Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN KEPERAWATAN

SKENARIO OVERAN

KELOMPOK 4

Indah Purnama Sari


M. Ardi Latif
Uswatun Hasanah
Vinsensius Susilo Utoyo
Wardatu Sholeh
Yuli Eka Wati

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA LAMPUNG
2016/2017
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-teknologi
dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shif berperan penting
dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002). Tujuan
komunikasi selama operan adalah untuk membangun komunikasi yang akurat, reliabel
(Lardner, 1996), tentang tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh staf pada shif berikutnya
agar layanan keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan efektif, menjaga keamanan,
kepercayaan, dan kehormatan pasien, mengurangi kesenjangan dan ketidak akuratan
perawatan, serga memberi kesempatan perawat meninggalkan pelayanan langsung. (Achmad,
dkk, 2012).

PEMERAN

Indah Purnama Sari : Karu pagi


M. Ardi Latif : perawat pagi
Yuli Eka Wati : perawat pagi
Uswatun Hasanah : katim/ karu siang
Vinsensius Susilo Utoyo : perawat siang
Wardatu Sholeh : perawat siang
Karu : assalamualaikum wr.wb sebelum memulai operan pagi ini alangkah baiknya apabila
kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa mulai.. selesai..

Untuk katim malam silahkan sampaikan laporan pagi ini.

Katim malam : baik terimakasih assalamualaykum wr.wb operan pagi ini ada 6 pasien yang
terdiri 4 pasien lama dan 2 pasien baru.

Saya akan menyampaikan laporan pasien lama terlebih dahulu.

Kamar 1

Tn. A 45 thn dengan diagnose medis DM tipe 2 KU : baik, komposmentis. TD : 140/90


mmhg, N : 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5 oC. keluhan badan lemas, dengan masalah
keperawatan : resiko penyebaran infeksi dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Rencana yang sudah dilakukan memonitor TTV, injeksi cefotaxim 1 gr, injeksi orasic 1 amp.,
injeksi metronidazol 1 fls pada pukul 21. 00, injeksi ranitidine 1 amp, injeksi vometros 1 amp
pada pukul 00.00, mengganti infus RL dan memandikan pasien.

Rencana yang belum dilakukan : cek lab (hb, leukosit, gds, dll.), beri obat captopril 12,5 mg,
ganti balutan, injeksi insulin 10 ui, terapi injeksi ranitidine 1 amp, injeksi vometros 1 amp,
injeksi metronidazol 1 fls, injeksi cefotaxim 1 gr, dan injeksi orasic 1 amp. Persiapan yang
lain tidak ada.

Kamar 2

Ny. M 65 thn dengan diagnose stroke non hemoragic KU : klien tampak lemah, terbaring
diatas tempat tidur, bicara masih sedikit sulit, terpasang selang NGT. TD : 140/90 mmhg, S:
36,2oC, N : 89x/menit. RR: 19x/menit. Masalah keperawatan : hambatan mobilitas fisik dan
kelebihan volume cairan. Rencana yang sudah dilakukan : mengganti infuse RL, terapi
kandistatin drop, paracetamol 500 mg, injeksi ranitidine, injeksi ceftriaxone 1 gr dan
memandikan pasien.

Rencana yang belum dilakukan : beri piraceton vit. B, kandistatin drop, paracetamol, injeksi
ranitidine 1 amp, injeksi ceftriaxone 1 gr. Persiapan lain tidak ada.

Kamar 3
Tn. A 35 thn dengan diagnose BPH, keadaan umum : klien tampak lemah, nyeri jika bergerak
(skala nyeri 6), ganti posisi masih dibantu, TD: 120/80 mmhg, N: 90x/menit, S: 36,7 oC, RR:
22x/menit. Masalah keperawatan : nyeri dan intoleransi aktivitas. Rencana yang sudah
dilakukan : memberikan injeksi ceftriaxone 1 amp, injeksi metronidazol, 1 flash, injeksi
tramadol 1 amp, mengganti infuse RL 20 tpm, mengkaji TTV, mengkaji skala nyeri.

Rencana yang belum dilakukan : kaji ulang skala nyeri, kaji ttv, kaji bising usus, injeksi
metronidazol 1 flash, injeksi ottozol 1 vial, injeksi ronex 1 amp, injeksi ceftriaxone 1 gr, ganti
posisi tiap 2 jam.

Kamar 4

Anda mungkin juga menyukai