MAYIT
VERSI WAHABI DAN AHLU SUNNAH
Anakku Teuku Wisnu, Ini Dalilnya Baca Al Fatihah Untuk Ahli Kubur
Beberapa hari yang lalu, publik sempat dihebohkan oleh pernyataan saudarakita Teuku Wisnu
yang mengatakan bahwa menbaca Surat Alfatihah untuk ahli kubur itu tidak ada dalilnya, untuk
itu kali ini kami akan membawakan beberapa dalil yang sudah kami himpun dari berbagi sumber
yang menjadi dasar sampainya pahala bacaan Alquran termasuk alfatihah kepada ahli kubur.
13613 )
(449 / 4 9294
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: Jika
diantara kalian ada yang meninggal, maka janganlah diakhirkan, segeralah dimakamkan. Dan
hendaklah di dekat kepalanya dibacakan pembukaan al-Quran (Surat al-Fatihah) dan dekat
kakinya dengan penutup surat al-Baqarah di kuburnya (HR al-Thabrani dalam al-Kabir No
13613, al-Baihaqi dalam Syuab al-Iman No 9294, dan Tarikh Yahya bin Main 4/449)[2]
(184 / 3 )
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa beberapa sahabat Nabi pernah singgah
di sebuah kabilah, yang kepala sukunya terkena gigitan hewan berbisa. Lalu sahabat melakukan
doa ruqyah dengan bacaan Fatihah (tanpa ada contoh dan perintah dari Nabi). Kepala suku pun
mendapat kesembuhan dan sahabat mendapat upah kambing. Ketika disampaikan kepada Nabi,
beliau tersenyum dan berkata:
Page 1
Dari mana kalian tahu bahwa surat Fatihah adalah doa? Kalian benar. Bagikan dan beri saya
bagian dari kambing itu (HR al-Bukhari dan Muslim, redaksi diatas adalah hadis al-Bukhari)
Di hadis ini sahabat membaca al-Fatihah untuk doa ruqyah adalah dengan ijtihad, bukan dari
perintah Nabi. Mengapa para sahabat melakukannya, sebab hal ini tidak dilarang oleh
Rasulullah. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam al-Hasyr: 7
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah
Yang harus ditinggalkan adalah sesuatu yang dilarang oleh Rasulullah, bukan sesuatu yang tidak
dilakukan oleh Rasulullah! Dalam masalah al-Fatihah ini tidak ada satupun hadis yang melarang
membaca al-Fatihah dihadiahkan untuk mayit!
Bahkan membaca al-Fatihah untuk orang yang telah wafat juga telah diamalkan oleh para ulama,
diantara ulama ahli Tafsir berikut:
(183 / 18 : )
(al-Razi berkata) Saya berwasiat kepada pembaca kitab saya dan yang mempelajarinya agar
secara khusus membacakan al-Fatihah untuk anak saya dan diri saya, serta mendoakan orang-
orang yang meninggal nan jauh dari teman dan keluarga dengan doa rahmat dan ampunan. Dan
saya sendiri melakukan hal tersebut (Tafsir al-Razi 18/233-234)
)
) (
(311 / 5
Dan dianjurkan bagi peziarah untuk membaca al-Quran sesuai kemampuannya dan mendoakan
ahli kubur setelah membaca al-Quran. Hal ini dijelaskan oleh al-Syafii dan disepakati oleh
ulama Syafiiyah (al-Nawawi, al-Majmu Syarh al-Muhadzdzab V/311)
/ 1 )
(294 / 5 162
Page 2
Imam Syafii dan ulama Syafiiyah berkata: Disunahkan membaca sebagian dari al-Quran di
dekat kuburnya. Mereka berkata: Jika mereka mengkhatamkan al-Quran keseluruhan, maka hal
itu dinilai bagus (al-Adzkar I/162 dan al-Majmu V/294)
Murid Imam Syafii yang juga kodifikator Qaul Qadim[3], al-Zafarani, berkata:
(11 / 1 )
Al-Zafarani (perawi Imam Syafii dalam Qaul Qadim) bertanya kepada Imam Syafii tentang
membaca al-Quran di kuburan. Beliau menjawab: Tidak apa-apa
(86 / 1 )
Sebab al-Quran adalah dzikir yang paling mulia, dan dzikir mengandung berkah di tempat
dibacakannya dzikir tersebut, yang kemudian berkahnya merata kepada para penghuninya
(kuburan). Dasar utamanya adalah penanaman dua tangkai pohon oleh Rasulullah Saw di atas
kubur, dimana kedua pohon itu akan bertasbih selama masih basah dan tasbihnya terdapat berkah
bagi penghuni kubur. Jika benda mati saja ada berkahnya, maka dengan al-Quran yang menjadi
dzikir paling utama yang dibaca oleh makhluk yang paling mulia sudah pasti lebih utama,
apalagi jika yang membaca adalah orang shaleh (al-Hafidz Ibnu Hajar, al-Imta I/86)
3733 / 1 )
(303 / 1
Barangsiapa melewati kuburan kemudian membaca surat al-Ikhlas 11 kali dan menghadiahkan
pahalanya kepada orang yang telah meninggal, maka ia mendapatkan pahala sesuai bilangan
orang yang meninggal. Diriwayatkan oleh Abu Muhammad al-Samarqandi (Tafsir al-Mudzhiri
I/3733 dan al-Hafidz al-Suyuthi dalam Syarh al-Shudur I/303)
Page 3
( )
)
(9 / 5
2 hal penting:
Pertama, Membaca Surat al-Fatihah kepada mayyit itu dianjurkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal
(w. 241 H).
Kedua, Membaca al-Quran di kuburan itu bukan hal yang dilarang, bahkan ini perbuatan para
kaum Anshar. Paling tidak, ini menurut Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H).
Hal itu bisa kita temukan di kitab Mathalib Ulin Nuha, karangan Mushtafa bin Saad al-Hanbali
(w. 1243 H). Beliau seorang ulama madzhab Hanbali kontemporer, seorang mufti madzhab
Hanbali di Damaskus sejak tahun 1212 H sampai wafat. Kitab Mathalib Ulin Nuhaitu sendiri
adalah syarah atau penjelas dari kitab Ghayat al-Muntaha karya Syeikh Mari bin Yusuf al-Karmi
(w. 1033 H). (Khairuddin az-Zirikly w. 1396 H, al-Alam, h. 7/ 234)
Bahkan menurut Imam Ahmad hal diatas adalah konsensus para ulama:
431 / 4 )
(10 / 5
Imam Ahmad berkata: Setiap kebaikan bisa sampai kepada mayit berdasarkan dalil al-Quran
dan hadis, dan dikarenakan umat Islam berkumpul di setiap kota, mereka membaca al-Quran dan
menghadiahkan untuk orang yang telah meninggal diantara mereka, tanpa ada pengingkaran.
Maka hal ini adalah ijma ulama (Kisyaf al-Qunna IV/ 431 dan Mathalib Uli al-Nuha V/10)
Ibnu Taimiyah
ibnutaymiyah vs wahhabi
Page 4
Tentang hadiah pahala, Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa barangsiapa mengingkari sampainya
amalan orang hidup pada orang yang meninggal maka ia termasuk ahli bidah. Dalam Majmu
fatawa jilid 24 halaman 306 ia menyatakan, Para imam telah sepakat bahwa mayit bisa
mendapat manfaat dari hadiah orang lain. Ini termasuk hal yang pasti diketahui dalam agama
Islam, dan telah ditunjukkan dengan dalil kitab, sunnah, dan ijma (konsensus) ulama. Barang
siapa menentang hal tersebut, maka dia termasuk ahli bidah
Bahkan ulama Salafi yang bernama Syaikh Abdullah al-Faqih berfatwa berpendapat bahwa al-
Fatihah bisa sampai kepada orang yang telah wafat,:
-
18949 )
(5370 / 3
. Membaca al-Quran baik al-Fatihah atau lainnya, dan menghadiahkan bacaannya kepada
mayit, maka akan sampai kepadanya Insya Allah- selama tidak ada yang menghalanginya, yaitu
kekufuran (beda agama). (Fatawa al-Islamiyah 3/5370)
:
: .
Pendapat kedua, adalah mayyit bisa mendapat manfaat dari apa yang dikerjakan orang yang
masih hidup. Hukumnya boleh, orang membaca al-Quran lantas berkata; Saya niatkan pahala
ini untuk fulan atau fulanah. Baik orang itu kerabat atau bukan. Ini adalah pendapat yang rajih.
(Muhammad bin Shalih al-Utsaimin w. 1421 H, Majmu Fatawa wa Rasail, h. 7/ 159)
Kesimpulan
Bacaan dzikir yang dihadiahkan kepada ahli kubur dapat sampai kepada mereka, sebagaimana
dikatakan oleh al-Thabari:
(33 / 1 )
Semua ibadah yang dilakukan, baik ibadah wajib atau sunah, dapat sampai kepada orang yang
telah wafat. Dan disebutkan dalam kitab Syarah al-Mukhtar bahwa dalam ajaran Aswaja
Page 5
hendaknya seseorang menjadikan pahala amalnya dan salatnya dihadiahkan kepada orang lain
(yang telah wafat), dan hal itu akan sampai kepadanya (Ianat al-Thalibin I/33)
Page 6