Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tinggi pada bayi dan anak-anak. Menurunnya daya kerja fisik serta
utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori. Terjadinya kerawanan
gizi pada bayi disebabkan selain makanan yang kurang juga karena Air Susu
Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang
tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama
untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras
(Depkes RI 2008).
1
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus
dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu
adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin
peningkatan penggunaan ASI termasuk ASI eksklusif telah memadai, hal ini
Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu
pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun (Depkes, 2008).
tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan
ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk
2
bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan
bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang
sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang
standar 80% pemberian ASI harus dilakukan. WHO menunjukkan ada 170
juta anak mengalami gizi kurang di seluruh dunia, sebanyak 3 juta bayi
UGM Yogyakarta tahun 2007 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai
dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 2007 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3
3
bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes, 2008). Dari
laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S. Umum
Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur 2
bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan
sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan
33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih
produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu
ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan
kabupaten Tapanuli Tengah pada bulan April 2010 Juli 2010, ibu yang
4
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
bayi 0-2 tahun dalam pemberian ASI eksklusif di kelurahan Sibuluan Nauli
B. Perumusan Masalah
masalah dalam penulisan ini adalah Faktor apa yang berhubungan dengan
C. Tujuan Penelitian
2010.
ASI Eksklusif.
Ekslusif.
5
3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah paritas terhadap pemberian ASI
Eksklusif.
D. Manfaat Penelitian