Anda di halaman 1dari 315

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis
dan Manajemen

PROSIDING i
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter
dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen

Penyusun
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Editor Ahli :
Sutrisno
I Wayan Jaman Adi Putra
H. Bambang Banu Siswoyo
Ery Tri Djatmika
Sudarmiatin
H. Heri Pratikto
H. Agung Winarno

Editor Pelaksana :
Yuli Agustina
Bertina Dew
Yazella Putri Anggraini.
Ika Mifa Geriarti

Cover Design:
Yudhista Aditya

Layout :
Imam Bisri
Dayat

Penerbit
Surya Pena Gemilang
Anggota IKAPI Jatim
Jln. Rajawali Tutut Arjowinangun 12
Malang - Jawa Timur
Tlp. 082140357082
Fax. (0341) 751205
e-mail: graha@penagemilang.com

Jumlah: vii + 307 hlm.


Ukuran: 20 x 28 cm

November 2015

ISBN: 978-602-6854-00-1

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penerbit.

ii PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr, Wb, Salam Sejahtera untuk kita semua

Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan
Manajemen merupakan acara yang diselenggarakan oleh Jurusan manajemen Fakultas Ekonomi Uni-
versitas Negeri Malang. Acara ini merupakan forum diseminasi berbagai makalah telaah teoritis maupun
penelitian empiris yang dilakukan peneliti maupun praktisi dalam bidang pendidikan karakter dalam
pembelajaran bisnis dan manajemen dari berbagai kota di Indonesia.
Seminar Nasional dan Call For Papers ini mengusung tema Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Bisnis dan Manajemen.Melalui seminar nasional ini diharapkan terhimpun berbagai
pemikiran dan gagasan dari para peserta yang terdiri peneliti dan praktisi dalam bidang pendidikan.
Prosiding ini memuat 20 makalah hasil penelitian dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan
karakter yang diaplikasikan dalam pembelajaran bisnis dan manajemen yang dikirim oleh para dosen-
dosen PTN maupun PTS dari berbagai kota di Indonesia.
Ucapan terima kasih kami aturkan kepada seluruh pemakalah yang hadir untuk mempresentasikan
makalahnya di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Ucapan terima kasih
juga kami haturkan kepada segenap panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan
penyelenggaraan Seminar Nasional dan Call For Papers ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan/ keterbatasan selama penyelenggaraan
Seminar Nasional dan Call For Papers ini. Oleh karena itu, ijinkan kami mengucapkan mohon maaf
jika hal tersebut kurang berkenan di hati bapak/ ibu sekalian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ketua Panitia Seminar Nasional dan Call For Papers


Jurusan Manajemen FE UM 2015

Dr. Hj. Madziatul Churiyah, S.Pd., MM


NIP. 197602182005012001

PROSIDING iii
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
iv PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................... iii


Daftar Isi ....................................................................................................... v

Pembelajaran Berbasis Budaya: Model Inovasi Pembelajaran


dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Muh. Fahrurrozi ....................................................................................................... 1
Pembelajaran Inovatif Berbasis Deep Dialogue (DD): Alternatif Peningkatan Kompetensi
Berdimensi Karakter Siswa SMP pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi
Sukardi ....................................................................................................... 12
Pedagogi Reflektif Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ekonomi
Yohanes Harsoyo ....................................................................................................... 25
Impelentasi Pendidikan Karakter Berbasis Konsistensi
Mokhammad Nurruddin Zanky ................................................................................... 36
Perancangan dan Implementasi Perangkat Lunak (Software) Simulasi Perdagangan
Saham yang diadaptasi dari Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia
Satia Nur Maharani, Hendri Murti Susanto ................................................................... 44
Sistem Ekonomi Indonesia: Diskursus Sisi Teori, Fakta, dan Moral
Agus Hermawan ....................................................................................................... 56
Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Kewirausahaan
Suwarni ....................................................................................................... 64
Pengaruh Kompetensi Dosen dan Kinerja Dosen terhadap Kualitas Layanan kepada
Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa STIE PGRI Dewantara Jombang Jurusan Manajemen
Angkatan 2012)
Mardi Astutik, Kristin Juwita ....................................................................................... 71
Pengembangan Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi untuk Mengefektifkan Nilai-Nilai
Anti Korupsi pada Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Kanjuruhan
Malang
Ninik Indawati ....................................................................................................... 82
Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru
Tri Sudarwanto ....................................................................................................... 92
Pengembangan Modul Menangani Surat/Dokumen Kantor Berorientasi Nilai Karakter melalui
Guided Inquiry pada Materi Memproses Surat/Dokumen Kantor untuk Meningkatkan
Hasil Belajar
Reni Yulia Rizki ....................................................................................................... 99

PROSIDING v
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Implementasi Krikulum 2013 Melalui Pendekatan Scientific
Sukidin, Novita Nurul Islami........................................................................................ 107
Analisis Produktifitas Sentra Industri Tepung Tapioka Di Wilayah Kabupaten Kediri
dengan Model Mundel dan Craig-Harris
Lilia Pasca Riani ....................................................................................................... 115
Analisis Karakteristik Pelaku UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah) Di Kota Kediri
Diah Ayu Septi Fauji1, Gesty Ernestivita2 ...................................................................... 125
Konsep Sistem Awal bagaimana Penerapan Kontens Tipologi (Jenis Keterampilan dan Bidang Subjek
Penelitian entrepreneurship) pada Sistem Pelatihan dan Pendidikan entrepreneurship.
Bambang Agus Sumantri ............................................................................................. 133
Edukasi Literasi Keuangan melalui Permainan Ular Tangga
Anis Dwiastanti ....................................................................................................... 142
Kearifan Lokal: Pembangun Jati Diri Pendidikan Nusantara
Arti Prihatini ....................................................................................................... 151
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Karakter dalam Kaitannya
dengan Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ekonomi
Muhammad Rakib, Imam Prawiranegara ...................................................................... 161
Intensi Berwirausaha Siswa SMK: Perspektif Prakerin, Motivasi Berprestasi, dan Keyakinan
Diri (Self-Efficacy)
Wahyu Oktaviatul Janah, Agung Winarno ..................................................................... 172
Mewujudkan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ekonomi di SMP
Syarifah Aziziah ....................................................................................................... 179
Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa di Panti Jompo
Nurul Hidayah ....................................................................................................... 187
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Tentang Utang Piutang dengan Pendekatan Agama
Rizali Hadi ....................................................................................................... 191
Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditory,Visula, Intellectual)
Heny Kusdiyanti ....................................................................................................... 198
Model Kewirausahaan Berbasis Karakter pada Keturunan Pemulung Supit Urang Malang
Lulu Nurul Istanti, Fadia Zen ....................................................................................... 205
Pemanfaatan Kelas Virtual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Hety Mustika Ani, Wiwin Hartanto, Mukhamad Zulianto................................................ 212
Efektifitas Pembelajaran Terpadu Model Webbed untuk Peningkatan Pengetahuan,
Kecenderungan dan Keterampilan Wirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Suharto ....................................................................................................... 217
Corporate Finance yang [tak] Waras : Infus Moral Atas Net Present Value
Subagyo, Tiwi Nurjannati Utami .................................................................................. 230
Pengaruh Adopsi Jejaring Sosial terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa
Program Sarjana di Indonesia
Finnah Fourqoniah...................................................................................................... 237
Pembelajaran Etika Bisnis Berbasis Kearifan Lokal
Heri Pratikto ....................................................................................................... 247
Pengembangan Kewirausahaan di Sentra Kerajinan Tenun Ikat Kabupaten Lamongan
Madziatul Churiyah, Sholikhan..................................................................................... 256
Mengisi Pendidikan Karakter Bagi Calon Guru
Sutrisno ....................................................................................................... 264
Pelaziman Keutamaan (Kesalehan) Menuju Kebahagiaan: Sebuah Ikhtiar Pendidikan
Kepekaan Eksistensial dalam Pembelajaran Manejemen dan Bisnis1
Ahmad Sahidah, Ph.D ................................................................................................ 273
Wirausaha Beretika Tantangan Pendidikan Kewirausahaan dalam Era Persaingan Global
Sudarmiatin ....................................................................................................... 284
Kompetensi dan Karakter Peserta Didik : Perspektif Multiple Intellegences Howard Gardner
Diana Wulandari ....................................................................................................... 292
Lampiran ....................................................................................................... 304
Pembelajaran Berbasis Budaya:
Model Inovasi Pembelajaran dan Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi

Muh. Fahrurrozi
STKIP Hamzanwadi Selong
Email: ozyalu@gmail.com

Abstrak:Pembelajaran berbasis budaya membawa budaya lokal yang selama ini tidak selalu mendapat
tempat dalam kurikulum sekolah, termasuk pada proses pembelajaran beragam matapelajaran di sekolah.
Dalam pembelajaran berbasis budaya, lingkungan belajar akan berubah menjadi lingkungan yang
menyenangkan bagi guru dan siswa, yang memungkinkan guru dan siswa berpartisipasi aktif berdasarkan
budaya yang sudah mereka kenal, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.
Sementara itu, guru berperan memandu dan mengarahkan potensi siswa untuk menggali beragam budaya
yang sudah diketahui serta mengembangkan budaya tersebut pada fase berikutnya. Selanjutnya interaksi
guru dan siswa akan mengakomodasikan proses penciptaan makna dari ilmu pengetahuan yang diperoleh
dalam matapelajaran di sekolah oleh masing-masing individu.
Beragam teknik dan alat ukur hasil belajar yang digunakan dalam pembelajaran berbasis budaya pada
dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam upaya siswa untuk menunjukkan keberhasilan dalam
belajar dengan penciptaan makna dan pemahaman terpadu, siswa dapat menggunakan beragam perwujudan
dalam proses hasil belajar seperti membuat poster, puisi, catatan harian, laporan ilmiah, tarian, lukisan,
serta ukiran dan tidak hanya terfokus pada alat penilaian berbentuk tes.
Kata Kunci: Pembelajaran berbasis budaya inovasi pembelajaran, implementasi kurikulum

Sebagai pekerja profesional, guru harus siswa dan karakteristiknya. Ia merasa tidak perlu
memfasilitasi dirinya dengan seperangkat membuat perencanaan pembelajaran, perencana-
pengalaman, keterampilan, dan pengatahuan an dan pengembangan strategi, pengembangan
tentang keguruan. Selain harus menguasai pesan, dan mengabaikan penggunaan berbagai
substansi keilmuan, guru juga harus menguasai media dalam pembelajaran.
model-model pembelajaran yang dapat melibatkan Sebuah tawaran untuk masalah yang
siswa secara aktif. Banyak guru yang dalam berkaitan dengan kondisi guru semacam tadi,
mengajar terkesan hanya sekedar melaksanakan antara lain adalah dengan Pembelajaran Berbasis
kewajiban (Mukhtar & Yamin, 2002). Guru Budaya (PBB).
semacam ini relatif tidak memerlukan strategi, kiat, Pembelajaran berbasis budaya ini bukanlah
dan berbagai metode tertentu dalam proses sesuatu yang baru, namun dewasa ini sedang
pembelajaran. Baginya yang penting adalah marak berkembang di banyak negara (Pannen,
bagaimana sebuah peristiwa pembelajaran dapat 2004). Teori yang mendasari strategi ini bukan
berlangsung. Ia tidak peduli dengan latar belakang sama sekali teori baru, namun strategi ini dihadirkan

PROSIDING 1
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
untuk membawa nuansa baru dalam proses pem- pengetahuan, keterampilan dan tradisi yang ada
belajaran. Nuansa baru tersebut hadir bukan hanya dalam suatu komunitas budaya, serta untuk
pada jenjang operasional pembelajaran, namun mengembangkan budaya dalam suatu komunitas
juga pada perspektif budaya dan tradisi melalui pencapaian akademik siswa.
pembelajaran itu sendiri terutama berkenaan Budaya menurut Tyler (1871) merupakan
dengan interaksi antara guru dan siswa, serta a complex whole which includes knowledge,
perancangan pengalaman belajar untuk mencapai belief, art, law, morals, customs, and any other
hasil belajar yang optimal. capabilities and habits acquired by man as a
Pembelajaran berbasis budaya membawa member of society.
budaya lokal yang selama ini tidak selalu Sementara itu, ada lagi definisi yang menya-
mendapat tempat dalam kurikulum sekolah, takan bahwa budaya adalah pola utuh prilaku
termasuk pada proses pembelajaran beragam manusia dan produk yang dihasilkannya yang
matapelajaran di sekolah. Dalam pembelajaran membawa pola pikir, pola lisan, pola aksi, dan
berbasis budaya, lingkungan belajar akan berubah artifak, dan sangat tergantung pada kemampuan
menjadi lingkungan yang menyenangkan bagi guru seseorang untuk belajar, untuk menyampaikan
dan siswa, yang memungkinkan guru dan siswa pengetahunnya kepada generasi berikutnya melalui
berpartisipasi aktif berdasarkan budaya yang beragam alat, bahasa, dan pola nalar. Kedua
sudah mereka kenal, sehingga dapat diperoleh hasil definisi tersebut menyatakan bahwa budaya
belajar yang optimal. Siswa merasa senang dan merupakan suatu kesatuan utuh yang menyeluruh,
diakui keberadaan serta perbedaannya, karena bahwa budaya memiliki beragam aspek dan
pengetahuan dan pengalaman budaya yang sangat perwujudan, serta bahwa budaya dipahami melalui
kaya yang mereka miliki dapat diakui dalam proses suatu proses belajar.
pembelajaran. Dengan demikian, belajar budaya
Sementara itu, guru berperan memandu dan merupakan proses belajar satu kesatuan yang utuh
mengarahkan potensi siswa untuk menggali dan menyeluruh dari beragam perwujudan yang
beragam budaya yang sudah diketahui, serta dihasilkan dan atau berlaku dalam suatu komunitas.
mengembangkan budaya tersebut. Selanjutnya, Matapelajaran yang disuguhkan dalam kurikulum
interaksi guru dan siswa akan mengakomodasikan dan diajarkan kepada siswa di kelas, sebagai pola
proses penciptaan makna dari ilmu pengetahuan pikir ilmiah, merupakan salah satu perwujudan
yang diperoleh dalam matapelajaran di sekolah budaya, sebagai bagian dari budaya. Bahkan,
oleh masing-masing individu (Budiastra, 2000; Gray (1999) menyatakan bahwa kemajuan
Karyadi, 1999; Murgiyanto, 1999; Pusposutardjo,
teknologi dan ilmu pengetahuan mencerminkan
1999; Primadi, 1998; Riyanto, 2000.
pencapaian upaya manusia pada saat tertentu yang
berbasis pada budaya saat itu.
Pengertian Pembelajaran Berbasis Budaya Asal muasal dari beragam mata pelajaran
Proses belajar dapat terjadi di mana dan tersebut mungkin bukan dari Indonesia, atau bukan
kapan saja sepanjang hayat. Sekolah merupakan dari komunitas budaya kita. Namun, kita mem-
salah satu tempat proses belajar terjadi. Sekolah pelajari pelajaran tersebut di lokal budaya kita,
merupakan tempat kebudayaan, karena pada dan kita mengajak siswa untuk belajar mata-
dasarnya proses belajar merupakan proses pelajaran tersebut di sekolah dan berada pada
pembudayaan. Dalam hal ini, proses pem- suatu komunitas budaya tertentu. Apakah kemu-
budayaan di sekolah adalah untuk pencapaian dian matapelajaran tersebut berdiri sendiri?
akademik siswa, untuk membudayakan sikap, Menjadi suatu pengetahuan yang baik untuk

2 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
diketahui, tapi tidak jelas untuk apa? Menjadi tersebut mengadopsi budaya tersebut; misalnya
entitas yang berada di luar budaya lokal setempat? seseorang yang baru pindah ke tempat baru, maka
Atau di luar budaya siswa kita? Selanjutnya, jika ia akan mempelajari bahasa, budaya, dan kebiasa-
matapelajaran tersebut sudah dipelajari siswa, apa an dari masyarakat ditempat baru tersebut, lalu ia
gunanya? Aplikasi semua matapelajaran yang akan berbahasa dan berbudaya, serta melakukan
diperoleh siswa dari sekolah adalah pada kebiasaan sebagaimana masyarakat itu.
permasalahan yang timbul dalam komunitas Pendidikan merupakan proses pembuda-
budaya di mana siswa tersebut berada. Mata- yaan dan pendidikan juga dipandang sebagai alat
pelajaran sangat terikat pada konteksnya karena untuk perubahan budaya. Proses pembelajaran di
pengetahuan, keterampilan, dan analisis ilmiah yang sekolah merupakan proses pembudayaan yang
diperoleh dari matapelajaran hanya dapat dite- formal (proses akulturasi). Proses akulturasi bukan
rapkan dalam suatu konteks dalam hal ini konteks semata-mata transmisi budaya dan adopsi budaya
komunitas budaya di mana siswa berada atau tetapi juga perubahan budaya. Sebagaimana
bekerja nantinya. Dengan demikian, walaupun diketahui, pendidikan menyebabkan terjadinya
matematika berasal dari Yunani, penerapan rumus- beragam perubahan dalam bidang sosial budaya,
rumus dan torema matematika serta pola penalaran ekonomi, politik, dan agama. Namun, pada saat
matematika yang dipelajari di sekolah di Indone- bersamaan, pendidikan juga merupakan alat untuk
sia ada dalam lingkungan budaya Indonesia. konservasi budaya transmisi, adopsi, dan peles-
tarian budaya. Mengingat besarnya peran pen-
Proses Pembudayaan didikan dalam proses akulturasi maka pendidikan
menjadi sarana utama pengenalan beragam budaya
Proses pembudayaan terjadi dalam bentuk baru yang kemudian akan diadopsi oleh seke-
pewarisan tradisi budaya dari satu generasi kepada lompok siswa dan kemudian dikembangkan serta
generasi berikutnya dan adopsi tradisi budaya oleh dilestarikan. Budaya baru tersebut sangat beragam,
orang yang belum mengetahui budaya tersebut mulai dari budaya yang dibawa Sardjiyo,
sebelumnya. Pewarisan tradisi budaya dikenal Pembelajaran Berbasis Bud oleh masing-masing
sebagai proses enkulturasi (enculturation) peserta didik dan masing-masing bidang ilmu yang
sedangkan adopsi tradisi budaya dikenal sebagai berasal bukan dari budaya setempat, budaya dari
proses akulturasi (aculturation). Ke dua proses guru yang mengajar, budaya sekolah, dan lain-lain.
tersebut berujung pada pembentukan budaya Pada kenyataannya, periode sekolah akan
dalam suatu komunitas. memisahkan seseorang dari komunitas budayanya
Proses pembudayaan enkulturasi biasanya karena sekolah memiliki budaya sendiri dan
terjadi secara informal dalam keluarga, komunitas matapelajaran yang diajarkan juga memperkenal-
budaya suatu suku, atau budaya suatu wilajah. Pro- kan budaya yang lain (atau bahkan bertentangan)
ses pembudayaan enkulturasi dilakukan oleh or- dengan tradisi budaya komunitasnya. Tidak heran
ang tua atau orang yang dianggap senior terhadap jika pada akhirnya, dampak dari proses pendidikan
anak-anak, atau terhadap orang yang dianggap formal adalah siswa atau lulusan yang sama sekali
lebih muda. Tata krama, adat istiadat, keterampilan tidak dapat menghargai bentuk pengetahuan dan
suatu suku/keluarga biasanya diturunkan kepada kekayaan tradisional dalam komunitas budayanya
generasi berikutnya melalui proses enkulturasi. (Grant & Gomes, 2001). Hal ini terutama karena
Sementara itu, proses akulturasi biasanya jarang ada sekolah atau guru yang mau atau mampu
terjadi secara formal melalui pendidikan seseorang untuk mengintegrasikan tradisi budaya siswa
yang tidak tahu, diberi tahu dan disadarkan akan dengan matapelajaran yang diajarkannya.
keberadaan suatu budaya, dan kemudian orang

PROSIDING 3
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Situasi tersebut merupakan gambaran umum kembangan pengetahuan. Dalam pembelajaran
yang terjadi karena orang menempatkan proses berbasis budaya, budaya menjadi sebuah media
pendidikan formal sebagai proses pembelajaran bagi siswa untuk mentransformasikan hasil obser-
yang terpisah dari proses akulturasi dan terpisah vasi mereka ke dalam bentuk dan prinsip yang
dari konteks suatu komunitas budaya. Di samping kreatif tentang alam. Dengan demikian, melalui
itu, banyak juga orang yang memandang mata- pembelajaran berbasis budaya, siswa bukan
pelajaran di sekolah memiliki tempat yang lebih sekedar meniru dan atau menerima saja informasi
tinggi (social prestige), daripada tradisi budaya yang disampaikan tetapi siswa menciptakan
lokal yang dipandang tidak berarti dan rendah makna, pemahaman, dan arti dari informasi yang
(discreditation) (Bigge & Shermis, 1999). Ke- diperolehnya. Transformasi menjadi kunci dari
adaan ini diperburuk dengan kenyataan bahwa penciptaan makna dan pengembangan penge-
hanya sebagian orang memiliki akses terhadap pen- tahuan.
didikan karena berbagai kendala (sosio-ekonomik, Dengan demikian, proses pembelajaran ber-
geografik, waktu, kemampuan), sehingga basis budaya bukan sekedar mentranfer atau
pendidikan menjadi bersifat elite, dan disebut ivory menyampaikan budaya atau perwujudan budaya
tower. Padahal proses pendidikan sebagai pem- tetapi menggunakan budaya untuk menjadikan
budayaan memiliki nilai hanya jika hasilnya dapat siswa mampu menciptakan makna, menembus
diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang batas imajinasi, dan kreativitas untuk mencapai
timbul dalam konteks suatu komunitas budaya dan pemahaman yang mendalam tentang matapelajaran
hanya jika lulusannya dapat berguna bagi pem- yang dipelajarinya.
bangunan suatu komunitas budaya lokal, maupun Pembelajaran berbasis budaya dapat
nasional (Asia and the Pacific Programme of Edu- dibedakan menjadi tiga macam, yaitu belajar
cational Innovation for Development, 1991). tentang budaya, belajar dengan budaya, dan bela-
Dengan demikian pembelajaran berbasis jar melalui budaya (Goldberg, 2000).
budaya merupakan suatu model pendekatan 1. Belajar tentang budaya, menempatkan budaya
pembelajaran yang lebih mengutamakan aktivitas sebagai bidang ilmu.
siswa dengan berbagai ragam latar belakang bu- Proses belajar tentang budaya sudah cukup
daya yang dimiliki, diintegrasikan dalam proses kita kenal selama ini, misalnya matapelajaran
pembelajaran bidang studi tertentu, dan dalam kesenian dan kerajinan tangan, seni dan sastra,
penilaian hasil belajar dapat menggunakan beragam melukis, serta menggambar. Budaya dipelajari
perwujudan penilaian. dalam satu matapelajaran khusus tentang
budaya untuk budaya. Matapelajaran tersebut
Proses Pembelajaran Berbasis Budaya tidak diintegrasikan dengan matapelajaran
yang lain dan tidak berhubungan satu sama
Pembelajaran Berbasis Budaya merupakan lain. Di sekolah tertentu yang mampu menye-
strategi penciptaan lingkungan belajar dan diakan sumber belajar seperti alat musik dan
perancangan pengalaman belajar yang peralatan drama dalam mempelajari budaya
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari maka matapelajaran budaya di sekolah
proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis tersebut akan berkembang relatif lebih baik.
budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap Namun banyak sekolah yang tidak memiliki
budaya sebagai bagian yang fundamental sumber belajar yang memadai sehingga mata-
(mendasar dan penting) bagi pendidikan sebagai pelajaran tersebut menjadi matapelajaran ha-
ekspresi dan komunikasi suatu gagasan dan per- falan dari buku atau dari cerita guru (yang be-

4 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
lum tentu benar). Dengan kondisi seperti itu salah satu bentuk multiple representation of
pada akhirnya, matapelajaran budaya menjadi learning assesment atau bentuk penilaian
tidak bermakna baik bagi siswa, guru, se- pemahaman dalam beragam bentuk. Misalnya,
kolah, maupun pengembang budaya dalam siswa tidak perlu mengerjakan tes untuk men-
komunitas tempat sekolah berada. Inilah gam- jelaskan tentang proses fotosintetis tetapi siswa
baran tentang ketidakberhasilan matapelajaran dapat membuat poster, membuat lukisan, lagu,
budaya yang sekarang ini ada. Selanjutnya, ataupun puisi yang melukiskan proses
matapelajaran budaya dan pengetahuan fotosintesis. Dengan menganalisa produk
tentang budaya tidak pernah memperoleh budaya yang diwujudkan siswa, guru dapat
tempat yang proporsional baik dalam kuri- menilai sejauh mana siswa memperoleh
kulum maupun dalam pengembangan pemahaman dalam topik proses fotosintesis
pengetahuan secara umum. Sementara mata- dan bagaimana siswa menjiwai topik tersebut.
pelajaran lain seperti matematika, sain dan Belajar melalui budaya memungkinkan siswa
pengetahuan sosial, bahasa Indonesia dan lain- untuk memperhatikan kedalaman pemiki-
lain, dianggap penting sebagai suatu bukti rannya, penjiwaannya terhadap konsep atau
kemajuan negara. Dengan demikian, mata- prinsip yang dipelajari dalam suatu mata-
pelajaran budaya semakin tersisihkan. pelajaran, serta imaginasi kreatifnya dalam
2. Belajar dengan budaya. mengekspresikan pemahamannya. Belajar
Terjadi pada saat budaya diperkenalkan melalui budaya dapat dilakukan di sekolah
kepada siswa sebagai cara atau metode untuk dasar, sekolah menengah, ataupun perguruan
mempelajari suatu matapelajaran tertentu. tinggi dalam mata pelajaran apapun.
Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan
beragam bentuk perwujudan budaya. Dalam Landasan Teori Pembelajaran Berbasis Budaya
belajar dengan budaya, budaya dan
perwujudannya menjadi media pembelajaran Pembelajaran berbasis budaya merupakan
dalam proses belajar menjadi konteks dari salah satu cara yang dipersepsikan dapat:
contoh tentang konsep atau prinsip dalam 1. Menjadikan pembelajaran bermakna dan
suatu matapelajaran, menjadi konteks kontekstual sangat terkait dengan komunitas
penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu budaya di mana suatu bidang ilmu dipelajari
matapelajaran. Misalnya dalam matapelajaran dan akan diterapkan, serta dengan komunitas
matematika, untuk memperkenalkan bentuk budaya dari mana siswa berasal; serta
bilangan (bilangan positif, bilangan negatif) 2. Menjadikan pembelajaran menarik dan
dalam satu garis bilangan, digunakan garis menyenangkan. Kondisi belajar yang me-
bilangan yang menggunakan Cepot (tokoh mungkinkan terjadinya penciptaan makna se-
jenaka dalam wayang Sunda). Cepot akan cara kontekstual berdasarkan pada
memandu siswa berinteraksi dengan garis pengalaman awal siswa sebagai seorang ang-
bilangan dan operasi bilangan. gota suatu masyarakat budaya merupakan sa-
3. Belajar melalui budaya, Merupakan metode lah satu prinsip dasar dari teori Konstruk-
yang memberikan kesempatan kepada siswa tivisme. Teori Konstrukstivisme dalam pen-
untuk menunjukkan pencapaian pemahaman didikan terutama berkembang dari hasil
atau makna yang diciptakannya dalam suatu pemikiran Vygotsky (Social and Eman-
matapelajaran melalui ragam perwujudan cipatory Contructivism) yang menyimpulkan
budaya. Belajar melalui budaya merupakan bahwa siswa mengkonstruksikan pengetahuan
atau penciptaan makna sebagai hasil dari

PROSIDING 5
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pemikiran dan berinteraksi dalam suatu kon- harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis
teks sosial. Konstruktivisme, juga dikem- budaya, yaitu substansi dan kompetensi bidang
bangkan oleh Piaget (Piagetian Psychologi- ilmu/bidang studi, kebermaknaan dan proses
cal Contructivism), menyatakan bahwa pembelajaran, penilaian hasil belajar, serta peran
setiap individu menciptakan makna dan budaya. Ke empat komponen tersebut saling ber-
pengertian baru berdasarkan interaksi antara interaksi dan masing-masing memiliki implikasi
apa yang telah dimiliki, diketahui, dan diper- yang perlu diperhatikan untuk menjadi suatu pem-
cayai dengan fenomena, ide, atau informasi belajaran berbasis budaya yang efektif.
baru yang dipelajari. Richardson (1997)
menyatakan bahwa setiap siswa membawa Substansi (Materi) dan Kompetensi Bidang
pengertian dan pengetahuan awal yang sudah Studi atau Bidang Ilmu
dimilikinya ke dalam setiap proses belajar
yang harus ditambahkan, dimodifikasi, diper- Pembelajaran berbasis budaya lebih mene-
baharui, direvisi, dan diubah oleh informasi kankan tercapainya pemahaman yang terpadu (in-
baru yang dijumpai dalam proses belajar. tegrated understanding) dari pada sekedar
Dalam teorinya, Vygotsky menyatakan bahwa pemahaman mendalam (inert understanding)
proses belajar tidak dapat dipisahkan dari (Krajcik, Czemiak, Berger, 1999). Pemahaman
aksi (aktivitas) dan interaksi karena persepsi terpadu membuat siswa mampu bertindak secara
dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. mandiri berdasarkan prinsip ilmiah untuk menye-
Belajar merupakan proses penciptaan makna lesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam
sebagai hasil dari pemikiran individu dan me- konteks komunitas budaya dan mendorong siswa
lalui interaksi dalam suatu konteks sosial. untuk kreatif terus mencari dan menemukan ga-
Dalam hal ini, tidak ada perwujudan dari suatu gasan berdasarkan konsep dan prinsip ilmiah.
kenyataan yang dapat dianggap lebih baik atau Pemahaman terpadu sebagai hasil pembe-
benar. Vygotsky percaya bahwa beragam per- lajaran berbasis budaya mempersyaratkan adanya
wujudan dari kenyataan digunakan untuk penciptaan makna oleh siswa atas substansi bidang
beragam tujuan dalam konteks yang berbeda- studi dan konteksnya. Konteks dalam hal ini adalah
beda. Pengetahuan tidak terpisahkan dari akti- komunitas budaya. Sementara itu, substansi
vitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, meliputi:
dan di mana makna diciptakan, serta dari 1. content knowledge: konsep dan prinsip
komunitas budaya di mana pengetahuan dalam bidang ilmu
didiseminasikan dan diterapkan. Melalui 2. inquiry and problem solving knowledge:
aktivitas interaksi sosial tersebut penciptaan pengetahuan tentang proses penemuan dan
makna terjadi. proses penyelesaian masalah dalam bidang
studi, serta
3. epistemic knowledge: pengetahuan tentang
Pembelajaran Berbasis Budaya: Suatu aturan main (rules of the game) yang berlaku
Model Pembelajaran dalam bidang studi Pengetahuan tentang
Pembelajaran Berbasis Budaya merupakan konsep dan prinsip dalam bidang ilmu sangat
pendekatan pembelajaran yang berbeda dari penting untuk siswa agar dapat mencapai
pendekatan pembelajaran yang berbasis materi pemahaman terpadu. Di samping itu, pengeta-
bidang studi (content based) yang biasa digunakan huan tentang proses penemuan dan proses
oleh guru di banyak sekolah. Ada empat hal yang penyelesaian masalah dalam bidang ilmu

6 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
sangat diperlukan siswa agar mampu meru- Aktivitas dalam pembelajaran berbasis budaya
muskan permasalahan dan hipotesis, meran- tidak dirancang hanya sekedar untuk mengaktifkan
cang percobaan dan penelitian, serta meng- siswa tetapi dibuat untuk memfasilitasi terjadinya
hasilkan pemecahan masalah yang sahih dan interaksi sosial dan negosiasi makna sampai terjadi
terpercaya. Pengetahuan tentang aturan main penciptaan makna. Kebermaknaan, dalam hal ini,
dalam bidang studi sangat penting agar siswa diperoleh dari hasil interaksi sosial dan negosiasi
dapat menjadi ahli dalam bidangnya. antara pengetahuan dan pengalaman awal siswa
dengan informasi baru yang diperolehnya dalam
Pemahaman terpadu dicapai tidak hanya pembelajaran, antara siswa dengan siswa lain,
melalui pemahaman terhadap pengetahuan dalam antara siswa dengan guru (knowledgable others)
bidang studi (knowlegde acquisition) tetapi juga dalam konteks komunitas budaya. Proses pen-
melalui pemahaman dan keterampilan untuk ciptaan makna melalui proses pembelajaran ber-
menerapkan pengetahuan bidang ilmu dan basis budaya memiliki beberapa komponen, yaitu
berbagai pengetahuan lainnya (yang sudah dimiliki tugas yang bermakna, interaksi aktif, penjelasan
individu) untuk memecahkan masalah (problem dan penerapan ilmu secara kontekstual, dan
solving skills) dalam konteks yang lebih luas lagi, pemanfaatan beragam sumber belajar (diadaptasi
yaitu komunitas budaya, nasional, regional, atau dari Brooks & Brooks, 1993, dan Krajcik,
bahkan internasional; serta melalui sikap dan Czerniak Berger, 1999). Contoh tugas bermakna
keterampilan untuk berpola pikir ilmiah selalu berbasis budaya, yaitu pembuatan payung kertas
mencari, mempertanyakan, menemukan, meng- berdasarkan prinsip ilmiah (matematika: peng-
analisis, dan menyimpulkan segala sesuatu ber- ukuran, kimia: adhesif, zat dan wujudnya, fisika:
dasarkan kaidah ilmiah dari bidang ilmu dan ber- keseimbangan dan mekanika).
bagai bidang ilmu lainnya dalam berbagai situasi
dan konteks (scientific inquiri). Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran berbasis budaya yang berlan-
Kebermaknaan dan Proses Pembelajaran daskan pada kontruktivisme memerlukan beragam
Proses pembelajaran berbasis budaya yang bentuk pengukuran untuk penilaian hasil belajar.
bertujuan untuk penciptaan arti bersifat sangat di- Penilaian hasil belajar tidak semata-mata diperoleh
namis. Proses tersebut memberikan kesempatan dari siswa dengan mengerjakan tes akhir atau tes
kepada siswa untuk mengemukakan berbagai rasa hasil belajar yang berbentuk uraian (terbatas) atau
keingintahuannya, terlibat dalam proses analisis objektif saja. Konsep penilaian hasil belajar dalam
dan eksplorasi yang kreatif untuk mencari jawaban, pembelajaran berbasis budaya adalah beragam
serta terlibat dalam proses pengambilan kesim- perwujudan (multiple representations). Hal ini
pulan yang unik. Dengan demikian, proses pem- berarti hasil belajar siswa dinilai melalui beragam
belajaran berbasis budaya sama sekali tidak mung- cara dan perwujudan; guru menggunakan beragam
kin bersifat statis dimana siswa pasif mendengar- teknik dan alat ukur, siswa mengekspresikan ke-
kan, menerima, mencatat, dan guru yang selalu berhasilannya dalam beragam bentuk: misalnya
mendominasi kelas dengan ceramah-ceramahnya poster, puisi, lukisan, catatan harian, laporan ilmiah,
(Pekerti, 2000). Di samping itu, dalam proses tarian, ukiran, patung, dan dalam perwujudan
pembelajaran berbasis budaya, guru tidak akan budaya seperti: bentuk seni tradisional, seni
mengajarkan bidang ilmu hanya sebagai bidang ilmu kontemporer, atau seni yang diciptakan siswa
saja atau hanya untuk pemenuhan kurikulum. sendiri.

PROSIDING 7
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pelaksanaan penilaian dilakukan secara jadi konteks dari contoh tentang konsep atau
bersama, yakni siswa sendiri, siswa yang lain, dan prinsip dalam suatu matapelajaran, serta menjadi
guru berdasarkan beberapa kriteria yang diten- konteks penerapan prinsip atau dalam suatu
tukan oleh guru, misalnya penilaian terhadap matapelajaran.
pemahaman materi dan konsep (knowledge ac- Pada akhirnya, jika siswa telah mampu
quisition) bidang ilmu, pencapaian terhadap tahap- menguasai bidang ilmu secara kontekstual dalam
an belajar (stages of learning), pencapaian dalam komunitas budayanya maka komunitas budaya
keterampilan pengiring (nurturant effect), dan menjadi konteks dan kerangka berpikir untuk
penilaian artistik dari ragam perwujudan yang menerapkan beragam pengetahuan dan keteram-
dihasilkan siswa (artistic assessment). Guru ber- pilan ilmiah bidang ilmu sebagai alat pemecahan
sama siswa dapat menetapkan kriteria lain yang masalah serta alat pengembangan komunitas
digunakan untuk menilai ragam perwujudan hasil budayanya.
belajar siswa.
Aplikasi Pembelajaran Berbasis Budaya
Peran Budaya Berdasarkan pada keunggulannya untuk
Dalam pembelajaran berbasis budaya, membelajarkan siswa tentang bidang studi atau
budaya menjadi sebuah metode bagi siswa untuk bidang ilmu bersamaan dengan pembelajaran ten-
mentransformasikan hasil observasi mereka ke tang budaya dari komunitasnya, pembelajaran ber-
dalam bentuk dan prinsip yang kreatif tentang basis budaya menjadi cukup populer di berbagai
bidang ilmu. Dengan demikian, melalui pembe- negara. Contoh pembelajaran berbasis budaya
lajaran berbasis budaya, siswa bukan sekedar relatif cukup banyak, baik dari dalam negeri
meniru atau menerima saja informasi tetapi siswa maupun dari luar negeri. Berikut ini diuraikan
menciptakan makna, pemahaman, dan arti dari beberapa contoh.
informasi yang diperolehnya. Pengetahuan bukan
sekedar rangkuman naratif dari pengetahuan yang Program SUAVE (Socios Unidos para Artes
dimiliki orang lain, tetapi suatu koleksi (repertoire) Via Education)
yang dimiliki seseorang tentang pemikiran, perilaku,
keterkaitan, prediksi dan perasaan, hasil tran- Program SUAVE yang dilakukan di Cali-
formasi dari beragam informasi yang diterimanya. fornia, Amerika Serikat, merupakan program yang
Transformasi menjadi kunci dari penciptaan ditujukan untuk membantu guru menggunakan
makna dan pengembangan pengetahuan. Dengan benda seni dalam mengajarkan bidang ilmu seperti
demikian, proses pembelajaran berbasis budaya matematika, sain bahasa, pengetahuan sosial, di
bukan sekedar mentransfer dan menyampaikan samping untuk membangkitkan kesadaran dan
budaya atau perwujudan budaya kepada siswa, apresiasi terhadap seni dari komunitas budaya
tetapi menggunakan budaya untuk menjadikan (Goldberg, 2000).
siswa mampu menciptakan makna. Budaya, dalam Program SUAVE dilaksanakan mulai tahun
berbagai perwujudannya, secara instrumental dapat 1994 dengan melibatkan kurang lebih 20 sekolah
berfungsi sebagai media pembelajaran dalam dan ratusan guru dari sekolah dasar dan sekolah
proses belajar. Dalam pembelajaran berbasis menengah di wilayah San Marcos, California,
budaya, perwujudan budaya dapat memberikan dibantu oleh California State Univercity of San
suasana baru yang menarik untuk mempelajari Marcos. Program SUAVE memperkenalkan
suatu bidang ilmu. Sebagai media pembelajaran, budaya suku Indian dan Mexican yang banyak
budaya dan beragam perwujudannya dapat men- tinggal di wilayah California dalam berbagai

8 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pembelajaran bidang ilmu. Selain itu, program ini matematika sebagai suatu hasil budaya atau produk
juga terbuka untuk memperkenalkan seni budaya budaya.
asing, seperti tari selendang dari Cina.
Di Filipina, gerakan etnomatematika sudah
Dalam program ini, guru merupakan
dilaksanakan oleh UP College of Baguino Disci-
perancang dan pelaksana pembelajaran. Dalam
pline of Mathematics. Kelompok tersebut
proses perancangan dan pelaksanaan pembela-
mencoba mempelajari teori struktur aljabar yang
jaran, guru dibantu oleh para seniman dan juga
ada pada pola tenun tradisional, pola musik, dan
perancang pembelajaran dari CSUSM yang
pola sistem persaudaraan dalam budaya Kankana-
dikoordinasikan oleh Merryl Golberg. Secara
Ey. Kankana-Ey merupakan salah satu dari tujuh
kelompok dan berkelanjutan, guru dan fasilita-
kelompok etnolinguistik utama di daerah Cordil-
tornya mengembangkan rancangan dan juga
lera dan merupakan salah satu simpul seni terbesar
melaksanakan pembelajaran bidang ilmu dengan
di daerah Utara pulau Luzon. Hasil kajian dari
menggunakan beragam seni. Kelas dalam program
kelompok ini kemudian didiseminasikan ke
ini biasanya memiliki karakteristik yang unik, yaitu
sekolah di daerah Utara pulau Luzon di tempat
partisipasi aktif dari siswa dan guru, berani meng-
para siswa Kankana-Ey belajar matematika.
ambil resiko (risk taking), seperti menggunakan
metode asesmen yang beragam dengan melibatkan
siswa dalam penerapan asesmen. Program ini juga Pembelajaran Science, Environment, Tech-
ditawarkan dalam bentuk matakuliah online yang nology and Society (SETS).
berbasis internet pada http://www.awl.com/ Pembelajaran SETS merupakan pembe-
goldberg. Program ini dinyatakan sebagai salah lajaran terpadu yang diharapkan mampu
satu program yang berhasil dan didukung oleh membelajarkan siswa untuk memiliki kemampuan
National Science Foundation diAmerika Serikat. memandang sesuatu secara terintegrasi dengan
memperhatikan empat unsur, yaitu sains, ling-
Etnomatematika di Filipina kungan, teknologi, dan masyarakat, dan agar siswa
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan penge-
Salah satu wujud pembelajaran berbasis budaya
tahuan SETS yang dipelajarinya secara utuh dalam
adalah etnomatematika (Ethnomathematics) yang masyarakat. Integrasi konsep masyarakat dengan
diperkenalkan oleh DAmbroso (1985) dan Nunes segala unsurnya sebagai konteks pembelajaran
(1992). DAmbrosio menyatakan etnomatematika SETS menjadikan pembelajaran SETS merupakan
sebagai the art of comprehending, describing, salah satu contoh pembelajaran berbasis budaya.
coping with, and managing both natural and Pembelajaran SETS yang sangat bertumpu pada
socially contructed systems-using techniques such pembelajaran sains, memiliki beberapa karak-
as counting, measuring, soring, ordering, and teristik sebagai berikut.
inferring-developed by well-defined groups like a. Siswa dibawa ke dalam situasi untuk peman-
faatan konsep sains yang berbentuk teknologi
nations, professional classes, children in various
untuk kepentingan masyarakat.
age groups, labor groups and so on. Sedangkan
b. Siswa diminta untuk berpikir tentang berbagai
Nunes selanjutnya menjelaskan bahwa kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses
etnomatematika merupakan study of how various pengalihan sains ke dalam bentuk teknologi.
groups and cultures in the world develop and use c. Siswa diminta untuk menjelaskan keterhu-
mathematics. Etnomatematika dipersepsikan bungan antara unsur sains yang dipelajari de-
sebagai lensa untuk memandang dan memahami ngan unsur lain dalam SETS yang mem-

PROSIDING 9
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur pembelajaran beragam matapelajaran di sekolah.
tersebut. Dalam pembelajaran berbasis budaya, lingkungan
d. Siswa dibawa untuk mempertimbangkan man- belajar akan berubah menjadi lingkungan yang
faat atau kerugian dari penggunaan konsep menyenangkan bagi guru dan siswa yang
sains tersebut bila diubah dalam bentuk tek- memungkinkan guru dan siswa berpartisipasi aktif
nologi berdasarkan budaya yang sudah mereka kenal
e. Dalam konteks kontruktivisme, siswa diajak sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang
berbincang tentang SETS dari berbagai ma- optimal. Siswa merasa senang dan diakui
cam arah dan dari berbagai macam titik awal keberadaan serta perbedaannya karena
tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki pengetahuan dan pengalaman budaya yang sangat
oleh siswa yang bersangkutan. Di Indonesia kaya yang mereka miliki dapat diakui dalam proses
pembelajaran SETS telah diperkenalkan oleh pembelajaran.
Universitas Negeri Semarang melalui loka- Sementara itu, guru berperan memandu dan
karya di tahun 1999 bekerjasama dengan mengarahkan potensi siswa untuk menggali
SEAMEO RECSAM. beragam budaya yang sudah diketahui serta
mengembangkan budaya tersebut pada fase
Pembelajaran Inovasi IPA TORAY berikutnya. Selanjutnya interaksi guru dan siswa
akan mengakomodasikan proses penciptaan
Toray Science Foundation merupakan se- makna dari ilmu pengetahuan yang diperoleh
buah yayasan Jepang yang berada di Indonesia. dalam matapelajaran di sekolah oleh masing-
Program ini membuka kesempatan seluas-luasnya masing individu.
bagi guru sekolah menengah untuk membuat ino- Beragam teknik dan alat ukur hasil belajar
vasi dalam pembelajaran IPA, yaitu pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran berbasis
biologi, fisika, dan kimia. Setiap tahun yayasan ter- budaya pada dasarnya memiliki kelebihan dan
sebut mengundang guru untuk mengajukan usulan kekurangan. Dalam upaya siswa untuk menun-
tentang inovasi dalam pembelajaran IPA. Program jukkan keberhasilan dalam belajar dengan pen-
ini dimulai sejak tahun 1994 dan diikuti oleh ratusan ciptaan makna dan pemahaman terpadu, siswa
guru IPA SMA setiap tahunnya. Pemenang pro- dapat menggunakan beragam perwujudan dalam
gram hibah bersaing ini biasanya berjumlah sekitar proses hasil belajar seperti membuat poster, puisi,
5 9 orang untuk setiap tahun. Walaupun pro- catatan harian, laporan ilmiah, tarian, lukisan, serta
gram ini tidak secara khusus mengharuskan guru ukiran dan tidak hanya terfokus pada alat penilaian
IPA untuk melakukan pembelajaran berbasis berbentuk tes.
budaya namun tidak sedikit dari program yang me-
nang menunjukkan strategi dalam pembelajarannya
menggunakan lingkungan sekitar sebagai labo- DAFTAR RUJUKAN
ratorium IPA, misalnya bunga, barang bekas (san- Asia and the Pacific Programme of Educational
dal bekas, botol aqua, tong dan lain-lain), sungai Innovation Development (1991). Values
dan habitat ikan, atau struktur tanah dan tanaman. and ethics and the science and technol-
ogy curriculum, Bangkok: Unesco Princi-
SIMPULAN pal Regional Office for Asia and the Pacific.
Bigge, M.I. & Shermis, S.S. (1999). Learning
Pembelajaran berbasis budaya membawa theories for teachers. th 6 Ed. New York:
budaya lokal yang selama ini tidak selalu mendapat Longman.
tempat dalam kurikulum sekolah ke dalam proses

10 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Brooks, J.G. & Brooks, M.G. (1993). In search Nunes, T. (1992). Etnomathematics and every-
of understanding: the case for day cognition. Dalam D.A. Grouws (Ed.)
contructivist classrooms. Alexandria. VA.: Handbook of research on mathematics
Association for Supervision and Curriculum teaching and learning. New York:
Development. Macmillan.
Budiastra, K. (2000). Model pengembangan Pannen, P. (2000). Konstruktivisme dalam
kreativitas guru dalam pembelajaran pembelajaran, seni mengajar di
MIPA. Jakarta: Universitas Terbuka. perguruan tinggi. Jakarta: PAU-PPI. Uni-
DAmbroso, U. (1985). Ethnomathematics and versitas Terbuka.
its place in the History and pedagogy of Pannen, P. (2004). Pembelajaran kreatif
mathematics. For the learning of Math- berbasis seni lokal. Jakarta: FKIP Univer-
ematics, 5, 44-48. sitas Terbuka Pekerti, W. (2000). Pengaruh
Goldberg, M. (2000). Art and learning: An in- pembelajaran terpadu matematika dan
tegrated approach to teaching and learn- musik terhadap hasil belajar matematika
ing in multicultural and multilingual set- murid kelas satu Sekolah Dasar. Jurnal
tings. nd 2 Ed. New York: Addison Wesley Pendidikan dan Kebudayaan, 22 (5),
Longman. Maret 2000.
Grant, C.A. & Gomes, M.L. (2001). Campus Primadi, T. (1998). Proses Kreasi, Apresiasi,
and classroom: Making nd schooling Belajar. Bandung: ITB.
multicultural. 2 Ed. Upper Saddle River, Pusposutardjo, S. (1999). Indiginasi nilai-nilai seni
New Jersey: Merill Prentice Hall. dalam pembelajaran ilmu-ilmu matematika
Gray, B.V. (1999). Science education in the de- dan pengetahuan alam sebagai bagian dari
veloping world: Issues and considerations. proses pembudayaan peserta didik.
Jurnal of Research in Science Teaching, Makalah disajikan pada National Work-
36 (3). shop on Integration of Values of Art into
Karyadi, B. (1999). Peningkatan mutu pelajaran Science Teaching, Surakarta. Desember
sains dan matematika melalui upaya 1999.
indiginasi seni budaya. Makalah disajikan Riyanto (2000). Pemanfaatan permainan lokal
pada National Workshop on Integration dalam pembelajaran matematika di SMP
of Values of Art into Science Teaching, (on-going reseacrh). Bengkulu: Universi-
Surakarta. Desember 1999. tas Terbuka.
Krajcik, J.S., Czerniak, C.M, & Berger, C. Richardson, V. (1997). Constructivist teaching and
(1999). Teaching children science: A teacher education: theory and practice.
project-based aprroach. Boston: McGraw Dalam V. Richardson (Ed.). Contructivist
Hill College. teacher education: Building new under-
Mukhtar & Yamin, M. (2002). Kiat sukses standing. Washington, D.C: The Falmer
mengajar di kelas. Jakarta: Nimas Multima. Press. Tyler, E.B, (1871). Primitive cul-
Murgiyanto. S. (1999). Indiginasi nilai seni dalam ture. London.
pembelajaran MIPA: Sebuah diskusi awal.
Makalah disajikan pada National Work-
shop on Integration of Values of Art into
Science Teaching, Surakarta. Desember
1999.

PROSIDING 11
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pembelajaran Inovatif Berbasis
Deep Dialogue (DD): Alternatif Peningkatan
Kompetensi Berdimensi Karakter Siswa SMP
pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi

Sukardi
Dosen FKIP Universitas Mataram, email:

Abstrak: Realita menunjukkan masih adanya kelemahan dan permasalahan pembelajaran IPS-ekonomi
dari sisi internal dan tuntutan pendidikan karakter disisi eksternal, menuntut upaya inovasi dalam
pembelajaran IPS-ekonomi jenjang SMP. Inovasi pembelajaran menjadi penting dengan harapan mewujudkan
tujuan pembelajaran IPS-ekonomi yaitu anak didik yang tidak hanya melek ekonomi melainkan juga
berkarakter sebagaimana tuntutan pendidikan karakter tersebut. Berdasarkan tilikan teoritis dan bukti
empiris, pembelajaran inovatif berbasis Deep Dialogue (DD) dapat menjadi salah satu alternatif dalam
pembelajaran IPS-ekonomi guna mewujudkan tujuan tersebut. Keunggulan model pembelajaran ini adalah
dalam prosesnya mengedepankan dialog, komunikasi, kerjasama, menggunakan proses berfikir, penemuan,
pemecahan masalah, saling memberi yang terbaik, menjalin hubungan kesederajatan, dan keberadaban
serta empatisitas yang tinggi antar siswa dan antara guru dengan siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran Inovatif DD, Karakter, IPS-Ekonomi

A. Pendahuluan (a) memiliki kemampuan menjelaskan konsep-


konsep dan teori dalam ekonomi, (b) memiliki
Pembelajaran IPS-Ekonomi dalam Kuri- critical thingking dan kemampuan menghu-
kulum Tingkat Satuan Pendidikan (KSP 2006) bungkan issue-issue makro dan mikro serta
ditekankan pada kemampuan siswa dalam berpikir kemampuan berpartisipasi dalam pengambilan
secara kreatif dan kritis disamping memiliki rasa keputusan, (c) memiliki trust dan emphaty serta
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan etika dan norma dalam pengam-
keterampilan dalam kehidupan sosial. Sardiman bilan keputusan baik dalam arti substansi maupun
(2011) menyatakan bahwa pendidikan IPS (ter- prosedural, (d) memiliki efikasi, kemampuan
masuk ekonomi) difokuskan pada upaya pengem- kontrol diri, kreativitas dan kemampuan untuk
bangan pendidikan yang menjamin kelangsungan melakukan inovasi serta kemampuan kerjasama.
hidup masyarakat dan lingkungannya. Pendidikan Tuntutan KTSP dan pemikiran para ahli di
IPS-ekonomi diarahkan untuk melahirkan pelaku- atas mencerminkan bahwa IPS-ekonomi selain
pelaku yang berdimensi personal, sosiokultural, membentuk manusia yang melek secara ekonomi
dimensi spiritual, dan dimensi ilntelektual. Pemi- tetapi juga membentuk manusia yang berkarakter.
kiran ini sejalan dengan pendapat Massialas dan Manusia ekonomi yang berkarakter merupakan
Allen (1996) yang menekankan pada lima aspek muara dari IPS ekonomi yang sesungguhnya
tujuan pembelajaran IPS termasuk ekonomi, yaitu: Namun demikian, tuntutan ideal tersebut kurang

12 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
selaras jika dicermati dari realita yang terjadi dalam butkan bahwa pembelajaran IPS-ekonomi cen-
masyarkat, dimana ada kecenderungan terjadinya derung teks books dan tidak terkait lingkungan di
degradasi moral dalam kehidupan bermasayara- mana siswa berada (Suderadjat, 2004). Menurut
kat. Berbagai gejala sikap dan prilaku masyarakat Sanusi (1998), pembelajaran IPS-ekonomi di
(siswa) yang tidak mencerminkan karakter jati diri sekolah melahirkan output instrumental yang
bangsa seperti: maraknya kejahatan, konsume- tidak kuat (not powerfully instrumental output),
riarisme, mementingkan materialis, adanya penya- tidak mampu memberikan peluang kepada peserta
lahgunaan narkotik dan obat-obatan, adanya didik untuk memberdayakan dirinya, lebih banyak
kebebasan seks, muncul korupsi, dan sikap mau didasarkan atas kebutuhan formal daripada
menang sendiri, memaksakan kehendak, kurang kebutuhan riil siswa. Selain itu, ada kecenderungan
mengakui keberadaan pihak lain, sikap toleran mengabaikan gagasan siswa (Farisi, 2001)
yang semakin melemah, kurangnya empaty dan berpusat pada guru (Suwarman Al Muchtar, 1991)
sensitivitas terhadap penderitaan orang lain, dan dan bahkan sangat membosankan (Somantri,
indikasi lainnya (Syarief, 1999; Azra, 2002). 2001). Kondisi tersebut membawa permasalahan
Hal tersebut disinyalir disebabkan oleh dunia pada pengorbanan pengembangan critical
pendidikan (termasuk pendidikan IPS-ekonomi) thingking peserta didik sehingga menjadi penerima
cenderung melupakan tujuan utama pendidikan yang pasif (Zamroni, 2002). Akibat kelemahan
yaitu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan tersebut adalah siswa dituntut belajar mengahafal
keterampilan secara simultan dan seimbang dan menghasilkan rote knowledge yang hanya
(Djahiri, 1996). Mata pelajaran IPS-ekonomi telah dapat digunakan memecahkan persoalan pada
memberikan porsi yang sangat besar untuk situasi rutin yang sama dengan situasi dimana bahan
pengetahuan, tetapi melupakan pengembangan pelajaran dihafal.
sikap atau nilai dan perilaku dalam pembelaja- Temuan-temuan tersebut mencerminkan
rannya (Winataputra, 2002). Pendidikan IPS- bahwa permasalahan rendahnya kompetensi siswa
ekonomi masih menitikberatkan pada pengusaan pada mata pelajaran IPS-Ekonomi sangat terkait
materi. Kritik pun sering terdengar bahwa materi dengan permasalahan kualitas pembelajaran yang
IPS-ekonomi terlalu sarat materi, bersifat kognitif, dilaksanakan guru. Suatu pembelajaran dikatakan
dan hafalan (Zuriah, 2008). Permasalahan pem- berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya
belajaran IPS-ekonomi inilah yang oleh para ahli sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara
menjadi rendahnya kompetensi siswa terhadap aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
mata pelajaran IPS-ekonomi termasuk dalam di- pembelajaran, di samping menunjukkan kreativitas
mensi karakternya. dan motivasi belajar yang tinggi (Mulyasa, 2006).
Banyak parameter yang menentukan tinggi Dengan demikian, persoalan kualitas pembelajaran
rendahnya kompetensi berdimensi karakter siswa berarti berhubungan dengan kualitas kegiatan
pada mata pelajaran IPS ekonomi, seperti pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut
intelegensi, sarana, kemampuan guru, kualitas model pembelajaran yang digunakan. Oleh
pembelajaran, motivasi belajar, dan lainnya. Tanpa karenanya perlu upaya inovasi untuk mengem-
mengabaikan aspek lain, kiranya persoalan kualitas bangkan model pembelajaran yang sesuai dengan
pembelajaran perlu menjadi perhatian. Keter- tujuan pendidikan IPS-ekonomi tersebut.
capaian kompetensi siswa pada mata pelajaran Terhadap tuntutan tersebut, maka model
IPS-ekonomi yang rendah dapat diakibatkan oleh pembelajaran inovatif berbasis Deep Dialogue
rendahnya mutu proses pembelajaran. Asumsi ini (DD) patut dipertimbangkan sebagai laternatifnya.
diperkuat oleh hasil telaah para ahli yang menye- DD (dialog mendalam), dapat diartikan bahwa

PROSIDING 13
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
percakapan antara orang-orang tadi (dialog) harus B. Pendidikan Karakter dan Implikasinya
diwujudkan dalam hubungan yang interpersonal, terhadap Pembelajaran IPS-Ekonomi
saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
kebaikan (GDI, 2001). Dengan dialog mendalam Pendidikan Nasional Pasal 3, menyebutkan bahwa
diharapkan adanya kegiatan berpikir yang dila- pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kukan dengan mengoperasikan potensi intelektual kemampuan dan membentuk karakter serta per-
untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan adaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mengambil keputusan secara tepat dan melaksana- mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
kannya secara benar. Model ini dikedepankan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
karena penekanan pada komunikasi dua arah dan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
prinsip saling memberi yang terbaik, menjalin dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber-
hubungan kesederajatan dan keberadaban antara akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
guru dengan siswa serta empatisitas yang tinggi mandiri, dan menjadi warga negara yang demokra-
antar siswa dan antara guru dengan siswa. Dengan tis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi
demikian, dalam DD terkandung nilai-nilai demo- dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa setiap
krasi dan etis sehingga keduanya seharusnya di- mata pelajaran pada setiap jenjang, termasuk pen-
miliki oleh manusia sebagaimana tercermin dalam didikan IPS-Ekonomi jenjang pendidikan dasar
tujuan pendidikan IPS-ekonomi tersebut. Dalam harus diselenggarakan secara sistematis guna men-
model ini, tugas guru adalah: 1) memberikan capai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan de-
kesempatan kepada peserta didik untuk bermain ngan pembentukan karakter peserta didik sehingga
dan berkreativitas, 2) memberikan suasana aman mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun
dan bebas secara psikologis, 3) disiplin yang tidak dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan
kaku, siswa boleh mempunyai gagasan sendiri, dan penelitian di Harvard University Amerika Serikat
dapat berpartisipasi aktif, 4) memberikan (Hamidi, 2011), ternyata kesuksesan seseorang
kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan
aktif. dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi
Atas dasar permasalahan, tuntutan, dan lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang
kerangka konseptual di atas, serta berangkat dari lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan,
sikap positif untuk membuahkan pemikiran ter- kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen
hadap pembelajaran IPS-Ekonomi, maka tulisan oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft
ini dituangkan untuk memberikan pencerahaan skill.
tentang alternatif peningkatan kompetensi siswa Pendidikan karakter saat ini menjadi isu
berdimensi karakter pada mata pendidikan IPS- utama pendidikan, selain menjadi bagian dari pro-
ekonomi jenjang SMP melalui penggunaan ses pembentukan akhlak anak bangsa, juga di-
pembelajaran inovatif berbasis deep dialogue harapkan mampu menjadi pondasi utama dalam
(DD). Berturut-turut dipaparkan: Pendidikan mensukseskan pembangunan peradaban bangsa
karakter dan Implikasinya terhadap pembelajaran Indonesia. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak,
IPS-ekonomi; Konsep dan tahapan pembelajaran atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
inovatif berbasis DD; Sandaran teoritis hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang
pembelajaran inovatif berbasis DD; Implementasi diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
pembelajaran inovatif berbasis DD dalam Pembe- cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak
lajaran IPS-Ekonomi; dan Prinsip-prinsip (Puskur Balitbang, 2010). Kebajikan terdiri atas
pengembangan pembelajaran inovatif berbasis DD sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur,
dalam Pembelajaran IPS-ekonomi.

14 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
karakter bangsa. Slamet (2009) mengungkapkan damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
bahwa karakter itu sebagai jati diri (daya qolbu) sosial, tanggung jawab, dan perilaku lainnya.
yang merupakan saripati kualitas batiniah atau Terhadap tuntutan tersebut, maka ada
rohaniah manusia yang penampakannya berupa beberapa implikasinya terhadap pembelajaran
budi pekerti (sikap dan perbuatan lahiriah). IPS-Ekonomi di SMP, yaitu:
Suyanto (2006) mempertegas bahwa karakter Pertama, pada aspek tujuan tujuan pen-
adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi didikan IPS-ekonomi. Tujuan pendidikan IPS-
ciri khas tiap individu untuk hidup dan beker- ekonomi tentu tidak hanya menghasilkan lulusan
jasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, yang melek secara ekonomi melainkan juga memi-
bangsa dan negara. Lebih lanjut, Puskur Balitbang liki karakter. Memperkuat tujuan IPS-Ekonomi
(2010) menggariskan bahwa pendidikan karakter sebagaimana disajikan Sardiman (2011) dan
bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang Massialas dan Allen (1996) di awal tulisan ini,
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter beberapa ahli juga mempertegas tujuan IPS-
bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka ekonomi yang tidak hanya sebatas penguasaan
memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, konsep tetapi juga mengarah pada pembentukan
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan karakter anak. Zamroni (2004) secara spesifik
dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan menyebutkan tujuan mata pelajaran IPS (ekonomi),
warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan yaitu untuk menghasilkan peserta didik yang
kreatif. memiliki tiga karakteristik, yaitu berkpribadian, ber-
Dalam konteks watak atau jati diri bangsa, kependidikan, dan bermasyarakat. Tujuan tersebut
pendidikan karakter diarahkan, pada upaya: (1) tercapai manakala anak didik dirahkan melalui pro-
mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif ses berfikir secara kritis, sosial, dan moral
peserta didik sebagai manusia dan warganegara (Zamroni, 2004; Saidihardjo 1997; Somantri
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter 1999; Bowell & Kemp, 2002). Menurut Bowell
bangsa; (2) Mengembangkan kebiasaan dan & Kemp (2002), dengan critical thinking peserta
perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan didik dapat menjadi pemikir bebas, kreatif dan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya secara bertanggung jawab dapat memberikan kritik
bangsa yang religius; (3) menanamkan jiwa atas berbagai kondisi yang ada di masyarakat
kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik khususnya kebijakan pemerintah.
sebagai generasi penerus bangsa; (4) mengem- Kedua, Materi IPS-Ekonomi. Sejalan de-
bangkan kemampuan peserta didik menjadi ngan tujuan tersebut, maka materi IPS-ekonomi
manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan ke- jenjang pendidikan dasar tentu tidak lepas dari
bangsaan; dan (5) mengembangkan lingkungan ke- upaya pencapaian tujuan di atas. Materi atau kajian
hidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang yang dibahas bersumber dari filsafat ekonomi In-
aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, donesia yang mengedepankan moralistik,
serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan demokratik, dan mandiri. Mubyarto dan Daniel
penuh kekuatan (dignity) (Puskur Balitbang, W, Bromley (2002), secara tegas menyatakan
2010). Lebih lanjut dijelaskan secara spesifik, nilai ekonomi yang dipelajari adalah ekonomi tentang
atau jati diri bangsa yang harus dikembangkan kehidupan nyata (living economics atau real
antara lain: nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, life economics) bukan ekonomi abstrak yang

PROSIDING 15
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
berpusat pada analisis homo ekonomikus. Manusia patkan siswa sebagai subyek pembelajaran yang
dalam ilmu ekonomi Indonesia yang baru bukan harus aktif mengembangkan dirinya (Zamroni,
saja homo-ekonomikus, tetapi harus lebih menon- 2004).
jol sebagai homo socius dan homo ethicus. Keempat, Evaluasi Pembelajaran IPS-
Materi tersebut dibahas dalam bentuk konsep atau ekonomi. Penyesuaian terhadap tujuan, materi,
tema serta proses yang berkaitan dengan issue dan prosedur pembelajaran membawa konse-
personal, sosiokultural, spiritual, dan intelektual kuensi pada aspek evaluasi. Evaluasi yang digu-
(Sardiman, 2010). nakan mengacu pada evaluasi secara menyeluruh
Ketiga, Prosedur Pembelajaran IPS- dan terpadu, bukan sistem evaluasi yang hanya
ekonomi. Sebagai konsekuensi pencapaian ma- menekankan isi bahan pelajaran secara kognitif.
nusia yang melek secara ekonomi dan berkarakter, Salah satu evaluasi yang mendasari paradigma ini
perlu pembelajaran IPS-ekonomi diorientasikan adalah penilaian otentik (authentic assessment)
dari pendekatan tunggal menjadi multi pendekatan (Supranata & Hatta, 2005; Yancy, 1992; dan
(kognitif, humanistik, konstruktivistik). Pemikiran Mardapi, 2006). Hakikat penilaian pendidikan
kognitif lebih mengandalkan pikiran dan konsep menurut konsep authentic assessment adalah
dasar yang dimiliki pembelajar daripada proses pengumpulan data yang bisa memberikan
pengalaman (Uno, dkk, 2004; Yulaelawati, 2004). gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
Humanistik menekankan bahwa proses belajar perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh
berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri guru agar bisa memastikan bahwa siswa meng-
(Uno, dkk, 2004). Proses belajar terjadi karena alami proses pembelajaran dengan benar
komunikasi personal. Selanjutnya dalam pemikiran (Nurhadi, dkk., 2004). Beberapa alat penilaian
teori konstruktivistik, seseorang melakukan yang dapat digunakan antara lain: hasil karya
kegiatan belajar untuk membangun pengetahuan (product), penugasan (project), unjuk kerja (per-
melalui interaksi dan interpretasi lingkungannya. formance), tes tertulis (paper and pencil test),
Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat dan kumpulan hasil karya (portofolio).
pengetahuan yang menekankan bahwa penge-
tahuan adalah konstruksi kita sendiri (Suparno, C. Konsep dan Tahapan Pembelajaran
1997). Landasan teoritis tersebut juga sejalan Berbasis Deep Dialogue (DD)
landasan hukum yang menyebutkan bahwa Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diseleng- Konsep ini bermula dari hakikat dialog yakni
garakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kegiatan percakapan antar orang dalam masya-
menantang, memotivasi peserta didik untuk ber- rakat/kelompok yang bertujuan bertukar ide,
partisipasi aktif, serta memberikan ruang yang informasi dan pengalaman. Deep dialogue (dia-
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian log mendalam), dapat diartikan bahwa percakapan
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan antara orang-orang tadi (dialog) harus diwujudkan
fisik serta psikologis peserta didik (Pasal 19 PP dalam hubungan yang interpersonal, saling
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan
pendidikan). Dengan demikian, maka konse- (GDI, 2001). Beberapa prinsip yang harus
kuensinya adalah proses pembelajaran (desaian dikembangkan dalam DD ini antara lain adalah
pembelajaran) dalam konteks ini menghendaki adanya komunikasi dua arah dan prinsip saling
reorientasi pembelajaran dari model Teaching ke memberi yang terbaik, menjalin hubungan
model Learning yang berpusat pada peserta didik kesederajatan, dan keberadaban serta empatisitas
(Student Centered Learning). Model ini menem- yang tinggi.

16 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Sebagai model pembelajaran, pada dasar- juga belajar tentang bagaimana belajar. (4) belajar
nya DD bukanlah sebuah pendekatan yang baru menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh
sama sekali, akan tetapi telah diadaptasikan dari guru yang mampu mengelola pembelajarannya
berbagai metode yang telah ada sebelumnya (GDI, menjadi berorientasi pada peserta didik; (e) belajar
2001). Oleh karena itu, DD bisa menggunakan lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat
semua metode pembelajaran yang telah digunakan (learning throughout of life) suatu ketrampilan
sebelumnya seperti belajar aktif lainnya. Dengan yang dibutuhkan dalam dunia kerja; (f) belajar
demikian, filosofi DD melakukan penajaman- termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia,
penajaman terhadap seluruh metode pembelajaran baik berfungsi sebagai informasi pembelajaran
yang telah ada khususnya yang bersifat inovatif. maupun sebagai alat untuk memberdayakan
Fokus kajian DD dalam pembelajaran dikon- peserta didik dalam mencapai keterampilan utuh
sentrasikan dalam mendapatkan pengetahuan dan yang dibutuhkan.
pengalaman, melalui dialog secara mendalam dan Pengembangan pembelajaran berbasis DD
berpikir kritis, tidak saja menekankan keaktifan yang diimplementasikan dalam proses belajar
peserta didik pada aspek fisik, akan tetapi juga mengajar dijalankan secara tahap demi tahap
aspek intelektual, sosial, mental, emosional dan sebagaimana proses belajar mengajar pada
spiritual. Untuk keperluan pembelajaraan, GDI umumnya. Sebagaimana dikemukakan oleh
(2001) mengindentifikasi ciri-ciri pembelajaran Sudjana (1997) yakni: (1) Tahap pra instruksional.
yang menggunakan DD, yaitu: (1) peserta didik Tahap pra instruksional merupakan tahap awal
dan guru nampak aktif; (2) mengoptimalisasikan yang ditempuh pada saat memulai proses pem-
potensi intelligensi peserta didik; (3) berfokus pada belajaran, antara lain melalui kegiatan: Memberi
mental, emosional dan spiritual; (4) menggunakan kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai
pendekatan dialog mendalam dan berpikir kritis; bahan pelajaran yang belum dikuasai dari pelajaran
(5) peserta didik dan dosen dapat menjadi yang sudah dibelajarkan; Mengajukan pertanyaan
pendengar, pembicara, dan pemikir yang baik; (6) pada peserta didik mengenai bahan yang telah
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari- dibelajarkan; dan Mengulang secara singkat semua
hari; (7) lebih menekankan pada nilai, sikap dan aspek yang telah dibelajarkan. (2) Tahap instruk-
kepribadian. sional. Tahap instruksional merupakan tahap pem-
Dalam tataran praksis, pembelajaran ber- berian atau pelaksanaan kegiatan pembelajaran
basis DD ini juga sejalan dengan pembelajaran yakni: Materi, tugas dan contoh-contoh; Peng-
yang dikembangkan yang mengarah pada Student gunaan alat bantu untuk memperjelas perolehan
Centered Learning (SCL) yakni pembelajaran belajar; dan Serta menyimpulkan hasil pem-
yang berpusat pada aktivitas belajar peserta didik. belajaran. (3) Tahap evaluasi. Tahap evaluasi dan
Ciri SCL (Dirjen Dikti, 2005) sebagai berikut: (a) tindak lanjut adalah tahap untuk mengatahui
peserta didik belajar baik secara individual maupun keberhasilan tahap instruksional.
berkelompok untuk membangun pengetahuan de-
ngan cara mencari dan menggali sendiri informasi D. Sandaran Teoritis Pembelajaran Berbasis
dan teknologi yang dibutuhkannya secara aktif. (2) Deep Dialogue (DD)
Guru lebih berperan sebagai FEE (facilitating,
empowering, enabling) dalam membantu peserta Paling tidak ada tiga teori yang menjadi
didik untuk menemukan solusi terhadap perma- sandaran pembelajaran iovatif berbasis DD ini,
salahan nyata sehari-hari. (3) Peserta didik tidak yaitu konstruktivistis, humanistik, dan iovasi dari
hanya menguasai isi mata pelajaran tetapi mereka Rogers.

PROSIDING 17
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pertama, Konstruktivistik. Pembelajaran sekedar ikut mengalami suatu peristiwa; (b) tahap
berbasis DD mengakses paham konstruktivis de- pengamatan kreatif dan reflektif, yaitu secara
ngan menekankan adanya dialog mendalam. Pan- lambat laun peserta didik mampu mengdakan
dangan konstruktivis dalam pembelajaran adalah pengamatan secara aktif terhadap suatu peristiwa
bahwa anak-anak diberi kesempatan agar meng- dan mulai memikirkan untuk memahaminya; (c)
gunakan strateginya sendiri dalam belajar secara tahap konseptualisasi, yaitu peserta didik mampu
sadar, sedangkan guru yang membimbing ke membuat abstraksi dan generalisasi berdasarkan
tingkat pengetahuan yang lebih tinggi (Slavin, contoh-contoh peristiwa yang diamati; dan (d)
1994; Abruscato, 1999; Suparno, 1997). Paling tahap eksperimentasi aktif, peserta didik mampu
tidak ada 2 (dua) teori yang melandasi pendekatan menerapkan suatu aturan umum pada situasi baru.
konstruktivisme modern yaitu Teori Perkem- Beberapa prinsip yang harus dikembangkan dalam
bangan Kognitif Piaget dan Teori Perkembangan DD berdasarkan teori ini antara lain: adanya
Mental Vygotsky. (a) Teori Perkembangan Kog- prinsip komunikasi multi arah, prinsip pengenalan
nitif Piaget. Piaget menyatakan bahwa anak mem- diri untuk mengenal dunia orang lain, prinsip saling
bangun sendiri skemanya serta membangun kon- memberi yang terbaik, menjalin hubungan
sep-konsep melalui pengalaman-pengalamannya kesederajatan, prinsip saling memberadabkan dan
(Abruscato, 1999; Wolfolk, 1993). (b) Teori Per- memberdayakan, prinsip keterbukaan dan keju-
kembangan Fungsi Mental Vygotsky. Seperti juran serta prinsip empatisitas yang tinggi (Al-
halnya Piaget, Vygotsky juga berpendapat bahwa Hakim, 2002).
anak membentuk pengetahuan sebagai hasil pikiran Ketiga, Teori Inovasi dari Rogers. Rogers
dan kegiatan anak sendiri (Suderadjat, 2004). Baik (1983), memerinci adanya lima aspek inovasi yang
Piaget dan Vigotsky (Suderadjat, 2004) berpan- dapat diterima oleh adopter, adalah sebagai berikut:
dangan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi (a) Keuntungan relatif, adalah tindakan dimana
bila konsep-konsep yang difahami sebelumnya, di- suatu ide baru dianggap lebih baik dari pada ide-
olah melalui proses ketidakseimbangan dalam ide yang ada sebelumnya; (b) Kompatibilitas, ada-
upaya memahami informasi baru (Merril, 1991). lah sejauh mana suatu inovasi pendidikan dianggap
Selain itu, Dewey (Khilmiyah, dkk. 2005) mengata- konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman
kan bahwa learning by doing artinya pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima inovasi; (c)
diperoleh sesorang melalui bekerja yang meru- Kompleksiti, adalah tingkat dimana suatu inovasi
pakan hasil belajar yang tidak mudah dilupakan I pendidikan dianggap relatif sulit untuk dimengerti
see I forget, Ihear I remember, I do I under- dan diterapkan oleh pelaksana pendidikan. Ino-
stand. vasi-inovasi tertentu begitu mudah dipahami oleh
Kedua, teori belajar humanistik. Teori ini beberapa guru, sedangkan guru lainnya tidak.
menekankan pada isi dan proses yang berorientasi Kerumitan inovasi pendidikan berhubungan negatif
pada peserta didik sebagai subyek belajar. dengan kecepatan adopsinya; (d) Trialibility, ada-
Humanistik menekankan bahwa proses belajar lah suatu tingkat dimana sebuah inovasi dapat di-
berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri cobakan dalam skala kecil. Ide baru yang dapat
(Uno, dkk, 2004). Proses belajar terjadi karena dicoba biasanya diadopsi lebih cepat daripada ino-
komunikasi personal. Teori ini bertujuan untuk me- vasi yang tak dapat dicoba lebih dulu; (e) Obser-
manusiakan manusia agar mampu mengaktuali- vability, adalah tingkat dimana hasil-hasil suatu
sasikan diri dalam kehidupan. Teoris humanistik inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Hasil-hasil ino-
Kolb (Uno, dkk, 2004), membagi belajar ke da- vasi tertentu mudah diamati dan dikomunikasikan
lam empat tahap, yaitu: (a) tahap pengalaman kon- kepada orang lain, sedangkan beberapa lainnya
kret; yaitu perserta didik dalam belajarnya hanya tidak. Observabilitas suatu inovasi pendidikan ber-

18 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
hubungan positif dengan kecepatan adopsinya DD 1. Kegiatan awal
memuat kelima aspek tersebut diatas, selanjutnya Dalam setiap mengawali pembelajaran IPS-
dengan DD orang juga akan mampu mengikuti Ekonomi dimulai dengan salam, penyampaian
dunia lain dan secara perlahan-lahan mengintegra- tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan
sikannya dalam kehidupan dirinya. dicapai, kemudian menggunakan elemen
dinamika kelompok untuk membangun
E. Implementasi Pembelajaran Berbasis komunitas, yang bertujuan mempersiapkan
DD dalam Pembelajaran IPS-Ekonomi peserta didik berkonsentrasi sebelum meng-
ikuti pembelajaran. Aktivitas pembelajaran
Mengimplementasikan pembelajaran inova- pada tahap ini dilalui sebagai berikut:
tif berbasis DD dalam pelajaran IPS-ekonomi se- Membuka pelajaran. Dalam membuka
hingga menghasilkan anak didik yang memilki kom- pelajaran, guru selalu mengajak atau
petensi ekonomi dan berkarakter, maka tentu di- memerintahkan peserta didik untuk
cermati dari sintaks pembelajaran itu sendiri. Sin- berdoa atau hening menurut agama dan
taks ini mencerminkan langkah-langkah pem- kepercayaan masing-masing. Tujuan dari
belajaran inovatif berbasis DD. Berikut disajikan berdoa atau hening adalah memusatkan
sintaks pembelajaran inovatif berbasis DD fisik dan mental, mempersiapkan segenap
dimaksud. hati, perasaan dan pikiran peserta didik
Berdasarkan sintaks di atas, maka berikut agar dapat mengikuti pembelajaran
diilustrasikan aplikasi singkat pembelajaran inovatif dengan mudah. hening membawa manusia
berbasis DD pada mata pelajaran IPS-ekonomi pada pengendapan hati dan pikiran,
sebagai alternatif peningkatan kompetensi sehingga memudahkan proses dialog
berdimensi karakter siswa. Langkah-langkah mendalam.
pembelajarannya sebagai berikut:

Tabel 1. Sintaks pembelajaran inovatif berbasis DD


Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Guru mengajak berdoa, menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan
Hening dicapai
Tahap 2 Guru mengajak dan meminta peserta didik membaca puisi, menyanyi, peragaan,
Membangun bermain peran, simulasi atau senam otak yang relevan dengan materi pokok IPS-
komunitas Ekonomi
Tahap 3 Guru mengajukan pertanyaan komplek dan provokatif untuk mendorong peserta
Kegiatan inti dengan didik menemukan konsep yang akan dibelajarkan, membuat definisi (melalui strategi
strategi penemuan peneluan konsep/concept attainment), selanjutkan mendorong peserta didik untuk
konsep dan menetapkan, mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah,
Cooperative mempresentasikan hasil melalui strategi CL
Learning (CL)
Tahap 4 Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan sikapnya,
Refleksi perasaannya, pengalaman pembelajaran dan harapannya untuk pembelajaran
berikutnya di masa yang akan datang
Tahap 5 Guru melakukan evaluasi baik proses maupun hasil belajar peserta didiknya.
Evaluasi
(Diadopsi dari Untari, 2002 dan GDI, 2001)

PROSIDING 19
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Untuk mengarahkan pikiran siswa, maka banyak brain storming dan diskusi de-
guru memberikan acuan belajar dengan ngan melemparkan pertanyaan komplek
cara menjelaskan kompetensi yang di- untuk menciptakan kondisi dialog men-
harapkan dan sekali waktu merangsang dalam. Pada tahap ini peserta didik dilatih
siswa untuk bertanya. Penyampaian tu- sekaligus diberikan pengalaman melalui
juan atau kompetensi ini selain mengarah- proses usaha menemukan informasi,
kan pikiran siswa juga berfungsi untuk konsep atau pengertian yang diperlukan
membatasi materi pelajaran sehingga ti- dengan mengoptimalkan dialog mendalam
dak terjadi pembahasan yang tidak dan berpikir kritis antar sesama. Dalam
relevan dengan materi pelajaran. kegiatan ini konsep dan definisi tidak
Dinamika kelompok dalam rangka mem- diberikan oleh guru, tetapi digali oleh
bangun komunitas dapat dilakukan de- peserta didik melalui teknik concept at-
ngan membaca puisi, menyanyi, pera- tainment yakni proses kegiatan mem-
gaan, bermain peran, simulasi atau senam bangun ketercapain sebuah konsep sam-
otak yang relevan dengan materi pokok pai pada pengertian atau definisi. Selan-
yang dibelajarkan. Kegiatan membangun jutnya dilaksanakan cooperative learn-
komunitas juga merupakan sesuatu yang ing untuk memecahkan permasalahan
sangat penting bagi masyarakat majemuk yang diberikan guru. Pada saat yang ber-
oleh karena itu apabila dalam pembela- samaan guru memberikan bimbingan ker-
jaran telah dibangun keterikatan terhadap jasama, membimbing setiap kelompok
komunitas kecil (kelas), maka pada skala untuk mengkaji, memilah, merumuskan,
makro sikap dan perilaku toleransi, meng- dan menyusun tugas yang diberikan.
hargai perbedaan, terbuka terhadap Tahap umpan balik yang selalu dilak-
kritik, berani tampil beda, dan sikap ter- sanakan guru, setelah peserta didik diberi
puji lainnya akan dapat mengantarkan waktu untuk berdialog mendalam. Apa-
mahapeserta didik menjadi warga negara pun perolehan belajar peserta didik meru-
demokratis. Disini peserta didik dituntut pakan upaya maksimal mereka, oleh
untuk berpikir kritis melalui analisis ter- sebab itu guru harus mengakui dan mem-
hadap lagu, gambar, peristiwa dan seba- beri penghargaan. Selanjutnya dilakukan
gainya. Kegiatan seperti ini mampu meng- klarifikasi atau penajaman atas temuan
aktifkan intelegensi ganda (multiple peserta didik terarah pada kompetensi
intellegences) yang dimiliki peserta didik. dan materi pokok yang dibelajarkan.
Aktivitas yang melibatkan unsur dan prin- Umpan balik dimaksudkan sebagai pene-
sip dinamika kelompok secara tak lang- gasan fungsi dialog mendalam yang ber-
sung bertujuan membangkitkan perasaan muara pada pelaksanaan evaluasi
gembira, senang penuh gairah sehingga pemahaman peserta didik. Tahap ini
peserta didik termotivasi. sekaligus sebagai bukti bahwa guru bukan
2. Kegiatan Inti sumber yang tahu segalanya, namun
Kegiatan ini sebagai pengembangan dan peng- antar peserta didik dan pendidiknya
organisasian materi pembelajaran. Adapun terjadi saling belajar dan saling mem-
tahap yang dilalui sebagai berikut: belajarkan, sehingga terkesan simbiosis
Guru melaksanakan kegiatan dengan mutualism
menggali informasi dengan memper-

20 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
3. Kegiatan akhir laboratorium. Auditorium merefleksikan hadirin
Tahap ini merupakan tahap pengambilan duduk manis menjadi pendengar dan pencatat yang
simpulan dari semua yang saling dibela- baik. Sebaliknya, laboratorium mencerminkan
jarkan, sekaligus penghargaan atas segala setiap yang ada di tempat itu masing-masing sibuk
aktivitas peserta didik. Tahap ini dila- melakukan kegiatan yang sudah digariskan
kukan penilaian hasil belajar dan pema- bersama untuk menuju tujuan yang sama pula.
jangan serta penyimpanan dalam file Kelas sebagai laboratorium akan melahirkan kelas
(bahan portofolio) peserta didik. sebagai suatu Think Tank, yaitu suatu kelas
Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan yang mencerminkan dimana peserta didik dan guru
refleksi. Kegiatan ini merupakan kegiatan berperan sebagai pemecah masalah yang akan
pembelajaran yang penting dalam model menghasilkan pengetahuan dan makna.
DD. Kegiatan ini bukan menyimpulkan Kedua, aplikasi IPS-ekonomi dengan
materi pembelajaran, tetapi pendapat pe- model pembelajaran berbasis DD mendasarkan
serta didik tentang apa saja yang dirasakan pada Environment Curriculum, Problem Ori-
dan dialami yang dikaitkan dengan apa ented and Exploratory Curriculum, dan Future
saja yang dirasakan, dialami dan dila- Oriented Curriculum (Zamroni, 2002). Menda-
kukan sebelumnya. Peserta didik menyam- sarkan pada environment curriculum berarti
paikan secara bebas perasaan dan proses pembelajaran IPS-ekonomi sangat di-
keinginan yang terkait dengan pem- tentukan oleh kondisi lokal, baik yang menyangkut
belajaran. Pembelajaran diakhiri dengan materi maupun metodologi. Problem and Explor-
hening atau doa. atory Curriculum berarti proses pembelajaran
berawal dari problema aktual yang ada di sekitar
kita atau permasalahan yang menjadi minat atau
F. Prinsip-Prinsip Pengembangan Pembela- interest peserta didik dan mengkaji berbagai kon-
jaran Inovatif Berbasis DD dalam sep dan teori ekonomi. Future Oriented berarti
Pembelajaran IPS-Ekonomi
lewat proses pembelajaran tidak saja dikaji apa
Pemikiran di atas memberikan kesempatan yang terjadi masa kini tetapi juga dikaji prospek
luas kepada guru untuk melakukan berbagai pem- perkembangan di masa depan. Untuk itu pola per-
baharuan dalam proses pembelajaran IPS-eko- tanyaannya adalahif.then,what.if
nomi melalui penggunaan pembelajaran inovatif memiliki peran penting dalam proses pembelajaran.
berbasis DD. Hal ini dimaksudkan agar muara Ketiga, dalam proses pembelajaran IPS-
pembelajaran IPS-ekonomi berupa kompetensi ekonomi dengan model pembelajaran berbasis
anak yang berdimensi karakter dapat tercapai DD, guru dituntut untuk mengembangkan kultur
secara optimal. Dalam implementasi, ada beberapa kelas yang demokratis, terbuka, dan bebas dari
prinsip-prinsip dasar yang perlu untuk diperhatikan berbagai ancaman. Kultur kelas yang demikian ini
sebagai berikut: akan memungkinkan untuk dikaji dan dibahas
Pertama, dalam pembelajaran IPS- secara rasional berbagai topik yang krusial dan
ekonomi menggunakan pembelajaran berbasis panas di masyarakat. Menurut Zamroni (2002)
DD, tugas dan kegiatan guru yang mempengaruhi kultur kelas dan aktivitas yang terbuka dan dinamis
kegiatan peserta didik tidak akan statis, rutin dan akan menumbuhkan kebiasaan di kalangan peserta
dikendalikan dengan prosedur yang kaku melain- didik berfikir rasional, mandiri dan tanggung jawab.
kan kegiatan kelas oleh peserta didik dan guru ber- Keempat, dalam proses pembelajaran IPS-
sifat dinamis sesuai dengan tuntutan yang ada. Ekonomi berbasis DD, peserta didik selain
Kelas akan bergeser dari auditorium menjadi dibelajarkan secara kooperatif, diskusi, juga di-

PROSIDING 21
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
biasakan untuk melakukan pengamatan baik de- nomi dalam melakukan pembaharuan secara ber-
ngan observasi langsung maupun tidak langsung kelanjutan terhadap pembelajaran berbasis DD ini.
lewat berbagai sumber. Untuk itu proses pebe-
lajaran senantiasa didasarkan pada proses inquiry, SUMBER ACUAN
yang secara berturut terdiri dari: a) Apa problem?
Fakta dan data yang mendukung memang terdapat Abruscato, J. (1999). Teaching Children Sci-
problem, b) Mencari solusi dengan berteori dan ence: A Discovery Approach. New York:
membangun hipotesa. c) Mengumpulkan data atau Allyn and Bacon
fakta untuk menguji hipotesa. d) Analisa data untuk Al Hakim, S. (2004). Strategi Pembelajaran
mendukung hipotesa, e) Melakukan generalisasi Berdasarkan Deep Dialogue/Critical
(Nurhadi, dkk. 2002; Karli & Yuliariatiningsih, Thinking (DD/CT), P3G
2003). Azra, A. (2002). Pendidikan kewargaan dan
Kelima, dalam pembelajaran IPS-Ekonomi demokrasi di Indonesia, dalam Tilaar (2002)
berbasis DD juga dikembangkan situated learn- pendidikan untuk masyarakat Indone-
ing sebagai suatu proses pembelajaran yang sia baru. Jakarta: Grasindo.
mengarahkan pada upaya memahami the fusion Bowell, T. & Kemp, G. (2002). Critical think-
point antara pengalaman belajar peserta didik yang ing: A concise guide. New York, NY:
telah dipunyainya dengan pengetahuan baru. Routledge.
Dalam situated learning menurut Himam (2006), Cogan, J.J. (1997). Mulidimensional citizenship:
peserta didik berkesempatan mengerjakan tugas- Educational policy for the 21st century.
tugas belajar yang sifatnya outentik yang penye- An executive summary of the citizenship
lesainnya dilakukan dalam situasi kerja yang nyata. education policy study project. Tokyo:
Sasakawa Peace Foundation.
Depdiknas. (2006). Bahan penyuluhan dan
G. Penutup sosialisasi KTSP SD-SMA. Jakarta:
Pembelajaran IPS-ekonomi jenjang pendi- Depdiknas
dikan dasar (SMP) yang bermuara pada lahirnya Depdiknas. (2006). peraturan Menteri
lulusan yang melek ekonomi dan berkarakter, Pendidikan Nasional Republik Indonesia
mengarahkan pada pentingnya inovasi model Nomor 22, Tahun 2006,tentang Standar
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas Nasional Pendidikan
pembelajarannya. Oleh karena itu, proses Dirjen Dikti (2005). Tujuh Langkah Deep dia-
pembelajaran IPS-ekonomi sedapat mungkin logue/Dialog Mendalam Yang
melalui pembelajaran yang bermakna, melalui dia- Diterapkan Pada Para Guru
log, menggunakan proses berfikir, menemukan Pendidikan Anak Seutuhnya, Unicef,
problem, dan memecahkannya. Penggunaan GDI
pembelajaran inovatif berbasis DD merupakan Djahiri, A,K. (1996). Menelusuri dunia Afektif-
salah satu alternatif yang bisa digunakan guru dalam Nilai Moral dan Pendidikan Nilai Moral.
kelas IPS-Ekonomi. Model inipun memberikan Bandung: Laboraturium Pengajaran PMP
kesempatan kepada guru untuk berinovasi dan IKIP Bandung.
berimprovisasi sehingga menjadi lebih menarik, Farisi, A. (2002). Penggunaan konsep siswa
kreatif, dan menyenangkan. Persyaratan yang dibu- dalam pendidikan IPS. Jakarta: Jurnal
tuhkan adalah sikap mental, tanggung jawab, Pendidikan Universitas Terbuka, 2, 78-94.
komitmen, dedikasi, dan integritas guru IPS-eko-

22 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Global Dialogue Institute. (2001). Deep Dialogue/ karakter bangsa. Jakarta: Puskur Balitbang
Critical Thinking as Instructional Ap- Kemendiknas.
proach. Disajikan pada TOT Pendidikan Rogers, E.M (1983). Discussion of innovation.
Anak Seutuhnya di Malang 1-11 Juli 2001. New York: Longman
Hamidi, H. (2011). Pendidikan karakter sebagai Saidihardjo. (1997). Jati diri, sumber daya
pondasi membangun peradaban bangsa. manusia dan tantang pendidikan Ilmu
Diambil hari kamis, 27 Oktober 2011, dari Pengetahuan Sosial pada era globalisasi.
http://hamiddarmadi.blogspot.com. (makalah). Disampaikan pada sarasehan
Himam, F. (2006). Pengembangan system forum komunikasi VII pimpinan FPIPS/
penilaian untuk mendeteksi potensi JPIPS se Indonesia tanggal 11-12 Novem-
peserta didik: Situated learning ap- ber 1997.
proach. Yogyakarta: HEPI Sanusi, A. (1989). Memberdayakan masyarakat
Karli, H. & Yuliariatiningsih, M.S. (2003). dalam melaksanakan 10 pilar demokrasi.
Implementasi kurikulum berbasis Makalah disampaikan pada Seminar
kompetensi: model-model pembelajaran. Pendidikan Politik, dan Kenegaraan di Era
Bandung Bina Media Informasi. Abad XXI. Bandung: IKIP Bandung.
Khilmiyah, A. et.al. (2005). Metode Pengajaran Sanusi, A. (1998). Pendidikan alternatif.
Kewarganegaraan. Yogyakarta: Diklitbang Bandung: Grafindo Media Pratama.
Muhammadiyah. Sardiman, A.M. (2010). Revitalisasi peran
Mardapi, D. (2006). Pengembangan sistem pembelajaran IPS dalam pembentukan
penilaian berbasis kompetensi. karakter bangsa (artikel). Yogyakarta:
Yogyakarta: HEPI. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Mei
Massialas, B.G. & Allen, R.F. (1996). Cricual 2010.Th. XXIX.
issues in teaching social studies K-12. Sihabuddin, R. (2002). Pendidikan demokrasi
Boston, MASS: Wadsworth Publishing melalui pengelolaan asertivitas dan
Company. atribusi siswa terhadap sikap dan
Merrill, M.D. (1991). Constructivism And In- perilaku berdemokrasi. Bandung: Jurnal
struction Design. Educational Technology, pendidikan Pascasarjana vol.1 No.2, hal.
May, 45-53. 140-158
Mubyarto, & Daniel W, Bromley. (2002). A de- Slamet, PH. (2009).Pengembangan Pendidikan
velopment alternative for Indonesia. karakter Siswa oleh Sekolah. Makalah
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press disajikan dalam Seminar Nasional
Mulyasa. (2006). Kurikulum tingkat satuan Membangun Nilai-nilai Kehidupan
pendidikan SD-SMA. Bandung: (karakter) dalam pendidikan. Yogyakarta:
Rosdakarya. UNY.
Nurhadi.et.al. (2002). Pendekatan Kontekstual. Slavin. (1994). Educational Psychology: Theory
Malang: Universitas Negeri Malang. And Practice. Needham Heights: Allyn and
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bacon.
tentang Standar nasional pendidikan. Somantri, M. N. (1999). Reformasi memberi
Jakarta: Kemendiknas. harapan berkembangnya tradisi social
Puskur Balitbang Kemendiknas. (2010). studies ke-3 untuk menyiapkan mutu
Pengembangan pendidikan budaya dan pendidikan IPS memasuki abad ke-21.

PROSIDING 23
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Bali: Sarasehan Forum Komunikasi Winataputra. U.S. (2002). Jati diri pendidikan
Pimpinan FPIPS-IKIP dan JIPS IKIP/ kewarganegaraan sebagai wahana
STKIP se Indonesia. sistemik pendidikan demokrasi (Studi
Somantri, M. N. (2001). Menggagas kajian konseptual dalam konteks
pembaharuan pendidikan IPS. Bandung: pendidikan IPS). Bandung: Jurnal
Remaja Rosdakarya & PPs UPI Bandung. pendidikan Pascasarjana vol.1 No.2, hal.
Suderadjat, H. (2004). Implementasi kurikulum 39 -75
berbasis kompetensi. Bandung: Cipta Woolfolk, A. (1993). Educational Psychology.
Cekas Grafika. 5 ed. Needham Height: Allyn and Bacon Pub-
Sudjana. (1997). Proses Belajar Mengajar. lishers
Bandung: Rosdakarya Yancy, K.B. (1992). Portofolio in the writing
Suparno, P. (1997). Filsafat konstruktivisme classroom. Urbana Illionis: National Council
dalam pendidikan. Jakarta: Kanisisus. of Teachers of English.
Suprapranata, S. & Hatta, M. (2004). Penilaian Yulaelawat i, E. (2004). Kurikulum dan
portofolio: Implementasi kurikulum Pembelajaran: Filosofi, teori, dan
2004. Bandung Rosdakarya. aplikasi. Bandung: Pakar Raya.
Suwarman Al Muchtar. (1991). Pengembangan Yusuf. (2010). Pendidikan lingkungan hidup.
kemampuan berfikir dan nilai dalam Diambil pada hari Kamis, 27 Oktober
pendidikan IPS (suatu studi budaya 2011, dari: http://industri10yusup.blog.
pendidikan). Disertasi Doktor tidak di mercubuana.ac.id/
publikasikan. Bandung: PPs IKIP Bandung. Zamroni. (2002). Reorientasi pengajaran Ilmu-
Suyanto, (2006). Di Belantara Pendidikan Ilmu Sosial berdasarkan kurikulum
Bermoral. Penerbit UNY Press. berbasis kompetensi. (makalah).
Syarief, H. (1999). Paradigma baru pendidikan: Disampaikan pada seminar yang
Membangun masyarakat madani. diselenggarakan FIPS UNY tanggal 22
Republika tanggal 19 Oktober 1999. November 2002.
Ubaid, A.F. (2011). Mewujudkan pembelajaran Zamroni. (2004). Pembelajaran IPS dalam
ekonomi berwawasan lingkungan dalam pelaksanaan otonomi daerah. (makalah).
sistem organisasi sekolah.(Tesis). Malang: Disampaikan pada seminar nasional PIPS
PPs UM Pascasarjana UNY tanggal 23 Agustus
Undang-undang RI No.20/2003. Sistem 2004.
pendidikan nasional. Semarang: Aneka Zuriah, N. (2008). Analisis model teoritik inovasi
Ilmu. pembelajaran ilmu sosial berbasis
Uno, H.B.et.al. (2004). Landasan pembelajaran: demokratisasi. (makalah hasil penelitian).
Teori dan praktik. Gorontalo: Nurul Disampaikan dalam Simposium Nasional
Jannah. Kebijakan dan Inovasi Pendidikan. Jakarta;
Untari, S. (2002). Pendekatan Deep Dialogue/ Puslitjaknov Balitbang Kemendiknas.
Critical Thinking. Jakarta: Dirjendis-
dasmen, PPPG IPS dan PMP Malang

24 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pedagogi Reflektif Integrasi Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran Ekonomi

Yohanes Harsoyo
Dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Jogjakarta

ABSTRAK: Pendidikan dituntut untuk mampu minciptakan manusia yang utuh cerdas secara
intelektual, spiritual, sosial, dan kinestetik. Karena itu pengajaran Ekonomi harus mampu
mengakomodasi pendidikan karakter yang bersesuaian dengan materi ekonomi.
Pembelajaran ekonomi harus mampu membantu anak didik untuk siap menghadapi tantangan
perekonomian yang dihadapi bangsa Indonesia yaitu tingkat kemiskinan yang masih tinggi, tingkat
pengangguran yang tinggi, semakin ketatnya persaingan, dan basis keunggulan ekonomi yang masih
lemah. Di sisi lain pengajaran ekonomi harus mampu mengakomodasi perkembangan pemikiran ekonomi
yang terus berkembang sehingga pembelajaran tidak menjadi pengajaran doktrin melainkan membuat
anak didik berfikir dan berefleksi. Belajar memelukan keterlibatan mental dan kerja dari siswa sendiri.
Siswa harus menggunakan otak untuk mengkaji gagasan, memecahkan masalah, menerapkan apa
yang mereka pelajari, dan merefleksikannya.
Dengan pertimbangan di atas pengejaran ekonomi yang mendasarkan pada pedagogi reflektif menjadi
sangat relevan dengan tantangan di atas. Pedagogi reflektif adalah pedogogi yang menekankan
pembelajaran yang bermakna dan mampu membentuk karakter yang baik pada diri anak didik. Secara
teknis pedagogi reflektif merupakan pengajaran yang didalamnya terdiri dari beberapa tahap yaitu
tahap (1) konteks, (2) pengalaman, (3) refleksi, (4) tindakan, dan (5) evaluasi, dan kelima langkah
tersebut untuk menjacapai tujuan yang telah ditetapkan.

A. Latar Belakang berinteraksi dan mendukung satu sama lain dan


Renstra Kemendiknas 2010-2014 menye- sebagai pemimpin bagi terwujudnya kesejahteraan
butkan beberapa paradigma pendidikan yang umat manusia.
menyangkut peserta didik. Salah satunya adalah Makna insan cerdas Indonesia adalah
pemberdayaan manusia sutuhnya. Paradigma sebagai berikut:
pemberdayaan manusia sutuhnya menyatakan 1. Cerdas Spiritual
bahwa memperlakukan peserta didik sebagai Insan cerdas spiritual bermakna mampu
subjek merupakan penghargaan terhadap peserta beraktualisasi diri melalui olah hati untuk
didik sebagai manusia yang utuh. Peserta didik menumbuhkan dan memperkuat keimanan,
memiliki hak untuk mengaktualisasikan dirinya ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi
secara optimal dalam aspek kecerdasan intelek- pekerti luhur dan kepribadian unggul.
tual, spiritual, sosial, dan kinestetik. Paradigma ini 2. Cerdas Emosional dan Sosial
merupakan fondasi dari pendidikan yang menyiap- Insan yang cerdas emosional memiliki
kan peserta didik untuk berhasil sebagai pribadi kemampuan untuk beraktualisasi diri melalui
yang mandiri, sebagai elemen sosial yang saling olah rasa untuk meningkatkan kepekaan dan

PROSIDING 25
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
daya apresiasi akan kehalusan dan keindahan akomodasi pendidikan karakter yang bersesuaian
seni dan budaya, serta kompetensi untuk dengan materi ekonomi.
mengekspresikannya. Cerdas secara sosial Dengan pendidikan karekter yang diinte-
bermakna mampu beraktualisasi diri melalui grasikan dalam pembelajaran ekonomi secara sis-
interaksi sosial yang (a) membina dan memu- tematis dan berkelanjutan, peserta didik akan men-
puk hubungan timbal balik, (b) demokratis, jadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah
(c) empatik dan simpatik, (d) menjujung tinggi bekal penting bagi peserta didik dalam mem-
hak asasi manusi, (e) ceria dan percaya diri, persiapkan masa depan, karena seseorang akan
(f) mengharagai kebhinekaan dalam bermasya- lebih mudah dan berhasil menghadapi segala ma-
rakat dan bernegara, (g) berwawasan ke- cam tantangan kehidupan, termasuk tantangan
bangsaan dengan kesadaran akan hak dan untuk berhasil secara akademis. Manusia yang ter-
kewajiban warga negara. bentuk dari hasil pengajaran Ekonomi bukan hanya
3. Cerdas Intelektual manusia sebagai makhluk ekonomi tetapi juga
Insan yang cerdas intelektual memiliki sebagai makhluk sosial yang bermoral.
kemampuan untuk beraktualisasi diri melalui Banyak cara yang dapat ditempuh untuk
olah pikir untuk memperoleh kompetensi diri menciptakan pembelajaran Ekonomi yang meng-
dan kemandirian dalam ilmu penegathuan dan integrasikan pendidikan karekter, namun pada ke-
teknologi serta mampu beraktualisasi diri sempatan ini akan dibahas pembelajaran ekonomi
sebagai insan intelektual yang kritis, inovatif, berdasarkan pedagogi reflektif. Refleksi menjadi
dan imajinatif. penting karena refleksi merupakan kekuatan in-
4. Cerdas Kinestetis ternal untuk memperbaiki diri sendiri. Tantangan
Insan yang cerdas kinestetis memiliki kemam- ada pada guru karena mengajarkan bukan semata
puan untuk beraktualisasi diri melalui olah persoalan menceritakan, belajar bukanlah
araga untuk mewujudkan insan yang sehat, konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke
bugar, berdaya tahan, sigap, terampil, dan dalam benak siswa. Belajar memelukan keterli-
kecatan. batan mental dan kerja dari siswa sendiri. Siswa
harus menggunakan otak untuk mengkaji gagasan,
Pembentukan karakter merupakan salah memecahkan masalah, menerapkan apa yang
satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 Undang- mereka pelajari, dan merefleksikannya (Silberman,
undang Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa 1996).
salah satu tujuan pendidikan nasional adalah Pemaparan dalam artikel ini akan dimulai
mengembangkan potensi peserta didik untuk dari tantangan baru pebelajaran ekonomi. Pem-
memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak belajaran ekonomi mendapatkan dua tantangan
mulia. Secara jelas arah kebijakan pembangunan internal yaitu masalah perekonomian yang dihadapi
nasional 2010-2014 adalah pada pembentukan murid dan masalah teori ekonomi yang terus ber-
akhlak mulia dan karakter bangsa. Terjadinya kembang. Kedua tantangan ini harus mampu di-
degradasi moral dan menurunnya nilai kebanggaan akomodasikan dalam pengajaran. Pada bagian ke-
berbangsa dan bernegara dipandang sebagai gejala dua akan disajikan hakekat pedagogi reflektif yang
belum efektifnya implementasi pendidikan. akan memaparkan ide dasar dari pedagogi ini.
Atas dasar pertimbangan di atas pengajaran Pada bagian berikutnya akan disajikan cara pra-
Ekonomi tidak bisa terbebas dari usaha-usaha ktis bagaimana seorang guru menggunakan pe-
untuk menanamkan karakter baik pada diri peserta dagogi reflektif dalam pengajaran Ekonomi.
didik. Pengajaran Ekonomi harus mampu meng-

26 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
B. Tantangan Baru Pembelajaran Ekonomi saing perekonomian nasional. Dengan demikian,
1. Masalah Perekonomian Yang Dihadapi integrasi perekonomian nasional ke dalam proses
Murid globalisasi dapat mengambil manfaat sebesar-
Ketika ekonomi dijadikan panglima dalam besarnya dan sekaligus dapat meminimalkan
percaturan zaman maka guru ekonomi menda- dampak negatif yang muncul.
patkan peran penting dalam percaturan zaman. Di era global, pendidikan diharapkan dapat
Perekonomian yang berubah, pemikiran tentang mengantarkan bangsa Indonesia meraih keung-
ekonomi yang terus berkembang akan menjadi gulan dalam persaingan, melalui pengembangan
pertimbangan-pertimbangan penting oleh seorang Knowledge-Based Economy (KBE), yang
guru ekonomi yang profesional. mensyaratkan dukungan manusia berkualitas. Oleh
Hingga tahun 2009 angka kemiskinan masih karena itu, pendidikan mutlak diperlukan guna
tinggi (sekitar 30 juta jiwa) dan angka pengang- menopang pengembangan ekonomi berbasis
guran masih 10 juta jiwa. Pemecahan masalah pengetahuan (Tilaar, 2000). Pada kenyataannya
kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman komposisi pendidikan angkatan kerja yang pada
suara masyarakat miskin dan adanya penghor- tahun 2004 sekitar 50% berpendidikan setingkat
matan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak SD, dan dalam 20 tahun ke depan komposisi pen-
dasar rakyat secara bertahap, yaitu hak sosial, bu- didikan angkatan kerja diperkirakan akan di-
daya, ekonomi, dan politik. Tantangan yang di- dominasi oleh angkatan kerja yang berpendidikan
hadapi dalam pendidikan adalah menjamin ke- setingkat SMP sampai dengan SMU (Renstra
berpihakan terhadap masyarakat miskin (pro Kemendiknas 2010-2014).
poor) untuk memperoleh akses seluas-luasnya ter- Sejak tahun 2003, AFTA telah diberlakukan
hadap pendidikan yang bermutu pada semua jenis secara bertahap di lingkup negara-negara ASEAN,
dan jenjang pendidikan di seluruh provinsi, ka- dan perdagangan bebas sudah berlangsung sepe-
bupaten dan kota. Basis kekuatan ekonomi yang nuhnya mulai tahun 2008. Selanjutnya, mulai tahun
masih banyak mengandalkan upah tenaga kerja 2010 perdagangan bebas di seluruh wilayah Asia
yang murah dan ekspor bahan mentah dari eks- Pasifik akan dilaksanakan. Dalam kaitan itu,
ploitasi sumber daya alam tak terbarukan, untuk tantangan bagi daerah-daerah ialah menyiapkan
masa depan perlu diubah menjadi perekonomian diri menghadapi pasar global untuk mendapatkan
yang produk-produknya mengandalkan kete- keuntungan secara maksimal sekaligus mengurangi
rampilan manusia serta mengandalkan produk- kerugian dari persaingan global melalui pengelolaan
produk yang bernilai tambah tinggi serta daya saing sumber daya yang efisien dan efektif. Oleh karena
global sehingga ekspor bahan mentah dapat di- itu, tantangannya ialah memanfaatkan potensi dan
kurangi kemudian digantikan dengan ekspor peluang keunggulan di masing-masing daerah da-
produk yang bernilai tambah tinggi dan berdaya lam rangka mendukung daya saing nasional seka-
saing global. Dalam hal ini pembangunan harus da- ligus meminimalkan dampak negatif globalisasi.
pat menghasilkan manusia yang mampu mengolah Dalam hal ini pengembangan satuan pendidikan
Sumber Daya Alam (SDA) tersebut menjadi bahan berbasis keunggulan lokal perlu mendapat pene-
jadi. Perkembangan ekonomi regional di kawasan kanan.
Asia Timur dan Asia Selatan yang pesat ditandai Kemajuan dapat diperoleh dengan meman-
dengan munculnya raksasa ekonomi global di faatkan (a) sumber daya alam daratan dan (b)
masa depan, seperti Cina dan India, merupakan sumber daya alam laut, yang tersebar di wilayah
salah satu fokus utama yang perlu dipertimbangkan laut teritorial, zona ekonomi eksklusif sampai de-
secara cermat dalam penyusunan struktur dan daya ngan 200 mil laut dan hak pengelolaan di wilayah

PROSIDING 27
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
laut lepas yang jaraknya dapat lebih dari 200 mil yang berkelanjutan. Maka perlu usaha untuk
laut mengoptimalkan pendayagunaan sumber-sum- mengembangkan basis pembagunan yang
ber daya kelautan untuk perhubungan laut, berkelanjutan. Gayut dengan ide tersebut pada
perikanan, pariwisata, pertambangan, industri tahun 2005 Perserikatan Bangsa-Bangsa
maritim, bangunan laut, dan jasa kelautan menjadi mencanangkan UN Decade of Education for
tantangan yang perlu dipersiapkan agar dapat Sustainable Development (EfSD) 2005 - 2014
menjadi tumpuan masa depan bangsa. Sumbangan sebagai salah satu dari empat UN Decade for
sumber daya kelautan terhadap perekonomian Education. UNESCO ditunjuk sebagai lembaga
nasional yang cukup besar merupakan urutan yang mengepalai program EfSD. Pendidikan (for-
kedua setelah jasa-jasa. Bahkan, terdapat kecen- mal, nonformal, dan informal) dipilih sebagai
derungan daya saing industri pada saat ini telah wahana karena merupakan instrumen kuat yang
bergeser ke arah industri berbasis kelautan. Pem- efektif untuk melakukan komunikasi, memberikan
bangunan kelautan pada masa mendatang memer- informasi, penyadaran, dan pembelajaran serta
lukan pemihakan yang nyata dari seluruh pemangku dapat untuk memobilisasi massa/komunitas, serta
kepentingan, yang tentunya menjadi tantangan menggerakkan bangsa ke arah kehidupan masa
seluruh komponen bangsa (Renstra Depdiknas Th depan yang berkembang secara berkelanjutan
2010-2014). sehingga lahirlah program Education for Sustain-
Basis keunggulan ekonomi yang mendasar- able Development (EfSD) atau Pendidikan untuk
kan pada upah tenaga kerja yang Perkembangan, Pengembangan, dan/atau
Tenaga kerja yang murah dan sumber daya Pembangunan Berkelanjutan (PuP3B). Partisipasi
alam yang tidak terbarukan sebenarnya bukan Indonesia dalam PuP3B merupakan peluang ka-
merupakan dasar dari pembangunan ekonomi rena Indonesia dapat ikut berperan dalam meles-

KEMISKINAN
Terdapat 30 Juta
Penduduk Miskin di
Indonesia

PENGANGGURAN PERSAINGAN
Munculnya
Terdapat 10 Juta MASALAH pesaing baru di
Pengangguran di PEREKONOMIAN selatan yaitu
Indonesia Cina dan India

BASIS KEUNGGULAN LEMAH


Keunggulan
Basis keunggulan ekonomi yang m berbasis tenaga
murah dan sumber alam
tidak terbarukan

Gambar 2. Kondisi Perekonomian Bangsa

28 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
tarikan dunia demi generasi yang akan datang. memberikan wawasan dan motivasi bahwa
Melalui PuP3B dilakukan upaya mendidik manusia bangsa Indonesia mampu menghadapinya.
agar sadar tentang tanggung jawab individual yang 4. Basis keunggulan ekonomi kita yang lemah
harus dikontribusikan, menghormati hak-hak or- perlu ditekankan oleh guru ekonomi agar para
ang lain, alam dan diversitas, dan dapat menentukan murid merefleksikannya dan semakin sadar
pilihan/keputusan yang bertanggung-jawab, serta bahwa sumber daya alam yang kita miliki
mampu mengartikulasikan semua itu dalam sangat terbatas dan perlunya penyadaran baru
tindakan nyata (think globally, but act locally). bahwa hanya sumber daya manusia yang
Melalui PuP3B terbangun kapasitas komu- handal yang dapat diharapkan di masa yang
nitas/bangsa yang mampu membangun, mengem- akan datang.
bangkan, dan mengimplementasikan rencana 5. Permasalahan-permasalahan perlu direflek-
kegiatan yang mengarah kepada perkembangan, sikan agar tidak hanya menjadi pegetahuan
pengembangan, dan/atau pembangunan berkelan- tetapi juga diinternalisasi dan disikapi.
jutan, yaitu kegiatan yang mendukung per- 6. Perlu disampikan nilai-nilai yang bersesuaian
tumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, berbasis dengan permasalahan ekonomi sehingga
keadilan sosial dengan mempertimbangkan keles- terbentuk karakter yang baik dalam diri siswa
tarian beberapa ecosystem, antara lain (1) untuk menghadapi permasalahan.
pengembangan kualitas SDM dan teknologi ramah
lingkungan, (2) pemeliharaan lingkungan dan 2. Teori Ekonomi Terus Berkembang
diversivitas, (3) keselarasan dan kelestarian
budaya, dan (4) keseimbangan produksi dan Ilmu Ekonomi merupakan ilmu yang relatif
konsumsi (Renstra Depdiknas, hal. 40). baru namun memiliki perkembangan yang sangat
Penyesuaian-penyesuaian yang perlu cepat. Embrio ilmu ekonomi memang sudah dimulai
dilakukan guru ekonomi dalam pembelajaran sejak jaman Yunani kuno. Penulis Yunani seperti
adalah: filsuf Aristoteles masih mengedepankan aspek
1. Hendaknya guru memberikan penekanan da- etika, misalnya etika kepemilikan barang. Pemi-
lam pengajaran untuk menyampaikan hal-hal kiran secara etik juga mewarnai embrio ekonomi
yang aktual dan kontekstual. abad tengah yang dipelopori oleh para cendi-
2. Masalah pengangguran dan kemiskinan perlu kiawan seperti Thomas Aquinas menyatakan bah-
direspon oleh guru dalam pengajaran agar para wa adalah suatu kewajiban moral bisnis untuk men-
murid dapat mengantisipasi jauh-jauh hari dan jual barang-barang dengan harga wajar.
merefleksikannya sebelum masuk ke dunia Filsuf Inggris, Adam Smith, sering disebut-
kerja. Tugas guru bukan menggambarkan pe- sebut sebagai bapak ekonomi modern karena
simisme terkait dengan pengangguran dan karyanya The Wealth of Nations (1776). Pemi-
kemiskinan tetapi penyadaran akan adanya kirannya dibuat berdasarkan berbagai karya dari
suatu risiko yang akan dihadapi. pendahulunya pada abad ke-18, terutama pada
3. Masalah persingan perlu mendapatkan pene- kaum Fisiokrat. Bukunya muncul pada malam
kanan dalam pengajaran reflektif karena Revolusi Industri dimana terjadi perubahan-per-
masalah persaingan internasional merupakan ubahan besar dalam dunia ekonomi. Penerus Smith
fakta yang semakin jelas dan semakin berat meliputi para pakar ekonomi klasik seperti Tho-
konsekuensinya di masa-masa yang akan mas R. Malthus, Jean-Baptiste Say, David
datang. Tugas guru bukan membuat siswa Ricardo, dan John Stuart Mill. Para penerus ini
takut bersaing tetapi tugas guru adalah mencoba untuk menjelaskan konsep nilai, harga,

PROSIDING 29
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
distribusi pendapatan, perdagangan, dan lain-lain. bahasa Indonesia The Roaring Nineties diter-
Di London, Karl Marx mengkritik sistem kapitalis bitkan oleh Marjin Kiri (2006) dengan judul
yang ia anggap eksploitatif dan mengasingkan Dekade Keserakahan. Stiglitz memberi pengantar
pihak lain. Sejak 1870, ekonomi neoklasik ber- khusus untuk edisi Indonesia ini yang menyinggung
usaha menciptakan bidang studi yang lebih positif, soal korupsi.
matematis dan ilmiah daripada politik normatif Pandangan Amartya Sen menegaskan
(Galbraith, 1991). perlunya kebebasan. Menurut kodratnya, pem-
Setelah peperangan pada awal abad ke-20, bangunan ekonomi adalah sebuah upaya untuk
John Maynard Keynes memimpin reaksi melawan meningkatkan kebebasan, demikian tesis utama
abstensi pemerintahan dari urusan-urusan ekonomi Sen dalam buku terbarunya, Development as
dan menganjurkan kebijakan fiskal intervensionis Freedom (1999). Dari sisi pandang ini, Sen
untuk mendorong permintaan dan pertumbuhan mengatakan bahwa kalau kita ingin membuat
ekonomi. Para ahli seperti Milton Friedman dan pembangunan sebagai kebebasan, maka kita harus
Friedrich von Hayek memperingatkan The Road meneliti sampai seberapa jauh individu itu memiliki
to Serfdom dan sosialisme serta memfokuskan kesempatan untuk memperoleh hasil yang bukan
teori mereka terhadap hal-hal yang dapat diperoleh cuma mereka hargai saja, tetapi juga yang mereka
melalui kebijakan moneter dan deregulasi yang ketahui mengapa hasil tersebut pantas dihargai.
lebih baik. Karena kebijakan Keynesian gagal pada Konsep pembangunan harus dipahami lebih dari
1970-an, muncullah kelompok Klasik Baru, sekadar sebuah tataran material belaka.
dengan pencetus teori utama seperti Robert Lucas Sen menyebutkan bahwa pembangunan
dan Edward Prescott (Djojohadikusumo, 1991). yang benar adalah bila individu mampu mencapai
Kebijakan ekonomi pemerintah sejak 1980-an sebuah cara hidup dan tingkat martabat dimana
ditantang dan pakar ekonomi pembangunan seperti kemampuan personal bisa diwujudkan. Tingkat
Amartya Sen dan pakar ekonomi informasi seperti pengghasilan seseorang misalnya, memang sangat
Joseph Stiglitz memperkenalkan ide-ide baru terkait dengan tingkat kesempatan yang tersedia
terhadap pemikiran ekonomi pada abad ke-21. melalui penghasilan tersebut. Namun tingkat ter-
Muhammad Yunus tahun 1976 memprakarsai sebut baru disebut pantas apabila cukup untuk
kredit mikro untuk membantu masyarakat miskin menjamin sebuah kehidupan yang lebih lama atau
agar terbebas dari kelaparan yang terjadi di sebuah kehidupan sosial yang bebas dari kejahatan.
Bangladesh. Variabel-variabel di luar penghasilan inilah yang
Pada tahun 2002, Joseph Stiglitz menulis menentukan nilai negatif atau positif pendapatan
buku Globalization and Its Discontents, saat ia yang diperoleh oleh seseorang, kata Sen.
menegaskan bahwa International Monetary Fund Perhatian utama Amartya sen terhadap
meletakkan kepentingan pemegang saham pembangunan sebagai kebebasan-dalam arti untuk
terbesar (Amerika Serikat) di atas kepentingan mewujudkan dan memanfaatkan kemampuan per-
negara-negara miskin yang justru seharusnya ia sonal adalah hasil dari penelitiannya mengenai ber-
bantu. Dalam buku ini Stiglitz juga menawarkan bagai penyebab kemiskinan dan kelaparan.
beberapa alasan mengapa globalisasi telah Dalam Proverty and Famines: An Essay on
menimbulkan kemarahan para pemrotes, seperti Entitlement and Deprivation (1981), Sen menge-
yang terjadi di Seattle dan Genoa. mukakan beberapa temuannya mengenai
Buku Stiglitz berikutnya merupakan penyebab-penyebab utama bencana kelaparan
kelanjutan dari Globalization and Its Discon- Tidak ada bencana dan kelaparan yang muncul di
tents, yakni The Roaring Nineties. Terjemahan negara-negara yang demokratis dan memiliki pers

30 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
bebas, katanya. Sebuah situasi kelaparan baru ekonomian dan ilmu ekonomi berkembang
menjadi sebuah bencana ketika di negara-negara dari waktu ke waktu.
itu tidak ada demokrasi. 3. Seorang guru ekonomi perlu mengajarkan
Kelaparan di Ethiopia, Somalia, Uni Soviet nilai-nilai demokrasi, pembaharuan, kritis, dan
tahun 1930-an tahun 1958-1961, atau Irlandia dan inovatif, pada anak didik agar terbentuk
India, berubah menjadi sebuah bencana karena karakter yang baik.
pemerintahan negeri itu otoriter atau berada di 4. Guru perlu mengajak para murid berrefleksi
bawah penjajahan asing. Sen membuktikan dengan apakah perkembangan ilmu ekonomi ber-
data empiris, bahwa hampir semua bencana muara pada kesejahteraan manusia atau tidak.
kelaparan terjadi karena untuk waktu yang cukup
lama kebijakan pemerintah tidak pernah ada yang C. Hakekat Pedagogi Reflektif
mengkritik.
Pedagogi reflektif adalah pedogogi yang
Relevansi perkembangan pemikiran eko- menekankan pembelajaran yang bermakna dan
nomi terhadap pengajaran ekonomi adalah sebagai mampu membentuk karakter yang baik pada diri
berikut: anak didik dengan mengedapankan refleksi
1. Mengajarkan ekonomi perlu dipahami bukan sebagai kekuatan untuk perbaikan berkelanjutan.
sebagai pengajaran doktrin. Dalam ilmu ini Secara teknis pedagogi reflektif merupakan
orang bisa berbeda pendapat, yang paling pen- pengajaran yang didalamnya terdiri dari beberapa
ting ialah ekonom harus mampu menunjukkan tahap yaitu tahap (1) konteks, (2) pengalaman,
dasar argumennya secara ilmiah. (3) refleksi, (4) tindakan, dan (5) evaluasi, dan
2. Seorang guru perlu mengikuti perkembangan kelima langkah tersebut untuk menjacapai tujuan
jaman untuk mengetahui sejauh mana per- yang telah ditetapkan.

REFLEKSI TINDAKAN

TUJUAN

KONTEKS PENGALAMAN EVALUASI

Gambar 2. Siklus Pedagogi Reflektif

PROSIDING 31
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
1. Konteks menyaring fakta, menimbang perasaan, dan
Siswa diajak untuk mencermati konteks- memilah nilai-nilai yang telah mereka kenal yang
konteks hidupnya guna mengenali faktor faktor relevan dengan materi ajar.
yang berpotensi mendukung atau menghambat
proses pembelajaran yang dialaminya. Guru harus 3. Refleksi
memulai pelajaran dari diri mahasiswa (student Refleksi menjadi unsur yang penting dalam
centered learning) dengan memahami sebanyak pedagogi refketif karena menajadi penghubung
mungkin konteks-konteks yang melingkupi siswa anatara pengalaman dan tindakan. Refleksi juga
subyek yang akan ditantang, didorong, dan merupakan suatu proses menuju perubahan
didukung untuk mencapai perkembangan pribadi pribadi yang dapat mempengaruhi perubahan
yang utuh. Konteks bisa berwujud linkungan yang lingkup sekitarnya.
ada di sekitar siswa tetapi juga dapat berwujud Refleksi berarti mengadakan pertimbangan
pemahaman awal (alam pikir awal) ketika siswa seksama dengan menggunakan daya ingat,
memulai proses belajar (Subagya, 2008). pemahaman, imajinasi, perasaan, pengalaman, ide,
a. Konteks nyata yang berwujud lingkungan tujuan yang diinginkan atau reaksi spontan untuk
kehidupan siswa mencakup keluarga, kelom- menangkap makna dan nilai hakiki apa yang
pok siswa, situasi sosial, situasi politik, lembaga dipelajari. Kemampuan berrefleksi ini juga sering
pedidikan, perekonomian, suasana kebu- disebut dengan self awareness atau kesadaran diri
dayaan, media, dan kenyataan-kenyatan hdup (Johnson, 2002). Kegiatan refleksi dalam pem-
lainnya. belajaran ekonomi bertujuan untuk:
b. Pemahaman awal atau alam pikir awal meru- a. menangkap arti atau nilai hakiki dari apa yang
pakan konteks belajar yang perlu diper- dipelajari;
hatikan. Dalam hal ini termasuk di dalamnnya b. menemukan keterkaitan antar pengetahuan
adalah perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang dan anatar pengetahuan dengan realitanya;
mereka miliki merupakan konteks belajar c. memahami implikasi pengetahuan dan seluruh
mereka. Karena dengan yang mereka pahami tanggung jawabnya;
dan mereka rasakan inilah para murid mema- d. membentuk hati nurani.
hami dunia.
Dalam tahap refleksi inilah pendidikan nilai
2. Pengalaman bisa diintegrasikan. Pada tahap ini pendidikan nilai
Para siswa diajak untuk melakukan kegiatan menjadi inti proses, dengan nilai sebagai bahan
yang memuat tidak hanya kognitif (pemahaman) yang diproses dan integritas sebagai tujuannya.
atas materi yang tengah disimak tetapi juga aspek Dalam pembelajaran, nilai adalah segala sesuatu
afektif (perasaan/penghayatan) dan aspek konatif yang bermakna baginkehidupan seseorang yang
(niat/kehendak). Jadi, keseluruhan pribadi (budi, pertimbannya didasarkan pada kualitas benar-
rasa, dan kehendak) mahasiswa diasah supaya salah, baik-buruk, indah-tidak indah.
mereka dapat belajar dengan utuh (Subagya,
2008). Contoh 1:
Berdsasarkan konteks-konteks yang telah Nama Materi : APBN dan APBD
dikenali pada tahap sebelumnya, guru menciptakan Nilai yang diperoleh : kejujuran, keadilan, berfikir
kondisi belajar yang memungkinkan siswa kritis, sikap obyektif, ber-
mengingat pengalamannya yang terkait dengan bela rasa pada kaum miskin,
bidang yang dibahas. Mahasiswa didorong untuk bekerja sama.

32 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Contoh 2: usaha memperbaiki, mengubah, mengurangi,
Nama Materi : Perdagangan Internasional atau menghindari apa yang menimbulkan
Nilai yang diperoleh : Nasionalisme, persaudara- pengalaman yang negatif itu.
an, kerja keras, kompetisi
secara sehat, berpikir kritis. 5. Evaluasi

Pengolahan pengalaman melalui refleksi Evaluasi dalam pembelajaran adalah akti-


membentuk sikap dan nilai. Pemaknaan pengela- vitas untuk memantau perkembangan akademis
man yang diperoleh melalui refleksi tersebut dimak- siswa. Hasil evaluasi menjadi umpan balik bagi
sudkan agar peserta didik mampu mengambil ke- siswa, guru, dan pihak-pihak lain yang ber-
putusan dan bertindak dengan semangat unggul kepentingan. Bagi siswa, hasil evaluasi ini ber-
(the power to do more). manfaat untuk memperbaiki cara belajarnya,
sedangkan bagi guru merupakan masukan untuk
memperbaiki cara dan metode pembelajaran.
4. Tindakan Dalam pedagogi reflektif, evaluasi tidak
Pembentukan sikap seturut nilai-nilai hanya dilakukan pada aspek akademis dalam ilmu
tertentu adalah hal yang utama. Sikap, nilai, dan Ekonomi tetapi juga aspek nilai-nilai pembangun
cita-cita itu adalah hasil pengolahan peserta didik karakter yang bersesuaian. Evaluasi dilakukan
dalam refleksi. Pemaknaan pengalaman yang secara periodik untuk mendorong guru dan siswa
diperoleh melalui refleksi tersebut dimaksudkan memperhatikan pertubuhan intelektual, sikap, dan
agar peserta didik mampu mengambil keputusan tindakan-tindakan yang selaras dengan tujuan pen-
dan bertindak dengan semangat unggul. Refleksi didikan.
hanya berkembang dan menjadi matang kalau
bermuara pada keputusan dan semangat unggul D. Praktik Pedagogi Reflektif Dalam
(Subagya, 2008). Pembelajaran Ekonomi
Tindakan adalah pertumbuhan batin yang
mencakup dua tahap yaitu pilihan-pilihatn batin 1. Mempersiapkan Konteks Dalam
(hasil dari refleksi pengalaman) dan manifestasi Pembelajaran
lahiriah yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pembelajaran perlu ditegaskan
a. Pilihan-pilihan batin. Tahap ini merupakan bahwa pembelajaran perlu berawal dari konteks
mementum bagi peserta didik untuk memilih perekonomian bukan berawal dari teks. Konteks
kebenaran sebagai miliknya, sambil tetap perlu dimunculkan dalam aktivitas-aktivitas awal
mebiarkan diri ke arah mana ia dipimpin oleh untuk membantu para siswa menyadari akan
kebenaran itu. konteks yang dihadapi. Aktivitas-aktivitas tersebut
b. Pilihan yang dinyatakan secara lahir. Pada dapat berbentuk (Adi, 2010)
suatu ketika, makna-makna hidup, sikap, nilai- a. Diskusi yang mengungkapkan konteks hidup
nilai, yang telah menjadi bagian dari dirinya, siswa.
mendorong peserta didik berbuat sesuatu yang b. Tanya jawab guru siswa dengan memfo-
konsisten dengan pemahaman barusnya. kuskan pada konteks yang relevan dengan
Kalau maknanya positif, peserta didik akan tujuan pembelajaran.
meningkatkan keadaan yang menimbulkan c. Siswa menceritakan konteks hidup yang
pengalaman yang bermakna positif. Kalau relavan dengan tujuan pembelajaran.
maknanya negatif, peserta didik akan ber- d. Guru membantu mengungkapkan konteks be-
lajar secara lebih luas berkaitan dengan kon-

PROSIDING 33
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
teks lemabaga pendidikan (visi-misi) dan kebenaran atau pemutarbalikan kebenaran;
konteks sosial ekonomi yang bersifat makro. e. memulai dengan memahami siapa dirinya dan
bagaimana seharusnya sikapnya terhadap or-
2. Menyajikan Pengalaman ang lain.
Pada tahap ini mahasiswa diajak mencari
pengalaman baru dengan melakukan perban- Dalam proses refelaksi, hal yang penting adalah:
dingan, kontras, evaluasi, analsisi, dan sintesis atas a. Guru perlu menyiapkan pertanyaan yang tepat
semua kegiatan mental serta psikomotorik untuk untuk membantu siswa berrefleksi dengan
memahami realitas secara lebih baik. Pengalaman baik;
langsung maupun pengalaman tidak langsung (Adi, b. Guru menhormati kebebasan individu maha-
2010). siswa untuk berefleksi dan memilih tindakan-
Pengalaman langsung adalah pengalaman nya;
atas peristiwa/kejadian yang digeluti oleh siswa c. Siswa merefleksikan pengalamanbelajarnya
sendiri baik di dalam maupun di luar kelas yang dengan bimbingan guru;
dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari. d. Guru dan siswa bersedia saling berbagi hasil
Misalnya perjumpaan dalam diskusi, survei di refleksinya dlam rangka memperkaya pemak-
masyarakat, observasi di perusahaan, proyek naan pengalaman belajar;
pengabdian, tatap muka dengan guru di kelas, dan e. Siswa dibimbing untuk berani berpikir, ber-
lain-lain. Sementara pengalaman tidak langsung sikap, dan bertekad untuk bertindak menurut
adalah pengalaman yang diperoleh siswa (bukan hati nuraninya.
dialami sendiri) dari mendengar, membaca, dan
melihat malalui berbagai media. 4. Tindakan
Guru perlu mengajak mahasiswa untuk
menemukan, mengungkapkan, menggunakan, dan Dalam proses pembelajaran, yang dimaksud
mengaitkan pengalaman-pengalaman mereka dengan tindakan adalah memaknai hasil
dengan materi yang dipelajari. Guru juga perlu pembelajaran dengan pikiran dan hati untuk
memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengetahuan mewujudkan pengetahuannya dalam praktik
baru dalam materi yang sedang dipelajari. Selain kehidupan nyata. Dengan demikian pembelajaran
itu guru perlu membantu menghidupkan imajinasi di sini sudah mencapai tahap pengambilan sikap,
mahasiswa untuk mendalami materi dengan sepe- posisi batin atau niat untuk berbuat sesuai dengan
nuh hati, budi, dan kehendak. pengetahuan yang diperolehnya. Pengetahuan
menjadi sesuatu yang tidak hanya teoritis dan
3. Praktik Refleksi mandul, melainkan terarah ke kehidupan konkrit
Refleksi dilakukan dengan cara: (Adi, 2010).
a. memahami kebenaran yang dipelajari secara Berikut ini adalah contoh tindakan dalam
utuh; pembelajaran ekonomi.
b. mengerti sumber-sumber perasaan yang
dialami dalam menelaah sesuatu; Contoh 1:
c. memperdalam pemahaman tentang implikasi Nama Materi : APBN dan APBD
yang telah dimengerti bagi diri sendiri dan bagi Nilai yang diperoleh : kejujuran
orang lain; Pilihan batin : mampu membedakan yang
d. mengusahakan mencapai makna untuk diri jujur dan tidak jujur
sendiri tentang kejadian-kejadian,ide-ide, Tindakan : Tidak menyontek, tidak
berbohong

34 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Contoh 2: DAFTAR RUJUKAN
Nama Materi : Perdagangan Internasional Anonim. 2010. Rencana Strategis Depertemen
Nilai yang diperoleh : Nasionalisme Pendidikan Nasional Tahun 2010 2014.
Pilihan Batin : Mencintai produksi dalam . 2008. Model Pembelajaran Berbasis
negeri Pedagogi Ignasian. P3MP, Universitas
Tindakan : Membeli produksi dalam Sanata Dharma.
negeri Adi, Kuntoro, dkk. 2010. Model Pendidikan
Karakter. Yogyakarta: Penerbit Universitas
5. Evaluasi Sanata Dharma.
Dalam tahapan evaluasi, siswa dan guru Damon, W. 2002. Bringing in a New Era in Char-
mengambil peran sebagai berikut. Siswa mela- acter Education. California: Hoover Institu-
kukan evaluasi diri untuk melihat perkembangan tion Press.
penegetahuannya maupun aspek-aspek kepri- DePorter, Bobbi. Mark Reardon, dan Sarah
badian, misalnya: kemampuan bekerjasama, saling Singer. 1999. Quantum Teaching: Orches-
menghargai pendapat, kepemimpinan, dll. Guru trating Student Success. Boston: Allyn and
merencanakan penilaian secara teratur baik yang Bacon.
menyangkut kemampuan akademik maupun Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan
kepribadian atau karakter siswa (Adi, 2010). Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor.
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan Galbraith, John Kenneth. 1991. A History of Eco-
dievaluasi dengan ujian, portofolio, proyek, dll. nomics: The Past as The Present. Penguin.
Sementara itu, perkembangan sikap-sikap kepri- London.
badian dievaluasi dengan wawancara pribadi, Johnson, Eline B. 2002. Contextual Teaching and
meninjau buku harian siswa, mengukur relasi inter- Learning. California: Corwin Press, Inc.
personal siswa, mengamati keaktifan siswa dalam Joyce, Bruce & Marsha Weil. 1996. Models of
kelas, dan lain-lain. Hasil dari evaluasi ini dapat Teaching, 5th ed. A Simon & Schuster Com-
digunakan untuk memberi masukan pada proses pany.
pembelajaran terutama berkaitan dengan per- Laurillard, Diana. 2002. Rethinking University
baikan-perbaikan yang perlu dilakukan dalam Teaching a Fremework for Effective of
pembelajaran. Learning Technologies, 2th ed. New York:
Routledge Falmer.
E. Penutup Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101
Keseluruhan rangkaian dari tahap konteks, Strategies to Teach Any Subject. Boston:
pengalaman, refleksi, tindakan, dan evaluasi Allyn and Bacon.
diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran Subagya, dkk. 2008. Paradigma Pedagogi
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Apabila dari Reflektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
hasil evaluasi ternyata tujuan tersebut belum ter- Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan Abad ke-21
capai maka kegiatan pembelajaran perlu diulang. Menunjang Knowledge-based Economy.
Pedagogi reflektif lebih menekankan kualitas dari- Analisis CSIS, Edisi Tahun XXIX 2000.
pada kuantitas. Artinya lebih baik mempelajari da- No.3.
lam jumlah sedikit sampai membentuk sikap dari-
pada mempelajari banyak hafalan yang nantinya
cepat lupa.

PROSIDING 35
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Impelentasi Pendidikan Karakter
Berbasis Konsistensi

Mokhammad Nurruddin Zanky


Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email: udinzanky@gmail.com

Abstrak: Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membekali peserta didik dengan kecerdasan dalam
berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang ditanamkan. Nilai-nilai luhur ini
didasarkan pada empat pilar yakni agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional yang kemudian
dijabarkan kedalam delapan belas karakter. Penanaman nilai-nilai luhur yang kemudian disebut karakter
merupakan tanggung jawab seluruh pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Konsitensi dalam penanaman nilai-nilai luhur tersebut menjadi kata kunci dalam pendidikan
karakter, sebab karakter terbentuk atas konsistensi pikiran, keinginan, perbuatan dan kebiasaan.
Implementasi pendidikan karakter di sekolah tidak bisa terlepas dari peran manajemen sekolah sebagai
penentu kebijakan melalui penerapan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengawasan.
Kata Kunci: pendidikan karakter, nilai-nilai luhur, konsistensi, kebersamaan

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 takan Setiap warga Negara wajib mengikuti
alinia keempat menjabarkan mengenai tujuan pendidikan dasar dan pemerintah wajib mem-
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat biayainya.
tujuan tersebut adalah: 1) Melindungi segenap Namun ternyata kepedulian pemerintah
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah In- terhadap pendidikan belum mampu mengatasi per-
donesia; 2) Memajukan kesejahteraan umum; 3) masalahan yang ada di Indonesia. Berbagai masa-
Mencerdaskan kehidupan bangsa; 4) Ikut serta lah yang ada di Indonesia saat ini diantaranya
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan pengelolaan sumber daya alam yang kurang mak-
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan simal, banyak kasus korupsi, tawuran antar pelajar,
sosial. Jika kita mencermati maka tujuan kesatu, ijazah palsu, penganiayaan disertai perkosaan,
kedua dan ketiga merupakan tujuan yang sifatnya perampokan, pencopetan, tawuran antar supporter
kedalam yaitu untuk membangun kemajuan sepak bola dan masih banyak lagi. Kita dapat
bangsa. Tidak ada jalan lain dalam suatu pem- mengatakan bahwa setiap sisi kehidupan dalam
bangunan selain dengan pendidikan. Oleh karena Negara ini sedang mengalami permasalahan.
itu pemerintah melalui UUD 1945 dalam pasal 31 Menanggapi permasalahan ini membuat
ayat 1 menyatakan setiap warga Negara berhak pemerintah berupaya bahwa peran pendidikan
mendapatkan pendidikan. Selain itu untuk tidak sekedar mentransfer pengetahuan dari guru
memastikan bahwa warga Negara Indonesia dapat kepada peserta didik. Tindakan nyata melalui per-
memperoleh pendidikan pasal 31 ayat 2 menya- ubahan kurikulum terus dilakukan oleh pemerintah.

36 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kurikulum yang awalnya berbasis isi berubah men- PEMBAHASAN
jadi berbasis kompetensi dan pada tahun 2010 Karakter Yang Dikembangkan dalam Dunia
pemerintah telah menambahkan pendidikan Pendidikan
karakter untuk dimasukkan dalam setiap mata
Karakter atau watak adalah sifat batin yang
pelajaran. Undang-Undang Dasar 1945 juga
mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi
mengalami amandemen untuk perbaikan kualitas
pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau
pendidikan. Pasal 31 yang awalnya hanya terdiri
makhluk hidup lainnya (Wikipedia). Menurut
atas dua ayat ditambah menjadi lima ayat. Pasal
Suyanto dalam Salim (2013) karakter sebagai cara
31 ayat 3 menyatakan Pemerintah mengusahakan
berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
dan menyelenggarakan satu system pendidikan
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
nasional, yang meningkatkan keimanan dan
lingkungan keluarga, masyarakat bangsa dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka Negara. Muslich (2011) mendefinisikan karakter
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi
dengan undang-undang. Selain itu Undang- positif, bukan netral. Jadi orang berkarakter itu
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem orang yang mempunyai kualitas moral positif.
Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 menyatakan Sehingga dapat disimpulkan bahwa individu yang
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan teren- memiliki karakter adalah individu yang siap
cana untuk mewujudkan suasana belajar dan pro- mempertanggungjawabkan perbuatan yang ia
ses pembelajaran agar peserta didik secara aktif lakukan. Karakter merupakan suatu hal yang
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki penting dalam pembentukan pribadi seseorang.
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, Orang yang berkarakter menjadikan nilai-nilai
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta positif yang dianut sebagai landasan dalam
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, berbuat.
bangsa dan Negara. Amandemen Undang-Undang Penanaman karakter pada individu dimulai
Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 dari lingkungan keluarga. Keluarga merupakan
tentang Sistem Pendidikan Nasional ini menun- pendidikan pertama dan utama yang akan
jukkan bahwa peningkatan keimanan, ketakwaan membekas selama kehidupan individu tersebut.
serta perbaikan akhlak menjadi perhatian dalam Meskipun pola pembelajaran dalam keluarga tidak
peningkatan kecerdasan masyarakat Indonesia. terstruktur sebagaimana di sekolah namun apa yang
Berdasarkan amanat Undang-Undang dilakukan orang tua ataupun anggota keluarga yang
Dasar 1945 pasal 31, Undang-Undang Nomor lain sangat mempengaruhi pembentukan karakter
20 tentang Sistem Pendidikan Nasional untuk men- individu. Sebagaimana teori perkembangan
capai tujuan nasional yang tertuang dalam Pem- peserta didik bahwa anak itu ibaratnya seperti
bukaan UUD 1945 maka muncul pertanyaan: kamera, ia akan mengulang apa yang ia lihat, ia
Karakter apa saja yang dikembangkan dalam dengar sebagaimana adanya. Konsep ini seba-
dunia pendidikan? gaimana yang dikemukakan Suparno (2012) anak
Bagaimana desain pengembangan pendidikan yang mengalami pendidikan awal secara baik di
karakter berbasis konsistensi? dalam keluarga dapat berkembang secara baik
Bagaimana manajemen pendidikan dikemudian hari, sedangkan yang tidak
diimplementasikan dalam pendidikan mendapatkan pendidikan secara baik dalam ke-
karakter? luarga akan mengalami hambatan dikemudian hari.
Selain keluarga penanaman karakter yang tidak

PROSIDING 37
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
kalah pentingnya adalah lingkungan sekolah dan maupun masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut
masyarakat. Di lingkungan sekolah anak sudah harus terjalin secara berkesinambungan. Seba-
mulai mengenal perilaku anak lain dari keluarga gaimana Salim (2010:29) mengatakan Karakter
yang berbeda yang tentu memiliki kebiasaan yang seseorang karena kebiasaan yang dilakukan, sikap
berbeda pula. Namun di lingkungan sekolah ini yang diambil dalam menanggapi keadaan dan
pengaruh perilaku masih dikendalikan dan diawasi kata-kata yang diucapkan kepada orang lain. Hal
oleh sistem yang berlaku di sekolah. Melalui ini tidak akan bisa terwujud jika lingkungan keluarga
pendidikan terutama di sekoah peserta didik dapat berbanding terbalik dengan lingkungan sekolah
dibantu mengerti nilai-nilai karakter yang kita ataupun dengan lingkungan masyarakat dan
harapkan dan pelan-pelan membantu mereka sebaliknya.
menjadikan nilai itu sebagai sikap hidup (Suparno, Manusia berkarakter adalah manusia yang
2012). Sementara dalam lingkungan masyarakat dalam perilaku dan segala hal yang berkaitan
pergaulan sudah semakin luas tidak hanya bergaul dengan aktivitas hidupnya sarat dengan kebaikan
dengan usia yang sama namun sudah lintas generasi (Naim, 2012:60). Pernyataan ini terkesan begitu
dan pengawasan juga sangat terbatas. Pada abstrak. Oleh karena itu karakter yang bagaimana
lingkungan inilah nilai-nilai karakter seseorang yang yang perlu ditanamkan pada diri individu sehingga
akan menjadi pengawas bagi dirinya sendiri. dia akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab?
Penanaman karakter positif inilah yang Munin (2011) menjabarkan terdapat enam pilar
disebut dengan pendidikan karakter. Muslich penting karakter manusia yang perlu dikem-
(2011) Pendidikan karakter sebagai pendidikan bangkan. Pertama Respect (Penghormatan)
moralitas manusia yang didasari dan dilakukan menunjukkan bagaimana sikap kita secara serius
dalam tindakan nyata. William sebagaimana dikutib dan khidmat pada orang lain dan diri sendiri.
oleh Zubaidi (2012) pendidikan karakter Kedua Responsibility (Tanggung Jawab) menun-
merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh jukkan apakah orang itu bertanggung jawab atas
para personel sekolah, bahkan yang dilakukan ber- pikiran, sikap, perbuatannya atau sebaliknya.
sama-sama dengan orang tua dan anggota masya- Ketiga Civic Duty-Citizenship (Kesadaran dan
rakat, untuk membantu anak-anak dan remaja Sikap Berwarga Negara) yaitu sikap yang harus
agar menjadi atau memiliki sikap peduli, berpen- diajarakan kepada individu dalam perannya se-
dirian dan bertanggung jawab. Sementara menurut bagai warga Negara. Keempat Fairness (Keadilan)
Wibowo yang dikutip oleh Kurniawan (2013) yaitu aspek kesamaan atau memberikan hak or-
pendidikan karakter sebagai pendidikan yang me- ang lain secara sama. Kelima Caring (Kepedulian)
nanamkan dan mengembangkan karakter-karakter yaitu sifat yang membuat pelakunya dapat mera-
luhur kepada anak didik sehingga mereka memiliki sakan apa yang dialami orang lain. Keenam Trust-
karakter luhur tersebut, menerapkan dan mem- worthiness (Kepercayaan) sifat yang meliputi inte-
praktekkan dalam kehidupannya baik sebagai gritas, jujur, tepat janji dan kesetiaan.
anggota keluarga maupun anggota masyarakat. Menurut Zubaidi (2012) pendidikan karak-
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan ter pada dasarnya adalah pengembangan dari nilai-
bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan nilai yang menjadi padangan hidup. Nilai karakter
yang menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta yang dikembangkan di Indonesia berasal dari
didik untuk dijadikan pedoman dalam berfikir, ber- empat sumber. Pertama, agama. Masyarakat In-
sikap dan bertindak. donesia adalah masyarakat yang beragama. Oleh
Penanaman pendidikan karakter tidak dapat karena itu segala pikiran, sikap dan perilakunya
dilakukan secara mandiri oleh keluarga, sekolah tidak lepas dari norma agama. Kedua, Pancasila.

38 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Artinya nilai yang terkandung dalam pancasila individu dan dikembangkan oleh satuan pendidikan
mewarnai kehidupan politik, ekonomi, hukum, mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan
sosial dan budaya. Ketiga, budaya. Masyarakat tinggi.
Indonesia kaya akan budaya. Posisi ini menjadikan Berdasar dari keempat sumber nilai tersebut
budaya sebagai sumber nilai dalam kehidupan. maka dapat dijabarkan nilai karakter yang dikem-
Keempat, tujuan pendidikan nasional yang tertuang bangkan dalam dunia pendidikan. Kementerian
dalam Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang Pendidikan dan Kebudayaan Nasional merinci
system pendidikan nasional. Tujuan ini sebagai nilai-nilai karakter yang harus ditanamkan kepada
rumusan kualitas yang harus tertanam dalam diri peserta didik sebagai berikut:

Tabel 1. Deskripsi Nilai Karakter Kemendiknas


NILAI DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
9. Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
Tahu dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
Kebangsaan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
Prestasi bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat / Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
Komunikatif orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman
atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
Membaca kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
Lingkungan sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.
18. Tanggung - Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakn tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
Jawab dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, social, dan budaya),
Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

PROSIDING 39
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Desain Pengembangan Pendidikan Karakter an berstruktur dan terkondisi yang dapat mening-
Berbasis Konsistensi katkan kompetensi dan karakter individu. Sedang-
Karakter tidak dapat dilihat dari cara berfikir. kan habituasi adalah penciptaan kondisi yang
Karakter dapat dilihat dari perilaku. Namun mengharuskan individu berperilaku sesuai dengan
perilaku yang hanya sesekali muncul tidak dapat nilai-nilai yang ada. Pendekatan ini dapat dilakukan
mencerminkan karakter seseorang. Perilaku yang dengan pembiasaan, pemberian contoh dan adanya
konsisten terhadap permasalahan yang sama penguatan. Penguatan maksudnya adalah mem-
adalah wujud dari karakter seseorang (Kurniawan, berikan hadiah, pujian atau hal-hal menyenangkan
2013). Oleh sebab itu kesatupaduan dan konsis- lainnya ketika berperilaku seperti yang diharapkan
tensi implementasi antara system pendidikan na- dan hukuman ketika berperilaku seperti yang tidak
sional, pendidikan dikeluarga, pendidikan sekolah diharapkan. Belum cukup sampai disini pem-
dan pendidikan masyarakat menjadi kunci keber- bentukan karakter berakhir. Selanjutnya adalah
hasilan dalam menciptakan individu yang ber- evaluasi. Lakukan evaluasi berkala terhadap indi-
karakter. vidu yang bersangkutan. Hal ini untuk mengetahui
apakah perilaku yang dilakukan individu sudah
mencerminkan karakter yang diinginkan. Desain
PERBUATAN

KEBIASAAN
KEINGINAN

KARAKTER

seperti itu yang disebut dengan desain pengem-


PIKIRAN

bangan makro. Berikut adalah ilustrasi dari desain


pengembangan makro pendidikan karakter.
Gambar 1: Proses terjadinya karakter
Gambar 1: Proses terjadinya karakter

Untuk mencapai hal tersebut perlu dipahami


oleh seluruh pilar pendidikan baik keluarga,
sekolah maupun masyarakat bahwa terdapat dua
desain dalam pengembangan pendidikan karakter.
Pertama adalah model makro dan kedua adalah
model mikro. Terdapat berbagai sumber yang
dapat digali untuk merumuskan nilai-nilai luhur yang
akan ditanamkan pada individu diantarnya agama,
pancasila, UUD 1945, UU Sisdiknas No 20 Tahun Gambar 2 Desain Pengembangan
2003, Teori-teori pendidikan, Psikologi, Nilai-nilai Makro Pendidikan Karakter
social budaya, pengalaman langsung. Berdasar Sumber: Kemendiknas 2010
nilai-nilai luhur yang sudah digali, maka selanjutnya
adalah implementasi. Proses implementasi ini
dilakukan melalui pembudayaan dan pember- Sementara dalam desain pengembangan
dayaan. Disinilah keterpaduan tiga pilar pendidikan mikro melibatkan terbagi menjadi empat pilar yakni
yang tidak dapat dipisahkan yakni satuan pen- kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan kese-
didikan, keluarga dan masyarakat. Terdapat dua harian dilingkungan sekolah, kegiatan ekstra kuri-
pendekatan yang perlu dilakukan oleh ketiga pilar kuler dan intra kurikuler serta kegiatan keseharian
pendidikan ini yakni intervensi dan habituasi. di rumah.
Intervensi dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiat-

40 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
elemen sekolah terutama struktural sebagai pem-
buat kebijakan dan lingkungan keluarga memiliki
peran yang besar dalam menentukan berhasil
tidaknya pendidikan karakter pada peserta didik.

Implementasi Manajemen Pendidikan dalam


Pengembangan Pendidikan Karakter
Manajemen merupakan suatu proses pe-
manfaatan sumber daya yang dimiliki yang dila-
kukan secara terus menerus untuk mencapai tu-
juan. Terdapat paling tidak tidak empat fungsi da-
lam manajemen yaitu planning (perencanaan),
Gambar 3 Desain Pengembangan organizing (pengorganisasian), actuating (peng-
Mikro Pendidikan Karakter gerakan) dan controlling (pengawasan). Pene-
Sumber: Kemendiknas 2010 rapan fungsi-fungsi ini dalam satuan pendidikan di-
sebut dengan Manajemen Sekolah. Mengelola
sekolah atau manajemen sekolah menurut
Penerapan pendidikan karakter terintegrasi Depdiknas (2000:1) mengatur agar seluruh potensi
pada setiap mata pelajaran yang ada di dalam sekolah berfungsi secara optimal dalam mendu-
kelas. Pendidikan karakter tidak berdiri sendiri da- kung tercapainya tujuan sekolah. Selain itu untuk
lam mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu setiap mengelola satuan pendidikan pemerintah melalui
guru mata pelajaran memiliki tanggung jawab untuk peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
menanamkan dan mengembangkan karakter pe- tentang Standar Nasional Pendidikan. Terdapat 8
serta didik. Pengembangan karakter bukan hanya standar dalam lingkup pendidikan, meliputi: standar
menjadi tanggung jawab guru di dalam kelas, na- isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
mun semua anggota masyarakat sekolah juga standar pendidik dan tenaga kependidikan,
mengambil bagian dalam pengembangan karakter. standar sarana dan prasarana, standar pengelo-
Peserta didik juga berinteraksi dengan masyarakat laan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
lingkungan sekolah. Apa yang ia lihat, ia dengar Untuk menjamin standar dan pengendalian mutu
sangat bepengaruh terhadap dirinya. Selain itu ini pemerintah akan mengadakan akreditasi bagi
kegiatan ekstra kurikuler yang merupakan bagian lembaga pendidikan dan sertifikasi bagi tenaga
pengembangan potensi peserta didik diluar bidang pendidik dan kependidikan.
akademik juga memiliki peranan dalam Pelaksanaan manajemen sekolah yang baik
mengembangkan karakter peserta didik. Serta tidak terlepas dari peran kepala sekolah sebagai
tidak kalah pentingnya adalah penerapan pem- pucuk pimpinan dan pembuat kebijakan di sekolah.
biasaan yang sejalan antara kehidupan dirumah Wibowo (2013) menjelaskan penerapan fungsi
dengan disatuan pendidikan atau sekolah. Hal ini manajemen yang meliputi planning, organizing,
perlu mendapatkan perhatian karena kita ketahui actuating dan controlling (POAC) dalam ling-
bahwa waktu peserta didik di rumah lebih banyak kungan sekolah. Pertama adalah perencanaan.
dari pada di sekolah. Perencanaan disini mengarah pada dua hal yaitu
Berdasarkan desain pengembangan mikro program kegiatan dan penanaman nilai karakter
ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seluruh dalam program tersebut. Setiap lini dalam sekolah

PROSIDING 41
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
harus memiliki program dan sasaran nilai karakter Hal ini bertujuan agar terjadi kesamaan persepsi
yang dikembangkan. Jadi dengan begitu tidak dan tindakan dalam mewujudkan pendidikan yang
hanya peserta didik yang menjadi subjek dari berkarakter. Seperti jika kita tinjau teori pembela-
penanaman dan pengembangan karakter, namun jaran yang membentuk perilaku sebagaimana
seluruh lini di sekolah. Program ini dijabarkan dikemukakan Robin (2011) bahwa terdapat 3
berdasarkan visi dan misi sekolah. Kedua adalah teori pembelajaran yang mempengaruhi perilaku
pengorganisasian. Terdapat langkah-langkah seseorang. Pertama teori classical contioning
yang harus dilakukan kepala sekolah dalam peng- yang dimotori oleh Ivan Pavlov. Inti dari teori ini
organisasian pendidikan karakter: 1) merinci tugas adalah pembiasaan perilaku. Peserta didik akan
yang harus dilaksanakan oleh guru dan staf, 2) mudah berperilaku seperti yang diharapkan jika
pembagian tugas yang jelas, 3) pengelompokan dibiasakan. Kedua adalah operant conditing
tugas guru dan staf, 4) menetapkan mekanisme yang dimotori oleh Skinner. Inti dari teori ini adalah
kerja dan, 5) monitoring/ reorganisasi. Ketiga seseorang berperilaku karena ada suatu yang
adalah penggerakan. Kegiatan penggerakan diharapkan atau menghindari suatu yang tidak diha-
meliputi: 1) mengadakan orientasi sebelum tugas rapkan. Aturan yang ada di sekolah jika dibuat
dilaksanakan, 2) memberi petunjuk tentang secara bersama maka akan terjadi suatu kese-
implementasi pendidikan karakter dalam pelak- pakatan bersama pula. Sehingga segala kon-
sanaan kegiatan, 3) melibatkan seluruh warga se- sekwensi dari aturan tersebut telah menjadi kese-
kolah dalam perencanaan dan implementasi pen- pakatan. Ketiga adalah teori social learning yang
didikan karakter dan, 5) memberi nasihat apabila dimotori oleh Albert Bandura. Inti teori ini adalah
terjadi kendala dalam implementasi aktivitas. percontohan. Manusia akan berperilaku jika diberi
Keempat adalah pengawasan. Tahap dalam contoh. Kesamaan persepsi dalam manajemen
pengawasan adalah: 1) menetapkan standar sekolah akan membawa perilaku yang sama antar
kegiatan, 2) membandingkan pelaksanaan dengan seluruh warga sekolah. sehingga memudahkan
standar, 3) perbaikan terhadap kesalahan yang siswa untuk mencontoh perilaku yang sesuai
terjadi. Depdiknas 2000 menjelaskan bahwa dengan karakter yang diinginkan.
kepala sekolah dalam melaksanakan kepemim- Implementasi manajemen sekolah yang
pinan hendaknya mengimplementasikan prinsip demikian diharapkan semboyan Ki Hajar
kepemimpinan yang meliputi: konstruktif, kreatif, Dewantoro Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo
partisipatif, kooperatif, delegatif, integrative, Mangun Karso, Tutwuri Handayani yang berarti
rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, (di depan memberikan contoh, di tengah mem-
adaptabel dan fleksibel. bangun semangat, dan di belakang memberikan
Berdasarkan penjelasan dari Wibowo dorongan moral) dapat terwujud. Semoga dengan
(2010) dan Depdiknas (2000) maka kepala implementasi manajemen sekolah yang baik tujuan
sekolah memiliki peran yang jelas dalam imple- penanaman nilai-nilai luhur terhadap peserta didik
mentasi manajemen sekolah yaitu menjalankan melalui pendidikan karakter dapat tercapai.
fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. SIMPULAN
Dalam menjalankan fungsi tersebut kepala sekolah
perlu mengambil peran moderat yang berarti tidak Pendidikan karakter bukanlah permasalahan
terlalu kaku dan tidak terkesan mengabaikan. yang sederhana. Pendidikan karakter merupakan
Selain itu implementasi manajemen sekolah tidak upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
bisa lepas dari pelibatan seluruh elemen sekolah. yang semakin utuh melalui penanaman nilai-nilai

42 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
luhur yang akan dijadikan pedoman dalam berfikir, Muin F. 2011. Pendidikan Karakter: Kons-
bersikap dan bertindak peserta didik. Pendidikan truksi Teoritik dan Praktik. Yogyakarta:
karakter hanya akan terwujud melalui konsistensi AR-RUZZ MEDIA.
dan kesamaan persepsi antara pendidikan ke- Muslich, M. 2011. Pendidikan Karakter
luarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masya- Menjawab Tantangan Krisis Multidemen-
rakat. Terdapat dua desain dalam penerapan sional. Jakarta: Bumi Aksara.
pendidikan karakter yaitu desain makro dan desain Naim, M. 2012. Character Building: Optima-
mikro. Kedua desain tersebut menunjukkan bahwa lisasi Peran Pendidikan dalam Pengem-
implementasi pendidikan karakter tidak dapat bangan Ilmu dan Pembentukan Karakter
dilakukan oleh perorangan, guru atau suatu mata- Bangsa. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
pelajaran tertentu yang berdiri sendiri, namun harus Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
dilakukan secara holistik dan sinkron antara tiga tentang Standar Nasional Pendidikan.
pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan Robin, S.P. & Timothy. A. J. 2011. Perilaku
masyarakat. Tanpa adanya hal itu sangat sulit pena- Organisasi. Jakarta: Salemba.
naman karakter dalam diri peserta didik dapat Suparno, P. 2012. Peran Pendidikan dan
terwujud. Penanaman nilai-nilai luhur dalam pen- Penelitian terhadap Pembangunan
didikan karakter tidak lepas oleh peran manajemen Karakter Bangsa. Dalam Prosiding Semi-
sekolah dalam menerapkan fungsinya yang meliputi nar Nasional Dies Natalis ke 48 UNY
planning (perencanaan), organizing (pengorga- (hlm.1-8). Yogyakarta: LPPM Universitas
nisasian), actuating (penggerakan) dan control- Negeri Yogyakarta.
ling (pengawasan). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
DAFTAR RUJUKAN UUD 1945. Palito Media.
Wibowa, A. 2013. Manajemen Pendidikan
Kemendiknas. 2000. Panduan Manajemen Karakter di Sekolah (Konsep dan Praktek
Sekolah. Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemendiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Wikipedia.org/wiki/Karakter.
Karakter Tahun Anggaran 2010. (online: Zubaidi. 2012. Desain Pendidikan Karakter:
http://www.undana.ac.id/jsmallfib_top/ Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lem-
L P M P T B U K U D I K T I / baga Pendidikan. Jakarta: Kencana
2_KERANGKA_ACUAN_PENDIDIKAN_ Prenada Media Group.
KARAKTER_KEMDIKNAS.pdf) di
akses tanggal 22 Oktober 2015.
Kurniawan, S. 2013. Pendidikan Karakter:
Konsepsi dan Implementasinya Secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga,
Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masya-
rakat. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

PROSIDING 43
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Perancangan dan Implementasi
Perangkat Lunak (Software)
Simulasi Perdagangan Saham yang
Diadaptasi dari Sistem Perdagangan
di Bursa Efek Indonesia

Satia Nur Maharani


Hendri Murti Susanto
Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Malang,
email: tiamaharani@ymail.com

Abstrak: Proses pendidikan pasar modal di salah satu kekuatan dari siswa untuk dapat menghadapi
praktek dinamis di lapangan adalah kemampuan untuk melakukan analisis teknikal dan fundamental melalui
praktek perdagangan saham. Tapi itu akan membutuhkan biaya yang besar baik untuk dana investasi dan
risiko yang timbul investasi ketika melakukan transaksi secara riil. Oleh karena itu, sebagian besar siswa
tidak memilih alternatif investasi secara riil untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan analisis tetapi
hanya mengandalkan teori belajar tanpa diikuti dengan praktek. Kondisi ini berdampak pada ketidakmampuan
siswa untuk memahami sepenuhnya pasar modal sehingga kesenjangan antara dunia pendidikan dengan
praktek. Oleh karena itu kita membutuhkan media alternatif lain melalui pengembangan pembelajaran yang
efektif dan efisien dapat memberikan gambaran nyata dari perilaku pasar modal. Salah satunya adalah
melalui perumusan perdagangan saham permainan (game bursa) yang meniru kondisi sebenarnya di
perdagangan saham simulasi.
Kata kunci: pendidikan pasar modal, model simulasi, permainan bursa, client-server

Pasar Modal merupakan salah satu stake ahli dalam ekonomi makro dan mikro serta analisis
holder dari lembaga pendidikan tinggi yang men- keuangan baik teknikal maupun fundamental se-
cetak tenaga terampil dalam bidang ekonomi. bagai dasar untuk pengambilan keputusan inves-
Setiap jurusan baik akuntansi, manajemen, dan tasi. Profesi akuntan sangat dibutuhkan sebagai
ekonomi pembangunan memiliki tempat di dunia auditor untuk external audit semua calon emiten
pasar modal. Bursa Efek Indonesia, Lembaga dan emiten yang sudah listing di Bursa Efek Indo-
Kliring dan Penjaminan serta Lembaga Penyim- nesia. Lembaga penunjang seperti Biro Adminis-
panan dan Penyelesaian sebagai Self Legulatory trasi Efek, Wali Amanat, Bank Kustodian, kantor
Organization membutuhkan sumber daya insani pajak dan berbagai lembaga penunjang lain meng-
yang ahli dalam bidang keilmuan ekonomi. Per- gambarkan betapa pentingnya lembaga Pendi-
usahaan sekuritas dengan tiga fungsi yang dimiliki dikan tinggi untuk mencetak fresh graduate yang
yaitu sebagai Manajer Investasi, Broker Dealer, ahli dalam analis keuangan dan ekonomi.
dan Underwriter memerlukan sumber daya yang

44 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pendidikan pasar modal sendiri saat ini trend yang sifatnya berulang sehingga mampu
bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pen- memberikan informasi sinyal trend berikutnya.
didikan tinggi. Sebagaian besar perguruan tinggi Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa analisis
telah memasukkan mata kuliah pasar modal dalam tekhnikal adalah untuk menjawab kapan harga
kurikulum wajibnya. Kajian ilmu yang mengupas tersebut bergerak dan kapan waktu yang tepat
pasar modal terwujud dalam mata kuliah Mana- untuk melakukan penjualan dan pembelian.
jemen Investasi dengan jumlah sks 3 dan JS 3 serta Akan tetapi tentu memerlukan biaya yang
wajib ditempuh oleh mahasiswa pada kisaran se- besar baik untuk dana penanaman investasi
mester V keatas. Mata kuliah Manajemen Investasi maupun resiko yang ditanggung apabila melakukan
wajib ditempuh untuk mahasiswa jurusan Akuntansi transaksi secara riil. Oleh karena itu sebagian besar
dan Manajemen. Akan tetapi dalam kaitannya de- mahasiswa tidak memilih alternatif investasi secara
ngan pendidikan pasar modal, mahasiswa tidak riil untuk menumbuhkan dan mengasah kemam-
cukup hanya mengetahui teorinya saja. Tuntutan puan analisis tetapi hanya mengandalkan belajar
dunia kerja yang sebenarnya adalah tenaga kerja teori tanpa diikuti dengan praktik. Kondisi ini ber-
yang siap pakai dan mampu menguasai dinamisasi dampak pada ketidak mampuan mahasiswa untuk
praktek di lapangan. memahami secara utuh pasar modal sehingga ter-
Dalam pendidikan pasar modal salah satu jadi kesenjangan antara dunia pendidikan dengan
yang menjadi kekuatan mahasiswa untuk mampu praktik. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain
menghadapi dinamisasi praktek di lapangan adalah melalui pengembangan media pembelajaran yang
kemampuan melakukan analisis tekhnikal dan efektif dan efisien mampu memberikan gambaran
fundamental melalui praktek perdagangan saham. secara riil perilaku pasar modal. Salah satunya ada-
Analisis fundamental adalah suatu analisa yang lah melalui formulasi permainan perdagangan saham
mempelajari berbagai hal terkait dengan kondisi (stock exchange game) yang menyerupai kondisi
keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk sebenarnya dalam bentuk simulasi perdagangan
mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik ope- saham
rasional dari perusahaan publik. Selain melalui Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui
analisa laporan keuangan menggunakan metode bahwa permasalahan utama adalah kebutuhan pro-
penilaian rasio keuangan, analisa fundamental juga gram aplikasi simulasi perdagangan saham berbasis
dilakukan melalui analisa industri seperti identifikasi komputer yang berfungsi sebagai media pembela-
perekonomian makro,kebijakan ekonomi oleh jaran efektif dan efisien. Oleh karena itu permasa-
pemerintah, analisa kualitatif seperti kinerja lahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah ba-
perusahaan dan sensitivitas perusahaan terhadap gaimana merancang dan membuat media pembe-
tingkat stabilitas ekonomi untuk menilai prospek lajaran simualsi perdagangan saham berbasis kom-
ke depan. Dapat disimpulkan bahwa analisis fun- puter yang efisien biaya dan efektif dalam mening-
damental adalah untuk menjawab pertanyaan katkan kemampuan analisis tekhnikal dan funda-
mengapa harga itu bergerak. Berbeda dengan mental.
analisa fundamental maka analisis tekhnikal adalah
studi tentang pergerakan harga pasar yang dipre- METODE
sentasikan oleh media grafik untuk memprediksi
trend harga di masa yang akan datang. Peman- Penelitian ini termasuk penelitian pengem-
faatan data historis perdagangan dari saham ter- bangan dalam rangka peningkatan kualitas
tentu sebagai dasar penghitungan statistik maupun pembelajaran.Secara umum, rancangan penelitian
model rumus yang lain akan membentuk pola-pola yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan

PROSIDING 45
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pada rancangan penelitian pengembangan yang yang mendukung pada tujuan akhir yaitu memiliki
dikemukakan oleh Sadiman (2008). Model yang kemampuan untuk mengambil keputusan
dirancang dalam sistematika pengembangan pro- investasi,menyusun strategi investasi, menganalisis
gram media yang dikembangkan oleh Sadiman investasi, menyusun portofolio investasi, meng-
fokus pada masalah media yang dimanfaatkan evaluasi portofolio investasi dan mengimplemen-
pada proses pendidikan formal. Sistematika model tasikannya dalam praktek nyata.
pengembangan Sadiman yang cenderung Seperti yang telah diuraikan pada bab sebe-
sederhana memberikan keleluasaan bagi lumnya bahwa mata kuliah manajemen investasi
pengembang untuk merancang, mengembangkan membahas tentang konsep-konsep fundamental
dan membangun sebuah media pembelajaran dalam teori investasi, teori pasar modal, dan teori
Sistematika tersebut terdiri atas beberapa tahapan portofolio investasi yang memungkinkan mahasiwa
yang saling berkesinambungan untu mencapai memiliki pengetahuan, pemahaman tentang
tujuan media yang diharapkan. Adapun tahap- konsep-konsep esensial, tekhnik-tekhnik serta
tahap tersebut adalah sebagai berikut: (1) mekanisme dalam manajemen investasi. Maha-
identifikasi kebutuhan; (2) perumusan tujuan; (3) siswa diharapkan setelah mengikuti mata kuliah ini
perumusan butir-butir materi; (4) perumusan alat memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
pengukur keberhasilan; (5) penulisan naskah me- investasi,menyusun strategi investasi, menganalisis
dia atau perancangan ; (6) produksi; (7) tes/ uji investasi, menyusun portofolio investasi, meng-
coba; (8) revisi; (9) Produk siap dimanfaatkan. evaluasi portofolio investasi dan mengimplemen-
Langkah-langkah prosedur pengembangan tasikannya dalam praktek nyata. Fondasi pokok
yang dilakukan meliputi identifikasi kebutuhan, untuk mencapai harapan tersebut di atas adalah
perumusan tujuan, perumusan butir-butir materi, penguasaan analisis tekhnikal dan fundamental yang
perumusan alat pengukur keberhasilan, penulisan dibahas selama satu semester mulai dari tingkat
naskah media atau perancangan, produksi, tes/ uji dasar sampai siap praktek.
coba, revisi, kemudian produk siap dimanfaatkan Software simulasi perdagangan saham selain
(Sadiman, 2008). Prosedur pengembangan yang dikembangkan untuk media pembelajaran bagi
dilakukan adalah sebagai berikut: mahasiswa juga dapat dipergunakan sebagai alat
Langkah awal yang ditempuh pengembang untuk menggambarkan bagaimana mekanisme in-
adalah penggalian informasi kepada pihak Bursa vestor dalam melakukan transaksi penjualan dan
efek Indonesia dengan melakukan studi banding, pembelian saham melalui perusahaan sekuritas.
menggali informasi kepada dosen pembina mata Dengan banyaknya user / investor yang turut serta
kuliah Manajemen Keuangan (sebagai mata kuliah dalam simulasi perdagangan saham, maka mereka
prasyarat) dan Manajemen Investasi, pengamatan dapat saling berkompetisi untuk menjadi investor
pada ketersediaan fasilitas hardware, software, yang paling banyak memperoleh keuntungan
intranet, internet, besarnya bandwidth yang selama (gain). Sosftware smulasi perdagangan saham
ini digunakan di Fakultas Ekonomi Universitas juga dapat dipergunakan oleh berbagai kalangan
Negeri Malang sebagai sarana penelitian, serta antara lain: a). pengajar atau dosen pengampu mata
studi literatur. Dengan demikian, maka pengembang kuliah Pasar Modal, Manajemen Keuangan,
mendapatkan keterangan, gambaran serta ma- Manajemen Investasi dan Analisis Resiko, b).
sukan dalam proses perancangan dan implementasi mahasiswa program Pasca Sarjana (S2) bidang
media agar memenuhi tujuan pembelajaran mata Akuntansi Keuangan dan Manajemen Keuangan,
kuliah manajemen investasi. Substansi media mam- c). mahasiswa SI dan Diploma Jurusan Akuntansi
pu mengakomodir semua materi pembelajaran dan Manajemen yang berminat pada konsentransi

46 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Analisis keuangan. d). guru dan siswa SMK khu- chart dan chandelstick chart.
susnya bidang keahlian Manajemen Bisnis. e). - Indikator referensi yang digunakan adalah
masyarakat umum yang tertarik dan berminat Moving Average baik Simple Moving
investasi di pasar modal. Average (SMA), Weighted Moving
Oleh karena itu maka substansi media adalah Average (WMA), dan Exponential
untuk menumbuhkan dan mengasah penguasaan Moving Average (EMA)
konsep sampai dengan ketrampilan analisis
tekhnikal dan fundamental melalui manipulasi sistem Salah satu metode yang dipergunakan untuk
perdagangan yang di adaptasi dari kondisi riil. mememcahkan permasalahan yang terjadi pada
Media ini merupakan adaptif dari sistem fenomena nyata adalah dengan mensimulasikan
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia permasalahan tersebut. Simulasi dapat didefinisi-
dimana mengedepankan dua analisis yaitu tekhnikal kan sebagai sebuah sistem untuk menganalisis,
dan fundamental. Konten materi terbagi dalam dua menguraikan dan memecahkan berbagai perma-
analisis di atas yang dirumuskan sebagai berikut: salahan yang terjadi pada fenomena nyata dengan
1. Analisis fundamental: menggunakan model-model tertentu atau metode
Laporan keuangan emite, tertentu yang dibangun mirip dengan dunia nyata.
- Keadaan ekonomi seperti inflasi, suku Simulasi menrut Aldircih (2009) merupakan sebuah
bunga, neraca perdagangan, dll. model sistem yang dikontruksi melalui perangkat
- Analisis rasio keuangan yaitu rasio laba computer sesuai dengan keadaan nyata dalam
terhadap saham yang beredar ( earning usaha memecahkan masalah.
per share-EPS), rasio pertumbuhan EPS, Terdapat enam kriteria penting untuk mem-
rasio harga saham terhadap laba bangun simulasi untuk pembelajaran yang harus
perlembar saham (price earning ratio), dipenuhi dan tidak hanya berlaku pada simulasi,
rasio harga saham terhadap pertumbuhan akan tetapi bagi seluruh pengalaman pembela-
laba perseroan ( price earning growth jaran.Enam kriteria tersebut dikelompokkan dalam
ratio), rasio harga saham terhadap dua bagian, yaitu: isi dan penyampaian. Bagian isi
penjualan (price/sales ratio), rasio harga terdiri dari sistem, siklus dan linier; sedangkan
saham terhadap nilai buku (price book bagian penyampaian terdiri dari simulasi, permainan
value), rasio hutang perseroan ( debt (game) dan pembelajaran atau pedagogy (Clark,
ratio), margin pendapatan bersih (net 2005). Enam kriteria dapat dijelaskan sebagai be-
profit margin ). rikut, pertama, isi linier yaitu penyajian materi
- Consumer Price Index (CPI), Employ- pelajaran melalui urutan yang jelas dan saling ber-
ment Cost Index (ECI), Employment kesinambungan dari kejadian satu menuju kejadian
Report, Gross Domestic Product, Pro- berikutnya sehingga diharapkan dapat menarik
ducer Price Index perhatian pebelajar. Dalam prakteknya, proses
- Kondisi industri dari emiten ( IHSG, DAX pembelajaran cenderung lebih mengutamakan isi
Jerman, Down Jones Amerika Serikat) linier. Menyampaikan meteri pelajaran dengan
- Harga industri lain seperti minyak, logam urutan yang jelas dari suatu kejadian ke jadian
mulia dan valuta asing, nilai dari saham berikutnya, sehingga menarik perhatian. Kedua,
pesaing. isi system dimana menyediakan tampilan formal,
2. Analisis Tekhnikal kompleks dan saling berhubungan bagi pengguna
- Pergerakan harga saham yang dimana hal ini termasuk seluruh komponen sistem.
dipresentasikan dalam line chart, bar Komponen sistem tersusun saling berkitan dimana

PROSIDING 47
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
substansi dari sistem lebih detil dari isi linier. Kriteria Sebelum dapat melakukan transaksi, terlebih
ketiga dari isi adalah siklus yaitu tahapan-tahapan dahulu investor harus menjadi nasabah di per-
aktivitas perkembangan yang sifatnya melekat usahaan Efek. Nasabah atau investor dapat mela-
smpai pada menghasilkan sebuah keluaran seperti kukan order jual atau beli setelah investor disetujui
model, prototype dan lain-lain.Siklus terdiri dari untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang
penggabungan antara tindakan diskrit, waktu dan bersangkutan. Umumnya setiap perusahaan Efek
magnitude, suatu konsep alami seperti pemaham- mewajibkan kepada nasabahnya untuk mende-
an untuk mengoprasikan mesin seperti mobil, kom- positkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan
puter, atau bahkan melakukan sesuatu pada sebuah bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli
alat elektronik. Keempat, elemen simulasi dengan saham. Ketersediaan data sangat diperlukan se-
memodelkan kondisi nyatanya. Pengguna yang bagai sumber informasi untuk mengambil ke-
belajar melalui elemen simulasi diharapkan dapat putusan. Data menurut jenis analisisnya dapat di-
mempunyai pengertian secara mendalam terhadap bagi menjadi dua, yaitu:
materi.Pengguna menjadi sesuatu atau peran di luar Ketersediaan data yang secara terbuka atau
dirinya yang sifatnya adptif dari kondisi nyata umum dapat diakses kapan saja dari bursa saham
Kelima, Elemen Permainan dengan melengkapi sesui dengan hari kerja untuk sebuah saham, meli-
unsur kedekatan dan interaksi hiburan. Elemen per- puti harga penutupan saham yang diperdagangkan
mainan meningkatkan kebahagiaan yang terekan pada hari itu,harga tertinggi saham yang diper-
dalam long term memory dari pengalaman dagangkan pada hari itu,harga terendah saham
belajar. Long term memory menggerakkan ke- yang diperdagangkan pada hari itu,volume, jumlah
inginan, tetapi yang lebih penting adalah mening- saham yang diperdagangkan pada hari itu.
katkan pengalaman seiring dengan waktu (jam Moving Average merupakan indikator yang
terbang) yang meningkatkan proses pembelajaran. paling sering digunakan dan paling standar. Jika di
Keenam, elemen pedalogi atau elemen didaktik Indonesiakan artinya kira-kira adalah rata-rata
yang diberikan pada permainan bekerja bersama bergerak. Moving average sendiri memiliki apli-
dengan elemen simulasi yang menjamin bahwa kasi yang sangat luas meskipun sederhana. Dika-
waktu peserta simulasi lebih produktif. takan sederhana karena pada dasarnya metode
Investasi adalah kegiatan menempatkan ini hanyalah pengembangan dari metode rata-rata
dana pada aktiva keuangan yang sifatnya finan- (Sopian,dkk. 2004). Pada umumnya penggunaan
cial asset atau real asset untuk mendapatkan hasil moving avarage (MA) adalah untuk mengiden-
di kemudia hari (Jogiyanto, 2008). Untuk tifikasi arah yang sedang dan akan terjadi serta
mengurangi resiko investasi dan mendapatkan hasil digunakan untuk mengidentifikasi sinyal beli/jual.
yang optimal dari investasi maka diperlukan Apabila harga aktual (actual price) bergerak naik
pengelolaan yang efektif. Proses pengelolaan harta di atas garis MA yang berada di bahwanya, maka
atau uang disebut sebagai manajemen investasi. hal ini menunjukkan trend bullish yang akan terjadi.
Proses pengelolaan uang untuk tersebut dilakukan Sedangkan kondisi bearish terjadi apabila garis
olah seseorang yang profesional dalam bidang ilmu MA bergerak turun di atas harga asli.
keuangan yang disebut sebagai manajer investasi. Menurut Kutsurelis (1998) terdapat 3 faktor
Manajer investasi melakukan berbagai pemaham- yang menentukan data fundamental, yaitu keadaan
an dan analisis terhadap berbagai jenis aktiva ke- ekonomi (inflasi, suku bunga, neraca perdagangan
uangan, menilai aktiva keuangan dan menciptakan dll), kondisi industri dari perusahaan pengeluar
strategi-strategi investasi untuk menyeleksi dan saham (IHSG, DAX Jerman, Down Jones
mengevaluasi aktiva keuangan tersebut untuk Amerika Serikat), harga yang berhubungan dengan
dimasukkan dalam portofolio investasi.

48 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Investor Investor Komponen model simulasi:
Beli Pialang Pialang Jual 1. Investor
2. Pialang
3. JATS
Pialang Sistem Tawar- Pialang (Jakarta Automated
Beli menawar & Jual Trading system)
Negoisasi

Penyelesaian Buku JATS


Rp.
Transaksi kepemilikan Server
Pialang
Konfirmasi Rp.
Client Investor

Investor Beli Pialang Beli Investor Jual Investor Jual

Gambar 2.1 Pemetaan Komponen Model Simulasi

indusri seperti harga minyak, logam mulia dan Sistem yang akan dirancang dan dibangun
valuta asing, nilai dari saham pesaing, kondisi terdiri atas dua unsur utama yaitu client dan server.
perusahaan pengeluar saham, berupa analisa rasio Adapun aktor terdiri atas dua bagian yaitu admin-
istrator dan peserta yang dijelaskan pada gambar
PEMBAHASAN & HASIL 2.2.
Adapun sistem yang dibangun dibagi dalam
a. Rancangan produksi software simulasi
perdagangan saham beberapa domain sistem yaitu domain sistem pada
sisi server dan domain pada sisi client. Adapun
Pemetaan komponen model simulasi ke pemetaan masing-masing domain adalah sebagai
dalam sisi client dan server diturunkan dari meka- berikut:
nisme perdagangan riil Bursa Efek Indonesia.
Use Case untuk Sisi Server
Untuk lebih jelasnya pemetaan komponen model Use-case Diagram ini memperlihatkan
fungsionalitas sistem aplikasi yang
simulasi dapat dilihat pada gambar 2.1 : diterapkan pada sisi server.
Aktor utamanya adalah Administrator

Menjalankan Simulasi

Manajemen User

Administrator
(from Actors)
Manajemen Perusahaan

Mengatur konfigurasi

Gambar 2.2 Aktor Simulasi


Gambar 2.3 Use Case Diagram Sisi Server

PROSIDING 49
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Gambar 2.5 Desain User Interface
Bagian Simulasi
Gambar 2.4 Use Case Diagram Sisi Client

Adapun fungsi dari masing-masing kom-


a.b. Implementasi Program
ponen dapat dijabarkan sebagai berikut.
Setelah rancangan produksi software
1. Setiap akan memulai kelas simulasi per-
simulasi perdagangan saham dilakukan, maka
dagangan saham maka harus memfungsikan
tahap berikutnya adalah pembuatan prototype.
tombol RESET PROGRAM SIMULASI
Tahap ini adalah kegiatan di mana semua hal yang
terlebih dahulu. Data yang akan dipergunakan
telah disusun dalam rancangan produksi di-
untuk simulasi harus diatur terlebih dahulu
implementasikan dalam sebuah aplikasi komputer
melalui tombol ini. Reset program simulasi
dan diintegrasikan dengan sajian konten yang telah
memiliki dua pengertian pada fungsinya yaitu
dipersiapkan dalam membuat simulasi pembela-
mengetaur ulang data sebelumnya atau
jaran, ada enam kriteria penting yang harus
mereset data yang akan dipergunakan dalam
dipenuhi dan tidak hanya berlaku pada simulasi,
simulasi. Pengaruh dari proses ini adalah data
akan tetapi bagi seluruh pengalaman pembelajaran.
transaksi sebelumnya (jika ada) secara
Enam kriteria tersebut dikelompokkan dalam dua
otomatis akan terhapus, user pada permainan
bagian, yaitu: isi dan penyampaian. Bagian isi terdiri
sebelumnya di logout secara otomatis oleh
dari sistem, siklus dan linier; sedangkan bagian
server, posisi keuangan user secara otomatis
penyampaian terdiri dari simulasi, permainan
sama dengan modal awal yang diberikan,
(game) dan pembelajaran atau pedagogy (Clark,
serta nilai saham menjadi 0 (kosong).
2005).
2. Jenis simulasi yang akan digunakan. Aplikasi
simulasi perdagangan saham ini dapat melayani
c. Aplikasi Untuk Sisi Server
simulasi dalam dua aktivitas baik secara online
Simulasi merupakan bagian utama dari pro-
maupun offline. Apabila user ingin meman-
gram aplikasi pada sisi server, berfungsi untuk
faatkan program aplikasi simulasi perdaganan
mengatur jenis simulasi yang digunakan online atau
saham secara online maka masuk pada menu
offline,melaksanakan simulasi secara offline atau
online dan mengklik tombol MULAI pada
online, dan download data (pada simulasi offline)
kotek online. Tentunya sebelum memulai akti-
untuk periode waktu tertentu. Berikut prototype
vitas simulasi perdagangan sahams secara
untuk aspek simulasi:
online, koneksi internet harus sudah berhasil
dijalankan. Sebaliknya, apablia user memilih

50 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
melakukan simulasi perdagangan saham se- Juli 2010 sampai dengan 15 september 2011.
cara offlline maka user memasuki menu offline Secara otomatis setiap menit data ini akan
dan mengklik tombol MULAI. Untuk men- berubah dalam rentang perdagangan yang
jalankan simulasi perdagangan secara offline, terjadi pada tanggal 15 Juli 2010 sampai
terdapat beberapa hal yang harus dipersiap- dengan 15 september 2011, sedangka pro-
kan. Pertama, simulasi perdagangan saham gress Jumat, 17 Desember 2010 menun-
secara offline tidak memerlukan koneksi jukkan seolah-olah pada tanggal tersebut
internet.Kedua, aplikasi basis data historis aktivitas perdagangan dilakukan. Berikut pro-
harus diaktifkan terlebih dahulu dimana data totype untuk aspek indikator simulasi:
historis dapat di downloud melalui situs http:/
/finance.yahoo.com. Ketiga, layanan pada
menu offline dan offline juga menyediakan
beberapa fungsi yaitu Pause digunakan un-
tuk menghentikan sementara proses simulasi.
Dapat dimanfaatkan jika selama simulasi di-
inginkan ada break time misalkan jam isti-
rahat bagi peserta untuk makan, sholat atau
ada masalah pada salah satu komputer peserta
sehingga simulasi dihentikan sementara sampai
masalah pada komputer peserta dapat diatasi,
dan lain-lain. Lanjutkan digunakan untuk
melanjutkan proses simulasi setelah dilakukan Gambar 2.6 Indikator Simulasi
break time dan Stop digunakan untuk
menghentikan proses simulasi.. Manajemen user merupakan bagian proto-
3. Indikator Simulasi. Berfungsi sebagai indikator type yang berhubungan dengan mengatur fungsi-
dan progress simulasi yang sedang berjalan. fungsi client. Manajemen user ini termasuk bagian
Stock Database menunjukkan data historis yang subtansi dalam menjalankan simulasi
yang digunakan untuk simulasi perdagangan perdagangan saham. Berikut prototype untuk
saham secara offline. Misalnya seperti contoh manajemen user pada gambar 2.7:
di bawah ini, Stock Database tertulis tanggal Prototype manajemen user memberikan
awal 25 september 2005 dan tanggal akhir 7 layanan bagi pengguna untuk melakukan beberapa
Nopember 2011. Hal ini menunjukkan soft- pengaturan seperti menambah, mengedit, atau
ware aplikasi simulasi perdagangan saham menghapus jumlah client/peserta simulasi, memo-
memiliki data perdagangan saham harian nitor user dan mereset user tertentu misalnya ka-
historis 25 september 2005 sampai dengan 7 rena melakukan kecurangan dalam permainan,
nopember 2011. Sedangkan periode simulasi melogout user tertentu untuk mengantisipasi ketika
menunjukkan penggunaan data historis simulasi perdagangan saham berjalan kemudian
perdagangan saham pada simulasi perdgang- beberapa komputer user mengalami trouble
an saham. Misalnya, pada periode simulasi sehingga keluar dari program simulasi tidak secara
tercantum mulai tanggal 15 Juli 2010 sampai normal. Komputer server dapat melakukan logout
15 september 2011, maka simulasi perda- user tersebut, setelah itu minta kembali user untuk
gangan saham menggunakan data historis per- login (dengan nama yang sama) pada komputer
dagangan saham yang terjadi mulai tanggal 15 lain seperti biasany maka secara otomatis data

PROSIDING 51
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Gambar 2.7 Desain User Interface Manajemen User

berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh peserta


transaksi yang telah dilakukan user tidak akan
selama mengikuti simulasi perdagangan saham.
hilang. Manajemen user juga memiliki fasilitas
Menu konfigurasi memiliki peran penting
melihat peringkat user saat simulasi perdagangan untuk mengatur jalannya simulasi. Berikut proto-
saham berlangsung. Peringkat user ditentukan type untuk menu konfigurasi:

Gambar 2,8 Desain Interface Konfigurasi

52 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Menu konfigurasi secara umum terdiri dari Pada tahap ini kemampuan analisis tekhnikal maha-
3 bagian, yaitu konfigurasi user, konfigurasi online siswa atau siapapun user simulasi diuji. Analisis
dan konfigurasi offline. Konfiguras user berfungsi tekhnikal merupakan aktivitas menganalisis
untuk mengatur beberapa aspek seting awal simu- perilaku pasar melalui pergerakan harga pasar yang
lasi yaitu pertama, menentuka modal awal yang direpresentasikan dalam bentuk grafik. Pem-
diberikan kepada masing-masing user (clieny/ bentukan grafik ini bergantung pada kenaikan atau
peserta). Jumlah modal untuk semua user adalah penurunan harga saham sesuai ddengan basis data
sama dan akan berubah semakin besar atau kecil historis perdagangan saham yang dipilih. Grafik ini
bergantung pada kemampuan user dalam mela- belum terbentuk pada start awal simulasi dilaku-
kukan aktivitas perdagangan saham. Kedua, kan, namun sejalan dengan pergerakan harga
mengatur berapakah jumlah saham yaang diper- saham yang diperdagangkan, grafik simulasi per-
dagangakan dalam 1 lot. Untuk perdagangan sa- dagangan saham ini akan bergerak sesuai dengan
ham riel di Bursa Efek Indonesia, 1 lot saham ada- pergerakan perubahan harga saham.Rimus dari
lah 500 lembar saham. Untuk tujuan fleksibilitas, tampilan grafik adalah sebagai berikut:
maka software simulas perdagangan saham ini da-
Awal grafik = tanggal awal simulasi - jarak tgl
pat diatur sesuai keinginan. Ketiga, men-set
prosentase fee pembelian. Perdagangan saham riil Misalnya diketahui tanggal awal simulasi 15
di Bursa Efek Indoneisa membutuhkan beberapa Juli 2010 jarak tgl grafik dari tgl simulasi = 30
biaya seperti biaya transaksi, biaya untuk broker (hari), maka program akan menampilkan grafik
dan dealer, dan lain-lain. Investor dalam transaksi fluktuasi saham mulai tanggal 15 September 2011
riil harus memberikan fee N % + PPN 10% dari sampai dengan tanggal progress simulasi saat.
nilai transaksi kepada pialang. Dalam simulasi ini Konfigurasi Offline. Berfungsi untuk meng-
nilai fee dapat diatur sedemikian rupa untuk atur setting pada saat simulasi offline dilaksanakan,
menyesuaikan perkembangan kondisi sebenarnya. yang meliputii nterval pergantian data historis, yaitu
Bagian ini juga digunakan untuk mengakomodasi data nilai saham yang telah terjadi pada periode
keberadaan dan fungsi pialang pada transaksi yang waktu yang lalu dan menentukan tanggal awal dan
sebenarnya. Selain pialang fee, investor juga tanggal akhir simulasi.Fungsi terakhir dari menu
diharuskan mengeluarkan seeling fee pada setiap konfigurasi adalah konfigurasi Online untuk
penjualan sebesar N% + PPN 10% + Pajak peng- mengatur setting pada saat simulasi online dilak-
hasilan 0,1% dari nilai transaksi kepada pialang. sanakan melalui pergerakan harga saham harian
Dalam simulasi ini nilai fee (include pajak) dapat yang terjadi pada saat ini.
diatur sedemikian rupa untuk menyesuaikan
perkembangan kondisi sebenarnya. Bagian ini juga d. Aplikasi Sisi Client
digunakan untuk mengakomodasi keberadaan dan Aplikasi pada sisi client adalah program
fungsi pialang pada transaksi yang sebenarnya. simulasi perdagangan yang diperuntukkan bagi
Keempat, mengatur tanggal grafik yang dipergu- user/client. Tampilan dari aplikasi sisi client
nakan dalam aktivitas simulasi perdagangan saham. tampak pada gambar berikut ini:

PROSIDING 53
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Aplikasi client terdiri dari tiga menu utama saham yang akan diperdagangakan. Analisis
yaitu OLT (Online Trading), Monitoring Stock tekhnikal dan fundamental dilakukan client melalui
dan rangking (Top gainer). Menu OLT meru- menu monitoring stock. Menu terakhir pada
pakan tombol yang difungsikan bagi client untuk aplikasi client adalah rangking (Top Gainer) di-
membeli dan menjual saham. Di dalam menu OLT mana fungsinya adalah sama dengan rangking pada
terdapat boks menu-menu bagi investor untuk aplikasi server yang telah dijelaskan di atas yaitu
memilih saham apa yang akan dibeli atau dijual untuk melihat posisi atau rangking user pada si-
dan jumlah lot yang akan diperdagangakan. mulasi perdagangan saham. Contoh analisis
Sedangkan untuk menu monitoring tock mem- tekhnikal tampak pada gambar di bawah ini:
berikan piliha bagi user untuk mempelajari saham-

54 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Grafik pergerakana saham di atas tersusun prasyarat) dan Manajemen Investasi. Langkah
searah dengan pergerakan harga saham. Terdapat berikutnya adalah perumusan tujuan substansi
tiga garis dengan warna yang berbeda dimana garis media yaitu untuk menumbuhkan dan mengasah
warna hitam menunjukkan harga saham sedangkan penguasaan konsep sampai dengan ketrampilan
garis merah dan biru menunjukkan indikator re- analisis tekhnikal dan fundamental melalui
ferensi. Indikator ini membantu user dalam menen- manipulasi sistem perdagangan yang di adaptasi
tukan sikap perdagangan apakah akan membeli dari kondisi riil. Perumusan butir-butir materi me-
atau menjual saham yang dimilikinya. dia dan perumusan sejauh mana kemampuan
mahasiswa terhadap materi perkuliahan meru-
SIMPULAN pakah langkah berikutnya sebelum pada akhirnya
produksi dilakukan.
Manajemen investasi merupakan matakuliah
yang memiliki karakteristik teorti dan praktik.
Karakteristik ini berimplikasi penting pada DAFTAR RUJUKAN
pencapaian tujuan pembelajaran yaitu kemampuan Aldirich, Clark., 2009., Six Criteria of an Edu-
mahasiswa untuk memahami konsep dan praktis cational Simulation, www.simulearn.net.
investasi pada aspek fundamental dan tekhnikal Fakhrudin, M.,Firmansyah, M.,Hadianto,
analisis. Software simulasi perdagangan saham M.,Sopian., 2001, Analisa Tekhnikal
yang dibangun adaptif sesuai dengan proses per- Saham dengan Metastock, Buku Satu,
dagangan saham di Bursa Efek Indonesia meru- PT. Elexmedia Komputindo, Jakarta.
pakan media pembelajaran efektif bagi pencapaian Husnan, Suad., 1998, Dasar dasar Teori
tujuan pembelajaran manajemen investasi. Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP
Software simulasi perdagangan yang telah AMP YKPN, Yogyakarta.
dirancang dan diimplementasikan dilengkapi Hartono, Jogianto., 2008, Teori Portofolio dan
dengan fungsi analisa tekhnikal saham, laporan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta.
Kakiay., Thomas, J., 2004, Pengantar Sistem
keuangan sebagai alat bantu analisa fundamental,
Simulasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
serta menggunakan data yang diambil dari situs
Kutsurelis., Jason, E., 1998, Forecast Financial
finance.yahoo.com secara gratis. Alat analisis ini
Market Using Neural Net: An Analysis
digunakan untuk menumbuhkan dan mengasah
and Design Methods and Accuracy, Na-
kemampuan analisis tekhnikal dan fundamental
val Postgraduate Shcool, Monterey, California.
mahasiswa.Program aplikasi simulasi perdagangan McLocead-Jr., Raymond., Jordan, Elanor., 2002,
saham ini merupakan suatu bentuk simulasi per- System Development of Project Manage-
dagangan saham terintegrasi dengan menggunakan ment Approach, John Wiley & Sons., Inc.
komputer, berdasarkan data historis (data harga Prensky, Mark., 2001, Digital gamed Based,
saham pada waktu lampau) atau data on line me- McGraw-Hill, New York.
lalui internet. Program tersebut dirancang berupa Santyasa, Wayan, I., 2009, Metode Penelitian
paket client-server dalam jaringan komputer se- Pengembangan dan Teori
hingga dapat dimainkan oleh banyak user atau Pengembangan Modul, Makalah Disajikan
peserta secara bersamaan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD,
Langkah awal yang ditempuh pengembang SMP, SMA, dan SMK Di Kecamatan Nusa
adalah penggalian informasi kepada pihak Bursa Penida kabupaten Klungkung.
efek Indonesia dengan melakukan studi banding, Sadiman, S., Arief, 2009, Media Pendidikan:
menggali informasi kepada dosen pembina mata Pengertian, Pengembangan dan Peman-
kuliah Manajemen Keuangan (sebagai mata kuliah faatannya, CV. Rajawali, Jakarta.

PROSIDING 55
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Sistem Ekonomi Indonesia:
Diskursus Sisi Teori, Fakta, dan Moral

Agus Hermawan
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang
Aher2@yahoo.com

Abstract. Entering the second decade of the 21st century, the discourse regarding economic systems still
remain attractive to be discussed, considering so many faces of Indonesian economic model applied in
the field and the inconsistency of selection priority over the economic system. The existence of four
models that are the neo liberal (market), a socialist, mix model, and Islamic economics, which all seem
to be an option, causing the country has a diverse economy faces, and all of them realized that there
were very no one purely as its expectations of its ideology message. The theories, facts and moral essence
is still full of debate, because in it there are many behaviors, thoughts, and choices both economists and
policy makers (government) when it should be choiced which are the ideal one to be implemented. The
fact that there is often a negative impact when the community (businesses, and folk) perform economic
activities. The persistently high negative behaviors such as KKN (corruption, collusion and nepotism)
are indications that the economic system is not yet healthy and running well as it hopes. The choice of
the existing economic system through a moral approach as a priority message to the accompaniment of
good strong governance will be very valuable if actually enforced to the society welfare.
Keywords: Indonesian economic system, moral approach

Abstrak. Memasuki dekade kedua abad 21 diskursus menyangkut sistem ekonomi masih tetap menarik
diperbincangkan, mengingat ternyata begitu banyaknya wajah model ekonomi Indonesia yang diterapkan
di lapangan dan tidak konsistennya pilihan prioritas atas sistem ekonomi. Adanya empat pilihan model
yakni neo liberalis (pasar), sosialis, campuran dan ekonomi Islam, yang semua nampaknya menjadi pilihan,
menyebabkan negeri ini memiliki beragam wajah ekonomi, yang kesemuanya disadari tidak ada yang
sangat murni sebagaima harapan pesan ideoligis masing-masing. Melihat sisi teori, fakta dan moral
hakekatnya merupakan hal yang masih penuh perdebatan, karena didalamnya ada sisi-sisi perilaku,
pemikiran-pemikiran, dan pilihan-pilihan baik dari para ahli ekonomi maupun pembuat kebijakan (pemerintah)
terutama ketika mereka harus memilih satu ideologi yang ideal untuk diimplementasikan. Kenyataan yang
ada seringkali terjadi dampak negatif ketika masyarakat (pebisnis, dan rakyat) melakukan aktivitas ekonomi.
Masih tingginya perilaku negatif berupa KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) merupakan indikasi-
indikasi bahwa sistem ekonomi belumlah sehat dan berjalan sebagaimana harapannya. Pilihan atas sistem
ekonomi yang ada melalui pendekatan pesan moral sebagai prioritas dengan diiringi good governence
yang kuat akan sangat bernilai bila benar-benar ditegakkan untuk mensejahterakan masyarakat.
Kata kunci: Sistem ekonomi Indonesia, pendekatan moral

Sistem ekonomi dipahami sebagai kumpulan diartikan secara luas sebagai kumpulan dari norma-
dari struktur yang terintegrasi dan berfungsi serta norma, peraturan atau cara berfikir. Adanya ber-
beroperasi sebagai suatu kesatuan untuk mencapai bagai struktur tersebut dapat mengurangi ketidak-
suatu tujuan (ekonomi) tertentu. Struktur di sini pastian dengan memberikan bentuk atau struktur

56 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dasar sebagai pedoman dalam kehidupan sehari - pemerintah meskipun realitas ekonominya tidak
hari. Dalam pengertian struktur ini juga termasuk mudah menjalankan sistem campuran yang ada.
institusi ekonomi seperti rumah tangga, pemerintah, Karena memang tidak hakekatnya tidak ada
kekayaan, uang, serikat pekerja, dan lain-lain. negara manapun di dunia ini yang secara murni
Dalam suatu mekanisme sistem pereko- menjalankan sistem ekonomi komando ataupun
nomian, setidaknya terdapat 4 (empat) jenis kepu- sistem ekonomi pasar yang murni. Di Belarusia dan
tusan yang harus diambil setiap waktu. Keputusan- Lithuania dari pengamatan penulis, meski sistem
keputusan tersebut adalah yang berkaitan dengan komando masih kental sekali dilaksanakan, di
apa yang akan diproduksi, berapa banyak pro- sudut-sudut kota bermunculan Usaha-usaha skala
duksi, bagaimana cara memproduksinya, dan mikro yang sifatnya private. Begitu juga diAmerika
bagaimana alokasi produk tersebut. Bagaimana Serikat, partai demokrat akan lebih mengede-
keputusan tersebut diambil tergantung kepada pankan peran negara dibandingkan dengan partai
sistem ekonomi yang dianut oleh masyarakat atau republik ketika berkuasa. Kedua fakta tersebut
negara tersebut. akhirnya mengindikasikan memang tidak ada
Berdasarkan mekanisme koordinasi peng- sistem ekonomi yang murni, yang ada adalah
ambilan keputusan, kita mengenal dua sistem utama seberapa besar dan dominankah peran negara dan
ekonomi, yaitu ekonomi pasar dan ekonomi atau peran swasta dalam pengaturan perilaku eko-
komando. Dalam sistem ekonomi pasar, keputusan- nomi negara masing-masing. Fenomena kon-
keputusan seperti tersebut di atas diambil oleh pe- vergensi antara dua sistem raksasa itu (kapitalisme
laku ekonomi melalui mekanisme pasar yang juga dan komunisme) a.l. seperti dkemukakan oleh
disebut mekanisme harga. Dengan kata lain, peng- Raymond Aron (1967), philosof, sosialis, jurnalis
ambilan keputusan sangat terdesentralisasi. sistem dan ahli politik Perancis bahwa suatu ketika nanti
ekonomi kapitalis yang berorientasi pada anak-cucu Krushchev akan menjadi kapitalis
kebebasan dan penumpukkan modal. Pada sistem dan anak-cucu Kennedy akan menjadi sosialis.
ekonomi komando (sosialis), keputusan diambil Mungkin yang lebih benar adalah bahwa tidak ada
berdasarkan suatu komando atau rencana yang yang kalah antara kedua sistem itu. Bukankah tidak
terperinci mengenai apa yang harus diproduksi, ada lagi kapitalisme yang asli yang sepenuhnya
berapa banyak, bagaimana memproduksinya, dan liberalistik dan individualistik dan tidak ada lagi
lain-lain. Sistem ekonomi sosialis yang fokus pada sosialisme asli yang dogmatik dan komunalistik.
pemerataan dan kesejahteraan bersama. Posisi kita adalah harus mampu menge-
Di samping pengambilan keputusan seperti mukakan dan melaksanakan sistem ekonomi In-
tersebut dalam dikotomi tersebut di atas, ciri lain donesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan
dari suatu perekonomian adalah pemilikan aset Indonesia, yaitu untuk mencapai kesejahteraan
produktif. Dalam sistem ekonomi kapitalis, aset- sosial dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat In-
aset produktif dimiliki oleh individu atau swasta, donesia, tanpa mengabaikan hak dan tanggung
sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis, aset jawab global kita. Dukungan sisi moralitas terasa
produktif dikuasai oleh masyarakat yang diwakili masih relevan dalam implementasinya untuk meng-
oleh pemerintah. Masing-masing sistem tersebut kaji kondisi ekonomi Indonesia, mengingat masih
mempunyai kekuatan dan kelemahannya. Oleh tingginya tingkat korupsi yang mencengkeram di
karenanya, dalam dunia fakta yang ada kita kenal dalam sendi-sendi perilaku para pejabat yang men-
adalah sistem ekonomi campuran. Sistem yang jalankan ekonomi, dimana posisi Indonesia saat
terakhir inilah yang akhirnya kalau kita amati ini masih ranking 107 diantara 175 negara dengan
merupakan pilihan yang dianggap terbaik oleh skore 37/100 (Transparancy International, 2015).

PROSIDING 57
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Isu permintaan dana aspirasi DPR 11,2 Trilyun, untuk menghadapi konglomerat domestik maupun
yang nyata-nyata diluar logika ketatanegaraan yang Internasional.
baik, merupakan indikasi lain dimana kesadaran Ekonomi Indonesia yang sosialistik
membangun moralitas di bidang ekonomi masih sampai 1966 berubah menjadi kapitalistik ber-
lemah, dikalangan legislatif sekalipun. Sendi-sendi samaan dengan berakhirnya Orde Lama (1959-
perilaku moral ekonomi hakekatnya akan terkait 1966). Selama Orde Baru (1966-1998) sistem
langsung maupun tidak langsung dengan ekonomi dinyatakan didasarkan pada Pancasila
kesepakatan pilihan sistem ekonomi kita. dan kekeluargaan yang mengacu pasal 33 UUD
1945, tetapi dalam praktek meninggalkan ajaran
Sistem Ekonomi Indonesia moral, tidak demokratis, dan tidak adil. Keti-
Pertanyaan yang muncul setiap kali mendis- dakadilan ekonomi dan sosial sebagai akibat dari
kusikan sistem ekonomi Indonesia adalah: Sistem penyimpangan/penyelewengan Pancasila dan asas
ekonomi yang sekarang berlangsung di Indonesia kekeluargaan telah mengakibatkan ketimpangan
sebenarnya tergolong sistem ekonomi apa? Ada ekonomi dan kesenjangan sosial yang tajam yang
beberapa pendapat mengenai hal ini. Pertama, selanjutnya menjadi salah satu sumber utama krisis
pendapat yang mengatakan bahwa sistem ekonomi moneter tahun 1997.
Indonesia bukan sistem kapitalisme maupun Hanya saja para pemikir yang kritis mulai
sosialisme. Emil Salim (1979) mengatakan bahwa mempertanyakan: ke mana arah sistem eko- nomi
Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi kita nantinya? GBHN memang sudah menegaskan
pasar dengan unsur perencanaan. Dengan kata lain, bahwa perekonomian Indonesia tidak menganut
sifat dasar dari kedua kutub ekstrim ini berada free-fight liberalism maupun etatisme. Sistem
dalam keseimbangan. Mubyarto (2000: 74) ber- Ekonomi Pancasila versi Mubyarto dan Emil
pendapat bahwa Sistem Ekonomi Indonesia mung- Salim, serta isyu demokrasi ekonomi yang sempat
kin sekali berada di antara dua kutub tersebut, tapi ramai beberapa waktu lalu, nampaknya baru pada
di luarnya. Tentu saja pandangan ini mendapat taraf normatif dan belum mampu menjawab
banyak kritikan tajam. Frans Seda, misalnya, dinamika perekonomian Indonesia yang dinilai
menjuluki pandangan ini sebagai paham bukan- banyak pihak semakin terbuka dan ke kanan
isme, yaitu paham serba bukan: bukan kapita- (Kuncoro, 2001).
lisme, bukan liberalisme, tidak ada monopoli, tidak Menurut ISEI, sistem ekonomi kita meng-
ada oligopoli, tidak ada persaingan bebas yang anut paham ekonomi pasar, atau menurut istilah
saling mematikan, dsb (Kwik, 1996). Tidak ber- yang digunakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi In-
lebihan, bila ada yang menyebut sistem ekonomi donesia (ISEI) ekonomi pasar terkendali (tahun
semacam ini hanya dihuni oleh para malaikat, 1990) atau ekonomi pasar terkelola (tahun 1996).
masyarakat utopia. Pandangan kedua melihat sis- Apabila pengertian itu yang akan kita anut, karena
tem ekonomi Indonesia dalam dataran normatif datang dari pakar-pakarnya, maka kata kuncinya
maupun dataran positif. Secara normatif menurut adalah terkelola (Kartasasmita, 1997). Sistem
UUD 1945, terutama pasal 33 ayat 2 dan 3, sistem ekonomi pasar yang terkelola dan kendali penge-
ekonomi Indonesia seharusnya condong mengarah lolaannya adalah nilai-nilai Pancasila Dengan per-
pada sosialisme. Oleh Mubyarto, ini diterjemahkan kataan lain ekonomi Pancasila tentulah harus dijiwai
sebagai ekonomi kerakyatan. Ia menggambarkan oleh nilai-nilai Pancasila.
bahwa pengembangan sistem ekonomi kerakyatan Menurut ISEI pula di dalam sistem ekonomi
ibarat perang gerilya. Dimana rakyat berjuang yang berlandaskan Demokrasi Ekonomi, usaha

58 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
negara, koperasi, dan usaha swasta dapat berge- pada kepentingan rakyat banyak dan mengabaikan
rak di dalam semua bidang usaha sesuai dengan nilai-nilai keadilan (hal. 296). Sistem Ekonomi
peranan dan hakikatnya masing-masing. Dalam Pancasila berisi aturan main kehidupan ekonomi
konsep itu, usaha negara berperan sebagai: (a) yang mengacu pada ideologi bangsa Indonesia,
perintis di dalam penyediaan barang dan jasa di yaitu Pancasila. Dalam Sistem Ekonomi Pancasila,
bidang-bidang produksi yang belum cukup atau pemerintah dan masyarakat memihak pada
kurang merangsang prakarsa dan minat pengusaha (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud
swasta; (b) pengelola dan pengusaha di bidang- kemerataan sosial dalam kemakmuran dan kese-
bidang produksi yang penting bagi negara; (c) jahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang
pengelola dan pengusaha di bidang-bidang demokratis yang melibatkan semua orang dalam
produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak; proses produksi dan hasilnya juga dinikmati oleh
(d) imbangan bagi kekuatan pasar pengusaha semua warga masyarakat.
swasta; (e) pelengkap penyediaan barang dan jasa Aturan main sistem ekonomi Pancasila yang
yang belum cukup disediakan oleh swasta dan lebih ditekankan pada sila ke-4 Kerakyatan (yang
koperasi, dan (f) penunjang pelaksanaan kebijak- dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
sanaan negara. permusyawaratan/ perwakilan) menjadi slogan
Sejak reformasi, terutama sejak SI-MPR baru yang diperjuangkan sejak reformasi. Melalui
1998, menjadi populer istilah Ekonomi Kerakyat- gerakan reformasi banyak kalangan berharap hu-
an sebagai sistem ekonomi yang harus diterapkan kum dan moral dapat dijadikan landasan pikir dan
di Indonesia, yaitu sistem ekonomi yang demo- landasan kerja. Sistem ekonomi kerakyatan adalah
kratis yang melibatkan seluruh kekuatan ekonomi sistem ekonomi yang memihak pada dan
rakyat. Mengapa ekonomi kerakyatan, bukan melindungi kepentingan ekonomi rakyat melalui
ekonomi rakyat atau ekonomi Pancasila? Sebab- upaya-upaya dan program-program pemberdaya-
nya adalah karena kata ekonomi rakyat dianggap an ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan
berkonotasi komunis seperti di RRC (Republik adalah sub-sistem dari sistem ekonomi Pancasila,
Rakyat Cina), sedangkan ekonomi Pancasila yangdiharapkanmampumeredamekseskehi-
dianggap telah dilaksanakan selama Orde Baru dupanekonomiyangliberal.
yang terbukti gagal.
Pada bulan Agustus 2002 bertepatan dengan
peringatan 100 tahun Bung Hatta, UGM meng- Problematika Sistem Ekonomi Campuran
umumkan berdirinya Pusat Studi Ekonomi Indonesia
Pancasila (PUSTEP) yang akan secara serius Pada sisi yang lain, Indonesia sebagai negara
mengadakan kajian-kajian tentang Ekonomi dengan penduduk muslim terbesar di dunia sejak
Pancasila dan penerapannya di Indonesia baik di lama sudah mencoba menerapkan sendi-sendi
tingkat nasional maupun di daerah-daerah. Sistem ekonomi Syariah/islam (sistem ekonomi cam-
Ekonomi Pancasila yang bermoral, manusiawi, puran) dalam praktek-praktek pembangunan
nasionalistik, demokratis, dan berkeadilan, jika di- ekonominya. Sistem ekonomi campuran mem-
terapkan secara tepat pada setiap kebijakan dan berikan kebebasan terbatas kepada masyarakat-
program akan dapat membantu terwujudnya nya dalam menguasai barang-barang modal. Hal
keselarasan dan keharmonisan kehidupan ekonomi ini tercermin dalam Pasal 33 UUD 1945 yang ber-
dan sosial masyarakat. Mubyarto pun menyim- bunyi bahwa kegiatan usaha yang menguasai hajat
pulkan bahwa sis tem ekonomi yang diterapkan hidup orang banyak tidak akan diserahkan kepada
selama 32 tahun Orde Baru telah tidak berpihak swasta melainkan dikuasai sepenuhnya oleh

PROSIDING 59
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pemerintah. Dalam hal ini ada pembatasan dalam Sistem ekonomi kerakyatan yang banyak
pemilikan barang modal di Indonesia. Tidak bebas diperjuangkan oleh para pemikir ekonomi di In-
sebebas-bebasnya seperti yang diterapkan di donesia selama ini, dapat menjawab kegundahan
negara-negara kapitalis. Konsep intervensi negara yang melanda dalam menanggulangi kemiskinan di
yang begitu jauh dalam mengatur masyarakatnya Indonesia. Dalam konsep ini, individu tidak dilarang
dalam hal kepemilikan, jika tidak hati-hati dalam memiliki barang-barang modal sama sekali,
cenderung mengarahkan pada pemikiran bahwa namun negara dalam hal ini mengarahkan pem-
sistem ekonomi sosialis yang banyak dianut oleh bagian kepemilikan tersebut kepada masyarakat-
negara-negara komunis lebih baik dibandingkan masyarakat yang selama ini bergerak di sektor-
dengan sistem ekonomi Pancasila yang dianut In- sektor informal dan Usaha Kecil Menengah
donesia saat ini. Di dalam ekonomi Islam sendiri (UKM). Dengan begitu diharapkan pertumbuhan
selagi tidak bertentangan dengan syariat kepe- ekonomi tetap terjaga pada tingkat yang diharap-
milikan modal bukanlah hal yang dilarang. kan sekaligus ketimpangan distribusi pendapatan
Peneliti Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah perlahan-lahan dapat diperkecil. Namun, konsep
UI, Moh Soleh Nurzaman mengatakan terdapat ini banyak disalahartikan ketika berada pada tatar-
dua kelemahan internal yang saat ini masih an praktek sehingga tidak berjalan sebagaimana
mengganjal ekonomi syariah (Republika, 2009). yang diharapkan.
Pertama adalah pola-pola hubungan berbasis Is- Persoalan kemiskinan dan pengangguran
lam saat ini baru sebatas akad dan ikrar, belum merupakan masalah klasik yang selalu dihadapi
menyentuh substansinya. Diskusi ekonomi syariah oleh negara ini. Ketika bicara tentang kemiskinan
masih berfokus yang nonribawi, belum seperti kita sering terjebak pada pemikiran bahwa
ekonomi syariah sebagai jalan untuk mengentaskan permasalahan kemiskinan hanyalah masalah ketim-
kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan. pangan ekonomis seperti contohnya pemenuhan
Padahal dengan membahas ekonomi syariah kebutuhan pokok saja Selain ketimpangan
secara substansial akan mendorong adanya kebi- ekonomis tersebut masih ada lagi ketimpangan ke-
jakan makro pemerintah yang mengarah pada kuasaan, prestise, status, jenis kelamin, kepuasan
perkembangan ekonomi syariah. Misalnya saja kerja, kondisi kerja, tingkat partisipasi, kebebasan
pembiayaan proyek infarastruktur yang 50 per- memilih dan sebagainya, yang kesemuanya erat
sennya diserahkan pada bank syariah atau penye- kaitannya dengan komponen fundamental dari
rahan dana haji secara eksklusif di bank syariah. hakikat konsep pembangunan, yakni upaya
Kelemahan internal kedua adalah pendekatan menegakkan harga diri dan kebebasan memilih.
terhadap ekonomi Islam dilakukan oleh dua kutub Jadi walaupun kebutuhan pokok masyarakat
keilmuan yaitu ilmu ekonomi dan hukum Islam yang secara ekonomis sudah terpenuhi dengan baik,
belum terintegrasi. Nurzaman mencontohkan per- namun ketimpangan non-ekonomis seperti yang
guruan tinggi agama yang melakukan pendekatan disebutkan di atas masih belum terpenuhi, apakah
lebih kepada dari sisi hukum Islam, sementara sudah bisa dikatakan rakyat tersebut sudah
perguruan tinggi lainnya dengan pendekatan ilmu sejahtera (tidak miskin)?
ekonomi. Ikatan Ahli Ekonomi Islam telah menyu- Jadi permasalahan kemiskinan bukanlah
sun kurikulum yang terintegrasi namun belum ada sebuah permasalahan sederhana dalam tataran
standarisasi kurikulum dari Departemen Pen- pemenuhan kebutuhan ekonomis saja, namun
didikan Nasional. Kurikulum saat ini masih bera- merupakan sebuah masalah kompleks yang
gam perlu waktu untuk standarisasi dan men- melibatkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan non-
sinergikannya. ekonomis lainnya. Masalah kompleks ini tidak akan

60 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
selesai dengan sendirinya jika cuma dipecahkan desa, di kota, di Jawa, di timur, di warna kulit kita
dengan sistem ekonomi Islam. Masalah utamanya maupun di pelosok negeri. Kita sangat pandai
di sini bukan pada konsep dan sistem yang berjalan untuk memajukan konsep-konsep teori ekonomi
tapi lebih kepada praktek dan komitmen dari or- yang demikian mengagumkan paparan model
ang-orang yang menjalankan sistem tersebut. Selagi ekonomi kerakyatan (atau Pancasaila) (atau islam)
komitmen itu ada, nilai-nilai ketuhanan Yang maha memang terasa sangat ideal sebagai mimpi yang
Esa dalam ekonomi Pancasila pada dasarnya kita perjuangkan. Akan tetapi fakta ekonomi kita
sejalan dengan konsep-konsep sistem ekonomi masih jauh panggang dari api, masih jauh antara
islam dan sejalan pula dengan sistem ekonomi das sollen dan das sein dan sekali lagi masih jauh
kerakyatan. Apapun sebutan sistem ekonominya antara teori dengan fakta. Kunci dari semua itu
ketiga sebutan sistem tersebut telah mengede- adalah dari perilaku ekonomi kita sendiri ketika
pankan nilai-nilai moral sebagai pilar utama. Nilai- kita masih dihadapkan pada kondisi masih banyak-
nilai moral yang tumbuh dan berkembang dari nya tindakan perusakan hutan, tindak korupsi,
sanubari Insan Indonesia sebagai ciptaan yang ketidak pedulian pada rakyat kebanyakan, mau
maha Kuasa, yang memiliki kewajiban untuk saling untung sendiri. Maka sisi-sisi immoral kita muncul,
mensejahterakan. yang merusak tatanan teori dan konsep yang sebe-
narnya ideal. Efek langsung maupun tidak lang-
Mencari Solusi - Memilih Sistem Ekonomi sungnya sangat terasa karena apabila tindakan
Terbaik kita menguntungkan diri sendiri dengan meraihnya
secara tidak benar, maka di balik itu kerusakannya
Di dalam literatur ilmu ekonomi pem- dan kerugiannya pasti berdampak pada orang lain
bangunan, konsep governance meliputi berbagai yang mungkin saja tidak berdosa.
faktor kelembagaan dan organisasi (termasuk Disinilah pembenahan etika bisnis dan
perangkat peraturan) yang mempengaruhi operasi pemberantasan KKN misalnya, harus diwujudkan
perekonomian dan membentuk kebijakan publik secepatnya. Tidak melalui slogan-slogan, tetapi
Pemerintah. Kapasitas governance Pemerintah melalui konsep dan rencana tindak (action plan)
yang baik diyakini akan memberikan hasil adanya yang konkret. Kerugian kebendaan yang di-
suatu pasar di berbagai sektor yang berjalan secara akibatkan oleh KKN buat bangsa kita luar biasa
efisien dan kemampuan negara untuk mengatasi besarnya. Yang lebih menyedihkan, KKN terus
berbagai permasalahan ekonomi secara efektif berjalan yang semakin lama semakin hebat, dan
(Gie, 2003). Karena komitmen orang yang men- sudah merambat ke dalam otak, budaya, gaya
jalankan ekonomi menjadi kunci utama, maka peri- hidup, tata nilai yang membuat kita tidak mem-
laku semua unsur dan struktur yang terlibat di da- punyai kepercayaan dan tidak mempunyai harga
lamnya menjadi kunci pelaksanaan ekonomi diri lagi. Sogok menyogok dan korupsi tetap me-
kerakyatan. Kalau ekonomi kerakyatan dijadikan rajai negara ini. Apa sebabnya? Sebab moralitas
dasar berpihak, maka semua komponen bangsa bukan sesuatu yang diajarkan dengan baik. Lebih
harus memberikan dukungan moral yang kuat. parah lagi, politikus kita seringkali malah kurang
Pokok fokusnya bukan lagi pada sila ke empat, bermoral sehingga peraturan-peraturan serta
melainkan menegakkan norma-norma agama dan perundang-undangan tetap sangat lemah. Adalah
sosial sebagai pilar utama (sila pertama). Selama sangat penting untuk membangkitkan moralitas
65 tahun kemerdekaan Indonesia, kita belum dikalangan penguasa dan pengusaha agar secara
merasakan sepenuhnya kesejahteraan ekonomi pelahan moralitas ditegakkan dinegara ini. Ataukah
yang merata. Ketimpangan masih terjadi di dalam kita sudah apatis dengan kondisi yang tak meng-

PROSIDING 61
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
untungkan ini? Kalau sudah demikian, celakalah semangat bangsa ini pada waktu memerdekakan
bangsa Indonesia (Gie, 2003). Dengan adanya diri merupakan landasan kuat menuju sistem
praktek etika berusaha dan kejujuran dalam ekonomi yang kita cita-citakan. Konsep tersebut
berusaha dapat menciptakan aset yang langsung selain harus menjamin arah terwujudnya berbagai
atau tidak langsung dapat meningkatkan nilai cita-cita itu, juga harus dapat menjawab dua tan-
entitas. Banyak kasus di berbagai negara yang telah tangan besar yang dewasa ini berada di hadapan
membukt ikan hal tersebut (Gie, 2008). kita, yaitu memenangkan persaingan dalam era glo-
Pembenahan tersebut harus diikuti dengan tindakan balisasi dan membangun segenap potensi yang ada,
nyata melalui good governance, pengelolaan dengan perhatian pada upaya memberdayakan
pemerintahan yang tidak hanya sebagai suri masyarakat yang ekonominya tertinggal, sehingga
tauladan melainkan ditunjukkan dalam aksi nyata dapat berperan secara aktif dalam kegiatan eko-
menegakkan hukum ekonomi yang telah disepakati nomi nasional. Pilihan akan sistem ekonomi yang
bersama. Didukung oleh rakyat yang marah bila pas bagi Indonesia menuntut dilakukannya kajian
sistem ekonomi tidak ditegakkan secara benar, bila mendalam mengenai struktur pengambilan ke-
perilaku negatif tidak ditindak secara adil dan bila putusan, mekanisme informasi dan koordinasi
transparansi ekonomi tidak dijalankan secara apa ditentukan oleh pasar ataukah perencanaan, bagai-
adanya dan terbuka. Karena rakyat berhak untuk mana hak-hak milik diatur, dan sistem insentif.
mengetahui sampai seberapa jauh dan besar upaya Selain itu, dalam perbandingan sistem ekonomi
negara melayani mereka, karena negaralah yang diperlukan kajian mengenai hasil akhir dari sistem
bertanggung jawab mensejahterakan masyarakat- ekonomi yang kita anut, yang meliputi: pertum-
nya sesuai janji-janji politiknya ketika pemilu. buhan ekonomi, efisiensi, distribusi pendapatan,
Pada sisi yang klasikal, Profesor Sri-Edi stabilitas, dan tercapainya tujuan-tujuan
Swasono tetap konsisten untuk menjadikan pembangunan (Kuncoro, 2001). Sistem ekonomi
kewajiban dan peran negara mencapai dan Pancasila, sistem ekonomi kerakyatan, maupun
mengutamakan kesejahteraan sosial sebagi akhir-akhir ini berkembangnya sistem ekonomi
idealisme dan untuk memenuhi kesejahteraan sosial syariah telah memperkaya khasanah pemikiran
konstitusi kita masih sangat relevan untuk dijadikan teoritis konsep yang paling tidak mendekati dan
pegangan. Meski disayangkan kewajiban sesuai dengan masyarakat Indonesia. Mengem-
konstitusional UUD 45 belum dapat dipenuhi. balikan kedaulatan rakyat merupakan alternatif
Tidak terpenuhinya hal sosial warga negara ter- yang harus dijalankan untuk mengganti daulat
sebut karena terjadinya pergeseran paham dimana pasar yang berlebihan. Pilar utama dengan banyak-
negara lebih mementingkan peran pasar. Mengutip nya tindakan yang tak sesuai dengan kaidah etika
pendapat Sri-Edi Swasono daulat pasar dibiar- ekonomi adalah bagaimana menegakkan sisi ke-
kan menggusur daulat rakyat. Padahal Pancasila tuhanan pada semua pelaku ekonomi.
dan UUD 1045 menempatkan rakyat dalam posisi
sentral-substansial bukan dipinggirkan menjadi
marginal-residual yang dengan mudahnya hak- ... Camkanlah, Negara Republik Indonesia
hak sosial rakyat disingkirkann oleh pasar belum lagi berdasarkan Pancasila apabila
(Swasono, 2010). pemerintah dan masyarakat belum sanggup
mentaati UUD 1945, terutama belum dapat
melaksanakan Pasal 27 ayat 2, Pasal 31, Pasal
Kesimpulan
33, Pasal 34 .... (Moh. Hatta, 1 Juni 1977)
Menyusun konsep ekonomi nasional yang
berlandaskan nilai-nilai dasar yang menjadi

62 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Para pemimpin Indonesia agaknya harus Gie Kwik Kian. 2008. Kebijakan Ekonomi
sadar untuk mensejahterakan rakyat tidak cukup Pemerintah RI: Tinjauan Etika Bisnis .
dengan retorika. Yang diperlukan adalah memo- (ht t p: // id .w ik ip ed ia .o rg /w /
bilisasi potensi rakyat. Revolusi mental untuk be- index.php?title=Ekonomi_Indonesia&action=
kerja keras dan kreativitas warga pun dicanangkan edit&section=1" \o Sunting bagian: Latar
dengan dukungan moral yang kuat. belakang), Diakses 12 Desember 2010.
Swasono, Sri Edi. 2010. Indonesia dan Doktrin
Referensi Kesejahteraan Sosial - dari Klasikan dan
Neoklasikal sampai ke the End of
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Sistem Ekonomi Laissez-Faire. Jakarta: Perkumpulan
Pancasila: Antara Mitos dan Realitas. PraKarsa.
Tinjauan buku Mubyarto Membangun Transparancy International. 2015. Corrruption by
Sistem Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Country. Sumber http://www.transparency.
Bisnis Indonesia Vol. 16, No. 1, 2001, 88 org/country/#IDN. Diakses 28 Juni 2015.
96
Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Peran Pelaku Republika. 19 Juni 2009. Ekonomi Syariah Masih
Ekonomi Dalam Sistem Ekonomi Miliki Kelemahan Internal. Sumber: http://
Pancasila Disampaikan pada Rapat Kerja www.republika.co.id/berita/shortlink/
BP7 Pusat Jakarta, 3 Desember 1997 57086. Diakses : 28 Juni 2015
Mubyarto, 2000. Membangun Sistem Ekonomi. Aron, Raymond. 1967. The Industrial Society.
Yogyakarta: BPFE UGM Three Essays on Ideology and Develop-
Gie, Kwik Kian. 2003. Kebijakan ekonomi ment, London: Weidenfeld & Nicolson (E-
pemerintah RI: tinjauan etika bisnis. Book)
Makalah disampaikan dalam Musyawarah Salim, Emil. 2079. Lingkungan hidup dan
Nasional (Munas) Tarjih Muhamaadiyah ke pembangunan. (E-Digital) University of
26 PP Muhammadiyah di Padang, tanggal California. Didigitalkan, 22 Ags 2008.
3 Oktober 2003

PROSIDING 63
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pembelajaran Kooperatif Model
Student Facilitator and Explaining
untuk Meningkatkan Keaktifan
dan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Diklat Kewirausahaan

Suwarni
Jl. Semarang No. 5. Hp. 085855987775

Abstrak:Mata diklat (pendidikan dan latihan) kewirausahaan dengan standar kompetensi merencanakan
usaha kecil/mikro mengulas tentang tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat
tindakan yang membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif.
Selain itu, siswa dituntut kemampuannya memahami dinamika sifat manusia yang tak pernah puas dalam
pencapaian kebutuhannya. Hal ini membuat siswa harus berfikir kreatif dan inovatif dalam pembuatan
suatu produk baru yang nantinya bisa memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu siswa tidak hanya
belajar sendirian dan mendengarkan ceramah materi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa harus aktif
serta memiliki ketergantungan dengan siswa lain dalam memecahkan persoalan belajar sehingga terjadi
kerja sama yang baik dalam kegiatan belajar di sekolah. Untuk itu agar siswa dapat memahami materi
dengan semaksimal mungkin, peneliti memutuskan untuk menggunakan pembelajaran kooperatif (coop-
erative learning). Karakteristik model student facilitator and explaining yaitu pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok dengan anggota tiap kelompok 4-6 orang, menuntut interaksi dan kerja sama antar
anggota kelompok, serta membentuk kemandirian anggota kelompok. Penerapan model pembelajaran stu-
dent facilitator and explaining ini sangat tepat digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial,
keaktifan dan kreativitas siswa.
Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, model Student Facilitator and Explaining, Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa

Pembelajaran merupakan suatu proses inte- merangsang motivasi dan keaktifan siswa dalam
raksi antara guru dan siswa untuk memberikan ke- menguasai bahan pelajaran yang nantinya dapat
mudahan bagi siswa dalam menguasai materi ter- meningkatkan hasil belajar.
tentu sesuai dengan kurikulum. Guru mempunyai Untuk mencapai peningkatan hasil belajar
peran penting dalam menciptakan pembelajaran dibutuhkan pembelajaran yang aktif dan kooperatif,
yang baik dan efektif. Untuk itu seorang guru harus maka dari itu diperlukan perubahan metode pem-
dapat menggunakan sistem penyajiian yang me- belajaran yang dapat mendukung peningkatan hasil
narik sehingga tidak menimbulkan kebosanan da- belajar siswa. Hasil belajar merupakan kemam-
lam diri siswa dan bahkan siswa akan menjadi ter- puan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
tarik pada pelajaran yang diberikan, yaitu dengan menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,
menggunakan metode pembelajaran yang dapat 2010:22). Hasil belajar dipandang sebagai salah

64 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
satu indikator bagi mutu pendidikan dan perlu Untuk dapat memperbaiki cara belajar siswa
disadari bahwa hasil belajar adalah bagian dari hasil di kelas tersebut, diperlukan suatu alternatif model
pendidikan. pembelajaran yang lebih tepat dan menarik yang
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
memperbaiki metode pembelajaran adalah dengan siswa, yaitu dengan menerapkan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran. Model pem- kooperatif model student facilitator and explain-
belajaran merupakan sasaran interaksi antara guru ing (siswa sebagai fasilitator dan penjelas).
dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Suprijono (2011:129) dalam model stu-
Sikap dan tingkah laku siswa yang beragam pada dent facilitator and explaining siswa dituntut
saat kegiatan belajar mengajar di kelas menjadikan mengungkapkan pendapatnya dan mempresen-
kita sebagai guru harus tepat dalam pemilihan mo- tasikan hasil diskusi di depan kelas dengan mem-
del pembelajaran. Tidak hanya kondisi siswa saat buat bagan atau peta konsep, sehingga siswa yang
di kelas, materi atau pokok bahasan juga bisa men- mungkin susah mengerti dengan materi belajar yang
jadi pertimbangan dalam menentukan model pem- panjang lebar akan paham dengan penjelasan
belajaran, karena setiap materi pelajaran memiliki temannya yang dibuat menarik, ringkas dan jelas.
karakteristik tersendiri. Para siswa juga tidak akan malu bertanya dan
Cooperative learning saat ini sangat di- mengemukakan pendapatnya karena materi
minati oleh pendidik dalam proses pembelajaran. pelajaran dijelaskan di depan kelas oleh sesama
Isjoni (2010:16) menyebut cooperative learning teman, sehingga mereka bisa menjadi lebih aktif
dengan istilah gotong royong, yaitu sistem dan antusias.
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada Karakteristik model student facilitator and
peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain explaining yaitu pembelajaran yang dilakukan
dalam tugas terstruktur. Tetapi tidak semua kerja secara berkelompok dengan anggota tiap
kelompok bisa dianggap sebagai belajar dengan kelompok 4-6 orang, menuntut interaksi dan kerja
menggunakan metode cooperative learning (Lie, sama antar anggota kelompok, serta membentuk
2008:8). Fokus pembelajaran kooperatif tidak saja kemandirian anggota kelompok. Penerapan model
tertumpu pada apa yang dilakukan siswa tetapi pembelajaran student facilitator and explaining
juga pada apa yang dipikirkan siswa selama akti- ini sangat tepat digunakan untuk meningkatkan
vitas belajar berlangsung. keterampilan sosial, keaktifan dan kreativitas
Berbagai hasil penelitian menunjukkan siswa.
bahwa hasil belajar akademik siswa pada
Model pembelajaran student facilitator
pembelajaran kooperatif lebih unggul dibandingkan
and explaining pada mata diklat kewirausahaan
dengan hasil belajar akademik pada pembelajaran
diharapkan memberikan manfaat bagi siswa bukan
konvensional. Slavin (dalam Nur, 2000) mengemu-
hanya aspek afektif, kognitif, maupun psikomoto-
kakan bahwa dari 45 laporan penelitian, 37 di
rik tetapi juga kemandirian siswa dalam belajar
antaranya menunjukkan bahwa hasil belajar
yang dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
akademik siswa di kelas dengan pembelajaran
berkomunikasi dikembangkan dalam pembelajar-
kooperatif lebih tinggi dari kelas konvensional, dan
an kooperatif model student facilitator and ex-
8 diantaranya tidak ada perbedaan. Jadi tidak ada
plaining. Dalam penerapannya di dalam kelas
satupun yang menunjukkan pengaruh negatif. Ini
diharapkan akan timbul suasana belajar yang aktif
dikarenakan pembelajaran kooperatif disamping
dan saling komunikatif yang mana suasana tersebut
unggul dalam mempengaruhi hasil belajar
selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap
akademik, juga dalam pencapaian tujuan sosial dan
materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa.
afektif siswa.

PROSIDING 65
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Menurut Sudjana (2010:22), hasil belajar Hasil belajar diperoleh siswa pada ranah
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki kognitif dengan menggunakan tes. Tes yang
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. dilakukan oleh peneliti berupa pre-test dan post-
Pada dasarnya hasil belajar adalah suatu penilaian test. Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui
akhir dari proses dan pengalaman pembelajaran kemampuan awal siswa sebelum adanya tindakan,
agar terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa post- test diberikan kepada siswa setelah adanya
dalam bentuk penguasaan materi pelajaran yang tindakan pembelajaran dengan menggunakan
telah dipelajari. Oleh karena itu hasil belajar siswa model pembelajaran. Soal pre test dan post test
dapat dilihat pada akhir pembelajaran. dibuat dengan pencapaian indikator ranah kognitif
Dari hasil belajar yang diperoleh, perlu dila- C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3
kukan suatu evaluasi yang disebut evaluasi hasil (menerapkan).
belajar. Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran beru- Keaktifan belajar siswa merupakan kegiatan
pa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. atau perilaku siswa yang dilakukan pada saat
Adapun ranah yang dimaksud pada tabel berikut. proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa

Tabel Klasifikasi Hasil Belajar


Ranah Kognitif Ranah Afektif Ranah Psikomotorik

1. Pengetahuan, mencapai 1. Penerimaan, mencakup 1. Persepsi, yang mencakup


kemampuan ingatan kepekaan tentang hal tertentu kemampuan memilah-milahkan hal-
tentang hal yang telah dan kesediaan memperhatikan hal secara khas, dan menyadari
dipelajari dan tersimpan hal tersebut. adanya perbedaan yang khas
dalam ingatan. 2. Partisipasi, mencakup tersebut.
2. Pemahaman, mencakup kerelaan, ketersediaan 2. Kesiapan, yang mencakup
kemampuan menangkap memperhatikan, dan kemampuan menempatkan diri
arti dan makna tentang hal berpartisipasi dalam suatu dalam keadaan dimana akan terjadi
yang telah dipelajari. kegiatan. suaru gerakan atau rangkaian
3. Penerapan, mencakup 3. Penilaian dan penentuan gerakan.
kemampuan menerapkan sikap, yang mencakup 3. Gerakan terbimbing, mencakup
metode dan kaidah untuk menerima suatu nilai, kemampuan melakukan gerakan
mengahdapi masalah yang menghargai, mengakui, dan sesuai contoh, atau gerakan
nyata dan baru. menentukan sikap. peniruan.
4. Analisis, mencakup 4. Organisasi, yang mencakup 4. Gerakan yang terbiasa, mencakup
kemampuan merinci suatu kemampuan membentuk suatu kemampuan melakukan kegiatan
kesatuan ke dalam bagian- sistem nilai sebagai pedoman tanpa contoh
bagian sehingga struktur dan pegangan hidup. 5. Gerakan kompleks, yang mencakup
keseluruhan dapat 5. Pembentukan pola hidup, kemampuan melakukan gerakan
dipahami dengan baik. yang mencakup kemampuan atau keterampilan yang terdiri dari
5. Sintesis, mencakup menghayati nilai dan banyak tahap, secara lancer, efisien,
kemampuan membentuk membentuknya menjadi pola dan tepat.
suatu pola baru. nilai kehidupan pribadi. 6. Penyesuaian pola gerakan, yang
6. Evaluasi, mencakup mencakup kemampuan mengadakan
kemampuan membentuk perubahan dan penyesuai pola
pendapat tentang gerak-gerik dengan persyaratan
beberapa hal berdasarkan khusus yang berlaku.
kriteria tertentu. 7. Kreativitas, mencakup kemampuan
melahirkan pola gerak-gerak yang
baru atas dasar prakarsa sendiri.
Sumber: Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono, 2010:26

66 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
akan menyebabkan suasana pembelajaran menjadi PEMBAHASAN
lebih hidup karena adanya proses interaksi antara Pembelajaran Kooperatif Model Student
siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Facilitator And Explaining
Aunurrahman, 2009: 119 menyatakan prin-
sip keaktifan adalah sebagai berikut. Anita Lie (dalam Isjoni, 2010:16) menjelas-
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan kan cooperative learning dengan istilah pembe-
persoalan penting dan mendasar yang harus di- lajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran
pahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap yang memberi kesempatan kepada peserta didik
guru dalam proses pembelajaran. Demikian pula untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-
berarti harus dapat diterapkan oleh siswa dalam tugas yang terstruktur.
bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai Cooperative learning hanya berjalan kalau
oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik sudah terbentuk suatu kelompok atau tim yang
intelektual, emosi dan fisik. didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk
Daya keaktifan yang dimiliki anak akan mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
berkembang kearah positif jumlah anggota kelompok pada umunya terdiri dari
Bilamana lingkungannya memberikan ruang 4-6 orang saja. Student facilitator and explain-
yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan itu. ing mempunyai arti model yang menjadikan siswa
Keaktifan belajar siswa dapat digolongkan dalam dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk
beberapa klasifikasi antara lain: meningkatkan kreatifitas siswa dan prestasi belajar
siswa (Suprijono, 2011:129).

Tabel Penggolongan Keaktifan Siswa

Aspek Indikator
a. Visual activities Membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan
orang lain
b. Oral activities Menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat, diskusi, menjawab pertanyaan
c. Listening Mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi kelompok, music, pidato,
activities mendengarkan penjelasan guru

d. Writing activities Menulis cerita/narasi, karangan, laporan tugas, mencatat hasil diskusi,
angket, menyalin
e. Drawing Menggambar, membuat grafik, membuat peta, membuat diagram
activites

f. Motor activities Melakukan percobaan, membuat kontruksi, model, mereparasi, bermain,


berkebun, beternak
g. Mental activities Menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat
hubungan, mengambil keputusan
h. Emotional Menaruh minat, rasa bosan, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup
activities
Sumber: Sadirman, 2011:101

PROSIDING 67
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pada dasarnya model pembelajaran student sendiri serta memotivasi semua siswa untuk aktif
facilitator and explaining merupakan sebuah dan memberi kesempatan pada siswa untuk
model pembelajaran yang bertujuan memperoleh mengajar temannya dan mempelajari sesuatu
keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggung dengan baik pada waktu yang sama, serta dapat
jawab secara individu dan memberikan kesem- membuat pertanyaan dan mengemukakan
patan pada setiap peserta didik untuk bertindak pendapat.
sebagai seorang pengajar/penjelas materi dan se-
orang yang menfasilitasi proses pembelajaran Langkah - Langkah Penerapan Model
terhadap peserta didik lain. Pembelajaran Student Facilitator And Ex-
Model pembelajaran ini akan dapat berjalan plaining
sesuai dengan yang diharapkan apabila siswa
Langkah - langkah penerapan model pem-
secara aktif ikut serta dalam merancang materi
belajaran student facilitator and explaining
pembelajaran yang akan dipresentasikan, selain itu
adalah sebagai berikut:
model ini efektif untuk melatih siswa berbicara dan
menyampaikan ide, gagasan atau pendapatnya

Tabel Langkah-Langkah Penerapan Model Student Facilitator And Explaining


Langkah-langkah Indikator
Pada langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan kompetensi dasar yang
1) Guru menyampaikan akan dijelaskan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh
kompetensi yang akan mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan
dicapai. indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, guru
2) Guru
memberikan penjelasan (ceramah) dengan motivasi dan teknik yang baik dalam
mendemonstrasikan/
pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang
menyajikan materi.
materi yang dipelajari.
3) Memberikan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami
kesempatan siswa materi yang telah. Setelah itu guru menunjuk salah satu siswa dalam kelompok
untuk menjelaskan untuk menjelaskan kepada kelompok lainnya, mengenai materi kelompoknya.
kepada siswa lainnya Siswa dari salah satu kelompok yang dipilih maju, menjelaskan materi
melalui bagan kelompoknya dengan menuliskannya di papan tulis dalam bentuk poin-poin atau
maupun peta konsep. garis-garis besar.
4) Guru menyimpulkan
Pada langkah ini, guru menilai/mengkoreksi informasi yang dipresentasikan
ide/pendapat dari
siswa apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.
siswa.
5) Guru menerangkan Bila pada langkah sebelumnya informasi yang di presentasikan siswa belum
semua materi yang sesuai, guru menjelaskan kembali apa yang telah dipresentasikan siswa secara
disajikan saat itu. lebih jelas, rinci, dan benar.
Dalam langkah ini, guru dan siswa secara bersama menyimpulkan hasil dari
6) Penutup. pembelajaran tersebut. Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan-
penekanan pada hal yang ingin dicapai.
Sumber: Suprijono, 2010:128

68 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kelebihan dan Kelemahan Model Student DAFTAR RUJUKAN
Facilitator And Explaining Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu
Setiap model yang sudah ada selama ini Pendekatan Praktik) Edisi Revisi VI.
mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu juga Jakarta: Rineka Cipta.
dengan model student facilitator and explain- Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
ing memiliki dua hal tersebut. Adapun kelebihan Jakarta: Bumi Aksara.
dan kelemahan model pembelajaran student fa- Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi
cilitator and explaining sebagai berikut: Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
SIMPULAN Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Dapat disimpulkan kelebihan yang sudah Tinggi DEPDIKBUD.
dipaparkan memiliki satu persamaan yaitu student Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan
facilitator and explaining memudahkan siswa Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar.
Kelemahan dari model pembelajaran student fa- Ilmiyah, R. 2012. Penerapan Model Pembelajaran
cilitator and explaining yang sudah dipaparkan Student Facilitator And Explaining Untuk
tersebut bukanlah hal yang membuat guru menjadi Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar
patah harapan, dengan mengetahui kekurangan Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas X APK
tersebut guru akan meminimkan terjadinya SMK Wisnuwardhana Malang Pada Mata
kekurangan ketika melakukan penelitian. Pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan

Tabel Kelebihan dan Kelemahan Model Student Facilitator And Explaining


Kelebihan Kelemahan
a) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya a) Timbul rasa yang kurang sehat antara siswa
potensi berpikir siswa kritis siswa secara optimal. satu dengan siswa yang lainnya.
b) Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi b) Peserta didik yang malas mungkin akan
setiap permasalahan. menyerahkan bagian pekerjaannya pada teman
c) Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau yang pandai.
mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. c) Membutuhkan persiapan yang sedikit rumit,
d) Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi. seperti metode ceramah.
e) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan d) Penilaian individu akan sulit karena
saling tukar pendapat secara obyektif, rasional guna tersembunyi dibalik kelompoknya.
menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama e) Apabila terjadi persaingan yang negative hasil
anggota kelompok. pekerjaan akan memburuk.
f) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan Peserta didik yang malas memiliki kesempatan
pendapat siswa secara terbuka. untuk tetap pasif dalam kelompoknya, dan
g) Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam memungkinkan akan mempengaruhi
menghadapi setiap masalah. kelompoknya sehingga usaha kelompok
h) Melatih kepemimpinan siswa. tersebut akan gagal.
i) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling
tukar informasi, pendapat dan pengalaman antar
mereka.
Sumber: Joko Tri Prastiya, 2009 dalam Inayatul Maula, 2011:11

PROSIDING 69
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Dasar Komunikasi). Skripsi Tidak Reza, A. 2012. Penerapan Pembelajaran
Dipublikasikan. Malang: Universitas Kooperatif Model TGT Untuk Mening-
Negeri Malang. katkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa
Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektivitas Pada Mata Pelajaran Melakukan Prosedur
Pembelajaran Kelompok. Bandung: Administrasi Kelas X APK SMK PGRI 4
Alfabeta. Blitar. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Kurniawan, Ifan dan Puput Wanarti Rusimanto. Malang: Universitas Negeri Malang.
2012. Pengembangan Perangkat Pembe- Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar
lajaran Metode Student Facilitator and Ex- Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
plaining Pada Standar Kompetensi Men- Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses
jelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video di SMK Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Negeri 5 Surabaya. Jurnal Ilmu Rosdakarya.
Pendidikan. Tahun 2012 Vol. 1 No.2 hal. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis
40-46. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Lie, A 2008. Mempraktikkan Cooperative R&D). Bandung: Alfabeta.
Learning di Ruang Kelas. Jakarta: PT Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning (Teori
Gramedia. dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta:
Maula, I. 2011. Penerapan Metode Student Fa- Pustaka Belajar.
cilitator and Explaining Untuk Meningkatkan U. Kulsum dan N. Hindarto. 2011. Penerapan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akutansi Di Model Learning Cycle Pada Sub Pokok
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangil. Bahasan Kalor Untuk Meningkatkan
Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas
UIN. VII SMP. Jurnal Ilmu Pendidikan. Tahun
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. 2011 Vol. 7 hal. 128-133.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman
Rahayu, W.P. 2009. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi,
Praktik Pengalaman Lapangan. Malang: Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir,
UPT PPL Universitas Negeri Malang. Laporan Penelitian Edisi Kelima. Malang:
Rahmawati, E. 2012. Penerapan Model Pembe- Penerbit Universitas Negeri Malang.
lajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Zain, Abdur Rahman dan Joko. 2012. Pengaruh
(Gi) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stu-
Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sosiologi dent Facilitator and Explaining (SFAE)
Pada Siswa Kelas X 3 Sma Negeri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standart
Colomadu Tahun Pelajaran 2011/2012. Kompetensi Menafsirkan Gambar Teknik
Jurnal Ilmu Pendidikan. Tahun 2012 Vol.2 Listrik SMKN 2 Pamekasan. Jurnal Ilmu
No.1. Pendidikan. Tahun 2012 Vol. 1 No. 2 Hal.
75-82.

70 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pengaruh Kompetensi Dosen dan Kinerja Dosen
terhadap Kualitas Layanan kepada Mahasiswa
(Studi pada Mahasiswa STIE PGRI Dewantara Jombang
Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

Mardi Astutik
Kristin Juwita
STIE Dewantara Jombang
Email: nisa.camelia@yahoo.co.id; kristinjuwita66@gmail.com)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dosen dan kinerja dosen terhadap
peningkatan kualitas layanan kepada mahasiswa manajemen STIE PGRI Dewantara Jombang baik secara
parsial maupun simultan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan
data melalui angket, dokumentasi, dan wawancara. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 104
mahasiswa dengan menggunakan teknik random sampling. Metode analisis data menggunakan regresi
berganda. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan adanya peran penting kompetensi dosen dan kinerja
dosen terhadap peningkatan kualitas layanan kepada mahasiswa manajemen STIE PGRI Dewantara Jombang.
Kata kunci: kompetensi, kinerja, kualitas layanan

Mutu pendidikan pada tahun 2015 sangat keilmuan yang dimiliki dosen juga berperan penting
menjadi perhatian di setiap Perguruan Tinggi di dalam membantu keberhasilan dalam proses
Indonesia, menjamurnya Perguruan Tinggi dari pelayanan mahasiswa. Undang-undang ini
mulai tingkat propinsi hingga tingkat Kabupaten didukung hasil penelitian Supriyanto (2011)
dan Kota menjadi pemicu persaingan antar menunjukkan bahwa kompetensi dosen dan moti-
Perguruan Tinggi, akan tetapi hal ini tidak vasi kerja dosen sangat berpengaruh terhadap
melemahkan semangat tenaga dosen, justru per- peningkatan kualitas layanan kepada mahasiswa.
saingan antar lembaga Perguruan Tinggi dijadikan Dalam proses peningkatan kualitas pela-
motivasi oleh STIE PGRI Dewantara Jombang yanan mahasiswa, selain kompetensi juga dibu-
untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan. tuhkan kinerja dosen yang baik. Dosen adalah pen-
Kompetensi dosen sangat dibutuhkan untuk didik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
menjaga dan meningkatkan mutu akademik, untuk mentransformasikan, mengembangkan, dan
itu STIE PGRI Dewantara Jombang selalu me- menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
ningkatkan kompetensi tenaga pendidik. Adapun seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kompetensi yang harus dimiliki oleh dosen di- kepada masyarakat, (UU Guru dan Dosen no.14
antaranya: kompetensi pedagogik, profesional, tahun 2005). Undang-undang ini didukung hasil
sosial dan kepribadian ((UU) No. 14 Tahun 2005 penelitian Enceng dan Anshori (2012) yang
tentang Guru dan Dosen). Selain itu, kesesuaian menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi

PROSIDING 71
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
kerja yang tinggi dan kinerja aparatur yang sesuai menyampaikan bahan pelajaran dan harus
dengan uraian kerja akan membantu peningkatan selalu meng-update, selain menguasai materi
kualitas pelayanan masyarakat. pelajaran yang disajikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui d. Kompetensi Sosial
pengaruh kompetensi dosen dan kinerja dosen Dosen di mata masyarakat dan mahasiswa
terhadap peningkatan kualitas pelayanan kepada merupakan panutan yang perlu dicontoh dan
mahasiswa STIE PGRI Dewantara Jombang baik merupkan suritauladan dalam kehidupanya
secara parsial maupun simultan. sehari-hari. Dikatakan demikian, karena
dengan dimilikinnya kemampuan tersebut,
Kompetensi Dosen otomatis hubungan Perguruan Tinggi dengan
masyarakat akan berjalan dengan lancar
Kompetensi adalah seperangkat pengetahu-
an, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam Kinerja Dosen
melaksanakan tugas keprofesionalan Sedangkan Kinerja atau performan merupakan gam-
menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar baran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
Nasional Pendidikan pasal 28, pendidik adalah suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
kompetensi, yakni: organisasi yang dituangkan melalui perencanaan
a. Kompetensi Pedagogik strategi suatu organisasi (Moeheriono, 95:2012)
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan Menurut Mangkunegara (67:2001) kinerja
mengelola pembelajaran peserta didik yang adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksana-
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, kan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan diberikan kepadanya.
peserta didik untuk mengaktualisasikan Dosen adalah pendidik profesional dan
berbagai potensi yang dimilikinya. ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
b. Kompetensi Kepribadian mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
Pelaksanaan tugas sebagai Dosen harus didu- pengetahuan, tek:nologi, dan seni melalui pendi-
kung oleh suatu perasaan bangga akan tugas dikan, penelitian, dan pengabdian kepada masya-
yang dipercayakan kepadanya untuk rakat (UU Guru dan Dosen no 14 tahun 2005).
mempersiapkan generasi kualitas masa depan
bangsa. Walaupun berat tantangan dan Kualitas Pelayanan Pendidikan
rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
tugasnya harus tetap tegar dalam melaksakan Dosen dalam menjalankan tugas dan fung-
tugas sebagai seorang Dosen. sinya dalam layanan pendidikan harus dilandasi
c. Kompetensi Profesional oleh kesadaran akan tugas, tanggung jawab, dan
Kompetensi profesional yaitu kemampuan keinginan yang tinggi agar tugas melayani maha-
yang harus dimiliki Dosen dalam perencanaan siswa dapat terselenggara dengan baik dan me-
dan pelaksanaan proses pembelajaran. Dosen muaskan.
mempunyai tugas untuk mengarahkan kegitan Supriyanto (2011) menyatakan bahwa ben-
belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan tuk Kualitas Layanan Pendidikan dosen kepada
pembelajaran, untuk itu Dosen dituntut mampu mahasiswa antara lain: (1) Kecepatan proses
pelayanan; (2)Adil dalam pelayanan; (3) Mampu

72 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
menjalankan tugas; (3) Terampil dalam pekerjaan; memberikan penjelasan hubungan kausal antara
(4) Ramah dan bersahabat; (5) Tanggap keinginan variabel-variabel melalui pengujian hipotesa,
mahasiswa; (6) Jujur dalam tindakan; (7) Amanah Singarimbun dan Effendi (2006:4). Penelitian ini
dalam menjalankan tugas; (8) Mudah untuk dilakuakan di STIE PGRI Dewantara Jombang,
mengadakan kontak; (9) Pendekatan yang humanis Jl. Prof. Moh Yamin No. 77 Jombang. Penelitian
dengan mahasiswa. ini mengambil data primer/angket dan mengguna-
kan seluruh populasi sebagai responden atau
disebut sampe jenuh yaitu 104 mahasiswa STIE
Model Penelitian PGRI Dewantara Jombang manajemen 2012.
Untuk memperjelas gambaran penelitian Adapun metode analisa data menggunaka
secara keseluruhan dan agar penelitian lebih regresi berganda untuk menguji keterkaitan antar
terarah, maka dibuat model penelitian sebagai variabel dalam penelitian ini digunakan analisis
berikut: regresi berganda. Persamaan regresi digunakan
untuk memprediksi bentuk pengaruh motivasi kerja
dengan produktivitas kerja. Adapun rumus yang
Kompetensi Dosen (X1)
digunakan adalah:
Kualitas Pelayanan Y = a+ b 1X1+ b 2X2+e
kepada Mahasiswa
(Y)
Kinerja Dosen (X2) Keterangan:
Y = Variabel kualitas pelayanan kepada
mahasiswa.
Gambar 1. Model Penelitian a = Konstanta regresi berganda.
b1, b 2 = Koefisien regresi.
Dari rumusan masalah, tujuan penelitian dan X1 = Variabel Kompetensi dosen
landasan teori serta kerangka konseptual yang ada X2 = Variabel Kinerja dosen
maka dapat di munculkan hipotesis sebagai berikut; e = residual error
H1 : terdapat pengaruh kompetensi dosen ter-
hadap peningkatan kualitas pelayanan ke- Pengujian Hipotesis
pada mahasiswa STIE PGRI Dewantara Uji t
Jombang.
H2 : terdapat pengaruh kinerja dosen terhadap Untuk mengetahui pengaruh parsial masing-
peningkatan kualitas pelayanan kepada masing variabel independen, dilakukan untuk
mahasiswa STIE PGRI Dewantara mengetahui apakah hubungan variabel X dan Y
Jombang. betul-betul erat. Uji t digunakan untuk menguji
H3 : terdapat pengaruh kompetensi dosen dan koefisien regresi secara parsial dari variabel be-
kinerja dosen secara simultan terhadap basnya. Tahapan dalam analisis uji t adalah sebagai
peningkatan kualitas pelayanan kepada berikut:
mahasiswa STIE PGRI Dewantara a. Merumuskan hipotesis
Jombang H0: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel inde-
penden X terhadap variabel dependen
METODE Y.
Penelitian ini adalah penelitian survai. H0: 0, artinya terdapat pengaruh yang
Penelitian survai ini menggunakan tipe penelitian signifikan dari variabel independen X
penjelasan (explanatory reseach), yakni terhadap variabel dependen Y.

PROSIDING 73
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
b. Menentukan taraf signifikan HASIL & PEMBAHASAN
Taraf signifikan yang akan digunakan dalam Hasil Analisis Deskriptif
penelitian ini adalah sebesar 5% atau 0,05.
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia

Uji F Rentang usia F %


19-21 52 50 %
Pada uji F ini bertujuan untuk menguji 22-24 49 47,11%
hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh antara 25-27 3 2,88 %
kompetensi dosen (X1) terhadap kinerja dosen Total 104 100 %
(X2) dan kualitas pelayanan kepada mahasiswa Sumber: Data diolah, 2015
(Y) secara simultan atau serempak dengan tingkat
signifikansi tertentu (biasanya 5%). Dan dalam Berdasarkan tabel.1 diatas, dapat dijelaskan
tahapanya terdapat beberapa faktor antara lain: bahwa mayoritas mahasiswa STIE PGRI
a. Hipotesis untuk uji F: Dewantara Jombang setelah lulus SMA langsung
H0: 1, 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh melanjutkan ke perguruan tinggi, namun demikian
antara variabel bebas (X1) dan (X2) secara ada 49 mahasiswa yang masuk kuliah setelah
bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). mereka bekerja. STIE PGRI Dewantara Jombang
H0: 1, 1 0, artinya ada pengaruh antara memang menerima mahasiswa yang berasal
variabel bebas (X1) dan (X2) secara, bersama- mahasiswa yang sudah bekerja karena kampus
sama terhadap variabel terikat (Y). membuka kelas sore-malam (16.00-20.15)
b. Menentukan taraf signifikan sehingga membuka peluang bagi mahasiswa yang
Taraf signifikan yang akan digunakan dalam
sudah bekerja dapat kuliah pada jam tersebut.
penelitian ini adalah sebesar 5% atau 0,05.
c. Menghitung nilai F hitung

Tabel 2. Persepsi responden tentang kompetensi dosen


Mean
No Item
Skor
1 Dosen mampu menghidupkan suasana kelas 3,67
2 Dosen mampu memberikan materi dan tugas yang diberikan sesuai 3,99
dengan kontrak mata kuliah
3 Dosen mampu menjadi contoh dalam bersikap dan bertingkah laku 4,01
4 Dosen mampu mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi 3,71
dalam perkuliahan
5 Dosen mampu menjelaskan pokok bahasan dan materi kuliah secara 3,81
jelas
6 Dosen mampu menguasai perkembangan isu dan ilmu terbaru dalam 3,88
bidang matakuliah yang diampu
7 Dosen bersedia menerima kritik, saran, dan pendapat dari mahasiswa 3,83
8 Dosen mudah bergaul dengan rekan sejawat, staf, dan mahasiswa 3,88
Total rata-rata 3,85

Berdasarkan Range Skor: 2,73,4 = Cukup


1 1,8 = Sangat buruk/ sangat rendah 3,5 4,2 = Baik/ Tinggi
1,9 2,6 = Buruk/Rendah 4,3 5 = Sangat Baik/ Sangat tinggi

74 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Berdasarkan table.2 diatas menunjukan dikarenakan setiap awal perkuliahan, para dosen
bahwa secara keseluruhan kompetensi dosen sudah siap dengan Silabus dan Rencana Program
STIE PGRI Dewantara Jombang sudah baik Studi. Namun demikian dosen dirasa masih
khususnya pada kompetensi kepribadian yang kesulitan menghidupkan suasana kelas seperti saat
terlihat di item pernyataan dosen mampu menjadi jam kuliah siang hari karena mahasiswa cenderung
contoh dalam bersikap dan bertingkah laku dan capek atau mengantuk sehingga tidak bersemangat
dosen selalu menyesuaikan materi dan tugas yang belajar.
diberikan dengan tujuan mata kuliah. Hal ini

Tabel 3. Persepsi responden tentang kinerja


dosen Mean
No Item
Skor
1 Dosen mampu mentrasformasikan ilmu sesuai dengan bidang mata 3,78
kuliah yang diampu
2 Dosen mampu mentrasformasikan ilmu sesuai dengan karakteristik 3,83
kelas yang diajar
3 Dosen mampu mengembangkan keahlian atau kecakapan untuk 3,87
memenuhi standar mutu pendidikan
4 Dosen mampu meningkatkan jenjang pendidikan guna menunjang 3,74
tugas keprofesionalan
5 Dosen bersedia memberikan informasi tentang perkembangan IPTEK 4,05
yang dibutuhkan dalam bidang manajemen saat ini
6 Dosen bersedia memberikan informasi perkembangan ilmu bidang 3,80
manajemen terbaru dari hasil-hasil penelitian
7 Dosen bersedia mengabdi pada masyarakat sebagai tugas tri dharma 3,78
perguruan tinggi
8 Dosen bersedia mengabdi pada masyarakat yang membutuhkan 3,88
bantuan sesuai bidang keahlian dan keilmuan masing-masing
Total rata-rata 3,84

Berdasarkan Range Skor: 2,73,4 = Cukup


1 1,8 = Sangat buruk/ sangat rendah 3,5 4,2 = Baik/ Tinggi
1,9 2,6 = Buruk/Rendah 4,3 5 = Sangat Baik/ Sangat tinggi

Berdasarkan tabel.3 diatas menunjukan mengabdi pada masyarakat yang membutuhkan


bahwa secara keseluruhan kinerja dosen STIE bantuan sesuai bidang keahlian dan keilmuan ma-
PGRI Dewantara Jombang baik khususnya dalam sing-masing. Namun demikian, dosen dirasa belum
hal dosen bersedia memberikan informasi tentang banyak yang meningkatkan jenjang pendidikan
perkembangan IPTEK yang dibutuhkan dalam guna menunjang tugas keprofesionalan.
bidang manajemen saat ini dan dosen bersedia

PROSIDING 75
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel 4. Persepsi responden tentang kualitas layanan dosen terhadap mahasiswa
Mean
No Item
Skor
1 Dosen bersedia melayani mahasiswa yang berkonsultasi tentang materi 3,82
yang di ajarkan
2 Dosen bersedia melayani mahasiswa yang bertanya tentang materi atau 3,99
tugas yang di ajarkan
3 Dosen mampu bersikap adil pada seluruh mahasiswa yang 3,88
membutuhkan bantuan informasi yang berhubungan dengan bidang
manajemen
4 Dosen tidak membeda-bedakan (diskriminasi) terhadap mahasiswa 3,64
yang diajar
5 Dosen mampu menjalankan mengajar sesuai jumlah yang telah 4,00
ditetapkan dalam kontrak perkuliahan
6 Dosen mampu bekerja sesuai job deskripsinya 3,82
7 Dosen terampil dalam penyelesaian pekerjaan 3,81
8 Dosen terampil dan cekatan dalam menyelesaikan permasalahan yang 3,80
terjadi dikelas pada saat proses perkuliahan
9 Dosen bersikap ramah dan bersahabat dengan rekan sejawat, karyawan 3,84
dan mahasiswa
10 Dosen bersikap ramah dan bersahabat dengan mahasiswa dan 3,90
masyarakat dalam mendukung penyelesaian tugas pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat
11 Dosen memahami kondisi mahasiswa saat mahasiswa belum mengerti 3,88
materi yang sedang diajarkan

12 Dosen mampu memberikan pelayanan sesuai harapan mahasiswa 4,00


13 Dosen jujur dalam menggunakan jam kerja hanya untuk bekerja 4,04
14 Dosen bersikap jujur dalam berbicara dan bertindak saat bekerja 3,81
15 Dosen bertanggung jawab atas matakuliah yang di ampu 4,04
16 Dosen bertanggung jawab atas amanah yang diberikan oleh lembaga 3,90
untuk menjalankan penelitian dan pengabdian masyarakat
Berdasarkan Range Skor: 2,73,4 = Cukup
1 1,8 = Sangat buruk/ sangat rendah 3,5 4,2 = Baik/ Tinggi
1,9 2,6 = Buruk/Rendah 4,3 5 = Sangat Baik/ Sangat tinggi

76 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Berdasarkan tabel.4 diatas menunjukan b. Hasil Uji Multikolinearitas
bahwa secara keseluruhan kualitas layanan dosen Uji multikolinearitas bertujuan untuk
terhadap mahasiswa STIE PGRI Dewantara mengetahui hubungan yang sempurna antar
Jombang sangat baik. Hal ini terlihat pada saat variabel bebas dalam model regresi. Adanya
mengajar, dosen jujur atau focus menggunakan jam multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toler-
kerja hanya untuk bekerja saja dan dosen bertang- ance dan nilai Variance Inflation Factor
gung jawab atas matakuliah yang di ampu, apabila (VIF). Hasil uji dapat dilihat dari tabel.5
dosen tidak masuk biasanya selalu berkoordinasi dibawah ini:
dengan koordinator kelas untuk mengganti jadwal
perkuliah mata kuliah yang diampu. Namun, sebaik Tabel 5. Hasil uji Multikolinearitas
apapun dosen berusaha adil ternyata mahasiswa Variabel Nilai Nilai
banyak yang merasa dosen tidak adil atau pilih No
Bebas Tolerance VIF
kasih terhadap mahasiswa yang diajar. 1 (X1) .561 1.783
a. Hasil Uji Normalitas 2 (X2) .561 1.783
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel bebas dan Berdasar tabel.5 diatas menunjukkan nilai VIF
variabel terikat. Normalitas data dalam semua variabel bebas kurang dari 10 sedang-
penelitian dapat dilihat dengan cara kan nilai tolerance semua variabel bebas lebih
memperhatikan titik titik pada Normal P- dari 0.1 atau 10% yang berarti tidak terjadi
Plot of Regression Standardized Residual. korelasi antar variabel bebas, sehingga dapat
Dapat dilihat dari gambar dibawah ini: disimpulkan tidak terdapat gejala multiko-
linearitas antar variabel bebas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya penye-
baran titik dan populasi pada bidang regresi
yang tidak konstan. Hasil uji dapat dilihat dari
Gambar. 2 dibawah ini:

Gambar 1. Normal P-Plot of Regression


Standardized Residual

Berdasarkan gambar Normal P-Plot of Re-


gression Standardized Residual diatas terlihat Gambar 2 Scatter plot
bahwa semua data berdistribusi secara nor-
mal dan sebaran data masih berada disekitar
garis diagonal.

PROSIDING 77
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Berdasarkan gambar.2 diatas menunjukkan mal dosen harus S2 dan linier antara jurusan dengan
adanya titik-titik menyebar dan sedikit yang bidang kerjanya. Selain itu, terdapat beberapa
tumpang tindih serta tidak membentuk pola kompetensi yang harus dimiliki oleh dosen meliputi:
tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
terjadi heterokedastisitas dan model regresi kompetensi profesionalitas, dan kompetensi sosial.
tersebut layak digunakan. Dari segi kompentesi yang dimiliki, dosen
STIE PGRI Dewantara Jombang sudah mampu
Berdasarkan tabel.6 diatas, terlihat bahwa menjadi contoh dalam bersikap dan bertingkah
kompetensi dosen berpengaruh terhadap kualitas laku. Hal ini sudah menjadi kewajiban dan kode
layanan dosen terhadap mahasiswa STIE PGRI etik dosen yang merupakan contoh nyata yang
Dewantara Jombang dengan nilai t hitung sebesar ditiru oleh mahasiswa. Selain itu, dosen selalu
2.052 dengan signifikansi 0.043 < 0.005. menyesuaikan materi dan tugas yang diberikan
Sehingga H1 diterima. Selain itu, terlihat bahwa dengan tujuan mata kuliah. Hal ini dikarenakan
kinerja dosen juga berpengaruh pada kualitas setiap awal perkuliahan, para dosen sudah siap
layanan dosen terhadap mahasiswa STIE PGRI dengan Silabus dan Rencana Program Studi,
Dewantara Jombang dengan nilai t hitung sebesar sehingga akan memudahkan dosen untuk focus
3.813 dengan signifikansi 0.000 < 0.005, menyampaikan materi yang diajarkan dan
sehingga H2 diterima. Adapun kompetensi dosen memudahkan mahasiswa mencari buku referensi
dan kinerja dosen secara bersama-sama ber- untuk belajar karena didalam silabus pasti sudah
pengaruh terhadap kualitas layanan dosen terhadap dicantumkan buku referensi yang dipakai oleh
mahasiswa STIE PGRI Dewantara Jombang dosen pengampunya.
dapat terlihat dari Fhitung sebesar 25.952 dengan Dengan adanya kesesuaian kompetensi yang
signifikansi 0.000< 0.000, sehingga H3 dimiliki dosen maka akan membantu pada
diterima. peningkatan kualitas layanan terhadap mahasiswa
dengan cara dosen mempergunakan waktu
mengajar untuk focus mengajar dan jarang absen
Pembahasan pada perkuliahan yang merupakan bentuk
Berdasarkan hasil analisa data yang telah tanggungjawab dosen untuk melayani atau
dilakukan, dapat dijelaskan bahwa: memberikan ilmu pada mahasiswa. Diharapkan
a. Pengaruh kompetensi dosen terhadap dengan adanya partisipasi aktif dari dosen dan
kualitas layanan dosen pada mahasiswa mahasiswa dalam proses pembelajaran akan
STIE PGRI Dewantara Jombang. mampu meningkatkan pengetahuan dan ketram-
Kompentensi dosen sangat diperlukan untuk pilan mahasiswa. Sehingga kompetensi dosen
mendukung pelayanan pada mahasiswa. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas layanan dosen pada
dapat diperinci dari segi tingkat pendidikan mini- mahasiswa STIE PGRI Dewantara Jombang.

Tabel 6. Data Hasil Uji regresi berganda


No Variabel T hitung F hitung Signifikansi
1 Kompetensi Dosen (X1) 2.052 0.043
2 Kinerja Dosen(X2) 3.813 0.000
3 Kompetensi dan Kinerja dosen 25.952 0.000
Sumber: data output SPSS 15.00 for windows

78 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Adapun hasil penelitian ini mendukung hasil dikan Jombang setiap hari minggu dengan tema
penelitian Supriyanto. (2011) dengan judul Penga- sesuai isu-isu terbaru.
ruh Kompetensi Dosen dan Motivasi Kerja Dosen Namun demikian, menurut persepsi maha-
Terhadap Kualitas Layanan Kepada Mahasiswa siswa, banyak dosen saat mengajar masih ada yang
yang menunjukkan bahwa kompetensi dosen dan membeda-bedakan mahasiswa. Hal ini jika dilihat
motivasi kerja dosen sangat berpengaruh terhadap dari persepsi dosen adalah wajar karena cende-
peningkatan kualitas layanan dosen kepada rung dosen pasti akan memperhatikan mahasiswa
mahasiswa. yang aktif dan kritis dikelas jika disbanding dengan
mahasiswa yang pasif atau malas. Namun, akan
b. Pengaruh kinerja dosen terhadap kualitas lebih baik jika dosen memberikan kesempatan
layanan dosen pada mahasiswa STIE yang merata bagi mahasiswa untuk berpartisipasi
PGRI Dewantara Jombang dan kompak, sehingga butuh kerjasama bisa de-
Kinerja dosen yang baik akan mampu ngan cara pemberian tugas kelompok atau praktek
menciptakan hasil kerja yang baik khususnya secara kelompok.
peningkatan kualitas pelayanan pada mahasiswa. Adapun hasil penelitian ini mendukung hasil
Kinerja dosen meliputi transformasi ilmu, penelitian Enceng dan Anshori (2012) dengan judul
pengembangan ilmu pengetahuan, pemberian Pengaruh Motivasi Kerja dan Kinerja Aparatur
informasi tentang IPTEK terbaru berdasar hasil Pemerintah Kecamatan Terhadap Kualitas
penelitian, dan pengabdian pada mahasiswa dan Pelayanan Masyarakat (Studi Pada Kantor Keca-
masyarakat yang membutuhkan. Secara keseluruh- matan Jatinangor Kabupaten Sumedang) yang
an kinerja dosen STIE PGRI Dewantara Jombang menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi
sudah baik, khususnya dalam hal pemberian kerja yang tinggi dan kinerja aparatur yang sesuai
informasi tentang perkembangn ilmu-ilmu baru dengan uraian kerja akan membantu peningkatan
dalam manajemen, hal ini dikarenakan ilmu kualitas pelayanan masyarakat.
manajemen selalu berubah seiring perkembangan
organisasi seperti ilmu tentang spiritual leader- c. Pengaruh kompetensi dosen dan kinerja
ship dan e-commerce yang didukung pembela- dosen terhadap kualitas layanan dosen
jaran praktek online shop. Selain itu, STIE PGRI pada mahasiswa STIE PGRI Dewantara
Dewantara Jombang juga bekerja sama dengan Jombang
Jombang Kuliner sebagai wadah bagi mahasiswa Kompetensi dosen yang didukung dengan
yang ingin memulai wirausaha. Diharapkan dengan kinerja dosen yang bagus akan mampu berpenga-
adanya dukungan dosen dalam pembelajaran dan ruh pada peningkatan kualitas pelayanan maha-
adanya wadah untuk berekspresi akan mampu siswa. Seringkali mahasiswa berpersepsi jika
mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan yang tingkat pendidikan dosen S1 maka ilmu yang
bagus bagi mahasiswa. dimiliki masih rendah, oleh karena itu di STIE
Dosen di STIE PGRI Dewantara jombang PGRI Dewantara Jombang sejak dulu mewajibkan
juga melakukan program pengabdian masyarakat dosen yang masih S1 untuk melanjutkan studi ke
sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi. Ada S2. Saat ini tingkat pendidikan seluruh dosen tetap
beberapa program pengabdian yaitu membantu manajemen STIE PGRI Dewantara Jombang
pondok pesantren dalam pembuatan laporan sudah S2 dan ada beberapa dosen yang sudah
keuangan nirlaba dan membantu pengembangan melanjutkan studi ke S3.
produk jamu desa di Mojongapit, dan yang paling Kompetensi diperlukan oleh semua dosen
rutin dilakukan adalah siran radio di Suara Pendi- tidak hanya manajemen saja, namun juga seluruh

PROSIDING 79
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dosen semua jurusan. Kompetensi yang baik ada- Saran
lah kemampuan dosen mengolah pembelajaran Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
yang menarik sesuai dengan silabus dan kondisi pembahasan di atas, maka saran yang dapat dibe-
kelas, mampu memanfaatkan teknologi pem- rikan adalah:
belajaran, dan mempu mengevaluasi hasil dari pem- 1. Di harapkan Dosen Manajemen STIE PGRI
belajaran dan pengembangan potensi peserta Dewantara Jombang mampu menghidupkan
didik, serta bersedia menerima kritik dan saran suasana kelas saat proses perkuliahan, hal ini
yang membangun dari mahasiswa karena mereka dapat dilakukan dengan menggunakan me-
merupakan anak muda yang cenderung kritis. tode simulasi, bertukar peran, atau melakukan
Adapun kinerja dosen STIE PGRI Dewan- study kasus. Adapun media yang digunakan
tara Jombang sudah sesuai kewajiban tridharma
dapat melalui video dan informasi presentasi
perguruan tinggi yaitu pengajaran, penelitian, dan
atau kasus dapat diambil dari You Tube.
penagbdian pada masyarakat. Dalam hal peng-
2. Diharapkan Dosen Manajemen STIE PGRI
ajaran, dosen wajib menyesuaikan kompetensi
Dewantara Jombang bisa menempuh jenjang
yang dimiliki dengan kinerjanya. Dosen ber-
pendidikan yang lebih tinggi untuk memenuhi
kewajiban mengajar minimal 9 sks dalam 1 minggu
kebutuhan ilmu yang terus berkembang dan
dan saat perkuliahan focus menggunakan waktu
dapat membantu mahasiswa meningkatkan
hanya untuk mengajar. Di luar jam mengajar dosen
pengetahuan. Selain itu, Dosen dalam meng-
juga berkewajiban melakukan penelitian minimal
ajar juga diharapkan selalu memberikan infor-
1 tahun sekali dan melakukan beberapa program
masi dibidang manajemen salah satunya cara-
pengabdian masyarakat yang seringkali dilakukan
nya dengan bedah jurnal hasil penelitian ilmu
secara kelompok baik dengan dengan mahasiswa
manajemen terbaru baik jurnal nasional
atau dengan rekan dosen lain.
maupun internasional.
3. Diharapkan Dosen Manajemen STIE PGRI
SIMPULAN & SARAN Dewantara Jombang mampu bersikap adil
Simpulan dalam menghadapi mahasiswa yang berbeda-
Kompetensi dosen berperan dalam pening- beda karakteristiknya untuk menghindari
katan kualitas pelayanan dosen pada mahasiswa persepsi mahasiswa yang merasa didiskri-
STI PGRI Dewantara Jombang. Kinerja dosen minasikan. Hal ini dapat diantisipasi dengan
berperan paling besar dalam peningkatan kualitas memperjelas kesepakatan kontrak perkuliah-
pelayanan dosen pada mahasiswa STI PGRI an meliputi: peraturan yang tidak boleh di-
Dewantara Jombang. Dalam hal ini, jika kompetensi langgar, kesepakatan toleransi keterlambatan,
dosen sudah sesuai namun tidak diimbangi dengan berapa kali ditoleransi tidak masuk kuliah, dan
kinerja yang baik, maka harapan untuk mening- aspek penilaian mahasiswa. Kontrak per-
katkan kualitas pelayanan pada mahasiswa tidak kuliahan merupakan kewenangan dari setiap
akan optimal. Kompetensi dosen dan kinerja dosen sehingga mahasiswa juga diharapkan
dosen berperan dalam peningkatan kualitas pela- bersedia melakukan apa yang sudah menjadi
yanan dosen pada mahasiswa STI PGRI Dewan- kesepakatan kelas.
tara Jombang.

80 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
DAFTAR RUJUKAN Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Enceng dan Anshori, Yuli Tirtariandi El. 2012. tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pengaruh Motivasi Kerja dan Kinerja Jakarta: Depdiknas.
Aparatur Pemerintah Kecamatan Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2006.
Terhadap Kualitas Pelayanan Masya- Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
rakat (Studi Di Kantor Kecamatan Supriyanto. 2011. Pengaruh Kemampuan Dan
Jatinangor Kabupaten Sumedang. Jurnal Motivasi Kerja Dosen Terhadap Kualitas
Ilmiah Administ rasi Publik dan Layanan Kepada Mahasiswa. Jurnal
Pembangunan, Vol.3 No. 1. manajemen bisnis. Volume 1 no. 01, edisi
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. april 2011
Manajemen sumber daya manusia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
perusahaan. Bandung: PT. Remaja Tahun 2005 edisi 2009, Tentang Guru dan
Rosdakarya. Dosen, Bandung, Depdiknas, Citra
Moeheriono,2012. Pengukuran kinerja berbasis Umbara.
kompetensi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

PROSIDING 81
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pengembangan Mata Kuliah Pendidikan Anti
Korupsi untuk Mengefektifkan Nilai-Nilai
Anti Korupsi pada Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
di Universitas Kanjuruhan Malang

Ninik Indawati
Program Studi Pendidikan Ekonomi - Universitas Kanjuruhan Malang
Email: n.indawati@yahoo.com

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran serta menguji efektivitas
implementasi mata kuliah pendidikan anti korupsi untuk mengefektifkan nilai-nilai anti korupsi pada
mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Kanjuruhan Malang, yang harus mampu
mendidikkan nilai-nilai anti korupsi kepada peserta didiknya. Metode penelitian mengacu pada model
pengembangan prosedural, bersifat deskriptif yang menunjukkan langkah-langkah untuk menghasilkan
suatu produk yang efektif digunakan sekolah, bukan menguji teori. Prosedur penelitian setiap tahapan
pengembangan melalui uji ahli, uji individu, uji kelompok, dan uji lapangan. Model pendekatan sistem
dikembangkan menurut Dick & Carey, sampai pada langkah-langkah evaluasi formatif. Hasil pengembangan
berupa perangkat pembelajaran meliputi Silabus, Satuan Acara Perkuliahan, bahan ajar, buku panduan
dosen, dan buku panduan mahasiswa. Uji coba meliputi uji ahli pembelajaran, uji ahli isi matakuliah, uji ahli
media pembelajaran, uji individu, uji kelompok, dan uji lapangan. Hasil penilaian uji coba digunakan sebagai
masukan penyempurnaan produk pengembangan. yang dilakukan dengan metode uji t (Paired Samples
Tes) untuk mengetahui keefektifan bahan ajar. Teknik analisis kuantitatif deskripstif digunakan untuk
membandingkan kemampuan mahasiswa sebelum dan setelah menggunakan bahan ajar melalui pretes dan
postes menunjukkan hasil signifikan, yaitu adanya perbedaan nilai pre-tes dan pos-tes, yang berarti bahan
ajar pendidikan anti korupsi sangat efektif untuk diimplementasikan pada mahasiswa program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Kanjuruhan Malang.
Kata kunci: pengembangan, bahan ajar, pendidikan anti korupsi,mahasiswa PGSD.

Pendidikan karakter sesuai UU No. 20 karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan
tahun 2003, adalah suatu sistem penamaan nilai- budaya tertentu, maka perkembangan karakter
nilai karakter yang meliputi komponen pengeta- individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam
huan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Artinya, perkembangan budaya dan karakter
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan
lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkung-
karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkem- an sosial dan budaya masyarakat.
bangan karakter individu seseorang. Akan tetapi,

82 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Menurut (Thomas, L. 1991) karakter ber- yang sehat mampu menunjukkan titik temu atau
kaitan dengan konsep moral (moral knonwing), menjembatani antara teori dan praktek.
sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (Abduhzen, M, 2010) berpendapat bahwa strategi
(moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen pendidikan kita pada berbagai tingkatannya sangat
ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik kurang menghiraukan pengembangan nalar sebagai
didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, basis sikap dan perilaku. Pembelajaran di sekolah
keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan kita lebih cenderung pada mengisi atau mengindok-
perbuatan kebaikan. trinasi pikiran. Akibatnya, apa yang diperoleh di
Pancasila pada pembukaan UUD 1945 dan sekolah seperti tidak berkorelasi dengan kehi-
dijabarkan lebih lanjut lagi dalam pasal-pasal yang dupan nyata. Pendidikan harus mampu mencip-
terdapat dalam UUD 1945, nilai-nilai yang terkan- takan keseimbangan dalam kehidupan peserta
dung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang didiknya, (Artadi, I Ketut, 2004).
mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, Agar pendidikan karakter anti korupsi dapat
kemasyarakatan, budaya dan seni. Pendidikan mencapai sasaran, beberapa langkah dapat
budaya dan karakter bangsa merupakan hal yang dilakukan pemerintah dan Kemendiknas, seperti
sangat penting. bertujuan untuk mempersiapkan pelatihan-pelatihan kepribadian kepada guru-guru
peserta didik menjadi warga negara yang lebih untuk menanamkan sikap anti korupsi. Hasilnya
baik, yaitu warga negara yang memiliki kemam- nanti terlihat dalam sikap keseharian guru dalam
puan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai menjalankan tugasnya. Sikap-sikap anti korupsi
Pancasila dalam kehidupan sebagai warga negara. yang ditunjukkan oleh guru tentu akan lebih tajam
Pemilihan sekolah sebagai perintis pendi- pemikiran siswa mengenai korupsi dibandingkan
dikan karakter diserahkan kepada dinas masing- dengan teori-teori hapalan mengenai tindak
masing. Sosialisasi ditujukan kepada seluruh warga korupsi. Langkah lain yang dapat diambil untuk
sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, murid, memaksimalkan tujuan pendidikan karakter anti
dan tenaga kependidikan. Jadi, kunci keberhasilan korupsi adalah memberikan sanksi tegas kepada
pendidikan karakter itu ada di kepala sekolah. guru dan pegawai-pegawai dinas pendidikan yang
Kalau ada niat berubah menjadi yang lebih baik, melakukan tindakan korupsi. Sehingga dunia
maka seterusnya akan menularkan perilaku baik pendidikan terlepas dari tindakan korupsi yang
bagi guru-guru dan murid-muridnya. Prinsipnya, akan berdampak pada penciptaan kondisi yang
tentu dimulai dari diri sendiri, diawali dari yang mendukung pelaksanaan pendidikan karakter anti
mudah, dan dilakukan saat ini juga. Misalnya, korupsi.
datang tepat waktu. Hal terpenting adalah Melihat berbagai kendala yang membentang
lingkungan sekolah, baik murid, guru, dan tenaga dalam pelaksanaan pendidikan karakter anti
kependidikannya, menjadi lebih baik karena korupsi ini, maka sudah sepatutnyalah dilakukan
menerapkan pendidikan karakter. Hasil dari perbaikan dalam tubuh institusi pendidikan terlebih
pendidikan karakter tidak dapat dirasakan atau dahulu. Agar jangan sampai rencana manis hanya
dilihat seketika, karena hal ini memerlukan waktu berbuah tawar atau tiada berguna. Guru sebagai
lama. Penerapan pendidikan karakter memerlukan ujung tombak pendidikan karakter anti korupsi
kerjasama berbagai pihak dan juga memerlukan haruslah merefleksi diri. Penanaman sikap luhur
contoh dari pendidik, tenaga kependidikan, dan ini akan tercapai apabila guru sanggup menjadi
orang tua. contoh sikap jujur, baik, bertanggung jawab, dan
Menurut (Tirtarahardja, Umar, La Sulo, adil bagi siswanya. Bukan hanya pemberian teori
2005) berpendapat bahwa seharusnya pendidikan mengenai ciri-ciri sikap jujur, baik, bertanggung

PROSIDING 83
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
jawab, dan adil yang sasarannya hanya hafalan teladan agar anak tidak melakukan korupsi sejak
semata. dini dengan tujuan menciptakan generasi muda
Pendidikan anti korupsi adalah usaha bermoral baik serta membangun karakter untuk
sadar dan terencana untuk mewujudkan proses tidak melakukan korupsi sejak dini, melalui jalur
belajar mengajar yang kritis terhadap nilai-nilai anti pendidikan lebih efektif, karena pendidikan meru-
korupsi. Dalam proses tersebut, Pendidikan Anti pakan proses perubahan sikap mental yang terjadi
korupsi bukan sekedar media bagi transfer pada diri seseorang, dan melalui jalur pendidikan
pengetahuan, namun juga menekankan pada upaya ini lebih tersistem serta mudah terukur, yaitu per-
pembentukan karakter, nilai anti korupsi dan ubahan perilaku anti korupsi. Menurut Kementrian
kesadaran moral dalam melakukan perlawanan Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud,
terhadap perilaku korupsi. Pendidikan anti korupsi 2012) terdapat nilai-nilai yang diinternalisasikan
juga merupakan instrumen untuk mengembangkan dalam pendidikan anti korupsi, yaitu: kejujuran,
kemampuan belajar dalam menangkap konfigurasi kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung
masalah dan kesulitan persoalan kebangsaan yang jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian,
memicu terjadinya korupsi, dampak, pencegahan, keadilan.
dan penyelesaiannya. Sistem pendidikan yang ikut Pemberantasan korupsi menuntut peran
memberantas korupsi adalah sistem pendidikan guru/dosen untuk memulai dengan serius dalam
yang berangkat dari hal-hal sederhana, seperti memberantas korupsi. Upaya pemberantasan
tidak mencontek, disiplin waktu, dan lain-lain, korupsi harus dilaksanakan sedini mungkin mulai
(Wibowo & Nanang, 2011). dari tingkat pendidikan sekolah dasar sampai pada
Pendidikan anti korupsi diharapkan dapat tingkat perguruan tinggi, dengan menerapkan mata
menanamkan dan menyebarkan nilai-nilai anti pelajaran atau mata kuliah pendidikan anti korupsi.
korupsi kepada para anak didik, sehingga sejak Kini saatnya diperlukan adanya gagasan pengem-
dini mereka memahami bahwa korupsi itu berten- bangan perangkat pembelajaran mata kuliah
tangan dengan norma hukum maupun norma pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa program
agama. Untuk itu sejak dini anak perlu dibiasakan studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, khususnya
jujur, tidak menipu, dan tidak mengambil yang di Universitas Kanjuruhan Malang, karena output
bukan haknya. Bukan suatu hal yang salah jika Pendidikan Guru Sekolah Dasar adalah calon guru,
pemerintah menetapkan lembaga pendidikan yang diharapkan nantinya dapat memberikan
sebagai bengkel perbaikan moralitas bangsa. Lem- pemahaman, penanaman, dan mendidikkan nilai-
baga pendidikan adalah pilihan tepat sebagai garda nilai anti korupsi kepada peserta didiknya. Karena
terdepan pembentukan karakter bangsa. Dalam pembelajaran penanaman nilai-nilai budaya anti
aplikasinya, perlu ada materi khusus pembelajaran korupsi harus dimulai dari tingkat pendidikan dasar,
anti korupsi dalam kurikulum di tingkat pendidikan yang merupakan suatu ranah yang seharusnya
dasar sampai perguruan tinggi. menjadi titik awal perbaikan budi pekerti. Agar
Pendidikan anti korupsi lebih menekankan tidak semakin akut, meskipun tentu tidak dapat
upaya pembentukan moral anti korupsi dibanding secara serta-merta. Sebab, mungkin hanya pendi-
transformasi pengetahuan dan seluk beluk teori anti dikanlah jalan yang paling memungkinkan untuk
korupsi kepada peserta didik. Dalam (Wibowo ditempuh dalam rangka memberikan penyadaran
& Puspito, 2011) menjelaskan bahwa tujuan pen- terhadap masyarakat.
didikan anti korupsi untuk menciptakan generasi Tujuan pengembangan ini adalah mengem-
muda yang bermoral baik dan berperilaku anti bangkan dan menguji efektivitas perangkat
koruptif yang tidak lain untuk membangun karakter pembelajaran mata kuliah pendidikan anti korupsi

84 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
bagi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, merancang dan mengembangkan evaluasi formatif,
khususnya di Universitas Kanjuruhan Malang, yang (9) melakukan revisi terhadap program pembe-
terdiri dari bahan ajar, buku panduan dosen, buku lajaran, dan (10) merancang dan mengembangkan
panduan mahasiswa, silabus dan satuan acara evaluasi sumatif. Namun dalam penelitian ini tidak
perkuliahan/rancangan pembelajaran. melakukan evaluasi sumatif. Adapun langkah-
langkahnya: I. Mengidentifikasi Tujuan
METODE Pembelajaran, Melakukan Analisis Pembelajaran,
Mengidentifikasi Perilaku Awal Dan Karakteristik
A. Model dan prosedur pengembangan Pebelajar, Merumuskan Tujuan Pembelajaran, dan
Menurut (Gay, L.R, 1991), penelitian Mengembangkan Instrumen Penilaian. II.
pengembangan adalah suatu usaha untuk Penyusunan dan Penilaian Bahan Ajar, Buku
mengembangkan suatu produk yang efektif untuk Panduan Dosen, Buku Panduan Mahasiswa,
digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Silabus, dan Satuan Acara Perkuliahan. III.
Sedangkan komponen utama penelitian pengem- Mendesain dan Melakukan Evaluasi Formatif serta
bangan (Development Research) menurut Tim Merevisi Produk Pengembangan.
(Puslitjaknov., 2008), metode penelitian pengem-
bangan memuat tiga komponen utama, yaitu : (A) B. Uji Coba Produk
model pengembangan, (B) prosedur pengem-
bangan, dan (C) uji coba produk. Melalui (1) desain uji coba, (2) subyek
Model pengembangan bahan ajar mata coba, (3) jenis data, (4) instrumen pengumpulan
kuliah pendidikan anti korupsi ini menggunakan data, dan (5) teknik analisis data.
model prosedural menurut Tim (Puslitjaknov.,
2008), karena model ini berupa model yang bersifat 1. Desain Uji Coba
deskriptif, yang akan menghasilkan produk Uji coba dilakukan dalam rangka mengetahui
tertentu, yaitu produk yang akan dipergunakan da- tingkat validitas, kemenarikan dan efektifitas
lam kegiatan pembelajaran, dengan model pen- produk. Produk berupa bahan ajar, buku panduan
dekatan sistem atau system approach terhadap dosen, dan buku panduan mahasiswa, sebagai hasil
komponen-komponen dasar dari desain sistem dari pengembangan ini, di uji validitas, kemenari-
pembelajaran yang meliputi analisis, desain, kan dan keefektifannya. Tingkat validitas bahan
pengembangan, implementasi, dan evaluasi yang ajar diketahui melalui hasil analisis kegiatan uji coba
dirancang dan dikembangkan oleh (Dick, W. & yang dilaksanakan melalui beberapa tahap, yakni:
Carey, L. 2005). Komponen sekaligus langkah- (1) uji ahli pembelajaran, (2) uji ahli isi bidang studi,
langkah utama/prosedur dari model desain sistem (3) uji ahli media pembelajaran, (4) uji individu,
pembelajaran yang dikemukakan oleh (Dick, W. (5) uji kelompok, dan (6) uji lapangan. Sebagai
& Carey, L. 2005) terdiri atas sepuluh langkah, responden adalah mahasiswa program studi
yaitu (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai pengguna
melakukan analisis pebelajar, (3) mengidentifikasi produk pengembangan, sedangkan tingkat
perilaku awal dan karakteristik pebelajar, (4) me- keefektifan bahan ajar diketahui melalui hasil pre-
rumuskan tujuan pembelajaran, (5) mengem- tes dan pos-tes terhadap perolehan hasil belajar
bangkan instrumen penilaian, (6) mengembangkan mahasiswa pada saat uji lapangan. Adapun untuk
strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan mengetahui tingkat signifikansi perbedaan antara
memilih bahan ajar/materi pembelajaran, (8) pre-tes dan pos-tes digunakan uji t.

PROSIDING 85
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
2. Subjek Coba sedangkan produk pengembangan yang di-
Subjek coba produk hasil pengembangan ujicobakan kepada dosen (praktisi) program
terdiri atas ahli pembelajaran, ahli isi bidang studi studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Uni-
mata kuliah pendidikan anti korupsi, dan ahli me- versitas Kanjuruhan Malang dan mahasiswa
dia pembelajaran, serta mahasiswa program studi S3 (akademisi) program studi Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. langkah-langkah Ekonomi pascasarjana Universitas Negeri
uji coba masing-masing kegiatan: Malang, adalah bahan ajar dan buku panduan
a. Tahap Uji Ahli dosen.
Subyek uji coba pada tahap validasi ahli ada-
lah ahli pembelajaran, ahli isi bidang studi mata 3. Jenis Data
kuliah pendidikan anti korupsi, dan ahli me- Jenis data dikategorikan menjadi empat ba-
dia pembelajaran. gian data, yaitu (1) evaluasi tahap pertama berupa
b. Tahap Uji Individu data (a) hasil uji ahli pembelajaran, (b) hasil uji
Uji Individu dilakukan pada mahasiswa pro- ahli isi bidang studi mata kuliah pendidikan anti
gram studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar korupsi, (c) hasil uji ahli media pembelajaran, (2)
Universitas Kanjuruhan Malang, subyek uji hasil uji individu, (3) hasil uji kelompok dan (4)
coba pada tahap ini adalah enam mahasiswa. hasil uji lapangan berupa data hasil wawancara
Untuk mengetahui kualitas produk bahan ajar. mahasiswa, hasil pretes dan postes mahasiswa,
Produk pengembangan yang diuji coba adalah hasil angket motivasi mahasiswa, dan data hasil
bahan ajar dan buku panduan mahasiswa. review dosen program studi Pendidikan Guru
Maksud uji coba ini adalah untuk mengiden- Sekolah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang
tifikasi dan memperkecil kesalahan yang (praktisi), dan mahasiswa S3 program studi
terdapat dalam bahan ajar dan buku panduan Pendidikan Ekonomi pascasarjana Universitas
mahasiswa. Negeri Malang (akademisi).
c. Tahap Uji Kelompok Keseluruhan data yang diperoleh dikelom-
Setelah direvisi berdasarkan masukan para pokkan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data
ahli dan uji individu, langkah berikutnya adalah kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil uji
uji kelompok, subjek uji coba dalam tahap ini ahli pembelajaran melalui angket penilaian dan dan
adalah sepuluh orang mahasiswa program tanggapan, hasil uji ahli isi bidang studi mata kuliah
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Uni- pendidikan anti korupsi melalui angket penilaian
versitas Kanjuruhan Malang. dan tanggapan, hasil uji ahli media pembelajaran
d. Tahap Uji Lapangan melalui angket penilaian dan dan tanggapan, hasil
Pada tahap ini subjek uji coba terdiri dari 30 uji individu melalui angket penilaian dan tanggapan,
mahasiswa program studi Pendidikan Guru hasil uji kelompok melalui angket penilaian dan
Sekolah Dasar Universitas Kanjuruhan tanggapan, hasil uji lapangan untuk mahasiswa
Malang, dan diamati oleh dosen (praktisi) pro- melalui angket penilaian dan tanggapan, hasil uji
gram studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar lapangan untuk dosen melalui angket penilaian dan
Universitas Kanjuruhan Malang, serta maha- tanggapan, hasil angket motivasi mahasiswa
siswa S3 (akademisi) program studi Pen- penilaian dan tanggapan, dan data uji lapangan
didikan Ekonomi Pascasarjana Universitas prestasi hasil belajar yaitu hasil pre-tes dan pos-
Negeri Malang. Produk pengembangan yang tes mahasiswa. Hasil data kualitatif tersebut
diujicobakan kepada mahasiswa adalah dikuantifikasikan dengan menggunakan skala likert
bahan ajar dan buku panduan mahasiswa (skala lima) untuk proses analisis data.

86 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
4. Instrumen Pengumpulan Data siswa dihitung persentase tingkat pencapaiannya
Pengumpulan data menggunakan dengan menggunakan rumus :
instrumen berupa angket dan tes. Angket diguna-
kan untuk mengumpulkan data hasil review dari
ahli pembelajaran, ahli isi mata kuliah, ahli media Sedangkan uji coba kelompok dihitung
pembelajaran mahasiswa, saat uji individu, uji rerata dan persentase tingkat pencapaiannya
kelompok, dan mahasiswa saat uji lapangan, serta dengan menggunakan rumus sebagaimana tersebut
dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah dibawah ini.
Dasar Universitas Kanjuruhan Malang (praktisi)
dan mahasiswa S3 program studi Pendidikan Eko- Persentase (%) = X 100
nomi pascasarjana Universitas Negeri Malang
(akademisi). Tes digunakan untuk mengetahui hasil Keterangan:
belajar mahasiswa sebelum menggunakan bahan F = Frekuensi tiap butir jawaban
ajar (pre-tes) dan sesudah mahasiswa mengguna- N = Jumlah subjek uji yang menjawab
kan bahan ajar (pos-tes).
Untuk dapat memberikan makna dan
5. Teknik Analisis Data pengambilan keputusan tentang kualitas bahan ajar,
5.1 Cakupan Data digunakan ketepatan sebagai berikut:
Data dalam pengembangan ini meliputi:
a. Data desain pengembangan bahan ajar Konversi Tingkat Pencapaian Dengan Skala 5
mata kuliah pendidikan anti korupsi yang Tingkat Kualifikasi Keterangan
Pencapaian
meliputi: data hasil penilaian/tanggapan uji 85% - 100% Sangat baik Tidak perlu
ahli, data hasil penilaian/tanggapan uji direvisi
individu, data hasil penilaian/tanggapan uji 75% - 84% Baik Tidak perlu
direvisi
kelompok, dan data hasil penilaian/tang-
65% - 74% Cukup Direvisi
gapan uji lapangan. 55% - 64% Kurang Direvisi
b. Data hasil angket motivasi mahasiswa 9% - 54% Sangat kurang Direvisi
terhadap bahan ajar mata kuliah pendi-
dikan anti korupsi.
Teknik analisis kuantitatif deskriptif juga di-
c. Data hasil prestasi belajar mahasiswa
gunakan untuk membandingkan kemampuan
yang meliputi pre-tes dan pos-tes mata
mahasiswa sebelum diajar dengan menggunakan
kuliah pendidikan anti korupsi terkait
bahan ajar, dan setelah menggunakan bahan ajar.
dengan penggunaan bahan ajar yang
Kedua hal tersebut dilakukan pada saat uji
dikembangkan.
lapangan. Metode yang digunakan adalah uji t
5.2 Analisis Data
(Paired Samples Tes) untuk mengetahui keefek-
Analisis data tiap komponen data, baik data
tifan bahan ajar. Perhitungan uji t dilakukan dengan
hasil penilaian ahli, hasil penilaian individu, hasil
bantuan perangkat lunak statistik SPSS.
penilaian kelompok, penilaian lapangan, penilaian
motivasi dan penilaian prestasi belajar mahasiswa,
dilakukan analisis deskriptif berupa rerata dan HASIL & PEMBAHASAN
persentase. Hasil penilaian ahli tentang bahan ajar, Kronologi proses pengembangan memapar-
buku panduan dosen, dan buku panduan maha- kan tentang urutan proses pengembangan produk,

PROSIDING 87
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
mulai dari proses penyusunan sampai uji produk. karakteristik mahasiswa, menulis tujuan pem-
Penyajian dan analisis data berisi sajian data dan belajaran dan mengembangkan tes acuan patokan.
analisis hasil tanggapan/penilaian ahli pembelajaran, Langkah ketiga adalah penyusunan dan penulisan
ahli isi mata kuliah, dan ahli media pembelajaran, bahan ajar, buku panduan dosen, dan buku pan-
uji individu, uji kelompok, dan uji lapangan. duan mahasiswa. Langkah keempat adalah
Sedangkan revisi produk pengembangan mema- mendesain, melakukan penilaian dan merevisi pro-
parkan tentang revisi produk pengembangan duk pengembangan.
berdasarkan masukan dari ahli pembelajaran, ahli
isi bidang studi, dan ahli media pembelajaran, B. Penyajian Data, Analisis Data, dan Revisi
mahasiswa, dosen program studi Pendidikan Guru Produk Pengembangan
Sekolah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang
selaku pengamat mewakili praktisi, dimana uji coba Penyajian dan analisis data ini memaparkan
mata kuliah pendidikan anti korupsi dilakukan, dan tentang sajian dan analisis data hasil penilaian/tang-
mahasiswa S3 angkatan 2012 selaku pengamat gapan ahli pembelajaran, ahli isi bidang studi, ahli
dari akademisi, beliau adalah mahasiswa prodi media pembelajaran, uji individu, uji kelompok,
Pendidikan Ekonomi Pascasarjana Universitas dan uji lapangan. Analisis data disajikan mulai dari
Negeri Malang. bahan ajar, buku panduan dosen, buku panduan
mahasiswa, dan rencana pelaksanaan pembela-
A. Kronologi Proses Perancangan jaran. Untuk mengetahui tingkat kelayakan ter-
hadap produk yang telah diujicobakan, maka data
Langkah pertama dalam pengembangan yang telah dianalisis tersebut dicocokkan dengan
bahan ajar ini diawali dengan penetapan mata tabel kelayakan yang telah ditetapkan. Revisi
kuliah yang akan dikembangkan. Pertimbangan Produk Pengembangan perlu dilakukan revisi pada
dalam memilih mata kuliah pendidikan anti korupsi bahan ajar, buku panduan dosen, dan buku pan-
berdasarkan observasi di lapangan, serta konsul- duan mahasiswa.
tasi dan diskusi yang dilakukan dengan dosen Hasil analisis pada tabel 4.36 menunjukkan
pembimbing. Langkah kedua adalah mengiden- bahwa antara pre-tes dan pos-tes berbeda sangat
tifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis signifikan (P < 0.000, df = 29, t = -51.470),
pembelajaran, mengidentifikasi perilaku awal dan dengan selisih perbedaan antara keduanya sebesar

Nilai Rerata, Standar Deviasi Dan Standar Eror Hasil Pre-tes Dan Pos-tes
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair Pretes 28.90 30 2.354 .430
Postes 37.57 30 2.373 .433
Sumber:Data Hasil Pre-tes Dan Pos-tes Mahasiswa

Hasil Uji-T Menunjukkan Perbedaan Antara Hasil Pre-tes Dan Pos-tes


Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation
Pair 1 Pretes -8.667 .922 -51.470 29 .000
Postes
Sumber: Data Hasil Pre-tes Dan Pos-tes Mahasiswa

88 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
-8.667. Nilai negatif pada selisih keduanya membuktikan bahwa mahasiswa maupun
menunjukkan pre-tes lebih rendah daripada pos- dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Uni-
tes. Artinya dengan adanya bahan ajar tersebut versitas Kanjuruhan Malang menyatakan,
telah mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa bahwa mata kuliah ini harus dikembangkan
sebesar 8.67 dibandingkan kondisi sebelumnya. dan diterapkan sebagai bekal bagi mereka
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disim- yang kelak akan menjadi tenaga pendidik di
pulkan bahwa bahan ajar terbukti efektif secara Sekolah Dasar.
signifikan untuk meningkatkan capaian hasil belajar 2. Dari hasil penelitian membuktikan, bahwa
mahasiswa. mahasiswa program studi Pendidikan Guru
Kajian dan paparan hasil pengembangan Sekolah Dasar Universitas Kanjuruhan
memaparkan kajian tentang bahan ajar, mulai dari Malang, dan penilai ahli menyatakan bahwa
bahan ajar, buku panduan mahasiswa dan buku mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi ini harus
panduan dosen. dikembangkan dan diterapkan sebagai bekal
bagi mereka yang kelak akan menjadi guru,
Kajian Produk Yang Telah Direvisi dengan mengacu pada sembilan nilai anti
korupsi antara lain: jujur, peduli, mandiri,
A. Kajian Analisis disiplin,tanggung jawab, kerja keras,
Kajian analisis memberikan jawaban atas sederhana, berani, dan adil.
alasan penulis menyusun bahan ajar. Kajian analisis
tentang bahan ajar akan ditinjau dari dua aspek Saran
yakni (a) aspek desain pesan dan (b) aspek desain
teks. Disamping itu juga dipaparkan kekuatan dan Saran yang disampaikan berkaitan dengan
kelemahan dari produk/hasil pengembangan. produk pengembangan meliputi (1) saran
Kajian aspek desain pesan akan ditinjau dari pemanfaatan, (2) saran diseminasi dan (3) saran
beberapa prinsip dalam desain pesan. Sedangkan pengembangan produk lebih lanjut.
aspek desain teks disajikan setelah aspek desain Berdasarkan catatan saat uji lapangan yang
pesan dan penyajiannya ditinjau dari tata aturan telah dilaksanakan, maka untuk mengoptimalkan
penulisan teks. Buku panduan dosen dan buku pemanfaatan bahan ajar, pengembang memberikan
panduan mahasiswa akan dianalisis dan saran-saran sebagai berikut:
dipaparkan karakteristiknya. Dosen lebih optimal sebagai fasilitator, mo-
tivator, pembimbing pembelajaran PAIKEM, dan
menggunakan strategi yang tepat.
SIMPULAN & SARAN Berdasar catatan saat uji lapangan yang telah
Simpulan dilaksanakan, maka untuk mengoptimalkan
Berdasar hasil pengembangan dapat disim- pemanfaatan bahan ajar, pengembang memberikan
pulkan sebagai berikut: saran-saran sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran mata kuliah pen- Sesuai karakteristik pengguna dan penilaian
didikan anti korupsi mempunyai karakteristik sampai pada sumatif, tidak hanya penilaian
yang berisikan nilai-nilai anti korupsi yangharus formatif, yaitu sebatas kelayakan terapannya saja,
dididikkan oleh mahasiswa program studi sehingga ada pengembangan lebih lanjut.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Untuk meningkatkan kualitas bahan ajar
Kanjuruhan Malang, sebagai calon guru dengan latihan yang lebih aplikatif, dan tidak terlalu
sekolah dasar yang merupakan suatu kebutuh- banyak aspek teoritis.
an yang harus diterapkan. Dari hasil penelitian
PROSIDING 89
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Agar menjadikan mata kuliah pendidikan Effendy, C. 2003. Privatisasi Versus Neo-
anti korupsi ini sebagai mata kuliah wajib bagi Sosialisme Indonesia, Jakarta: LP3ES.
mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Ekosusilo, M. 1988. Dasar-dasar Pendidikan.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Kan- Semarang: Effar Publishing.
juruhan Malang, baik melalui mata kuliah pengem- Fakultas Pascasarjana. 2010. Pedoman
bangan kepribadian (MPK) atau terintegrasi pada Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
mata kuliah. Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir,
Laporan Penelitian. Malang: FPS Univer-
DAFTAR RUJUKAN sitas Negeri Malang.
Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and
Aziz, H.A. 2011. Pendidikan Karakter Berpusat Measurement: Com-petencies for Analy-
pada Hati: Akhlak Mulia Pondasi sis and Application. Second edition New
Membangun Karakter Bangsa. Jakarta: York: Macmilan Publishing Compan.
Ai-Mawardi Prima. Hallak, J., & Poisson, M. 2005. Ethics and cor-
Abduhzen, M. 2010. Pendidikan Karakter, ruption in education: an overview. Jour-
Perlukah?. nal of Education for International Devel-
Artadi, I.K. 2004. Nilai, Makna, dan Martabat opment, 1(1). Retrieved Month Date,
Kebudayaan: Kebudayaan Bangsa- Year, from http://equip123.net/JEID/ar-
bangsa dan Posmodern. Denpasar: Sinay. ticles/1/1-3.pdf.
Andi, H. 1991. Ikrar Anti Korupsi. Hasan, L. 1992. Manusia dan Pendidikan Suatu
Asniar, K., S.Psi., Lukman, S. Psi., M. Appsy. Analisa Psikologi dan Pendidikan.
2009. Membentuk Karakter Anti Korupsi Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Pada Siswa Sekolah menengah Pertama Harmanto, M. Pd. 2008. Mencari Model
di Sulsel. Pendidikan Anti Korupsi.
Barda, N. A. 2005. Pembaharuan Hukum Pidana Inpres RI No. 17 Tahun 2011. Tentang Aksi
dalam Perspektif Kajian Perbandingan. Pemberantasan Korupsi.
Bandung: Citra Adiyta Bakti. Isaac, Alan G., 1996. Morality, maximization,
Bertens, K. 2002. Etika. Jakarta: Gramedia. and economic behavior, Journal of Eco-
Benny, A.P. 2009. Model Desain Sistem nomic Behavior and Organization.
Pembelajaran Dick dan Carey. Jakob, S. 2005. Delapan Pertanyaan Tentang
BPKP. 1999. Undang Undang RI. No. 28. Korupsi.
Tentang Penyelenggara Negara Yang Journal Of Economic Perspektive-Volume 19,
Bersih Dan bebas dari Korupsi, Kolusi, Number 3-Summer 2005-Pages 19-42
dan Nepotisme. Kebijakan Pendidikan
Corr, P.J., &Matthews, G. (Eds.). 2009. The Internasional, Peabody College, Vanderbilt
Chambridge Handbook of Personality University, Nashville, TN 37138,
Psychology. New York:Cambridge Univer- Amerika.
sity Press. Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem: Dari
Dick, W. & Carey, L. 2005. The Systematic Behavioristik sampai Konstruktivistik.
Design of Instruction. NY: Longman, Inc. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Dirjen Dikti kemendikbud, Surat Nomor: 1016/ Kemendiknas. 2012. Pengembangan
E/T/2012, Implementasi Pendidikan Anti Pendidikan Budaya dan Karakter
Korupsi di Perguruan Tinggi dan Bangsa-Pedoman Sekolah. Jakarta: Badan
Perguruan Tinggi Swasta. Penelitian dan Pengembangan.

90 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kemendikbud. 2012. Pendidikan Anti Korupsi Thomas, L. 1991. Educating for Character How
Untuk Perguruan Tinggi. Jakart a: Our Schools Can Teach Respect and
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Responcibility. New York: Bantam Books.
Direktorat Perguruan Tinggi. Tilaar. 2000. Manajemen Strategi Dalam
Ki Hadjar, D. 2009. Menuju Manusia Merdeka. Mengelola Satuan Pendidikan
Yogyakarta: Leutika. Tirtarahardja, Umar, dan La Sulo, 2005.
Kneller, George, F. 1984. Movements of PengantarPendidikan. Jakarta: Rineka
Throught in Modern Education. John Cipta.
Wiley & Sons Inc., New York. Tim Puslitjaknov 2008. Badan dan Penelitian
Lewis, Barbara A. 2004. Character Building Pengembangan Departemen Nasional.
Untuk Remaja. Batam: Karisma. Tim MCW. 2005. Seri Pendidikan Anti Korupsi
Montessori, M. 2008. Absorbent Mind. Mengerti dan Melawan Korupsi.Jakarta:
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kerjasama YAPPIKA dan MCW.
Noddings, N. 1997. Philosophy of Education: Transparancy International. 2013.
The Philosophical and Educational Transparancy International. 2007. Korupsi
Thought of John Dewey. Westview Press, Dalam Sektor Pendidikan.
a member of Percus Books. L.L.C.(Co- Undang-Undang RI No. 20. Tahun 2003. Tentang
Mimbar Demokrasi). Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Nurfita, K.D. 19 Maret 2011. Dalam Keteladanan Jakarta: Visimedia.
Masyarakat. Wawasan, hlm. 4. Undang-Undang RI No. 28 Tahun 1999. Badan
Puslitjaknov. 2008. Badan Penelitian dan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
Pengembangan Departemen Nasional. Undang Undang Dasar RI Tahun 1945.
Quah, Jon S.T. 2010. Curbing Corruption in Undang-Undang RI No. 17. Tahun 2007 Tentang
Asian Countrie : The Difference Between Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Success and Failure. Nasional.
Rosida, T.M. 2012. Pendidikan Anti Korupsi Undang-Undang No. 31. Tahun 1999 jo Undang-
Sebagai Satuan Pembelajaran Undang No. 20. Tahun 2000 tentang
Berkarakter Dan Humanistik. Pendidikan Anti Korupsi.
RPJM Daerah Jawa Timur. 2009-2014. Lakip. Undang-Undang No. 31. Tahun 1999 jo Undang-
Jatim. Undang No. 20. Tahun 2001 tentang
Siti, M.H. 2014. Anomali Anti Korupsi. Tindak Pidana Korupsi.
Sutrisno, H., M.A., 1981. Metodologi Research. Wibowo, Aryo P. dan Puspito, Nanang T.
Yogyakarta: Yayasan penerbit Fakultas 2011.Peranan Mahasiswa dalam
Psikologi UGM. Pencegahan Korupsi. Dalam Pendidikan
Stephen, P. H. 2004. Pendidikan Anti Korupsi. Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi/
International Journal of Educational Anti Korupsi. Jakarta: Kemendikbud.
Development 24. 637648.
Segal Jeanne, 2000. Meningkatkan kecerdasan
emosional (terj. Dian Paramesti Bahar).
Citra Aksara.

PROSIDING 91
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru

Tri Sudarwanto
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
trisudarwanto@ymail.com

Abstrak : Permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru tiap hari sudah mulai bermunculan kepermukaan.
Problematika guru tersebut diantaranya adalah rendahnya mutu pengajaran yang disebabkan oleh beratnya
beban yang diemban guru, minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah, dan rendahnya kesejahteraan guru.
Selain itu, minimnya jumlah guru yang tersedia serta manajemen pendidikan yang ala kadarnya dapat
mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) kurang maksimal. Secara garis besar, problem rendahnya
mutu pengajaran ada dua yakni, pertama, faktor internal. Guru yang sejatinya sebagai tenaga profesional
yang terdidik dan terlatih belum mampu menunjukkan kompetensi-kompetensi yang diharapkan oleh
muridnya dan orang tua murid. Hal ini menjadikan proses belajar mengajar pun akan terganggu. Sebab,
tugas guru tak hanya mengajar tetapi juga mendidik serta menjadi seorang manajer di suatu kelas. Kedua,
faktor eksternal. Seperti diketahui, profesi sebagai guru adalah suatu pekerjaan yang mulia. Saking mulianya,
guru seringkali benar-benar mengabdikan dirinya untuk satu sekolah tertentu meskipun honor yang
didapatkan sangat minim sekali bahkan lebih kecil dari seorang buruh pada umumnya. Awalnya barangkali
atas nama pengabdian, namun tak dapat dipungkiri bahwa guru juga harus memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari.
Kata Kunci : Profesionalisme Guru

Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005, ten- yang profesional. Menciptakan guru yang profe-
tang guru dan dosen menyebutkan bahwa guru dan sional mutlak dilakukan secara terus menerus.
dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan Setelah kita amati, nampak jelas bahwa
yang sangat strategis dalam pembangunan nasional masalah yang serius dalam peningkatan mutu
dalam bidang pendidikan. Yang dimaksud guru pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu
pada Undang-Undang tersebut adalah pendidik pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik
profesional dengan tugas utama mendidik, meng- pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah
ajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan menusia yang mempunyai keahlian dan kete-
dasar, dan pendidikan menengah. Pada Undang-
rampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa
Undang ini menyebutkan bahwa Guru berfungsi
di berbagai bidang.
untuk meningkatkan martabat dan peran guru
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di
sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas,
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut
Guru sebagai agen pembelajaran dipandang
perlu adanya peningkatan kualitas guru, yaitu guru masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia

92 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pada umumnya. Adapun permasalahan khusus mulia. Saking mulianya, guru seringkali benar-benar
dalam dunia pendidikan yaitu: mengabdikan dirinya untuk satu sekolah tertentu
1. Rendahnya kualitas guru, meskipun honor yang didapatkan sangat minim
2. Rendahnya kesejahteraan guru, sekali bahkan lebih kecil dari seorang buruh pada
umumnya. Awalnya barangkali atas nama peng-
Permasalahan-permasalahan yang tersebut abdian, namun tak dapat dipungkiri bahwa guru
di atas akan menjadi bahan bahasan dalam maka- juga harus memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
lah yang berjudul Upaya Peningkatan Profe- Oleh karena gaji yang diterima tidak men-
sionalisme Guru. Dalam istilah Jawa, guru meru- cukupi kebutuhan fisiologisnya, maka tak sedikit
pakan sosok yang diguguh dan ditiru dihormati guru yang nyambi dengan pekerjaan lainnya.
dan dicontoh. Guru juga dijuluki sebagai pahlawan Dengan begitu, konsentrasi guru menjadi menurun
tanpa tanda jasa. Namun kenyataanya tak seperti karena terdesak pemenuhan ekonominya. Pendek
yang telah tertulis dan selalu disebut-sebut. Guru kata, kesejahteraan guru kurang memadai sehingga
sejati berfungsi sebagai pentransfer ilmu pengeta- berakibat fatal terhadap mutu pengajaran. Bagai-
huan yang dimilikinya kepada anak didik dan mana seorang guru bisa melakukan tugasnya de-
menjadi panutan bagi mereka. Walaupun demi- ngan tenang jika masih pusing-pusing memikirkan
kian, untuk keadaan sekarang tampaknya belum cara untuk memenuhi kebutuhan pokoknya? Selain
ada yang dapat menjalankan tugas seorang guru itu, anggapan bahwa para orang tua murid adalah
itu secara optimal. orang yang telah membayar upah para guru
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi sehingga mereka berhak menuntut pada pihak
guru tiap hari sudah mulai bermunculan kepermu- sekolah jika terjadi sesuatu yang tidak beres pada
kaan. Problematika guru tersebut diantaranya diri anak-anaknya. Padahal, fakta menunjukkan
adalah rendahnya mutu pengajaran yang disebab- bahwa sumbangan pendidikan yang diberikan tak
kan oleh beratnya beban yang diemban guru, layak untuk menggaji guru yang telah berkorban
minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah, dan jiwa dan raga.
rendahnya kesejahteraan guru. Selain itu, minimnya Sementara orang tua murid hanya menyerah-
jumlah guru yang tersedia serta manajemen pendi- kan sepenuhnya tanpa mengontrol perkembangan
dikan yang ala kadarnya dapat mengakibatkan anak-anaknya. Perlu diketahui juga, bahwa Tuhan
kegiatan belajar mengajar (KBM) kurang mak- memperingatkan manusia untuk memelihara diri
simal. Secara garis besar, problem rendahnya mutu sendiri dan keluarganya, yang berarti bahwa orang
pengajaran ada dua yakni, pertama, faktor inter- tua juga ikut bertanggung jawab atas segala sesuatu
nal. Guru yang sejatinya sebagai tenaga profesional yang bersangkutan dengan anak-anaknya terutama
yang terdidik dan terlatih belum mampu menun- dalam hal pendidikan. Di lain pihak, guru dituntut
jukkan kompetensi-kompetensi yang diharapkan untuk memberikan yang terbaik bagi peserta di-
oleh muridnya dan orang tua murid. Hal ini diknya. Untuk mencapai tujuan pendidikan adalah
menjadikan proses belajar mengajar pun akan ter- tak semudah yang seperti dibayangkan, akan tetap
ganggu. Sebab, tugas guru tak hanya mengajar te- diperlukan proses yang cukup panjang dan rumit.
tapi juga mendidik serta menjadi seorang manajer Sering kali kita mendengar bahwa guru yang
di suatu kelas. profesional adalah orang yang memiliki kemampuan
Dalam proses mendidik inilah nilai-nilai dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
moral semestinya diterapkan pada jiwa peserta sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
didik. Kedua, faktor eksternal. Seperti diketahui, sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.
profesi sebagai guru adalah suatu pekerjaan yang

PROSIDING 93
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Untuk menjadi guru yang profesional dapat usul, embel-embel itu diganti dengan guru adalah
dikatakan gampang-gampang susah. Karena ia sang pahlawan sejati yang patut dihormati dan
mesti memiliki kemampuan yang spesifik, baik diteladani serta senantiasa berjasa seumur hidup.
menyangkut materi maupun nonmateri. Ada yang Dengan demikian, profesi guru meski bukan tergo-
berpendapat bahwa metode lebih penting daripada long profesi yang diminati banyak orang, tetapi
materi itu sendiri. Susah memang jika guru tidak setidaknya masyarakat menghormati dan meng-
menguasai strategi atau teknik dan metode hargai serta menjunjung tinggi segala ilmu penge-
mengajar yang baik, tapi penguasaan bahan ajar tahuan serta kemampuan yang dimiliki para guru.
pun juga tidak boleh diabaikan. Dari itu, sedikitnya Demikian juga perhatian dari pemerintah daerah
ada lima kriteria yang harus dimiliki dan dilakukan terhadap guru.
oleh guru profesional, yaitu menguasai materi
kurikulum, mengaplikasikan materi dalam PEMBAHASAN
kehidupan sehari-hari, menguasai metodologi
pengajaran dan evaluasi, serta bersikap disiplin, Rendahnya Kualitas Guru
giat, dan loyal pada tugasnya sebagai guru. Guru Indonesia Belum Memenuhi Standar
Sehingga guru diharapkan mampu mengembang- Kualifikasi. Sebanyak 1,4 juta guru di negeri ini
kan segala potensi dalam dirinya dengan baik belum menyandang gelar sarjana. Fakta mempri-
sesuai dengan strategi belajar mengajar yang telah hatinkan tersebut mendapat perhatian serius dari
ada. Dalam proses pencapaian menuju mutu peng- pemerintah. Karena itu, tahun ini Direktorat Pening-
ajaran yang lebih meningkat maka langkah-lang- katan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
kah positif yang efektif dan efesien perlu diper- (PMPTK) akan menyekolahkan 170 ribu guru
siapkan dan diterapkan oleh guru. untuk menggondol gelar S-1. Tahun ini, pemerintah
Keberhasilan dalam mutu pengajaran sulit akan menyekolahkan para guru. Sebab, angka 1,4
terwujud jika guru tidak mendapat support dari juta guru itu ditargetkan harus tuntas pada 2014.
berbagai pihak. Tidak fair jika pemerintah Saat ini, total ada 2.374.722 guru yang tersebar
mengeluarkan dan menetapkan kurikulum di di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, baru 930.804
sekolah, namun pihaknya tidak meninjau dan orang yang berpendidikan S-1, 16.196 bergelar
mengevaluasi pelaksanaan kurikulum tersebut, S-2, dan hanya segelintir yang memegang ijazah
apakah sudah memenuhi harapan atau belum sama S-3. Yakni, 55 orang. Sisanya belum bergelar
sekali. Berbicara mengenai konsep kurikulum yang sarjana. Yang memprihatinkan, jumlah guru lulusan
sering berganti-ganti, agaknya patut dipertanyakan SPG atau SMA cukup banyak. Yakni, 477.039
lebih lanjut. Jika yang menjadi masalah utama ada- orang. Di antara 170 ribu guru itu termasuk mereka
lah mutu pengajaran yang masih rendah, mengapa yang telah menempuh studi sejak 2007. Guru
mesti kurikulumnya yang dirubah? Padahal, proses lulusan SPG yang hendak meraih gelar S-1 diberi
untuk mencapai kualitas pengajaran agar lebih waktu delapan semester untuk menyelesaikan
meningkat, perlu memandang berbagai faktor pen- studinya. Guru lulusan D-2 diberi tenggat enam
dukung pendidikan. semester. Lebih dari masa studi yang ditentukan,
Guru meski secara jujur diakui bahwa ka- guru harus memberi alasan tepat mengapa molor.
dang-kadang hidup di dalam suasana keprihatinan. pemerintah belum sepenuhnya bisa memberikan
Melihat fenomena yang terjadi di atas tampaknya bantuan pendidikan kepada para guru. Nominal
julukan yang disandang oleh guru yaitu pahlwan bantuan baru Rp 2 juta per tahun. Bantuan itu
tanpa tanda jasa menurut hemat penulis sudah tidak khusus untuk membayar SPP.
relevan dengan keadaan sekarang ini. Kalau boleh

94 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Selain menyekolahkan guru, pemerintah adalah bahwa pendapatan dan karir, dalam hal ini
membantu guru menggenggam gelar S-2. jenjang jabatan dan kepangkatan merupakan hasil
Terutama, para guru yang mengajar di rintisan dari peningkatan kualitas seseorang selaku guru.
sekolah bertaraf internasional (RSBI). Hanya, Urutan proses di atas menunjukkan bahwa
khusus program itu tidak hanya menjadi tanggung jenjang kepangkatan dan jabatan yang tinggi hanya
jawab pemerintah pusat, Tapi, juga pemerintah bisa dicapai oleh guru yang memiliki kualitas
daerah. Walaupun guru dan pengajar bukan satu- profesional yang memadai. Sudah barang tentu alur
satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan pikir tersebut didasarkan pada asumsi bahwa
tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendi- peningkatan jenjang kepangkatan dan jabatan guru
dikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, te- berjalan seiring dengan peningkatan pendapatannya.
naga pengajar memberikan andil sangat besar pada Proses dari timbulnya kesadaran untuk
kualitas pendidikan yang menjadi tanggung meningkatkan kemampuan profesional di kalangan
jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah guru, timbulnya kesempatan dan usaha, mening-
juga dipengar Guru sebagai agen pembelajaran katnya kualitas profesional sampai tercapainya
dipandang perlu adanya peningkatan kualitas guru, jenjang kepangkatan dan jabatan yang tinggi me-
yaitu guru yang profesional. merlukan iklim yang memungkinkan berlangsung-
Menciptakan guru yang profesional mutlak nya proses di atas. Iklim yang kondusif hanya akan
dilakukan secara terus menerus. Dalam usaha muncul apabila di kalangan guru timbul hubungan
peningkatan kualitas pendidikan disadari satu kesejawatan yang baik, harmonis, dan obyektif.
kebenaran fundamental, yakni bahwa kunci Hubungan tersebut bisa dimunculkan antara lain
keberhasilan mempersiapkan dan menciptakan lewat kegiatan profesional kesejawatan.
guru-guru yang profesional, yang memiliki Dengan demikian, untuk pembinaan dan
kekuatan dan tanggung jawab yang baru untuk peningkatan profesional guru perlu dikembangkan
merencanakan pendidikan di masa depan. Dalam kegiatan professional kesejawatan yang baik,
kaitan mempersiapkan guru yang berkualitas harmonis, dan obyektif. Secara sistematis pengem-
dimasa depan, dunia pendidikan di Indonesia bangan kesejawatan ini memerlukan: Wadah dan
dewasa ini dihadapkan pada persoalan bagaimana kelembagaan untuk pengembangan kesejawatan
meningkatkan kualitas sekitar 2 juta guru yang adalah kelompok yang merupakan organ bersifat
sekarang ini sudah bertugas di ruang-ruang kelas. non-struktural dan lebih bersifat informal. Wadah
Pada dasarnya peningkatan kualitas diri ini dikembangkan berdasarkan bidang studi atau
seseorang harus menjadi tanggung jawab diri rumpun bidang studi pada masing-masing sekolah.
pribadi. Oleh karenanya usaha peningkatan kualitas Anggota yang memiliki kepangkatan tertinggi
guru terletak pada diri guru sendiri. Untuk itu dalam setiap rumpun diharapkan bisa berfungsi
diperlukan adanya kesadaran pada diri guru untuk sebagai pembimbing. Kalau ada anggota memiliki
senantiasa dan secara terus menerus meningkatkan kepangkatan yang sama, maka diharapkan secara
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan bergiliran salah satu darinya berfungsi sebagai
guna peningkatan kualitas kerja sebagai pengajar pembimbing anggota yang lain. Dengan bentuk
profesional. Kesadaran ini akan timbul dan wadah dan kelembagaan semacam ini maka di
berkembang sejalan dengan kemungkinan setiap sekolah akan terdapat lebih dari satu
pengembangan karir mereka. Oleh karena itu kelompok.
pengembangan kualitas guru harus dikaitkan Keberadaan kelompok akan memungkin-
dengan perkembangan karir guru sebagai pegawai, kan para guru untuk bisa tukar fikiran dengan rekan
baik negeri maupun swasta. Gambaran yang ideal sejawat mengenai hal ikhwal yang berkaitan

PROSIDING 95
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
interaksi guru dengan para siswa. Bagi seorang alternatif pemecahannya sesuai dengan
pekerja profesional, termasuk guru, komunikasi karakteristik mata pelajaran masing-masing,
kesejawatan tentang profesi yang ditekuni sangat- guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
lah penting. Namun sayangnya, justru komunikasi 4. Membantu guru memperoleh informasi teknis
kesejawatan inilah yang belum ada di kalangan edukatif yang berkaitan dengan kegiatan ilmu
profesi guru di tanah air kita. Meningkatkan pengetahuan dan teknologi, kegiatan kuriku-
penguasaan dan pengembangan keilmuan, lum, metodologi, dan sistem pengujian yang
khususnya bidang studi yang menjadi tanggung sesuai dengan mata pelajaran yang ber-
jawabnya. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain: sangkutan.
a. Kajian jurnal, artikel dan buku baru. 5. Saling berbagi informasi dan pengalaman dari
b. Mengikuti jalur pendidikan formal yang lebih hasil lokakarya, simposium, seminar, diklat,
tinggi. classroom action research, referensi, dan lain-
c. Mengikuti seminar-seminar dan penataran- lain kegiatan profesional yang dibahas ber-
penataran. sama-sama;
6. Menjabarkan dan merumuskan agenda
d. Menyampaikan pengalaman penataran dan
reformasi sekolah (school reform), khusus-
seminar kepada anggota kelompok.
nya focus classroom reform, sehingga ber-
e. Melaksanakan penelitian.
proses pada reorientasi pembelajaran yang
efektif.
Salah satu organisasi profesi yang saat ini
masih aktif keberadaannya adalah MGMP Eko-
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa
nomi. MGMP ini keberadaannya sudah cukup
masalah yang serius dalam peningkatan mutu
lama yaitu sekitar tahun 1900-an. Kegiatan yang pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu
diselenggarakan MGMP ini mengalami pasang pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik
surut. Melalui wadah ini dapat dideskripsikan pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah
permasalahan guru ekonomi. Masalah yang diha- yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan
dapi antara lain berkaitan dengan motivasi guru yang menghambat penyediaan sumber daya
ekonomi. Untuk itu, diperlukan wadah yang me- menusia yang mempunyai keahlian dan kete-
nampung aspirasi agar guru meningkat profe- rampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa
sionalnya. Salah satu wadahnya yaitu Musyawarah di berbagai bidang.
Guru Mata Pelajaran (MGMP). Tujuan dise-
lenggarakan MGMP ialah;
Rendahnya Kesejahteraan Guru
1. Memotivasi guru guna meningkatkan kemam-
puan dan keterampilan dalam merencanakan, Dengan adanya UU Guru dan Dosen,
melaksanakan, dan membuat evaluasi pro- barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS)
gram pembelajaran dalam rangka mening- agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan
katkan keyakinan diri sebagai guru profesional. jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu dise-
2. Mengasah kemampuan dan kemahiran guru butkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan
dalam melaksanakan pembelajaran sehingga yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji
dapat menunjang usaha peningkatan dan pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tun-
pemerataan mutu pendidikan. jangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta
3. Sarana mendiskusikan permasalahan yang penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya.
dihadapi dan dialami oleh guru dalam melak- Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi dae-
sanakan tugas sehari-hari dan mencari solusi rah khusus juga berhak atas rumah dinas.

96 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu (2). Profesionalisme guru masih rendah (Hamalik,
yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam 2010).
meningkatkan kualitasnya sebab semakin Journal PAT (2001) menjelaskan bahwa di
sejahteranya seseorang makin tinggi kemungkinan Inggris dan Wales dalam meningkatkan profe-
untuk meningkatkan kerjanya. Mulyasa (2003) sionalisme guru pemerintah mulai memperhatikan
menegaskan bahwa terpenuhinya berbagai macam pembayaran gaji guru diseimbangkan dengan be-
kebutuhan manusia, akan menimbulkan kepuasan ban kerjanya. Analisa tingkat institusi menyatakan
dalam melaksanakan apapun tugasnya. Menurut bahwa hubungan antara kepuasan dan performan
Supriadi (1999) bahwa tingkat kesejahteraan guru rasanya nyata, pendidik yang terpuaskan pada
di Indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara tingkat yang lebih tinggi memiliki performan pada
dengan kondisi guru di negara miskin di Afrika. tingkat yang lebih tinggi dari pendidik yang berada
Rendahnya tingkat kesejahteraan tersebut akan pada tingkat tidak terpuaskan. Hal tersebut
semakin tampak bila dibandingkan dengan kondisi dipertegas Arthur H. Braifiled and Walter H. yang
guru di negara lain. Di negara maju, gaji guru menyatakan bahwa memang terdapat korelasi
umumnya lebih tinggi dari pegawai yang lain, positif antara kepuasan kerja dengan performan
sementara di Indonesia justru sebaliknya. kerja namun pada tingkat rendah.
Profesionalitas guru tidak saja dilihat dari Peningkatan kesejahteraan berkaitan erat
kemampuan guru dalam mengembangkan dan dengan insentif yang diberikan pada guru. Insentif
memberikan pembelajaran yang baik kepada dibatasi sebagai imbalan organisasi pada motivasi
peserta didik, tetapi juga harus dilihat oleh peme- individu, pekerja menerima insentif dari organisasi
rintah dengan cara memberikan gaji yang pantas sebagai pengganti karena dia anggota yang
serta berkelayakan. Bila kebutuhan dan kesejah- produktif dengan kata lain insentif adalah upah atau
teraan para guru telah layak diberikan oleh peme- hukuman yang diberikan sebagai pengganti
rintah, maka tidak akan ada lagi guru yang kontribusi individu pada organisasi. Menurut
membolos karena mencari tambahan diluar (Denny Chester l. Barnard (dalam Dedy Supriadi, 2005)
Suwarja, 2003). Hal itu tersebut dipertegas Pidarta menyatakan bahwa insentif yang tidak memadai
(1999) yang menyatakan bahwa rata-rata gaji guru berarti mengubah tujuan organisasi. Dari uraian di
di negara ini belum menjamin kehidupan yang layak. atas disimpulkan bahwa untuk memaksimalkan
Hampir semua guru bekerja di tempat lain sebagai kinerja guru langkah strategis yang dilakukan
sambilan disamping pekerjaannya sebagai guru pemerintah yaitu memberikan kesejahteraan yang
tetap disuatu sekolah. Malah ada juga guru-guru layak sesuai volume kerja guru, selain itu mem-
yang melaksanakan pekerjaan sambilan lebih dari berikan insentif pendukung sebagai jaminan bagi
satu tempat bahkan ada yang bekerja sambilan pemenuhan kebutuhan hidup guru dan keluar-
tidak di bidang pendidikan. Hal ini bisa dimaklumi ganya.
karena mereka ingin hidup layak bersama Program peningkatan mutu pendidikan apa-
keluargannya. pun yang akan diterapkan pemerintah, jika
Dunia guru masih terselingkung dua masalah kesejahteraan guru masih rendah maka besar ke-
yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya mungkinan program tersebut tidak akan mencapai
memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa hasil yang maksimal. Jadi tidak heran kalau guru
pihak terutama pengambil kebijakan yaitu: di negara maju memiliki kualitas tinggi dan pro-
(1). Profesi keguruan kurang menjamin kesejah- fesional, karena penghargaan terhadap jasa guru
teraan karena rendah gajinya. Rendahnya gaji sangat tinggi. Adanya Jaminan kehidupan yang
berimplikasi pada kinerjanya. layak bagi guru dapat memotivasi untuk selalu

PROSIDING 97
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
bekerja dan meningkatkan kreativitas sehingga Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen
kinerja selalu meningkat tiap waktu. Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
DAFTAR RUJUKAN UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dedi Supriadi. 2005. Mengangkat Citra dan UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003
Martabat guru, Yogyakarta. Adicita. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hamalik.2010. Pendidikan Guru berdasarkan
Pendekatan Kompetensi.Jakarta. Bumi
aksaara.
Mulyasa,E. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan
Implementasi, Bandung.

98 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pengembangan Modul Menangani Surat/
Dokumen Kantor Berorientasi Nilai Karakter
Melalui Guided Inquiry pada Materi
Memproses Surat/Dokumen Kantor Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar

Reni Yulia Rizki


Pascasarjana Pendidikan Bisnis dan Manajemen-Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang; Email: reni.yuki@ymail.com

Abstrak: Modul Menangani Surat/Dokumen Kantor berorientasi nilai karakter malalui guided inquiry
yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran yang membuat siswa belajar mandiri serta membangun
pengetahuannya sendiri untuk memahami konsep, berpikir kritis dan analitis, sehingga pembelajaran yang
dilakukan lebih bermakna. Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah (1) merancang modul Menangani
Surat/Dokumen Kantor berorientasi nilai karakter sesuai dengan model guided inquiry pada materi
Memproses Surat/Dokumen Kantor untuk siswa SMK kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran,
(2) mengamati nilai-nilai karakter (kerjasama, disiplin, mandiri, kerja keras, jujur, dan santun) pada saat
praktik Memproses Surat/Dokumen Kantor dengan metode guided inquiry, (3) Mengetahui perbedaan
hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul Menangani Surat/Dokumen Kantor berorientasi
nilai karakter malalui guided inquiry dengan siswa yang tidak menggunakan bahan ajar modul Menangani
Surat/Dokumen Kantor berorientasi nilai karakter malalui guided inquiry. Sajian dan analisis data pada
penelitian ini dibedakan menjadi empat aspek, yaitu (1) aspek kelayakan isi, (2) aspek kelayakan penyajian,
(3) aspek kelayakan bahasa, dan (4) aspek kelayakan kegrafikan. Berdasarkan penilaian dari validator
ahli dan validator user pada keempat aspek tersebut diperoleh rata-rata sebesar 85% yang berarti modul
ini termasuk kategori valid dan layak digunakan. Ditinjau dari efektifitas produk, berdasarkan data dari
perhitungan uji t program SPSS, perbedaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol,
yaitu 89,64 dengan 85,06, sehingga modul ini efektif digunakan. Selain itu juga dapat dilihat pada praktik
Memproses Surat/Dokumen Kantor dengan metode guided inquiry menunjukkan bahwa nilai karakter
yang dominan adalah mandiri sebesar 80,26% dan disiplin 80,26% sedangkan nilai karakter kerjasama
memiliki skor terendah sebesar 75%.
Kata Kunci: modul, nilai karakter, guided inquiry, memproses surat/dokumen kantor, hasil belajar.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pembela-jaran dan alat bant u pelatihan


merupakan lembaga pendidikan yang terus sehingga memudahkan bagi siswa untuk me-
berupaya menghasilkan lulusan yang ber- mahami suatu materi pelajaran, serta sebagai
kualitas, terampil, profesional, dan berdisiplin panduan bagi guru dalam menyampaikan
tinggi yang nantinya dapat bersaing di dunia materi pelajaran. Indriyanti dan Susilowati
kerja. Dalam proses pembelajaran sangat (2010:02) menyatakan bahwa Pembelajaran
diperlukan adanya modul sebagai media bermodul secara efektif akan dapat mengubah

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 99


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
konsepsi siswa menuju konsep ilmiah, sehingga konteks interaksi sosial kultural (dalam ke-
pada giliran-nya hasil belajar mereka dapat luarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlang-
diting-katkan seoptimal mungkin baik dari segi sung sepanjang hayat. Tentunya harapan yang
kualitas maupun kuantitas. tersirat dalam misi pendidikan karakter
Seiring dengan banyaknya tuntutan pe- memiliki kesama-an dengan karakteristik
ningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendekatan guided inquiry. Menurut Sanjaya
pendidikan pada lembaga pendidikan formal (2011:208) menyatakan Strategi pem-
dengan meningkatnya kenakalan remaja dalam belajaran inkuiri ... menekankan pada pengem-
masyarakat, seperti perkelahian massal dan bangan aspek kognitif, afektif, dan psiko-
berbagai kasus dekadensi moral lainnya, maka motorik secara seimbang, sehingga pembela-
diperlukan suatu model pendekatan pembela- jaran melalui strategi ini dianggap lebih ber-
jaran yang diha-rapkan dapat meningkatkan makna. Dengan demikian diterapkanlah
peranannya dalam pembentukan kepribadian model pendekatan pembelajaran yang mema-
peser-ta didik melalui peningkatan intensitas dukan pelaksanaan pembelajaran berbasis
dan kualitas pendidikan karakter. Pendidikan guided inquiry dengan pendidikan berkarakter,
karakter sebaiknya dilaksa-nakan bersamaan
sehingga apa yang menjadi harapan tujuan
dengan pendidikan akademik. Hal ini dikare-
pendidikan tercapai dengan selaras dan
nakan penekanan keutamaan karakter pada saat
seimbang.
pembelajaran, yaitu bekerja dengan penuh
Berdasarkan hasil observasi pada bulan
tanggung jawab, cermat, teratur dan rapi, tepat
Januari 2015 dapat diketahui bahwa hasil
waktu, jujur, dan lain sebagainya tentu pada
belajar siswa kelas XI APK di SMKN 2 Kediri
gilirannya akan berdampak pada peningkatan
masih belum sesuai dengan apa yang
hasil belajar akademik. Menurut Saptono
diharapkan. Hasil belajar ulangan harian 1 pada
(2011:24) menyatakan Membentuk anak didik
agar berkarakter tangguh bukan sekedar tugas mata pelajaran Menangani Surat/Dokuman
tambahan bagi guru, melainkan tanggung jawab Kantor kelas XI APK SMKN 2 Kediri tahun
yang melekat pada perannya sebagai seorang ajaran 2014/2015 menunjukan masih banyak
guru. Untuk menumbuhkan karakter siswa siswa yang nilainya di bawah Kriteria
pada saat pembelajaran terutama untuk mata Ketuntasan Minimal (KKM) atau kurang dari
pelajaran Menangani Surat/ Dokumen Kantor 84. Hal itu bisa dilihat dari 36 siswa yang
salah satunya adalah dengan menggunakan mencapai KKM hanya 78% siswa yang
metode pembe-lajaran. Metode pembelajaran dinyatakan lulus dan 22% siswa yang lainnya
yang di-maksud hendaknya yang dapat menum- masih harus melakukan perbaikan. Pada saat
buhkan nilai-nilai karakter yang dimi-liki oleh pembelajaran praktik, guru lebih mengu-
siswa. Salah satunya adalah dengan guided in- tamakan hasil tanpa memperhatikan aktifitas
quiry, karena dengan guided inquiry siswa siswa sehingga ketika melakukan praktik
mampu mening-katkan daya berfikir kritis dan peserta didik pada umumnya kurang me-
analitis dalam menemukan konsep. nunjukkan nilai karakter yang diharapkan.
Berdasarkan grand desain yang dikem- Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin
bangkan Kemendiknas (Depdik-nas, 2005), mengembangkan modul berorientasi nilai
secara psikologis dan sosial kultur pemben- karakter melalui guided inquiry pada materi
tukan karakter dalam diri individu merupakan Memproses Surat/Dokumen Kantor untuk
fungsi dari seluruh potensi individu manusia meningkatkan hasil belajar siswa.
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam

100 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
METODE validasi mengguna-kan skala Likert yang terdiri
Penelitian pengembangan modul ber- dari empat opsi jawaban.
pendekatan karakter melalui guided inquiry ini Tabel 1 Skor Angket
menggunakan rancangan model 4D yang No Pernyataan Skor
diadaptasi dari Thiagarajan, dkk. melalui empat 1 Sangat Baik (SB) 4
langkah penelitian, yaitu mendefinisi-kan (de- 2 Baik (B) 3
3 Kurang Baik (KB) 2
fine), merancang (design), me-ngembangkan
4 Tidak Baik (TB) 1
(develop), dan menye-barluaskan (dessemi-
(Sumber: Sugiyono, 2012:305)
nate). Subjek uji coba dalam pengembangan
modul berorientasi nilai karakter ini terdiri dari
Data kuantitatif dianalisis ber-dasarkan
ahli modul yaitu dosen (Drs. I Nyoman Suputra,
empat tingkat kriteria kemu-dian dihitung
M.Si.), ahli materi yaitu guru mata pelajaran
prosentase rata-rata skor pada tiap item jawaban
Menangani Surat/Dokumen Kantor (Drs.
dari setiap pertanyaan angket. Untuk meng-
Gunarianto, M.Pd.), uji coba terbatas yang
hitung prosentase jawaban responden atas
terdiri dari 6 siswa yang sedang menempuh
pertanyaan dalam angket menggunakan rumus
mata pelajaran Menangani Surat/Dokumen
sebagai berikut (Sugiyono, 2012:95).
Kantor, dan uji coba luas yang terdiri dari kelas
eksperimen (XI APK-3) dan kelas kontrol (XI
APK-2). = x 100%
Data yang diperoleh dari hasil uji coba
produk pengembangan modul berorientasi nilai
Keterangan: = nilai rata-rata (dalam persen)
karakt er ini berupa data kualitat if dan
X = jumlah total jawaban responden
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari
dalam 1 aspek
catatan, komentar, kritik maupun saran-saran
Xi = jumlah skor ideal dalam 1
yang diberikan oleh validator yang dapat
aspek
digunakan untuk perbaikan atau revisi modul
100% = konstanta
berorientasi nilai karakter. Sedangkan Data
kuantitatif diperoleh dari hasil angket yang
Untuk mengetahui kesimpulan hasil
diberikan oleh ahli modul, ahli materi, dan
analisis prosentase di atas, dikembangkan
subjek uji coba terbatas. Data kuantitatif juga
jenjang kriteria validi-tas. Tabel 2 berikut
diperoleh melalui hasil post test yang diberikan
menunjukkan klasifikasi jenjang kriteria
kepada subjek uji coba luas diakhir pem-
validitas.
belajaran. Skala penguku-ran dalam angket

Tabel 2 Jenjang Kriteria Validitas untuk Analisis Data Validasi

Prosentase Tindakan
85%-100% Sangat valid (tidak perlu ada revisi. Revisi hanya dalam bentuk revisi kecil
sesuai saran validator).
70%-84% Valid (dengan sedikit revisi berdasarkan catatan subjek uji coba).
55%-69% Kurang valid (revisi sebagian besar berdasarkan catatan subjek uji coba).
<55% Tidak valid (Revisi besar. Peneliti dapat mengganti atau mengubah aspek
yang disajikan dalam bahan ajar).

(Sumber: Data Dioalah dari Sugiyono, 2012: 125-129)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 101


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Data kuantitatif dapat dilihat dari hasil Revisi modul dilakukan pada bagian pen-
belajar siswa kelas eksperimen dan kelas dahuluan, isi, dan penutup. Produk akhir yang
kontrol. Perbedaan hasil belajar kelompok dihasilkan berupa modul Menangani Surat/
eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis Dokumen Kantor berorientasi nilai karakter
menggunakan uji t program SPSS 16.0 For melalui guided inquiry yang telah direvisi.
Windows. Hasil post test yang dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
HASIL & PEMBAHASAN bahwa adanya perbedaan rata-rata nilai hasil
Hasil belajar. Rata-rata nilai post test pada kelas
eksperimen sebesar 89,64, sedangkan pada
Hasil penelitian pengembangan ini kelas kontrol sebesar 85,06. Selisih rata-rata
adalah modul Menangani Surat/ Dokumen nilai post test kelas eksperimen dengan kelas
Kantor berorientasi nilai karakter melalui kontrol sebesar 4,58. Berdasarkan data di atas,
guided inquiry pada materi Memproses Surat/ pengembangan modul Menangani Surat/
Dokumen Kantor. Hasil validasi ahli modul, Dokumen Kantor berorientasi nilai karakter
ahli materi, dan subjek uji coba terbatas pada melalui guided inquiry lebih efektif untuk
keempat aspek penilaian dipero-leh rata-rata meningkatkan hasil belajar siswa.
sebesar 85% yang berarti modul berorientasi Berdasarkan hasil pengamatan selama
nilai karakter ini termasuk kategori valid dan pelaksanaan penelitian berlang-sung, nilai
layak di-gunakan. Ringkasan hasil validasi ahli karakter yang dominan adalah mandiri sebesar
modul, ahli materi, dan subjek uji coba terbatas 80,26% dan disiplin sebesar 80,26% sedangkan
dapat dilihat pada Tabel 3. nilai karakter kerjasama memiliki skor terendah
Data kualitatif yang berupa catatan, sebesar 75%. Hal ini menun-jukkan keseriusan
komentar, kritik maupun saran-saran dari dan kemandirian siswa dalam melakukan
validator ahli modul, ahli materi, dan subjek kegiatan praktik Memproses Surat/Dokumen
uji coba terbatas maupun dosen pembimbing Kantor dengan metode guided inquiry
akan digunakan sebagai bahan revisi modul. berorientasi karakter.

Tabel 3 Ringkasan data Hasil Validasi Modul oleh Ahli Modul, Ahli Materi, dan Subjek Uji Coba
Terbatas

Aspek yang Dinilai


Rerata
Validator Aspek Aspek Aspek
Aspek Isi Total
Penyajian Bahasa Kegrafikan
Ahli Modul 92% 97% 85% 100%
Ahli Materi 86% 91% 85% 88%
Siswa 1 75% 88% 83% 83%
Siswa 2 88% 88% 83% 83%
Siswa 3 75% 81% 83% 83%
Siswa 4 88% 91% 75% 92%
Siswa 5 75% 84% 75% 83%
Siswa 6 75% 91% 75% 92%
Rata-rata 82% 89% 81% 88% 85%
Keterangan Valid Sangat Valid Valid Sangat Valid Sangat Valid

102 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
PEMBAHASAN karakter melalui guided inquiry ini adalah teori
Produk yang telah dikembangkan dalam belajar konstruktivistik. Suyono & Hariyanto
penelitian ini adalah berupa bahan ajar cetak, (2012:108) menyatakan bahwa, Siswa harus
yaitu modul Menangani Surat/Dokumen aktif secara mental membangun struktur
Kantor berorientasi nilai karakter melalui pengetahuannya berdasarkan kematangan
guided inquiry pada materi Memproses Surat/ kognitif yang dimiliki-nya. Menurut Trianto
Dokumen Kantor. Dalam modul yang dikem- (2009:111) menyatakan Teori belajar
bangkan ini disajikan dua macam kegiatan konstrukti-vistik ini pada dasarnya menekankan
belajar, yaitu kegiatan belajar 1 mengenai pentingnya siswa membangun sendiri
penanganan surat masuk dan keluar sistem pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif
buku agenda dan kegiatan belajar 2 mengenai proses belajar mengajar. Proses belajar
penanganan surat masuk dan keluar sistem mengajar lebih diwarnai student centered
kartu kendali. daripada teacher centered. Sebagian besar
Enam langkah inkuiri yang terdapat pada waktu proses belajar mengajar berlangsung
modul ini yaitu (1) mari membaca, pada tahap dengan berbasis pada aktivitas siswa.
ini siswa diberi materi pengantar untuk Kaitan antara t eori belajar kons-
menggali proses berfikirnya, (2) rumusan masa- truktivistik dengan modul Menangani Surat/
lah, pada tahap ini siswa diberi masalah berupa Dokumen Kantor berorientasi nilai karakter
pertanyaan-pertanyaan yang harus dipecahkan melalui guided inquiry yaitu terletak pada
melalui percobaan atau analisis data yang telah pembelajaran guided inquiry (inkuiri ter-
disedia-kan, (3) mari membuat hipotesis, pada bimbing). Pada dasarnya pembela-jaran guided
tahap ini siswa dibimbing dalam mem-buat inquiry merupakan salah satu bentuk dari
suatu hipotesis berdasarkan penge-tahuan dan pembelajaran inkuiri yang berlandaskan
analisis awal oleh siswa atas pertanyaan- pendekatan kon-struktivistik, sehingga
pertanyaan yang disa-jikan pada tahap rumusan beberapa prinsip dari pembelajaran kons-
masalah, (4) mari mengumpulkan data, pada truktivistik juga terkandung dalam pem-
tahap ini siswa dibimbing dalam menemukan belajaran guided inquiry. Guided inquiry di
konsep dengan cara melakukan kegiatan dalam modul berorientasi nilai karakter ini
praktik ataupun menganalisis data dengan ditunjukkan dengan adanya contoh, pertanyaan-
menerapkan nilai karakter kerjasama, disiplin, pertanyaan, dan petunjuk yang akan membantu
mandiri, kerja keras, jujur, dan santun, (5) mari siswa dalam mencari, mengolah, mengon-
menguji hipotesis, pada tahap ini siswa di- struksi, dan menemukan sendiri pengetahuan/
bimbing dalam menemukan jawaban sebenar- konsep sesuai dengan pembelajaran kons-
nya terkait konsep yang dipelajari dengan cara truktivistik.
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang Proses penelitian dan pengem-bangan
diajukan, dan (6) mari membuat kesimpulan, diawali dengan menyusun desain penelitian dan
pada tahap ini siswa membuat kesimpulan dari pengembangan yaitu berdasarkan model
hasil percobaan atau analisis data dengan pengembang-an 4D oleh Thiagarajan, dkk.
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang Model pengembangan ini diawali dengan
diajukan. melakukan observasi dan wawancara kepada
Teori yang menjadi dasar dalam guru mata pelajaran Menangani Surat/
penelitian pengembangan modul Menangani Dokumen Kantor untuk mengi-dentifikasi
Surat/Dokumen Kantor berorientasi nilai kebutuhan awal sampai dengan tahap produk
akhir. Ber-dasarkan hasil observasi yang di-

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 103


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
lakukan peneliti di sekolah ditemukan bahwa hipotesis, serta membuat kesimpulan tentang
pada saat praktik mata pelajaran Menangani masalah yang dipelajari dengan menerapkan
Surat/Dokumen Kantor, guru lebih mengu- nilai-nilai karakter yang diharapkan. Materi
tamakan hasil tanpa memper-hatikan aktifitas yang dikembangkan dalam modul ini
siswa sehing-ga ketika melakukan praktik disesuaikan dengan fakta atau fenomena
peserta didik pada umumnya kurang menun- kehidupan sehari-hari siswa yang dikaitkan
jukkan nilai karakt er yang diharapkan. dengan kompe-tensi dasar, indikator, dan tujuan
Pendidikan karakter sebaiknya dilaksa-nakan pembelajaran sesuai dengan model guided in-
bersamaan dengan pendidikan akademik. Hal quiry guna menumbuhkan nilai karakter siswa.
ini dikarenakan peneka-nan keutamaan karakter Hasil penelitian dan pengem-bangan
modul Menangani Surat/ Dokumen Kantor
pada saat pembelajaran, yaitu bekerja dengan
berorientasi nilai karakter melalui guided in-
penuh tanggung jawab, cermat, teratur dan rapi,
quiry menunjukkan bahwa modul yang di-
tepat waktu, jujur, dan lain sebagainya tentu
kembangkan dapat dinyatakan layak digunakan
pada gilirannya akan berdampak pada
dalam proses pembelajaran. Tingkat kelayakan
peningkatan hasil belajar akademik. modul berorientasi nilai karakter yang telah
Modul adalah salah satu kom-ponen dikembangkan berisi 4 aspek, yaitu aspek isi,
belajar yang sangat dibutuhkan dalam proses aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek
pembelajaran. Daryanto (2013:09) menyatakan kegrafikan. Berdasarkan hasil penilaian oleh
Modul meru-pakan salah satu bentuk bahan validator ahli dan siswa diperoleh prosentase
ajar yang dikemas secara utuh dan sistema-tis, data tingkat kelayakan modul untuk aspek isi
didalamnya memuat seperangkat pengalaman 82%, aspek penyajian 89%, aspek bahasa 81%,
belajar yang terencana dan didesain untuk dan aspek kegrafikan 88%. Hasil rata-rata
membantu peserta didik menguasai tujuan keempat aspek tersebut adalah 85%. Ber-
belajar yang spesifik. Ketersediaan modul dasarkan skor kriteria prosentase tersebut, maka
dapat membantu siswa dalam memperoleh modul berorient asi karakter yang telah
informasi tentang materi pembelajaran secara dikembangkan layak digunakan sebagai bahan
mandiri. Pembelajaran ber-modul secara ajar pada materi Memproses Surat/ Dokumen.
efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa Modul berorientasi nilai karakter yang
menuju konsep ilmiah, sehingga pada giliran- telah melewati proses perbaikan, selanjutnya
nya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan diujicobakan pada siswa kelas X APK 3 sebagai
seoptimal mungkin baik dari segi kualitas kelas eksperimen dan siswa kelas X APK 2
maupun kuantitas (Indriyanti dan Susilowati, sebagai kelas kontrol. Uji coba lulus ini
2010:02). Atas dasar paparan di atas, dibuatlah bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil
modul Menangani Surat/Dokumen Kantor belajar siswa yang menggunakan modul
Menangani Surat/ Dokumen Kant or
berorientasi nilai karakter melalui guided in-
berorientasi nilai karakter melalui guided in-
quiry untuk mengatasi permasalahan
quiry dengan siswa yang tidak menggunakan
pembelajaran di SMKN 2 Kediri. Melalui
modul Menangani Surat/Dokumen Kantor
model guided inquiry dalam modul berorientasi
berorientasi nilai karakter melalu guided in-
nilai karakter ini diharapkan siswa dapat ikut quiry. Pengukuran hasil belajar dilakukan
serta aktif, kreat if, dan inovatif dalam melalui sebuah tes diakhir pembelajaran (post
menemukan konsep pemahaman dan penge- test).
tahuannya melalui proses mema-hami rumusan Hasil uji beda melalui uji t Independent
masalah, merumuskan hipotesis, mengum- Sample t Test pada program SPSS terhadap
pulkan dan menga-nalisis data, menguji

104 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
hasil belajar kognitif kelas eksperimen dengan sebagai berikut: (1) hasil pengembangan dalam
kelas kontrol terlihat bahwa uji t (beda mean) penelitian ini berupa modul Menangani Surat/
untuk asumsi varians sama menunjuk-kan t Dokumen Kantor berorientasi nilai karakter
hitung sebesar 4,355. Hal ini menunjukkan nilai melalui guided inquiry pada materi Memproses
t hitung > t tabel yaitu 1,998. Dan nilai Surat/Dokumen untuk siswa Sekolah
signifikansi menunjukkan 0,000. Hal tersebut Menengah Kejuruan (SMK) kelas XI program
menunjukkan bahwa nilai signifikansi <0,05, keahlian Administrasi Perkantoran semester
maka H0 ditolak, yang artinya rata-rata hasil genap dengan kategori valid dan efektif
belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol digunakan, (2) nilai-nilai karakter yang dapat
benar-benar berbeda. Hal tersebut menun- diamati pada saat praktik Memproses Surat/
jukkan penggunaan modul Menangani Surat/ Dokumen Kantor dengan metode guided in-
Dokumen Kantor berorientasi nilai karakter quiry adalah kerjasama, disiplin, mandiri, kerja
melalui guided inquiry pada materi Memproses keras, jujur, dan santun. Nilai karakter mandiri
Surat/Dokumen Kantor dapat dikatakan efektif sebesar 80,26% dan disiplin 80,26% memiliki
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. kecenderungan yang lebih dominan diban-
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan dingkan dengan nilai karakter kerjasama, kerja
oleh Jannah, dkk. (2012) yang menyatakan keras, jujur, dan santun, (3) modul berorientasi
bahwa Perangkat pembelajaran berorientasi nilai karakter hasil pengembangan efektif
nilai karakter melalui inkuiri terbimbing lebih digunakan dalam kegiatan pembelajaran materi
efektif untuk meningkatkan penguasaan kon- Memproses Surat/Dokumen untuk SMK siswa
sep IPA dibandingkan dengan prakti-kum regu- kelas XI program keahlian Administrasi
lar. Perkantoran ditinjau dari perbedaan rata-rata
Hasil nilai karakter yang dilakukan oleh hasil belajar kelompok eksperimen dengan
2 observer pada praktik Memproses Surat/ kelom-pok kontrol, yaitu 89,64 dengan 85,06.
Dokumen Kantor dengan metode guided in-
quiry me-nunjukkan bahwa nilai karakter yang Saran
dominan adalah mandiri sebesar 80,26% dan Berdasarkan hasil uji coba, diketahui
disiplin 80,26% sedangkan nilai karakter bahwa modul berorientasi nilai karakter hasil
kerjasama memiliki skor terendah sebesar 75%. pengembangan ini telah valid dan efektif
Pada saat praktik Memproses Surat/Dokumen digunakan akan tetapi masih terdapat beberapa
Kantor dengan metode guided inquiry bero- kelemahan. Kelema-han tersebut menghasilkan
rientasi nilai karakter, siswa terlibat langsung saran untuk pemanfaatan lebih lanjut: (1) sa-
dalam kegiatan untuk menemukan konsep ran pemanfaatan, (a) pada saat pelaksanaan
dengan bimbingan guru, sehingga siswa mam- praktik, karakter siswa yang teramati dapat
pu mengha-silkan gagasan, jawaban, atau dimunculkan secara maksimal. Oleh karena itu
pertanya-an yang bervariasi selain itu siswa guru harus cermat mengamati karakter siswa
mampu memproses surat masuk maupun keluar yang muncul pada saat pembelajaran, selain itu
dengan baik dan benar. siswa perlu diberi motivasi agar karakter mere-
ka bisa tertampilkan. (2) saran diseminasi, (a)
SIMPULAN & SARAN melalui Tim Musyawa-rah Guru Mata Pelajaran
Simpulan Menangani Surat/Dokumen Kantor (MGMP
Berdasarkan kajian hasil pengem-bangan Menangani Surat/Dokumen Kantor) sehingga
yang telah direvisi, dapat dibuat kesimpulan seluruh guru pengampu mata pelajaran Mena-

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 105


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
ngani Surat/Dokumen Kantor dapat memper- Indriyanti dan Susilowati. 2010. Pengem-
gunakan modul pembelajaran berorientasi nilai bangan Modul. Solo: Universitas Sebelas
karakter ini dalam proses pembelajaran di kelas, Maret.
(b) melalui jurnal hasil penelitian sehingga guru Jannah, M., Sugianto, & Sarwi. 2012.
dari berbagai daerah dapat mengakses pene- Pengembangan Perangkat Pembelajaran
litian ini. (3) saran pengembangan produk lebih Berorientasi Nilai Karakter melalui
lanjut, (a) perlu dikembangkan pene-litian dan Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada
pengembangan modul berorientasi nilai Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah
karakter pada materi atau kompetensi dasar Pertama. Journal of Innovative Science
Menangani Surat/ Dokumen Kantor lainnya, (b) Education, 1 (1): hlm.54-60. (Online).
perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai (http://journal.unnes.ac.id), diakses 11 Oktober
penggunaan modul berorien-tasi nilai karakter 2014.
hasil pengembangan dalam desain Penelitian Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran
Tindakan Kelas dengan fokus penelitian Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
penggu-naan modul pembelajaran berorientasi Jakarta: Kencana.
nilai karakter untuk memaksimalkan nilai Saptono. 2011. Dimensi-Dimensi Pen-didikan
karakter siswa. Karakter (Wawasan, Strategi, dan
Langkah Praktis). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
DAFTAR RUJUKAN Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2013. Suyono & Hariyanto. 2012. Belajar dan
Standar Penilaian Kelayakan Penulisan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Buku Teks. (Online), (ht tp://bsnp- Bandung: Remaja Rosdakarya.
indonesia.org), diakses 15 Oktober 2014. Tim Penyusun Karya Ilmiah UM. 2010.
Daryanto. 2013. Menyusun Modul (Bahan Ajar Pedoman Penulisan Karya
untuk Persiapan Guru dalam Mengajar). Ilmiah. Skripsi, Tesis, Desertasi, Artikel,
Yogyakarta: Gava Media. Makalah, dan Laporan Penelitian.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terin- Malang: Universitas Negeri Malang.
tegrasi Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
Dikdasmen Inovatif-Progesif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

106 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Implementasi Krikulum 2013
melalui Pendekatan Scientific

Sukidin
Novita Nurul Islami
Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Jember; Email: sukidin2005@yahoo.co.id

Abstrak: Kurikulum 2013 merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan yang diharapkan
mampu menjawab tantangan dan persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa yang akan
datang. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan
berbasis pada kompetensi. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan scientific approach, dimana dalam penerapannya, guru diharapkan
mampu mengimplementasikan metode pembelajaran yang inovatif (students-centered). Oleh karena itu,
dalam implementasi kurikulum 2013 menuntut keaktifan guru secara profesional dalam merancang
pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi
secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Adapun tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk
menelaah implementasi kurikulum 2013 melalui pendekatan scientific. Hasil pembahasan menunjukkan
bahwa konstruksi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific dalam kurikulum 2013 pada
dasarnya menghadirkan keterampilan proses sehingga pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses dan secara operasional merupakan penerapan keterampilan proses siswa
dalam hal, seperti: mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, membentuk jaringan.
Kata kunci: kurikulum 2013, scientific approach

Kurikulum merupakan salah satu unsur Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada
sumberdaya pendidikan yang memberikan budaya dan karakter bangsa, berbasis pera-
kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses daban, dan berbasis pada kompetensi.
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Perubahan yang mendasar pada kuriku-
Kurikulum dalam hal ini diharapkan dapat lum 2013 dibanding dengan kurikulum-
memberikan keseimbangan aspek kognitif, kurikulum sebelumnya adalah perubahan pada
aspek afektif, dan aspek psikomotor secara tingkat satuan pendidikannya dimana imple-
berimbang, sehingga pembelajaran yang terjadi mentasi kurikulum ini dilakukan pada tingkat
diharapkan dapat berjalan dengan menyeim- satuan pendidikan mulai dari sekolah dasar,
bangkan ketiga aspek tersebut. sekolah menengah pertama, dan sekolah mene-
Seperti halnya kurikulum 2013, yang ngah atas atau sekolah menengah kejuruan.
merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang Perubahan yang lain dapat dilihat dari konsep
pendidikan yang diharapkan mampu untuk kurikulum 2013 itu sendiri.
menjawab tantangan dan persoalan yang akan Dalam penerapan kurikulum 2013, guru
dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. diharapkan mampu mengimplementasikan

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 107


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
metode pembelajaran yang inovatif (students- eksperimen mengkomunikasikan pengeta-
centered). Hal ini dikarenakan pembelajaran huannya kepada orang lain dengan menggu-
konvensional (teacher-centered) dianggap nakan keterampilan berfikir, dan menggunakan
tidak lagi mampu memberikan keseimbangan sikap ilmiah seperti ingin tahu, hati-hati,
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek objektif, dan jujur.
psikomotor dalam rangka mewujudkan proses Metode ilmiah berakar dari pengetahuan
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. yang diperoleh dengan menemukan masalah
Agar peserta didik mampu mengembangkan melalui observasi, eksperimen, dan melalui
sikap dan pengalaman sesuai dengan perbedaan proses penalaran dan logika obyektif. Menurut
potensinya, maka peran guru tidak lagi sebagai Aragon (2007: 9), metode ilmiah didefinisikan
pentransfer ilmu, melainkan sebagai fasilitator sebagai proses yang sistematis untuk mem-
atau membantu siswa agar siswa mampu me- peroleh pengetahuan baru yang menggunakan
nguasai berbagai kompetensi yang diharapkan. prinsip dasar penalaran deduktif (dan pada
Oleh karena itu, dalam implementasi tingkat lebih rendah induktif). Ini dianggap
kurikulum 2013 menuntut keaktifan guru sebagai cara yang paling ketat untuk menje-
secara profesional dalam merancang pembe- laskan sebab dan akibat, serta menemukan dan
lajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), menganalisis hubungan yang kurang langsung
mengorganisasikan pembelajaran, memilih antara agen dan fenomena yang terkait.
pendekatan pembelajaran yang tepat, menen- Lebih lanjut penalaran merupakan proses
tukan prosedur pembelajaran dan pembentukan berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
kompetensi secara efektif, serta menetapkan (pengamatan empirik) yang menghasilkan
kriteria keberhasilan. sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
Kurikulum 2013 menekankan pada pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
dimensi pedagogik modern dalam pembela- proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan
jaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. sejumlah proposisi yang diketahui atau di-
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) anggap benar, orang menyimpulkan sebuah
meliputi mengamati, menanya, mencoba, me- proposisi baru yang sebelumnya tidak dike-
ngolah, menyajikan, menyimpulkan, dan tahui. Deduktif atau deduksi adalah cara
mencipta untuk semua mata pelajaran (Per- berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat
mendikbud, 2013). Melalui pendekatan ter- umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
sebut diharapkan peserta didik dapat memiliki Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengeta- mempergunakan pola berpikir yang dinamakan
huan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, silogismus. Silogismus disusun dari dua buah
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya pernyataan dan sebuah kesimpulan (Suriasu-
dapat memiliki kemampuan dalam menye- mantri, 2005: 48-49).
suaikan diri dalam menghadapi berbagai Dalam konteks berpikir, deduktif adalah
persoalan dan tantangan pada masa yang akan metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
datang serta dapat memasuki masa depan yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihu-
lebih baik. bungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Pembelajaran dengan pendekatan scien- Berbeda dengan berpikir induktif, induksi
tific menuntut siswa harus dapat menggunakan merupakan cara berpikir di mana ditarik suatu
metode-metode ilmiah yaitu menggali penge- kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
tahuan melalui mengamati, mengklasifikasi kasus yang bersifat individual. Penalaran secara
memprediksi, merancang, melaksanakan induktif dimulai dengan mengemukakan

108 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang dapat dipahami oleh indera (penglihatan,
lingkup yang khas dan terbatas dalam sentuhan, pendengaran, rabaan, dan penge-
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan capan).
pernyataan yang bersifat umum. Proses yang Proses pembelajaran scientific meru-
berkaitan temuan ke dunia nyata dikenal pakan perpaduan antara proses pembelajaran
sebagai induksi, atau penalaran induktif, dan yang semula terfokus pada eksplorasi,
merupakan cara berhubungan temuan ke alam elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan
semesta di sekitar kita. mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
Dengan demikian, pendekatan scientific mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013).
mengkaji cara-cara untuk mendapat penge- Meskipun ada yang mengembangkan lagi
tahuan baru yang dipelajari dengan meng- menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan
gunakan proses yang sistimatis. Proses sisti- data, mengolah data, mengomunikasikan,
matis ini memadukan dua penalaran yakni menginovasi dan mencipta. Namun, tujuan dari
penalaran deduktif dan penalaran induktif. beberapa proses pembelajaran yang harus ada
Penggunaan pendekatan scientific dalam dalam pembelajaran scientific sama, yaitu
pembelajaran membawa iklim berpikir rasional menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi
yakni mendasarkan kesimpulan pada di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah
kecerdasan, logika dan bukti empirik. Oleh dan masyarakat. Selain itu guru juga bukan satu
karena itu, penulisan artikel ini bertujuan untuk satunya sumber belajar, serta sikap tidak
menelaah implementasi kurikulum 2013 hanya diajarkan secara verbal tetapi melalui
melalui pendekatan scientific. contoh dan keteladanan.
Implikasi dalam pembelajaran berkenaan
PEMBAHASAN dengan hakikat metode scientific di atas, maka
Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific pengetahuan yang diperoleh melalui pembe-
lajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang
Dalam kegiatan belajar mengajar efek- melingkupi suatu kebenaran umum dari
tifitas pembelajaran dapat dicapai melalui 3 hukumhukum alam yang terjadi misalnya
tahapan yaitu, 1) efektifitas interaksi, efektifitas didapatkan dan dibuktikan melalui metode
ini akan tercipta dengan adanya harmonisasi ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan sci-
iklim akademik dan budaya sekolah. 2) entific dalam hal ini merujuk kepada sebuah
efektifitas pemahaman, hal ini menjadi bagian sistem untuk mendapatkan pengetahuan dengan
penting dalam pencapaian efektifitas pembe- menggunakan pengamatan dan eksperimen
lajaran. 3) efektifitas penyerapan, dapat tercipta untuk menggambarkan dan menjelaskan feno-
mana kala adanya kesinambungan pembe- mena-fenomena yang terjadi di alam. Pene-
lajaran secara horizontal dan vertikal. Pada kanan belajar tampak bahwa siswa aktif
kurikulum 2013 keefektifan tersebut dapat berproses, ini secara operasional membawa
dicapai salah satunya dengan menggunakan kepada situasi pembelajaran dengan menggu-
pendekatan scientific dalam pembelajaran. nakan pendekatan scientific, menghadirkan
Pendekatan scientific dalam proses keterampilan proses pada siswa.
ilmiah merupakan suatu cara untuk mem- Cara mempelajari ilmu pengetahuan
pelajari aspek-aspek tertentu dari alam secara dengan menggunakan keterampilan proses
terorganisir, sistematik dan melalui metode- akan menjadikan siswa memiliki pengalaman
metode scientific yang terbakukan. Ruang belajar yang lebih lengkap dan tidak terjebak
lingkup scientific terbatas pada hal-hal yang dalam belajar hafalan. Secara operasional

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 109


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pendekatan scientific dalam pembelajaran yang pengetahuan di antaranya juga dilakukan
menekankan pada keterampilan proses, melalui eksperimen, mendorong siswa belajar
meliputi kegiatan: observasi, menggolongkan, metode penelitian. Implikasi ini ternyata positif,
menafsirkan, memperkirakan, mengajukan yakni ada beberapa penelitian menunjukkan
pertanyaan, dan mengidentifikasi variabel. bahwa belajar tentang metodologi penelitian
Dengan mekanisme pembelajaran ter- dapat meningkatkan berpikir dalam bidang
sebut, dalam belajar siswa akan menemukan kehidupan lainnya.
pengetahuan itu dengan sendirinya. Pada Dengan mengembangkan keterampilan
pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran scientific anak akan dibuat kreatif, dan mampu
adalah mengembangkan kemampuan peserta mempelajari sains di tingkat yang lebih tinggi
didik dalam keterampilan proses seperti: dalam waktu yang lebih singkat. Dengan meng-
mengamati, berhipotesa, merencanakan, me- gunakan keterampilan-keterampilan mem-
nafsirkan, dan mengkomunikasikan. Penggu- proses perolehan, siswa akan mampu mene-
naan pendekatan proses menuntut keterlibatan mukan dan mengembangkan sendiri fakta dan
langsung peserta didik dalam kegiatan belajar. konsep serta menumbuhkan dan mengem-
Dalam pendekatan proses, ada hal bangkan sikap dan nilai. Tujuan pembelajaran
mendasar yang harus selalu dipegang pada scientif ic akan tercapai jika terdapat
setiap proses yang berlangsung dalam pendi- keberhasilan penilaian aspek kognitif, afektif,
dikan, yakni proses mengalami. Pendidikan dan psikomotor. Aspek kognitif adalah hal-hal
harus sungguh menjadi suatu pengalaman yang berkaitan dengan pengetahuan, pema-
pribadi bagi peserta didik. Dengan proses haman, dan keterampilan intelektual, aspek
mengalami, maka pendidikan akan menjadi afektif erat kaitannya dengan sikap dan emosi,
bagian integral dari diri peserta didik, bukan dan aspek psikomotor berkaitan dengan kete-
lagi potongan-potongan pengalaman yang rampilan. Ketiga aspek tersebut searah dengan
disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya hakikat sains yang harus ditinjau dari segi
bukan miliknya sendiri. Dengan demikian, produk, proses, dan sikap ilmiah. Penguasaan
pendidikan mengejawantah dalam diri siswa aspek-aspek tersebut pada siswa dapat dilihat
dalam setiap proses pendidikan yang dari hasil belajar.
dialaminya. Lebih lanjut dalam Permendikbud (2013)
dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada
Implementasi Pembelajaran Kurikulum kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggu-
2013 dengan Pendekatan Scientific nakan pendekatan scientific yaitu pendekatan
Keberhasilan pendekatan dalam pembe- pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
lajaran dengan menggunakan pendekatan sci- yang memiliki kriteria sebagai berikut:
entific adalah pembelajaran yang menekankan 1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta
pada pemberian pengalaman secara langsung atau fenomena yang dapat dijelaskan
baik menggunakan observasi, eksperimen dengan logika atau penalaran tertentu;
maupun cara yang lainnya, sehingga realitas bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,
yang akan berbicara sebagai informasi atau data atau dongeng semata.
yang diperoleh selain valid juga dapat diper- 2. Penjelasan guru, respon siswa, dan
tanggungjawabkan. interaksi edukatif guru dan siswa terbebas
Pendekatan scientific dalam pembela- dari prasangka yang serta merta, pemikiran
jaran yang membawa proses mendapatkan subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis.

110 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
3. Mendorong dan menginspirasi siswa ber- pendekatan dalam kurikulum 2013. Pendekatan
pikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam scientific pada kurikulum 2013 yang diterapkan
mengidentifikasi, memahami, memecah- di Indonesia menjabarkan langkah-langkah
kan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran tersebut menjadi lima, yaitu:
pembelajaran. mengamati, menanya, menalar, mencoba,
4. Mendorong dan menginspirasi siswa membentuk jejaring.
mampu berpikir hipotetik dalam melihat Dalam pelaksanaannya, ada yang
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama menjadikan scientific sebagai pendekatan
lain dari materi pembelajaran. ataupun metode. Namun karakteristik dari
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mam- pendekatan scientific tidak berbeda dengan
pu memahami, menerapkan, dan mengem- metode scientific (scientific method). Sesuai
bangkan pola berpikir yang rasional dan dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran
objektif dalam merespon materi pem- pembelajaran mencakup pengembangan ranah
belajaran. sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
empiris yang dapat dipertanggung- Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki
jawabkan. lintasan perolehan (proses psikologi) yang
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
sederhana dan jelas, namun menarik sistem menerima, menjalankan, menghargai, meng-
penyajiannya. hayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, mema-
Metode scientific ini memiliki karak- hami, menerapkan, menganalisis, mengeva-
teristik doing science, sehingga memudahkan luasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh
guru atau pengembang kurikulum untuk melalui akt ivit as mengamati, menanya,
memperbaiki proses pembelajaran, yaitu mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
dengan memecah proses ke dalam langkah- Karakteristik kompetensi beserta perbedaan
langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
yang memuat instruksi untuk siswa melak- karakteristik standar proses (Permendikbud,
sanakan kegiatan pembelajaran (Varelas and 2013). Pendekatan scientific dalam pembe-
Michael, 2008: 31). Hal inilah yang menjadi lajaran sebagaimana dimaksud meliputi
dasar dari pengembangan kurikulum 2013 di mengamati, menanya, menalar, mencoba,
Indonesia. Pendekatan scientific atau lebih membentuk jejaring untuk semua mata pela-
umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan jaran.

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 111


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Mengobservasi aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses
Observasi merupakan hasil dari penga- berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-
matan melalui indera, peserta didik akan belajar fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
dengan mencari gambaran atau informasi memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
tentang objek yang diamati. Hasil apa saja yang Penalaran dimaksud merupakan penalaran
kita peroleh dari suatu pengamatan. Metode ini ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu
sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tidak bermanfaat. Menalar merupakan proses
tahu peserta didik. Sehingga proses pembe- berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-
lajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
Dengan metode observasi peserta didik mene- memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
mukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek Menalar (associating) merujuk pada teori
yang dianalisis dengan materi pembelajaran belajar asosiasi, yaitu kemampuan mengelom-
yang digunakan oleh guru. Melalui pengamatan pokkan beragam ide dan mengasosiasikan
peserta didik dapat secara langsung mence- beragam peristiwa untuk kemudian mema-
ritakan kondisi sebagaimana yang di tuntut sukannya menjadi penggalan memori dalam
dalam Kompetensi Dasar (KD) dan indikator, otak dan pengalaman-pengalaman yang ter-
dan mata pelajaran apa saja yang dapat simpan di memori otak berinteraksi dengan
dipadukan dengan media yang tersedia. pengalaman sebelumnya (asosiasi).

Menanya Mencoba

Untuk menemukan suatu permasalahan, Mencoba merupakan keterampilan


harus dapat dikembangkan pertanyaan-perta- proses untuk mengembangkan pengetahuan
nyaan, misalnya apa, bagaimana, di mana, tentang alam sekitar dengan menggunakan
kapan, mengapa, dan siapa terhadap suatu metode ilmiah dan sikap ilmiah dalam meme-
objek. Namun, peserta didik tidak mudah cahkan masalah-masalah yang dihadapinya
menanya apabila tidak dihadapkan dengan sehari-hari. Untuk memperoleh hasil belajar
media yang menarik. Guru harus mampu me- yang otentik, peserta didik harus melakukan
nginspirasi peserta didik untuk mau dan mampu percobaan, terutama untuk materi/substansi
menanya. Pada saat guru mengajukan perta- yang sesuai dan aplikasi dari kegiatan menco-
nyaan, guru harus membimbing dan memandu bapun dimaksudkan untuk mengembangkan
peserta didik bertanya dengan baik. Ketika guru berbagai ranah tujuan belajar (sikap, kete-
menjawab pertanyaan, guru mendorong peserta rampilan, dan pengetahuan). Aplikasi metode
didik menjadi penyimak yang baik. Pertanyaan eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
guru dimaksudkan untuk memperoleh mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar,
tanggapan verbal. yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini
Menalar yaitu: menentukan tema atau topik sesuai
dengan kompetensi dasar menurut tuntutan
Istilah menalar dalam kerangka proses kurikulum, mempelajari cara-cara penggunaan
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang alat dan bahan yang tersedia dan harus
dianut dalam kurikulum 2013 untuk meng- disediakan, mempelajari dasar teoritis yang
gambarkan bahwa guru dan peserta didik relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya,
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya dalam melakukan dan mengamati percobaan, men-
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih

112 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
catat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan SIMPULAN
menyajikan data, menarik simpulan atas hasil Berdasarkan pembahasan t erhadap
percobaan, dan membuat laporan dan masalah yang menjadi fokus kajian artikel ini
mengkomunikasikan hasil percobaan. dapat disimpulkan bahwa konstruksi pembe-
lajaran dengan menggunakan pendekatan sci-
Membentuk Jejaring entific dalam kurikulum 2013 pada dasarnya
Membentuk jejaring terdiri dari tiga menghadirkan keterampilan proses sehingga
langkah yaitu: menyimpulkan, menyajikan dan pembelajaran dapat mengembangkan kemam-
mengkomunikasikan. Menyimpulkan dapat puan siswa dalam keterampilan proses dan
dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan secara operasional merupakan penerapan
kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan keterampilan proses siswa dalam hal, seperti:
mengobservasi, observasi merupakan hasil dari
sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan
pengamatan melalui indera, peserta didik akan
mengolah informasi. Menyajikan dapat di-
belajar dengan mencari gambaran at au
sajikan dalam bentuk laporan tertulis. Laporan
informasi tentang objek yang diamati. Hasil apa
tertulis dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
saja yang kita peroleh dari suatu pengamatan.
untuk portofolio kelompok atau individu.
Menanya, untuk menemukan suatu perma-
Meskipun tugas dikerjakan secara berke- salahan, harus dapat dikembangkan pertanyaan-
lompok, sebaiknya hasil pencatatan dilakukan pertanyaan, misalnya apa, bagaimana, di mana,
oleh setiap individu agar dapat dimasukan ke kapan, mengapa, dan siapa terhadap suatu
dalam file portofolio peserta didik. Pada objek. Menalar, merupakan proses berfikir yang
kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris
mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah yang dapat diobservasi untuk memperoleh
disusun secara bersama-sama dalam kelompok simpulan berupa pengetahuan. Menalar (asso-
atau secara individu. Guru dapat memberikan ciating) merujuk pada teori belajar asosiasi,
klarifikasi agar peserta didik mengetahui yaitu kemampuan mengelompokkan beragam
dengan tepat apakah yang telah dikerjakan ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa
sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. untuk kemudian memasukannya menjadi
Kegiatan mengkomunikasikan dapat diarahkan penggalan memori dalam otak dan penga-
sebagai kegiatan konfirmasi. laman-pengalaman yang tersimpan di memori
Untuk memperkuat pendekatan scientific otak berinteraksi dengan pengalaman sebe-
diperlukan adanya penalaran dan sikap kritis lumnya (asosiasi). Mencoba, dalam proses ini
siswa dalam rangka pencarian (penemuan). diawali dengan menentukan tema atau topik
Agar dapat disebut ilmiah, metode pencarian sesuai dengan kompetensi dasar menurut
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti- tuntutan kurikulum, mempelajari cara-cara
bukti dari objek yang dapat diobservasi, penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan
empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip harus disediakan, mempelajari dasar teoritis
penalaran yang spesifik. Karena itu metode yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebe-
ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan lumnya, melakukan dan mengamati percobaan,
koleksi data atau fakta melalui observasi dan mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis,
eksperimen, kemudian memformulasi dan dan menyajikan data, menarik simpulan atas
hasil percobaan, dan membuat laporan dan
menguji hipotesis.
mengkomunikasikan hasil percobaan. Mem-

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 113


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
bentuk jaringan, dalam proses ini terdiri dari Kemdikbud. 2013. Pengembangan Kurikulum
tiga langkah yaitu: menyimpulkan, menyajikan 2013. Paparan Mendikbud dalam
dan mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang Sosialisasi Kurikulum 2013. Jakarta :
telah disusun oleh peserta didik. Kemdikbud.
Permendikbud. 2013. Jurnal Lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan dan
DAFTAR RUJUKAN Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Aragon, A. 2007. Girth Control. The Science 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses
of Fat Loss and Muscle Gain. Alan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Aragon Publishing. Suriasumantri, Jujun S. 2005. Filsafat Ilmu.
Kemdikbud. 2013. Pendekatan Scientific Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
(Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Varelas, Maria and Michael Ford. 2008. The
Pusbangprodik. scientific method and scientific inquiry:
Tensions in teaching and learning. USA:
Wiley InterScience.

114 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Analisis Produktifitas Sentra Industri Tepung
Tapioka di Wilayah Kabupaten Kediri dengan
Model Mundel dan Craig-Harris

Lilia Pasca Riani


Universitas Nusantara PGRI Kediri
Email : bungalilia@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini merupakan studi kasus dengan obyek penelitian pada sentra industri kecil
pengolahan tepung tapioka yangberlokasi di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Tujuan penelitian
adalah membandingkan pengukuran produktifitas menggunakan model Mundel dan Model Craig-Harris.
Teknik analisa data terdiri dari empat tahapan, yaitu 1) mengklasifikasikan input, 2) mengukur produktivitas
menurut Model Mundel, 3) menukur produktivitas Model Craig-Harris, kemudian 4) membandingkan
kedua hasil perhitungan. Hasil yang diperoleh adalah bersifat saling melengkapi, pada model Mundel,
perhitungan berbasis indeks atau rasio antara produktivitas periode dasar dan periode yang berlaku,
sedangkan Model Craig-Harris mengukur produktivitas berbasis selisih antara periode dasar dan periode
yang berlaku. Adapun semua komponen input hasilnya sama antara perhitungan indeks produktivitas
menurut Model Mundel dan menurut Model Craig-Harris. Meskipun begitu terdapat beberapa perbedaan
angka hasil perhitungan, antara lain untuk input material sama sama diartikan menurun tetapi angkanya
berbeda, yaitu sebesar 34,9% pada Model Mundel, dan 34% pada Model Craig-Harris; input tenaga kerja
meningkat sebesar 25,6% pada Model Mundel dan 37% pada Model Craig-Harris; Input energy meningkat
sebesar 13,9% pada Model Mundel dan 71% pada Model Craig-Haris; Input Modal sama-sama mengalami
peningkatan sebesar 28% baik pada Model Mundel maupun Model Craig-Harris; sedangkat produktivitas
total mengalami penurunan sebesar 18,7% pada Model Mundel dan sebesar 19% pada Model Craig-
Harris.
Kata Kunci : Usaha Tepung Tapioka, Produktifitas, Model Mundel, Model Craig-Harris

Produk olahan pertanian dan bahan ketela pohon diolah menjadi bahan dasar
pangan merupakan komoditas unggulan dari pangan.
Kabupaten Kediri, karena kondisi lahan Singkong atau ubi kayu atau ketela pohon
pertanian dan perkebunan yang luas dan subur merupakan komoditi mayoritas perkebunan
di lereng gunung Kelud. Jika dibandingkan rakyat di Kabupaten Kediri, dapat diolah
dengan kota-kota lain di Propinsi Jawa Timur, menjadi berbagai produk makanan, tekstil, dan
pertumbuhan investasi di sektor industri farmasi. Industri pengolahan makanan ber-
berskala besar tergolong lambat. Pemerintah bahan dasar singkong memiliki aneka ragam
daerah beserta jajaran terkait lebih mem- jenis, mulai dari makanan tradisional seperti
prioritaskan pertumbuhan ekonomi di sektor getuk, timus, gemblong, dan keripik. Pada
pertanian dan industri pengolahan bahan dasar dasarnya pengolahan singkong dapat digolong-
pangan dari perkebunan rakyat. Hasil per- kan menjadi tiga, yaitu hasil fermentasi sing-
kebunan berupa singkong atau ubi kayu atau kong (t ape/peuyem), singkong yang

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 115


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong atau sahaan. Penelitian ini akan membahas pengu-
tepung tapioka (tepung kanji). kuran produktivitas kerja pada sentra industry
Di Kecamatan Tarokan terdapat 44 Home tepung tapioka di Kabupaten Kediri dengan
Industry yang mengolah hasil perkebunan membandingkan dua model, yaitu Model
rakyat ketela pohon menjadi tepung tapioka Mundel dan Model Craig-Harris.
(Kedirikab.go.id). Kecamatan Tarokan, tepat-
nya di Desa Bulusari merupakan salah satu dari Konsep Produktifitas
sentra industri krupuk Kali atau kerupuk Heizer dan Render (2009 : 18) menge-
Upil atau masyarakat sekitar menyebutnya mukakan bahwa proses pembuatan barang dan
Opak Kali. Produk krupuk ini sudah dikenal jasa memerlukan transformasi sumber daya.
diberbagai kalangan, di sekitar Kabupaten Semakin efisien kita melakukan perubahan ini,
Kediri, bahkan area pemasarannya sudah kita menjadi semakin produktif dan nilai yang
sampai luar propinsi dan luar pulau jawa. ditambahkan pada barang dan jasa yang
Tepung tapioka merupakan bahan dasar dihasilkan menjadi lebih tinggi.
pembuatan krupuk juga di produksi di wilayah Menurut Pribadiyono (2006) produk-
tersebut.Menurut Koordinator PPL (Petugas tifitas merupakan suatu istilah yang seringkali
Penyuluh Lapangan) seperti dikutip dalam si- disama artikan dengan kata produksi. Dalam
tus resmi pemerintah Kabupat en Kediri kenyataannya, antara produktifitas dan pro-
(kedirikab.go.id), menjelaskan bahwa pengu- duksi mempunyai arti yang berbeda. Karena
saha tepung tapioka di desa Bulusari ini mampu pada saat produksi tinggi belum tentu produk-
menghasilkan 5 8 ton tepung tapioka perhari. tifitasnya juga tinggi, bisa jadi produktifitasnya
Meskipun bahan baku singkong atau ketela semakin rendah. Tinggi rendahnya suatu
pohon mayoritas harus didatangkan dari produktifitas berkaitan dengan efisiensi dan
kecamatan lain, seperti kecamatan Kandat, penggunaan sumber-sumber daya (input) dalam
Kecamatan Badas, Kecapatan Puncu, dan menghasilkan suatu produk atau jasa. Dengan
Kecamatan Wates di lereng sekitar Gunung demikian dapat dikatakan bahwa produktifitas
Kelud. berkaitan dengan edisiensi penggunaan input
Proses produksi tepung tapioka di dalam memproduksi output (barang dan/atau
Kecamatan Tarokan mengalami berbagai jasa).
kendala, seperti harga bahan baku singkong Produktifitas (Heizer dan Render 2009 :
semakin mahal, upah kerja yang tidak 18) merupakan rasio perbandingan antara out-
sebanding dengan peningkatan harga jual put (hasil dari proses yakni barang, atau jasa,
membuat margin laba semakin tipis, dan atau keduanya) dibagi dengan input (pengor-
penggunaan teknologi tradisional dengan banan yang telah dilakukan yakni sumber-
mengandalkan sinar matahari, sehingga perlu sumber daya seperti tenaga kerja, modal,
efektifitas dan efisiensi yang tinggi agar usaha teknologi, energi, dan bahan baku). Dengan
ini tetap berlangsung. Salah satu cara untuk kata lain bahwa produktifitas memiliki dua
mengukur dan memprediksi tingkat efektifitas dimensi. Dimensi pertama adalah efektifitas
dan efisiensi kerja adalah menerapkan konsep yang mengarah kepada pencapaian target yang
produktifitas. berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.
Terdapat banyak cara dalam mengukur Dimensi kedua adalah efisiensi yang berkaitan
produktivitas kerja yang masing-masing dengan upaya membandingkan input dengan
memiliki fungsi dan sudut pandang yang realisasi penggunaannya atau bagaimana
berbeda, disesuaikan dengan kondisi peru-

116 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2005).
Berikut adalah gambar keterkaitan antara
efisiensi, efektifitas, kualitas, dan produktifitas
:

Dari ketiga cara pengukuran produktifitas


diatas kesemuanya sangat bermanfaat untuk
mengetahui kondisi dari keefektivan dan
efisiensi sebuah perusahaan. Hasil perhitungan
yang menunjukkan angka yang tinggi
(mendekati 100%) bukan menjadi jaminan
perusahaan tersebut sudah berjalan baik. Salah
satu cara yang digunakan adalah dengan
Peningkatan Produktifitas membandingkan angka hasil perhitungan
tersebut dengan hasil di periode sebelumnya
Menurut Haizer dan Render (2009), atau membandingkan dengan perusahaan lain
peningkatan produktifitas dapat dilakukan yang sejenis. Apabila angka menunjukkan hal
dengan 4 cara, yaitu : yang lebih tinggi dari sebelumnya atau dari
1. Jumlah output yang dihasilkan sama, pesaingnya, maka produktifitas perusahaan
dengan input atau sumber daya yang tersebut tergolong tinggi/baik.
digunakan yang semakin menurun atau Model Pengukuran Produktifitas
berkurang menurut Marvin E. Mundel
2. Jumlah output yang dihasilkan meningkat, Model Mundel merupakan salah satu
dengan input atau sumber daya yang model yang popular untuk mengukur
digunakan sama. produktivitas industri pengolahan di sektor
3. Jumlah output yang dihasilkan dan input mikro, kecil, dan menengah. Model ini
at au penggunaan sumber daya yang diperknalkan oleh Marvin E. Mundel (1978)
digunakan sama sama meningkat, tetapi seperti dikutip oleh Masharyono, dkk (2011)
peningkatan output yang dihasilkan lebih mengemukakan dua bentuk pengukuran indeks
besar dibandingkan dengan peningkatan produktivitas, yaitu
jumlah input yang digunakan
4. Jumpat output yang dihasilkan dan input
yang digunakan sama sama menurun, tetapi
penurunan inputyang digunakan besarnya
lebih besar dibandingkan dengan penu-
runan output yang dihasilkan.
Dimana : IP = Indeks Produktivitas
Pengukuran Produktifitas AOMP = Output Agregat untuk periode yang
Pengukuran produktifitas ada 3 cara, diukur
yakni produktifitas total, produktifitas faktor AOBP = Output agregat untuk periode dasar
tunggal, dan produktifitas multifaktor (Hatten, RIMP = Input-input untuk periode yang diukur
2011 : 464; dan Heizer & Render, 2009:21). RIBP = Input-input untuk periode dasar
Berikut adalah persamaannya:
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 117
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Model Pengukuran Produktivitas menurut METODE
Craig - Harris Desain Penelitian
Model pengukuran produktivitas ini Desain penelitian ini menggunakan me-
merujuk pada pengukuran produktivitas total tode studi kasus dengan analisis perbandingan
yang dapat menggambarkan tingkat efisiensi pengukuran produktifitas Model Mundel dan
dan pertumbuhan perusahaan secara Model Craig-Harris, yaitu mengambil suatu
keseluruhan dengan mengasumsikan bahwa masalah kemudian menganalisisnya sesuai
tujuan perusahaan berorientasi pada profit dengan teori yang ada.
maksimum (Setiadi, dkk, 2014). Menurut Craig
dan Harris (1973) seperti dikutip oleh Setiadi, Obyek dan Sampel Penelitian
dkk (2014), produktivitas total diformulasikan
sebagai berikut : Obyek penelitian dalam artikel ini adalah
Sentra Pengolahan Tepung Tapioka di Desa
Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten
Kediri. Penentuan sampel penelitian ini dila-
Dimana : Pt = Produktivitas Total kukan secara purposiveyaitu 4 Home Industry
Qt = Output Total pengolahan tepung tapioka milik Bapak
L = Labor Input (tenaga kerja) Slamet, Bapak Komari, Bapak Sobirin, dan
C = Capital Input (Modal) Bapak Parlan dengan pertimbangan bahwa ke
R = Raw Material input (bahan baku) empat pemilik tersebut memiliki hasil produksi
Q = Miscellaneus Input (Input lainnya) yang lebih banyak.

Sedangkan nilai produktivitas parsial Teknik Pengumpulan Data


diukur berdasarkan masing-masing input yang
Data yang digunakan adalah data primer
digunakan. berikut adalah perumusannya
dan data sekunder. Data primer diperoleh
1. Nilai produktifitas parsial untuk input bahan
dengan wawancara langsung dengan pemilik
baku :
Home Industry tepung tapioka Bapak Slamet,
Bapak Komari, Bapak Sobirin, dan Bapak
Parlan. sedangkan data sekunder diperoleh
2. Nilai produktivitas parsial untuk input tenaga melalui instansi pemerintah kabupaten Kediri,
kerja : Badan Pusat Statistik, dan Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Kediri.

Teknik Analisis Data


3. Nilai produktivitas parsial untuk input energi Tehnik yang digunakan dalam menga-
: nalisis data adalalah analisis deskriptif kuan-
titatif. Teknis analisis kuntitatif digunakan
untuk menghitung indeks produktifitas dan
4. Nilai produktivitas untuk input modal : nilai produktivitas yang selanjutnya akan
digunakan untuk menganalisis produktifitas
berdasarkan model Mundel dan Craig-Harris.
Berikut tahapannya :

118 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
1. Mengkasifikasikan komponen input b. Menghitung nilai produktivitas parsial
2. Mengukur produktivitas menurut Model setiap periode
Mundel dengan langkah-langkah sebagai c. Menent ukan peningkatan at au
berikut : penurunan nilai produktivitas
a. Menghitung indeks output 4. Melakukan analisa perbandingan kedua
b. Menghitung indeks input total model
c. Menghitung indeks input parsial
d. Menghitung indeks produktivitas HASIL & PEMBAHASAN
untuk masing-masing input Pemaparan Data Hasil Produksi Yang
e. Menent ukan peningkatan at au Dicapai Dan Sumber-Sumber Daya Yang
penurunan angka indeks produktifitas Dipakai
3. Mengukur produktivitas menurut Model Berikut adalah data Input Output Pabrik
Craig-Harris dengan langkah-langkah pengolahan tepung tapioka di sentra UKM
sebagai berikut : pengolahan tepung tapioka di Kecamatan
a. Menghitung nilai produktivitas total Tarokan, Kabupaten Kediri dari tahun 2013 dan
setiap periode 2014.

Tabel 1. Data Rata-rata Ouput Input ke empat UKM Pabrik Tepung Tapioka

Periode Tahun 2013 Periode Tahun 2014


Komponen
(Tahun Dasar) (Tahun Berlaku)
Analisa
Kuantitas Harga Jumlah (Rp) Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Output
Tepung
Tapioka (Kg 250.400 3.600 901.440.000 348.900 3.800 1.325.820.000
per tahun)
Input
Material
Singkong (Kg 695.000 440 305.800.000 812.000 850 690.200.000
Per tahun)
Tenaga Kerja 14 9.984.000 139.776.000 15 9.984.000 149.760.000
Energi
Listrik 9711 915 8.885.565 9910 915 9.067.650
Solar 2.660,5 7000 18.623.500 3111,5 8500 26.447.750
Total Energi 27.509.065 35.515.400
Modal
Karung Goni
5010 600 3.006.000 6990 800 5.592.000
(Pcs)
Benang Wol
16.000 1.700 27.200.000 17.000 1.700 28.900.000
(Meter)
Total Modal 30.006.000 34.492.000
Total Input 503.067.065 909.967.400

Sumber : Data primer, diolah 2015

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 119


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel diatas merupakan pemaparan data
mentah mengenai perhitungan total output yang
diperoleh dari kuantitas output dikalikan
dengan harga produk per Kg. Sedangkan total
input diperoleh dari penjumlahan masing-
masing komponen input, yaitu material, tenaga
kerja, energi, dan modal.
d. Menghitung indeks produktivitas untuk
1. Mengklasifikasikan komponen input
masing-masing input, dengan cara mem-
Berikut adalah paparan tabel komponen bagi indeks output dengan indeks masing-
input yang telah diklasifikasikan : masing input

Tabel 2. Klasifikasi Input

No. Komponen Input Priode 2013 (Dasar) Periode 2014 (Berlaku)


1 Material 305.800.000 690.200.000
2. Tenaga Kerja 139.776.000 149.760.000
3. Energi 27.509.065 35.515.400
4. Modal 30.006.000 34.492.000
Total Input 503.067.065 909.967.400
Sumber : Data Primer, diolah 2015

Dilihat dari tabel diatas terjadi pening-


katan total input sebesar 81% total input dari
tahun 2013 ke tahun 2014. Hal ini disebabkan
adanya peningkatan yang signifikan pada
komponen input material dan tenaga kerja.

2. Mengukur produktivitas menurut


Model Mundel
a. Menghitung indeks output, dengan cara
membagi output periode berlaku dengan
output periode dasar
e. Menentukan peningkatan atau penurunan
angka indeks produktifitas

b. Menghitung indeks input total, dengan cara


membagi input total periode berlaku
dengan input total periode dasar

c. Menghitung indeks input parsial, yaitu


membagi masing-masing input periode
berlaku dengan masing-masing input
periode dasar

120 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel 3. Hasil Pengukuran Produktivitas Model dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan
Mundel penambahan biaya yang harus dikeluarkan
untuk membeli karung goni dan benang wol.
No Indeks Input Produktivitas Peningkatan/Penurunan
1. Material 0,651 -34,9 %
Sedangkan indeks produktifitas total in-
2. Tenaga Kerja 1,256 + 25,6 % put menunjukkan angka 0,813 berarti terjadi
3. Energi 1,139 + 13,9 % penurunan produktifitas total input sebesar
4. Modal 1,280 + 28%
18,7%, berarti adanya penambahan output
5. Input Total 0,813 -18,7 %
berupa kuantitas dan harga jualtepung tapioka
Sumber : Data primer diolah, 2015 yang lebih kecil dibandingkan dengan penam-
bahan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
Dari tabel 3 diatas, dapat diketahui indeks untuk membeli input atau sumber-sumber daya
produktifitas material menunjukkan angka yang dibutuhkan.
0,651 berarti terjadi penurunan produktifitas
untuk input material sebesar 34,9%, hal ini 3. Mengukur Produktivitas menurut
disebabkan karena terjadi peningkatan input Craig-Harris
material yang lebih besar dibandingkan dengan a. Menghitung nilai produktivitas total setiap
peningkatan output tepung tapioka. periode
Indeks produktifitas tenaga kerja me-
nunjukkan angka 1,256 berarti terjadi pening-
katan sebesar 25,6%, hal ini tampak pada terjadi
peningkatan output tepung tapioka yang lebih
besar dibandingkan dengan peningkatan input
tenaga kerja, atau dengan menambah jumlah
tenaga kerja sebanyak 1 orang dapat mem-
berikan kontribusi yang besar sehingga tepung
tapioka yang dihasilkan lebih banyak.
Indeks produktifitas energy menunjukkan
angka 1,139 berarti terjadi peningkatan sebesar
13,9%. Hal ini berarti dengan konsumsi energi
yang meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014,
terjadi penambahan biaya solar dan biaya
listrik, tetapi penambahan biaya-biaya tersebut
lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan
output tepung tapioka yang dihasilkan. b. Menghitung nilai produktivitas parsial
Indeks produktifitas modal menunjukkan setiap periode
angka 1,280 artinya terjadi peningkatan
produktifitas modal sebesar 28%. Hal ini dapat Berikut adalah perhitungan nilai
di telusuri dari terdapat penambahan jumlah produktivitas parsial untuk masing-masing in-
karung goni dan benang wol yang dibutuhkan, put yang digunakan, dengan rumus
dan hargasatuannya juga bertambah tetapi :
penambahan output tepung tapioka yang

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 121


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai Produktivitas Tabel 5. Hasil pengukuran nilai produktivitas
Parsial model Craig-Harris
Nilai Produktivitas
No. Komponen Nominal Nilai
Parsial
Rupiah Produktivitas No. Komponen Selisih
Tahun Tahun
Parsial 2013 2014
Periode Tahun 2013 1. Material 2,948 1,921 - 1,027 (34%)
1. Material 305.800.000 2,948 2. Tenaga Kerja 6,449 8,853 + 2,404 (37%)

2. Tenaga Kerja 139.776.000 6,449 3. Energi 21,769 37,331 + 15,562 (71%)


4. Modal 30,042 38,438 + 8,396 (28%)
3. Energi 27.509.065 21,769
5. Total 1,791 1,457 -0,334 (19%)
4. Modal 30.006.000 30,042
Periode Tahun 2014 Sumber : data primer diolah, 2015
1. Material 690.200.000 1,921
Dari tabel 3 diatas, dapat diketahui selisih
2. Tenaga Kerja 149.760.000 8,853
nilai produktifitas material antara tahun 2013
3. Energi 35.515.400 37,331
2014 menunjukkan angka 1,027 berarti
4. Modal 34.492.000 38,438
terjadi penurunan produktifitas untuk input
material sebesar 34%
Sumber : data primer diolah, 2015 Selisih nilai produktifitas tenaga kerja
antara tahun 2013 2014 menunjukkan angka
c. Menentukan peningkatan atau penurunan + 2,404 berarti terjadi peningkatan sebesar 37%
nilai produktivitas Selisih nilai produktifitas energy antara
Tahap selanjutnya dalam model Craig-Har- tahun 2013 2014 menunjukkan angka +
ris adalah menentukan level peningkatan 15,562 berarti terjadi peningkatan sebesar 71%.
atau penurunan nilai produktivitas menurut Selisih Nilai produktifitas modal antara
model Craig-Harris. tahun 2013 2014 menunjukkan angka + 8,396
artinya terjadi peningkatan produktifitas modal
sebesar 28%.
Sedangkan selisih nilai produktifitas to-
tal inputantara tahun 2013 2014 menunjukkan
angka 0,344 berarti terjadi penurunan
produktifitas total input sebesar 19%.

122 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
4. Melakukan analisa perbandingan kedua
model
Tabel 6. Perbandingan Hasil Pengukuran Produktivitas Model Mundel dan Model Craig-Harris
Periode Tahun 2013-2014

Hasil Pengukuran Produktivitas


Model Mundel Model Craig-Harris
No. Komponen Keterangan
Indeks Nilai
Prosentase Prosentase
Produktivitas Produktivitas
1. Output 1,471 + 47,1% - -
0,651 - 34,9 % - 1,027
2. Input Material 34% Sama Menurun
Input Tenaga 1,256 + 25,6 % + 2,404
3. 37% Sama Meningkat
Kerja
1,139 + 13,9 % + 15,562
4. Input Energi 71% Sama Meningkat

1,280 + 28% + 8,396


5. Input Modal 28% Sama Meningkat
0,813 - 18,7 % - 0,334
6. Input Total 19% Sama Menurun

Sumber : data primer diolah, 2015

Dari tabel diatas, terlihat perbedaan Mundel dan 37% pada Model Craig-Harris;
angka hasil perhitungan produktivitas. Menurut Input energy meningkat sebesar 13,9% pada
Mundel, hasil perhitungan disebut dengan Model Mundel dan 71% pada Model Craig-
indeks produtivitas yang diperoleh dari indeks Haris; Input Modal sama-sama mengalami
output dibagi dengan indeks input baik untuk peningkatan sebesar 28% baik pada Model
periode dasar (tahun 2013) maupun periode Mundel maupun Model Craig-Harris; sedang-
yang berlaku (tahun 2014), sedangkan kat produktivitas total mengalami penurunan
perhitungan produktivitas menurut Craig-Har- sebesar 18,7% pada Model Mundel dan sebesar
ris disebut dengan nilai produktivitas, yang 19% pada Model Craig-Harris.
diperoleh dari selisih antara hasil perhitungan
produktivitas periode berlaku (tahun 2014) SIMPULAN DAN SARAN
dikurangi dengan hasil perhitungan produk- Simpulan
tivitas periode dasar (tahun 2013).
Pada kolom keterangan menunjukkan Dari perhitungan produktivitas menurut
bahwa semua komponen input hasilnya sama Model Mundel dan Model Craig-Harris,
antara perhitungan indeks produktivitas terdapat persamaan hasil, yaitu pada produk-
menurut Model Mundel dan menurut Model tivitas parsial terdapat penurunan untuk input
Craig-Harris. Meskipun begitu terdapat material. Penurunan produktivitas parsial pada
beberapa perbedaan angka hasil perhitungan, input material nampaknya memiliki dampak
antara lain untuk input material sama sama yang sangat besar, terbukti bahwa hasil pro-
diartikan menurun tetapi angkanya berbeda, duktivitas untuk input total juga mengalami
yaitu sebesar 34,9% pada Model Mundel, dan penurunan, meskipun perhitungan produk-
34% pada Model Craig-Harris; input tenaga tivitas parsial untuk input yang lain mengalami
kerja meningkat sebesar 25,6% pada Model peningkatan.

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 123


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Adapun kedua model perhitungan Winarni, (2014). Analisis Pengukuran Pro-
produktivitas dalam penelitian ini bersifat duktivitas Dengan Menggunakan Model
saling melengkapi, pada model Mundel, Mundel dan APC [onlie] tersedia di
perhitungan berbasis indeks atau rasio antara :http://repository.akprind.ac.id/sites/files/
produktivitas periode dasar dan periode yang WINARNI%20%20IST%20AKPRIND.pdf
berlaku, sedangkan Model Craig-Harris [diakses tanggal 8 Februari 2015].
mengukur produktivitas berbasis selisih antara Muhaimin, Abdul Wahib, Prawiyanti, Ratna.
periode dasar dan periode yang berlaku. (2010). Strategi Pengembangan Agro-
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah industri Tapioka Pada Skala Usaha Kecil.
belum mencakup signifikansi pengaruh peru- Journal of Agricultural Socio-Econom-
bahan input terhadap perubahan output,
ics AGRISE Volume X No. 3, Bulan
sehingga masih dapat diteliti pada penelitian
Agustus 2010. [online] tersedia di : http:/
selanjutnya.
/karyailmiah.fp.ub.ac.id/fp/index.php/
tag/abdul-wahib-muhaimin/ [diakses
Saran
tanggal 10 Februari 2015].
Saran bagi pemilik UKM pengolah Heizer, J., Render, B., (2009). Operations Man-
tepung tapioka yang diberikan adalah lebih agement, Buku 9, Jilid 1, Penerbit
efisien dalam menggunakan sumber-sumber Salemba Empat, Jakarta.
daya, terutama sumber daya yang terhitung Hatten, Timothy S., (2012). Small Business
menunjukkan produktifitas menurun seperti
Management : Entrepreneurship and Be-
material. Kontribusi sumberdaya ini sangat
yond, Fifth Edition, South-Western
besar sehingga menyebabkan produktifitas to-
Cengage Learning, Mason, USA.
tal mengalami penurunan. Lebih selektif dalam
www.kedirikab.go.id
memilih bahan baku sangat membantu efisiensi
terkait dengan kualitas bahan baku, harga bahan www.bi.go.id
baku, dan jumlah bahan baku yang dipakai. Pribadiyono, (2006). Aplikasi Sist em
Pengukuran Produktifitas : Kaitannya
DAFTAR RUJUKAN dengan Pengupahan, Jurnal Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM Bank In- Universitas Kristen Petra, Vol. 8, No. 2,
donesia (2009). Pola Pembiayaan Industri pp. 114-121.
Pengolahan Tepung Tapioka (online) Setiade, Ivan, Deoranto, Panji, Astuti, Retno.
tersedia di : http://www.bi.go.id/id/ (2014). Analisis Produktivitas Sektor
umkm/kelayakan/pola-pembiayaan/ Kebun PT. Perkebunan Nusantara XII
industri/Document [diakses tanggal 8 (Persero) Wonosari Lawang Malang
Februari 2015]. Menggunakan Craig-Harris Productivity
Masharyono, et al (2010). Analisis Pengukuran Model. [online] tersedia di : http://
Produktifitas Dengan Model American skripsitip.staff.ub.ac.idfiles201310/
Productivity Center (APC) dan Marvin Jurnal-Ivan-Setiadi.pdf [diakses tanggal
E. Mundel (Studi Kasus pada Bagian 10 Oktober 2015].
Pabrikasi PG. Madubaru Madukismo) Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia.
[online] tersedia di :https://www.acade- PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
mia . e d u / 8 0 5 3 1 5 5 / I N T 1 2 0 1 0 1 -
Jurnal_Inovasi_Industri_Vol_1_No._1_-
_3 [diakses tanggal 8 Februari 2015].

124 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Analisis Karakteristik Pelaku UMKM ( Usaha
Mikro Kecil Menengah) di Kota Kediri

Diah Ayu Septi Fauji1, Gesty Ernestivita2


Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Email : dseptifauzi@yahoo.co.id

Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pelaku UMKM ( Usaha Mikro Kecil
Menengah ) di Kota Kediri Jawa Timur. Kota Kediri merupakan sebuah kota kecil yang memiliki ciri
khas produk Tahu, namun selain Tahu Kota Kediri juga memiliki daerah daerah yang menjadi sentra
home industri.Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : (1) bagaimana karakteristik pelaku
UMKM di Kota Kediri.Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan ( field research ) dengan
pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis
data menggunakan analisis deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan data tentang karakteristik
para pelaku UMKM.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Kemampuan pengusaha UMKM
di Kediri masih rendah terhadap akses sumber pendanaan. (2) Mereka memiliki karakteristik entrepre-
neurship, indikator karakteristik entrepreneurship yang menonjol itu ditunjukkan oleh sifat tekun dan
produktif kemudian kemampuan bergaul, sifat keyakinan diri dan perhitungan atas resiko sementara sifat
inovasi yang mendasar dalam konsep entrepreneurship justru skornya berada pada posisi ketiga, ini
menunjukkan bahwa kemampuan untuk melakukan inovasi masih rendah sehingga pada umumnya mereka
terfokus kepada kegiatan usaha yang dilakukan secara rutinitas. Kemampuan untuk melakukan inovasi
merupakan persoalan kunci bagi seorang entrepreneur terutama dalam mencari dan menciptakan pasar
baru.Indikator karakteristik entrepreneurship yang paling rendah skornya adalah sifat kemandirian, sifat
menyukai tantangan dan sifat tanggap terhadap peluang.
Kata Kunci : Karakteristik, Pelaku UMKM

Dewasa ini pertumbuhan ekonomi Indo- mendayagunakan secara tepat perwatakan


nesia mengalami penurunan yang cukup pribadi, keuangan dan sumberdaya disekitar
signifikan. Selain itu, kebijakan pemerintah dan lingkungannya yang menjadi salah satu
konsekuensi Indonesia menjadi bagian dari perangsang pertumbuhan ekonomi nasional.
organisasi Internasional memaksa untuk peme- Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
rintah dan juga rakyat Indonesia umumnya jiwa jiwa kewirausahaan (enterpreneurship).
untuk berkompetisi dipasar bebas dan me- Karena jiwa entrepreneurship (kewirausahaan)
menangkan pasar. Memasuki era MEA memiliki kemampuan dan keberanian menga-
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) seperti plikasikan penemuan-penemuan baru yang
sekarang ini, seluruh para pelaku usaha besar inovatif, sehingga mendorong pertumbuhan
maupun kecil harus berinovasi lebih baik lagi ekonomi. Entrepreneurship (kewirausahaan)
untuk menghadapi persaingan pasar yang lebih dalam beberapa tahun terakhir menjadi topik
kuat. yang makin sering dibicarakan seiring dengan
UMKM merupakan kelompok kondisi perekonomian global yang terus
kelompok masyarakat yang memadukan dan bergejolak.Ekonomi UMKM menjadi tumpuan

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 125


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dan menjadi pilihan penting bagi para sarjana seseorang yang meliputi umur,jenis kelamin,
untuk hidup lebih sejahtera, mandiri dan me- ras / suku, pengetahuan,agama / kepercayaan.
nolong banyak orang mengatasi pengangguran Karakter sendiri merupakan aktualisasi
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai
sejak pertengahan tahun 1997 telah menga- moral dari luar menjadi bagian kepribadiannya.
jarkan kepada masyarakat bahwa menggan- Menurut Freud, Character is a straving sys-
tungkan harapan kepada orang lain atau bekerja tems which underly behavior yaitu kumpulan
pada orang lain sudah bukan lagi menjadi tata nilai yang terwujud dalam suatu sistem
pilihan utama. Sehingga membuat sebagian daya dorong (daya juang) yang melandasi
masyarakat mengambil inisiatif untuk mem- pemikiran, sikap dan perilaku yang akan
buka lapangan pekerjaan sendiri dengan mem- ditampilkan secara mantap. (Sumber: Harian
berdayakan sumber daya yang ada padanya. Umum Pelita, edisi Kamis 11 Juni 2009).
Dan entrepreneurship (kewirausahaan) pun Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri
merupakan jalan satu-satunya yang diambil dalam diri melalui pendidikan, pengalaman,
masyarakat sekarang. percobaan, pengorbanan, dan pengaruh ling-
Berdasarkan latar belakang diatas, me- kungan, menjadi nilai intrinsik yang melandasi
narik bagi penulis untuk merumuskan masalah sikap dan perilaku.
dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana karak-
teristik pelaku UMKM di Kota Kediri? 2. Pengertian Wirausaha (Enterpreneur)
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : Scarborough dan Zimmerer (1993:5),
Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dalam Suryana 2003:10, mengemukakan
pelaku UMKM di Kota Kediri. Sedangkan definisi wirausaha sebagai berikut: An entre-
Manfaat penelitian ini yaitu : preneur is one who creates a new business in
1. Sebagai bahan pertimbangan dinas terkait the face risk and uncertainly for the purpose of
untuk membina dan mengembangkan achieving profit ang growth by identifying op-
karakteristik pelaku UMKM yang ada, portunities and assembling the necessary re-
2. Sebagai bahan evaluasi bagi pelaku sources to capitalize on those opportunities.
UMKM untuk menunjang kemajuan Menurut Steinhoff dan Burgess
usahanya kedepan, (1993:35), dalam Suryana 2003:10, wirausaha
3. Sebagai acuan bagi mahasiswa untuk adalah orang yang mengorganisir , mengelola
berusaha lebih baik lagi dalam menganalisa dan berani menanggung risiko untuk men-
karakteristik para pelaku UMKM, ciptakan usaha baru dan peluang berusaha. A
4. Sebagai acuan bagi masyarakat umumnya person who organizes, manages, and assunes
dalam membuat usaha baru. the risk of a business or enterprise is an entre-
preneur, entrepreneur is individual who risks
1. Pengertian Karakteristik financial, material, and human resources a new
Karakter merupakan perilaku terpuji way to create a new business concept or op-
yang dilandasi oleh nilai - nilai berdasarkan portunities within an existing firm. Dan
norma agama, kebudayaan, hukum / konstitusi, menurut kamus besar Bahasa Indonesia,
adat istiadat dan estetika. Karakteristik wirausaha adalah orang yang pandai atau
didefinisikan sebagai kualitas sifat. Menurut berbakat mengenali produk baru, menentukan
Caragih ( 2013 ) karakteristik merupakan ciri cara peroduksi baru, menyusun operasi untuk
yang secara alamiah melekat pada diri mengadakan produk baru, mengat ur

126 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
permodalan operasinya serta memasarkannya Pengendalian diri (Self Control) : Mereka
(www.blogspot.com). ingin dapat mengendalikan semua yang mereka
Lampiran Keputusan Menteri Koperasi lakukan.
dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/ 1. Mengelola dengan sasaran (Manage by
KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa; Objective): Mereka cepat memahami tugas
Wirausaha adalah orang yang mempunyai rinci yang harus diselesaikan unt uk
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan mencapai sasaran mereka
kewirausahaan. Kewirausahaan adalah se- 2. Penganalisa peluang (Oppurtunitiy Analyz-
mangat, sikap, perilaku dan kemampuan ers) :Mereka akan menganalisis semua
seseorang dalam menangani usaha at au pilihan untuk memastikan kesuksesannya
kegiatan yangmengarah padaupayamencari, dan meminimalkan risiko
menciptakan serta menerapkan cara kerja, 3. Pemikir kratif (Creative Thinkers): Mereka
teknologi dan produk baru dengan mening- akan selalu mencari suatu cara yang lebih
katkan efisiensi dalam rangka memberikan baik dalam melakukan sesuatu
pelayanan yang lebih baik dan/atau mem- 4. Pemecah masalah (Problem Solvers)
peroleh keuntungan yang lebih besar. :Mereka akan selalu melihat pilihan untuk
Jadi, wirausaha itu mengarah kepada or- memecahkan setiap maslaah yang
ang yang melakukan usaha atau kegiatan sendiri menghalangi di jalan
dengan segala kemampuan yang dimilikinya. 5. Pemikir objektif (Objektif Thinkers) :
Mereka tidak takut mengakui jika mereka
3. Ciri ciri , sifat dan Karakteristik keliru. (Riyanti,2003:7)
Wirausaha
Berikut adalah ciri-ciri dan watak entre- METODE
preneur (wirausaha) yang dikemukakan oleh 1. Pendekatan Penelitian
Mereidith (1996:5-6), dalam Suryana (2003:
Pada penelitian ini pendekatan penelitian
13):
yang digunakan adalah pendekatan Kualitatif
1. Percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil yang didasarkan pada paradigma Fenome-
3. Pengambilan risiko dan suka tantangan nologis, yakni penelitian yang diawali dengan
4. Kepemimpinan melihat fenomena atau kasus yang terjadi di
5. Keorisinilan lapangan yang kemudian diteliti untuk mem-
6. Berorientasi ke masa depan peroleh kebenaran akan masalah dan peme-
Keyakina n, Ket idakt erga nt ungan, cahannya. Pada fenomena penelitian ini yang
individualitas dan optimisme. Kebutuhan untuk menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian
berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan adalah bagaimana karakteristik entrepreneur
ketabahan, tekad kerja keras mempunyai (wirasuaha) di Kota Kediri.
dorongan kuat, energik dan inisiatif.
Kemampuan untuk mengambil risiko 2. Tipe Penelitian
yang wajar. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul Tipe penelitian yang digunakan dalam
dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan
penelitian ini adalah tipe penelitian lapangan
kritik. Inovatif dan kreatif serta fleksibel. Pan-
yang dideskriptifkan secara kualiatif, yakni
dangan ke depan, perspektif.
penelitian dimana peneliti berusaha mencari
Kemudian Ciri yang menonjol dalam
sumber permasalahan dan pemecahannya
karakteristik wirausaha adalah :
kemudian memaparkan dengan urut tentang

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 127


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
karakteristik entrepreneur (wirausaha) di Kota c. Dokumentasi
Kediri. Dokumentasi adalah metode yang dila-
kukan dengan mengumpulkan data berupa foto-
3. Tempat Penelitian foto yang diambil pada saat kegiatan wawan-
Penelitian ini dilaksanakan di Kota cara, teori-teori dan dasar-dasar yang diperoleh
Kediri. melalui referensi dari data dan teori bahan-
bahan tertulis seperti; jurnal, artikel dan sumber
4. Informan Kunci tertulis lainnya yang relevan untuk digunakan
dalam penelitian. Sehingga data yang diperoleh
Informan kunci adalah individu yang dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
diwawancarai dimana individu tersebut adalah
sumber data atau pihak-pihak yang akan 3.7 Tehnik Analisa Data
memberikan informasi terkait dengan perma-
salahan yang diteliti yakni 5 orang pengusaha. Pada penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan mendeskripsikan masalah
5. Fokus Penelitian penelitian secara jelas berdasarkan data yang
diperoleh kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Analisis dilakukan dengan mendes-
bagaimana perbedaan karakteristik entrepre- kripsikan tentang karakter atau tipologi entre-
neur (wirausaha) di Kota Kediri. preneur (wirausaha) di Kota Kediri dengan
melakukan triangulasi data yang diperoleh
6. Tehnik Pengumpulan Data dilapangan. Proses triangulasi data memiliki
a. Pengamatan langsung (observasi) tahapan sebagai berikut:
Tehnik ini dilakukan untuk menggali data
tentang karakteristik entrepreneur (wirausaha) a. Reduksi Data
di kota Kediri dengan mengadakan pengamatan Yakni proses pemilihan dat a yang
langsung dan pencatatan sesuai dengan apa diperoleh dilapangan tentang karakteristik en-
yang didapat dilapangan secara sistematis trepreneur (wirausaha) seperti pengendalian
terhadap fenomena-fenomena yang merupakan diri, penganalisa peluang, berfikir kreatif,
permasalahan dalam penelitian ini. Disini inovatif, pemecah masalah, pengambil risiko,
peneliti mengamati karakteristik entrepreneur semangat untuk bersaing, orientasi pada kerja
(wirausaha) dalam menjalankan usaha (bisnis), keras, yakin pada kemampuan diri sendiri, jiwa
baik dalam pengambilan keputusan dan pemimpin, mandiri dan berorientasi pada masa
mendayagunakan sumber daya yang ada pada depan. Kemudian menggolongkannya agar
pengusaha tersebut. mudah dalam penarikan kesimpulan. Data yang
masih bersifat kasar atau belum teratur diseleksi
b. Wawancara dengan membuat ringkasan singkat dan mem-
Wawancara merupakan metode yang buang informasi yang tidak diperlukan dalam
digunakan untuk memperoleh informasi secara penelitian.
langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan in-
dividual. Dalam wawancara, responden yang b. Verifikasi Data
mana adalah 4orang pengusaha ditanyai untuk Merupakan proses dimana jika terdapat
mengungkapkan karakter entrepreneur (wira- data yang kurang lengkap mengenai karak-
usaha) yang dimiliki dalam menjalankan bisnis teristik entrepreneur (wirausaha), maka peneliti
(usaha).
128 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
harus kembali melakukan wawancara untuk 2. Komoditas Unggulan UMKM Kota
melengkapi data sampai semua data yang Kediri
diperlukan oleh peneliti terkumpul semuanya. Dalam menghadapi persaingan yang
Dengan demikian, data yang didapat terutama semakin ketat di era global, para pelaku
dalam penelitian kualitatif seperti ini akan UMKM dituntut untuk mampu menghasilkan
mudah untuk dibuat kesimpulannya. produk yang berkualitas dan memiliki
karakteristik yang khas sehingga memiliki
c. Penarikan Kesimpulan keunggulan dibandingkan produk-produk
Pada penarikan kesimpulan, untuk kompetitor. Beberapa komoditas unggulan
penelitian kualitatif disampaikan secara naratif, yang dihasilkan UMKM di Kota Kediri pada
yakni dengan menggunakan penjelasan berupa dasarnya telah memenuhi kriteria dasar di atas
kata-kata. Dalam penyampaian secara naratif, sehingga memiliki peluang yang cukup besar
kesimpulan dibuat berdasarkan data yang dan kompetitif untuk menarik minat konsumen
diperoleh dari hasil wawancara. baik di tingkat lokal, regional dan nasional.
Namun, masyarakat umum terutama di luar
PEMBAHASAN daerah belum banyak mengetahui jenis-jenis
1 Latar Belakang Lokasi Penelitian komoditas unggulan yang belakangan semakin
Dengan kedudukannya sebagai kawasan tumbuh dan berkembang.
perkotaan yang sedang berkembang, di Kota Sebelumnya telah disebutkan bahwa
Kediri terdapat banyak unit-unit usaha industri sebagian besar unit usaha UMKM di Kota
dengan skala usaha yang bervariasi, meliputi Kediri bergerak dalam produksi makanan dan
industri besar, menengah dan kecil. Industri- pengolahan hasil pertanian. Hal ini dikarenakan
industri besar yang ada di Kota Kediri bergerak wilayah-wilayah penyangga (greater area) di
di bidang industri gula dan rokok. Sedangkan sekitar Kota Kediri, seperti Kediri Kabupaten,
untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Nganjuk, Tulungagung dan Blitar, merupakan
(UMKM) sebagian besar bergerak dalam penghasil berbagai komoditas pertanian
produksi makanan serta pengolahan hasil sehingga banyak pihak yang melihatnya sebagai
pertanian. peluang usaha yang prospektif dan kemudian
Tema sentral yang mengemuka dalam diolah menjadi produk yang memiliki nilai
pembangunan sektor perindustrian di Indone- tambah.
sia adalah program pengembangan kompetensi Seiring dengan semakin meningkatnya
inti daerah sebagai upaya mendorong ter- kesadaran para pelaku UMKM tentang penting-
ciptanya produk berkelas global dengan nya mutu produk dan kepuasan pelanggan (cus-
mengoptimalkan sumber daya dan budaya lokal tomer satisfaction), maka sudah selayaknya
sehingga tetap mempertahankan karakteristik tidak lagi muncul keragu-raguan terhadap
khas suatu daerah. Untuk itu, langkah untuk kualitas dan kemampuan produk-produk
melakukan sosialisasi komoditas unggulan UMKM untuk bersaing di tataran lokal, re-
UMKM kepada masyarakat merupakan rintisan gional dan nasional.
awal yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Berikut adalah beberapa produk Unggu-
Kediri untuk merumuskan konsep kompetensi lan Kota Kediri :
inti daerah dalam rangka membangun daya 1. Kerajinan Tenun Ikat Bandarkidul
saing menuju kemandirian perekonomian. 2. Kerajinan Anyaman Bambu
3. Kerajinan Kaca Hias (Grafir)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 129


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
4. Kerajinan Sulak Bulu Ayam menaikkan kualitas, dari pengamatan di daerah
5. Kerajinan Gerabah Kriya penelitian ada sebuah usaha kecil yang berusaha
6. Industri Tahu untuk berusaha menaikkan kualitas produknya
7. Industri Getuk Pisang bukan menurunkan harga dan ternyata bahwa
8. Industri Keripik Singkong usaha kecil itu mampu bertahan dan berkem-
9. Industri Sepatu Kulit bang. Mereka terdorong untuk bersaing dengan
10. Industri Kayu Lapis menurunkan harga, karena mereka mengi-
nginkan adanya perputaran kapital yang lebih
3 Karakteristik Pelaku Usaha Mikro Kecil cepat, karena dana yang mereka miliki relatif
Menengah ( UMKM ) terbatas dan dorongan untuk memenuhi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan keluarga sangat tinggi, sehingga
kemampuan pengusaha UMKM di Kediri pembentukan asosiasi dan koperasi untuk
masih rendah terhadap akses sumber penda- melindungi mereka sulit diwujudkan terlebih
naan. Pengusaha kecil pada umumnya tidak dalam prakteknya pembentukan lembaga
memiliki modal yang cukup memadai untuk tersebut tidak jarang bersifat kontraproduktif,
mengembangkan usahanya, karena skala seorang pengusaha kecil misalnya harus
usahanya yang kecil hampir sulit bagi mereka membeli bahan baku dari koperasi atau bahan
untuk melakukan pemupukan modal, laba bakunya disediakan oleh koperasi dengan harga
usaha yang mereka peroleh hampir selalu habis tertentu akan tetapi koperasi tidak dapat
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan primer menjamin adanya pemasaran hasil pro-
mereka. Penggantian aktiva apalagi melakukan duksinya, sehingga tidak jarang para pengusaha
ekpansi usaha hampir sulit untuk dilakukan hal kecil t erjebak oleh ketidak kemampuan
ini karena berbagai hambatan teknis perbankan memasarkan produknya.
dan keterbatasan informasi. Mereka mem- Sebagian besar responden mengin-
butuhkan kredit yang relatif kecil, luwes, bisa dikasikan bahwa kerjasama untuk mencegah
sering meminjam. struktur pasar yang merugikan usaha kecil serta
Masalah persaingan bagi pengusaha mencegah terjadinya penguasan pasar oleh
UMKM memberikan peranan penting dalam kelompok tertentu masih rendah. Prasarana
penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi umum yang dapat mendorong dan mengem-
kemajuan usaha. Pemerintah menumbuhkan bangkan pertumbuhan usaha kecil, antara lain
iklim usaha dalam aspek persaingan dengan membangun prasarana transportasi untuk
menetapkan peraturan perundangan dan meningkatkan mobilitas pengusaha kecil
kebijakan untuk meningkatkan kerjasama terutama yang berada di daerah pedesaan,
usaha kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi dan menyediakan prasarana bagi usaha kecil seperti
himpunan kelompok usaha untuk memperkuat pembangunan prasarana pasar, memberikan
posisi tawar usaha kecil, mencegah pem- keleluasaan usaha kecil untuk memasarkan
bentukan struktur pasar yang dapat melahirkan hasil produksinya, seperti yang terjadi pada
persaingan yang tidak wajar dalam bentuk pengusaha kecil yang memasarkan produknya
monopoli, oligopoli dan monopoli yang didaerah pinggiran jalan di kota Kediri, mereka
merugikan usaha kecil, mencegah terjadinya harus berhadapan dengan Dinas Ketertibaan
penguasaan pasar oleh orang perorangan atau Kota, mereka tidak mau pindah karena pangsa
kelompok yang merugikan usaha kecil. pasarnya berada di daerah ini, sehingga bila ia
Para pengusaha kecil pada umumnya berpindah lokasi maka ia akan kehilangan
bersaing dengan menurunkan harga dari pada pelanggan dan harus memulai dari awal,

130 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
mereka berhadapan dengan peraturan daerah iklim usaha yang kondusif bagi kemajuan
yang tidak memberi keleluasaan untuk me- usaha. Pemerintah menumbuhkan iklim usaha
masarkan produknya karena alasan keindahan dalam aspek perizinan usaha dengan menye-
kota. derhanakan tata cara dan jenis perizinan,
Kasus ini menunjukkan bahwa tidak ada memberikan kemudahan persyaratan untuk
konsistensi dan kejelasan sikap dari kebijakan memperoleh perizinan.
yang telah dicanangkan. Realitas dilapangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
para pengusaha kecil tidak banyak mengetahui kemudahan dalam memperoleh izin usaha
tentang informasi bisnis, mengenai informasi masih kurang. Pemerintah menumbuhkan iklim
pasar, teknologi, desain dan mutu, mereka usaha dalam aspek perlindungan dengan cara
berjalan secara alami, Dinas perindustrian dan memberi bantuan konsultasi hukum dan
perdagangan serta Dinas Pemasaran yang ada pembelaan dari pemerintah. Hasil penelitian
di Kediri nampaknya masih kurang maksimal menunjukkan bahwa bantuan konsultasi hukum
kepada pemberian ijin usaha, apalagi me- dan pembelaan dari pemerintah terhadap
nyediakan bank data dan jaringan informasi pengusaha kecil di Kediri masih sangat rendah.
bisnis. Berdasarkan penelitian maka dapat dikemu-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kakan bahwa iklim usaha masih kurang
informasi bisnis tentang pasar, teknologi dan mendukung untuk berkembangnya usaha kecil.
mutu masih rendah. Idealnya Dinas perin- Indikator iklim usaha yang cukup mendukung
dustrian dan Perdagangan atau Dinas pema- adalah prasarana dan Informasi. Prasarana
saran mampu memberikan infomasi tentang umum seperti jalan di Kediri sudah cukup baik
pasar dan melakukan pembinaan, namun sampai kepelosok desa umumnya jalan sudah
realitanya tidak demikian, dari informasi teraspal sehingga tranportasi hampir tidak ber-
seorang responden bahwa para pegawai Dinas masalah, tentang informasi bisnis pemerintah
perdagangan mempunyai kecenderungan untuk daerah sudah mulai merintis di Kota Kediri
mengklaim pengusaha kecil yang sudah masalah informasi bisnis ini ditangani oleh
berhasil sebagai binaan karena reputasinya akan Dinas Koperasi , sedangkan yang kurang men-
berpengaruh terhadap jenjang karirnya di dukung adalah pendanaan, perlindungan,
birokrasi, sehingga pengusaha kecil yang se- persaingan. Kemampuan mengakses dana
benarnya membutuhkan bimbingan justru sebagai modal kerja atau tambahan modal kerja
terabaikan. masih merupakan masalah yang dikeluhkan
Kemitraan dilaksanakan dengan disertai oleh para pengusaha skala kecil ini, mereka
pembinaan dan pengembangan dalam usaha membutuhkan pinjaman yang cepat cair, bisa
salah satu atau lebih bidang produksi dan pe- pinjam berulang- ulang dengan jumlah kredit
ngolahan, pemasaran, permodalan sumberdaya yang relatif kecil sementara mereka banyak
manusia dan teknologi. Kemitraan dilak- yang kesulitan untuk memenuhi persyaratan
sanakan dengan pola : inti plasma, subkontrak, kredit seperti jaminan. Perlindungan peme-
dagang umum, waralaba, keagenan. Hasil rintah terhadap usaha kecil juga masih lemah,
penelitian menunjukkan bahwa dikalangan mereka hampir tidak pernah mendapatkan
pengusaha kecil di Kediri belum ada usaha- bantuan konsultasi atau perlindungan ketika
usaha yang nyata dalam membangun kerjasama usaha mereka menghadapi persoalan.
dengan pengusaha menengah dan besar. Persaingan diantara mereka juga sering
Perizinan usaha bagi pengusaha kecil tidak sehat seperti saling menurunkan harga,
memberikan peranan penting dalam penciptaan tindakan tersebut dilakukan untuk menekan

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 131


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
lawannya atau mereka terdorong oleh kebutu- dan menciptakan pasar baru.Indikat or
han keluarga yang mendesak. Karakteristik karakteristik entrepreneurship yang paling
entrepreneurship berpengaruh secara positif rendah skornya adalah sifat kemandirian, sifat
dan bermakna terhadap kemajuan usaha artinya menyukai tantangan dan sifat tanggap terhadap
bahwa kemajuan usaha dipengaruhi oleh peluang.
karakteristik entrepreneurship. Namun, ke-
majuan usaha lebih banyak ditentukan oleh Saran
faktor situasional sehingga karakteristik entre- Pengembangan UMKM di Kediri dimasa
preneurship saja yang merupakan personal mendatang perlu ada intervensi pemerintah
traits tidak cukup untuk mendukung kemajuan dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif
usaha tanpa faktor situasi yang kondusif dalam melalui berbagai kebijakan pemerintah, yaitu:
hal ini iklim usaha. 1. Dengan melakukan pendampingan dan
Dengan demikian untuk mendorong asistensi sesuai permintaan usaha kecil
tumbuhnya usaha mikro, kecil dan menengah 2. Meminimalkan berbagai kebijakan yang
di Kediri perlu diciptakan iklim usaha yang merugikan atau tidak mendukung usaha
kondusif yang sementara ini masih menunjuk- kecil
kan kondisi kurang kondusif. 3. Mendorong penciptaan pasar bagi usaha
kecil
SIMPULAN & SARAN 4. Menyediakan support bagi kehidupan dan
Simpulan pengembangan usaha kecil.
Berdasarkan hasil analisis data dan 5. Memberikan pelatihan kewirausahaan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai untuk meningkatkan kemampuan entrepre-
berikut : neurship.

a. Karakteristik entrepreneurship mempunyai


kontribusi terhadap kemajuan usaha. DAFTAR RUJUKAN
Pada umumnya pengusaha UMKM di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri.
Kediri mengemukakan bahwa mereka memiliki Disperindagtamben Kota Kediri.
karakteristik entrepreneurship, indikator karak- Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi. (2003).
teristik entrepreneurship yang menonjol itu Kewirausahaan dari sudut pandang
ditunjukkan oleh sifat tekun dan produktif Psikologi Kepribadian, PT Gramedia
kemudian kemampuan bergaul, sifat keyakinan Widiasarana Indonesia, Jakarta.
diri dan perhitungan atas resiko sementara sifat Suryana. (2003). Pengaruh Latar Belakang
inovasi yang mendasar dalam konsep entrepre- Profesional dan System Nilai Kemo-
neurship justru skornya berada pada posisi dernan Kewirausahaan terhadap Daya
ketiga, ini menunjukkan bahwa kemampuan Hidup Perusahaan, Universitas Padja-
untuk melakukan inovasi masih rendah djaran Bandung.
sehingga pada umumnya mereka terfokus Undang-Undang Republik Indonesia Nomor :
kepada kegiatan usaha yang dilakukan secara 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
rutinitas. Kemampuan untuk melakukan www.kotakediri.go.id
inovasi merupakan persoalan kunci bagi www.endangsholhin.blogspot.com
seorang entrepreneur terutama dalam mencari

132 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Konsep sistem awal bagaimana penerapan
konten tipologi (jenis keterampilan dan bidang
subjek penelitian entrepreneurship) pada
sistem pelatihan dan pendidikan
entrepreneurship.

Bambang Agus Sumantri


Universitas Nusantara PGRI Kediri Indonesia
Email : putrawonorejo80@yahoo.com

Abstrak : Tujuan penelitian untuk menjelaskan konsep sistem awal bagaimana penerapan konten tipologi
(jenis keterampilan dan bidang subjek penelitian entrepreneurship) pada sistem pelatihan dan pendidikan
entrepreneurship.
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan diperoleh dari Studi kepustakaan. Dimana Studi kepustakaan
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Analisa data dilakukan secara kualitatif deskriptif untuk menjelaskan konsep sistem awal bagaimana
penerapan konten tipologi (jenis keterampilan dan bidang subjek penelitian entrepreneurship) pada
sistem pelatihan dan pendidikan entrepreneurship.
Hasil Penelitian: pertama, Konten tipologi sistem pelatihan entrepreneurship. Sistem pelatihan dimulai
dari sikap mental positif, teknik perencanaan bisnis, teknik bisnis dasar, teknik spesifikasi bidang bisnis,
manajerial dasar, manajerial madya, manajerial utama. Kedua, konten tipologi sistem pendidikan entre-
preneurship, memiliki tingkatan dari paling dasar sampai paling yang paling atas, sebagai berikut: tingkat
pra-dasar, tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat lanjut.
Kata Kunci: konsep sistem awal, penerapan konten tipologi, jenis keterampilan entrepreneurship,
bidang subjek penelitian entrepreneurship), sistem pelatihan dan pendidikan, entrepreneurship.

Peringkat ekonomi Indonesia yang Indonesia akan menjadi primadona bagi


masuk 10 besar dunia berdasarkan Gross Do- masuknya produk asing. Kemampuan daya beli
mestic Product (GDP) yang dirilis Bank Dunia masyarakat tersebut sekaligus menjadi tanta-
baru-baru ini menunjukkan kemampuan tingkat ngan bagi pelaku usaha karena Indonesia akan
daya beli masyarakat semakin bertambah. menjadi primadona masuknya produk dari luar.
Kemampuan daya beli itu seharusnya menjadi Hal itu tantangan yang harus kita hadapi.
peluang bagi UMKM dan perusahaan lokal Menurut, Prof Dr Pratikno M.Soc.
dalam pengembangan inovasi dalam mening- (http://www.antaranews.com/berita/
katkan nilai tambah produk dalam negeri. 435203/pemerintah-diharapkan-dorong-daya-
Dengan daya beli peringkat 10 besar dunia, saing-perusahaan-lokal, Mei 2014).

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 133


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Produk Domestik Bruto (PDB) sendiri ekonomi Indonesia secara keseluruhan bisa
merupakan sebuah ukuran makro ekonomi ambruk. Namun saat ini dengan melambatnya
untuk memperlihatkan kemampuan dari suatu pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015
negara dalam memproduksi barang dan jasa dirasakan oleh banyak pihak, tak terkecuali
dalam waktu tertentu. Dari PDB inilah kemu- pelaku usaha mikro kecil dan menengah
dian terlihat bagaimana kekuatan ekonomi dari (UMKM) dapat mengancam eksistensi UMKM
suatu negara. Di Indonesia sendiri, UMKM di Indonesia. Menurut Sekretaris Menteri
turut andil dalam menyumbang jumlah PDB Koperasi dan UMKM, Agus Muharam (http://
di Indonesia. Misalnya pada data Kementerian www.depkop.go.id.23/8/2015), mengatakan:
Negara Koperasi dan UMKM di tahun 2009, 1. Saat ini UMKM Pendapatan (omzet
di mana UMKM memiliki porsi sebesar 58,17 pengusaha kecil ini bisa anjlok hingga
persen terhadap jumlah PDB. Tidak hanya itu, 40%. Dimana omzet berkurang 30-40%.
pertumbuhan sektor UMKM dari tahun 2005 Biasa dibeli 100 item, sekarang hanya 60
hingga 2009 sebesar 24,01 persen, sedangkan item.
Usaha Besar hanya 13,26 persen pertumbu- 2. Jamkrindo dan beberapa lembaga penyalur
hannya. Data ini memperlihatkan peran besar pinjaman bahwa simpanan tetap cenderung
UMKM dalam bagi pertumbuhan serta pem- naik 20%, pinjaman menurun. Pinjaman
bangunan ekonomi Indonesia. tersebut untuk kegiatan produktif maupun
UMKM memiliki daya serap tenaga kerja konsumsi.
terbesar, menurut (http://www.depkop.go.id, 26 3. Pemerintah juga sudah menurunkan bunga
Januari 2012). Pemerintah mendorong usaha KUR dari 22% menjadi 12%, ditambah
mikro kecil (UMKM) untuk terus tumbuh dengan pembiayaan mikro Rp 25 juta tidak
sehingga bias lebih banyak menyerap tenaga perlu pakai agunan.
kerja. UMKM diharapkan semakin berperan 4. Jangka pendek solusi masalah UMKM
dalam menekan angka pengangguran. Menteri adalah ayo bangun koperasi. Kalau belum
Koperasi dan UMKM Syarif Hasan mengung- bisa menembus market dengan cara
kapkan, pertumbuhan UMKM di Indonesia sendiri-sendiri ayo gabung di koperasi.
meningkat pesat dua tahun terakhir. Bila dua UMKM jual produk lewat koperasi.
tahun yang lalu jumlah UMKM berkisar 52,8
juta unit usaha, pada 2011 sudah bertambah Dilain hal, dengan munculnya beragam
menjadi 55,2 juta unit. Jumlah UMKM terus produk lokal dari berbagai pelosok daerah,
meningkat ini diharapkan bias sebanding tentunya menjadi salah satu bukti nyata bagi
dengan penyerapkan tenaga kerja. Sebagai kita semua bahwa sekarang ini pertumbuhan
catatan, rata-rata UMKM bias menyerap 3-5 UMKM di negara Indonesia semakin menun-
tenaga kerja. Dengan adanya penambahan jukan arah kemajuan yang cukup positif.
sekitar 3 juta unit UMKM, dalam dua tahun Beragam jenis produk rumahan maupun hasil
terakhir, jumlah tenaga yang terserap bertambah produksi industri kecil pun kini mulai mem-
15 juta orang. perlihatkan keunggulannya masing-masing,
Dari peran UMKM sebagai penyumbang sehingga tidak menutup kemungkinan bila
terbesar nilai Produk Domestik Bruto diatas dan produk-produk lokal buatan UMKM Indone-
UMKM memiliki daya serap teanga kerja yang sia siap meramaikan persaingan pasar lokal,
besar maka dapat dikatakan bahwaUMKM nasional, bahkan hingga menjangkau pasar
merupakan fondasi ekonomi nasional. Jika internasional.
fondasi ini goyah atau sampai roboh, maka

134 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Beberapa permasalahan masih akan berbasis kepada sumber daya manusia
dihadapi oleh koperasi dan UMKM dalam unggulan.
tahun 2015, baik yang bersifat internal maupun Berdasarkan penjelasan peran Sumber
bersifat eksternal. Dari sisi internal, secara Daya Manusia (SDM) UMKM yang perlu
umum UMKM masih menghadapi rendahnya ditingkatkan melalui sistem pelatihan dan
kualitas sumberdaya manusia seperti kurang pendidikan entrepreneurship, maka judul
terampilnya SDM dan kurangnya jiwa kewi- penelitian ini adalah: Konsep Sistem Awal
rausahaan, rendahnya penguasaan teknologi Bagaimana Penerapan Konten Tipologi
serta manajemen dan informasi pasar. Masalah (Jenis Keterampilan Dan Bidang Subjek
SDM ini akan berdampak pada rendahnya Penelitian Entrepreneurship) Pada Sistem
tingkat produktivitas dan kualitas pengelolaan Pelatihan Dan Pendidikan Entrepreneur-
manajemen. Kemampuan UMKM yang ber- ship.
kembang saat ini belum cukup merata kepada
seluruh UMKM, terutama karena terbatasnya A. Jenis Keterampilan Entrepreneurship
jumlah dan kualitas dari lembaga pengem- Menurut, Hisrich, et.al. (2005). Entrepre-
bangan bisnis. Permasalahan eksternal UMKM neurship., ada 3 jenis keterampilan yang
yang masih akan dihadapi adalah seperti: (1) dibutuhkan oleh seseorang Wirausahawan,
belum tuntasnya penanganan aspek legalitas yaitu: keterampilan teknis, keterampilan mana-
badan usaha dan kelancaran prosedur perizinan, jemen bisnis, dan keterampilan berwirausa-
pelaksanaan persaingan usaha yang sehat, haan. Untuk selanjutnya konten dari ketiga jenis
penataan lokasi usaha dan pelaksanaan otonomi keterampilan sebagai berikut:
daerah, khususnya kemajuan daerah melak- 1. Ketrampilan Teknis
sanakan pemberdayaan koperasi dan UMKM; a. Writing, mampu menulis tulisan/
(2) kecepatan pulihnya kondisi perekonomian laporan.
secara makro akibat kenaikan BBM dan dan b. Oral communication (komunikasi
energi lainnya yang sangat berpengaruh kepada lisan).
kegiatan produksi UMKM; (3) masih c. Monitoring environment (monitoring
terbatasnya penyediaan produk jasa lembaga lingkungan).
keuangan, khususnya kredit investasi; (4) d. Technical business management
terbatasnya ketersediaan dan kualitas jasa (manajemen usaha secara teknis).
pengembangan usaha bagi UKM; dan (5) e. Tecnology, penguasaan teknoogi
keterbatasan sumberdaya finansial untuk usaha (teknologi komputer dan informasi).
f. Interpersonal, hubungan diri antar-
mikro.
perseorangan.
Berkenaan permasalahan-permasalahan
g. Listening, pendengar yang baik.
tersebut diatas, pemberdayaan koperasi dan
h. Ability to organize, kemampuan untuk
UMKM pada tahun 2015 juga akan meng-
mengorganisasikan (bawahan).
hadapi tantangan untuk berperan mengatasi i. Networking building, membangun
persoalan sosial ekonomi, seperti penyediaan jaringan.
lapangan kerja dan penanggulangan kemis- j. Management style, memiliki gaya
kinan. Dalam rangka itu, perlu didorong kepemimpinan/manajemen.
pertumbuhan UMKM melalui penyaluran skim k. Coaching, kemampuan melatih.
kredit investasi untuk keperluan peningkatan l. Being a team player, berperan sebagai
kapasitas produksi, peningkatan nilai tambah pemain tim.
serta penumbuhan wirausaha baru yang

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 135


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
2. Ketrampilan Manajemen Bisnis b. Risk taker, seorang pengambil risiko.
a. Planning and goal setting, mengeset c. Innnovative, seorang yang inovatif atau
tujuan dan perencanaan. pembaru.
b. Decision making (pengambi d. Change oriented, berorientasi pada
keputusan). perubahan.
c. Human relations (hubungan personal). e. Persistent, keras hati, gigih.
d. Marketing (pemasaran). f. Visionary leader, kepemimpinan yang
e. Finance (keuangan). pemimpin besar.
f. Accounting (akuntansi). g. Ability to manage change, memiliki
g. Management (manajemen). kemampuan mengelola perubahan.
h. Control (pengendalian/pengawasan).
i. Negotiation (negosiasi/berunding). B. Bidang Subjek Penelitian Kewira-
j. Venture launch (peluncur usaha baru usahaan
termasuk aktivitas yang mengandung Menurut, Karl H. Vesper dalam bukunya:
risiko/bahaya sekalipun. Small Business and Entreprenuership. Dari
k. Managing growth (pelaksanaan Harimurti Subanar. (2001) Manajemen Usaha
pertumbuhan). Kecil. Pembagian Subjek kewirausahaan
3. Ketrampilan berkewirausahaan menjadi 11 bidang penelitian, sebagai berikut:
a. Inner control/disciplined, memiliki
disiplin atau pengawasan pribadi.

Tabel 1 Subjek Kewirausahaan menjadi 11 Bidang Penelitian :

No Bidang Keterangan
1. Economic of Meneliti dampak-dampak ekonomi dari kegiatan-kegiatan
Entreprenurship yang dilakukan oleh wirausaha.
2. Psychology of Mempelajari kesuksesan wirausaha dengan meneliti sikap,
Entreprenurship motivasi, kepribadiaan, daya intelektual, dsbnya
3. Sociology of Meneliti bagaimana wirausaha mencapai sukses sebagai
Entreprenurship akibat pengaruh dari aspek-aspek sosial dan budaya
masyarakatnya serta peran agama tertentu.
4. Small Business Mempelajari dan meneliti manajemen pengusaha kecil.
Management
5. Fostering Meneliti peran-peran dari berbagai pihak yang mendorong
Entreprenurship keberhasilan wirausaha, termasuk peran pemerintah.
6. New Venture Meneliti kemungkinan peluang pengusaha kecil untuk masuk
Entry ke dalam bisnis berskala besar.
7. Tycon History Mempelajari kesuksesan wirausaha tingkat internasional yang
pernah ada.
8. Minority Mempelajari kesuksesan-kesuksesan bisnis wirausaha dari
Entreprise kelompok minoritas yang umumnya mampu untuk survive.
9. Independent Meneliti kemandirian usaha dan wirausaha.
Venture
10 Corporte Venture Meneliti wirausaha-wirausaha dan aspek kewirausahaan yang
terdapat di dalam perseroan bisnis.
11. Female Meneliti keberadaan wirausaha wanita yang sukses dan aspek-
Entreprenurship aspek yang mendukung profesionalisme mereka.

136 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
C. Pengembangan Model Pelatihan Ke- dianalisis dengan statistik deskriptif, uji-t, dan
wirausahaan (Model Budding Entrepre- uji-f satu jalur pada kelompok subjek sampel
neurship) peserta di lima kelas reguler.
Prof. Dr. Moerdiyanto (2014). Penelitian Data kualitatif yang didapatkan dari
pengembangan model Model Budding Entre- pandangan ahli, praktisi dunia usaha, serta para
preneurship dalam pelatihan kewirausahaan calon pengguna program diolah dengan analisis
isi dan persentase untuk dihimpun sebagai
pada mahasiswa Pendidikan Vokasi Fakultas
bahan masukan bagi perbaikan isi maupun
Ekonomi UNY ini bertujuan untuk menyusun
tampilan fisiknya. Hasil analisis isi terhadap
panduan penyelenggaraan pendidikan
data kualitatif secara umum menunjukkan
kewirausahaan dengan Budding Entrepreneur-
adanya keberhasilan uji empirik perangkat
ship Model (BEM). Model BEM ini mengem- produk pembelajaran yang dihasilkan dan kadar
bangkan mental kewirausahaan peserta didik, interaktif komponen program multimedia yang
menumbuhkan motivasi dalam berwirausaha, dikembangkan. Dari analisis data kuantitatif
memberikan keterampilan dalam mengiden- hasil belajar mahasiswa ditemukan adanya
tifikasi peluang dan membuat perencanaan pengaruh yang signifikan dari usaha menye-
usaha, melatih keterampilan memulai usaha, lesaikan tugas latihan yang diskenariokan
dan mengembangkan relasi usaha untuk dalam program dengan kemajuan belajar
menjadi pengusaha baru (Budding Entrepre- kewirausahaan baik dari aspek proses maupun
neur). hasil belajar yang dicapai mahasiswa. Hal ini
menunjukkan adanya sinergi kinerja komponen
D. Pengembangan Model Pelatihan Kewi- setiap paket program KWU dalam mening-
rausahaan (Model PATRIOT) katkan kadar interaktif, kemandirian usaha
Suharsono (2007). Model PATRIOT belajar mahasiswa, serta meningkatnya ke-
mampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan
dikembangkan sejak 2001. Kompetensi yang
PAT dan RIO dalam bentuk tindakan usaha
ingin dicapai dengan penerapan adalah
(TUsaha).
terbentuknya kemampuan melakukan tindakan
Penelitian ini dapat memberikan Kontri-
bisnis (TBisnis). Secara epistemologis adalah
busi: memberikan sumbangsih awal mengenai
akronim dari prinsip (P), aturan (A), teori (T), sistem pelatihan dan pendidikan entrepreneur-
realitas (R), informasi (I), objek (O), dan ship yang lebih baik dan tersistematik serta
tindakan (T). Desain model t eoretik berkelanjutan. Sehingga akan membawa
pembelajaran PATRIOT yang berawal dari kepada sistem penguat an Sumber Daya
kegiatan penguasaan teori ke aplikasi. Prototipe Manusia (SDM) dalam bidang UMKM. Yaitu
program dengan lima komponen program SDM yang berkualitas dan berdedikasi tinggi
sebagai satu kesatuan yang didasarkan pada dalam pengembangan bisnis UMKM di
model teoretik PATRIOT baik dari segi standar Indoensia. Sedangkan penelitian ini juga
isi, proses, maupun hasil belajarnya. Uji memiliki Terbatas karena merupakan pemikiran
empirik model melibatkan 4 dosen dan 252 sangat dasar sehingga perlu ditindak lanjuti
mahasiswa, lima program studi lintas fakultas dengan penelitian dan penguatan lainnya
Tahun Akademik 2006/2007 untuk mengukur mengenai: konsep sistem awal bagaimana
tingkat keterlaksanaan pembelajaran dan penerapan konten tipologi (jenis keterampilan
perubahan tampilan mahasiswa setelah mengi- dan bidang subjek penelitian entrepreneur-
kuti program kuliah KWU yang ditawarkan. ship) pada sistem pelatihan dan pendidikan
Adapun data kuantitatif skor-skor hasil belajar entrepreneurship.

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 137


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
METODE 4. Konten
A. Data Informasi mentah akan menjadi konten
Data adalah pertama, keterangan yang apabila diberikan dalam satu bentuk atau for-
benar dan nyata: pengumpulan untuk mat yang berguna untuk satu atau lebih maksud
memperoleh keterangan tentang; Kedua, tertentu. Nilai suatu konten didasarkan atas
keterangan atau bahan nyata yang dapat kombinasi dari bentuk atau formatnya, apli-
dijadikan dasar kajian (analisis at au kasinya, aksesibilitasnya, kegunaannya, dan
kesimpulan); (Kamus Besar Bahasa Indonesia). keunikannya.

Data adalah 5. Tipologi


B. Variabel Tipologi adalah ilmu yang mempelajari
1. Konsep tentang pengelompokan berdasarkan tipe atau
Konsep adalah, pertama, rancangan atau jenis.
buram surat dan sebagainya; kedua, ide atau
pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa 6. Jenis Keterampilan
konkret: satu istilah dapat mengandung dua Jenis adalah yang mempunyai ciri (sifat,
yang berbeda; ketiga, gambaran mental dari keturunan, dan sebagainya) yang khusus;
objek, proses, atau apa pun yang ada di luar macam.
bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk Keterampilan adalah kecakapan untuk
menyelesaikan tugas; atau kecakapan seseorang
memahami hal-hal lain, mengonsep membuat
untuk memakai bahasa dalam menulis, mem-
konsep (rancangan); (Kamus Besar Bahasa In-
baca, menyimak, atau berbicara; atau kesang-
donesia).
gupan pemakai bahasa untuk menanggapi
secara betul stimulus lisan atau tulisan,
2. Sistem Awal menggunakan pola gramatikal dan kosakata
Sistem adalah perangkat unsur yang secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa
secara teratur saling berkaitan sehingga ke bahasa lain, dan sebagainya. (Kamus Besar
membentuk suatu totalitas: kedua, susunan Bahasa Indonesia).
yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan
sebagainya; ketiga, metode: pendidikan 7. Bidang Subjek Penelitian
(klasikal, individual, dan sebagainya); kita Pembidangan adalah proses, cara,
bekerja dengan yang baik; dan pola perbuatan membidangkan; pengelompokan
permainan kesebelasan itu banyak mengalami berdasarkan lapangan (lingkungan, pekerjaan,
perubahan;. pengetahuan, dan sebagainya) yang sama;
Awal adalah pertama; mula: dari pemisahan atas bidang-bidang.
hingga akhir; kedua, permulaan; yang mula- Subjek adalah pertama, pokok pembi-
mula; ketiga, jauh sebelum waktu yang caraan; pokok bahasan; kedua, bagian klausa
ditentukan; (Kamus Besar Bahasa Indonesia). yang menandai apa yang dikatakan oleh
pembicara; pokok kalimat; ketiga, pelaku:
3. Penerapan dalam pengkajian itu manusia dapat berperan
Penerapan adalah pertama, proses, cara, sebagai di samping sebagai objek peng-
perbuatan menerapkan; kedua, pemasangan; kajian; Keempat, mata pelajaran: bahasa In-
ketiga, pemanfaatan; perihal mempraktikkan; donesia merupakan pokok di sekolah;
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kelima, orang, tempat, atau benda yang diamati
dalam rangka pembuntutan sebagai sasaran;

138 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Penelitian laporan berdasarkan penelitian HASIL& PEMBAHASAN
ilmiah terhadap suatu gejala; (Kamus Besar A. Konten Tipologi Sistem Pelatihan En-
Bahasa Indonesia). trepreneurship

8. Sistem Pelatihan dan Pendidikan 1. Sikap Mental Positif. Dengan pelatihan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indone- Achievment Motivation Trainning (AMT).
sia (KBBI), pelatihan adalah pertama meru- Memahami akan struktur dan kultur per-
pakan proses, cara, perbuatan melatih; kegiatan sonal untuk mendapatkan penemuan jati
atau pekerjaan melatih. Kedua, tempat melatih. diri brand personality. Sehingga me-
Dan pendidikan adalah selalu menggunakan miliki identit as yang spesifikasi dan
akal budinya; pandai; mahir. Untuk itu dalam berkualitas yang memiliki nilai istimewa
suatu pelatihan memiliki beberapa ciri, yaitu: atas bisnis melalui produk dan jasa.
(a) direncanakan dengan sengaja, (b) adanya 2. Teknik Perencanaan Bisnis, berisikan
tujuan yang hendak dicapai, (c) ada peserta tentang: pertama, profil bisnis. Kedua, pro-
(kelompok sasaran) dan pelatihan, (d) ada posal kelayakan usaha UMKM untuk
kegiatan pembelajaran secara praktis, (e) isi Perbankan.
belajar dan berlatih menekankan pada keahlian 3. Teknik Bisnis Dasar, mengenai penyadaran
atau keterampilan suatu pekerjaan tertentu, (f) berkenaan: pertama, meningkatkan
dilaksanakan dalam waktu relatif singkat, dan kesadaran dan inovasi berdasarkan IPTEK.
(g) ada tempat belajar dan berlatih, (h) memiliki Kedua, manajemen komunikasi.
tujuan yang nyata dan berkesinambungan. 4. Teknik Spesifikasi Bidang Bisnis, dalam
hal ini berkaitan dengan pengembangan
9. Entrepreneurship (Wiraswasta) produk dan keunggulan daya saing produk-
Wiraswasta adalah orang yang pandai produk yang khas pada bisnis yang
at au berbakat mengenali produk baru, dilakukan. Termasuk pengembangan jenis
menentukan cara produksi baru, menyusun inovasi produk/jasa, jenis inovasi proses,
operasi untuk pengadaan produk baru, jenis inovasi strategi, jenis inovasi nilai.
memasarkannya, serta mengatur permodalan 5. Manajerial Dasar, berisikan mat eri
operasinya; (Kamus Besar Bahasa Indonesia). mengenai: Pertama, perkembangan teori
manajemen. Kedua, organisasi dan ling-
C. Teknik Estimasi kungan. Ketiga, Pengambilan keputusan
(Faktor-faktor yang dipertimbangkan dan
Teknik adalah, pertama pengetahuan dan Proses pengambilan keputusan). Keempat,
kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan Manajemen Strategik (Perencanaan dan
dengan hasil industri (bangunan, mesin); Pengimplementasian). Kelima, Mendesain
Kedua, cara (kepandaian dan sebagainya) mem- struktur organisasi (tahap-tahap penyu-
buat atau melakukan sesuatu yang berhubungan sunan struktur organisasi dan macam-
dengan seni; ketiga, metode atau sistem macam struktur organisasi). Keenam,
mengerjakan sesuatu; (Kamus Besar Bahasa kekuasaan dan pembagian wewenang
Indonesia). (sumber-sumber kekuasaan dan strategi
Estimasi adalah pertama, perkiraan: pembagian wewenang). Ketujuh, menge-
berapa mu tentang pembiayaan proyek itu?; lola perubahan organisasi (saat kapan
Kedua, penilaian; pendapat: menurut ku, ia diperlukan melakukan perubahan orga-
tidak akan mampu melakukan hal itu. (Kamus nisasi).
Besar Bahasa Indonesia).
PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 139
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pelatihan ini diperuntukan untuk manaje- 7. Manajerial Utama, berisikan pertama,
men lini pertama (first-line management) pelatihan mengenai keterampilan (skill)
atau manajemen operasional, merupakan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan
manajemen tingkatan paling rendah yang demi kemajuan organisasi. Kedua,
bertugas memimpin dan mengawasi penjabaran gagasan atau ide serta konsep
karyawan non-manajerial yang terlibat tersebut, dijabarkan menjadi suatu rencana
dalam proses produksi. Mereka sering kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau
disebut penyelia (supervisor), manajer konsepnya itu. Ketiga, proses penjabaran
shift, manajer area, manajer kantor, ide menjadi suatu rencana kerja yang
manajer departemen, atau mandor (fore- kongkret itu biasanya disebut sebagai
man). Dalam hal ini manajer tingkat bawah proses perencanaan kerja atau planning.
bertugas melakukan pengawasan atau Manajemen utama (top management),
supervisi para karyawan dan memastikan dikenal pula dengan sebutan (istilah) ex-
strategi, kebijakan dan keputusan yang ecutive officer. Bertugas merencanakan
telah diambil oleh manajer puncak dan kegiatan dan strategi perusahaan secara
menengah telah dijalankan dengan baik. umum dan mengarahkan jalannya peru-
Dan memiliki andil dan turut serta dalam sahaan. Dapat disimpulkan tanggung jawab
proses pengimplementasian strategi yang dari manajer puncak adalah keseluruhan
telah ditetapkan. kinerja dan keefekt ifan dari suatu
6. Manajerial Madya, berisikan materi me- perusahaan. Manajer utama/puncak adalah
ngenai: Pertama, leadership training. membuat kebijakan, keputusan dan strategi
Kedua, Pengelolaan SDM dalam penca- yang berlaku secara umum pada suatu
paian tujuan. Ketiga, pembentukan team, perusahaan. serta melakukan hubungan
grup dan organisasi. Keempat, pemberian formal dengan perusahaan lain dan
motivasi dan penentuan insentif karyawan pemerintah. Contoh manajerial utama
Kelima, pengelolaan keuangan dan adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO
permodalan. Keenam, pengembangan pro- (Chief Information Officer), dan CFO
duksi dan usaha. Ketujuh, ruang lingkup (Chief Financial Officer).
dan keterkaitan kelompok usaha. Kede-
lapan, strategi pengembangan organisasi B. Konten Tipologi Sistem Pendidikan
dan pemasaran. Kesembilan, komunikasi Entrepreneurship
bisnis dan negosiasi. Dan kesepuluh, 1. Tingkat Pra-dasar
administrasi dan pelaporan. Tujuan tingkat pradasar adalah membekali
Manajerial madya (middle management), calon entrepreneurshipdengan keteram-
mencakup semua manajemen yang berada pilan dasar dalam berkomunikasi, me-
di antara manajerial dasar dan manajerial ngenal potensi diri, mengembangkan sifat
utama. Dimana memiliki tanggung jawab kritis dan memposisikan diri secara efektif
dalam mengimplementasikan strategi, dalam organisasi bisnis.
kebijakan serta keputusan yang diambil 2. Tingkat Dasar
oleh manajerial utama. Contoh manajerial Tujuan Tingkat Dasar adalah membekali
madya adalah kepala bagian, pemimpin calon entrepreneurshipdengan kete-
proyek, manajer pabrik, atau manajer rampilan menyelenggarakan organisasi
divisi. bisnis dengan perencanaan dan sistematika
yang baik.

140 PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
3. Tingkat Menengah bentuk pelaksanaan secara konkret berkenaan
Tujuan Tingkat Menengah adalah penerapan konten tipologi (jenis keterampilan
membekali calon entrepreneurship dan bidang subjek penelitian entrepreneur-
dengan wawasan dan keterampilan ship) pada sistem pelatihan dan pendidikan
mengkoordinasi dan membina tim kerja entrepreneurship yang sudah peneliti
dalam suatu organisasi bisnis. lakukan.
4. Tingkat Lanjut DAFTAR RUJUKAN
Tingkat Lanjut di sebut pula Pelatihan Hisrich, Robert D., Mischael P.Peter, dan Shep-
Kepemimpinan calon entrepreneurship herd Dean A. 2005. Entreprenurship.
Kader Bangsa yang bertujuan membekali Edisi Keenam. Boston, USA: McGraw
organisasi bisnis dengan wawasan dan Hill.
keterampilan mengelola opini publik Karl H. Vesper dalam bukunya: Small Busi-
(wacana) yang bersifat nasional, regional, ness and Entreprenuership.2001. Dari
dan internasional. Buku Manajemen Usaha Kecil. Drs.
Harimurti Subanar. FE UGM Yogyakarta
SIMPULAN & SARAN Edisi Keempat.
Simpulan Naswan Suharsono, I Wayan Bagia, I Putu Gede
Konten tipologi sistem pelatihan entre- Parma (2007). Model Pembelajaran Mul-
preneurship. Sistem pelatihan dimulai dari timedia Dengan Cd Interaktif Untuk
sikap mental positif, teknik perencanaan bisnis, Menumbuhkan Budaya Kewirausahaan
teknik bisnis dasar, teknik spesifikasi bidang Di Perguruan Tinggi Fakultas Ilmu Sosial
bisnis, manajerial dasar, manajerial madya, Universtias Pendidikan Ganesha.
manajerial utama. Prof. Dr. Moerdiyanto (2014). Penelitian
Konten tipologi sistem pendidikan en- Pengembangan Model Budding Entre-
trepreneurship, memiliki tingkatan dari pal- preneurship dalam pelatihan kewira-
ing dasar sampai paling yang paling atas, usahaan pada mahasiswa Pendidikan
sebagai berikut: tingkat pra-dasar, tingkat dasar, Vokasi Fakultas Ekonomi UNY.
tingkat menengah, dan tingkat lanjut. http://kbbi.web.id
http://www.depkop.go.id.23/8/2015
Saran http://www.antaranews.com/berita/435203/
pemerintah-diharapkan-dorong-daya-
Untuk penelitian selanjutya perlu dila- saing-perusahaan-lokal, Mei 2014
kukan sistem yang lebih aplikatif sebagai http://www.depkop.go.id, 26 Januari 2012

PROSIDING Seminar Nasional dan Call For Papers 141


Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Edukasi Literasi Keuangan melalui
Permainan Ular Tangga

Anis Dwiastanti
Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang

Abstrak. Penelitian tentang edukasi Literasi Keuangan perlu ditingkatkan mengingat hasil survey yang
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Pengawas Lembaga Keuangan di Indonesia
menunjukkan bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu
diperlukan kerjasama seluruh pemangku kepentingan, baik itu Kementrian/Lembaga Negara, Pemerintah
Daerah, Universitas maupun penggiat literasi keuangan untuk dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
sebagai bentuk tanggung jawab bersama. Edukasi dapat dilakukan dengan menggunakan konsep
Econofonia, yang menghadirkan desain permainan keuangan yang mirip dengan kondisi aslinya. Dalam
konsep ini mengkombinasikan pengetahuan, ketrampilan dan keyakinan untuk membuat keputusan
keuangan yang terintegrasi.
Kata Kunci : Literasi Keuangan, Permainan Ular Tangga, Econofonia.

Beragamnya kebutuhan hidup masyarakat (AKKI) (Kompas, 2015) mengakui ada kenaikan
yang dibarengi dengan pola konsumsi yang NPL kartu kredit di tahun ini. Tetapi, kenaikan itu
bervariasi, seringkali menyebabkan tidak masih dalam batas wajar.Tahun 2009, NPL kartu
terkontrolnya pengeluaran seseorang, sehingga kredit pernah di atas 10 persen. Namun perlahan
pengelolaan keuangan yang sehat tidak dapat membaik dan menjadi 2,83 persen di tahun 2014.
tercipta dengan baik. Apalagi jika dikaitkan dengan Fenomena diatas merupakan salah satu
pola konsumsi yang berbasis kartu kredit, acapkali potret rendahnya tingkat literasi keuangan yang
konsumen tidak dapat mengontrol pengeluaran dimiliki oleh masyarakat. Apabila masyarakat
yang mereka lakukan. Tagihan-tagihan yang datang memiliki literasi keuangan yang baik, maka mereka
di akhir bulan semakin membengkak karena akan lebih smart dalam mengelola keuangannya
adanya penerapan sistem bunga berbunga dari untuk mencapai kesejahteraan. Lusardi dan
pihak kreditur. Jika tagihan yang membengkak dan Mitchell (2007) mendefinisikan literasi keuangan
kemampuan membayar konsumen semakin dengan pengetahuan keuangan dan kemampuan
menurun maka akan menimbulkan kredit macet. untuk mengaplikasikannya (knowledge and abil-
Tren peningkatan rasio kredit bermasalah ity). Tidak jauh berbeda, The Presidents Advi-
atau non performing loan (NPL) di bank umum sory Council on Financial Literacy (PACFL,
sedikit banyak disumbang dari bisnis kartu kredit. 2008) dalam Hung (2009) mendefinisikan literasi
Meski tak ada data persis kontribusi terhadap NPL keuangan sebagai the ability to use knowledge
secara keseluruhan, namun rasio kredit macet pada and skills to manage financial resources effec-
kartu plastik ini per September 2015, telah tively for a lifetime of financial well-being
mencapai hampir 3 persen. Steve Martha, Gen- (literasi keuangan sebagai kemampuan untuk
eral Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia menggunakan pengetahuan serta keahlian untuk

142 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
mengelola sumber daya keuangan untuk mencapai pelanggaran atas Undang-Undang dan peraturan
kesejahteraan). di sektor jasa keuangan yang berada di bawah
Menurut Lembaga Otoritas Jasa Keuangan kewenangan OJK.
(2013) menyatakan bahwa secara defenisi literasi Hasil survei literasi keuangan yang diseleng-
diartikan sebagai kemampuan memahami, jadi garakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
literasi keuangan adalah kemampuan mengelola pada tahun 2013 menunjukkan tingkat literasi
dana yang dimiliki agar berkembang dan rencana keuangan masyarakat Indonesia masih sangat
hidup dimasa yang akan datang bisa lebih rendah, yaitu sebesar 21,84%. Artinya, dari 100
sejahtera. OJK menyatakan bahwa misi penting orang Indonesia, kurang lebih hanya 21 orang saja
dari program literasi keuangan adalah untuk yang paham makna, fungsi dan pengelolaan ke-
melakukan edukasi dibidang keuangan kepada uangan. Survei dilaksanakan di 20 provinsi dengan
masyarakat Indonesia agar dapat mengelola jumlah responden total sebanyak 8.000 orang
keuangan secara cerdas, supaya rendahnya dengan beragam latar belakang sosial, pendidikan
pengetahuan tentang industri keuangan dapat dan ekonomi.
diatasi dan masyarakat tidak mudah tertipu pada Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan
produk-produk investasi yang menawarkan bahwa tingkat akses keuangan masyarakat Indo-
keuntungan tinggi dalam jangka pendek tanpa nesia relatif rendah. Sebagaimana diungkapkan
mempertimbangkan resikonya. Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Perlindungan Konsumen, Sri Rahayu Widodo
Lembaga Pengawas Lembaga Keuangan di In- mengatakan bahwa, edukasi dan sosialisasi pada
donesia telah membuat Cetak Biru Strategi Literasi masyarakat terus digencarkan untuk mencapai tar-
Keuangan Indonesia, Inti dari Cetak Biru Strategi get, paling tidak indeks literasi keuangan masya-
Literasi Keuangan tersebut adalah terletak pada rakat dapat tumbuh sebesar 2% per tahun. Sebab
tiga pilar, yaitu : edukasi dan kampanye nasional, berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh OJK
penguatan infrastruktur, pengembangan produk pengenalan masyarakat akan literasi keuangan
dan jasa keuangan. Pelaksanaan ketiga pilar masih sangat rendah. Misalnya untuk perbankan
tersebut tentu memerlukan kerjasama dengan pengenalan masyarakat terhadap produk-produk
seluruh pemangku kepentingan, baik itu perbankan hanya mencapai 37,22%. Sedangkan
Kementerian/Lembaga Negara, Pemerintah masyarakat yang telah menggunakan jasa per-
Daerah, Universitas maupun penggiat literasi bankan baru mencapai 75,98%. Kemudian untuk
keuangan lainnya. lembaga jasa keuangan selain perbankan,
Selain itu OJK juga telah menerbitkan Seri pengenalan masyarakat khususnya untuk pasar
Literasi Keuangan sebagai langkah untuk modal hanya sebesar 2,3% dengan penggunaan
memberikan pembelajaran kepada mayarakat hanya 0,10%,
tentang produk-produk keuangan, yang diharap- Dengan indeks literasi sebesar itu OJK
kan akan memberi manfaat di masa mendatang. berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan indeks
Seri Literasi Keuangan yang diterbitkan terdiri dari tersebut melalui edukasi ke seluruh lapisan
Perbankan, Asuransi, Pasar Modal, Pembiayaan, masyarakat. Melalui edukasi diharapkan akan me-
Dana Pensiun, Pagadaian, Perencanaan Keuangan rubah perilaku keuangan masyarakat. Oleh sebab
Untuk Ibu Rumah Tangga, dan Pengelolaan itu, OJK akan terus berupaya meningkatkan pema-
Keuangan. Dengan diterbitkannya Seri Literasi haman masyarakat terhadap pentingnya investasi
Keuangan diharapkan OJK dapat melindungi di lembaga jasa keuangan formal. Sementara
kepentingan konsumen dan masyarakat terhadap penggunaan produk layanan keuangan hanya

PROSIDING 143
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dinikmati oleh 40,3% masyarakat Indonesia, dan terlalu sedikit juga mengurangi peluang untuk
sisanya sebanyak 59,7% belum mengakses menciptakan keuntungan yang lebih banyak. Maka
layanan lembaga keuangan formal. dari itu, resiko harus dikelola dengan baik agar
bisa memberikan keuntungan optimal ketika
PEMBAHASAN melakukan transaksi keuangan.
Salah satu bentuk aplikasi dari Manajemen
Manajemen Keuangan dan Literasi Keuangan adalah Manajemen Keuangan Pribadi
Keuangan (Personal Finance) yang merupakan proses
Secara umum Manajemen Keuangan dide- perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit
finisikan sebagai seni dan ilmu dalam pengaturan individu dan keluarga. Personal Finance meliputi:
aktivitas atau kegiatan keuangan dalam suatu (1) Money Management, (2) Spending and
organisasi, dimana di dalamnya termasuk kegiatan Credit dan (3) Saving and Investment (Krishna,
perencanaan, analisis dan pengendalian terhadap 2008)
kegiatan keuangan yang biasanya dilakukan oleh Di dalam Personal Finance, diperlukan lite-
manajer keuangan. rasi keuangan. Literasi keuangan terjadi manakala
Pada literatur Finance the Basics, dijelas- seorang individu yang cakap (literate) memiliki
kan bahwa keuangan adalah suatu pembelajaran sekumpulan kemampuan yang membuat orang
mengenai konsep, pengaplikasian, dan sistem yang tersebut mampu memanfaatkan sumberdaya yang
dapat mempengaruhi kekayaan seorang individu, ada untuk mencapai tujuan. Kecakapan (literacy)
perusahaan bahkan negara baik dalam waktu jang- merupakan hal penting yang harus dimiliki untuk
ka pendek ataupun jangka panjang. Keuangan mewujudkan tujuan-tujuannya. Memahami
juga mengidentifikasikan motivasi atau tujuan dari implikasi dari literasi finansial yang ditimbulkan dari
suatu tindakan serta penentuan pengambilan keputusan keuangan merupakan hal yang utama.
keputusan. Keputusan yang berdasarkan informasi diakui
Transaksi keuangan bukan hanya ketika sebagai instrumen untuk mencapai tujuan yang
melakukan simpanan pada bank saja. Transaksi diharapkan.
keuangan juga terjadi ketika melakukan transaksi Literasi keuangan meliputi bidang-bidang
dengan pasar saham, melakukan pembelian secara yang luas yaitu pengeluran dan kredit, asuransi,
kredit, melakukan peminjaman uang kepada bank serta tabungan dan investasi (Rasyid, 2012).
atau menerbitkan surat utang, ataupun ketika suatu Literasi keuangan tentang pengeluaran dan kredit
negara menerbitkan surat utang. adalah bagaimana seseorang dapat mengelola
Melakukan transaksi keuangan tentu harus pengeluaran-pengeluarannya. Dalam pengertian
mengenal resiko yang ada pada transaksi tersebut. perlu ada rencana pembelanjaan yang tepat dan
Resiko perlu untuk dikelola karena dalam menjaga kedisiplinan untuk melakukan pengeluar-
pengambilan keputusan keuangan ada banyak an sesuai dengan rencana yang dibuat. Seperti
ketidakpastian yang perlu dipertimbangkan sebe- bagaimana membeli sesuatu yang sebenarnya
lum pengambilan keputusan. Pelaku transaksi diperlukan atau dibutuhkan dan bukan yang di-
keuangan harus mengenal resiko-resiko atau segala inginkan. Hal ini penting untuk menghindari diri dari
ketidakpastian yang ada untuk bisa mengoptimal- defisit, karena menghindari dan mencegah defisit
kan keuntungan yang bisa didapatkan. Ketika ada menjadi inti dari pengeluaran yang sehat. Sedang-
resiko yang terlalu besar, maka ada kemungkinan kan tentang kredit menyangkut bagaimana orang
transaksi keuangan gagal atau menimbulkan memposisikan kredit dengan benar. Maksudnya
kerugian. Tetapi ketika mengambil resiko yang adalah memposisikan kredit sebagai alat bantu

144 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
yang sehat dan bukan sebagai kelebihan uang untuk keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi
memenuhi berbagai keinginan yang menyesatkan. dari pendapatan semata (rendahnya pendapatan),
Penggunaan kredit sebenarnya ditujukan untuk kesulitan keuangan juga dapat muncul jika terjadi
memenuhi kebutuhan dan untuk penggunaannya kesalahan dalam pengelolaan keuangan (miss-
harus disesuaikan dengan kemampuan finansial. management) seperti kesalahan penggunaan
Bidang lainnya dari literasi keuangan adalah kredit, dan tidak adanya perencanaan keuangan.
asuransi (Rasyid, 2012). Asuransi perlu dimiliki Keterbatasan finansial dapat menyebabkan stress,
karena semakin meningkatnya ketidakpastian dan rendahnya kepercayaan diri.
keuangan saat ini. Asuransi tidak dimaksudkan Literasi keuangan terjadi manakala seorang
untuk menghindar dari peristiwa-peristiwa yang individu yang cakap (literate) memiliki sekumpulan
tidak diinginkan karena pada prinsipnya peristiwa keahlian dan kemampuan yang membuat orang
yang diharapkan dan yang tidak diharapkan tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang
memiliki peluang yang sama. Oleh karena itu, ada untuk mencapai tujuan. Kecakapan (literacy)
tujuan pokok dari asuransi adalah memberikan merupakan hal penting yang harus dimiliki untuk
jaminan ganti rugi agar seseorang tidak mengalami mencapai tujuan-tujuannya. Literasi keuangan
kerugian yang lebih besar jika dibandingkan tanpa didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
kepemilikan asuransi. mendapatkan, memahami dan mengevaluasi
Selain itu bidang lain dari literasi keuangan informasi yang relevan untuk pengambilan kepu-
yaitu tabungan dan investasi (Rasyid, 2012). tusan dengan memahami konsekuensi finansial yang
Peranan literasi keuangan memberikan pemaham- ditimbulkannya (Carolynne L J Mason & Richard
an bahwa tabungan menjadi bagian penting karena M S Wilson: 2000 dalam Rasyid, 2012). Hal
akan memberikan keamanan konsumsi dalam penting yang harus dicatat disini bahwa literasi
jangka pendek. Contohnya ketika ada kebutuhan keuangan hanya menjadikan seseorang mampu
yang bersifat mendesak maka saat itulah tabungan membuat keputusan berdasarkan informasi yang
dapat menjadi alat bantu untuk memenuhi konsumsi relevan. Financial literacy tidak menjamin bahwa
seseorang. Terkait bagaimana menabung dengan keputusan yang tepat dapat dibuat. Hal tersebut
tepat, sebenarnya hanya membutuhkan kesadaran disebabkan karena sesorang tidak selalu meng-
dan kedisiplinan dalam mengatur keuangan. ambil keputusan berdasarkan rasional ekonomi
Sedangkan tentang investasi, melalui literasi (Wilson&Zhang 1997 dalam Carolynne L J Ma-
keuangan seseorang akan terbantu dengan son & Richard M S Wilson: 2000 dalam Rasyid
pengetahuan/pemahaman tentang bagaimana cara- 2012).
cara yang dapat dilakukan untuk berinvestasi pada Berpijak pada kemanfaatan jika seseorang
instrumen-instrumen investasi yang tersedia, memiliki literasi keuangan, maka pada intinya
diantaranya adalah saham. Konkritnya adalah or- literasi keuangan sangat membantu dalam mem-
ang yang disiplin meningkatkan literasi keuangan berikan pemahaman yang mendalam (deep in-
akan paham bagaimana menentukan sikap yang sight) tentang aturan main untuk mengelola
cerdas ketika membuat keputusan transaksi saham. keuangan yang cerdas, dan peluang mencapai
Tidak hanya itu saja, melalui literasi keuangan juga kesejahteraan keuangan pun akan semakin besar.
memberikan insight tentang bagaimana meng- Dengan kata lain, literasi keuangan dapat
hindari diri dari penipuan investasi. digunakan sebagai alat bantu untuk memiliki pas-
Literasi keuangan merupakan kebutuhan sive income yang melebihi active income.
dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah

PROSIDING 145
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pengembangan Konsep Literasi Keuangan Financial
Knowledge
Model literasi keuangan telah dikembangkan
oleh Lindsey (2011) melalui penelitiannya yang
berjudul A Review of Howard Universitys Fi-
Financial Perceived
nancial Litercy Curriculum. Skill Knowledge
Dalam penelitian ini, Lindsey menunjukkan
bahwa kesulitan finansial dari individu dan keluarga Financial
Behavior
dapat mempengaruhi kesehatan keuangan
masyarakat lokal dan ekonomi regional secara
radikal. (Kingsley, TG, Smith, R., & Price, 2009 Gambar 1. Conceptual Model of
& United Way, 2010 dalam Lindsey, 2011) bagai- Financial Literacy
mana pengetahuan orang-orang Amerika tentang Sumber : Angela A. Hung, Andrew M. Parker,
pengelolan keuangan pribadi mereka (Mandell, Joanne Yoong (2000)
2009; Lusardi, 2008; Volpe, Chen & Liu, 2006;
& Chen & Volpe, 1998 dalam Lindsey, 2011).
Pertanyaan biasanya terfokus pada konsep- Sandra J. Huston (2009) mengatakan
bahwa literasi keuangan merupakan pengukuran
konsep keuangan seperti bagaimana mendapatkan
laporan kredit, mengetahui nilai kredit perorangan, seberapa baik seorang individu dapat memahami
dan menggunakan informasi yang terkait dengan
dan membedakan berbagai jenis kredit.
Studi Jumpstart (Mandell, 2008) mendefi- keuangan. Literasi keuangan bukan hanya
membutuhkan dimensi pengetahuan tetapi juga
nisikan pengetahuan tentang masalah keuangan
sebagai kemampuan untuk menggunakan pengeta- membutuhkan dimensi tambahan yakni dimensi
pengaplikasian yang mengharuskan seseorang
huan dan keterampilan untuk mengelola sumber
daya keuangan secara efektif untuk meningkatkan memiliki kemampuan dan kepercayaan diri atas
pengetahuan keuangan yang dimilikinya untuk di-
kesejahteraan di masa yang akan datang. Definisi
ini mencakup pengetahuan dan kemampuan gunakan dalam pengambilan keputusan keuangan.
Sandra J. Huston (2009) menggambarkan konsep
dengan hasil yang diharapkan (yaitu, keamanan
finansial seumur hidup / kesejahteraan). literasi keuangan seperti yang terlihat pada Gambar
berikut ini.
Sebagaimana dikemukakan oleh Angela A.
Hung dkk (2009) dalam Working Paper yang Application Dimension
Ability and Confidence to effectivelly apply or
berjudul Defining and Measuring Financial Lit- use knowledge related to personal finance
concepts and product
FINANCIAL

eracy, bahwa definisi literasi keuangan sebagian


LITERACY

besar terletak pada kemampuan untuk mengguna-


KNOWLEDGE
FINANCIAL

kan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai Knowledge Dimension


Stock of knowledge acquired through education
kesejahteraan keuangan, dan oleh karenanya and / or experience specifically related to
essensial personal finance concept and product
diperlukan perilaku yang cukup untuk menda-
sarinya. Mereka berpendapat bahwa pengetahuan Gambar 2. Concept of Financial Literacy,
keuangan, keterampilan, dan perilaku, serta Sumber : Sandra J. Houston (2010)
hubungan timbal balik diantaranya, harus diper-
timbangkan dalam konsep literasi keuangan secara Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga
menyeluruh. Seperti nampak dalam gambar
Ular Tangga adalah permainan papan yang
berikut ini:
dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan per-

146 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
mainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di Banyak penelitian yang mendukung bahwa
beberapa kotak digambar sejumlah tangga dan ular kemampuan individu untuk membuat keputusan
yang menghubungkannya dengan kotak lain. keuangan yang tepat sangat penting untuk
Permainan ini dapat dimainkan untuk semua bidang mendukung kondisi keuangan pribadi yang sehat
pembelajaran dan semua jenjang kelas, karena (Margaretha (2015); Medury (2013), ANZ Bank
didalamnya hanya berisi berbagai bentuk pertanya- (2011)). Kondisi ini memberikan kontribusi pada
an yang harus dijawab oleh siswa. melalui permain- alokasi yang lebih efisien dari sumber daya ke-
an sesuai dengan jenjang kelas dan bidang pela- uangan serta tercapainya stabilitas keuangan, baik
jaran tertentu. Seluruh pertanyaan-pertanyaan level mikro maupun makro. Untuk mencapai kon-
tersebut telah dibukukan menjadi satu sekaligus disi masyarakat yang memiliki tingkat literasi yang
dengan petunjuk permainannya. Gambar tangga baik (well literate), perlu adanya perubahan peri-
merupakan simbol nilai positif (nilai kejujuran) dan laku (behavior)sehinggamasyarakatmemiliki
gambar ular merupakan simbol nilai negatif (nilai ketrampilan dan keyakinan dalam menggunakan
ketidakjujuran). produk dan jasa keuangan. Perubahan perilaku
Guru dapat membuat sendiri media ini tersebut dapat dicapai melalui proses pembiasaan
dengan menyesuaikan tujuan dan materi yang dimulai sejak dini. Oleh karena itu, pema-
pembelajaran. Tujuan permainan ular tangga ini haman mengenai konsep keuangan perlu diberikan
adalah untuk memberikan motivasi belajar kepada sedini mungkin karena kebiasaan keuangan (finan-
siswa agar senantiasa mempelajari atau mengulang cial habit)akanterusdibawadandibangunoleh
kembali materi-materi yang telah dipelajari anak-anak hingga dewasa.
sebelumnya yang nantinya akan diuji melalui Pada akhir 2014, OJK menggelar kompetisi
permainan, sehingga terasa menyenangkan bagi inklusi keuangan (Koinku) agar masyarakat terlibat
siswa. Penggunaan alat permainan dilakukan aktif dalam membangun dan mengembangkan
secara bertahap yaitu kegiatan yang tergolong inklusi keuangan. Kompetisi ini dibagi menjadi tiga
mudah, sedang, dan sulit. Alat permainan yang kategori, yaitu akademisi, umum, dan pelaku usaha
tujuan dan penggunaannya dipersiapkan pendidik jasa keuangan. Dyah Savitri Pritadrajati, maha-
juga harus bervariasi sesuai dengan derajat siswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (OJK,
kesulitan tersebut alat permainan yang dipersiapkan 2014) menjadi pemenang kategori akademisi.
oleh guru untuk dipilih oleh siswa dalam berbagai Konsep yang dikembangkan disebut sebagai
kegiatan akan menentukan tumbuhnya perasaan Econofonia. Ini merupakan gabungan dari dua
berhasil pada siswa sesuai dengan kemampuan kata, economy (ekonomi) dan fonia yang
mereka. merupakan penyesuaian dari kata funia yang
berarti menyenangkan. Jika digabung menjadi
Permainan Ular Tangga dan Edukasi Literasi suatu permainan ekonomi yang menyenangkan.
Keuangan Menurut Dyah (Econofonia, 2015), econofonia
menghadirkan desain permainan keuangan yang
Sebagaimana telah dikemukakan di depan mirip dengan kondisi perekonomian yang sebenar-
bahwa hasil survey OJK atas literasi keuangan nya beserta institusi yang ada di dalamnya, seperti
masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah. bank, lembaga asuransi, bursa saham, dan lain
Oleh karena itu diperlukan kerja sama antara OJK sebagainya.
dan instansi terkait dan masyarakat. Dalam hal ini Dengan demikian, econofonia mampu
masyarakat memegang peranan sangat penting mengkombinasikan pengetahuan, keterampilan,
dalam mengembangkan inklusi keuangan, terutama dan keyakinan untuk membuat keputusan
di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau pemerintah.

PROSIDING 147
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
keuangan yang terintegrasi. Hal terpenting dalam tangga, mengatur sistem pinjaman dan kredit,
kegiatan ekonomi adalah pembuatan keputusan. menetapkan suku bunga. Kemudian untuk
Untuk membantu masyarakat dalam memahami lembaga Asuransi, dapat menerima premi yang
bagaimana membuat keputusan keuangan yang dibayarkan individu dan rumah t angga,
baik, mereka perlu diajak masuk ke dalam memberikan jaminan atas terjadinya risiko yang
pengalaman pembuatan keputusan yang sebenar- dihadapi oleh individu dan rumah tangga.
nya dalam konsep permainan ular tangga. Dari Pemerintah dalam elemen ini berfungsi
permainan ini diharapkan masyarakat menjadi mengatur kondisi perekonomian melalui berbagai
paham tentang tabungan, asuransi, dan investasi, kebijakan seperti pajak dan subsidi. Mengatur
terutama berinvestasi pada instrumen-instrumen keadaan pasar sesuai dengan kondisi pereko-
investasi yang tersedia. nomian global dan memberikan informasi mengenai
Econofonia menghadirkan desain permainan kondisi perekonomian global. Pasar Modal
keuangan yang mirip dengan kondisi perekonomian berfungsi sebagai tempat transaksi jual-beli saham
yang sebenarnya, beserta institusi yang ada di dan sekuritas lain, menerima investasi individu dan
dalamnya seperti bank, lembaga asuransi, bursa rumah tangga, mengendalikan saham dan sekuritas
saham dan lain sebagainya. Econofonia mencoba lain dan mengatur transaksi di lantai bursa. Elemen
mengkombinasikan pengetahuan, keterampilan, keenam, Pasar Barang dan Jasa berfungsi sebagai
dan keyakinan untuk membuat keputusan tempat transaksi barang dan jasa, menentukan
keuangan yang terintegrasi. Permainan ini dikem- harga barang dan jasa, mengatur transaksi jual beli
bangkan dengan konsep papan permainan (board yang terjadi di pasar barang dan jasa.
game), dengan demikian menjadi lebih fleksibel Model permainan dengan menggunakan
karena dapat dimainkan oleh siapa pun, kapan papan permainan Econofonia seperti konsep
pun, dan di mana pun. permainan Ular Tangga, berusaha mengajak
Econofonia didesain sedemikian rupa masyarakat untuk masuk dalam pengalaman pem-
karena pilihan keuangan tidak terjadi dalam ruang buatan keputusan secara sederhana. Pengalaman
yang terisolasi. Keputusan keuangan selalu dibuat tersebut diberikan dalam bentuk lika-liku kehi-
dalam konteks pasar. Econofonia juga didesain dupan individu dan rumah tangga beserta kepu-
secara sistematik dengan melibatkan 6 (enam) tusan yang harus dibuatnya. Permainan ini sarat
elemen standar yang perlu dilibatkan dalam akan budaya masyarakat Indonesia, misalnya,
pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dengan melibatkan keputusan ketika hari raya,
finansial bagi masyarakat. Elemen itu mencakup: mudik, arisan, dan lain sebagainya. Adanya muatan
Individu dan Rumah Tangga, Pasar Barang dan kearifan lokal ini memudahkan masyarakat
Jasa, Pemerintah, Perusahaan Asuransi, Bank dan memahami arti penting lembaga keuangan dan
Pasar Modal. produk-produk finansial yang tersedia
Setiap elemen harus dapat dijelaskan dan Permainan dapat diawali dengan memberi-
menjadi bagian dalam permainan. Misalnya, dalam kan insentif kepada peserta. Misalnya, seorang
elemen individu dan rumah tangga, peserta individu menerima gaji bulanan Rp 10.000.000.
menjalankan usaha dengan melakukan pembelian Bagaimana dia harus mengaturnya? Maka dibuat
barang mentah, produksi dan distribusi. narasi dan insentif, bagaimana penggunaan uang
Mendapatkan dan menghasilkan barang dan jasa tersebut. Berapa banyak yang akan dibelanjakan?
yang diperjualbelikan di pasar barang dan jasa. Berapa banyak yang harus disimpan di bank?
Melakukan perencanaan keuangan. Untuk Bank, Berapa yang digunakan untuk membayar asuransi?
misalnya: menerima simpanan individu dan rumah Dan seterusnya. Masyarakat diajak untuk masuk

148 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang
Permainan ini juga dilengkapi dengan kartu-kartu memiliki tingkat literasi yang baik (well literate),
yang merepresentasikan kejutan dalam perekono- perlu adanya perubahan perilaku (behavior)
mian. Misalnya kejutan berupa kenaikan suku sehingga masyarakat memiliki ketrampilan dan
bunga, inflasi, dan gejolak politik. keyakinan dalam menggunakan produk dan jasa
OJK menyambut baik ide permainan ular keuangan. Perubahan perilaku tersebut dapat
tangga finansial ini. Ide sederhana dari ular tangga dicapai melalui proses pembiasaan yang dimulai
tersebut cukup efektif diterapkan agar masyarakat dari dini. Oleh karena itu, pemahaman mengenai
melek keuangan. Apalagi, dari survei yang ada, konsep keuangan perlu diberikan sedini mungkin
Indonesia memiliki pekerjaan rumah berat terkait karena kebiasaan keuangan (financial habit) akan
dengan literasi keuangan, baik untuk kalangan anak terus dibawa dan dibangun oleh anak-anak hingga
muda, ibu rumah tangga, dan pengusaha usaha dewasa.
mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Oleh Model yang dapat dikembangkan untuk
karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan meningkatkan literasi keuangan masyarakat adalah
terutama terkait dengan penerapan penggunaan ular econofonia, yang mampu mengombinasikan
tangga dalam melakukan edukasi literasi keuangan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan untuk
terhadap masyarakat. membuat keputusan keuangan yang terintegrasi.
Econofonia menghadirkan desain permainan
SIMPULAN keuangan yang mirip dengan kondisi perekonomian
yang sebenarnya, beserta institusi yang ada di
Tingkat literasi keuangan masyarakat Indo- dalamnya seperti bank, lembaga asuransi, bursa
nesia masih sangat rendah, yaitu sebesar 21,84%. saham dan lain sebagainya. Econofonia juga dide-
Artinya, dari 100 orang Indonesia, kurang lebih sain secara sistematik dengan melibatkan enam
hanya 21 orang saja yang paham makna, fungsi elemen standar yang perlu dilibatkan dalam
dan pengelolaan keuangan. Diperlukan kerjasama pengembangan pengetahuan dan ketrampilan
dengan seluruh pemangku kepentingan, baik itu finansial bagi masyarakat. Elemen utama itu
Kementerian/Lembaga Negara, Pemerintah mencakup: Individu dan Rumah Tangga, Pasar
Daerah, Universitas maupun penggiat literasi ke- Barang dan Jasa, Pemerintah, Perusahaan
uangan lainnya agar dapat bahu membahu untuk Asuransi, Bank dan Pasar Modal.
memberikan edukasi tentang literasi keuangan. Model permainan dengan menggunakan
Apabila masyarakat memiliki literasi papan permainan Econofonia seperti konsep
keuangan yang baik, maka mereka akan lebih permainan Ular Tangga, berusaha mengajak
smart dalam mengelola keuangannya untuk masyarakat untuk masuk dalam pengalaman pem-
mencapai kesejahteraan. OJK menyatakan bahwa buatan keputusan secara sederhana. Pengalaman
misi penting dari program literasi keuangan adalah tersebut diberikan dalam bentuk lika-liku
untuk melakukan edukasi dibidang keuangan ke- kehidupan individu dan rumah tangga beserta
pada masyarakat Indonesia agar dapat mengelola keputusan yang harus dibuatnya. Permainan ini
keuangan secara cerdas, supaya rendahnya penge- sarat akan budaya masyarakat Indonesia,
tahuan tentang industri keuangan dapat diatasi dan misalnya, dengan melibatkan keputusan ketika hari
masyarakat tidak mudah tertipu pada produk- raya, mudik, arisan, dan lain sebagainya. Adanya
produk investasi yang menawarkan keuntungan muatan kearifan lokal ini memudahkan masyarakat
tinggi dalam jangka pendek tanpa memper- memahami arti penting lembaga keuangan dan
timbangkan resikonya. produk-produk finansial yang tersedia.

PROSIDING 149
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
DAFTAR RUJUKAN Mandell, Lewis. 2008. Financial Education in High
ANZ Bank (2011). Adult financial literacy in School. In Overcoming the Saving Slump:
Austra-lia. Executive summary of the re- How to Increase the Effectiveness of Fi-
sults from 2011 ANZ Survey. nancial Education and Saving Pro-
Econofonia: Inspirasi Literasi Keuangan Dari grams., Ed. A. Lusardi. Chicago: Univer-
Mahasiswa UGM, 2015, ht tp:// sity of Chicago Press: 257279.
unilubis.com/2015/01/29/econofonia- Margaretha, Farah, Reza Arief Pambudhi, 2015,
inspirasi-literasi-keuangan-dari-mahasiswi- Tingkat Literasi Keuangan pada Mahasiswa
ugm/diakses24oktober. S-1 Fakultas Ekonomi, Jurnal Manajemen
Hung, A.A., Parker, A.M., & Yoong, J.K., 2009 dan Kewirausahaan, Vol. 17, No. 1, Hal.
Defining and Measuring Financial Lit- 76-85.
eracy, Rand Labor And Population. OJK, 2014, Karya Pemenang Kompetisi Inklusi
Diambil dari http://www.rand.org. Keuangan KOINKU, http://www.ojk.go.id/
Krishna, A., Sari,M., & Rofaida, R. (2008) Files/ r ingkasan. kar ya. p emenang.
Analisis Tingkat Literasi Keuangan di koinku.pdf.
Kalangan Mahasiswa dan Faktor-Faktor Rasyid, Rosyeni, (2012), Analisis Tingkat Literasi
yang Mempengaruhinya: Survey pada Keuangan Mahasiswa Program Studi
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indone- Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
sia. Proceedings of The 4th International Negeri Padang, Jurnal Kajian Manajemen
Conference on Teacher Education; Join Bisnis, Volume 1, Nomor 2, halaman 91-
Conference UPI & UPSI Bandung, In- 106.
donesia, 8-10 November 2010. Hal 552- Sandra J. Huston, (2009), Measuring Financial
560. Literacy, A later version of this paper was
Lindsey, Debby_Taliefero, Kelly, Lynne, Brent, published in The Journal of Consumer
2011, A Review Of Howards University Affairs, Summer 2010, Volume 44(2),
Financial Literacy Curriculum, American pages 296-316.
Journal Of Business Education, Vol 4, No.
10, ProQuest Education Journal, Page 73-
83.
Lusardi, A & Mitchell, O.S. (2007) Baby
Boomer Retirement Security: The Roles of
Planning, Financial Literacy, and Housing
Wealth. Journal of Monetary Econom-
ics, 54(1), 205-224.

150 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kearifan Lokal: Pembangun Jati Diri
Pendidikan Nusantara

Arti Prihatini
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia - Universitas Negeri Malang
Email: arti_prihatini@yahoo.com, HP: 085645941893

Abstrak: Pembangunan jati diri pendidikan Nusantara dilakukan dengan menginternalisasikan kearifan
lokal dalam berbagai aspek pendidikan. Internalisasi kearifan lokal dimasukkan dalam sistem pendidikan
hingga dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mencetak generasi bangsa yang sadar, mengerti, memahami,
dan menghayati kearifan lokal yang hidup di bumi Nusantara, serta menerapkannya dalam tindakan dan
menginternalisasikannya dalam pemikiran. Dibutuhkan usaha nyata, kerja sama dari semua pihak yang
terlibat, dan strategi khusus untuk mencapai tujuan tersebut. Artikel ini bertujuan membahas konten
kearifan lokal yang diinternalisasikan, ranah internalisasi kearifan lokal, strategi internalisasi kearifan lokal,
dan faktor yang perlu diperhatikan. Konten kearifan lokal terdiri atas dua jenis yaitu, internal dan eksternal.
Konten kearifan lokal internal berisi pandangan hidup, ideologi, dan pemikiran, sedangkan kearifan lokal
eksternal berwujud perilaku dan kesusastraan. Konten kearifan lokal juga terdiri atas pengetahuan di
bidang ekonomi dan teknologi, kemanusiaan dan sosial, politik, hukum, kebudayaan, pendidikan. Ranah
internalisasi mencakup empat jenis pengembangan, yaitu (1) individu, (2) institusi, (3) komunitas, dan (4)
masyarakat. Strategi internalisasi dilakukan dengan menginternalisasi kearifan lokal pada masing-masing
daerah, pengenalan dan pemahaman keberagaman kearifan lokal, serta orientasi terhadap globalisasi.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah fakta tentang sejauh mana kearifan lokal diinternalisasikan dalam
pendidikan, potensi kearifan lokal, dan hambatan yang berpotensi muncul.
Kata kunci: kearifan lokal, jati diri pendidikan Nusantara, ranah internalisasi, strategi internalisasi

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat laws. lokal wisdom can be viewed as a tra-
multikultural, sehingga memiliki kearifan lokal yang dition that related with farming activities,
beragam. Kearifan lokal merupakan produk pemi- livestock, build house etc
kiran, pandangan hidup, perilaku, kebiasaan, dan
produk lainnya yang dihasilkan oleh masyarakat Kearifan lokal pada setiap daerah memiliki
tertentu yang menunjukkan jati diri dan kekhasan ciri khas masing-masing yang menunjukkan
masyarakat tersebut. Sebagaimana dikemukakan identitas suatu masyarakat. Misalnya, masyarakat
Geertz (1973 dalam Wagiran, 2012: 331) sebagai Jawa memiliki unggah-ungguhing basa Jawa
berikut. yang berisi tata cara berkomunikasi yang sopan
Local wisdom is part of culture. Local wis- dan santun dengan orang lain dengan menggunakan
dom is traditional culture element that bahasa krama inggil. Selain itu, Wagiran (2011:
deeply rooted in human life and commu- 85) memberikan contoh lain, yaitu (1) nilai yang
nity that related with human resources, terkandung dalam semboyan heuras peureupna,
source of culture, economic, security and pageuh keupeulna tur lega awurna telah

PROSIDING 151
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
mampu memotivasi orang Sunda untuk tampil dapat dimasukkan dalam materi pembelajaran
sebagai pekerja keras dan wirausaha handal dan bahasa Indonesia dalam bentuk teks, kemudian
(2) nilai-nilai adek pangadereng menjadikan dijelaskan tentang bagaimana sistem dan hakikat
orang-orang Wajo sangat menghormati, sistem Subak, sehingga siswa dapat mengenali dan
menjunjung tinggi hukum, hak asasi manusia dan memahami sistem Subak itu.
pemerintahan yang demokratis. Pada era globalisasi ini, budaya asing dapat
Keberagaman kearifan lokal tersebut dapat dengan mudah masuk ke Indonesia melalui
dikembangkan melalui pendidikan karena perkembangan informasi, teknologi, dan
pendidikan adalah tempat generasi bangsa dididik komunikasi, sehingga terjadi interaksi antara kearif-
dan dibimbing untuk menjadi pribadi yang an lokal yang ada di Indonesia dengan budaya
berkualitas. Dengan adanya penginternalisasian asing tersebut. Interaksi itu berakibat positif jika
kearifan lokal, diharapkan peserta didik dapat budaya asing memberikan pengaruh positif tanpa
menyadari, memahami, dan mencintai kearifan menggeser eksistensi kearifan lokal. Sebaliknya,
lokal Nusantara. Dengan adanya penginternali- interaksi negatif terjadi jika pengaruh budaya asing
sasian kearifan lokal pula, jati diri pendidikan di memberikan efek yang tidak sesuai dengan kearifan
Indonesia dapat tercipta karena kearifan lokal lokal yang ada atau bahkan menurunkan eksistensi
tersebut menjadi dasar pengembangan dan kearifan lokal.
pelaksanaan pembelajaran. Sebagaimana dike- Untuk memaksimalkan interaksi yang positif,
mukakan Cheng (2002: 33) bahwa pengembangan dibutuhkan upaya nyata dalam pendidikan untuk
pembelajaran membutuhkan pengetahuan lokal mengembangkan pendidikan yang memiliki jati diri
yang menuntut adanya kontribusi sekolah yang yang berlandaskan pada kearifan lokal dan juga
dapat dilakukan dengan penyebaran kultur dan mengembangkan pendidikan yang berorientasi glo-
pengembangan kultur dalam konteks lokal. bal. Sebagaimana dikemukakan Tawil (2013: 4)
Di Indonesia, pentingnya kearifan lokal bahwa sistem pendidikan berkontribusi dalam
dalam pendidikan tercantum dalam Undang- menempa aspek lokal dan global dengan mening-
undang Sistem Pendidikan Nasional (UU katkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang
Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 tentang pengelolaan mendorong siswa untuk mengidentifikasi, mema-
pendidikan yang berbunyi: hami, dan menyadari, serta berkomitmen untuk
Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola menerapkan aspek lokal dan global tersebut. Pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah, UU Sisdiknas juga disebutkan tentang pentingnya
serta satuan pendidikan yang berbasis kearifan lokal yang dikolaborasikan dengan
keunggulan lokal. kebutuhan konteks nasional dan global dalam
pendidikan nasional sebagai berikut.
Berdasarkan UU Sisdiknas tersebut, pendi- Sistem pendidikan nasional harus mampu
dikan diolah dengan memanfaatkan keunggulan menjamin pemerataan kesempatan pendidik-
lokal. Setiap daerah di Indonesia memiliki an, peningkatan mutu serta relevansi dan
keunggulan masing-masing, salah satunya adalah efisiensi manajemen pendidikan untuk meng-
kearifan lokal. Misalnya, Wagiran (2011: 85) hadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
mencontohkan sistem Subak di Bali yang tidak perubahan kehidupan lokal, nasional, dan glo-
hanya menjadikan masyarakat Bali menjadi bal sehingga perlu dilakukan pembaharuan
masyarakat yang rukun dan damai, tetapi juga pendidikan secara terencana, terarah, dan
menjadi masyarakat yang pandai mengatur sistem berkesinambungan.
ekonomi dan pertanian. Sistem Subak tersebut

152 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Berdasarkan latar belakang tersebut, artikel tempat kearifan lokal tersebut berada. Selanjutnya,
berjudul Kearifan Lokal: Pembangun Jati Diri hasil penggalian kearifan lokal tersebut disusun dan
Pendidikan Nusantara ini penting dipaparkan diinternalisasikan dalam kebijakan pendidikan,
untuk lebih memahami tentang kontribusi kearifan standar nasional pendidikan, proses pembelajaran,
lokal terhadap pendidikan di Indonesia. Artikel ini hingga evaluasi pendidikan. Tujuannya adalah
bertujuan menjelaskan empat hal, yaitu (1) konten untuk membentuk jati diri pendidikan Nusantara
kearifan lokal yang diinternalisasikan dalam yang berlandaskan kearifan lokal secara
pendidikan, (2) ranah internalisasi kearifan lokal berkelanjutan dan berkesinambungan.
dalam pendidikan, (3) strategi internalisasi kearifan Pembentukan jati diri pendidikan Nusantara
lokal dalam pendidikan, dan (4) faktor yang perlu berdasarkan kearifan lokal dilakukan dengan
dipertimbangkan dalam membentuk jati diri mempertimbangkan kearifan lokal yang diinterna-
pendidikan berdasarkan kearifan lokal. Keempat lisasikan, ranah internalisasi kearifan lokal, strategi
hal tersebut diharapkan dapat menambah wawasan internalisasi kearifan lokal yang digunakan, serta
dan menyumbangkan ide yang berorientasi pada faktor-faktor yang melandasi proses internalisasi
internalisasi kearifan lokal dalam pendidikan. kearifan lokal. Keempat hal tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Kearifan lokal merupakan salah satu bagian Konten Kearifan Lokal
dari konten budaya lokal. Cheng (2002:33) Kearifan lokal diartikan sebagai pandangan
menyebutkan bahwa internalisasi konten budaya hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi
lokal dapat dilakukan dengan cara memasukkan kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan
norma eksplisit, nilai-nilai kearifan lokal yang oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai
penting, harapan masyarakat budaya lokal, dan masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka yang
juga memaparkan konsep pentingnya persatuan meliputi seluruh aspek kehidupan seperti, agama,
antarsub kultur yang ada di suatu negara. Ber- ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi
dasarkan pendapat tersebut, kearifan lokal sosial, bahasa, serta kesenian (Alfian, 2013: 424).
merupakan aspek penting dalam sebuah masya- Berdasarkan definisi tersebut, kearifan lokal
rakat yang berbudaya yang terdiri atas berbagai berkaitan dengan banyak dimensi kehidupan, mulai
sub kultur. Kearifan lokal bukanlah tanggung jawab dari yang bersifat konkret sampai yang abstrak.
masyarakat tempat kearifan lokal tersebut berada, Kearifan lokal yang konkret dapat diamati, seperti
tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama teknologi, bahasa, dan kesenian. Kearifan lokal
untuk saling menjaga kelestarian dan menjaga yang abstrak lebih bersifat pemikiran atau konsep
kebersamaan antarkultur dengan latar belakang tertentu, seperti agama, ideologi, dan keyakinan-
kearifan lokal yang berbeda. keyakinan.
Pada konteks pendidikan, keberhasilan Berkaitan dengan hal itu, Robinson (1988)
pembentukan jati diri pendidikan Nusantara de- membedakan kearifan lokal menjadi dua kategori,
ngan pemanfaatan kearifan lokal perlu dipersiap- yaitu kearifan lokal internal dan kearifan lokal
kan sejak dini dan dirancang dengan cermat. eksternal. Kearifan lokal internal berisi pandangan
Persiapan dan perancangan pendidikan berdasar- hidup, ideologi, dan pemikiran, sedangkan kearifan
kan kearifan lokal ini dilakukan dengan menggali lokal eksternal berwujud perilaku dan kesusas-
kearifan lokal yang ada di Indonesia dari sumber- traan. Kearifan lokal internal lebih bersifat abstrak,
sumber tertulis atau dari pengamatan langsung sedangkan kearifan lokal eksternal lebih bersifat

PROSIDING 153
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
konkret dan dapat diamati. Kedua kategori spiritual (spiritual quotient). Jika tercapai sinergi
tersebut sama-sama penting dapam upaya pem- yang harmonis antara ketiganya, pemaknaan atau
bangunan jati diri pendidikan Nusantara. Kearifan pemahaman terhadap keerifan lokal ini dapat
lokal internal yang berhasil diinternalisasikan dalam mendorong seseorang untuk berpikir cerdas, bijak,
pendidikan akan membentuk generasi bangsa yang tenang, dan religius terhadap setiap kearifan lokal
bersikap, berpikir, dan bertutur sesuai dengan yang dimiliki Nusantara.
kearifan lokal yang telah terinternalisasi dalam
dirinya pada proses pembelajaran. Kearifan lokal Ranah Internalisasi Kearifan Lokal
eksternal berhasil diinternalisasikan jika generasi
bangsa mampu melestarikan dan menghasilkan Dalam upaya pembangunan jati diri
produk budaya yang dijiwai oleh kearifan lokal pendidikan Nusantara, internalisasi kearifan lokal
eksternal ini. tidak hanya dilakukan terhadap siswa, tetapi juga
Oleh karena kearifan lokal berkaitan dengan dilakukan terhadap institusi atau lembaga sekolah
berbagai aspek kehidupan, kearifan lokal pun agar siswa terkondisikan untuk menerima input
dapat dikategorikan berdasarkan bidang-bidang kearifan lokal sebanyak mungkin dalam lingkungan
tertentu, seperti ekonomi, pertanian, politik, sosial, sekolah. Misalnya, pada sekolah dengan latar
dan sebagainya. Sebagaimana dikemukakan budaya yang siswanya merupakan orang Jawa,
Cheng (2002: 2) bahwa terdapat lima tipe kearifan diberlakukan hari berbahasa Jawa yang sopan,
lokal yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan yakni menggunakan bahasa krama inggil. Pada
yang berorientasi global. Kelima tipe kearifan lokal hari tersebut, tidak hanya siswa yang dituntut untuk
tersebut digunakan untuk mengembangkan individu, berbahasa krama inggil, tetapi juga semua guru
lembaga sekolah, komunitas, dan masyarakat dan staf. Pada ranah yang lebih luas, internalisasi
secara umum. Kelima tipe kearifan lokal tersebut kearifan lokal juga mencakup komunitas tertentu
adalah sebagai berikut. dan masyarakat secara umum. Internalisasi
1. Pengetahuan ekonomi dan teknologi kearifan lokal dalam pendidikan pada komunitas
2. Pengetahuan kemanusiaan dan sosial dan masyarakat umum ini dapat dilakukan dengan
3. Pengetahuan politik peran serta pemerintah. Pemerintah dapat
4. Pengetahuan budaya memberlakukan peraturan atau kebijakan yang
5. Pengetahuan pendidikan mendorong pelestarian kearifan lokal yang
diberlakukan terhadap komunitas tertentu dan juga
Berdasarkan uraian mengenai definisi dan masyarakat secara umum. Misalnya, pemerintah
kategori kearifan lokal di atas, kearifan lokal memberlakukan peraturan pembuatan iklan layanan
merupakan hasil interaksi yang harmonis antara masyarakat di televisi atau radio yang berisi kata-
pemikiran, perasaan, dan keyakinan yang kata yang bersumber dari kearifan lokal tertentu,
diwariskan secara turun temurun pada setiap aspek sehingga siswa menjadi akrab dengan kearifan
kehidupan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemaha- lokal tersebut setiap kali mendengar radio atau
man yang holistik terhadap kearifanb lokal itu, televisi.
yakni dengan mengeloborasi sisi intelektual, Sejalan dengan hal itu, Cheng (2002: 2)
emosional, dan spiritual. Sebagaimana dikemuka- merumuskan ranah internalisasi pada empat jenis
kan Harsono (2006: 5) bahwa kearifan memerlu- ruang lingkup pengembangan, yaitu (1) individu,
kan sinergi dan keterpaduan kecerdasan (2) institusi, (3) komunitas, dan (4) masyarakat.
intelektuan (intelligent quotient), kecerdasan Cheng (1996a dalam Cheng, 2002:32) menjelas-
emosional (emotional quotient), dan kecerdasan kan keempat ranah tersebut sebagai berikut.

154 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Ranah Wawasan Kultural yang Dikembangkan
Pengembangan individu Akulturasi
Sosialisasi nilai, norma, dan kepercayaan
Pengembangan institusi Sebagai pusat penyebaran dan reproduksi budaya
Sebagai tempat revitalisasi dan integrasi budaya
Pengembangan komunitas Menyajikan kebutuhan kultural dalam suatu komunitas
Pengembangan masyarakat Integrasi budaya dan pelestariannya
Reproduksi budaya
Produksi modal kultural
Revitalisasi budaya

Strategi Internalisasi Kearifan Lokal globalisasi juga dilakukan dengan cara mengamati
Untuk dapat menginternalisasikan kearifan perkembangan pendidikan dan budaya
lokal dalam pendidikan, dibutuhkan strategi yang internasional dan mengambil sisi positifnya untuk
tepat agar proses internalisasi itu dapat berjalan lebih menguatkan jati diri pendidikan nusantara.
dengan lancar. Pada konteks pendidikan di Indo- Berdasarkan sifatnya, terdapat beberapa
nesia, secara umum strategi itu dilakukan dengan jenis pendidikan, yaitu pendidikan formal, non-
beberapa cara, yaitu (1) internalisasi kearifan lokal formal, dan informal. Pada ketiga jenis pendidikan
pada masing-masing daerah, (2) pengenalan dan tersebut, kearifan lokal tetap bisa dilaksanakan
pemahaman keberagaman kearifan lokal yang ada, yang disesuaikan dengan karakteristik ketiga jenis
dan (3) orientasi terhadap globalisasi. Orientasi pendidikan tersebut. Easton (2004: 10) menje-
terhadap globalisasi dibutuhkan sebagai upaya laskan peran kearifan lokal terhadap ketiga jenis
pemertahanan eksistensi kearifan lokal di tengah pendidikan tersebut dan peran pendidikan
era globalisasi yang memungkinkan masuknya terhadap kearifan lokal sebagai berikut.
budaya asing ke Indonesia. Orientasi terhadap

Jenis Peran Pendidikan Peran Kearifan Lokal terhadap


Pendidikan terhadap Kearifan Lokal Pendidikan
Mengenalkan sejarah
lokal, pengetahuan sistem Menggunakan bahasa lokal
pertanian lokal, musik sebagai bahasa pengantar
tradisional, kerajinan pembelajaran.
Formal
tangan, dsb. ke dalam Adopsi format apparenticeship
pendidikan formal atau Meningkatkan tradisional sebagai bagian dari
pada kurikulum penggunaan proses penyampaian pelajaran.
perguruan tinggi. pembelajaran
Memberikan pelatihan berbasis konten Membangun dimensi
terhadap agen dan pendidikan yang baru ke dalam
pengembangan kearifan pembelajaran kelompok masyarakat
lokal atau staf kontekstual berdasarkan usia dan
administratif dalam perkumpulan tradisional.
Nonformal
metode intervensi yang
menggabungkan antara
kearifan lokal dan
pendekatan ilmu dari
Barat.
Menyalurkan informasi
Meningkatkan koneksi dan
tentang tipe dan praktik
Informal pendayagunaan kearifan lokal
kearifan lokal melalui
dengan bantuan tenaga ahli.
berbagai media.

PROSIDING 155
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat sekitar benih-benih kearifan lokal. Pema-
hubungan yang timbal balik antara kearifan lokal haman kearifan lokal dibutuhkan siswa untuk
dengan pendidikan. Keduanya saling memengaruhi mengumpulkan kearifan lokal dan juga
dan saling berkontribusi positif. Kearifan lokal yang pengetahuan global. Teori ini bertujuan untuk
diinternalisasikan dalam pendidikan bermanfaat membentuk siswa sebagai individu lokal yang
terhadap penanaman nilai karakter dan pengeta- bertindak dan berpikir sesuai dengan kearifan
huan lokal bagi peserta didik. Bersamaan dengan lokal dengan tetap meningkatkan pengetahuan
itu, pendidikan menjadi sarana bagi kearifan lokal global.
dalam upaya pemertahanan dan penguatan 3. Teori Sangkar Burung
eksistensi kearifan lokal di antara para generasi Teori ini beranggapan bahwa pengembangan
bangsa. kearifan lokal dalam pendidikan global
Pada konteks global, perlu adanya strategi membutuhkan kerangka berpikir lokal untuk
pengembangan kearifan lokal dalam pendidikan mempertahakan kearifan lokal dan untuk
yang dikaitkan dengan pengaruh budaya global. menyaring budaya global mana yang
Strategi yang digunakan mengatur bagaimana porsi dimanfaatkan dan mana yang tidak. Desain
dan kedudukan kearifan lokal dan budaya global pendidikan berdasarkan teori ini terfokus pada
dalam pendidikan. Tujuannya adalah tetap mem- pembentukan kesetiaan pada kearifan lokal
pertahankan dan mengembangkan kearifan lokal sebagai bagian penting dalam pendidikan.
dan menjawab tantangan budaya global. Berkaitan Dengan teori ini, siswa diharapkan dapat
dengan hal itu, Cheng (2002: 2-11) dan Cheng bertindak sesuai kearifan lokal dan yang
(2003: 8-17) menyebutkan enam teori internalisasi mampu memfilter pengaruh dari budaya luar.
kearifan lokal ke dalam pembelajaran yang 4. Teori DNA
mengarah pada globalisasi sebagai berikut. Teori ini beranggapan bahwa pengembangan
1. Teori Pohon kearifan lokal dilakukan dengan cara
Teori pohon beranggapan bahwa mengganti kearifan lokal yang tidak dapat
pembelajaran pada era global perlu didasari dipertahankan lagi dengan pengetahuan glo-
oleh akar budaya lokal atau kearifan lokal bal yang vital. Berdasarkan teori, pendidikan
yang kuat. Berdasarkan teori ini, pendidikan didesain dengan cara mempetimbangkan
tidak hanya dilandasi kearifan lokal tetapi juga kelemahan dan kekuatan pada kearifan lokal
dilakukan dengan mempertimbangkan dan penget ahuan global, kemudian
pengetahuan dan teknologi global untuk memanfaatkan unsur positif dari keduanya dan
pengembangan komunitas dan individu lokal membuang unsur negatif dari keduanya. Pada
sebagai local citizens. Implikasinya dalam pendidikan, teori ini bertujuan agar siswa
pemdidikan dilakukan dengan penyeleksian mampu mengkolaborasikan kearifan lokal dan
pengetahuan dan teknologi global yang sesuai pengetahuan global dengan baik.
dengan kebutuhan komunitas lokal dan cul- 5. Teori Fungus
tural preference. Teori bertujuan untuk Teori ini beranggapan bahwa pengembangan
membentuk siswa sebagai individu lokal kearifan lokal dilakukan dengan cara
dengan pandangan/harapan internasional. menyerap pengetahuan global yang
2. Teori Kristal bermanfaat bagi pengembangan kearifan lokal.
Teori ini beranggapan bahwa pengembangan Berdasarkan teori ini, siswa mengidentifikasi
kearifan lokal dilakukan dengan cara dan mempelajari pengetahuan global yang
menghimpun pengetahuan global yang ada di bermanfaat dan dibutuhkan bagi perkem-

156 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
bangan diri siswa dan juga bagi perkembangan Berdasarkan bunyi pasal tersebut, pendidik-
kearifan lokal yang ada. Dengan adanya teori an nasional di Indonesia tergolong menerapkan dua
ini, siswa diharapkan dapat bertindak dan teori sekaligus, yaitu tree theory dan birdcage
berpikir berdasarkan pengetahuan global yang theory karena ada usaha memproteksi budaya
relevan. lokal, menyaring budaya luar yang masuk ke dalam
6. Teori Amoeba negeri, sekaligus bercita-cita mampu menghadapi
Teori ini beranggapan bahwa pengembangan perubahan zaman (globalisasi). Selain kedua teori
kearifan lokal dilakukan dengan sepenuhnya tersebut, teori DNA, teori fungus, dan teori kristal
menggunakan pengetahuan global dalam juga berpotensi digunakan dalam pendidikan di
konteks lokal. Berdasarkan teori ini, kuriku- Indonesia karena ketiga teori tersebut tetap beru-
lum didesain dengan cara memasukkan paya untuk mempertahankan dan mengembangkan
perspektif dan pengetahuan global dalam skala kearifan lokal dengan memanfaatkan pengetahuan
besar. Dengan adanya teori ini, siswa diharap- global yang bermanfaat bagi pengembangan
kan dapat menjadi pribadi yang fleksibel, kearifan lokal. Sementara itu, teori amoeba tidak
terbuka, dan tanpa identitas lokal yang melekat dapat dilaksanakan di Indonesia karena teori
pada dirinya tersebut menghilangkan identitas lokal yang
melekat dalam diri siswa, sehingga teori ini
Keenam teori tersebut dipilih berdasarkan berpotensi mengikis kesadaran dan kecintaan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu terhadap kearifan lokal Nusantara.
negara. Di Indonesia, pendidikan tidak hanya
berorientasi pada kearifan lokal saja, tetapi juga Faktor yang Perlu Diperhatikan
tetap memperhatikan pengetahuan global yang
terjadi di lingkungan internasional. Misalnya, Untuk mencapai keberhasilan pembentukan
pendidikan berbasis kearifan lokal sedang marak jati diri pendidikan Nusantara yang berlandaskan
dilakukan di berbagai negara, maka Indonesia juga kearifan lokal, terdapat faktor-faktor yang perlu
melakukan hal yang sama dengan cara meng- diperhatikan sebelum, selama, dan sesudah meran-
adaptasinya dengan konten kearifan lokal yang cang dan melaksanakan usaha-usaha internalisasi
dimiliki. Namun, apabila ada model pembelajaran kearifan lokal yang dilakukan. Faktor yang perlu
yang sedang diterapkan secara massal di berbagai diperhatikan adalah fakta tentang sejauh mana
negara tapi tidak sesuai dengan nilai-nilai kearifan kearifan lokal diinternalisasikan dalam pendidikan.
lokal, maka Indonesia perlu menolak atau Kearifan lokal telah dimasukkan dalam UU
mendesain model pembelajaran tersebut agar Sisdiknas bahwa pengelolaan pendidikan jenjang
sesuai dengan konteks ke-Indonesia-an. sekolah dasar hingga sekolah menengah atas
Pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem dilakukan dengan memanfaatkan keunggulan lokal.
Pendidikan Nasional, pasal 1 tentang ketentuan Hal itu menunjukkan perhatian pemerintah
umum berbunyi: terhadap pentingnya pelestarian dan pemertahanan
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang kearifan lokal dalam pendidikan. Selain itu, pendi-
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dikan karakter yang masuk dalam kurikulum juga
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun membuka peluang bagi kearifan lokal untuk lebih
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, ditanamkan dalam dunia pendidikan. Salah satu
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap nilai karakter yang dikembangkan adalah cinta
terhadap tuntutan perubahan zaman. tanah air. Nilai karakter tersebut ditanamkan
dengan cara meningkatkan kesadaran dan kecinta-

PROSIDING 157
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
an siswa terhadap tanah air Indonesia yang terdiri Berdasarkan pertimbangan sosial, kearif-
atas berbagai suku dengan berbagai kearifan lokal an lokal yang diinternalisasikan dalam diri siswa
Indonesia yang terhimpun dalam Negara Kesatuan disesuaikan dengan ruang lingkup sosialisasi yang
Republik Indonesia. dilakukan siswa pada setiap jenjang pendidikan.
Semakin tinggi jenjang pendidikannya, maka
Potensi Kearifan Lokal semakin luas ruang lingkup sosial kearifan lokal
yang diinternalisasikan. Pada jenjang sekolah
Faktor yang perlu diperhatikan adalah dasar, ruang lingkup sosial mencakup keluarga,
kearifan lokal apa saja berpotensi diinternalisasikan tempat bermain, dan lingkungan sekolah. Pada
dalam pendidikan. Hal itu merujuk pada jenis atau jenjang sekolah menengah, ruang lingkup sosial
bentuk kearifan lokal yang dapat dimanfaatkan. mencakup keluarga, lingkungan sekolah, dan
Identifikasi potensi kearifan lokal dapat dilakukan masyarakat tempat siswa tinggal. Pada jenjang
dengan studi pustaka dan studi empiris tentang sekolah menengah atas, ruang lingkup sosial
kearifan lokal yang berpotensi dimasukkan dalam mencakup keluarga, lingkungan sekolah, masya-
pendidikan, kemudian dipetakan kearifan lokal rakat tempat siswa tinggal, dan lingkup berbangsa
mana saja yang sangat berpotensi, berpotensi, dan bernegara.
cukup berpotensi, kurang berpotensi, dan tidak Berdasarkan pertimbangan ekologis,
berpotensi diinternalisasikan dalam pendidikan. kearifan lokal yang diinternalisasikan berhubungan
Penentuan tingkat potensi itu didasarkan pada dengan potensi ekologis yang ada di sekitar siswa.
muatan nilai yang terkandung dalam kearifan lokal Hal itu dilakukan sebagai bentuk penyadaran
tersebut, apakah nilai kearifan lokal tersebut sesuai terhadap diri siswa untuk menjaga kelestarian
dengan kebutuhan dan perkembangan psikologis, lingkungan sekitar sebagai wujud rasa memiliki dan
sosial, dan ekologis siswa. tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan.
Berdasarkan pertimbangan psikologis, Wagiran (2011: 85) mencontohkan budaya sasi
kearifan lokal yang diinternalisasikan dalam diri di Maluku, tara bandu di Papua atau yang dike-
siswa disesuaikan dengan perkembangan kejiwaan nal di Jawa sebagai pranata mangsa tidak hanya
siswa, sehingga kerifan lokal yang dikembangkan berperan dalam pelestarian lingkungan, tetapi lebih
di setiap jenjang akan berbeda. Semakin tingi jauh mampu mempertahankan keselarasan
jenjang pendidikannya, maka semakin kompleks hubungan manusia dengan alam, keselarasan hidup
dan mendalam kearifan lokal yang diinternal- dan pemanfaatan sumberdaya alam secara lebih
isasikan. Pada jenjang sekolah dasar, kearifan arif.
lokal yang dikembangkan adalah yang bersifat
konkret, observable, dan sederhana, seperti
sistem pertanian, sistem kekeluargaan, dan seba- Hambatan yang Berpotensi Muncul
gainya. Pada jenjang sekolah menengah pertama, Faktor lain yang juga perlu diperhatikan
kearifan lokal yang dikembangkan adalah yang adalah hambatan yang berpotensi muncul dalam
abstrak dan kompleks, misalnya kearifan lokal di proses internalisasi kearifan lokal. Analisis
bidang ekonomi, hukum, dan budaya. Pada jen- hambatan dibutuhkan untuk memprediksi kesulitan
jang sekolah menengah atas, kearifan lokal yang apa yang berpotensi muncul dalam proses
dikembangkan adalah yang lebih abstrak dan lebih internalisasi kearifan lokal. Analisis hambatan ini
kompleks, misalnya kearifan lokal di bidang hukum, berfungsi dalam pemersiapan solusi apa yang dapat
politik, dan sebagainya. dilakukan jika hambatan itu muncul. Berdasarkan

158 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
kondisi budaya dan pendidikan di Indonesia, dengan mempertimbangkan pemberdayaan potensi
berikut ini adalah hambatan yang berpotensi kearifan lokal yang ada dengan memperhatikan
muncul dalam pembangunan jati diri pendidikan fakta pelaksanaan internalisasi kearifan lokal dalam
Nusantara berdasarkan kearifan lokal. pendidikan dan hambatan yang berpotensi muncul.
1. Kurangnya penggalian kearifan lokal yang
semakin menurun eksistensinya. Saran
2. Masih ada kearifan lokal dari suku tertentu
yang semakin berkurang penganutnya. Berdasarkan uraian tersebut, terdapat
3. Masih ada kearifan lokal dari suku tertentu beberapa saran yang disampaikan untuk beberapa
yang belum terdokumentasikan. pihak. Bagi pemerintah, disarankan untuk
4. Ketidakseimbangan penginternalisasian membentuk kebijakan pendidikan yang secara
kearifan-kearifan lokal yang ada di Indone- khusus berorientasi pada penginternalisasian
sia, sehingga ada kearifan lokal tertentu yang kearifan lokal dalam pendidikan untuk membangun
lebih sering atau banyak diinternalisasikan, jati diri pendidikan Nusantara yang khas Indone-
sedangkan kearifan lokal lain kurang atau tidak sia. Bagi pendidik, disarankan untuk meningkatkan
diinternalisasikan. pemahaman tentang kearifan lokal, sehingga dapat
5. Belum adanya petunjuk internalisasi kearifan digunakan dalam proses perancangan, pelaksana-
lokal dalam setiap jenjang pendidikan secara an, dan evaluasi internalisasi kearifan lokal dalam
spesifik, teknis, dan operasional. pembelajaran. Bagi masyarakat secara umum,
6. Kesulitan dalam memetakan atau mengatur disarankan untuk menambah wawasan tentang
kearifan lokal mana yang diinternalisasikan kearifan lokal serta menerapkannya dalam
dalam pendidikan pada setiap jenjang kehidupan, sehingga dapat dijadikan teladan bagi
pendidikan. siswa-siswi yang masih membutuhkan tuntunan
dalam memahami dan menerapkan kearifan lokal.

SIMPULAN & SARAN


DAFTAR RUJUKAN
Simpulan
Alfian, M. 2013. Potensi Kearifan Lokal dalam
Berdasarkan uraian tersebut, terdapat Pembentukan Jati Diri dan Karakter
beberapa kesimpulan yang dapat dirumuskan. Bangsa. Prosiding The 5th International
Pertama, konten kearifan lokal yang diinternalisa- Conference on Indonesian Studies:
sikan dalam pendidikan mencakup produk Ethnicity and Globalisation: 424-435.
pemikiran, pandangan hidup, dan berbagai dimensi Cheng, Y. C. 2002. Fostering Local Knowledge
kehidupan manusia. Kedua, konten kearifan lokal and Wisdom in Globalized Education:
diinternalisasikan secara berkesinambungan mulai Multiple Theories. Makalah disajikan pada
dari ranah individu, institusi, komunitas, hingga The 8th International Conference on Glo-
masyarakat. Ketiga, konten kearifan lokal balization and Localization Enmeshed:
diinternalisasikan dalam pendidikan dengan strategi Searching for a Balance in Education,
yang berorientasi pada pemeratahanan kearifan Bangkok, 18-21 November 2002, (Online),
lokal masing-masing daerah, pembentukan (https://home.ied.edu.hk/~yccheng/doc/
pemahaman tentang keanekaragaman kearifan speeches/18-21nov02.pdf), diakses 8
lokal, dan orientasi terhadap manfaat dan pengaruh Desember 2014.
pengetahuan dan budaya global. Keempat, konten Cheng, Y. C. 2003. Local Knowledge and Hu-
kearifan lokal diinternalisasikan dalam pendidikan man Development in Globalization of Edu-

PROSIDING 159
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
cation. Makalah disajikan pada The Inter- Robinson, G. 1988. Cross Cultural Understand-
national Conference on Globalization ing. Hemel Hempstead, UK: Prentice Hall
and Challenges for Education Organized International.
by National Institute of Educational Tawil, S. (2013). Education for Global Citi-
Policy and Administration (NIEPA), New zenship: A Framework For Discussion.
Delhi, 19-21 Februari 2003, (Online), UNESCO Education Research and Fore-
(https://home.ied.edu.hk/), diakses 10 sight, Paris. [ERF Working Papers Series,
Desember 2014. No. 7]: 1-8. (Online), (www.unesco.org/),
Easton, P. B. 2004. Education and Indigenous diakses 15 Oktober 2015.
Knowledge. Dalam Indigenous Knowl- Wagiran. 2011. Pengembangan Model Pendidikan
edge: Local Pathways to Global Devel- Kearifan Lokal dalam Mendukung Visi
opment: 9-12. Afrika: The World Bank. Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Yogyakarta 2020 (Tahun Kedua). Jurnal
Sistem Pendidikan Nasional. Penelitian dan Pengembangan Vol. III
Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan No. 3 : 85-100.
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Wagiran. 2012. Pengembangan Karakter Berbasis
(Online), (http://jdih.bpk.go.id), diakses 6 Kearifan Lokal Hamemayu Hayuning
September 2014. Bawana. Jurnal Pendidikan Karakter
Harsono. 2006. Kearifan dalam Transformasi Thn. Ke-2 No.3: 329-339. Yogyakarta:
Pembelajaran: dari Teacher-Centered ke LPPMP UNY.
Student-Centered Learning. Jurnal
Pendidikan Kedokteran dan Profesi
Kesehatan Indonesia Vol. I No. 1: 5-10.

160 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Berorientasi Karakter
dalam Kaitannya dengan Peningkatan
Hasil Belajar Peserta Didik
pada Mata Pelajaran Ekonomi

Muhammad Rakib, Imam Prawiranegara


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Pendidikan Ekonomi - PPs Universitas Negeri Malang
Email: rakib_feunm@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah
berorientasi karakter dalam kaitannya peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah Peserta didik kelas X.7
SMA Negeri 2 Parepare yang berjumlah 39 orang yang terdiri atas 19 laki-laki dan 20 perempuan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah
dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi, dimana hasil belajar peserta didik sebelum tindakan
mengalami peningkatan setelah penerapan pembelajaran berbasis masalah, meningkatnya aktivitas dan
respon peserta didik secara positif terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah berorientasi
karakter berupa religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Karakter, dan Hasil Belajar, Mata Pelajaran Ekonomi

Salah satu indikasi pencapaian proses secara akademis, skill (keahlian). kematangan
pendidikan adalah terwujudnya hasil belajar siswa emosional, dan moral serta spiritual. Pendidiklah
yang memuaskan. Pendidikan dapat dikatakan merupakan garda terdepan dalam menentukan
berhasil apabila tercapai hasil belajar yang baik. keberhasilan pendidikan, karena pendidik ber-
Namun, masalah yang dihadapi untuk mencapai hadapan langsung dengan para peserta pendidik
hasil belajar yang baik adalah lemahnya proses di kelas melalui proses pembelajaran.
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, Oleh karena itu, dibutuhkan sosok pendidik
peserta didik didorong untuk mengembangkan yang memiliki kompetensi dengan kualifikasi
kemampuan berpikir. Di sisi lain, pendidik dituntut pendidikan yang relevan serta memiliki dedikasi
menciptakan peserta didik yang berkualitas, baik yang tinggi dalam melaksanakan tugas profe-

PROSIDING 161
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
sionalnya. Dengan demikian, pendidik memiliki demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan menerapkan berbagai model penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah
pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta berorientasi karakter dalam meningkatkan hasil
didik dan materi pelajaran. Salah satunya model belajar peserta didik pada mata pelajaran
pembelajaran yang dianggap dapat mengembang- ekonomi.
kan kreativitas peserta didik adalah model Model pembelajaran adalah suatu perenca-
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan meng- naan atau suatu pola yang digunakan sebagai
internalisasikan nilai-nilai karakter seperti religius, pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Menurut
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat Joyce, et.al. (2014) bahwa setiap model
kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, pembelajaran. Lebih lanjut dikemukakan oleh
dan tanggung jawab. Joyce, et.,al. (2014) bahwa Model pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat
suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar
didik secara aktif dalam memecahkan masalah. secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur
Pembelajaran berbasis masalah ini akan lebih tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat
menonjolkan nilai-nilai karakter peserta didik pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam film-film, tipe-tipe, program-program, media com-
penelitian ini penerapan model pembelajaran puter, dan kurikulum (sebagai kurs untuk belajar).
Berbasis Masalah akan dihadapkan pada nilai-nilai Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain
karakter peserta didik sehingga diharapkan adanya pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata mencapai berbagai tujuan.
pelajaran ekonomi. Berdasarkan pendapat tersebut, model
Hasil pengamatan yang diperoleh peneliti di pembelajaran merupakan kerangka konseptual
SMA Negeri 2 Parepare pada tanggal 20 tentang prosedur mengorganisasikan pengalaman
Desember 2014, melalui hasil wawancara dan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
pengamatan daftar peserta didik dengan guru mata Model Pembelajaran Berbasis Masalah memfo-
pelajaran ekonomi kelas X.7 bahwa proses belajar kuskan peserta didik dengan mengarahkannya
mengajar yang berlangsung di kelas X.7 pada mata menjadi pembelajaran yang mandiri dan terlihat
pelajaran ekonomi, belum mencapai hasil belajar langsung secara aktif dalam pembelajaran berke-
sesuai yang diharapkan karena hasil belajar peserta lompok. Model ini membantu peserta didik untuk
didik masih tergolong masih rendah dengan melihat mengembangkan berpikir peserta didik dalam
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata mencari pemecahan masalah melalui pencarian
pelajaran ekonomi yang ditetapkan di SMA data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah
Negeri 2 Parepare yaitu 75. dengan rasional dan autentik (Riyanto, 2009).
Berdasarkan dari latar belakang masalah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang suatu pendekatan pembelajaran yang
akan dibahas adalah apakah penerapan model menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
pembelajaran Berbasis Masalah berorientasi konteks bagi peserta didik untuk belajar melalui
karakter dapat meningkatkan hasil belajar peserta berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
didik pada mata pelajaran ekonomi? Dengan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan

162 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dan konsep yang esensi dari materi pembelajaran Prosedur pelaksanaan Pembelajaran Ber-
(Aqib, 2013). Konsep mendasar dibangunnya basis Masalah tersebut menjadi acuan dalam
strategi pembelajaran berbasis masalah adalah melaksanakan tindakan untuk meningkatkan hasil
untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan orang belajar peserta didik pada mata pelajaran eko-
yang mempunyai komitmen tinggi untuk nomi. Hasil belajar adalah perubahan perilaku
menyelesaikan masalah adalah orang yang memiliki secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
rasa tanggung jawab. Dimana tanggung jawab potensi kemanusiaan saja. Hasil belajar
merupakan salah satu nilai karakter yang dapat ditunjukkan dengan angka-angka yang diperoleh
dikembangkan untuk menumbuhkan nilai-nilai dari hasil pemberian tugas atau tes dan sebagian
karakter yang lain, seperti kerja keras, rasa ingin evaluasi dari kegiatan belajar mengajar tersebut
tahu, disiplin dan sebagainya. Oleh karen itu, (Suprijono, 2013).
menyelesaikan masalah tidak mungkin dilakukan Namun, hasil belajar yang optimal dapat
tanpa adanya kerja keras, dan kerja keras selalu tercapai bilamana dalam proses pembelajaran bagi
mensyaratkan kedisiplinan tinggi sehingga dari nilai peserta didik mampu menciptakan nilai-nilai
karakter tanggung jawab dapat dijadikan sebagai perilaku dari seluruh aktivitas kehidupannya. Ada
gerbang masuknya nilai-nilai karakter yang lebih 18 nilai karakter yang akan digunakan untuk
kompleks. membangun karakter bangsa melalui pendidikan
Adapun prosedur pelaksanaan Pembelajar- yang ditanamkan dalam diri peserta didik. Nilai-
an Berbasis Masalah meliputi; (1) Menyadari nilai karakter tersebut yaitu Religius, Jujur,
adanya masalah, guru dapat menunjukkan masalah Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri,
yang dikhendaki melalui pemberian materi sehingga Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebang-
pesrta didik harus mampu menangkap masalah itu saan atau nasionalisme, Cinta tanah air, Menghargai
dengan sesuatu yang diharapkan. (2) Merumuskan prestasi, Komunikatif, Cinta damai, Gemar
masalah, peserta didik mampu merumuskan membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, dan
masalah dengan bantuan guru sehingga dapat Tanggung jawab (Badan Penelitian dan Pengem-
menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih fokus bangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011).
terhadap materi yang diajarkan. (3) Merumuskan Adapun Nilai-nilai karakter dalam
hipotesis, peserta didik dapat merumuskan hipo- Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu; (1) Tang-
tesis yang logis, rasional dan empiris sesuai dengan gung Jawab. Dasar dibangunnya model pembela-
materi pembelajaran. (4) Mengumpulkan data, jaran Berbasis Masalah yaitu menyelesaikan
peserta didik diharapkan mampu mengumpulkan masalah. Setiap peserta didik yang memiliki
data-data yang relevan dari berbagai referensi- tanggung jawab merupakan orang yang mempunyai
referensi yang digunakan serta menyajikannya. (5) kepekaan untuk menyelesaikan suatu masalah; (2)
Menguji hipotesis, peserta didik diharapkan Kerja Keras. Dalam menyelesaikan permasalahan
mampu menguji hipotesis yang dirumuskan melalui model pembelajaran problem based learn-
berdasarkan data data yang dikumpulkan. ing diperlukan adanya kerja keras untuk menyele-
Sehingga peserta didik mampu memilih hipotesis saikan suatu masalah; (3) Toleransi dan Demo-
yang sesuai dan benar. (6) Menentukan pilihan kratis. Penyelesaian masalah melalui model
penyelesaian, peserta didik memilih salah satu pembelajaran problem based learning yaitu penye-
kesimpulan ataupun solusi yang diambil dari lesaian masalah yang bersifat terbuka, dapat
hipotesis yang telah teruji kebenarannya ditoleransi dan bersifat demokratis; (4) Mandiri.
berdasarkan data yang relevan sebagai suatu Setiap peserta didik mampu menyelesaikan masa-
pilihan sehingga dapat menyelesaikan suatu lahnya secara mandiri khususnya masalah yang
permasalahan yang diberikan (Suyadi, 2013). bersifat individu; (5) Kepedulian Lingkungan dan
PROSIDING 163
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Sosial maupun Keagamaan. Tidak menutup tindakan, pengamatan/evaluasi tindakan dan
kemungkinan peserta didik dapat menyelesaikan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
masalah di lingkungannya secara berkelompok pada semeseter genap tahun ajaran 2014-2015
atau bekerja sama dengan sejawatnya; dan (6) di SMA Negeri 2 Parepare. Yang menjadi subjek
Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air. dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X.7
Topik- topik pembelajaran mata pelajaran sering tahun ajaran 2014/2015 terdiri dari 39 orang
kali membahas tema- tema kebangsaan. Sehingga peserta didik, yakni 19 orang laki-laki dan 20 or-
guru harus menyajikan masalah-masalah ang perempuan.
kenegaraan atau kebangsaan (Suyadi, 2013). Rancangan PTK adalah terdiri atas empat
Beberapa penelitian terdahulu mengenai tahap yaitu: Perencanaan, tindakan, pengamatan,
penerapan metode Pembelajaran Berbasis dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
Masalah yang relevan dengan penelitian ini, dianta- digunakan adalah observasi, tes, wawancara, dan
ranya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
Irwandi (2014) yang menyimpulkan bahwa yaitu analisis statistik deskriptif untuk data hasil
penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah belajar dan analisis kualitatif untuk hasil
dapat meningkatkan hasil belajar kewirausahaan pengamatan terhadap aktivitas pendidik dan
bagi peserta didik, begitu pula halnya hasil peserta didik.
penelitian yang telah dilakukan oleh Nasruddin Untuk keperluan analisis data digunakan
(2014) menunjukkan bahwa nilai hasil belajar teknik kategori tingkat penguasan materi adalah
Peserta didik sebesar 87,09 persen tuntas atau sebagi berikut:
meningkat secara signifikan. Selain itu, juga hasil
penelitian Damayanti (2014) menunjukkan Tabel 1. Interpretasi Nilai Hasil Belajar Peserta
peningkatan hasil belajar mencapai nilai rata-rata Didik pada Mata Pelajaran Ekonomi
kelas 81,17 persen. Begitu pula halnya dengan
No. Nilai Angka Kategori
penelitian yang dilakukan oleh Yunarto (2013)
1 90 - 100 Amat Baik
menunjukkan hasil Penelitian penggunaan model
2 75 - 89 Baik
penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam
3 60 -74 Cukup
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dapat 4 0 59 Kurang
meningkatkan prestasi belajar siswa dan minat Selanjutnya, ketuntasan
belajar siswa dan dalam suasana pembelajaran
memberikan suasana belajar yang lebih menye- Selanjutnya, ketuntasan belajar peserta didik
nangkan. pada mata pelajaran ekonomi pada tahun pelajaran
2014/2015 dikategorikan dengan menggunakan
kriteria yaitu; (1) Hasil penguasaan 0 persen sampai
METODE
dengan 74 persen dikategorikan tidak tuntas dan
Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan (2) Hasil penguasaan 75 persen sampai dengan
adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dan 100 persen dikategorikan tuntas.
kuantitatif dengan mendeskripsikan data yang
diperoleh berupa hasil pengamatan aktivitas pen-
HASIL & PEMBAHASAN
didik dan peserta didik selama proses pembela-
jaran. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas Peningkatan Aktivitas Pendidik
(Classroom Action Research) dengan tahapan- Pada siklus I, Pendidik dalam melaksanakan
tahapan: perencanaan tindakan, pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan

164 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
perencanaan pembelajaran. Dari hasil observasi, 120
97.44
hal ini terjadi karena Pendidik lebih banyak berdiri 100 94.87
Indikator a

di depan kelas dan kurang memberikan peng- 80


64.1 66.67 69.23 69.23 Indikator b
Indikator c
arahan kepada peserta didik dan belum mampu 60
Indikator d
mengelola kegiatan belajar mengajar di kela, 40
23.08 23.08 Indikator e
17.95 17.95
sehingga dengan adanya hambatan pada siklus I, 20
15.38 17.95 20.51 15.38
Indikator f

0 Indikator g
Pendidik berupaya untuk mengadakan perbaikan Siklus I Siklus II
pada siklus II dengan upaya yakni: (1) Pemberian
pengarahan kepada Peserta Didik dalam Gambar 1. Peningkatan Aktivitas Peserta Didik
mengikuti proses pembelajaran, (2) Lebih menga-
wasi jalannya diskusi, dan (3) Membimbing
Peserta Didik dalam proses pembelajaran Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pening-
Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, kataan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
Perkembangan aktivitas Pendidik dari siklus I ke Peningkatan aktivitas peserta didik tersebut dapat
siklus II, menunjukkan adanya peningkatan dalam dilihat dari indikator:
setiap pertemuan pada Siklus II. Ini terlihat dari a. Meningkatnya persentase peserta didik yang
setiap indicator yang tercapai. Hal ini disebabkan hadir dalam pembelajaran melalui model PBL,
karena Pendidik sudah intensif dalam membimbing dari siklus I sebesar 94,87 persen selama dua
Peserta Didik yang mengalami kesulitan dan kali pertemuan menjadi 97,44 persen pada
meningkatnya aktivitas Pendidik dalam siklus II dengan jumlah pertemuan sebanyak
mempertahankan dan meningkatkan suasana dua kali. Hal ini berarti peserta didik lebih
pembelajaran Problem Based Learning. Ini senang mengikuti kegiatan proses pem-
terlihat pada siklus I pengamat memberikan belajaran dan timbulnya sikap disiplin dalam
penskoran dalam kategori cukup dengan per- kehadiran peserta didik.
sentase 3,70 persen, kategori baik dengan b. Pada siklus I persentase peserta didik yang
persentase 7,14 persen, dan kategori sangat baik memperhatikan pendidik menyampaikan
88,89 persen. Dan pada siklus II terjadi materi ekonomi adalah 64,10 persen dan pada
peningkatan dimana pengamat memberikan siklus II menjadi 69.23 persen. Hal ini berarti
penskoran dalam kategori baik dengan persentase bahwa semakin meningkatnya minat peserta
74,07 persen dan kategori sangat baik 25,93 didik untuk mengikuti mata pelajaran ekonomi
persen. Dengan demikian aktifitas pendidik dari dan timbulnya karakter rasa ingin tahu tentang
siklus I ke siklus II telah terjadi peningkatan dalam materi yang disampaikan oleh pendidik dan
proses pembelajaran penerapan model adanya saling menghargai terhadap pendidik
Pembelajaran Berbasis Masalah. dalam menyampaikan materi.
c. Pada Siklus I persentase peserta didik yang
Peningkatan Aktivitas Peserta Didik mengajukan pertanyaaan mengenai materi
yang belum dipahami sebesar 15,38 persen
Perkembangan aktivitas peserta didik dalam dan pada Siklus II menjadi 20,51 persen
proses pembelajaran ekonomi melalui model sehingga terlihat terjadi peningkatan per-
pembelajaran Berbasis Masalah dapat diamati sentase peserta didik yang mengajukan per-
pada gambar di berikut ini: tanyaan, hal ini menunjukkan bahwa adanya
keberanian, kejujuran dan kemandirian

PROSIDING 165
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
peserta didik dalam mengajukan pertanyaan yang melakukan aktivitas lain sebesar 17.95
yang belum dipahami mulai meningkat. persen dan mengalami penurunan sebesar
d. Pendidik ingin mengetahui sejauh mana 15.38 persen pada Siklus II. Tingkat persen-
pemahaman peserta didik terhadap materi tase yang menurun menandakan adanya saling
yang telah diajarkan. Untuk mengetahui itu, menghargai terhadap peserta didik serta
pendidik bertanya kepada peserta didik. Pada peseerta didik mulai tertarik dengan pembe-
siklus I persentase peserta didik yang lajaran dengan menggunakan model Pem-
menjawab pertanyaan/permasalahan yang belajaran Berbasis Masalah.
diajukan oleh pendidik adalah 17,95 persen
dan pada siklus II menjadi 23.08 persen. Selain karakter-karakter diatas yang
Meningkatnya persentase peserta didik yang menunjukkan peningkatan terhadap peserta didik.
menjawab atau mengeluarkan pendapat Karakter yang juga berkembang pada saat proses
menunjukkan bahwa keberanian dan pembelajaran berlangsung yaitu religius. Hal ini
kepercayaan diri serta pemahaman peserta ditandai pada setiap kegiatan awal dan kegiatan
didik mulai meningkat. Selain itu, timbulnya akhir pada proses pembelajaran, peserta didik
karakt er bertanggung jawab unt uk melakukan doa bersama sesuai dengan
menyelesaikan suatu pertanyaan yang keyakinannya dan peserta didik juga memberikan
diberikan oleh pendidik. ucapan salam kepada pendidik.
e. Pada Siklus I persentase peserta didik yang
aktif terlibat dalam diskusi adalah 66.67 persen Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
dan pada Siklus II menjadi 69.23 persen
sehingga terlihat terjadi peningkatan Sebelum pelaksanaan tindakan terlebih
persentase peserta didik yang terlibat aktif dahulu peserta didik diberikan tes untuk
dalam pemecahan, hal ini menunjukkan bahwa mengetahui kemampuan awal sebagai dasar
interaksi sosial, keterbukaan, kerjasama, pengambilan keputusan untuk menuju ke tahap
kerja keras dan rasa tanggung jawab antara tindakan tentang mata pelajaran ekonomi standar
peserta didik untuk memecahkan masalah kompotensi Pendapatan Domesti Bruto (PDB),
dengan menyelesaikan lembar kerja Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB),
kelompok dalam pembelajaran mulai Pendapatan Nasional Brut o (PNB) dan
meningkat. Pendapatan Nasional (PN). Selanjutnya,
f. Pada siklus I persentase peserta didik yang pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama
mempresentasekan hasil kerja kelompoknya 3 kali pertemuan sudah termasuk tes hasil belajar,
sebesar 17.95 persen selama dua kali begitu pula pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan menjadi 23.08 persen pada Siklus dilaksanakan selama 3 kali pertemuan sudah
II, hal ini menunjukkan bahwa kemandirian, termasuk tes hasil belajar.
tanggung jawab dan kepercayaan diri peserta Adapun rangkuman statistik skor hasil tes
didik mulai meningkat. awal dan sesudah pelaksanaan tindakan dengan
g. Adapun peserta didik yang melakukan menggunakan model pembelajaran berbasis
aktivitas lain dalam proses pembelajaran masalah dalam meningkatkan hasil belajar peserta
sehingga terjadi keributan yang akan didik pada mata pelajaran ekonomi dapat dilihat
menganggu peserta didik lain yang sedang pada Tabel 2.
belajar. Pada Siklus I persentase peserta didik .

166 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tabel 2 menunjukkan bahwa skor hasil tes didik juga belum mencapai Kriteria Ketuntasan
sebelum tindakan untuk mengetahui kemampuan Minimal, dimana skor hasil tes yang diperoleh
awal peserta didik dari 39 orang meliputi skor meliputi skor tertinggi yaitu 88 dan skor terendah
tertinggi sebesar 85 dan terendah 20, skor rata- yaitu 28 dengan skor rata-rata yaitu 60.82. Pada
rata 47,13 dan ketuntasan klasikalnya 20,51 siklus I hanya dihadiri oleh 34 peserta didik karena
persen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes awal 5 orang diberi tugas mewakili sekolah dalam
atau sebelum pelaksanaan tindakan untuk rangka kegiatan ekstra kurikuluer.
mengetahui kemampuan awal peserta didik pada Di mana pencapai hasil belajar peserta didik
mata pelajaran ekonomi khususnya pokok pada siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan
bahasan Pendapatan Nasional tidak mencapai minimal, maka dilanjutkan dengan melakukan
indikator keberhasilan (Kriteria Ketuntasan Mini- tindakan siklus II. Adapun hasil belajar peserta
mal sebesar 75). Oleh karena itu, perlu dilanjutkan didik pada siklus II mengalami peningkatan cukup
dalam bentuk pelaksanaan tindakan dengan signifikan. Hal tersebut disebabkan telah dilakukan
menggunakan model pembelajaran yang sesuai perbaikan-perbaikan baik dari segi persiapan
dalam hal ini model pembelajaran berbasis pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun
masalah. evaluasi hasil belajar. Adapun pencapai hasil belajar
Tindakan siklus I dilaksanakan dengan peserta didik pada siklus II meliputi skor tertinggi
menerapkan model Pembelajaran Berbasis yaitu 88 dan skor terendah yaitu 25 dengan skor
Masalah, namun pencapaian hasil belajar peserta rata-rata dari 37 peserta didik sebesar 75.14.

Tabel 2. Skor Hasil Tes Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Tindakan


Skor Hasil Tes Sesudah
Skor Hasil Tes
Keterangan Tindakan
Sebelum Tindakan
Siklus I Siklus II
Subjek Penelitian 39 34 37
Skor Ideal 100 100 100
Skor Tertinggi 85 88 88
Skor Terendah 20 28 25
Rata-rata Skor 47.13 60.82 75.14
Ketuntasan Klasikal 20.51 44.12 83.78
Sumber: Olah Data Hasil Tes Sebelum dan Sesudah Tindakan, 2015

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase hasil belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran Ekonomi
Sebelum Sesudah Tindakan
No. Skor Kategori Tindakan Siklus I Siklus II
F % F % F %
1 90 100 Amat Baik 0 0 0 0 0 0
2 75 89 Baik 8 20,51 15 44,12 31 83,78
3 60 74 Cukup 1 2,56 4 11,76 0 0
4 0 59 Kurang 30 76,92 15 44,12 6 16,22
Jumlah 39 100 34 100 37 100
Sumber: Olah Data Hasil Tes Sebelum dan Sesudah Tindakan, 2015

PROSIDING 167
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Selanjutnya, skor tes hasil belajar peserta bahwa peserta didik yang memperoleh nilai e 75
didik tersebut didistribusikan dalam empat kategori (nilai KKM) hanya 8 orang (20,51 persen)
sebagaimana disajikan pada tabel 3. sementara peserta didik yang memperoleh nilai d
Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi 75 sebanyak 31 orang (79.49 persen).
frekuensi dan persentase hasil belajar peserta didik Pada hasil tes siklus I menunjukkan adanya
pada mata pelajaran ekonomi mengalami pening- peningkatan dibandingkan pada keadaan awal
katan yaitu dari hasil tes sebelum tindakan atau peserta didik. Dari 34 peserta didik yang hadir
menerapkan model Pembelajaran Berbasis dan mengikuti tes evaluasi siklus I terdapat 15
Masalah hanya 20,51 persen berada pada kategori peserta didik yang dinyatakan tuntas atau sebesar
baik, meningkat menjadi 44,12 persen sesudah 44,12 persen sedangkan peserta didik yang tidak
dilakukan tindakan siklus I, dan 83,78 persen tuntas sebanyak 19 orang (55.88 persen). Walau-
sesudah dilakukan tindakan siklus II, sebaliknya pun telah terjadi peningkatan pada siklus I namun
dari hasil tes sebelum tindakan yaitu 76,92 persen pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini belum
berada pada kategori kurang, mengalami penurun- dinyatakan berhasil karena pencapaian 75 persen
an menjadi 44,12 persen sesudah dilakukan ketuntasan peserta didik belum tercapai.
tindakan siklus I, dan hingga turun mencapai 16,22 Setelah pelaksanaan siklus I, peneliti beralih
persen. Ini berarti peserta didik mengalami pening- ke siklus II. Pada pelaksanaan siklus II peneliti
katan pemahaman tentang materi ekonomi melalui menerapkan model Pembelajaran Berbasis
penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Masalah sebaik mungkin agar terjadi peningkatan
Untuk lebih jelasnya, ketuntasan hasil belajar kemampuan peserta didik. Berdasarkan gambar
peserta didik pada mata pelajaran ekonomi dengan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masa- didik pada siklus II terjadi peningkatan dibanding-
lah dapat dilihat pada Gambar 2. kan siklus I. Jumlah peserta didik yang tuntas pada
siklus II sebanyak 31 orang (83.78 persen)
90 83.78
sementara peserta didik yang dinyatakan tidak
79.49
80 tuntas terjadi penurunan sebanyak 6 orang (16,22
70
60 55.88 persen) pada siklus II.
44.12
50 Tuntas Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
40
30 20.51
Tidak Tuntas yang telah dirumuskan pada bagian indikator
16.22
20
10
keberhasilan menetapkan bahwa apabila terdapat
0 75 persen peserta didik yang mendapat nilai mini-
Keadaan Awal Siklus I Siklus II
mal 75 sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan
Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Minimal) maka kelas dianggap tuntas secara
Didik pada Mata Pelajaran Ekonomi klasikal. Dengan ketentuan tersebut maka hasil
belajar peserta didik pada siklus II yakni 83.78
persen telah melampaui 75 persen. Oleh karena
Gambar 2 menunjukkan tingkat ketuntasan itu, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
hasil belajar peserta didik pada mata Pelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar
Ekonomi. Sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih peserta didik pada mata Pelajaran Ekonomi.
dahulu peneliti memberikan tes kemampuan awal Berdasarkan analisis data hasil belajar terse-
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik but dapat dikemukakan bahwa proses pembela-
sebelum penerapan model Pembelajaran Berbasis jaran sudah mencapai tujuan yang dipersyaratkan
Masalah. Hasil tes awal tersebut menunjukkan untuk mata pelajaran ekonomi dalam indikator

168 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
keberhasilan (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu ekonomi dan proses pembelajaran dengan
minimal 75 persen dari jumlah peserta didik. menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Dengan demikian hipotesis tindakan dalam Masalah. Respon atau tanggapan peserta didik
penelitian ini telah terjawab bahwa hasil belajar tersebut, antara lain: (1) Sebagian besar peserta
mata pelajaran ekonomi standar kompotensi didik memberikan respon atau tanggapan bahwa
Pendapatan Domesti Bruto (PDB), Pendapatan pembelajaran ekonomi khususnya materi Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Re-
Nasional Bruto (PNB) dan Pendapatan Nasional gional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto
(PN) bagi peserta didik meningkat melalui (PNB) dan Pendapatan Nasional (PN)
penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
berorientasi karakter. Hasil penelitian ini sejalan cara menghitung pendapatan-pendapatan yang
dengan penelitian Irwandi (2014), Nasruddin ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun
(2014), Damayanti (2014), dan Yunarto (2013) demikian, masih ada sebagian kecil peserta didik
yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran memberi respon dan tanggapan bahwa cukup sulit
Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar mempelajari ekonomi karena banyak rumus atau
peserta didik. Dalam hal ini, dapat meningkatkan perhitungan, (2) Sebagian besar peserta didik
keaktifan peserta didik dalam menyelesaikan suatu memberi respon atau tanggapan bahwa sangat
permasalahan. senang mengikuti mata pelajaran ekonomi dengan
Selain itu, hasil penelitian ini juga menguat- menggunakan model Pembelajaran Berbasis
kan teori belajar yang dikemukakan oleh Vigotsky Masalah, dengan alasan bahwa adanya penerapan
(Rusman, 2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran tersebut dapat membantu
perkembangan intelektual terjadi pada saat peserta didik berpikir, menghargai pendapat or-
individu berhadapan dengan pengalaman baru dan ang lain dan juga mampu bekerja sama dalam
menantang serta ketika mereka berusaha untuk menyelesaikan permasalahan dengan teman-
memecahkan masalah yang dimunculkan. Begitu temannya. Selain itu, peserta didik juga dapat lebih
pula halnya, dengan teori belajar Jerome S. memiliki rasa percaya diri untuk berbicara dengan
Brunner (Rusman, 2013) yang menggunakan baik di depan umum, dan (3) Para peserta didik
konsep scaffolding dan interaksi sosial di kelas menginginkan dalam proses pembelajaran di dalam
maupun di luar kelas. Dari teori tersebut dapat kelas, hendaknya guru menggunakan model
dikemukakan bahwa peserta didik berusaha pembelajaran yang dapat membuat peserta didik
menyelesaikan suatu permasalahan dengan lebih aktif.
pengetahuan yang telah dimiliknya melalui kegiatan
belajar dalam interaksi sosial dengan teman lainnya. SIMPULAN DAN SARAN
Sehingga peserta didik lebih aktif dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-
Respon atau Tanggapan Peserta didik hasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)
Aktivitas pendidik mengalami peningkatan dilihat
Pada akhir pelaksanaan tindakan kelas dari segi memberikan apersepsi, melakukan
dengan menggunakan model Pembelajaran kegiatan inti, mengelola kegiatan belajar mengajar,
Berbasis Masalah, peneliti memberi kesempatan melakukan evaluasi, memberikan penghargaan,
kepada peserta didik untuk memberikan respon menyimpulkan materi pelajaran, mangatur waktu,
dan tanggapan secara tertulis tentang pembelajaran dan memberikan pertanyaan kepada peserta didik,

PROSIDING 169
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
(2) Aktivitas peserta didik mengalami peningkatan (PNB) dan Pendapatan Nasional (PN) dengan
dilihat dari indikator karakter religius, jujur, menggunakan model pembelajaran Berbasis
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, Masalah, diharapkan pendidik mampu
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan menyajikan masalah-masalah yang sering dijumpai
atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak lagi. (3)
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan pendidikan ekonomi agar dapat meneliti lebih jauh
tanggung jawab, (3) Rata-rata hasil belajar mengenai cara maupun metode yang lebih efektif
ekonomi pada standar kompotensi Produk serta efisien untuk mengatasi kesulitan peserta didik
Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Re- dalam memahami konsep dan memecahkan
gional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto masalalah yang ada.
(PNB) dan Pendapatan Nasional (PN) sebelum
penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah DAFTAR RUJUKAN
adalah 47,13, dan.skor rata-rata hasil belajar
ekonomi sesudah pemberian tindakan kelas pada Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan
siklus I adalah 60,82 dan pada siklus II adalah Strategi Pembelajaran Kontekstual
75,14, dengan peningkatan persentase ketuntasan (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
hasil belajar ekonomi peserta didik dari 44,12 Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
persen menjadi 83,78 persen, dan (3) Tanggapan Kurikulum dan Perbukuan. 2011. Pedoman
peserta didik terhadap pembelajaran ekonomi Pelaksanaan Pendidikan Karakter
dengan menggunakan model Pembelajaran (Berdasarkan Pengalaman di Satuan
Berbasis Masalah berorientasi pada karakter pada Pendidikan Rintisan). Jakarta: Kemen-
umunya sangat positif, mereka semakin termotivasi terian Pendidikan Nasional Badan Penelitian
dan berminat karena saling bertukar pikiran dan Dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan
bersama-sama menyelesaikan masalah dalam Perbukuan
Lembar Kerja Kelompok (LKK). Damayanti, Ummi. 2014. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi
Saran Pada Materi Konsumsi Dan Investasi Bagi
Untuk memaksimalkan pembelajaran Peserta Didik Kelas X.3 SMA Negeri 2
ekonomi dan hasil belajar ekonomi peserta didik, Takalar. Penelitian Tidak Dipublikasikan.
disarankan bahwa: (1) Pembelajaran ekonomi Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas
pada standar kompotensi Produk Domestik Bruto Negeri Makassar.
(PDB), Produk Domestik Regional Bruto Irwandi. 2014. Penerapan Model Pembelajaran
(PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB) dan Problem Based Learning (PBL) Untuk
Pendapatan Nasional (PN) melalui penerapan Meningkatkan Hasil Belajar Kewira-
model pembelajaran Berbasis Masalah perlu usahaan Pada Kompetensi Dasar
diterapkan dan dipertimbangkan sebagai salah satu Menganalisis Aspek-Aspek Perencanaan
alternatif pembelajaran, agar peserta didik dapat Usaha Bagi Peserta Didik Kelas 11
memahami konsep ekonomi yang diajarkan dengan Pemasaran 2 SMK Negeri 4 Makassar.
baik. (2) Untuk melaksanakan pembelajaran Tidak Dipublikasikan. Jurusan Pendidikan
ekonomi pada standar kompotensi Produk Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Re- Negeri Makassar. Makassar.
gional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto

170 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Joyce, Bruce, Weil, Marsha, dan Calhoun, Emily, Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning,
2014. Models of Teaching (9th Edition), Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Boston: Allyn & Bacon. Pustaka Pelajar.
Nasruddin. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Untuk Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
Meningkatkan Hasil Belajar Kewirausahaan Remaja Rosdakarya.
Pada Kompetensi Dasar Menganalisis Yunarto, Agustinus. 2013. Penerapan
Aspek-Aspek Perencanaan Usaha Bagi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Peserta didik Kelas Xi Administrasi Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Perkantoran 1 SMK Negeri 4 Pinrang. Pada Materi Pokok Perdagangan
Penelitian Tidak Dipublikasikan. Internasional pada kelas IX A SMP
Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri 2 Gabus. Ekonomi (Jurnal Ilmiah
Negeri Makassar. Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Semarang). Volume 01 Nomor 01 tahun
Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2013.
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran,
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers, PT. Rajagrafindo
Persada.

PROSIDING 171
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Intensi Berwirausaha Siswa SMK: Perspektif
Prakerin, Motivasi Berprestasi, dan Keyakinan
Diri (Self-Efficacy)

Wahyu Oktaviatul Janah


Agung Winarno
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
E-mail: wahyuoktaviatuljanah@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengalaman praktik kerja industri, motivasi
berprestasi, keyakinan diri terhadap intensi berwirausaha.Penelitian ini dilakukan pada siswa SMKN 1
Banyuwangi, sampling menggunakan metode Proportional Random, dan analisis menggunakan regresi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman praktik kerja industri dan keyakinan diri
berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha, adapun motivasi berprestasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap intensi berwirausaha.
Kata kunci: Intensi berwirausaha, Prakerin, Motivasi Berprestasi, Keyakinan Diri

Posisi daya saing Indonesia saat ini mengingat sifatnya yang mandiri, sehingga tidak
meningkat di kanca global. Dalam laporan The tergantung pada ketersediaan lapangan kerja yang
Global Competitiveness Index 2014-2015, In- ada.
donesia menempati posisi ke-34 dari 144 negara Namun, intensi berwirausaha di Indonesia
di dunia dengan skor 4,57, atau naik 4 level dari masih sangat rendah. Mengacu data Kementerian
tahun lalu yang berada di posisi 38. Sehubungan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, jumlah
dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN wirausahawan di Indonesia masih minim. Sebab,
(MEA) pada awal tahun 2015, menjadikan baru mencapai 1,56 persen dari total populasi
tantangan wirausaha di Indonesia menjadi lebih penduduk Indonesia. Bank Indonesia pun mencatat
tinggi karena bersaing dengan negara-negara di tingkat kewirausahaan Indonesia masih kalah dari
wilayah Asia Tenggara. negara-negara tetangga. Jumlah pelaku usaha
Seorang wirausaha mempunyai peran mandiri di Malaysia, Thailand, dan Singapura,
penting dalam sebuah negara. Sebuah negara akan melampaui 4 persen dari keseluruhan populasi
maju dan sejahtera apabila memiliki wirausaha penduduknya (http://www.jpnn.com). Oleh sebab
minimal 2 persen dari jumlah penduduknya. Oleh itu, perlu ditingkatkan intensi berwirausaha pada
karena itu, munculnya wirausahawan sangat diri seseorang.
diharapkan untuk menekan tingkat pengangguran. Intensi berwirausaha adalah keinginan/niat
Menurut Wijaya (2007:117) Berwirausaha yang ada pada diri seseorang untuk melakukan
merupakan salah satu pilihan yang rasional suatu tindakan wirausaha (Wijaya, 2007). Niat

172 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
yang berasal dari dalam diri seseorang yang industri, hal ini menyebabkan individu memiliki
kemudian akan mendorongnya untuk melakukan intensi berwirausaha yang lebih tinggi.
suatu tindakan nyata. Menumbuhkan intensi berwirausaha
Ketakutan yang terjadi pada lulusan SMK dibutuhkan motivasi berprestasi dan keyakinan diri
untuk memulai usaha adalah tidak adanya (self-efficacy) sebagai pendukungnya. Menurut
pengalaman, pengetahuan dan wawasan. Lulusan Fatchurrochman (2011:61) Motivasi berprestasi
SMK yang pernah terjun secara langsung di dunia adalah kesungguhan atau daya dorong seseorang
usaha/dunia industri memiliki nilai tambah, tak untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah
hanya keterampilan yang diperoleh namun jiwa dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat
entrepreneur juga telah tertanam. atau diraih orang lain.
Bentuk upaya peningkatan wawasan dan Menurut Cahyono (1983:36) Mereka yang
keterampilan siswa yang dilakukan kalangan SMK memiliki motivasi prestasi tinggi cenderung
adalah dengan melakukan praktik kerja industri mengerjakan tugas yang kemungkinan dapat
(PRAKERIN). Praktik kerja industri merupakan dikerjakan atau berhasil, menolak tugas yang
salah satu bagian dari pendidikan sistem ganda dianggap terlalu mudah dan atau terlalu sulit. Pada
(PSG) sebagai program bersama antara SMK penelitian Owoseni (2014) menunjukkan hasil
dengan dunia usaha/dunia industri dengan tujuan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
mengembangkan kemampuan, keahlian dan motivasi berprestasi dan intensi berwirausaha.
profesional di tempat kerja sesuai bidang studi Setiap siswa memiliki motivasi berprestasi
masing-masing siswa. Lulusan SMK lebih mudah dan keyakinan diri (self-efficacy) yang berbeda.
masuk dalam dunia usaha/dunia industri karena Bandura (1994:1) menyatakan Self efficacy
setiap mata pelajaran disertai dengan praktik adalah keyakinanpribadi yang kuatdalam kete-
keterampilan. rampilan dan kemampuan untuk memulai tugas dan
Untuk menjadi seorang wirausaha yang memimpinnya untuk sukses.
profesional membutuhkan intensi berwirausaha Dalam hasil penelitian Owoseni (2014) juga
dalam diri siswa. Intensi berwirausaha dapat menjelaskan adanya hubungan yang signifikan
muncul saat melaksanakan praktik kerja industri antara keyakinan diri (self-efficacy) dan intensi
yang diselenggarakan sekolah, karena siswa terjun berwirausaha. Pada penelitian Peng, dkk (2012)
langsung dalam dunia usaha/dunia industri maka dengan judul Entrepreneurial Intentions and Its
akan timbul ketertarikan untuk menjadi seorang Influencing Factors: A Survey of the Univer-
wirausaha. Di sekolah siswa dibekali dengan sity Students in Xian China. Hasil penelitian
keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan menunjukkan keyakinan diri (self-efficacy) pada
bidang masing-masing, mempersiapkan siswa mahasiswa berdampak positif dan signifikan
untuk mandiri, mampu bersaing dan tidak terhadap intensi berwirausaha.
tergantung pada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Dalam penelitian Suan, dkk (2011) meng- Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri,
ungkapkan bahwa pengalaman mempunyai Motivasi Berprestasi, Keyakinan Diri (Self-Effi-
hubungan positif yang signifikan terhadap intensi cacy) Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK
berwirausaha. Dalam penelitian tersebut Negeri 1 Banyuwangi.
menunjukkan bahwa sebelum praktik kerja industri
baik secara langsung maupun tidak langsung, METODE
individu terkait dengan sikap, norma dan kontrol
perilaku yang dirasakan selama praktik kerja Penelitian ini merupakan penelitian kuanti-
tatif, menggunakan analisis deskriptif, analisis

PROSIDING 173
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
regresi linier berganda, dan uji asumsi klasik yang siswa kelas XII SMK Negeri 1 Banyuwangi mem-
meliputi uji normalitas, multikolinearitas, dan peroleh grand mean sebesar 4,415, hal ini menun-
heteroskedastisitas. Pengambilan sampel jukkan bahwa kondisi pengalaman praktik kerja
menggunakan teknik Proportional Random Sam- industri siswa tergolong sangat tinggi. Motivasi ber-
pling. Metode pengumpulan data menggunakan prestasi siswa memperoleh grand mean sebesar
kuesioner dan dokumentasi. Metode angket 3,895, hal ini menunjukkan bahwa kondisi
digunakan untuk pengambilan data sekunder yaitu motiviasi berprestasi siswa tergolong tinggi.
pengalaman praktik kerja industri, motivasi Keyakinan diri (self-efficacy) siswa memperoleh
berprestasi, keyakinan diri (self-efficacy) dan grand meanssebesar 3,813, hal ini menunjukkan
intensi berwirausaha.. Rancangan penelitian ini bahwa kondisi keyakinan diri (self-efficacy) siswa
adalah sebagaimana gambar 1. tergolong baik. Intensi berwirausaha siswa
memperoleh grand means sebesar 4,029 (intensi
berwirausaha siswa tergolong tinggi). Hasil analisis
regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 1
Hasil dari pengujian hipot esis: (1)
pengalaman praktik kerja industri berpengaruh
terhadap intensi berwirausaha siswa; (2) motivasi
berprestasi tidak berpengaruh terhadap intensi
berwirausaha siswa; (3) keyakinan diri (self-effi-
cacy) berpengaruh terhadap intensi berwirausaha
siswa.
Gambar 1: Rancangan Penelitian
PEMBAHASAN
HASIL Pengalaman Praktik Kerja Industri
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif Hasil distribusi frekuensi variabel pengalam-
diketahui bahwa pengalaman praktik kerja industri an praktik kerja industri memiliki nilai rata-rata

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda


Koefisien tak terstandar Koefisien terstandar
Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Konstanta) 9,476 3,836 2,470 0,014
Pengalaman Praktik 0,380 0,103 0,251 3,678 0,000
Kerja Industri (X1)
Motivasi Berprestasi 0,139 1,839 0,068
(X2)
Keyakinan Diri 0,408 0,105 0,265 3,880 0,000
(self-efficacy) (X3)
Variabel terikat : Intensi Berwirausaha
Fhitung : 19,206
Sig. : 0,000
R : 0,409
R Square : 0,167
Adjusted R Square : 0,159

174 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
sebesar 4,415. Hal ini menunjukkan bahwa intensi berwirausaha. Didukung penelitian
pengalaman praktik kerja industri siswa kelas Putra,dkk (2009:2) menjelaskan Pengalaman
dalam kategori sangat baik. Beberapa faktor yang praktik kerja industri akan memberikan bekal
mendorong pengalaman praktik kerja industri siswa ketrampilan dan kesiapan mental yang lebih matang
sangat baik, karena dari pihak sekolahpun untuk terjun ke dunia wirausaha.
mendukung sepenuhnya dengan bekerja sama
dengan dunia kerja/dunia industri yang terbaik di Motivasi Berprestasi
dalam maupun di luar negeri. Jalinan kemitraan
sekolah dengan dunia kerja/dunia industri sangat Hasil distribusi frekuensi variabel motivasi
membantu siswa untuk memiliki keahlian berprestasi memiliki nilai rata-rata sebesar 3,895.
profesional yang sesuai dengan kompetensi Hal ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi
keahlian yang dibutuhkan. siswa kelas dalam kategori baik. Motivasi
Berdasarkan hasil penelitian, ada pengaruh berprestasi merupakan salah satu faktor internal
positif dan signifikan antara pengalaman praktik individu, dalam bentuk cara belajar, keinginan
kerja industri terhadap intensi berwirausaha siswa. belajar dan menentukan keberhasilan demi meraih
Adanya pengaruh tersebut dapat disimpulkan suatu tujuan yang ingin dicapai. Siswa yang
bahwa pengalaman praktik kerja industri baik memiliki motivasi berprestasi yang baik yaitu
tinggi ataupun rendah mempengaruhi secara positif terlihat dari keinginan untuk mencapai tujuan di masa
yang signifikan untuk meningkatkan intensi depan, dibuktikan dengan suka membaca biografi
berwirausaha siswa. orang-orang sukses untuk belajar bagaimana cara
Selama mengikuti praktik kerja industri mereka mengatasi rintangan dan hal-hal besar yang
siswa mendapatkan pengalaman tentang telah dicapai, siswa mampu mempertimbangkan
beradaptasi dengan lingkungan baru, berkomu- resiko dari kegiatan yang diambil, dan mengharap-
nikasi secara efektif (baik lisan maupun tulisan), kan imbalan atas apa yang telah dikerjakan.
belajar bekerja sama dan merencanakan kegiatan Berdasarkan hasil penelitian, tidak ada
dengan orang lain (kerja sama tim/kelompok), pengaruh positif yang signifikan antara motivasi
serta memanfaatkan waktu dengan bijak dengan berprestasi terhadap intensi berwirausaha siswa.
menerapkan etika dalam bekerja. Pengalaman Hal ini dapat disimpulkan bahwa motivasi
selama praktik kerja industri yang mendorong berprestasi siswa yang baik, tidak mempengaruhi
siswa untuk niat berwirausaha. tinggi rendahnya intensi berwirausaha. Dalam
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian penelitian ini, motivasi berprestasi yang baik
sebelumnya yang dilakukan oleh Suan, dkk dianggap untuk menumbuhkan hal lain atau faktor
(2011:37) menjelaskan Pengalaman mempunyai lain diluar penelitian bukan untuk menumbuhkan
hubungan positif yang signifikan terhadap intensi intensi berwirausaha. Motivasi berprestasi siswa
berwirausaha. Dalam penelitian tersebut menun- tidak berpengaruh terhadap intensi berwirausaha,
jukkan bahwa sebelum praktik kerja industri baik karena ada variabel lain yang lebih mem-
secara langsung maupun tidak langsung, individu pengaruhinya. Hal ini dapat dibuktikan dari R2 =
terkait dengan sikap, norma dan kontrol perilaku 16,7% dapat dilihat bahwa variabel dalam
yang dirasakan selama praktik kerja industri, hal penelitian ini hanya mempengaruhi intensi
ini menyebabkan tumbuhnya intensi berwirausaha. berwirausaha sebesar 16,7% selebihnya yaitu
Hal ini serupa dengan hasil penelitian Farouk 83,3% dipengaruhi oleh variabel lain atau faktor
dan Ikram (2014:53) menyatakan Pengalaman lain diluar penelitian.
praktik berpengaruh positif dan signifikan terhadap

PROSIDING 175
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Penelitian ini tidak sesuai dengan hasil keyakinan diri (self-efficacy) berpengaruh positif
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Farouk dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Pada
dan Ikram (2014:52) menjelaskan bahwa motivasi variabel keyakinan diri (self-efficacy) memberikan
berprestasi berpengaruh positif dan signifikan sumbangan terbesar pada variabel intensi ber-
terhadap intensi berwirausaha. Serta hasil penelitian wirausaha. Sehingga, dapat disimpulkan variabel
Wijaya (2007:127) dijelaskan bahwa seseorang yang dominan mempengaruhi intensi berwirausaha
yang memiliki adversity intellegensi pasti memiliki adalah variabel keyakinan diri (self-efficacy). Hal
need for achivement, locus of control, dan self ini didukung penelitian Ekpe dan Mat (2012:9)
efficacy yang tinggi, sehingga berpengaruh menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan yang
terhadap intensi berwirausaha. meliputi keyakinan diri (self-efficacy) dan
pendidikan mempunyai hasil yang positif dan
Keyakinan Diri (Self-Efficacy) signifikan terhadap intensi berwirausaha pada
murid bisnis wanita di Nigeria. Diperkuat dengan
Hasil distribusi frekuensi variabel keyakinan penelitian Wijaya (2007:127) dijelaskan seseorang
diri (self-efficacy)memiliki nilai rata-rata sebesar yang memiliki adversity intellegensi pasti memiliki
3,813. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan diri need for achivement, locus of control, dan self
(self-efficacy) siswa dalam kategori baik. efficacy yang tinggi, sehingga berpengaruh
Keyakinan diri (self-efficacy) siswa baik, karena terhadap intensi berwirausaha.
siswa didorong oleh keinginan diri untuk maju
menatap masa depan yang telah direncanakannya
sendiri. Keyakinan diri (self-efficacy) merupakan SIMPULAN & SARAN
salah satu faktor internal individu, yang menentukan Simpulan
keberhasilan demi meraih suatu tujuan. Karak- Kesimpulan dari penelitian ini adalah
teriktik siswa baik dapat dilihat dari keyakinan Pengalaman hasil industry dirasakan sangat berarti
dalam meraih tujuan yang telah direncanakan, bagi siswa dengan katagori sangat baik., motivasi
mampu mengerjakan tugas sulit dan dilakukan berprestasi siswa dalam kategori baik, keyakinan
dengan benar, yakin mampu mengerjakan tugas diri (self-efficacy) dalam kategori kuat dan intensi
yang berbeda dengan hasil maksimal serta yakin berwirausha dalam kategori baik
mampu mengerjakan tugas dengan pemikiran Pengalaman praktik kerja industri (Prakerin)
sendiri. Dengan keyakinan diri (self-efficacy) yang dan Keyakinan diri (self-efficacy) berpengaruh
baik akan membantu menumbukan intensi positif signifikan terhadap intensi berwirausaha
berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 1 siswa adapun Motivasi berprestasi tidak berpenga-
Banyuwangi. ruh signifikan terhadap intensi berwirausaha
Berdasarkan hasil penelitian, ada pengaruh
positif yang signifikan antara keyakinan diri (self-
efficacy) terhadap intensi berwirausaha siswa. Saran
Adanya pengaruh tersebut dapat disimpulkan Ketika praktik ternyata dapat mempengarui
bahwa keyakinan diri (self-efficacy) baik tinggi tingkat intensi kewirausahaan siswa maka kiranya
ataupun rendah mempengaruhi secara positif yang perlu pihak sekolah menyusun kurikulum nya
signifikan untuk meningkatkan intensi berwirausaha dengan memperkaya pengalaman siswa melalui
siswa. praktik. Praktik dapat berupa penugasan kelom-
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil pok maupun individu. Selain itu guru mapel
penelitian Caecilia (2012:123) menjelaskan bahwa kewirausahaan juga perlu meningkatkan ragam

176 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
model pembelajarannya guna menumbuhkan Khusus. 2: 60-69, (jurnal.upi.edu/file/7-
motivasi siswa untuk lebih memihak pada profesi Rudy_Fatchurrochman-edit.pdf), diakses
wirausaha daripada bekerja pada orang lain. 09 Januari 2015.
Penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang Farouk, A. & Ikram, A. 2014. The Influence of
dapat mempengaruhi intensi berwirausaha siswa, Individual Factors on The Entrepreneurial
menguji sikap siswa untuk berwirausaha dilihat dari Intention. International Journal of
perkembangan latar belakang keluarga, lingkungan Magaging Value and Supply Chains,
sekolah maupun lingkungan masyarakat serta (Online), 5(4): 47-57, (http://airccse.org/
ujicoba model-model pembelajaran perlu journal/mvsc/papers/5414ijmvsc04.pdf),
dilakukan. diakses 27 Januari 2015.
Jaringan Berita Terluas di Indonesia. 2014.
DAFTAR RUJUKAN Wiraswasta Muda Indonesia Masih Jauh
dari Angka Ideal, (Online), (http://
Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. www.jpnn.com/read/2014/10/06/262088/
Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of Wiraswasta-Muda-Indonesia-Masih-Jauh-
human behavior (Vol. 4, pp.71-81). New dari-Angka-Ideal/page2), diakses 15 Maret
York: Academic Press. (Reprinted in H. 2015.
Friedman [Ed.], Encyclopedia of mental Owoseni, O.O. 2014. The Influence of Some
health. San Diego: Academic Press, 1998). Personality Factors on Entrepreneurial In-
Caecilia, V.S. 2012. Faktor-Faktor yang tentions. International Journal of Business
Memperngaruhi Intensi Berwirausaha Siswa and Social Science, (Online), 5(1): 278-
SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 284, (http://ijbssnet .com/journals/
(Online), 2(1): 117-126, (file://///serverdata/ Vol_5_No_1_January_2014/31.pdf),
data/pc1/My%20Document/Documents/ diakses 22 Januari 2015.
Download/116-514-1-PB%281%29.pdf), Peng, Z., Lu, G. & Kang, H. (2012). Entrepre-
diakses 14 Desember 2014. neurial Intentions and Its Influencing Fac-
Cahyono, B.T. 1983. Teori dan Praktek tors: A Survey of the University Students in
Kewirausahaan: Tinjauan Psikologi Xian China. Research Scientific Creative
Industri.Yogyakarta: Liberty. Education, (Online), 3: 95-100, (http://
Ekpe, I. & Mat, N. 2012. The Moderating Effect www.SciRp.org/journal/ce), diakses 27
of Social Environment on the Relationship Januari 2015.
between Entrepreneurial Orentation and Putra, A.I., Sunyoto & Widodo, R.D. 2009.
Entrepreneurial Intention of Female Student Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri
at Nigerian Universities. International Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa
Journal of Management Sciences and Kelas XII Program Keahlian Teknik
Business Research, (Online), 1(4):1-15, Mekanik Ot omat if SMK Texmaco
(htt p://ijmsbr.com/Volume%201,% Pemalang. Jurnal PTM, (Online), 9 (1): 1-
20issue%204%20isidore.pdf), diakses 27 6, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
Januari 2015. JPTM/article/view/209), diakses 14
Fatchurrochman, R. 2011. Pengaruh Motivasi Desember 2014.
Berprestasi Terhadap Kesiapan Belajar, Schwab, K. 2013. The Global Competitiveness
Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Report 2013-2014: Full Data Edition,
Kompetensi Mata Pelajaran Produktif (Online), (http://www3.weforum.org/docs/
Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI.Edisi

PROSIDING 177
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
WEF_GlobalCompetitivenessReport_2013- Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan:
14.pdf), diakses 15 Maret 2015. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
SMK Negeri 1 Banyuwangi. 2009. Buku R & D. Bandung: Alfabeta.
Panduan:Praktek Kerja Industri Wijaya, T. 2007. Hubungan Adversity Intelli-
(Prakerin). Banyuwangi: SMK Negeri 1 gence dengan Intensi Berwirausaha: Studi
Banyuwangi. Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta.
Suan, C.T., Ai, Y.J., Raman, K., Loon, K.W. & Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,
Tanumihardja, J. 2011. Entrepreneurial In- (Online), 9(2): 117-127, (http://
tentions Among University Students. Busi- cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/
ness & Management Quarterly Review, article/viewArticle/16784), diakses 14
(Online), 2(3): 33-38, (http://eprints. Desember 2014.
uitm.edu.my/6504/1/BMQR%202%
283%29,%2033-38,%202011.pdf),
diakses 20 Januari 2015.

178 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Mewujudkan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Ekonomi di SMP

Syarifah Aziziah
SMP Negeri 1 Mataram Nusa Tenggara Barat
email risyaarzi@gmail.com, HP.087865666024

Abstrak: Bidang ekonomi dan bisnis pada tingkat SMP masuk dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). IPS merupakan pelajaran yang cukup komprehensif yang dapat menjadi salah satu instrument
untuk memecahkan masalah-masalah sosio-kebangsaan di Indonesia, sesuai dengan kadar kemampuan
dan tingkat perkembangan peserta didik. Pendidikan karakter diharapkan menghasilkan lulusan yang
memiliki kompeensi produktif-kreatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat menyehatkan dalam interaksi
dengan alam pingkungannya, dan berperadaban unggul. IPS merupakan kajian yang terkait dengan
kehidupan sosial kemasyarakatan berserta lingkungannya. Pembelajaran IPS diharapkan mampu membantuk
siswa dalam mengambil keputusan dalam upaya mencari nilai tambah dan memecahkan masalah-masalah
dalam hidup dan kehidup nya. Untuk itu, maka dalam pembelajaran IPS dimasukkan nilai-nilai karakter.
Nilai-nilai karakter yang ditanamkan meliputi: kejujuran, tanggungjawab, religius, keadilan, semangat,
kerjasama, disiplin. Pendidikan karakter yang utuh, mengolah tiga aspek sekaligus, yaitu pengetahuan
moral, perasaan moral dan tindakan moral. Pembelajaran yang sesuai untuk penanaman karakter tingkat
SMP adalah pembelajaran kooperatif yang ditekankan pada metode CTL, PBL dengan model pembelajaran
bermain peran. Pemantapan pembelajaran dalam pembentukan karakter perlu didukung: adanya keteladanan,
proses pembelajaran dikembalikan kepada khitahnya sebagai proses pendidikan, dikembangkan model-
model pembelajaran yang aktif-partisipatif, kreatif inovatif dengan berbagai program pembiasaan,
penciptaan lingkungan pendidikan yang kondusif-edukatif. Untuk itu pendekatan pembelajaran
menggunakan pendekatan scientific dan penilaian pembelajaran dengan asesmen otentik yang
memperhatikan proses belajar dan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Pendidikan Karakter, IPS, Pembelajaran Kooperatif

Dalam UU Sisdiknas yaitu UU No. 20 tahun Hakikat pendidikan secara universal adalah
2003 dikatakan bahwa Pendidikan nasional menanamkan nilai-nilai intelegensi, moral, dan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan spiritual kepada anak didik sesuai dengan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang perkembangan mental dan jasmaninya. Pendi-
bermartabat dalam rangka mencerdaskan dikan harus menumbuhkan berbagai kompetensi
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang- peserta didik. Keterampilan intelektual, social, dan
nya potensi peserta didik agar menjadi manusia personal dibangun tidak hanya dengan landasan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang rasio, dan logika saja, tetapi juga inspirasi, kreati-
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, vitas, moral, intuisi (emosi) dan spiritual (Supri-
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang jono, 2009;vi). Pada pendidikan formal, nilai inte-
demokratis serta bertanggung jawab. legensi dapat diukur dengan kognitif dalam imple-

PROSIDING 179
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
mentasinya pada setiap mata pelajaran. Sedangkan adalah salah satu proses terbentuknya pembe-
nilai moral seringkali diabaikan, yang berakibat lajaran yang berkarakter. Guru harus memberikan
pada lemahnya mental seseorang dalam sikap kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
hidup dan ketrampilan hidup dimasa datang. menyumbang pada proses belajar dirinya dan
Sedangkan hasil dari pendidikan itu dapat secara aktif membantu siswa dalam menampilkan
dirasakan 20 tahun ke depan. persoalan riil(Daryanto,2012;152). Dalam hal ini
Kita melihat fenomena terjadinya ketidak- sebagai sebuah lembaga, pendidikan sangat
sesuaian harapan dari pendidikan nasional. berperan dalam membentuk proses baik atau
Penyimpangan perilaku kerapkali menjadi ton- buruknya pribadi manusia menurut ukuran
tonan bagi masyarakat di era globalisasi dewasa normatif.
ini. Bentuk dekadensi moral merupakan lemahnya Salah satu cara yang tepat dalam mem-
mental kita yang berakibat fatal dalam kehidupan persiapkan generasi yang bermartabat dimasa
masyarakat. Sehingga banyak perilaku yang tidak datang adalah mempersiapkan sedini mungkin
seharusnya terjadi; dari human trafficking sampai dengan pembentukan karakter disekolah.
perdagangan anak (child trafficking) tidak lepas Mengembangkan siswa dalam pembiasan dimensi
dari perhatian media massa. Perilaku yang sangat akademik agar menjadi lebih pintar, tidak bisa
jauh dari harapan menyongsong generasi emas terlepas dari dimensi sosio etis supaya siswa lebih
tahun 2045. Kerusakan moral bangsa sudah baik dan bijaksana(Saptono, 2011). Untuk itu
dalam tahap yang sangat mencemaskan karena pendidikan karakter sebagai dasar dalam pijakan
terjadi hampir di semua lini, baik dibirokrasi kita hidup di masyarakat, harus terintegrasi dalam
pemerintahan, aparat penegak hukum, maupun semua mata pelajaran di sekolah, tidak hanya pada
masyarakat umum. Jika kondisi ini dibiarkan, salah satu mata pelajaran tertentu, diantaranya
Negara bisa menuju kearah kehancuran.. pada mata pelajaran IPS terpadu. IPS sebagai
(Saptono, 2011;17) mata pelajaran terpadu, penanaman nilai-nilai sikap
Terjadinya krisis akhlak pada semua lapisan hendaknya disesuaikan dengan kearifan lokal
masyarakat merupakan sinyal yang mengarah masing-masing daerah.
pada pembentukan watak dan budi pekerti Berdasarkan permasalahan diatas maka
generasi muda bangsa. Kita harus melakukan artikel ini membahas tentang: integrasi pendidikan
pembenahan untuk mencegah lebih parahnya krisis Nilai/karakter dalam pembelajaran Kooperatif di
akhlak. Pemberian pendidikan karakter harus SMP, Nilai-nilai karakter-dalam pembelajaran
segera dilakukan, terutama dalam tingkat sekolah. IPS, peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai
Pendidikan harus kita fungsikan sebagaimana pendidikan karakter dalam proses pembelajaran
mestinya, sebagai sarana terbaik untuk memicu IPS.
kebangkitan dan menggerakkan zaman. Sekolah
di penjuru negeri mesti bersama-sama menjadikan PEMBAHASAN
dirinya: sekolah karakter, tempat terbaik untuk
menumbuh kembangkan karakter(Saptono, Integrasi pendidikan Nilai/karakter dalam
Pembelajaran Kooperatif di SMP
2011;16).
Guru dalam mengimpementasikan proses Berbagai persoalan bangsa dapat kita lihat,
pembelajaran seringkali kurang tepat dengan kita dengar, dan rasakan dalam kehidupan sekitar
proses yang seharusnya dilakukan, masih kita. Hal ini bermula dari gagalnya pendidikan
menggunakan pembelajaran konvensional. dalam menanamkan nilai-nilai moral dalam
Menggunakan model model pembelajaran pembelajaran. Upaya pembentukan nilai karakter

180 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
tidaklah mudah dan cepat dilakukan. Sebagai suatu adalah salah satu karakter yang ditonjolkan dalam
proses, nilai itu sedikit demi sedikit dapat bermain peran, Proses pembelajaran IPS yang
diterapkan melalui pembelajaran IPS terpadu dilakukan dengan bermain peran cocok dilakukan,
disekolah. Tetapi peran serta keluarga dirumah hal ini karena metode ini menekankan hubungan
sangat mempengaruhi nilai sosial yang ada di individu dengan masyarakat atau individu dengan
sekolah. Hal itulah yang kemudian dikembangkan orang lain. Disini terjadi interaksi sosial antar
oleh guru sebagai fokus dari pembelajar disekolah. individu yang secara sengaja di wadahi dalam
Ikatan sosial yang harmonis dirumah akan metode bermain peran. Melalui interaksi sosial,
mempengaruhi lebih cepat nilai proses karakter maka hubungan antar individu niscaya terjadi,
diterapkan di sekolah. Kebiasaan-kebiasaan sehingga kemungkinan atau peluang terjadinya
dirumah akan tampak pada peserta didik ketika hubungan yang saling mempengaruhi sangat
proses pembelajaran itu berlangsung, sehingga terbuka, baik itu disengaja maupun tidak
proses pendidikan karakter lebih mudah disengaja, Istiqomah, 2010 dalam Zuchdi.dkk,
dikembangkan. 2013; 96) Guru memberikan materi Pasar pada
Memberikan kesempatan kepada peserta kelas VIII semester 2 dengan SK. 7. Memahami
didik agar terlibat dalam upaya perbaikan karakter kegiatan perekonomian Indonesia, KD.7.4
yang salah, dapat ditunjukkan dengan cara adanya Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta
interaktif dalam proses pembelajaran. Yaitu terbentuknya harga pasar. Pada materi ini aktivitas
penerapan model-model pembelajaran. Sehingga pembelajaran terencana dan dirancang untuk
peserta didik dapat meresapi dan terlibat dalam menciptakan realitas bagi peserta didik agar
membangun pengaruh positif dalam pelaksanaan peserta didik dapat melakukan proses mengalami
pembelajaran dua arah. Cara berkomunikasi yang pengetahuan yang di milikinya. Apabila apa yang
baik dalam berdiskusi, menyampaikan pendapat, mereka perankan adalah sesuatu yang penuh
merupakan proses penerapan pendidikan karakter kebaikan atau sesuai dengan nilai moral yang terjadi
melalui model-model pembelajaran. Model-model masyarakat, maka kebaikan itulah yang mewarnai
pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah make pola pikir dan perilaku peserta didik dalam meng-
a match, Lorna currant 1994 (Lie,2008;55). Nilai ambil keputusan dalam sesuatu perkara dalam
karakter pada make a match adalah saat terja- hidupnya (Istiqomah, 2010 dalam Zuchdi.dkk,
dinya kerjasama dalam mencari pasangannya; ada 2013; 96). Selanjutnya dikatakan dalam penelitian
tanggung jawab individual, kesamaan kesempatan Istiqomah, 2010; bermain peran dapat
siswa untuk berhasil, dan adaptasi pada tiap-tiap meningkatkan pendidikan karakter dalam empat
individu. Guru sebagai ujung tombak dalam nilai moral meliputi beberapa langkah yaitu (1)
pembentukan karakter disekolah, harus mampu mengenalkan topik, (2) memilih murid yang
membawa peserta didik dalam penanaman nilai- bermain peran, (3) memainkan peran (manggung),
nilai karakter dalam pembelajaran IPS. Ini dapat (4) diskusi dan Evaluasi, (5) mengulangi peran,(6)
dilakukan dalam pengintegrasian pendidikan diskusi dan evaluasi akhir.
karakter melalui pembelajaran IPS dengan model Pendidikan karakter yang utuh, mengolah
-model pembelajaran kooperatif. Peserta didik tiga aspek sekaligus, yaitu pengetahuan moral
dapat berproses terhadap nilai-nilai karakter yang (moral knowing), perasaan moral (moral fell-
ada di dalamnya. Salah satu model pembelajaran ing) dan tindakan moral (moral action), Saptono
yang dapat meningkatkan pendidikan karakter (2011;26). Nilai ketiga aspek itu dapat dilihat dari
adalah dengan metode bermain peran, (Wijayanti, gambaran materi pembelajaran IPS diatas dan
2010 dalam Zuchdi.dkk, 2013; 95). Kerjasama tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Semua

PROSIDING 181
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
itu tidak terlepas dari peran guru IPS untuk terampil berkomunikasi secara efektif. Tentu
mengasah potensi mereka, sehingga harapan ke keterampilan itu tidak bisa muncul begitu saja,
depan tidak hanya karakter dalam bersikap yang tanpa peran guru dalam melatih keterampilan so-
ditonjolkan, tapi bagaimana seorang peserta didik cial sebaik melatih keterampilan akademik. Seperti
mampu menjawab problematika kehidupan. kepemimpinan, pembuatan keputusan, membangun
kepercayaan, komunikasi dn pengelolaan konflik.
Nilai-Nilai/Karakter Pembelajaran Yang terakhir adalah evaluasi proses kelompok.
Kooperatif IPS Ini adalah seberapa baik mereka telah
bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai dan mengelola hubungan kerja yang efektif. Dalam
salah satu basis penerapan pendidikan karakter, proses ini perlu dirumuskan secara kongkrit
hendaklah dapat dikembangkan oleh guru untuk tindakan-tindakan macam apakah yang dianggap
menggali potensi yang ada pada peserta didik, membantu serta menghalangi pencapaian tujuan
sehingga menjadi pribadi yang unggul. Karakter bersama. Perlu diputuskan manakah perilaku yang
itu akan terbentuk dengan adanya pengaruh ajar perlu dipertahankan dan mana yang harus dirubah.
dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan Apabila evaluasi dilakukan secara terus menerus
guru (Saptono,2011). Selanjutnya dikatakan akan membut kelompok berfungsi efektif.
Saptono (2011:68) Pembelajaran kooperatif Keseluruhan dari elemen kooperatif tersebut tidak
yang digunakan oleh guru adalah proses bisa berjalan begitu saja tanpa bimbingan dari guru.
membangun kesepakatan melalui kerjasama yang Hanya saja, peran guru dalam menanamkan nilai
positif diantara anggota kelompok. Sebagai merupakan hal yang utama supaya nilai tersebut
pembelajaran kooperatif ada beberapa elemen tertanam dalam diri peserta didik tanpa terpaksa.
yang harus dimunculkan. Menurut Johnsons & Penerapan model Pembelajaran kooperatif
Johnsons, 1994 dalam Huda, (2013;46), elemen- merupakan salah satu strategi fundamental seorang
elemen tersebut diantaranya; (1) Interdependensi guru. Menurut Lickona dalam saptono (2011:21),
positif (Positif Independence),(2) Interaksi ada dua kebajikan fundamental yang harus
promotif (Promotive Interaction), (3) dibutuhkan untuk membentuk karakter yang baik,
Akuntabilitas individu (individual accountabil- yaitu rasa hormat (respect) dan tanggung jawab
ity),(4) Ketrampilan interpersonal dan kelompok (responsibility). Kedua kebajikan itu yang
kecil (interpersonal and small group skill), (5) merupakan nilai moral fundamental yang harus
Pemrosesan kelompok (Group processing). diajarkan dalam pendidikan karakter. Inilah dasar
Dalam interdepensi positif mereka harus dalam penerapan model pembelajaran kooperatif.
bertanggung jawab terhadap pembelajaran itu Sedangkan hasil belajar atau pengalaman
sendiri dan kelompoknya, sehingga terjalin belajar dari sebuah proses pembelajaran dapat
kerjasama. Interaksi positif adalah mereka dapat berdampak secara langsung dan tidak langsung.
saling membant u, berbagi kemampuan, Menurut Joni (1996), dampak langsung
memberikan dorongan dan saling menghargai, pengajaran dinamakan instruksional (instruksional
secara langsung, dengan demikian mereka akan effects) sedang dampak tidak langsung dari
mampu berkomunikasi secara efektif. Tiap-tiap keterlibatan para siswa dalam berbagai kegiatan
anggota kelompok memiliki kontribusi dalam belajar yang khas yang dirancang oleh guru yang
menyelesaikan tugas masing-masing untuk disebut dampak pengiring (nurturant effects).
kepentingan kelompok, ini terjadi pada Berikut dapat dilihat contoh instrument
akuntabilitas individual. Ketrampilan pribadi dan rencana pembelajaran yang berkarakter yang
kelompok kecil artinya bahwa setiap pribadi harus dilakukan seorang guru. Dalam Rencana Pelaksa-

182 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
naan Pembelajaran IPS, dengan standar kompe- dinilai kemampuan gerak-geriknya, yaitu
tensir: memahami kegiatan perekonomian Indo- kemampuan mengerjakan soal-soal ujian dengan
nesia, dan kompetensi dasar mendeskripsikan tulisan yang teratur, rapi, dan mudah dibaca
permintaan dan penawaran serta terbentuknya (Waridjan, 1991).
harga pasar, untuk kelas/semester: VIII/II, waktu: Selain penilaian dilakukan terhadap semua
2x 40 menit. Dampak instruksional, melalui kemampuan pada saat ujian berlangsung, boleh
bermain peran, tentang Pasar peserta didik jadi seorang guru memperhitungkan perilaku
diharapkan dapat: Siswa dapat menjelaskan sejarah peserta didiknya diluar proses pembelajaran.
terjadinya pasar, Siswa dapat menjelaskan Seorang guru mungkin saja tidak akan meluluskan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di pasar, Siswa seorang siswa yang mengikuti ujian mata pelajaran
dapat Menujukkan dimana letak pasar yang tertentu karena perilaku siswa tersebut sehari-
terdekat yang ada di sekitar sekolah, menjelaskan harinya adalah kurang sopan, selalu usil, dan suka
bentuk pasar. Dampak Pengiring adalah setelah berbuat keonaran meskipun dalam mengerjakan
selesai mengikuti pembelajaran ini, siswa ujian siswa itu berhasil baik tanpa menyontek dan
diharapkan secara berangsur-angsur dapat menuliskan jawaban ujian dengan tulisan yang jelas
mengembangkan karakter: Disiplin (discipline), dan rapi. Oleh karena itu, akan tepat apabila pada
Tekun (diligence), Tanggungjawab (responsibil- setiap mata pelajaran dirumuskan tujuan
ity), Ketelitian (carefulness), Kerjasama (Coop- pengajaran yang mencakupi kemampuan dalam
eration), Toleransi (Tolerance), Percaya diri semua ranah. Artinya, pada setiap rencana
(Confidence), Keberanian (Bravery). pembelajaran termuat kemampuan kognitif, afektif,
Dari contoh di atas dapat disimak bahwa dan psikomotor; dampak instruksional; dan
tujuan utuh dari pengalaman belajar harus dapat dampak pengiring. Dengan demikian, seorang guru
menampilkan dampak instruksional dan dampak akan menilai kemampuan dalam semua ranah ujian
pengiring. Dampak pengiring adalah pendidikan suatu mata pelajaran secara absah, tanpa ragu, dan
karakter bangsa yang harus dikembangkan, tidak dapat dipertangungjawabkan.
dapat dicapai secara langsung, baru dapat tercapai Berdasarkan pada pemikiran-pemikiran dan
setelah beberapa kegiatan belajar berlangsung. prinsip-prinsip tersebut maka dapat dimengerti
Dalam penilaian hasil belajar, semua guru akan dan bahwa pendidikan karakter pada siswa SMP pada
seharusnya mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS menghendaki keterpaduan
semua ranah (Waridjan, 1991). Dengan penilaian dalam penerapan model-model pembelajaran
seperti itu maka akan tergambar sosok utuh siswa kooperatif. Pendidikan karakter dapat diinte-
sebenarnya. Artinya, dalam menentukan grasikan ke dalamya, sehingga siswa dalam mene-
keberhasilan siswa harus dinilai dari berbagai ranah rima lemen elemen yang ada dalam pembelajaran
seperti pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), kooperatif akan mampu di implementasikan dalam
dan perilaku (psikomotor). kehidupan sehari-hari.
Seorang siswa yang menempuh ujian
matematika secara tertulis, sebenarnya siswa Peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai
tersebut dinilai kemampuan penalarannya yaitu pendidikan karakter dalam proses pembe-
kemampuan mengerjakan soal-soal matematika. lajaran IPS
Juga dinilai kemampuan pendidikan karakter
Proses pembelalajaran IPS sebagaimana
bangsanya yaitu kemampuan melakukan kejujuran
pembelajaran pada umumnya, harus dibangun
dengan tidak menyontek dan bertanya kepada
sebagai sebuah proses transaksi kultural yang
teman dan hal ini disikapi karena perbuatan-
harus mengembangkan karakter sebagai bagian tak
perbuatan tersebut tidak baik. Di samping itu, ia
PROSIDING 183
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
terpisahkan dari pengembangan IPTEKS pada bentuk kejahatan dan perilaku-perilaku lain yang
umumnya. Pelaksanaan pendidikan saat ini yang tidak betanggung jawab itu kini mengalami
lebih didominasi oleh praktek pendidikan di tingkat peningkatan dan percepatan yang begitu sangat
individual yang cenderung kognitif-intelektualistik, mengkhawatirkan, bahkan telah merembes ke
perlu diarahkan kembali sebagai wahana berbagai relung kehidupan masyarakat, sehingga
pengembangan pendidikan karakter di sekolah- melahirkan proses reproduksi sosial (Koesoema,
sekolah dalam semua tingkatan, terutama di SMP. 2007: 117). Masyarakat pada posisi terancam oleh
Sekolah ini sebagai proses pembangunan berbagai tindak kekerasan, vandalisme, kejahatan
kecerdasan, akhlak dan kepribadian peserta didik di jalanan, munculnya geng-geng remaja,
secara utuh sesuai dengan tujuan pendidikan kehamilan di luar nikah, pemerkosaan, kabur dari
nasional. Dalam mendisain kurikulum pendidikan sekolah, kehancuran kehidupan rumah tangga,
IPS, termasuk dalam proses pembelajarannya, hilangnya rasa hotmat dan kasih sayang. Kalau kita
harus juga berangkat dari hakikat dan karakter ingin membangun bangsa yang berkarakter, maka
peserta didik, bukan berorientasi pada materi masalah-masalah sosio-kebangsaan itu harus
semata. Pendekatan esensialisme sudah saatnya segera diatasi. Seiring dengan itu harus juga
untuk dimodifikasi dengan teori rekonstruksi sosial dilakukan pengkondisian secara tepat dan
yang mengacu pada teori pendidikan interaksional komprehensip, termasuk menciptakan lingkungan
(Syaodih, 1996: 6). Sesuai dengan maksud dan belajar yang kondusif-edukatif dan sudah barang
tujuannya, pembelajaran IPS harus memfokuskan tentu ada kebijakan pemerintah yang mendukung
perannya pada upaya mengembangkan pendidikan program-program pengembangan karakter bangsa
untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Kebijakan pemerintah unt uk
dan lingkungannya. Pembelajaran IPS diarahkan memperbaiki kondisi bangsa, maka pendidikan
untuk melahirkan pelaku-pelaku sosial yang karakter di setiap sekolah harus digalakkan.
berdimensi personal (misalnya, berbudi luhur, Kondisi tiap sekolah dalam pelaksanaannya
disiplin, kerja keras, mandiri), dimensi sosiokultural berbeda-beda, karena tergantung pada kebijakan
(misalnya, cinta tanah air, menghargai dan sekolah masing-masing. Kebijakan pemerintah
melestarikan karya budaya sendiri, mengem- tidak sepenuhnya dilakukan oleh guru karena
bangkan semangat kebangsaan dan kesetiaka- kurangnya guru memperoleh diklat-diklat yang
wanan sosial, kepedulian terhadap lingkungan), sesuai dalam menanamkan pendidikan karakter.
dimensi spiritual (misalnya, iman dan taqwa, Kalaupun dilakukan sepertinya hanya sekolah
menyadari bahwa alam semesta adalah ciptaan tertentu yang ditunjuk dalam melaksanakan pro-
Tuhan Yang Maha Pencipta), dan dimensi gram pendidikan karakter sebagai sekolah pilot
intelektual (misalnya, cendekia, terampil, semangat project. Alasan yang sangat klise adalah dana untuk
untuk maju). program itu tidak terpenuhi, padahal sebagai suatu
Berbagai permasalahan yang kita hadapi saat kebijakan seharusnya dilaksanakan dan di dukung
ini sebagaimana sudah disinggung di muka seperti: oleh tiap-tiap sekolah. Sehingga tidak ada alasan
berbagai bentuk anarkhisme dan tindak kekerasan, lagi bagi setiap sekolah dalam melaksanakan
perilaku amoral dan lunturnya budi pekerti, korupsi, pendidikan karakater itu. Sedangkan suatu pro-
kolusi dan nepotisme, serta ketidakjujuran, budaya gram akan berhasil apabila dilaksanakan secara
nerabas dan tidak disiplin, semau gue dan terus menerus dan dilakukan disetiap jenjang
rendahnya kepedulian terhadap lingkungan, sampai sekolah. Tetapi tidak semua dapat terlaksana
pada merosotnya rasa keindonesiaan. Bahkan sesuai dengan apa yang menjadi program
Brooks dan Goble menegaskan bahwa berbagai pemerintah. Karna di butuhkan kesabaran dalam

184 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
menghadapi peserta didik untuk penerapan nilai- melalui sector pendidikan. Pendidikan karakter
nilai etika dalam pembelajaran IPS, kita diharapkan mampu melahirkan generasi yang
menghadapi problem dalam pelaksanaan memiliki kompetensi komprehensif: produktif
pembelajaran di lapangan. Para pendidik IPS kreatif, damai dalam interaksi social, sehat
merasa kebingungan dan kadang kurang menyehatkan dalam interaksi dengan alam
bersemangat karena IPS dipandang oleh lingkungannya serta berperadaban unggul.
masyarakat sebagai mata pelajaran yang tidak Pembelajaran ekonomi di ingkat SMP terintegrasi
penting. Para peserta didikpun menjadi kurang dalam mata pelajaran IPS. Pembelajaran IPS
begitu tertarik dengan mata pelajaran IPS. Dengan diharapkan mampu membantu siswa dalam
demikian dapat dipastikan bahwa pembelajaran mengambil keputusan dalam masalah hidup dan
IPS menjadi tidak optimal, sehingga tujuan kehidupannya. Untuk itu pembelajaran yang tepat
pembelajaran IPS yang sesungguhnya sebagai dalam penanaman karakter untuk IPS
bagian dari proses pembentukan karakter tidak menggunakan pendekatan Scientific. Metode yang
dapat tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan tepat untuk pembelajaran IPS adalah pembelajaan
revitalisasi dengan melakukan berbagai upaya. kooperatif dengan model CTL dan PBL serta
Misalnya, perlu dilakukan telaah kurikulum, yang bermain peran. Model-model pembelajaran inilah
semula pengembangannya berbasis materi, diubah yang dijadikan acuan dalam praktik pelaksanaan
berbasis kompet ensi dan karakter. pembentukan karakter sedini mungkin pada
Mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, peserta didik. Untuk memantapkan peran
partisipatif dan kontekstual. Hal ini jelas menjadi pembelajaran IPS dalam pembentukan karakter
salah satu tantangan bagi setiap guru yang mau perlu juga didukung dengan beberapa hal, sebagai
melakukannya sendiri tanpa tergantung pada pro- berikut: adanya keteladanan, proses pembelajaran
gram-program yang dilakukan pemerintah. Untuk dikembalikan kepada khitahnya sebagai proses
itulah dalam pembelajaran, guru harus berani untuk pendidikan, dikembangkan model-model
memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan pembelajaran yang aktif-partisipatif, kreatif inovatif
inovasi-inovasi sendiri agar tidak tergantung pada dengan berbagai program pembiasaan, penciptaan
kebijakan yang dilakukan oleh sekolah maupun lingkungan pendidikan yang kondusif-edukatif.
pemerintah. Dan hendaknya tidak terpengaruh Pendidikan karakter bukanlah sekedar
pada paradigm masyarakat bahwa IPS tidak begitu wacana tetapi realitas implementasinya, bukan
penting dalam pembelajaran. hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan
SMP 1 Mataram melakukan berbagai simbol atau slogan, tetapi keberpihakan yang
terobosan dalam rangka mempersiapkan peserta cerdas untuk membangun keberadaban bangsa
didik menjadi sosok yang memiliki potensi. Input Indonesia. Kebijakan pemerintah sangat berperan
sekolah ini sangat baik dibanding dengan sekolah- dalam penerapan karakter ini, karena penerapan
sekolah yang lain, pembimbingan peserta didik harus diterapkan pada semua jenjang pendidikan.
dalam menerapkan pendidikan karakter tidak Kurikulum juga sebagai pemegang andil dalam
hanya kepada sikap saja, tetapi skill peserta didik kebijakan proses pembelajaran disekolah,
juga di selipkan dalam tujuan pembelajaran IPS. hendaknya memasukkan nilai-nilai karakter
tersebut dalam pembelajaran. Tanggung jawab
SIMPULAN penanaman nilai karkter ini tidak hanya menjadi
tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran
Maju mundurnya suatu bangsa terletak pada tetapi lingkungan masyarakat, terutama orangtua
sikap dan perilaku masyarakatnya yang dibentuk juga berperan dalam pembentukan karakter

PROSIDING 185
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
peserta didik dalam keluarga, sehingga proses Suprijono A, 2009. Cooperative Learning (Teori
penerapan di sekolah akan mempercepat dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta.
penanaman nilai-nilai karakter dalam proses Pustaka Pelajar.
pembelajaran. Melalui proses pembelajaran IPS Syaodih S. N, 1996. Pengembangan Kurikulum
disekolah, guru IPS harus berusaha menjadi yang Pendidikan Tinggi dalam Era Globalisasi:
terdepan dalam penerapan pendidikan karakter Suatu Kajian, Makalah, disajikan dalam
sesuai dengan kearifan local masing-masing Seminar tentang Sistem Pengembangan
sekolah. Kurikulum Pendidikan Tinggi Menyong-
song Era Global oleh Pusbangkurandik-
DAFTAR RUJUKAN Balitbangdikbud. Jakarta: Balitbangdikbud.
Saptono, 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan
Daryanto. dkk, 2012. Konsep Pembelajaran Karakter. Wawasan, Strategi, dan
Kreatif. Malang ; Gava Media. Langkah Praktis. Salatiga: Erlangga
Huda M, 2013. Cooperative Learning. Metode, Group.
Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Santoso, I. 2013. Pendidikan Karakter Dalam
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pembelajaran. Internet Online diakses 10
Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran Terpadu. mei 2013.
Jakarta: Dirjen Dikti Bagian Proyek Waridjan. 1991. Tes Hasil Belajar Gaya
PPGSD. Objektif. Semarang: IKIP Semarang Press.
Koesoema A.D. 2007. Pendidikan Karakter, Zuchdi Damiyati. Dkk, 2013. Model Pendidikan
Jakarta: Grasindo. Karakter. Yogyakarta; Jl. Wonosari,
Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Mantub No 144 RT 15
Mempraktekkan Cooperative Learning
di ruang ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

186 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa
di Panti Jompo

Nurul Hidayah
Universitas Negeri Malang
yuyunsidar97@gmail.com

Abstrak: Pendidikan karakter mengalami kebangkitan kembali setelah pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan Nasional mencanangkan program pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai gerakan
nasional. Berbagai diskusi,seminar,pelatihan maupun pertemuan ilmiah lainnya ramai mengangkat isu
pendidikan karakter sebagai tema hangat yang dianggap mampu membuat perubahan dalam dunia
pendidikan ke arah yang lebih baik.
Konsep pembelajaran dan kegiatan bagi peserta didik diprogram sedemikian rupa sehingga tertuang padanya
nilai dari pendidikan karakter yang diharapkan mampu menciptakan pribadi yang cerdas,tangguh, dan
memiliki akhlak yang mulia
Perguruan tinggi turut serta mengambil peran dalam mengimplementasikan kebijakan pendidikan karakter
dalam mendidik mahasiswa sebagai agen of change melalui sistem pendidikan yang berlaku di kampus
masing-masing. Pendidkan karakter tidak cukup hanya dengan mempelajari teori saja, namun lebih dari itu
dapat dilakukan dengan turjun langsung ke masyarakat, mampu melihat permasalahan yang ada serta
solusi untuk itu. Kegiatan sosial Peduli Lansia di panti jompo, dapat menjadi salah satu alternatif untuk
membina karakter mahasiswa dalam pengabdiannya pada masyarakat. Mahasiswa dapat belajar secara
langsung untuk menganalisa dan merumuskan kebutuhan lansia yang berada disana, selain itu untuk
menumbuhkembangkan rasa peduli dan kasih sayang pada sesama.
Kata kunci: Pendidikan karakter, mahasiswa,panti jompo.

Karakter merupakan watak atau sifat batin Pembangunan moral dan karakter lebih efektif
seseorang yang mempengaruhi segenap pikiran, melalui pengalaman langsung. Karakter tidak dapat
sikap dan tingkah laku seseorang yang membeda- diajarkan, akan tetapi dapat diperoleh dari
kan satu dengan lainnya (Laraswati, 2013). pelatihan ataupun pengalaman seseorang. Oleh
Perkembangan karakter pada individu dipengaruhi karenanya diperlukan wadah yang mendukung
oleh faktor bawaan (nature) dan lingkungan (nur- untuk memperoleh pengalaman tersebut. Diharap-
ture) dimana individu tersebut tumbuh dan ber- kan dari pengalaman inilah seseorang mendapatkan
kembang. Pembentukan karakter seseorang meru- sebuah nilai pengajaran ataupun hikmah yang men-
pakan hasil daripada proses pendidikan yang jadi suatu kebiasaan baik yang mencirikan karakter
melibatkan keluarga, pihak sekolah muapun individu itu.
masyarakat. Pembentukan karakter dalam dunia pendi-
Membentuk karakter anak bangsa menjadi dikan merupakan proses yang dilakukan dengan
manusia yang bertaqwa lagi berakhlak mulia tujuan agar setiap individu menuju ke arah yang
adalah hakikat pendidikan yang sesungguhnya. lebih baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

PROSIDING 187
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Namun tidak dapat dipungkiri pendidikan yang jawab panti bahkan ketika mereka meninggal
difokuskan sekarang lebih dominan dalam nantinya.
mengembangkan kemampuan kognitif siswa/ Panti Jompo/Wredha dapat menjadi sarana
mahasiswa saja. Individu dinilai berdasarkan hasil dalam membina karakter mahasiswa. Mahasiswa
yang dia capai dengan beberapa kategori A,B,C,D perlu untuk didorong melakukan magang /kerja
atau E. Perubahan kurikulum terkini menjanjikan sosial di panti jompo untuk menumbuhkan
penilaian tidak hanya berdasarkan hasil namun juga kepedulian sosial dan kepekaan hati terhadap or-
proses yang dilalui siswa/mahasiswa tersebut, tapi ang lanjut usia. Pengalaman-pengalaman yang
dilapangan hal ini masih belum sepenuhnya dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat inilah
terlaksana. Sejatinya, penguasaan terhadap ilmu yang nantinya akan menempa mahasiswa menjadi
pengetahuan dan teknologi belumlah cukup pribadi yang tangguh, berakhlak mulia dan peduli
menjadikan anak bangsa menjadi sumber daya pada sesama.
manusia terbaik. Pendidikan moral dan spiritual Tujuan penelitian ini adalah Membina
hendaknya mendapat porsi yang sama jika karakter mahasiswa melalui kegiatan sosial yang
menginginkan manusia yang berkualitas lahir batin. diadakan di panti jompo terkait dengan Bagaimana
Masa usia lanjut merupakan masa terakhir membina karakter mahasiswa melalui kegiatan
dalam kehidupan manusia sehingga kebahagiaan sosial di panti jompo?
seharusnya sudah dapat dirasakan oleh para lanjut
usia. Orang lanjut usia adalah sebutan bagi mereka PEMBAHASAN
yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lanjut
usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu Kepribadian Orang Lanjut Usia
melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat Dengan mengetahui kepribadian orang lanjut
menghasilkan barang dan atau jasa. Lanjut usia usia diharapkan dapat menjadi bekal bagi
tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak mahasiswa yang akan melakukan kegiatan sosial
berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya di panti jompo. Dengan datangnya masa dewasa,
bergantung pada bantuan orang lain (Indriana, manusia menjadi sadar akan perbedaan antara
2012). tujuan hidupnya dengan orang lain sehingga sering
Lanjut usia tidak potensial membutuhkan berperilaku dengan cara yang lebih realistis dan
bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhan sesuai secara sosial. Reaksi orang lain terhadap
hidupnya sehari-hari. Bagi yang tidak lagi memiliki penampilan dan perilakunya membuatnya
keluarga, bahkan hidupnya terlantar, biasanya melakukan modifikasi terhadap setiap tindakannya
menjadi penghuni Panti wreda yang berada di dan melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan.
bawah naungan Departemen Sosial. Panti wreda Indriana (2012: 24) Kepribadian orang lanjut usia
atau panti jompo menurut Kamus Besar Bahasa dibedakan menjadi lima tipe kepribadian, yaitu
Indonesia, diartikan sebagai tempat merawat dan mature (matang), rocking chair (tergantung),
menampung jompo dan Perda No. 15 Tahun 2002 armored (bertahan), angry (menolak) dan self-
mengenai Perubahan atas Perda No. 15 Tahun hating (benci diri).
2000 tentang dinas daerah, maka Panti sosial Orang dengan kepribadian matang yang
Tresna werdha berganti nama menjadi Balai Perlin- relatif bebas dari karakteristik kecemasan dan
dungan sosial Tresna Werdha (Psychologymania, konflik kecemasan, dapat menerima diri sendiri dan
2012). Panti jompo menjadi sangat penting bagi tumbuh menjadi tua dengan penyesalan yang
lansia yang tidak memiliki sanak saudara karena sedikit. Demikian juga dengan orang yang
semua kebutuhan hidupnya menjadi tanggung berkepribadian tergantung, yang memandang usia

188 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
lanjut sebagai kebebasan dari tanggung jawab dan para lansia. Tujuan program ini adalah untuk
sebagai kesempatan untuk memuaskan kebutuhan menumbuh kembangkan kepedulian sosial
pasif. mahasiswa kepada lansia yang berada di panti
Orang dengan tipe bertahan, berada pada jompo.
penyesuaian menengah, menahan diri dari Berikut kegiatan yang dapat dilaksanakan
kecemasan dengan tetap sibuk. Tipe penyesuaian dalam program peduli lansia.
diri yang buruk, pertama, adalah tipe menolak, Tentunya dalam mewujudkan pelaksanaan
mengekspresikan kemarahan dan menyalahkan program ini, sangat butuh dukungan dan kerja
orang lain untuk kegagalannya. Kedua yaitu benci sama dari beberapa pihak. Pihak pengurus panti
diri, lebih depresi dibandingkan orang yang jompo, pihak fakultas yang bertanggung jawab
menolak dan menyalahkan diri sendiri karena kepada mahasiswa dalam program ini misalnya dan
ketidakberuntungan dan kekecewaannya. Orang pihak lainnya yang diharapkan membantu
ini membenci dirinya sendiri dan pada umumnya penyelenggaraannya. Idealnya mahasiswa
orang memandang masa usia lanjut sebagai masa diwajibkan untuk mengikuti program peduli lansia
yang sia-sia, periode eksistensi manusia yang tidak sekali dalam tiap semester, mengingat pentingnya
menyenangkan. manfaat dari program peduli lansia. Hakikatnya,
program ini tidak hanya memberikan uluran tangan
Program Peduli lansia kepada lansia, sebaliknya menolong diri kita
sendiri, mahasiswa, untuk melatih diri menjadi lebih
Banyak kegiatan sosial yang dapat berarti dan bermanfaat bagi sesama.
dilakukan di panti jompo yang dapat membantu
para lansia menjadi lebih senang dengan aktivitas
yang dilakukannya. Adapun salah satu program SIMPULAN
yang tawarkan penulis yang dapat dilakukan oleh Pembinaan karakter merupakan bagian
mahasiswa dalam kegiatan sosial di panti jompo penting dari proses pendidikan yang tidak dapat
yaitu melalui program peduli lansia. Program seder- dipisahkan. Pembinaan karakter diperlukan untuk
hana ini, berupa kunjungan sehari yang dilakukan pengembangan kepribadian seseorang menuju
ke panti jompo. Disana kemudian mahasiswa arah yang lebih positif dan lebih baik. Sesung-
melakukan kegiatan-kegiatan langsung dengan guhnya dari hal yang mudah dan sederhana, maha-

Waktu Durasi Kegiatan


08.00 09.00 60 menit -pembukaan
-bersih-bersih panti dan kamar lansia
09.00- 11.00 120 menit -memasak untuk pengurus panti dan lansia
-makan bersama pengurus panti dan lansia
11.00-12.00 60 menit -mencuci piring dan membersihkan meja
-persiapan sholat dzuhur
13.00-15.00 120 menit -Pemeriksaan kesehatan
-persiapan sholat ashar
15.00-16.30 90 menit -Kegiatan bercocok tanam di sekitar halaman panti
jompo
-penutup

PROSIDING 189
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
siswa bisa mendapatkan pengalaman yang akan DAFTAR RUJUKAN
membentuk karakternya kemudian. Panti Jompo Indriana, Yeniar. 2012. Gerontologi dan Prog-
dapat menjadi wadah yang dapat memberikan eria. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pengalaman dalam membina karakter mahasiswa. Laraswati, Diadjeng. 2013. Pembinaan Karakter
Panti Jompo dengan pengurusnya mengajarkan dan Pendidikan Agama bagi Anak
kita bagaimana memperlakukan orang lain dengan sebagai Agen Perubahan, (Online), (http:/
sabar dan tulus, para lansianya memberikan kita /www.kompasiana.com/dlaraswatih/
pelajaran sejauh mana kesabaran yang kita miliki pembinaan-karakter-dan-pendidikan-
dan bagaimana kita harus bersyukur dengan a g a ma - ba g i- a na k - s e ba g a i- a g e n-
memanfaatkan masa muda kita sebaik mungkin, perubahan), diakses 30 Oktober 2015.
serta pengalaman-pengalaman lain sesungguhnya Psychologymania. 2012. (Online), (http://
yang akan menempa karakter kita sebagai maha- www.psychologymania.com/2012/12/
siswa sejati. pengertian-panti-jompo.html?m=1), diakses
02 November 2015.

190 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran tentang
Utang Piutang dengan Pendekatan Agama

Rizali Hadi
FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Email: rizalihadi07gmail.com, HP 0811512893

Abstrak: Bisnis tanpa moralitas menurut Mahatma Gandhi adalah dosa sosial. Praktik bisnis banyak yang
terperangkap dalam prinsip berutang banyak-banyak, bayar lambat-lambat. Dunia pendidikan ikut
bertanggung jawab dalam pendidikan karakter. Penelitian mengenai kejujuran dalam pelajaran Kewirausahaan
pada SMKN 2 Banjarmasin, dengan metode R & D yaitu dengan membuat tambahan (suplemen) nilai pada
RPP pada materi mana yang bisa diselipkan pesan nilai. Setelah dibandingkan antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol yang diobservasi dalam praktik di Kopsis Bina Siswa, menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan kejujuran yang signifikan. Implementasinya adalah dalam pembelajaran tentang Utang-Piutang
pun terdapat banyak nilai yang menuntut kejujuran, bertanggung jawab dan taat pada perjanjiannya.
Mengenai utang piutang, agama, Islam, agama Nasrani, Hindu, Budha atau ajaran Konfusius, secara
umum juga menganjurkan agar jangan menyakiti orang kalau tidak ingin disakiti (The Golden Rule). Guru
atau dosen yang mengajar kalau berhubungan dengan utang piutang, dapat menyiapkan diri mengetahui
tuntunan agama dalam utang piutang. Ada beberapa hadist yang dikumpulkan oleh Alma (2003) yang
berhubungan dengan utang piutang dapat dijadikan bahan untuk menanamkan nilai sesuai dengan tuntunan
agama Islam. Karakter atau pesan nilai dapat diselipkan oleh guru dan dosen pada kompetensi atau materi
yang tepat dan pada moment yang tepat pula.
Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pembelajaran Utang Piutang, Pendekatan Agama.

Masalah krusial yang terjadi dalam dunia berbisnis, dan yang paling bertanggung jawab
bisnis yaitu adanya pelanggaran dalam etika bisnis. adalah guru atau dosen yang mengajarkan pela-
Kenapa hal itu terjadi ditentukan oleh banyak hal, jaran atau mata kuliah yang berhubungan dengan
diantaranya adalah adanya keinginan untuk cepat bisnis dan manajemen. Guru dan dosen melak-
kaya dengan cara yang mudah dengan mengabai- sanakan transfer of knowledge dan sekaligus juga
kan karakter, sehingga menerabas melanggar melaksanakan transfer of value.
rambu-rambu etika dalam berbisnis. Mahatma Pelanggaran dalam etika bisnis banyak
Gandhi telah menyebutkan adanya the seven dijumpai di dalam praktek bisnis, mulai dari
deadly sins tujuh dosa sosial yang mematikan, kecurangan dalam UTTP (Ukuran, Takaran dan
yang salah satuya adalah bisnis tanpa moralitas Timbangan), pemalsuan dokumen bisnis seperti
(Soedarsono, 2009:227) Menjadi pertanyaan faktur atau invoice yang berkaitan dengan
siapakah yang bertanggung jawab dalam kuantitas, kualitas dan harga barang. Adanya mark
pendidikan karakter dalam pembelajaran bisnis up yang merupakan sesuatu hal yang sering
dan manajemen, jawabnya adalah sekolah atau dipraktekkan dalam pengadaan barang dan jasa
perguruan tinggi yang mengajarkannya cara-cara menjadi demikian canggih karena melibatkan

PROSIDING 191
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
berbagai pihak yang terkait. Kasus dalam utang tang dasar Etika Bisnis Islami, yang dikumpulkan-
piutang juga demikian banyak, seperti adanya nya dari berbagai kajian hadist, bahwa terdapat
piutang tidak tertagih, yang bisa mengakibatkan 12 hal yang berhubungan dengan etika bisnis, yaitu
kerugian. Penulis sangat tidak setuju dengan (1) Janji, (2) Utang-piutang, (3) Pelarangan
semacam prinsip para pengusaha yang mengata- menghadang orang desa yang akan ke pasar di
kan bahwa rahasia sukses adalah, berutang perbatasan kota, (4) Jual beli harus jujur dan ada
banyak-banyak, bayar lambat-lambat. hak khiyar atau komplain, (5) Ukuran, takaran
Dengan slogan ini para pengusaha nakal berusaha dan timbangan, (6) Masalah upah, (9) Mengambil
berutang sebanyak mungkin ke bank atau kepada hak orang lain, (10) Perintah berusaha, dan (11)
siapa saja, dan nanti membayar mengulur-ulur Jangan pamer kekayaan. Salah satu dari 12 hal
waktu sambil mencari celah menghindar dari penting tersebut yang akan dibahas dalam makalah
tuntutan hukum dengan cara yang tidak benar pula. ini adalah tentang utang-piutang, karena didalamnya
Para guru, dosen dan dunia pendidikan menjadi terkandung banyak muatan karakter. Dalam utang
tumpuan pertama pihak yang disalahkan, kenapa piutang orang sering ingkar janji, tidak menepati
orang banyak yang tidak jujur dalam mengelola perjanjian sebelumnya baik lisan atau tertulis.
utang piutangnya dan menganggap ada sesuatu Khusus mengenai utang-piutang, Alma
yang salah dalam pendidikannya. Penomena inilah (2003) telah mengumpulkan beberapa hadist yang
yang menjadi latar belakang penulisan makalah ini. menunjukkan betapa pentingnya untuk memper-
Karakter senantiasa harus dijaga agar tidak hatikan hal utang-piutang dalam ber muamalah,
kehilangan ciri-ciri universalnya. Istilah karakter dimana dampaknya bukan hanya terlihat didunia,
diambil dari bahasa Yunani kharaxyang tetapi sampai ke akhirat. Diantara hadist-hadist itu
maknanya dalam bahasa Inggris tool to mark- adalah:
ing, to engrave dan point to stoke, Dalam a. Perkecillah dosa, niscaya kematian akan
bahasa Perancis caraktere dan dalam bahasa lembut bagimu. Perkecillah hutang, niscaya
Inggris character yang akhirnya dalam bahasa kamu akan hidup bebas merdeka (HR.
Indonesia karakter yaitu pendidikan untuk Baihaqi)
membentuk perilaku dan kepribadian (Elmubaraq, b. Menunda-nunda membayar/mencicil hutang,
2008:102). Pendidikan karakter yang ditulis oleh bagi orang yang mampu, adalah satu
Thomas Lickona dalam Educating for Charac- kezaliman (Muttafaqalaih)
ter menyebutkan ada tiga komponen dalam c. Siapa orang yang mengambil hutang, sedang
karakter yang baik, yaitu (1) moral knowing, (2) ia sengaja untuk tidak membayarnya kepada
moral feeling dan (3) moral action (Lickona, orang yang memberi pinjaman, niscaya ia akan
1992:68). Moral yang dimaksud oleh Lickona bertemu dengan Allah sebagai pencuri (HR
tersebut memiliki tiga komponen utama yang saling Ibnu Majah dan Baihaqi)
berkait. Dimulai dengan mengetahui moral secara d. Utang adalah bendera Allah di muka bumi.
baik dan kemudian merasakan serta menyadari Apabila Allah berkehendak untuk menghina-
betapa pentingnya moral tersebut. Akhirnya kan seseorang, diletakkannya utang itu ke
bagaimana menyelaraskan pengetahuan dan pundak orang itu (HR Hakim).
pemahaman mengenai karakter tersebut menjadi e. Aku berlindung diri kepada Allah daripada
moral action. Tuntunan agama sangat berpenga- kekufuran dan utang. Kemudian ada seorang
ruh dalam pendidikan karakter dalam berbagai lai-laki bertanya, apakah engkau menyamakan
bidang kehidupan manusia, termasuk dalam kekufuran dengan utang. Ya Rasulullah? Beliau
berbisnis. Alma (2003, 59-70) telah menulis ten- menjawab Ya (HR Nasai dan Hakim).

192 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
f. Seorang sahabat bertanya: Mengapa engkau untuk menjadi pebisnis, karena bisnis dekat dengan
banyak meminta perlindungan dari padautang perbuatan curang dan tipu menipu. Kaum Calvinis
Ya Rasulullah. Beliau menjawab, karena berpendapat sebaliknya, yaitu menerima sebagai
seseorang jika berutang, apabila berbicara panggilan Ilahi untuk bekerja keras dan berhemat.
berdusta, dan apabila berjanji seringkali ingkar Max Weber dalam tesisnya menyebutkan bahwa
(HR Bukhari). kemajuan Eropah Barat ada hubungannya dengan
g. Akan diampuni dosa orang yang mati syahid ajaran asketisme (zuhud) kaum Calvinis, yang
semua dosanya kecuali hutangnya (HR Mus- disebutnya sebagai Protestan Ethics. Sebetulnya
lim). banyak ummat di dunia ini yang juga menjadi maju
h. Jiwa seseorang mukmin itu tergantung kepada karena mengutamakan karakter dalam berbisnis,
utangnya, hingga utang itu dibayar (HR seperti orang Katholik di Perancis dan Italia, or-
Ahmad). ang Shinto-Budha di Jepang dan Korea dan or-
i. Bahwa Nabi SAW tidak mau shalat atas mayit ang Konfusianisme di Tiongkok.
yang masih punya utang. Maka berkatalah Abu Menurut A Global Ethics yang tertuang
Qatadah: Shalatlah atasnya Ya Rasulullah, dalam The Golden Rule yang mengutip anjuran
sayalah yang menanggung utangnya, barulah moral dari berbagai agama, misalnya ajaran
Nabi mau menshalatinya (HR Bukhari). Confusius (abad 551-486 SM) Apa yang kamu
j. Orang-orang yang dapat membayar utang sendiri tidak inginkan, jangan kamu lakukan kepada
tetapi tidak mau segera membayarnya, dia orang lain; Yesus dari Nazareth mengatakan Apa
dihalalkan, kehormatannya dan dihukum (HR yang kami ingin dari orang lain untuk lakukan
Abu Daud dan Nasai). padamu, lakukan juga pada mereka; dan
Hinduisme Siapa pun tidak boleh memperlaku-
Mengenai utang piutang biasanya muncul kan orang lain dalam cara yang tidak menyenang-
dalam mata pelajaran atau mata kuliah akuntansi, kan bagi mereka sendiri (Kung & Kuschel,
auditing, controllership, budgeting, perpajakan dan 1996:96-98). Anjuran moral ini relevan dialksana-
manajemen. Untuk pendidikan karakter dengan kan dalam pengelolaan utang-piutang. Kalau
pendekatan agama, terutama agama Islam, guru- seseorang tidak mau piutangnya tidak dibayar,
guru atau dosen diharapkan bisa menyelipkan sebaliknya jangan juga memperlambat pembayar-
ceritera berdasarkan hadist ini dalam proses an apalagi sampai tidak membayar utangnya.
pembelajaran, agar anak didik dan mahasiswa tidak Pengelolaan utang-piutang ikut menjaga agar
menganggap enteng hal utang piutang tersebut. cash flow keuangan perusahaan tetap terjaga,
Mengabaikan pembayaran, menunda-nunda dimana penerimaan dari penjualan tunai atau
pembayaran, apalagi sampai berniat tidak piutang lancar dan pengeluaran biaya dan pemba-
membayar sudah merupakan perbuatan yang yaran utang juga lancar. Tidak terjadi surplus yang
mencerminkan karakter yang tidak baik. Ummat menyebabkan idle cash, sebaliknya jangan sampai
Islam dalam berbisnis mempunyai panutan yaitu terjadi defisit yang menyebabkan perusahaan terus
Nabi SAW yang juga disebut sebagai Al Amin, mengalami kekurangan dana.Ukuran likuid atau
sebagai Uswatun Hasanah, teladan yang baik. tidaknya suatu perusahaan dilihat dari: (a) current
Nabi SAW adalah orang yang jujur dalam ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan
berdagang, sehingga pada waktu mudanya beliau utang lancar, dimana aktiva lancarnya terdiri dari
diberi gelar Al Amin. kas bank, piutang dan persediaan; (b) acid test
Alma (2003), juga menulis bahwa dalam ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar
agama Nasrani, sebelumnya tidak disarankan dengan hutang lancar, dimana aktiva lancarnya

PROSIDING 193
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
adalah kas bank dan piutang, (Husnan, 1989:67). sebelum (before) dan keadaan sesudah (after)
Utang piutang mempunyai peranan penting, karena perlakuan. Penelitian dilakukan pada SMKN 2
dalam perdagangan adanya utang piutang meru- Banjarmasin, dan menggunakan Koperasi Bina
pakan faktor penting dalam meningkatkan Siswa sebagai tempat praktek. Penelitian ini hanya
penjualan. Adanya utang dan adanya piutang harus menginternalisasi nilai kejujuran dalam proses
tetap di trade off antara laba yang diperoleh belajar mengajarnya yang telah dirancang dalam
dari piutang dan dan biaya yang ditanggung. Perhi- RPP (Rencana Pelaksanaa Pembelajaran). Setelah
tungan secara rasio dan berbagai analisa bisa itu dipilih siswa untuk ditugaskan praktek di
dilakukan menggunakan data keuangan yang Koperasi Bina Siswa. Kelas kontrol tanpa pesan
tersedia, namun demikian sehat atau tidaknya utang nilai kejujuran dan kelas eksperimen ditambah
piutang itu juga dipengaruhi oleh karakter pengelola pesan nilai kejujuran. Mereka yang praktek
atau manajemen perusahaan. diobservasi untuk mengetahui dampak dari
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pembelajarannya.
betapa besarnya peran pendidikan karakter dalam
menyiapkan pelaku bisnis agar kelak dapat HASIL & PEMBAHASAN
melaksanakan bisnisnya secara baik, terutama
dalam pengelolaan utang piutang. Bagaimana cara- Hasil
nya pendidikan karakter itu bisa dipola kedalam Hasil penelitian ini dipandang relevan untuk
mata pelajaran yang berhubungan dengan bisnis digunakan sebagai acuan dalam menulis makalah
dan manajemen khususnya dalam manajemen utang ini. Tesis dari penelitian itu adalah, makin sering
piutang. diingatkannya suatu nilai kejujuran atau karakter,
maka kemauan untuk melanggar makin berkurang.
METODE Kalau dihubungkan dengan pengelolaan utang
piutang, maka seharusnyalah utang itu dimanaj
Makalah ini ditulis berbasis hasil penelitian secara jujur dan baik sesuai dengan bagaimana
yang membahas tentang internalisasi nilai kejujuran seharusnya mengelola usaha. Pengelolaan utang
dalam berwirausaha, yang dilakukan menggunakan piutang yang baik akan menghindari usaha
metode Research & Development, (Sogiyono, berdusta, tipu menipu dan lain sebagainya.
2009:415) membandingkan kelas kontrol (O1)
dan kelas eksperimen (O2), sebelum dan sesudah Before After
perlakuan, dan hasilnya dilihat pada O3 dan O4.
Desain eksperimen dengan kelompok control (pre- Kelas Kontrol
34,49 %
O1 O2
test-postest control group design) nya adalah 43 61

sebagai berikut.
O3 x O4
Kelas Eksperimen
R O1 x O2 157,45 % 47 121

R O3 O4
Sumber: Sugiyono, 2009:416 Untuk menginternalisasi karakter dengan
segala nilai di dalamnya, perlu diselipkan terus-
Sampel dipilih secara random (R). Kelas menerus pesan nilai. Dalam penelitian ini pesan
eksperimen diberikan treatment atau perlakuan. yang diteliti adalah nilai kejujuran. Setelah di-
Desain eksperimennya membandingkan keadaan lakukan treatment pembelajaran dengan senan-

194 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
tiasa menyelipkan nilai kejujuran dalam proses Dengan telah dibayarnya utang seseorang
belajar mengajarnya ternyata meningkatkan nilai akan merasa bebas sehingga ia akan bisa lebih
kejujuran pada diri anak didik secara signifikan. optimal dalam mengelola usahanya. Ia akan dapat
Hasil observasi terhadap perlakuan (treatment) melakukan pilihan tindakan yang terbaik dan
dengan membandingkan antara kelas control dan menguntungkan bagi usahanya. Berbeda kalau ia
kelas eksperimen pada waktu praktik terdapat mempunyai banyak beban utang, banyak pilihan
perubahan yang signifikan. Pada kelas kontrol keputusan mengelola usahanya menghadapi
diperoleh perubahan dari 43 menjadi 61 atau hambatan. Demikian juga kalau piutangnya terlalu
34,49% dan pada kelas eksperimen diperoleh banyak, akan mengganggu likwiditas atau
perubahan dari 47 menjadi 121 atau 157,45%. kelancaran usahanya. Dengan demikian utang-
Perubahan ini sangat berarti, namun harus dipahami piutang harus lancer pembayarannya. The Golden
bahwa observasi yang dilakukan langsung setelah Rule (1993) mengutip esensi moral yang intinya,
diberikan pesan nilai kejujuran, perubahannya jangan menyakiti orang lain kalau tidak ingin
meningkat tajam. Namun demikian akan selalu disakiti, atau jangan lakukan cara yang tidak
dipertanyakan apakah karakter kejujuran itu bisa menyenangkan kepada orang lain, kalau hal itu
bertahan sebentar atau bertahan lama, karena juga tidak menyenangkan bagi dirinya (Kung
selanjutnya akan banyak faktor yang akan Kuschel, 1999)
mempengaruhi daya tahan nilai kejujuran tersebut. Pengelolaan utang-piutang yang baik
Menggunakan uji statistic (Spearman menghindari seseorang untuk berbuat zalim.
Brown), nilai t hit diperoleh sebesar -10,058 de- Perbuatan yang jauh dari nilai karakter adalah
ngan tingkat signifikansi 0,001. Karena 0,001 < menekan, menghambat usaha orang lain dengan
0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan memperlambat pembayaran, padahal ia mampu
yang signifikan perubahan kejujuran praktik (pre- membayarnya. Kehidupan dalam dunia bisnis
post atau before-after) antara kelas eksperimen adalah terdapat orang kaya di atas yang kaya, atau
dan kelas control. istilah popular orang Tiongkok adalah diatas langit
ada langit. Sekarang ia menzalimi orang, nanti
Pembahasan suatu saat bila Tuhan berkehendak, ia akan dizalimi
oleh orang lain. Hal ini juga ada dalam ajaran
Hasil penelitian di atas adalah tentang nilai
karma dalam agama Hindu. Seseorang
kejujuran, karena nilai kejujuran dengan beberapa
hendaknya takut akan pembalasan itu, baik
indikatornya dapat diobservasi pada saat siswa
langsung atau tidak langsung, yang bisa terjadi
praktik. Namun demikian penulis ingin membahas
sekarang atau pada waktu yang akan datang. Dunia
dan mengimplementasikan hasil penelitian ini dalam
Bisnis mengutamakan adanya jaringan usaha yang
hal pengelolaan utang piutang, yang di dalamnya
baik. Banyaknya mitra bisnis dan banyaknya
juga sangat banyak mengandung nilai kejujuran.
langganan yang membentang antara produsen dan
Nilai kejujuran dalam utang piutang berdasarkan
konsumen, akan menentukan keberhasilan usaha.
tuntunan agama yang bisa diambil dari kutipan
Pengelolaan utang-piutang yang baik
hadist (Alma, 2003) diatas adalah: (1) dengan
menghindari diri dari kekufuran, dalam arti men-
dibayarnya hutang akan menjadikan seseorang
jauhkan atau menutup diri (covert) tidak merasa
merasa bebas, (2) menghidari seseorang untuk
sebagai mahluk yang lemah, sehingga merasa
berbuat zalim, (3) menghindari diri dari kekufuran
berkuasa. Manusia adalah mahluk yang lemah,
dan berbuat dosa (4) menjauhkan diri menjadi
segala sesuatu yang tidak diinginkan mungkin saja
orang hina, (5) menghindari diri dari akan
bisa terjadi. Kekufuran akan membuat dosa se-
melakukan dusta, dan ingkar janji.

PROSIDING 195
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
hingga seseorang akan tersiksa di akhirat kelak, dusta membuat alasan yang dibuat-buat. Suatu saat
padahal berbisnis tujuannya adalah untuk mungkin berhasil mengelabui yang menagih, tapi
menyelamatkan diri baik di dunia maupun di lama kelamaan dusta itu akan terbongkar. Itulah
akhirat. sebabnya orang Nasrani pada awalnya tidak
Pengelolaan utang-piutang yang baik akan dianjurkan untuk berdagang, karena bisnis
menghindari seseorang dari jurang kehinaan. mendekatkan diri kepada perbuatan curang dan
Seorang yang kaya raya dan berkuasa, berbuat tipu menipu (Alma, 2003). Barulah setelah Mark
sekehendak hati kepada relasi dan langganan, Weber dengan tesisnya Protestan Ethics,
kalau suatu saat Tuhan berkehendak, karena mengakui bahwa orang Protestan dengan paham
perubahan iklim perdagangan, bisa menjadi arketisme kaum Calvinis, memberikan andil besar
bangkrut dan bisa jadi menanggung banyak hutang bagi perkembangan Eropah Barat. Orang-orang
yang dia tidak sanggup membayarnya. Sebelumnya Nasrani kemudian giat dalam berbisnis,
ia adalah orang sombong, zalim dan berkuasa, mengembangkan usaha kemana-mana. Namun
kemudian menjadi orang yang meminta tolong dan demikian yang harus perlu diingat ialah pesan moral
meminjam kesana-kemari. Mungkin suatu hari ia dari The Golden Rule, yang intinya bahwa dalam
ditolak secara baik-baik, bisa jadi kemudian berbisnis jangan lakukan sesuatu kepada orang
ditolak dengan kasar, bahkan mungkin diusir, lain, yang kamu pun tidak suka (Kung & Kuschel,
jadilah ia orang hina. Kehidupan ini seperti roda 1996).
pedati, kadang di atas dan kadang ke bawah pula. Panduan untuk menghubungkan tuntunan
Pengelolaan utang piutang yang baik akan agama (Islam hadist) tentang utang piutang dapat
menghindari dari perbuatan dusta dan ingkar janji. dibuat semacam matrik yang berisi nilai dan tempat
Adanya utang dan adanya niat untuk tidak untuk menyampaikan pesan karakter tersebut
membayar, munculah inisiatif untuk mengarang sebagai berikut:

No Pesan karakter dalam pengelolaan utang Diselipkan pesan karakter pada materi
piutang menurut agama (Islam) yang berhubungan dengan
1. Membayar hutang menjadikan orang merasa Pembayaran hutang sesuai perjanjian
bebas, dapat menjalankan usaha secara atau kesepakatan yang bisa tertuang dalam
maksimal term of payment
2. Menghindari dari perbuatan zalim, bayarlah Penagihan piutang yang sesuai dengan
kalau sudah saatnya membayar dan tagihlah perjanjian dan kesepakatan, mungkin ada
kalau sudah saatnya menagih kebijaksanaan disconto
3. Menghindari dari kekufuran dan berbuat dosa, Merasa posisi keuangan current ratio yang
karena merasa kuat membuat orang bisa kuat, mengabaikan masalah yang mungkin
takabur. terjadi, bila Tuhan berkehendak
4. Menjauhkan diri dari kehinaan, kalau Tuhan Menjaga cash flow dan jangan menunda
murka bisa saja seseorang menanggung beban pembayaran padahal perusahaan mampu
hutang melebihi kemampuannya, menjadi membayar
dihinakan.
5. Menghindarkan diri dari perkataan dusta dan Pembayaran hutang dan penagihan
ingkar janji piutang

196 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Dengan membuat matrik yang berfungsi piutang selain melanggar aturan agama dalam
sebagai suplemen dari RPP (Rencana Pelaksanaan bermuamalah, yang dimurkai Allah, jua akan
Pembelajaran) ini dapat dijadikan panduan bagi mendapat sanksi sosial, dan tidak menutup
guru/dosen untuk menyampaikan pesan nilai kemungkinan akan mendapat sanksi hukum.
tersebut. Guru/dosen jangan terlalu sibuk
menyelesaikan tuntutan materi sehingga melupakan Saran
tambahan kewajibannya ikut dalam pendidikan
karakter. Disarankan kepada pihak-pihak yang
Perbuatan mengabaikan atau perjanjian berhubungan dengan pembelajaran karakter dalam
utang piutang selain tidak mencerminkan sikap atau bisnis dan majemen untuk menanamkan nilai-nilai
karakter pebisnis yang baik, juga bisa mendapat seperti kejujuran dalam pengelolaan utang piutang.
sanksi sosial, membuat orang menghindar untuk Pada setiap materi yang berhubungan dengan utang
bermitra, akhirnya usahanya tidak dapat piutang, jangan hanya terfokus kepada pembela-
berkembang, bahkah bisa menjadi sebaliknya yaitu jaran materinya semata, tetapi haruslah berinisiatif
semakin merosot. Keadaan yang lebih parah untuk menginternalisasi karakter dalam menyam-
adalah bila menjadi urusan hokum, karena ingkar paikan materi yang berkenaan.
janji atau ada indikasi tipu menipu. Dalam
pembelajaran karakter yang berhubungan dengan DAFTAR RUJUKAN
utang piutang, diharapkan pembelajaran itu bisa Alma, B, 2003, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islami,
bertahan lama pada diri siswa atau mahasiswa, dan Alfabeta Bandung.
to mark terukir menjadi perilaku dan Elmubaroq, Zaim, 2008. Membumikan pendidikan
kepribadian (Elmubaraq, 2008). Nilai, Alfabeta Bandung.
Husnan, Suad, 1989. Pembelanjaan Perusahaan,
SIMPULAN & SARAN Liberty, Yogyakarta
Simpulan Kung, Hans dan Karl Josef Kuschel, 1999. Etika
Global, Sisipus dan Pustaka Pelajar,
Dari uraian dan pembahasan di atas dapatlah Yogyakarta.
disimpulkan bahwa pembelajaran karakter itu Lickona, Thomas, !992. Educating For Charac-
dapat dilakukan pada materi pelajaran yang ter, Bantam Books, New York.
berhubungan dengan utang piutang. Dalam materi .Soedarsono, Soemarno, 2009. Karakter
utang piutang penuh dengan nilai yang mencer- Mengantar Bangsa dari Gelap Menuju
minkan kejujuran dalam berbisnis. Perbuatan tidak Terang, Gramedia Jakarta.
jujur dan ingkar janji dalam utang piutang Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
menjadikan orang jauh dari sifat memiliki karakter Kualitatif dan R & D, Alfabeta Bandung.
yang baik. Tidak jujur dan ingkar janji dalam utang

PROSIDING 197
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Model Pembelajaran SAVI
(Somatis, Auditory,Visula, Intellectual)

Heny Kusdiyanti
Universitas Negeri Malang
henykusdiyanti@yahoo.com

Abstrak: Model pembelajaran SAVI merupakan cara belajar yang menggabungkan antara gerakan fisik,
dengan aktivitas intelektual, dan penggunaan semua indra untuk memberikan pengaruh yang besar pada
proses pembelajaran. SAVI merupakan kependekan dari Somatis, Auditory, Visual, Intellectual. Somatis
yang bermakna gerakan tubuh, Auditory yang bermakna bahwa belajar harus berbicara dan mendengar,
Visual yang berarti belajar dengan mengamati dan menggambarkan, Intellectual yang berarti belajar dengan
memecahkan masalah. Pengertian tersebut menekankan bahwa model pembelajaran SAVI haruslah
memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki mahasiswa. Media pembelajaran juga merupakan salah satu
komponen proses belajar mengajar yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar. Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran,
secara garis besar media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu (1) media visual, (2) media
audio, dan (3) media audio visual (Rusman dkk, 2011:182). Media visual merupakan media yang hanya
dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan, media audio hanya dapat didengar melalui indra
pendengaran, sedangkan media audio visual dapat dilihat dan didengar menggunakan indra penglihat dan
pendengar. Salah satu jenis media pembelajaran adalah Presentasi Prezi Online.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, SAVI

Belajar merupakan proses hidup yang sadar pembaharuan Kurikulum 2013 adalah mening-
atau tidak harus dijalani semua manusia untuk katkan kreativitas Dosen melalui penggunaan
mencapai berbagai macam kompetensi, model dan media pembelajaran yang bervariasi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Rahyubi, agar aktivitas belajar mahasiswa dapat meningkat
2012:1). Secara formal belajar dilakukan di sehingga terciptalah suasana pembelajaran yang
lembaga pendidikan salah satunya seperti di Seko- aktif.
lah Menengah Kejuruan yang mencetak lulusan Model pembelajaran SAVI merupakan cara
siap kerja dan siap berwirausaha. sekolah belajar yang menggabungkan antara gerakan fisik,
sebagai sebuah masyarakat kecil (mini society) dengan aktivitas intelektual, dan penggunaan semua
yang merupakan wahana pengembangan indra untuk memberikan pengaruh yang besar
mahasiswa, dituntut untuk menciptakan iklim pada proses pembelajaran. SAVI merupakan
pembelajaran yang demokratis (democratic in- kependekan dari Somatis, Auditory, Visual, In-
struction), agar terjadi proses belajar mengajar tellectual. Somatis yang bermakna gerakan tubuh,
yang menyenangkan (joyfull learning) (Mulyasa, Auditory yang bermakna bahwa belajar harus
2013:6). Salah satu upaya yang perlu dilakukan berbicara dan mendengar, Visual yang berarti
untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui belajar dengan mengamati dan menggambarkan,

198 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Intellectual yang berarti belajar dengan Keaktifan mahamahasiswa meningkat dari 70%
memecahkan masalah. Pengertian tersebut hingga 90% dalam pembelajaran menggunakan
menekankan bahwa model pembelajaran SAVI model SAVI berbantuan media berbasis komputer.
haruslah memanfaatkan semua alat indra yang
dimiliki mahasiswa. 1. Teori pembelajaran SAVI (Somatis Au-
Ada beberapa jenis media pembelajaran ditory Visual Intellectual)
yang dapat digunakan dalam pembelajaran, secara
garis besar media pembelajaran dapat Model pembelajaran SAVI merupakan
dikelompokkan menjadi tiga yaitu (1) media vi- model pendekatan pembelajaran yang
sual, (2) media audio, dan (3) media audio visual menekankan bahwa dalam belajar haruslah
(Rusman dkk, 2011:182). Media visual memanfaatkan kinerja dari alat indra. Mulai dari
merupakan media yang hanya dapat dilihat dengan mata untuk melihat, telinga untuk mendengarkan,
menggunakan indra penglihatan, media audio mulut untuk berbicara, dan anggota gerak seperti
hanya dapat didengar melalui indra pendengaran, tangan dan kaki. SAVI merupakan kependekan
sedangkan media audio visual dapat dilihat dan dari Somatis, Auditory, Visual, dan Intellectual.
didengar menggunakan indra penglihat dan Somatis bermakna belajar dengan bergerak dan
pendengar. Salah satu jenis media pembelajaran berbuat, Auditory bermakna belajar dengan
adalah Presentasi Prezi Online. mendengarkan, Visual bermakna belajar dengan
Media Presentasi Prezi Online adalah melihat dan mengamati, dan Intellectual
sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis bermakna belajar dengan memecahkan masalah
internet yang memungkinkan untuk diakses dimana dan refleksi. Pembelajaran dengan pendekatan
saja selama terdapat koneksi jaringan internet. SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan
Media Presentasi Prezi Online termasuk gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
kelompok media audio visual. Dalam menggunakan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh
media Presentasi Prezi Online Dosen dapat juga besar pada pembelajaran (Meier, 2000:91).
menambahkan video terkait dengan materi Pembelajaran SAVI secara terperinci diuraikan
pembelajaran. apa yang dilihat, didengar, sebagai berikut
dirasakan, dan dikerjakan oleh peserta didik dapat a. Belajar Somatis
membentuk karakter mereka (Mulyasa, 2013:8). Salah satu unsur dari pembelajaran SAVI
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui adalah Somatis. Somatis berasal dari
keterkaitan model pembelajaran SAVI dengan bahasa Yunani yang berarti tubuh... belajar
menggunakan media Presentasi Prezi Online somatis berarti belajar dengan memanfaatkan
terhadap Kurikulum 2013. indra peraba, kinestetik, praktis, melibatkan
Pengamatan lainnya yang dilakukan oleh fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu
Ginting & Amir (2012) tentang Penerapan Model belajar (Meier, 2000:92). Menghalangi fungsi
Pembelajaran Somatis Auditory Visual dan In- tubuh dalam belajar berarti dapat menghalangi
tellectual (SAVI) Berbantuan Media Komputer fungsi pikiran sepenuhnya. Oleh karena itu
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia untuk merangsang hubungan pikiran dengan
Fisika II bagi Mahamahasiswa Tahun Ajaran 2011/ tubuh, harus diciptakan suasana belajar yang
2012 Universitas Bengkulu memberikan hasil dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari
bahwa hasil belajar mahamahasiswa secara umum tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu
meningkat walaupun terjadi fluktuasi akibat ke waktu.
perbedan tingkat kesulitan materi yang diajarkan.

PROSIDING 199
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
b. Belajar Auditory dapat menggambarkan proses atau makna
Belajar auditory yaitu belajar dengan yang diajarkan. Belajar visual juga dapat
berbicara dan mendengar. Pembelajaran dilakukan dengan melihat contoh dari dunia
melalui auditory merupakan pembelajaran nyata, diagram, peta gagasan, dan gambaran
yang memanfaatkan telinga dan suara. Telinga segala macam.
kita terus menangkap dan menyimpan d. Belajar Intellectual
informasi auditory bahkan tanpa kita sadari, Belajar intelektual yaitu belajar dengan
dan ketika kita membuat suara sendiri dengan memecahkan masalah dan merenung. Belajar
berbicara, beberapa area penting di otak kita intelektual dimaknai sebagai apa yang
menjadi aktif (Meier, 2000:95). Pembelajar- dilakukan dalam pikiran mahasiswa secara
an auditory dapat dilakukan dengan belajar internal ketika mereka menggunakan kecer-
dari suara, berdialog (menerima dan dasan untuk merenungkan suatu pengalaman
memberikan penjelasan), membaca keras, dan dan menciptakan hubungan, makna, rencana,
menceritakan kepada orang lain apa yang baru dan nilai dari pengalaman tersebut. Dengan
saja dialami, didengar, dipelajari. intelektual mahasiswa dapat menghubungkan
Beberapa cara dapat dilakukan ketika pengalaman mental, fisik, emosional, dan
merancang pembelajaran auditory yang intuitif untuk membuat makna baru bagi dirinya
menarik antara lain dengan mengajak sendiri (Meier, 2000:99).
mahasiswa membicarakan apa yang sedang Belajar intelektual dapat dilakukan dengan
mereka pelajari, menyuruh mahasiswa cara merumuskan pertanyaan, mencari dan
menerjemahkan pengalaman mereka dengan menyaring informasi, menganalisis pengamat-
suara, meminta mahasiswa membaca keras- an, mengerjakan perencanaan strategis,
keras secara dramatis jika mereka mau, melahirkan gagasan kreatif, dan memecahkan
mengajak mahasiswa berbicara saat mereka masalah. Model pembelajaran SAVI memiliki
memecahkan masalah, membuat model, empat tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap
mengumpulkan informasi, membuat rencana penyampaian, tahap pelatihan, tahap
kerja, menguasai keterampilan, membuat penampilan, dan secara keseluruhan harus
tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan dapat memunculkan unsur SAVI dalam setiap
makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. tahapannya.
c. Belajar Visual
Belajar visual adalah belajar dengan melibat- Ada empat tahapan dalam belajar pada
kan kemampuan visual (penglihatan) untuk pelaksanaan pendekatan SAVI Meier, (2000:106-
mengamati dan menggambarkan, dengan 108) yaitu:
alasan bahwa di dalam otak terdapat lebih 1. Tahap persiapan
banyak perangkat memproses informasi vi- Pada tahap ini Dosen membangkitkan minat
sual dari pada semua indra yang lain. Dalam mahasiswa, memberikan perasaan positif
merancang pembelajaran yang menarik bagi mengenai pengalaman belajar yang akan
kemampuan visual, seorang Dosen dapat datang, dan menempatkan mereka dalam
melakukan tindakan seperti meminta situasi optimal untuk belajar.
mahasiswa untuk mengamati presentasi 2. Tahap penyampaian
dengan media Presentasi Prezi Online Pada tahap ini Dosen membantu mahasiswa
kemudian mahasiswa dapat menerangkan menemukan materi belajar yang baru dengan
kembali materi yang sudah diajarkan, dan cara yang menarik, menyenangkan, relevan,

200 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
melibatkan panca indra dan cocok untuk 2. Pembelajaran dengan menerapkan SAVI
semua gaya belajar. membutuhkan waktu yang panjang saat
3. Tahap pelatihan proses belajar mengajar berlangsung.
Pada tahap ini Dosen membantu mahasiswa 3. Pembelajaran SAVI membutuhkan Dosen
mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dengan kemampuan sosial yang baik.
dan keterampilan baru dengan berbagai cara. 4. Penerapan pembelajaran SAVI 90%
harus mengenal karakteristik mahasiswa.
2. Tahap penampilan hasil
Pada tahap ini Dosen membantu mahasiswa 3. Media Presentasi Prezi Online
menerapkan dan memperluas pengetahuan atau Dalam kegiatan belajar mengajar perlu
keterampilan baru mereka pada pekerjaan adanya suatu media pembelajaran yang dapat
sehingga hasil belajar akan melekat dan membantu mahasiswa dalam memahami materi
penampilan hasil akan terus meningkat. pembelajaran. Salah satu jenis media pembelajaran
a. Kelebihan Model Pembelajaran SAVI adalah presentasi Prezi Online.
Model pembelajaran SAVI memiliki beberapa Prezi merupakan media presentasi
kelebihan sebagai berikut: terstruktur sebagai contoh dari presentasi linier,
1. Belajar Somatis atau presentasi berbentuk peta pikiran (mind-
Mahasiswa dapat belajar dengan indra map), Prezi disisi lain membuat konten untuk
peraba, kinestetis, praktis, melibatkan membuat alur cerita sehingga memudahkan
penerima pesan (komunikan) memahami materi
fisik dan menggunakan serta menggerak-
atau masalah apa yang disampaikan yaitu berupa
kan tubuh sewaktu belajar.
media pelengkap yang sesuai dengan materi pokok
2. Belajar Auditory
kerajinan dan wirausaha limbah tekstil yang
Mahasiswa dapat belajar dengan melibat-
disajikan dalam media berbasis Prezi untuk
kan kemampuan auditory (pendengaran).
mempermudah dalam melaksanakan kegiatan
Ketika telinga menangkap dan
pembelajaran. Prezi adalah aplikasi presentasi
menyimpan informasi auditory, beberapa
yang bisa digunakan untuk membuat presentasi
area penting di otak menjadi aktif.
online dan offline yang lebih menarik, sehingga
3. Belajar Visual
ide-ide yang dimiliki bisa disampaikan dengan lebih
Mahasiswa dapat belajar dengan meli- mudah.
batkan kemampuan visual (penglihatan), a. Kelebihan Media Presentasi Prezi Online
dengan alasan bahwa di dalam otak Media pembelajaran Prezi memiliki kelebihan
terdapat lebih banyak perangkat antara lain sebagai berikut:
memproses informasi visual dari pada 1. Membuat presentasi dapat secara online
indra yang lain. dan offline.
4. Belajar Intellectual 2. Memungkinkan untuk membuat
Mahasiswa dapat belajar dengan meli- presentasi dengan satu kanvas.
batkan kemampuan berfikir yaitu dengan 3. Menggunakan sistem garis edar atau
memecahkan masalah dan merenung. disebut Path yang digunakan untuk
b. Kelemahan Model Pembelajaran SAVI mengatur perpindahan antara satu objek
Kelemahan dari Model Pembelajaran SAVI ke objek lainnya di dalam kanvas.
adalah sebagai berikut: Perpindahan tidak hanya terjadi secara
1. Dosen harus mempersiapkan diri jauh hari linier, tapi juga bisa memunculkan efek
sebelum melaksanakan pembelajaran. zooming.

PROSIDING 201
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
4. Memberikan fasilitas untuk memasukkan yang dimaksud disini adalah sebagai pengajar. Data
gambar, video, beberapa shape dan dan sumber data dibutuhkan untuk mengetahui
ilustrasi seperti diagram. permasalahan yang terdapat dalam pengamatan ini.
5. Memberikan template menarik, fasilitas Adapun aktifitas-aktifitas tersebut meliputi
import untuk converter konten di pengorganisasian kelompok (Somatis), melaku-
Powerpoint menjadi konten didalam kan diskusi, presentasi dan tanya-jawab (Audi-
Prezi. tory), mengamati presentasi yang disampaikan
6. Memungkinkan untuk dapat diedit kapan Dosen dengan media Presentasi Prezi Online (Vi-
pun dan dimana pun (fleksibel waktu dan sual), dan memberikan soal evaluasi (Intellec-
tempat). tual).
b. Kelemahan Media Presentasi Prezi Online
Kelemahan dari media pembelajaran Prezi HASIL & PEMBAHASAN
antara lain, sebagai berikut:
1. Membutuhkan akses internet yang baik A. Penerapan Model Pembelajaran SAVI
untuk menggunakannya. dengan media Prezi Online
2. Ketika media sudah jadi maka untuk Pada penerapannya model pembelajaran
menampilkannya perlu fasilitas LCD atau SAVI pada matakuliah Kesekretariatan sangat
Proyektor dengan harga yang relatif mengutamakan peran mahasiswa dalam belajar,
mahal sehingga ini yang menjadi kendala artinya dalam proses pembelajaran mahasiswa
bagi Dosen-Dosen yang notabennya diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi
Dosen di sekolah terpencil. pengetahuannya sendiri melalui penciptaan ide-ide
3. Ketika listrik padam maka semua sistem dalam benaknya. Peneliti yang berperan sebagai
tidak terhubung dan media ini juga tidak Dosen hanya sebagai fasilitator, mediator, dan
akan bisa diaplikasikan. evaluator dalam proses pembelajaran. Peneliti
4. Presentasi dalam media Prezi tidak bisa tidak perlu mentransfer pengetahuannya secara
diprint, pilihan font dan warnanya penuh kepada mahasiswa tetapi mengajak
terbatas, serta untuk beberapa minoritas mahasiswa untuk berpikir melalui diskusi
orang dapat merasa pusing karena melihat kelompok dan presentasi berdasarkan pengalaman
perpindahan yang sangat dinamis. mereka yang telah diperoleh dari kegiatan praktek
dan kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan
teori konstruktivisme bahwa Semua pengetahuan
METODE adalah hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan
A. Pendekatan dan Jenis Pengamatan seseorang (Suprijono, 2010:31). Juga sejalan
Pengamatan ini dilaksanakan dengan dengan pengamatan sebelumnya oleh Wijayanti,
menggunakan pendekatan kualitatif. Pengamatan dkk (2013) konsep yang ditemukan secara
ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mandiri akan membuat mahasiswa lebih paham
mengharuskan peneliti untuk terlibat langsung di dan mengingat materi lebih lama dibandingkan
dalamnya. Kehadiran peneliti dalam pengamatan dengan sekedar menghafal konsep.
ini adalah sebagai pengajar, perencana, pengamat, Kelebihan dari model pembelajaran SAVI
pewawancara, pengumpul data, menganalisis data, dengan media Prezi Online adalah menunjang
dan melaporkan data pengamatan. Sedangkan munculnya proses pembelajaran yang interaktif,
peran peneliti dalam hal ini adalah sebagai instrumen inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
kunci dan pemberi tindakan dalam pengamatan, memotivasi mahasiswa untuk belajar berwirausaha.

202 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Selain itu dengan model pembelajaran SAVI dapat SAVI dilakukan dalam empat tahapan yaitu
memfasilitasi segala aspek gaya belajar yang persiapan, penyampaian, pelatihan, dan penampilan
dimiliki mahasiswa di dalam kelas, tujuannya agar hasil yang berjalan dengan lancar.
hasil belajar dapat meningkat atau sesuai dengan
harapan. Beberapa kelebihan model pembelajaran DAFTAR RUJUKAN
SAVI dengan media Prezi Online tersebut sejalan
dengan pengamatan Kusumawati & Gunansyah Afriawan, M., Binadjab, A. & Latifahb. 2012.
(2013) yaitu pembelajaran SAVI adalah Pengaruh Penerapan Pendekatan SAVI
pembelajaran yang menekankan pada Bervisi SETS pada Pencapaian Kompetensi
bermaknanya belajar melalui mendengarkan, Terkait Reaksi Redoks. Jurnal Ilmu
menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, Pendidikan, (Online), 1 (2): 50-59, (http:/
mengungkapkan pendapat dan menanggapi, serta /journal. unnes.ac.id/sju/index.php/usej/ar-
menggunakan kemampuan berfikir untuk ticle/view/864), diakses tanggal 25 Agustus
meningkatkan konsentrasi pikiran melalui bernalar, 2014.
menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, Arikunto, S. 2009. Dasar- dasar Evaluasi
menciptakan, mengkontruksi, memecahkan Pendidikan: Edisi Revisi. Jakarta: PT.
masalah dan menerapkannya. Bumi Aksara.
Hasil pengamatan tersebut menunjukkan Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2014.
bahwa suatu pembelajaran bermakna bagi Pengamatan Tindakan Kelas. Jakarta: PT.
mahasiswa dan mampu menyentuh segenap aspek Bumi Aksara.
yang dimilikinya, maka tidaklah mustahil jika ada Artianningsih, Witurahmi, S. & Sumaryati, S. 2013.
mahasiswa yang mampu mencapai hasil Penerapan Mind Mapping dengan Media
pembelajaran yang jauh lebih baik dari apa yang Prezi untuk Meningkatkan Prestasi dan
dibayangkan oleh perancang pembelajaran. Hal Partisipasi Belajar Akuntansi. Jurnal Ilmu
ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Meier Pendidikan UNS, (Online), 2 (1): 39-48,
(2000:100) bahwa Belajar akan optimal jika (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/
keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa ekonomi/article/view/2625/1846), diakses
pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2014.
telah mampu merangkum semua gaya belajar Ginting, S.M. & Amir, H. 2012. Penerapan Model
tersebut. Pembelajaran SAVI yang menuntut Pembelajaran Somatis Auditori Visual dan
mahasiswa aktif dapat meningkatkan hasil belajar Intelektual (SAVI) Berbantuan Media
mahasiswa. Komputer untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Kimia Fisika II. Jurnal
Exacta, (Online), 10 (1): 98-105,
SIMPULAN (repository.unib.ac.id/497/) diakses tanggal
Berdasarkan hasil pengamatan dan 25 Agustus 2014.
pembahasan tent ang penerapan model Haerudin. 2013. Pengaruh Pendekatan SAVI
pembelajaran SAVI dengan media presentasi Prezi terhadap Kemampuan Komunikasi dan
Online, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Penalaran Matematik serta Kemandirian
Penerapan model pembelajaran SAVI Belajar Mahasiswa SMP. Jurnal Ilmiah
dengan media presentasi Prezi Online dilaksana- Program Studi Matematika STKIP
kan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, Siliwangi Bandung, (Online), 2 (2): 183-
tiap siklus dua kali pertemuan. Penerapan model 193, (e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/

PROSIDING 203
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
index.php/infinity/article/ 34/33), diakses Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi.
tanggal 25 Agustus 2014. Jurnal Ilmu Pendidikan UNS, (Online), 1
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. (2): 1-8, (http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/
Jakarta: PT. Bumi Aksara. index.php/ekonomi/article/view/2625/
Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan 1846), diakses tanggal 18 September 2014.
Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Rahyubi, H. 2012. Teori-Teori Belajar dan
Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aplikasi Pembelajaran Motorik:
Kilikily, L. 2011. Penerapan Model Deskripsi dan Tinjauan Kritis.
Pembelajaran SAVI untuk Majalengka: Nusa Media.
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Rusman., Kurniawan, D. & Riyana. 2011.
Kelas IV A pada Mata Pelajaran PKn Pembelajaran Berbasis Teknologi
SDN Madyopuro 4 Kecamatan Inf ormasi dan Komunikasi:
Kedungkandang Kota Malang. Skripsi Mengembangkan Profesionalitas Dosen.
tidak diterbitkan: Malang: Fakultas Ilmu Jakarta: Rajawali Pers.
Pendidikan Universitas Negeri Malang. Sari, E. A. 2014. Pengembangan Media Prezi
Kusumawati, S. W. & Gunansyah, G. 2013. pada Materi Perencanaan Produk dan
Penerapan Model Pembelajaran SAVI untuk Distribusi Kelas X Pemasaran di SMK
Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Negeri 1 Boyolangu Tulungagung. Skripsi
Masalah di Sekolah Dasar. Jurnal tidak diterbitkan: Malang: Fakultas Ekonomi
Pendidikan Dosen Sekolah Dasar, 1 (2). Universitas Negeri Malang.
(Online), (http:// ejournal.unesa.ac.id/ Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar
index.php/jurnal-pengamatan-pgsd/article/ Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
view/3161), diakses tanggal 25 Agustus Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning:
2014. Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Mayliana, E. & Sofyan, H. 2013. Penerapan Ac- Pustaka Pelajar.
celerated Learning dengan Pendekatan Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman
SAVI untuk Meningkatkan Motivasi dan Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Hasil Belajar Kompetensi Menggambar Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir,
Busana. Jurnal Pendidikan Vokasi, Laporan Pengamatan. Edisi Kelima.
(Online), 3 (1): 14-28, (http:// Malang: Universitas Negeri Malang.
journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/ Wijayanti, T. F., Prayitno, B. A. & Marjono. 2013.
1573), diakses tanggal 25 Agustus 2014. Pengaruh Pendekatan SAVI melalui Model
Meier, D. 2000. The Accelerated Learning Pembelajaan Kooperatif Tipe STAD
Handbook: Panduan Kreatif dan Efektif terhadap Hasil Belajar pada Mahasiswa
Merancang Program Pendidikan dan Kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta.
Pelatihan. Terjemahan Astuti, R. 2002. Jurnal Pendidikan Biologi, (Online), 5
Jakarta: Kaifa. (1): 1-14, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id /index.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan php/bio/article/view/1433/1014), diakses
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: tanggal 25 Agustus 2014.
PT. Remaja Rosdakarya. Wiriaatmadja, R. 2012. Metode Pengamatan
Prayoga, A. M., Santoso, S. & Hamidi, N. 2013. Tindakan Kelas untuk Meningkatkan
Penggunaan Media Prezi dan Metode Kinerja Dosen dan Dosen. Bandung: PT.
Pembelajaran Snowball Throwing untuk Remaja Rosda

204 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Model Kewirausahaan Berbasis Karakter
pada Keturunan Pemulung
Supit Urang Malang

Lulu Nurul Istanti


Fadia Zen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5, Malang 65145
Telp/Fax. (0341) 552888 Email: luluistanti@yahoo.com

Abstrak: Pergeseran paradigma kesejahteraan sosial saat ini, telah membuka ruang yang lebih luas bagi
pemulung untuk berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dalam penanganan permasalahan
kesejahteraan sosial pada umumnya. Salah satu implikasi yang ditimbulkan adalah berkembangnya
organisasi kemasyarakatan yang bergerak dibidang tmasyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan
sosial. Kondisi demikian memberikan konsekuensi logis bagi tempat-tempat sosial untuk segera menata
sistem tempat dan meningkatkan kompetensi ketempatannya. Tantangan yang harus dihadapi tempat
pembuangan sampah ke depan adalah pengembangan fungsi tempat pembuangan sampah itu sendiri,
untuk tidak lagi berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah saja, tetapi harus menjadi tempat yang
mampu menjadi tempat kewirausahaan. Peningkatan kompetensi kewirausahaan berbasis karakter penting
diberikan kepada anak-anak keturunan pemulung di tempat pembuangan sampah Supit Urang agar mampu
memberikan tempat prima bagi anak keturunan pemulung menjadikan anak-anak produktif yang berdaya
dan mandiri
Kata Kunci: Kewirausahaann berbasis karakter, keturunan pemulung Supit Urang.

Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan Pada awal perkembangannya pendirian tempat


secara tersurat (pasal 34, UUD 1945) bahwa fa- pembuangan sampah bertujuan untuk membantu
kir miskin dan anak- anak terlantar dipelihara oleh mengurangi persoalan sampah dengan menye-
Negara, namun kenyataannya kemampuan negara diakan bantuan yang dibutuhkan secara kese-
untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar luruhan (all in). Pendekatan tempat yang diguna-
khususnya dalam hal ini para anak-anak pemulung kan tempat pembuangan sampah seperti ini cen-
masih sangat terbatas. Dengan demikian, mau dan derung masih menunjukkan sebagai sebuah
tidak mau harus ada peran serta masyarakat, pendekatan yang sangat kuat.
organisasi sosial, keagamaan dalam mengatasi Pergeseran paradigma kesejahteraan sosial
masalah fakir miskin dan anak keturunan pemulung saat ini, telah membuka ruang yang lebih luas bagi
ini. Salah satu tempat yang sampai sekarang masih pemulung untuk berpartisipasi dalam pembangunan
tetap konsisten membantu pemerintah dalam masyarakat dalam penanganan permasalahan
pemilahan sampah di tempat pembuangan sampah. kesejahteraan sosial pada umumnya. Salah satu

PROSIDING 205
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
implikasi yang ditimbulkan adalah berkembangnya Anak-anak yang diasuh oleh tempat
organisasi kemasyarakatan yang bergerak dibidang pembuangan sampah ini terdiri dari anak keturunan
tempat masyarakat dalam rangka peningkatan pemulung dan fakir miskin, maka sebahagian besar
kesejahteraan sosial. Kondisi demikian mereka adalah anak-anak yang bermasalah. Yang
memberikan konsekuensi logis bagi tempat-tempat dimaksudkan dengan anak-anak bermasalah disini
sosial untuk segera menata sistem tempat dan adalah karena telah dilahirkan dengan profesi
meningkatkan kompetensi ketempatannya. Hal ini kehidupan adalah sebagai pemulung dan
penting untuk dilakukan, sebab perubahan menjadikan figur yang dapat memberikan suri
paradigma tempat sosial menuntut setiap tempat tauladan untuk dicontoh. Sistem norma yang
pembuangan sampah termasuk tempat pembuang- mereka anut juga kurang tepat, baik norma agama
an sampah untuk memberikan tempat yang lebih maupun norma sosial. Seringkali mereka malaku-
rasional dengan mengedepankan pendekatan kan perbuatan yang jika dilihat dari kacamata
tempat yang profesional. Dengan demikian, norma (agama dan masyarakat) salah tapi bagi
tantangan yang harus dihadapi tempat pembuangan mereka bukan sebuah kesalahan. Katakanlah suka
sampah ke depan adalah pengembangan fungsi merokok, tidak sholat, suka absen dari sekolah,
tempat pembuangan sampah itu sendiri, untuk tidak mengambil barang milik temannya dan lain-lain.
lagi berfungsi sebagai tempat pembuangan Mereka tidak pernah memikirkan masa depannya.
sampah saja, tetapi harus menjadi tempat yang Oleh karena itu mereka memang membutuhkan
mampu menjadi tempat kewirausahaan, yang sentuhan dari pihak luar untuk membantu anak
mampu memberikan tempat prima bagi anak ketu- keturunan pemulung di tempat pembuangan
runan pemulung menjadikan anak-anak produktif sampah untuk merubah cara berpikir mereka,
yang berdaya dan mandiri minimal untuk perlu adanya trasformasi sistem nilai dan norma
dirinya,lebih lanjut diharapkan juga mampu yang mereka anut termasuk didalamnya membekali
memberdayakan keluarga dan lingkungannya para Pembina tempat pembuangan sampah untuk
setelah keluar dari sekolah kelak. dapat mengadakan transformasi sistem nilai yang
Kota Malang sebagai kota terbesar nomor dianut anak-anak tempat pembuangan sampah.
dua di Jawa Timur saat ini juga mengahadapi Banyak juga keluhan yang disampaikan para
masalah penanganan fakir miskin dan anak pembina bahwa mereka agak kewalahan dalam
keturunan pemulung. Hasil observasi penulis dalam mendidik anak-anak tempat pembuangan sampah
tahun 2015, sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Observasi Awal Permasalahan Penanganan Fakir Miskin dan Anak Keturunan Pemulung
No Permasalahan Prosentase
1. Pemulung menjalani usahanya karena tidak memerlukan modal dan 38%
keahlian khusus
2. Pemulung menjalani usahanya karena tidak terikat waktu atau hanya 29%
sekedar coba-coba
3. Pemulung merasakan usaha ini sangat menguntungkan dirinya dari 18%
pada usaha sebelumnya
4. Pemulung mengaku terpaksa melakukannya karena sulitnya untuk 21%
mencari pekerjaan lain
(Sumber: Data diolah peneliti, 2015)

206 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
ini, keluhan ini timbul karena para pembina juga tuhan, sedangkan materinya diantaranya: membuat
mempunyai keterbatasan keilmuan dalam pembinaan terarah kewirausahaan, pemanfatan
mendidik anak-anak ini. Banyak pembina di tempat sampah menjadi barang jadi, membuat marketing
pembuangan sampah diangkat bukan atas hasil usaha.
pertimbangan kemampuan profesionalismenya Pembinaan terarah adalah pola yang masih
tetapi lebih banyak atas pertimbangan semangat berbentuk sesuai dengan kebutuhan ilmu, belum
keikhlasan para Pembina semata. diubah/belum dikembangkan sesuai dengan desain
Berdasarkan data kualitatif maupun data atau yang disebut dengan istilah pembinaan
kuantitatif di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terarah. Tujuan mempelajari pembinaan terarah
di kota Malang cukup banyak terdapat anak adalah supaya dapat mewujudkan anak keturunan
keturunan pemulung dan pemulung dengan pemulung sesuai dengan kebutuhan (Kusdiyanti:
berbagai permasalahnnya. Belum lagi jika ditambah 2012).
dengan anak-anak jalanan, tukang ngamen,
gepeng dan lain-lain yang belum terjangkau oleh METODE
pemeliharaan pemerintah atau tempat pembuangan
sampah. Oleh karena itu perlu ada pemikiran serius Metode untuk mendukung realisasi program
untuk memberdayakan anak-anak ini agar mereka yang ditawarkan adalah pelatihan tentang:
mempunyai masa depan yang lebih baik. 1. Kewirausahaan berbasis karakt er
Jika jiwa berwirausaha telah tumbuh di (Menumbuhkan jiwa wirausaha, perencanaan
kalangan anak-anak tempat pembuangan sampah, bisnis, pembukuan sederhana, pemasaran
sejumlah keterampilan untuk hidup masih produk) berupa Teori dan praktek
diperlukan. Salah satu keterampilan untuk hidup 2. Perancangan dan Pembuatan daur ulang
yang ditawarkan dalam program ini adalah sampah anak keturunan Pemulung Supit urang
merancang dan membuat kemandirian anak berupa Teori dan Praktek
keturunan pemulung supit urang. Keterampilan
membuat kemandirian merupakan keterampilan Program ini diharapkan mampu menjadi
yang dapat dipelajari oleh siapapun yang berminat, solusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi
tentunya dengan ketekunan, ketelatenan, dan mitra. Adapun rencana kegiatan yang diharapkan
kesabaran yang cukup. mampu mengatasi permasalahan adalah sebagai
Keterampilan membuat anak keturunan berikut:
pemulung Supit Urang penting diberikan kepada 1. Mengidentifikasi peserta pelatihan, yaitu anak-
anak-anak di tempat pembuangan sampah, karena: anak keturunan pemulung di tempat
Pertama, mereka belum pernah mendapatkan pembuangan sampah yang sedang menempuh
pelatihan kewirausahaan berbasis karakter. pendidikan SMP/SMA/ Sederajat yang
Kedua, tanpa memiliki kompetensi ini akan memiliki minat untukmengikuti pelatihan
menyulitkan untuk menempuh materi membuat tentang kewirausahaan dan Perancangan dan
anak keturunan pemulung tingkat rendah menjadi pembuatan daur ulang sampah pada keturun-
tingkat terampil. Sehingga keterampilan membuat an pemulung supit urang.
anak keturunan pemulung supit urang penting 2. Menyusun skenario pelatihan (panduan
diberikan terlebih dahulu kepada anak keturunan pelatihan) tentang kewirausahaan dan
pemulung ditempat pembuangan sampah tersebut. perancangan dan pembuatan anak keturunan
Adapun teknik pembinaan yang digunakan adalah pemulung supit urang.
teknik pembinaan terarah sesuai dengan kebu-

PROSIDING 207
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
3. Melaksanakan pelatihan tentang perancangan 2. Tahap pelaksanaan:
dan pembuatan anak keturunan pemulung supit a) Penyampaian teori dan praktek tentang
urang dan kewirausahaan bagi anak-anak Kewirausahaan berbasis karakter
keturunan pemulung di tempat pembuangan (Menumbuhkan jiwa wirausaha, peran-
sampah. cangan bisnis dan pembukuan sederhana)
4. Evaluasi/refleksi b) Penyampaian teori dan praktek tentang
Mitra kegiatan ini ada 3, yaitu 1) Kepala Dinas daur ulang sampah dengan memberikan
Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, 2) tugas
Drs. Edi Sugianto, selaku Kepala Kelurahan 3. Tahap evaluasi/refleksi:
Mulyorejo, 3) Bapak Sunari, selaku Ketua Menilai tugas-tugas peserta pelatihan:
RW Kelurahan Mulyorejo. Mitra akan a) Tugas perancangan dan pembuatan daur
dilibatkan secara aktif mulai dari tahap ulang sampah di tempat pembuangan
perencanaan kegiatan, pelaksanaan, sampai sampah supit urang, dan
evaluasi kegiatan, kegiatan pendampingan dan b) Tugas perencanaan bisnis
konsultasi bisnis. Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan
bahwa rangkaian kegiatan pelatihan sebagai
Adapun rincian kegiatan sebagai berikut: berikut:
1. Tahap perencanaan: 1. Menganalisis situasi dan kebutuhan (perma-
a) Mendata calon peserta pelatihan salahan mitra)
b) Menetapkan pemateri pelatihan, 2. Setelah menganalisis siatusi dan kebutuhan
menyiapkan sekenario pelatihan, (permasalahan mitra) maka selanjutnya
c) Menyiapkan sarana prasarana untuk menentapkan tujuan untuk mengatasi
pelatihan permasalahan mitra.
d) Menyiapkan konsumsi/akomodasi untuk 3. Mendisain skenario pelatihan
peserta dan instruktur 4. Implementasi/pelaksanaan pelatihan
e) Menyiapkan akomodasi untuk peserta 5. Evaluasi perencanaan, pelaksanaan pelatihan
dan pemateri.

Analisis Situasi
dan kebutuhan

Evaluasi Umpan balik Penetapan Tujuan


Dan revisi

Validasi Desain Skenario


Implementasi
Ahli Pelatihan

Gambar 1. Gambaran Penerapan Ipteks

208 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
HASIL & PEMBAHASAN sehingga dapat dicapai tujuan utama keberadaan
Berdasarkan hasil observasi (selama 2 tempat pembuangan sampah sebagai tempat
bulan) di beberapa tempat pembuangan sampah pemberdayan anak keturunan pemulung. Secara
di kota Malang, (diantaranya: tempat pembuangan umum menurut Syamsul (2005) terdapat empat
sampah supit urang) menunjukan kondisi obyektif pendekatan yang biasa dilakukan dalam rangka
di lapangan secara spesifik permasalahan mitra memberdayakan klien di tempat pembuangan
adalah sebagai berikut: sampah: (1) Pendekatan Sosio Karikatif.
(1) Belum tumbuhnya jiwa wirausaha (ente- Pendekatan sosio karikatif merupakan bentuk
preneurship) di kalangan anak-anak pendekatan yang didasari oleh sebuah anggapan
keturunan pemulung di tempat pembuangan bahwa klien binaan tempat pembuangan sampah
sampah. adalah komunitas tidak berdaya, menderita, miskin
(2) Anak-anak keturunan pemulung di tempat yang tidak mampu memecahkan permasalahan
pembuangan sampah belum memiliki sendiri. Oleh karenanya tempat pembuangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang sampah ditempatkan sebagai tempat yang akan
perencanaan bisnis, pembukuan sederhana membantu, menolong dan mengasihani dan
untuk UKM. memberikan sumbangan berdasarkan nilai-nilai
(3) Anak-anak keturunan pemulung di tempat kemanusiaan (karikatif philantrophi) dan nilai-nilai
pembuangan sampah membutuhkan penge- keIslaman. (2) Pendekatan Ekonomis. Pende-
tahuan, sikap dan keterampilan merancang katan Sosio Ekonomis merupakan bentuk pende-
dan membuat anak keturunan pemulung supit katan tempat yang didasari oleh pemahaman
urang sebagai bekal untuk hidup mandiri saat bahwa peningkatan kesejahteraan anak keturunan
ini dan di masa yang akan datang. pemulung/klien dalam tempat pembuangan sampah
(4) Adanya minat dan motivasi yang tinggi dari hanya akan terwujud, apabila disediakan akses
anak-anak keturunan pemulung di tempat material (ekonomi) seperti penyediaan modal,
pembuangan sampah untuk mengikuti penyediaan biaya pendidikan, biaya kesehatan dan
pelatihan tentang: a) kewirausahaan dan b) lain sebagainya, yang secara mendasar memang
Perancangan dan Pembuatan sampah daur menjadi kebutuhannya.
ulang di tempat pembuangan sampah supit Wujud kegiatan dari pendekatan tempat
urang. ekonomis pada umumnya dilakukan dalam bentuk
(5) Anak-anak keturunan pemulung di tempat pengembangan usaha ekonomis produktif para
pembuangan sampah di Kota Malang klien ini diharapkan ketika selesai dibiayai sekolah
mayoritas belum memiliki pengetahuan, sikap dan dididik di tempat pembuangan sampah maka
dan keterampilan dalam merancang dan mereka akan hidup mandiri untuk membangun
membuat sampah daur ulang di lokasi anak keluarganya. (3) Pendekatan Transformatif.
keturunan pemulung supit urang. Pendekatan transformatif merupakan bentuk
(6) Sarana/prasarana yang dimiliki tempat pem- pendekatan tempat yang dilakukan dengan keya-
buangan sampah, seperti keranjang, sepatu kinan bahwa penanganan anak keturunan pemu-
boot belum dimanfaatkan secara maksimal lung adalah perubahan pandangan, pemikiran,
(banyak yang masih dibiarkan tanpa memakai sikap dan tingkah laku bersama menuju keman-
peralatan yang baik). dirian personal. Nilai yang dikembangkan dalam
pendekatan ini adalah bahwa manusia pada
Pengelola tempat pembuangan sampah hakekatnya memiliki kemerdekaan dalam memilih
harus memilih model pendekatan yang tepat jalan hidup dan menentukan masa depannya. Selain

PROSIDING 209
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
itu manusia memiliki harga diri dan potensi yang masih sangat terbatas. Bahkan, yang membuat
dapat dikembangkan, sehingga dapat menjadi miris adalah sebagian dari anak-anak keturunan
faktor mendasar untuk merubah nasibnya. Per- pemulung di tempat pembuangan sampah, akan
forma kegiatan pendekatan ini pada umumnya kembali menjadi anak jalanan yang justru akan
diarahkan pada upaya-upaya pengembangan membuat ia tidak mempunyai masa depan. Oleh
kesadaran kritis yang dapat menstimulir terjadinya karena itu perlu peran perguruan tinggi sebagai
transformasi nilai kehidupan. (4) Pendekatan bagian dari komponen masyarakat yang dipandang
Holistik. Pendekatan Holistik merupakan masyarakat memiliki kemampuan untuk membantu
pendekatan tempat yanga memiliki keyakinan mempersiapkan anak-anak tempat pembuangan
bahwa upaya peningkatan kesejahteraan klien sampah untuk dapat menjalani hidup yang lebih
tempat pembuangan sampah tidak hanya cukup baik.
dengan menyediakan aset-aset material (ekonomis)
dan dilakukan secara karikatif. Akan tetapi secara SIMPULAN
holistik pendekatan ekonomis karikatif harus juga
diintegrasikan dengan pendekatan yang Mengingat rata-rata kemampuan tempat
transformatif. pembuangan sampah untuk membiayai anak
Sejalan dengan model-model pendekatan keturunan pemulung hanya sampai ke jenjang
yang dikemukakan oleh Syamsul (2005) di atas pendidikan SMTA, untuk sampai ke perguruan
khususnya model pendekatan transformatif maka tinggi secara finansial tidak mampu. Pengalaman
dipandang perlu untuk dilakukan program IPTEK menunjukkan ketika seorang anak keturunan
bagi masyarakat dengan dua materi pokok, yaitu pemulung tempat pembuangan sampah tidak
(1) Kewirausahaan, untuk menumbuhkan jiwa dipersiapkan dengan baik untuk dapat hidup
entepreneurship di kalangan anak keturunan mandiri di masyarakat melalui sejumlah
pemulung di tempat pembuangan sampah, keterampilan untuk hidup dan tumbuhnya jiwa
merencanakan bisnis, sampai memasarkan wirausaha yang berkarakter di kalangan anak-anak
produk, (2) Merancang dan membuat kemandirian keturunan pemulung di tempat pembuangan
usaha. sampah, maka nanti setelah keluar dari sekolah
Mengingat rata-rata kemampuan tempat anak-anak keturunan pemulung tersebut tetap
pembuangan sampah untuk membiayai anak menjadi pengangguran, mengingat lapangan
keturunan pemulung hanya sampai ke jenjang pekerjaan yang disediakan pemerintah maupun
pendidikan SMTA, untuk sampai ke perguruan swasta jumlahnya masih sangat terbatas. Bahkan,
tinggi secara finansial tidak mampu. Pengalaman yang membuat miris adalah sebagian dari anak-
menunjukkan ketika seorang anak keturunan anak keturunan pemulung di tempat pembuangan
pemulung tempat pembuangan sampah tidak sampah, akan kembali menjadi anak jalanan yang
dipersiapkan dengan baik untuk dapat hidup justru akan membuat ia tidak mempunyai masa
mandiri di masyarakat melalui sejumlah depan. Oleh karena itu perlu peran perguruan tinggi
keterampilan untuk hidup dan tumbuhnya jiwa sebagai bagian dari komponen masyarakat yang
wirausaha di kalangan anak-anak keturunan dipandang masyarakat memiliki kemampuan untuk
pemulung di tempat pembuangan sampah, maka membantu mempersiapkan anak-anak tempat
nanti setelah keluar dari sekolah anak-anak pembuangan sampah untuk dapat menjalani hidup
keturunan pemulung tersebut tetap menjadi yang lebih baik melalui peningkatan kompetensi
pengangguran, mengingat lapangan pekerjaan yang kewirausahaan yang berbasis karakter.
disediakan pemerintah maupun swasta jumlahnya

210 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
DAFTAR RUJUKAN Malang-post.com. tempat pembuangan sampah
Agus B. 2002. Karakteristik dan Penyebaran Asuhan KH Mas Mansyur Terus Berinovasi.
Lahan Gambut di Indonesia. Balai diakses 24 Pebruari 2013.
Penelitian Tanah,Badan Litbang Pertanian. Nadler, L, 2002. Designing Training Program,
Bogor. The Critical Event Model,
Anoraga, P. dan Sudantoko, H.. 2002. Koperasi, Addison Wesley Publishing Company, Lon-
Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. don.
Jakarta: Rineka Cipta. Sangadji, E,M. 2008. Pengembangan Model
Buchari, Alma. 2005. Kewirausahaan. Bandung. Pelatihan Kewirausahaan bagi
Alfabeta. mahasiswa UIN Malang, Makalah
Dwivendi, Anju, 2004, Metodologi Pelatihan Pembekalan Lulusan S1 dan S2 UIN
Partisipatif, Pustaka Jogja Mandiri. Malang.
Deliveri. 200., Mengelola Pelatihan Partisipatif, Suryana. 2003. Kewirausahaan (Pedoman
(www. deliver. org/guidelines /training) Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses).
Kusdiyanti, H. 2012. Peningkatan Kompetensi Jakarta: Salemba empat.
Usaha Sebagai Peluang Kewirausahaan Pratiwi, D. 2001. pembinaan terarah dan Pecah
UKM Tradisional. Malang Pola Pemulung, (Online), (books. google/
co.it/ books), diakses 30 Mei 2012.

PROSIDING 211
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pemanfaatan Kelas Virtual untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Hety Mustika Ani, Wiwin Hartanto, Mukhamad Zulianto


Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember
Email: wiwinhartanto@unej.ac.id

Abstrak: Perkembangan teknologi yang pesat serta didukung oleh komputer telah banyak merubah cara
manusia dalam hal belajar dan mengajar. Pendayaangunaan teknologi informasi dan komputer dalam
pendidikan diperlukan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pendidikan yang optimal. Kelas virtual
menawarkan banyak peluang untuk berinteraksi. Tugas atau diskusi bisa dilakukan secara lebih mudah
pada kuliah virtual dibandingkan pada kelas konvensional. Melalui kelas virtual, peserta didik dapat
mengikuti pembelajaran di tempat masing-masing yang terkoneksi dengan internet. Konten materi
pembelajaran, tanya jawab, diskusi, komunikasi, video streaming, monitoring kegiatan belajar, tes hasil
belajar dan menampilkan hasil dari tes dapat dilakukan di kelas virtual. Jadi dalam kelas virtual dapat
memfasilitasi pembelajaran seperti kelas fisik. Kegiatan kelas virtual dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat.
Kata Kunci: kelas virtual, kualitas pembelajaran

Perguruan Tinggi yang memiliki program dampak positif bagi peningkatan kualitas pem-
pendidikan tenaga kependidikan sudah selayaknya belajaran.
memelopori pengembangan pembelajaran Teknologi merupakan salah satu faktor yang
berbagai bidang studi karena pembelajaran menentukan perubahan jaman pada saat ini.
merupakan program unggulan lembaga kependi- Berbagai jenis teknologi yang didukung oleh
dikan. Inovasi pembelajaran melalui adopsi atau komputer telah merubah cara hidup manusia
adaptasi gagasan, praktik, atau objek yang telah khususnya dalam hal belajar dan mengajar.
ada yang dianggap baru oleh seorang pendidik, Teknologi berbasis komputer berkembang
kemudian dimodifikasi sesuai dengan keadaan demikian pesat. Salah satu dampak yang sangat
pembelajaran di kelas. jelas dirasakan adalah dalam aktifitas pem-
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) belajaran.
mengalami perkembangan luar biasa dari tahun ke Pendayagunaan teknologi informasi dan
tahun dan telah berhasil mengubah paradigma komputer (TIK) dalam pendidikan adalah suatu
masyarakat dalam mencari dan mendapatkan keharusan, karena TIK telah mengalir pada setiap
informasi. Salah satu bidang yang terkena imbas aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan
perkembangan TIK adalah bidang pendidikan perubahan paradigma dalam pendidikan untuk
yang memunculkan istilah pembelajaran digital (e- mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang
learning, digital learning). Penerapan TIK di optimal. TIK memiliki potensi dan fungsi yang
dalam proses pembelajaran sekolah dasar dan sangat besar dalam peningkatan kualitas
menengah dipercaya dapat menghasilkan berbagai pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan

212 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
budaya pemanfaatan TIK untuk pendidikan. Peran Rancangan materi pembelajaran harus menyesuai-
penting integrasi TIK dalam proses pembelajaran kan berbagai faktor yang berkaitan dengan kondisi
adalah untuk membangun keterampilan peserta peserta didik, baik kondisi internal maupun
didik. eksternal. Pembelajaran sebagai suatu sistem,
Pengintegrasian TIK dalam proses berupaya untuk menciptakan kondisi eksternal
pembelajaran harus memungkinkan peserta didik (lingkungan belajar) yang dirancang untuk
menjadi partisipan aktif, menghasilkan dan berbagi memudahkan terjadinya proses belajar pada
(sharing) pengetahuan atau keterampilan serta peserta didik dan mempunyai daya tarik untuk
berpartisipasi sebanyak mungkin serta belajar dipelajari, sehingga diperoleh hasil akhir yang
secara individu sebagai mana halnya juga maksimal. Pembelajaran elektronik dengan
kolaboratif dengan peserta didik lain. Dengan menggunakan Learning Management System
dibantu teknologi informasi, peningkatan kualitas sekarang sudah mulai digalakkan. Pendidikan
pendidikan dan pengetahuan dapat di bantu dengan konsep virtual ini mulai diminati karena
dengan pemanfaatan kelas virtual (virtual class- tergolong efektif, murah dan praktis.
room). Sebuah sistem pembelajaran yang Melakukan interaksi merupakan salah satu
memanfaatkan kelebihankelebihan yang dimiliki hal terpenting yang bisa kita lakukan pada suatu
oleh internet yang selama ini digunakan sebagai proses pembelajaran. Kelas virtual menawarkan
media transfer ilmu pengetahuan. Sistem yang banyak peluang untuk berinteraksi. Tugas atau
memberi kebebasan waktu, tempat dan tidak diskusi bisa dilakukan secara lebih mudah pada
hanya berorientasi pada tenaga pengajar. Fungsi kuliah virt ual dibandingkan pada kelas
dari penerapan ruan kelas virtual bisa sebagai konvensional yang mungkin membutuhkan
tambahan (suplemen) atau pelengkap/pendukung penataan ulang meja dan lain sebagainya. Berbagai
(komplemen) ataupun sebagai pengganti macam tools yang bisa digunakan untuk
(substitusi) pembelajaran konvensional. Namun berinteraksi dalam kuliah virtual seperti applica-
dalam pembahasan ini, kelas virtual berfungsi tion sharing, audio, chat, polling, white board,
sebagai sistem pelengkap/pendukung bagi sistem streaming.
pembelajaran konvensional. Beberapa keuntungan penggunaan kelas vir-
Pemanfaatan teknologi informasi, tual untuk pembelajaran adalah (1) pendidik dan
khususnya internet berpengaruh terhadap tugas staf peserta didik dapat berkomunikasi kapanpun dan
akademik (guru/dosen,karyawan) dalam proses dimanapun dengan syarat terhubung oleh internet.
pembelajaran. Proses belajar dan mengajar yang (2) penambahan akses untuk belajar (3)
terdahulu sangat didominasi oleh peran guru/dosen pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga
(the area of teacher), dan saat ini proses itu mulai menuntut siswa untuk lebih aktif (4) penambahan
banyak didominasi oleh peran guru/dosen dan sumber informasi yang lebih baik (5) penambahan
buku (the area of teacher and book) dan pada ketersediaan alternatif untuk mengakomodasi
masa mendatang proses belajar mengajar akan strategi pembelajaran yang beraneka ragam (6)
didominasi oleh peran guru/dosen, buku dan penilaian dapat dilakukan dengan berbagai metode
teknologi (the area of teacher, book and tech- yang lebih bervariatif (7) pendidik lebih mudah
nology) (Soekartawi, 2003). memonitoring peserta didik (8) motivasi belajar
Dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi lebih tinggi dan model pembelajaran
dikondisikan untuk senang belajar, dan ada individu menjadi lebih potensial.
ketertarikan pada materi yang akan dipelajari.

PROSIDING 213
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
PEMBAHASAN Perkembangan Teknologi Dalam
Kelas Virtual Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah
Kelas virtual merupakan kelas yang dicip-
proses interaksi antara peserta didik dengan
takan melalui bantuan internet. Dalam kelas ini
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
semua kegiatan pembelajaran dilakukan secara
ke arah lebih baik. pembelajaran ialah
online menggunakan internet. Proses pembela-
membelajarkan peserta didik menggunakan asas
jaran dilaksanakan tanpa menuntut peserta didik
pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
hadir di ruang kelas nyata. Melalui kelas virtual,
penentu utama keberhasilan pendidikan.
peserta didik dapat mengikuti pembelajaran di
pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
tempat masing-masing yang terkoneksi dengan arah, mengajar dilakukan oleh pihak dosen atau
internet, misalnya di rumah, di kantor, di warnet, guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
atau di sekolah dan kampus. Konten materi dilakukan oleh peserta didik atau murid.
pembelajaran, tanya jawab, diskusi, komunikasi, Pembelajaran adalah proses yang dilakukan
video streaming, monitoring kegiatan belajar, tes untuk mengubah ketidakmampuan menjadi bentuk
hasil belajar dan menampilkan hasil dari tes dapat kemampuan baru. Kemampuan di sini bisa
dilakukan di kelas virtual. Jadi dalam kelas virtual berbentuk kuantitas atau kualitas dari kebiasaan
dapat memfasilitasi pembelajaran seperti kelas seseorang. Paradigmanya adalah dalam arti apa
fisik. Dalam kelas virtual juga peserta didik dapat yang dilakukan untuk mengabadikan warisan lama
berinteraksi dengan peserta didik lain, peserta yang masih bagus dan apa yang dilakukan untuk
didik dengan pendidik serta peserta didik dengan mengadopsi hal baru yang lebih bagus (Ubaydillah,
konten pembelajaran yang telah disediakan oleh 2004).
pendidik, dalam hal ini guru dan dosen. Kelas vir- Beberapa fakor yang berperan dalam
tual bersifat maya tetapi dapat berfungsi layaknya menentukan keberhasilan pembelajaran adalah
kelas fisik. faktor kemampuan dan kemahiran pendidik dalam
Kelas virtual sering kali disebut sebagai melaksanakan pembelajaran yaitu terciptanya
pembelajaran online (online courses) karena interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam
semua aktifitas pembelajaran dilakukan secara melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
online. Kelas virtual merupakan lingkungan belajar adalah mengembangkan potensi siswa secara op-
mengajar yang diciptakan dalam bentuk perangkat timal yang memungkinkan siswa dapat mencapai
lunak yang dapat diperoleh lewat layanan akses tujuan yang diharapkan dan bertanggung jawab
internet. Kelas virtual memungkinkan suatu proses sebagai anggota masyarakat. Untuk dapat
pembelajaran didalam kelas dapat dibagi secara mencapai tujuan pembelajaran, perlu memper-
virtual dengan kelas lain ditempat berbeda yang hatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi
proses tersebut.
terkendala dengan jarak. Konsep kelas virtual
Karakteristik pembelajaran yang baik adalah
menawarkan kesempatan yang lebih baik untuk
harus memenuhi beberapa kriteria. Kriteria yang
dapat melakukan kolaborasi, akses terhadap suatu
dimaksud adalah: melibatkan proses mental
informasi, menampilkan visualisasi yang lebih
peserta didik secara maksimal, artinya melibatkan
menarik dan mendorong pihak terkait untuk lebih
aktivitas peserta didik dalam proses berfikir tidak
produktif dan lebih cepat dalam memahami hanya mendengar atau mencatat saja, suatu
informasi maupun suatu pengetahuan. pembelajaran sebaiknya dapat membangun

214 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
suasana dialogis dan proses tanya jawab terus diri telah berupaya untuk meningkatkan mutu
menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan pendidikan dengan mengembangkan sistem
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, pendidikan Indonesia menjadi pendidikan berbasis
yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat kompetensi. Beberapa pengertian tentang
membantu peserta didik untuk memperoleh kompetensi telah dikemukakan diantaranya kom-
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. petensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan kemampuan yang dikuasai oleh sesorang yang
mengalami perkembangan yang amat pesat dan telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
secara fundamental telah membawa perubahan melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan
yang signifikan dalam percepatan dan inovasi psikomotirik dengan sebaik-baiknya. Beberapa
penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara. aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi
Teknologi yang berkembang menyediakan meliputi: pengetahuan (knowledge), pemahaman
kesempatan yang sangat besar untuk mengem- (Understanding), kemampuan (skill), nilai
bangkan manajemen pendidikan dan proses pem- (value), sikap (attitude), dan minat (interest)
belajaran di sekolah. Dengan semakin berkem- (Mulyasa, 2005).
bangnya teknologi informasi dalam yang dapat Dalam upaya peningkatan mutu tersebut
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran maka pendidikan di Indonesia harus didukung oleh arah
hasil belajar siswa yang spesifik dapat diidentifikasi pengembangan kurikulum yang berbasis pada
dengan pemanfaatan teknologi baru tersebut. pengembangan potensi manusia yang beragam,
Teknologi informasi memiliki potensi yang sangat pada pengembangan kecakapan hidup (life skill).
besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di Untuk itu semua, Pusat kurikulum Balitbang
dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkan- Depdiknas telah menyiapkan seperangkat kuriku-
nya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. lum yang dapat diidentifikasi diantaranya (a)
Pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran menggunakan sistem belajar dengan modul, (b)
seperti kelas virtual harus direalisasikan untuk menggunakan keseluruhan sumber belajar, (c)
pengelolaan pendidikan melalui otomasi sistem menekankan pada pengalaman lapangan, (d)
informasi manajemen dan akademik, dan sistem mengusahakan strategi belajar individual personal
pengelolaan pembelajaran baik sebagai materi (e) mengutamakan kemudahan belajar, dan (f)
kurikulum, suplemen dan pengayaan maupun belajar tuntas.
sebagai media dalam proses pembelajaran yang
interaktif serta sumber-sumber belajar mandiri yang SIMPULAN
inovatif dan menarik. Dengan kata lain, penda-
yagunaan teknologi kelas virtual dalam manajemen Kelas virtual mempermudah interaksi antara
pendidikan dan proses pembelajaran bertujuan peserta didik dengan bahan belajar. Demikian juga
untuk memfasilitasi penyelenggara dan peserta interaksi antara peserta didik dengan guru atau
pendidikan guna mendorong peningkatan kualitas dosen dan antara sesama peserta didik. Peserta
pendidikan. didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat
Perkembangan teknologi yang berkesinam- mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran
bungan dalam dunia kerja membawa konsekuensi dan kebutuhan lain untuk pengembangan diri
bahwa penyelengara pendidikan secara terus peserta didik. Guru atau dosen dapat menempat-
menerus perlu melakukan peningkatan kualitas kan bahan ajar secara online yang dapat didown-
lulusan agar memiliki kompetensi seperti yang load oleh peserta didik, dan pemberian tugas
diinginkan. Indonesia dalam rangka membangun kepada peserta didik serta pengumpulannya

PROSIDING 215
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
melalui kelas virtual yang sudah disediakan. memeriksa jawaban mahasiswa dan memberita-
Interaksi dapat juga dilakukan secara langsung hukan hasilnya kepada mahasiswa. Beberapa
antara peserta didik dengan guru atau dosen dan kebermanfaatan ini, kelas virtual diharapkan dapat
dengan sesama peserta didik melalui forum diskusi. meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain itu interaksi didalam kelas dapat juga berupa
streaming yang memungkinkan peserta didik dan DAFTAR RUJUKAN
pendidik dapat berinteraksi secara langsung
layaknya tatap muka. Depdiknas. 2003. Pengembangan Kurikulum
Kegiatan kelas virtual dimungkinkan Dan Sistem Penilaian Berbasis
berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Kompetensi. Dikmenum: Jakarta.
Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan- E. Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kom-
bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. petensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan Shahabadkar. 2011. Virtual Class Room Experi-
guru/dosen setiap saat. Dengan kondisi yang mentation for Teaching Manufacturing
demikian ini, peserta didik dapat lebih and Operation Management Course. In-
memantapkan penguasaannya terhadap materi ternational Journal of Industrial Engineering
pembelajaran. Kegiatan kelas virtual dapat & Production Research. December 2011,
dimanfaatkan guru/dosen untuk lebih mudah Volume 2 number 4.
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar Soekartawi. 2003. Prinsip Dasar e-Learning:
yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Jurnal
tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi. Teknodik. Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Guru/dosen dapat mengembangkan diri atau Ubaydillah. 2004. Kutu Loncat.(Sumber
melakukan penelitian guna peningkatan internet 1 Oktober 2015: http://pakdirman.
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki blogspot.co.id/2008/02/pergeseran-
relatif lebih banyak. Guru/dosen dapat mengontrol paradigma-dari-pembelajaran.html).
kegiatan belajar mahasiswa, bahkan dosen juga Yonathan, Bryan. 2011. Analisis Kualitas
dapat mengetahui kapan mahasiswanya belajar, Layanan (QOS) Audio-Video Layanan
topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu Kelas Virtual Di Jaringan Digital Learn-
topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu ing Pedesaan. E-Indonesia Initiative 2011.
dipelajari ulang. Guru/dosen juga dapat mengecek Disampaikan pada Konferensi Teknologi
apakah mahasiswa telah mengerjakan soal-soal Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
latihan setelah mempelajari topik tertentu dan 14-15 Juni 2011, Bandung.

216 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Efektivitas Pembelajaran Terpadu Model
Webbed untuk Peningkatan Pengetahuan,
Kecenderungan, dan Keterampilan Wirausaha
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Suharto
STKIP Nganjuk
Korespondesi: Perum Jaya Abadi B.14 Jombang,
Email: Suharto.jombang66@gmail.com. HP. 082131263331

Abstrak: Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk (1) Menyusun komponen pembelajaran terpadu
model webbed di SMK. (2) Mengukur efektifitas pembelajaran terpadu model webbed dalam meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan wirausaha peserta didik di SMK. Secara metodologis, penelitian
pengembangan ini menggunakan pendekatan design-based reseach. dengan langkah operasional 4-fase
yang dikembangkan oleh (Reeves, 2006, Heerington, 2007). Hasil Penelitian berupa; (1) Komponen
pembelajaran terpadu model webbed yang berupa; Peta Kompetensi Dasar (KD), penjabaran KD ke dalam
indikator, silabus, RPP, bahan ajar, (2) Efektifitas pembelajaran terpadu model webbed terhadap pengetahuan,
kecenderungan berwirausaha, dan keterampilan wirausaha peserta didik, menunjukkan kategori efektif.
Kata Kunci : pembelajaran terpadu, model webbed, kewirausahaan

Kemampuan SDM yang masih kurang baru. Untuk menanggulangi masalah SDM ini,
merupakan salah satu kendala serius bagi banyak dengan memberikan pendidikan kewirausahaan di
UKM di Indonesia, terutama salah satunya dalam SMK merupakan salah satu solusi yang tepat untuk
aspek entrepreneurship. Hal ini terbukti masih menghemat biaya pelatihan sehingga nantinya
besarnya angka pengangguran di Indonesia yaitu diharapkan menjadi pribadi peserta didik yang
7,24 juta atau 7.240.000 jiwa dari jumlah pen- berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakap-
duduk Indonesia 238 juta jiwa di tahuan 2014 an hidup untuk membekali peserta didik memasuki
(BPS, 2014), walaupun kemajuan pembangunan dunia kerja.
telah banyak menghasilkan tenaga pendidik. Namun dalam pelaksanaannya pembelajar-
Kenyataan seperti ini salah satunya disebabkan an kewirausahaan di SMK PGRI 1 Jombang
oleh minimnya jumlah tenaga wirausaha yang ada ternyata masih belum banyak kontribusinya untuk
di Indonesia dengan jumlah 570.339 orang menunjang pencapaian tujuan tersebut. Bursa
padahal jumlah idealnya 3.707.205 orang (BPS, Kerja Khusus (BKK) SMK yang menargetkan
2014), yang berarti masih membutuhkan lulusan dapat terserap sebagai tenaga kerja di
2.500.000 orang untuk menjadi wirausahawan dunia usaha/ industri maupun pencipta lapangan

PROSIDING 217
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
kerja sendiri (wirausaha), mencapai 100% kecuali webbed di SMK, (3) Mengetahui Efektifitas
yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Ternyata pembelajaran terpadu model webbed terhadap
tidak tercapai dengan baik, hal ini terbukti dari hasil peningkatan pengetahuan kewirausahaan,
penelusuran alumni yang dilakukan oleh Bursa kecenderungan berwirausaha, dan keterampilan
Kerja Khusus (BKK) Sekolah Menengah wirausaha peserta didik.
Kejuruan PGRI I Jombang, untuk tahun 2011 yang
terserap di dunia usaha dan industri 39,42% (162 METODE
orang) dari 411 peserta didik yang lulus, yang
melanjutkan ke Perguruan Tinggi 5,84% (24 or- Dalam pembelajaran kewirausahaan
ang), sisanya 54,74% (225 orang) menganggur. terpadu dengan model webbed ini menggunakan
Sedangkan untuk tahun 2012 sebanyak 45,48% pendekatan design-based reseach karena
(206 orang) menganggur. (BKK, 2012). pendekatan ini mempunyai sifat fleksibelitas yang
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam baik untuk model penelitian pengembangan ini.
pelaksanaannya selama ini antara lain, kurang Langkah operasional dalam riset berbasis desain
efektifnya pembelajaran kewirausahaan karena isi dan implementasinya peneliti mengadaptasi dari
materi belajar kewirausahaan masih tumpang tindih model 4-fase yang dikembangkan oleh (Reeves,
dengan isi materi mata pelajaran bidang keahlian 2006, Heerington, 2007).
di masing-masing jurusan baik di jurusan yang Jenis data berupa data primer kualitatif dan
sama maupun pada jurusan yang berbeda. Dengan kuantitatif ordinal yang secara umum diperoleh
permasalahan tersebut maka dipandang penting langsung dari dokumen dan responden yang berasal
untuk segera melakukan perbaikan dalam proses dari hasil eksploratif pada studi pendahuluan di
pembelajaran kewirausahaan di SMK, melalui SMK PGRI 1 Jombang, dan data khusus berupa
pembelajaran yang inovatif dengan pembelajaran respon (tanggapan/penilaian) melalui beberapa
terpadu model webbed untuk pelajaran kewi- tahapan uji coba produk. Instrumen pengumpulan
rausahaan. data dalam penelitian ini menggunakan dokumen,
Dengan adanya masalah tersebut kiranya kuisioner, pedoman wawancara mendalam (Indep
perlu ada ide solusi sementara yang kebenarannya onterviw), dan FGD. Teknik analisis yang
harus dibuktikan secara empirik yaitu, (1) adanya digunakan adalah teknik analisis maching dan teknis
pengorganisasian kurikulum (SK-KD) dengan analisis deskriptif kuantitatif.
penataan SK-KD atau materi belajar yang
tumpang tindih melalui pengintergrasian kurikulum HASIL DAN PEMBAHASAN
secara baik. (2) Perlu diciptakan suatu pembela- Pembelajaran terpadu model webbed
jaran terpadu dan berkelanjutan, yaitu kegiatan (jaring laba-laba) adalah pembelajaran tematis,
belajar yang terorganisasi secara lebih terstruktur menggunakan suatu tema sebagai dasar pem-
yang bertolak pada topik tertentu atau pelajaran belajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran.
tertentu sebagai titik pusatnya (center core/cen- Pendekatannya menggunakan design-based
ter of interest) Cohen dan Manion (1992), reseach oleh karena itu dalam bab ini akan
Brand (1991). dijabarkan proses untuk tiap-tiap fase: (1) Fase
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: identifikasi dan analisis masalah, (2) Fase desain
(1) Mengetahui dan mendeskripsikan permasalah- pembelajaran kewirausahaan terpadu dengan
an kebutuhan pembelajaran kewirausahaan bagi model webbed, (3) Fase uji efektifitas, (4) Fase
Guru dan siswa di SMK, (2) Menyusun desain evaluasi.
pembelajaran terpadu dengan mengunakan model

218 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
A. Fase Identifikasi dan Analisis Masalah masalah yang dilakukan dengan melihat dokumen
Dalam fase ini berturut-turut akan dipapar- at as kebijakan yang diterapkan dalam
kan beberapa temuan dari identifikasi masalah pembelajaran kewirausahaan, dan pelaksanaan
yang dilakukan selama studi pendahuluan terhadap pembalajaran kewirausahaan yang berlangsung
jalannya pembelajaran kewirausahaan, yang akan selama ini dengan melakukan diskusi kelompok
dijadikan dasar penyusunan pembelajaran terarah Focus Group Discussion (FGD), indeepth
kewirausahaan terpadu model webbed yang interview, dan observasi, untuk mengetahui
dikembangkan. keinginan guru dan siswa dalam pembelajaran
Analisis ini dilakukan terhadap hasil-hasil kewirausahaan. Cuplikan sebagian hasilnya
yang ditemukan selama identifikasi untuk beberapa disajikan di tabel berikut.

Tabel 1 Hasil Identifikasi dan Analisis (Studi Ekplorasi)


KURIKULUM KEBIJAKAN, PELAKSANAAN, DAN KEINGINAN
(Dokumen, FGD, Indeepth Intervew,dan Observasi)
SK-KD 1. Kebijakan: Mengacu pada standar isi Permendiknas no. 22 tahun 2006.
2. Pelaksanaan: SK-KD cukup diambil dari kurikulum SMK yang terbaru disusun
tahun 2012 yang mendasarkan pada kurikulum 2006.
3. Keinginan: Sesuai kurikulum SMK PGRI I Jombang yang terbaru tahun 2006.
Indikator 1. Kebijakan: Mengacu pada KD yang ada di kurikulum yang berlaku.
2. Pelaksanaan: Mengacu pada KD agak mengalami kesulitan, tapi ketika proses
pembelajaran berjalan, lebih mudah termasuk ada kesamaan dengan mata pelajaran
lain (IPA, IPS, Seni Budaya) bisa berjalan ketika proses pembelajaran
berlangsung. Solusinya diambil inisiatif sendiri untuk mensikapi materi yang sama,
dengan cara meninggalkan materi yang ada di mata pelajaran KWU karena materi
di jurusan lebih dikuasai karena sesuai dengan keahliannya, misal, materi sama
antara di KWU dan di akuntansi, di pemasaran, administrasi perkantoran, dan TKJ.
3. Keinginan: Pengembangan Indikator saat ini sangat diperlukan untuk mengatasi
kesamaan antara materi di mata pelajaran kewirausahaan dengan materi yang ada
di luar mata pelajaran kewirausahaan (IPA, IPS, Seni Budaya, akuntansi,
pemasaran, dan lainnya)
Materi ajar 1. Kebijakan: Isi materi kewirausahaan dibuat secara bersama-sama di RPP.
2. Pelaksanaan: Mengambil Sesuai dengan buku pegangan mengajar. Terjadi
ketidaksamaan, sesuai dengan pengembangan dari guru masing-masing. Materi
diberikan sama untuk semua jurusan sehingga untuk menunjang keterampilan di
jurusan ada yang baik tapi ada yang kurang (seperti TKJ), sehingga hanya banyak
memberikan motivasi wirausaha. Untuk memenuhi pelayanan yang sama di semua
jurusan akhirnya dibentuk kelas KWU yang disaring dari siswa-siswa yang minat.
Isi materi selama ini sudah baik, tapi masih banyak yang sama dengan materi yang
ada di mapel lain. Materi di pelajaran kewirausahaan lebih dangkal/sederhana
daripada isi materi yang ada di keahlian kejuruan. Materi di KWU banyak yang
tidak disampaikan/ dilewati, dan langsung ke materi berikutnya.
3. Keinginan: Dikembangkan kearah materi yang sudah disinkronisasikan dengan
materi-materi yang sama dengan mata pelajaran lain baik di jurusan (kompetensi
keahlian) sendiri maupun di jurusan (kompetensi keahlian lain. Pensinkronisasian
(keterpaduan) isi materi sebaiknya tidak hanya antar mata pelajaran di kelompok
adaptif saja tetapi juga bisa di kelompok normatif dan produktif/kejuruan.

PROSIDING 219
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kesamaan 1. Kebijakan: Sesuai dengan yang ada di kurikulum.
KD/materi di 2. Pelaksanaan: Banyak kesamaan KD/ indikator dalam satu jurusan misal (Ilmu
Mapel lain dalam penjualan di pemasaran, harga pokok produk di akuntansi, komunikasi di AP) tapi
satu Kompetensi tidak pernah dipadukan dalam pembelajaran kewirausahaan. Guru mengambil
keahlian. inisiatif sendiri untuk mensikapi materi yang tumpang tindih dengan menggunakan
assisment kepada siswa terlebih dahulu, tapi tidak semua guru. Pernah terjadi di
pemasaran ada materi pengiriman produk, juga ada di mapel jurusan lain.
3. Keinginan: Agar supaya diadakan pertemuan antara guru kewirausahaan dengan
guru lainnya untuk membahas kesamaan KD atau materi sehingga saling
mengetahui materi mana yang sudah diberikan di tiap-tiap jurusan sehingga tidak
terjadi tumpang tindih dalam pemberian materi. Ada sinkronisasi antara materi
yang satu dengan yang lain dengan cara memadukan KD/materi di satu kompetensi
keahlian.
Mapel lain yang 1. Kebijakan: Ada beberapa yang mendukung mapel KWU (kur)
mendukung mapel 2. Pelaksanaan: Ada beberapa mapel yang mendukung tapi belum pernah dipadukan
kewirausahaan di secara hitam di atas putih, walaupun secara praktis sebagian sudah dilakukan.
satu keahlian. 3. Keinginan: Mapel lain yang mendukung mapel kewiraiusahaan di satu keahlian
juga perlu dipadukan
Mapel lain yang 1. Kebijakan: Susuai kurikulum, yang terbanyak di program keahlian pemasaran,
mendukung mapel yang sedikit di program keahlian TKJ
kewirausahaan di 2. Pelaksanaan: Baik di program keahlian pemasaran, maupun di program keahlian
kompetensi TKJ belum pernah dipadukan
keahlian lain. 3. Keinginan: Mapel lain yang mendukung mapel kewirausahaan di kompetensi
keahlian lain juga perlu dipadukan sehingga bisa saling mengetahui mana
KD/materi yang ada di kewirausahaan yang harus diberikan, mana materi yang
bisa dilewati.
Ada praktek kwu 1. Kebijakan: Di program pembelajaran belum diperjelas tentang adanya praktek
kewirausahaan.
2. Pelaksanaan: Praktek Kwu dilaksanakan dengan skedul yang luwes sesuai materi
yang diajarkan. Untuk praktek tidak hanya berupa produk. Praktek KWU sudah
pernah disingronkan dengan mata pelajaran di IPA (produk daur ulang), tapi
sekarang tidak berjalan. Praktek memanfaatkan materi yang tumpang tindih
dengan mapel lain, sehingga sudah pernah dilakukan tapi hanya secara kebetulan.
Untuk IPA pada pembahasan kreatif juga bisa disinkronkan. Mapel seni budaya
juga tumpang tindih materinya, tapi juga baru tahun ini.
3. Keinginan: Agar ada kejelasan tentang praktek kewirausahaan pada program
pembelajaran (RPP) baik menyangkut; waktu praktek, banyaknya praktek,
jenisnya praktek, dan tempat prakteknya.
Pemanfaatan unit 1. Kebijakan: Bisnis center, dan kafe sekolah, UP TKJ, foto copy, dan bank mini.
usaha di sekolah 2. Pelaksanaan: Untuk praktek harian yang berjalan dengan baik hanya dilaksanakan
untuk praktek. di bisnis center (BC) dan Cafe saja.
3. Keinginan: Seharusnya dapat memanfaatkan dengan baik di semua unit potensial
untuk praktek yang ada di sekolah.
Menggunakan 1. Kebijakan: Menggunakan praktisi interpreneur sebagai mitra.
praktisi wirausaha 2. Pelaksanaan: Menggunakan tenaga dari BLK, dengan mengirin siswa ke BLK
sebagai modelling Malang. Mendatangkan belum pernah, walaupun sudah ada tawaran dari DUDI.
Dahulu pernah mendatangkan dari produk roti donat, tapi cuma sekali. Sebagian
siswa terinspirasi karena pernah dikirim untuk mengikuti workshop
Kewirausahaan.
3. Keinginan: Dilibatkan dalam proses pembelajaran baik teori maupun praktek di
sekolah. Mendatangkan praktisi wirausaha bisa yang dari BLK atau DU/DI atau
yang lainnya.
Model 1. Kebijakan: Menggunakan model pembelajaran inovatif.
pembelajaran 2. Pelaksanaan: Jarang digunakan model pembelajaran yang inovatif karena dirasa
inovatif kurang efektif karena kurang jalan dalam penerapannya.
3. Keinginan: Agar menggunakan model pembelajaran campuran atau terpadu.

Sumber: Laporan Hasil Focus Group Discussion (FGD), Indeepth Interview, Observasi, dan Dokumen.

220 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
B. Fase Penyusunan Desain Pembelajaran sebelum menggunakan pembelajaran kewirausa-
Terpadu Model Webbed Secara haan terpadu model webbed, dan melakukan pos
Konseptual tes setelah model pembelajaran kewirausahaan
Berdasarkan hasil kajian dan analisis terpadu. Berikut hasil analisis pre tes dan pos tes.
berbagai unsur yang terkait dengan pembelajaran
kewirausahaan di SMK PGRI 1 Jombang, dilaku- a. Hasil Pre Tes Pengetahuan Siswa Tentang
kan penyusunan dari masing-masing set atau bagian Kewirausahaan
dari prototipe dalam pembelajaran kewirausahaan Pre tes ini digunakan untuk mengetahui
terpadu model webbed untuk kelas XI. Setelah tingkat pengetahuan tentang kewirausahaan siswa
melalui langkah demi langkah dalam penyusunan sebelum diberi perlakuan berupa uji desain produk
beberapa komponen dari desain pembelajaran pengembangan. Deskripsi data pengetahuan awal
kewirausahaan terpadu model webbed bersama selengkapnya pada lampiran 29.
kelompok kolaborator yang sesuai dengan Berikut ini adalah hasil anailis desriptif
kebutuhan siswa dan guru, mulai dari pemetaan dengan menggunakan distribusi frekwensi dari data
SK-KD sampai bahan ajar dan pedoman nilai pre tes tingkat pengetahuan kewirausahaan
pembelajaran, akhirnya dihasilkan draf konseptual siswa dengan nilai maksimum 51 dan nilai mini-
pembelajaran terpadu model webbed yang sesuai mum 34, dengan menggunakan kualifikasi yang
dengan tuntutan pembelajaran kewirausahaan tidak banyak terlalu banyak agar lebih mudah
terpadu di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 1 pengkategoriannya yaitu 3 (tiga) maka rentang
Jombang. Adapun desain dan alur produk untuk kualifikasi nilai kelas adalah
adalah
pembelajaran terpadu model webbed dapat dilihat Berdasarkan tabulasi data pengetahuan
pada gambar skema/ alur produk yang bersifat kewirausahaan siswa (pre test) diketahui bahwa
koseptual hasil pengembangan sebagai berikut: dari 34 siswa yang menjadi responden, sebanyak
5 (lima) siswa (15%) dinilai dengan kualifikasi
kurang, 9 (sembilan) siswa (26%) termasuk
C. Uji Efektifitas cukup, dan sisanya sebanyak 20 siswa (59%)
1. Hasil Uji Efektifitas Pembelajaran dinyatakan dengan kualifikasi baik. Dengan
Kewirausahaan Terpadu Model Webbed demikian maka dari segi pengetahuan siswa tentang
Pelaksanaan uji efektifitas dan pembelajaran wirausaha mayoritas sudah termasuk baik,
model webbed dalam penelitian ini, diawali dengan sehingga tidak perlu dikhawatirkan tentang tingkat
melakukan pre tes untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang wirausaha, yang
pengetahuan siswa tentang wirausaha dan pre tes diperlukan adalah adanya perhatian yang lebih
untuk mengetahui kecenderungan wirausaha serius untuk prakteknya.

Tabel 2 Tabulasi Hasil Pre Tes Pengetahuan Siswa Tentang Kewirausahaan


Prosentase
No Kelas Interval Kualifikasi Frekwensi
(%)
1 46 - 51 Baik 20 59
2 40 - 45 Cukup 09 26
3 34 - 39 Kurang 05 15
Total 34 100
Sumber: Hasil Olah Data Primer

PROSIDING 221
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Gambar 1 Skema Susunan Konseptual Pembelajaran Terpadu Model Webbed

222 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
b. Hasil Pos Test Pengetahuan Kewirausahaan Dari tabel 4 distribusi frekwensi tentang
Siswa pengetahuan kewirausahaan siswa (pre test)
Data tentang tingkat pengetahuan kewira- diketahui bahwa dari 34 siswa yang menjadi
usahaan siswa dari hasil intervensi dengan responden, sebanyak 7 (tujuh) siswa (21%)
menggunakan pembelajaran kewirausahaan berada kualifikasi baik, 16 siswa (47%) termasuk
terpadu model webbed yang diperoleh dari hasil cukup, dan sebanyak 11 siswa (32%) dinyatakan
post test, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. dengan kualifikasi kurang. Sedangkan tingkat
Deskripsi dari tabulasi data hasil penerapan pengetahuan kewirausahaan siswa setelah
pembelajaran (post test) terlihat pada tabel mendapatkan perlakuan dengan menggunakan
sebagai berikut. pembelajaran model webbed hasil pengembangan
Berdasarkan distribusi frekwensi di atas, bersama (pos test) diketahui bahwa dari 34 siswa
maka tingkat pengetahuan siswa tentang yang menjadi responden, sebanyak 18 siswa
kewirausahaan setelah diberikan perlakuan dengan (53%) berada kualifikasi baik, 12 siswa (35%)
pembelajaran kewirausahaan terpadu model termasuk cukup, dan sebanyak 4 (empat) siswa
webbed dapat diketahui. Tingkat pengetahuan (12%) dinyatakan dengan kualifikasi kurang.
kewirausahaan siswa dari 34 responden diominasi Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas,
pada klasifikasi baik yaitu 17 siswa (50%), maka tingkat pengetahuan siswa tentang
sedangkan yang masuk klasifikasi cukup tidak kewirausahaan setelah diberikan perlakuan dengan
banyak hanya 11 siswa (32%), dan yang termasuk pembelajaran kewirausahaan terpadu model
kualifikasi kurang jumlahnya relatif sedikit 6 (enam) webbed mengalami peningkatan. Untuk klasifikasi
siswa (18%). tingkat pengetahuan yang baik mengalami

Tabel 3 Distribusi Frekwensi Hasil Pos Tes Pengetahuan Kewirausahaan


Prosentase
No Kelas Interval Klasifikasi Frekwensi
(%)
1 49 - 54 Baik 17 50
2 43 - 48 Cukup 11 32
3 37 - 42 Kurang 06 18
Total 34 100
Sumber: Hasil Olah Data Primer

Tabel 4 Tabulasi Hasil Pre dan Pos Tes Pengetahuan Siswa Tentang Wirausaha
Kelas Naik/
No Klasifi-kasi Pre Tes Pos Tes
Interval Turun
f % f % f %
1 48 - 54 Baik 7 21 18 53 11 32
2 41 - 47 Cukup 16 47 12 35 -04 -12
3 34 - 40 Kurang 11 32 04 12 -07 -20
Total 34 100 34 100 16 64
Sumber: Hasil Olah Data Primer

PROSIDING 223
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
peningkatan sebesar 32%, dan yang yang cukup menggunakan pembelajaran kewirausahaan
mengalami penurunan 12%, sedangkan siswa yang terpadu model webbed yang diperoleh melalui pos
semula mempunyai tingkat pengetahuan tes, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Hasil
kewirausahaan yang kurang sebanyak 32% Analisis deskriptif dengan menggunakan distribusi
berkurang menjadi 12% yaitu turun 20%. Berarti prosentase dapat dilihat pada tabel 5 sebagai
pembelajaran kewirausahaan dengan mengguna- berikut.
kan pembelajaran kewirausahaan terpadu model Berdasarkan tabulasi data di atas, dapat
webbed hasil pengembangan bersama dengan diketahui bahwa tingkat kecenderungan
siswa, guru, praktisi dapat meningkatkan penge- berwirausaha siswa sebelum diberikan perlakuan
tahuan berwirausaha siswa Sekolah Menengah dengan pembelajaran kewirausahaan terpadu
Kejuruan dengan baik. model webbed. Kecenderungan berwirausaha
Dengan menggunakan pembelajaran siswa dari 34 responden diominasi pada klasifikasi
kewirausahaan terpadu model webbed yang cukup yaitu 16 siswa (47%), sedangkan yang
ternyata dapat meningkatkan pengetahuan siswa masuk klasifikasi baik tidak banyak hanya 3 (tiga)
tentang kewirausahaan adalah sudah sesuai dengan siswa (09%), dan yang termasuk kualifikasi kurang
tuntutan dari mata pelajaran kewirausahaan sebagai ternyatarelatif masih banyak 15 siswa (44%) hal
mata pelejaran adaptif yang lebih menitik beratkan ini memberi gambaran bahwa siswa SMK
pada pembeberian kesempatan kepada peserta mempunyai kecenderungan untuk wirausaha sudah
didik untuk memahami dan menguasai konsep dan cukup sehingga masih perlu adanya bimbingan dari
prinsip dasar ilmu teknologi yang diterapkan sehari- semua pihak kearah kemandirian yang lebih intensif
hari dan atau melandasi untuk bekerja. (Dikbud, memalui berbagai kegiatan pembelajaran
2012:73), yang dalam proses pembelajaran kewirausahaan.
kewirausahaan di sini menerapkan pembelajaran
berbasis pengalaman (experiential based learn- d. Hasil Pos Test Kecenderungan Berwi-
ing) yang selalu melibatkan siswa dalam kegiatan/ rausaha Siswa
permainan/ praktek kemudian merenungkan dan Data tentang tingkat kecenderungan
mendiskusikan konsep-konsep yang bisa berwirausaha siswa dari hasil intervesi dengan
diterapkan dalam kehidupan sehari baik dalam menggunakan pembelajaran kewirausahaan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat atau di terpadu model webbed yang diperoleh melalui post
mana saja. (David Kolp,1993, Enong, 2012). test, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Deskripsi
tabulasi data hasil penerapan pembelajaran model
c. Hasil Pre Test Kecenderungan Berwira- webbed (post test) terlihat pada table 6 sebagai
usaha Siswa berikut.
Data tentang tingkat kecenderungan
berwirausaha siswa dari hasil intervesi dengan

Tabel 5 Tabulasi Hasil Pre Tes Kecenderungan Berwirausaha Siswa


Prosentase
No Kelas Interval Klasifikasi Frekwensi
(%)
1 35 - 43 Baik 03 09
2 27 - 34 Cukup 16 47
3 19 - 26 Kurang 15 44
Total 34 100
Sumber: Hasil Olah Data Primer

224 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Berdasarkan tabulasi data di atas, dapat mempunyai kecenderungan berwirausaha yang
diketahui bahwa tingkat kecenderungan kurang sebanyak 44% berkurang menjadi 18%
berwirausaha siswa setelah diberikan perlakuan yaitu turun 26%. Berarti pembelajaran kewirausa-
pembelajaran kewirausahaan terpadu model haan dengan menggunakan pembelajaran
webbed (post test) menunjukkan 20% siswa kewirausahaan terpadu model webbed hasil
mempunyai kecenderungan berwirausaha dengan pengembangan bersama sama dengan siswa, guru,
baik, 62% menunjukkan kecenderungan yang prakt isi dapat meningkatkan sikap atau
cukup, sedangkan 18% siswa yang mempunyai kecenderungan berwirausaha yang baik.
kecenderungan berwirausaha yang kurang.
Menurut tabel 7 di atas, sebelum pembe- e. Hasil Praktek Keterampilan Berwirausaha
lajaran dengan pembelajaran model webbed hasil Siswa
pengembangan bersama dapat diketahui bahwa Sesuai dengan hasil praktek dalam pem-
tingkat kecenderungan berwirausaha siswa dari 34 belajaran kewirausahaan terpadu model webbed
responden didominasi pada klasifikasi cukup yaitu ini adalah implementasi dari semua yang dilakukan
16 siswa (47%), sedangkan yang masuk klasifikasi siswa dalam proses pembelajaran yang benar-
baik tidak banyak hanya 3 (tiga) siswa (09%), dan benar berasal dari dirinya sendiri sesuai urutan sub
yang termasuk kualifikasi kurang ternyata relatif tema yang di sepakati bersama peneliti, siswa dan
masih banyak 15 siswa (44%). Setelah diberikan guru dengan tatap muka sebanyak 12 kali di luar
perlakuan dengan pembelajaran kewirausahaan jam pelajaran (jam khusus) dan setiap tatap muka
terpadu model webbed, menunjukkan peningkatan equivalen 2 jam di kelas dan 1 jam di luar kelas
sikap atau kecenderungan berwirausaha, untuk (120) menit (Permendiknas RI, 2006:20) yang
yang baik meningkat sebesar 11%, dan yang disampaikan melalui peta pembelajaran model
mempunyai kecenderungan yang cukup juga naik webbed yang di setiap awal materi atau sub tema.
15%, sedangkan, dan siswa yang semula Dalam praktek ini dilakukan dalam kelompok yang

Tabel 6 Tabulasi Hasil Pos Tes Kecenderungan Berwirausaha Siswa


Prosentase
No Kelas Interval Klasifikasi Frekwensi
(%)
1 35 - 43 Baik 07 20
2 27 - 34 Cukup 21 62
3 19 - 26 Kurang 06 18
Total 34 100
Sumber: Hasil Olah Data Primer

Tabel 7 Tabulasi Hasil Pre dan Pos Tes Kecenderungan Wirausaha Siswa.
Kelas Naik/
No Klasifi-kasi Pre Tes Pos Tes
Interval Turun
f % f % f %
1 35 - 43 Baik 03 09 07 20 04 11
2 27 - 34 Cukup 16 47 21 62 05 15
3 19 - 26 Kurang 15 44 06 18 -09 -26
Total 34 100 34 100 18 52
Sumber: Hasil Olah Data Primer.

PROSIDING 225
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dibentuk sejak awal pembelajaran kewirausahaan Berdasarkan tabulasi data di atas, dapat
terpadu model webbed dimulai dengan komposisi diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam
yang proposional dari empat jurusan dengan praktek berwirausaha secara keseluruhan adalah
harapan semua susb tema akan ada yang sudah baik (70,2) sedangkan secara rinci untuk
mewakilinya untuk menguasai secara konsep, kemampuan dalam merencanakan tergolong baik
misalnya administrasi pendiriannya secara konsep (70,4) demikian juga dalan pelaksanaannya
diwakili oleh siswa dari jurusan Administrasi, untuk menunjukkan tingkat yang baik (70,4), sedangkan
pembukuannya/ keuangannya bisa diwakili oleh untuk hasil ternyata menunjukkan tingkat
siswa dari jurusan akuntansi, dan untuk promosi kemampuan yang masih cukup (60,9).
bisa diwakili oleh siswa jurusan Teknik jaringan Dengan hasil praktek seperti di atas juga
komputer (TKJ) sedangkan untuk pemasarannya dianggap oleh sekolah sudah cukup dalam
bisa diwakili oleh siswa dari jurusan pemasaran. mewujudkan rencara SMK ke depan (tahun 2016)
Dari proses pembelajaran yang tercermin ini yang lulusannya tidak lagi mengganggur sampai
dari setiap sub tema yang ada di peta pembelajaran 45,48% dan terserap di dunia usaha/industri
munculah 5 (lima) jenis produksi yang gunakan 48,12% tetapi yang menganggur turun atau di
untuk praktek yaitu: (1) Es lilin Yams (2) bawah 20%. Dengan menciptakan lapangan kerja
Browcatel (brownis dari ketela), (3) Kue dan Es sendiri (BKK, 2012). Keberhasilan ini juga tidak
Cilonis, (4) Nugget Tewel, dan (5) Jasa Penjualan terlepas dari proses pembelajaran dengan
Baju. Kelima jenis usaha tersebut semua melibatkan praktisi UMKM sebagai upaya
direncanakan sendiri oleh siswa, dilaksanakan penumbuhkembangan jiwa wirausaha pada siswa
sendiri oleh siswa, hasilnya dijual sendiri oleh siswa, melalui proses meniru dan menduplikasi model-
sampai pada laporannya, dengan bimbingan dari model wirausahawan yang dianggap siswa berhasil
guru dan praktisi wirausaha. Untuk lebih jelasnya dan mungkin juga pernah gagal untuk dicontoh dan
bagaimana tingkat keterampilannya siswa selama ditiru sehingga tidak sekedar menguasai teori saja
proses pembelajaran kewirausahaan bisa dilihat tetapi juga praktiknya (Suryana, 2003), karena
dari hasil penilaian dari guru dan praktisi selaku permodelan dalam pembelajaran merupakan
pembimbing sekaligus observer dapat dilihat pada konsep dasar dari teori belajar sosial yang
tabel 8 di bawah ini. dikembangkan oleh Albert Bandura (1977).

Tabel 8 Tabulasi Praktek Berwirausaha Siswa


Rata2 Rata2 Rata2 Rata2 Rata2 Rata2 Kualifikasi
No. Kel. Skor Skor Skor Skor Skor Total
Perenc Pelaks Hasil Penjualn Pelaprn Skor
1. K-1 80,0 70,7 80 80,0 80,0 70,9 Baik
2. K-2 70,3 80,3 60,7 80,3 60,0 70,3 Baik
3. K-3 70,3 70,3 70,0 80,3 60,0 70,2 Baik
4. K-4 70,0 60,7 50,7 70,7 50,7 60,7 Cukup
5. K-5 70,3 70,0 70,3 70,0 60,7 70,1 Baik
Jumlah 70,4 70,4 60,9 70,9 60,5 70,2 Baik
Keterangan :
* Skor penilaian berada pada interval 1-3
** Kriteria : bp = 76-100 (Sangat Baik); bp = 51-75 (Baik); bp = 26-50 (Cukup); dan bp = 0-
25 (Kurang), dengan bp adalah tanggapan guru dan praktisi terhadap praktek berwirausaha.
Sumber: Hasil Olah Data Primer

226 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar Brown, C. 2000. Entrepreneurial Teaching
melalui pengamatan secara selektif dan mengingat Guide, Desember, 2000 Digest, Number
tingkah laku orang lain (Arends, 1997: 69). 007, (on line), http//www.celcee edu.,
diakses 24 Januari 2005.
SIMPULAN DAN SARAN BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP
Jenjang Pendidikan Dasar Dan
Simpulan Menengah, Jakarta.
Wujud Pembelajaran Terpadu Model Weebed BKK. 2012. Laporan Pencapaian Mutu ISO
Wujud pembelajaran terpadu model 9001:2000, Sekolah Menengah Kejuruan
webbed ini dirancang dengan memuat beberapa (SMK) PGRI I Jombang.
komponen yang memudahkan guru dan siswa David Rae, Mary Carswell. 2000. Using a life-
dalam melaksanakan proses pembelajaran story approach in researching entrepre-
kewirausahaan. Hasil akhir pengembangan ini neurial learning; The development of a
adalah berupa (1) Hasil pemetaan Kompetensi conceptual model and its implications in
Dasar yang potensi kewirausahaan, (2) Hasil the design of learning experiences. (Edu-
Penjabaran KD ke dalam indikator, (3) Silabus, cation & Training. London: 2000. Vol. 42,
(4) Rencara Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (5) Iss, 4/5; pg. 220, 8 pgs).
Bahan Ajar Pembelajaran Kewirausahaan De Faiote. D. Henry, C, Johnston, K & Sijde,
Terpadu. Pengembangan produk pembelajaran P.v.d. 2003. Educational and Trainning
kewirausahaan ini dilakukan secara sistematik for Entrepreneurs: A Consideration of ini-
sesuai dengan strategi pelaksanaan pembelajaran tiatives in Ireland and The Nedherlands.
kewirausahaan terpadu model webbed (Fogarty, Education & Training Journal, Vol 45. Iss.8/
1991). 9, pg. 430, 9 pgs.
Degeng, Nyoman Sudana. 2013. Ilmu
Saran Pembelajaran Klasifikasi Variabel Untuk
Pengembangan Teori dan Penelitian,
Untuk pihak sekolah, model ini dapat Bandung: Arasmedia.
dijadikan salah sat u contoh dalam Devies, E. 2005. The Art of Training and De-
mengembangkan pembelajaran kewirausahaan velopment. The Training Managers,
dengan tingkat atau semester yang berbeda dan Handbook SMK. Jakarta: Gramedia.
juga bisa untuk mata pelajaran yang lain yang Depdiknas. 2007. Model Silabus Kurikulum
selama ini belum ada keterpaduan dan masih Satuan Pendidikan, Jakarta: Depatemen
tumpang tindih materinya sehingga lebih mudah Pendidikan Nasional.
dalam pemahaman isi materi. Depdikdasmen. 2006. Kumpulan Permendiknas
Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan
DAFTAR RUJUKAN Panduan KTSP, Jakarta: Dirjen Pendidikan
Arends, Richard. 1997. Classroom Intructional Dasar dan Menengah.
Management, New York: The Mc. Graw- Depdiknas. 2008. Pengembangan Pembela-
Hill Company. jaran, Jakarta: Dir. PSLB, Dirjen
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory, New Manajemen Dikdasmen, Depdiknas.
Jersy: Prentice Hall Inc. Englewood Chiffs. Deprez, S. 2008. Participatory Learning and
Accountability, draf Thesis, halaman 23.

PROSIDING 227
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Enong M. 2012. Implemetasi Belajar Berbasis Roger, EM., and Shoemaker. 1971. Communi-
Pengalaman Dalam Membina cation Of Inovation, Mc. Milian New
Kemandirian Siswa, Bandung: Disertasi York: Pulishing Co. Inc.
UPI. Meier, D. 2003. The Accelerated Learning
Fogarty R., 1991. The Mindfull Scholl: How to Handbook (Panduan Kreatif dan Efektif
Intergrate the Curricula. Palatine, Illionis: Merancang Program Pendidikan dan
IRI/ Skylight Publising. Inc. Latihan), Penterjemah Rahmani Astuti,
Galloway. L. & Brown., W. 2002. Bandung: Penerbit Kaifa.
Enterpreneurship Education at Univer- Porter, M, 1992. Keunggulan Bersaing:
sity: ADriver in The Creation of high Growth Menciptakan dan Mempertahankan
Firm. Education & Training Journal, Vol 44, Kinerja Unggul. Jakarta: Bina Rupa
Iss. 8/9, pg.398, 8 pgs. Aksana.
Henderson. R. & Robertson. M. 1999. Who Prabowo. 2001. Pembelajaran Fisika dengan
Wants to be an Entrepreneur? Young Pendekatan Terpadu Dalam Menghadapi
Adult Attitudes to Entrepreneurship as a Perkembangan IPTEK Milenium III.
Career. Education & Training Journal, Vol Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
41, Iss. 4/5, pg.236, 10 pgs. Vol 24 no. 6 Maret 2001.
Herrington, Jan. 2007. Desigh-Based Research Rae. D. & Carswell. M. 2000. Using a Life Story
And Doctoral Students: Guidelines For Approach in Researching Entrepreneur-
Preparing A Dissertation Proposal, Uni- ial Learning; The Development of a Con-
versity of Wollongong, Australia ceptual Model and its Implication in The
Ibrahim., A. & Sufani. K. 2002. Entrepreneur- Design of Lerning Experiences. Educa-
ship Education and Training in Canada. tion and Training Journal, Vol. 42. Iss. 4/5.
Education & Training Journal, London, Vol. Pg. 220, 8 pgs.
44, Iss., 8/9, pg.421, 10 pgs. Samani, Muklas. 2007. Pengembangan Model
Jack., S., I. & Anderson, A.R. 1999. Entrepre- Pembelajaran IPA Terpadu Untuk
neurship Education Withim The Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
Entreprise Culture Production. Interna- Surabaya: PSM Unesa.
tional Journal of Entrepreneurial Behaviour Senge, P.M. 1990. The Fifh Disipline. The Art
and Research, vol. 5, No.3. 110-125. and Practice of The Learning Organiza-
Joni, T.Raka.1985. Cara Belajar Siswa Aktif, tion, London: Random House, halaman 3.
Implikasinya Terhadap Sistem Slavin, RE. 1994. Educational Psychology:
Penyampaian. Jakarta: Ditjen Dikti, Theory and Practise, Four Edition. Mas-
P2LPTK. sachusetts: Allyn and Bacon.
Jun Li, Yuli Zhang & Matlay., H. 2003. Entrepre- Shomaker, and Rogers EM. 1971. Communica-
neurship Education in China. Education tion of Inovation, New York: Mc. Milan
& Training Journal, Vol. 45, Iss. 8/9 pg 495. Publication co. Inc. (P:245).
11 pgs. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Kurniawan, Deni. 2012. Pembelajaran Terpadu, Kualitatif dan R & D, Bandung: Penerbit
Teori, Praktek, dan Permasalah-an, Alfabeta.
Pustaka Cendikia Utama. Suryana. 2006. Kewirausahaan, Pedoman
Olivia, Peter F. 1988. Developing Curriculum, Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses,
A Guide to Problems, Prinsiples and Pro- Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
cess. New York: Harper & Publisher.

228 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu http://sharingkuliahku.wordpress.com,/2011/09/
Konsep, Strategi, dan Implementasi 14/definisipembelajaran-terpadu/
Dalam KTSP, Jakarta: Bumi Aksara. diakses 12/1/2012.
Wang, F. & Hannafin, M.J. 2005. Design-Based http://id.wikipedia.org/wiki/sensus-penduduk-In-
Research and Techology-Enhanced donesia-2014. diakses 13 Maret 2015.
Learning Environments. Educational http://mobile.kontan.co.id/newa/724-juta-orang-
Tecnology Research & Development indonesia-adalah-pengangguran-BPS-
(ETR&D), Vol53, No.4, pp.5-23. 2014. diakses 13 Maret 2015.

PROSIDING 229
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Corporate Finance Yang [tak] Waras:
Infus Moral atas Net Present Value

Subagyo, Tiwi Nurjannati Utami


Program Studi Manajemen Universitas Negeri Malang
Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya
caksubagyo@gmail.com; tiwi_nurjannati@yahoo.com

Abstrak: Corporate finance telah memiliki rasionalitas ekonomi-nya sendiri. Rasionalitas yang membawa
konsekuensi pada dampak yang luar biasa pada kehidupan sosial dan lingkungan. Salah satu rasionalitas
ekonomi yang dominan adalah konsep net present value dalam corporate finance. Model ini dipakai oleh
corporate finance untuk menilai kelayakan investasi. Investasi adalah awal mula atas usaha corporate
finance untuk mengabdi kepada korporasi dan pemegang saham untuk memaksimalkan nilai korporasi dan
memaksimalkan kekayaan pemegang sahamnya. Investasi merupakan langkah awal bagi korporasi untuk
menjadi Frankenstein. Karena itu rencana investasi perlu dibuat dengan lebih berhati-hati dengan
melakukan infus moral atas konsep net present value pada sisi discount factor dan initial investment.
Infus moral yang dilakukan ini memiliki tujuan untuk menciptakan korporasi dan corporate finance memiliki
soul of humanity serta menjaga agar korporasi dan corporate finance tidak menjadi musuh kehidupan dan
musuh masa depan.
Kata Kunci: corporate finance, net present value, discount factor, blended value, blended cost, soul of
humanity

Uang merupakan bahasa universal bisnis pemegang saham. Pernyataan tersebut konsisten
dalam dunia modern saat ini. (Robbins, 2001). dengan logika kapitalisme. Logika yang didasarkan
Dalam black box korporasi, uang diinvestasikan atas keberadaan risiko atas kapital dalam
sebagai suatu input dan akan menghasilkan out- lingkungan yang sangat kompetitif. Fungsi
put berupa profit dan lebih banyak uang (more pemaksimalan kekayaan tersebut memiliki
money). Wajah utama kapitalisme adalah uang orientasi jangka pendek. Mestinya corporate fi-
dapat dipergunakan untuk menciptakan uang nance juga mengadopsi dampak sosial serta
dalam jumlah yang lebih banyak. Namun selalu ada tanggung jawab terhadap lingkungan. Corporate
konsekuensi dalam proses penciptaan profit dan finance tidak hanya mengabdi kepada pemegang
more money dalam bisnis, yaitu masalah sosial dan saham semata.
lingkungan (Robbin, 2001). Penciptaan uang akan Corporate finance akan berhadapan
tanpa batas yang dilakukan korporasi akan dengan konflik antara the moral integrity dan the
menimbulkan ketaksamaan kesempatan, padahal moral of the partnership (Saito and Savoia,
kesamaan kesempatan merupakan titik awal 2013). The moral of integrity dicirikan dengan
terciptanya mayarakat yang adil (Chang, 2010). kesalehan perilaku individu atas kepatuhan
Corporate finance selalu dikatakan terhadap perangkat aturan korporasi, sedangkan
memiliki fungsi untuk memaksimalkan kekayaan the moral of the partnership berupa dampak dari

230 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
kebijakan atau keputusan corporate finance dicapainya. Profit akan tercapai saat tingkat
terhadap stakeholder yang menentukan keber- keuntungan (rate of return) lebih tinggi daripada
lanjutan bisnis. Corporate finance mesti menjaga opportunity cost dari dana yang terpakai dalam
keseimbangan antara kepentingan individual dan investasi pada tingkat risiko yang sama. Dan untuk
kepentingan sosial. bisa mendapatkan hasil estimasi atas economic
Corporate finance mesti merubah diri, profits, satu hal yang mesti diketahui dengan pasti
tidak hanya meningkatkan kekayaan pemegang adalah arus kas dan opportunity cost. (Copeland
saham dengan kebijakan investasi, kebijakan and Weston, 1988).
pendanaan dan kebijakan deviden. Namun juga Blended Value mengat akan bahwa
terus menerus melakukan evaluasi dan atribusi korporasi dalam usaha menciptakan nilai mesti
terhadap faktor return dan risiko, biaya modal menggabungkan antara nilai ekonomi, nilai sosial
serta menjaga keseimbangan hubungan antara in- dan nilai lingkungan. Korporsi mesti memiliki con-
vestor dan stakeholder lainnya dengan melakukan cern bagaimana korporasi meningkatkan nilai
tata kelola yang baik (good governance) serta ekonomi mereka sebaik mereka meningkatkan
memiliki tanggung jawab sosial dan tanggung jawab nilai sosial dan nilai lingkungan. www.
terhadap lingkungan. Corporate finance yang blendedvalue.org. Corporate finance mesti
hanya memiliki orientasi jangka pendek dengan mengintegrasikan etika bisnis dalam melakukan
hanya mementingkan kekayaan pemegang saham analisis, tanpa etika maka corporate finance akan
semata mesti di-redesign. Tanggung jawab sosial memiliki corak yang individualistic, materialis-
dan tanggung jawab lingkungan menjadi mutlak tic dan competitive (Dobson, 1997).
diperlukan. Fungsi keuangan tidak terbebas dari tekanan
Corporate finance tidak akan cukup untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
menggunakan informasi yang bersifat numerical dalam meningkatkan nilai perusahaan namun
data namun untuk memperoleh gambaran yang korporasi memperimbangkan aspek moral dalam
baik dan lengkap maka corporate finance juga operasionalnya. Jika saat ini, terdapat korporasi
perlu menggunakan non-structures information yang mempertimbangannya, hal itu bukan
berupa text. Model matematis yang dimiliki oleh disebabkan oleh keyakinan korporasi atas
corporate finance saat ini perlu dilengkapi dengan moralitas namun sebagai usaha korporasi untuk
kajian atas teks yang bersifat kualitatif. Simplifikasi mendapatkan penghargaan (reward) dan
akan terjadi saat model matematis berjalan sendiri menimalkan risiko hukum. Jika korporasi
dengan meninggalkan teks atau narasi atas
menginginkan keberlanjutan bisnis dan turut serta
kepentingan sosial dan kepentingan lingkungan
berkompetisi dalam jangka panjang, maka
sebagai tanggung jawab korporasi (San-Jose,
korporasi harus memperhatikan stakeholder
2013).
daripada hanya memperhatikan para pemilik modal
(shareholder) (Novak, 1996). Korporasi mesti
PEMBAHASAN memiliki tanggung jawab atas kebijakan, keputusan
Blended Value vs Value of The Firm dan tingdakannya dan atas semua konsekuensi
yang diakibatkannya.
Tujuan dari perusahaan bukanlah untuk
memaksimalkan pendapatan per lembar saham
(earning per share) namun korporasi bertujuan Corporate Finance dan Maksud Keberadaan
untuk memaksimalkan kekayaan pemagang Corporate finance memiliki fokus untuk
saham, dimana harga per lembar sahamnya mengelola uang korporasi. Tujuan utama corpo-
equivalent dengan discounted arus kas yang rate finance adalah memaksimalkan kekayaan

PROSIDING 231
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pemegang saham (owner) dengan meningkatkan bidang lingkungan. Perubahan yang terjadi adalah
nilai pasar (market value atau harga) dari saham- berkembangnya lingkungan dalam konteks yang
sahamnya. Namun dalam usaha untuk mencapai lebih luas meliputi bioethics dan animal welfare,
tujuan tersebut, korporasi selalu dihadapkan pada kesehatan manusia, ketakadilan sosial dan
ketidakpastian, seperti ujar Chang (2005): cor- kewajiban korporasi atas masa depan generasi
porate finance is bound to be full of uncer- mendatang. Maka corporate finance mesti men-
tainty. discounting social impact dalam aktivitas bisnis
Dalam corporate finance yang menjadi yang mereka lakukan (Schilizzi, 2000).
dasar gagasan adalah project. Dan setiap project Korporasi dan corporate finance mesti
tersusun atas aliran kas (cash flows) dan untuk memperhatikan kepentingan pemegang saham,
menghasilkan arus kas tersebut, project kreditur, pelanggan, pekerja, masyarakat dan
membutuhkan arus kas keluar (cash outflows) lingkungan sebagai subjek hukum. Sehingga
yang biasa disebut dengan investasi, pengeluaran sesungguhnya corporate finance dalam
atau biaya. Dan pada akhirnya akan menghasilkan pengambilan keputusan dihadapkan pada situasi
arus kas masuk (cash inflows) yang biasa disebut dimaka pengambilan keputusan dilakukan dibawah
pula dengan payoff, revenue atau return) (Welch, kendala (decision making under constraints).
2009). Dan norma menjadi salah satu kendala tersebut.
Dalam kapitalisme, korporasi merupakan Norms as contraints in decision making under
aktor penting (Mantysaary, P., 2012). Jika constraints (Goertz, 2004).
korporasi menjadi aktor utama, maka corporate Dilema etis yang dialami oleh corporate fi-
finance menjadi aktor pembantu. Sebagai aktor nance adalah keharusan untuk men-discounting
pembantu maka corporate finance melakukan social golas dan social expectations dalam usaha
tugas mengabdi dan tunduk pada tujuan atas besarnya untuk memaksimalkan kekayaan
terbentuknya korporasi. Dalam usaha melakukan pemegang saham atau pemiliknya. Karena itu,
tugas perbantuan tersebut, corporate finance korporasi mesti mengembangkan soul of human-
melakukan kebijakan investasi, kebijakan ity atau corporate soul dalam setiap keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen. Corporate fi- yang diambilnya (Frank, 2001). Sebuah corpo-
nance juga selalu berhadapan dengan trade-off rate finance yang berwajah dan berjiwa humanis.
antara profitability dan risiko dalam usaha untuk
maximize shareholder wealth. Net Present Value (NPV) Yang Perlu Infus
Corporate Finance dan Ethical Dillemas Moral
Corporate finance akan selalu dihadapkan
pada shareholder value dengan stakeholder so- Korporasi akan selalu melakukan keputusan
ciety (Tirole, 2006). Telah berkembang tuntutan investasi dan keputusan pendanaan untuk
kepada korporasi dan corporate finance bahwa memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
korporasi harus bertanggung jawab atas tujuan- Kekayaan pemagang saham yang meningkat
tujuan sosial (social goals) sehingga tidak hanya tercermin dari peningkatan daya beli dari owner
bertumpu pada kepentingan shareholder semata korporasi tersebut. Dalam melakukan keputusan
namun juga pada stakeholder lainnya. bisnis tersebut, korporasi bergantung pada hasil
Corporate finance juga mesti menghadapi estimasi atas masa mendatang (Pratten, S., 2001).
perubahan atas harapan sosial (social expecta- Tanpa keputusan investasi maka korporasi tidak
tions) dimana harapan sosial saat ini telah akan bisa melakukan pemaksimalan kekayaan
mengalami perkembangan, salah satunya dalam pemegang saham.

232 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Corporate finance memiliki 4 (empat) imbal hasil atas sekuritas yang di-emisi oleh
tingkat dalam pengambilan keputusan atas pemerintah (government securities). Sedangkan
kebijakan investasi. Keempat tingkat tersebut risk premium dibangun atas rasionalitas ekonomi
adalah: (1). Objective of Fundamental Ques- bahwa investasi pada aset yeng lebih berisiko harus
tion. Dalam tahap ini yang dirumuskan oleh cor- memiliki return yang lebih tinggi daripada return
porate finance adalah Is a proposes course of atas aset yang tidak berisiko atau risk free as-
action (investing) wealth creating ?. (2). Deci- sets. Atau bisa dijelaskan dengan adagium umum
sion Input. Dalam decision input, corporate fi- yaitu high risk high return, low risk low return.
nance memiliki 2 (dua) input, yaitu Cash Flow
dan Time Value of Money. (3). Decision Analy- Net Present Value
sis. Tahap ini, corporate finance memiliki model
dengan Discounted Cash Flow Project Ap- Net present value merupakan alat yang
praisal Technique dan (4). Answer. Atas analisa disediakan oleh corporate finance untuk
tersebut, corporate finance setidaknya memiliki memberikan penilaian tentang kelayakan atas suatu
2 (dua) alternatif jawaban, yaitu. Yes atau No rencana investasi. Secara sederhana, net present
(Arnold, 2005). value ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu: (1).
Dalam konteks tersebut, selanjutnya corpo- Besaran investasi atau pengeluaran investasi atau
rate finance bekerja dan rasionalitas ekonomi biaya atau cash outflows atau initial investment.
semata. Langkah yang ditempuh belum Corporate finance bekerja lagi dengan
mengadopsi soul of humanity dan humanis. Hal rasionalitas ekonomi. Cash outflows yang
ini bisa ditampakkan pada beberapa aspek dan dikeluarkan semata hanya biaya yang bersifat
sisi dari analisis yang dilakukan. ekonomis, (2). Besaran cash inflows. Cash in-
flows yang masih akan diterima dimasa mendatang
dilakukan perlakukan ekonomis terlebih dahulu
Time Value of Money sebelum dimasukkan dalam model net present
Konsep time value of money diperlukan value, yaitu di-discounted cash flow project
untuk melakukan discounting atas arus kas yang appraisal (Lane & Rosewall, 2015).
terjadi dimasa mendatang. Arus kas tersebut mesti Secara sederhana, net present value =
dinilai dalam sisi waktu sekarang (present value). cash inflows cash outflows or expenditure of
Untuk mendapatkan present value diperlukan nilai investment (Arshad, 2012). Cash inflows di-dis-
atas the opportunity cost of capital sebagai dis- counted dengan discount factor tertentu demikian
count factor. Discount factor tersebut dapat di- pula dengan cash outflows. Dari formula ini,
proxy dengan hurdle rate atau required return tampak bahwa corporate finance belum memiliki
(Arnold, 2005). soul of humanity. Rasionalitas ekonomi
Selanjutnya menurut Arnold (2005), Re- mendominasi dalam setiap penentuan keputusan
quired Return merupakan hasil dari penjumlahan investasi. Baik dari sisi cash inflows maupun cash
antara Risk Free Rate dan Risk Premium. Re- outflows.
quired Return = Risk Free Rate + Risk Premium. Initial investment dalam net present value,
Rasionalitas ekonomi sedang bekerja ! dalam corporate finance hanya mempertim-
Tingkat bunga bebas risiko (risk free rate) bangkan kebutuhan kas atas semua hal yang sesuai
merupakan imbal hasil yang bisa dinikmati oleh dengan rasionalitas ekonomi. Misalnya, jika suatu
kapitalis seandainya mereka menempatkan korporasi merencanakan untuk membangun pabrik
uangnya pada aktiva yang bebas risiko. Misalnya baru maka yang akan diidentifikasi sebagai

PROSIDING 233
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
kebutuhan kas (initial investment) adalah biaya Blended cost bisa pula dikaitkan dengan konsep
untuk membeli tanah, biaya untuk mendirikan eksternalitas.
bangunan pabrik, biaya pembelian mesin dan Jika infus moral tersebut dimasukkan dalam
instalation cost dan modal kerja (working capi- model discount factor maka akan menghasilkan
tal). Jika hanya berdasar atas perhitungan ekonomi formula baru sebagai berikut: Required Return =
seperti itu, atau hanya mendasarkan pada Risk Free Rate + Risk Premium + Blended Cost.
rasionalitas ekonomi semata, maka dimana soul Konsekuensi atas penambahan blended cost akan
of fumanity dari korporasi dan corporate finance menyebabkan nilai discount factor membesar.
? Pembesaran discount factor akan mengakibatkan
discounted cash inflows menjadi lebih kecil.
Infus Moral Atas Net Present Value Akibat ini bisa menjadi cara untuk lebih berhati-
hati dalam melakukan kebijakan investasi dan
Sebagai alat yang dipergunakan oleh cor- dalam sisi yang lain bisa menjadi pelindung bagi
porate finance untuk menilai kelayakan atas suatu masyarakat dan lingkungan.
investasi maka net present value perlu di- Saat discount factor membesar dan
redesain. Hal ini disebabkan investasi merupakan present value atas cash inflows menjadi
langkah awal bagi berjalannya sebuah korporasi mengecil, maka sesuai dengan net present value
dan langkah awal pula bagi corporate finance akan menjadi lebih sulit untuk menghasilkan nilai
untuk memulai usaha memaksimalkan kekayaan net present value yang positif atau NPV > 1. Jika
pemegang saham atau pemilik korporasi. hal ini tidak tercapai maka jawaban atas rencana
Infus moral atas net present value investasi tersebut adalah NO.
diperlukan supaya rasionalitas ekonomi tidak Bagi korporasi, jika mereka menghendaki
terlalu dominan dalam pengambilan keputusan blended cost kecil, maka korporasi mesti
korporasi serta untuk memberikan infiltrasi etis, melakukan investasi pada aset yang tidak
moral dan social goals serta social expectations memberikan eksternalitas yang tinggi atau
sehingga corporate finance memiliki soul of hu- melakukan usaha untuk meredam atau mereduksi
manity dan menjadi gugusan ilmu yang humanis. eksternalitas yang terjadi atau akan terjadi.
Menjadikan corporate finance yang tidak hanya Penguasa dengan otoritas yang dimiliki bisa saja
mengabdi kepada kepentingan finansial pemegang menetapkan nilai blended cost atas rencana
saham atau pemilik perusahaan namun juga investasi dengan melakukan riset terlebih dahulu.
mengabdi kepada stakeholder yang lain. Untuk Hal ini seperti yang dilakukan oleh Goulder &
itu, infus moral atas net present value yang akan William (2012) atas dampak perubahan iklim.
disuntikkan adalah:

Initial Investment
Time Value of Money
Sama seperti discount factor, initial invest-
Sisi time value of money yang diberi infus ment perlu mendapatkan infus moral yang hampir
moral adalah discount factor. Jika discount fac- serupa. Social goals dan social expectations
tor di-proxy dengan risk free rate + risk pre- perlu diinjeksikan dalam penghitungan initial in-
mium, maka discount factor perlu memasukkan vestment. Meminjam konsep yang disampaikan
blended cost (dikembangkan dari konsep blended oleh Schilizzi (2000) terkait dengan social goals
value). Blended cost dimaksudkan sebagai dan social expectations maka perhitungan ini-
dampak atas investasi yang dilakukan oleh tial investment juga mesti memasukkan biaya
korporasi terhadap nilai sosial dan nilai lingkungan.

234 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
untuk terjaganya bioethics dan animal welfare, Chang, Ha-Joon, Things They Dont Tell You
kesehatan manusia, ketakadilan sosial dan About Capitalism, Bloombury Press, New
kewajiban korporasi atas masa depan generasi York, 2010.
mendatang. Chang, SJ, A Theoritical Discussion on Finan-
Initial cost yang sudah disuntik infus moral cial Theory: What Should We Teach and
akan menjadikan besaran cash outflows menjadi How?, Journal of Economics and Finance
besar. Dalam formula net present value jika cash Education, Volume 4, Number 2, Winter
outflows membesar maka diterimanya rencana 2005.
investasi menjadi lebih sulit. Implikasi atas lebih Copelan & Weston, Financial Theory and Cor-
sulitnya investasi tidak dimaksudkan untuk porate Policy, Addison-Wesley Publishing
menentang adanya investasi namun memberikan Company, Inc., 1988.
batasan yang jelas agar investasi yang dilakukan Dobson, J. 1997. Ethics in Finance II, Financial
tidak menimbulkan masalah-masalah sosial dan Analysts Journal 53 (1), pp. 15-25
lingkungan. Frank, Thomas, One Market Under God: Ex-
Pelajaran lain yang bisa diambil adalah treme Capitalism, market Populism and
penguasa dan parlemen mesti mendudukan diri The End of Economic Democracy, Secker
pada posisi yang semestinya, seperti yang telah & Warburg, London, 2001.
diatur dalam konstitusi dan tidak mudah di- Goertz, Gari, Constraints, Compromises and
kooptasi oleh korporasi atau bahkan dijadikan Decision making, Journal of Conflict Reso-
subordinasi dari korporasi. Perangkat hukum harus lution, Vol 48, No. 1, Pebruari, 2004.
diciptakan untuk memberikan batas dan koridor Goulder, Lawrence H and William, Roberton C,
yang jelas bagi korporasi dalam menjalankan The Choice of Discount Rate for Climate
aktivitas ekonomi dan bisnisnya. Jika tidak maka Change Policy Evalution, Climate Change
korporasi akan menjadi Frankenstein yang Economics, Vol. 3, No. 4, 2012.
membahayakan. Lane, Kevin and Rosewall, Tom, Firms Invest-
ment Decision and Interest Rate, Reserve
SIMPULAN Bank of Australia Bulletin, June Quarter,
2015.
Sebagai penutup, mari kita mengingatnya Mantysaari, P., Organizing The Firm, Springer,
kembali, mengapa infus moral perlu disuntikkan 2012.
dalam corporate finance? Jawabnnya adalah agar Novak, Michael, The Futureof the Corporation,
korporasi memiliki soul of humanity dan tidak AEI Press, Washington, 1996.
menjadi musuh kehidupan dan musuh masa depan Pratten, S., Coase on Broadcasting, Advertis-
ing and Policy, Cambridge Journal of Eco-
DAFTAR RUJUKAN nomics, 25, 2001.
Arnold, Glen, The Handbook of Corporate Fi- Robbins, Richard H., Global Problems and The
nance, Prentice Hall, Inggris, 2005. Culture of Capitalism, Allyn & Bacon A.,
Arshad, Asma, Net Present Value is better than Boston, 2001.
Internal rate of Return, Interdisplinary Saito, Andri Taoe and Savoia, Jose Roberto
Journal of Contemporary research Business, Fereira, Financial Theory Evolution,, In-
Volume 4, No. 8, Desember 2012. ternational Journal of Education and Re-
search, Vol. 1, 4 April 2013.

PROSIDING 235
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
San-Jose, Leire, The New Paradigm of Corpo- Tirole, Jean, The Theory of Corporate Finance,
rate Finance: Ethics in Finance, ICTs, Princeton University Press, 2006.
Financial Globalization and Stakeholder Welch, Ivo, Corporate Finance: An Introduc-
Responsibility, International research Jour- tion, Prentice Hall, USA, 2009.
nal of Finance and Economics, Issue 103, www.blendedvalue.org diakses tanggal 5
January, 2013. Nopember 2015.
Schilizzi, Steven, The Economics of Ethical
Behaviour and Enviromental Manage-
ment, 44th Annual Conference of The
AARES, Januari 23-25, 2000.

236 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pengaruh Adopsi Jejaring Sosial terhadap
Intensi Berwirausaha Mahasiswa Program
Sarjana di Indonesia

Finnah Fourqoniah
Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman Samarinda
Email : fienfour@gmail.com

Abstrak : Jejaring sosial dapat digunakan sebagai sarana untuk menumbuhkan minat berwirausaha sesuai
dengan teori pembelajaran sosial dan konektivisme. Walaupun terdapat banyak perdebatan tentang manfaat
jejaring sosial, penelitian ini menduga bahwa adopsir jejaring sosial online diduga mempengaruhi
tumbuhnya niat berwirausaha mahasiswa Indonesia. Pendekatan penelitian ini adalah explanatory re-
search dengan prosedur pengujian hipotesis untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan angket kepada responden secara
online melalui facebook survey dan google forms. 1500 permohonan partisipasi survey dikirimkan kepada
calon responden. 343 responden mengisi angket sehingga respon rate penelitian ini adalah 22.87%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1) adopsi jejaring sosial online berpengaruh positif dan signifikan terhadap
niat berwirausaha. 2) adopsi jejaring sosial online berpengaruh positif dan signifikan terhadap perceived
desirability dan perceived feasibility 3) perceived desirability dan perceived feasibility berpengaruh
positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Implikasi teoretik hasil penelitian ini yaitu perluasan
model Entreprenurial Event Theory (EET) dan memberikan bukti empiris bahwa variabel aopsi jejaring
sosial online mempengaruhi pembentukan intensi berwirausaha secara langsung maupun melalui mediasi
perceived desirability dan perceived feasibility. Jejaring sosial memberi pengaruh terhadap proses
pembelajaran wirausaha secara informal berdasarkan teori konektivitas dan teori belajar sosial, oleh karena
itu disarankan kepada semua pihak yang terkait untuk dapat memberdayakan media ini guna efektivitas
dan efisiensi pembelajaran wirausaha.
Kata Kunci : Niat Berwirausaha, perceived desirability, perceived feasibility, adopsi jejaring sosial online

Perubahan paradigma belajar dari teacher informasi dan pengetahuan yang mereka peroleh
centered learning ke student centered learning secara online dengan bantuan internet. Internet
diharapkan mampu memaksimalkan keterlibatan menjadi salah satu media informasi dan komunikasi
pebelajar dan meningkatkan motivasi belajar utama mahasiswa. Pernyataan tersebut sesuai
mereka sehingga akan terjadi transformasi dalam dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sisco
diri pebelajar yang meliputi aspek pengetahuan System (2011) yang menyatakan bahwa 33 persen
(kognitif), sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan mahasiswa didunia sangat tergantung dengan
(psikomotorik). internet dan menganggap internet sebagai
Perubahan perilaku belajar mahasiswa saat kebutuhan pokok hidupnya. Dalam Laporan
ini dipengaruhi oleh perkembangan Teknologi NMC Horizon Higher Education Edition (2014)
Informasi dan Komunikasi (TIK). Banyak disampaikan bahwa media sosial online membantu

PROSIDING 237
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
mahasiswa dalam mengadopsi teknologi di dari pola hubungan dalam model penelitian.
kampus-kampus Amerika. Dengan menitikberatkan pada bagaimana
Sebagai bagian dari media sosial, jejaring pengaruh adopsi jejaring sosial sebagai lingkungan
sosial menawarkan ragam interaksi yang difasilitasi sosial paling dominan dikalangan mahasiswa saat
oleh situs penyedianya. Situs Jejaring Sosial seperti ini, penelitian ini mencoba untuk memperkaya
Facebook dan Twitter adalah contoh media khasanah ilmu kewirausahaan sesuai fenomena
komunikasi yang telah diadopsi secara luas oleh kekinian. Penelitian ini memberikan dukungan
para mahasiswa dan akan menjadi sumber daya empiris yang mampu menjelaskan bagaimana
berharga untuk mendukung proses komunikasi dan pengaruh adopsi jejaring sosial terhadap
kolaborasi kegiatan belajar mereka di universitas pembentukan intensi berwirausaha baik secara
(Roblyer, at al., 2010). langsung maupun yang dimediasi oleh perceived
Jejaring sosial dapat digunakan sebagai desirability dan perceived feasibility.
sarana untuk menumbuhkan minat berwirausaha
sesuai dengan teori pembelajaran sosial dan HASIL & PEMBAHASAN
konektivisme. Pembelajaran sosial menyatakan
bahwa transfer pengetahuan dilakukan melalui Teori Belajar Yang Mendasari Proses
Pembelajaran Dijejaring Sosial
interaksi sosial dalam suatu realitas berdasarkan
mot ivasi. Sedangkan teori konektivism Menurut teori kognitif, belajar berhubungan
menyatakan banyak semakin banyak waktu yang dengan perubahan diskrit pada pengetahuan
dihabiskan oleh pembelajar pada jaringannya, seseorang bukan perubahan sebagai bentuk respon
semakin banyak potensi untuk belajar dan yang mungkin dilakukan oleh orang tersebut.
pertumbuhan jaringannya menjadi lebih efektif. (Ertmer & Newby, 1993 dalam Alvin, 2009).
Penelitian empiris terdahulu melaporkan Belajar kognitif berlangsung berdasar skema atau
tingginya intensitas penggunaan jejaring sosial struktur mental individu yg mengorganisasikan hasil
dikalangan usia muda, khususnya mahasiswa, yang pengamatannya. Efektivitas transfer pengetahuan
mempengaruhi gaya hidup dan pola belajar dalam teori belajar ini sangat dipengaruhi oleh cara
mereka. Keberadaan jejaring sosial mampu pengetahuan tersebut disampaikan, pengetahuan
mempengaruhi dan merubah pola pikir kaum muda sebelumnya yang telah dimiliki oleh siswa, dan
(Jain et al. 2012). Research Gap mengenai lingkungan belajarnya.
manfaat jejaring sosial dikemukakan oleh beberapa Pembelajaran sosial adalah bentuk
penelitian empiris. Penelitian Kirschner dan pembelajaran yang diharapkan oleh masyarakat
Karpinski (2010) menyimpulkan bahwa pengguna pembelajar. Implementasi pembelajaran ini mereka
aktif jejaring sosial memiliki IPK yang lebih rendah bangun dari harapan mereka dimana transfer
dibandingkan mereka yang tidak menggunakan, pengetahuan dilakukan melalui interaksi sosial
sedangkan Junco (2012) menyimpulkan bahwa dalam suatu realitas berdasarkan motivasi.
penggunaan jejaring sosial secara aktif berpengaruh Manusia adalah makhluk sosial. Proses belajar
signifikan terhadap keterlibatan mahasiwa dalam dilakukan manusia melalui interaksi sosial yang
kegiatan kokulikuler kampus. Para mahasiswa juga terjadi antar manusia dan lingkungan sosialnya.
semakin terasah kemampuan kolaborasinya, lebih Dalam interaksi sosial terjadi proses pembelajaran
kreatif, inovatif dan sangat menghargai lingkaran sosial. Pembelajaran sosial dianggap sebagai
jaringannya sebagai sesuatu yang berharga. metode untuk menyampaikan/menerima informasi.
Penelitian ini membangun penjelasan ilmiah Menurut Connectivism, teknologi sangat
dengan melakukan pengayaan eksplanasi empiris mempengaruhi dan mendorong pembelajaran.

238 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Semakin banyak waktu yang dihabiskan oleh
seorang pelajar pada jaringannya, semakin banyak Entrepreneurial Event Theory
potensi untuk belajar dan pertumbuhan jaringannya 80
menjadi lebih efektif. Menurut Davis, et al, 2008
dalam Alvin, 2009, proses Belajar terjadi dan Theory of Planned Behavior
didistribusikan melalui jaringan, dalam hubungan 90
sosial, dengan memanfaatkan perkembangan S
Intention Basic Model
teknologi yang semakin memudahkan proses
belajar dilakukan, yang dilakukan dengan
mengenali dan menafsirkan pola. Integrated Conceptual Model
Konsep pembelajaran kewirausahaan
dengan tujuan membentuk minat/intensi Gambar 1. Evolusi model intensi berwirausaha
berwirausaha dalam penelitian ini didasarkan pada
teori kognitivisme, teori belajar sosial, dan teori
konektivisme. Secara kognitif, pengetahuan Teori Entrepreneurial Event menyatakan
kewirausahaan diperoleh mahasiswa melalui proses bahwa intensi berwirausaha dipengaruhi oleh dua
berfikir atas hasil pengamatan dari sejumlah faktor utama yaitu perceived feasibility dan per-
informasi yang diperoleh melalui jejaring sosial. ceived desirability.
Konteks pendidikan yang diangkat dalam Theory of Planned Behavior (TPB)
penelitian ini adalah lingkungan sosial yang menyempurnakan teori Entrepreneurial Event
terbentuk melalui jejaring sosial yang dapat dengan menambahkan satu variabel anteseden atas
memberikan pengetahuan, keterampilan, intensi yaitu perceived behavior control. Inten-
pengalaman, dan motivasi yang dibutuhkan oleh tion Basic Model menggabungkan Theory of
seorang mahasiswa berkaitan dengan kewirausa- Planned Behaviour dan teori Entrepreneurial
haan. Konten jejaring sosial dapat mempengaruhi Event menggunakan tiga anteseden intention,
pola pikir dan selanjutnya berdampak pada yaitu: (1) perceived attractiveness (2) perceived
keputusan kariernya kelak, apakah ia ingin menjadi social norm dan (3) perceived behaviour con-
seorang enterpreneur atau tidak. trol. Terakhir, Integrated Conceptual Model
(ICM) menyempurnakan model pembentukan
Intensi Berwirausaha (Entrepreneurial In- intensi berwirausaha dengan menggabungkan 2
tention) faktor dari EET dan 3 faktor dari TPB.

Intensi berwirausaha (entrepeneurship in-


tentions) yaitu kecenderungan seseorang untuk Adopsi Jejaring sosial
memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu Jejaring sosial merupakan bagian dari me-
perilaku/pekerjaan/ tujuan tertentu. Dalam hal ini dia sosial yang keberadaannya diifasilitasi oleh Situs
tujuannya adalah untuk berwirausaha atau Jejaring sosial (Social Network Site). Situs jejaring
memulai/membentuk suatu bisnis/usaha mandiri. sosial adalah layanan berbasis web yang
Banyak penelitian telah mengembangkan memungkinkan individu untuk (1) membuat profil
model untuk menjelaskan proses intensi kewira- publik atau semi publik dalam sistem yang ada,
usahaan. Model-model tersebut diantaranya En- (2) menentukan dengan pengguna yang mana saja
trepreneurial Event (Shapero dan Sokol, 1982), mereka ingin terhubung, dan (3) melihat dan
Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991), In- menjelajahi apa saja yang dilakukan oleh pengguna
tention Basic Model (Krueger, 1993), dan Inte- lain yang telah terhubungnya.
grated Conceptual Model (Krueger, 2010).

PROSIDING 239
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Adopsi jejaring sosial online menggambar- satu rujukan informasi yang penting bagi dirinya.
kan kondisi dimana seseorang memutuskan untuk Keputusan seseorang mahasiswa unt uk
menggunakan jaringan tersebut secara penuh. mengadopsi jejaring sosial online mencerminkan
Mengirim dan menerima permintaan pertemanan, sifat keterbukaan, kesiapan untuk menerima
mendapat dan membagi informasi, memperhatikan informasi yang lebih luas, dan bersedia terhubung
dan melakukan pembelian online, membuat dan dengan orang lain tanpa batasan jarak dan waktu.
mengikuti event, mendapat dan memberi komentar Sifat-sifat tersebut adalah sifat seorang
atau bahkan hanya mengamati perilaku online para enterpreneur. Untuk menjadi sukses seorang
kontak, adalah aktivitas dijejaring sosial online. enterpreneur harus memiliki jaringan yang luas,
Adopsi luas jejaring sosial saat ini terlihat mampu beradaptasi dan pandai membaca sinyal
pada penyebaran dan penggunaannya. peluang yang diberikan oleh lingkungan. Pada
Penggunaan jejaring sosial Facebook sangat akhirnya, keputusan mengadopsi jejaring sosial
meningkat. Saat ini terdapat lebih dari 1.4 miliar online sebagai bagian dari kehidupan seseorang
pengguna facebook didunia. Di Indonesia, seperti dapat mempengaruhi perceived desirability
kebanyakan di negara-negara berkembang dan karena intensitas aktivitas, pengulangan dan ragam
besar lainnya, orang-orang berusia 18-24 tahun informasi yang menarik dapat disesuaikan dengan
menduduki peringkat teratas sebagai pengguna minat seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian
Facebook. Urutan kedua adalah pengguna berusia Linans dan Santos (2007) yang menyimpulkan
25-34 tahun dan ketiga adalah pengguna yang bahwa secara tidak langsung jejaring sosial
berusia antara 6-17 tahun. mempengaruhi minat berwirausaha melalui per-
Hasil penelitian Pinho dan Soares (2011) ceived desirability (perceived desirability). Oleh
menyimpulkan bahwa mahasiswa adalah yang karena itu dihipotesiskan bahwa (1) Adopsi
paling mudah melakukan adopsi jejaring sosial jejaring sosial online berpengaruh positif Per-
karena kecepatan mereka beradaptasi dengan ceived desirability (2) Perceived desirability
tekhnologi yang dibutuhkan untuk mengakses berpengaruh positif terhadap minat
jejaring sosial online. berwirausaha (3) Adopsi jejaring sosial online
Kemudahan dan manfaat yang dirasakan berpengaruh positif terhadap minat
oleh mahasiswa berdampak pada keinginan berwirausaha melalui mediasi perceived de-
mereka untuk menggunakan jejaring sosial online sirability.
yang selanjutnya akan mempengaruhi intensi Berwirausaha tentunya tidak hanya
penggunan jejaring sosial. Ini sesuai dengan teori mengandalkan ketertarikan saja tetapi juga
Technology Acceptance Model TAM (Davis kemampuan. Perceived feasibility adalah
1989), bahwa kemudahan dan kemanfaatan dari anggapan mengenai potensi serta aset yang dimiliki
jejaring sosial online menjadi faktor utama yang untuk melakukan sebuah tindakan. Seseorang atau
menimbulkan keinginan mahasiswa untuk organisasi tidak akan melakukan sebuah tindakan
menggunakan jaringan tersebut. Pada akhirnya yang bersifat fundamental dan ekspansif apabila
kondisi ini menyebabkan intensitas penggunaan belum melakukan sebuah kajian mengenai
yang tinggi atau adopsi penuh. kelayakan (feasibility) untuk melakukan tindakan
tersebut.
Hubungan antara Adopsi Jejaring sosial Dengan mengadopsi jejaring sosial online
terhadap Intensi Berwirausaha. maka seseorang memiliki akses tak terbatas pada
informasi serta sumber daya dijejaring tersebut.
Seseorang yang menggunakan jejaring sosial Kondisi ini secara positif akan menimbulkan
akan menjadikan jaringan tersebut sebagai salah

240 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
kepercayaan diri dan persepsi tentang kelayakan- group atau fanpage dengan kata kunci kewira-
nya untuk memulai bisnis (perceived feasibility). usahaan/ wirausaha/ jualbeli/ usaha/ bisnis.
Dalam proses interaksinya dimedia sosial Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
online, para pengguna melihat pengalaman dan mahasiswa Indonesia program sarjana yang
aktivitas pelaku bisnis. Dengan pengalaman dan memiliki akun aktif dijejaring sosial. Elemen
informasi yang shareable, maka pengguna jejaring populasi penelitian adalah mahasiswa program
sosial online bisa melakukan sebuah kajian yang sarjana yang dengan akun jejaring sosialnya
mendalam dan bersifat segera untuk menjadi bahan menggabungkan diri dalam group atau funpage
dalam mengambil keputusan apakah dirinya layak bertema kewirausahaan.
atau tidak memasuki sebuah usaha tertentu yang Permohonan kesediaan untuk berpartisipasi
diinginkannya. dalam penelitian ini dikirimkan melalui advertis-
Jadi, seseorang akan menganggap dirinya ing di facebook dan twitter kepada kurang lebih
layak untuk berwirausaha setelah mempertim- 5000 mahasiswa dengan response rate yang
bangkan berbagai aspek yang ada. Keaktifan diharapkan sebesar 30%. Total sampel yang
seseorang pada jejaring sosial online serta informasi diharapkan adalah 1500 mahasiswa program
yang didapatkannya menjadi bahan pemikiran dan
sarjana dari perguruan tinggi negeri maupun
pertimbangan apakah dirinya layak untuk
swasta.
memasuki dunia wirausaha. Pemikiran ini sejalan
Permasalahan pokok yang diuji dalam
dengan hasil penelitian Linans dan Santos (1007)
penelitian ini adalah jalur pengaruh yang berantai
yang menyimpulkan bahwa secara tidak langsung
antara adopsi jejaring sosial, Perceived Desirabil-
jejaring sosial mempengaruhi minat berwirausaha
ity, Perceived Feasibility, dan intensi berwira-
melalui perceived feasibility. Oleh karena itu
usaha. Metode analisis kuantitatif yang digunakan
dihipotesiskan bahwa (4) Adopsi jejaring sosial
untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan
online berpengaruh positif Perceived feasibil-
ity. (5) Perceived feasibility berpengaruh adalah Generalized structured component
positif terhadap minat berwirausaha. (6) analysis (GSCA) dengan bantuan software
Adopsi jejaring sosial online berpengaruh GeSCA
positif terhadap minat berwirausaha melalui
mediasi perceived feasibility. HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden penelitian berasal dari 26
METODE provinsi di Indonesia. Penyebaran responden
Penelitian ini merupakan penelitian terkonsentrasi dipulau jawa. Lebih dari 60%
eksplanatori dengan metode survey yang meneliti responden berasal dari pulau jawa. Peringkat
hubungan 1 variabel eksogen yaitu Adopsi Jejaring pertama responden terbanyak adalah Provinsi
sosial dan 3 variabel endogen, yaitu Perceived DKI Jakarta (47 orang), diikuti dengan Provinsi
Desirability, Perceived Feasibility, dan intensi Jawa Timur (45orang), Jawa Tengah (38 orang),
berwirausaha. Jawa Barat (31 orang), Yogyakarta (27 orang) dan
Lokasi penelitian adalah dua buah jejaring Banten (15 orang). Responden yang berasal dari
sosial dengan jumlah akun terbanyak di Indonesia luar Pulau Jawa berasal dari Sumatera 17% (55
yaitu Facebook dan Twitter. Sasaran penelitiannya orang), Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat 12%
adalah mahasiswa program sarjana yang memiliki (38 orang) dan Kalimantan 10% (34 orang).
akun aktif dijejaring sosial dan tergabung dalam

PROSIDING 241
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Responden penelitian terdiri dari 191 orang disepakati oleh mayoritas responden. Fleksibilitas
mahasiswa laki-laki dan 139 orang mahasiswa jejaring sosial yang relatif tidak terhambat oleh
perempuan. Lebih dari 50 persen responden faktor geografis juga dinyatakan dapat
sedang duduk disemester II dan IV (merupakan memudahkan para responden dalam menemukan
mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua). mitra bisnis dan target pasar. Apada kondisi ini,
Mahasiswa tahun pertama dan kedua lebih sering jejaring sosial dapat dimanfaatkan secara optimal
mengakses jejaring sosial karena adanya sebagai sarana pembelajaran sekaligus berbagi
kebutuhan yang tinggi untuk terhubung dengan pengalaman. Hal ini dimungkinkan terjadi karena
teman-temannya secara online. kebiasaan mengakses jejaring sosial untuk
Keputusan untuk beraktivitas sosial melalui memenuhi kebutuhan sosial mereka dibarengi oleh
media online tidak hanya didominasi oleh fleksibilitas informasi yang ada didalamnya. Mereka
mahasiswa yang mempelajari ilmu komputer/ dapat memilih untuk menerima informasi dari siapa
informatika, atau bisnis/ekonomi saja, karena dengan cara memilih teman dan public figure
responden penelitian berasal dari program studi tertentu. Dari sana mereka dapat memperoleh
atau jurusan yang beragam. Mayoritas responden pengetahuan dan informasi sesuai dengan
penelitian adalah mahasiswa yang mengakses minatnya.
internet setiap hari dan memiliki akun jejaring sosial Responden memiliki ketert arikan
lebih dari dua. Karena mereka memiliki flesibilitas berwirausaha dan persepsi kelayakan untuk
tinggi dalam mengadopsi jejaring sosial. Setiap berwirausaha yang tinggi. 93.6 persen responden
jejaring sosial memiliki keunggulan dan fungsi utama menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap
yang berbeda-beda maka kebanyakan mahasiswa item-item pernyataan variabel Y1, dan 90.3 persen
memanfaatkan jejaring sosial tidak hanya untuk responden menyatakan setuju dan sangat setuju
terhubung dengan teman-temannya secara online terhadap butir-butir pernyataan variabel Y2.
tetapi juga untuk mengekpresikan diri dan mencari Responden mengafirmasi bahwa dunia bisnis
berita/informasi sesuai minat atau hobi mereka. merupakan hal yang menarik bagi mereka karena
Banyak mahasiswa yang berfikir bahwa online ada faktor ketertarikan memperluas jaringan
merupakan suatu kebutuhan. Dengan selalu pertemanan, ketertarikan untuk mengaplikasikan
terhubung ke internet, mereka dapat log in ilmu dan informasi yang sudah didapatkan, maupun
kejejaring sosial yang diikuti menggunakan ketertarikan meningkatkan diri secara ekonomi
perangkat online mobile di smartphone sehingga dan sosial.
mereka bisa selalu terhubung dengan teman-teman Hasil analisis data menyatakan bahwa secara
online dimanapun dan kapanpun. mayoritas, para responden memiliki intensi
Secara keseluruhan, responden memiliki berwirausaha yang baik. Hal ini merupakan
tingkat adopsi jejaring sosial online yang tinggi, kesimpulan dari 95.5 persen responden yang
dimana 97.6 persen responden telah mengadopsi menyatakan setuju dan sangat setuju dengan butir-
jejaring sosial online dengan menyatakan setuju butir pernyataan variabel Y3 yang ada dalam
dan sangat setuju dengan pernyataan-penyataan angket penelitian.
variabel X dalam angket penelitian. Responden Analisis dilakuka dengan menggunakan
menyatakan bahwa inspirasi untuk memulai suatu GSCA, penulis memastikan butir pernyataan telah
bisnis/usaha dapat mereka peroleh melalui memenuhi convergent validity, discriminant
keterlibatan mereka dalam jejaring sosial, validity, dan internal consistency reliability.
Keunggulan jejaring sosial dalam menyediakan Kelayakan model secara struktural diukur dengan
ruang promosi yang murah dan efektif juga menggunakan FIT dan AFIT.

242 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Selanjutnya, untuk mengetahui peran mediasi berteman dengan orang-orang yang memiliki
dari variabel perceived desirability (Y1) dan per- motivasi untuk memulai bisnis atau juga yang sudah
ceived feasibility (Y2), diuji menggunakan sobel melakukan bisnis, baik online maupun offline, akan
test. Hasil analisis data dengan melakukan sobel memperoleh gambaran tentang bagaimana bisnis
test. Hasilnya, ditemukan pengaruh positif dan dijalankan.
signifikan perceived desirability (Y1) dan per- Jejaring sosial menyediakan semua
ceived feasibility (Y2) memediasi hubungan kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Semakin
adopsi jejaring sosial online (X1) dan intensi sering seseorang mengakses jejaring sosial maka
berwirausaha (Y3) karena p-value dari sobel test ia akan dapat menemukan apa yang dia butuhkan
bernilai 0.0003 lebih kecil dari = 5% (0.050). untuk memulai usaha. Proses inilah yang dinamakan
Berdasarkan hasil penelitian dan kondisi pemanfaatan jejaring sosial sebagai sarana belajar
dilapangan dapat disimpulkan bahwa adopsi yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang
jejaring sosial online berpengaruh pada ketertari- bahwa dia layak/kredibel untuk berwirausaha (per-
kan penggunanya untuk memasuki dunia bisnis. ceived desirability).
Didalam adopsi jejaring sosial online yang Adopsi jejaring sosial online juga mem-
mempengaruhi perceived desirability terdapat pengaruhi Perceived feasibility karena didalam-
proses belajar kognitif. Proses belajar kognitif nya terdapat proses belajar. Proses belajar terjadi
berlangsung berdasar kemampuan individu dalam karena adanya keterhubungan seseorang dengan
mengorganisasikan hasil pengamatannya dijejaring sumber informasi (konektivisme). Keterhubungan
sosial online. Kemudahan dan kemanfaatan yang dengan sumber informasi tersebut memungkinkan
dirasakan oleh mahasiswa berdampak pada seseorang melakukan penyerapan informasi yang
intensitas penggunaan jejaring sosial online yang pada akhirnya dilanjutkan dengan proses melihat
tinggi. Hasil survey membuktikan bahwa hampir kedalam, atau berpikir mengenai potensi serta aset
90% responden memiliki 3-10 akun jejaring sosial. yang dimiliki, untuk melakukan sebuah tindakan.
Dengan intensitas penggunaan jejaring sosial online
yang tinggi dan berbagai kemudahan yang dilihat SIMPULAN & SARAN
dan dirasakan dalam berbisnis dijejaring sosial,
akhirnya akan mempengaruhi pola pikir mereka Simpulan
tentang bisnis dan menimbulkan ketertarikan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data
mereka pada dunis bisnis. dengan menggunakan (Generalized Structural
Dalam adopsi jejaring sosial online, Component Analysis) GSCA melalui program
seseorang menghabiskan banyak waktu untuk GeSCA dan pembahasan hasil penelitian yang
mengakses jejaring sosialnya. Dengan perangkat telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat
mobile yang ada, seseorang dapat terhubung disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut:
dengan jejaring sosialnya kapanpun dan Jejaring sosial online adalah asset yang dapat
dimanapun. Intensitas koneksi yang cukup intens digunakan dalam proses pembelajaran wirausaha.
menyebabkan pengulangan berita yang cenderung Asset ini, walaupun tidak didesain untuk tujuan
sama. Seseorang yang berteman dengan para pembelajaran, telah memberikan kontribusi dalam
pengusaha akan cenderung lebih sering mem- menumbuhkan minat berwirausaha mahasiswa In-
peroleh informasi tentang usaha mereka. donesia. Jejaring sosial memberi pengaruh
Seseorang yang memfollow publik figure yang terhadap proses pembelajaran wirausaha secara
sukses berbisnis akan banyak menerima informasi informal berdasarkan teori konektivitas dan teori
kesuksesan bisnis mereka. Seseorang yang belajar sosial. Dijejaring sosial, proses belajar

PROSIDING 243
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dapat menjadi lebih efektif dan efisien karena me- Saran
dia ini dapat diakses kapan saja dan dimana saja Implikasi praktis dari temuan empiris
dengan dukungan informasi yang luas dan beragam. penelitian ini dapat ditindaklanjuti oleh berbagai
Adopsi jejaring sosial online terbukti pihak dalam usaha menumbuhkan intensi
mempengarui perceived desirability dan per- berwirausaha dilingkungan generasi muda
ceived feasibility mahasiswa yang aktif dijejaring khususnya mahasiswa dengan memanfaatkan
sosial. Mereka meyakini bahwa jejaring sosial jejaring sosial online yang telah mereka gunakan
online berperan sebagai salah satu sumber inspirasi selama ini. Perubahan sosial yang disebabkan oleh
bisnis, media promosi, penyedia peluang pasar, perkembangan teknologi informasi telah merom-
penyedia mitra bisnis, wadah eksistensi bak struktur lingkungan sosial mahasiswa dimana
wirausahawan sukses dan sebagai sarana belajar internet menjadi salah satu media informasi dan
bagi calon wirauahawan. Keyakinan tersebut jejaring sosial online menjadi salah satu media dan
selanjutnya akan berpengaruh terhadap mening- komunikasi utama mahasiswa. Kolaborasi metode
katnya perceived desirability dan perceived fea- pembelajaran memanfaatkan media jejaring sosial
sibility yang pada akhirnya akan menimbulkan niat online dapat dilakukan guna efektivitas dan efisiensi
(intensi) berwirausaha. proses belajar.
Impikasi Teoritis dari studi ini adalah
memperluas teori Entrepreneurial Event Theory DAFTAR RUJUKAN
(EET) yang dikembangkan oleh Shapero dan
Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned
Sokol (1982) dengan menemukan hubungan
Behaviour, Organizational Behaviour and
antara jaringan kewirausahaan dan proses
Human Decision Processes, Vol. 50 No. 2:
pembentukan intensi berwirausaha. Model EET
179-211.
memiliki dua faktor utama yaitu perceived feasi-
Alvin, Meredith. 2009. Learning Theories and In-
bility dan perceived desirability. Perceived fea- struction. EDUC-6115-2.
sibility dan perceived desirability berhubungan Davis, F. 1989. Perceived usefulness, perceived
dengan dorongan untuk berwirausaha. Studi ini ease of use, and user acceptance of in-
telah berhasil memperluas model EET dengan formation technology. MIS Quarterly, Vol.
menambahkan tiga variabel tentang jaringan 13 No. 3 : 319-40.
kewirausahaan yang dapat mendorong intensi Devonish, Dwayne. et al. 2010. Explaining en-
berwirausaha. trepreneurial intentions in the Caribbean.
Penelitian ini juga memperkuat peran mediasi Intrn. Journal of Entrepreneurial Behaviour
Perceived desirability dan Perceived feasibil- & Research Vol. 16 No. 2 : 149-171.
ity yang menjembatani hubungan intensi Ferreira, Joao J. et al. 2012. A model of entre-
berwirausaha dan jaringan kewirausahaan. preneurial Intention. Journal of Small Busi-
Penelitian peran mediasi pertama Perceived de- ness and Enterprise Development Vol. 19
sirability dan Perceived feasibility dilakukan oleh No. 3 : 424-440.
Linan dan Santos (2007) yang menemukan efek Fishbein, M. and Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude,
tidak langsung antara bonding cognitive social Intention and Behavior. An Introduction
capital dan bridging cognitive social capital to Theory and Research, Addisonwesley
dengan intensi berwirausaha melalui mediasi Per- Publishing Company Inc.
ceived desirability dan Perceived feasibility.

244 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Gerba, Dugassa Tessema. 2012. Impact of en- Kickul, J. and Krueger, N. 2004. A cognitive
trepreneurship education on entrepre- processing model of entrepreneurial self-
neurial intentions of business and engi- efficacy and intentionality. Frontiers of
neering students in Ethiopia. African Jour- Entrepreneurship Research.
nal of Economic and Management Studies Klyver, Kim., Thomas Schtt. 2011. How Socia
Vol. 3 No. 2 : 258-277. Network Structure Shapes Entrepreneur-
Iakovleva, Tatiana. et al. 2011. Entrepreneurial ial Intentions? Journal of Global Entrepre-
intentions in developing and developed neurship Research, Vol.1, No.1.
countries. Education and Training. Vol. 53 Lin, Francisco., Santos, Francisco Javier. 2007.
No. 5 : 353-370. Does Social Capital Affect Entrepreneur-
Indarti, Nurul. et al. 2010. Underlying Factors ial Intentions?. Int Adv Econ Res Vol. 13 :
of Entrepreneurial Intentions among 443453.
Asian Students. The South East Asian Linan, Fransisco. and Chen, Y.W. 2009. Devel-
Journal Of Management Vol.IV No.2. opment and cross-cultural application of
Jain.M.R. et al. 2012. Impact of Social Net- a specific instrument to measure entre-
working Sites in the Changing Mindset preneurial intentions. Entrepreneurship
of Youth on Social Issues. Journal of Arts, Theory and Practice, Vol. 33 No. 3 : 593-
Science & Commerce. International Refer- 617.
eed Research Journal. Vol. III, Issue 2(2). Pinho, J. C. et al. 2011. Examining the technol-
Junco, R. et al. 2011. The effect of Twitter on ogy acceptance model in the adoption of
college student engagement and grades. social networks. Journal of Research in
Journal of Computer Assisted Learning, Vol Interactive Mark. Vol. 5 No. 2/3 : 116-129.
27 : 119132. Roblyer, M.D., et al. 2010. Findings on
Krueger, N., Reilly, M.D. and Carsrud, A.L. 2000. Facebook in higher education: A com-
Competing Models of Entrepreneurial parison of college faculty and student
Intentions, Journal of Business Venturing uses and perceptions of social network-
15: 411-431. ing sites. Internet and Higher Education Vol.
Krueger, N., and Carsrud, A. L. 1993. Entrepre- 13 : 134140.
neurial Intentions: Applying the Theory Sajjad, Syed Imran. et al. 2012. Impact of Cul-
of Planned Behavior. Entrepreneurship ture on Entrepreneur Intention. Informa-
&Regional Development, 5 (4) : 315330. tion Management and Business Review. Vol.
Krueger, N. 1993. The impact of prior entre- 4, No. 1 : 30-34.
preneurial exposure on perceptions of Snchez-Escobedo, Mara. et al. 2011. Percep-
new venture feasibility & desirability. tions and attitudes towards entrepreneur-
Entrepreneurship Theory and Prac.Vol.18 ship. An analysis of gender among uni-
No.1. versity students. International Entrepre-
Krueger, N. 2010. Entrepreneurial intentions neurship Managemen Journal Vol 7 : 443
are dead: long live entrepreneurial inten- 463.
tion. in Carsrud, A.L. and Branback, M. Segal, G., Borgia and Schoenfeld. 2005. The
(Eds), Understanding the Entrepreneurial Motivation to became an Entrepeneur,
Mind, Springer Science and Business Me- International Journal of Entrepreneurial
dia, Heidelberg : 51-72. Behaviour and Research 11 (1) : 42 57.

PROSIDING 245
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Shapero, A. and Sokol, L. 1982. The social di- Turker, Duygu., Senem Sonmez Selcuk. 2009.
mension of entrepreneurship. in Kent, Which factors affect entrepreneurial in-
C.A., Sexton, D.L. and Vesper, K.H. (Eds), tention of university students?. Journal
Encyclopedia of Entrepreneurship, Prentice- of European Industrial Training Vol. 33
Hall, Englewood Cliffs, NJ. : 72-90. No. 2 : 142-159.
Solesvik, Marina Z. et al. 2012. Student inten-
tions to become self-employed: the Ukrai-
nian context. Journal of Small Business and
Enterprise Dev, Vol. 19 No. 3.

246 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pembelajaran Etika Bisnis Berbasis
Kearifan Lokal

Heri Pratikto
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
E-mail: heripratikto@gmail.com

Abstrak: Artikel ini bertujuan membahas pentingnya etika bisnis, tantangan pembelajaran etika bisnis,
kearifan local sebagai sumber etika bisnis, dan pembelajaran etika bisnis. Pelaku bisnis harus berkomitmen
menjunjung tinggi etika, karena proses bisnis merupakan proses penciptaan nilai, proses penciptaan
apapun yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Real value creation dalam bisnis hanya akan terjadi jika
dilakukan dengan cara-cara etis atau bermoral. Cara yang tidak bermoral hanya menghasilkan value de-
struction, tidak pantas disebut partisipasi dalam pembangunan, melainkan pemunduran dan perusakan
masyarakat. Tantangan pendidikan bisnis diantaranya adalah: globalisasi, perkembangan teknologi, bisnis
berbasis kompetensi, perspektif bisnis sebagai sistem, revolusi kualitas, perubahan. Kearifan lokal suku-
suku bangsa Indonesia pada umumnya berisi nilai-nilai religious, kemanusiaan, kebersamaan, toleransi,
saling percaya, solidaritas dan kepedulian social dapat membangun elemen-elemen modal social dan
modal bisnis, antaralain seperti kepercayaan, amanah, jejaring social. Penguatan modal social yang bersumber
dari nilai-nilai kearifan local suku bangsa Indonesia tersebut sangat penting terus diupayakan pelestarian
dan pewarisannya dari satu generasi ke generasi berikutnya, terutama disaat individualism semakin menguat
melanda kehidupan modern di era global ini. Agar kearifan local dapat diimplementasikan dan diwariskan,
perlu terus ditemukan pendekatan dan strategi yang lebih kontekstual dengan kondisi perkembangan
masyarakat Indonesia. Pembelajajaran etika bisnis berbasis kearifan lokal melalui pendekatan scientifik
dengan pembelajaran kooperatif, dengan berbagai model dengan berfokus pada siswa, menjadi pendekatan
pembelajaran yang efektif yang layak direkomendasikan kepada para pendidik. Berhasil dan gagalnya
pendidikan etika bisnis akan sangat berpengaruh terhadap peran masyarakat dalam pembentukan serta
pelaksanaan peraturan dan prinsip-prinsip kehidupan.
Kata kunci: Pembelajaran, etika bisnis, kearifan local

Sektor bisnis merupakan sektor strategis supplier, karyawan, konsumen, masyarakat umum,
dalam sebuah masyarakat yang sedang mem- maupun pemerintah. Tujuan bisnis tidak semata-
bangun, sebagai alat untuk mencapai tujuan mata berorientasi pada memperoleh keuntungan,
pembangunan yang berkeadilan dan pemerataan. namun juga untuk: pengadaan barang dan jasa,
Bisnis merupakan keseluruhan aktifitas yang kesejahteraan pemilik factor produksi dan
terorganisir dalam bidang perniagaan dan industri masyarakat, full employment, keberadaan perusa-
penyediaan barang dan jasa agar terpenuhi haan dalam jangka panjang, kemajuan dan
kebutuhan masyarakat serta dapat memperbaiki pertumbuhan, prestise dan prestasi.
kualitas kehidupan masyarakat. Tujuan bisnis suatu Proses pencapaian tujuan bisnis melalui
perusahaan dapat dilihat dari berbagai macam pengelolaan sumberdaya ekonomi secara optimal
kepentingan, baik kepentingan owner, pesaing, bagi para pemilik sumberdaya ekonomi dan

PROSIDING 247
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, Begitu besarnya sentuhan hasil-hasil
proses pencapaian tujuan harus dilakukan dengan teknologi masuk dan merusak batas-batas moral
memperhatikan kepentinngan dan kemanfaatan dan etika, maka pakar futurolog Naisbitt dan
para pemilik sumberdaya ekonomi atau pemilik Aburdance (di dalam bukunya Ten New Direc-
factor produksi dan masyarakat pada umumnya. tions for 1990s Megatrends 2000") menganti-
Tercapainya tujuan bisnis akan bersipat jangka sipasi kejadian yang akan terjadi pada abad 21,
panjang manakala didukung secara inklusif dengan pernyataannya sebagai berikut: Terobosan
tercapainya para pihak yang terlibat dalam yang paling menggairahkan dari abad 21 akan
kegiatsn bisnis tersebut. terjadi bukan karena teknologi, melainkan karena
Problem asasi dalam isu sumber daya konsep yang meluas tentang apa artinya menjadi
manusia (SDM) adalah ketika laju prestasi manusia. Dari pernyataan tersebut tersirat
keteknologian berbanding lurus dengan laju pertanyakan, yaitu bagaimanakah memanusiakan
prestasi kebiadaban manusia. Tidak dipungkuri seorang manusia, karena telah terbukti dengan
bahwa sampai saat ini Barat merupakan pelopor beriringnya laju pertumbuhan teknologi, banyak
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan manusia yang tidak mendapat kesempatan
teknologi. Namun, kepeloporan dan prestasi Barat mengembangkan bakat potensi yang telah ada
pada masalah SDM hingga saat ini, sejatinya tidak dalam dirinya dalam pengertian utuh sempurna
memberikan solusi yang tuntas. Terobosan mereka pengembangannya, khsusnya antara spiritual dan
lebih terpusat pada aspek rasional, teknis mana- intelektual. Pertumbuhan laju teknologi yang tidak
gerial, dan kecanggihan permesinan. Sementara terkontrol menjadikan manusia lupa akan upaya
tataran nurani, tempat dimana bertarungnya mamahami dan mewujudkan harkat dan
keluhuran budi dan nafsu syaithoni tetap tidak martabatnya selaku makhluk yang disempurnakan
terjamah. Maka tidak heran kalau kemudian logika untuk menjaga melestarikan kehidupan yang santun
mereka kerap terkilir. Ambil contoh adalah berkesetimbangan antara masyarakat insan
penyakit Aids, solusi mereka atas dampak praktek manusia dengan masyarakat alam lingkungan.
syaithonisasi aktivitas seksual ini adalah masalisasi Akibatnya terjadilah eksploitasi alam lingkungan
produksi kondom melalui mesin teknologi. Jelas secara tidak bertanggungjawab.
terlihat Barat dan kaum sekularis dunia tidak cukup Berikut adalah teknologi-teknologi yang
punya keberanian untuk melenyapkan akar sudah digelar atas hasil rekayasa manusia pada
masalahnya (Pratikto, 2012). Sementara itu, para saat ini, yang menimbulkan gejolak dan
pelaku bisnis memiliki andil penting untuk menimbulkan ketentraman di hati masyarakat.
mendistribusikan teknologi pada masyarakat. Di Teknologi elektronika, teknologi ini menghasilkan
dalam era perkembangan teknologi yang tumbuh berbagai macam alat telekomunikasi, baik
dengan pesat, para pendidik dan kalangan berbentuk TV, internet, telepon genggam, kom-
akademis maupun para pemerhati lingkungan yang puter maupun alat permainan. Tidak dipungkiri
merasa ikut bertanggungjawab terhadap benda-benda ini oleh sebagian manusia dianggap
kelangsungan hidup generasi, memiliki peran yang bermanfaat, tetapi apakah tidak dapat dirasakan
sangat penting dalam mewujudkan generasi emas. dampak negatifnya? Terutama sang pendidik
Generasi emas dimaksud adalah generasi yang merasa tidak lagi menjadi sumber informasi bagi
memiliki kompetensi komprehensip, yakni: anak didiknya karena dihadang berbagai informasi
produktif dan kreatif, damai dalam interaksi sebagai hasil pertumbuhan teknologi, sehingga
sosialnya, sehat-menyehatkan dalam interaksi banyak terjadi perbuatan kriminalitas yang
dengan alam lingkungannya, dan berperadaban pelakunya adalah anak di bawah umur. Teknologi
unggul. industri makanan, untuk membuat tampilan

248 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
makanan yang menarik dan awet, tidak jarang para mensyaratkan pasar baru, produk baru, mindset
pelaku usaha menggunakan zat pewarna dan zat baru, kompetensi baru dan cara pikir bisnis baru.
pengawet tanpa peduli terhadap akibat jangka Oleh karena itu dibutuhkan lulusan dengan
panjang terhadap kesehatan manusia. Ambil mindset, kompetensi, dan cara pikir global. Kedua
contoh, susu bermelamin, bakso dengan borak, perkembang teknologi, inovasi teknologi terjadi
ikan dan kerang dengan zat pewarna, daging semakin cepat. Berbagai teknologi baru-seperti,
glonggongan, dan sebagainya. Sementara itu, pada internet, video conferencing, networks, global
era globalisasi banyak pihak yang mengkawatirkan plaging, informasi dan analisa instan- memunculkan
akan terjadinya lunturnya kearifan lokal. dunia kegiatan bisnis yang benar-benar baru.
Atas dasar problematika asasi bidang Teknologi telah membuat dunia menjadi lebih kecil,
sumber daya manusia (SDM), peran teknologi dan lebih dekat dan berputar lebih cepat. Tantangan
sektor bisnis menjadi penting dan menarik untuk nyata manajemen adalah aplikasi teknologi secara
dikaji pembelajaran etika bisnis berbasis kearifan ekfektif dan kreatif yang menambah nilai, bukan
local. Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang sekedar akuisisi teknologi semata. Oleh karena itu
pentingnya etika bisnis, tantangan pendidikan dibutuhkan lulusan yang menguasai aplikasi
manajemen bisnis, kearifan lokal sebagai sumber teknologi (technology literacy), terutama teknologi
etika bisnis, pembelajaran etika bisnis. komunikasi dan informasi.Ketiga, bisnis berbasis
kompetensi.
Persaingan bisnis terjadi bukan antar
produk, tetapi antar kompetensi, mindset versur
mindset. Pengembangan kompetensi hanya dapat
dilakukan dengan proses pembelajaran (learning),
bukan pengajaran (teaching). Pembelajaran terjadi
ketika konsep bertemu pengalaman melalui
refleksi, terjadi akusisi kompetensi, dan aplikasi
kompetensi refleksi. Oleh karena itu dibutuhkan
lulusan yang mempunyai kapabilitas untuk belajar
(ability to learn). Ini berarti lulusan tidak hanya
Gambar 1. Sistem Manajemen Bisnis yang
menguasai pengetahuan, tetapi juga capacity to
Harus Dipertimbangkan Etika Bisnis
act dan to reflect. Keempat, perspektif bisnis
sebagai sistem. Tema konsisten persaingan di masa
mendatang adalah pengembangan dan peng-
Tantangan Pendidikan Bisnis dan
Manajemen operasian perusahaan yang akan lebih responsif
terhadap nilai pelanggan (customer focus).
Terdapat berbagai tantangan pendidikan Penciptaan nilai pelanggan adalah suatu sytem of
manajemen dan bisnis, antara lain adalah globalisasi, interacting problems, bukan suatu masalah
perkembangan teknologi, bisnis berbasis pemasaran, atau masalah produksi, dan sebagai-
kompetensi, perspektif bisnis sebagai sistem, nya, serta tidak dapat dipenuhi hanya dengan
revolusi kualitas, perubahan dan perubahan. menganalisis dan memahami nilai internal, tetapi
Pertama globalisasi, globalisasi mendominasi ho- harus dengan memadukan sistem nilai (supplier,
rizon persaingan, konsepnya sendiri sudah lama, buyers, dan stakeholders lain) yang lebih luas. Oleh
tetapi intensitas tantangan yang diciptakannya karena dibutuhkan lulusan yang mempunyai
semakin terasa. Globalisasi memunculkan dan kemampuan untuk melakukan sistesis (yang

PROSIDING 249
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
memerlukan daya kreatif, intuitif dan integratig), perubahan, 7) Pengajaran etika bisnis dan good
tidak hanya analisis, pemahaman multidisipliner, corporate governance, 8) Penerapan berbagai
ketrampilan interaksi dan proses, serta berpikir metoda pembelajaran non-tradisional.
beyond borders. Kelima, revolusi kualitas. Berbagai tantangan tersebut berimplikasi
Komponen sukses berikut yang akan menjadi pada kurikulum kompetensi dan pengembangan
semakin penting adalah penyediaan produk dan organisasi pembelajaran. Organisasi pembelajaran,
pelayanan yang berkualitas. Standarisasi dan meliputi: membahas praktik masa mendatang, un-
sertifikasi kualitas produk dan pelayanan akan bounded knowledge, mempromosikan debat,
menandai terjadinya revolusi kualitas. Oleh karena outward focus, mendorong refleksi, pember-
itu dibutuhkan lulusan yang mempunyai kreativitas dayaan (empowerment). Beberapa faktor yang
dan kemampuan untuk melakukan value innova- menjadi hambatan untuk berubah, meliputi: 1)
tion, manajemen kualitas, entrepeneurship dan perubahan adalah mahal dan tidak nyaman, 2)
outward looking. Keenam, perubahan, ketidaktersediaan sumberdaya dan kapabilitas
perubahan dan perubahan. Apapun namanya untuk berubah, 3) kerjasama masyarakat bisnis
diantaranya transformasi kultural, adaptasi, dan dunia pendidikan masih lemah, 4) inertia
kelenturan, pembelajaran, dan fleksibilitas organisasional (self-reinforcing system) yang
tantangan kompetitifnya adalah sama yakni: para menyebab kan sulit berubah, 5) praktik lama (sta-
manajer, karyawan, perusahaan, pemerintah dan tus-quo) yang melembaga, 6) pengembangan
semua pihak harus belajar untuk berubah secara kemampuan professional yang berkesinambungan.
cepat dan lebih nyaman. Berbagai pertanyaan
berikut relevan untuk dijawab dalam menyongsong Kearifan Lokal sebagai Sumber Nilai Etika
masa mendatang: Bagaimana kita learn to un- Bisnis
learn? Bagaimana kita menghargai masa lalu, Globalisasi merupakan sebuah keniscayaan.
tetapi mengantisipasi dan mengadaptasi masa Gelombang globalisasi sempat memunculkan
mendatang? Bagaimana kita mendorong proses kekhawatiran berbagai pihak akan musnahnya
transformasi dan reformasi? Bagaimana kita dapat nilai-nilai lokal yang selama ini menjadi tatanan
belajar dan berubah lebih cepat? Bagaimana kita kehidupan bagi masyarakat tertentu. Namun,
melibatkan semua orang untuk berubah? Oleh segera terbukti bahwa tidak semua nilai-nilai
karena itu dibutuhkan lulusan yang mempunyai globalisasi sesuai dalam memberikan tatanan yang
kemampuan untuk menjadi pembelajar mandiri diinginkan bagi sebagian besar masyarakat di
(self-learner) dan melakukan continous learning, berbagai belahan dunia. Masyarakat Jepang dan
serta kapabilitas pengelolaan perubahan. masyarakat Bali merupakan dua contoh dari luar
Berbagai tantangan tersebut berimplikasinya dan dalam negeri, bagaimana kearifan lokal masih
pada desain pendidikan manajemen, yaitu: 1) dipegang dengan kuat oleh masyarakatnya. Kedua
Penerapan paradigma pembelajaran dan wilayah yang sangat berbeda ini bukannya
pengembangan organisasi pembelajaran, 2) meredup dengan nilai-nilai lokalnya, namun justru
Pengembangan kapabilitas untuk belajar memiliki kekuatan di bidangnya masing-masing
(pengajaran how to learn) dan menjadi pembelajar yang begitu menonjol. Jepang menjadi negara
mandiri (self-learner), 3) Internasionalisasi atau industri paling maju di Asia bahkan dunia melalui
globalisasi pendidikan manajemen, 4) Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
content teknologi dan knowledge management, tingginya, sedangkan Bali berkembang melalui
5) Pengembangan perspektif multidisipliner dan industri pariwisatanya yang tidak hanya diakui di
kemampuan sintesis, 6) Pengembangan ketram- dalam negeri, tetapi juga diakui dunia.
pilan proses, manajemen kualitas dan pengelolaan

250 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kedua contoh diatas menunjukkan bahwa mencapai kesepakatan, tidak egois, tidak mudah
kearifan lokal dapat dijadikan sebagai sumber etika putus asa, berkorban untuk kepentingan orang lain,
bisnis. Kearifan lokal memberi norma-norma yang kewaspadaan, berani mengambil risiko dan
dapat dipedomani masyarakat dalam bertingkah konsekuensi terhadap pilihan yang dibuatnya,
laku sehari-hari dan dapat membentuk karakter disiplin diri, kemurahan hati, menghargai kawan
manusia yang taat terhadap norma-norma yang dan lawan, mengetahui tugas dan kewajiban,
mengatur kehidupan, agar tercapai keteraturan, menempatkan diri berdasarkan batasan aturan dan
ketentraman, keadilan dalam kehidupan bersama. peran, keuletan, semangat daya juang, melatih
Masyarakat Indonesia yang taat norma dan hukum kepekaan, self-endurance, tahan terhadap
dengan penuh kesadaran melaksanakannya, godaan, serta teguh pada pendirian. Nilai-nilai
merupakan modal sosial bangsa yang sangat tersebut didasarkan pada penelitian Indrawati
berharga. Modal social ini dapat membekali (2007) terkait nilai-nilai kearifan dan praktik bisnis
bangsa Indonesia untuk mampu menyesuaikan diri yang diajarkan sejak usia anak-anak. Adapun
dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam contoh-contoh diatas hanyalah sebagian kecil dari
lingkup local, nasional, regional maupun kearifan local suku bangsa Indonesia. Kumpulan
internasional. kearifan local suku bangsa tersebut adalah kearifan
Kearifan lokal dapat diartikan sebagai lokal Indonesia, karena suku bangsa yang beragam
kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai itu menyatu dalam satu kesatuan negara Indone-
hasil dari upaya kognitif yang dianut masyarakat sia. Walaupun suku bangsa yang jumlahnya sangat
tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap banyak tersebut menyatu dalam satu Negara In-
baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi donesia, tetapi mereka tetap menjadi diri mereka
oleh masyarakat tersebut. Gagasan-gagasan dari sendiri yang memiliki filsafat kearifan local sebagai
kearifan lokal tersebut dapat terwujud ke dalam pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
berbagai bentuk, mulai dari kebiasaan-kebiasaan, Kearifan lokal di masing-masing suku
aturan, nilai-nilai, tradisi, bahkan agama yang bangsa di Indonesia dapat dijadikan sebagai
dianut masyarakat setempat (Pratikto, 2015). In- sumber nilai dalam membentuk karakter bangsa
donesia memiliki kearifan lokal yang kaya dan Indonesia dan ini menjadi modal social dan bisnis
beragam yang hidup berkembang di berbagai suku bangsa untuk berperan aktif dalam budaya glo-
bangsa yang menjadi modal social bangsa Indo- bal. Kearifan local dapat menjadi sumber nilai untuk
nesia. Dalam kognisi budaya Jawa, misalnya membangun elemen-elemen modal social dan
didapatiungkapanbernuansaekonomirukun modal bisnis, diantaranya adalah kepercayaan
agewe santoso, congkrah agawe bubrah, (mutual trust) dan jaringan kerja sana (networks).
mendorong munculnya kerukunan dan kehar- Trust atau kepercayaan diderskripsikan sebagai
monisan serta menjadikan dunia penuh dengan bentuk keteraturan, kejujuran, dan perilaku
keselamatan dengan menghindari konflik (Syam, kooperatif yang muncul dari suatu kelompok,
2010). dimana bentuk tersebut didasarkan pada norma-
Pada masyarakat Sunda, nilai-nilai kearifan norma yang dianut bersama oleh seluruh anggota
lokal yang mendukung praktik bisnis antara lain kelompok (Hanum, 2015). Nilai-nilai kearifan lo-
adalah kejujuran, kesabaran, patuh pada aturan cal yang berperan sebagai way of life pada suatu
dan peran, melatih tanggung jawab, kebijaksanaan masyarakat local, dapat menjadi dasar dalam
untuk membedakan mana yang baik dan buruk, membangun rasa percaya dan saling menghormati
melatih jiwa kepemimpinan, kerjasama, diantara anggota masyarakat tersebut. Rasa
kebersamaan, kekompakan, musyawarah untuk percaya adalah modal penting untuk hidup

PROSIDING 251
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
bersama, bila rasa saling percaya ini menipis, maka kebiasaan perbuatan. Ketiganya penting untuk
proses interaksi akan terjadi kearah proses menjalankan hidup bermoral dan faktor
disasosiatif yang akan menyuburkan persaingan pembentuk kematangan moral. Pengetahuan
tidak sehat dan konflik. Kearifan local banyak moral, perasaan moral, dan tindakan moral tidak
mengandung nilai-nilai bijaksana yang dapat terpisahkan, namun saling mempengaruhi dengan
dijadikan pedoman hidup untuk menjapai beragam cara. Penilaian moral dan perasaan moral
keharmonisan dalam hidup bersama. Jaringan so- berpengaruh terhadap perilaku moral, khususnya
cial merupakan salah satu dimensi modal social ketika keduanya hadir bersama. Namun,
dan modal bisnis. pengaruhnyapun timbal balik, cara kita berperilaku
juga mempengaruhi cara kita berfikir dan merasa.
Pembelajaran Etika Bisnis Karakter yang baik dimiliki mereka yang tahu hal
yang baik (knowing the good), menginginkan hal
Membangun karakter bangsa jauh lebih
yang baik (desiring the good), dan melakukan
penting daripada mengejar kemajuan Ilmu
hal yang baik (doing the good). Karakter tampak
pengetahuan dan teknologi (Iptek). Telah
dalam kebiasaan (habitus). Seseorang dikatakan
ditegaskan diatas bahwa kearifan lokal dapat
berkarakter baik manakala dalam kehidupan nyata
dijadikan sebagai sumber nilai etika bisnis. Efektif
sehari-hari memiliki tiga kebiasaan, yaitu:
tidaknya proses internalisasi nilai kearifan lokal
memikirkan hal yang baik (habits of mind),
pada etika bisnis sangat tergantung pada keefetifan
menginginkan hal yang baik (habits of heart), dan
system pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya
melakukan hal yang baik (habits of action)
bukan sekedar transformasi keilmuan, tapi lebih
(Saptono, 2011:20). Apa isi karakter yang baik?
luas lagi yaitu menanamkan nilai-nilai moral atau
akhlak mulia. Pendidikan merupakan proses Karakter yang baik adalah kebajikan (virtue).
dimana suatu budaya secara formal ditransmisikan Kebajikan adalah kecenderungan unt uk
kepada si pembelajar, yang berfungsi sebagai melakukan tindakan yang baik menurut
transmisi pengetahuan, pengemongan manusia sudutpandang moral universal. Misalnya,
muda, mobilitas sosial, pembentukan jati diri dan memperlakukan semua orang secara adil. Tindakan
kreasi pengetahuan. Lebih rinci dinyatakan bahwa macam itu lazimnya dilakukan oleh orang yang
terdapat 7 fungsi sosial pendidikan, yaitu: 1) memiliki kualitas-kualitas yang secara objectif
pengajar ketrampilan, 2) mentransmisikan budaya, maupun secara intrinsik baik.
3) mendorong adaptasi lingkungan, 4) membentuk Secara intrinsik baik, bahwa kualitas-
kedisiplinan, 5) mendorong bekerja kelompok, 6) kualitas itu diakui dan dijunjung tinggi oleh agama-
meningkatkan perilaku etik, dan 7) memilih bakat agama dan masyarakat beradab diseluruh penjuru
dan memberi penghargaan prestasi. Menurut dunia. Secara intrinsic baik maksudnya kualitas-
Lickona (2013) karakter merupakan perpaduan kualitas itu merupakan tuntutan dari hati nurani
harmonis seluruh budi pekerti yang terdapat dalam manusia beradab. Karena itu, kaualitas-kualitas itu
ajaran-ajaran agama, kisah-kisah sastra, cerita- dianggap mengatasi ruang dan waktu. Ia berlaku
cerita orang bijak, dan orang-orang berilmu, sejak dimanapun dan kapanpun ( walaupun bentuk
jaman dahulu hingga sekarang. Karakter terbentuk ekspresi kongkretnya bisa jadi berbeda-beda
dari tiga macam bagian yang saling berkaitan: antara daerah yang satu dan lainnya, demikian pula
pengetahuan moral, perasaan moral, perilaku antaraa zaman dulu, sekarang serta masa depan).
moral. Karakter yang baik terdiri atas mengetahui Menurut Lickona, bertolak dari criteria obyektif
kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan dan intrinsic diatas, ada dua kebajikan fundamen-
kebaikan-kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, tal yang yang dibutuhkan untuk membentuk

252 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
karakter yang baik, yaitu rasa hormat (respect) terbaik bagi kaum muda untuk mendapatkan
dan tanggung jawab (responsibility). Kedua pendidikan karakter.
kebajikan itu merupakan nilai moral fundamental Ada 4 alasan mendasar mengapa sekolah
yang harus diajarkan dalam pendidikan karakter. perlu lebih bersungguh-sunggu menjadikan dirinya
Pendidikan karakter adalah upaya yang tempat terbaik bagi pendidikan karakter, yakni:
dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan 1) karena banyak keluarga yang tidak
karakter yang baik (good character) berlandaskan melaksanakan pendidikan karakter, 2) sekolah
kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara tidak hanya bertujuan membentuk anak yang
objektif baik bagi individu maupun masyarakat cerdas, tetapi juga anak yang baik, 3) kecerdasan
(Saptono, 2011). Di Indonesia proses sosialisasi seorang anak hanya bermakna manakala dilandasi
nilai-nilai kearifan lokal dilakukan sejak anak-anak. kebaikan, 4) karena membentuk anak didik agar
Pada usia anak-anak, nilai-nilai tertentu biasanya berkarakter tangguh bukan sekedar tugas
akan mudah mengendap dibandingkan pada usia tambahan bagi guru, melainkan tanggungjawab
dewasa. Tidak hanya nilai-nilai filosofis yang melekat pada perannya sebagai seorang guru.
disosialisasikan sejak dini, demikian juga dengan Pendidikan karakter yang utuh mengolah tiga
nilai-nilai utama dalam bidang bisnis. Pada masa aspek sekaligus, yaitu pengetahuan moral,
anak-anak nilai-nilai penting dalam bidang bisnis perasaan moral, dan tindakan moral. Untuk itu
di Indonesia umumnya ditanamkan melalui desain komprehensif praktek pendidikan karakter,
permainan-permainan. Pada masyarakat Jawa, mencakup 12 strategi, 9 strategi tuntutan terhadap
guru, dan 3 strategi tanggungjawab sekolah. 9
transformasi nilainilai moral sebagai wujud
strategi tanggungjawab guru adalah: 1) bertindak
pendidikan budi pekerti umumnya telah dilakukan
sebagai sosok yang peduli, model dan mentor; 2)
melalui tembang (Setyadi, 2012).
menciptakan komunitas moral di kelas; 3)
Dalam paradigma lama, keluarga dipandang
mempraktikkan disiplin moral; 4) menciptakan
sebagai tulang punggung pendidikan karakter.
lingkungan kelas yang demokratis; 5) mengajarkan
Karena pada masa lalu, lazimnya keluarga-
nilai-nilai melalui kurikulum; 6) menggunakan
keluarga bisa berfungsi sebagai tempat terbaikbagi
pembelajaran kooperatif; 7) membangun
anak-anak untuk mengenal dan mempraktekkan
kepekaan nurani; 8) mendorong refleksi moral; 9)
berbagai kebajikan. Orang tua masih punya cukup
mengajarkan resolusi konflik. Sedangkan 3
kesempatan mencukupi dan mampu memanfaat- tanggungjawab sekolah adalah: 1) mengembnag-
kan tradisi yang ada untuk mengenalkan secara kan sikap peduli. yang tidak hanya sebatas
langsung berbagai kebajikan kepada anak melalui kegiatan di kelas; 2) menciptakan budaya moral
teladan, petuah, cerita, dan kebiasaan setiap hari yang positif di sekolah; dan 3) melibatkan orang
secaran intensif. Namun, proses modernisasi tua siswa dan masyarakat sebagai partner dalam
membuat banyak kluarga mengalami perubahan pendidikan karakter. Strategi komprehensif
fundamental. Karena tuntutan pekerjaan, banyak tersebut perlu ditopang 4 kunci keberhasilan
keluarga tidak cukup waktu untuk berlangsungnya pendidikan karakter, yakni: 1) keterlibatan guru
perjumpaan yang erat dengan kluarga. Dengan dan karyawan sekolah; 2) keterlibatan siswa; 3)
demikian makin banyak keluarga yang tidak bisa keterlibatan orang siswa, dan 4) keterlibatan
berfungsi sebagai tempat terbaik bagi anak-anak komunitas karakter. Sekolah yang berkomitmen
untuk mendapatkan pendidikan karakter. Itulah menjadikan dirinya sekolah karakter senantiasa
sebabnya amat baik bila sekolah menyelenghgara- harus focus pada upaya menumbuhkan, memeli-
kan pendidikan karakter. Bahkan, sekolah perlu hara, dan mengoptimalkan keterlibatan 4 pihak
terus berupaya menjadikan dirinya sebagai tempat tersebut.

PROSIDING 253
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Teori siklus pembelajaran menyatakan pendidikan etika bisnis akan sangat berpengaruh
bahwa pembelajaran didapat dari proses belajar terhadap peran masyarakat dalam pembentukan
atas pengalaman yang didapat dalam aktivitas serta pelaksanaan peraturan beberapa tahun
sehari-hari yang kemudian disimpulkan dan mendatang. Investasi yang lebih jauh pendidikan
menjadi konsep maupun sistim nilai yang etis akan menjadi pilihan yang lebih baik
dipergunakan untuk keberhasilan dimasa yang akan
datang. Dalam jangka pendek pembelajaran akan SIMPULAN
merubah sikap dan kinerja seseorang, sedangkan
dalam jangka panjang mampu menumbuhkan Proses bisnis adalah proses penciptaan nilai
identitas dan daya adaptabilitas seseorang yang (value creation), yaitu proses penciptaan apapun
sangat penting bagi keberhasilannya (Pratikto, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Real value
2015). Internalisasi nilai-nilai lokal telah creation dalam bisnis hanya akan terjadi jika
mempengaruhi pula pola perilaku wirausahawan dilakukan dengan cara-cara yang bermoral. Cara
dimana para usahawan telah menjadi figur dalam yang tidak bermoral hanya menghasilkan value
kehidupan sosial masyarakat yang secara langsung destruction, tidak pantas disebut partisipasi dalam
berpengaruh terhadap perilaku orang lain di tempat pembangunan, melainkan pemunduran dan
tinggal masing-masing informan wirausahawan. perusakan masyarakat. Tantangan pendidikan
Hasil investigasi telah merekomendasikan manajemen dan bisnis, antara lain adalah globalisasi,
pengembangan model pembelajaran kewirausaha- perkembangan teknologi, bisnis berbasis
an dengan pendekatan Focus Group Discussion kompetensi, perspektif bisnis sebagai sistem,
(FGD) terhadap subyek dengan pendekatan revolusi kualitas, perubahan dan perubahan.
Problem Based Learning (PBL) (Sapir, 2014). Kearifan local yang hidup dan berkembang
Pembelajaran kooperatif/kolaboratif dalam masyarakat suku bangsa Indonesia,
diinspirasi oleh seni hidup yang terdapat dalam merupakan modal social bangsa yang dapat
kelompok/komunitas yang baik. Dalam komunitas digunakan dalam menghadapi derasnya arus
macam itu, setiap anggota umumnya memiliki sikap budaya global, agar bangsa Indonesia dapat
tanggap serta kesediaan untuk menyumbangkan mengurangi pengaruh negatifnya terhadap
kemampuan terbaik yang mereka miliki untuk kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
mencapai tujuan-tujuan mereka sendiri maupun Kearifan local suku-suku bangsa Indonesia, pada
tujuan-tujuan kelompok. Terdapat 5 karakteristik umumnya berisi nilai-nilai religious, kemanusiaan,
atau komponen esensial dalam pembelajaran kebersamaan,toleransi,saling percaya, solidaritas
kooperatif, yakni: 1) kesalingtergantungan positif dan kepedulian social dapat membangun elemen-
antar individu, 2) interaksi tatap muka secara elemen modal social, antaralain seperti
langsung, 3) tanggungjawab perseorangan, 4) kepercayaan (mutual trust); jejaring/hubungan so-
keterampilan antar pribasi dan kelompok kecil, 5) cial; dan norma.
evaluasi proses kelompok. Karena konteks Penguatan modal sokial yang bersumber
dinamis dari aktivitas bisnis dan kurikulum, dari nilai-nilai kearifan local suku bangsa Indone-
pengajaran dan penilaian materi etika akan tetap sia tersebut sangat penting terus diupayakan
penting dan semakin menantang kedepannya. pelestarian dan pewarisannya dari satu generasi
Upaya menyatukan keberlanjutan kurikulum, ke generasi berikutnya, terutama disaat individu-
peningkatan dan perbaikan pendidikan etika bisnis alism semakin menguat melanda kehidupan mod-
mungkin akan melibatkan proses negosiasi yang ern di era global ini. Agar kearifan local dapat
luas diantara para pihak. Berhasil dan gagalnya diimplementasikan dan diwariskan, perlu terus

254 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
ditemukan pendekatan dan strategi yang lebih Lickona, T. 2013. Educating for Character
kontekstual dengan kondisi perkembangan (diterjemah oleh Lita S). Bandung: Penerbit
masyarakat Indonesia. Pendekatan scientific Nusa Media.
dengan pembelajaran kooperatif dipandang Pratikto, H. 2015. Pembelajaran Kewirausa-
sebagai pembelajaran yang efektif untuk haan Dan Pemberdayaan UMKM
membentuk lulusan yang berkarakter. Pembelajar- Berbasis Kearif an Lokal Untuk
an kooperatif diinspirasi oleh seni hidup yang Penguatan Ekonomi. UM: Pengukuhan
terdapat dalam kelompok/komunitas yang baik, Guru Besar, 17 September 2015.
yang diinspirasi oleh nilai-nilai kearifan lokal. Ridwan, N.A. 2010. Landasan Keilmuan
Karena konteks dinamis dari aktivitas bisnis Kearif an Lokal. ONLINE http://
dan kurikulum, pengajaran dan penilaian materi www.nusantaraonline.com. Diakses 3
etika akan tetap penting dan semakin menantang Februari 2012.
kedepannya. Upaya menyatukan keberlanjutan Saptono. 2011. Demensi-demensi Pendidikan
kurikulum, peningkatan dan perbaikan pendidikan karakter: Wawasan, Strategi, dan
etika bisnis mungkin akan melibatkan proses Langkah Praktis. Jakarta: Esensi, devisi
negosiasi yang luas diantara para pihak. Berhasil Penerbit Erlangga.
dan gagalnya pendidikan etika bisnis akan sangat Setiyadi, P. 2012. Pemahaman Kembali Local
berpengaruh terhadap peran masyarakat dalam Wisdom Etnik Jawa dalam Tembang
pembentukan serta pelaksanaan peraturan Macapat dan Pemanfaatannya Sebagai
beberapa tahun mendatang. Inveestasi ysng lebih Media Pendidikan Budi Pekerti Bangsa.
jauh pendidikan etis akan menjadi pilihan yang lebih Magistra No. 79 Th. XXIV Maret 2012.
baik. ISSN 0215-9511.
Samudra, Azhari A. 2010. Pertimbangan
DAFTAR RUJUKAN Kearif an Lokal Dalam Perspektif
Administrasi Publik Dan Public Finance.
Grant, J.H. 2005. Teaching Ethics in a Business Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas
Program. Wiley InterScience. p. 75-87. Ngurah Rai pada 31 Juli 2010. Bali: Uni-
(www.interscience.wiley.com). versitas Ngurah Rai.
Hanum, F. 2015. Kearifan Lokal membangun Sapir, Pratikto, H., Hermawan, A., Wasiti. 2014.
modal sosial bangsa Indonesia untuk Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis
menghadapi budaya lobal. Makalah: Kearifan Lokal (laporan Hasil Penelitian).
Simposium Nasional Jejak Kearifan Lokal Malang: LP2M Universitas Negeri Malang.
dalam Budaya Global, LPPM UM
31Oktober 2015.
Indrawati, S W. 2007. Identifikasi Nilai-nilai
Kearifan Lokal (Local Wisdom)Dalam
Permainan Tradisional Etnis Sunda.
Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

PROSIDING 255
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pengembangan Kewirausahaan
di Sentra Kerajinan Tenun Ikat
Kabupaten Lamongan

Madziatul Churiyah
Sholikhan
Jurusan Manajemen Universitas Negeri Malang
Fakultas Sain & Tekhnologi Universitas Kanjuruhan Malang
Email: maziatul_c@yahoo.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan kewirausahan, mendeskripsikan
potensi dan permasalahan kewirausahaan serta model pengembangan kewirausahaan yang sesuai dengan
permasalahan di sentra tenun ikat Kab. Lamongan. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan
pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah 50 responden perajin tenun ikat Desa Parengan Kec.
Meduran Kabupaten Lamongan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perkembangan sentra industry tenun ikat di Ds. Parengan Kec. Maduran Kab. Lamongan
harus dipertimbangkan dan memperhatikan faktor produk, tenaga kerja yang terampil, pemasaran, harga,
inovasi, bahan baku, modal, manajemen usaha, dan tempat. Sehingga perlu adanya model pengembangan
kewirausahaan di sentra tenun ikat Kab. Lamongan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan
yang ada.
Kata kunci: pengembangan, kewirausahaan, tenun ikat

Keberadaan usaha mikro, kecil dan me- yang tahan banting. Para pelaku UMKM dengan
nengah (UMKM) sebagai basis ekonomi masya- segala upaya mempertahankan kegiatan usahanya
rakat tentunya tidak lepas dari sifat dasar UMKM yang bisa jadi dikarenakan sebagai upaya untuk
sendiri yang tidak memerlukan modal besar dan mempertahankan tradisi keluarga yang telah turun-
tingkat pendidikan yang memadai. Cukup dengan temurun tersebut, walau dengan menanggung
modal dan ketrampilan secukupnya, dan ditambah kerugian finansial yang tidak kecil jumlahnya.
keberanian maka masyarakat sudah bisa UMKM kemudian telah menjadi urat nadi sebuah
menjalankan dan mengelola UMKM. Tidak heran eksistensi keluarga.
bila kemudian UMKM cenderung merupakan Begitu juga yang terjadi pada pengrajin
usaha yang berbasis industri rumah tangga dengan sarung tenun ikat di Desa Parengan Kec. Meduran
skala usaha yag tidak besar. UMKM sendiri pun Kab. Lamongan Jawa Timur. Hampir 60%
cenderung telah menjadi sebuah usaha yang penduduknya menggantungkan hidupnya pada
berjalan secara turun-temurun dan menjadi sebuah sector kerajinan kreatif ini. Di Desa ini terdapat
tradisi. Hal inilah yang menjadikan UMKM dalam 50 kelompok pengrajin tenun ikat yang hanya
beberapa hal menjadi sebuah aktivitas ekonomi memproduksi sarung. Keterbatasan produk yang

256 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dihasilkan inilah menyebabkan permintaan dari melimpah tidak dapat dimanfaatkan dengan opti-
konsumen juga terbatas pada waktu-waktu mal. Hal ini terbukti kapas, benang, dan pewarna
tertentu, misalnya pada bulan romadlon dan musim sebagai bahan baku sarung tenun ikat dibeli dari
haji permintaan akan meningkat, sedangkan bulan- daerah lain. (2) Dominasi tengkulak pada sistem
bulan selanjutnya permintaan sepi. Hasil eksplorasi pemasaran sehingga pengrajin sulit untuk melihat
penelitian sebelumnya diperoleh data bahwa kompetisi pasar, dan penetrasi pasar lemah
potensi dan permasalahan yang ada pada Sentra sehingga sampai hari ini produksinya hanya sarung,
industry tenun ikat Kabupaten Lamongan adalah padahal tenun ikat bisa dimodifikasi ke bentuk-
sebagai berikut (Sholikhan & Churiyah, 2014): 1) bentuk yang lain misalnya baju, tas, sepatu, taplak
potensi: bangunan yang digunakan tersedia, tenaga meja, gorden dan masih banyak lagi. (3)
kerja terampil, jumlah tenaga kerja mencukupi, Kelembagaan belum berfungsi dengan baik, masih
modal yang digunakan adalah modal pribadi, belum memiliki struktur organisasi yang jelas,
terdapat berbagai lembaga permodalan, terdapat pengrajin masih takut untuk memiliki badan hukum,
program pemerintah yang dapat dimanfaatkan dan (4) Modal pribadi sangat berpengaruh, belum
untuk pengembangan usaha, interaksi antar unit berfungsinya lembaga permodalan dengan baik
usaha tinggi, identitas sentra telah dikenal baik. 2) disamping kurangnya subsidi/bantuan pemerintah.
permasalahan: lahan yang digunakan terbatas, Sedangkan berdasarkan karakteristik
bahan baku terbatas karena mengimpor dari india klaster (Depkop dan UKM, 2003), sentra memi-
dan china, jarak menuju pasar jauh terutama untuk liki berbagai permasalahan antara lain belum ter-
desa parengan menuju kota lamongan, aksesibilitas dapatnya institusi bersama yang dapat mendukung
kurang memadahi (kondisi jalan), tingkat produksi sentra, belum terdapatnya spesialisasi,
pendidikan rendah, kapasitas pendidikan dan dan rendahnya daya saing produk, disamping
pelatihan rendah, sistem pemasaran masih terdapat potensi yang dimiliki yaitu terdapatnya
konvensional, belum adanya struktur organisasi, konsentrasi spasial dan interaksi antar unit usaha
belum tersedianya litbang, belum memiliki badan dalam sentra.
hokum, belum berani untuk meminjam modal, Merujuk permasalahan di atas maka perlu
belum terdapat kombinasi kompetensi, belum dikembangkan lebih lanjut hasil penelitian sebe-
terdapat institusi bersama dalam sentra, belum lumnya yakni pengembangan model kewirausa-
terdapat spesialisasi dalam sentra, kualitas dan haan dengan pendekatan ekonomi lokal bagi
daya saing produk konvensional, inovasi rendah, pengrajin tenun ikat di Desa Parengan Kec.
dan promosi belum maksimal. Meduran Kab. Lamongan. Model kewirausahaan
Pengembangan industry kreatif sebagai dengan pendekatan ekonomi lokal akan dikemas
prioritas industri masa depan Indonesia memer- dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pada
lukan pendekatan lokalitas dan menitikberatkan pengrajin. Model kewirausahaan ini akan menjadi
pada endogeneous development dengan terobosan bagi pengrajin dalam mengembangkan
melibatkan sumber daya lokal yang ada. Jika usahanya dengan melihat potensi ekonomi yang
ditinjau dari komponen 5M Pengembangan ada di daerah, mulai dari manajemen produksi,
Ekonomi Lokal (Blakely, 1989:147), perkem- manajemen pemasaran, manajemen harga serta
bangan sentra sarung tenun ikat Desa Parengan menejemen organisasi sentra industry. Misalnya
Kec. Meduran Kabupaten Lamongan mengha- desain tenun ikat disesuaikan dengan ciri dan
dapi berbagai hambatan, yaitu antara lain karakter Kab. Lamongan; produksi tenun ikat tidak
(Sholikhan, 2012): (1) Infrastruktur belum dapat hanya pada sarung saja melainkan dikembangkan
berfungsi secara optimal, bahan baku yang dalam berbagai bentuk misalnya baju, gorden, tas,

PROSIDING 257
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
sepatu dsb; pemasaran tidak hanya dibeli oleh deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
tengkulak saja melainkan dikembangkan lebih luas faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
dengan cara display hasil kerajinan di taman serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
rekreasi Wisata Bahari Lamongan yang letaknya (Nazir 2005). Jenis data yang dikumpulkan dalam
kurang lebih 30 km dari desa Parengan dan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
pembuatan WEB sentra industry. Agar produk baik bersifat kuantatif maupun kualitatif.
menarik tentu yang harus diperhatikan juga adalah
pengemasan yang menarik juga. Harapannya HASIL & PEMBAHASAN
kinerja usaha bisa meningkat, dimulai dari produk
yang bervariasi, pengemasan produk yang menarik A. Gambaran Umum Kewirausahaan Di
Sentra Sarung Tenun Ikat Desa Parengan
dan pemasaran yang lebih luas, sehingga
Kec. Meduran Kabupaten Lamongan
pendapatan ekonomi keluarga pengrajin juga bisa
meningkat. Sentra industry sarung tenun ikat Kabupaten
Atas pemikiran tersebut, maka menjadi Lamongan merupakan salah satu sentra Industry
penting gagasan inovasi untuk mengembangkan yang cukup potensial di Kabupaten Lamongan,
kewirausahaan di sentra tenun ikat Kab Lamongan, berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Industri
gagasan ini relevan mengingat beberapa penelitian dan Perdagangan Kabupaten Lamongan tahun
tentang pendidikan kewirausahaan menunjukkan 2013, diketahui bahwa nilai produksi yang
hasil positif terhadap sikap kewirausahaan ( dihasilkan oleh sentra industry tenun ikat di Desa
Sowmya et al, 2010) berdampak positif terhadap parengan Kec. Meduran tersebut mencapai Rp 4
kinerja pekerja khususnya ketrampilan kerja (Li milyar. Adapaun masing-masing kegiatan akan
& Liu, 2011), berdampak positif terhadap dipaparkan sebagai berikut:
keunggulan bersaing UMKM yang mempunyai 1) kegiatan produksi; Kerajinan tenun ikat
core capability (Chew, et al., 2008; Toppinen, merupakan bagian dari industry kreatif yang
et al, 2007) masuk pada kategori kerajinan. Kegiatan
Berdasarkan permasalahan di atas serta kreatif yang dilakukan pada UMKM tenun
pijakan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang ikat di Kec. Meduran berkaitan dengan
relevan, maka kajian ini menjadi penting untuk kreasi, produksi dan distribusi produk yang
dilaksanakannya penelitian yang bertujuan untuk dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang
mendeskripsikan pelaksanaan kewirausahan, berawal dari desain awal sampai dengan
potensi dan permasalahan serta model pengem- proses penyelesaian produknya. Kementerian
bangan kewirausahaan yang sesuai dengan Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa
permasalahan di sentra tenun ikat Kab. Lamongan. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta
METODE bakat individu untuk menciptakan kesejah-
teraan serta lapangan pekerjaan dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan dan mengeksploitasi daya
adalah metode survei (Arikunto 2000). Penelitian kreasi dan daya cipta individu tersebut.
ini bersifat deskriptif, yaitu suatu metode dalam Desa Parengan memiliki potensi besar pada
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, bidang industri tenun ikat. Di kawasan ini
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun terdapat 30 unit industri tenun ikat yang
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan menyerap hampir 1000 orang tenaga kerja.
dari penelitian deskritif ini adalah untuk membuat Unit industri tenun ikat di desa tersebut

258 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
memakai alat tenun bukan mesin (ATBM). lulusan SD/sederajat adalah 31 responden,
Pembuatan kain tenun ikat ini tidak yang memiliki tingkat pendidikan SMP/
mengandalkan keahlian khsusus. Bermula sederajat adalah 36 responden, yang memiliki
bahan dasar benang yang telah diberi ber- tingkat pendidikan SMA/sederajat adalah 9
macam-macam warna, sesuai dengan mode responden, dan 4 responden yang memiliki
pasaran. Kemudian benang yang telah diberi tingkat pendidikan Perguruan Tinggi. Para
warna di pintal menggunakan alat yang di pengrajin pada sentra industri tenun ikat Kab.
sebut morosepil. Proses pemintalan inipun Lamongan pada umumnya memperoleh
hanya memerlukan waktu 10 menit untuk keterampilan dalam mengerjakan proses
sebuah kain berukuran panjang 2,5 meter. pembuatan tenun ikat secara turun-temurun.
Benang yang telah di pintal kemudian di sekir Hasil dari wawancara terhadap responden dan
menggunakan mihani untuk memperoleh terhadap perangkat desa, diketahui bahwa
benang dengan hasil yang lebih halus. pada sentra industri tersebut tidak pernah
Menyelesaikan tenun ikat tidak membutuhkan diadakan pelatihan khusus tentang usaha
banyak proses, pembuatan kain tenun ikat ini industri.
kemudian di tenun menggunakan peralatan 3) Karakteristik potensi ekonomi lokal; Dari
tenun tradisional. Dengan peralatan ini, model 100 pengrajin yang menjadi obyek penelitian
dan corak kain mulai di tentukan untuk 95 memiliki alat tenun sendiri dan kondisinya
memperoleh kombinasi warna yang sudah tua, sedangkan 5 responden meminjam
berkualitas. Kain tenun ikat Lamongan ini alat tenun. Sedangkan jarak terhadap pasar
memiliki ciri khas khusus yaitu lebih cenderung sebagian besar responden menyatakan bahwa
menggunakan warna-warna soft dan natural, jarak terhadap pasar cukup jauh dikarenakan
seperti misalnya biru, merah, hitam, dan putih. aksesibilitas/kondisi jalan. Dari 100 respon-
Sedangkan motif yang sering dibuat biasanya den, hampir 80% memiliki jarak terhadap
berbentuk gunung (segitiga) sebagai salah satu pasar lebih dari 1 km, karena kondisi jalan
lambang bahwa Lamongan memiliki banyak yang berupa makadam dan tanah, jarak
bukit. tersebut harus diakses para pengrajin dengan
2) Sumber daya manusia; Seluruh tenaga kerja berjalan kaki. Infrastruktur penunjang 100%
pada sentra industry tenun ikat Kab. responden telah terlayani oleh jaringan listrik
Lamongan pada umumnya adalah tenaga PLN. Bahan baku berupa benang dan
terampil. Tenaga kerja pada sentra industry pewarna yang digunakan dalam produksi
tenun ikat Kab. Lamongan dapat melakukan 25% berasal dari dalam wilayah sentra,
semua proses produksi baik mulai dari proses sedangkan 75% di impor dari India dan China.
pewarnaan benang, pemintalan benang, Sebenarnya bahan baku benang berupa kapas
mensekiran agar benang halus, pemintalan di kec. Meduran cukup banyak namun pengo-
menjadi kain tenun ikat, penjahitan. Dari 100 lahan menjadi benang sudah minim bahkan
responden yang diteliti sebagian besar yaitu bisa dikatakan hampir tidak ada pengolahan-
73 tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki dan nya lagi. Bahan baku alami pewarna juga
sisanya 27 berjenis kelamin perempuan. sebenarnya ada namun pengrajin lebih memilih
Tingkat pendidikan rata-rata responden pada impor karena lebih praktis. 4) Pemasaran;
sentra industry tenun ikat yang tidak pernah Sistem pemasaran yang digunakan dalam
bersekolah dan tidak lulus SD adalah 20 memasarkan produk kain tenun ikat oleh
responden, yang memiliki tingkat pendidikan pengrajin adalah melalui sistem bapak asuh

PROSIDING 259
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
(majikan unit bisnis), yaitu setiap pengrajin Keuangan Mikro Informal, Koperasi Unit
diberi bahan baku oleh majikan untuk Desa (KUD), Koperasi Simpan Pinjam
diproses menjadi kain tenun ikat, selanjutnya (KSP), Bank Umum (BRI) dan Bank
setelah kain tersebut jadi disetor kembali ke Perkreditan Rakyat (BPR). Fasilitas kredit
bapak asuh (unit-unit bisnis) para pengrajin yang disediakan oleh lembaga permodalan
akan mendapatkan upah sebanyak kain tenun yang ada pada wilayah studi adalah kredit
yang dihasilkan. Kain tenun yang sudah simpan pinjam, dan kredit usaha kecil.
diselesaikan pengrajin akan dipasarkan oleh Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan
bapak asuh/majikan unit bisnis dengan cara data bahwa pada Sentra industri tenun ikat
door to door, disalurkan ke tengkulak dan Kab. Lamongan belum pernah mendapat
dipasarkan kesekitar Kab. Lamongan. subsidi atau bantuan dari pemerintah, baik
5) Manajemen; Pada masing-masing unit usaha bantuan yang berupa peralatan/barang,
tidak terdapat struktur organisasi yang jelas maupun yang berupa uang/kredit.
dalam unit usaha tersebut, dan juga tidak
terdapat pembagian tugas yang jelas kepada B. Potensi dan permasalahan
masing-masing tenaga kerja yang ada pada
unit usaha tersebut. Masing-masing unit bisnis Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan
tidak terdapat fungsi penelitian dan sebelumnya, maka potensi dan permasalahan yang
pengembangan (litbang) yang. Inovasi yang ada pada Sentra industry tenun ikat Kabupaten
pernah dilakukan oleh pengrajin tenun ikat Lamongan adalah sebagai berikut:
yaitu bergantinya para pengrajin dari Potensi yang ada di sentra tenun ikat adalah
membuat kain tenun ikat menjadi sarung tenun sebagai berikut: 1) Bangunan yang digunakan
ikat. Padahal sebenarnya inovasi diversifikasi tersedia; 2) Tenaga kerja terampil; 3) Jumlah
tenun ikat sangat banyak bisa digunkan untuk tenaga kerja mencukupi; 4) Modal yang digunakan
pakaian, tas, sepatu, gorden dsb. Unit-unit adalah modal pribadi; 5) Terdapat berbagai
usaha kerajinan tenun ikat yang berada pada lembaga permodalan; 6) Terdapat program
wilayah studi tidak memiliki badan hukum, atau pemerintah yang dapat dimanfaatkan untuk
belum memiliki izin usaha, namun keberadaan pengembangan usaha; 7) Interaksi antar unit usaha
sentra industry tenun ikat tersebut berada di tinggi; 8) Identitas sentra telah dikenal baik
bawah binaan dari Pemerintah Daerah Sedangkan permasalahan yang ada di sentra
Kabupaten Lamongan melalui Dinas tenun ikat adalah sebagai berikut: 1) Lahan yang
Koperasi, Industri, dan Perdagangan. 6) digunakan terbatas; 2) Bahan baku terbatas karena
Permodalan; Para pengrajin tenun ikat yang mengimpor dari India dan China; 3) Jarak menuju
ada pada wilayah studi pada umumnya pasar jauh terutama untuk Desa Parengan menuju
menggunakan modal pribadi. Dari 100 kota Lamongan; 4) Aksesibilitas kurang memadahi
responden yang diteliti, seluruh responden (kondisi jalan); 5) Tingkat pendidikan rendah; 6)
menggunakan modal pribadi untuk menjalan- Kapasitas pendidikan dan pelatihan rendah; 7)
kan usahanya. Berdasarkan hasil wawancara, Sistem pemasaran masih konvensional; 8) Belum
para pengrajin pada umumnya enggan adanya struktur organisasi; 9) Belum tersedianya
menggunakan pinjaman/kredit dikarenakan litbang; 10) Belum memiliki badan hokum; 11)
keuntungan yang diterima oleh para pengrajin Belum berani untuk meminjam modal; 12) Belum
tidak selalu pasti. Lembaga permodalan yang terdapat kombinasi kompetensi; 13) Belum
ada pada wilayah studi terdiri dari Lembaga terdapat institusi bersama dalam sentra; 14) Belum

260 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
terdapat spesialisasi dalam sentra; 15) Kualitas dan kum, 9) Belum berani untuk meminjam modal, 10)
daya saing produk konvensional; 16) Inovasi Belum terdapat kombinasi kompetensi, 11)
rendah; 17) Promosi belum maksimal. Kualitas dan daya saing produk konvensional, 12)
Inovasi rendah, dan 13) Promosi belum maksimal.
C. Pengembangan Kewirausahaan di Sentra Untuk mengatasi permasalahan-permasa-
Tenun Ikat Kab. Lamongan lahn yang ada di sentra tenun ikat Kab. Lamongan
maka penting dikembangkannya program
Adapun hasil analisis sebelumnya dapat pengembangan kewirausahaan bagi perajin.
dikelompokkan bahwa yang menentukan dalam Tujuan pengembangan kewirausahaan ini adalah
perkembangan sentra industry tenun ikat di Ds. untuk meningkatkan pendapatan perajin yang
Parengan Kec. Maduran Kab. Lamongan terdiri berdampak pada kesejahteraan masyarakat,
dari sembilan faktor yaitu: 1. faktor produk, 2. dengan cara pendampingan dan pelatihan. Maka
faktor tenaga kerja yang terampil, 3. faktor pengembangan kewirausahaan perlu adanya
pemasaran, 4. faktor harga, 5. faktor inovasi, 6. model pengembangan kewirausahaan yang sesuai
faktor bahan baku, 7. faktor modal, 8. faktor dengan permasalahan dan mmapu melibatkan
manajmen usaha, 9. faktor tempat. Artinya jika masyarakat perajin tenun ikat. Adapun model
sentra industry tenun ikat ini ingin dikembangkan pengembangan kewirausahaan dapat di gambar-
harus memperhatikan kesembilan faktor tersebut, kan pada gambar 1 berikut:
mulai dari produk yang berkwalitas, tenaga kerja Model pengembangan kewirausahaan di
yang terampil dan handal, pemasaran yang sentra tenun ikat Kab. Lamongan ini menganut
beraneka ragam, harga kompetitif, inovasi produk prinsip to help them to help themselves.
sesuai harapan pelanggan dan masyarakat, bahan Tujuannya adalah untuk meningkatkan
baku berkwalitas dan terjangkau, modal untuk kesejahteraan masyarakat perajin melalui pelatihan
pengembangan usaha yang semakin besar, dan pendampingan serta penguatan kelembagaan
manajemen usaha tertata dengan bagus serta sosial ekonomi dengan mendayagunakan
infrastruktur diperhatikan sehingga mampu sumberdaya lokal yang ada secara berkelanjutan.
menciptakan citra merk bagi usaha itu sendiri juga Program pengembangan kewirausahaan ini
citra bagi pemerintah daerah. mendorong masyarakat perajin tenun ikat
Namun kenyataannnya hasil observasi dan berpartisipasi dalam setiap tahap pelakasanaan
FGD dengan pelaku usaha bahwa sentra tenun ikat kegiatan melalui pelatihan dan pendampingan dari
Kab. Lamongan ini mempunyai beberapa pembentukan kelompok pengrajin sampai pada
permasalahan yaitu: 1) Jarak menuju pasar rela- pelatihan dan pendampingan pada masing-masing
tive jauh terutama untuk Desa Parengan menuju kelompok perajin tersebut. Selain itu, diperkenal-
kota Lamongan, 2) Aksesibilitas kurang memadahi kan sistem manajemen pengembangan usaha
(kondisi jalan), 3) Tingkat pendidikan pengrajin produktif mulai dari perencanaan rencana aksi
rendah, 4) Kapasitas pendidikan dan pelatihan kegiatan, implementasi kegiatan, serta menumbuh
rendah bahkan belum pernah ada pelatihan untuk kembangkan kegiatan tersebut secara keber-
mengembangkan usahanya, 5) Sistem pemasaran lanjutan. Untuk mendukung program tersebut,
masih konvensional, yaitu masih berharap besar dibangun kemitraan antara masyarakat, pemerintah
terhadap tengkulak. 6) struktur organisasi belum daerah, swasta dan perguruan tinggi dalam
berjalan seperti yang diharapkan, 7) Belum mengembangkan kegiatan pemberdayaan ekonomi
tersedianya litbang, 8) Belum memiliki badan ho- masyarakat.

PROSIDING 261
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Gambar 1. Model Pengembangan Kewirausahaan di Sentra Tenun Ikat Kab. Lamongan

SIMPULAN DAN SARAN Saran


Simpulan Saran yang diberikan Bagi pemerintah
Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa daerah, hendaknya mendukung perkembangan
sentra tenun ikat Kab. Lamongan memiliki potensi sentra industry tenun ikat dengan memberikan
sebagai kekuatan dan peluang, disamping kendala fasilitas-fasilitas kemudahan dalam hal permodalan,
sebagai kelemahan dan ancaman, oleh karena itu pemasaran dan pembinaan manajemen usaha. Bagi
perlu adanya pengembangan kewirausahan peneliti selanjutnya, hasil penelitian tahap pertama
kepada perajin dalam bentuk pelatihan dan ini berupa hasil eksplorasi sehingga bisa dilanjutkan
pendampingan pada manajemen usahanya yang kepenelitian selanjutnya yaitu action research dari
terdiri dari diversifikasi produk, pengemasan dan model yang sudah ada.
pemasaran.

262 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
DAFTAR RUJUKAN Sholikhan. Andayani, E. Hariani, L.S. 2012.
Blakely, E.J. 1989. Planning Local Economic Identifikasi Permasalahan dan Potensi
Development: Theory and Practice. Sec- Sarung Tenun Ikat. Laporan Hibah Jasa
ond Edition. London: Sage Publication. Tirta. Malang: Jasa Tirta Malang.
Chew, DAS., Yan, S., Cheah, CYJ. 2008. Core Sowmya, D.V., Majumdar, S. & Gallant, M. 2010.
Capability and Competitive Strategy for Relevance of Education for Potencial En-
Construstion SMEs in China. Chine Man- trepreneurs: an International Investigation.
agement Studies. Vol. 2 No. 3, pp. 203- Journal of Small Business and Enterprise
214. (www.emeraldinsight.com), diakses 3 Development, (Online), Vol 17 (4) pp. 626-
Januari 2011. 640. (www.emeraldinsight.com), diakses 4
Li, Z. & Liu, Y. 2011. Entrepreneurship Educa- Maret 2012.
tion and Employment Performance: an Toppinen, A., Toivonen, R.,Tatti, N. 2007. Sources
Emperical Study in Chinese University. Jour- Of Competitive Advantage
nal of Chinese Entrepreneurship, (Online), In Woodworking Firms Of Northwest Rus-
Vol 3 (3) pg. 195-203. (www. sia. International Journal of Emerging Mar-
emeraldinsight.com), diakses 4 Maret 2012. kets, (Online), Vol. 2 No. 4, pp. 383-394.
(www.emeraldinsight.com), diakses 4
Maret 2012

PROSIDING 263
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Mengisi Pendidikan Karakter
bagi Calon Guru

Sutrisno
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang,
e-mail: sutrisno_um@yahoo.com

Abstrak: Menyiapkan mahasiswa program kependidikan untuk menjadi calon guru yang berkarakter, pada
dasarnya menyiapkan mahasiswa untuk memiliki 4(empat) kompetensi inti yang perlu dimiliki oleh guru.
Permendiknas No 16 Tahun 2006 Tentang Standar Kualifikasi akademik dan kompetensi guru telah
merumuskan indikator indikator kompetensi yang peelu dimiliki oleh guru. Struktur kurikulum pada pro-
gram studi kependidikan telah mengelompokkan sejumlah matakuliah Keahlian Berkarya (MKB). Kelompok
matakuliah ini pada dasarnya menyiapkan calon guru dalam pemilikan kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional. Kompetensi pedagogik diperoleh dengan mengambil sejumlah matakuliah yang terkait dengan
kegiatan belajar mengajar. Kompetensi profeional dengan mengambil sejumlah matakuliah program studi.
Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial pada dasarnya juga mulai terbentuk pada proses
pembelajaran yang didukung dengan laboratorium pembelajaran mikro. Kompetensi kepribadian dan sosial
akan lebih terbentuk dengan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan. Kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional juga terpupuk dalam kegiatan praktek pengalaman lapangan. Tanggung jawab
lembaga kependidikan dalam menumbuhkan guru yang berkarakter,guru yang memiliki keempat kompetensi
dengan baik, antara lain dengan melakukan evaluasi tentang struktur kurikulum, proses perolehan
pengalaman mengajar bagi mahasiswa, koordinasi dengan sekolah mitra yang digunakan sebagai tempat

Praktek Pengalaman Lapangan. keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru


Kata kunci: Kompetensi guru, laboratorium berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana
pembelajaran mikro, praktek pengalaman guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya
lapangan
( Abel Petrus: 2012; 4).
Tema besar seminar tentang Pendidikan Menyiapkan calon guru dalam pemilikan
Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan karakter/kompetensi dalam mengajar, paling tidak
Manajemen mencoba mengambil satu sisi dari ada 2(tahap) yang perlu dilakukan oleh lembaga.
aspek pendidikan karakter pada salah satu aspek Tahap pertama, pembekalan sejumlah matakuliah
dalam proses pembelajaran. Keberadaan program Pembelajaran (kelompok Matakuliah Keahlian
Kependidikan yang mengahasilkan guru, maka Berkarya/MKB) Penyajian matakuliah tersebut
pendidikan karakter perlu dimiliki oleh calon guru. diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan
Pendidikan karakter dalam menyiapkan calon guru dan ketrampilan. Misalnya matakuliah
dalam memiliki kompetensi dalam mengajar Kemampuan Dasar Mengajar (KDM),
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan
dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi tentang aspek aspek penting peran guru dalam
karakter peserta didik. Guru membantu pembelajaran. Proses pembelajaran dengan
membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup memberikan muat an bahwa calon guru

264 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran secara riil sangat mungkin berbeda
pembentukan kompetensi sebagai calon guru dengan pembelajaran sesama peserta PPL. PPL
(Koster et al., 2005,dalam Celik: 2011) Peran di kampus diharapkan peserta memperoleh
sebagai fasilitator misalnya, guru perlu mempunyai pengalaman dalam mengantisipasi dua aspek yang
pengetahuan sekaligus ketrampilan mengelola kelas spesifik dalam pembelajaran secara riil. Aspek
sehingga suasana pembelajaran siswa aktif terlibat yang spesifik menyangkut asumsi heterogenutas
dalam pembelajaran tersebut. siswa. Heterogenitas siswa yang selanjutnya
Pemilikan kemampuan mengajar perlu diwujudkan dalam bentuk kesulitan belajar siswa.
ditunjang dengan tersedianya fasilitas laboratorium. Kasus kasus kesulitan belajar diharapkan
Laboratorium peer teaching sebagai salah satu diperoleh dalam PPL kampus.
bentuk pemberian kesempatan belajar bagi Melaksanakan PPL di sekolah selain
mahasiswa. Latihan kemampuan mengajar dengan memperoleh pengalaman baru dengan meng-
evaluasi yang dilakukan oleh dosen Pembina hadapi/mengajar pada kelas secara riil, juga
maupun teman yang mengambil matakuliah yang memperoleh pengalaman baru di lingkungan
sama. Evaluasi yang dilakukan oleh mahasiswa sekolah. Lingkungan sekolah yang mestinya
sebenarnya menjadi bahan refleksi kemampuan berbeda dengan lingkungan perguruan tinggi.
yang dimiliki. Masukan yang diberikan diharapkan Melibatkan dan komunikasi dengan guru,
juga menjadi perhatian, apa yang sebaiknya komunikas dengan tenaga administrasi diamping
dilakukan dalam mengajar. komunikasi dengan siswa merupakan bentuk
Tahap kedua, kegiatan PPl di kampus dan bentuk pengalaman baru.
PPL di lapangan. Kegiatan PPL di kampus pada Pengalaman baru dengan kemungkinan
dasarnya untuk mempersiapkan peserta PPL untuk pemosisian sebagai mahasiswa PPL. Posisi sebagai
kegiatan di lapangan. Dua kegiatan penting dalam mahasiswa PPL memungkinkan pandangan siswa
PPL Kampus, pertama penyusunan Rencana Pro- membedakan dengan guru mata pelajaran yang
gram Pengajaran/pembelajaran (RPP). biasanya membina. Komunikasi dengan guru
Penyusunan RPP erat kaitannya dengan rencana pamong, memungkinkan pembinaan yang
strategi pembelajaran. Rumusan strategi dilakukan bervariasi
pembelajaran sebagai pelat ihan dalam
merumuskan tujuan pembelajaran, rencana PEMBAHASAN
penggunaan metode dan media. Alokasi waktu
menjadi acuan dalam perumusan tujuan, penetapan 1. Kesempatan menjadi calon pendidik
metode dan media. Model model pembelajaran Ajuan topik dalam memberikan masukan
kooperatif mengedepankan pembelajaran yang tentang pendidkan karakter, pada dasarnya upaya
mengembangkan/menggali aktivitas siswa. melekatkan pendidikan karakter guru bagi calon
Kegiatan yang kedua latihan pembelajaran guru. Jenjang strata 1 yang akan ditempuh oleh
(praktek mengajar mandiri) dengan pola peer mahasiswa upaya melekatkan pendidikan karakter
teaching. Latihan pembelajaran dengan model tidak terlepas dari aspek proses( Input- proses-
Lesson Study (LS). Pembelajaran LS pada out put). Aspek input antara lain menyangkut
dasarnya untuk memberikan t ambahan kesiapan mahasiswa tentang pilihan program studi
pembelajaran secara tim. kependidikan. Variasi pemahaman mahasiswa
Kegiatan PPL di Sekolah pada dasarnya sangat mungkin, dengan kemungkinn perolehan
merupakan praktek pembelajaran secara riil. informasi yang belum maksimal tentang program
Mahasiswa perlu memiliki asumsi bahwa studi kependidikan yang diplihnya.

PROSIDING 265
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Banyak faktor yang memungkinkan alternatif yang positif terhadap pilihan prodi kepen-
mahasiswa memilih program studi kependidikan. ddikan. Mahasiswa yang telah mempertimbangkan
Program sertifikasi guru memungkinkan bahwa konsekwensi masuk ke program kependidikan
profesi guru lebih memperoleh perhatian dari lebih terpacu dalam menyelesaikan studinya.
pemerintah. Program sertifikasi guru yang Pemahaman yang masih terbatas tentang program
mempunyai konsekwensi pada peningkatan take kependidikan dan alternatif profesi yang akan
home pay, mestinya juga menjadi daya tarik untuk dijalani bergeser kearah yang lebih positif.
masuk pada profesi tersebut. Keterbatasan Memahami tentang kemungkinan profesi yang akan
pemahaman, dimungkinkan belum diketahui dijalani sehingga terpacu dalam penyelesaian studi.
tentang konsekwensi dengan diberlakukannya Tiga sukses sebagai mahasiswa diharapkan
sertifikasi guru. Tuntutan menjadi guru yang dapat diperoleh mahasiswa. Pertama, sukses
profesional, profesi guru yang mengandung unsur menyelesaikan studi tepat waktu. Struktur kuri-
ilmu dan seni. Kematangan dalam mengajar kulum memungkinkan mahasiswa dapat
merupakan akumulasi dari pengalaman mengajar. menyelesaikan studi dalam 8(delapan) semester.
Keketatan persaingan bisa jadi menjadi Kedua, sukses memperoleh Indeks Prestasi
dasar pertimbangan memilih program studi Kumulatif (IPk) yang baik. Mahasiswa memper-
kependidikan. Analisis ini dapat digunakan sebagai oleh predikat lulusan Sangat Memuaskan (IPk 3,00
pertimbangan, tetapi aspek yang lebih penting s/d 3,50). Ketiga, sukses memperoleh pekerjaan
bukan sekedar peluang yang lebih besar masuk karena masa tunggu yang pendek. Kesempatan
ke perguruan tinggi. Kesempatan masuk ke mahasiswa program kependidkan menyelenggara-
perguruan tinggi, kesempatan untuk menyelesaikan kan bimbingan belajar sangat terbuka. Selain
studi, kesempatan yang lebih kompetitif semakin banyak lembaga bimbingan belajar,
memperoleh peluang kerja. Pemilikan aspek mahasiswa secara mandiri juga dapat melakukan
kompetitif apabila pemilihan program kependi- bimbingan belajar.
dikan, konsekwensi profesi di bidang pendidikan.
Perolehan kesempatan masuk di perguruan 2. Perolehan Pengetahuan dan Ketrampilan
tinggi, kesempatan memperoleh gelar Sarjana Salah satu pilar pengembangan pendidikan
Pendidikan, ada pemahaman bahwa pemilikan tinggi adalah peningkatan mutu, relevansi dan daya
ijazah Perguruan Tinggi, sebagai terminal untuk saing. Untuk mencapai tujuan tersebut antara lain
masuk dunia kerja. Apabila menempatkan pada ditempuh (FE-UM: 2014:1): a) meningkatkan
status pencari kerja, perlu menunjukkan kepada kualitas masukan mahasiswa, dalam rangka
pemberi kerja kaulitas kerja yang dapat dilakukan. mengembangkan baku mutu akademik secara
Kemungkinan lemahnya dasar pertimbangan dalam berkelanjutan: b) meningkatkan relevansi
memilih program kependidikan, akan berpengaruh kurikulum dan kualitas pembelajaran, serta
terhadap unjuk kerja dalam kompetisi memperoleh megembangkan kurikulum berdasarkan standar
pekerjaan. mutu pendidikan.
Beberapa faktor di atas sangat dimungkinkan Peningkatan kualitas masukan mahasiswa
dimiliki oleh mahasiswa yang mengambil program proses seleksi masuk selain dengan tes tulis,
kependidikan. Perolehan kesempatan masuk ke sejumlah program studi juga menggunakan tes
perguruan tinggi pada program kependidikan, se- ketrampilan. Pelaksanaan tes ketrampilan
mangat untuk menyelesaikan program pendidikan diharapkan dapat diketahui kemampuan dasar
akan banyak dipengaruhi oleh aspek proses. calon mahasiswa. Kemampuan dasar diharapkan
Proses pendidikan diharapkan memberikan dapat mendukung keberhaslan studi mahasiswa.

266 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dikaitkan penilaian. Guru perlu mengembangkan bahan ajar
dengan struktur kurikulum, deskripti matakuliah, yang akan disampaikan ke siswa, demkian pula
satuan acara perkuliahan. Struktur kurikulum untuk guru perlu merencanakan strategi mengajar yang
program studi kependidikan, perlu diperoleh akan dilaksanakan. Kemampuan merencanakan,
sejumlah matakuliah sebagai bekal pengetahuan juga perlu diikuti dengan ketrampilan dalam
da ketrampilan dalam mengajar. melaksanakan perencanaan pengajaran yang
Mengajukan contoh Jurusan Manajemen di sudah disiapkan. Asusmsi heterogonitas siswa perlu
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, dipahami oleh guru. Hetergonitas siswa yang
program studi kependidikan yang berada di selanjutnya ditnjukkan dalam berbagai bentuk
Jurusan Manajemen adalah Program Studi Pen- kesulitan belajar siswa.
didikan Tata Niaga dan Program Studi Adminis- Keberadaan laboratorium pembelajaeran
trasi Perkantoran. Kelompok matakuliah yang mikro (micro teaching) menjadi salah satu sarana
memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan, yang akan mendukung proses perolehan
masuk pada kelompok Matakuliah Keilmuan dan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa. Peman-
Ketrampilan (MKK) dan Kelompok Matakuliah faatan laboratorium pembelajaran mikro diman-
Keahlian Berkarya MKB). faatkan untuk praktek pebelajaran sesama
Tiga matakuliah pada kelompok MKK waib mahasiswa (peer teaching). Latihan mengajar
ditempuh oleh mahasiswa program kependidikan sesama teman yang mengambil kelompok
di tingkat Fakultas (FE). Kelompok matakuliah matakuliah Keahlian Berkarya, akan lebih
MKB dimungkinkan ada perbedaan di masing mendekatka dengan Praktek Pengalaman
masing program studi kependidikan di tingkat Lapangan yang akan dilakukan,
Universitas. Untuk tingkat Fakultas terdapat The Australian Institute for Teaching and
kesamaan. Perolehan pengetahuan dan ketram- School Leadership (AITSL): 2011 merumuskan
pilan mahasiswa program kependidikan dirumus- 7(tujuh) elemen kunci dalam mengajar. Salah satu
kan dalam deskripsi matakuliah serta satuan Acara elemen adalah calon guru mengetahui materi yang
Perkuliahan. akan diajarkan serta mengetahui cara mengajarnya.
Kelompok matakuliah Keilmuan dan Keberadaan labiratorium pembelajaran mikro
Ketrampilan (Pengantar Pendidikan, Pengem- dapat dimanfaatkan untuk kepentingan itu
bangan Peserta Didik dan Belajar dan Pembe-
lajaran) pada dasarnya akan memberikn pengeta- 3. Pemilikan kompetensi mengajar
huan kepada mahasiswa tentang pentingnya peran
guru dalam proses pembelajaran peserta didik. Struktur kurikulum pada kelompok
Kelompok Matakuliah Keahlian Berkarya pada matakuliah Keahlian Berkarya untuk program
dasarnya memberikan pengetahuan dan kependidikan pada dasarnya terpilah enjadi dua
ketrampilan yang secara komprehensif membekali kelompok. Pertama, kelompok matakuliah yang
mahasiswa dalam mempersiapkan menjadi calon memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam
guru. Misalnya matakuliah Perencanaan pembelajaran. Kedua, kelompok matakuliah yang
Pengajaran ada hubungan dengan matakuliah memberikan pengetahuan dan ketrampilan terkait
Strategi Belajar Mengajar dan matakuliah dengan program studi. Kelompok matakuliah ini
Pengembangan Bahan ajar. nantinya akan memberikan wawasan kepada
Guru dalam merencanakan kegiatan mahasiswa dalam merumuskan dan mengem-
mengajar dengan memperhatikan silabus, yang ada bangkan materi pembelajaran.
hubungannya dengan materi, alokasi waktu, Pemilikan pengetahuan dan ketrampilan

PROSIDING 267
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dalam mengajar, perlu diikuti dengan pengetahuan proses ini pembentukan kompetensi calon guru.
dan ketrampilan dalam materi program studi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16
Pengetahuan dan ketrampilan dalam merumuskan tahun 2006 antara lain mengatur tentang
strategi pembelajaran. Tidak akan lepas dengan kompetensi guru. Terdapat 4(empat) Kompetensi
kemampuan dalam mengembangkan materi. Inti dalam Permendiknas tersebut: kompetensi
Rumusan strategi pembelajaran didalamnya pegagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
terkandung rumu san materi pembelajaran. sosial dan kompetensi profesional.
Pemilikan pengetahuan terkait dengan materi, perlu Proses pembelajaran pada kelompok
dimiliki pula kemampuan dalam mengolah materi. matakuliah Kehlian Berkarya, paling tidak akan
Proses pembelajaran, kegiatan membuka mempersiapkan calon guru dalam pemilikan
pelajaran kita kenal kegiatan apersepsi. Kegiatan kompet ensi pedagogik dan kompetensi
menutup pelajaran kita kenal kegiatan refleksi. profesional. Kompetensi pedagogic sebagaimana
Kegiatan apersepsi memerlukan ketrampilan yang dirumuskan dalam permendiknas tersebut
mahasiswa dalam menyampaikan materi kepada antara lain, menguasai teori belajar dan prinsip-
siswa. Apersepsi akan memberikan gambaran prinsip pembelajaran yang mendidik. Kelompok
awal tentang materi yang akan disampaikan. matakuliah keahlian berkarya akan memberikan
Dengan kegiatan apersepsi, guru akan menghin- pengetahuan dan ketrampilan dalam berlatih dalam
darkan kegiatan pembelajaran yang mengarah mengajar. Kemampuan pedagogik lain yang
pada trafer informasi. diharapkan dapat dibentuk adalah menyeleng-
Kegiatan inti pembelajaran dengan garakan pembelajaran yang mendidik. Pendidikan
kemungkinan alternatif model pembelajaran yang kemitraan sebagai alternatif dalam latihan proses
dapat dilaksanakan, dengan kemungkinan pembelajaran. Guru perlu menempatkan siswa
perubahan scenario pembelajaran. Perubahan untuk mengambil bagian dalam setiap aktivitas
skenario pembelajaran ada kaitan dengan pembelajaran.
kemampuan mahasiswa dalam mengelola kelas. Sahertian (dalam Kheruniah:2013: 108)
Kegiatan refleksi sebagai bagian dari menutup terdapat 3(tiga) aspek untuk menyatakan bahwa
pelajaran pada dasarnya dapat digunakan untuk seorang guru mempunyai kompetensi. Pertama,
dua kepentingan. Kepentingan untuk siswa, guru dapat merealisasikan perencanaan pembelajaran,
dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap kedua meunjukkan personality yang baik dalam
materi yang baru dibicarakan. Kepentingan guru, proses pembelajaran, ketiga kemampuan
pemahaman yang dimiliki oleh siswa sebagai bagian menciptakan suasana pembelajaran yang baik.
dari refleksi keberhasilan mengajar. Kegiatan Menempatkan siswa dalam proses pembe-
menutup pelajaran yang ada muatan kontrak lajaran pada dasarnya guru akan menempatkan
dengan siswa tentang apa yang akan dipelajari posisinya sebagai fasilitator sekaligus sebagai mo-
pada pertemuan berikutnya. Kontrak tersebut juga tivator. Kesempatan yang diberikan kepada siswa
merupakan ikatan bagi guru untuk pertemuan diharapkan akan memberikan semangat belajar
berikutnya. bagi siswa. Semangat belajar karena guru
Proses menempuh kelompok matakuliah memberikan motivasi kepada siswa untuk
Keahlian Berkarya dengan kesempatan berlatih di berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
laboratorium pembelajaran mikro, berlatih dengan Kemampuan profesional diharapkan juga mulai
sesama mahasiswa dalam satu angkatan/program terbentuk dalam berinteraksi dalam menempuh
studi pada dasarnya sebagai bagian dari proses matakuliah keahlian berkarya dan kesempatan
untuk pembentukan kompetensi guru. Dalam berlatih di laboratorium pembelajaran mikro.

268 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kompetensi profesional yang diharapkan dan ketrampilan kompetensi calon guru yang lebih
terbentuk antara lain, menguasai materi keilmuan lengkap. Pembelajaran sejumlah matakuliah Proses
yang meliputi dimensi pengetahuan, nilai, dan Pembelajaran, memungkinkan mahasiswa
keterampilan IPS. memperoleh pengetahuan dan ketrampilan untuk
Kompetensi profesional terkait dengan kompetensi pedagogik dan profesional. PPL
kelompok matapelajaran yang diampu guru. Pro- Keguruan adalah matakuliah yang bertujuan
gram Pendidikan Tata Niaga dan Pendidikan mengenalkan mahasiswa pada kegiat an
Administrasi Perkantoran yang berada di Jurusan pembelajaran riil di kelas. Kegiatan pembelajaran
Manajemen, masuk pada elompok IPS. tersebut meliputi perencanaan pembelajaran,
Kemampuan profesional calon guru dengan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian dalam
banyak mengkaji materi yang ada di silabus. Acuan pembelajaran. PPL Keguruan dilaksanakan secara
buku sumber perlu diperhatikan sebagai acuan terpadu, yakni di kampus dan di sekolah latihan
utama dalam pengembangan materi di RPP. Calon (Petunjuk PPL UM:2013:3).
guru juga mempunyai kewajiban unt uk Petunjuk pelaksanaan PPL keguruan
mengembangkan materi dari sumber sumber yang tersebut pada dasarnya untuk memberikan
lain. Pengembangan materi juga tidak akan terlepas pengalaman mengajar secara riil. Pembentukan
dengan strategi pembelajaran yang dilakukan serta kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
alokasi waktu yang tersedia. Kemampuan akan lebih terwujud karena mahasiswa dalam
profesional erat kaitannya dengan kemampuan proses pembelajaran mendapatkan bimbingan dari
pedagogik. guru pamong. Bimbingan guru pamong diharapkan
SUCIU, Andrea Iriana dan M,,Liliana akan memberikan pengetahuan dan ketrampilan
(2011: 411) mengingatkan bahwa kompetensi tambahan dalam mengajar. Kegiatan PPL yang
pedagogik ada 3(tiga) dimensi yang menyangkut diawali dengan mengikuti guru mengajar di kelas
dimensi psikologi, organisasi dan kultur. Dimensi unt uk memberikan kesempatan kepada
ini dapat dipahami karena kemampuan kompetensi mahasiswa untuk orientasi suasana kelas yang
pedagogik guru dipengaruhi aspek aspek nantinya digunakan untuk latihan mengajar.
psikologis guru, daya dukung yang ada di sekolah, Bimbingan guru pamong dalam menyusun
dan factor faktor kultural di masyarakat. RPP diharapkan memberikan t ambahan
Pembentukan kompetensi pedagogik dan pengetahuan dan ketrampilan dalam membentuk
kompetensi profesional pada dasarnya juga tidak kompetensi profesional. Ketersediaan fasilitas
meninggalkan pembent ukan kompetensi sekolah, suasana kelas akan berpengaruh terhadap
kepribadian dan sosial. Proses pembelajaran penyusunan RPP. Kesempatan mahasiswa
sesama peserta matakulah kelompok proses mengikuti guru pamong dalam mengajar sebagai
belajar mengajar, secara langsung juga akan terjadi bagian dari pertimbangan dalam menyusun RPP.
interaksi dalam pembentukan kompetensi Mengajar dalam suasana kelas secara riil banyak
kepribadian dan sosial. Pembentukan dua hal yang berbeda dengan latihan mengajar sesama
kompetensi akan lebih terarah sewaktu mahasiswa teman. Aspek pengelolaan kelas akan banyak
melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan/ diperoleh dalam pembelajaran secara riil.
Kajian Pengalaman Lapangan. Pelaksaan PPL Keguruan yang dilaksana-
kan dalam 2(dua) tahap pada dasarnya untuk lebih
4. Pemantapan Kompetensi menyiapkan mahasiswa sebelum kegiatan di
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) sekolah. PPL Keguruan di kampus (PPL I).
merupakan upaya untuk perolehan pengatahuan Terdapat 3(tiga) tujuan yang diharapkan terpenuhi

PROSIDING 269
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dalam pelaksanaan PPL Keguruan I. Pertama, tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya
mahasiswa dengan mengkaji silabus menguasai diri. Etos kerja dan tanggung jawab dengan
mata pelajaran. Selanjutnya diharapkan menguasai pemahaman bahwa PPL Keguruan II sebagai
penerapan metode/model pembelajaran. wahana dalam mempersiapkan menjadi calon
Penguasaan model pembelajaran yang diharapkan guru. Keberadaan guru pamong yang telah
akan dipraktekkan pada PPL Keguruan II. Pada mempunyai pengalaman cukup dalam mengajar,
PPL Keguruan I, mahasiswa diharapkan dapat perlu dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk
komunikasi dengan Guru Pamong untuk memperoleh pengalaman dari guru pamong
memperoleh informasi tentang materi yang tersebut. Tuntutan guru yang profesional, antara
diajarkan pada PPL Keguruan II. Komunikasi lain dapat digali dari guru pamong. Menempatkan
dengan guru pamong diharapkan akan memu- guru sebagai profesi, sekaligus memantapkan
dahkan mahasiswa merancang RPP. kompetensi sosial guru.
Tujuan yang kedua model latihan dengan Aspek kompetensi sosial, berkomunikasi
teman sejawat dan Lesson Study diharapkan secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
mahasiswa memiliki kemampuan reflektif. pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
Kemampuan reflektif karena mahasiswa masyarakat dapat terwujud dalam pelaksanaan
melakukan latihan baik bertindak sebagai guru PPL Keguruan II. Lingkungan baru yang diperoleh
maupun sebagai pengamat. Masukan yang mahasiswa adalah lingkungan riil dalam kegiatan
diberikan oleh teman sejawat dalam praktek mengajar. Mengajar di kelas secara riil, berha-
mengajar akan memberikan manfaat untuk PPL dapan dengan sejumlah siswa yang mempunyai
Keguruan II. Masukan kepada teman sejawat sifat yang heterogen. Lingkungan baru dengan
merupakan refleksi pengetahuan dan ketrampilan berkomunikasi dengan dewan guru. Adaptasi yang
yang telah dimiliki. Semangat dalam memberikan dapat dilakukan oleh mahasiswa akan mening-
masukan dan menerima masukan merupakan bekal katkan kompetensi kepribadian sekaligus kom-
yang positif. petensi sosial. Suasana mengikuti perkulihan, pasti
Tujuan yang ketiga latihan dengan teman berbeda dengan suasana latihan
sejawat diharapkan akan meningkatkan Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
kompetensi profesional. Mempraktekkan peran santun dengan sesama pendidik, tenaga kependi-
guru sebagai fasilitator, sebagai motivator dikan, orang tua, dan masyarakat adalah sebagian
diharapkan diperoleh dengan melakukan latihan dari kompetensi sosial yang perlu terbentuk.
mengajar dengan teman sejawat. Diskusi sebagai Menambah panggilan Pak atau Bu terhadap teman
refleksi kegiatan mengajar perlu banyaj dilakukan.. sejawat adalah bentuk sederhana pembentukan
Refleksi dengan pengamatan indikator indikator kompetensi sosial. Komunikasi yang empatik
dalam praktek mengajar. Indikator membuka dengan mengedepankan tugas yang sama sama
pelajaran, kegiatan inti dan menutup pelajaran perlu diemban. Mendidik siswa yang diartikan tidak
dicermati. hanya sekedar mengajar. Permasalahan siswa pada
PPL Keguruan II pada dasarnya mahasiswa dasarnya merupakan permasalahan yang perlu
melaksanakan praktek secara riil. Kemampuan/ ditangani oleh guru secara kolegial.
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional Kegiatan PPL Keguruan II diharapkan
diuji dalam tahap ini. Kompetensi kepribadian dan memperoleh dukungan yang maksimal dari
kompetensi sosial juga akan lebih terbentuk dalam sekolah. Keluhan mahasiswa bahwa siswa lebih
tahap ini. MIsalnya kompetensi kepribadian, respek terhadap guru pembinanya dibanding
menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang dengan mahasiswa PPL adalah bagian dari proses

270 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pembelajaran. Mahasiswa perlu memahami, Paquay & Wagner, 2001 (dalam European
kondisi tersebut seharusnya menjadi tantagan. Commision Education and Training: 2013:13)
Tantangan untuk meningkatkan kualitas menyebutkan ada 6(enam) aspek yang melekat
kompetensi pedagogik maupun profesional. pada profesi guru. Dua aspek yang dikemukakan
Akhyak dkk (2013: 2) mengingatkan adalah the teacher as a classroom actor dan
kembali peran strategis yang dimiliki oleh guru. the teacher as a social agent. Kemampuan
Peran strategis tersebut diantaranya bahwa sebagai aktor erat hubunganya dengan kompetensi
kesiapan dalam mengajar akan berpengaruh pedagogi dan profesional dan social agent ada
terhadap proses pembelajaran. Posisi mahasiswa hubugan dengan kompetensi sosial.
sebagai calon guru bahwa persiapan mengajar perlu Tahapan pembelajaran yang diikuti oleh
dipersiapkan dengan baik. Komunikasi mahasiswa mahasiswa program kependidikan, selaras dengan
dengan guru pamong akan banyak membantu proses pembentukan kompetensi sebagai calon
mengatasi permasalahan yang ada. Menempatkan guru. Perolehan pengetahuan dan ketrampilan pada
guru pamong untuk tempat bertanya dan sejumlah matakuliah belajar mengajar/
berdiskusi. kependidikan dapat memberikan dasar dasar
Pemilikan kompetensi mahasiswa yang kompetensi pedagogik. Perolehan sejumlah
masih terbatas, merupakan bagian dari proses matakuliah bidang studi akan membantu maha-
pembentukan kompetensi yang lebih baik. siswa dalam pembentukan kompetensi profesional.
Pengalaman mengajar merupakan bagian yang Lat ihan mengajar yang dilaksanakan di
penting dalam pembentukan kompetensi. laboratorium pembelajaran mikro akan menambah
Kemungkinan keterbatasan kompetensi yang pengetahuan dan pengalaman pembentukan
dapat ditunjukkan oleh mahasiswa, dimungkinkan kompetensi pedagogik dan profesional.
factor waktu. Pengalaman mengikuti PPL Praktek Pengalaman Lapangan diharapkan
Keguruan II, pemahaman yang perlu dimiliki oleh akan melengkapi dan meningkatkan peilikan
mahasiswa, kemampuan awal yang sudah dimiliki kompetensi sebagai calon guru. Kompetensi
akan ditingkatkan pada kesempatan lebih lanjut. kepribadian semakin terbentuk karena mahasiswa
dihadapkan pada pembelajaran yang riil. Perilaku
SIMPULAN sebagai calon guru akan teruji dalam proses
pembelajaran tersebut. Pembentukan kompetensi
Pendidikan karakter bagi calon guru pada sosial juga akan meningkat karena mahasiswa
dasarnya erat kaitannya dengan pemilikan berada di lingkungan sekolah. Komunikasi dengan
kompetensi guru. Kemampuan guru dalam guru pamong serta guru yang lain akan
mempengaruhi karakter peserta didik erat memberikan tambahan pengalaman. Kemampuan
hubungannya dengan kompetensi pedagogik dan beradaptasi serta kemampuan mengambil manfaat
kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik dalam kegiatan PPL, akan menebalkan pemilikan
sangat terkait dengan kemampuan dalam proses kompetensi.
pembelajaran, kompetensi profesional berhu- Pendidikan karakter sebagai calon guru,
bungan dengan kemampuan mengembangkan pemilikan kompetensi sebagai calon guru,
materi pelajaran. Kemampuan guru dalam keduanya perlu proses. Pembelajaran di kampus,
membantu membentuk watak peserta didik erat kegiatan PPL merupakan bagian dari proses.
hubungannya dengan kompetensi kepribadian dan Pembentukan guru yang profesional (Suparno &
kompetensi sosial. Aspek keteladanan merupakan Waras:2007), antara lain kemampuan verbal,
bagian dari indikator kompetensi kepribadian dan pengalaman mengajar, pemahaman peserta didik.
sosial.

PROSIDING 271
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kemampuan verbal erat hubungnny dengan Journal of Teacher Education Volume 36 |
kemampuan menjelaskan materi yang disajikan. Issue 4 Article 2 2011, diakses tanggal 29
Pengalaman mengajar digunakan sebagai acuan Oktober 2015
untuk peningkatan kualitas mengajar. Pemahaman Europa Commision Education and Training
peserta didik, akan mendukung keberhasilan (2013), Teacher Competences: why are
proses mengajar. Pemberian kesempatan pada they important?, diakses tanggal 29
peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran, Oktober 2015
guru perlu memahami aspek aspek khusus peserta Fakultas Ekonomi UM (2014) Katalog 2014
didik. Fakultas Ekonomi
Sajian makalah ini pada dasarnya bahwa Kheruniah, Ade (2013) A Teacher Personality
pembentukan karakter calon guru dilakukan Competence Contribution To A Student
dengan tahapan. Tahapan tersebut sudah tertuang Study Motivation And Discipline To Fiqh
dalam struktur kurikulum program studi. Diskusi Lesson, International Journal of Scientific &
apat menyangkut tentang struktur kurikulum, Technology Research, Volume 2, Issue 2,
proses pembelajaran serta kegiatan PPL February 2013,diakses tanggal 25 Oktober
Keguruan. Kita menoba saling megingatkan, 2015
bahwa peningkatan kualitas calon guru yang kita Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
hasilkan sejumlah kegiatan perlu selalu kita No,16Tahun 2007 Tentang Standar
evaluasi. Mudah mudahan ada kesempatan untuk KualifikasiAkademik dan Kompetensi Guru
mengevaluasi kegiatan yang sudah kita lakukan Suciu,Andrela Irina & Mata,Liliana (2011) Peda-
gogical Competences The Key to Effi-
DAFTAR RUJUKAN cient Education, International Online Jour-
nal of Educational Sciences, 2011, 3(2),
Akhyak dkk (2013) Implementation of Teach- 411-423 www.iojes.net, diakses tanggal 25
ers Pedagogy Competence Oktober 2015
to Optimizing Learners Development in Pub- Suparno, Waras K (2007) Pengembangan
lic Primary School in Indonesia, Interna- Profesional Guru, Materi Pendidikan dan
tional Journal of Education and Research Latihan Guru (PLPG) BPSG Rayon
Vol. 1 No. 9 September 2013, diakses 15,Universitas Negeri Malang
tanggal 25 Oktober 2015 The National Professional Standards outline
Celik,Servet, (2011) Characteristics and Com- (2011), Seven key elements for effective
petencies for TeacherEducators: Ad- teacher educators, Australian Journal of
dressing the Need for Improved Profes- Teacher Education Vol36,4, April 2011
sional Standards in Turkey,.Australian Unit Pelaksana Teknis PPL UM (2013) Petunjuk
PelaksanaanPraktik Pengalaman
Lapangan (PPL) Keguruan Universitas
Negeri Malang

272 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Pelaziman Keutamaan (Kesalehan)
Menuju Kebahagiaan:
Sebuah Ikhtiar Pendidikan Kepekaan Eksistensial
dalam Pembelajaran Manejemen dan Bisnis1

Ahmad Sahidah
Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan dan Bahasa Modern Universitas Utara Malaysia
Email : ahmads@uum.edu.my

The greatest, however, of all the means we have mentioned for the stability of constitutions but one
which is nowadays generally neglected is the education of citizens in the spirit of constitution. There is
no advantage in the best of laws, even when they are sanctioned by general civil consent, if the citizens
themselves have not been attuned, bhe the force of habit and the influence of teaching, to the right
constitutional temper.
Aristotle, Politics, 2009: V, ix, 1310a: 208
For me, education is simultaneosuly an act of knowing, a political act, and an artistic event. I no longer
speak about a political dimension of education. As well, I dont speak about education through art. On the
contrary, I saw education is politics, art and knowing (Paulo Freire, 1985, Language Arts 62 (1): 17 diambil
dari Tyson E. Lewis, The Aesthetics of Education, 2012: 56)

Kebahagiaan adalah isu besar yang acapkali Tentu saja, karya di atas menekankan
mengisi banyak diskusi, tulisan dan acara wicara pemikiran abstrak tentang kebahagiaan sehingga
di pelbagai media dan seminar. Tema ini telah perlu pendekatan yang memungkinkan
melahirkan banyak mazhab dan pemikiran yang kesejahteraan bisa diramalkan secaa objektif.
berbeda, namun tujuannya sama bagaimana Pengukuran ekonomi, sosial dan politik, mungkin
manusia bisa meraih kesejahteraan dan merasakan bisa dilakukan untuk mengetahui indeks
hidupnya sentosa. Sebuah karya besar Darrin M. kebahagiaan, meskipun menurut Akhiles Chandra
McMahon, Happiness: A History, mengungkap Prabakar, sarjana India, bahwa orang yang
ide-ide besar tentang kebahagiaan dari Herodotus memiliki penghasilan yang sama, tidak secara
dan Aristoteles melalui Locke dan Rosseuau hingga otomatis mengalami tingkat kegembiraan yang
ke Darwin, Marx dan Freud.2 serupa. Dengan mengangkat contoh dua orang

1
Makalah ini disampaikan dalam Seminar Nasional Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, 9 November
2015, di Aula D4 Fakultas Ekonomi Universitas Malang
2
Lihat Darrin M. McMahon, Happiness: A History (New York: Grove Press, 2006). Demikian pula, ada banyak karya yang
mencoba membahas isu kebahagiaan secara praktis, seperti Rubin, Gretchen. HappinessProject: Or Why I Spent Year Trying to Sing
in the Morning, Clean Closets, Fight Right, Read Aristotle, and Generally Have More Fun (New York: Harper, 2009) dan Chris
Guillebeau, The Happiness of Pursuit: Finding the Quest that Will Bring Purpose to Your Life (New York: Harmony, 2014).

PROSIDING 273
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dosen yang bergaji sama, keduanya memiliki memenuhi hasrat, bukan karena barang itu
intensitas kebahagiaan yang berbeda, sebab yang diperlukan. Filsuf Epicurus seringkali dikaitkan
pertama hidup berpisah dengan keluarga dan yang dengan model kebahagiaan seperti ini, meskipun
lain tinggal bersama isteri dan anak-anaknya. 3 sejatinya filsuf ini berpandangan bahwa tujuan akhir
Sementara, Aristoteles mengungkapkan dari kehidupan adalah menikmati kesenangan
bahwa kebahagiaan adalah aktualisasi dan praktik dengan kawan.7
kebaikan dalam sebuah pengertian absolut, bukan Dari uraian di atas, secara epistemologi,
bersyarat, artinya mempunyai nilai instrinsik.4 bagaimana manusia mewujudkan kesejahteraan
Dengan demikian, kebahagiaan itu adalah wujud melalui pendidikan, terutama pembelajaran
dari sebuah tindakan yang disadari oleh pelaku manajemen dan bisnis? Pertanyaan ini layak
melalui kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. diajukan mengingat dunia global mengandaikan
Justeru, tantangan terbesar untuk merealisasikan hubungan tanpa batas ideologis dan kedaulatan.
perangai ini adalah watak masyarakat yang telah Untuk menjawab pertanyaan ini, sebuah persoalan
terbentuk oleh lingkungan dan bawaan genetik. kebahagiaan perlu diungkap agar kesejahteraan
Oleh karena itu, untuk mengubah masya- yang dimaksud bisa digambarkan dengan jelas dan
rakat ke arah yang lebih baik, Aristoteles membagi tujuan pembelajaran bukan sekadar memenuhi
pendidikan kewarganegaraan pada dua bentuk, model pendidikan bank, yang dikritik oleh Paulo
yaitu pendidikan untuk waktu luang (leisure) dan Freire, pedagog Brasil.
watak (character).5 Melalui cara yang terakhir,
pendidikan bisa melahirkan orang baik, yang PEMBAHASAN
ditakrif sebagai seseorang yang akan menangani
dengan baik penderitaan kemiskinan, kesakitan Kebahagiaan, Di manakah Kamu?
dan kecelakaan dalam kehidupan, di mana semua Mungkin benar, bahwa kebahagiaan itu
ini akan mendatangkan kesengsaraan, sebagai bersifat subjektif. Ia juga kadang tak bisa
lawan dari kebahagiaan. Oleh karena itu, filsuf disamakan begitu saja dengan kegembiraan atau
Macedonia dan murid Plato mengusulkan tiga cara kesenangan. Sepertinya kebahagiaan itu memang
untuk melahirkan orang baik (good) dan salah selalu berada di seberang. Oleh karena itu, di dalam
(virtues), yaitu alam (nature), kebiasaan (habit) konstitusi Amerika Serikat, in the pursuit of hap-
dan akal budi (reason).6 Ketiganya harus sejalan piness (pencarian kebahagiaan) adalah hal pokok
untuk mengelak keterpecahan keperibadian. yang diidamkan oleh warga Paman Sam. Film
Tentu saja, kebahagiaan juga membuka tafsir dengan judul ini pun, yang dibintangi oleh Will
lain yang bersifat hedonistik, yang dikaitkan dengan Smith, makin menegaskan bahwa kebahagiaan itu
kepuasaan fisik, seperti makan dan psikis, memang tak sederhana, meskipun ia tak kemudian
pemuasan nafsu. Di sinilah, ekonomi modern mustahil untuk diraih. Pendek kata, kebahagiaan
menemukan jalan untuk berkembang, di mana itu nyata dan bisa dirasakan oleh diri kita.
kebanyakan kebutuhan manusia diciptakan untuk

3
Percakapan pribadi, 3 November 2015. Akhiles Candrabakar adalah dosen tamu di Universitas Utara Malaysia yang menaruh
perhatian pada isu-isu ekonomi kesejahteraan.
4
Aristotle, Politics, terj. Ernest Bakker (Oxford: Oxford University Press, 2009), hlm. 281.
5
Aristotle, Ibid., hlm. 282.
6
Aristotle, Ibid., hlm.
7
Melissa Lane, Greek and Roman Political Ideas (London: Pelican, 2014), hlm. 335-336.

274 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tapi, benarkah kebagiaan itu melulu tentang pemeliharaan nilai-nilai budaya, perlindungan
benda? Masyarakat Barat dan Negara-Negara lingkungan, dan kepemerintahan yang baik. Lebih
Teluk yang bergelimang kemewahan pun diterjang jauh, komisi Ini mensyaratkan delapan penyum-
kegundahan. Negara-negara makmur di negeri bang bagi kebahagiaan, yaitu kesehatan fisik, men-
Skandinavia pun tak mampu menghalang warganya tal dan spiritual, keseimbangan-waktu, daya hidup
bunuh diri karena pelbagai alasan. Jadi apakah sosial dan komunitas, daya hidup budaya,
sebenarnya kebahagiaan itu? Jika hanya merujuk pendidikan, standar kehidupan, pemerintahan yang
pada kamus Oxford, ia bisa berupa peruntungan baik, dan daya hidup ekologis. Semua ini memang
yang baik, keberhasilan dan kemakmuran. Namun, disarikan dari ajaran Buddha, namun pada waktu
apa yang tebersit di benak kita ketika Curt Cobain, yang sama ia didasarkan pada literatur penelitian
pentolan band Nirvana, mengakhiri hidupnya empiris tentang kebahagiaan, psikologi positif dan
dengan bunuh diri? Bukankah suami Courtney kesejahteraan.
Love ini telah memeroleh semuanya dalam hidup, Secara lebih praktis, Willard Spiegelman
seperti uang, kemasyhuran dan keluarga? Adakah menulis Seven Pleasures: Essays on Ordinary
kritik manusia satu dimensi Herbert Marcuse bisa Happiness untuk menunjukkan pada khalayak
menjelaskan fenomena tersebut karena orang yang bahwa kebahagiaan bisa diraih dengan kese-
putus asa itu mengalami keterasingan?8 nangan-kesenangan sederhana, seperti membaca,
Lebih jauh, apakah kebahagiaan itu bisa berjalan, melihat, menari, mendengar, berenang,
diukur? Michael Foley dalam The Age of Absur- dan menulis.10 Sekilas, semua ini tidak sulit untuk
dity: Why Modern Life Makes it Hard to Be dilakukan, tetapi mengapa kita masih bergelut
Happy menjelaskan bahwa Kerajaan Bhutan dengan kehendak agar kita bahagia dengan
mendirikan Komisi Kebahagiaan Nasional, yang berkhayal merengkuh apa yang tak ada di tangan?
salah satu tugas utamanya adalah mentakrif dan Bagaimana pun, kesenangan itu bisa lahir ketika
menciptakan kebahagiaan. Ternyata meskipun kecerdasan manusia, sebagaimana dinyatakan
negeri yang menjadikan ajaran Buddha sebagai dalam taksonomi Bloom, meliputi kognitif
dasar negara, andaian mereka tentang kebahagiaan (pengetahuan), afektif (rasa dan nilai) dan
memperlihatkan hal ihwal universal, yaitu psikomotorik (prilaku) dirawat. Tanpa kecerdasan
keseimbangan antara pembangunan spiritual dan ini, semua kesenangan itu tak bisa dinikmati dengan
material.9 Sejatinya, konsep sedemikian sudah kita riang.
sering nyanyikan dalam lagu kebangsaan, Indo- Masalahnya, apakah kita bisa mewujudkan
nesia Raya, dalam lirik bangunlah jiwanya, rasa senang itu dengan cara yang biasa? Berjalan,
bangunlah badannya, sebuah ketegasan sikap misalnya. Di kota besar, ia bisa dilakukan di taman
terhadap keseimbangan kehidupan. kota, area perumahan mewah atau ruang publik
Selanjutnya, untuk mewujudkan kese- lian yang menyediakan fasilitas untuk berehat. Mari
imbangan di atas, ada empat pilar yang harus lihat ibu kota? Adakah ruang publik yang bisa
disediakan, yaitu pembangunan berkelanjutan, menjadi titik pertemuan warganya untuk

8
Lihat Herbert Marcuse, Manusia Satu Dimensi, terj. Silvester G. Sukur (Yogyakarta: Bentang, 2000). Karya Marcuse ini merupakan
kritik terhadap kapitalisme sebagai pondasi dari bisnis modern.
9
Lihat lebih jauh Michael Foley, The Age of Absurdity: Why Modern Life Makes it Hard to Be Happy (London: Simon & Schuster,
2011).
10
Lebih jauh, lebih jauh lihat Willard Spiegelman, Seven Pleasures: Essays on Ordinary Happiness (New York: Farrar, Strauss and
Giroux, 2009).

PROSIDING 275
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
menghilangan penat setelah seharian bekerja? Di masyarakat adalah menyuburkan pengetahuan
sini warga harus membayar untuk menikmati dengan tradisi literasi. Hal ini disebabkan,
kenyamanan. Malah, tempat yang nyaman itu membaca belum menjadi kebutuhan masyarakat.
adalah caf-caf yang pengunjungnya harus Buku adalah barang mahal. Tak hanya itu, pelaku
membayar mahal hanya untuk secangkir kopi. Mari bisnis juga menyalur CSR (Corporate Social
lihat Malaysia dan Singapura yang menyediakan Responsibility), sehingga fasilitas publik bisa
taman kota, tempat warga bisa bercengkeramaa diakses oleh khalayak. Bayangkan, kegiatan
dengan nyaman. Meski di Kuala Lumpur kita bisa berenang tak lagi mudah dilakukan. Di kota, warga
berbelanja barang mahal di KLLC Suria, namun harus membayar dan di kampung warga menemu-
di sebelah pusat perbelanjaan (beli-belah) tersebut kan sungai makin cetek. Bandingkan dengan Pulau
terdapat taman kota dengan danau buatan dan Pinang, di mana Taman Belia di sana menyediakan
pepohonan yang teduh. Warga di sana tak perlu pelbagai permainan dan kolam renang yang bisa
merogoh kantong untuk menghirup udara segar dinikmati secara cuma-cuma. Mungkin hanya
dan mengisi waktu luang. mendengar yang bisa dinikmati secara leluasa
Di tengah keterbatasan ruang untuk karena televisi dan radio setiap saat menghibur
memanjakan kesenangan, seperti berjalan dan orang ramai dengan aneka ragam lagu. Untuk itu,
melihat, kita pun dihantui dengan makin digdayanya pemangku kepentingan segera merumuskan
media hiburan dan alat permainan (gadjet). kebahagiaan yang berdasarkan kepercayaan
Televisi telah menyihir banyak warga dan telah umum dan kebutuhan konkret, sebagaimana
mengikis tradisi lokal yang dulu membuat mereka dilakukan oleh negara Bhutan.
menari. Ketika saya masih kecil, warga kampung Mungkin yang jamak dipercayai banyak
menghelat tarian Samman yang berbalut pujian orang bahwa kebahagiaan itu bisa diraih dengan
pada Tuhan. Dengan saling menggenggam tangan, kepemilikan benda. Tak ayal, orang ramai
para peserta naik turun seiring dengan koor jaggur, berlomba-lomba untuk memuaskan nafsu untuk
sebagai penutup dari zikir lailaha illallah yang membeli pelbagai barang. Di sini, kata Neil Post-
dibaca berirama khas dan berulang-ulang. man dalam Matinya Pendidikan: Redefinisi
Demikian pula, telepon genggam dan alat Nilai-Nilai Sekolah, orang tak lagi menyembah
permainan yang lain, seperti Ipod dan Ipad, telah Tuhan yang Maha Esa, tetapi tuhan Konsumerisme.
memalingkan warga dari silaturahim. Padahal, Slogan dari kepercayaan ini adalah siapa pun yang
dalam TIME mengutip sebuah hasil penelitian baru- mati dengan mainan yang paling banyak, dia adalah
baru ini bahwa alat permainan menjadi pemicu orang yang menang. Keadaan ini tidak dapat
tekanan (stres) penggunanya. Jika bisnis hanya dielakkan karena sejak kecil anak-anak telah
dilihat sebagai cara meraup untung, tanpa terpapar pada televisi yang dibiayai oleh iklan. 11
menimbang aspek etis, maka pelaku telah turut Malah apa yang diasup anak adalah wujud dari
menyumbang kemerosotan moral. ketertarikan pada iklan yang dibuat secara menarik.
Bisnis bukan sekadar kepanjangan hasrat Oleh karena itu, keseharian kita diwarnai
untuk menumpukkan kekayaan, tetapi juga pelbagai peristiwa yang lahir dari kehendak orang
mempunyai tanggung jawab sosial. Oleh karena untuk kaya. Padahal menurut Daniel Kahneman
itu, peran bisnis dalam mendidik warga dan bahwa orang kaya mungkin mengalami lebih

11
Lihat Neil Postman, Matinya Pendidikan: Redefinisi Nilai-Nilai Sekolah, terj. Siti Farida (Yogyakarta: Jendela, 2001), hlm. 52.

276 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
banyak kesenangan dibandingkan orang miskin, yang hendak dilahirkan itu merupakan kebajikan
namun mereka juga memerlukan lebih banyak yang bersifat sejagad (universal). Keduanya
kesenangan untuk terpuaskan. Gejala seperti ini bertemali, agar kemakmuran sebuah kelompok
disebut treadmil hedonis. Untuk mengatasi bukan didapat dengan merusak alam dan menindas
kecenderungan tersebut, salah satu jalan untuk yang lain. Untuk itu, tokoh pembaru tersebut
keluar adalah melalui hubungan persahabatan kaya mengkritik sebagian besar pemimpin yang menaruh
dengan dorongan untuk saling menyangga. perhatian pada kebaikan dan kesejahteraan kaum
Bersama timnya, Kahneman melakukan penelitian dan golongannya sendiri, bukan pada manusia
bahwa seribu lebih perempuan yang ditanyakan secara umum. Nah, jika pengertian bahagia bisa
tentang kebahagiaan, mereka tidak menemukan dijelaskan dan ia bukan terkait dengan benda,
pada pekerjaan, status perkawinan dan maka sejatinya setiap individu berpotensi untuk
pendapatan, melainkan pada hubungan mereka merengkuhnya dengan syarat semua pihak
dengan orang lain. menjadikan ini adalah tugas dan milik bersama,
Dengan demikian, dua kegiatan yang paling bukan kelompok tertentu. Seperti lirik salah satu
menyenangkan adalah hubungan kasih sayang dan lagu dangdut, jangan menari di atas luka orang lain.
bermasyarakat. Dengan sampel di atas, kajian
tersebut membuang peringkat pencet us Pendidikan Kepekaan Eksistensial
kebahagiaan, yaitu teman, kerabat, pasangan,
anak, pelanggan, teman sekerja, bos dan Sebagai usaha pencarian bentuk, pendidikan
bersendiri. Namun demikian, hubungan antara kepekaan eksistensial merujuk pada usaha untuk
mereka harus didasarkan pada relasi I-thou (saya- mengidentifikasi, mempertahankan at au
kamu), bukan I-It (saya-benda) seperti menstransformasi diri terkait dengan isu-isu fun-
diungkapkan oleh filsuf Martin Buber. damental seperti tumpuan tertinggi dan yang suci.13
Bagaimanapun, kecenderungan hubungan yang Hal yang mendasar tersebut meliputi siapa saya
terakhir, relasi kebendaan dan kecenderungan dan siapa yang seharusnya saya lakukan, termasuk
hedonistik, dalam masyarakat modern telah persoalan sebagiamana juga persoalan-persoalan
mengancam kesejahteraan manusia. makna tertinggi, hakikat dan tujuan hidup. Lebih
Sejatinya uraian di atas bukan sesuatu yang jauh, seluruh kehidupan kita merupakan wujud dari
baru. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyyah sikap kita terhadap persoalan eksistensial besar,
mengutarakan bahwa tujuan utama dari ajaran seperti Yang suci, transenden, realitas tertinggi dan
agama itu adalah kebaikan budi pekerti dan kebenaran mutlak. 14
kebahagiaan umat manusia.12 Tentu saja pengertian Dalam banyak pustaka, ada banyak
yang pertama tidak dibatasi pada et ika konseptualiasi tentang yang menumpukan pada
antarmanusia, tetapi juga dengan alam. Sementara pelbagai aspek yang berbeda tentang pencarian
yang terakhir, kebahagiaan itu wujud jika kebaikan eksistensial, yang terkait dengan aspek moralitas

12
Abdul Munir Mulkhan, Kiai Ahmad Dahlan: Jejak Pembaruan dan Sosial dan Kemanusiaan (Jakarta: Buku Kompas, 2010),
hlm. 108.
13
Lihat Martin Ubani, Existensially Sensitive Education, dalam James Arthur,dan Terence Lovat. The Routledge International
Handbook of Education, Religion and Values (London dan New York: Routledge, 2013), hlm. 43.
14
Ibid. hlm. 43. Bandingkan dengan isu-isu besar dalam filsafat Eksistensialisme, seperti eksistensi, kebebasan, liyan, kecemasan,
keterbatasan, absurditas, otentisitas, dan tekanan. Lihat Thomas E Wartenberg, Existensialism: Beginners Guide (Oxford:
Oneworld, 2011).

PROSIDING 277
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dan nilai. Kedua aspek ini tidak bisa dipisahkan berjalan sesuai dengan alam dan kebutuhan warga
dalam memahami secara holistik pencarian setempat. Demikian pula, teori manejemen dan
eksistensial dalam prilaku manusia. Dengan bisnis juga sensitif dengan keyakinan dan
merujuk pada ide Viktor E. Franker, Martin Ubani kepercayaan masyarakat. Dengan merujuk pada
menyenaraikan beberapa pencarian eksistensial, nilai-nilai progresif yang terdapat dalam agama,
seperti sebagai manusia di dunia, persoalan institusi ini tak hanya dilihat sebagai lembaga untuk
eksistensial, penyelesaian masalah, penentuan mengejar kesalehan pribadi, tetapi juga sosial, yang
makna, keperluan terhadap makna, ikhtiar, merupakan pintu masuk untuk mendapatkan
perhatian tertinggi dan pentingnya keberadan kehidupan yang baik (hayatan tayyibatan),
manusia di dunia.15 seperti dijelaskan di dalam al-Quran.
Seluruh pencarian ini sejatinya bermuara
pada pencarian makna itu adalah esensi dari Etika Manajemen dan Bisnis
kehidupan manusia. Jika melihat konteks proses
pembelajaran di Indonesia, maka sumber makna Menurut K Bertens, bisnis modern
itu adalah pengalaman spiritualitas dan kejiwaan merupakan kenyataan yang amat rumit. Banyak
bangsa ini. Agama-agama yang hidup dan nilai- faktor yang mempengaruhi dan menentukan
nilai moral serta adat-istiadat yang subur di tanah kegiatan bisnis, antara lain penentu organisastoris-
air adalah pondasi bagi kehendak untuk manejerial, ilmiah-teknologis, dan politik-sosial-
membangun watak warganya, t ermasuk kultural. 17 Lebih jauh, kompleksit as ini
masyarakat kampus. Pencarian eksistensial di sini mengandaikan keharusan untuk diurai dengan ilmu
jelas mengacu pada apa yang telah diyakini sebagai ekonomi dan teori manajemen. Sejalan dengan
pandangan hidup. Tak pelak, selain pengajaran perkembangan pesat ilmu dan teknologi, justeru
etik, nilai agama turut mendapatkan tempat dalam tantangan etis dan moral mengemuka.
mata pelajaran terkait dengan ekonomi. Di sinilah, pembelajaran manejemen dan
Malah, banyak sarjana yang memandang bisnis tak hanyaberkutat pada bagaimana
penting pencarian eksistensial sebagai cara mengurus orang dan benda, tetapi juga bagaimana
mengatasi masalah yang dikaitkan dengan keduanya tak melanggar batas-batas norma.
kecerdasan spritual dan eksistensial. Sepeti Tanpa mengindahkan moralitas, banyak pelaku
ditegaskan oleh Gardner, kecerdasan ditakrif bisnis yang terperangkap pada penipuan, sehingga
sebagai kemampuan yang digunakan untuk merugikan negara dan masyarakat. Skandal Enron
mengatasi masalah dan menghasilkan produk yang di Amerika Serikat adalah salah satu contoh
berharga dalam ruang kultural dan komunitas bagaimana bisnis yang dilakukan tanpa etika
tertentu.16 Jadi, kecerdasan itu dikaitkan dengan menyebabkan kerugian negara dan khalayak luas.
masyarakat tertentu yang dikenal dengan baik oleh Tentu saja kasus terbaru penipuan yang dilakukan
yang bersangkutan. Namun demikian Gardner oleh produsen mobil Volksvagen, sehingga
memandang negatif terhadap kecerdasan spiritual. menyebabkan 11 juta kendaraan diesel ini ditarik
Dengan pendekatan pendidikan yang dari pasaran akibat sistem knalpot yang memenuhi
berbasis kepekaan eksistensial, proses pendidikan standar.

15
Baca lebih lanjut dalam Martin Ubani, hlm. 43-46.
16
Diambil dari Martin Ubani, hlm. 44.
17
K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, cet. 3 (Yogyakarta: Kanisius, 2015), hlm. 9.

278 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tak pelak, orang tak lagi bicara ide Milton bahwa ideologi Republik Indonesia ini adalah jalan
Friedman, ekonom pemenang Nobel, yang keluar dari kebuntuan dua ideologi besar dalam
menyatakan bahwa tanggung-jawab sosial mewujudkan kesejahteraan. Namun, hingga kini
eksekutif perusahaan adalah menghasilkan ekonomi kerakyatan yang didengungkan tidak juga
sebanyak-banyaknya uang selagi mungkin bagi mendatangkan kemakmuran. Sepertinya, hantu
pemegang saham. Bagaimana setelah 40 tahun, kapitalisme dan variannya lebih mengemuka dalam
pelaku bisnis mulai berbicara tentang tanggung- banyak praktik ekonomi dan pada waktu yang
jawab mereka kepada pemegang kepentingan sama negara hadir setengah hati. Secara
perusahaan. Malah, selain pemegang saham, eksistensial, bangsa ini membayangkan nilai-nilai
mereka juga berbicara dengan konsumen, pekerja Pancasila sebagai payung moral dan etik
dan anggota masyarakat sekitar perusahaan.18 masyarakat.
Untuk menyelaraskan pendidikan karakter Di tengah tarikan ideologi ini, Indonesia pun
dalam pembelajaran manejemen dan bisnis, ide sedang memastikan perannya di dunia setelah
Aristoteles tentang cara melahirkan orang baik berhasil keluar dari kemelut rezim otoritarian.
adalah melalui kebiasaan dan akal budi. Berbeda Reformasi yang telah mengorbankan warga sendiri,
dengan binatang, sejatinya manusia telah membawa namun tak membuat antek-antek rezim sebelum-
sifat-sifat baik. Namun, tetapi pelaziman atau nya betul-betul bangkrut. Harus diakui penguasa
pembiasaan, kebaikan itu tidak akan menjadi hari ini mengusung beban dosa masa lalu. Celaka-
karakter atau tabiat. Dengan pengajaran keutamaan nya, gerbong reformis ambruk karena mereka
atau kesalehan (virtue), semua yang terlibat dalam berprilaku sama, tamak dan menghalalkan segala
proses belajar-mengajar tak lagi mencari cara. Meskipun secercah harap menyergap,
kebahagiaan sebagai hasil, tetapi proses yang lahir banyak ramalan menempatkan Indonesia sebagai
dari kebajikan. negara dengan pendapatan yang setanding dengan
negara-negara maju di dunia. Bahkan, keanggotaan
Analisis RI di G-20 jelas-jelas menabalkan kedudukannya
sebagai kuasa baru. Persoalannya, sekarang angka
Pembelajaran manajemen dan bisnis secara kemiskinan mencecah 30 jutaan (BPS, Maret
eksistensial terkait dengan kepercayaan dan 2011). Apakah mimpi kesejahteraan rakyat bisa
keyakinan peserta didik. Selain itu, ia menuntut diwujudkan?
kepekaan terhadap keadaan lingkungan tempat Dengan kekayaan melimpah berupa sumber
mereka tinggal. Namun demikian, mahasiswa dan daya alam dan manusia, negeri ini masih harus
akademisi turut serta dalam merespons tantangan menanggung beban tak terperi, warga yang susah
global. Misalnya, apakah suara 99% yang mencari makan dan pekerjaan yang layak. Jika
mengampanyekan Duduki Wallstreet (Occupy kebutuhan dasar pun sulit dijangkau, apatah lagi
Wallstreet) sebagai pertanda kapitalisme akan keperluan lain, seperti perumahan, kesehatan dan
menggali kuburnya sendiri seperti diramalkan oleh pendidikan. Tak ayal, peringkat Indonesia dalam
Karl Marx? Tidak. Lalu, adakah alternatif? Slavoj laporan Indeks Pembangunan Manusia (Human
iek, filsuf Slovenia, menjawab bukan kapitalisme Development Index) 2011 melorot hingga ke 124,
dan sosialisme. Apakah Pancasila bisa ditawar- berada di bawah Bosnia (74), negara yang baru
kan? Secara retorik, dulu orang ramai mengatakan merdeka seumur jagung. Jika secara objektif

18
Etika Perniagaan Kini Utama Pelanggan Berbanding Keuntungan, Berita Harian, Selasa 27 Oktober 2015, hlm. 32-33.

PROSIDING 279
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Republik ini ditilik dari komponen kesehatan, alih terjebak pada pemahaman sempit, agama
pendidikan dan pendapatan yang berada di bawah sejatinya semestinya hadir dalam ruang yang
negeri tetangga, Malaysia, maka salah urus banyak ditinggalkan oleh kecenderungan
terhadap negeri ini begitu nyata. kehidupan modern, yaitu spiritualitas. Sifat batin
Lalu, mungkinkan kesejahteraan itu diraih agama inilah yang memungkinkan ia ramah dengan
tanpa terganggu dengan angka-angka itu? Kata pelbagai bentuk ekspresi kebudayaan.
yang diterjemahkan well-being ini kadang
digunakan secara bergantian dengan kebahagiaan. Manusia Teladan
Coba simak pernyataan dalam cetusan Jonathan
Miles-Watson dalam Etnographic insights into Dalam sebuah kesempatan di UIN (Univer-
happiness yang merupakan salah satu bab The sitas Islam Negeri) Yogyakarta, Mohammed
Practice of Happiness bahwa the happiness lit- Arkoun, sarjana Kajian Islam Perancis, ditanya
eratures consistently suggest that interpersonal oleh seorang mahasiswa, seraya mengutip lagu
relationships are a key factor in human well- John Lennon Imagine yang menyenandungkan
being.19 Di sini, hubungan dipahami dalam dua ketiadaan agama akan menghadirkan perdamaian,
cara, pertama ia akan menunjukkan bahwa agama apakah dengan demikian kita harus meninggalkan
mempunyai peranan penting dalam mengem- agama agar kehidupan dunia tak dicemari oleh
bangkan dan merawat hubungan. Kedua, melalui kejahatan? Penulis kelahiran Aljazair itu pun
penteorian keperibadian, di mana ia menitikberat- menjawab ringan, agama tetap diperlukan. Sebab,
kan pada pentingnya pengembangan hubungan begitu banyak orang yang mempercayai ajarannya.
dengan pribadi bukan-manusia. Nah, yang teakhir Masalahnya, tegas penulis karya Rehingking Is-
ini mengandaikan tuntutan konsep modal ruang lam ini, teks agama apakah yang digelorakan dan
sebagai alat kunci untuk perencanan kota. Betapa dipahamai oleh penganutnya.
pun daifnya kita, kenyamanan itu masih bisa Nah, apa yang disampaikan oleh Swinton
didongkrak dengan prilaku dan penciptaan ruang. tentang nilai-nilai agama yang bisa memacu
Masalahnya, praktik keagamaan seperti apa kesejahteraan, layak ditengahkan di tengah
yang mendorong hubungan itu sehat dan pada nestapa yang menimpa ideologi neo-liberal dan
giliriannya membangkitkan kesentosaan? John sosialisme menyemai kesejahteraan. Bagai-
Swinton (2007) menukas bahwa agama yang manapun, agama tak seharusnya tergoda untuk
melindungi penganutnya, seperti aturan gaya hidup bermain di wilayah politik, karena tugasnya jauh
individu dan prilaku sehat (misalnya larangan lebih mulia dibandingkan dengan percaturan
meminum alkohol, merokok), modal sumber daya perebutan kekuasaan, yang cenderung
sosial, seperti ikatan sosial dan dukungan formal menghalalkan segala cara. Dalih politikus untuk
dan tidak formal, promosi persepsi-diri yang menyeret bendera agama sebenarnya menem-
positif, modal sumber daya penyembuhan khas, patkan agama di tempat yang rendah, alih-alih
yaitu berupa penghasil emosi positif, cinta dan memanggulnya di tempat suci. Bagaimanapun,
kemaafan, serta mekanisme kelebihan hipotetik, kesejahteraan adalah tujuan yang bisa dikongsi
seperti keberadaan bioenergi penyebuhan. Alih- oleh semua agama.

19
Untuk lebih jauh lihat Jonathan Miles-Watson, Etnographic insights into happiness dalam John Atherton, Elaine Graham dan
Ian Steedman, The Practice of Happiness: Political Economy, Religion and Wellbeing (New York: Routledge, 2011), hlm. 134-
14 7.

280 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Oleh karena itu, kaum cerdik pandai dan ketidaaan kepercayaan, selain gambaran kejiwaan
agamawan perlu menafsirkan teks-teks sejalan masyarakat kita yang sakit. Bagaimanapun,
dengan maksud utama (la chose du texte), kepercayaan juga disanjung oleh Francis
sebagaimana diandaikan oleh Paul Ricoeur. Fukuyama dalam menciptakan masyarakat yang
Merujuk pada Islam, Fazlur Rahman, sarjana Pa- maju. Oleh karena itu, agama seharusnya
kistan, menegaskan bahwa pesan utama al-Quran mengambil peran dalam menyemai perhubungan
adalah mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial. yang harmonis di antara masyarakat dan pada
Dengan demikian, atas dasar telaah ini, kita pun waktu yang sama menyuburkan kepercayaan.
bisa membayangkan bahwa hiruk-pikuk perayaan Betapa pun kesejahteraan itu bukan tujuan
Hari Raya Korban kadang menampilkan ritual yang mudah diraih, adalah penting bahwa kita perlu
keagamaan yang dangkal. Serta merta petinggi dan mendaki dengan sepenuh hati. Namun demikian,
wakil rakyat memaparkan di media bahwa mereka sebagaimana Sysyphus, para penganut agama dan
telah menyumbang hewan korban. Padahal, pesan pengawalnya tidak perlu menggulirkan batu yang
Idul Adha adalah kerelaan berkorban bukan telah didorong ke atas, lalu disorong ke bawah,
sehingga puncak tak pernah diraih. Puncak itu,
sekadar hanya daging dan darah sapi, tetapi
sebagaimana dijelaskan oleh Plato, adalah
taqwa.
kebahagiaan. Setidak-tidaknya kita pun perlu
Nah, jika taqwa yang menjadi ukuran,
mengukur secara objektif ukuran untuk
sepatutnya pengorbanan itu tercermin dari prilaku
memastikan kesejahteraan seseorang. Teori Big
penguasa dan wakil rakyat sebagai pemanggul
Seven Layard (2005) bisa disodorkan, yang
amanat rakyat. Celakanya, 10 tahunan setelah
meliputi keadaan keuangan, pemenuhan kerja,
reformasi, negeri ini masih terbelit korupsi. Tak
hubungan keluarga, komunitas dan pertemanan,
hanya itu, birokrasi yang di awal kejatuhan kesehatan, kebebasan/nilai dan falsafah hidup.
Soeharto mendadak berubah cakap dan bersih, Kita pun mengakui bahwa keadaan ekonomi
sekarang kembali ke watak semula, kalau bisa kita masih sangat memperihatinkan, sehingga teori
dipersulit, mengapa harus dipermudah. Celakanya, di atas tampak telah mencoret kehadiran warga
lembaga swadaya masyarakat yang bertumbuh kebanyakan. Namun pada waktu yang sama, ia
seperti jamur tak juga membantu bagaimana bukan menjadi alasan menggoyahkan hal ihwal
meeka bisa menengahi kehendak masyarakat dan terkait dengan keadaan batin warga. Kepercayaan
pelayanan publik. Kegagalan ini jelas-jelas dan hubungan pribadi sebagai dua unsur penting
memburukkan hubungan antar pribadi di kalangan dalam menciptakan kesejahteran bisa ditanamkan
orang ramai. di dalam pendidikan, keluarga, dan teladan dari
Demikian pula, dengan menjadikan elite dan wakil rakyat. Usaha semacam ini tak
hubungan peribadi itu penting, Richard Layard memerlukan uang, tetapi teladan melalui perbuatan.
(2007) menyatakan bahwa kepercayaan adalah Jika semua unsur ini serentak mengandaikan hal
juga sikap yang mendasar bagi kebahagiaan. mendasar dalam mewujudkan masyarakat yang
Sayangnya, masyarakat kita juga gagal dalam sejahtera, harmoni dan kepercayaan, niscaya
memupuk kepercayaan di antara mereka sendiri. kegagalan tak membuat satu sama lain saling
Tawuran dan kericuhan yang sering mencuat di menudingkan jari. Kebersamaan membuat seluruh
kalangan mereka berasal dari keengganan untuk unsur saling tahu diri, namun tidak kemudian
membuka diri bagi kehadiran orang lain. Contoh menyuburkan sikap membenarkan kekerasan dan
nyata yang paling mengenaskan adalah main hakim kesalahan. Kesejahteraan itu masih bisa hadir
sendiri dalam mengadili pencuri atau tawuran antar ketika harmoni dan kepercayaan senantiasa
kampung. Jelas, tindakan ini adalah cermin dari dipraktikkan.

PROSIDING 281
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
SIMPULAN Cederstrm, Carl dan Andr Spicer. (2015) The
Dari uraian di atas, ada dua poin penting, Wellness Syndrome. Cambridge: Polity.
yaitu pentingnya pendidikan karakter dalam Foley, Michael. (2011) The Age of Absurdity:
pembelajaran manejemen dan bisnis dengan Why Modern Life Makes it Hard to Be
pendekatan pendidikan kepekaan eksistensial. Happy. London: Simon & Schuster.
Bagaimanapun, setiap warga hidup dengan Giroux, Henry A dan Susan Searls Giroux. (2004)
lingkungannya, yang mengandaikan nilai, moral dan Take Back Higher Education: Race,
etika tertentu. Betapapun, warga tak bisa menutup Youth, and the Crisis of Democracy in the
diri dari arus barang global, namun kebutuhan Post-Civil Rights Era. New York: Palgrave
masyarakat sejatinya bisa dibentuk dan diabaikan. MacMillan.
Dengan kecerdasan eksistensial, warga Guillebeau, Chris. (2014)The Happiness of Pur-
kampus menyadari makna dan tujuan hidup yang suit: Finding the Quest that Will Bring
ingin dipegang secara teguh. Menimbang kepekaan Purpose to Your Life. New York: Har-
sosial-keagamaan, nilai-nilai keagamaan bisa mony.
menjadi rujukan untuk menentukan makna dan apa Lane, Melissa. (2014) Greek and Roman Politi-
yang seharusnya dilakukan dalam aktivitas sehari- cal Ideas. London: Pelican.
hari, termasuk hubungan ekonomi antara Lewis, Tyson E. (2012) The Aesthetics of Edu-
masyarakat. Jika yang terakhir tidak dilandasi cation: Theatre, Curiosity, and Politics
etika, maka lahirnya masyarakat berkeadaban in the Work of Jacques Rancire and
tidak mungkin, sebab kepercayaan satu sama lain Paulo Freire. New York: Continuum.
adalah pondasi untuk membangun masyarakat McMahon, Darrin M. (2006) Happiness: A His-
yang bertamadun. tory. New York: Grove Press.
Dengan melazimkan keutamaan dan Miles-Watson, Jonathan. (2011) Etnographic in-
kesalehan, proses pendidikan telah berada di sights into happiness dalam John Atherton,
landasan yang benar untuk penanaman dan Elaine Graham dan Ian Steedman, The
penyuburan karakter. Dari sini, kebahagiaan tidak Practice of Happiness: Political
lagi dilihat sebagai hasil dari usaha yang semata- Economy, Religion and Wellbeing. New
mata berorientasi kebendaan, tetapi juga York: Routledge, hlm. 134-147.
kerohanian. Dengan demikian, objek-objek kajian Pickthall, Mohammed Marmaduke. (2003) The
dalam pembelajaran manejemen dan bisnis tidak Meaning of The Glorious Quran. Kuala
hanya terkait dengan ekonomi semata-mata, tetapi Lumpur: Islamic Book Trust.
juga etika dan kebutuhan eksistensial manusia itu Postman, Neil. (2001) Matinya Pendidikan:
sendiri. Tambahan lagi, pesan utama dalam al- Redefinisi Nilai-Nilai Sekolah. Terj. Siti
Quran adalah mewujudkan keadilan ekonomi dan Farida. Yogyakarta: Jendela.
sosial. Bermula dari sini, kesalehan sosial dan Rubin, Gretchen. (2009) HappinessProject: Or
eksistensial diuji. Why I Spent Year Trying to Sing in the
Morning, Clean Closets, Fight Right,
Read Aristotle, and Generally Have More
DAFTAR RUJUKAN Fun. New York: Harper.
Aristotle. Politics. (2009) Terj. Ernest Bakker. Rusli, Zaili dan Hasim Asari. (2010)
Oxford: Oxford University Press. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan:
Bertens, K. (2015) Pengantar Etika Bisnis, cet. Strategi Penanggulan Kemiskinan di
3. Yogyakarta: Kanisius.

282 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kabupaten Kuantan Singingi. Riau: Alaf tional Handbook of Education, Religion
Baru. and Values. London dan New York:
Ubani, Martin. (2013) Existensially Sensitive Routledge.
Education, dalam Arthur, James dan
Terence Lovat. The Routledge Interna- Wartenberg, Thomas E. (2011) Existensialism:
Beginners Guide Oxford: Oneworld.

PROSIDING 283
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Wirausaha Beretika
Tantangan Pendidikan Kewirausahaan
dalam Era Persaingan Global

Sudarmiatin
Universitas Negeri Malang
Email: mianov09@yahoo.co.id

Abstrak : Kewirauasahaan saat ini menjadi mata pelajaran inti pada hampir pada semua jenjang pendidikan
di Indonesia, mulai SMP, SMA, SMK dan bahkan di perguruan tinggi. Maraknya dunia pendidikan
memasukkan Kewirausahaan ke dalam kurikulum tersebut bukan suatu kebetulan, tetapi sudah menjadi
tuntutan. Pencapaian jumah wirausaha minimal 2% dari jumlah penduduk menjadi target Indonesia untuk
meningkatkan kemakmuran masyarakat. Untuk mencapat target tersebut sudah tentu bukan tugas pemerintah
semata, tetapi salah satunya menjadi tugas sector pendidikan. Ketatnya persaingan dalam bisnis global,
mendorong wirausaha berperilaku inovatif dan kreatif menciptakan keunggulan bersaing. Etika berbisnis
yang selama ini banyak dilupakan orang, ke depan akan menjadi perhatian besar baik dalam pendidikan
Kewirausahaan maupun dalam persaingan bisnis global. Menurut Bertens (2000) etika adalah nilai-nilai
dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Dengan demikian perilaku yang beretika adalah perilaku yang tidak melanggar norma,
aturan dan budaya masyarakat setempat. Apakah seorang wirausaha juga perlu beretika? Bucar and
Hisrich (2001) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam persaingan bisnis global, dibutuhkan
kehadiran wirausaha yang beretika. Hal ini juga didukung oleh Shleifer (2004) yang menyatakan bahwa
bersaing tidak berarti meninggalkan etika. Justru dengan menjadi wirausaha yang beretika maka akan
menjadi strategi bersaing guna memperoleh simpati dari konsumen. Mengingat pentingnya menghadirkan
wirausaha beretika dalam persaingan bisnis global, maka perlu dibahas lebih lanjut dalam pembelajaran
Kewirausahaan di sekolah maupun di perguruan tinggi.
Kata Kunci: etika, pendidikan kewirausahaan, strategi bersaing

Kewirauasahaan saat ini menjadi mata memasukkan Kewirausahaan ke dalam kurikulum


pelajaran inti pada hampir pada semua jenjang tersebut bukan suatu kebetulan, tetapi sudah
pendidikan di Indonesia, mulai SMP, SMA, SMK menjadi tuntutan. Sebagaimana dikemukakan oleh
dan bahkan di perguruan tinggi. Di beberapa MvLelland bahwa kemakmuran suatu Negara
perguruan tinggi, Kewirausahaan bukan hanya ada dapat diindikasikan oleh banyaknya wirausaha
pada struktur kurikulum Fakultas Ekonomi, tetapi (entrepreneurs) yaitu minimal 2 % dari jumlah
juga ada pada kurikulum non Fakultas Ekonomi. penduduknya. Jika jumlah penduduk Indonesia
Untuk perguruan tinggi yang berbasis Ekonomi, saat ini 252 juta (BPS 2015) maka tinggal
mata kuliah Kewirausahaan menduduki posisi menghitung saja berapa jumlah entrepreneurs mini-
sebagai mata kuliah wajib dan bahkan dirinci lagi mal yang harus dimiliki bila menginginkan msyarakat
menhadi beberapa mata kuliah pecahan dari Indonesia makmur. Hasil perhitungan ketemu 5 juta
Kewirausahaan. Maraknya dunia pendidikan orang, dan berapa jumlah wirausaha yang sudah

284 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
kita miliki saat ini? Data BPS (2014) menujukkan sumberdaya metode (methods) dan sumberdaya
bahwa saat ini jumlah wirausaha Indonesia mesin (machine).
mencapai 1,65% (Sumber: Republika 12 Maret Kehidupan bisnis berhubungan dengan seni
2015) Sudah tentu jumlah tersebut masuk harus mengelola sumberdaya, seni menghadapi resiko
ditambah agar kemakmuran masyarakat Indone- pasang surut yang berpotensi untuk tumbuh dan
sia semakin baik. Upaya peningkatan jumlah berkembang atau bahkan rugi dan gulung tikar.
wirausaha Indonesia tersebut salah satunya Iklim persaingan yang tajam sering berdampak
merupakan tugas kita para guru atau dosen. terhadap tingginya potensi wirausaha untuk berbuat
Issue terbaru berkaitan dengan mata sesuatu yang merugikan orang lain. Pemberian
pelajaran Kewirausahaan (Entrepreneurship) upah yang tidak sesuai dengan haknya karyawan,
adalah tentang etika berwirausaha (ethical entre- mengurangi timbangan yang menjadi haknya
preneurship). Pesatnya persaingan dalam dunia konsumen dengan harapan memperoleh untung
bisnis akan berdampak terhadap tingginya peluang lebih besar, tidak membayar pajak, dan lain-lain
untuk melanggar etika wirausaha. Pelanggaran sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
terhadap hak-hak konsumen, hak karyawan yang Hukum seringkali dilanggar demi memperoleh
membantu proses produksi, sering dilupakan demi sejumlah keuntungan, seperti mengimpor barang
tercapainya target penjualan. Seberapa pentingkah secara illegal, memalsukan merek dagang, menjual
etika dalam dunia bisnis? Bagaimana keterkaitan kaset bajakan, membuka rahasia kekayaan nasa-
etika dengan kewirausahaan? Apakah etika bah bank ke orang lain, dan sebagainya. Dengan
menjadi kendala atau justru menjadi media untuk tingginya tingkat persaingan bisnis tersebut ber-
menciptakan keunggulan bersaing? Untuk dampak terhadap tingginya peluang untuk
menjawab beberapa pertanyaan tersebut, berikut melupakan etika. Dalam perkembangan bisnis glo-
akan diulas tentang hakekat etika dalam bisnis dan bal, masalah etika ini telah menjadi perhatian
makna strategi bersaing. khusus baik oleh competitor, mitra bisnis maupun
Kata etika (ethics) sering dihubungkan konsumen. Seperti yang dikemukakan Bucar and
dengan urusan moral, norma, peraturan dan Hisrich (2001) dalam hasil penelitiannya
budaya masyarakat. Dalam perkembangannya, menunjukkan bahwa dalam persaingan bisnis glo-
masalah etika ternyata juga diperlukan dalam bal, dibutuhkan kehadiran wirausaha yang
hubungan bisnis. Bertens (2000) menyatakan beretika. Banyaknya pilihan penjual atau produsen
bahwa etika adalah nilai-nilai dan norma-norma membuat konsumen akan semakin jeli dan kritis
moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau melakukan seleksi pembelian barang atau jasa. Hal
suatu kelompok dalam mengatur tingkah ini juga didukung oleh Tesfayohannes and Driscoll
lakunya.Dengandemikianperilakuyangberetika (2005) yang menyatakan bahwa etika tidak bisa
adalah perilaku yang tidak melanggar norma, aturan dipisahkan dengan bisnis kecil dan kewirausahaan
dan budaya masyarakat setempat. Apakah seorang (entrepreneurship), hal ini juga berdampak
wirausaha juga perlu beretika? Wirausaha adalah terhadap proses pendidikan Kewirausahaan. Bisnis
manusia yang menjalankan profesinya sebagai tidak selamanya berorientasi profit semata, ada
pengusaha. Aktivitas wirausaha adalah mengelola kalanya aktivitas bisnis bisa berorientasi social
berbagai sumberdaya perusahaan unt uk (non profit). Sedangkan Morris & Schindehutte
memaksimalkan pendapatan. Berbagai sumber- (2002). Dalam hasil penelitiannya menyatakan
daya tersebut bentuknya bisa berupa sumberdaya bahwa tingginya tingkat persaingan pada bisnis
manusia (man), sumberdaya uang (money), global menuntut kesiapan perusahaan untuk
sumberdaya bahan/barang (materials), menghadapi tantangan etika yang muncul.

PROSIDING 285
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
PEMBAHASAN wirausaha adalah cara-cara yang wajar, tidak
Keterkaitan Etika dan Kewirausahaan (En- merugikan salah satu pihak dan tidak melanggar
trepreneurship) etika, norma, hukum dan budaya masyarakat maka
tidak menjadi masalah. Tetapi jika etika dan norma
Terdapat beberapa perbedaan persepsi melarang suatu kegiatan bisnis tersebut dilakukan
tentang penggunaan etika dalam bisnis. Pendapat oleh wirausaha karena bertentangan dengan hati
pertama menyatakan bahwa kegiatan bisnis identik nurani dan norma yang berlaku di masyarakat
dengan strategi memperoleh keuntungan sehingga setempat. Bagaimana seorang wirausaha harus
tidak perlu memperhatikan soal etika. Sementara mengambil keputusan untuk bersikap?
pendapat kedua menyatakan bahwa keuntungan Bertens (2000) mengemukakan bahwa
yang diperoleh dalam kegiatan bisnis adalah etika dalam manjalankan bisnis dapat dilihat dari
sebagai akibat melakukan transaksi dengan orang beberapa sudut pandang yaitu (1) ekonomis (2)
lain. Agar terjadi transaksi jual beli maka kedua moral (3) hukum dan (4) perpaduan dari ketiganya.
belah pihak harus sepakat, penjual memberikan Dari sudut pandang ekonomi menyatakan bahwa
barang atau jasa kepada pembeli dan pembeli mengejar keuntungan adalah satu hal yang wajar
memberikan sejumlah uang kepada penjual. dalam menjalankan bisnis, asal keuntungan
Penjual memiliki kwajiban memberikan barang tersebut dicapai dengan tidak merugikan orang lain.
atau jasa kepada pembeli, tetapi dia memiliki hak Jadi ada kendala etis yang harus diperhatikan
untuk menerima sejumlah uang dari pembeli. dalam menjalankan bisnis yaitu moral. Ada hal
Demikian sebaliknya, pembeli memiliki kwajiban yang bisa dilakukan dalam bisnis tetapi tidak
memberikan sejumlah uang kepada penjual dan boleh dilakukan oleh norma, moral dan etika. Kita
pembeli memiliki hak menerima barang atau jasa harus memperhatikan kepentingan dan hak orang
dari penjual. Peristiwa itu terjadi karena adanya lain. Dari sudut pandang hukum, sudah jelas bahwa
kesepakatan kedua belah pihak secara sukarela kegiatan bisnis tidak bisa dipisahkan dengan
tanpa paksaan dari pihak manapun. hukum, norma, aturan. Dalam bisnis nasional
Bila diperhatikan transaksi di atas sepertinya maupun internasional kehadiran hukum dagang,
biasa saja, namun bila terjadi pelanggaran hukum perdata, mutlak diperlukan. Hukum pada
terhadap aturan jual beli, yang mengakibatkan satu hakekatnya adalah lebih tegas bila dibandingkan
pihak ada yang dirugikan maka di situ sudah terjadi dengan etika dan norma. Dalam perspektif hukum,
pelanggaran etika. Misalnya barang KW terdapat dokumen hitam di atas putih yang
dikatakan ORI, beratnya 9 ons dikatakan 1 kg, mengatur kehidupan bisnis pada suatu daerah,
barang luntur dikatakan tidak luntur, dan wilayah maupun Negara sehingga akan membantu
sebagainya. Oleh sebab itu pendapat yang kedua wirausaha dalam mencapai tujuannya.
ini menyatakan bahwa dalam bisnis diperlukan etika Beberapa hasil penelitian yang membahas
agar tidak ada pihak yang dirugikan.. Pendapat hubungan etika dan Kewirausahaan diantaranya
ketiga menyatakan walaupun kedua belah pihak adalah Hicks (2009), Harris and Sapienza (2009),
sepakat melakukan transaksi jual beli tetapi jika dan Shleifer (2004). Hicks (2009) dalam hasil
transaksi tersebut bertentangan dengan etika, penelitiannya menyatakan bahwa kewirausahaan
norma, moral dan budaya masyarakat (misalnya ada kecenderungan dipandang sebagai fenomena
jual beli barang illegal) maka di sini terjadi ekonomi fundamental dan mendasar, dan kurang
pelanggaran etika/hukum, karena ada pihak yang mendapat perhatian sebagai fenomena etis.
dirugikan yaitu pemerintah. Karenanya etika bisnis kontemporer mengasumsi-
Dalam bisnis modern, untung bisa diperoleh kan bahwa etika diperlukan untuk menghentikan
dengan banyak cara. Jika cara yang dipilih praktek bisnis predator dan mendorong filantropi

286 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dan amal oleh bisnis. Pendapat ini didukung oleh wirausaha melalui waralaba (Franchise) yang
oleh Harris and Sapienza (2009) yang menyatakan seringkali tidak sesuai peraturan yang berlaku (dis-
bahwa antara entrepreneurship dan etika bisnis enfranchised entrepreneurs). Seorang franchisor
saat ini memperoleh perhatian khusus baik dalam yang telah menerima sejumlah uang berupaya roy-
dunia pendidikan maupun dalam konteks alty fee dari franchisee, mempunyai kwajiban
persaingan bisnis global. Hubungan antara etika memberikan konsultasi dan pendampingan hingga
dan entrepreneurship ini dikelompokkan dalam 3 franchisee mandiri. Namun dalam kenyataannya
tema besar yaitu (1) Entrepreneurial ethics (2) kwajiban franchisor tersebut tidak dilakukan
Social Entrepreneurship dan (3) Entrepreneur- sehingga berdampak terhadap banyaknya franchi-
ship and Society, yang masing-masing tema dapat see yang bangkrut dan kehilangan investasinya
dirinci lagi menjadi beberapa sub tema. Etika dengan sia-sia.
berwirausaha (Entrepreneurial ethics) ini Tema ketiga yaitu Entrepreneurship and
berhubungan dengan bagaimana seorang wirausaha Society, adalah berhubungan dengan pandangan
berperilaku etis dalam menjalankan bisnisnya. makro terhadap entrepreneurship, seperti perlunya
Tema ini lebih focus pada urusan internal disusun peraturan tentang bisnis waralaba. Selama
perusahaan seperti bagaimana seorang wirausaha ini bisnis waralaba diatur oleh Peraturan Pemerintah
mengambil keputusan bisnisnya. Apakah mereka Nomor 42 Tahun 2007. Untuk dapat diaplikasikan
juga telah memperhatikan masalah etika dalam di masyarakat maka peraturan tersebut perlu
pengambilan keputusan? Untuk tema kedua yaitu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan daerah
Social entrepreneurship, ini lebih berhubungan yang penyusunannya mengacu pada peraturan di
dengan bagaimana seorang wirausaha atasnya. Orientasi tema ketiga ini adalah
mengembangkan bisnisnya melalui aktivitas social pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan social.
berbasis non profit, yang sebenarnya merupakan Selengkapnya ketiga tema yang mencerminkan
upaya untuk meningkatkan profit usahanya. keterkaitan antara etika dan Kewirausahaan
Contoh nyata tema ini adalah pemberdayaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1. Ethics and Entrepreneurship : Three themes


(Sumber: Harris, et al., 2009)

PROSIDING 287
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Wirausaha beretika sebagai sumber keunggulan Membentuk Wirausaha Beretika melalui
bersaing Jalur Pendidikan
Dalam menjalankan bisnisnya seorang Terdapat dualisme pendapat tentang lahirnya
wirausaha sudah pasti berhadapan dengan pesaing wirausaha sukses. Pendapat konvensional
(penjual produk yang sejenis). Untuk memenang- menyatakan bahwa lahirnya wirausaha adalah dari
kan persaingan, maka diperlukan strategi untuk keturunan, sehingga orang yang berasal dari
mempengaruhi konsumen. Porter (2005) keluarga bukan wirausaha maka tidak akan
sukses menjadi wirausaha. Sebaliknya pendapat
menyatakan bahwa Strategy is about competi-
modern menyatakan bahwa wirausaha sukses
tive position, about differentiating yourself in
tidak harus berasal dari keturunan, tetapi bisa
the eyes of the customer, about adding value dibentuk melalui pendidikan, latihan dan ketram-
through a mix of activities different from those pilan (Sudarmiatin, 2009). Dengan demikian
used by competitors. Strategi adalah tentang menurut pendapat modern kewirausahaan itu bisa
posisi persaingan, tentang membedakan diri dalam dipelajari baik melalui pendidikan formal di sekolah
pandangan konsumen, tentang pertambahan nilai atau perguruan tinggi, maupun melalui pendidikan
melalui perbedaan aktivitas yang dilakukan non formal misalnya mengikuti pelatihan atau
pesaing. Berdasarkan pendapat tersebut jelas kursus. Pembelajaran Kewirausahaan melalui jalur
bahwa strategi bersaing identik dengan perbedaan. pendidikan formal dilaksanakan sesuai kurikulum
Perbedaan tersebut tidak harus melekat pada yang berlaku di lembaga pendidikan tersebut.
produk yang dihasilkan, tetapi bisa juga perbedaan Sedangkan pembelajaran Kewirausahaan melalui
layanan (service), keahlian karyawan, hubungan jalur pendidikan non formal biasanya dilaksanakan
pemilik dengan karyawan, kepedulian perusahaan sesuai kebutuhan masyarakat, seperti kursus
membuat kue, kursus montir, kursus budidaya
dengan lingkungan masyarakat sekitar, dan
tanaman hias, dan sebagainya.
sebagainya. Hal ini relevan dengan hasil penelitian
Dalam dunia pendidikan dikenal banyak
York (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan metode, model dan media pembelajaran yang bisa
bersaing bisa dikembangkan melalui kepedulian digunakan untuk mengajar Kewirausahaan.
terhadap lingkungan (environment ethics). Namun tidak semua metode, model dan media
Sementara itu Lado and Wilson (1994) yang pembelajaran tersebut cocok dengan semua
menyatakan bahwa untuk menciptakan keunggulan materi Kewirausahaan. Oleh sebab itu guru atau
bersaing berkelanjutan (Sustainable Competitive dosen Pembina mata kuliah Kewirausahaan dituntut
Advantage) sangat ditentukan oleh kompetensi inovatif dan kreatif dalam memilih metode, model
sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah dan media pembelajaran agar tujuan pembelajaran
etika sumber daya manusia. bisa tercapai dengan baik.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di Sebagaimana dikemukakan Hamidi, et al
atas jelas bahwa bila seorang wirausaha melak- (2008) dalam hasil penelitiannya menyatakan
sanakan bisnisnya dengan memperhatikan masalah bahwa kreativitas dan pengalaman berpengaruh
positip signifikan terhadap intensitas berwirausaha.
etika, moral, norma dan budaya masayarakat
Hal ini menunjukkan bahwa mengajar Kewi-
sekitar, maka tidak akan mengganggu eksistensi
rausahaan itu memerlukan kreativitas. Mengubah
bisnisnya. Justru dengan menjadi wirausaha sikap konsumtif menjadi produktif, sikap pasrah
beretika tersebut akan memperoleh simpati menerima nasib menjadi ulet dalam berusaha, sikap
tersendiri baik dari konsumen, supplier, distribu- mau belajar dari pengalaman masa lampau, sikap
tor maupun competitor. Simpati masyarakat mau berubah mengikuti perkembangan masa kini,
terhadap perusahaan inilah yang berpotensi adalah tugas utama guru Kewirausahaan. Untuk
menjadi sumber keunggulan bersaing. mengubah sikap, siswa atau mahasiswa sudah tentu

288 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
bukan pekerjaan yang mudah. Menghafal text (Wurdinger & Carlson, 2010). Kelas, labo-
book sudah tentu bukan merupakan solusi. Tetapi ratorium, bisa diseting untuk experiential learning
menghadapkan mereka dengan fakta dan melalui pembelajaran berbasis kasus, penemuan
pengalaman nyata adalah lebih direkomendasikan masalah, simulasi, experiment atau pembelajaran
oleh para peneliti. Sebagaimana dikemukakan oleh proyek.
Rerup (2005) yang menyatakan bahwa pengalam- Berikut ini adalah siklus Experiential
an masa lalu dapat membantu wirausaha dalam Learning menurut Kolb (2008)
menemukan peluang bisnis dan mengeksploitasi
Concrete
peluang tersebut dalam bentuk bisnis. Hal ni juga
Experience
Grasping
didukung hasil penelitian Rasmussen dan Sorheim
(2006) yang menyatakan bahwa mengurangi
pembelajaran individual di kelas dan menambah Active Tranforming Reflective
aktivitas pembelajaran kelompok berbasis kinerja Experimentation Observation

terbukti lebih efektif meningkatkan intensitas


berwirausaha. Proses belajar mengajar berbasis
Abstract
pengalaman ini sebenarnya telah sejak lama Conceptualization
disarankan oleh Dale (1969) dalam kerucut Gambar 2. Experiential Learning Cycle
pembelajaranya yang menyatakan bahwa semakin Gambar 2. Experiential Learning Cycle
banyak panca indera yang digunakan siswa dalam
belajar maka akan semakin lama materi yang
Kolb (2008) menyatakan Experiential
disampaikan guru akan diingat oleh siswa.
Learning adalah proses mengkonstruksi
Bagaimana membentuk wirausaha beretika
melalui pendidikan Kewirausahaan berbasis pengetahuan melalui transformasi pengalaman.
pengalaman? Pembelajaran berbasis pengalaman Pengetahuan tersebut dihasilkan melalui kombinasi
(Experiential Learning) adalah pembelajaran antara grasping dan transforming pengalam-
yang membutuhkan dukungan siswa dalam an. Contoh implementasi EL ke dalam pendidikan
mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam Kewirausahaan adalah dicerminkan dalam
permasalahan dunia nyata dengan bimbingan guru langkah-langkah pembelajaran berikut ini:

Tabel 1. Implementasi EL pada Pembelajaran Kewirausahaan


Implementasi pada Pendidikan
No Tahapan EL Keterangan
Kewirausahaan
1 Abstract Pemahaman konsep kewirausahaan Catatan :
Conceptualization Sebelum eksperimen
2 Active Experiment Praktikum membuat produk, kemasan, merek, lebih baik didahului
mendesain promosi dan mencoba menyusun Business
memasarkannya Plan untuk
3 Concreete Experience Siswa memperoleh pengalaman nyata meminimalisir resiko
termasuk pengalaman menjadi wirausaha kegagalan.
beretika dengan segala konsekwensinya Peran guru selama
4 Reflective Observation Siswa bersama guru melakukan refleksi yaitu proses pembelajaran
menganalisis apa yang bisa dan boleh adalah sebagai
dilakukan, apa yang boleh tetapi tidak bisa fasilitator
dilakukan, apa yang bisa tetapi tidak boleh
dilakukan dan yang tidak bisa dan tidak boleh
dilakukan
5 Menemukan strategi Menemukan cara membuat produk yang
Pengetahuan baru hasil efektif dan efisien serta mengetahui strategi
konstruksi EL memasarkannya

PROSIDING 289
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
SIMPULAN Andrei Shleifer. 2004. Does Competition De-
Berdasarkan pembahasan di atas dapat stroy Ethical Behavior? Nber Working
ditarik beberapa kesimpulan diantaranya adalah : Paper No. 10269. Issued In February 2004
1. Untuk menyongsong era persaingan global, Bertens, K. 2000. Pengantar Etika
pemerintah berupaya meningkatkan jumlah Bisnis.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
wirausaha melalui berbagai cara, diantaranya Hamidi, Wennberg and Berglund. 2008. Creativ-
adalah melalui jalur pendidikan. ity in Entrepreneur Education. Journal of
2. Ketatnya persaingan bisnis berpeluang besar Small Business and Enterprise Develop-
terhadap terjadinya pelanggaran etika ment. Vol. 15 Iss: 2, pp.304 320.
berwirausaha. Oleh sebab itu etika berwira- Moore, D.T. 2010. Forman d issue in Experiantial
usaha sebaiknya dimasukkan dalam materi Learning in D.M. Quarters New Directions
Kewirausahaan (walaupun tidak secara for Teaching and Learning pp 3-13 New
eksplisit) agar ke depan tercipta wirausaha- York City: Wiley.
wirausaha yang beretika. Michael H. Morris & Minet Schindehutte. 2002.
3. Menjadi wirausaha yang beretika tidak The Ethical Context of Entrepreneurship:
identik dengan keuntungan kecil, namun bisa Proposing and Testing a Development. Jour-
jadi sebaliknya. Wirausaha yang beretika nal Of Business Ethics Vol. 40: 331361,
(patuh etika) justru memiliki tempat tersendiri 2002.
di hati konsumen. Dengan kata lain etika Kolb, A.Y and Kolb, D.A. 2008. Experience
bukan menjadi penghambat dalam bersaing, learning Theory: A Dynamic, Holistic
tetapi justru menjadi sumber menciptakan Approach to Management Learning,
keunggulan bersaing. Education and Development. Handbook
4. Salah satu model pembelajaran yang of Management Learning, Education and
disarankan untuk menciptakan wirausaha Development. London: Sage Publication.
beretika adalan Experiential Learning yang Porter, M. 1985. Competitive Advantage: Cre-
meliputi tahapan abstrak conceptualization, ating and Sustaining Superior Perfor-
active experiment, concrete experience, mance. New York, Free Press.
reflextive observation dan diakhiri dengan Rasmussen, E.A. and Srheim, R. 2006. Action-
ditemukannya konsep baru hasil konstruksi. Based Entrepreneurship Education.
Oleh karena tujuan pembelajaran Kewira- Technovation Journal. Vol. 26 pp 185
usaan adalah mengubah sikap dan perilaku, 194.
maka saran untuk para pembina mata Rerup, C. 2005. Learning from past experience:
pelajaran atau mata kuliah Kewirausahaan Footnotes on mindfulness and habitual
agar selalu inovatif dan kreatif dalam entrepreneurship. Scand. J. Mgmt. 21
mengembangkan model pembelajaran. (2005) 451472.
Stephen R. C. Hicks, 2009. What Business Eth-
ics Can Learn from Entrepreneurship.
DAFTAR RUJUKAN The Journal of Private Enterprise 24(2),
Aa Lado, Mc Wilson. 1994. Human Resource p. 49-57.
Systems And Sustained Competitive Ad- Sudarmiatin.2009. Kewirausahaan. Pendekatan
vantage: A Competency-Based Perspec- Manajemen dan Strategi Pengelolaan
tive. Academy Of Management Review. Bisnis. Malang: UMM Press.

290 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Tesfayohannes, M. And Driscoll, C. 2010.Inte- York, J.G. 2009. Pragmatic Sustainability: Trans-
grating Ethics Into Entrepreneurship Edu- lating Environmental Ethics Into Competi-
cation: An Exploratory Textbook Analysis. tive Advantage. Journal of Business
Journal Of Entrepreneurship Education, Ethics.Vol. 85 (1): 97-109.
Volume 13, p.211.
Wurdinger, D.D. & Carlson, J.A. 2010. Teach-
ing for Experiential Learning: Five ap-
proaches that work. Lanham, MD:
Rowman & Littlefield Education.

PROSIDING 291
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Kompetensi dan Karakter Peserta Didik:
Perspektif Multiple Intellegences
Howard Gardner

Diana Wulandari
Student Master Educational Psychology - Universiti Utara Malaysia
E-mail: wulandaridiana87@gmail.com

Abstrak: Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan
menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Setiap or-
ang memiliki jenis kecerdasannya sendiri. Howard Gardner (1983) menemukan teori Multiple Intelegences,
yang membagi kecerdasan manusia menjadi 9 jenis. Dalam proses belajar mengajar, sangat perlu bagi
seorang guru mengetahui dan memahami jenis kecerdasan masing-masing peserta didiknya. Dengan
mengetahui dan memahaminya, maka diharapkan model dan metode yang diterapkan dalam proses belajar
mengajar sesuai. Sehingga internalisasi nilai-nilai (karakter) kepada peserta didik melalui materi ajar dapat
dilakukan sedini mungkin. Hasil akhir dari proses pendidikan yang diawali dengan pemahaman terhadap
kecerdasan masing-masing peserta didik, internalisasi nilai-nilai (karakter) melalui model dan metode
pembelajaran yang sesuai, akan menghasilkan peserta didik yang kompeten, yaitu peserta didik yang
memiliki kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal, atau peserta didik yang memiliki
kemampuan atau kecakapan yang dapat memadukan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kata kunci: kompetensi, karakter, peserta didik, multiple intelegences

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,
adalah bagian dari tujuan dilaksanakannya kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU
pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar
pasti tidak semudah yang dibayangkan. Sebab pendidikan tidak hanya membentuk insan Indo-
secara formal, proses pendidikan itu sendiri harus nesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau
dilalui dengan penjenjangan yang sangat berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi
melelahkan, namun berdampak positif terhadap bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter
pembentukan karakter seseorang, bahkan jati diri yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
bangsa di sebuah negara. Karakter adalah sikap dan cara berpikir,
Pembentukan karakter merupakan salah berperilaku, dan berinteraksi sebagai ciri khas
satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU seorang individu dalam hidup, bertindak, dan
Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa diantara bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

292 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
masyarakat maupun bangsa. Dalam pengertian lain secara obyektif, bukan hanya baik untuk individu
disebutkan bahwa karakter merupakan keseluruh- perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat
an nilai-nilai, pemikiran, perkataan, dan perilaku secara keseluruhan. Dengan demikian, proses
atau perbuatan yang telah membentuk diri pendidikan karakter, ataupun pendidikan akhlak
seseorang. Karakter itulah nilainya, pemikirannya, dan karakter bangsa sudah tentu harus dipandang
kata-katanya, tindakannya (Lickona & Berreth, sebagai usaha sadar dan terencana, bukan usaha
1993:34). Karakter itu menjadi bagian identitas yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Pendidikan
diri seseorang sehingga karakter dapat disebut karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk
sebagai jatidiri seseorang yang telah terbentuk memahami, membentuk, memupuk nilai-nilai etika,
dalam proses kehidupan memalui sejumlah nilai- baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga
nilai etis yang dimilikinya, berupa pola pikir, sikap, masyarakat atau warga negara secara keseluruhan.
dan perilakunya. Pendidikan karakter merupakan penanaman
Istilah karakter bisa bermakna negatif, tapi nilai-nilai karakter yang meliputi komponen
juga bisa bermakna positif; bisa bermakna jelek, pengetahuan, kesadaran, dan tindakan untuk
tapi juga bisa berarti baik. Namun istilah karakter diterapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari
yang dimaksud di sini adalah karakter yang baik baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
atau yang arif sehingga kalau kita katakan sesama, atau lingkungan sehingga menjadi manusia
pembangunan atau pendidikan karakter, itu berarti insan kamil. Pendidikan karakter tidak hanya
pembangunan atau pendidikan karakter yang arif diterapkan di sekolah saja, tetapi nilai-nilai tersebut
atau bijaksana. Individu yang berkarakter baik juga diterapkan di lingkungan keluarga dan
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter
siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil
keputusan yang dia buat. Orang yang berkarakter pendidikan di sekolah yang tidak hanya mengarah
baik adalah individu yang memiliki sikap dan pada kecerdasan intelektual tetapi juga mengarah
perilaku yang sopan santun, bertanggung jawab, pada pencapaian pembentukan karakter, yaitu
memiliki komitmen, jujur, pekerja keras, pengasih, pembentukan kepribadian peserta didik yang
suka bekerja sama, dan mampu mengendalikan berakhlak mulia.
dirinya (Lickona & Berreth, 1993:50). Orang Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan
berkarakter seperti ini pasti akan berhasil dalam cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah
hidupnya dan akan berhasil di mana pun dia dikatakan Martin Luther King, yakni, intelligence
bekerja. Karena manfaatnya dalam kehidupan, plus character that is the goal of true educa-
berarti semua orang perlu menjadi orang yang tion (kecerdasan yang berkarakter adalah
berkarakter arif. tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).
Untuk menghasilkan pribadi yang memiliki Pendidikan karakter adalah pendidikan budi
karakter sebagaimana disebutkan oleh Thomas pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengeta-
Lickona di atas maka perlu adanya pendidikan huan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
karakter. (Lickona & Berreth, 1993) mengatakan (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan
bahwa Pendidikan karakter adalah usaha sengaja karakter tidak akan efektif.
(sadar) untuk membantu manusia memahami, Dalam proses belajar mengajar, pendidikan
peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika karakter dapat diintegrasikan pada materi ajar.
inti. Menurut yang lain, Pendidikan karakter adalah Mengingat pentingnya materi ajar di dalam
usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan pembelajaran, maka diperlukan kreatifitas guru
kebajikan yaitu kualitas kemanusian yang baik untuk dapat memilah dan menyusun materi ajar

PROSIDING 293
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dengan baik supaya nilai-nilai karakter terintegrasi Pelaksanaan pendidikan di Indonesia sangat
di dalamnya. Kreatifitas guru dapat terlihat dari diharapkan mampu mewujudkan manusia beriman
teknik pembelajaran, metode, dan materi yang yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
digunakan. Kreatifitas guru juga dapat terlihat dari berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
banyaknya sumber materi ajar yang digunakan guru keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
di sekolah. berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta
Dengan pendidikan karakter yang mengedepankan rasa tanggungjawab kemasyara-
diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, katan dan kebangsaan. Hal-hal tersebut sangat
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. relevan dengan yang diamanahkan oleh UU No.
Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
mempersiapkan anak menyongsong masa depan, Nasional. Bertolak dari sini, maka pendidikan harus
karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil mampu mempersiapkan warga negara agar dapat
menghadapi segala macam tantangan kehidupan, berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan,
termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan
(Lickona & Berreth, 1993). bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan
Kecerdasan akademis saja tidak cukup mengutamakan persatuan bangsa, bukannya
untuk membuat anak didik menjadi generasi yang perpecahan. Sehingganya, sangat perlu mengasah
gemilang. Pembentukan karakter pada anak didik kecerdasan (inteligensia) secara terus-menerus.
juga perlu dilakukan sejak dini agar bisa menjadi Purwadarminto (1999) memaknakan
anak yang cerdas. Yaitu anak didik yang percaya kecerdasan adalah perihal cerdas, perbuatan
diri, mampu mengambil keputusan, optimis, mencerdaskan, kesempurnaan perkembangan akal
bertanggung jawab, mandiri, serta berani budi (seperti kepandaian, ketajaman pikiran).
mengekspresikan diri ketika berada dalam Sementara Gardner, (2011:13) mengartikan
lingkungan masyarakat. Agar anak didik mencapai kecerdasan (Inteligensia) sebagai kemampuan
aktualisasi diri tersebut, perlu ditanamkan karakter- untuk memecahkan suat u masalah at au
karakter positif sejak dini. menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya
Seringkali kecerdasan didefinisikan bahwa tertentu. Sedangkan memasuki abad-21 Gardner
seorang anak didik memiliki kemampuan merevisi definisinya menjadi intelligensi adalah
akademis baik atau ber-IQ tinggi, padahal kemampuan yang didasarkan pada potensi
kecerdasan bukan sekadar kemampuan akademis. biopsikologi, untuk memecahkan suatu masalah
Kecerdasan dapat dibagi menjadi tiga kategori, atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya
kecerdasan akademis (IQ), kecerdasan emosional tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan
(EQ), dan kecerdasan spritual (SQ). Untuk bahwa kecerdasan atau intelegensi adalah
membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter kemampuan untuk bertindak secara terarah,
tentu diperlukan keseimbangan di antara ketiganya. berpikir secara rasional, dan menghadapi
Oleh karena itu, selain memperhatikan kecerdasan lingkungannya secara efektif.
akademis, perlu diperhatikan pembentukan Dalam konsep belajar dan pembelajaran,
karakter anak didik sejak dini. pengembangan kecerdasan merupakan salah satu faktor utama
pendidikan holistik di Indonesia ini menyebutkan yang menentukan sukses gagalnya peserta didik
bahwa dalam membentuk karakter positif anak belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai
didik, harus ditanamkan nilai-nilai dan norma taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal
perilaku yang tepat (Lickona, 2014:2). sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak

294 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi kecerdasan masing-masing peserta didik,
seseorang secara otomatis akan sukses belajar di diharapkan peserta didik memiliki kompetensi
sekolah. Kecerdasan manusia saat ini tidak hanya sesuai dengan kecerdasan alamiah yang
dapat diukur dari kepandaiannya menguasai dimilikinya. Artinya, dalam proses belajar
matematika atau menggunakan bahasa. Ada mengajar seorang guru dapat mengetahui dan
banyak kecerdasan yang dapat diidentifikasi di memahami setiap karakter dan kecerdasan masing-
dalam diri manusia. Menurut Gardner (1983:3) masing peserta didik, sehingga model dan metode
manusia itu, siapa saja, kecuali cacat atau punya pembelajaran yang diterapkan sesuai. Dimana
kelainan otak, sedikitnya memiliki 8 atau 9 tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah
kecerdasan. Adapun 9 kecerdasan yaitu: (a) peserta didik memiliki kekuasaan untuk
kecerdasan verbal/bahasa, (b) kecerdasan logika/ menentukan atau memutuskan suatu hal, atau
matematika, (c) kecerdasan spasial/visual, (d) peserta didik memiliki kemampuan atau
kecerdasan tubuh/kinestetik, (e) kecerdasan mu- kecakapan (kompetensi). Menurut Mulyasa
sical/ritmik, (f) kecerdasan interpersonal, (g) (2006:37-38), kompetensi merupakan perpaduan
kecerdasan intrapersonal, (h) kecerdasan spiritual, dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang
dan (i) kecerdasan eksistensial (Gardner, direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
1983:77). Jenis kecerdasan yang dikemukakan bertindak. Kompetensi ini bisa diperoleh dari
oleh Howard Garner ini yang disebut dengan teori proses pendidikan dan pendidikan karakter.
kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences. Jadi pendidikan karakter adalah suatu usaha
Kecerdasan Majemuk adalah kemampuan sadar dan sistematis dalam mengembangkan
memecahkan masalah dan menciptakan produk potensi peserta didik agar mampu melakukan
yang bernilai budaya (anak yang bisa menghasilkan proses internalisasi, menghayati nilai-nilai menjadi
sesuatu dan bisa dinikmati dalam kehidupan kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat,
manusia). Secara umum kecerdasan ini diartikan dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang
sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir, lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan
bertindak dan berperilaku sesuai dengan apa yang bangsa yang bermartabat.
dihadapi (Erika, 2005:3). Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk
Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intel- memahami konsep teori kecerdasan majemuk
ligences) telah menunjukkan bahwa tidak ada (multiple intelligences) Howard Gardner yang
strategi atau model pembelajaran terbaik. Suatu dikaitkan dengan pembentukan dan pendidikan
strategi atau model pembelajaran mungkin sangat karakter peserta didik dalam proses belajar
cocok untuk beberapa peserta didik, tetapi tidak mengajar, sehingga pada akhirnya peserta didik
akan begitu cocok untuk peserta didik lainnya. Hal memiliki kompetensi sesuai dengan jenis
ini berkaitan dengan jenis kecerdasan yang kecerdasannya yang dimilikinya.
cenderung dimiliki. Oleh karena itu, dianjurkan
kepada guru untuk menggunakan berbagai macam PEMBAHASAN
strategi dan model pembelajaran agar semua
peserta didik terakomodasi berdasarkan jenis Kecerdasan Majemuk dan Proses
Pembelajaran
kecerdasan yang mereka miliki, sehingga setiap
peserta didik dapat terlibat selama pembelajaran Kecerdasan merupakan salah satu anugerah
di sekolah. besar dari Allah SWT kepada manusia dan
Dengan pembentukan dan pendidikan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan
karakter sejak dini, serta dipahaminya jenis manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya.

PROSIDING 295
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus saja. Ia mengemukakan bahwa kesuksesan
menerus mempertahankan dan meningkatkan seseorang ditentukan oleh beberapa kecerdasan.
kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui Gardner (1983) dengan theory of multiple intel-
proses berfikir dan belajar secara terus menerus. ligences nya menyebutkan ada delapan jenis
Dengan kecerdasan manusia mampu memahami kecerdasan yakni kecerdasan linguistik, mate-
segala fenomena kehidupan secara mendalam. matis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal,
Dengan kecerdasan pula manusia mampu interpersonal, intrapersonal dan naturalis (Effendi,
mengetahui suatu kejadian kemudian mengambil 2005:135-160). Kemudian dalam penemuannya
hikmah dan pelajaran darinya. Manusia menjadi selanjutnya ia masih menambahkan lagi satu
lebih beradab dan menjadi bijak karena memiliki kecerdasan yakni kecerdasan eksistensial (Suparno,
kecerdasan itu. Oleh karena itu, kecerdasan sangat et al. 2002:46).
diperlukan oleh manusia guna dijadikan sebagai Konsep kecerdasan majemuk merupakan
alat bantu di dalam menjalani kehidupannya di suatu konsep yang inspiratif dan menantang untuk
dunia. menjadi kajian teoretik ataupun implementasi
Sudah cukup lama dalam dunia psikologi emprik dalam dunia pendidikan dan pengajaran.
dan pendidikan para ahli mengukur tingkat Untuk memaksimalkan proses pembelajaran saat
kecerdasan manusia dari segi kemampuan atau di kelas diperlukan strategi pembelajaran yang
kecerdasan Intelektual (Intellegence Quotient/ disesuaikan dengan tingkat kecerdasan majemuk
IQ). Akan tetapi kenyataan dewasa ini banyak yang dimiliki oleh masing-masing anak (Armstrong
orang cerdas dalam arti IQ-nya tinggi, akan tetapi 2009; Gangi 2011; Lunenburg & Lunenburg
perilakunya tidak sesuai dengan kecerdasannya. 2014; Rai et al. 2006; Tsuda 2005). Strategi
Fenomena tersebut diantaranya adalah: tingkat pembelajaran yang tepat akan sangat menolong
korupsi masih cukup tinggi, banyak orang hidup anak menangkap pelajaran dengan baik.
hidup dengan kekayaan yang berlimpah akan tetapi Strategi pembelajaran di sekolah dengan
mereka masih merasa hampa dalam kehidupannya, menggunakan kecerdasan majemuk (Aryanti &
banyak sarjana yang terdidik tetapi masih Wahyuni, 2003:5-6) diantaranya sebagai berikut:
menganggur, tawuran antar pelajar masih sering Saat mengajar anak dengan kecerdasan linguistik,
terjadi, dan lain sebagainya. metode yang digunakan adalah dengan bercerita,
Banyak usaha yang sudah dilakukan untuk curah gagasan (brainstorming) dan dengan tape
mencari dan menemukan serta menjawab recorder atau menulis jurnal. Sedangkan anak yang
persoalan-persoalan di atas. Salah satu hal yang memiliki kecerdasan logis- matematis yang
yang berkembang dewasa ini adalah ternyata digunakan adalah dengan kalkulasi dan kuantifikasi,
kesuksesan seseorang dalam hidup tidak cukup klasifikasi dan kategori atau penalaran ilmiah.
hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual saja. Sedangkan anak dengan kecerdasan visual dan
Atau dengan kata lain orang yang cerdas secara spasial strategi pembelajaran dengan visualisasi,
intelektual belum menjamin untuk dapat penggunaan warna, gambar dan sketsa gagasan
menghadapi segala tantangan dan persoalan serta serta simbol grafis. Anak yang memiliki kecerdasan
dinamika kehidupan yang sangat kompleks. musik mengajarnya dengan irama, lagu, rap,
Salah satu di antaranya adalah Howard senandung dan konsep musikal serta dengan musik
Gardner (1983) yang menawarkan apa yang suasana. Anak dengan kecerdasan interpersonal
dinamakannya multiple intelligences (kecerdasan dapat belajar dengan barbagi rasa dengan teman
majemuk). Ia mengkritik cara mengukur sekelas, kerja kelompok, permainan dan simulasi.
kecerdasan seseorang hanya dari segi intelektual

296 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Apabila mengajar anak dengan kecerdasan yaitu: (1) Kemampuan guru dalam mengenali
intrapersonal dapat menggunakan refleksi, kecerdasan individu siswa. (2) Kemampuan
hubungan materi dengan pengalaman pribadi, mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar
waktu memilih dan kesempatan untuk secara proporsional.
mengekspresikan perasaan serta perumusan Kemampuan guru dalam mengenali kecer-
tujuan. Jika anak memiliki kecerdasan kinestetik dasan majemuk yang dimiliki oleh siswa
dapat belajar dari teater kelas, konsep kinestetis merupakan hal yang sangat penting. Faktor
dan peta tubuh. Anak yang memiliki kecerdasan ini akan sangat menentukan dalam meren-
naturalis dapat belajar dengan jalan-jalan di alam canakan proses belajar yang harus ditempuh
terbuka dan melihat ke luar jendela serta tanaman oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dila-
sebagai dekorasi atau membawa hewan piaraan kukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan
di kelas. Semenatara anak dengan kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin
eksistensial untuk mengembangkannya yaitu dekat hubungan antara guru dengan siswa,
dengan mendengarkan kotbah, membaca buku- maka akan semakin mudah bagi para guru
buku rohani, filsafat, buku theologia, mengadakan untuk mengenali karakteristik dan tingkat
refleksi diri, menghadiri upacara kematian, diskusi kecerdasan siswa.
dengan ahli filsafat dan theolog, mengikuti reatreat Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu
dan dinamika kelompok. siswa, maka langkah langkah berikutnya
Dari kecerdasan yang dikemukakan adalah merancang kegiatan pembelajaran.
Howard Gardner diatas dapat disimpulkan bahwa (Armstrong, 2009) mengemukakan proporsi
Anak-anak semuanya adalah cerdas. Teori kecer- waktu yang dapat digunakan oleh guru dalam
dasan majemuk di atas dapat kita implementasikan mengimplementasikan teori kecerdasan
dalam aktivitas pembelajaran. Implementasi teori majemuk yaitu:
kecerdasan majemuk dalam aktivitas pembelajaran - 30 % pembelajaran langsung
memerlukan dukungan komponen-komponen - 30 % belajar kooperatif
sistem persekolahan sebagai berikut: - 30 % belajar independent
a. Orang tua murid/Masyarakat. Implementasi teori kecerdasan majemuk
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang membawa implikasi bahwa guru bukan lagi
tua murid, perlu memberikan dukungan yang berperan sebagai sumber (resources), tapi
optimal agar implementasi teori kecerdasan harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan
majemuk di sekolah dapat berhasil. Orang tua, pembelajaran. Dalam menerapkan teori
dalam konteks pengembangan kecerdasan kecerdasan majemuk, sistem sekolah perlu
majemuk perlu memberikan sedikit kebebas- menyediakan guru-guru yang kompeten dan
an pada anak mereka untuk dapat memilih mampu membawa anak mengembangkan
kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai potensi-potensi kecerdasan yang mereka
dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
miliki. Lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 20
b. Guru. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Guru memegang peran yang sangat penting Nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan
dalam implementasi teori kecerdasan pendidik merupakan tenaga profesional yang
majemuk. Agar implementasi teori kecerdasan bertugas merencanakan dan melaksanakan
majemuk dapat mencapai hasil seperti yang proses pembelajaran, menilai hasil pembela-
diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan jaran, melakukan pembimbingan dan pe-

PROSIDING 297
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
latihan, serta melakukan penelitian dan dan partisipasi secara aktif. Semua ini akan
pengabdian kepada masyarakat, terutama memungkinkan peserta didik mengem-
bagi pendidik pada perguruan tinggi. bangkan seluruh potensi kecerdasannya
Sedangkan dalam pasal 32 ayat (1) disebutkan secara optimal. Suasana kegiatan belajar-
bahwa pendidikan khusus merupakan mengajar yang menarik, interaktif, merangsang
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kedua belahan otak peserta didik secara
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses seimbang, memperhatikan keunikan tiap
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, individu, serta melibatkan partisipasi aktif
mental, sosial, dan/atau memiliki potensi setiap peserta didik akan membuat seluruh
kecerdasan dan bakat istimewa. potensi peserta didik berkembang secara
Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik optimal. Selanjutnya tugas guru adalah
berinteraksi dengan peserta didik yang mengembangkan potensi peserta didik
mempunyai potensi beragam. Untuk itu menjadi kemampuan yang maksimal dengan
pembelajaran hendaknya lebih diarahkan menerapkan teori kecerdasan majemuk (mul-
kepada proses belajar kreatif dengan tiple intelligences).
menggunakan proses berpikir divergen c. Fasilitas
(proses berpikir ke macam-macam arah dan Kecerdasan majemuk juga perlu menyediakan
menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) fasilitas pendukung selain guru yang
maupun proses berpikir konvergen (proses berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan
berpikir mencari jawaban tunggal yang paling oleh guru dan siswa dalam meningkatkan
tepat). Dalam konteks ini guru lebih banyak kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran
yang menentukan segala-galanya bagi peserta dan peralatan serta perlengkapan pembelajar-
didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak an yang dapat digunakan untuk meningkatkan
mendorong peserta didik (motivator) untuk kecerdasan majemuk. Contoh fasilitas
mengembangkan inisiatif dalam menjajagi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka meningkatkan kecerdasan majemuk antara
menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lain: peralatan musik, peralatan olah raga dan
lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan media pembelajaran yang dapat digunakan
kecemasan peserta didik yang menghambat untuk melatih kecerdasan spesifik.
pemikiran dan pemecahan masalah secara d. Kurikulum dan Sistem penilaian
kreatif. Kurikulum dan Sistem penilaian adalah satu
Untuk mewujudkan suasana pembelajaran kesatuan yang kuat, sehingga di dalam
yang dapat dinikmati oleh peserta didik, maka kurikulum dapat diatur sistem penilaian yang
dalam proses pembelajaran seorang guru diperlukan oleh sekolah yang menerapkan
harus menggunakan pendekatan kompetensi, teori kecerdasan majemuk berbeda dengan
antara lain: (1) memberikan kesempatan sistem penilaian yang digunakan pada sekolah
kepada peserta didik untuk bermain dan konvensional. Sekolah yang menerapkan teori
berkreativitas, (2) memberi suasana aman dan kecerdasan majemuk pada dasarnya
bebas secara psikologis, (3) disiplin yang tidak berasumsi bahwa semua individu itu cerdas.
kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan Penilaian yang digunakan tidak berorientasi
sendiri dan dapat berpartisipasi secara aktif, pada input dari proses pembelajaran tapi lebih
dan (4) memberi kebebasan berpikir kreatif berorientasi pada proses dan kemajuan

298 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
(progress) yang diperlihatkan oleh siswa pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang
dalam mempelajari suatu keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan bertindak.
sistem seperti ini adalah metode penilaian Pada sistem pengajaran, kompetensi
portofolio. digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
profesional yaitu kemampuan untuk menunjukkan
Sistem penilaian portofolio menekankan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang
pada perkembangan bertahap yang harus dilalui lebih tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh melalui
oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai
atau pengetahuan. tingkat kompetensinya. Menurut Undang-Undang
Diharapkan proses pembelajaran yang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
menekankan pada pemahaman oleh guru terhadap kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
kecerdasan peserta didiknya, dapat meng- ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
implementasikan strategi pembelajaran yang tepat dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
dan sesuai, sehingga tujuan dari proses belajar melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari
mengajar dapat tercapai, salah satunya, peserta beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan
didik memiliki kompetensi sesuai dengan jenis bahwa kompetensi merupakan seperangkat
kecerdasan yang dimilikinya. Yang dimaksudkan penguasaan kemampuan, ketrampilan, nilai, dan
dengan kompetensi disini adalah kekuasaan untuk sikap yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
menentukan atau memutuskan suatu hal. guru yang bersumber dari pendidikan, pelatihan,
Pengertian dasar kompetensi adalah dan pengalamannya sehingga dapat menjalankan
kemampuan atau kecakapan (Purwadarminto, tugas mengajarnya secara profesional.
1999:405). Atau menurut Spencer dan Spencer Setiap individu memiliki potensi yang unik
dalam (Uno, 2011:63) kompetensi merupakan yang harus dikembangkan menjadi kompetensi.
karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan Pendidikan merupakan suatu proses yang
menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam dilakukan untuk mengembangkan potensi individu
segala situasi, dan berlangsung dalam periode menjadi kompetensi.
waktu yang lama. Dari pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada Kecerdasan Majemuk dan Pendidikan
kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa Karakter
dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku. Lebih lanjut
Spencer dan Spencer membagi lima karakteristik Kecerdasan dan karakter memiliki hubungan
kompetensi yaitu sebagai berikut: (1) Motif, yaitu yang sangat erat. Pendidikan yang merupakan salah
sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang satu institusi untuk mengembangkan kecerdasan,
menyebabkan sesuatu. (2) Sifat, yaitu karakteritik harus mampu meningkatkan karakter intelektual,
fisik tanggapan konsisten terhadap situasi. (3) karakter moral, karakter sipil dan karakter kinerja,
Konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan image dari yang secara bersama-sama berkembang menjadi
sesorang. (4) Pengetahuan, yaitu informasi yang karakter kolektif yang dibentuk secara jelas dalam
dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. (5) proses pendidikan di sekolah. Howard Gardner
Ketrampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan (1983) dengan theory of multiple intelligences
tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan men- nya yang dikenal dengan kecerdasan majemuk,
tal (Uno, 2011:63). Menurut Mulyasa (2006:37- melihat bahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki
38), kompetensi merupakan perpaduan dari kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan yang

PROSIDING 299
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
berbeda-beda tersebut jika dikelola dengan baik Pendidikan karakter seharusnya mengenal-
dalam proses pendidikan, dan penerapan strategi kan siswa pada nilai-nilai secara kognitif, peng-
pembelajaran yang tepat dan sesuai akan hayatan nilai secara afektif, dan akhirnya
membentuk karakter setiap peserta didik yang mengamalkan nilai sehingga menjadi karakternya.
positif. Oleh karena itu muatan pendidikan karakter
Pendidikan karakter saat ini menjadi penting difokuskan pada attitudes, behavior, emotions,
mengingat banyaknya permasalahan bangsa dan dan cognitions (Berkowitz & Bier, 2007:30).
negara. Hal ini terlihat dari kenakalan remaja yang Dengan penerapan pendidikan karakter secara
terus meningkat mulai dari tawuran antar pelajar, sistematis dan berkelanjutan, diharapkan siswa
narkoba, bahkan seks bebas seolah membuat memiliki karakter yang positif. Menurut Berkowitz
pendidikan di Indonesia tidak berarti sama sekali (2012:39) sekolah yang menerapkan pendidikan
dan telah meruntuhkan karakter bangsa yang karakter secara komprehensif menunjukkan
berfalsafah pancasila (Muslih, 2011:40). adanya penurunan drastis pada perilaku negatif
Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan siswa yang dapat menghambat keberhasilan
nilai, budi pekerti, moral, yang tujuannya belajar. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa
mengembangkan kemampuan siswa untuk siswa belum memiliki karakter posiitif yang
mewujudkan karakter positif dalam kehidupan diharapkan, seperti sikap jujur dalam ujian, disiplin
sehari-hari (Puskur, 2010:23). belajar di sekolah, ketaatan pada tata tertib sekolah
Beberapa hasil penelitian menunjukkan dan sebagainya.
bahwa pendidikan karakter memiliki dampak Agar penerapan pendidikan karakter dapat
terhadap keberhasilan akademik. Hasil studi berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka
Berkowitz & Hoppe (2009:131) menunjukkan diperlukan pemahaman terhadap unsur-unsur
peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih esensial karakter yang penting ditanamkan kepada
prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang generasi muda. Abourjilie (2002:15) mengatakan
menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas ada 8 unsur karakter inti, yaitu: (1) kejujuran (hon-
yang secara komprehensif terlibat dalam esty), (2) belas kasihan (compassion), (3) pilihan
pendidikan karakter menunjukkan adanya yang baik (good judgment), (4) keteguhan hati
penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang (courage), (5) kedamaian hati (kindness), (6)
dapat menghambat keberhasilan akademik. pengendalian diri (self-control), (7) kerja sama
Sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan (cooperation), serta (8) kerajinan dan kerja keras
karakter ini memperlihatkan menurunnya perilaku- (deligence or hard work). Delapan karakter inti
perilaku negatif dan perilaku-perilaku yang (core characters) itulah, menurut Lickona &
menyimpang pada siswanya. Penurunan perilaku- Berreth (1993) yang paling penting dan mendasar
perilaku negatif dan menyimpang itu sekaligus untuk dikembangkan pada peserta didik selain
memperlihatkan peningkatan keberhasilan sekian banyak unsur-unsur karakter yang lain.
akademis berupa peningkatan prestasi siswa dalam Selain delapan unsur karakter yang menjadi
pelajaran di sekolah. Beberapa negara seperti karakter inti menurut Thomas Lickona tersebut,
Cina, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea para pegiat pendidikan karakter mencoba
Selatan, yang telah menerapkan pendidikan melukiskan pilar-pilar penting karakter dengan
karakter sejak pendidikan dasar menyatakan menunjukkan hubungan sinergis antara keluarga
bahwa implementasi pendidikan karakter yang (home), sekolah (school), masyarakat (commu-
tersusun secara sistematis berdampak positif pada nity), dan dunia usaha (business). Dalam
pencapaian akademis. hubungan sinergis tersebut terdapat sembilan unsur

300 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
karakter, yaitu (1) responsibility (tanggung jawab), Dalam naskah akademik Pengembangan
(2) respect (rasa hormat), (3) fairness (keadilan), Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Kemen-
(4) courage (keteguhan hati), (5) honesty terian Pendidikan Nasional telah merumuskan lebih
(kejujuran), (6) citizenship (kewarganegaraan), banyak nilai-nilai karakter (18 nilai) yang akan
(7) self-descipline (disiplin diri), (8) caring dikembangkan atau ditanamkan kepada anak-
(peduli), dan (9) perseverance (ketekunan) anak dan generasi muda bangsa Indonesia (Suyanto,
(Sibarani, 2012:3). 2011). Nilai-nilai karakter tersebut dapat
dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1 Nilai-Nilai Karakter


No Nilai Deskripsi
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2 Jujur Perilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9 Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
Tahu dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
10 Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
Kebangsaan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11 Cinta Tanah Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
Air kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12 Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuai yang
Prestasi berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan
orang lain.
13 Bersahabat/ Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
Komunikatif sama dengan orang lain.
14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
15 Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
Membaca memberikan kebajikan bagi dirinya.
16 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
Lingkungan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18 Tanggung Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
Jawab yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber (Suyanto, 2011)

PROSIDING 301
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Dengan dirumuskannya 18 karakter tepat akan membantu para siswa mencapai kom-
tersebut, itu berarti bahwa pemerintah lewat petensi dan lebih dari pada itu membantu mem-
pendidikan menginginkan generasi muda menjadi berdayakan potensi mereka menjadi kecerdasan.
orang yang religius, jujur, toleransi, disiplin, Potensi yang dikembangkan dengan
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa didasari oleh kecerdasan yang dimilikinya akan
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah menghasilkan kompetensi dan diharapkan
air, menghargai prestasi, bersahabat/ berimplikasi pada terbentuknya karakter yang
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, positif pada peserta didik.
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung
jawab. Secara singkat, pendidikan karakter yang Saran
menjadikan orang yang hati, pikiran, raga, dan
rasa-karsanya baik. Betapa bangsa ini menjadi Adapun saran yang dapat dihasilkan dari
bangsa yang adil dan makmur sesuai dengan paper ini adalah sebagai berikut:
amanat UUD45 jika tercipta generasi yang Pemerintah dengan sungguh-sungguh melalui
memiliki karakter tersebut di atas. Jika generasi aturan dan regulasi yang jelas untuk mendukung
muda memiliki karakter tersebut di atas, tidak ada implementasi pendidikan karakter sejak
lagi kemiskinan karena masyarakat sudah disiplin pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
dan bekerja keras, tidak ada lagi konflik karena Seorang guru sudah selayaknya untuk selalu
masyarakat cinta damai, cinta tanah air, dan meningkatkan kompetensinya, agar mampu
toleransi, tidak ada lagi ketidakadilan karena mengetahui dan memahami potensi serta kecer-
masyarakat sudah demokratis dan peduli sosial, dasan yang dimiliki oleh anak didiknya. Pengeta-
dan tidak ada lagi korupsi karena masyarakat sudah huan dan pemahaman yang utuh terhadap potensi
jujur dan religius (Sibarani, 2011:5). dan kecerdasan anak didiknya akan dapat mene-
rapkan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai.
Sehingga salah satu tujuan pendidikan yaitu terben-
SIMPULAN & SARAN tuknya peserta didik yang kompeten dapat dicapai.
Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan DAFTAR RUJUKAN
sebagai berikut: Abourjilie, C., 2002. Handbook I &II of Char-
Pada dasarnya setiap peserta didik memiliki acter Education, Public School of North
karakteristik potensi dan kecerdasan sendiri (mul- Carolina: Raleich, NC.
tiple intelligences). Potensi tinggal menjadi Armstrong, T., 2009. Intelligences multiple in
potensi, tidak akan bermanfaat apabila tidak the classroom 3rd ed. ASCD, ed., Virginia.
dikembangkan. Potensi siswa yang sudah Available at: https://erwinwidiyatmoko.
dikembangkan dan sudah menjadi kemampuan files.wordpress.com/2012/08/multiple-
untuk menghadapi persoalan hidup, itulah yang intelligencies-in-the-classroom.pdf.
disebut dengan kecerdasan. Aryanti & Wahyuni, 2003. Multiple Intelligences
Pencapaian-pencapaian kompetensi dalam & Application, Salatiga.
pendidikan membutuhkan strategi pembelajaran. Berkowitz, M.W., 2012. Understanding effective
Kompetensi dapat dicapai dengan mengembang- character education. Connections: The
kan kecerdasan-kecerdasan yang ada pada para Center for Spiritual and Ethical Educa-
siswa, yakni memberdayakan potensi mereka tion, 31(4), pp.12, 1011.
untuk berkembang. Strategi pembelajaran yang

302 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Berkowitz, M.W. & Bier, M.C., 2007. What Educational+ Leadership&volume=5
Works In Character Education. Journal of 1&issu e=3&dat e=19 93 -11-
Research in Character Education, 5(1), 01&atitle=The+return+of+character+educa.
pp.2948. Lunenburg, F.C. & Lunenburg, M.R., 2014. Ap-
Berkowitz, M.W. & Hoppe, M.A., 2009. Char- plying Multiple Intelligences in the Class-
acter education and gifted children. High room/ : A Fresh Look at Teaching Writing.
Ability Studies, 20(2), pp.131142. International Journal of Scholarly Aca-
Effendi, A., 2005. Revolusi Kecerdasan, Bandung: demic Intellectual Diversity, 16(1), pp.1
Alfabeta. 15.
Erika, J., 2005. Delapan Kecerdasan dan Cara- Mulyasa, E., 2006. Menjadi Guru Profesional,
cara Mengembangkannya, Bandung: PT. Rosda Karya.
Gangi, S., 2011. Differentiating Instruction us- Muslih, M., 2011. Pendidikan Karakter
ing Multiple Intelligences in the Elemen- Menjawab Tantangan Krisis Multi-di-
tary School Classroom: A Literature Re- mensional, Jakarta: Bumi Aksara.
view. Purwadarminto, W., 1999. Kamus Umum
Gardner, H., 2011. Frames of Mind: The Theory Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
of Multiple Intelligences, New York: Ba- Puskur, 2010. Grand Design Pendidikan
sic Books. Karakter, Jakarta: Kemdiknas.
Gardner, H., 1983. Frames of mind: The Theory Rai, N., Samsudin, S.B. & Das, J., 2006. Mul-
of Multiple Intelligences, New York: Ba- tiple intelligences in the classroom. In
sic Books. Available at: http:// APERA Conference 2006. pp. 19. Avail-
link.springer.com/chapter/10.1007/978-3- able at: http://issuu.com/stedranet/docs/
642-74265-1_4. multipleintelligencesintheclassroom.
Lickona, T., 2014. A Framework for School Sibarani, R., 2012. The Character Building
Success: Eleven Principles of Effective Based On Local Wisdom,
Character Education, Amerca: Suparno, P. et al., 2002. Reformasi Pendidikan
Character.org. Available at: http:// Sebuah Rekomendasi, Yogyakarta:
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/ Kanisius.
0305724960250110#.VL7kTmTF88Y. Suyanto, 2011. Urgensi Pendidikan Karakter,
Lickona, T. & Berreth, D., 1993. The return of Tsuda, N., 2005. The Theory of Multiple Intel-
character education. Educational Leader- ligences and Its Application in EFL Class-
ship, 51, p.6. Available at: http:// rooms Nobuo TSUDA, Available at: http://
search.proquest.com.ezproxylocal. www.konan-u.ac.jp/kilc/modules/info/src/
library.nova.edu/docview/224852420?accountid= tuda/3.pdf.
6579\nhttp://novacat.nova.edu:4550/ Uno, H.B., 2011. Perencanaan Pembelajaran,
resserv?genre=article&issn= 00131784&title= Jakarta: PT. Bumi Aksara.

PROSIDING 303
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
304 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
PROSIDING 305
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
306 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
PROSIDING 307
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen

Anda mungkin juga menyukai