PERHITUNGAN DAN
PEMBAHASAN
MULAI
Tinjauan pembebanan
Perancangan Sistem
peneumatik
STOP
kertas
4.2 Tinjauan pembebanan
Peninjauan beban kerja merupakan langkah awal untuk mengetahui beban
spesifikasi benda kerja dan berat vacuum dan aktuator pengangkat. Alur
kerja yang diangkat dan di pindahkan adalah berupa kertas berjenis carton.
= 0,00009 m3
m = Vx
m = 0,00009 x 1201
= 0,108 kg
kerja dan dan berat vacuum pad. Berat dari benda kerja sebesar 0,108 kg
sedangkan tinjauan berat pada vacuum pad sebesar 0,075 kg, besaran
digunakan utuk lengan penggeser yaitu berupa blat baja dengan profil
Dengan panjang = 70 cm
a. Volume luar
Vluar = p x l x t
= 70 x 15 x 9
= 9450 cm3
b. Volume dalam
Vdalam = p x l x t
= 70 x 14,4 x 8,4
= 8467,2 cm3
= 982,8 cm3
rumus :
m=vx
= 7850 kg/m3
= 7,71 kg
Maka beban total alat pemindah kertas ditunjukkan pada Tabel 4.1
= 8,001 kg
6 3 6 4 0 6
-85 68.3 107 167 265 427 667 1043
-80 64.3 100 157 249 402 628 981
-75 60.3 94.2 147 234 377 589 921
-70 56.3 87.9 137 218 352 550 859
Vacuum -65 52.2 81.6 128 203 327 510 797
-60 48.2 75.4 118 187 301 471 736
Preasur -55 44.2 69.1 108 171 276 432 675
[kPa] -50 40.2 62.8 98.1 156 251 393 613
-45 36.2 56.5 88.3 140 226 353 552
-40 32,2 50.2 78.5 125 201 491 491
4.2.5 Gaya angka pada aktuator pengangkat
Gaya angkat pada aktuator didapat saat piston bergerak mundur, maka
Dimana : D = 16 mm
D = 8 mm
P = 1,7 N/cm2 = 0,17 bar
Maka didapatkan gaya sebesar = 0,25 kg ( tabel 4.2)
(https://maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/silinder-pneumatik/)
Dimensi : 30 x 30 x 0,1 cm
32 mm.
2. Pemeriksaan gaya angkat
W : P x S x 0,1 x 1/t
Dimana : W = 0,108 kg = 1,05 N
S = /4 x (32)2 = 8,04 cm2
t = 4 (angkat Horisontal)
maka :
1,05 = P x 8,06 x 0,1 x
1,05 = 0,201
= 0,19 kPa
Dari hasil perhitungan diatas tekanan vacuum sebesar -0,19 kPa untuk
sebagai berikut :
V = /4 x D2 x L x 1/ 1000
= /4 x 1,5 mm x 1 m x 1/1000
= 0,0017 L
aliran hisap rata-rata untuk memenuhi waktu respon kerja, maka dapat
vacuum.
1. Laju aliran hisap maksimum dari vacuum ejector,
Maka laju aliran hiap rata-rata (Q1) adalah sebagai berikut :
Q1 = (1/2 to 1/3) x ejector max. Suction flow rate
= (1/2 to 1/3) x 1,02 = 0,51 to 0,34 L/min.
MULAI
b. Faktor Keamanan
Sf1 6.0 Sf 2
dan = 1,0 (Sularso & Suga, K., 2004 : 8)
20
c= = =3,4 kg /mm 2
6
B 24
a 3,4 kg / mm2
Sf1 Sf 2 6
F p 0,183 kg kg 1,7, N
e. Beban maksimal :
Maka :
2
A p= d 2pis = 1,62=2 cm
4 4
Maka :
2
A p= (d 2pisd 2rod )= (1,6 2 0,82)=1,07 cm
4 4
Luas area piston dan dan luas area batang piston sudah diketahui,
F
P=
A Rod
1,79
P=
1,07
H= 4F
x a = 4 x 0,183
3,14 x 3,4 = 2 mm
Tinggi piston yang digunakan adalah 2 mm
e. Pemeriksaan terhadap tegangan tekan yang terjadi pada piston (c) :
c = 4F
xH 2 = 4 x 0,183
3,14 x 22 = 0,059 kg/mm
2
terjadi lebih kecil dari tegangan tekan yang diijinkan , yaitu 0,59
mm2
4 3,14
I = Momen inersia = d = 84 =
64 rod 64
200,96 mm4
Maka :
2
1,0 x 3,14 x 29000 x 200,96
Fcr = 100
2
= 57185,6 kg
persamaan:
S = d pis
Dimana : Diameter piston (d) = 16 mm
Maka : S = 16 = 4 mm
MULAI
1. Tebal silinder
2. Panjang silinder
3. Pemeriksaan ketebalan silinder
4. Pemeriksaan ketebalan silinder
terhadap tegangan memanjang
5. Pemeriksaan ketebalan silinder
Silinder pneumatik
terhadap tegangan keliling
STOP
Gambar 4.4 diagram alir pemeriksaan silinder pneumatik
Perancangan silinder pneumatik pemindah kertas yang berfungsi untuk
alat bantu mengambil dan meletakkan kertas berdaarkan pada tekanan kerja (P)
Yang dialami oleh silinder sistem pneumatik, perancangan meliputi : tebal silinder
2. Tebal silinder (t) dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Khurni dan
Sf1 6.0 Sf 2
dan = 2,0
Maka : tsil =
d sil
2 a +P /
aP - 1 =
16
2 4+ 0,0017
40,0017 - 1 = 2,02 mm
acting cilinder maka sistem pneumatik terdiri dari satu silinder pneumatik
7. Perhitungan untuk menentukan tebal perapat (S), dan tinggi perapat (h).
b. Tinggi perapat ( h )
Panjang seal dapat di hitung dengan menggunkan rumus (stolk dan
Maka :
2
A p= d 2pis = 1,62=2 cm
4 4
Maka :
2
A p= (d 2pisd 2rod )= (1,6 2 0,82)=1,07 cm
4 4
Luas area piston dan dan luas area batang piston sudah diketahui,
F
P=
Ap
78,46 N
P=
2
macam :
a. Tekanan kerja
Adalah tekanan yang keluar dari kompresor atau tekanan dalam
dan katup.
b. Tekanan Operasi
Adalah tekanan yang dibutuhkan pada saat operasi pemampatan
a. Vacuum Pad
b. Aktuator pengangkat
c. Aktuator Rotary
Untuk menyiapkan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi
terlebih dahulu harus diketahui konsumsi udara pada sistem. Pada tekanan kerja
diameter piston dan langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai berikut
Maka :
perhitungan 4.3.4)
= (1/2 to 1/3) x 1,02 = 0,51 to 0,34 L/min.
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3
penampang totak, maka kecepatan torak saat maju akan lebih kecil dibandingkan
Q
Vmundur = A rod
Dimana :
V = Kecepatan Torak (m/s)
Q = Debit aliran udara (m3/s)
A = Luas penampang piston (m2)
1. Kecepatan langkah maju untuk aktuator pada vacuum pad
Kecepatan vacuum pad didapat dari perhitungan waktu respon pada
(4.3.2).
Dimana :
Qmax = (2 to 3) x Q
= (2 to 3) x 0,34 L
= 0,68 to 1,02 L/mm
= 0,006 m/sec
0,00000133
Vmundur = 0,000107
= 0,012 m/sec
3. Kecepatan geser untuk aktuator rotary
= 5 x 10-6 m3/sec
A piston = 2 cm2
A batang piston = 1,07 cm2
0,000005
Vmaju = 0,0002
= 0,025 m/sec
0,000005
Vmundur = 0,000107
= 0,046 m/sec
Waktu yang dibutuhkan ketika bergerak maju ataupun mundur adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan Waktu yang dibutuhkan ketika vacuum pad bekerja,
0,1
T = 0,06
= 1,7 sec
S
Tmundur = T
0,1
T = 0,012
= 0,8 sec
= 6 sec
S
Tmundur = v
1,5
t = 0,046
= 3,2 sec
berikut :
a. Dengan : Beban kerja = 0,813 kg
Jarak a-b = 0,70 m
b. Reaksi pada tumpuan A :
X=0 HA =0
Y =0 R A + RB - F = 0 RA + RB = 0,813 kg
MB
=0 RA . a (F x L) = 0
c. Diagram gaya geser (SFD)
0 x 0,70 : Q0-0,7 - RA = 0
Dimana :
M = Momen bending max (kg.m)
C = Letak titik beban (m)
I = Momen inersia (m4)
Adapun profil untuk bahan lengan penggeser ditunjukkan oleh Gambar
4.5
luas x y 91,80
Sehingga : ey rangka = luas = 14,4 = 6,3
luas x y 91,80
ex rangka = luas = 14,4 = 6,3
Maka : carm = ey rangka = ex rangka = 6,38
M xC 56,89 x 6,38
lengan = I = 4621,38 = 0,07 kg/cm2 = 0,0007 kg/mm2
mengambil dan meletakkan yang berfungsi untuk alat bantu pemindah kertas pada
mesin Plong.
Gambar 3.8 Skema rangkaian pneumatik alat bantu pemindah kertas
Keterangan Gambar
1A1. Vacuum suction nozzel 2A1. Double acting sylinder 3A1. Semi rotary actuator
1A2. Vacuum pad 2V1. 5/3 way valve 3V1. 3/2 way valve
1V1. 3/2 way valve 1Z. Air service unit 3V2. 5/2 way valve
1V2. 5/2 way valve 2V2. 3/2 way valve 3V3. Time delay valve
1V3. 3/2 way valve
posisi ini aktuator double acting cylinder (1A1) bergerak maju karena
udara yang masuk katup 5/2 way valve (1V2) kesaluran 2 sehingga
2. Setelah sistem pneumati siap dijalankan, katup 3/2 way valve (1V1)
ditekan maka udara akan masuk melalui saluran 2 kemudian katup 5/2
way valve (1V2) akan bergeser posisi, udara dari saluran 1 akan masuk
melalui saluran 4 sehingga vacuum suction nozzel akan terlewati udara dan
dari katup 5/2 way valve udara akan tersalurkan ke time delay valve (sudah
di atur opening level) kemudian udara akan keluar melalui saluran 2 lalu
masuk ke katub 5/2 way valve ,udara masuk dari saluran 1 ke saluran 4
aktuator akan keluar melaui saluran 2 ke saluran buang 3 pada katup 5/2
way valve (3V2) dan katup ketika aktuator (3A1) sudah pada posisi 2B2
maka katup 3/2 way valve (1V3) akan teraktuasi udara masuk masuk
saluran 1 ke saluran 2, katup 5/2 (1V2) akan bergeser dan udara saluran 1
arah keluar.
Gambar 3.11 posisi aktuator semi rotary berputar
4. Ketika vacuum dan aktuator semi rotary sudah berjalan maka posisi ini,
katup 3/2 way valve (1V3) mendapat sinya dari 2B2 semi rotary (3A1)
maka katup akan menggerakkan katup 5/3 way valve (3V2) kesaluran