Anda di halaman 1dari 24

SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak Tutorial Klinik

Fakultas Kedokteran Umum


Universitas Mulawarman

Virus Zika

Disusun Oleh:
Syahidah Amaniyya Ramadhan 0910015043

Pembimbing:
dr. William, Sp. A

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Mulawarman
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi virus Zika adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang
disebabkan oleh virus Zika, flavivirus dari keluarga Flaviviridae, awalnya
diidentifikasi pada tahun 1947 di hutan Zika, Uganda pada populasi kera rhesus.
Gejala klinis utama pada pasien adalah demam, sementara arthritis /
arthralgia dengan kemungkinan pembengkakan sendi (terutama pada sendi kecil
dari tangan dan kaki) dan ruam makula - papular (yang sering dimulai pada wajah
dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh), hiperemi konjungtiva atau bilateral
konjungtivitis non purulen, dengan gejala umum non - spesifik seperti mialgia ,
malaise dan sakit kepala .
Infeksi asimptomatik virus zika diperkirakan tinggi, mirip dengan infeksi
flaviviral lainnya, seperti demam berdarah dan West Nile Fever. Sekitar satu dari
empat orang yang terinfeksi virus zika diyakini menimbulkan gejala. Kebanyakan
orang sepenuhnya sembuh tanpa komplikasi parah, dan angka rawat inap di rumah
sakit rendah. Sampai saat ini, belum ada kematian yang dilaporkan terkait dengan
infeksi virus zika. Ada beberapa bukti bahwa penularan perinatal dapat terjadi,
kemungkinan besar oleh transmisi transplasental atau selama persalinan bila ibu
tersebut terinfeksi. Transmisi virus zika melalui transfusi darah secara teoritis
masih mungkin karena tiga persen dari darah pendonor (42/1505) yang
asimptomatik, ditemukan positif virus zika dengan pemeriksaan PCR saat wabah
virus zika di Polinesia Perancis (November 2013 sampai Februari 2014).
Wabah infeksi virus zika di Pulau Yap (2007) dan di Polinesia (2013-
2014), dengan penyebaran lebih lanjut ke Kaledonia Baru, Kepulauan Cook dan
Pulau Paskah, telah menunjukkan kecenderungan arbovirus ini menyebar di luar
jangkauan geografis dan memiliki kapasitas untuk menyebabkan wabah dalam
skala besar. Antara 7 Oktober 2013 dan 6 April 2014, 8750 kasus yang dicurigai
sebagai infeksi virus zika dilaporkan oleh jaringan surveilans sentinel sindrom
dari Polinesia Prancis, dengan 383 kasus dikonfirmasi dan diperkirakan 32.000
kasus yang dikonsultasi. Selama wabah, 74 individu menunjukan gejala
neurologis atau sindrom autoimun disertai episode penyakit dengan gejala infeksi

2
virus zika yang konsisten di hari-hari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 42
dikonfirmasi sebagai Guillain Barre, 37 kasus lain menunjukan ada gejala
infeksi virus zika yang konsisten di hari-hari sebelumnya. Penyelidikan lebih
lanjut sehubungan dengan mengidentifikasi mekanisme patofisiologi yang
mendasari dan atau faktor risiko genetik individual, dan investigasi terhadap peran
potensial dari infeksi penyerta yang terkait atau berpotensi terhadap Guillain -
Barre sindrom, diperlukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dari
potensi terhadap penyakit virus zika dan komplikasi neurologis.1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Infeksi virus zika adalah penyakit yang disebabkan oleh virus melalui
perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes aegypti. Penyakit yang
disebabkannya dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika disease) ataupun
demam Zika (Zika fever).2

2.2 Epidemiologi
Sebelum tahun 2015, wabah virus Zika terjadi di wilayah Afrika, Asia
Tenggara, dan Kepulauan Pasifik. Pada bulan Mei 2015, Organisasi Kesehatan
Pan Amerika (PAHO) mengeluarkan peringatan mengenai infeksi virus Zika
pertama dikonfirmasi di Brasil. Saat ini, wabah terjadi di banyak negara. Virus
Zika akan terus menyebar dan akan sulit untuk menentukan bagaimana dan di
mana virus akan menyebar dari waktu ke waktu.3

3
Gambar 2.1 Epidemiologi kasus virus Zika di Amerika tahun 2015-20164
Penyebaran virus Zika tidak hanya dalam wilayah di satu negara
melainkan lintas negara. Negara yang diberi status Kejadian Luar Biasa (KLB)
Zika adalah Brazil, Cape Verde, Colombia, El Savador, Honduras, Martinique,
Panama, dan Suriname. Sedangkan negara berstatus transmisi aktif, antara lain
Barbados, Bolivia, The Dominican Republic, Ecuador, Fiji, French Guiana,
Guadalope, Guatemala, Guyana, Haiti, Mexico, New Caledonia, Nicaragua,
Paraguay, Puerto Riko, Saint Martin, Samoa, Tonga, Thailand, US Virgin Island,
dan Venezuela.5
Penyebaran virus Zika juga perlu diwaspadai di Indonesia mengingat
Indonesia merupakan wilayah tropis dan endemis DBD tiap tahunnya. Hingga
kini, Lembaga Eijkman mencatat ada lima kasus Virus Zika di Indonesia, yaitu: 1.
Tahun 1981 dilaporkan ada satu pasien di Rumah Sakit Tegalyoso Klaten; 2.
Tahun 1983 dilaporkan ada enam dari 71 sampel di Lombok NTB; 3. Tahun 2013
dilaporkan ada seorang turis perempuan dari Australia positif terinfeksi virus Zika
setelah sembilan hari tinggal di Jakarta; 4. Tahun 2015 dilaporkan ada seorang
turis dari Australia terinfeksi virus Zika setelah digigit monyet di Bali; dan 5.

4
Tahun 2015-2016 Lembaga Eijkman melaporkan seorang pasien di Provinsi Jambi
positif terinfeksi virus Zika. Pemeriksaan ini diawali dengan tingginya kasus
penyakit DBD di Jambi sehingga dilakukan pemeriksaan terhadap 103 sampel
darah pasien DBD pada salah satu rumah sakit swasta di Jambi.5

2.3 Etiologi
Virus Zika pertama kali ditemukan pada tubuh monyet resus di Hutan
Zika, Uganda pada tahun 1947 dan pada tahun 1952 ditemukan pada tubuh
manusia. Virus Zika merupakan spesies virus dari familia flaviviridae genus
flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang juga dikenal sebagai
vektor DBD dan Chikungunya. Nyamuk tersebut hidup di genangan air bersih di
wilayah tropis pada saat pergantian musim hujan dari musim kemarau.5
Kedua nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus telah terlibat dalam wabah
besar virus Zika. Ae. aegypti terbatas pada daerah tropis dan sub-tropis, sedangkan
Ae. albopictus dapat ditemukan di daerah tropis, sub-tropis dan temperate. Ae.
albopictus telah menyebar dari Asia dan menetap di daerah Pasifik Selatan,
Afrika, Eropa dan Amerika dalam beberapa dekade terakhir. Di Pasifik Selatan,
Ae. hensilli terlibat dalam penyebaran virus Zika di Pulau Yap pada tahun 2007,
sementara Ae. polynesiensis diduga menyebarkan virus Zika di Polinesia Perancis
pada tahun 2013. Tak satu pun dari spesies endemik ini telah diakui sebagai vektor
virus Zika sebelumnya, yang menunjukkan bahwa penyakit ini muncul menyebar
ke negara-negara yang sebelumnya tidak terpengaruh, ada potensi untuk spesies
Aedes endemik lainnya berperan dalam transmisi.6

2.4 Penularan
Virus zika dapat ditularkan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Melalui gigitan nyamuk
Virus Zika ditularkan kepada manusia terutama melalui gigitan nyamuk
Aedes (A. aegypti dan A. albopictus) yang terinfeksi. Ini adalah nyamuk yang
sama yang menyebarkan virus dengue dan chikungunya. Nyamuk ini biasanya
bertelur di tempat genangan air seperti ember, mangkuk, piring hewan, pot bunga
dan vas. Nyamuk yang menyebarkan chikungunya, demam berdarah, dan Zika

5
lebih agresif menggigit di siang hari, namun mereka juga bisa menggigit di malam
hari.6 Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka menggigit seseorang yang sudah
terinfeksi virus. Nyamuk yang terinfeksi tersebut lalu menggigit orang yang
belum terinfeksi virus zika sehingga menyebarkan virus Zika ke orang tersebut.5
2.
Ibu hamil ke janin
Seorang ibu yang sudah terinfeksi virus Zika dalam waktu yang dekat dengan
persalinan dapat menularkan virus ke bayinya saat persalinan, tetapi ini jarang
terjadi.
Seorang ibu bisa menularkan virus Zika ke janinnya selama kehamilan (masih
dilakukan penelitian bagaimana Zika mempengaruhi kehamilan)
Sampai saat ini, belum ada laporan dari bayi mendapatkan virus Zika melalui
menyusui. Karena manfaat dari menyusui, ibu dianjurkan untuk menyusui
bahkan di daerah di mana virus Zika ditemukan.

3. Melalui transfuse darah yang terinfeksi atau kontak seksual5


Penularan melalui hubungan seksual dicurigai sebagai penyebar virus Zika
di negara nontropis yang tidak terdapat populasi nyamuk Aedes aegypti. Di Texas
Amerika Serikat dilaporkan penularan Zika pada satu orang melalui hubungan
seksual dengan penderita Zika yang baru kembali dari Venezuela. Virus terdeteksi
di cairan sperma setelah virus tidak lagi terdeteksi dalam darahnya.

2.5 Diagnosis
Infeksi virus Zika dapat ditegakkan berdasarkan gejala dan riwayat
(misalnya tinggal atau perjalanan ke suatu daerah di mana virus Zika diketahui
muncul di daerah tersebut) . Diagnosis virus Zika hanya dapat dikonfirmasi
dengan tes laboratorium untuk keberadaan RNA virus Zika dalam darah atau
cairan tubuh lainnya , seperti air seni atau air liur.
1. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi ( waktu dari paparan gejala ) penyakit virus Zika tidak
jelas, tetapi mungkin beberapa hari. Gejala yang mirip dengan infeksi arbovirus
lainnya seperti demam berdarah2

6
Demam ringan ( kurang dari 38,5 C )
Ruam makulopapular
Konjungtivitis dan sakit dibelakang mata
Nyeri otot dan nyeri sendi dengan kemungkinan pembengkakan (terutama
sendi kecil tangan dan kaki )
Malaise
Sakit kepala
Gejala-gejala ini biasanya ringan dan berlangsung selama 2-7 hari. Infeksi
virus Zika dapat menyebabkan ruam yang bisa membingungkan dengan penyakit
virus lain seperti campak, rubella, chikungunya dan demam berdarah.
Malformasi sistem saraf pusat seperti microcephaly pada janin dan bayi
baru lahir dari ibu yang mungkin terkena virus Zika selama kehamilan telah
diketahui selama wabah penyakit Zika baru-baru ini (Polinesia, Perancis dan
Brazil). Selain itu sindrom Guillain Barre dilaporkan meningkat di beberapa
negara di Amerika dan Perancis Polinesia bertepatan dengan wabah virus Zika.7
2. Pemeriksaan Penunjang
Tes laboratorium untuk spesimen akut
Selama 7 hari pertama, RNA virus sering dapat diidentifikasi dalam serum,
dan RT-PCR adalah tes pilihan untuk virus Zika, chikungunya, dan demam
berdarah. Karena viremia menurun dari waktu ke waktu, RT PCR negative yang
ditemukan pada hari ke 5-7 setelah onset gejala tidak menyingkirkan
kemungkinan infeksi flavivirus, namun tidak diperlukan uji serologi.8
Antibodi spesifik IgM virus dapat terdeteksi di hari ke-4 atau lebih setelah
onset penyakit. Namun, serum yang dikumpulkan pada hari ke-7 dari onset sakit
mungkin tetap tidak dapat mendeteksi antibodi spesifik IgM virus. Antibodi IgM
terhadap virus Zika, virus dengue, dan flaviviruses lainnya memiliki reaktivitas
silang kuat yang dapat menghasilkan hasil positif palsu dalam tes serologi.8

Tes laboratorium untuk spesimen pada fase konvalesens
Antibodi IgM biasanya bertahan selama kurang lebih 2-12 minggu . Pada
pasien dengan sindrom klinis yang kompatibel, serum dikumpulkan sejak 4 hari
setelah onset penyakit, IgM spesifik virus Zika,, chikungunya , dan demam
berdarah yang positif dikonfirmasi kembali dengan uji netralisir antibodi.8

7
Karena reaktivitas silang serologi antara flaviviruses, antibody IgM tidak
dapat membedakan antara Zika dan infeksi virus dengue dengan baik. Maka, hasil
IgM positif dalam tes IgM ELISA dengue dan Zika harus dipertimbangkan
sebagai indikasi adanya infeksi flavivirus. Plaque-Reduction Neutralization test
(PRNT) dapat dilakukan untuk mengukur antibodi virus spesifik dan dapat
menentukan penyebab infeksi flavivirus. Pada pasien yang sudah terkena yellow
fever atau mendapat vaksinasi Japanese Encephalitis atau terkena infeksi
flavivirus lain, reaksi antibodi silang pada IgM dan pada tes antibodi yang
dinetralkan dapat menyulitkan identifikasi flavivirus yang menyebabkan penyakit
saat ini.8
Tes serologis untuk infeksi virus Zika dapat dilakukan pada spesimen
serum dari wanita hamil tanpa gejala. Interpretasi tes serologi sangat kompleks;
Hasil IgM yang positif dapat sulit untuk diinterpretasikan karena reaktivitas silang
dapat terjadi dengan flaviviruses terkait. PRNT mungkin dapat membedakan
antara reaksi silang antibody pada infeksi flavivirus primer. Selain itu , hasil IgM
Zika negatif yang didapat pada 2 sampai 12 minggu setelah melakukan
perjalanan menunjukan tidak adanya infeksi. Berdasarkan pengalaman dengan
flavivirus yang lain, diduga antibodi akan muncul minimal 2 minggu setelah
terpapar virus dan bertahan selama kurang lebih 12 minggu. Informasi tentang
kinerja tes serologi pada individu asimtomatik sangat terbatas.8
Seperti halnya tes diagnostik, hasil sementara IgM Zika negative atau RT -
PCR yang negative dapat menunjukan infeksi tidak terjadi, namun IgM Zika
negatif atau RT - PCR tes negatif tidak mengesampingkan infeksi terhadap virus
Zika.8

2.6 Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan antivirus spesifik yang tersedia untuk penyakit virus
Zika. Pengobatan umumnya merupakan obat-obatan simptomatik mencakup
istirahat, cairan, dan penggunaan analgesik dan antipiretik. Karena distribusi
geografis yang sama, pasien yang dicurigai memiliki infeksi virus Zika juga harus
dievaluasi dan dikelola untuk kemungkinan dengue atau infeksi virus
chikungunya. Aspirin dan non steroid anti inflammatory (NSAIDs ) harus
dihindari sampai infeksi dengue dapat dikesampingkan untuk mengurangi risiko

8
perdarahan. Orang yang terinfeksi Zika , chikungunya, atau virus dengue harus
dilindungi dari paparan nyamuk lebih lanjut selama beberapa hari pertama sakit
untuk mencegah nyamuk lainnya terinfeksi dan mengurangi risiko penularan
lokal. Tidak ada vaksin untuk mencegah atau obat khusus untuk mengobati infeksi
Zika.9

2.7 Komplikasi
1. Mikrosefali dan malformasi sistem saraf pusat kongenital
Telah diperkirakan bahwa angka kejadian mikrosefali berkisar dari 2 bayi
per 10.000 kelahiran hidup untuk sekitar 12 bayi per 10.000 kelahiran hidup di
Amerika. Ada peningkatan yang signifikan pada jumlah bayi yang lahir dengan
mikrosefali di negara negara utara - timur Brasil. Namun, besarnya kenaikan
jumlah kasus dan penyebaran geografis belum diketahui pasti. Untuk saat ini,
otoritas kesehatan Brasil telah melaporkan kehamilan dengan atau tanpa
malformasi SSP bawaan dengan konfirmasi laboratorium virus Zika dalam cairan
ketuban, plasenta atau jaringan janin. Bukti mengenai hubungan sebab akibat
antara infeksi virus Zika selama kehamilan dan malformasi SSP kongenital cukup
kuat. Meskipun informasi yang tersedia belum cukup untuk dikonfirmasi secara
ilmiah.10
Mikrosefali adalah suatu kondisi di mana kepala bayi jauh lebih kecil dari
yang diharapkan. Selama kehamilan, kepala bayi tumbuh karena otak bayi
tumbuh. Mikrosefali bisa terjadi karena otak bayi belum berkembang dengan baik
selama kehamilan atau telah berhenti tumbuh setelah lahir, yang menghasilkan
ukuran kepala lebih kecil. Mikrosefali yang berat dapat diakibatkan karena otak
bayi belum berkembang dengan baik selama kehamilan, atau awalnya otak
berkembang dengan baik dan kemudian rusak di beberapa titik selama kehamilan.
Bayi dengan mikrosefali dapat memiliki berbagai masalah lain, tergantung pada
seberapa parah mikrosefali yang terjadi. Mikrosefali telah dikaitkan dengan
beberapa masalah berikut:131
Kejang
Keterlambatan perkembangan, seperti masalah dalam berbicara atau
perkembangan lainnya (seperti duduk, berdiri, dan berjalan)

9
Cacat intelektual (penurunan kemampuan untuk belajar dan fungsi dalam
kehidupan sehari-hari)
Masalah dengan gerakan dan keseimbangan
Masalah dalam asupan, seperti kesulitan menelan
Gangguan pendengaran
Masalah penglihatan
Masalah-masalah ini dapat terjadi ringan hingga berat dan sering seumur
hidup. Karena otak bayi kecil dan terbelakang, bayi dengan mikrosefali parah
dapat memiliki lebih dari masalah ini, atau memiliki lebih banyak kesulitan
dibandingkan bayi dengan mikrosefali ringan. Mikrosefali yang berat juga dapat
mengancam jiwa. Karena sulit untuk memprediksi apa saja masalah-masalah yang
akan timbul dari bayi dengan mikrosefali , maka bayi dengan mikrosefali perlu
untuk di follow-up lebih sering rutin dengan dokter untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan mereka.11
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab mikrosefali pada kebanyakan bayi tidak diketahui. Beberapa
bayi memiliki mikrosefali karena perubahan dalam gen mereka. Penyebab lain
mikrosefali, termasuk mikrosefali parah, dapat mencakup paparan berikut selama
kehamilan:13
Infeksi tertentu selama kehamilan, seperti rubella, toxoplasmosis, atau
sitomegalovirus gizi buruk, yang berarti kekurangan nutrisi atau tidak
mendapatkan cukup makanan
Paparan zat berbahaya, seperti alkohol, obat-obatan tertentu, atau bahan kimia
beracun
Gangguan suplai darah ke otak bayi selama pengembangan
Beberapa bayi dengan microcephaly telah dilaporkan di antara ibu yang
terinfeksi virus Zika saat hamil. Para peneliti sedang mempelajari
kemungkinan adanya hubungan antara infeksi virus Zika dan mikrosefali

Diagnosis
Mikrosefali dapat didiagnosis selama kehamilan atau setelah bayi lahir.11
Selama Kehamilan

10
Selama kehamilan, mikrosefali kadang-kadang dapat didiagnosis dengan
pemeriksaan. Untuk melihat mikrosefali selama kehamilan, USG harus dilakukan
di akhir trimester ke-2 atau awal trimester ketiga.11
Setelah Bayi Lahir
Untuk mendiagnosa mikrosefali setelah lahir, bayi baru lahir akan diukur
lingkar kepala, pada pemeriksaan fisik. Kemudian hasil pengukuran lingkar
kepala dibandingkan dengan standar penduduk menurut jenis kelamin dan usia.
Mikrosefali didefinisikan sebagai pengukuran lingkar kepala yang lebih kecil dari
nilai tertentu untuk bayi dari usia dan jenis kelamin yang sama. Nilai pengukuran
ini untuk mikrosefali biasanya kurang dari 2 standar deviasi (SD) di bawah rata-
rata. Mikrosefali parah didefinisikan sebagai lingkar kepala yang di bawah nilai
pengukuran yang lebih kecil, biasanya kurang dari 3 standar deviasi (SD) di
bawah rata-rata untuk bayi dari usia dan jenis kelamin yang sama. Ini berarti
kepala bayi sangat kecil dibandingkan dengan bayi dari usia dan jenis kelamin
yang sama.11
Jika diduga seorang bayi memiliki mikrosefali, dapat dilakukan satu atau
lebih pemeriksaan untuk membantu memastikan diagnosa. Misalnya, pemeriksaan
khusus seperti CT scan atau MRI dapat memberikan informasi penting pada
struktur otak bayi yang dapat membantu menentukan apakah bayi yang baru lahir
memiliki infeksi selama kehamilan.11

11
12
Gambar 2.1 Tabel lingkar kepala terhadap usia perempuan

13
Gambar 2.2 Tabel lingkar kepala terhadap usia laki-laki

Tatalaksana
Mikrosefali adalah kondisi seumur hidup . Tidak ada pengobatan standar
untuk mikrosefali. Bayi dengan mikrosefali ringan sering tidak mengalami
masalah lain selain ukuran kepala kecil . Bayi-bayi ini akan membutuhkan check-
up rutin untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan mereka . Untuk

14
mikrosefali yang lebih parah , bayi akan membutuhkan perawatan dan pengobatan
berfokus pada pengelolaan masalah kesehatan lainnya mereka. Layanan
perkembangan awal kehidupan akan sering membantu bayi dengan mikrosefali
untuk meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan fisik dan intelektual
mereka.11

Gambar 2.213 Gambaran perbedaan kepala bayi normal mikrosefali mikrosefali


berat

Pada bulan November, Departemen Kesehatan Brasil merilis sebuah


laporan menyatakan kenaikan dramatis jumlah kasus mikrosefali, terutama di
negara Pernambuco. Meskipun penyebab pasti tidak dinyatakan, Kementerian
menunjukkan hubungan mikrosefali dengan infeksi virus Zika. Berdasarkan studi
sebelumnya mengenai virus dan mekanisme microcephaly, mungkin tidak
sepenuhnya rasional. Di Brazil, RNA virus Zika telah terdeteksi baik pada ibu dan
pada sampel cairan ketuban dari janin. Dengan demikian, virus Zika mungkin
memiliki potensi untuk menginfeksi janin dan berpotensi menyebabkan disfungsi

15
perkembangan saraf termasuk mikrosefali. Sifat patologis virus Zika pertama kali
dijelaskan pada tahun 1952 oleh Dick dkk, yaitu ditemukannya virus tropis pada
otak tikus yang terinfeksi dan didapat peningkatan titer virus selama beberapa
hari. Penelitian ini menunjukan virus dapat melewati sawar darah otak. Temuan
ini dilengkapi pada tahun 1972 oleh Bell dkk yang mengamati perkembangan
penyakit di otak tikus yang terinfeksi secara langsung. Berdasarkan pengamatan
mereka, virus menginfeksi neuron dan glia, memproduksi berbagai
intrasitoplasmik inklusi, yang disebut "pabrik virus. Pabrik-pabrik ini berasal
dari retikulum endoplasma danterkait dengan organel lain termasuk inti dan
mitokondria. 12
Pengamatan mikroskopis menggambarkan apa yang sekarang kita kenal
sebagai autofagi. Seperti yang dibahas oleh Travassos dan Carneiro dalam
masalah ini, proses selular ini dirancang untuk memastikan homeostasis sel
melalui jeratan dan degradasi bahan selular yang tidak diinginkan. Mekanisme ini
juga digunakan untuk memerangi infeksi virus meskipun efisiensi bervariasi
sebagai respon dari mekanisme yang berkaitan dengan virus. Dalam kasus infeksi
flavivirus, misalnya, interaksi antara virus dan Retikulum Endoplasma
menginduksi autofagi. Namun virus ini mencegah proses autofagi tersebut selesai,
menyediakan lingkungan yang sempurna untuk menciptakan "pabrik virus" untuk
memaksimalkan replikasi virus dan amplifikasi.12
Meskipun autofagi belum dijelaskan dalam Zika yang menginfeksi sel
saraf, infeksi sel fibroblas secara eksperimen telah menunjukkan adanya proses
autofagi dan virus membajak proses biologis ini untuk replikasi. Ini memberikan
beberapa bukti untuk mendukung keterlibatan virus Zika di garis keturunan sel
lainnya, termasuk sel saraf seperti yang ditemukan oleh Bell dkk. Ini juga
menjadikan jalur potensial untuk menentukan apakah virus tersebut langsung,
tidak langsung , atau tidak terlibat dalam pengembangan mikrosefali.12

2. Guillan Barre Sindrom


Kasus GBS terus dilaporkan dari negara-negara yang terkena dampak
tetapi tidak ada bukti ilmiah baru mengenai hubungan antara virus Zika dan GBS.

16
Potensi hubungan infeksi virus Zika dengan GBS pertama kali dilaporkan pada
tahun 2014, ketika terjadi wabah penyakit virus Zika di Polinesia Perancis. Antara
Oktober 2013 dan Februari 2014, sebanyak 8.262 orang dicurigai terinfeksi virus
Zika. Selama periode ini, 38 kasus GBS diantaranya disertai penyakit sugestif
infeksi virus Zika. Sejak transmisi pertama Zika dikonfirmasi di utara- timur
Brasil Mei 2015, beberapa negara di Amerika Selatan dan Tengah telah
melaporkan kenaikan kasus GBS yang tidak biasa. Beberapa di antaranya adalah
GBS dengan infeksi virus Zika yang sudah dikonfirmasi dengan pemeriksaan
laboratorium.13
Brazil, Kolombia, El Salvador, Polinesia Prancis, Suriname dan Venezuela
telah melaporkan peningkatan kasus GBS yang tidak biasa bertepatan dengan
terjadinya wabah virus Zika di negara-negara tersebut. Pengamatan ini
mendukung peran infeksi virus Zika sebagai peristiwa pemicu GBS. Meskipun
ada kemungkinan hubungan antara virus Zika dan GBS , harus diingat bahwa
masih ada penyakit menular lainnya yang lazim di Amerika dan Karibia yang
diketahui terkait dengan GBS.13
Sindrom Guillain - Barre ( GBS ) adalah suatu kondisi autoimun di mana
sistem kekebalan tubuh individu tidak tepat dan menyerang komponen saraf
perifer mereka. Hal ini menyebabkan kelemahan otot di kaki dan atau lengan ,
yang dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh. GBS pertama kali dijelaskan pada
1916 oleh ahli saraf Perancis. GBS terjadi di seluruh dunia tetapi adalah suatu
kondisi langka dengan kejadian keseluruhan 0,4-4,0 per 100.000 orang per tahun.
Individu dari segala usia dapat terkena GBS, tetapi lebih umum pada orang
dewasa dan laki-laki. Gejala biasanya mulai dengan kelemahan atau kesemutan di
kaki dan kelemahan dapat menyebar ke lengan dan wajah. Kelemahan sering
simetris. Bagi sebagian orang, gejala-gejala ini dapat menyebabkan kelumpuhan
pada kaki, lengan atau otot-otot di wajah. Kelemahan berat atau kelumpuhan otot-
otot dada terjadi pada 10-30 % pasien GBS dan menyebabkan kesulitan bernapas.
Gejala biasanya self-limiting, biasanya berlangsung beberapa minggu , dengan
sebagian besar individu pulih tanpa membutuhkan waktu yang panjang atau
komplikasi neurologis yang parah.13
Diagnosis

17
Diagnosis memerlukan tanda klinis dan gejala yang spesifik karena
banyak kondisi neurologis lainnya yang memilik tanda klinis yang serupa.13
Gejala yang mendukung diagnosis GBS meliputi:
Kelemahan bilateral tungkai yang progresif
Menurun atau hilangnya refleks tendon
Protein yang meningkat dalam cairan serebrospinal, tanpa peningkatan yang
signifikan pada sel darah putih
Kelemahan simetris relatif
Gejala / tanda-tanda gangguan sensori yang ringan
Disfungsi otonom ringan (misalnya irama jantung abnormal, kelainan pada
tekanan darah, retensi urin)
Penyebab
Pemicu GBS tidak selalu dapat ditentukan, pada dua pertiga dari pasien
yang dilaporkan menderita GBS, penyakit menular akut, seperti infeksi saluran
pernafasan atau gastroenteritis yang telah membaik berganti dengan munculnya
gejala neuropati. Campylobacter jejuni adalah infeksi yang paling sering
diidentifikasi terkait dengan GBS dengan perkiraan 30% dari kasus GBS
disebabkan Campylobacter, diikuti oleh Cytomegalovirus. Namun , GBS juga
telah dilaporkan setelah berbagai infeksi lain, termasuk HI , demam berdarah dan
influenza. Hal ini diyakini bahwa GBS terjadi ketika antibodi yang diproduksi
untuk melawan infeksi silang bereaksi dengan komponen saraf perifer, melalui
molekuler mimikri. Meskipun jarang terjadi, GBS dapat dipicu oleh imunisasi,
operasi, trauma atau pada transplantasi sumsum tulang.13

Penatalaksanaan
Pengobatan GBS menggabungkan terapi suportif dan imunoterapi. Ada
bukti bahwa imunoglobulin yang diberikan secara intravena atau pertukaran
plasma mempercepat pemulihan pada pasien rawat inap. Sampai dengan 30 %
dari pasien memerlukan dukungan ventilasi atau perlindungan jalan napas.
Sementara prognosis pada penderita umumnya baik, tingkat mortalitas 5 %
meskipun dengan perawatan yang intensif, dan 20% terjadinya kecacatan yang
parah.13

18
2.8 Pencegahan
Nyamuk dan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk menimbulkan
faktor risiko yang signifikan untuk infeksi virus Zika. Pencegahan dan
pengendalian penyebaran virus Zika salah satunya dengan mengurangi nyamuk
melalui pengurangan sumber nyamuk (penghapusan dan modifikasi tempat
perkembangbiakan) dan mengurangi kontak antara nyamuk dan manusia. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan obat nyamuk secara teratur, mengenakan
pakaian (sebaiknya berwarna terang) yang menutupi seluruh tubuh, menggunakan
saringan nyamuk untuk pintu dan jendela, perlindungan pribadi tambahan, seperti
tidur di bawah kelambu di siang hari. Hal lain yang juga penting adalah
membersihkan dan menutup wadah penampung air, seperti ember, drum, atau
tempat perkembangbiakan nyamuk lainnya harus termasuk pot bunga, ban bekas
dan talang atap. Masyarakat harus mendukung upaya pemerintah daerah untuk
mengurangi kepadatan nyamuk di wilayah mereka.2
Lotion anti nyamuk harus mengandung DEET (N, N-dietil-3-
methylbenzamide), IR3535 (3- [N-asetil-N-butil] acid -aminopropionic etil ester)
atau icaridin (1-piperidinecarboxylic asam, 2- (2-hidroksietil) -1-
methylpropylester). petunjuk label produk harus diikuti secara ketat. Perhatian
khusus dan bantuan harus diberikan kepada mereka yang mungkin tidak dapat
melindungi diri mereka sendiri secara memadai, seperti anak-anak, orang yang
sakit atau orangtua. Selama wabah, otoritas kesehatan mungkin menyarankan
bahwa penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan. Insektisida yang
direkomendasikan oleh WHO juga dapat digunakan sebagai larvasida untuk
mengobati wadah air yang relatif besar. Wisatawan harus mengambil tindakan
pencegahan dasar yang dijelaskan di atas untuk melindungi diri dari gigitan
nyamuk.2

2.9 Virus Zika Dan Kehamilan


Perjalanan infeksi virus Zika pada wanita hamil sama dengan populasi
umum. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa wanita hamil lebih rentan
terinfeksi virus Zika. Ada laporan dari wanita hamil yang terinfeksi virus Zika

19
bahwa mereka mengalami mikrosefali bawaan pada bayi mereka. Beberapa bayi
dengan mikrosefali telah dikonfirmasi memiliki virus Zika. Hal ini sangat penting
untuk memahami bahwa kasus mikrosefali telah terlihat di negara-negara dengan
transmisi yang sangat luas.
USG janin biasanya dilakukan pada 18-20 minggu kehamilan untuk
menilai anatomi janin. Mikrosefali dapat dideteksi saat kehamilan atau setalah
bayi lahir. Pemeriksaan ultrasound tambahan juga direkomendasikan untuk wanita
hamil yang telah melakukan perjalanan ke daerah dengan transmisi virus Zika
untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan janin, dan untuk menentukan
manajemen lebih lanjut apabila diperlukan. Wanita hamil dengan riwayat
perjalanan ke daerah yang penularan virus Zikanya tinggi yang tidak mengalami
gejala klinis atau dengan hasil tes PCR negatif dapat ditawarkan USG scanning
untuk mendeteksi mikrosefali atau kalsifikasi intrakranial. Disarankan dilakukan
scanning 4 minggu setelah 24 minggu kehamilan.14
Departemen Kesehatan merekomendasikan bahwa wanita yang sedang
hamil atau berencana untuk hamil dalam waktu dekat mempertimbangkan untuk
menunda perjalanan ke daerah dengan transmisi virus Zika yang tinggi. Jika
perjalanan penting, dapat dipertimbangkan untuk menunda kehamilan. Jika
bepergian di daerah yang terinfeksi Zika, wanita yang sedang hamil atau
berencana untuk hamil harus berkonsultasi dengan dokter mereka dan mengambil
semua tindakan pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk, termasuk:14
Kenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang
Gunakan penolak serangga. Selalu gunakan seperti yang diarahkan.
- penolak serangga yang mengandung DEET, picaridin, dan IR3535 aman
untuk hamil dan perempuan menyusui
- Jika Anda menggunakan kedua tabir surya dan anti serangga, menerapkan
tabir surya pertama dan kemudian penolak nyamuk
Gunakan kelambu bila diperlukan
Lebih waspada pada 2 jam setelah matahari terbit dan dua jam sebelum
matahari terbenam

20
Gambar 2.3
BAB III
PENUTUP

21
Infeksi virus Zika adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang
disebabkan oleh virus Zika. Virus Zika pertama kali ditemukan pada tubuh
monyet resus di Hutan Zika, Uganda pada tahun 1947 dan pada tahun 1952
ditemukan pada tubuh manusia. Virus Zika merupakan spesies virus dari familia
flaviviridae genus flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang
juga dikenal sebagai vektor DBD dan Chikungunya. Nyamuk tersebut hidup di
genangan air bersih di wilayah tropis pada saat pergantian musim hujan dari
musim kemarau.
Virus Zika ditularkan kepada orang-orang terutama melalui gigitan
nyamuk Aedes (A. aegypti dan A. albopictus). Dapat juga ditularkan melalui
transmisi vertikal dari ibu ke janin atau bisa juga melalui kontak dengan darah
yang terinfeksi atau melalui hubungan seksual. Masa inkubasi penyakit virus Zika
tidak jelas, tetapi mungkin beberapa hari.
Gejala penyakit virus zika mirip dengan infeksi arbovirus lainnya seperti
demam berdarah : Demam, ruam makulopapular, konjungtivitis dan sakit
dibelakang mata, nyeri otot dan nyeri sendi dengan kemungkinan pembengkakan,
malaise dan sakit kepala. Selama 7 hari pertama, RNA virus sering dapat
diidentifikasi dalam serum, dan RT-PCR adalah tes pilihan untuk virus Zika.
Infeksi virus Zika dapat ditegakkan berdasarkan gejala dan riwayat (misalnya
tinggal atau perjalanan ke suatu daerah di mana virus Zika dikenal untuk hadir ) .
Tidak ada pengobatan antivirus spesifik yang tersedia untuk penyakit virus
Zika. Pengobatan umumnya merupakan obat-obatan simptomatik mencakup
istirahat, cairan , dan penggunaan analgesik dan antipiretik. Komplikasi yang
dapat terjadi akibat infeksi virus Zika adalah mikrosefali dan malformasi system
saraf pusat congenital dan juga Guillan Barre Sindrom.

DAFTAR PUSTAKA

22
1. European Centre for Disease Prevention and Control. Rapid risk
assessment: Zika virus infection outbreak, Brazil and the Pacific region.
Stockholm: ECDC; 2015.
2. World Health Organization. Zika virus [Internet]. 2016. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/zika/en/
3. Cdc.gov. Areas with Zika | Zika virus | CDC [Internet]. 2016. Available
from: http://www.cdc.gov/zika/geo/index.html
4. Mitchell C. PAHO WHO | Zika Epidemiological Update - 24 February
2016 [Internet]. Pan American Health Organization / World Health
Organization. 2016. Available from: http://www.paho.org/hq/index.php?
option=com_content&view=article&id=11599&Itemid=41691&lang=en
5. Yuningsih R. MEWASPADAI ANCAMAN VIRUS ZIKA DI
INDONESIA [Internet]. 1st ed. Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI; 2016]. Available from:
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-
3-I-P3DI-Februari-2016-82.pdf
6. WHO Western Pacific Region. Zika virus [Internet]. 2016. Available from:
http://www.wpro.who.int/mediacentre/factsheets/fs_05182015_zika/en/
7. Ecdc.europa.eu. Factsheet for health professionals [Internet]. 2016.
Available from:
http://ecdc.europa.eu/en/healthtopics/zika_virus_infection/factsheet-
health-professionals/Pages/factsheet_health_professionals.aspx
8. Revised diagnostic testing for Zika, chikungunya, and dengue viruses in
US Public Health Laboratories [Internet]. 1st ed. CDC, Division of Vector-
Borne Diseases; 2016. Available from: http://CDC, Division of Vector-
Borne Diseases
9. Cdc.gov. Clinical Evaluation & Disease| Zika virus | CDC [Internet]. 2016.
Available from: http://www.cdc.gov/zika/hc-
providers/clinicalevaluation.html
10. European Centre for Disease Prevention and Control. Rapid Risk
Assessment. Zika virus disease epidemic: potential association with
microcephaly and GuillainBarr syndrome. Second update, 8 February
2016. Stockholm: ECDC; 2016.
11. Cdc.gov. Facts about Microcephaly | Birth Defects | NCBDDD | CDC
[Internet]. 2016. Available from:
http://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/microcephaly.html

23
12. J.A. Tetro, Zika and microcephaly: causation, correlation, or coincidence?,
Microbes and Infection (2016), doi: 10.1016/j.micinf.2015.12.010.
13. Gov.uk. Zika virus and Guillain-Barr syndrome - Detailed guidance -
GOV.UK [Internet]. 2016. Available from:
https://www.gov.uk/guidance/zika-virus-and-guillain-barre-syndrome
14. Zika virus: Interim guidance information for LMCs (midwives), GPs and
other health professionals dealing with Zika virus in pregnancy [Internet].
1st ed. Ministry of health; 2016. Available from: http://Zika virus: Interim
guidance information for LMCs (midwives), GPs and other health
professionals dealing with Zika virus in pregnancy

24

Anda mungkin juga menyukai