Oleh
Kharisa Syifana
160721614438
Offering B
Pertemuan 1
Nama dosen : Fatiya Rosyida, M.Pd
Materi yang disampaikan : SIKLUS HIDROLOGI
Pembahasan :
Siklus hidrologi atau siklus air dapat disebut juga degan daur ulang air. Volume air
di bumi mempuyai jumlah yang tetap karena adanya daur ulang air. Di dalam
siklus hidrologi terdapat istilah-istilah sebagai berikut:
1) Evaporasi, adalah berubahya wujud cair mejadi gas atau disebut juga
dengan peguapan. Evaporasi merupaka salah satu proses dari siklus
hidrologi dimana pengupan air berasal dari air di laut dan di permukaan
bumi.
2) Transpirasi, adalah penguapa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
melakukan fotosintesis.
3) Evapotranspirasi, adalah gabunngan dari evaporasi dan transpirasi dimana
seluruh penguapan air di seluruh permukaan bumi baik itu berasal dari
laut, permukaan bumi, maupun tumbuh-tumbuhan.
4) Kodensasi, adalah proses dimana setelah uap air naik ke atmosfer yang
kemudian bergabung mengalami proses pedinginan dan menjadi partikel-
partikel es di stratosfer dan membentuk awan
5) Adveksi, adalah proses berpindahnya awan dari satu tempat ke tempat lain
akibat adanya agin atau perbedaan tekanan udara
6) Presipitasi, adalah nama lain dari hujan dimana awan yang sudah
mengalami kejenuhan menyebabkan jatuhnya cairan atau zat padat ke
permukaan bumi
7) Intersepsi, dimana air yang jatuh hasil dari presipitasi tidak langsung jatuh
ke tanah melainkan terhambat oleh vegetasi
a. Interception loss: air jatuh melewati vegetasi sudah menguap saat
sebelum jatuh ke tanah
b. Through fall: air hujan yang jatuh terhambat oleh dedauan vegetasi
baru kemudian menuju ke tanah
c. Steam flow: air hujan yang mengalir melewati batang vegetasi
yang kemudian meuju ke tanah
8) Infiltrasi, adalah proses pergerakan air yang jatuh menuju ke dalam tanah.
9) Runoff, adalah proses dimana sudah penuhnya kapasitas infiltrasi sehingga
air bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Run off sering
disebut juga sebagai aliran air permukaan/ limpasan.
a. Overland flow (aliran di atas permukaan tanah) adalah air hujan
yang meniggalkan daerah aliran sungai (DAS) setelah terjadi hujan
(badai).
b. Surface runoff adalah sinoim dengan overland flow, namun lebih
banyak dipergunnakan untuk pengukuran air permukaan sungai.
c. Sub surface storm flow (aliran langsung di bawah permukaan)
adalah aliran sungai yang dipasok dari sumber air bawah
permukaan tanah.
10) Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari
suatu lapisan tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan
air tanah pada lapisan jenuh air.
E v
a p
Pe o r Ko
ra i a si n d
ra e n
n sa s
P re A
i
s ip i w
ta s i a
n
Peraira Kondens
n asi
Perkolas Aw
i an
Ifiltrasi Advek
si
Presipitasi
c. Siklus hirologi panjang tropis
Evapotraspi
rasi
Perair Konden
an sasi
Perkola Aw
si an
Infiltrasi Adve
ksi
Presipita Menuju
si Pegunungan
d. Siklus hirologi panjang sub tropis
Evapotraspirasi
Perairan Kondensas
i
Perkolasi Awa
n
Infiltrasi Adveksi
Presipitasi Menuju
Pegunungan
Sublimasi
Pengukuran Hujan
Jenis alat penakar hujan:
1) Alat penakar hujan tidak otomatis
2) Alat penakar hujan otomatis
Ketebalan hujan
Tingginya ketebalan hujan saat jatuh tanpa adanya infiltrasi
Intensitas hujan
Tebal hujan( P)
Waktu (t)
Presipitasi total
V = P x Luas daerah pengukuran
Perhitungan rata-rata curah hujan
a) Cara rata rata aljabar
- Digunakan pada daerah cukup datar
- Jarah antar stasiun relatif hampir sama
- Curah hujannya seragam
- Mudah dalam perhitungannya
- Hasil perhitungan sangat objektif
1
P= ( P 1+ P 2+ ) Pn
n
Keterangan:
P : rata-rata curah hujan wilayah (mm)
P1,2,.. : curah hujan pada stasiun 1,2,...,n
n : jumlah stasiun
b) Rerata poligon theisesen
- Titik pengamatan tidak merata
- Mewakili daerah stasiun
- Mempunyai ketelitian lebih tinggi
A 1 P1+ A 2 P 2+ .. .+ A n P n
P = A 1+ A 2+ + An
Keterangan:
P : rata-rata curah hujan wilayah (mm)
P1,2,..n: curah hujan pada stasiun (mm)
A1,2,.n: luas pengaruh masing-masing (km2)
c) Rerata garis isohiet
- Cara paling baik dibanding metode yang lain
- Lebih rasional karena mempertimbangkan topografinya
- Digunakan di daerah pegunungan
P = B+
A1 ( P1+2 P 2 )+ + An ( Pn+2Pn+ 1 )
A 1+ A 2+ + An
Keterangan:
P : rata-rata curah hujan wilayah (mm)
P1,2,..n: curah hujan pada stasiun (mm)
A1,2,.n: luas pengaruh masing-masing (km2)
A 1 R 1+ A 2 R 2+. ..+ A n R n
= A
Keterangan:
A1, A2, . . . ,An : luas bagian-bagian antara garis-garis isohyet
R1, R2, . . . ,Rn : Curah hujan rata-rata pada bagian-bagian A1, A2, . . . ,An
Metode ini dapat digunakan untuk DAS yang luasnya melebihi 5.000km2.
Kesimpulan :
Keterangan:
E : evaporasi atau penguapan
I : aliran air masuk (inflow)
O : aliran air keluar (outflow)
S : perubahan simapanan air (change in storage)
b) Pengukuran evaporasi secara tidak langsung
P
E=
0,9+( PtI )2
Kete rangan:
b) Sungai Superimposed
Sungai superimposed adalahsungai yang mengalirpadalapisan sedimen datar yang
menutupi lapisan batuan di bawahnya. Ketika terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat
mengikis lapisan-lapisan penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup,
sehingga sungai tersebut menempuh jalan yang tidak sesuai dengan struktur batuan.
Sungai insekuen adalah sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab
yang nyata. Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini
mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.
c) Sungai Subsekuen
Sungai subsekuen adalahsungai yang
alirannyategakluruspadasungaikonsekuendanbermuarapadasungaikonsekuen, misalnya
Sungai Opak di Yogyakarta.
d) Sungai Obsekuen
Sungai obsekuen adalahsungai yang mengalirnya berlawanan dengan arah
kemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan merupakan anak sungai subsekuen.
c) Sungai Ephimeral,
Sungai Ephimeral yaitu sungai yang mengalir saat dan beberapa saat setelah
terjadi hujan. Pada dasarnya sungai ini hampir sama dengan sungai episodik, hanya saja
pada saat hujan airnya belum tentu banyak.
Contoh sungai ephimeral adalah sungai-sungai yang ada di Pulau jawa, misal Sungai
Brantas, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Code di Yogyakarta.
Gb 15. Hay River yang menuju ke Danau Great Slave Canada America (Google)
e) Rectanguler
Pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur
geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan
oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
Gb 17. Batang Sianok (Sungai Sianok) di Patahan Semangko di Sumatra Barat.
f) Anular
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah
hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada
morfologi kubah atau intrusi loccolith.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah tangkapan hujan. Air hujan yang
jatuh di dalam suatu DAS akan direspon dan diperlakukan oleh DAS, sehingga
karakteristik yang keluar melalui outlet ssebenarnya merupakan hasil respon DAS
terhadap air hujan tersebut. DAS dibedakan menjadi 3 bentuk,
a) DAS bentuk bulat, panjang sungi pendek sehingga apabila hujan gampang terjadi
banjir
b) DAS bentuk daun, berperilaku normal
c) DAS bentuk memanjang, sangat jarang mengalami banjir karena panjang sungai
yang sangat panjang.
Sub Bab buku : Perairan darat, Daerah aliran sungai
Pembahasan :
Perairan darat merupakan bagian dari hidrosfer. Perairan darat terdiri dari
perairan yang terdapat di permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi.
Dengan adanya siklus hidrologi, air daratan maupun laut dapat naik ke atmosfer
dalam wujud uap air karena adanya pemanasan matahari, kemudian jatuh sebagai
hujan di atas daratan dan lautan Di daratan, air hujan tersebut akan dapat
mengalami tiga hal, yaitu menggenang, mengalir, dan meresap. Dengan demikian,
air permukaan dapat dibedakan antara lain sebagai berikut.
1. Air Permukaan
Air permukaan terdiri dari sungai, danau, dan rawa.
a. Sungai
Sungai adalah aliran air tawar yang bergerak melalui saluran alami yang
kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul sungai dan bermuara ke laut, danau, atau
sungai lain (sungai induk)
Beberapa istilah penting yang perlu kita ketahui yaitu alur sungai, daerah
aliran sungai, rezim sungai, hilir sungai, hulu sungai, muara sungai, mata air, dan
debit sungai
1) Menurut genetiknya, sungai dapat dibedakan atas:
Sungai konsekwen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan
kemiringan lereng sungai (K)
Sungai subsekwen, sungai yang aliran airnya tegak lurus terhadap sungai
konsekwen (S)
Sungai obsekwen, yaitu anak sungai subsekwen yang aliran airnya
berlawanan arah dengan sungai konsekwen (O)
Sungai insekwen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur dan terikat
oleh lereng daratan (I)
Sungai resekwen, yaitu anak sungai subsekwen yang arah aliran airnya
sejajar dengan sungai konsekwen (R)
Kesimpulan :
a. Iklim
Temperatur udara mendorong terjadinya penguapan, semakin tinggi temperatur
udara maka akan semakin tinggi penguapan. Seperti halnya temperatur, semakin
tinggi tekanan udara akan semakin banyak gas yang larut dalam air dan sebaliknya.
Kualitas air yang berada pada udara yang bertekanan tinggi akan cenderung
mengandung unsur kimia yang tinggi.
b. Geologi
Pada batuan beku air bersentuhan dengan batuan dalam tempo cepat sehingga
kontak dengan air tidak cukup kuat untuk melarutkan senyawa kimia batuan
akibatnya kualitas air tergolong rendah karena miskin mineral.
Pada batuan sedimen khususnya batu pasir unur pengikatnya lebih mudah larut
sehingga lebih banyak berpengaruh terhadap air.
Pada batuan metamorf, karena strukturnya massif sehingga tidak mendukung bagi
proses pelarutan unsur kimia akibatnya kualitas air rendah (miskin mineral)
c. Vegetasi
Vegetasi yang matidan membusuk nantinya akan mempengaruhi unsur kimia yang
siap dilarutkan.
d. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia merupakan pengaruh yang paling besar dalam penentuan
pengaruh kualitas air. Pertumbuhan manusia yang sangat tinggimenuntut
tersedianya kebutuhan hidup yang tinggi. Akibatnya manusia melalukan eksploitasi
terhadap alam, dimana eksploitasi tersebut pastinya meghasil kan limbah-limbah
yang biasanya di buang ke air. Limbah tersebut antara lain limbah industri, limbah
rumah tangga, limbah pertanian, limbah pertambangan dan limbah radioaktif.
Kesimpulan :