SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat
dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh :
Nama : Yudi Suardi
NRP : 01.05.041
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat
dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh :
Nama : Yudi Suardi
NRP : 01.05.041
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
( Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak. ) ( Eriana Kartadjumena, S.E., M.M., Ak. )
SURAT PERNYATAAN
Yudi Suardi
ABSTRAK
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit
Internal yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana
Akuntansi pada Universitas Widyatama.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini banyak mendapat
bantuan berupa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingani mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tua, papah dan mamah tercinta serta adik-adikku, Andi dan Adie
tersayang yang telah memberikan doa, kasih sayang, perhatian, semangat
serta dukungan moril dan materil dikehidupan penulis.
2. Bapak H. Supriyanto Ilyas, S.E., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing
yang dengan telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Koesbandijah A.K., M.S., Ak., selaku Ketua Badan Pengurus
Yayasan Widyatama Bandung.
4. Bapak Dr. H. Mame S. Sutoko, Ir, DEA, selaku Rektor Universitas
Widyatama.
5. Bapak Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama.
6. Bapak Eriana Kartadjumena, S.E., M.M., Ak. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
7. Bapak Usman Sastradipraja, S.E., M.Si., AK. selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama sekaligus dosen wali
penulis.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Universitas Widyatama yang telah banyak
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan penulis.
9. Seluruh Staf dan Karyawan Universitas Widyatama yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada Bapak Zainal Kholiddin, S.E., selaku Staf General Affair di
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co., terima kasih telah mengarahkan
penulis untuk melakukan penulisan dan bersedia meluangkan waktu nya
dalam rangka penyusunan skripsi ini
11. Untuk Widya Saraswati, S.E. Daya dan keluarga, yang selalu memberikan
dukungan, nasihat, saran sama gemblengan nya dan bantuan materil serta
doanya yang sangat memberikan motovasi dan semangad dalam
menyelesaikan skripsi ini. Makasih ya Nyon.....
12. Buat sahabat-sahabatku Dgangstah yaitu Anna Ratna Kurnia Sari Ano,
Arini Sri Wahyuni Arin, Dewi Rahmi Azachra Dedew, Nida Annisa
Djayadikarta Needa, Widya Saraswati Daya, Ratih Windarti Wewe,
Aditya Pratama Dower, Ali Subrata Abah, Fajar Shidiq Zay,
Muhammad Miftah Ibrahim Meep, Riza Ahmad Fuazi Iza Cribs, Kang
Yoga Kakang. Sahabat yang selama ini menguatkan, meneguhkan dan
banyak mendoakan penulis. Terima kasih untuk support kalian yang tidak
terputus, untuk kesetiaan dan pengorbanan serta selalu mengajak jalan-jalan
disaat jenuh dan juga telah mengenalkan dengan seseorang yang telah sangat
berati dalam hidup ini.
13. Buat sahabat-sahabat SD Sabang anak kelas 6C yang sekarang suka ngumpul
bareng lagi.
14. Buat Om Aan, Tante Yeyen, dan Tante Santi yang selalu memberi dukungan
pada penulis.
15. Kepada teman-teman angkatan 2005, teman-teman kepanitiaan mabim
2006,2007,2008 yang telah banyak membantu penulis selama masa
perkuliahan.
16. Buat anak-anak TRASH di Jl. Taruna raya yang selalu memberikan support
juga pada penulis.
17. Buat anak-anak POS Daniel, Abe, Egi, Firman, Acay, Rendy, Midun, Armi,
Berry, Robby, Arly, Dian, Abi, Opick, Candra, Dicky, Riza, Meep, Gilang,
Emir, Husni, Zam-zam, Milvan, Sukma, Anjar, Faldin, Allen, Riska, Rizny,
Achie, Mutty, Ronal, Sinyo, Dean, Ayam, Nova, Mamoth, Rangga, Atis,
Rizky, Bokir, dan semua anak Pos yang belum disebutin, intinya terima kasih
sudah bisa masuk keluarga Pos. Bisa futsal bareng.
18. Buat anak-anak Kelas B Manikam, Amel, Aty, Mayang, Guantina, Denny,
Yudi, Fajar, Rama, Ance, Riche, Anto, Nugie, Adiguna, Avip, Robby, Egi,
dan semua anak Kelas B yang belum disebutin.
Akhir kata semoga Allah SWT memberikan balasan berupa hidayah dan
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dan semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan tentang Ilmu
Akuntansi bagi siapapun yang membacanya, Amin.
Yudi Suardi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................. 6
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................. 6
1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................ 7
1.6 Objek dan Metode Penelitian ............................................. 10
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 11
Halaman
Tabel 3.1 Hasil Produksi PT Ultra Jaya ........................................................ 64
Tabel 3.2 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran ..................................... 67
Tabel 3.3 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran...................................... 68
DAFTAR GAMBAR
Lebih jauh lagi menurut Hiro dan dikutip oleh Kasyful (Media Ak,
2003:49) tentang wewenang dan tanggung jawab Komite Audit kepada auditor
internal atas sebagai referensi kepada auditor internal dalam hal :
1. Melakukan penelaahan terhadap program kerja dan fungsi audit internal.
2. Melakukan pekerjaan untuk bisa membangun dan mengembangkan semua
fungsi audit internal.
3. Melakukan investigasi yang diperlukan dengan atau di bawah kewenangan
dari Kepala Audit Internal ke dalam semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan Komite Audit.
Peranan yang baik atas Komite Audit diharapkan dapat memberikan
implikasi yang baik terhadap peran yang mungkin dimainkan oleh auditor internal
dalam mencapai efektivitas pelaksanaan audit internal yang baik.
2.2 Audit
2.2.1 Pengertian Audit
Pengertian mengenai audit internal telah banyak dikemukakan oleh para
ahli. Sebelum mengupas lebih jauh apa itu audit internal, ada baiknya bila kita
mengenal lebih dahulu kata audit itu sendiri.
Pada dasarnya, pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan audit
bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang telah
disajikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa audit merupakan proses
untuk membandingkan antara kenyataan dengan sesuatu yang seharusnya terjadi.
Hal ini sesuai dari pernyataan Mulyadi (2002:9) yang mendefinisikan auditing
adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antar pernyataan-
penyataan tersebut dengan kinerja yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-
hasil kepada pemakai yang berkepentingan.
Boynton (2006:6) mendefinisikan audit sebagai berikut :
A systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence
regarding assertions about economic actions and events to ascertain the
degree of correspondence between those assertion and established criteria
and communicating the result to interested users.
Sementara itu acuan bagi auditor internal di Indonesia dapat kita lihat pada
pernyataan tanggung jawab internal auditor yang disusun oleh Hiro Tugiman
(2006) :
Internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang
dibuat dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan
mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan organisasi.
Dengan kata lain, tujuan audit internal sangat luas tergantung pada besar
kecilnya organisasi dan permintaan dari manajemen organisasi yang
bersangkutan. Namun tujuan adanya audit internal dalam organisasi adalah
membantu agar para anggota organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya
dengan baik, sehingga setiap organisasi dapat saling bekerja sama satu sama lain,
tujuan organisasi dapat dicapai dengan mudah, dan audit internal dapat menilai
dan menyesuaikan pengendalian internal dalam organisasi agar sesuai dengan
perubahan lingkungan yang sangat cepat agar pengendalian tersebut dapat
berjalan efektif dengan biaya yang wajar.
Wewenang yang dimiliki auditor internal dalam melakukan audit adalah
kebebasan unutk me-review dan menilai kebijakan-kebijakan, rencana, prosedur,
dan sistem yang telah ditetapkan. Wewenang yang diberikan harus bersumber dari
manajemen dan disetujui oleh Dewan Direksi.
Tanggung jawab audit internal menurut Komite Ikatan Akuntan Indonesia
dalam SPAP (IAI, 2001: 322) adalah :
Auditor internal bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis dan
evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain
kepada manajemen entitas dan Dewan Komisaris, atau pihak lain yang
setara wewenang dan tanggung jawabnya tersebut, auditor internal
mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang
diauditnya. Tanggung jawab penting fungsi audit internal adalah
memantau kinerja pengendalian entitas .
Ruang lingkup audit internal menurut Hiro Tugiman (2006:99-100) bahwa
ruang lingkup audit internal menilai keefektifan sistem pengendalian internal serta
mengevaluasi terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal
serta mengevaluasi terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian
internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang
diberikan. Pemeriksaan internal harus :
1. Mereview keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi finansial dan
operasional serta cara yang dipengaruhi untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi tersebut.
2. Mereview berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan
kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum, dan
peraturan yang dapat berakibat penting terhadap kegiatan organisasi, serta
harus menentukan apakah organisasi telah mencapai kesesuaian dengan hal-
hal tersebut.
3. Mereview berbagai cara yang digunakan untuk melindungi harta dan bila
dipandang perlu memverifikasi keberadaan harta-harta tersebut.
4. Menilai keekonomisan dan keefisiensian pengguna berbagai sumber daya.
5. Mereview berbagai operasi atau program untuk menilai apakah hasilnya
konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah
kegiatan atau program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan.
Dalam buku Standar Profesi Audit Internal (SPAI) tahun 2004, ruang
lingkup audit internal dijelaskan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi
dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,
pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,
teratur, dan menyeluruh.
1. Pengelolaan risiko (Seksi 2110)
Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi
dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.
2. Pengendalian (Seksi 2120)
Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara
pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan,
efisiensi, dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan
pengendalian intern secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil penilaian
risiko, fungsi audit internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas
sistem pengendalian intern, yang mencakup governance, kegiatan operasi dan
sistem informasi organisasi. Hal ini harus mencakup :
a. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi.
b. Keandalan dan integritas informasi.
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Pengamanan asset organisasi.
3. Proses Governance
Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai
untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan-tujuan
berikut:
a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi
b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas
c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-
unit yang tepat di dalam organisasi
d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan mengkomunikasi
informasi di antara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal, auditor
eksternal, dan manajemen.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa program kerja harus menetapkan
prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, dan
mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja harus
memperoleh persetujuan sebelum dilaksanakan. Penugasan atau penyesuaian atas
program kerja harus segera mendapat persetujuan.
Program audit yang baik mencakup :
1. Tujuan audit dinyatakan dengan jelas dan harus tercapai atas pekerjaan yang
direncanakan.
2. Disusun sesuai dengan penugasan yang bersangkutan
3. Langkah kerja yang terperinci atas pekerjaan yang yang harus dilaksanakan
dan bersifat fleksibel, tetapi setiap perusahaan yang ada harus diketahui oleh
atasan auditor.
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya program audit antara lain :
1. Memberikan bimbingan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan
2. Memberikan checklist pada saat pemeriksaan berlangsung, tahap demi tahap
sehingga tidak ada yang terlewatkan
3. Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan standar dan prosedur
yang digunakan perusahaan.
Dari uraian tersebut dapat diartikan bahwa laporan hasil audit internal
dibuat setelah selesai melakukan audit, laporan ditujukan kepada manajemen.
Pada dasarnya audit internal dirancang untuk memperkuat pengendalian internal,
menentukan ditaatinya prosedur atau kebijakan yang telah digariskan oleh
manajemen dan meyakinkan bahwa pengendalian intern yang telah ditetapkan
cukup baik, ekonomis, dan efektif. Hasil pemeriksaan haruslah dikomunikasikan
secara tepat waktu baik untuk pihak di dalam organisasi, maupun di pihak luar
organisasi. Hasil laporan pemeriksaan harus mencakup sasaran, lingkup
penugasan, simpulan, rekomendasi, dan rencana tindakannya.
Keempat kriteria mendasar menurut Hiro Tugiman dapat diartikan :
1. Objektivitas
Suatu laporan hasil pemeriksaan yang objektif membicarakan pokok persoalan
dalam pemeriksaan, bukan perincian prosedural atau hal-hal lain yang
diperlukan dalam proses pemeriksaan. Objektivitas juga harus dapat
memberikan uraian mengenai dunia auditee dengan tidak menunjuk pada
pribadi tertentu dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
2. Kewibawaan
Laporan pemeriksaan tersebut harus dapat dipercaya dan mendorong para
pembacanya menyetujui substansi yang terdapat di dalam laporan tersebut.
Para pembaca belum tentu akan menerima temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi pengawas internal dengan senang hati, namun mereka cenderung
tidak menolaknya. Mereka percaya kepada pengawas internal dan
percaya kepada laporan pemeriksaan. Dipandang dari hal tersebut,
kewibawaan merupakan inti pemeriksaan dan penulisan laporan pemeriksaan
yang efektif.
3. Keseimbangan
Laporan pemeriksaan yang seimbang adalah laporan yang memberikan
gambaran tentang organisasi atau aktivitas yang ditinjau secara wajar dan
realistis. Keseimbangan adalah keadilan.
4. Penulisan yang profesional
Laporan yang ditulis secara profesional memperhatikan beberapa unsur,
yaitu :
a. Struktur
b. Kejelasan
c. Keringkasan
d. Nada laporan
e. Pengeditan
Oleh karena itu auditor internal harus melaporkan hasil pemeriksaan
kepada manajemen dan dapat mengkomunikasikan hasil pemeriksaan tersebut,
apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berarti, auditor internal
mengusulkan cara-cara perbaikannya, apabila disetujui oleh manajemen, auditor
internal akan mengawasi perbaikan tersebut.
Kinerja unit audit internal yang baik yaitu apabila telah mengikuti dan
sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu Standar Profesional Audit Internal
(SPAI) tahun 2004, yang meliputi :
1. Independensi dan Objektivitas
a. Independensi organisasi
Fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan
fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan
meningkat jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang
memadai terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi
b. Objektivitas Auditor Internal
Auditor internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak
dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan
(conflict of interest)
2. Keahlian dan Kecermatan Profesional
a. Keahlian
Auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab
perorangan
b. Kecermatan profesional
Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan keterampilan dan
kompetensi layaknya dilakukan oleh seorang auditor internal yang prudent
dan kompeten. Dalam menerapkan kecermatan profesional auditor internal
perlu mempertimbangkan :
1) Ruang lingkup penugasan
2) Kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan
3) Kecukupan dan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses
governance
4) Biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan
5) Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer dan teknik-
teknik analisis lainnya
3. Lingkup Penugasan
Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.
a. Pengelolaan risiko : Fungsi audit internal harus membantu organisasi
dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan
sistem pengendalian intern
b. Pengendalian : Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam
memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi
kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut, serta
mendorong peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.
Evaluasi sistem pengendalian intern harus mencakup :
1) Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi
2) Keandalan informasi
3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
4) Pengamanan asset organisasi
c. Proses Governance
Proses governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut :
1) Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam
organisasi
2) Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan
akuntabilitas
3) Secara efektif mengomunikasikan risiko dan pengendalian kepada
unit-unit yang tepat di dalam organisasi
4) Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dan mengkomunikasikan
informasi di antara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan
eksternal serta manajemen
4. Pelaksanaan penugasan
Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang
memadai untuk mencapai tujuan penugasan.
a. Perencanaan penugasan: Auditor internal harus mengembangkan dan
mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang mencakup
ruang lingkup sasaran, waktu dan alokasi sumber daya
b. Mengidentifikasi, analisis dan evaluasi informasi: Auditor internal harus
mengidentifikasi informasi yang memadai, handal, relevan, dan berguna
untuk mencapai sasaran penugasan. Auditor internal harus mendasarkan
kesimpulan dan hasil penugasan pada analisis dan evaluasi yang tepat
c. Komunikasi hasil penugasan: Auditor internal harus mengkomunikasikan
hasil penugasan secara tepat waktu. Komunikasi harus mencakup sasaran
dan lingkup penugasan, simpulan, rekomendasi dan rencana selanjutnya
d. Penyampaian hasil penugasan: penanggungjawab fungsi audit internal
harus mengkomunikasikan hasil penugasan kepada pihak yang berhak
5. Pemantauan Tindak lanjut
Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga sistem
untuk memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan
kepada manajemen.
2.4 Efektivitas
2.4.1 Pengertian Efektivitas
Pengertian efektif secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti dapat membawa hasil atau berhasil guna, sedangkan pengertian efektivitas
adalah suatu keadaan yang memberikan pengaruh atau keberhasilan usaha.
Efektivitas dapat digambarkan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan
tingkat keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Pengertian efektivitas menurut Anthony dan Govindrajan (2003:150)
adalah sebagai berikut :
Effectiveness is the relationship between a responsibility centers output
and its objective.
Berikut ini adalah skema proses produksi Susu Ultra di PT. Ultrajaya.
Gambar 3.1
Skema Proses Produksi Susu
Pendingin
Separator
Pengambilan
Pasteurisasi 90C Cooling Storage Tank sampel
8-10 detik untuk
dianalisa
Balance Tank
Paletizing Warehouse
Keterangan :
Yang disebut Bahan-bahan lain (*) adalah :
Susu Coklat : Gula, Cacao Powder, Stabilizer CM
Susu Strawberry : Gula, Strawberry Concentrate, Stabilizer RS
Susu Mocca : Gula, Nescafe, Stabilizer RS
Sumber : PT Ultrajaya
3.1.9 Hasil Produksi dan Daerah Pemasaran
3.1.9.1 Hasil Produksi
Pada tahun 1975 Perseroan memproduksi produk susu UHT dengan merk
dagang Ultra Milk, tahun 1978 memproduksi produk sari buah UHT dengan
merk dagang Buavita, tahun 1981 memproduksi produk the UHT dengan merk
dagang The Kotak, dan pada tahun 1982 perseroan memeroleh lisensi dari Kraft
General Food Ltd, USA, untuk memproduksi dan memasarkan produk keju
dengan merk dagang Kraft. Pada tahun 1994 kerjasama ini ditingkatkan dengan
didirikannya perusahaan patungan PT Kraft Ultrajaya Indonesia.
Perseroan melakukan penawaran perdana (IPO) di tahun 1990. Pada tahun
1994 Perseroan melakukan ekspansi dengan memasuki bidang industry SCM
(Sweetened Condensed Milk = Susu Kental Manis), dan Powder Milk (Susu
Bubuk) di tahun 1995. Perseroan juga membangun gudang yang dalam
pengoperasiannya menggunakan komputerisasi penuh dengan teknologi AS/RS
(Automatic Storage and Retrieval System). Sampai saat ini Perseroan telah
memproduksi lebih dari 60 macam produk dan terus berusaha untuk senantiasa
menjadi market leader di bidang industri minuman aseptik. Berikut adalah tabel
hasil produksi dan pengembangan produk yang dihasilkan :
Pengembangan Produk
Pengembangan Produk
1998 Susu Kental Manis Cap Manis, Cap Sapi, Cap Kincir
1999 Susu Sekolah (Bantuan dari USA untuk Negara-negara berkembang,
terutama Asia Pasifik
2000 Susu Bubuk, Morinaga Product
2001 Susu Sekolah Soya Choco (Bantuan dari USA untuk Negara-negara
berkembang, terutama Asia Pasifik)
2003 Susu Kental Manis Ultra Milk
2007 Susu Sehat Rasa Vanilla, Ultra Milk Low Fat Rasa Chocolatte, Ultra
Milk Low Fat Rasa Plain, Ultra Milk Rasa Honey, Ultra Mini Rasa
Vanilla
Sumber : PT Ultrajaya
Tabel 3.3
Indikator Variabel dan Skala Pengukuran
Skala
Variabel Indikator Sub Indikator
Pengukuran
Penelaahan a. Penelaahan terhadap program kerja audit internal Ordinal
terhadap tiap awal dan akhir tahun.
Program dan b. Penelaahan terhadap fungsi audit internal tiap awal
Fungsi Audit dan akhir tahun.
Internal. c. Memberikan persetujuan atas penunjukkan dan atau
pemberhentian kepala audit internal yang diajukan
oleh presiden direktur
d. Melakukan review atas charter dari audit internal
tiap akhir tahun
e. Melakukan review struktur audit
Peranan
internal tiap akhir tahun
Komite
Membangun dan a. Membantu pembangunan dan pengembangan
Audit
Mengembangkan fungsi audit internal yang optimal dalam setiap
Semua Fungsi penugasan yang diberikan
Audit Internal b. Memastikan bahwa fungsi audit internal memiliki
metodologi, alat bantu, dan sumber daya yang tepat
dan cukup sehingga dapat memenuhi charter yang
dibuat dan menyelesaikan rencana audit tahunan
c. Melakukan review atas semua laporan audit internal
tiap tahun
d. Memonitor kinerja audit internal setiap 6 bulan
sekali
Skala
Variabel Indikator Sub Indikator
Pengukuran
e. Memastikan bahwa fungsi audit internal secara
keseluruhan patuh terhadap standar-standar yang
berlaku
Melakukan a. Membantu dalam investigasi semua aktivitas
Investigasi yang perusahaan baik aktivitas operasional maupun
Diperlukan ke administrasi
Dalam Semua b. Membantu audit internal melakukan pemeriksaan
Aktivitas terhadap kegiatan operasional perusahaan
Perusahaan yang
Berhubungan
dengan Komite
Audit
Melakukan a. Menelaah perencanaan dalam unit audit internal
Penelaahan dan tiap awal dan akhir tahun
Pengujian b. Menguji perencanaan dalam unit audit internal tiap
terhadap 6 bulan sekali
Perencanaan dan c. Mengadakan koordinasi antara auditor eksternal
Mengadakan dan auditor internal untuk mengetahui keadaan
Koordinasi dalam perusahaan minimal 3 kali dalam setahun
antara Auditor
Eksternal dan
Auditor Internal
7. Membuat kesimpulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Misi, Tugas dan Tata Laksana Komite Audit Komisaris PT. Ultrajaya
Milk Industry
4.2.1 Misi Komite Audit
1. Membantu Dewan Komisaris secara profesional dan independen dalam
mendorong perusahaan untuk bekerja efektif, efisien, mematuhi
peraturan perundangan dan melaporkan semua kegiatan dan hasil
usahanya secara transparan, akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan,
mandiri, tidak memihak, handal, dapat dipercaya secara tepat waktu.
2. Memastikan efektivitas struktur pengendalian intern, efektivitas
pelaksanaan tugas auditor internal dan auditor eksternal dalam rangka
meningkatkan corporate governance dan pengawasan perusahaan.
4.3 Pembahasan
Komite dapat membantu perusahaan dalam berhubungan, baik hubungan
dengan pihak eksternal maupun dengan pihak internal yaitu dapat berperan dalam
meningkatkan efeketivitas pelaksanaan audit internal untuk mencapai sasaran dan
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Efektivitas Pelaksanaan Audit
Internal yang telah dilaksanakan dalam perusahaan sebagai berikut :
1. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta rekomendasinya
Berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan menunjukkan adanya
kualitas yang tinggi dari rekomendasi yang dihasilkan, yaitu terlihat dari
penginformasian temuan yang bisa dijadikan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi objek pemeriksa terutama dengan adanya diskusi yang
dilakukan antara tim pemriksa dengan pengawas pemeriksa yang dipimpin
oleh objek yang diperuksa sebelum penyusunan Laporan Hasil pemeriksaan
(LHP) audit internal. Dengan adanya diskusi tersebut dapat dihasilkan suatu
rekomendasi yang tepat dalam arti rekomendasi tersebut bukan hanya dapat
meminimalkan masalah dan akibat yang ditimbulkan, tetapi juga dapat
dioperasionalisasikan oleh objek yang diperiksa.
2. Feedback dan respon dari pihak yang diawasi
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh para responden, hal ini menunjukan
bahwa indikator tersebut telah dilaksanakn dengan baik, dimana temuan dan
rekomendasi yang dihasilkan oleh audit internal dapat diterima dan
dioperasionalisasikan oleh auditee. Meskipun ada beberapa kasus di mana
auditee memperlihatkan/mengisyaratkan sikap enggan untuk diaudit.
3. Professionalisme auditor
Berdasarkan jawaban atas pertanyaan menunjukkan bahwa indikator tersebut
terlaj dilaksanakan dengan baik. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan
auditor ke arah peningkatan profesionalisme terutama menyangkut masalah
integritas, penampilan sikap dan perilaku, ketanggapan dan kemampuan
menjawab pertanyaan dari objek yang diperiksa berkenan dengan masalah-
masalah yang timbul.
4. Tercapainya program pemeriksaan
Berdasarkan jawaban dari responden, dapat mengindikasikan bahwa indikator
ini telah dilaksanakan dengan baik dan diterapkan oleh perusahaan. Hal ini
menunjukan bahwa audit internal telah melakukan tindakan evaluasi terhadap
resiko objek yang diperiksa serta dapat memberikan jaminan, karena bidang-
bidang yang berisiko tinggi telah ditempatkan sebagai prioritas utama dalam
perencanaan pemeriksaan. Sehingga pada nantinya tidak akan mengganggu
kegiata operasional perusahaan yang dapat menyebabkan kerugian perusahaan
secara keseluruhan.
5. Peringatan dini
Berdasarkan jawaban atas pertanyaan, sikap auditor mengenai pemahaman
dan pelaksanaan dari peringatan dini dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini
menunjukkan peringatan dini yang diberikan baik informal maupun formal
lebih menekankan kelemahan operasi dan kelemahan pengendalian
manajemen. Dengan adanya peringatan dini yang diberikan maka auditor
internal melakukan pengendalian preventif, dimana pengendalian ini
diharapkan dapat mencegah terjadinya kerugian dan risiko tertentu karena
peringatan ini dilakukan sebelum adanya kesalahan dan penyelewengan yang
mungkin terjadi.
6. Kehematan biaya pemeriksaan
Menurut para responden, audit internal sudah atau telah sanggup
meminimalisasi biaya yang harus dikeluarkan didalam melakukan
pemeriksaan, tanpa harus mengurangi nilai tambah yang dihasilkan kelak. Hal
ini tentu saja akan berdampak positif bagi perusahaan Karena baik secara
langsung ataupun tidak langsung ataupun tidak langsung dapat menghemat
kas perusahaan, yang mana dapat dialokasikan kepada bidang lain yang
membutuhkan dana lebih dalam menjalankan kegiatan opersinya. Selain itu
audit internal juga telah berhasil menerapkan 3E yakni Efektif, Efisien,
Ekonomis.
7. Pengembangan personil
Berdasarkan jawaban dari pertanyaan, para responden juga meyakini bahwa
audit internal telah melakukan atau melaksanakan pembinaan, yakni melalui
pendidikan dan pelatihan, baik itu dilaksanakan di dalam maupun di luar
perusahaan dengan tujuan para staf audit internal mendapatkan ilmu baru yag
dapat berpengaruh dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi diri,
yang secara tidak langsung akan menambah keuntungan bagi pihak
perusahaan yang mana akan memperoleh sumber daya manusia yang lebih
baik dari segi kualitas dibanding sumber daya manusia yang dimiliki
sebelumnya.
8. Evaluasi oleh auditor eksternal
Hal ini menunjukkan bahwa indikator tersebut telah dilaksanakan dengan
baik, karena pada waktu-waktu tertentu auditor eksternal dapat diminta
melakukan pemeriksaan iperasional auait lainnya dalam hal penerpan buku
pedoman pemeriksaan; hal tenaga auditor dan biaya pemeriksaan; hal
penyusunan dan rencana kerja pemeriksaan; hal objektivitas dan independensi;
hal organisasi bagia internal auditor; dan hal kebijakan pemeriksaan. Dengan
begitu dapat diketahui bahwa auditor internal dapat berhubungan dan bekerja
sama dengan baik denagn auditor eksternal, sehingga tidak ada kesan saling
menutup-nutupi yang akan berdampak negatif bagi perusahaan kelak.
9. Umpan balik dari manajemen lainnya
Di samping auditor internal bisa berhubungn baik dengan auditor eksternal
seperti yang telah diuraikan di atas (no.8), para auditor internal juga harus
dapat berhubungan baik dan bekerja sama dengan para manajemen lainnya.
Dukungan ynag diberikan para manajemen lainnya kepada para auditor di
dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan adalah sangat penting untuk
dilakukan. Dan hal ini telah dilakukan oleh PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk, dengan berdasar kepada jawaban kuesioner yang
diberikan oleh para responden terhadap indikator tersebut.
10. Banyaknya permintaan audit
Berdasarkan jawaban dari pertanyaan, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi banyaknya perminyaan audit telah dilaksanakan dengan cukup
baik dalam artian bahwa adanya penigkatan kualitas auditor internal dalam
memenuhi dan melayani serta membantu melalui permintaan audit work ini.
11. Penyajian ikhtisar laporan pemeriksaan
Indikator tersebut telah dilaksanakan dengan baik, dengan berdasarkan
jawaban atas pertanyaan yang menunjukkan bahwa pada umumnya temuan-
temuan audit telah didukung dengan bukti-bukti yang handal (reliabel),
temuan audit telah diselesaikan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan,
dan dilakukannya tahap pendiskusian dengan auditee mengenai temuan yang
diperoleh audit internal pada saat melakukan audit (closing conference).
12. Evaluasi dari pimpinan terhadap auditor
Berdasarkan jawaban dari para responden yang diperoleh menunjukkan
bahwa indikator ini cukup baik dilaksanakan dan diterapkan oleh perusahaan.
Dengan adanya campur tangan dari Komite Audit di dalam menentukan dan
melakukan review di dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan,diharapkan akan
meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang dapat berdampak negatif bagi
perusahaan secara keseluruhan.
13. Mutu kertas kerja pemeriksaan
Berdasarkan jawaban atas pertanyaan, menunjukkan bahwa audit internal di
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk selalu memperhatikan
mutu dari kertas kerja pemeriksaan. Tentu saja hal ini baik bagi perusahaan
karena dalam terjaganya mutu kertas kerja pemeriksaan yang diterapkan di
dalam perusahaan maka diharapkan akan menghasilkan rekomendasi-
rekomendasi yang dapat membantu kegiatan operasional perusahaan, seperti
dlam pengambilan keputusan dan dalam melakukan perbaikan-prbaikan
sehingga diperoleh 3E (efektif, efisien, ekonomis).
14. Internal review
Berdasarkan jawaban dari responden, dapat mengindikasikan bahwa indikator
ini telah dilaksanakan dan diterapkan dengan baik oleh perusahaan. Hal ini
ditunjukkan dengan turut campurnya pimpinan pemeriksa di dalam melakukan
review dari dalam proses pemeriksaan, review atas mutu dokumen, dan review
atas temuan dan rekomendasi. Ketiga review tersebut juga berfungsi
meminimalisasi kesalahan atas pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya.
15. Penelaahan oraganisasi profesi
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh para responden, hal ini
menunjukkan bahwa indikator tersebut telah dilaksanakan dengan cukup baik
oleh perusahaan, karena kegiatan pemeriksaan yang dilakukan dapat diterima
dan dibicarakan di dalam organisasi. Hal ini menandakan adanya hubungan
dan kerjasama yang baik yang dilakukan oleh semua auditor dan juga antara
auditor dengan auditee, sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang positif
bagi perusahaan secara keseluruhan.
438
= x 100
520
= 84,23%
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisa yang penulis lakukan pada
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk mengenai peranan Komite
Audit dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan audit internal, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan audit internal pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company dinilai telah terlaksana secara efektif, hal ini terlihat dari adanya
penerapan standar efektivitas pelaksanaan audit internal yaitu diukur dari
kelayakan dan arti penting tamuan pemeriksaan beserta rekomendasinya;
feedback dan respon dari pihak yang diawasi; profesionalisme auditor;
tercapainya program pemeriksaan; peringatan dini; kehematan biaya
pemeriksaan; pengembangan personil; evaluasi oleh auditor eksternal; umpan
balik dari manajemen lainnya; banyaknya permintaan audit; penyajian ikhtisar
laporan pemeriksaan; evaluasi dari pimpinan terhadap auditor; mutu kertas
kerja pemeriksaan; internal review; dan penelaahan organisasi profesi.
2. Adanya peranan Komite Audit dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan
audit internal pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company yang
dilakukan oleh Komite Audit dinilai memadai, hal ini dapat dilihat dari
kegiatan Komite Audit dalam melaksanakan penelaahan, mengevaluasi dan
meriview, memastikan efektivitas sistem pengendalian intern serta
memberikan rekomendasi atas hasil laporan pemeriksaan dari bagian audit
internal.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistic champion
dimana memperoleh hasil 84.23% yang dapat diinterpretasikan mempunyai
peranan yang baik. Maka dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa Komite
Audit berperan dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan audit internal.
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian atas peranan Komite Audit dalam
meningkatkan efektivitas pelaksanaan audit internal pada PT Ultrajaya Milk
Industry & Trading Company, penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa
saran yang dimaksudkan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan
untuk meningkatkan pelaksanaan Komite Audit dan efektivitas pelaksanaan audit
internal :
1. Bagi Perusahaan
a. Komite audit diperusahaan diharapkan dapat senantiasa mempertahankan
perannya berdasarkan fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya kepada
audit internal, mengingat peran Komite Audit dalam meningkatkan
efektivitas pelaksanaan audit internal yang terjadi pada saat ini di
PT Ultrjaya Milk Industry & Trading Company sudah dinilai baik.
b. Komite audit diharapkan dapat meningkatkan kualitas anggota dan
memperjelas criteria seleksi anggota Komite Audit. Anggota Komite
Audit harus orang-orang yang kompeten, professional, dan mempunyai
komitmen kuat untuk mengakkan prinsip GCG (independency,
transparany, and disclousure, accountability, and responsibility, and
fairness) pada korporasi di Indonesia.
c. Komite audit dan audit internal diharuskan untuk menjalin hubungan dan
berkomunikasi secara terbukan dan efektif dalam menyelesaikan masalah
yang terjadi di perusahaan baik berupa laporan keuangan, risk based audit,
dan sistem pengendalian intern.
d. Audit internal diwajibkan untuk meningkatkan pengetahuan pendidikan
yang bekerlanjutan agar mempunyai keahlian di bidang pengawasan dan
bidang akuntansi. Selain itu juga audit internal dituntut untuk lebih
memahami dan mematuhi adanya penerapan prosedur dan kebijakan
dalam kegiatan pemeriksaan diperusahaan.
e. Bagi manajemen perusahaan untuk turut menciptakan lingkunga yang
kondusif bagi audit internal agar dapat menjalankan fungsi dan perannya
secara efektif dan efeisien dalam upaya meningkatkan efektivitas
pelaksanaan aduit internal. Hal ini dapat menghindari atau meminimalisir
dari tingakt role stress yang dialami oleh internal auditor, sehingga dapat
meningkatkan efektivitas pelaksanaan audit internal di perusahaan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Menganalsis faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas
pelaksanaan audit internal, misalnya kebijakan manajemen dan
profesionalisme auditor itu sendiri.
b. Mengganti atau menambah variabel dan indikator yang di gunakan agar
didapatkan segi penilaian yang baru, baik mengenai peran Komite Audit
internal maupun mengenai efektivitas pelaksanaan audit internal.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius Alijoyo, F. 2003, Keberadaan & Peran Komite Audit dalam Rangka
Implementasi GCG, Seminar Nasional FKSPI BUMN/BUMD.
Arens, Alvin A, and James K. Lobbecke, 2008, Auditing and Assurance Service
an Integrated Approach, 11th Edition, New Jersey : Prentice-Hall.
Arens, Alvin A, Elder, Randal.J and Beasley, Mark.S, 2006, Auditing and
Assurance Service an Integrated Approach, 11th Edition, New Jersey :
Pearson Education in Upper Saddle River.
Boyton, William C., Johnson, Raymond N. and Kell, Walter G., 2006, Modern
Auditing, John Wiley and Sons, Inc.
Braiotta. Jr, Louis. 1999, The Audit Committe Handbook, 3rd Edition
Goodwin, Jenny. 2003, The relationship Between The Audit Committe and The
Internal Audit Function: Evidence from Australia and New Zealand.
International Journal of Auditing, Vol. 7, Issue 3, November 2003, pp.263.
___________, 2006, Audit Internal, Yayasan Pendidikan & Pelatihan Audit dan
Manajamen.
Raider, Rob, CPA,MBA, Phd, Operational Review, Second Edition, John Willey
& Sons Inc.
Sawyers, Lawrence B., 2005, Internal Auditing, 5th Edition, Jakarta : Salemba
Empat.