Anda di halaman 1dari 9

nikel merupakan logam berat non essensial yang dapatmenyebabkan toksik

bagi mahluk hidup

(6,7). Kandungan nikel yang diserap dalamtubuh berlebih akan


menyebabkan

gangguan pernafasan, asma, sakit perut,kidney (kadar protein berlebih


dalam urin),

kanker, dan gangguan kehamilan.Gangguan dari efek logam nikel yangpaling


sering adalah alergi. Kira-kira 10-20% dari populasi menunjukkan reaksialergi
terhadap nikel. Dari beberapa orangyang mengalami alergi
menunjukkanadanya gangguan pada kulit di sekitar kulit

yang terkena logam nikel. Gangguan yanglebih berbahaya terhadap logam


nikel
adalah bronchitis kronik gangguan fungsiparu-paru dan kanker hati (8).

Berdasarkan hasil pemeriksaan urinpekerja well maintenance, dengan


subyekpenelitian 30 pekerja maka didapatkanrentang kadar nikel (Ni)

sebesar 0.001-999.985 normalppm dengan batas

kadarnikel (Ni) pada urin adalah


sebesar < 0,5ppm subyek penelitian yang
masih dalam

batas normal sebanyak 8 pekerja dan yangmelebihi batas normal nikel (Ni)
pada urin

adalah 22 pekerja maka dikatakan nikeldapat bersifat toksik dalam tubuh


yang

dapat menyebabkan reduced sperm countatau kekurangan jumlah sperma.

Pengaruh masa kerja terhadap

kadar nikel (Ni) pada urin pekerja


Sumber : Data primer (2013)

Berdasarkan perhitungan dengan uji

statistik Fishers Exact test dengan derajat

kepercayaan 95%, diketahui bahwa p

1,000 (> 0.05) yang juga berarti

pengaruh masa kerja dengan kadar nikel

(Ni) tidak bermakna. Penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan


antara masa kerja. Kadar nikel rata-rata

tinggi pada masa kerja yang kurang sama

dengan dari 8 tahun, terjadi bahwa selain

masa kerja terdapat faktor lain yang

berpengaruh sehingga mengakibatkan

tinggginya kadar Nikel (Ni) pada masa

kerja kurang sama dengan dari 8 tahun.

Walaupun tidak terdapat hubungan antara

masa kerja terhadap kadar nikel (Ni) pada

urin pekerja. Hal ini terjadi karena dalam

bekerja sehari-hari sampel yang digunakan

tidak selalu melakukan pekerjaan

pengelasan. Walaupun ada kegiatan


pengelasan yang melakukan pekerjaan itu

adalah pekerja yang masih muda untuk

menambah pengalaman kerja dari pekerja

yang sudah berpengalaman. Bahaya

terhadap pekerja dari pekerjaan las atau

potong berasal dari gas dan fume (uap)

asap las (Nikel dan Copper). Asap dari las

atau potong dapat mempengaruhi setiap

bagian dari tubuh termasuk paru-paru hati,

ginjal, dan sitem saraf pusat. Paparan dari

asap las atau potong bisa mempunyai efek

jangka pendek dan efek jangka panjang

(17).

Faktor lain yang mempengaruhi


absorbsi toksin dalam tubuh yaitu pH asam

lambung, aliran lambung, daya gerak usus

dimana absorbsi meningkat dengan

10

penurunan daya gerak usus. Kekosongan

lambung, absorbsi meningkat dengan

menurunnya kekosongan lambung. Hidrasi

kulit dan ketebalan Kulit, absorbsi

menurun dengan meningkatnya ketebalan

kulit dan luas permukaan tubuh, absorbsi

meningkat dengan meningkatnya luas luas

area tubuh. Aliran darah kulit, absorbsi

meningkat dengan meningkatnya aliran


darah kulit.Fungsi paru-paru juga berperan

dalam faktor absorbsi toksin karena

paparan paru meningkat dengan

meningkatnya volume toksin yang masuk

per-menit. Curah jantung (volume darah

yang keluar dari jantung/sesaat waktu),

absorbsi meningkat dengan meningkatnya

curah jantung (18).

Robert Malkin dalam Environmental

Research (1995) dalam Sri Suciani

mengatakan bahwa kondisi rumah

misalnya pemakaian cat tembok yang

mengandung logam dan letak rumah juga

sangat mempengaruhi pajanan logam,


misalnya pada rumah yang terletak dekat

jalan raya yang padat lalu lintasnya akan

lebih banyak paparan bila dibandingkan

dengan rumah yang jauh dari jalan raya

yang padat lalu lintas. Matte dkk (1994)

mengatakan bahwa pemakaian peralatan

seperti kancing, retsleting, pengait pada

baju, peralatan dirumah tangga dan telepon

seluler yang mengandung nikel (Ni)

terutama pada pemakaian yang lama,

merupakan sumber paparan nikel (Ni) yang

dapat meningkatkan kadar nikel (Ni) dalam

tubuh. Karenanya nikel merupakan


penyebab dermatitis kontak alergi yang

paling sering dijumpai bila dibandingkan

dengan logam-logam lainnya. Prevalensi

dermatitis kontak nikel bervariasi

diberbagai Negara, berkisar 4-13% dan

terus meningkat (19).

Anda mungkin juga menyukai