Anda di halaman 1dari 1

CATATAN SEORANG BIDAN DESA

LECI ZOHAR

Bab 1
Risalah cinta

Menjadi seorang bidan bukanlah cita-citaku, bergelut dengan nyawa orang lain jauh dari
pikiran masa mudaku. Tahun 2009 adalah tahun pertama menjadi bidan desa Pelangkian,
sebelumnya tahun 2006 sampai 2007 aku bekerja untuk dr.H.M.Zayadi Hoesin, Spog di rumah
sakit bersalin Tiara Sella sebuah Rumah Sakit swasta besar di Bengkulu. bekerja di sana selama 2
tahun memberikan ku banyak pengalaman untuk terjun langsung menjadi bidan. Tahun 2007
aku menikahi seorang pemuda tampan asal Kabupaten Kepahiang, Johan Wahyudi seorang
perawat honorer di RSUD Kepahiang, ya aku jatuh cinta. Cinta yang sangat besar hingga
membuatku sanggup meninggalkan kedua orang tuaku, meninnggalkan adik-adik dan
pekerjaanku sebagai bidan di RSB Tiara sella.
Aku berhenti dan mengundurkan diri dari pekerjaan yang telah banyak memberi
pengalaman, cinta dan kekuatan finansialku saat itu. Entah apa yang membuatku yakin bahwa
seorang Johan Wahyudi mampu mrmbimbingku, tapi cintanya begitu besar kurasakan, mungkin
karena dia lah cinta pertamaku. Mata sipit berwarna coklat, membuatku terkesima, laki-laki
pertama yang membuat jantungku berdetak kencang.
Ku ikuti suami yang telah menjadi imamku, aku seorang pengangguran bersyukur
mertuaku bagitu menerima, menyayangiku seperti putri bungsunya. Hari-hari kulalui
mengemban tugas sebagai seorang istri, usiaku 22 tahun pada saat itu, dahulu memasak bukan
hobiku dan beruntungnya aku memiliki mertua penyayang, selalu menuntunku dan
membantuku dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
Juni 2007 langit Daspetah cerah, sebuah desa di Kabupaten Kepahiang. Kami memutuskan
untuk pindah ke sebuah rumah kontrakan, bukan karena di usir mertua ha ha ha. Tapi aku
mendapatkan pekerjaan sebagai bidan PTT (pegawai tidak tetap) di Puskesmas Kelobak. Jadilah
aku sebagai bidan PTT pada saat itu dan di tugaskan di desa Kelobak yang menjadi wilayah
binaan ku hari-hari yang akan datang.
Langit selalu cerah, tak pernah ada tangis menjadi pengantin baru. Mertua yang begitu
menyayangiku, hingga membuatku terlena. Pagi pertama hidup sendirI, kulihat jam di dinding
menunjukkan pukul 9.00 wib, pekerjaan dapurku belum selesai, aku kebingungan di dapurku
sendiri.
"Dek, kakak ke air yo?" suamiku pamit sembari membawa tumpukan pakaian kotor.
Suamiku salah satu penyebab ketidak mandirianku menjadi istri, selain memasak tak pernah ku
kerjakan pekerjaan rumah yang seharusnya menjadi tanggung jawabku.
Tak berapa

Anda mungkin juga menyukai