Perencanaan Dermaga Curah Batubara Dan Lapangan Penumpukan Di Berau Kalimantan Timur PDF
Perencanaan Dermaga Curah Batubara Dan Lapangan Penumpukan Di Berau Kalimantan Timur PDF
Abstrak
Pelabuhan Sambaratta di Berau Kalimantan Timur pada umumnya dan dermaga curah
batu bara serta lapangan penumpukannya pada khususnya memiliki peran strategis dalam arus lalu
lintas transportasi angkutan laut yang merupakan salah satu moda transportasi angkutan curah
batu bara hasil penambangan perusahaan batubara di Berau, Kalimantan Timur. Permintaan
terhadap batu bara meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membuat Perusahaan Batubara di
Berau ini pun terus meningkatkan produktivitas produksi penambangan batubara demi memenuhi
permintaan batubara yang terus meningkat.
Sehingga perlu adanya perencanaan dermaga curah batu bara demi memenuhi demand
batu bara yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Dan juga perlu adnya pembangunan lapangan
penumpukan demi mempermudah loading curah batu bara dari area penambangan menuju area
transshipment. Berdasarkan konsep Denah Pengembangan Curah Batu Bara pada area Sambratta
yang berlokasi di Berau Kalimantan Timur dengan posisi geografis 1172309BT dan
020933,06 LU akan dilaksanakan pembangunan dermaga curah batu bara dengan diperlukan
proses pengerukan atau dredging di area sungai Segah serta direncanakan perbaikan tanah dasar
pada lapangan penumpukan.
Namun permasalahan muncul dalam perencanaan ini. Yaitu kedalaman perairan yang
kurang memenuhi untuk kapal dapat bertambat ke dermaga dan kondisi tanah yang kurang baik
yang mempengaruhi stabilitas tanah dasar dalam menerima beban timbunan batubara dengan
tinggi lebih dari 10 meter. Sehingga diperlukan perencanaan yang tepat dengan mengatasi
permasalahan demi terlaksananya pengembangan dermaga dan pembangunan lapangan
penumpukan agar tidak terjadi kegagalan struktur yang berakibat fatal.
Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mendapatkan desain struktur Dermaga
Curah Batu Bara dan perbaikan tanah dasar Lapangan Penumpukan di Pelabuhan Sambaratta
yang kuat stabil, stabil, ekonomis agar perdagangan dan industri dapat berjalan aman, nyaman,
lancar, cepat, efektif dan efisien.
Kata Kunci : Breasting Dolphin, Mooring Dolphin, Radial Loading Coal, Dredging, Lapangan
Penumpukan, Berau.
BAB I lapangan penumpukan yang berlokasi di
PENDAHULUAN Pelabuhan Batubara Berau, Kalimantan
Tambara, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten
1.1. Latar Belakang
Berau, Provinsi Kalimantan timur dengan lokasi
Indonesia merupakan penghasil batubara
geografis 1172325,5BT dan 020937,5 LU.
nomor delapan di dunia. Bahkan 75% dari total
(Gambar1.1. Gambar 1.2.).
produksi batubara diekspor. Adapun negara-
Perencanaan dermaga pada Pelabuhan
negara yang menjadi tujuan utama ekspor
Sambaratta ini direncanakan dapat ditambati
batubara lokal, yaitu Jepang, Taiwan, Korea
kapal kapal tongkang pengangkut batubara (bulk
Selatan dan Eropa. Total sumber daya batubara
coal barge) dengan kapasitas standar 5000
di Indonesia mencapai 105 miliar ton, dimana
DWT, dan akan dibangun lapangan
cadangan batubara diperkirakan 21 miliar ton
penumpukan curah batubara sebagai stockyard
(Saleh,2005). Dan Kalimantan Timur
batubara hasil penambangan area sambaratta.
merupakan salah satu lokasi tambang batubara
Karena jarak area penambangan dengan
utama di Indonesia selain Sumatera Selatan dan
transhipment 100 km maka dibutuhkan
Kalimantan Selatan.
perencanaan dermaga untuk dapat ditambati oleh
Berdasarkan konsep Master Plan Pelabuhan
kapal pengangkut batubara dan loading angkutan
Sambarata milik Perusahaan Batubara di Berau
batubara berjalan lancar dengan adanya
Kalimantana Timur akan dilakukan
lapangan penumpukan curah batubara. Selain itu
pembangunan dermaga curah batubara dan
kedalaman perairan juga akan diperdalam guna
memenuhi syarat lebih besar dari draft kapal, 3. Stabilitas tanah dasar lapangan
sehingga perlu diadakannya pengerukan. penumpukan batubara dalam menahan
Dengan dibangunnya dermaga curah beban timbunan hasil penambangan
batubara.
batubara dan lapangan penumpukan curah di
Pelabuhan Sambaratta Berau Kalimantan Timur 1.3. Tujuan
yaitu yang kuat stabil, stabil, dan ekonomis Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini
diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal meliputi :
sesuai dengan fungsinya sehingga arus 1. Evaluasi layout perairan dan daratan.
perdagangan dan industri batubara dapat 2. Merencanakan detail struktur dermaga
curah batubara di Pelabuhan Sambaratta di
berjalan aman, nyaman, lancar, cepat, efektif Berau Kalimantan Timur. (Struktur
dan efisien. breasting dan mooring dolphin, serta
struktur RLC).
3. Merencanakan perbaikan tanah dasar di
lapangan penumpukan curah batubara di
Pelabuhan Sambaratta di Berau Kalimantan
Timur.
4. Merencanakan pekerjaan pengerukan dan
pembangunan dermaga curah batubara
beserta lapangan penumpukannya.
5. Menyusun anggaran biaya untuk
pelaksanaan pembangunan dermaga,
pekerjaaan pengerukan, dan perbaikan
Gambar 1.1 - Lokasi Area Pertambangan Batubara tanah dasar lapangan penumpukan.
di Berau Kalimantan Timur 1.4. Batasan Masalah
(Sumber : Wikipedia, 2011) Batasan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Data yang digunakan dalam perencanaan
ini merupakan data sekunder
2. Tidak memperhitungkan sedimentasi.
3. Perencanaan Detail Teknis Perencanaan
Dermaga hanya dilakukan pada struktur
open pier saja seperti breasting dan
mooring dolphin serta struktur Radial
Loading Coal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1.2 - Kondisi Eksisting Dermaga
Untuk menyelesaikan perencanaan ini,
Pelabuhan Sambaratta
(Sumber : Google Earth, 2011) terdapat beberapa beberapa tinjauan pustaka
yang berupa dasar-dasar teori yang digunakan
1.2. Permasalahan dalam perencanaan dermaga curah batubara dan
Permasalahan pada Perencanaan Dermaga lapangan penumpukan di Berau Kalimantan
Curah Batubara dan Lapangan Penumpukan ini Timur.
meliputi : BAB III
1. Diperlukan perencanaan struktur dermaga METODOLOGI PENULISAN
yang mampu menahan kombinasi Untuk menyelesaikan perencanaan ini,
pembebanan yang bekerja pada dermaga. terdapat beberapa langkah yang harus
2. Kondisi kedalaman Sungai Segah yang dikerjakan. Berikut ini adalah diagram alir
belum dapat memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dermaga curah batubara dan
kedalaman fasilitas dermaga seperti kolam lapangan penumpukan di Berau Kalimantan
putar dan alur masuk, sehingga perlu Timur.
dilakukan pengerukan.
-4.00
BM1
X = 543.332,000
-1.00
Y = 239.084,000
-0.00
0.50
Z = 2.316
1.00
Y = 543.182,518
X = 239.070,783
Z = 1.623
2.00 2.50
2.00
2.00
2.50 2.00 2.50
2.50
2.00
-4.00
-0.00
2.00
2.50
3.50
3.00
air
3.00 air
2.50
0.50
2.00
air
2.50 1.00
1.50
setapak
3.00
2.00
2.50
3.00
3.50
3.00
3.00
3.00
-1.00
-0.00
BAB V
-0.00
-1.00
0
-18.0
-17.00
-16.00
5.1 Umum
-14.00
0
-13.0
0
-10.0 -0.00
-1.00
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
0 -8.00
-12.0
-9.00
0 -10.00
-13.0
-11.00
-14.00
0 -12.00
-13.00
-2.00
-13.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00
-9.00 -12.00
-10.00
-9.00
-9.00
-8.00
-8.00
-7.00
-6.00
-7.00 -5.00
-2.00
-1.00
-6.00
-5.00 0 0
-4.0
-3.0 0
-2.0
-1.00
5.3.4 Alur Pelayaran menghambat alur lalu lintas kapal lain di Sungai
Terdapat dua alur pelayaran, yaitu: Segah ini, maka perlu adanya pengerukan pada:
Alur pelayaran satu arah Alur masuk
Pada alur pelayaran satu arah tidak terdapat Karena kedalaman alur masuk ada yang
simpangan, jadi kebutuhan lebar alur satu jalur : terletak di kedalaman perairan
L = (2 x 1,5B) + 1,8B 3.00mLWS, sedangkan kebutuhan
= (2 x 1,5 x 21,95) + (1,8 x 21,95) kedalaman perairan untuk kolam putar
= 105,36 m hingga 5.00mLWS.
Jadi lebar alur pelayaran yang dibutuhkan untuk Alur masuk untuk alur pelayaran dua arah
alur satu lajur adalah 105,36m Karena lebar alur eksisting terpendek yaitu
Alur pelayaran dua arah 137,18 m sedangkan lebar alur pelayaran
Pada alur pelayaran satu arah diperbolehkan dua arah adalah 166,82 m.
adanya simpangan, jadi kebutuhan lebar alur dua Berdasar analisis sebelumnya didapatkan
jalur : hasil layout fasilitas kebutuhan dermaga ini yang
L = (2 x 1,5B) + (2 x 1,8B) + 1,0B ditampilkan pada Gambar 5.6.
= (2 x 1,5 x 21,95) + (2 x 1,8 x 21,95) + (1 Tabel 5.2 - Hasil perhitungan kebutuhan fasilitas
x 21,95) = 166,82 m perairan dermaga curah batubara
(Turning Db = 150
2.00
2.00
2.50 2.00 2.50
2.50
2.00
-4.00
-0.00
2.00
2.50
3.00
3.00
2.50
3.50
air
air
Diameter dermaga
Basin)
0.50
m
2.00
air
1.00
A
U
2.50
1.50
k
setapa
3.00
2.00
T
jalan
2.50
A R
3.00
3.50
3.00
3.00
3.00
-1.00
Kedalaman d = -5.00
-0.00
Kolam
Perairan mLWS Terletak di depan
-0.00
-1.00
II
00
Dermaga
0
-18.
-17.0
DWT
-16.00
E 5000
BARG
COAL
BULK
dermaga
III
Panjang P = 100 m
(Basin)
= 15
0m II
Lebar L = 30 m
-15.00
Db
-14.00
0
-13.0
I 0
-10.0
0
-0.0
III
-14.0
0
-12.0
0
-13.0
0
-14.0
0
-5.00
-10.00
-13.00 Di depan kolam
Lebar One L = 105,36
-15.00
-13.00
-2.00
-5.00
-9.0
0 w = 75 m
-13.00
-10.00
dermaga tidak
0
-9.0 0
-8.0
I
Lalu-lintas Way m memungkinkan
0
0 -5.0
-7
.0
-1
.0
0 perairan bila lalu-lintas
0
.0
-6 .00
-1 pada pelayaran dua arah,
Gambar 5.6 Layout Fasilitas Perairan Dermaga Sungai Lebar Two L = 166,82 karena jarak tepi
Curah Batubara Segah Way m untuk lebar
keamanan tidak
5.3.5 Evaluasi Layout Dermaga memenuhi
Konstruksi dolphin digunakan pada
5.3.6 Elevasi Struktur
dermaga curah batubara di Berau Kalimantan
Hal hal yang diketahui untuk
Timur yang melayani muat curah batubara.
menentukan elevasi dolphin adalah:
Breasting dolphin merupakan dolphin penahan
- Pasang surut = 1.60 meter
yang dilengkapi dengan adanya fender untuk
- Kedalaman kolam dermaga = 5 meter
menerima gaya tubruk dari kapal. Dan bollard
Dari data tersebut dapat diketahui elevasi
untuk menahan gaya tarikan kapal.
dolphin yaitu antara 0.5m1.50m, diukur dari
Karena dengan beroperasinya dermaga
HWS. Maka elevasi apron dolphin yang
curah batubara ini bertujuan untuk tidak
diperlukan :
WT
Lengan boom tengah berbentuk segi empat
0D
500
LB
AR GE dengan ukuran 1,2 m x 2,4 m x 1,2 m
OA
KC
BUL
6.3 Perhitungan Fender dan Bollard
0m
LW
S 6.3.1 Perencanaan Fender
-5.0 LWS
- 10
. 0 0 m Fender merupakan system konstruksi yang
dipasang di depan konstruksi tambahan.
mLW
S Berfungsi sebagai penahan beban tumbukan
.00
- 15
kapal pada waktu merapat serta memindahkan
Gambar 6.1. Struktur Dermaga Rencana
beban akibat tumbukan menjadi gaya reaksi
Beberapa bagian struktur utama tersebut, yaitu:
yang mampu diterima konstruksi dan kapal
a) Breasting dolphin : struktur dolphin yang
berfungsi sebagai penahan adanya gaya secara aman.
yang ditimbulkan saat kapal bertambat yang
dilengkapi dengan adanya fender untuk
Vd = .r1.fubaut.Ab.m = 9335,294 kg
= 0,75x0,5x5000x13,85x1 Didapatkan hasil:
= 25968,75 kg Tu max = 37785,714 kg < Td = 38953,125
2. Kuat tumpu baut: kg (OK)
Rd = .2,4.db.t.fupelat Tu max = 37785,714 kg < Td ulir = 51937,5
= 0,75x2,4x4,2x5x3700 kg (OK)
= 139860 kg Jadi digunakan 6 baut untuk sambungan
3. Kuat tarik baut : fender ke plank fender
Td = .0,75.fubaut.Ab
= 0,75x0,75x5000x13,85
= 38953,125 kg
e) Kontrol kombinasi geser dan tarik 2200 2000
500
Jadi gaya tarikan akibat arus adalah
6 1,025 307,23 0,5 2
PC = = 24,1ton
2 x9,8
2200 2000 6.3.2.4 Gaya Tarik Akibat Angin
Gaya tekanan angin dapat dihitung :
Cw = 1,3 untuk angin melintang
Aw = LOA x (depth-draft)
= 73,15 x (5,26 4,2) = 77,539 m2
AD ARCH RUBBER
FENDER AD 500 Bw = B x (depth-draft)
PANEL PLANK FENDER 220x200x10 = 21,95 x (5,26 4,2) = 23,267 m2
Gambar 6.9.b Tampak samping pemasangan fender = 45o
Vw = 4,52 knots = 2,26 m/s
g) Panjang pengangkuran Jadi gaya tarikan akibat arus adalah
Kebutuhan panjang pengangkuran pada
2,26 2
pondasi PW = 1,3(77,539. sin 2 45 + 23,267. cos 2 45) = 0,209ton
1600
0,85 0,859335,294
= = =
6 (2,4) 10,102
17,363 cm ~ 18 cm 6.3.2.5 Perhitungan dan Disain Bollard
Untuk P yang ditimbulkan akibat gaya
Sebaiknya panjang pengangkuran digunakan
tarikan kapal bulk coal cargo ship 5000 DWT
20 cm
sebesar 24,75 ton maka tipe bollard yang dapat
6.3.2 Perhitungan Bollard
dipilih adalah Single Bit Bollard Tipe SBB1-
6.3.2.1 Perencanaan Bollard
Bollard merupakan konstruksi untuk 20 dengan data-data sebagai berikut :
mengikat kapal pada tambatan. Perlu Standar kapasitas bollard = 30 ton (> P = 24,75
direncanakan bollard yang mampu menahan ton-m)
beban tarikan kapal pengangkut batubara 5000
DWT beserta aksesorisnya. 6.3.2.6 Aksesoris Bollard
Dari perhitungan pembebanan pada bab
6.3.2.2 Gaya Tarik Akibat Bobot Kapal sebelumnya didapat gaya tarik 24,75 ton
Dari Tabel 2.5. (Gaya Tarik pada
sehingga dipilih tipe bollard dengan spesifikasi
Bollard) Untuk kapal dengan bobot 5000 DWT
sebagai berikut :
dan 2139 GRT, maka nilai Pa = 35 ton. Disain
Bollard (Tipe Single Bit Bollard Tipe
dilakukan dengan rasional, dimana untuk kapal SBB1-20 )
dengan dimensi 5000 DWT, sudut tidak Standar kapasitas bollard = 30 ton > (P =
mungkin 0. Maka = 45 dan = 45 sehingga 24,75 ton-m)
diperoleh gaya-gaya dalam kondisi kritis, yaitu : Dimensi bollard : (Gambar 6.9 -6.10)
V = Pasin45 = 35 ton0.52 = 24,75 ton A : 330 mm C : 460 mm
H = Pacos45 = 35 ton0.52 = 24,75 ton D : 230 mm E : 50 mm
T = Hcos45 = 24,75 ton0.52 = 17,5 ton F : 270 mm G : 60 mm
N = Hsin45 = 24,75 ton0.52 = 17,5 ton H : 380 mm
Pelat Bollard (LRFD)
6.3.2.3 Gaya Tarik Akibat Arus Tebal (t) : 15 cm
Perhitungan tekanan arus adalah:
Panjang (P) = C : 460 mm
C = 1,025 tm-3
Lebar (L) = C : 460 mm
AC = Loa x D = 73,15 x 4,2 = 307,23 m2
VC = kecepatan arus maksimum tegak lurus Mutu baja : BJ 41
sumbu memanjang kapal Tegangan putus (fu) : 4100 kg/cm2
= 1,0 knots = 0,5 m/s Tegangan leleh (fy) : 2500 kg/cm2
CC = 6 untuk kedalaman perairan mendekati Baut Bollard
draft kapal Diameter : 24 mm
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 Mutu baja : BJ 41
Tegangan putus (fu) : 4100 kg/cm2
Mu
Gambar 6.15. Keseimbangan Gaya pada Bollard
Pu Kontrol Momen
Momen rencana yang dapat dipikul oleh
e
sambungan :
0,9 2
= + .
2
=1
Gambar 6.14. Gaya pada Bollard 0,925000,36322 46
=
2
Mu = Pu . e + (210443,2292(6,14
= 24,75 x 33 = 816,75 ton.cm + 39,14))
Kontrol geser = 952431,72 kg.cm = 952,4 ton.cm
24,75 Syarat:
Vu = = = 6,1875
4 Mu = 816,75 ton.cm < Mn = 952,4
6,1875
fuv = = 1 = 1,3677 ton.cm
2
4 2,4 2 Panjang pengangkuran
f 0,5 fbu = 0,75 x (0,5 x 4100) Kebutuhan panjang pengangkuran pada
= 1537,5 kg/cm2 pondasi
fuv < f 0,5 fbu 0,85 0,8510443 ,2292
= = = 29,14 cm
1367,7 kg/cm2 < 1537,5 kg/cm2 (OK) 4 (2,4) 10,102
Sebaiknya panjang pengangkuran digunakan
Beban tarik (interaksi geser dan tarik) 50 cm
Td = f ft Ab
ft = (1,3 fub 1,5 fuv) < fub 6.4 Pembebanan
= (1,3 x 4100 1,5 x1537,5) 6.4.1 Perhitungan Beban yang Bekerja pada
Breasting Dolphin
= 3278,45 kg/cm2 < 4100 kg/cm2 (OK)
a) Beban Vertikal
Td = f ft Ab = 0,75 x 3278,45 x (2,4)2 Beban Mati (Berat Sendiri)
= 11123,52 kg Jadi berat sendiri konstruksi breasting
Td baut = 0,75 Ab fub dolphin adalah :
= 0,75 x 0,75 x (2,4)2 x 4100 Berat poer = (2,7 x 2,4 x 1,5 x 2,9)
= 10433,2292 kg = 28,188 ton
T = Td = 10433,2292 kg (diambil yang Berat fender = 0,325 x 2 = 0,65 ton
terkecil) Berat bollard = 1 ton
1
Beban Hidup Merata 2,1 .10 6 . 2 .1,162 .10 5 4 5
Beban air hujan = 0,05 ton/m2 T= 0,035 . 3
b) Beban Horisontal = 370,4 cm = 3,704 m ~ 3,7 m
Beban Tumbukan Kapal Jadi : Zf = 1,8 x T = 1,8 x 3,7 m
Beban horizontal akibat tumbukan kapal = 6,66 m~ 7 m
diambil dari gaya reaksi fender dari Jadi tinggi struktur breasting dolphin
perhitungan fender sebelumnya. Maka besar Ht = Zf + tinggi struktur + kedalaman
beban horizontal dari reaksi fender AD perairan
Ht = 7 + 3 + 5 = 15 m
ARCH Rubber Fender tipe AD 500 G4
Periode getar bangunan
adalah 529 kN atau 52,9 ton yang dibebani Maka diperoleh nilai T sebesar:
ditiap breasting dolphin. T = Ct x hn3/4
Beban Tarikan Kapal T = 0,0488 x 153/4=0,372 detik
Beban horizontal akibat gaya tarik kapal Elevasi Dolphin +3.00 mLWS
bollard.
c) Beban Gempa
Lokasi dermaga curah batubara yang
terletak di Berau Kalimantan Timur ini
berada pada wilayah gempa 2. Beban gempa
Zf
dianalisis dengan respos spectrum untuk
wilayah gempa zona 1 dengan kondisi tanah
dasar tanah lunak.
Perhitungan Titik Jepit Tiang Pancang 6.4.2 Perhitungan Beban yang Bekerja pada
Mooring Dolphin
a) Beban Vertikal
Beban Mati (Berat Sendiri)
Jadi berat sendiri konstruksi mooring
dolphin adalah :
Berat poer = (2,4 x 2,4 x 1,5 x 2,9)
= 25,056 ton
Berat bollard = 1 ton
Perhitungan letak titik jepit tanah Beban Hidup Merata
terhadap tiang untuk tanah normaly Beban air hujan = 0,05 ton/m2
consolidated clay and granular soil, Zf =
b) Beban Horisontal
1.8T dimana:
1
Beban Tarikan Kapal
Beban horizontal akibat gaya tarik kapal
5
T =
EI diambil dari besar gaya tarik bollard. Dari
nh perhitungan bollard didapat besar gaya tarik
dimana: yaitu 24,75 ton yang dibebani disetiap letak
E : 2,1 . 106 kgf/cm2 bollard.
Diameter tiang : 609,6 mm c) Beban Gempa
Tebal tiang pancang : 12 mm Beban gempa dianalisis dengan respos
1 4 4
I = [ ( 2) ] spectrum untuk wilayah gempa zona 2
64
1
I = [609,64 (609,6 2.14)4 ] dengan kondisi tanah dasar lunak.
64
= 1,162 x 109 mm4 Perhitungan Titik Jepit Tiang Pancang
Nilai nh diambil sebesar = 350 kNm-3 Jadi tinggi struktur mooring dolphin
untuk tanah normally consolidated clay. Ht = Zf + tinggi struktur
Ht = 7 + 1 + = 8 m
Maka dipasang 20D25 (As= 9817,477 mm2) Dapat dipakai tebal isisan beton 50mm
Tulangan Samping Kuat geser
Luas tulangan samping diambil sebesar 10% Rn = f.r1.fu.A
dari luas tulangan tarik (PBI 1971 9.3.5) = 0,75 x 0,5 x 4100 x 4,9087
A = 10% x A tulangan tarik = 7547,126 kg = 7,55 ton
= 10% x 9817,477 = 981,7477 mm2 Gaya geser yang diterima tiap tulangan :
Maka dipasang 8D13 (As = 1061,858 mm2) V max 8,3798
V = = = 0,4655ton
jumalhtula ngan 18
Cek jarak tulangan tarik Didapat V < Rn (OK)
Jarak tulangan sebesar
2 2700 280 2025 Panjang penyaluran tulangan
St= = A. au 4,9087 x 2780
1 201
Ld = 0,07 = 0,07 = 51,06cm
= 107,368 mm > 30 mm (OK) ' bk 350
Gunakan tulangan 1 baris Syarat :
Jadi dipasang 20D25 atau D25-100 Ld > 0,0065.dp. 'au
sepanjang poer dalam arah y Ld>0,0065x2,5x2780=43,4375 cm (OK)
Gambar penulangan poer breasting dolphin untuk tiang pancang dari grafik antara daya
dapat dilihat pada Gambar 7.2 dukung tiang dan kedalaman. Untuk tiang
2400
pancang miring juga direncanakan untuk
600 600 600 600
memikul beban tarik sehingga yang
diperhitungkan hanya daya lekat tiang saja (Qs).
600
600
TIANG PANCANG BAJA
609.6mm,t=12mm
7.1.2.2 Perhitungan kebutuhan kedalaman
600
BOULDER 30 TON
tiang pancang
2400
QL = QP + QS
2400 Dimana :
1200
D25-90
D25-100
QL = Daya dukung tanah maksimum pondasi
1500 12D28 QP = Resistance ultimate di dasar pondasi
D25
BETON PENGISI TIANG = (Np x K) x Ap
12-100
Np = harga rata-rata SPT di sekitar 4B
1250
SELIMUT BETON
diatas dan dibawah dasar tiang pondasi
t=50 mm Harga K = Koefisien karakteristik tanah
MULTIPLEKS
t=100 mm
12-100
Untuk lanau berpasir : K = 25 t/m2
8D25 Untuk lanau berlempung: K = 20 t/m2
QS = Resistance ultimate akibat tekana lateral
TIANG PANCANG BAJA
= (Ns/3 + 1) x As
609.6mm,t=12mm
Ns = harga rata-rata SPT sepanjang tiang
10:1
pondasi terbenam
Gambar 7.2 Detail penulangan poer breasting Tiang pancang berdiameter 60 cm (609,6 mm)
dolphin Ap = luas penampang dasar tiang = x x D2
7.1.2 Perencanaan Pondasi = 0,291864 m2
Pondasi yang digunakan untuk breasting As = luas selimut tiang
dolphin dermaga curah batubara di Berau = 1,195115 m x depth m
Kalimantan Timur ini adalah tiang pancang baja. Dari hasil perhitungan analisa struktur
7.1.2.1 Data Spesifikasi Tiang Pancang menggunakan SAP 2000 didapatkan beban
Pada perhitungan perencanaan ini, tiang rencana pada tiang pancang. Nilai beban rencana
pancang yang digunakan adalah tiang pancang tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.1. Penentuan
baja yang memiliki ukuran diameter sebesar kedalaman tiang pancang disesuaikan dengan
609,6 mm dengan tebal 12 mm. Dengan asumsi kebutuhan beban rencana.
tingkat korosi = 0,3 mm/tahun, maka untuk Tabel 7.1 Output Gaya Dalam Tiang Pancang
waktu perencanaan 10 tahun, tebal tiang yang dari SAP 2000
digunakan adalah :12 - (0,3 x 10) = 8 mm. Mutu Tipe Tipe
Beban Rencana
tiang pancang baja adalah BJ 52 (ijin = 2100 Tiang beban
kg/cm2), dan pada ujung tiang digunakan sepatu P (tekan) 97,5802 Ton
tiang dengan perlindungan cast steel point pada P (tarik) 78,4812 Ton
ujung sepatu tiang. Untuk perlindungan terhadap M2 45.01241 Ton
Miring
M3 45.74678 Ton.m
korosi, tiang dilapisi dengan cat anti karat yang
V2 3,9761 Ton.m
banyak mengandung seng (zinc-rich paint),
V3 8,4439 Ton
disamping dilapisi juga dengan epoxy. Dari U1 0,915 mm
program SAP 2000 didapat gaya-gaya yang Defleksi
U2 8,672 mm
terjadi pada tiang pancang dibawah ini. Dari
Hasil dari perhitungan SAP 2000 didapatkan
data-data pada tabel kemudian dicari kedalaman
hasil maksimum dari kombinasi beban, dengan
menggunakan SF = 3, maka bisa dicari untuk 7.1.2.4 Kontrol kekuatan bahan tiang
kedalaman tiang yang diperlukan : pancang
Axial Force (tekan) = 97,5802 x 3 Asumsi kecepatan korosi = 0,3
= 292,7406 mm/tahun. Korosi tiang diasumsikan terjadi
Axial Force (tarik) = 78,4812 x 3 sampai tiang ditumbuhi karang yaitu selama 10
= 235,4436 tahun. Metode perawatan digunakan dengan
Dengan memplot ke kurva hubungan Ql dan Qs menyediakan alokasi tebal tiang yang akan
versus kedalaman yang ditampilkan pada terkorosi yaitu setebal 3 mm.
Gambar 7.3 Mu = fy x Z
7.1.2.3 Kedalaman tiang pancang = 2100 x 3030
Dalam perencanaan struktur breasting = 6363000 kg.cm
dolphin ini digunakan kedalaman tiang yang = 63,63 ton.m
tergantung dari daya dukung tanah dasar. Untuk Kontrol tiang pancang
tiang pancang dengan gaya tekan 97,5802 ton Gaya dalam tiang pancang breasting dolphin
maka dibutuhkan kedalaman tiang sekitar 48 perlu dikontrol
meter dan untuk tiang pancang dengan gaya Kontrol momen M
tarik 78,4812 ton maka dibutuhkan kedalaman Mmax = 45.74678 ton.m < Mu (OK)
tiang sekitar 48 meter. Kontrol gaya horizontal (Hu)
Perhitungan daya dukung tiang terhadap
Daya Dukung Tanah beban lateral menggunakan cara Tomlinson
Q (ton) dalam Daya DukungPondasi Dalam oleh
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Dr. Ir. Herman Wahjudi hal 55 :
0 2 263,63
= = = 8,484
+ 8+7
Hu yang terjadi
V2 = 3,9761 ton < Hu (Ok)
10 V3 = 8,4339 ton < Hu (Ok)
Kedalaman (m)
Kontrol Tegangan
Tegangan pada tiang pancang dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
20 Qs
97580,2 4574678
max = + = +
D60 225,33 3030
max = 1942,85 kg/cm < ijin = 2100 2
600
600
Jadi dipasang 12D25 atau D25-200 TIANG PANCANG BAJA
609.6mm,t=12mm
sepanjang poer dalam arah y
600
BOULDER 30 TON
Kontrol retak
2400
Dengan menggunakan Tabel 10.7.1 PBI
600
1971 maka didapatkan:
5890,486
p = = = 0,00307 600
2400 800
d C
w = C3 . c + C4 . a 5 10 6 (cm)
p
p 2400
1200
3,2 7,5 6 D25-200
w = 11,5 . 8 + 0,04 . 1850 10 (cm) D25-200
0,00307 0,00307 800 12D28
w = -0,032 cm (nilai minus ~0) < 0,01 cm D25
(OK) BETON PENGISI TIANG
12-100
Kontrol Geser Pons
1250
bp = )
2 .( ++2 SELIMUT BETON
95865 t=50 mm
= MULTIPLEKS
2 .( 0,9+0,9 + 21,5).1,5 t=100 mm
= 6657,29 kg/m2 = 0,6657 kg/cm2 12-100
600
TIANG PANCANG BAJA
609.6mm,t=12mm = 2,464 > o (OK)
600
Tulangan Tarik
600
5,858
= 240 110,75
2400 100 17,54
1200
D25-85
= 88,7717 cm2 = 8877,17 mm2
1200
D25-85
12D28 Maka dipasang 20D25 (As= 9817,477 mm2)
D25
BETON PENGISI TIANG Tulangan Samping
12-100
Luas tulangan samping diambil sebesar 10%
1250
SELIMUT BETON
dari luas tulangan tarik (PBI 1971 9.3.5)
t=50 mm
A = 10% x A tulangan tarik
MULTIPLEKS
t=100 mm = 10% x 9817,477 = 981,7477 mm2
12-100
8D25 Maka dipasang 8D13 (As = 1061,86 mm2)
Cek jarak tulangan tarik
TIANG PANCANG BAJA
609.6mm,t=12mm Jarak tulangan sebesar
10:1
9817,477
p = = = 0,004091 BOULDER 30 TON
2400
2400 1000
Untuk balok persegi didapatkan koefisien C3
600
Tabel 7.3. Output Gaya Dalam Tiang Pancang dari Hu yang terjadi
SAP 2000 V2 = 5,8024 ton < Hu (Ok)
Tipe Tipe V3 = 0 ton < Hu (Ok)
Beban Rencana
Tiang beban
P (tekan) 58,0241 Ton Kontrol Tegangan
M2 0,15304 Ton Tegangan pada tiang pancang dapat dihitung
Miring M3 42,87368 Ton.m dengan rumus sebagai berikut:
58024 ,1 4287368
V2 5,8024 Ton.m max = + = +
225,33 3030
V3 ~0 Ton
U1 0,5403 mm max = 1672,48 kg/cm2 < ijin = 2100
Defleksi kg/cm2
U2 4,026 mm
Hasil dari perhitungan SAP 2000 didapatkan Kontrol Kuat Tekuk
hasil maksimum dari kombinasi beban, dengan Besarnya gaya P axial maksimum (Pkritis)
menggunakan SF = 3, maka bisa dicari untuk terhadap buckling untuk fixed headed
kedalaman tiang yang diperlukan : conditions adalah:
Axial Force (tekan) = 58,0241 x 3 2 . . 2 . 2100000.101000
cr = =
= 174,0723 ton ( + )2 (700 + 500)2
7.3.2.3 Kedalaman tiang pancang = 1453710,482 kg = 1453,71 ton
Dalam perencanaan struktur breasting Pcr = 1453,71 ton > Pu = 174,0723 ton (OK)
dolphin ini digunakan kedalaman tiang yang 7.3.2.5 Defleksi akibat lateral load
tergantung dari daya dukung tanah dasar. Untuk Defleksi keseluruhan sisi bawah struktur
tiang pancang dengan gaya tarik 77,1046 ton atas dengan bagian atas tiang pancang besarnya
maka dibutuhkan kedalaman tiang sekitar 43 disyaratkan maksimum 4 mm apabila struktur
meter. tersebut ditempati manusia.
7.3.2.4 Kontrol kekuatan bahan tiang Defleksi hasil SAP =
pancang U2 = 0,5403 mm < 4 mm (OK)
Asumsi kecepatan korosi = 0,3 mm/tahun. U3 = 4,206 mm ~ 4 mm (OK)
Korosi tiang diasumsikan terjadi sampai tiang Defleksi yang terjadi pada struktur radial
ditumbuhi karang yaitu selama 10 tahun. Metode loading coal memiliki nilai kurang dari 4 mm,
perawatan digunakan dengan menyediakan jadi telah memenuhi syarat.
alokasi tebal tiang yang akan terkorosi yaitu 7.3.2.6 Kalendering
setebal 3 mm. Perhitungan kalendering menggunakan
Mu = fy x Z rumus. Alfred Hilley Formula (1930) sebagai
= 2100 x 3030 berikut :
= 6363000 kg.cm Qu = P x SF = 58,0241 x 3 = 174,0723 ton
= 63,63 ton.m 2,572 7 + (0,322 7,643)
174,0723 =
+ (0,5 0,02) 7 + 7,643
Kontrol tiang pancang
Didapat S = 0,0286 m = 28,6 mm
Gaya dalam tiang pancang breasting dolphin
Jadi setting kalendering yang digunakan untuk
perlu dikontrol
tiang pancang adalah 28,6 mm.
Kontrol momen M
Mmax = 42,87368 ton.m < Mu (OK) 7.3.3 Perencanaan Balok
Struktur balok berfungsi sebagai jalannya
Kontrol gaya horizontal (Hu)
Perhitungan daya dukung tiang terhadap conveyor radial loading conveyor. Untuk
beban lateral menggunakan cara Tomlinson merencanakan balok diperlukan gaya dalam
dalam Daya DukungPondasi Dalam oleh yang ditampilkan pada Tabel 7.4. dibawah ini
Dr. Ir. Herman Wahjudi hal 55 :
2 263,63
= = = 7,486
+ 10 + 7
Tabel 7.4. Gaya dalam rencana balok RLC Maka dipasang 4D12 (As = 452,389 mm2)
Gaya Dalam Max Min Satuan Cek jarak tulangan tarik
Gaya Geser 27,8589 -15,013 Ton Jarak tulangan sebesar
22 120 2821,2 82,4
Gaya Aksial 0 0 Ton St = =
1 81
Torsi 3,877 -5,404 Ton.m = 11,77 cm
Momen 64,2368 42,87 Ton.m Jadi dipasang 8D24 atau D24-100 sepanjang
balok
a) Perhitungan Penulangan Balok radial Perhitungan Penulangan Tumpuan
loading coal Dari analisis struktur didapatkan momen
Data-data perencanaan poer ganda RLC tumpuan
Tinggi balok (hb) = 100 cm 90,8
Ca =
= 17,54 6423680
Lebar balok (bb) = 120 cm
120 1850
Tebal selimut beton = 8 cm = 4,03
Momen balok = 1066,75517 ton.m
Diambil = 0,4 untuk Ca = 4,03 dari tabel
= 1106675517 kg.cm
perhitungan lentur cara n, didapat :
Perhitungan tinggi manfaat balok :
= 2,390 > o (OK)
Hx = Ht d 0,5D = 90,8cm
dan 100.n. = 6,94
Hy = Ht d D 0,5D = 90,2 cm
Dihitung sebagai balok persegi
Perhitungan Tulangan Lapangan
Tulangan Tarik
Dari analisis struktur didapatkan momen
Luas tulangan yang diperlukan adalah
tumpuan
90,8 A =xbxh
Ca = = 6,94
17,54 4287368
= 120 90,4
120 1850 100 17,54
= 4,9117 = 42,922 cm = 429220 mm2 2
Diambil = 0,4 untuk Ca = 4,9117 dari Maka dipasang 10D24 (As = 4523,89 mm2)
tabel perhitungan lentur cara n, didapat : Tulangan Tekan
= 3,110 > o (OK) Luas tulangan yang diperlukan adalah
dan 100.n. = 4,529 A = x A
Dihitung sebagai balok persegi = 0,4 x 4523,89 cm2 = 1809,56 mm2
Tulangan Tarik Maka dipasang 4D24 (As = 1809,56 mm2)
Luas tulangan yang diperlukan adalah Tulangan Samping
A =xbxh Luas tulangan samping diambil sebesar 10%
4,529
= 120 90,4 dari luas tulangan tarik (PBI 1971 9.3.5)
100 17,54
= 28,252 cm2 = 2825,2 mm2 A = 10% x A tulangan tarik
Maka dipasang 8D24 (As = 3619,11 mm2) = 10% x 4523,89 = 452,389 mm2
Maka dipasang 4D12 (As = 452,389 mm2)
Tulangan Tekan
Luas tulangan yang diperlukan adalah Cek jarak tulangan tarik
A = x A Jarak tulangan sebesar
= 0,4 x 3619,11 cm2 = 1447,644 mm2 St =
22 120 2821,2 102,4
Maka dipasang 3D24 (As = 1357,168 mm2) =
1 101
3,2 7,5 6
w = 11,5 . 8 + 0,04 . 1850 10 (cm)
0,00377 0,00377 5D25
210-125 10-90
8D25 5D25
210-125
1500 2000 1500
w = -0,0064 cm (nilai minus, lebar retak ~
0) < 0,01 cm (OK) 10D25
Kontrol Dimensi Balok
27858 ,9
b = 7 = 7 = 2,6532
. . 120 100
8 8
Untuk h < b maka 1000
2,6 2,6 5D25
=3+ = 3+ = 4,575
0,45+( ) 0,45+(120100 )
. 4,575.540400
ib = = = 1,717
2 . 120 2 .100 1200
b + ib = 2,6532 + 1,717 = 4,3702 kg/cm 2
Penulangan Tumpuan
m = 1,62 350 = 30,307 /2 5D25
Didapatkan hasil b + ib < m (OK)
Penulangan Geser
Tegangan beton yang diijinkan berdasarkan
PBI 1971 tabel 10.4.2 1000
Untuk pembebanan tetap : 8D25
bt = 1,08 350 = 10,205 kg/cm2
Untuk pembebanan sementara : 1200
bs = 1,70 350 = 31,804 kg/cm2 Penulangan Lapangan
b + ib = 4,3702 kg/cm2 < bt Gambar 7.11. Detail penulangan balok RLC
Dipasang tulangan geser minimum yaitu
luas As BAB VIII
3..
As = PERENCANAAN PENGERUKAN
. 2,2622780 8.1 Umum
as = = = 17,468 cm
3. 3 120 Langkah-langkah dalam merencanakan
Pakai as 10 cm
suatu pengerukan yaitu sebagai berikut:
Panjang penyaluran tulangan 1. Menentukan peralatan yang digunakan
Untuk tulangan tarik diambil 2. Menghitung produktivitas
A. au 8,04 x 2780 3. Merencanakan metode Pelaksanaan
Ld = 0,07 = 0,07 = 83,63cm
' bk 350 8.2 Menentukan Peralatan Pengerukan
Syarat : Dalam menentukan peralatan yang
Ld > 0,0065.dp. 'au digunakan dalam pengerukan ada beberapa hal
yang diperhatikan. Beberapa hal yang menjadi Tabel 8.1. Kebutuhan volume pengerukan
pertimbangan perencanaan adalah: Potongan A Arata2 Jarak Volume
1. Volume pekerjaan I-I 0
2. Jenis material II-II 5.235 2.6175 30 78.525
3. Kedalaman perairan III-III 22.355 13.795 30 413.85
4. Tempat pembuangan material
IV-IV 37.62 29.9875 30 899.625
8.2.1 Perhitungan Volume Material V-V 40.075 38.8475 30 1165.43
Pada bab V dijelaskan perbandingan kondisi
VI-VI 96.085 68.08 30 2042.4
eksisting dengan kebutuhan fasilitas dermaga,
VII-VII 89.69 92.8875 30 2786.63
dimana pada kolam putar dermaga perlu
dilakukan adanya pengerukan mengingat VIII-VIII 88.16 88.925 30 2667.75
kebutuhan kedalaman nominal bulk coal barge IX-IX 82.48 85.32 30 2559.6
5000 DWT yaitu -5.00mLWS sedangkan kolam X-X 97.545 90.0125 30 2700.38
putar yang ada mencapai kedalaman - XI-XI 89.825 93.685 30 2810.55
3.00mLWS. Selain itu pembangunan dermaga XIIkr-XIIkr 30.05 59.9375 30 1798.13
ini diharapkan tidak mengganggu aktivitas XIIkn-XIIkn 30.99 30.52 30 915.6
pelayaran kapal dermaga lain. Jadi lebar alur
XIII-XIII 35.325 33.1575 30 994.725
pelayaran didepan dermaga perlu diperlebar
XIV-XIV 37.585 36.455 30 1093.65
sehingga saat kapal bertambat pada dermaga ini,
XV-XV 37.35 37.4675 30 1124.03
kapal lain dapat melewati dermaga ini tanpa
berhenti. Layout pengerukan dapat dilihat secara XVI-XVI 34.285 35.8175 30 1074.53
jelas pada Gambar 8.1. dan Gambar 8.2. XVII-XVII 28.055 31.17 30 935.1
Untuk menentukan volume pengerukan ini XVIII-XVIII 88.16 58.1075 30 1743.23
bisa dilakukan dengan membagi areal kolam 3
volume total (m ) 27803.7
pelabuhan menjadi beberapa pias. Setiap pias
dibuatkan cross sectionnya agar mempermudah Dengan demikian volume pengerukan awal
menghitung volume kerukan. Volume yang diperlukan adalah sebesar 18171,3 m3.
pengerukan total adalah total akumulasi dari Karena tanah bisa memuai (swelling) koefisien
volume seluruh pias yang ada. Bila Gambar tanah untuk lempung adalah 0,07. Volume total
8.2. memperlihatkan area yang harus dikeruk, galian = 1,07 x 27803,7 m3 = 29749,959 m3.
maka dibuat potongan melintang tiap-tiap pias. 8.2.2 Jenis Material
Dari data stratigrafi tanah diketahui bahwa
-1.00
A
U
T
A R
-0.00
-1.00
II
0
-18.
-17.0
DWT
-16.00
E 5000
BARG
COAL
BULK
III
XII kr
XII kn
XIII
kelempungan. Walaupun volume keruk tidak
XI
-15.00
-14.00
X XIV -13.0
0
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XV
XVI
XVII
XVIII
-10.0
0
-12.0
0
-13.0
0
-0.0
0
-5.00
-10.00
begitu besar, namun material yang perlu dikeruk
-13.00
-14.0
IX -14.0
0 0
V VIII XVI
-13.00
IV VII XVII
-2.00 III VI XVIII -13.00
-5.00 II V
0 I
-9.0 IV
III -10.00
0
Unloading Time fw=
Waktu pengosongan hopper (ut) dengan tipe 40,25
= = 0,9375
split relative singkat yaitu butuh waktu 10 4
detik = 0,00278 jam fd = ft x fw = 0,75 x 0,9375 =0,703125 ~ 0,7
penumpukan batubara ini memiliki data-data lapangan penumpukan adalah jumlah total dari
perencanan sebagai berikut : Si yang terjadi pada masing-masing layer, yaitu
Kemiringan lereng timbunan = 1:2 sebesar 1,56 m.
H timbunan = 10 meter 9.4.2 Primary Consolidation (Sc)
Material timbunan = batubara Perhitungan primary consolidation (Sc)
timbunan = 1,4 t/m3 ini menggunakan prinsip long term condition,
C =0 yaitu menggunakan harga-harga efektif baik
= 40-45o tanah kohesif maupun tanah non kohesif yang
Besarnya tanah dasar yang dianalisis hingga posisinya berada dibawah muka air. Berikut
tanah dasa yang memiliki kepadatan medium tahapan perhitungan primary
hingga stiff. Jadi tanah dasar diperhitungkan Berhubung tanah lapisan pertama adalah
adalah tanah dasar dengan kedalaman hingga 46 tanah non-kompressible, maka tidak terjadi
m dengan kepadatan tanah medium. Substratum pemampatan primer. Namun lapisan tanah yang
atau tanah keras yang berupa kerikil dengan kohesive dan kompressible pada kedalaman 2-30
kepadatan dense berada tepat dibawah tanah m perlu dihitung. Total primary consolidation
dasar yang diperhitungkan. sebesar 2,492m.
9.4.3 Total Konsolidasi
9.3 Analisis Kestabilan Tanah Dasar Total konsolidasi yang terjadi adalah
Timbunan batubara yang cukup tingg yaitu
Total konsolidasi : Si + Sc
10 meter ini perlu diperhitungkan kestabilitasan
= 1,528 + 2,492 = 4,02 meter.
tanah dasar dalam menahan beban timbunan
Jadi total konsolidasi akibat beban timbunan 10
tersebut. Analisis kestabilitasan dapat
meter didapatkan 4,02 meter. Hal ini cukup
menggunakan progam bantu xstable.
berbahaya apabila settlement masih berlangsung
Gambar dibawah ini menjelaskan bahwa
saat kegiatan operasional. Maka dibutuhkan
bidang longsor mengenai lapisan tanah dasar ke-
2 dan angka kemanan akibat beban timbunan metode perbaikan tanah dasar ataupun perkuatan
yang ada SF 0,768 < 1, yang menunjukkan ini tanah dasar lapangan penumpukan untuk
cukup berbahaya. Sehingga perlu adanya kestabilitasan tanah dasar.
perbaikan tanah dasar agar angka keamanan 9.5 Perhitungan Waktu Konsolidasi
rencana dapat bertambah dan semakin aman. Tabel 9.3.. Data parameter tanah titik bor B-2
SF = 0,768 Kedalaman
Tebal
Cv
Cv gab
Jenis Tanah Lapisan
R = 27.33 m (m) (cm2/dtk)
(cm) (cm2/dtk)
MR = 2623 ton.m
Timbunan Batubara
6 600 0.0001
Lapisan no.1
Lapisan no.2
3 300 0.0005
Lapisan no.3
Lapisan no.4 Lanau
Lapisan no.5 3 kelempungan 300 0.0001
Lapisan no.6
sangat lunak 0.000229
Lapisan no.7 6 600 0.0005
Lapisan no.8
3 300 0.0001
Lapisan no.9
7 700 0.0008
Gambar 9.3 Bidang longsor pada area stockyard
hasil x-stable.
Diasumsikan tegangan air porinya merata
9.4 Perhitungan Settlement (homogen), sehingga untuk U = 90% maka Tv =
9.4.1 Immediate Settlement 0,848 dan untuk U = 50% maka Tv = 0,197
Sehingga besar immediate settlement yang (Tabel 5.1, Teknik Reklamasi, Prof. Herman).
terjadi akibat timbunan 10 m pada tanah dasr
Dan untuk lapisan tanah 1 pada titik bor B-1, Timur ini beroperasi, konsolidasi tidak terjadi
arah aliran air drainage-nya adalah dua arah lagi sehingga tidak mengganggu kegiatan
yaitu air mengalir dalam proses konsolidasi operasional meskipun dalam jangka waktu yang
kedalam dua arah yaitu atas dan bawah, panjang.
sehingga Hdr = .H
9.6 Perencanaan Vertical Drain
Dengan menggunakan asumsi tegangan air 9.6.1 Data Perencanaan PVD
pori merata sehingga harga Tv dapat diperoleh Adapun data-data yang digunakan dalam
dari Tabel 2.8. adalah: perencanaan PVD adalah sebagai berikut:
U = 10%, maka didapat Tv = 0,008 Waktu konsolidasi yang direncanakan (t)
Hdr= 28 meter = 2800 cm adalah selama 1 tahun.
Sehingga didapat waktu konsolidasi untuk Urata-rata yang direncanakan = 90%
derajat konsolidasi U = 10% adalah sebesar: Jenis PVD yang digunakan adalah
0.008(2800/2)2 Colbondrain CX1000 (PT. Tetrasa
t= = 2.2 tahun Geosinindo) dengan dimensi 0.5 cm x 10 cm
(0.0002293600243012)
a = panjang PVD = 10 cm
Untuk derajat konsolidasi lainnya dapat dilihat b = lebar PVD = 0,5 cm
pada Tabel 9.4. dw = ekivalen diameter PVD
Tabel 9.4. Hasil perhitungan waktu konsolidasi = (a+b)/2 = (10+0,5)/2 = 5,25 cm
untuk masing-masing derajat konsolidasi di bawah
Pola pemasangan PVD
tanah dasar lapangan penumpukan
- Bujur Sangkar : D = 1,05 x S
- Segitiga : D = 1,13 x S
Derajat Lama
Faktor
Konsolidasi konsolidasi 9.6.2 Menentukan Jarak PVD
Waktu (Tv)
(U%) (Tahun) Dari data-data tersebut diatas, maka
perhitungan jarak atau spacing PVD adalah
sebagai berikut:
0 0 0
a) Perhitungan Ch
10 0.008 2,2 Kh
20 0.031 8,5 Ch = Cr = Cv
Kv
30 0.071 19,5 Dimana:
40 0.126 34,7 Kh
=2
50 0.197 54,2 Kv
Ch gabungan = 2 x Cv gabungan
60 0.287 78,9
= 2 x 0,000229
70 0.403 110,9
= 0,000458 cm2/dtk
80 0.567 156,0
b) Perhitungan Uv
90 0.848 233,3 Dengan menggunakan grafik korelasi
100 - - antara Cv, t, U dan Hd (J.P. BRU, 1983) dari
Dari Tabel 9.3 dapat dilihat bahwa untuk buku Teknik Reklamasi (Prof. Herman
menghilangkan semua settlement yang terjadi Wahyudi) halaman 66 didapatkan Uv
(derajat konsolidasi 90%) dibutuhkan waktu sebesar 5% (lihat Gambar 9.4.).
selama 233,33 tahun. Bila settlement ini tidak c) Perhitungan Uh
dihilangkan, bisa mempengaruhi kestabilitasan U = [1-(1-Uh)(1-Uv)]100%
timbunan diatasnya. Sehingga diperlukan (1-U)
Uh = 1- 100%
pemasangan PVD (Prefabricated Vertical (1-Uv)
Drain) yang terbuat dari material yang porous (1-0.9)
Uh = 1- 100% = 89.474%
yang dibuat di pabrik dengan sistem drainase (1-0.05)
vertical. Penggunaan PVD ini diharapkan untuk d) Perhitungan spacing PVD dengan formasi
mempercepat proses konsolidasi dan diharapkan bujur sangkar.
pada saat Perusahaan Batubara di Kalimantan
Lapisan no.1
= 2725,345 kg = 2,73 ton
Lapisan no.2
9.7.4 Perhitungan Kebutuhan Jumlah
Micropile
MR 1646 ,2 Lapisan no.3
= = = 22,06 = 23
max 2,73 27,33 1,4 m 1,4 m
buah/m
Jadi untuk memperkuat tanah dasar sehingga
1,0 m
tidak terjadi longsor (SF =1,25), maka jumlah
micropile yang digunakan 23 buah/m MICROPILE 25x25 cm
masing masing struktur tidak dibahas secara Breasting Dolphin berbentuk segi empat
keseluruhan. dengan kriteria :
Pada bab ini hanya membahas konsep dasar Lebar : 2,4 m
Panjang : 2,7 m
pelaksanaan breasting dolphin, sistem fender
Tebal : 1,5 m
dan pelaksanaan pekerjaan pengerukan, tetapi Diamater tiang 609,6 mm tebal 12mm
tidak membahas secara detail tentang dan panjang tiang 48 m.
pelaksanaan sesungguhnya di lapangan. Diameter tulangan utama 25 mm dan
tulangan samping 13 mm.
BAB XI Elevasi +3.00 mLWS
ANGGARAN BIAYA Pada Breasting Dolphin dipasang
Fender tipe AD Arch Rubber Fender
Berikut Rekapitulasi Total Anggaran Biaya yang AD 500 dan Bollard tipe SBB1-20.
dibutuhkan untuk merealisasikan perencanaan b) Desain Mooring Dolphin
dermaga curah batubara dan lapangan Mooring Dolphin berbentuk segi empat
penumpukan di Berau Kalimantan yaitu : dengan kriteria :
Rekapitulasi
No. Uraian Total Lebar : 2,4 m
1 Pekerjaan Persiapan Rp 87,600,000.00 Panjang : 2,4 m
2 Breasting Dolphin Rp 12,822,477,464.37
3 Mooring Dolphin Rp 7,244,269,534.42
Tebal : 1,5 m
4 Struktur RLC Rp 10,689,811,723.30 Diamater tiang 609,6 mm tebal 12mm
5 Pengerukan Rp 1,303,739,694.14 dan panjang tiang 46 m.
6 Perbaikan Tanah Dasar dengan PVD Rp 2,355,998,400.00
Jumlah Total Rp 34,503,896,816.22
Diameter tulangan utama 25 mm dan
PPn 10% Rp 3,450,389,681.62 tulangan samping 13 mm.
Total + PPn Rp 37,954,286,497.85 Elevasi +1.00 mLWS
Jumlah Akhir (dibulatkan) Rp 37,954,286,498.00
Terbilang: Tiga Puluh Tujuh Milyar Sembilan Ratus Lima
Pada Mooring Dolphin dipasang Bollard
Puluh Empat Juta Dua Ratus Delapan Puluh tipe SBB1-20.
Enam Ribu Empat Ratus Sembilan Puluh c) Desain Struktur Radial Loading Coal
Delapan Rupiah.
Radial Loading Coal ini memiliki 2
macam poer yaitu 1,2 x 2,4 x 1,2 m dan
BAB XII 2,4 x 2,4 x 1,2m. Terdapat juga balok
PENUTUP dengan ukuran 5 x 1,2 x 1 m
Diamater tiang 609,6 mm tebal 12mm
12.1 Kesimpulan dan panjang tiang 43 m.
Dari perencanaan ini dapat disimpulkan : Diameter tulangan utama 25 mm dan
1. Kapal yang direncanakan untuk Perencanaan tulangan samping 13 mm.
Dermaga Curah Batubara di Berau, Elevasi +5.00 mLWS
Kalimantan Timur ini adalah kapal tongkang 3. Perencanaan pengerukan
pengangkut batubara atau bulk coal barge Pengerukan dilakukan pada kolam putar
5000 DWT dengan spesifikasi seperti Tabel
dengan alasan kebutuhan kedalaman
11.1.
Tabel 11.1 Spesifikasi bulk coal barge perairan -5.00 mLWS tidak terpenuhi karena
Kelas ABS, A1, Barge kondisi eksisting kedalamn perairan berada
LOA 73,15 m pada kedalaman -5.00 mLWS. Dan juga
Breadth 21,95 m
pengerukan dilakukan untuk menjga alur
pelayaran di Sungai Segah tetap berjalan dua
Depth 5,26 m
Max Draft 4,20 m arah dan tidak terganggu dengan adanya
GRT 2139 ton pembangunan dermaga ini. Total volume
DWT 5000 ton material tanah dasar di Sungai Segah yang
perlu dikeruk sebesar 29749,959 m3 ini
2. Perencanaan Struktur meliputi struktur dikeruk menggunakan cutter suction dredger
breasting dolphin, mooring dolphin, dan
1000 CPM dengan total waktu pengerukan
radial loading coal. Rencana dimensi
sebagai berikut : 33 hari kerja.
a) Desain Breasting Dolphin 4. Perencanaan perbaikan tanah dasar pada
lapangan penumpukan digunakan material