk obyek.
(2) Rambu-pikir waktu mempersepsi obyek.
(3) Rambu-pikir untuk mendapatkan kepastian ide-benar.

d. Pengertian Proses

Yang dimaksudkan dengan proses adalah gerak refleksi pikiran secara alami
dari ide-benar ke telos.

e. Pengertian Reflektif
Yang dimaksud dengan reflektif adalah proses deduktif yang berlangsung pada
saat idea-benar kedua; ide-benar kedua melahirkan ide-benar ketiga dan
seterusnya, sampai terwujud telos.

f. Pengertian Telos

Yang dimaksud dengan telos adalah kearahan yang hendak dicapai.

8. Postulat Temuan Baru

Cita-cita intrinsik yang terkandung di dalam suatu ideologi bisa diwujudkan


menjadi kenyataan, hanya apabila menggunakan metoda-berpikir dari ideologi
yang bersangkutan

4
BAHAN BACAAN

Abdulkadir Besar. Untuk Mewujudkan Cita-cita Yang Terkandung Dalam Ideologi


Pancasila. Berpikir Integralistik Merupakan Keharusan Apriori Sekaligus
Kebutuhan Tak Terelakkan, Lemhannas: Jakarta, 1980.

-------. Berpikir Integralistik, Edisi ke-4 (perbaikan ) Jakarta: Lemhanas, 1987.

-------. Citanegara Persatuan dan Konsep Kekuasaan Serta Konsep Kebebasan, Orasi
Ilmiah Dies Natalis XXVI Universitas Pancasila, Jakarta, 1992.

-------. Ideologi dan Metoda Berpikir, Makalah untuk Kuliah Umum di Universitas
Dharma Agung, Medan, Mei 1987.

--------. Kewajiban dan Hak Manusia Yang Teralir Dari Filsafat Pancasila, Makalah
untuk Diskusi Panel Senggaraan Fakultas Filsafat UGM, di Yogyakarta, 11
Agustus 1992.

---------. PANCASILA refleksi filsafati, transformasi ideologik, niscayaan metoda


berpikir, Pustaka Azhary, Jakarta, 2005.

D.D. Rafhael. Problems of Political Philosophy. NJ: Humanities Press Int., Inc., Atlantic
Highiands, 1990.

Daniel Bell. The End of Ideology. New York: Collies Books, 1961.

Kenneth E. Boulding. The Meaning of The 20th Century.,New York: Harper & Row, 1964.

Mustafa Rejai. Political Ideologies: A Comparative Approach M.E Sharpe Inc, New
York, 1991.

Patrick Corbett. Ideologies: Philosophy at Work. London: Hutchinson & Co. Ltd, 1965.

Reo M. Christenson, et. Al. Ideologies and Modern Polities. London: Thomas Nelson &
Sons, Ltd., 1972.

Richard H. Cox, ed.. Ideology, Polities & Political Theory. California: Wodsworth
Publishing Coy, Inc., Belmont, 1969.

Thomas George White Patrick. Introduction to Philosophy. London: George Allen


Unwin, 1925.

5
9. Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

TATAP POKOK KOMPETENSI SASARAN METODA EVALUASI REFERENSI


MUKA BAHASAN DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
I Pengantar: gambaran umum perkuliahan memberikan beberapa konsep Ceramah/Diskusi
Penjelasan Silabus tentang hal-hal yang perlu atau pengertian, ruang lingkup
dan SAP dipersiapkan dalam me- perkuliahan, pokok bahasan,
nempuh kuliah ini. metoda pem-belajaran dan
diskusi.
II Dasar Filsafat pemahaman kepada maha- memberikan pemahaman ke- Ceramah/Diskusi
siswa tentang pengertian pada mahasiswa tentang
filsafat, ruang lingkup, relasi pengertian filsafat, ruang
filsafat dengan ilmu dan lingkup, relasi filsafat dengan
agama, serta tema-tema ilmu dan agama, serta tema-tema
filsafat. filsafat (persoalan ontologi,
aksiologi)
III Ideologi pemahaman kepada maha- memberikan pemahaman ke- Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
siswa tentang pengertian pada mahasiswa tentang
ideologi, fungsi ideologi, dan pengertian ideologi, fungsi
jenis-jenis ideologi ideologi, hubungan antara
filsafat dan ideologi, serta jenis-
jenis ideologi
IV Perkembangan pemahaman tentang per- memberikan pemahaman ten- Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
Ideologi kembangan ide-ologi. tang pendapat para pendiri
negara dan beberapa sarjana
tentang perkembangan ideologi.
V Transformasi pembahasan kepada para memberikan pembahasan kepada Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
Ideologik mahasiswa bahwa setiap para mahasiswa bahwa setiap
negara mempunyai filsafat negara mempunyai filsafat
negara. negara yang tertransformasi ke
dalam ideologi dan dituangkan
dalam politik pertama (kons-
titusi)
VI Pancasila sebagai pemahaman kepada maha- memberikan pemahaman kepada Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
Ideologi siswa bahwa dengan mahasiswa bahwa dengan
mempartikularitaskan mempartikularitaskan pengertian
pengertian ideologi (Patrick ideologi (Patrick Corbett)
Corbett) Pancasila memenuhi Pancasila memenuhi kualifikasi
kualifikasi sebagai ideologi sebagai ideologi negara sebagai-
negara mana terdapat dalam Alinea IV
Permbukaan UUD 1945
VII REKAPITULASI UJIAN TENGAH SEMESTER
VIII UJIAN TENGAH SEMESTER

6
IX Refleksi Sila I memberikan pemahaman ke- memberikan pemahaman ke- Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
pada mahasiswa agar dapat pada mahasiswa agar dapat
memahami serba konsep yang memahami serba konsep yang
teralir dari Sila I. teralir dari Sila I: MEAS dan
Tiga Tesis Ontologi.
X Refleksi Sila II pemahaman kepada maha- memberikan pemahaman ke- Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
siswa agar dapat memahami pada mahasiswa agar dapat
serba konsep yang teralir dari memahami serba konsep yang
Sila II. teralir dari Sila II tentang Siapa
Manusia menurut Pancasila dan
ideologi lain (seperti individual-
isme dan komunisme) serta
KHM
XI Refleksi Sila III pemahaman tentang serba memberikan pemahaman ke- Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
konsep yang teralir dari Sila pada mahasiswa agar dapat
III. memahami serba konsep yang
teralir dari Sila III, loyalitas
manusia kepada lingkungan,
bangsa, dan berpuncak pada
Tuhan.
XII Refleksi IV pemahaman tentang serba memberikan pemahaman ke- Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
konsep yang teralir dari Sila pada mahasiswa agar dapat
IV memahami serba konsep yang
teralir dari Sila IV: masyarakat
dan musyawarah untuk mufakat.
XIV Refleksi V pemahaman tentang serba memberikan pemahaman ke- Ceramah/Diskusi Abdulkadir Besar (2005)
konsep yang teralir dari Sila pada mahasiswa agar dapat
V. memahami serba konsep
keadilan sebagai interaksi antara
tertunaikan kewajiban dan
derivasinya menjadi hak.
XV Metoda Berpikir pemahaman tentang ideologi memberikan pemahaman ke- Ceramah/Diskusi Makalah tentang Abdulkadir Besar (2005)
original yang mempunyai pada mahasiswa bahwa setiap Transformasi
metoda berpikir sendiri. ideologi original mempunyai Pancasila ke PP,
metoda berpikir sendiri dengan FN, dan berbagai
menyandingkan metoda berpikir aspek kehidupan
yang diterapkan dalam ideologi berbangsa dan
individualisme (analisis-kausal), bernegara
komunisme (dialektika-historis-
materialisme), dan Pancasila
XVI REKAPITULASI UJIAN AKHIR SEMESTER

Anda mungkin juga menyukai