Anda di halaman 1dari 29

AUDIT SIKLUS PRODUKSI

MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI


Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi bahan jadi. Siklus ini meliputi
perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat
persediaan yang akan dipertahankan, serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi.
Transaksi yang terjadi dalam siklus ini mulai pada saat bahan baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang
yang diproduksi ditransfer ke barang jadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi pabrikasi.
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini :
a. Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead
b. Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik
c. Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi

Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit yaitu :
a. Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi
b. Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta Harga pokok penjualan.

Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi Audit
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam merancang program audit yang
efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu
untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi itu dikelola. Bagi
banyak perusahaan distribusi dan eceran, manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai
keberhasilan.

Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis

a. Materialitas

Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang
akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah
hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Umumnya audit atas persediaan termasuk mengamati
keberadaan persediaan dan mengaudit ketepatan penilaian persediaan memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor
biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas ke audit persediaan, tanpa
melebihi jumlah yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan.

b. Risiko Inheren

Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh transaksi persediaan
pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena persediaan bukan merupakan bagian yang material dari
proses inti entitas itu.

c. Prosedur analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada
terhadap potensi terjadinya salah saji. Jika persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor
tidak boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi
prosedur ini bisa sangat efektif dalam memusatkan perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal


Prosedur analitis yang biasa digunakan untuk mengaudit siklus produksi :

a. Rasio jumlah hari perputaran persediaanRata-rata hutang persediaan: Harga Pokok Penjualan x 365

b. Rasio Pertumbuhan persediaan terhadap pertumbuhan harga pokok penjualan

c. Rasio barang jadi yang diproduksi terhadap bahan baku yang digunakan

d. Rasio barang jadi yang diproduksi terhadap tenaga kerja langsung

e. Rasio produk yang cacat per jutaJumlah produk cacat sebagai persentase dari setiap juta yang diproduksi

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PABRIKASI


Dokumen dan Catatan yang Lazim
Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam memproses transaksi pabrikasi :

a. Perintah produksi

b. Laporan kebutuhan bahan

c. Slip pengeluaran bahan

d. Tiket waktu

e. Tiket perpindahan

f. Laporan aktivitas produksi harian

g. Laporan produksi yang sudah selesai

h. Buku besar pembantu atau file induk persediaan

i. File induk biaya standar

j. File induk persediaan bahan baku

k. File induk persediaan barang dalam proses


l. File induk persediaan barang jadi

Fungsi-fungsi dan Pengendalian yang Terkait


Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan fungsi-fungsi
pabrikasi berikut ini :

a. Memulai produksi

- Merencanakan dan mengendalikan produksi


- Mengeluarkan bahan baku

b. Memindahkan barang

- Memproses barang dalam produksi


- Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
- Melindungi persediaan

c. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan

- Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi


- Menjaga kebenran saldo-saldo persediaan

Mendapatkan Pemahaman dan Menilai Risiko Pengendalian


Prosedur ini meliputi review atas pengalaman sebelumnay dengan klien bersangkutan, jika ada, pengajuan
pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi lainnya, pemeriksaan dokumen dan catatan produksi, serta
pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi. Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian
internal, bagan arus, dan memorandum naratif.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN


Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untukpengujian rincian atas asersi-
asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko
prosedur analitis yang relevan berkaitan dengan asersi-asersi itu.

Merancang Pengujian Substantif

Prosedur Awal

Prosedur Analitis

Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian Rincian Saldo

Pengujian Rincian Saldo Estimasi Akuntansi

Prosedur yang Diwajibkan

Penyajian dan Pengungkapan

JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS PRODUKSI


Banyak akuntan publik yang telah membantu klien mengembangkan sistem persediaan just-in-time dengan
menggunakan pertukaran data elektronik(EDI/Electronic Data Interchange) untuk berkomunikasi dengan pemasok.
Selain itu, mereka juga membantu klien dalam mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dari
proses pabrikasi. Para akuntan publik ini secara teratur memberikan rekomendasi untuk menyempurnakan sistem
informasi yang memungkinkan manajemen memantau dan mengendalikan penciutan persediaan dengan lebih baik,
serta mencocokkan kuantitas persediaan dengan permintaan secara lebih baik. Dewasa ini, para akuntan publik telah
menolong klien dalam menata ulang proses reenginering yang berkaitan dengan e-business.

II. AUDIT SIKLUS JASA PERSONALIA


MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS JASA PERSONALIA
Siklus jasa personalia suatu entitas menyangkut peristiwa dan aktivitas yang berhubungan dengan
kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam, dan insetif, komisi,
bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan. Kelompok transaksi utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian.

Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi Audit
Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk memahamai :

Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas.

Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang berbeda dengan
kompensasi gaji.

Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi saham, serta
penggajian pensiun.

Materialitas, Risiko Inhern dan Prosedur Analitis


a. Materialitas
Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank, perusahaan asuransi, dan kantor
profesional, jasa personalia merupakan beban utama. Untuk sekolah, jasa personalia mungkin menjadi pengeluaran
yang utama.
b. Risiko Inheren
Auditor jarang memperhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena sebagian besar
karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak dibayar. Akan tetapi, penipuan gaji dan upah telah menjadi
perhatian utama auditor.
c. Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus jasa personalia karena
prosedur ini efektif dari segi biaya.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal


Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen pengendalian internal dianggap relevan
dengan siklus jasa personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat
langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur
hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada manajer SDM atau personalia. Departemen SDM biasanya
bertanggung jawab atas otorisasi pengangkatan personel dan mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan.
Dewan direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk kompensasi pejabat lainnya. Departemen yang
mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian,
serta kantor bendahara.
Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan
mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta pembayaran
pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan
kompensasi eksekutif oleh komite audit.

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGGAJIAN


Dokumen dan Catatan yang Lazim
Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat mencatat transaksi
penggajian :

a. Otorisasi personalia

b. Kartu absen/clock card

c. Tiket waktu/time ticket

d. Register penggajian

e. Rekening bank untuk penggajian imprest

f. Cek gaji

g. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja

h. SPT pajak gaji dan upah

i. File personalia karyawan


j. File induk data personalia

k. File induk penghasilan karyawan

Fungsi-fungsi dan Pengendalian yang Terkait


Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut ini :

a. Memulai transaksi penggajian yang mencakup

- Mengangkat karyawan
- Mengotorisasi perubahan gaji dan upah

b. Penerimaan jasa, mencakup :

- Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu

c. Pencatatan transaksi penggajian, mencakup :

- Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah

d. Pembayaran gaji dan upah, mencakup :

- Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil
- Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PENGGAJIAN


Menentukan Risiko Deteksi
Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali dibatasi pada penerapan prosedur analitis
atas akun-akun beban dan pos-pos akrual yang terkait, serta pengujian rincian yang terbatas. Jika prosedur analitis
trsebut mengungkapkan fluktusi yang tidak diduga, maka akan diperlukan pengujian rincian yang lebih ekstensif.

Merancang Pengujian Substantif


Apabila tidak terungkap fluktuasi yang tidak diduga leh prosedur ini, auditor sudah memperoleh bukti yang
mendukung tujuan audit yang berkaitan dengan asersi ekstensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta
penilaian atau alokasi. Yaitu :

a. Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual

b. Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun

c. Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham


d. Memverivikasi kompensasi pejabat

JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS JASA PERSONALIA


Akuntan publik dapat membantu dengan :

a. Menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat.

b. Mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk meningkatkan produktivitas.

- See more at: http://markdebie.blogspot.co.uk/2011/05/audit-siklus-produksi-dan-


jasa.html#sthash.GOE2KfkL.dpuf

Audit Siklus Produksi dan Personalia

AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA

6.1 MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA

Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi

Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahanbaku


menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan sertapengendalian produksi
dan jenis-jenis dan kuantitas barang yang akandiproduksi, tingkat persediaan
yang akan dipertahankan, serta transaksidan peristiwa yang berkaitan dengan
proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan
baku diminta untukproduksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi
ditransfer ke barangjadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai
transaksi pabrikasi (manufacturing transactions).

Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini:

(1) siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaranberbagai


biaya overhead, (2) siklus jasa personalia dalam pembayaranbiaya tenaga kerja
pabrik, dan (3) siklus pendapatan dalam penjualanbarang jadi.

Perencanaan audit siklus personalia

Siklus personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-


kegiatan yang bersangkutan dengan pemberian kompensasi kepada pimpinan
dan pegawai perusahaan. Jenis-jenis konpensasi meliputi gaji, upah, (per jam,
per hari atau per unit pekerjaan), komisi,bonus, tunjangan, opsi membeli saham,
berbagai kesejahterahaan (benefit) yang diberikan kepada pegawai (misalnya
asuransi kesehatan). Kelompok transaksi utama dalam siklus ini adalah
transaksi-transaksi penggajian/ pengupahan. Siklus personalia berkaitan dengan
dua siklus lain. Pembayaran kompensasi kepada karyawan dan pembayaran
pajak penghasilan karyawan yang dipotong perusahaan dari penghasilan
karyawan berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus
pengeluaran.

6.2 TUJUAN AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA

Tujuan Audit Siklus Produksi

tujuan audit adalah sebagai berikut : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi
yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun
yang berkaitan dengan saldopersediaan serta harga pokok penjualan.

Tujuan Audit Spesifik Tertentu untuk Siklus Produksi

Kategori Asersi

Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi

Tujuan Audit atas Saldo Akun

Keberadaan atau Keterjadian

Transaksi pabrikasi yang dicatat menyajikan bahan, tenaga kerja, dan

overhead yang ditransfer ke produksi serta pemindahan produksi yang sudah


selesai ke barang jadi selama periode berjalan (EO1).

Persediaan yang tercetak dalam neraca secara fisik ada (E02).


Harga pokok penjualari menunjukkan harga pokok barang yang dikirimkan
(dijual) selama periode berjalan (E03).

Kelengkapan

Semua transaksi pabrikasi yang terjadi selama periode berjalan sudah dicatat
(Cl).

Persediaan mencakup semua bahan, produk, dan perlengkapan yang ada di


tangan pada tanggal neraca (C2).

Harga pokok penjualan mencakup dampak semua transaksi penjualan selama


periode berjalan (C3).

Hak dan kewajiban

Entitas memegang hak atas persediaan yang berasal dan transaksi pabrikasi
yang dicatat (ROl).

Entitas pelapor memegang hak milik atas persediaan pada tanggal neraca (R02).

Penilaian atau

Alokasi

Transaksi pabrikasi telah dijurnal, diikhtisarkan, dan dibukukan atau diposting


dengan benar (VA1).

Persediaan telah dinyatakan dengan tepat pada harga yang terendah

antara harga pokok dan harga pasar (VA2).

Harga pokok penjualan didasarkan pada penerapan metode arus biaya yang
berlaku secara konsisten (VA3).

Penyajian dan pengungkapan

Rincian transaksi pabrikasi mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan


termasuk klasifikasi dan

pengungkapannya (PD1).

Persediaan (PD2) dan harga pokok penjualan (PD3) telah diidentifikasi

dan diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan.

Pengungkapan yang berhubungan dengan dasar penilaian dan pengagunan atau


penjaminan persediaan sudah memadai (PD4).
Tujuan audit siklus personalia

Asersi

Tujuan audit kelompok transaksi

Tujuan audit saldo rekening

Keberadaan atau keterjadian

Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan dalam pembukuan terkait dengan
kompensasi atas jasa yang diberikan selama periode yang diaudit( AT1)

Saldo utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan mencerminkan jumlah yang
terutang per tanggal neraca (AT2)

Kelengkapan

Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan mencakup semua biaya yang
terjadi untuk jasa personalia selama periode yang diaudit( L1)

Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan mencakup semua utang kepada
karyawan dan utang kepada Negara per tanggal neraca( L2)

Hak dan kewajiban

Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan adalah kewajiban peruasahaan
klien (HK3)

Penilaian atau pengalokasian

Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan telah dihitung dengan teliti dan
telah dicatat (NA1)

Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan telah dihitung dengan teliti dan
telah dicatat (NA2 )

Distribusi biaya tenaga kerja pabrik telah dihitung dan dicatat dengan
benar( NA3)

Penyajiandan pengungkapan

Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan telah diidentifikasi dan
dikelompokkan dengan benar dalam laporan laba rugi (SU1)

Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan telah diidentifikasi dan
diklasifikasi dengan benar dalam neraca (SU2)

Laporan keuangan telah memuat pengungkapan yang tepat tentang program


pensiun dan program benefit lainnya( SU3)
6.3 MATERIALITAS, RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS SIKLUS PRODUKSI
DAN PERSONALIA

Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis Produksi

a. Materialitas

Pertimbangan utama dalam mengevaluasialokasi materialitas adalah penentuan


besarnya salah saji yang akanmempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya
dengan biaya untukmendeteksi kesalahan. Umumnya audit atas persediaan,
termasukmengamati keberadaan persediaan dan mengaudit ketepatan penilaian

persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor biasanya


akanmengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dan keseluruhanmaterialitas
ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggapakan mempengaruhi
analisis pemakai laporan keuangan.

b. Risiko Inheren

Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yangdisebabkan
oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah,
karena persediaan bukan merupakan bagian yang material dan proses inti
entitas itu. Namun, untuk pabrikan, pedaganggrosir, atau pedagang eceran,
persediaan dapat dinilai sebesar ataumendekati maksimum karena alasan-
alasan berikut ini:

Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi


akun-akun ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkanpeluang terjadinya salah
saji.

Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar


identifikasi,pengukuran, dan alokasi biaya-biaya yang dapat dimasukkan
dalampersediaan seperti bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik taklangsung,
biaya produk gabungan, dan disposisi vanians biaya,akuntansi untuk bahan sisa
dan proses produksi, dan masalahakuntansi biaya lainnya.

Sangat beragamnya jenis persediaan kadang-kadang


mengharuskandigunakannya prosedur khusus untuk menentukan
kuantitaspersediaan, seperti volume geometrik timbunan persediaan, fotografi
dari udara, dan estimasi kuantitas oleh seorang pakar.

Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehinggamenambah


kesulitan yang berhubungan dengan penyelenggaraanpengendalian fisik
terhadap pencurian dan kerusakan, serta akuntansiyang tepat untuk barang
dalam perjalanan di antara lokasi-lokasi itu.

Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan


masalah husus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, danfaktor-faktor
lain seperti kondisi ekonomi umum yang dapatmempengaruhi permintaan serta
kemampuan menjual, dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan
penilaian persediaan itu.

Persediaan mungkin dijual dengan .perjanjian retur atau pembeliankembali.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan
dapatmembuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji.
Sepertidisebutkan di atas, jika laporan keuangan yang disajikan untuk
auditmemperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan
naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkintelah
ditetapkan terlalu tinggi. ini akan memperingatkan auditor agarmemperhatikan
secara seksama keberadaan dan penilaian persediaan.

Auditor mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah-batas yang


dapatmenyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi.

Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis Siklus Personalia

a. Materialitas

Untuk perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan professional, jasa personalia


biasanya merupakan salah satu pos biaya yang besar. Pada lembaga-lembaga
pendidikan, jasa personalia pada umumnya merupakan pengeluaran yang
utama. Perkembangan yang pesat pada perusahaan-perusahaan jasa
menyebabkan semakin pentingnya peranan tenaga kerja, sehingga siklus jasa
personalia pada banyak perusahaan merupakan bidang audit yang material. Di
lain pihak, saldo rupiah utang gaji dan upah pada umumnya tidak begitu
signifikan, namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham dan
program pensiun biasanya merupakan pengungkapan yang material.

b. Risko Bawaan

Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus
personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih
kepada majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun
kecurangan (asersi keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah besar bagi
auditor. Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa cukup tinggi. Pada
perusahaan manufaktur, dasar perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan
atau jumlah hasil kerja. Oleh karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang
kompleks dan risiko bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa
menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahawa risiko bawaan
cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian atau
pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.

c. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan
potensial seperti misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari
jumlah yang diperkirakan auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor
bisa menggunakan pernagkat lunak audit digeneralisasi, mengelompokkan
pegawa berdasar kategori pegawai, dan kemudian menganalisis gaji atau upah
rata-rata per kategori pegawai.

6.4 PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PRODUKSI


DAN PERSONALIA

Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal Siklus Produksi

Komponen lingkungan pengendalian, struktur organisasi harusmencakup pejabat


yang bertanggung jawab atas produksi secarakeseluruhan. Dengan menduduki
jabatan seperti wakil direktur operasi,pabrikasi, atau produksi, orang ini biasanya
mempunyai wewenang atasdepartemen perencanaan serta pengendalian
produksi dan setiapdepartemen pabrikasi. Filosofi dan gaya operasi manajemen
juga mencakup pendekatannya terhadap pengambilan serta pemantauan
risikobisnis yang berhubungan dengan keputusan produksi dan
tingkatpersediaan. Sementara itu, kebijakan serta praktik sumber daya
manusiaentitas tersebut yang berkaitan dengan para karyawan
departemenproduksi dapat secara signifikan mempengaruhi penggunaan,
danpertanggungjawaban atas, faktor-faktor produksi.

Prosedur Analisis yang Biasa Digunakan untuk Mengaudit Siklus Produksi

Rasio

Rumus

Signifikasi Audit

Jumlah hari perputaran persediaan

Rata-rata hutang persediaan : harga pokok penjualan x 365

Pengalaman sebelumnya mengenai jumlah hari perputaran persediaan


digabungkan dengan pengetahuan tentang harga pokok penjualan akan
bermanfaat dalam mengestimasi tingkat persediaan tahun berjalan.

Perpanjangan periode ini dapat mengindikasikan masalah eksistensi atau


keberadaan, atau masalah dalam menentukan nilai yang terendah antara
harga pokok dan harga pasar.

Pertumbuhan persediaan terhadap

((persediaann: persediaann-1) : ((harga pokok


Rasio yang lebih besar dan 1,0 menunjukkan bahwa persediaan tumbuh lebih
cepat daripada penjualan. Rasio

pertumbuhan harga pokok penjualan

penjua1ann : harga pokok penjualan n-1)- 1)

yang besar dapat menunjukkan kemungkinan adanya masalah keusangan


persediaan.

Barang jadi yang diproduksi terhadap bahan baku yang digunakan

Kuantitas barang jadi: kuantitas bahan baku

Berguna dalam mengestimasi efisiensi proses pabrikasi. Dapat membantu dalam


mengevaluasi kewajaran biaya produksi.

Barang jadi yang diproduksi terhadap tenaga kerja langsung

Kuantitas barang jadi : jam tenaga kerja langsung

Bermanfaat dalam mengestimasi efisiensi proses pabrikasi. Dapat memmbantu


dalam mengevaluasi kewajaran biaya produksi.

Produk yang catat per juta

Jumlah produk cacat sebagai persentase dan setiap juta yang diproduksi

Bermanfaat dalam mengestimasi efektivitas proses pabrikasi. Dapat membantu


dalam mengevaluasi kewajaran biaya produksi dan beban garansi.

Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal Siklus Personalia

Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen pengendalian


internal dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa faktor
lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat langsung.
Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan
kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada
manajer sumber daya manusia atau personalia. Departemen sumber daya
manusia biasanya bertanggung jawab atas otorisasi pengangkatan personel dan
mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan. Dewan direktur biasanya
menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk kompensasi pejabat lainnya.
Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan
transaksi gaji dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor
bendahara.

Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan


balik dari karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan
pemerintah mengenai masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan
upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal, dan
pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

6.5 AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI

Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pabrikasi

Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri dari 4


kategori aktivitas : (1) pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian
aplikasi (2)pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang
tepat (3) pengendalian fisik (4) penelaahan kinerja dan akuntanbilitas.

a. Dokumen dan catatan yang umum

Berikut ini disajikian beberapa, catatan dan file komputer yang lazim digunakan
dalam memproses transaksi pabrikasi antara lain:

Perintah produksi,

laporan kebutuhan bahan,

slip pengeluaran bahan,

laporan aktivitas produksi harian,

laporan produksi yang sudah selesai,

buku besar pembantu,

file induk biaya standar,

file induk persediaan bahan baku,

file induk persediaan barang dalam proses,

file induk persediaan barang jadi.

Fungsi-fungsi dan pengendalian terkait

Fungsi-fungsi pabrikasi :

1. Memulai produksi :

Merencanakan dan mengendalikan produksi

Mengeluarkan bahan baku

2. Memindah barang :
Memproses barang dalam produksi

Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi

Melindungi persediaan

3. Mencatat transaksi produksi dan persediaan :

Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi

Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan

Pelaksanaan fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen. Pengendalian


yang berkaitan dengan produksi dan pemindahan barang adalah relevan dalam
menilai risisko pengendalian untuk asersi kejadian dan kelengkapan.
Pengendalian yang berhubungan dengan pencatatan transaksi persediaan
penting dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi hak dan kewajiban,
penilaian serta penyajian dan pengungkapan untuk transaksi dan persediaan
pabrikasi.

1. Memulai produksi

Merencanakan dan mengendalikan produksi

Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendaIian


produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis
peramalan penjualan serta kebutuhan persedian. Pendokumentasian, otorisasi
dilakukan dengan menerbitkan perintah produksi benomor urut.

Mengeluarkan bahan baku

Gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian produksi setelah menerima


slip pengeluaran bahan (permintaan) yang dibuat oleh departemen produksi. Slip
ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang dirninta serta nomor perintah
yang harus dibebani. Setiap slip harus ditandatangi oleh pekerja produksi yang
berwenang.

2. Perpindahan Barang

Memproses Barang Dalam Produksi

Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu


dicatat dalam tiket waktu, Fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan
dengan mengharuskan karyawan memasukan tanda pengenal mereka ke dalam
terminal komputer, kemudian mengetik momor perintah produksi setiap kali
mereka memulai atau berhenti mengerjakan suatu pesanan,

Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi


Apabila pembaatm barang sudah selesai dan sudah lulus inspeksi akhir, maka
disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang tersebut
kemudiaan dikirim ke gudang barang jadi. Yang menerima tanggung jawab atas
barang itu menandatangani tiket perpindahan.

Melindungi persediaan

Persediaan pabrikasi sangat rentan dengan pencurian dan kerusakan


Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci
dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi mempakan
hal yang terpenting dalam meIindungi aktiva ini.

3. Mencatat Transaksi Pabrikan dan Persediaan

Menentukan dan mencatat biaya pabrikan

Fungsi ini menyangkut hal-hal sebagai berikut:

a) Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung ke barang dalam


proses

b) Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses

c) Memindahkan biaya diantara deprtemen produksi

d) memindahkan biaya produksl yang sudah selesai ke barang jadi

Mempertahankan kebenaran salda-saldo persediaan

Dalam hal mempertahankan saldo-saldo persediaan melibatkan 3 aktifitas. yaitu:

a) Dilakukan perhitungan periodik yang independent terhadap persediaan yang


ada di tangan dan membandingkan dengan kuantitas yang dicatat.

b) Dilakukan pengecekan periodic yang independent terhadap kesesuaian


antara Jumlah yang tercatat dalam file bahan baku, barang dalam proses dan
barang jadi.

c) Inspeksi periodik terhadap kondisi persediaan dan penelaahan manajemen


atas laporan aktivitas persediaan

4. Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen digunakan untuk memantau setiap fungsi. Apabila


manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penggunaan
sumber daya pada setiap tahap produksi, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil.

c. Memperoleh pemahaman dan menilai risiko pengendalian


Dalam memperoleh pemahaman dan mendokumentasikan tentang bagian-
bagian dari komponen pengendalian internal yang relevan dengan transaksi
pabrikasi, auditor menggunakan prosedur yang sama seperti transaksi lain.
Prosedur ini meliputi:

Review atas pengalamam sebdumnya dengan klien yang bersangkutan

Pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi

Pemeriksaan dokumen dan catatan produksi

Pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi

Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal, bagan


arus, dan memorandum naratif.

Aktivitas Pengendalian Transaksi Penggajian/ Pengupahan

Dokumen dan catatan yang Umum

Otorisasi personil

Kartu waktu hadir

Catatan waktu kerja

Daftar gaji dan upah

Rekening bank-gaji & upah

Cek gaji/ upah

Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja

Formulir pajak penghasilan karyawan

Arsip pegawai

File induk data personil

File induk pendapatan karyawan

Fungsi dan Pengendalian yang Terkait

Permulaan transaksi penggajian/ pengupahan meliputi :

Pengangkatan karyawan

Pemberian otorisasi perubahan gaji/ upah

Penerimaan jasa meliputi :


Pembuatan data kehadiran dan waktu kerja

Pencatatan transaksi penggajian/ pengupahan meliputi :

Penyiapan dan pencatatan daftar gaji/ upah

Pembayaran gaji/ upah meliputi :

Pembayaran gaji/ upah dan mengamankan upah yang belum/ tidak diambil

Pembeyaran pajak penghasilan karyawan

AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA LANJUTAN

7.1 MENENTUKAN RISIKO DETEKSI

Menentukan Risiko Deteksi Utuk Pengujian Rincian Siklus Produksi

Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk
pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu
hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan
risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu.
Sebagai contoh dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi
keberadaan pada persediaan barang dagang, auditor akan memperhitung.kan
penilaian risiko pengendaliaanya untuk asersi tersebut bagi transaksi pembelian
yang memperbesar saldo persediaan, sedangkan asersi kelengkapan untuk
transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan.

Penentuan Risiko Detektif Siklus Personalia

Pengujian pengendalian atas efektivitas pengendalian untuk risiko ini


memungkinkan auditor untuk menetapkan tingkat risiko deteksi pada tingkat
rendah, sehingga tingkat risiko deteksi bisa diterima untuk kebanyakan asersi
penggajian/ pengupahan adalah moderat atau tinggi. Akibatnya, pengujian
tersebut seringkali dibatasi hanya dengan menerapkan prosedur analitis atas
rekening-rekening biaya dan utang biaya yang bersangkutan,serta pengjuian
detil terbatas. Apabila prosedur analitis menunjukkan adanya fluktuasi yang
tidak wajar, mak diperlukan pengujian detil lebih banyak.

7.2MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

Merancang Uji Substantif Siklus Produksi

Pengujian substantif atas saldo persediaan

Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan barang


dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga
persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki
pabrikan. Dalam hal inl juga perlu dipastikan bahwa pemeriksaan audit atas
saldo persediaan harus cukup efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti
kompeten yang mencukupi dan harus dipertimbangkan secara cermat
penentuan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan
pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.

Terdapat banyak pengujian yang dapat diterapkan pada tujuan audit spesifik
yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan serta penilaian atau alokasi.

Pengujian Substantif Saldo-Saldo Penggajian/ Pengupahan

Pengujian substantif saldo-saldo penggajian/ pengupahan biasanya dilakukan


pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca.

Perancangan Pengujian Substantif Siklus Personalia

Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit saldo rekening utang
gaji/ upah sama dengan apa yang telah diidentifikasi. Namun dalam hal ini
auditor tidak perlu mengkonfirmasi utang gaji/ upah. Uraian tentang pengujian
substantif khusus untuk saldo-saldo penggajian/ pengupahan yang akan
dijelaskan di bawah ini dibatasi hanya prosedur-prosedur berikut :

Menghitung kembali kewajiban gaji dan upah akrual

Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun

Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham

Memverifikasi kompensasi pejabat perusahaan

Menghitung Kembali kewajiban Gaji dan Upah Akrual

Bagi banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual padatanggal
neraca sebesar jumlah yang terutang kepada pejabat dan karyawanuntuk gaji
dan upah, komisi, bonus, uang cuti, dan sebagainya, sertasebesar jumlah yang
terutang kepada badan-badan pemerintah untukpajak-pajak gaji dan upah.
Walaupun perhatian utama auditor mengenaibeban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namununtuk akun-akun akrual akhir tahun
perhatian utamanya adalah padarendah saji. Hal yang juga harus diperhatikan
adalah konsistensi metodeuntuk menghitung akrual dan periode ke periode.

Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah


akrualmanajemen, auditor harus mereview perhitungan manajemen
ataumelakukan perhitungan sendiri. jumlah-jumlah akrual untuk pajak gaji dan
upah harus dibandingkan dengan jumlah yang diperlihatkan dalamlaporan pajak
gaji dan upah. Selain itu, bukti tambahan juga dapatdiperoleh dengan
memeriksa pembayaran sesudahnya atas jumlah akrualitu sebelum pekerjaan
Iapangan berakhir. Bukti yang diperoleh dan pengujian ini terutama menyangkut
tujuan yang berhubungan denganasersi penilaian atau alokasi.
Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun

Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pascapensiun yang


signifikan kepada para karyawan. Sejumlah perusahaan pabrikasitelah memiliki
program pensiun dengan tunjangan pasti yangmenghadirkan masalah yang
signifikan dalam hal pengukuran beban pensiun, serta pengungkapan pensiun.
Di sini risiko yang paling signifikanberhubungan dengan salah saji dalam asersi
penilaian atau alokasi(menentukan beban pensiun), serta asersi penyajian dan
pengungkapan (menulis catatan kaki tentang pensiun). Program pensiun dengan

tunjangan pasti biasanya terkena persyaratan yang dikeluarkan


EmployeeRetirement Income Security Act (ERISA) tahun 1974, yang
biasanyamensyaratkan audit terpisah atas program pensiun. Auditor
yangmengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil
auditERISA ketika mengaudit beban dan pengungkapan pensiun. Pada
saatmenyelesaikan audit ERISA, auditor biasanya akan menggunakan pakardan
luar untuk mengaudit asumsi-asumsi aktuarial yang penting yangdiperlukan
untuk menentukan beban pensiun dan proyeksi kewajiban tunjangan. Auditor
juga harus mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansiutama, yaitu tingkat
pengembalian yang digunakan untuk menentukanproyeksi kewajiban tunjangan,
pada saat mengaudit beban pensiun. Hal ini biasanya melibatkan audit atas
tingkat pengembalian jangka panjangperusahaan yang diperoleh oleh aktiva
program (bukan hanya pengembalian jangka pendek yang terakhir), serta
mengevaluasi tingkatpengembalian jangka panjang yang dilaporkan oleh
perusahaan lainnya

di dalam industri tersebut.

Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham

Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyakperusahaan


menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harusmenentukan (1) jenis
program kompensasi insentif yang digunakan untukmemberikan kompensasi
kepada karyawan dan pejabat, (2) bagaimanabeban kompensasi ditentukan, dan
bagaimana beban kompensasidialokasikan ke berbagai periode akuntansi, serta
(3) kecukupanpengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi
insentif.

Pertama, auditor harus menentukan metode kompensasi insentif


yangdigunakan oleh klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasariuntuk
mengidentifikasi istilah-istilah penting yang berhubungan denganprogram
kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan mencakuppenggunaan baik
opsi saham insentif maupun, dalam beberapa kasus,hak apresiasi saham. Hak
apresiasi saham seringkali digunakan untukmemberikan karyawan-karyawan
kunci kas yang cukup untukmenggunakan opsi saham dan menyimpan saham
itu, bukan menjualsaham guna mendapatkan kas yang cukup untuk
menggunakan opsi. Dalam hal akuntansi untuk beban kompensasi,
sebagian besarperusahaan menyusun program opsi sahamnya untuk memenuhi
persyaratan APB No. 25, sehingga mereka dapat menggunakanpendekatan nilai
intrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi yangberkaitan dengan
penggunaan opsi saham. Namun, hak apresiasisahammengharuskan diakuinya
beban kompensasi, tanpa memperhatikanapakah hak itu digunakan selama
periode berjalan atau tidak. Auditorharus dengan cermat mengevaluasi
ketepatan penerapan GAAP dalamkonteks syarat-syarat kontrak yang
berhubungan dengan opsi saham danhak apresiasi saham.

Masalah paling signifikan menyangkut program kompensasi


insentifberhubungan dengan pengungkapan yang memadai dalam
laporankeuangan. FASB No. 123 mewajibkan perusahaan untuk
mengungkapkanlaba bersih dan laba per saham pro forma seperti dalam
menggunakanpendekatan nilai wajar. Akibatnya, auditor harus mengaudit
modelpenilaian yang digunakan untuk menentukan riilai wajar opsi saham.Pada
saat mengevaluasi kewajaran penyajian dalam laporan keuangan,auditor
mengevaluasi asumsi-asumsi yang mencakup suku bunga bebasrisiko, perkiraan
umur opsi, perkiraan volatilitas harga saham, danperkiraan dividen.

Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan


termasuk deskripsi program secara umum, serta jumlah dan rata ratatertimbang
harga penggunaan opsi yang masth beredar pada awal danakhir tahun, serta
opsi yang diberikan, digutiakan, dibatalkan, ataukadaluwarsa selama tahun
berjalan.

Memverifikasi kompensasi Pejabat

Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan:


(1)pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam
laporan 10-K yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para
pejabat mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi
saham, serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi.

7.3 PROSEDUR AWAL

Salah Satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna
mcnetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian
rincian. jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya
tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien itu
mcrupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk
serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.

7.4 PROSEDUR ANALITIS

Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan
digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas
pengalaman dan kecenderungan industri klien. Sebagai contoh, dengan
mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan klien
yang mencerminkan keadaan perusahaan tersebut, dapat membantu auditor
untuk menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan kesalahan
yang berhubungan dengan keberadaan data klien yang digunakan dalam
menghitung rasio perputaran persediaan., melainkan mengindikasikan masalah
penilaian yang berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin akan
diikuti oleh menurunnya harga pasar.

7.5 PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Pengujian ini me1ibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan


penelusuran uutuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi
yang mempengaruhi saldo persediaan.

Pengujian Ayat Jurnal atas Akun Persediaan

Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.

Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup
pemeriksaan dokumen pendukung.

a. Ayat jumal debet dalam persediaan barang dagang atan bahan baku ke
faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.

b. Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barangjadi ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.

c. Ayat jnrnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke
dokumen dan catatan penjualan.

d. Ayat jumal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.

7.6 PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien

Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan ha1 yang material bagi
laporan keuangan sebuah perusahaan.

SAS 1 (AU 331.09),piutang dan persediaan,mcnyatakan bahwa dari pengujian


substantive ini auditor akan memperoleh pengetahuan langsung mengenai
efektifitas perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat
diberikan atas asersi manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi fisik
persediaan.

Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian

Penetapan waktu tergantung pada system persediaan yang dianut klien dan
efektifitas pengendalian internal. Dalam systcm persediaan periodic, kuantitas
ditentukan melalui perhitungan fisik,dan semua perhitungan telah ditentukan
pada tanggal tertentu yang mendekati tanggal neraca.

Dalam system persediaan perpektual dengan pengendalian internal yang


efekiif,perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan
persediaan pada tanggal interim.Dalam kasus ini prosedur ini dapat dilakukan
selama atau setelah akhir periode yang diaudit.

Rencana Perhitungan Persediaan

Perhitungan persediaan fisik dilakukan sesuai dengan rencana atau daftar


intruksi,yang mencakup hal-hal seperti :

Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan


persediaan

Tanggal perhitungan

Lokasi-lokasi yang dihitung

Intruksi terinci mengenai perhitungan akan dilakukan

Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta


lembar ikhtisar

Ketentuan mengenai penangangan penerimaan,pengirman dan


perpindahan barang

Pemisahan atau identitikasi barang yang bukan milik klien.

Melaksanakan Pengujian

Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan


persediaan.

Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label.

Menentukan label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah


dikendalikan dengan semestinya.

Melakukan pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas.

Mewaspadai wadah-wadah yang kosong yang mungkin ada.

Mewaspadai persediaan barang yang rusak dan usang.

Menilai kondisi umum persediaan.

Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang


digunakan.

Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang


lambat pergerakannya.
Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik

Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya.
Selain itu auditor harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang
digunakan untuk menentukan kuantitas yang diperlukan.

Pengamatan Persediaan Awal

Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta
untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih
periode sebelumnya.

Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh
kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan
klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian
laba kotor terhadap persediaan.

Dampak Terhadap Laporan Auditor

Apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan persediaan


awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan akhir, maka
auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit satndar.

Aplikabilitas Pada Asersi Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan


perhitungan persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini
merupakan sumber bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. Di samping
itu, pengujian ini juga berhubungan drngan asersi asersi berikut :

Asersi Penjelasan

Kelengkapan Kuantitas yang melebihi catatan perpetual menunjukkan

bahwa catatan tidak lengkap.

Penilaian atau alokasi Kuantitas yang diamati merupakan dasar untuk


mengkompilasi

total nilai dolar dalam ikhtisar persediaan.

Barang yang rusak dan usang yang diamati dapat dinilai sebesar nilai realisasi
bersih.
Namun pengamatan tidak dapat memberikan bukti mengenai asersi hak dan
kewajiban karena barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak
konsinyasi, atau untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang
hak milik

Pengujian Klerikalatas Akurasi Daftar Persediaan

Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar


perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua
barang yang dihitung.Harga barang barang persediaan itu kemudian
dicantumkan untuk mendapatkan total nilai dolar persediaan yang ada ditangan.
Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien untuk membuat setiap ayat jurnal
yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang tercatat agar sesuai
dengan yang ada di tangan, auditor harus melakukan penujian klerikal tertentu
untuk memastikan bahwa daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat hasil
perhitungan fisik.

Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak
dalam daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantias
dengan harga per unit atas dasar pengujian.

Pengujian Penetapan Harga Persediaan

Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk


harga pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama
berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga
menyangkut penentuan bahwa prosedur penetapan harga yang digunakan
konsisten dengan yang digunakan dalam tahun tahun sebelumnya.

Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada


klien harus memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun
metode penetapan harga yang digunakan dalam menetapkan harga kuantitas
persediaan. Sebaliknya, konsistensi penetapan harga ini, dapat ditetapkan
dengan melihat kembali kertas kerja tahun sebelumnya dalam audit yang
berulang dan / atau laporan keungan sebelumnya.

Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi

Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi
yang dilakukan auditor tergantung pada realibilitas catatan akuntansi biaya klien
dan metode yang digunakan oleh klien dalam mengakumulasikan biaya biaya
tersebut.

Apabila asersi klien mengenai sifat persediaan berhubungan dengan hal hal
yang sangat bersifat teknis, auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar
dari luar. Sebagai contoh, hal ini mungkin saja terjadi, dalam perusahaan minyak
yang memiliki mutu minyak dan pelumas yang berbeda, atau pada took
perhiasan yang memiliki permata dengan karat yang berbeda dan jam tangan
hiasan permatanya berlainan.

Mengkonfirmasi Persedian Pada Lokasi Lokasi Di Luar Entitas

Apabila persediaan klien disimpan di gudang atau pada jasa penyimpan


(custodian) luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi
persediaan itu melalui komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini
akan dianggap memadai kecuali bila jumlah yang terlibat merupakan proposi
yang signifikan dari aktiva lancer atau total aktiva. Dalam kasus ini, AU 331.14
menyatakan bahwa auditor harus menerapkan satu atau lebih dari prisedur
prosedur berikut ini :

Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan


mengevaluasi kinerja penjaga gudang.

Mendapatkan laporan akuntan independent mengenai prosedur


pengendalian yang diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan
penyimpanan barang dan, jika ada, penjaminan tanda terima, atau menerapkan
prosedur alternative atas gudang untuk mendapatkan keyakinan yang layak
bahwa informasi yang diterima dari penjaga gudang dapat diandalkan.

Mengamati perhitungan fisik barang, jika praktis dan layak.

Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka


konfirmasikam kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang berkaitan
dengan tanda terima yang dijaminkan itu ( atas dasar pengujian jika tepat).

Memeriksa Perjanjian Dan Kontrak Konsinyasi

Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua


barang yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang disimpan atas dasar
konsinyasi, maka syarat syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa.

Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi

Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang
telah cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor
hanya diharapkan menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi
siap dijual, digunakan atau dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang,
lambat bergerak, atau rusak. Auditor memperoleh bukti mengenai kondisi umum
atau keusangan dengan :

Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien


Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui
barang barang yang lambat bergerak

Menelaah laporan produksi pengendalian mutu

Selain itu, auditor juga dapat menggunakan pengalamannya sebatas yang


memungkinkan dan menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk
menentukan kewajaran harga pokok bila dibandingkan dengan harga jual
sesudahnya. Misalnya, auditor biasanya akan :

Membandingkan harga pokok barang barang persediaan dengan catalog


penjualan tahun berjalan.

Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun

Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan


indicator berubahnya kondisi pasar

Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat


bergerak dan usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui
penjualan

7.7 Komparasi Pelaporan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

Dalam pelaporan persediaan di laporan keuangan, persediaan harus dilaporkan


di neraca dengan pengelompokan tertentu berdasarkan kelompok utama
persediaan pada perusahaan yang bersangkutan, demikian pula untuk harga
pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Selain itu, dalam
laporan perlu diungkapkan metode harga pokok yang digunakan, penjaminan
persediaan dalam rangka penarikan utang, dan adanya komitmen pembelian.

Bukti tentang penyajian dan pengungkapan diperoleh melalui pengujian


substantif. Bukti selanjutnya bisa diperoleh melalui review atas notulen rapat
dewan komisaris dan hasil pengajuan pertanyaan kepada manajemen.
Berdasarkan bukti dan pembandingan antara laporan keuangan klien dengan
prinsip akuntansi berlaku umum, auditor menentukan ketepatan penyajian dan
pengungkapan.

Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh melalui berbagai pengujian substantif,


auditor akan dapat menarik kesimpulan untuk setiap tujuan audit saldo rekening
persediaan.

Jasa Jasa Bernilai Tambah dalam Siklus Produksi

Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik
oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat
mencapai tujuan profibilitas dan arus kas. Pada saat mengevaluasi masalah
masalah seperti nilai realisasi bersih persediaan, auditor harus
memperhitungkan risiko bisnis klien, risiko adanya produk pengganti atau
perebutan pangsa pasar oleh pesaing, serta harus berbagi pengetahuan dan
pemehaman tentang hal ini dengan klien.

Anda mungkin juga menyukai