Anda di halaman 1dari 5

Tugas 2

Metalurgi Fisik 2 01
SPINODAL DECOMPOSITION

Oleh:
Falah Riski K
1506674892

Universitas Indonesia
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
April 2017
1
Spinodal (daerah yang tidak stabil dalam diagram fasa) adalah mekanisme dimana padatan
dengan 2 (dua) atau lebih komponen dapat terpisah menjadi daerah (fasa) yang berbeda dengan
perbedaan sifat kimia dan fisikanya. Spinodal transformation adalah transformasi dimana tidak
ada energi penghalang Karena tidak ada interface yang terbentuk. Dekomposisi spinodal
merupakan suatu hal yang menarik karena kesederhanaannya yang inheren, dengan demikian
dekomposisi spinodal menjadi salah satu dari sedikit transformasi fase dalam padatan yang
memiliki teori kuantitatif yang masuk akal. Karena tidak ada penghalang termodinamika
terhadap reaksi di dalam daerah spinodal, dekomposisi ditentukan semata-mata oleh difusi.
Dengan demikian, proses dapat diperlakukan murni sebagai masalah difusi, dan banyak
karakteristik dekomposisi dapat digambarkan dengan solusi analitik perkiraan terhadap
persamaan difusi umum. Sebaliknya, teori nukleasi dan pertumbuhan harus menggunakan
termodinamika fluktuasi, dan masalah difusi yang terlibat dalam pertumbuhan nukleus jauh
lebih sulit dipecahkan, karena tidak realistis untuk menggambarkan persamaan difusi

Diagram Fasa dengan Spinodal Decomposition

Sebuah alloy logam dengan


komposisi X0 dipanaskan sampai T1 lalu di
quenching hingga mencapai T2. G0 adalah
tempat dimana energi bebas berada (tidak
stabil) Pada posisi G0 alloy tidak stabil,
adanya fluktuasi komposisi yang kecil dapat
menyebabkan proses spinodal decomposition

Unstable Region terjadi saat :

2
<0
2
Spinodal decomposition terjadi
apabila alloy berada di antara dua titik belok
dari kurva energi bebas. Daerah dari dua titik
tersebut pada diagram fasa disebut daerah
chemical spinodal . biasanya Terjadi pada
alloy Au Cu dan Au - Pt

2
Nukleasi dan Pertumbuhan

Kolom kiri dan kanan menggambarkan daerah yang berdekatan


pada larutan metastabil. Baris 1, 2 dan 3 menunjukkan fluktuasi kecil
yang terjadi.
Baris 4 dan 5 menunjukkan fluktuasi besar yang terjadi.

1. Tidak ada perbedaan di konsentrasi local; Ckiri=Ckanan


2. Fluktuasi kecil menyebabkan perbedaan konsentrasi; Ckiri > Ckanan
3. Diffuse menempati kiri-kekanan ( Down-hill); Ckiri= Ckanan
4. Fluktuasi besar menyebabkan pembentukan dari nukleus pada
ukuran kritis.
5. B (kiri) telah stabil melewati jari-jari kritis dan mengalami
pertumbuhan (proses growth).

Spinodal dekomposisi

Pada Kolom kiri dan kanan menggambarkan daerah yang


berdekatan dalam larutan,Baris 4 dan 5 merupakan hasil dari proses.
Baris pertama tidak terjadi perbedaan konsentrasi disekitarnya Cleft=
Cright, Tidak ada difusi,densitasnya tetap pada stage ini ( datar). Pada
baris kedua, fluktuasi yang kecil menyebabkan perbedaan
konsentrasi. Missal Cleft > Cright. Ada difusi, densitasnya seperti
bentuk ombak. Pada baris ketiga, ada difusi yang menyebabkan
CleftCright.Terjadi proses difusi up-hill, densitasnya besar.
Sedangkan pada baris ke 3 5, Difusi terus terjadi Densitas naik
Densitas komposisi B.
Kecepatan dari transformasi spinodal dikontrol oleh inter
diffusion coeficien,D.
Jika D < 0, fluktuasi komposisi akan bertambah secara eksponensial
seiring dengan perubahan waktu konstan.
2
= 2
4
Kecepatan dari transformasi dapat menjadi sangat besar dengan membuat panjang gelombang
() dari modulasi komposisi menjadi sekecil mungkin. Akan tetapi ada nilai minimal dari panjan
gelombang () dimana spinodal decomposisi tidak terjadi untuk menghitung panjang gelombang dari
fluktuasi komposisi, diperlu dipertimbangkan dua factor penting:
1. Efek energi antara muka ( interfacial energy)
2. Efek energi renggangan koheren ( coherency strain energy)

3
Apabila dua daerah tersebar dengan baik dan saling koherenakan menimbulkan energi
tambahan efek energi antarmuka. Sedangkan Besar dari energi bergantung pada perbedaan
komposisi yang melintasi antar muka disebut energi gradien.
Kondisi untuk homogenous solid solution menjadi unstable dan mengalami spinodal
decomposition di dapatkan dengan persamaan
2 2
2 > 2 + 22

Gambar disamping menunjukan coherent
miscibility gap. Garis tersebut menunjukan
komposisi setimbag dari fasa coherent hasil dari
spinodal decomposition. Terlihat bahwa spinodal
decomposition tidak hanya terbatas pada system
yang mengandung stablemiscibility gap. Dari GP
zone solvus Al-Ag system mengandung metastabil
coherent miscibility gap, yan hanya terjadi pada high
super saturated GP zone yang terbentuk spinodal
mekanisme.
Area no. 1= Homogenous stabil.
Area no 2 = homogenous metastabil, hanya pada
fase inkoheren dapat nukleasi.
Area no 3 = homogenous metastabil, pada fase koheren dapat nukleasi.
Area no 4 = homogenous unstable, tidak ada nucleation barrier, spinodal decomposition terjadi.
Adapun perbandingan antara Dekomposisi Spinodal dan Nukleasi dan Pertumbuhan adalah
larutan homogen awalnya mengembangkan fluktuasi komposisi kimia saat didinginkan ke daerah
spinodal. Fluktuasi ini pada awalnya kecil dalam amplitudo namun tumbuh seiring waktu sampai
ada presipitat yang dapat diidentifikasi dari komposisi kesetimbangan. Sebaliknya, selama nukleasi
dan pertumbuhan, terdapat antarmuka yang tajam antara kristal induk dan produk. Sehingga
terdapat endapan pada semua tahap keberadaannya yang memiliki komposisi ekuilibrium yang
dibutuhkan. Dekomposisi spinodal melibatkan difusi yang menanjak, sedangkan difusi selalu
menurunkan gradien konsentrasi untuk nukleasi dan pertumbuhan.
Maka dari itu, dekomposisi spinodal mengacu pada mekanisme transformasi fasa di dalam
celah miscibility. Hal ini ditandai dengan terjadinya difusi terhadap gradien konsentrasi yang
sering disebut difusi "menanjak", yang mengarah kepada pembentukan mikrostruktur mikro
periodik yang memiliki ukuran seragam. Secara ilustrasi, dapat kita lihat perbedaan antara
Dekomposisi Spinodal dengan Nukleasi dan Pertumbuhan sebagai berikut:

Gambar : Ilustrasi evolusi pemisahan


fasa dalam dekomposisi spinodal
dan selama nukleasi dan
pertumbuhan. Gambar panah
menunjukkan arah difusi.

4
Referensi

o http://li.mit.edu/Stuff/PM/Termpaper/LaurenAyers22-
71.pdf
o Porter, D. A and Easterling, K.E, Phase Transformation in Metals
and Alloys, 3rd. ed., CRC Press, 2009.
o http://en.wikipedia.org/wiki/Spinodal_decomposition
o https://ocw.mit.edu/courses/materials-science-and-
engineering/3-205-thermodynamics-and- kinetics-of-
materials-fall-2006/lecture-notes/lecture10_slides.pdf
o E.P.Favvas and A.Ch.Mitropoulos. "What is Spinodal
Decomposition?". ISSN: 1791-2377. 2008 Kavala Institute of
Technology. Published by Journal of Engeenering Science and
Technology Review.

Anda mungkin juga menyukai