RINGKASAN
Air permukaan adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Adanya kandungan fosfat hasil dari
pembentukan fosfat di alam adalah hal yang dapat mengurangi kualitas air yang
dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Bogor Labs, pt
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa laboratorium analisis
lingkungan, melakukan penetapan terhadap kadar total fosfat secara
spektrofotometri sinar tampak yang mengacu pada American Public Health
Association (APHA), Method 4500-P. Metode ini telah digunakan untuk analisis
rutin, namun karena penggunaan instrumen baru, perlu dilakukan verifikasi
terhadap metode tersebut.
Percobaan ini bertujuan memastikan unjuk kerja metode analisis total
fosfat pada air permukaan dengan metode asam askorbat yang diadopsi dari
American Public Health Association (APHA), Method 4500-P secara
spektrofotometri sinar tampak. Jika data yang dihasilkan memenuhi persyaratan,
maka motode ini tetap dapat digunakan sebagai analisis rutin di laboratorium uji
Bogor Labs, pt.
Percobaan dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap preparasi, pengujian,
dan pengolahan data. Tahap persiapan meliputi pembuatan larutan deret standar,
preparasi uji limit deteksi dan kuantitasi, presisi, dan akurasi. Tahap pengujian
meliputi uji linieritas, uji presisi (ripitabilitas dan reprodusibilitas), uji akurasi (%
perolehan kembali), uji limit kuantitasi, dan uji limit deteksi metode
menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 880 nm.
Tahap pengolahan data dilakukan secara statistika.
Berdasarkan percobaan didapatkan rentang kerja linier dari konsentrasi
0,008 mg/L sampai 1,400 mg/L, limit deteksi metode sebesar 0,007 mg/L, limit
kuantitasi 0,018 mg/L, presisi ripitabilitas sebagai %simpangan baku relatif (SBR)
sebesar 2,84% dengan standar keberterimaan kurang dari sama dengan 5,00%,
presisi reprodusibilitas sebagai uji beda nyata pada rata-rata adalah tidak berbeda
nyata, akurasi Spike-Placebo Recovery sebagai %perolehan kembali sebesar
(85,71 113,85)% dan akurasi CRM Simple Nutrients sebagai %perolehan
kembali sebesar (88,00 101,27)% dengan standar keberterimaan (85,00
115,00)%. Maka, dapat disimpulkan bahwa metode penetapan total fosfat metode
asam askorbat secara spektrofotometri sinar tampak mempunyai unjuk kerja yang
baik dan dapat dipertanggung jawabkan karena telah memenuhi syarat
keberterimaan yang telah ditetapkan, sehingga metode ini dapat tetap digunakan
sebagai analisis rutin di Bogor Labs, pt.
VERIFIKASI METODE PENETAPAN TOTAL FOSFAT
DI BOGOR LABS, PT
Oleh:
AFIFAH DINDA MUTIA
NIM : 136590
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Bogor, 2016
v
DAFTAR ISI
PRAKATA ......................................................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................................vi
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
Air ....................................................................................................................................... 2
Pencemaran Air............................................................................................................... 6
Fosfat .................................................................................................................................. 7
vi
Presisi (Ripitabilitas dan Reprodusibilitas) ................................................................... 14
PERCOBAAN ................................................................................................................. 17
Bahan ............................................................................................................................ 17
Alat................................................................................................................................ 17
Tahap Pengujian............................................................................................................ 20
SIMPULAN ..................................................................................................................... 35
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
x
PENDAHULUAN
Air permukaan adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sesuai fungsinya air digunakan
untuk berbagai keperluan seperti untuk minum, keperluan rumah tangga,
keperluan industri, pertanian, pembangkit tenaga listrik untuk transportasi baik di
sungai maupun di laut. Adanya kandungan fosfat hasil dari pembentukan fosfat di
alam adalah hal yang dapat mengurangi kualitas air yang dinilai masih layak
untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.
Bogor Labs, pt adalah sebuah laboratorium uji yang bergerak dalam jasa
pengujian fisika kimia, baik organik maupun anorganik, khususnya di bidang
lingkungan. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah penetapan total fosfat
dalam air permukaan. Uji total fosfat dalam air permukaan di laboratorium uji
Bogor Labs, pt ini dilakukan dengan metode asam aksorbat secara
spektrofotometri sinar tampak yang merujuk pada American Public Health
Association (APHA), Method 4500-P. Dalam menjaga kualitas data dari hasil
pengujian karena penggunaan instrumen baru, maka laboratorium uji Bogor Labs,
pt perlu melakukan verifikasi terhadap metode analisis total fosfat. Parameter
verifikasi yang dilakukan meliputi uji linieritas, limit deteksi instrumen, limit
deteksi metode, limit kuantitasi, presisi (ripitabilitas dan reprodusibilitas), dan
akurasi (%perolehan kembali).
Percobaan ini bertujuan memastikan unjuk kerja metode analisis total
fosfat pada air permukaan dengan metode asam askorbat secara spektrofotometri
sinar tampak. Jika data yang dihasilkan memenuhi persyaratan, maka metode ini
dapat digunakan sebagai analisis rutin di laboratorium uji Bogor Labs,pt.
1
TINJAUAN PUSTAKA
Air
Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah
kecuali air laut dan air fosil (PP NOMOR 82 TAHUN 2001). Air sangat penting
bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak dapat diganti dengan senyawa lain.
Sesuai fungsinya air digunakan untuk berbagai keperluan seperti unutk minum,
keperluan rumah tangga, keperluan industri, pertanian, pembangkit tenaga listrik
untuk transportasi baik di sungai maupun di laut (WARDHANA, 2001).
Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang berikatan
kovalen dengan dua atom hidrogen. Secara fisika, air tidak berbau, tidak berwarna
dan tanpa rasa. Air merupakan pelarut yang baik. Air memuai jika suhunya
diturunkan dari 4 oC ke bawah. Titik didih air bergantung pada tekanan udara dan
titik didih air pada 1 atm adalah 100 oC. Titik didih air turun setiap kenaikan 270
meter dari permukaan laut, karena tekanan udara yang menurun. Untuk
menaikkan suhu sebesar 1 oC dari 1 gram air, dibutuhkan energi 1 kalori yang
disebut panas jenis. Untuk mengubah 1 gram es menjadi air dibutuhkan 80 kalori
yang disebut panas peleburan. Untuk mengubah 1 gram air pada suhu 100 oC
menjadi uap air dibutuhkan energi 540 kalori yang disebut panas penguapan
(WINARNO, 1992). Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di
bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai,
rawa, danau, situ, waduk, dan muara.
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4
(empat) kelas:
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama;
2
3
Air Permukaan
Sungai
Sungai adalah saluran alami yang berfungsi mengalirkan air hujan, air tanah,
air salju yang mencair ke danau atau ke laut. Jenis-jenis sungai antara lain:
a. Berdasarkan jenis sumber airnya
- Sungai hujan
- Sungai mata air
- Sungai gletser (dari salju yang mencair)
- Sungai campuran (campuran dari ketiga sumber di atas)
b. Berdasarkan volume airnya
- Sungai ephemeral (sungai yang mengalir saat terjadinya hujan atau setelah
hujan)
- Sungai intermiten (sungai yang mengalir hanya pada saat musim
penghujan)
- Sungai pherenial (sungai yang mengalir sepanjang tahun)
c. Berdasarkan arah aliran airnya
- Sungai konsekuen (arah alirannya sesuai dengan struktur geologisnya)
4
Danau
Danau adalah tubuh air dalam jumlah besar yang menempati basin di wilayah
daratan. Suatu genangan dapat disebut danau jika paling tidak memiliki tiga
kriteria yaitu :
a. Mempunyai permukaan air yang cukup luas sehingga mampu
menimbulkan gelombang
b. Air cukup dalam sehingga terdapat strata suhu pada kedalaman air tersebut
c. Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan
danau
Jenis-jenis danau antara lain:
a. Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik
seperti gempa. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe,
danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau
Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
b. Danau Vulkanik atau danau kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah
lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Contoh danau jenis ini
ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan
di Jawa Timur, danau Batur di Bali, danau Kerinci di Sumatera Barat serta
Kawah gunung Kelud.
5
Telaga
Telaga hampir sama dengan danau, hanya luasnya lebih sempit. Telaga
tidak memiliki tingkatan suhu pada kedalamannya dan belum ada gelombang
yang mengabrasi. Munculnya telaga sama dengan awal terjadinya sebuah danau
Rawa
Daerah rawa banyak ditemukan di pantai timur pulau Sumatera dan pantai
selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: Rawa atau
paya-paya adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang menggenangi
rawa bisa berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air tanah. Ada
dua jenis rawa yaitu:
6
a. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, rawa ini tidak memiliki
pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang ciri-cirinya sebagai
berikut:
- Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi
tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air
(pH) mencapai 4,5.
- Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun
tumbuh-tumbuhan) yang hidup.
b. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian. Rawa ini memiliki pintu
pelepasan air sehingga airnya berganti. Keberadaan rawa banyak
manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara
lain:
- Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku
pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas,
dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
- Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
- Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
- Sebagai tempat wisata alam.
Pencemaran Air
Fosfat
Fosfor terdapat di air dan air limbah hampir selalu sebagai fosfat. Antara
lain sebagai ortofosfat, fosfat terkondensasi (piro-, meta-, dan polifosfat lainnya)
dan fosfat yang terikat secara organik. Fofat-fosfat tersebut dalam bentuk larutan,
partikel, atau terdapat di dalam tubuh makhluk air.
Bentuk-bentuk fosfat tersebut terbentuk dari bermacam sumber. Sejumlah
kecil ortofosfat atau beberapa fosfat terkondensasi masuk ke badan air selama
proses pengolahan limbah. Jumlah yang lebih besar dari senyawa yang sama
dapat ditambahkan selama pencucian atau pembersihan lainnya, karena senyawa-
senyawa ini adalah bahan baku dari pembersih. Fosfat digunakan secara ekstensif
dalam pengolahan air pendidih. Ortofosfat digunakan untuk pertanian atau taman
sebagai pupuk, lalu terbawa ke air permukaan oleh badai atau salju yang meleleh.
Fosfat organik utamanya terbentuk dari proses biologi. Fosfat organik masuk ke
pembuangan dari ekskresi manusia dan residu makanan, serta dapat terbentuk dari
ortofosfat dalam proses pengolahan biologi dari biota air.
Fofor penting bagi pertumbuhan organisme dan dapat menjadi nutrien
yang terbatas dari produktivitas badan air. Fosfat yang merupakan nutrien penting
bagi pertumbuhan, terdapat di akhir dari pengolahan limbah dan drainase
pertanian, atau limbah dari beberapa industri ke perairan dapat menstimulasi
pertumbuhan organisme fotosintetik air mikro dan makro dalam jumlah yang
menganggu.
Fosfat juga terdapat di dasar sedimen dan di lumpur biologis, keduanya
dalam bentuk endapan anorganik dan menyatu menjadi senyawa organik
(STANDARD METHODS COMMITTEE, 1999).
air laut mereduksi bentuk-bentuk asam ini menjadi senyawa asam fosfomolibdat.
Selanjutnya asam fosfomolibdat direduksi menjadi warna biru yang terbentuk
sempurna yang dikenal sebagai molibdenum biru. Terdapat dua tahap reaksi
kimia yang terjadi sebelum terbentuknya molibdenum biru, yaitu pembentukan
senyawa kompleks amonium molibdat yang berwarna kuning terjadi menurut
reaksi berikut:
H2SO4 + (NH4)2MoO4.4H2O + PO43+ NH4P(Mo3O10)4
Dengan keberadaan asam askorbat senyawa kompleks yang berwarna kuning
tersebut direduksi menjadi molibdenum biru berdasarkan reaksi berikut:
OH OH
O O
OH CH OH CH
NH4P(Mo3O10)4 + HO C OH H3PO4.(MoO3.MoO2)2.4H2O + O C OH
CH2 CH2
HO CH HO CH
H2 C OH H2 C OH
Hukum Lambert-Beer
Dari monokromator tadi cahaya atau energi radiasi diteruskan dan diserap oleh
suatu larutan yang akan diperiksa di dalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang
diserap oleh larutan akan menghasilkan sinyal elektrik pada detektor, sinyal
elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya
sinyal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka (TRIYATI,
1985).
Instrumentasi Spektrofotometer
Penguat
Pembaca
Sumber cahaya
Sumber sinar tampak biasanya terbuat dari lampu tungsten yang memiliki
rentang sinar dari 350-2500 nm. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu,
variasi tegangan masih dapat diterima 0,20% pada suatu sumber DC, misalnya:
baterai. Untuk menghasilkan tegangan yang stabil digunakan transformator.
Untuk sumber sinar ultraviolet adalah lampu hidrogen dan deuterium yang
menghasilkan sinar sekitar 180 hingga 350 nm. Lampu xenon yang menghasilkan
sinar ultraviolet yang biasanya lebih baik, tetapi kurang stabil dalam jumlah
variasi sumber intensitas terhadap panjang gelombang.
11
Monokromator
Detektor
Penguat
Penampil data
Verifikasi Metode
Linieritas
Daerah Kerja
Daerah kerja adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang
sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, presisi, dan linearitas
yang dapat diterima (HARMITA, 2004). Batas terendah daerah kerja adalah limit
kuantitasi, sedangkan batas tertingginya ditentukan dengan konsentrasi yang tidak
memberikan keanehan signifikan dalam kurva linieritasnya (MAGNUSSON &
RNEMARK, 2014).
Limit Kuantitasi
Limit kuantitasi (LK) adalah konsentrasi terendah dari analit yang dapat
ditetapkan dengan tingkat akurasi dan presisi yang baik. LK ditentukan dengan
menguji analit dengan berbagai konsentrasi yang nilainya berasal dari nilai blanko
ditambah 5, 6, atau 10 simpangan baku dari rata-rata pembacaam blanko. LK
adalah nilai indikatif dan sebaiknya tidak digunakan dalam pengambilan
keputusan (MAGNUSSON & RNEMARK, 2014).
80% sampai 120% dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis
dengan metode yang akan diverifikasi.
Pada percobaan penetapan akurasi, sedikitnya lima sampel yang
mengandung analit yang harus disiapkan dengan kadar antara 50% sampai 150%
dari kandungan yang diharapkan.
PERCOBAAN
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi bahan uji dan bahan
kimia. Bahan uji yang digunakan yaitu larutan standar fosfor 326 mg/L dan CRM
Simple Nutrients. Bahan kimia yang digunakan yaitu asam sulfat 1:1, ammonium
persulfat heptahidrat, indikator fenolftalein, natrium hidroksida 10 N, dan pereaksi
campuran (asam sulfat 5 N, kalium antimonil tartrat hemihidrat, ammonium
molibdat tetrahidrat, dan asam askorbat 0,1 M). Pembuatan pereaksi campuran
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Alat
17
18
Metode Percobaan
Cara Kerja
Tahap Persiapan
Larutan standar fosfor 326 mg/L dipipet sebanyak 0,77 mL ke dalam labu
takar 50 mL, ditera dengan air destilat dan dihomogenkan.
Larutan intermediet fosfor 5 mg/L dipipet sebanyak 0,2; 0,4; 0,8; 1,6; 3,2;
dan 6,4 mL ke dalam labu takar 50 mL, ditera dengan air destilat dan
dihomogenkan. Larutan deret standar fosfor masing-masing dipindahkan ke gelas
piala 150 mL, kemudian ditambahkan 8,0 mL pereaksi campuran.
Larutan intermediet fosfor 5 mg/L dipipet sebanyak 0,02; 0,04; 0,08; 0,1;
0,2; 0,4; 0,8; 1,6; 3,2; 6,4; 1,0; 1,2; 1,4; 1,6; dan 2,0 mL ke dalam labu takar 50
mL, ditera dengan akuades dan dihomogenkan. Larutan deret standar fosfor
masing-masing dipindahkan ke gelas piala 150 mL, kemudian ditambahkan 8,0
mL pereaksi campuran. Larutan dibuat tujuh seri untuk masing-masing
konsentrasi.
19
Uji Presisi
Uji Akurasi
Spiked-Placebo
Larutan intermediet fosfor 5 mg/L dipipet sebanyak 0,2; 0,6; dan 1,0 mL
ke dalam labu takar 50 mL, ditera dengan air destilat dan dihomogenkan.
Larutan dipreparasi seperti sampel dan dibuat sebanyak tujuh seri untuk masing-
masing konsentrasi.
Tahap Pengujian
Setelah paling sedikit 10 menit tetapi tidak lebih dari 30 menit, diukur
absorbansi dari masing-masing larutan deret standar menggunakan
spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 880 nm.
Setelah paling sedikit 10 menit tetapi tidak lebih dari 30 menit, tujuh seri
larutan uji linieritas diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer sinar
tampak pada panjang gelombang 880 nm.
Setelah paling sedikit 10 menit tetapi tidak lebih dari 30 menit, sepuluh
seri larutan uji limit deteksi dan kuantitasi diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 880 nm.
Uji Presisi
Setelah paling sedikit 10 menit tetapi tidak lebih dari 30 menit, sepuluh
seri larutan uji presisi diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer sinar
tampak Agilent Cary 60 dan Hach DR 2000 pada panjang gelombang 880 nm.
Uji Akurasi
Setelah paling sedikit 10 menit tetapi tidak lebih dari 30 menit, sepuluh
seri larutan CRM Simple Nutrients 10 kali pengenceran dan masing-masing tujuh
seri larutan 0,02; 0,06; dan 1,0 mg/L diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 880 nm.
Data yang diperoleh dibuat kurva linieritas yaitu kurva hubungan antara
konsentrasi larutan standar dengan absorbansi, kemudian ditentukan nilai
koefisien korelasi (r), slope (b), dan intersep (a), kemudian diperoleh sebuah
persamaan dengan rumus berikut.
Persamaan regresi: y = a + bx
- Slope (b)
=1 =1
=1
=
( )2
=1 2 =1
- Intersep (a)
[=1 ( =1 )]
=
Keterangan:
- xi = konsentrasi pada data ke-i (mg/L)
- yi = absorbansi pada data ke-i
- i = 1,2,3, ..., 10
- n = banyak data
Data yang diperoleh dari hasil pengujian dihitung nilai rata-rata konsentrasi,
simpangan baku (SB), simpangan baku relatif (%SBR), limit deteksi metode
(LDM), dan limit kuantitasi (LK). Nilai tersebut dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
22
- Rata-rata konsentrasi
=1
=
- Simpangan baku
( )2
= =1
1
Keterangan:
- = rata-rata konsentrasi
- xi = konsentrasi pada ulangan ke-i (mg/L)
- i = 1, 2, 3, ..., 10
- n = banyaknya ulangan
- SB = Simpangan baku (mg/L)
- %SBR = Simpangan baku relatif (mg/L)
Presisi
Ripitabilitas
- Rata-rata konsentrasi
=1
=
23
- Simpangan baku
( )2
= =1
1
Reprodusibilitas
Akurasi
- % perolehan kembali
% = x fp x 100%
Keterangan:
- = rata-rata konsentrasi
- xi = konsentrasi pada ulangan ke-i (mg/L)
- i = 1, 2, 3, ..., 10
- n = banyaknya ulangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
0,4500
0,4000
0,3500 y = 0,65014x + 0,0003
0,3000 r = 0,9999
Absorbansi
0,2500
0,2000
0,1500
0,1000
0,0500
0,0000
0,0000 0,1000 0,2000 0,3000 0,4000 0,5000 0,6000 0,7000
25
26
0,9000
0,8000
0,7000
y = 0,5828x + 0,0085
0,6000 r = 0,9980
Absorbansi
0,5000
0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000
0,0000 0,5000 1,0000 1,5000
Limit deteksi metode (LDM) menunjukkan batas nilai terendah yang dapat
dianalisis melalui metode secara lengkap. LDM diuji dengan mengukur sepuluh
seri larutan blanko yang dipreparasi seperti sampel dan diuji menggunakan
spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 880,0 nm.
Pada pengukuran sepuluh seri larutan blanko terdapat absorbansi dan
konsentrasi negatif. Sehingga, LDM dihitung menggunakan hasil pengukuran
28
standar terkecil, yaitu konsentrasi 0,002 mg/L. Hasil pengukuran larutan blanko
dan standar 0,002 mg/L dapat dilihat pada Lampiran 6.
Uji Presisi
Ripitabilitas
Reprodusibilitas
Uji Akurasi
35
DAFTAR PUSTAKA
xi
LAMPIRAN
xii
36
1 1 = 2 2
2 2
1 =
1
50 5 /
1 =
326 /
1 = 0,766
1 1
2 =
2
0,77 5 /
2 =
50
2 = 5,0204 /
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,02 5 /
2 =
50
2 = 0,0020 /
- 0,004 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,04 5 /
2 =
50
38
Lampiran 2. (Lanjutan)
2 = 0,0040 /
- 0,008 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,08 5 /
2 =
50
2 = 0,0020 /
- 0,01 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,1 5 /
2 =
50
2 = 0,0100 /
- 0,02 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,2 5 /
2 =
50
2 = 0,0201 /
- 0,04 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,4 5 /
2 =
50
39
Lampiran 2. (Lanjutan)
2 = 0,0402 /
- 0,08 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,8 5 /
2 =
50
2 = 0,0803 /
- 0,16 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
1,6 5 /
2 =
50
2 = 0,1607 /
- 0,32 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
3.2 5 /
2 =
50
2 = 0,3213 /
- 0,64 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
6,4 5 /
2 =
50
40
Lampiran 2. (Lanjutan)
2 = 0,6426 /
- 1,00 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
10 5 /
2 =
50
2 = 1,0041 /
- 1,20 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
12 5 /
2 =
50
2 = 1,2049 /
- 1,40 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
14 5 /
2 =
50
2 = 1,4057 /
- 1,6 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
16 5 /
2 =
50
41
Lampiran 2. (Lanjutan)
2 = 1,6065 /
- 2,00 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
20 5 /
2 =
50
2 = 2,0082 /
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,2 5 /
2 =
50
2 = 0,0201 /
- 0,06 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
0,6 5 /
2 =
50
2 = 0,0602 /
- 0,10 mg/L
1 1 = 2 2
1 1
2 =
2
42
Lampiran 2. (Lanjutan)
1 5 /
2 =
50
2 = 0,1004 /
Keterangan:
V1 = Volume awal (mL)
V2 = Volume akhir (mL)
C1 = Konsentrasi awal (mg/L)
C2 = Konsentrasi akhir (mg/L)
43
Konsentrasi Absorbansi
No xi.yi xi2 yi2
(mg/L) (xi) (yi)
1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2 0,0201 0,0117 0,0002 0,0004 0,0001
3 0,0402 0,0247 0,0010 0,0016 0,0006
4 0,0803 0,0529 0,0042 0,0065 0,0028
5 0,1607 0,1065 0,0171 0,0258 0,0113
6 0,3213 0,2105 0,0676 0,1032 0,0443
7 0,6426 0,4149 0,2666 0,4129 0,1721
1,2651 0,8212 0,3568 0,5505 0,2313
- Slope (b)
=1 =1
=1
=
( )2
=1 2 =1
b = 0,65104
- Intersep (a)
[=1 ( =1 )]
=
a = 0,0003
Keterangan:
- xi = konsentrasi pada data ke-i (mg/L)
- yi = absorbansi pada data ke-i
- i = 1,2,3, ..., 10
- n = banyak data
44
Konsentrasi Absorbansi
No xi.yi xi2 yi2
(mg/L) (xi) (yi)
1 0,0080 0,0077 0,0001 0,0001 0,0001
2 0,0100 0,0061 0,0001 0,0001 0,0000
3 0,0201 0,0126 0,0003 0,0004 0,0002
4 0,0402 0,0263 0,0011 0,0016 0,0007
5 0,0803 0,0494 0,0040 0,0065 0,0024
6 0,1607 0,1055 0,0169 0,0258 0,0111
7 0,3213 0,2096 0,0673 0,1032 0,0439
8 0,6426 0,3956 0,2542 0,4129 0,1565
9 1,0041 0,6338 0,6364 1,0082 0,4017
10 1,2049 0,7148 0,8613 1,4518 0,5109
11 1,4057 0,7872 1,1066 1,9760 0,6197
4,8978 2,9486 2,9481 4,9866 1,7473
Konsentrasi Terukur
Ulangan Absorbansi
(mg/L)
1 0,0005 0,0004
2 0,0005 0,0004
3 0,0004 0,0002
4 0,0004 0,0002
5 0,0010 0,0011
6 0,0009 0,0010
7 0,0009 0,0010
8 0,0029 0,0041
9 0,0027 0,0038
10 0,0029 0,0041
Rata-rata 0,0016
Simpangan Baku 0,0017
%SBR 102,45
Syarat Keberterimaan LDI: Absorbansi dan konsentrasi positif dan %SBR besar
Simpulan: LDI sebesar 0,002 mg/L
- Rata-rata konsentrasi
=1
=
= 0,0016 mg/L
- Simpangan baku
=1( )2
=
1
SB = 0,0017 mg/L
- %SBR
% = x 100%
%SBR = 102,45 %
46
Lampiran 6. Data dan Perhitungan Uji Limit Deteksi Metode dan Kuantitasi
Konsentrasi Terukur
Ulangan Absorbansi
(mg/L)
1 0,0004 0,0002
2 0,0005 0,0004
3 -0,0022 -0,0038
4 -0,0022 -0,0038
5 0,0089 0,0133
6 0,0086 0,0129
7 -0,0009 -0,0018
8 -0,0001 -0,0006
9 0,0059 0,0087
10 0,0065 0,0096
Konsentrasi
Ulangan Absorbansi ( ) ( )2
Terukur (mg/L)
1 0,0005 0,0004 -0,0013 1,6 x 10-6
2 0,0005 0,0004 -0,0013 1,6 x 10-6
3 0,0004 0,0002 -0,0014 2,0 x 10-6
4 0,0004 0,0002 -0,0014 2,0 x 10-6
5 0,0010 0,0011 -0,0005 2,3 x 10-7
6 0,0009 0,0010 -0,0006 4,0 x 10-7
7 0,0009 0,0010 -0,0006 4,0 x 10-7
8 0,0029 0,0041 0,0025 6,0 x 10-6
9 0,0027 0,0038 0,0021 4,6 x 10-6
10 0,0029 0,0041 0,0025 6,0 x 10-6
0,0016
SB 0,0017
LDM 0,007
LK 0,018
- Rata-rata konsentrasi
=1
=
= 0,0016 mg/L
47
Lampiran 6. (Lanjutan)
- Simpangan baku
( )2
= =1
1
SB = 0,0017 mg/L
Keterangan:
- = rata-rata konsentrasi
- xi = konsentrasi pada ulangan ke-i (mg/L)
- i = 1, 2, 3, ..., 10
- n = banyaknya ulangan
- SB = Simpangan baku (mg/L)
- %SBR = Simpangan baku relatif (mg/L)
48
Konsentrasi
Ulangan Abs Terukur ( ) ( )2
(mg/L)
1 0,0387 0,0594 -0,0003 9,5 x 10-8
2 0,0395 0,0606 0,0009 8,6 x 10-7
3 0,0392 0,0601 0,0005 2,1 x 10-7
4 0,0387 0,0594 -0,0003 9,5 x 10-8
5 0,0359 0,0550 -0,0046 2,1 x 10-5
6 0,0394 0,0604 0,0008 6,0 x 10-7
7 0,0395 0,0606 0,0009 8,6 x 10-7
8 0,0393 0,0603 0,0006 3,8 x 10-7
9 0,0392 0,0601 0,0005 2,1 x 10-7
10 0,0396 0,0607 0,0011 1,2 x 10-6
0,5966 2,6 x 10-5
Rata-rata 0,0597 2,6 x 10-6
SB 0,0017
%SBR 2,84
- Rata-rata konsentrasi
=1
=
= 0,0597 mg/L
- Simpangan baku
=1( )2
=
1
SB = 0,0017 mg/L
Lampiran 7. (Lanjutan)
Keterangan:
- = rata-rata konsentrasi
- xi = konsentrasi pada ulangan ke-i (mg/L)
- i = 1, 2, 3, ..., 10
- n = banyaknya ulangan
- SB = Simpangan baku (mg/L)
- %SBR = Simpangan baku relatif (mg/L)
50
1. Hipotesis
H0 : 0 = m atau 0 - m = 0 atau = 0
Rata-rata hasil penetapan total fosfat menggunakan instrumen baru dan lama
tidak berbeda nyata
H0 : 0 = m atau 0 - m = 0 atau 0
Rata-rata hasil penetapan total fosfat menggunakan instrumen baru dan lama
berbeda nyata
2. Nilai thitung
=
0,000510
=
0,0036
= 0,405
51
Lampiran 8. (Lanjutan)
5%
3. Nilai ttabel pada = (db, )
2
db = n 1 = 10 1 = 9
ttabel = 9; 0,025
ttabel = 2,262
Keterangan:
db = derajat bebas
n = banyaknya ulangan
5. Simpulan
Rata-rata hasil penetapan total fosfat menggunakan instrumen baru dan lama
tidak berbeda nyata.
52
Konsentrasi Konsentrasi %
Level
Teoritis Ulangan Absorbansi Terukur perolehan
Konsentrasi
(mg/L) (mg/L) kembali
1 0,0130 0,0197 97,95
2 0,0133 0,0201 100,25
3 0,0138 0,0209 104,10
Rendah 0,0201 4 0,0131 0,0198 98,71
5 0,0137 0,0207 103,33
6 0,0135 0,0204 101,79
7 0,0120 0,0181 90,26
1 0,0387 0,0594 98,52
2 0,0359 0,0550 91,34
3 0,0394 0,0604 100,31
Sedang 0,0602 4 0,0395 0,0606 100,57
5 0,0393 0,0603 100,05
6 0,0392 0,0601 99,80
7 0,0396 0,0607 100,82
1 0,0560 0,0861 85,71
2 0,0561 0,0862 85,87
3 0,0561 0,0862 85,87
Tinggi 0,1004 4 0,0733 0,1128 112,32
5 0,0743 0,1143 113,85
6 0,0743 0,1143 113,85
7 0,0580 0,0892 88,79
Rata-rata 98,76
0,0197 mg/L
% = x 100%
0,0201 mg/L
% = 97,95%
53
Lampiran 9. (Lanjutan)
Konsentrasi Konsentrasi %
Level
Teoritis Ulangan Absorbansi Fp Terukur perolehan
Konsentrasi
(mg/L) (mg/L) kembali
1 0,1587 10 2.4464 88,00
2 0,1586 10 2.4448 87,94
3 0,1711 10 2.6378 94,89
4 0,1727 10 2.6625 95,77
CRM 10x 5 0,1699 10 2.6193 94,22
2,78
pengenceran 6 0,1826 10 2.8154 101,27
7 0,1774 10 2.7351 98,38
8 0,1701 10 2.6224 94,33
9 0,1776 10 2.7382 98,50
10 0,1779 10 2.7428 98,66
Rata-rata 95,20
% = x fp x 100%
2,4464 mg/L
% = x 10 x 100%
2,78 mg/L
% = 88,00%