Artikel Petro Zona Acd Dan CCD
Artikel Petro Zona Acd Dan CCD
Sie. Petrologi
2015
Laboratorium Bahan Galian
Sie. Petrologi
2015
Terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, alga, foraminifera atau lainnya yang
bercangkang kapur. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari
batuan yang terbentuk lebih dahulu dan diendapkan disuatu tempat. Proses pertama
biasa terjadi di lingkungan laut litoral sampai neritik, sedangkan proses kedua
diendapkan pada laut neritik sampai laut balitial.
Sedimen dan batuan sedimen karbonat terdiri daripada CaCO3 dan MgCO3. Bahan ini
merangkumi sekurang-kurangnya 20 30% daripada keseluuhan batuan yang ada.
Batuan sedimen karbonat merupakan salah satu daripada batuan takungan utama untuk
bahan hidrokarbon (minyal dan gas).
Mineral utama yang membentuk sedimen dan batuan sedimen karbonat ialah;
Kalsit (Calcite) CaCO3 Low magnesium calcite (<4%) and high magnesium calcite
(>4%) still maintain
Pembentukan mineral karbonat tidak lepas dari kondisi air (tawar dan asin) dimana
batuan karbonat tersebut terbentuk. Walaupun mineral karbonat dapat terbentuk pada air
tawar dan laut, namun informasi banyak diperoleh dari kondisi air laut.
Terdapat variasi kedalaman laut (hingga ribuan meter) dimana mineral-mineral karbonat
dapat terbentuk, namun produktifitas terbentuknya mineral karbonat hanya pada
wilayah dimana cahaya matahari dapat tembus (Light saturation zone). Tingkat
produktifitas mineral karbonat paling tinggi yaitu pada kedalaman 0 20 meter
(Gambar 1) dimana cahaya matahari efektif menembus kedalaman ini.
Dolomit adalah mineral karbonat yang stabil dalam air laut dan dekat permukaan.
Dolomit menurut sebagian ahli merupakan batuan karbonat yang terbentuk oleh hasil
diagenesa batuan yang telah ada. Dengan demikian maka dolomit hanya umum
dijumpai pada daerah evaporasi atau transisi.Wilayah atau kedalaman dimana mineral
aragonit mulai melarut pada kedalaman sekitar 600 meter disebut lysocline dan pada
kedalaman sekitar 2000 meter merupakan zona dimana aragonit tidak terbentuk lagi
atau dikenal sebagai Aragonite Compensation Depth (ACD). Sedangkan mineral kalsit
mulai melarut pada kedalaman sekitar 3000 meter dan pada kedalaman sekitar 4200
meter tidak ditemukan lagi mineral karbonat atau disebut Calcite Compensation depth
(CCD) (Gambar 4).
Gambar 4 Diagram yang memperlihatkan posisi relatif mineral aragonit dan kalsit
terhadap kedalaman air laut dan tingkat solubilitas mineral yang ditunjukkan oleh garis
ACD dan CCD pada daerah tropis. Pembagian zona menjadi 4 zona yaitu zona
presipitasi (I), zona dissolusi parsial (II), zona dissolusi aktif (III) dan zona dimana tidak
ditemukan lagi mineral karbonat (IV).
Terjadinya perbedaan tersebut tidak hanya terjadi oleh karena perbedaan sinar matahari
yang bisa masuk tetapi juga disebabkan oleh temperatur air laut, kandungan Mg2+,
saturasi dari konsentrasi CO32- serta fisiologi biotanya (Tucker dan Wright, 1990).
Diagram yang diperlihatkan pada gambar 4 di atas secara berangsur berubah atau
mendangkal seiring dengan perubahan latitude, damana semakin ke arah kutup, maka
NAMA: IVAN DHERMAWAN
NIM : 111.140.081
PLUG : 11
Page 3
Page 3
Laboratorium Bahan Galian
Sie. Petrologi
2015
Laboratorium Bahan Galian
Sie. Petrologi
2015
zona-zona tersebut semakin mendangkal (Gambar 5). Perubahan tersebut terjadi oleh
perbedaan cahaya matahari yang bisa masuk kedalam air laut. Kedalaman air laut yang
bisa tertembus oleh sinar matahari semakin tinggi pada posisi dekat dengan equator atau
khatulistiwa. Oleh karena itu pada daerah-daerah equatorial merupakan wilayah yang
menjadi tempat berkembangnya terumbu modern yang baik. Sebaliknya zona yang
menjauh dari daerah equatorial maka kedalaman air yang dapat ditembus oleh cahaya
matahari semakin dangkal sehingga semakin kurang baik perkembangan terumbunya.
Gambar 5 Diagram yang memperlihatkan posisi relatif zona presipitasi (I), zona
dissolusi parsial (II), zona dissolusi aktif (III) dan zona dimana tidak ditemukan lagi
mineral karbonat (IV) terhadap latitude.
Khusus untuk daerah tropis, pembagian zona tersebut CCD mencapai kedalaman laut
sekitar 4500-an meter atau hingga laut dalam (deep sea). Jika zona- zona tersebut
diintegrasikan dengan panampang lingkungan pengendapan laut secara dua dimensi
(Gambar 6), maka zona dimana masih bisa ditemukan adanya mineral kalsit termasuk
kedalam laut dalam (deep sea) pada zona III.
DAFTAR PUSTAKA
http://belajar21tambang.blogspot.com/2012_11_01_archive.html. ( 09 04 20015 )
pukul ( 19 : 44 Wib )
http://kepalabatu43.blogspot.com/2011/02/mineralogi-batuan-karbonat.html. ( 09 04
2015 ), pukul ( 19 : 44 Wib )