Kuliah Pengemasan
Kuliah Pengemasan
Susunan pengemas
1. Pengemas bagian luar ( pengemas scundair )
Fungsi : melindungi produk selama penggudangan dan
pengangkutan dr pabrik s/d tempat pemasaran (konsumen)
Macam:
1. Peti-peti atau krat ( crates) dari kayu atau plywood
2. Kotak-kotak baja
3. Drum dari fibre board
4. Peti-peti dari fiber board ( bergelombang )
5. Kantung dari tekstil ( yute, katun, linen) dan plastik
6. Kotak dari kertas
7. Karung ( bales )
2. Pengemas dalam ( pengemas primair )
Fungsi : melindungi produk pada pemasaran ( konsumen),
macamnya:
1. Kaleng-kaleng logam dan wadah yg bagian tutupnya
diperkuat dg logam.
2. Botol-botol dan stoples gelas
3. Wadah-wadah plastik dg bermacam-macam bentuk yg
kaku atau agak kaku
4. Tabung-tabung yg tahan rusak kalau jatuh, baik terbuat
dari logam maupun plastik
5. Kotak kertas tebal dan karton yg kaku dan dpt dilipat
6. Wadah dari paper-pulp dg bermacam-macam bentuk
7. Pengemas fleksibel: kertas, paper-board, fibre board,
plastik tipis, foils, laminats pembungkus, kantung,
amplop, sanchet dll
Bahan pengemas
1. Pengemas alami :
- tulang dan kulit binatang ( sudah dipergunakan lagi )
- tanah liat
- buluh bambu
- daun-daun
Kelemahan: tak dpt melindung produk dari pengaruh luar
Keunggulanya:
- murah, mudah didapat,
- mudah di dekomposisi
2. Pengemas buatan:
1. Kertas
Bahan baku : pulp ( bubur kayu )
Kegunaan : pengemasan produk kering atau pengemas
scundair dalam bentuk dos atau boks karton
Kelemahan:
- mudah robek dan terbakar
- tak dapat untuk pengemasan produk cair
- tidak tahan panas/dipanaskan
Keunggulannya : mudah di dekomposisi/ di daur ulang
2. Kaca
Kegunaan: - untuk produk cair, semi basah dan powder,
biasanya dibentuk botol/tabung
Keunggulanya:
1. Transparan ( produk nampak dari luar )
2. Dpt melindungi produk dr pengaruh lingkungan
3. Inert ( tidak mudah bereaksi dg produk)
4. Dpt dipakai bbrp kali ( multitrip ) & di daur ulang
Kelemahannya:
1. Termasuk bahan memiliki bobot
2. Mudah pecah
3. mahal
3. Kaleng
Dibuat dari : alumunium, tembaga, besi, dll
Keunggulanya sama dengan kaca + tak mudah pecah
Kelemahannya: sama dengan kaca,
+ tidak transparant + dpt mengkotaminasi produk
4. Plastik
Paling banyak digunakan.
Keunggulannya:
1. Memiliki fleksibilitas tinggi (mudah dibentuk )
1. Transparan ( tembus pandang )
2. Liat dan tidak mudah pecah
3. Tahan benturan, memudahkan penanganan & transprts
4. Inert tidak bereaksi dengan produk
Kelemahannya:
1. Tidak tahan panas
2. Ada bbrp kemasan yg dpt mengkontaminasi
produk: polietilen, polipropilen, polivinilchloride) bila
dibakar.
3. Tak dapat dihancurkan secara cepat secara alami.
4. Plastik dibuat dari polimer sintetis dari bahan
baku minyak bumi (terbatas persediannya)
3
5. Lapisan (laminate) dari campuran bahan tsb diatas.
Kriterian bahan pengemas:
1. Harus memiliki sifat penyerap/pengantar panas atau
listrik yang rendah (low konduktor )
2.Mampu menangkal keluar masuknya uap air/udara
(low aerasitor )
3.Mampu memantulkan sinar yang datang dari luar (high
reflektor )
4.Mampu menahan beban mekanik (benturan, gesekan,
getaran, goyangan dll )
3.Plastik
Beberapa macam plastik dan sifat-sifat utama dr plastik tipis
fleksibel yg digunakan untuk pengemasan bahan pangan:
1) Cellulosa acetat
Sifat : sangat kaku, sangat mengkilap, stabil
Bahan ini penahan gas dan air yg tinggi
Dipergunakan utk pengemas: lemak dan minyak, cairan
yang ber-asam tinggi maupun cairan yang berbasa tinggi,
pelapis bhn didlm kotak-kotak karena bahan tidak menyerap
debu & uap air (pengemas secundair)
2) Polyethylene
Merupakan jenis plastik yang banyak digunakan untuk
pengemasan produk yang berupa padatan, & cairan.
Ada tiga jenis:
1. LDPE (Low density p e), densitas = 0,909,- 0,925,
mudah leleh (pd suhu 100 105 oC), sulit ditembus
air, mudah ditembus gas, dpt direkatkan dg panas.
2. MDPE(medium density p e): densitas 0,926,- 0,939
lebih kuat, lebih kaku, agak sulit ditembus gas.
3. HDPE ( higt density p e ), densitas 0,94 0,965,
produk paling kuat diantara p e, sulit ditembus air,
uap air, maupun gas, melunak pada 100 125 oC,
tahan terhadap bahan kimia ( asam/basa kuat)
3) Polypropylene
Densitas 0,90 0,91 kekakuan baik, kuat, transparan pada
bentuk film, tahan thd panas, sulit ditembus uap air, mudah
ditembus gas, lebih ringan dp polyethylene, meleleh pada
suhu 1620C, sulit direkatkan dg panas, ketahanan yg baik
terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap.
4) Stiren ( Polimer stiren/PS )
Polimer murni memiliki sifat mudah pecah, shg pada proses
pembuatannya perlu ditambah karet. Campuran polimer
murni dg karet memiliki sifat: mudah ditembus air maupun
gas, thermoforming, tahan terhadap asam dan basa kuat.
Produk lain dr bahan stiren: Expandable polystiren (EPS).
Mengandung bahan pengembang shg mudah dibentuk
menjadi sheet maupun dicetak dalam bentuk lain
5) Polyamides (atau nilon)
Tahan terhadap minyak/lemak, tahan terhadap air, asam dan
basa, Konfigurasi nilon bermacammacam al: Nilon 6
mudah dibentuk, tahan thd gesekan, Nilon 11 dan 12 adalah
tahan terhadap oksigen dan uap air, Nilon 66 tahan thd suhu
akan mencair pada suhu tinggi.
6) Polyester
Ada dua produk Polyester yi:
1. PET( Polyetelene tetraptalat)
Jernih, transparan, thermoplastic, kuat, kaku, mudah
dibentuk, sulit ditembus uap air dan gas, Mempunyai
kekuatan cukup baik thd tegangan, tahan sobek, tahan
thdp: minyak/lemak, pelarut organik, asam & basa kuat.
2. PC ()
Meleleh pada suhu 140-1500C, kaku tetapi mudah pecah,
mudah ditembus uap air maupun gas. Tahan thd minyak/
lemak .
6
7)Polyvinyl chlorida.
Plastik tipis bersifat fleksibel yg diperoleh dg penambahan
bahan-bahan plastik.Vinyl co-polymer film dipergunakan
sebagai pengemas untuk berbagai produk bersifat mengerut
dan sebagai pelapis bhn pengemas lain (pengms scundair)
8) Polyvinylidene chlrorida
Digunakan sebagai co-polymer dengan vinyl chlorida, tahan
thp penetrasi gas dan uap air, tembus cahaya dan tahan thp
benturan /gaya mekanis.
9) Rubber hydrochlorida (plio film )
Sifat: dapat direnggangkan, tak bersifat racun, tahan thd
minyak/lemak, tidak berubah oleh pengaruh asam/basa kuat,
tidak mudah terbakar, tahan thd penetrasi gas yang berbau.
Bahan pengemas ini tidak tahan lama untuk pengemas,
karena bila disimpan pada waktu yang lama mudah rapuh,
dan berubah warna.
10)Polyvinyl acetat
Terutama digunakan sebagai pelapis kertas, dan sebagai co-
polymer
11)Aluminium foil
Digunakan secara luas untuk pengemas produk pangan yang
rentan thd cahaya, uap air, dan gas.
Untuk bahan pengemasan yang reskan thd udara, perlu di
perhatikan kemampuan plastik thd daya tembus gas.
N2 O2 CO2 H2O
Polyethelene ( LD ) 19 55 352 800
Polyethelene ( HD ) 2,7 10,6 35 130
Polystyrene 2,9 11,0 88 12000
Polyamide ( nilon 6 ) O,1 0,38 1,6 7000
Polypropelene - 23,0 92 680
Polyvinyl chloride 0,4 1,2 10 1560
Polyester 0,055 0,22 1,53 1300
Polyvinylidene cnlorida 0,0094 0,053 0,29 14
Rubber hydrochloride 0,08 0,3 1,7 240
Polyvinyl acetat - 0,5 - 100.000
Ethylcellulose 84 265 200 130.000
Cellulose acetat 2,8 7,8 67 75.000
Sumber : KA Buckle 1978
10
11
Labelling
Labelling : infomasi (keterangan) mengenai identitas produk.
Pedoman pelabelan produk pangan:
Peraturan Pem No 69 thn 1999, ttg: Label dan Iklan Pangan
Landasan operasional pelabelan:
SK Deputi Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
No : Hk 00.06.62.122. tanggal 17 Maret 2003.
Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan tdr 13 Bab:
1. Ketentuan Umum Label Pangan
2. Nama Produk Pangan
3. Daftar Bahan atau Komposisi
4. Keterangan Berat Bersih atau Isi Bersih
5. Tulisan dan Gambar
6. Keterangan ttg Nama dan Al;amat Pabrik
7. Keterangan tanggal Kadaluarsa
8. Keterangan ttg Nomor Pendaftaran
9. Keterangan ttg Kode dan tanggal Produksi
10. Ket ttg Cara Penyajian, Penggunaan dan Penyimpanan
11. Pelabelan Gizi
12. Klaim pada Label Umum : fungsi gizi, kandungan zat gizi,
klaim perbandingan zat gizi, klain kesehatan dan klaim halal
13. Hal-hak yang dilarang Pencantuman pada Label Pangan.
Ad 1. Sertifikasi halal
Meliputi bahan baku produk, bahan tambahan (food adtv),
dan proses produksinya
Auditor:
1. LP POM memfokuskan audit bahan dan proses
2. Badan POM memfokuskan audit Penerapan CPMB
3. DEPAG memfokuskan audit pertanggungjawaban halal
Hasil audit:
1. Apabila tidak memenuhi syarat CPMB dibahas di Badan
POM untuk ditidak lanjuti
2. Hasil audit mengenai ke-halalan di bahas di LP POM MUI,
bila memenuhi syarat diteruskan ke Komisi Fatwa, untuk
mendapatkan sertifikat halal , dan produk sudah bisa
mencantumkan logo,, Halal pada kemasan.
12
Ad 2. Nama produk
Nama produk pada labelnya mrpk informasi utama dan
sedapat mungkin informasi itu sedetail mungkin, shg
memungkinkan konsumen dpt meng-identifikasi produk
sesuai yang dikehendaki. Contohnya: susu bubuk, gula pasir,
susu UHT (ultra high temp), bakpia pathok, Ayam Goreng
Mbok Berek,Keripik Sokaraja, Wajik Ny.Week
Ad 3. Kandungan isi
Meliputi semua bahan subtansi yang tdpt dalam kemasan,
termasuk zat aditif, disusun berturut-turut dari bahan yg besar
prosentasinya ke bahan yang lebih kecil %.
Namun bahan2 spt: kentang, cuka, dan zat aditif yang
hilang/tak tampak selama proses produksi tak perlu
dimasukan. Bahan aditif yang perlu dicantumkan dalam label
adalah substansi sintetis atau alami yg dpt menambah
penampilan: bau, rasa, maupun aroma.
Misal: frambozen, vanili.
Di Eropa food adtv yg dicantumkan dengan kode, misalnya:
- E 200 = asam sorbat
- E 201 = Na sorbat
- E 300 = asam askorbat
- E 311 = oktil gallat
- E 320 = butilhidroksilanisol ( BHA )
- E 321 = butilhidroksiltoluen ( BHT )
Ad 4.Kuantitas (isi)
Produk pangan/minuman wajib mencantumkan kuantitas
produk, sebab sangat erat kaitannya dengan harga maupun
daya beli, umumnya dalam satuan volume : liter, ml
Satuan bobot : Kg, gram
Ad 5. Identifikasi asal produk
Umumnya dinyatakan dalam kode bergaris (bar kode) yang
tersusun secara vertical, dibawahnya ada angka yang hanya
dapat dibaca dengan teknologi optik, dan dapat diprogram
nilai/harga jual produk,
Jumlah garis 13 yang meng-identifikasikan:
- 2 angka pertama menunjukan negara asal
- 5 angka berikutnya menunjukan pabrik pembuat & distributor
- 5 angka berikutnya merupakan jenis produk
- 1 angka terakhir adalah angka kontrol
13
14
15