Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan negara khususnya di daerah, pengelolaan keuangan perlu
diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan
aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar. Sesuai dengan
UU RI No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara menjabarkan aturan pokok yang
telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar tersebut ke dalam asas-asas umum
yang meliputi baik asas-asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan
negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas
spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah
yang baik dalam pengelolaan keuangan negara, antara lain: akuntabilitas
berorientasi pada hasil; profesionalitas; proporsionalitas; keterbukaan dalam
pengelolaan keuangan negara. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian
laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip
tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah
diterima secara umum.
Dalam pengelolaan keuangan daerah, pertanggungjawaban merupakan hal
penting. Karena dalam penggunaan anggaran, harus dapat dipertanggungjawabkan
pemakainnya. Hubungan administrasi keuangan dengan proses
pertanggungjawaban bendahara pengeluaran adalah kegiatan pengelolaan
keuangan yang dilakukan pemerintah melalui tata usaha keuangan yang dilakukan
secara sistematis di bidang keuangan berdasarkan prosedur-prosedur tertentu yang
dilakukan melalui proses kegiatan kerjasama sehingga proses pertanggungjawaban
bendahara pengeluaran dapat berjalan dengan baik.
Dalam rangka pengelolaan Keuangan Daerah yang akuntabel dan
transparan, Bendahara Pengeluaran ditunjuk untuk melaksanakan pengelolaan
keuangan baik fungsional maupun administratif dengan mempertanggungjawabkan
penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang persediaan
kepada kepala SKPD.

1
Hal diatas membuktikan betapa besarnya tanggungjawab yang diemban oleh
bendara pengeluaran. Untuk itu hendaklah pemilihan seorang bendahara
pengeluaran dilakukan dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan akuntabilitas,
kompetensi, serta kejujuran dan jiwa bertanggung jawab.

B. Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah Di Kantor Lurah Tentena


Secara fungsi sebagai bendahara bertanggung jawab kepada Kuasa Negara,
namun dalam jabatan sebagai bendahara pengeluaran seorang bendahara juga
bertanggung jawab secara pribadi. Hal ini mengapa diharapkan seorang bendahara
dalam bertindak harus berhati-hati.
Menjadi bendahara pengeluaran karena ditunjuk dan ditugaskan, bukan atas
kemauannya sendiri. Walaupun mungkin ada beberapa pegawai yang memang ingin
menjadi seorang bendahara, tetapi kalau tidak ditunjuk juga pasti tidak akan menjadi
bendahara.
Artinya dalam menjalankan tugasnya nanti, bendahara juga akan mengikuti
aturan pokok tersebut, bahwa ia hanya akan melaksanakan pembayaran atas
perintah kepala satker yang biasanya juga menjadi Kuasa Pengguna Anggaran.
Kuasa pengguna anggaran ini lah yang akan memerintahkan bendahara
pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran-pembayaran yang praktiknya
dikuasakan kepada pejabat pembuat komitmen. Jadi bendahara tidak akan
melakukan pembayaran bila tidak diperintahkan untuk membayar misalnya
pembayaran harus dilakukan melalui Surat Perintah Bayar (SPBy). Tetapi bendahara
pengeluaran tetap harus melaksanakan pengujian atas perintah bayar tersebut,
tetapi ada batasan-batasan pengujian yang dapat dilaksanakannya.
Dalam hal ini, ketelitian seorang bendahara pengeluaran benar-benar diuji.
Kami harus dengan bijak mebayarkan suatu anggaran yang diperintahkan oleh
pimpinan. Ditakutkan perintah yang di ajukan oleh pimpinan ternyata bertujuan untuk
menyelewengkan uang/anggaran negara.
Disamping itu, sebagai bendahara pengeluaran Pandangan para pegawai di
suatu satuan kerja atas jabatan bendahara pengeluaran akan menjadi salah satu
motivasi utama untuk menerima jabatan bendahara pengeluaran. Walaupun
bendahara pengeluaran merupakan pekerjaan yang tidak terlalu disukai oleh para
pegawai, tetapi para pegawai akan sangat senang dan bahagia bila ada pegawai
yang dengan besar hati menerima tugas tersebut. Apabila tugas tersebut

2
dilaksanakan dengan baik, maka bendahara pengeluaran akan dipandang sebagai
orang sangat penting oleh pegawai lainnya. Sebab bendahara pengeluaran lah yang
membayar honor bulanan para pegawai, biaya perjalanan dinasnya, rapel gajinya,
dan pembayaran-pembayaran lainnya.
Namun, ketika terjadi sedikit saja kesalahan atau keteledoran dari seorang
bendahara pengeluaran maka akan berhadapan dengan beberapa nada sumbang
yang akan menyerang. Beberapa kecaman pun akan datang bahkan dari rekan kerja
kita, contohnya ketika gaji bulanan lambat dikeluarkan.
Dengan peraturan pemerintah yang berubah-ubah menuntut kami harus lebih
update dengan perubahan tersebut, namun kendala jaringan internet yang kurang
memadai membuat kami di kelurahan tentena sulit untuk mengakses hal tersebut.

C. Maksud Dan Tujuan


a) Maksud
Maksud Penulisan Karya tulis ini dimaksudkan untuk memperoleh data
dan informasi yang objektif berkaitan dengan Proses Pertanggungjawaban
Bendahara Pengeluaran pada Kantor kelurahan tentena sebagai syarat
pengajuan Ujian Kenaikan pangkat.
b) Tujuan
1. Untuk mengetahui kompetensi seorang bendahara.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam Proses
Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Kantor
kelurahan tentena.
3. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan dalam Proses Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran pada Kantor kelurahan tentena.

3
BAB II
ANALISIS DAN PEMECAHAN

A. Analisis Masalah
a) Kompetensi
Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negeri Nomor: 46A tahun 2003,
tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai
Negeri Sipil, pengertian kompetensi adalah:

kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Palan (2008: 8) menyatakan Kompetensi sebagai karakteristik dasar seseorang


yang memiliki hubungan kausal dengan kriteria referensi efektivitas dan/atau
keunggulan dalam pekerjaan atau situasi tertentu. Ada 5 (lima) karakteristik yang
membentuk kompetensi menurut R.Palan (2008:9) : a). Pengetahuan (knowledge)
yaitu pengetahuan merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran; b) Keahlian
(skill) yaitu keahlian merujuk pada kemampuan melakukan suatu kegiatan; c)
Konsep diri (self concept) dan nilai-nilai (values) yaitu konsep diri dan nilai-nilai
merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citradiri seseorang. d) Karakteristik pribadi (traits)
karakteristik pribadi merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan
terhadap situasi atau informasi. e) Motif (motives) yaitu motif merupakan emosi,
hasrat, kebutuhan psikologis, atau dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan.

Hutapea dan Thoha (2008:28) Spencer dan Spencer (1994) konsep dasar
kompetensi yang dimiliki oleh seseorang yaitu:

Pengetahuan (knowledge) yaitu pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki


seseorang. Pengetahuan adalah komponen utama diperoleh dan mudah
diidentifikasi.

Keterampilan (skill) yaitu keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk


melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan.

Motif (motive) adalah sesuatu yang dipikirkan atau diinginkan seseorang secara
konsisten yang dapat menghasilkan perbuatan.

Dalam konteks penyelenggaraan Sistem Administrasi Negara Kesatuan


Republik Indonesia, kompetensi dikelompokkan atas 4 jenis, yaitu (SANKRI, 2003:
75-76):

Kompetensi Teknik (technical competence) yaitu kompetensi mengenai bidang yang


menjadi tugas pokok organisasi. Bagi Pegawai Negeri Sipil yang belum memenuhi

4
persyaratan kompetensi jabatan perlu mengikuti Diklat teknis yang berkaitan dengan
persyaratan kompetensi jabatan masing-masing.

Kompetensi Manajerial (managerial competence) adalah kompetensi yang


berhubungan dengan berbagai kemampuan manajerial yang dibutuhkan dalam
menangani tugas organisasi. Kompetensi manajerial meliputi kemampuan
menerapkan konsep dan teknik perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan
evaluasi kinerja unit organisasi, juga kemampuan dalam melaksanakan prinsip good
governance dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan termasuk
bagaimana mendayagunakan kemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Kompetensi Sosial (Social Competence), yaitu kemampuan melakukan komunikasi


yang dibutuhkan oleh organisasi dalam pelaksanaan tugas pokoknya. Kompetensi
sosial dapat terlihat di lingkungan internal seperti memotivasi Sumber Daya Manusia
dan atau peran serta masyarakat guna meningkatkan produktivitas kerja, atau yang
berkaitan dengan lingkungan eksternal seperti melaksanakan pola kemitraan,
kolaborasi dan pengembangan jaringan kerja dengan berbagai lembaga dalam
rangka meningkatkan citra dan kinerja organisasi, termasuk bagaimana
menunjukkan kepekaan terhadap hak asasi manusia, nilai-nilai sosial budaya dan
sikap tanggap terhadap aspirasi dan dinamika masyarakat.

Kompetensi intelektual/ Strategik intellectual/strategic competence), yaitu


kemampuan untuk berpikir secara strategic dengan visi jauh ke depan. Kompetensi
intelektual ini meliputi kemampuan merumuskan visi, misi, dan strategi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi sebagai bagian integral dari pembangunan Nasional,
merumuskan dan memberi masukan untuk pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan yang logis dan sistematis, juga kemampuan dalam hal memahami
paradigma pembangunan yang relevan dalam upaya mewujudkan good governance
dan mencapai tujuan berbangsa dan bernegara, serta kemampuan dalam
menjelaskan kedudukan, tugas, fungsi organisasi instansi dalam hubungannya
dengan Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kompetensi dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu sifat
dasar yang dimiliki atau bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada
seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas
pekerjaan sebagai dorongan untuk mempunyai prestasi dan keinginan berusaha
agar melaksanakan tugas dengan efektif.

Kompetensi adalah penguasaan terhadap seperangkat pengetahuan, ketrampilan,


nilai nilai dan sikap yang mengarah kepada kinerja dan direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan profesinya.

Pengertian Tugas Pokok dan Fungsi

5
Tugas pokok adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang
merupakan tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi
mencapai suatu tujuan.

Tugas menurut John & Mary Miner dalam Moekijat (1998:10), menyatakan bahwa
Tugas adalah kegiatan pekerjaan tertentu yang dilakukan untuk suatu tujuan
khusus Merupakan suatu kegiatan spesifik yang dijalankan dalam organisasi.
Sedangkan menurut Moekijat (1998:11), Tugas adalah suatu bagian atau satu unsur
atau satu komponen dari suatu jabatan. Tugas adalah gabungan dari dua unsur atau
elemen atau lebih sehingga menjadi suatu kegiatan yang lengkap.

Definisi tugas menurut Dale Yoder dalam moekijat (1998:9), The Term Task
isfrequently used to describe one portion or element in a job (Tugas
digunakan untuk mengembangkan satu bagian atau satu unsur dalam suatu
jabatan). Stone dalam Moekijat (1998:10), mengemukakan bahwa A task is a
specific work activity carried out to achieve a specific purpose (Suatu tugas
merupakan suatu kegiatan pekerjaan khusus yang dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu).

Kesimpulan tugas pokok adalah kesatuan pekerjaan atau kegiatan yang paling
utama dan rutin dilakukan oleh para pegawai sesuai jabatannya dalam sebuah
organisasi yang memberikan gambaran tentang ruang lingkup atau kompleksitas
jabatan atau organisasi demi mencapai tujuan tertentu.

Pengertian fungsi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia merupakan kegunaan


suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan. Adapun menurut beberapa
ahli, definisi fungsi, menurut The Liang Gie dalam Nining Haslinda Zainal (2008).
Fungsi merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan lainnya.

Definisi fungsi menurut Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal (2008:22), adalah
rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan
oleh seorang pegawai tertentu yang masing-masing berdasarkan sekelompok
aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya. Definisi fungsi menurut Moekijat
dalam Nining Haslinda Zainal (2008:22), adalah sebagai suatu aspek khusus dari
suatu tugas tertentu.

Berdasarkan pengertian masing-masing dari kata tugas pokok dan fungsi di atas,
definisi tugas pokok dan fungsi tersebut dapat disimpulkan kesatuan pekerjaan atau
kegiatan yang dilaksanakan oleh para pegawai yang memiliki aspek khusus serta
saling berkaitan satu sama lain menurut sifat atau pelaksanaannya untuk mencapai
tujuan tertentu dalam sebuah organisasi. David F. Smith dalam Gibson, Ivancevich,
dan Donelly (1993:37) menjelaskan mengenai hubungan antara pekerjaan pegawai,
yang dalam hal ini berupa tugas pokok dan fungsi dengan efektivitas pegawai.

6
b) Tugas Pokok Bendahara
Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2)
disebutkan bahwa setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan,
membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-
barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2004 pasal 1 nomor urut 14 menyebutkan bahwa bendahara
adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama
Negara/daerah menerima, menyimpan, membayar, dan atau mengeluarkan
uang/surat berharga/barangbarang milik Negara/daerah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008
pasal 3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
adalah pejabat fungsional yang secara fungsional bertanggung jawab kepada
Kuasa Bendahara Umum Negara atas pengelolaan uang yang menjadi
tanggung jawabnya.
Dari pengertian bendahara tersebut di atas, maka secara umum dapat
dikatakan bahwa bendahara mempunyai tugas dan fungsi:
1. Menerima uang atau surat berharga/barang.
2. Menyimpan uang atau surat berharga/barang.
3. Membayar/menyerahkan uang atau surat berharga/barang.
4. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang berada
dalam pengelolaannya.

c) Tugas Bendahara Pengeluaran


Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2)
disebutkan bahwa bendahara setiap orang yang diberi tugas menerima,
menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau
barang-barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal 1 nomor urut 14 menyebutkan
bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan
atas nama Negara/daerah menerima, menyimpan, membayar, dan atau
mengeluarkan uang/surat berharga/barangbarang milik Negara/daerah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008
pasal 3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara Penerimaan/Pengeluaran

7
adalah pejabat fungsional yang secara fungsional bertanggung jawab kepada
Kuasa Bendahara Umum Negara atas pengelolaan uang yang menjadi
tanggung jawabnya. Dari pengertian bendahara tersebut di atas, maka secara
umum dapat dikatakan bahwa bendahara mempunyai tugas dan fungsi:
1. Menerima uang atau surat berharga/barang.
2. Menyimpan uang atau surat berharga/barang.
3. Membayar/menyerahkan uang atau surat berharga/barang.
4. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang berada
dalam pengelolaannya.
Berdasarkan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi bendahara, maka
dikenal ada dua jenis bendahara yaitu Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran. Selain itu, untuk aktivitas pekerjaan yang kompleks dan lokasinya
berjauhan dengan tempat kedudukan Bendahara Pengeluaran Bendahara
bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan dan
bertanggung jawab hanya sebatas pada uang yang dikelolanya dalam rangka
pelaksanaan APBN. Dalam rangka pertanggungjawaban tersebut, bendahara
wajib melakukan pembukuan baik secara manual maupun menggunakan
program komputer.
Pembukuan bendahara diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian
Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja dan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor: PER-47/PB/2009 tanggal 10 November 2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9
Mei 2008 pasal 1 angka 16 dinyatakan bahwa Bendahara Pengeluaran adalah
orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja
Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian
Negara/Lembaga. Oleh karena itu semua transaksi dalam rangka pelaksanaan
anggaran satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya harus dicatat
dalam pembukuan Bendahara Pengeluaran.

8
Hal-hal penting yang perlu diketahui oleh Bendahara: 1. UU 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara Bendahara adalah setiap orang atau badan
yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah, menerima, menyimpan,
dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang
negara/daerah. 2. Pasal 8, Tugas kebendaharaan meliputi kegiatan menerima,
menyimpan, membayar atau menyerahkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam
pengelolaannya. 3. Pasal 21, Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab
secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya. 4. Pasal 10, Bendahara
adalah Pejabat Fungsional (pasal 70) yang dibentuk selambatlambatnya 1 (satu)
tahun sejak Undang-undang ini diundangkan (tahun 2004). 5. UU no 17 tahun
2003 Pasal 35 (2), Setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan,
membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-
barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Ayat 3, Setiap
bendahara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) bertanggung jawab secara
pribadi atas kerugian keuangan negara yang berada dalam pengurusannya.
Bendahara pengeluaran memiliki peran strategis dalam pengelolaan keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah. Bendahara pengeluaran harus dapat bekerja
sama dengan pengelola keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya
seperti Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat
Penatausahaan Keuangan. Bendahara pengeluaran dituntut memiliki
kemampuan dalam ketepatan proses keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
dan ketepatan waktu untuk melaporkan keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah.

B. Pemecahan Masalah
Bendahara pengeluaran mempunyai peran strategis dalam pengelolaan
keuangan daerah di Satuan Kerja Perangkat Daerah masing masing. Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pengguna Anggaran seharusnya
menunjuk dan mengusulkan bendahara Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai
kompetensinya. Berikut adalah solusi terhadap kompetensi bendahara
pengeluaran atas tugas pokok dan fungsi:

9
1. Memiliki Profesionalitas, yaitu pertama, karakter, artinya harus memiliki
integritas yang tinggi, memiliki attitude yang selalu aware terhadap potensi
fraud dan berani bersikap untuk menjauhi hal-hal tersebut. Kedua,
kompetensi, berarti personil yang bertugas harus memiliki kemampuan baik
yang berdimensi soft competency maupun hard competency. Bendahara
Pengeluaran menjalankan kompetensi yang tidak kecil dalam pengelolaan
keuangan daerah. Oleh karena itu, untuk menjalankan prinsipprinsip good
governance di lingkungan pemerintahan, dan untuk mengoptimalkan potensi
sumber daya manusia pengelola keuangan negara, yang di antaranya harus
mampu melaksanakan pencegahan agar tidak terjadi kebocoran dan
penyimpangan.
2. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, bendahara pengeluaran
sebaiknya mengerti dan mampu menggunakan komputer untuk menunjang
pekerjaannya. Bendahara pengeluaran juga dituntut mampu melaporkan
secara manual, karena tidak menutup kemungkinan computer atau system
yang digunakan terjadi kerusakan system.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
untuk keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD
pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/ pemerintah daerah.
Bendahara pengeluaran berwenang untuk:
1. Mengajukan permintaan pembayaran, baik melalui mekanisme UP/GU/TU
maupun LS;
2. Menrima dan menyimpan UP/GU/TU;
Melakukan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
1. Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran yang tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan;
2. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan
oleh PPTK;
3. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh
PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.
Tantangan terbesar sebagai bendahara pengeluaran di kantor kelurahan
Tentena ialah sorotan dari pegawai lainnya. ketika terjadi sedikit saja kesalahan atau
keteledoran dari seorang bendahara pengeluaran maka akan berhadapan dengan
beberapa nada sumbang yang akan menyerang. Beberapa kecaman pun akan
datang bahkan dari rekan kerja kita, contohnya ketika gaji bulanan lambat
dikeluarkan.

11

Anda mungkin juga menyukai