Penetapan kepadatan bangunan (KDB) untuk unit-unit lingkungan perumahan yaitu untuk unit lingkungan
kepadatan tinggi dengan penetapan KDB-nya sebesar 70-80%, untuk unit lingkungan kepadatan menengah
dengan KDB-nya sebesar 50-70%, untuk unit lingkungan kepadatan rendah dengan KDB-nya ditetapkan 40-50%
dan unit lingkungan kepadatan sangat rendah dengan KDB-nya ditetapkan kurang dari 40%.
Sedangkan untuk kegiatan selain perumahan, penetapan KDB disesuaikan dengan karakteristik kegiatannya
masing-masing. Untuk kawasan pusat kota terutama pusat perdagangan, KDB-nya ditentukan maksimum 80%,
untuk puskesmas maksimum 40%, untuk sekolah, perkantoran, dan sarana peribadatan KDB-nya ditetapkan
maksimum 60%, untuk terminal maksimum 75%, untuk kawasan jalur hijau, konservasi dan preservasi KDB-nya
ditetapkan 0 - 20% di mana bangunan dan bangunan yang diperbolehkan pada kawasan konservasi hanya bersifat
bangunan pelengkap.
Selain daripada itu pengaturan KLB dalam hal ini juga didasarkan pada pertimbangan aspek desain kota dan
pengaturan visual kota secara vertikal agar tidak monoton dan dapat menciptakan visualisasi kota yang dinamis.
Pusat perdagangan skala kota diarahkan untuk memiliki KLB dua sampai 4 kali lipat KDB-nya (dengan demikian
diijinkan pembangunan gedung berlantai dua sampai 4). Berdasarkan Kepmen Kimpraswil No 327, maka
Ketinggian Bangunan di Kota Pontianak diarahkan:
Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan tidak bertingkat dan bertingkat
maksimum dua lantai (KLB maksimum 2 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan 10 m dari lantai dasar
Blok peruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok dengan bangunan bertingkat maksimum 4
lantai (KLB maksimum = 4 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 15 m dan minimum 12 m dari
lantai dasar;
Secara umum pengaturan garis sempadan bangunan di Kota Pontianak akan didasarkan pada Perda Bangunan
Gedung Kota Pontianak No. 3 Tahun 2008, dimana penerapan peraturan garis sempadan tersebut akan berlaku
secara umum pada kota-kota di Indonesia. Agar lebih optimal dalam pengendalian dan pengawasan pembangunan
maka penetapan garis sempadan harus didasarkan pada peraturan daerah. Adapun isi mengenai aturan garis
sempadan dan jarak bangunan di Kota Pontianak adalah sebagai berikut:
(1)Garis sempadan dinding bangunan terluar yang sejajar dengan as jalan (rencana jalan) ditentukan
berdasarkan lebar jalan/rencana jalan, fungsi jalan dan peruntukan kapling/kawasan;
(2)Letak garis sempadan dinding bangunan terluar, bilamana tidak ditentukan lain adalah separuh lebar Ruang
Milik Jalan (RMJ) dihitung dari tepi jalan / pagar;
(3)Untuk lebar jalan yang kurang dari 4 meter, letak garis sempadan adalah 2 meter dihitung dari tepi jalan atau
pagar;
(4)Letak garis sempadan dinding bangunan terluar pada bagian samping yang berbatasan dengan tetangga
bilamana tidak ditentukan lain adalah minimal 1,5 meter dari batas kapling, atau atas dasar kesepakatan
dengan tetangga yang saling berbatasan;
(5)Letak garis sempadan dinding bangunan terluar pada bagian belakang yang berbatasan dengan tetangga
bilamana tidak ditentukan lain adalah minimal 1,5 meter dari batas kapling, atau atas dasar kesepakatan
dengan tetangga yang saling berbatasan.
(6)Jarak antara masa/blok bangunan satu lantai dengan bangunan satu lantai lainnya dalam satu kapling atau
antar kapling, minimal 3 meter;
(7)Setiap bangunan umum harus mempunyai jarak masa/blok bangunan dengan bangunan di sekitarnya
sekurang-kurangnya 4 (empat) meter atau 2 (dua) meter dengan batas kapling;
(8)Untuk bangunan bertingkat, setiap kenaikan satu lantai jarak antara masa/blok bangunan yang satu dengan
lainnya ditambah dengan 0,5 meter;
Mengingat ketentuan pengaturan garis sempadan ini sudah berlaku umum dan baku, maka ketentuan-ketentuan
ini juga berlaku untuk seluruh bagian wilayah kota. Rencana penetapan garis sempadan bangunan di Kota
Pontianak adalah sebagai berikut:
a. a. Garis sempadan muka bangunan dan sempadan samping yang menghadap jalan ditetapkan 2/5 dari
lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)
b. Garis sempadan samping bangunan berjarak minimal 1,5 meter dari dinding bangunan.
c. Garis sempadan belakang bangunan berjarak minimal 2 meter dari dinding bangunan.
RUMAJA = 4/5 X
RUMIJA = X
KETERANGAN :
Sempadan muka bangunan 2/5 X