Pengauditan 2
Pengauditan 2
Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit yaitu :
a. Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi
b. Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta Harga pokok penjualan.
Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi Audit
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam merancang program audit yang
efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu
untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi itu dikelola. Bagi
banyak perusahaan distribusi dan eceran, manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai
keberhasilan.
a. Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang
akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah
hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Umumnya audit atas persediaan termasuk mengamati
keberadaan persediaan dan mengaudit ketepatan penilaian persediaan memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor
biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas ke audit persediaan, tanpa
melebihi jumlah yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan.
b. Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh transaksi persediaan
pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena persediaan bukan merupakan bagian yang material dari
proses inti entitas itu.
c. Prosedur analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada
terhadap potensi terjadinya salah saji. Jika persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor
tidak boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi
prosedur ini bisa sangat efektif dalam memusatkan perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.
a. Rasio jumlah hari perputaran persediaanRata-rata hutang persediaan: Harga Pokok Penjualan x 365
c. Rasio barang jadi yang diproduksi terhadap bahan baku yang digunakan
e. Rasio produk yang cacat per jutaJumlah produk cacat sebagai persentase dari setiap juta yang diproduksi
a. Perintah produksi
d. Tiket waktu
e. Tiket perpindahan
a. Memulai produksi
b. Memindahkan barang
Prosedur Awal
Prosedur Analitis
Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi Audit
Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk memahamai :
Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang berbeda dengan
kompensasi gaji.
Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi saham, serta
penggajian pensiun.
a. Otorisasi personalia
d. Register penggajian
f. Cek gaji
- Mengangkat karyawan
- Mengotorisasi perubahan gaji dan upah
- Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil
- Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini:
tujuan audit adalah sebagai berikut : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi
yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun
yang berkaitan dengan saldopersediaan serta harga pokok penjualan.
Kategori Asersi
Kelengkapan
Semua transaksi pabrikasi yang terjadi selama periode berjalan sudah dicatat
(Cl).
Entitas memegang hak atas persediaan yang berasal dan transaksi pabrikasi
yang dicatat (ROl).
Entitas pelapor memegang hak milik atas persediaan pada tanggal neraca (R02).
Penilaian atau
Alokasi
Harga pokok penjualan didasarkan pada penerapan metode arus biaya yang
berlaku secara konsisten (VA3).
pengungkapannya (PD1).
Asersi
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan dalam pembukuan terkait dengan
kompensasi atas jasa yang diberikan selama periode yang diaudit( AT1)
Saldo utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan mencerminkan jumlah yang
terutang per tanggal neraca (AT2)
Kelengkapan
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan mencakup semua biaya yang
terjadi untuk jasa personalia selama periode yang diaudit( L1)
Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan mencakup semua utang kepada
karyawan dan utang kepada Negara per tanggal neraca( L2)
Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan adalah kewajiban peruasahaan
klien (HK3)
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan telah dihitung dengan teliti dan
telah dicatat (NA1)
Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan telah dihitung dengan teliti dan
telah dicatat (NA2 )
Distribusi biaya tenaga kerja pabrik telah dihitung dan dicatat dengan
benar( NA3)
Penyajiandan pengungkapan
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan telah diidentifikasi dan
dikelompokkan dengan benar dalam laporan laba rugi (SU1)
Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan telah diidentifikasi dan
diklasifikasi dengan benar dalam neraca (SU2)
a. Materialitas
b. Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yangdisebabkan
oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah,
karena persediaan bukan merupakan bagian yang material dan proses inti
entitas itu. Namun, untuk pabrikan, pedaganggrosir, atau pedagang eceran,
persediaan dapat dinilai sebesar ataumendekati maksimum karena alasan-
alasan berikut ini:
Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan
dapatmembuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji.
Sepertidisebutkan di atas, jika laporan keuangan yang disajikan untuk
auditmemperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan
naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkintelah
ditetapkan terlalu tinggi. ini akan memperingatkan auditor agarmemperhatikan
secara seksama keberadaan dan penilaian persediaan.
a. Materialitas
b. Risko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus
personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih
kepada majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun
kecurangan (asersi keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah besar bagi
auditor. Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa cukup tinggi. Pada
perusahaan manufaktur, dasar perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan
atau jumlah hasil kerja. Oleh karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang
kompleks dan risiko bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa
menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahawa risiko bawaan
cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian atau
pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.
c. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan
potensial seperti misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari
jumlah yang diperkirakan auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor
bisa menggunakan pernagkat lunak audit digeneralisasi, mengelompokkan
pegawa berdasar kategori pegawai, dan kemudian menganalisis gaji atau upah
rata-rata per kategori pegawai.
Rasio
Rumus
Signifikasi Audit
Jumlah produk cacat sebagai persentase dan setiap juta yang diproduksi
Berikut ini disajikian beberapa, catatan dan file komputer yang lazim digunakan
dalam memproses transaksi pabrikasi antara lain:
Perintah produksi,
Fungsi-fungsi pabrikasi :
1. Memulai produksi :
2. Memindah barang :
Memproses barang dalam produksi
Melindungi persediaan
1. Memulai produksi
2. Perpindahan Barang
Melindungi persediaan
4. Pengendalian Manajemen
Otorisasi personil
Arsip pegawai
Pengangkatan karyawan
Pembayaran gaji/ upah dan mengamankan upah yang belum/ tidak diambil
Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk
pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu
hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan
risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu.
Sebagai contoh dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi
keberadaan pada persediaan barang dagang, auditor akan memperhitung.kan
penilaian risiko pengendaliaanya untuk asersi tersebut bagi transaksi pembelian
yang memperbesar saldo persediaan, sedangkan asersi kelengkapan untuk
transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan.
Terdapat banyak pengujian yang dapat diterapkan pada tujuan audit spesifik
yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan serta penilaian atau alokasi.
Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit saldo rekening utang
gaji/ upah sama dengan apa yang telah diidentifikasi. Namun dalam hal ini
auditor tidak perlu mengkonfirmasi utang gaji/ upah. Uraian tentang pengujian
substantif khusus untuk saldo-saldo penggajian/ pengupahan yang akan
dijelaskan di bawah ini dibatasi hanya prosedur-prosedur berikut :
Bagi banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual padatanggal
neraca sebesar jumlah yang terutang kepada pejabat dan karyawanuntuk gaji
dan upah, komisi, bonus, uang cuti, dan sebagainya, sertasebesar jumlah yang
terutang kepada badan-badan pemerintah untukpajak-pajak gaji dan upah.
Walaupun perhatian utama auditor mengenaibeban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namununtuk akun-akun akrual akhir tahun
perhatian utamanya adalah padarendah saji. Hal yang juga harus diperhatikan
adalah konsistensi metodeuntuk menghitung akrual dan periode ke periode.
Salah Satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna
mcnetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian
rincian. jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya
tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien itu
mcrupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk
serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.
Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan
digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas
pengalaman dan kecenderungan industri klien. Sebagai contoh, dengan
mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan klien
yang mencerminkan keadaan perusahaan tersebut, dapat membantu auditor
untuk menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan kesalahan
yang berhubungan dengan keberadaan data klien yang digunakan dalam
menghitung rasio perputaran persediaan., melainkan mengindikasikan masalah
penilaian yang berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin akan
diikuti oleh menurunnya harga pasar.
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup
pemeriksaan dokumen pendukung.
a. Ayat jumal debet dalam persediaan barang dagang atan bahan baku ke
faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
b. Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barangjadi ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
c. Ayat jnrnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke
dokumen dan catatan penjualan.
d. Ayat jumal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan ha1 yang material bagi
laporan keuangan sebuah perusahaan.
Penetapan waktu tergantung pada system persediaan yang dianut klien dan
efektifitas pengendalian internal. Dalam systcm persediaan periodic, kuantitas
ditentukan melalui perhitungan fisik,dan semua perhitungan telah ditentukan
pada tanggal tertentu yang mendekati tanggal neraca.
Tanggal perhitungan
Melaksanakan Pengujian
Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya.
Selain itu auditor harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang
digunakan untuk menentukan kuantitas yang diperlukan.
Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta
untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih
periode sebelumnya.
Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh
kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan
klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian
laba kotor terhadap persediaan.
Asersi Penjelasan
Barang yang rusak dan usang yang diamati dapat dinilai sebesar nilai realisasi
bersih.
Namun pengamatan tidak dapat memberikan bukti mengenai asersi hak dan
kewajiban karena barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak
konsinyasi, atau untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang
hak milik
Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak
dalam daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantias
dengan harga per unit atas dasar pengujian.
Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi
yang dilakukan auditor tergantung pada realibilitas catatan akuntansi biaya klien
dan metode yang digunakan oleh klien dalam mengakumulasikan biaya biaya
tersebut.
Apabila asersi klien mengenai sifat persediaan berhubungan dengan hal hal
yang sangat bersifat teknis, auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar
dari luar. Sebagai contoh, hal ini mungkin saja terjadi, dalam perusahaan minyak
yang memiliki mutu minyak dan pelumas yang berbeda, atau pada took
perhiasan yang memiliki permata dengan karat yang berbeda dan jam tangan
hiasan permatanya berlainan.
Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang
telah cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor
hanya diharapkan menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi
siap dijual, digunakan atau dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang,
lambat bergerak, atau rusak. Auditor memperoleh bukti mengenai kondisi umum
atau keusangan dengan :
Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik
oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat
mencapai tujuan profibilitas dan arus kas. Pada saat mengevaluasi masalah
masalah seperti nilai realisasi bersih persediaan, auditor harus
memperhitungkan risiko bisnis klien, risiko adanya produk pengganti atau
perebutan pangsa pasar oleh pesaing, serta harus berbagi pengetahuan dan
pemehaman tentang hal ini dengan klien.