TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi.
2.1.2. Etiologi.
Cara transmisi bagi chikungunya ini adalah vector-borne yaitu melalui gigitan
nyamuk Aedes sp yang terinfeksi. Transmisi melalui darah berkemungkinan bisa
Rata-rata masa inkubasi bagi Chikungunya adalah sekitar 2-12 hari tetapi
umumnya 3-7 hari (Centers for Disease Control and Prevention, 2010).
Gejala yang sering ditimbulkan infeksi virus ini berupa demam mendadak
disertai menggigil selama 2-5 hari. Gejala demam biasanya timbul mendadak secara
tiba-tiba dengan derajat tinggi ( >40C). Demam kemudian menurun setelah 2-3 hari
dan bisa kambuh kembali 1 hari berikutnya. Demam juga sentiasa berhubungan
dengan gejala-gejala lainnya seperti sakit kepala, mual dan nyeri abdomen (Swaroop,
A., Jain, A., Kumhar, M., Parihar, N., and Jain, S., 2007).
Deteksi dini dan diagnosis yang teratur memainkan peran penting dalam
mengontrol infeksi virus ini secara efektif. Pemeriksaan melihat perkembangan IgM
melalui enzyme linked immunosorbent asssay (MAC-ELISA) telah menjadi
pemeriksaan serologi yang major karena teknik pemeriksaan ini sangat cepat dan
reliabel (Sudeep, A .B and Parashar D 2008). Teknik pemeriksaaan lain yang bisa
dilakukan untuk mendeteksi dan mengindentifikasi antigen virus adalah teknik
immunofluorescent antibodi secara tidak langsung (Sudeep, A .B and Parashar D
2008). Reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) juga telah dikenal
sangat berguna dalam mendiagnosa virus chikungunya (CHIKV) dengan cepat
(Sudeep, A .B and Parashar D 2008). Malah RT-PCR juga merupakan teknik
mendeteksi m-RNA yang paling sensitif. Dibandingkan dengan 2 teknik lain yang
sering digunakan untuk menkuantifikasi m-RNA level yaitu Northen blot analysis dan
RNase protection assay, RT-PCR dapat digunakan untuk menkuantifikasi m-RNA
level dari jumlah sampel yang kecil. Malah kombinasi RT- PCR dan nested PCR
terbukti efisien untuk deteksi spesifik dan mengenotip CHIKV (Yulfi, H., 2006.).
2.1.5. Pengobatan.
Sehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin
yang berguna sebagai tindakan preventif juga belum ditemukan. Pengobatannya
hanya bersifat simptomatis dan supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik, anti
2.1.6. Komplikasi.
2.1.7. Prognosis.
Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan adanya
kematian sedangkan keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Penelitian
sebelumnya pada 107 kasus infeksi Chikungunya menunjukkan 87,9% sembuh
sempurna, 3,7% mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort, 2,8% mempunyai
persistent residual joint stiffness tapi tidak nyeri dan 5,6% mempunyai keluhan sendi
yang persistent, kaku dan sering mengalami efusi sendi (Mohan, A., 2006).
Melihat masih tiada kematian karena chikungunya yang dilaporkan dan tiada
pengobatan spesifik dan vaksin yang sesuai, maka upaya pencegahan sangat
dititikberatkan. Upaya ini lebih menjurus ke arah pemberantasan sarang nyamuk
penular dengan cara membasmi jentik nyamuk. Individu yang menderita demam
chikungunya ini sebaiknya diisolasi sehingga dapat dicegah penularannya ke orang
lain. Tindakan pencegahan gigitan nyamuk bisa dilakukan dengan menggunakan obat
nyamuk dan repelan tetapi pencegahan yang sebaiknya berupa pemberantasan sarang
nyamuk penular. Pemberantasan sarang nyamuk seharusnya dilakukan pada seluruh
kawasan perumahan bukan hanya pada beberapa rumah sahaja. Untuk itu perlu
diterapkan pendekatan terpadu pengendalian nyamuk dengan menggunakan metode
yang tepat (modifikasi lingkungan, biologi dan kimiawi) yang aman, murah dan
ramah lingkungan (Depkes RI, 2003).
PSN ini bertujuan mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus sehingga penularan Chikungunya dapat dicegah atau dibatasi. Sasaran bagi
PSN ini adalah semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular Chikungunya
seperti:
Terdapat 2 jenis larvasidasi (insektisida) yang dapat digunakan pada wadah yang
dipakai untuk menampung air bersih (TPA) yakni :
1. Larvasidasi Selektif.
2. Larvasidasi Massal.
2.8.1.1.2. Biologi
Ikan yang biasa dipakai adalah ikan larvavorus (Gambusia affins, Poecilia
reticulata dan ikan adu), sedang ikan bakteri yang dinilai efektif untuk pengendalian
2.8.1.1.3. Fisik
2.2 PERILAKU
Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari
dalam dan luar dirinya Perilaku kesehatan pula adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim
pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo,
2007).
Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Tanpa pengetahuan seseorang
tidak akan mempunyai dasar pegangan untuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Secara garis besar pengetahuan dibagi
menjadi enam tingkat, yaitu :
Hal lain yang mungkin kurang dipahami mahasiswa pada umumnya adalah
cara penularan penyakit dan cara pemberantasannya. Adanya proses penularan dari
penderita, gigitan nyamuk, pemindahan penyakit masih kurang dimengerti dengan
baik oleh mahasiswa. Konsep pemberantasan sarang nyamuk belum diketahui dengan
baik karena mereka belum juga memahami tujuan, manfaat dan hubungan
pembersihan sarang nyamuk dan jentik dengan kejadian penyakit Demam
Chikungunya.
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons sesorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007) . Salah seorang ahli
psikologi sosial, Newcomb, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu.
a. Pengalaman pribadi
b. Pengaruh orang lain dianggap penting
c. Media massa
d. Pengaruh kebudayaan
Suatu sikap belum tentu terwujud secara otomatis dalam suatu tindakan.
Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan nyata maka diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan.
a. Persepsi ( Perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil
c. Mekanisme ( Mecanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
ototmatis ataupun sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan
d. Adaptasi ( Adaptation )
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang
mana artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut