Anda di halaman 1dari 13

Etlingera megalocheilos (Griff.) A.D.

Poulsen

Etlingera megalocheilos (Griff.) A.D.Poulsen dikoleksi dari Cagar Alam


Pangi Binangga, Sulawesi Tengah pada tahun 1993.

Jenis ini memiliki ukuran leafy shoots (tinggi tanaman yang sangat tinggi)
dapat mencapai 8 m. Jenis ini biasanya ditemukan di area terbuka atau
dekat dengan sungai. Warna bunga cukup variasi dari merah polos hingga
kekuningan pada tepi area dasar bibir bunga. Jenis ini tersebar luas di
Sundaland dan terakhir dilaporkan tersebar di Kalimantan. Buah jenis
berbentuk bulat dan berada di dasar/permukaan tanah. Buah dapat
dimakan dengan aril yang berasa manis.(Trimanto).

Alpinia malaccensis (Burm.f.)

Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe merupakan jenis yang dikoleksi dari


Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Sumatra pada tahun 2000.

Jenis ini tersebar di Banglades, Yunnan, India, Malaysia, Myanmar,


Indonesia dan Thailand. Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 3 meter atau
lebih dan memiliki daun oblong lanceolate. Perbungaan terminal,
brakteole putih, corolla putih. Karakter penting dari bunga adalah bibir
(labellum) yang berwarna kuning dengan garis-garis merah dan bentuk
ovate. Buah bentuk bulat, berbulu halus dan berwarna merah ketika
matang.(Trimanto).
Alpinia warburgii K.Schum

Alpinia warburgii K.Schum merupakan jenis yang dikoleksi dari wilayah


Gorontalo, Sulawesi pada tahun 1995. Jenis ini merupakan jenis endemik
dari Sulawesi.

Karakter morfologi dari A. warburgii adalah tinggi tanaman dapat


mencapai 2,8 m. Bentuk daun oblong, perbungaan terminal hingga
subterminal, tangkai bunga merah, kelopak putih, mahkota merah atau
putih, kepala sari berwarna merah pucat dengan cengger berwarna gelap.
Karakter penting berupa labellum (bibir) yang berwarna putih dengan
warna garis merah di bagian tengah dan bagian tepi dengan warna hijau.
Perbuahan berwarna hijau saat muda dan kuning saat matang. Jenis ini
memiliki nama Tuis Padi oleh masyarakat Minahasa dan cukup populer di
masyarakat. Penduduk biasanya dengan mengambil tanaman dari hutan
dan menanamnya di sekitar kebun karena buahnya dapat dimakan.
(Trimanto).

Alpinia mutica Roxb

Alpinia mutica Roxb merupakan jenis yang dikoleksi dari Kutai Barat
Kalimantan Timur pada tahun 2003. Jenis ini tersebar di Semenanjung
Malaysia, Singapura, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Jenis ini memiliki tinggi tanaman (leafy shoot) 160-170 cm dan


merupakan short creeping (jarak antar tanaman adalah 2cm). Panjang
daun 40-45 cm, Lebar daun 5- 6,5 cm, Permukaan daun atas mengkilat.
Perbungaan terminal. Karakter penting adalah labellum (bibir) bunga yang
berwarna orange matang. Buah berwarna merah oranye saat matang
dengan jumlah 5-6 buah tiap tanaman.Buah terbagi dalam 3 ruang.
(Trimanto).
Now Blooming : Saraca thaipingensis Prain, Bunga Kuning Cerah
dan Wangi Mengundang Serangga

Saat ini koleksi Kebun Raya Purwodadi, Saraca thaipingensis tengah


berbunga. Tumbuhan yang tergolong dalam familia Leguminosae ini
memiliki pembungaan yang indah karena muncul di sepanjang batangnya.
Warna kuning cerah dan bau harum yang dikeluarkan oleh bunga ini
menyebabkan banyak serangga tertarik untuk berkunjung. Saraca
declinata auct. non (Jack) Miq. dan Saraca cauliflora Baker merupakan
sinonim dari Saraca thaipingensis.

Jenis ini juga tumbuh di beberapa negara di Asia Tenggara. Di Malaysia,


tumbuhan ini dikenal dengan nama Talan. Di Thailand, orang
menyebutnya AsokLucang, adapula yang menyebutnya Asok Yai.
Sementara di Bangkok dikenal dengan nama Sok Lueang. Istilah dalam
Bahasa Inggris untuk tanaman ini adalah Yellow Ashoka/Yellow Saraca.

Jenis ini terdistribusi mulai dari Myanmar, Thailand, Semenanjung


Malaysia dan Jawa dan dibudidayakan di Filipina serta Papua Nugini. Selain
dapat dinikmati keindahan bunganya, kayu dari jenis ini banyak
dimanfaatkan di beberapa tempat diantaranya untuk bahan baku
membuat gagang dan sarung parang. Ekstrak bunga Saraca juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena kandungan antioksidan di
dalamnya. (JD)

Anggrek Hitam: Anggrek Unik Yang Dilindungi


Pernahkah Anda melihat anggrek hitam? Jika belum, mari berkunjung ke
Rumah Kaca Anggrek Kebun Raya Purwodadi karena saat ini (Bulan Juni)
koleksi anggrek hitam tersebut tengah berbunga.

Anggrek hitam yang eksotis ini memiliki nama ilmiah Coelogyne


pandurata Lindl. Dinamakan anggrek hitam karena labelumnya berwarna
hitam. Jenis anggrek dengan pseudobulb yang sangat pipih ini memiliki
sepal dan petal yang bewarna hijau. Ciri khas lainnya yaitu anggrek ini
mengeluarkan bau semerbak yang wangi.

Distribusi anggrek hitam meliputi Sumatera, Kalimantan, dan


Semenanjung Malaya. Spesies ini tergolong anggrek epifit yang hidup di
dataran rendah. Di Sumatera Utara, spesies ini ditemukan di daerah batu
kapur pada ketinggian 100 m.

Anggrek hitam merupakan salah satu spesies anggrek yang dilindungi di


Indonesia karena terancam kepunahan. Populasinya di alam semakin
mengalami penurunan. Oleh karena itu, upaya konservasi anggrek hitam
sangat diperlukan.

Kebun Raya Purwodadi mempunyai beberapa koleksi Anggrek Hitam.


Anggrek Hitam yang dikonservasi oleh Kebun Raya Purwodadi diperoleh
dari hasil eksplorasi dan ada pula dari hasil sumbangan. Anggrek Hitam
dari Kalimantan Timur yang saat ini sedang berbunga merupakan hasil
sumbangan pada tahun 1990 lalu.

Diospyros celebica, Eboni, Si Hitam Yang Memikat

Eboni atau tumbuhan dengan nama latin Diospyros merupakan kelompok


tumbuhan yang dikenal memiliki kualitas kayu yang sangat baik. Ada
sekitar 500 jenis Eboni yang tumbuh tersebar di negara-negara Asia
sampai Afrika. Indonesia memiliki ratusan jenis Eboni yang tumbuh di
hutan-hutan alami di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sampai
Papua. Sebagian jenis-jenis tersebut telah dikoleksi dan dikembangkan di
Kebun Raya Indonesia, salah satunya Kebun Raya Purwodadi-LIPI.

D. celebica merupakan jenis Eboni (eboni hitam) yang sangat unggul


kualitas kayunya. Jenis ini endemik Sulawesi dan Kepulauan Maluku serta
tumbuh di hutan dataran rendah pada ketinggian di atas 540 m dpl.
Kayu eboni hitam memiliki karakter keras, awet dan berwarna hitam
dengan alur atau garis yang menarik. Kayu jenis ini merupakan bahan
baku untuk komoditi-komoditi penting seperti mebel eksklusif, patung dan
alat musik seperti gitar dan piano yang harganya dapat mencapai ratusan
juta sehingga sangat diminati masyarakat, berkualitas ekspor dengan
permintaan akan kayu yang tinggi di dunia. Sayangnya, sebagian besar
permintaan akan kayu ini masih dipenuhi dari eksploitasi yang tidak
terkendali di alam sehingga populasi eboni di alam mulai mengalami
penurunan. Karena tingkat keterancamannya, International Union for
Conservation Nature and Natural Resources (IUCN) telah
menetapkan eboni hitam sebagai tumbuhan terancam dan ditetapkan
dengan status Vulnerable atau rentan.

Kebun Raya Purwodadi menjadikan jenis ini koleksi unggulan dan


berupaya mengembangkan dengan cukup intensif agar sebagian
permintaan akan jenis ini dapat dipenuhi melalui perbanyakan dan
eksploitasi di alam dapat dikurangi. Upaya ini disambut baik oleh
masyarakat, terbukti, minat masyarakat untuk menanam jenis ini sangat
tinggi. Tercatat dari tahun ke tahun, permintaan akan bibit ini terus
menerus meningkat. Selama tahun 2014 dan 2015, penjualan bibit eboni
di kios botani Kebun Raya Purwodadi cukup tinggi. Dengan menanam dan
memanfaatkan eboni maka kita telah berperan serta menjaga kelestarian
tumbuhan lokal dari Indonesia. Salam Konservasi.

Bambu Sembilang

Bambu yang memiliki nama ilmiah Dendrocalamus giganteus Munro ini


memiliki ukuran yang relatif besar. Tingginya dapat mencapai 30 meter
dengan diameter batang mencapai 18-25 cm.Meskipun asal bambu ini
tidak diketahui secara pasti, namun dimungkinkan berasal dari Selatan
Burma (Myanmar) dan Barat Laut Thailand. Pada umumnya bambu ini
ditanam di Sri Lanka, India, Bangladesh, dan Selatan Cina. Batang besar
dari bambu ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti
kontruksi, pipa air, bahan pembuatan keranjang, dan produksi kertas.

Dendrobium anosmum Lindley


Dendrobium anosmum Lindley

Anggrek ini mempunyai batang dengan panjang 1 meter atau lebih,


panjang ruas batang 2-3 cm. Daun lanceolate, tanpa tangkai dan
langsung menempel pada batang (sessile), ujung daun runcing. Ukuran
daun 7 x 2 cm, dan ukurannya sering bervariasi. Perbungaan terdiri dari
beberapa bunga dengan lebar bunga 4-5 cm, berwarna keunguan, dan
bibir bunga (labellum) berwarna ungu.

Distribusi anggrek ini cukup luas meliputi hampir seluruh bagian Asia
Tenggara sampai New Guinea. Anggrek ini biasanya dijumpai pada
dataran rendah.

Dendrobium aloifolium (Bl.) Rchb.f.

Salah satu jenis anggrek epifit dalam genus Dendrobium yang


dikategorikan ke dalam section Aporum. Jenis anggrek ini kemungkinan
merupakan jenis anggrek dalam section Aporum yang distribusinya paling
luas di Asia Tenggara. Anggrek ini dapat dijumpai di seluruh bagian Asia
Tenggara pada ketinggian sampai 500 m dpl.

Karakter dari anggrek ini adalah batangnya tegak pada fase pertumbuhan
awal (muda), dan menjuntai (pendulous) saat dewasa, dengan panjang
batang dapat mencapai 60 cm. Pada kedua bagian sisi batang menempel
daun sepanjang sekitar 30 cm. Pada bagian ujung batang terdapat
braktea kering dimana akan muncul bunga pada bagian tersebut. Karakter
daun, pipih, dengan panjang 1,5 cm dan lebar 6 mm, runcing, dan
mengecil ke arah ujung batang. Bunga kecil, berwarna putih atau
kekuningan dengan lebar bunga 4 mm

Selaginella plana

Deskripsi:

Daun kecil, tunggal, melingkari batang, dan pada cabang sampingnya


tersusun dalam 4 baris (2 daun samping terdiri dari daun besar yang
mudah rontok, dan 2 baris depan berdaun kecil yang duduknya
menempel). Sporangia berada di ketiak daun yang fertil. Sporofil lebih
besar daripada sporangia, terkumpul menjadi bulir terminal berbentuk
persegi 4 dan terkadang agak pipih.

Kegunaan:

Sebagai tanaman hias (Surjowinoto, 2008). Tahukah anda bahwa jenis ini
juga mempunyai khasiat obat? Di beberapa daerah digunakan sebagai
obat luka, bersih darah dan obat sakit perut. Sebuah suku di Sabah, yaitu
suku Murut menggunakan jenis ini sebagai obat demam dengan cara
mandi dengan air rebusannya.

Dendrobium acinaciforme Roxb.

Jenis anggrek epifit ini tersebar luas di Asia Tenggara, dari India bagian
utara-timur melalui Myanmar (Burma), Thailand, Laos, Cambodia,
Vietnam, dan Cina Selatan. Anggrek ini tumbuh di hutan-hutan
pegunungan pada ketinggian 800-2000 m dpl pada daerah yang
mengalami cuaca kering saat musim dingin. Batang, panjangnya dapat
mencapai 33 cm, berdaun, dan bagian ujung batang kecil, tempat
keluarnya bunga). Daun, menempel pada batang, berdaging, berbentuk
segitiga dengan panjang 3 cm dan lebar 5 mm. Bunga tunggal berukuran
5 mm, beberapa bunga tunggal muncul di sepanjang bagian ujung
batang. Warna bunga bervariasi.

Liparis gibbosa Finet

Pseudobulb (batang yang berfungsi sebagai organ penyimpanan


cadangan makanan dan air) kecil berukuran 1,2 x 1 cm dengan 1 daun
berbentuk linier berukuran (20 x 1 cm). Perbungaan, panjangnya hampir
sama dengan panjang daun, dengan tangkai panjang, pipih, tipis dan
panjang rachis 4 cm. Dua kuntum bunga biasanya muncul dalam sekali
waktu perbungaan. Warna bunga bervariasi, yang ada di Jawa Barat
berwarna merah kecoklatan, sedangkan beberapa dari Jawa Timur
(Gunung Jagokereng, sebelah selatan Gunung Semeru) berwarna kuning
dengan bibir berwarna coklat muda.

Anggrek ini banyak dijumpai di Jawa Timur dan di Jawa Barat,


tumbuh pada batang pohon atau di atas karang pada ketinggian 500-1000
m dpl. Anggrek ini juga tersebar luas di Sumatra, Semenanjung Malaysia,
Burma, Thailand, Laos, dan mungkin Borneo, dan New Guinea dan
Kepulauan Pasifik bagian tenggara.(Narasi dan foto: SNF).

Curcuma mangga Valeton & Zijp


Curcuma mangga merupakan herba parenial dan dibudidayakan di
Thailand Peninsular Malaysia dan Indonesia. Jenis ini di Indonesia dikenal
dengan nama Temu Mangga dan sudah banyak dibudidayakan di Jawa.
Penggunaan Temu mangga banyak digunakan untuk obat tradisional yang
dikenal dengan jamu. Temu mangga memiliki prospek sebagai obat
tradisional, sebagai campuran makanan dan minuman maupun sebagai
komoditi ekspor yang menjanjikan. Berdasarkan penelitian pengalaman
(empiris) temu mangga memiliki manfaat menyembuhkan berbagai
macam penyakit yaitu asma, hepatitis, TBC, sinusitis, sebagai antikanker
dan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Komponen
utama yang berkhasiat dalam rimpang temu mangga adalah kurkuminoid,
flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Temu putih juga mengandung
senyawa antibakteri terhadap E. coli.

Habitus temu mangga adalah herba parennial


dengan rimpang bercabang dengan warna kekuningan di
bagian luar. dan berwarna lemon dibagian dalam. Daun berwarna hijau
dapat mencapai ketinggian 30-65 cm, berbentuk pedang hingga
elips, lonjong-oblanceolate dengan panjang 15-95 cm x lebar 5-
23 cm. Perbungaan pada temu mangga muncul pada dasar tangkai daun,
braktea terpisah dan berwarna hijau hingga
ungu, bractea berwarna putih berada pada dasar
perbuangaan dan ungu untuk bagian atas mahkota bunga dengan
panjang 3-4 cmberwarna putih. Labellum/bibir dengan panjang 15-
25 mm dan lebar 14-18 mm berwarna putih. Benang sari terlipat
longitudinal. Kepala sari berwarna putih dengan taji panjang dan sempit
(Padua et al, 1999). Temu mangga dibudidayakan di tanah yang
sangat subur, dengan ketinggian sampai dengan 1000 m dpl.
Perbanyakan tanaman ini sangat mudah. Perbanyakan dilakukan secara
vegetatif dengan stek rimpang. (Narasi dan foto: Trimanto)

Coelogyne asperata Lindl.

Coelogyne asperata merupakan salah satu anggrek epifit dengan


beberapa karakter spesifik. Rhizome pendek, pseudobulbmerambat, jarak
antar pseudobulb cukup dekat. Pseudobulb berukuran besar, beralur,
panjang-ovoid dengan panjang 15 cm x diameter 5,5 cm. Pada masing-
masing pseudobulb terdapat dua daun. Daun: panjang, meruncing,
panjang 40-100 cm dengan lebar 6-16 cm, panjang petiol 20 cm.
Perbungaan majemuk tediri dari 15 kuntum bunga pada setiap tangkai
perbungaan. Pada bagian dasar setiap tangkai kuntum bunga diselimuti
oleh braktea. Bunga berwarna cream dengan bagian coklat pada bagian
bibir bunga (labellum).

Distribusi anggrek ini cukup luas meliputi Jawa, Sumatra, Borneo,


Sulawesi, Seram, Halmahera, Semenanjung Malaysia, Filipina, dan New
Guinea.

Hoya lacunosa Blume

Hoya lacunosa merupakan salah satu jenis tumbuhan epifit dari kelompok
famili tumbuhan Apocynaceae (sebelumnya dimasukkan dalam famili
Asclepiadaceae). Jenis yang biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias
ini berdaun tebal dan berlapis lilin. Bunga majemuk terdiri dari 10-20
kuntum pada setiap tangkai perbungaan. Bunga berwarna putih, berbau
harum serta mengeluarkan nektar berwarna kuning. Permukaan mahkota
bunga berambut, berwarna putih. Bunga muncul dari ketiak daun (axilar).

Distribusi jenis ini cukup luas meliputi Jawa, Sumatera, Semenanjung


Malaysia, Thailand, dan India.

Dillenia ochreata (Miq.) Teijsm. & Binn. ex Martelli

Dillenia ochreata (Miq.) Teijsm. & Binn. ex Martelli


Jenis tumbuhan yang dikenal dengan nama sempur ini termasuk ke
dalam famili Dilleniaceae. Distribusi jenis ini hanya terbatas di Sulawesi.
Karakteristik jenis ini adalah pohon dengan tinggi dapat mencapai 15 m,
daun berbentuk ellips memanjang (elliptic-oblong) dengan tepi daun
bergerigi. Bunga berwarna kuning, muncul pada bagian ujung (terminal),
dan buah berwarna hijau.
Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan kayunya juga sebagai tanaman
ornamental.
Referensi: 3500 Plant Species of The Botanic Gardens of Indonesia. 2013.
Editor. Deniek GS. PT Sukarya & Sukarya Pandetama. Indonesia.

Thrixspermum subulatum (Bl.) Rchb.f

Anggrek ini merupakan jenis anggrek epifit, dengan batang biasanya


panjangnya sekitar 1 m, dan kadang-kadang lebih panjang, dapat
mencapai dua kali ukuran panjang biasanya, menjuntai dari batang-
batang pohon. Anggrek ini mempunyai akar aerial yang muncul dari
batang. Daun 9 x 1,5 cm, tebal, dan berdaging. Jumlah bunga 3-7
kuntum, pada umumnya mekar bersamaan. Bunga lebar 1,8 cm, berwarna
kuning muda dengan oranye muda pada bagian bibir, wangi.

Di Jawa, sebaran anggrek ini meliputi seluruh Jawa, pada umumnya di


bagian selatan, khususnya dekat pantai selatan, dimana sering menutupi
pohon yang menjuntai ke pantai. Di Jawa Barat, anggrek ini ditemukan di
daratan jauh dari pantai (inland) dengan daun yang lebih kecil dengan
lebar hanya 9 mm. Anggrek ini juga dapat dijumpai di Sumatra, Bali,
Filipina, dan Taiwan (Seluruh narasi dan foto: SNF)

Cissus quadrangularis L.
Cissus quadrangularis L. merupakan salah satu tanaman berkhasiat obat
yang dikoleksi di Kebun Raya Purwodadi. Di Indonesia dan Melayu biasa
disebut dengan Patah tulang, sedangkan nama lokal di daerah Jawa
adalah Tikel balung.

Khasiat dari tanaman ini antara lain untuk mengobati rematik, patah
tulang, menyembuhkan luka dan luka bakar.

Belimbing Wuluh

Averrhoa bilimbi L. biasa disebut dengan Belimbing Wuluh, merupakan


tumbuhan dari anggota suku Oxalidaceae.

Di Kebun Raya Purwodadi, tumbuhan ini dikoleksi di vak Taman Obat


(Ausadhi Garden). Pada pengobatan tradisional, Belimbing wuluh
digunakan untuk menyembuhkan penyakit gondong, sakit batuk, demam
dan sakit kulit.

Anda mungkin juga menyukai