Anda di halaman 1dari 8

Dalil Membaca Surat Yasin Untuk Orang Mati

Surat Yasin merupakan surat yang ke 36 yang terdiri dari 83 ayat


dalam al-Quran. Sebagaimana dalam surat lain yang memiliki
keutamaan dalam sabda-sabda Rasulullah Saw, surat Yasin juga sering
dianjurkan untuk dibaca oleh Rasulullah. Riwayat hadis tentang
keutamaan membaca Yasin sebagiannya adalah sahih, ada pula yang
hasan, dlaif dan maudlu' (palsu). Akan tetapi, karena Yasin adalah
sebuah surat yang diamalkan oleh warga NU dalam setiap tahlil dan
bahkan mereka hafal surat ini kendatipun mereka buta huruf Arab,
maka hal ini memancing reaksi berlebihan dari kelompok yang sejak
semula memang anti tahlil dengan mengungkap hadis-hadis palsu dan
dlaif dari surat Yasin, padahal hakekatnya mereka juga tahu bahwa
dalam fadilah Yasin juga banyak riwayat sahihnya. Diantaranya adalah
sebagai berikut:


3509 2464 )
10/257 2/159 3417
(2574
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa membaca Surat Yasin di malam hari seraya mengharap
rida Allah, maka ia diampuni" (HR al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman No
2464, al-Thabrani dalam al-Ausath No 3509, al-Darimi No 3417, Abu
Nuaim dalam al-Hilyat II/159, Khatib al-Baghdadi X/257 dan Ibnu
Hibban No 2574)
Hadis ini diklaim oleh banyak pihak sebagai hadis palsu, khususnya dibesarkan-besarkan oleh
kelompok yang anti tahlil karena hampir setiap acara tahlilan terlebih dahulu membaca Surat
Yasin bersama atau dibaca saat berziarah. Untuk membantahnya kami paparkan ke hadapan
mereka pendapat ulama dari kalangan mereka sendiri dan sekaligus dikagumi oleh mereka, yaitu
Muhammad bin Ali al-Syaukani. Ia berkata:


)

(302 / 1
"Hadis yang berbunyi: 'Barangsiapa membaca Surat Yasin seraya
mengharap rida Allah, maka ia diampuni' diriwayatkan oleh al-Baihaqi
dari Abu Hurairah secara marfu', sanadnya sesuai kriteria hadis
sahih. Juga diriwayatkan oleh Abu Nuaim dan Khatib (al-Baghdadi).
Maka tidak ada jalan untuk mencantumkannya dalam kitab-kitab
hadis palsu!" (al-Fawaid al-Majmu'ah I/302)
Begitu pula ahli hadis al-Fatanni berkata:


(80 / 1 )
"Hadis yang berbunyi: 'Barangsiapa membaca Surat Yasin di malam
hari, maka di pagi harinya ia diampuni dan barangsiapa membaca
Surat al-Dukhan di malam Jumat, maka di pagi harinya ia diampuni' Di
dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Zakariya yang memalsukan
hadis. Saya (al-Fatanni) berkata: Hadis ini memiliki banyak jalur
riwayat, yang sebagiannya sesuai kriteria hadis sahih yang
diriwayatkan oleh al-Turmudzi dan al-Baihaqi" (Tadzkirat al-Maudlu'at
I/80)1[1]
Bahkkan seorang ahli tafsir yang menjadi murid Ibnu Taimiyah, yaitu
Ibnu Katsir (yang tafsirnya paling sering dikaji oleh kelompok anti
tahlil), mencantumkan banyak hadis tentang keutamaan (fadilah)
Surat Yasin, diantaranya hadis riwayat al-Hafidz Abu Ya'la al-Mushili
No 6224:



"Barangsiapa membaca Surat Yasin di malam hari, maka di pagi
harinya ia diampuni dan barangsiapa membaca Surat al-Dukhan,
maka di pagi harinya ia diampuni"
Ibnu Katsir berkata:
(561 / 6 )
"Ini adalah sanad yang bagus" (Tafsir Ibnu Katsir VI/561)
Tidak banyak yang tahu mengenai hukum menuduh hadis palsu,
padahal nyata sekali bahwa riwayat tersebut secara akumulasi adalah
sahih. Maka disini Rasulullah Saw memberi kecaman bagi mereka
yang melakukan hal itu:



( 27/410 7596 )
"Barangsiapa yang sampai kepadanya sebuah hadis dari saya
kemudian ia mendustakannya, maka ada tiga yang ia dustakan, yaitu

1[1] Dari uraian dua ulama ini dapat diketahui bahwa tuduhan hadis palsu dalam
beberapa fadilah surat Yasin karena mereka hanya melihat dari satu jalur riwayat
saja, sementara dalam hadis tersebut memiliki banyak jalur riwayat. Hal inilah
yang sering menjadi kecerobohan dari Ibnu al-Jauzi dalam kitabnya 'al-Maudluat'
yang menuai kritik tajam dari ahli hadis lain, seperti Ibnu Hajar, al-Suyuthi dan
lain-lain.
Allah, Rasul-Nya dan perawi hadis tersebut" 2[2] (HR al-Thabrani
dalam al-Mu'jam al-Ausath No 7596 dan Ibnu 'Asakir 27/410 dari
)Jabir
Kembali ke masalah membaca surat Yasin. Lebih dari itu, ternyata
Ibnu Katsir sependapat dengan amaliyah Nahdliyin dalam membaca
Surat Yasin di dekat orang yang akan meninggal. Berikut diantara
uraiannya:
-
" -
" .

.
.

.

- -
) (562 / 6
"Imam Ahmad berkata (dengan meriwayatkan sebuah) bahwa
Rasulullah Saw bersabda: Bacalah surat Yasin kepada orang-orang
yang meninggal (HR Abu Dawud dan al-Nasa'i dan Ibnu Majah). Oleh
karenanya sebagian ulama berkata: diantara keistimewaan surat yasin
jika dibacakan dalam hal-hal yang sulit maka Allah akan
memudahkannya, dan pembacaan Yasin di dekat orang yang
meninggal adalah agar turun rahmat dan berkah dari Allah serta
memudahkan keluarnya ruh. Imam Ahmad berkata: Para guru
berkata: Jika Yasin dibacakan di dekat mayit maka ia akan
diringankan (keluarnya ruh) dengan bacaan Yasin tersebut" (Ibnu
)Katsir VI/342
Berikut kutipan selengkapnya dari kitab Musnad Ahmad mengenai
pembacaan Yasin di samping orang yang akan meninggal yang telah
menjadi amaliyah ulama terdahulu dan terus diamalkan oleh warga
NU:



) (17010
"Para guru bercerita bahwa mereka mendatangi Ghudlaif bin Hars al-
Tsamali ketika penyakitnya sangat parah. Shafwan berkata: Adakah
2[2] Al-Hafidz al-Haitsami berkata: "Dalam sanadnya ada perawi bernama
"Mahfudz bin Maisur, Ibnu Hatim tidak memberi penilaian sama sekali kepadanya
(Majma' al-Zawaid No 660). Ini menunjukkan hadis tersebut tidak dlaif.
diantara anda sekalian yang mau membacakan Yasin? Shaleh bin
Syuraih al-Sukuni yang membaca Yasin. Setelah ia membaca 40 dari
Surat Yasin, Ghudlaif meninggal. Maka para guru berkata: Jika Yasin
dibacakan di dekat mayit maka ia akan diringankan (keluarnya ruh)
dengan Surat Yasin tersebut. (Begitu pula) Isa bin Mu'tamir
membacakan Yasin di dekat Ibnu Ma'bad" (Musnad Ahmad No 17010)
Al-Hafidz Ibnu Hajar menilai atsar ini:

(324 / 5 )
"Riwayat ini sanadnya adalah hasan" (al-Ishabat fi Tamyiz al-Shahabat
V/324)
Ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar juga menilai riwayat amaliyah ulama
salaf membaca Yasin saat Ghudlaif akan wafat sebagai dalil penguat
(syahid) dari hadis riwayat Ma'qil bin Yasar yang artinya: Bacakanlah
Surat Yasin di dekat orang yang meninggal. (Raudlah al-Muhadditsin
X/266)
Al-Hafidz Ibnu Hajar memastikan Ghudlaif ini adalah seorang sahabat:

)
(266 / 10
"Riwayat sahabat ini sanadnya adalah hasan. Ghudlaif adalah seorang
sahabat menurut mayoritas ulama. Sementara 'para guru' yang
dikutip oleh Imam Ahmad tidak disebut namanya, namun mereka ini
tidak lain antara sahabat dan tabi'in senior. Hal ini bukanlah pendapat
perseorangan, tetapi berstatus sebagai hadis yang disandarkan pada
Rasulullah (marfu')" (Raudlah al-Muhadditsin X/266)
Terkait dengan tuduhan anti tahlil yang mengutip pernyataan
beberapa ulama bahwa sanad hadis riwayat Ma'qil ini goncang,
redaksi hadisnya (matan) tidak diketahui dan sebagainya, maka cukup
dibantah dengan pendapat ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar dalam
Bulugh al-Maram I/195:


3121 20316 )
6392 2074 510 3002 1448
(10913 10853 931
"Dari Ma'qil bin Yasar bahwa Rasulullah Saw bersabda: 'Bacalah surat
Yasin di dekat orang-orang yang meninggal.' Ibnu Hajar berkata:
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Nasa'i dan disahihkan oleh Ibnu
Hibban"
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad No 20316, Abu Dawud
No 3121, Ibnu Majah No 1448, al-Thabrani No 510, al-Hakim No
2074, al-Baihaqi No 6392, al-Thayalisi No 931, Ibnu Abi Syaibah No
10853 dan al-Nasa'i dalam al-Sunan al-Kubra No 10913)
Dalam kitab tersebut al-Hafidz Ibnu Hajar tidak memberi komentar
atas penilaian sahih dari Ibnu Hibban. Sementara dalam kitab beliau
yang lain, Talkhis al-Habir II/244, kendatipun beliau mengutip
penilaian dlaif dari Ibnu Qattan dan al-Daruquthni, di saat yang
bersamaan beliau meriwayatkan atsar dari riwayat Imam Ahmad
diatas.
Jika telah didukung dalil-dalil hadis dan diamalkan oleh para ulama
salaf, lalu bagaimana dengan amaliyah membaca Surat Yasin setelah
orang tersebut meninggal atau bahkan dibaca di kuburannya? Berikut
ini beberapa pandangan ulama terkait penafsiran hadis di atas.
1. Ibnu Qayyim


(11 / 1 )
"Hadis ini bisa jadi dibacakan di dekat orang yang akan meninggal
sebagaimana sabda Nabi Saw: Tuntunlah orang yang akan mati
diantara kalian dengan Lailahaillallah. Dan bisa jadi yang dimaksud
adalah membacanya di kuburnya. Pendapat pertamalah yang lebih
kuat" (al-Ruh I/11)

2. Ahli Tafsir al-Qurthubi







(84 / 1 )
"Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa ia memerintahkan agar
dibacakan surat al-Baqarah di kuburannya. Diperbolehkannya
membaca al-Quran di kuburan diriwayatkan dari 'Ala' bin
Abdurrahman. Al-Nasai dan yang lain menyebutkan hadis dari Ma'qil
bin Yasar al-Madani dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda: Bacalah
Yasin di dekat orang-orang yang meninggal. Hadis ini bisa jadi
dibacakan di dekat orang yang akan meninggal dan bisa jadi yang
dimaksud adalah membacanya di kuburnya" (Tadzkirat al-Qurthubi
I/84)

3. Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi








)

(304 / 1
"al-Qurthubi berkata mengenai hadis: 'Bacalah Yasin di dekat orang-
orang yang meninggal' bahwa Hadis ini bisa jadi dibacakan di dekat
orang yang akan meninggal dan bisa jadi yang dimaksud adalah
membacanya di kuburnya. Saya (al-Suyuthi) berkata: Pendapat
pertama disampaikan oleh mayoritas ulama. Pendapat kedua oleh
Ibnu Abdul Wahid al-Maqdisi dalam salah satu kitabnya dan secara
menyeluruh keduanya dikomentari oleh Muhib al-Thabari dari
kalangan Syafiiyah. Disebutkan dalam kitab Ihya al-Ghazali, dalam al-
Aqibah Abdulhaq, mengutip dari Ahmad bin Hanbal, beliau berkata:
Jika kalian memasuki kuburan, maka bacalah al-Fatihah, al-
Muawwidzatain, al-Ikhlas, dan jadikanlah (hadiahkanlah) untuk
penghuni makam, maka akan sampai pada mereka" (Syarh al-Shudur
)I/304

Muhammad bin Ali al-Syaukani 4.


)

(52 / 4
"Lafadz dalam hadis tersebut secara jelas mengarah pada orang yang
telah meninggal. Dan lafadz tersebut mencakup pada orang yang akan
meninggal hanya secara majaz. Maka tidak bisa diarahkan pada orang
yang akan meinggal kecuali bila ada tanda petunjuk" (Nail al-Authar
)IV/52

Mufti Universitas al-Azhar Kairo Mesir, 'Athiyah Shaqar 5.











) (458 / 7
"Ulama yang menilai sahih hadis diatas mengarahkan pembacaan
Yasin di dekat orang yang akan meninggal. Hal ini didasarkan pada
hadis yang terdapat dalam musnad al-Firdaus (al-Dailami) yang
berbunyi: 'Tidak ada seorang mayit yang dibacakan Yasin di dekatnya,
kecuali Allah memberi kemudahan kepadanya.' Namun sebagian
ulama mengatakan bahwa lafadz mayit bersifat umum yang tidak
khusus bagi orang yang akan mati saja. Maka tidak ada halangan
untuk menggunakannya bagi orang yang telah meninggal, baik sudah
dimakamkan atau belum. Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad
yang hasan (al-Sunan al-Kubra No 7319) bahwa Ibnu Umar
menganjurkan membaca permulaan dan penutup surat al-Baqarah di
kuburannya setelah dimakamkan. Pendapat Ibnu Hibban dalam kitab
sahihnya yang memberi catatan pada hadis diatas bahwa yang
dimaksud adalah orang yang akan meninggal bukan mayit yang
dibacakan di hadapannya, telah dibantah oleh Muhib al-Thabari
bahwa hal itu tidak dapat diterima, meskipun talqin

kepada orang yang akan meninggal bisa diterima" (Fatawa al-Azhar


VII/458)

6. al-Hafidz Ibnu Hajar al-'Asqalani





)
(245 / 2
"Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya memberi komentar pada hadis
Ma'qil diatas bahwa yang dimaksud adalah orang yang akan
meninggal bukan mayit yang dibacakan di hadapannya. Begitu pula
hadis: 'Tuntunlah orang yang akan mati diantara kalian dengan
Lailahaillallah,' dan telah dibantah oleh Muhib al-Thabari dalam kitab
al-Ahkam bahwa hal itu tidak dapat diterima dalam hal membaca
Yasin, sementara talqin kepada orang yang akan meninggal bisa
diterima" (Talkhis al-Habir II/245)

7. Muhammad al-Shan'ani


)
(119 / 2
"Hadis riwayat Abu Dawud dari Ma'qil 'Bacalah Yasin di dekat orang-
orang yang meninggal' ini, mencakup pada orang yang telah
meninggal, bahkan hakikatnya adalah untuk orang yang meninggal"
(Subul al-Salam Syarah Bulugh al-Maram II/119)
Riwayat lain yang menguatkan adalah:


(10953 )
"Diriwayatkan dari Sya'bi bahwa sahabat Anshor membaca surat al-
Baqarah di dekat orang yang telah meninggal" (Mushannaf Ibnu Abi
Syaibah No 10963)
Begitu pula atsar di bawah ini:

(10957 )
"Diriwayatkan dari Jabir bin Zaid bahwa ia membaca surat al-Ra'd di
dekat orang yang telah meninggal" (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah No
10967)
Bahkan ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar memperkuat riwayat tersebut:

(266 / 10 )
"Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari jalur Jabir bin Zaid, ia termasuk
Tabi'in yang terpercaya, bahwa ia membaca surat al-Ra'd di dekat
orang yang telah meninggal. Dan Sanadnya adalah sahih!" (Raudlat
al-Muhadditsin X/226)

Anda mungkin juga menyukai