Anda di halaman 1dari 369

3.

KAWASAN KOMPAK

3-1
3.1 Definisi dan Kriteria Delineasi Kawasan
3.1.1 Definisi Kawasan Kompak
Kawasan Kompak adalah kawasan dengan penggunaan lahan campuran
berkepadatan tinggi yang dikembangkan dengan arah pembangunan vertikal,
memiliki kemudahan aksesibilitas (transportasi), dan berorientasi terhadap pejalan
kaki.
3.1.2 Kriteria Delineasi Kawasan Kompak
Sebelum dilakukan penilaian terhadap kawasan yang berindikasi kompak, kawasan
tersebut harus terlebih dahulu memenuhi prasyarat ataupun kriteria. Kriteria
delineasi dari kawasan kompak adalah sebagai berikut:
Kriteria Delineasi Kawasan Kompak:
a. Batas kawasan pusat-pusat pelayanan yang telah ditetapkan dalam rencana
pola ruang, rencana tata bangunan dan lingkungan, dan panduan rancang kota
b. Kawasan dalam radius 400-800 meter dari zona inti/pusat kegiatan kawasan
perkotaan
c. Batasan yang berupa batas fisik terbangun (misalnya jalan, pagar, drainase,
atau sungai) untuk membatasi wilayah
Setelah memenuhi kriteria delineasi, delineasi kawasan kompak dapat ditentukan
berdasarkan pertimbangan:

a. Batas dari pusat-pusat pelayanan yang telah ditetapkan dalam RTR


b. Kawasan fungsional yang memiliki indikasi kompak dengan batasan fisik
(seperti jalan, pagar, drainase, atau sungai)
c. Batas administrasi pada wilayah yang memiliki indikasi kompak

3-2
Gambar 3-1 Ilustrasi Kawasan Kompak PPK/SPK (Berdasarkan Peran)

Sumber: Buku Standar Teknis, 2021

Gambar 3-2 Ilustrasi Kawasan Kompak Perdagangan dan Jasa (Berdasarkan Fungsi)

Sumber: Buku Standar Teknis, 2021

Indikasi kawasan kompak terdiri dari kawasan kompak kepadatan tinggi dan
kawasan kompak kepadatan sedang, dengan karakteristik sebagai berikut:
Indikasi kawasan kompak kepadatan tinggi
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
• Memiliki 3 atau lebih fungsi lahan di dalam kawasan
• Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB maksimum 80%
dengan KLB rata-rata 5.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup regional dan/atau
kota
Indikasi kawasan kompak kepadatan sedang
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas sedang
• Memiliki 2 atau lebih fungsi lahan di dalam kawasan
• Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB maksimum 80%
dengan KLB rata-rata 3.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi sekunder

3-3
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup kota atau bagian
kota

Pengelola Kawasan
Kawasan Kompak dapat diklasifikasikan menurut peran dan fungsinya. Menurut
peran, Kawasan Kompak terdiri atas 3 (tiga) tipologi, yakni Kawasan Kompak Pusat
Pelayanan Kota, Kawasan Kompak Subpusat Pelayanan Kota, dan Kawasan Kompak
Pusat Lingkungan. Ketiganya dikelola bersama Pemerintah Daerah dan
pengembang. Adapun berdasarkan fungsinya, Kawasan Kompak dibagi menjadi 3
(tiga) tipologi, yaitu Kawasan Kompak Perdagangan dan Jasa, Kawasan Kompak
Perkantoran, dan Kawasan Kompak Campuran. Untuk tipologi ini hanya dikelola
oleh pengembang dengan berdasarkan regulasi yang ditetapkan Pemerintah Daerah.

KAWASAN KOMPAK
TIPOLOGI KAWASAN KOMPAK

Kawasan Kompak Kawasan Kompak


Berdasarkan Peran Berdasarkan Fungsi

Kawasan Kompak Pusat Pelayanan Kota Kawasan Kompak Perdagangan dan Jasa

Kawasan Kompak Subpusat Pelayanan Kota Kawasan Kompak Perkantoran

Kawasan Kompak Pusat Lingkungan Kawasan Kompak Campuran


REGULATOR

Pemerintah Daerah/
Dinas terkait Tata Ruang
PENGELOLA

Pemerintah Daerah Perusahaan Pengembang

Perusahaan Pengembang

Gambar 3-3 Diagram Pengelolaan Kawasan Kompak

Sumber: Buku Standar Teknis, 2021

3-4
3.2 Pembagian Tipologi dan Komponen Kawasan
3.2.1 Tipologi Obyek Penerapan Kawasan Kompak
Obyek penerapan kawasan kompak dikelompokkan atas dasar peran dan fungsinya.
Peran yang dimaksud adalah peran kawasan dalam struktur ruang wilayah kota,
yakni pada sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota. Sedangkan fungsi kawasan
yang dimaksud adalah bentuk peruntukkan ruang yang ada pada kawasan yang
merujuk pada pola ruang yang ditetapkan pada kawasan tersebut. Berikut ini adalah
tipologi obyek penerapan kawasan kompak dan karakternya:

a) Kawasan Kompak Berdasarkan Peran


1) Kawasan Kompak Pusat Pelayanan Kota, memiliki karakteristik
sebagai berikut:
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup regional
dan/atau kota
• Merupakan kawasan dengan fungsi campuran intensitas tinggi
yang terintegrasi dengan sistem transportasi publik
2) Kawasan Kompak Subpusat Pelayanan Kota, memiliki karakteristik
sebagai berikut:
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi sekunder
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup kota atau
bagian kota
• Merupakan kawasan dengan fungsi campuran intensitas sedang
hingga tinggi yang terintegrasi dengan sistem transportasi publik
3) Kawasan Kompak Pusat Lingkungan, memiliki karakteristik sebagai
berikut:
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi lokal
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup kota atau
bagian kota
• Merupakan kawasan dengan fungsi campuran intensitas sedang
yang terintegrasi dengan sistem transportasi publik
b) Kawasan Kompak Berdasarkan Fungsi
1) Kawasan Kompak Perdagangan dan Jasa, memiliki karakteristik
sebagai berikut:

3-5
• Kawasan yang menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa,
rekreasi, dan pelayanan masyarakat
• Tersedia fasilitas pelayanan perdagangan dan jasa yang
dibutuhkan masyarakat dalam skala pelayanan regional dan
kota
2) Kawasan Kompak Perkantoran, memiliki karakteristik sebagai
berikut:
• Kawasan yang diperuntukkan menampung tenaga kerja dalam
wadah berupa perkantoran pemerintahan dan/atau swasta
• Tersedia kelengkapan dasar fisik berupa sarana-sarana
penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif
• Tersedia sarana-sarana umum, terutama untuk melayani
kegiatan-kegiatan perkantoran
3) Kawasan Kompak Campuran, memiliki karakteristik sebagai
berikut:
• Memiliki fungsi kegiatan perumahan kepadatan sedang-tinggi
dengan konsep hunian vertikal
• Memiliki akses yang cukup tinggi, tersedia jalur pejalan kaki
yang menghubungkan antar bangunan dan menuju tempat
pemberhentian kendaraan umum
• Jenis kegiatan komersial yang dikembangkan berkaitan dengan
kebutuhan sehari-hari penghuni
Tipologi Tingkat Kawasan Kompak

1) Kawasan Kompak Tinggi, memiliki karakteristik sebagai berikut:


• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi dengan:
- Kepadatan penduduk minimum 1520 jiwa/ha atau kepadatan
hunian minimum 380 unit/ha
- Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB
maksimum 80% dengan KLB minimum 5.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer

3-6
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup regional
dan/atau kota
2) Kawasan Kompak Sedang, memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas sedang dengan:
- Kepadatan penduduk minimum 480 jiwa/ha atau kepadatan
hunian minimum 120 unit/ha
- Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB
maksimum 70% dengan KLB minimum 3.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi sekunder
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup kota atau
bagian kota

Gambar 3-4 Tipologi Kawasan Kompak

Sumber: Hasil analisis, 2022


3.2.2 Kinerja Fungsi Kawasan
Kinerja fungsi kawasan yang diharapkan dari pengendalian Kawasan Kompak
adalah:

“Kawasan campuran dengan intensitas tinggi yang didukung


dengan akses transportasi publik dan pengembangan
lingkungan yang berorientasi pada pejalan kaki”

3-7
Suatu Kawasan Kompak dapat dikatakan memiliki kinerja ideal setidaknya jika
telah memenuhi kinerja dan kriteria (issue of concern) berikut ini:

1. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan


intensitas tinggi
a) Penggunaan campuran (mixed-use): Penggunaan lahan untuk
hunian dan non-hunian yang proporsional dengan aktivitas
signifikan yang berlangsung dalam waktu yang lama
b) Densitas dan intensitas tinggi: Kepadatan hunian sedang hingga
tinggi dengan intensitas pemanfaatan ruang kawasan sedang
hingga tinggi untuk membentuk lingkungan dengan kegiatan yang
intensif
2. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas
tinggi. Pengembangan kawasan yang memberikan kemudahan bagi
warga untuk mengakses transportasi umum dan jaringan jalan
kendaraan yang memadai
3. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda
Kenyamanan: Kenyamanan warga terlayani dalam beraktivitas dengan
berjalan kaki dan bersepeda dengan memiliki fasilitas pejalan kaki dan
pesepeda yang lengkap
4. Layak huni (livable) untuk bermukim
a) Kecukupan (Adequacy): Ketersediaan dan akses ke fasilitas publik
yang lengkap (fasilitas dasar)
b) Keselamatan: Keselamatan warga terlindungi dari kecelakaan,
bencana, dan hal-hal yang berpotensi mengancam jiwa dan harta.
c) Ketanggapan (Responsiveness): Ketanggapan dalam merespon
kejadian kecelakaan atau bencana.
d) Keamanan (Security): Keamanan warga terlindungi dari berbagai
bentuk kejahatan dan kriminalitas.
e) Atraktif: Kawasan yang atraktif melalui intensitas, orientasi, dan
bangunan yang mendukung area komersial yang aktif serta fasad
bangunan yang bervariasi untuk memberikan ketertarikan visual
bagi pedestrian. Kawasan yang serasi dengan lingkungan
sekitarnya (keselarasan dengan Kawasan Cagar Budaya).

3-8
3.2.3 Indikator Kinerja Fungsi Kawasan
Rumusan indikator kinerja fungsi kawasan didasarkan pada kinerja fungsi kawasan
yang selanjutnya di kelompokan ke dalam kriteria kawasan, kemudian diturunkan
ke dalam beberapa indikator kinerja. Indikator kinerja akan diturunkan ke dalam
standar kinerja dan standar teknis yang dikelompokkan berdasarkan komponen-
komponen terkait.

3-9
Gambar 3-5 Rumusan Indikator Kinerja Fungsi Kawasan Kompak
Sumber: Hasil analisis, 2022

3-10
3.2.4 Daftar Periksa
3.2.4.1 Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi
Tabel 3-1 Daftar Periksa Standar Teknis Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi

STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaan
A.1
Lahan

Proporsi lahan Proporsi lahan


Proporsi lahan
Perumahan Proporsi perumahan perumahan
perumahan dan
minimum 20% dan Perumahan dan/atau non dan/atau non
A.1.1 √ x non perumahan
Non-Perumahan dan non perumahan kurang perumahan
sesuai standar
minimum 60% perumahan dari standar melebihi standar
minimum
minimum minimum

Jenis guna lahan


terdiri atas guna
Mixed-use lahan perumahan
dan kombinasi
antara 2 (dua) guna
Jenis Jenis guna lahan Jenis guna lahan Jenis guna lahan
lahan berikut: Hanya terdapat 1
A.1.2 Penggunaan √ kurang dari sesuai standar melebihi standar
campuran, jenis guna lahan
Lahan standar minimal minimal minimal
komersial,
perkantoran,
budaya/pusat
hiburan, fasilitas
publik lainnya
Proporsi Rusun Proporsi Rusun Proporsi Rusun Proporsi Rusun
Hunian Tidak terdapat
MBR minimum 20% A.2 √ MBR < 20% Rusun MBR 20% Rusun MBR > 20% Rusun
Berimbang Rusun MBR
Rusun Komersial Komersial Komersial Komersial

3-11
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Aktivitas yang
signifikan di Durasi
kawasan beroperasi A.3 Operasi
dalam waktu yang Aktivitas
lama
Tersedia taman atau
tempat bermain
yang dapat diakses
oleh publik dengan
kebutuhan dan luas
minimum
berdasarkan Permen
Tidak tersedia
PU No.
taman atau tempat
5/PRT/M/2008 Ketersediaan Tersedia, luas < Tersedia, luas = Tersedia, luas >
A.3.1 √ bermain yang
Taman Kota : Taman standar minimum standar minimum standar minimum
dapat diakses
144.000 m2
publik
Taman Kecamatan :
24.000 m2
Taman Kelurahan :
9.000 m2
Taman RW : 1.250
m2
Taman RT : 250 m2

KLB Kawasan
KLB Kawasan < KLB Kawasan >
KLB minimum 5.0 A.4 KLB √ x sama dengan
standar minimum standar minimum
standar minimum
Densitas
dan
Intensitas
Tinggi

B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas tinggi

3-12
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Tersedia minimal 1
moda transportasi
umum, dapat
berupa Heavy Rail
Transit, Light Rail Moda tersedia, tidak tersedia, tersedia, melebihi
B.1 √ tidak tersedia
Transit, BRT, Bus Transportasi memenuhi standar memenuhi standar standar
Lokal, Bus Feeder,
Commuter Line
(Ferry
dimungkinkan)
Terdapat sistem
pergantian moda
pada pusat-pusat
kegiatan berupa Pergantian tersedia, tidak tersedia, tersedia, melebihi
B.2 √ tidak tersedia
halte/stasiun Moda memenuhi standar memenuhi standar standar
(Sesuai standar
pada Permen PU
No:03/PRT/M/2014)
Kemudahan
Jarak berjalan kaki
Akses
terjauh menuju tidak memenuhi, memenuhi, jarak memenuhi, jarak
stasiun angkutan jarak berjalan berjalan menuju berjalan menuju
umum sejauh 800 m Stasiun menuju stasiun stasiun maks. 800 stasiun maks. 800
atau kurang untuk B.3 Angkutan √ x >800 (angkutan (angkutan cepat) (angkutan cepat)
angkutan cepat atau Umum cepat) dan >400 m atau 400 m dan 400 m
400 m atau kurang (pelayanan (pelayanan (pelayanan
untuk pelayanan langsung) langsung) langsung)
langsung
Lebar Minimum
Badan Jalan (PP No.
34 Tahun 2006):
a) Jalan Arteri
Lebar Badan Jalan Lebar Badan Jalan Lebar Badan Jalan
Primer dan Jaringan
B.4 √ x kurang dari lebar sama dengan lebar lebih dari lebar
Sekunder: minimal Jalan
minimum minimum minimum
11 m.
b) Jalan Kolektor
Primer dan
Sekunder: minimal 9

3-13
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
m.
c) Jalan Lokal
Primer dan
Sekunder: minimal
7,5 m
d) Jalan Lingkungan
Primer dan
Sekunder: minimal
6,5 m (untuk
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih) atau minimal
3,5 (jika tidak
diperuntukkan bagi
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih)
Jalan masuk ke
Jalan masuk ke Jarak jalan masuk Jarak jalan masuk Jarak jalan masuk
bangunan kurang
Akses Pejalan bangunan tidak terhadap jangkuan terhadap jangkuan terhadap jangkuan
dari 200 m dalam
B.5 Kaki dan √ menyediakan jalur pejalan kaki dan pejalan kaki dan pejalan kaki dan
jangkauan jalan
Sepeda pejalan kaki atau jaringan sepeda jaringan sepeda jaringan sepeda
kaki dari segmen
sepeda lebih dari 200 m adalah 200 m kurang dari 200 m
jaringan sepeda

Jalur pejalan kaki


Jalur pejalan kaki Konektivitas Jalur pejalan kaki Jalur pejalan kaki
Tidak ada jalur terkoneksi di
Konektivitas terhubung di B.6 Jalur Pejalan √ terputus di terkoneksi di
pejalan kaki hampir seluruh
seluruh kawasan Kaki beberapa titik seluruh kawasan
kawasan

C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda


C.1 Blok
Konektivitas Dimensi blok
Dimensi blok: 70- Dimensi blok
C.1.1 Dimensi blok √ x kurang dari atau x
130 m sesuai standar
lebih dari standar

3-14
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Street Frontage/
Muka bangunan
% Street Frontage % Street Frontage
yang berhadapan Street % Street Frontage % Street Frontage
C.1.2 √ sangat minim < kurang dari
langsung dengan Frontage sesuai standar lebih dari standar
10% standar
jalur pejalan kaki
Minimal: 90%
Fasilitas
C.2
Pejalan Kaki
90% Jalur Pejalan
Kaki memiliki lebar
minimum yang
memenuhi
kebutuhan ruang
pejalan dan
ketentuan bagi
pejalan
berkebutuhan
khusus. Tidak ada Jalur < 90% Jalur > 90% Jalur
90% Jalur Pejalan
1. Dimensi trotoar: Pejalan Kaki yang Pejalan Kaki Pejalan Kaki
Kaki memiliki lebar
a) Jalan Arteri: 5 – 6 memiliki lebar memiliki lebar memiliki lebar
minimum yang
m minimum yang minimum yang minimum yang
memenuhi
b) Jalan Kolektor: Dimensi memenuhi memenuhi memenuhi
kebutuhan ruang
3,5 – 4 m C.2.1 Jalur Pejalan √ kebutuhan ruang kebutuhan ruang kebutuhan ruang
pejalan dan
c) Jalan Lokal : 3 m Kaki pejalan dan pejalan dan pejalan dan
ketentuan bagi
d) Jalan lokal dan ketentuan bagi ketentuan bagi ketentuan bagi
pejalan
lingkungan (wilayah pejalan pejalan pejalan
berkebutuhan
perumahan): 2,5 m berkebutuhan berkebutuhan berkebutuhan
khusus
e) Jalur yang khusus khusus khusus
digunakan bersama
(pejalan kaki dan
pengguna sepeda):
lebar jalur pejalan
kaki minimal 1,5 m
2. Jalur
penyebrangan
orang dan bawah
tanah berupa

3-15
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
terowongan (lebar
minimum 2,5 m
atau 2,75 m jika
diperuntukan juga
untuk sepeda
(Sesuai standar
pada Permen PU
No:03/PRT/M/2014
dan SE Menteri
PUPR No
02/SE/M/2018)
80% jaringan jalur
pejalan kaki
memiliki street
furniture penunjang
kenyamanan yang
lengkap termasuk
untuk penyandang
disabilitas

1. Fasilitas
Tidak ada jaringan < 80% jaringan 80% jaringan jalur > 80% jaringan
pendukung:
jalur pejalan kaki jalur pejalan kaki pejalan kaki jalur pejalan kaki
• Jalur Hijau, Kelengkapan
yang memiliki memiliki street memiliki street memiliki street
ditempatkan pada Street
Kenyamanan C.2.2 √ street furniture furniture furniture furniture
jalur amenitas Furniture
penunjang penunjang penunjang penunjang
dengan lebar 150 cm Pejalan Kaki
kenyamanan yang kenyamanan yang kenyamanan yang kenyamanan yang
dan bahan yang
lengkap lengkap lengkap lengkap
digunakan adalah
tanaman peneduh.
• Lampu
Penerangan, terletak
di luar ruang bebas
jalur pejalan kaki
dengan jarak
antarlampu
penerangan yaitu 10
meter, dengan tinggi

3-16
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
4m
• Tempat Duduk,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
duduk yaitu 10
meter.
• Pagar Pengaman,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki pada
titik tertentu yang
memerlukan
perlindungan,
dibuat dengan tinggi
0,9 m
• Tempat Sampah,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
sampah yaitu 20
meter
• Marka, Perambuan
dan Papan Informasi
(Signage), terletak di
luar ruang bebas
jalur pejalan kaki,
pada titik interaksi
sosial, dan pada
jalur pejalan kaki
dengan arus padat
• Halte/Shelter Bus
dan Lapak Tunggu,
terletak di luar
ruang bebas jalur

3-17
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
pejalan kaki dengan
jarak
antarhalte/shelter
bus dan lapak
tunggu pada radius
300 meter dan pada
titik potensial
kawasan

2. Fasilitas Pejalan
kaki untuk
Berkebutuhan
khusus
- Desain tanpa
halangan
- Rambu dan marka
bagi pejalan kaki
berkebutuhan
khusus
- Lajur pemandu
Tempat parkir Tersedia, jarak
Tersedia, jarak Tersedia, jarak
sepeda di setiap tempat parkir
Tidak tersedia tempat parkir tempat parkir
stasiun angkutan sepeda sama
tempat parkir sepeda > 100 m sepeda < 100 m
umum kurang dari C.3 Parkir Sepeda √ dengan 100 m dari
sepeda di stasiun dari pintu masuk dari pintu masuk
100 m dari pintu pintu masuk
angkutan umum stasiun angkutan stasiun angkutan
masuk stasiun stasiun angkutan
umum umum
angkutan umum umum
80% persimpangan
memiliki jalur
penyeberangan yang
Tidak ada < 80% > 80%
lengkap. 80% persimpangan
persimpangan persimpangan persimpangan
Jalur memiliki jalur
C.4 √ memiliki jalur memiliki jalur memiliki jalur
Ketentuan: Penyebrangan penyeberangan
penyeberangan penyeberangan penyeberangan
1. Bebas pembatas yang lengkap
yang lengkap yang lengkap yang lengkap
bagi penyandang
disabilitas
2. Lebar 2 m atau

3-18
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
lebih dan diberi
garis batas
3. Disediakan pulau
penyeberangan yang
mudah diakses oleh
semua apabila
menyeberang >2
jalur lalu lintas
4. Menerima
penerangan jalan
yang cukup pada
malam hari
80% segmen jalan
terbuka untuk
bersepeda/tersedia
jalur sepeda dengan
ketentuan:
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
ekslusif atau
terlindungi, secara < 80% segmen 80% segmen jalan > 80% segmen
Tidak ada segmen
spasial terpisah dari jalan terbuka terbuka untuk jalan terbuka
Fasilitas jalan terbuka
kendaraan dari C.5 √ untuk bersepeda/ bersepeda/ jalur untuk bersepeda/
Pesepeda untuk bersepeda/
kedua arah ( jalur jalur sepeda yang sepeda sesuai jalur sepeda sesuai
jalur sepeda
sepeda yang dicat sesuai ketentuan ketentuan ketentuan
atau secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol

3-19
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)
Terdapat ruang-
ruang transisi
Tersedia ruang
dengan jarak antar
transisi namun Tersedia ruang
ruang transisi dalam
Ruang Tidak tersedia tidak sesuai transisi dengan
radius standar jarak C.6 √ x
Transisi ruang transisi dengan radius tipologi sesuai
orang nyaman
nyaman pejalan standar
berjalan kaki yaitu
kaki
400-800 m
(Untermann, 1984)
D. Layak huni (livable) untuk bermukim

3-20
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Ruang
D.1
Terbuka
Tersedian Ruang
Tipologi Ruang
Tersedia Ruang Tersedia Ruang Terbuka Tersedia
Adequacy Terbuka Minimal: Ruang
Tidak tersedia Terbuka namun Terbuka dengan Ruang Terbuka
Ruang Terbuka D.1.1 Terbuka √
Ruang Terbuka tidak sesuai tipologi sesuai dengan tipologi
Regional, Taman Publik
tipologi minimal standar minimal melebihi standar
Skala Komunitas
minimal

Tersedia street
furniture penunjang
keselamatan yang
lengkap:
• Lampu Penerangan
• Pagar Pengaman
• Marka/Signage
• Guiding Block
untuk disabilitas
• Pengendali
kecepatan
• Bolar Tersedia street Tersedia street Tersedia street
80% segmen jalan Keselamatan Tidak tersedia furniture furniture furniture
Keselamatan terbuka untuk Fasilitas street furniture penunjang penunjang penunjang
D.2 √
bersepeda/tersedia Pejalan Kaki penunjang keselamatan yang keselamatan yang keselamatan yang
jalur sepeda dengan dan Pesepeda keselamatan tidak lengkap lengkap sesuai lengkap melebihi
ketentuan: sesuai standar standar standar
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
ekslusif atau
terlindungi, secara
spasial terpisah dari
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
sepeda yang dicat
atau secara fisik

3-21
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)

3-22
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3

Pemadam
D.3
Kebakaran
Tersedia jalan akses
pemadam
kebakaran untuk
setiap fasilitas dan
bangunan gedung

Ketentuan:
- Jalan akses Tidak semua
pemadam fasilitas dan
kebakaran meliputi bangunan gedung
jalan kendaraan, memiliki akses Tersedia jalan Tersedia jalan
jalan untuk pemadam akses pemadam akses pemadam
Tidak tersedia
pemadam kebakaran atau kebakaran untuk kebakaran untuk
Responsif Akses akses pemadam
kebakaran, jalan ke tersedia jalan setiap fasilitas dan setiap fasilitas dan
D.3.1 Pemadam √ kebakaran pada
tempat parkir, atau akses pemadam bangunan gedung bangunan gedung
Kebakaran setiap fasilitas dan
kombinasi jalan- kebakaran untuk dengan lebar lapis dengan lebar lapis
bangunan gedung
jalan setiap fasilitas dan perkerasan 6 m perkerasan > 6 m
tersebut. bangunan gedung dan panjang 15 m dan panjang >15 m
- Lebar minimum dengan lebar lapis
lapis perkerasan 6 perkerasan <6 m
m dan panjang dan panjang <15 m
minimum 15 m
- Lebar bidang kerja
minimum untuk
mobil pemadam
kebakaran minimal
4m
- Lapis perkerasan

3-23
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
dan jalur akses
tidak boleh melebihi
46 m dan bila
melebihi 46 harus
diberi fasilitas
belokan.
- Bangunan gedung
hunian dengan
lantai hunian
tertinggi ≤ 10 m
tidak dipersyaratkan
adanya lapis
perkerasan

Tersedia hidran
dengan jarak antar Tersedia hidran Tersedia hidran Tersedia hidran
hidran 35-38 m dengan jarak antar dengan jarak antar dengan jarak antar
dengan pasokan air hidran < 35 m, hidran 35-38 m, hidran 35-38 m,
Fasilitas
sekurang-kurangnya Tidak tersedia pasokan air < 38 pasokan air 38 pasokan air > 38
Pemadam
38 liter/detik pada D.3.2 √ hidran pada liter/detik pada liter/detik pada liter/detik pada
Kebakaran
tekanan 3,5 bar, kawasan tekanan 3,5 bar, tekanan 3,5 bar, tekanan 3,5 bar,
(Hidran)
serta mampu atau mampu mampu mampu
mengalirkan air mengalirkan air mengalirkan air 30 mengalirkan air
minimal selama 30 <30 menit menit >30 menit
menit

Tidak tersedia pos Tersedianya pos Tersedianya pos Tersedianya >1 pos
Tersedianya pos dan
dan petugas dan petugas dan petugas dan petugas
petugas keamanan Fasilitas
Keamanan D.4 √ keamanan yang keamanan yang keamanan yang keamanan yang
yang bekerja 24 jam Keamanan
bekerja 24 jam di bekerja <24 jam di bekerja 24 jam di bekerja 24 jam di
di dalam kawasan
dalam kawasan dalam kawasan dalam kawasan dalam kawasan

3-24
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3

Lantai dasar
bangunan yang Lantai dasar Lantai dasar Lantai dasar
bersinggunan bangunan yang bangunan yang bangunan yang
Lantai dasar
dengan sempadan bersinggunan bersinggunan bersinggunan
bangunan yang
jalur pejalan kaki dengan sempadan dengan sempadan dengan sempadan
bersinggunan
diharuskan memiliki jalur pejalan kaki jalur pejalan kaki jalur pejalan kaki
Muka dengan sempadan
fungsi-fungsi D.5 √ diharuskan diharuskan diharuskan
Bangunan jalur pejalan kaki
pemicu (activity memiliki fungsi- memiliki fungsi- memiliki fungsi-
tidak terdapat
generating uses fungsi pemicu fungsi pemicu fungsi pemicu
fungsi-fungsi
dengan ketinggian dengan ketinggian dengan ketinggian dengan ketinggian
pemicu
minimal muka muka bangunan < muka bangunan muka bangunan
bangunan adalah 3 3 lantai adalah 3 lantai >3 lantai
lantai

Tersedia arkade
Tidak tersedia Tersedia arkade
pada jalan utama
D.6 Arkade √ x x arkade pada jalan pada jalan utama
Atraktif dan taman
utama dan taman dan taman
(opsional)

Tersedia Kegiatan Tersedia Kegiatan


Usaha Kecil Formal Usaha Kecil Formal
Tersedia Kegiatan Tersedia Kegiatan
(KUKF) dan tempat (KUKF) dan tempat
Usaha Kecil Formal Usaha Kecil Formal
makan cafe atau makan cafe atau
(KUKF) dan tempat (KUKF) dan tempat
restoran di jalur restoran di jalur
Tidak tersedia makan cafe atau makan cafe atau
pejalan kaki Kegiatan pejalan kaki,
Kegiatan Usaha restoran di jalur restoran di jalur
Usaha Kecil memenuhi
Kecil Formal pejalan kaki, tidak pejalan kaki,
Ketentuan: Formal ketentuan jarak
D.7 √ (KUKF) dan tempat memenuhi memenuhi
- Jarak bangunan ke (KUKF) / terhadap
makan cafe atau perbandingan lebar perbandingan lebar
area berdagang Kegiatan bangunan,
restoran di jalur dengan jalur dengan jalur
adalah 1,5 – 2,5 Komersial perbandingan lebar
pejalan kaki pejalan kaki dan pejalan kaki dan
meter, agar tidak dengan jalur
dan/atau berada di tidak berada di sisi
menganggu sirkulasi pejalan kaki, dan
sisi jalan arteri dan jalan arteri dan
pejalan kaki. tidak berada di sisi
kolektor primer kolektor primer
- Jalur pejalan kaki jalan arteri dan
memiliki lebar kolektor primer

3-25
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
minimal 5 meter
yang digunakan
untuk area
berjualan memiliki
lebar maksimal 3
meter, atau memiliki
perbandingan
antara lebar jalur
pejalan kaki dan
lebar area berdagang
1:1,5.
- Dapat
menggunakan lahan
privat.
- Tidak berada di
sisi jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di sisi ruas
jalan dengan
kecepatan
kendaraan tinggi.
1. Mempertahankan
karakter atau ciri
khas kawasan dan
Mempertahankan Mempertahankan
bangunan cagar Mempertahankan
Tidak karakter atau ciri karakter atau ciri
budaya pada area karakter atau ciri
mempertahankan khas kawasan dan khas kawasan dan
museum dan Kawasan dan khas kawasan dan
karakter atau ciri bangunan cagar bangunan cagar
komersial sebagai D.8 Bangunan √ bangunan cagar
khas kawasan dan budaya, tidak budaya, tidak
atraksi kawasan Cagar Budaya budaya, mengikuti
bangunan cagar mengikuti mengubah bentuk
sesuai dengan ketentuan
budaya ketentuan fisik, mengadaptasi
ketentuan pelindungan
pelindungan fungsi baru
pelindungan, berupa
ketinggian maksimal
4 lantai dan GSB

3-26
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
eksisting, serta
meletakan
bangunan
ketinggian sedang
dan tinggi di luar
KCB.
2. Melakukan
pelindungan
kawasan cagar
budaya pada
seluruh bangunan
cagar budaya
dengan
mempertahankan
Bangunan Cagar
Budaya eksisting
dan tidak mengubah
bentuk fisik.
3. Melakukan
pengembangan
Kawasan Cagar
Budaya dengan
mengadaptasi fungsi
baru berupa
pemanfaatan untuk
komersial,
hiburan/rekreasi,
edukasi, apresiasi,
dan hunian.

3-27
STANDAR TEKNIS
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Tersedia area
pameran dengan
lebar maksimal 3 m
pada jalur pejalan
kaki yang memiliki
lebar minimal 5 m
(atau perbandingan
antara lebar jalur
Tersedia area Tersedia area Tersedia area
pejalan kaki dan
pameran dengan pameran dengan pameran dengan
lebar area pameran
lebar > 3 m pada lebar 3 m pada lebar 3 m pada
1:1,5).
jalur pejalan kaki jalur pejalan kaki jalur pejalan kaki
yang memiliki lebar yang memiliki lebar yang memiliki lebar
Ketentuan: Kegiatan/ Tidak tersedia area
D.9 √ ≤ 5 m (atau 5 m (atau > 5 m (atau
- Event pameran
perbandingan perbandingan perbandingan
Mempertimbangkan
antara lebar jalur antara lebar jalur antara lebar jalur
keselamatan
pejalan kaki dan pejalan kaki dan pejalan kaki dan
pengunjung.
lebar area pameran lebar area pameran lebar area pameran
- Tidak berada di
tidak 1:1,5) 1:1,5) 1:1,5)
jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di ruas jalan
dengan kecepatan
kendaraan tinggi.

Tabel 3-2 Daftar Periksa Standar Kinerja Kawsan Kompak Kepadatan Tinggi

3-28
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas tinggi

Penggunaan
Penggunaan
lahan beragam
Penggunaan lahan beragam dengan dominasi Penggunaan lahan lahan beragam
namun x
lahan non-perumahan tidak beragam dominasi sesuai
dominasi tidak
standar
sesuai standar

Minimal 3 (tiga) fungsi yang terdiri atas fungsi Jenis guna


Jenis guna lahan Jenis guna lahan
hunian dan fungsi non hunian dimana salah satu Hanya terdapat 1 lahan kurang
sesuai standar melebihi standar
fungsi non hunian merupakan penggerak jenis guna lahan dari standar
minimal minimal
kegiatan ekonomi minimal

Proporsi Rumah
Tidak terdapat Proporsi Rumah
Mixed-use Berimbang
Hunian yang berimbang dan terjangkau salah satu tipe Berimbang sesuai x
kurang dari
rumah berimbang standar
standar
Durasi aktivitas
Durasi aktivitas Durasi aktivitas
yang signifikan
yang signifikan yang signifikan
Durasi minimal aktivitas yang signifikan: 18 Jam x kurang dari
sesuai standar melebihi dari
standar
minimum standar minimum
minimum
Tidak tersedia Taman/Tempat
Taman/Tempat Taman/Tempat
taman atau tempat Bermain dapat
Taman atau tempat bermain dapat diakses oleh Bermain dapat Bermain dapat
bermain yang diakses publik
publik 15 jam atau lebih per hari diakses publik diakses publik lebih
dapat diakses kurang dari 15
selama 15 jam dari
publik jam
Kepadatan
penduduk Kepadatan Kepadatan
Kepadatan penduduk minimum 1520 jiwa/ha x kurang dari penduduk sesuai penduduk melebihi
standar standar minimum standar minimum
Densitas dan
minimum
Intensitas Tinggi
Kepadatan
Kepadatan Kepadatan hunian
hunian kurang
Kepadatan hunian minimum 380 unit/ha x hunian sesuai melebihi standar
dari standar
standar minimum minimum
minimum

3-29
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
Paling sedikit 80 % bangunan tinggi (high-rise, di % Bangunan % Bangunan
% Bangunan
atas 11 lantai) Tidak terdapat sedang/ tinggi sedang/ tinggi
sedang/ tinggi
bangunan sedang (sesuai Tipologi) (sesuai Tipologi)
(sesuai Tipologi) >
/ tinggi < standar sesuai standar
standar minimum
minimum minimum
B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas tinggi
tersedia,
tersedia, tidak
Moda transportasi berfungsi dengan baik dan berfungsi dengan
berfungsi tersedia, berfungsi
cukup untuk melayani pergerakan masyarakat baik dan kurang
tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
dari dalam kawasan ke luar kawasan dan dari cukup; kurang
dan tidak cukup
luar kawasan ke dalam kawasan berfungsi dengan
cukup
baik dan cukup
tersedia,
tersedia, tidak
Sarana pergantian moda berfungsi dengan baik berfungsi dengan
berfungsi tersedia, berfungsi
dan cukup untuk melayani pergerakan baik dan kurang
tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
masyarakat dari dalam kawasan ke luar kawasan cukup; kurang
dan tidak cukup
dan dari luar kawasan ke dalam kawasan berfungsi dengan
cukup
baik dan cukup
tersedia,
Stasiun angkutan umum berfungsi dengan baik tersedia, tidak
berfungsi dengan
berfungsi dengan baik dan cukup untuk melayani berfungsi tersedia, berfungsi
baik dan kurang
Kemudahan Akses pergerakan masyarakat dari dalam kawasan ke tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
cukup; kurang
luar kawasan dan dari luar kawasan ke dalam dan tidak cukup
berfungsi dengan
kawasan cukup
baik dan cukup
Tingkat Pelayanan Jalan/Nilai Level of Service
Minimal D atau kondisi arus mendekati tidak
stabil, dimana:
LOS Jalan F LOS Jalan E LOS Jalan D LOS Jalan A/B/C
- Kecepatan min 50 km/jam
- VCR (volume/capacity) maks. 0,9
- Tundaan simpangan maks 40 detik/kendaraan
<90% akses
Tidak tersedia 90% akses pejalan >90% akses pejalan
pejalan kaki
90% akses pejalan kaki tersedia menuju semua akses pejalan kaki kaki tersedia kaki tersedia
tersedia menuju
gedung dan bangunan yang berada pada bagian menuju bangunan menuju bangunan menuju bangunan
bangunan pada
depan blok pada bagian depan pada bagian pada bagian depan
bagian depan
blok depan blok blok
blok

3-30
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
<90% jalur
90% jalur pejalan 9>0% jalur pejalan
90% jalur pejalan kaki di dalam kawsan Tidak tersedia pejalan kaki
Konektivitas kaki terkoneksi kaki terkoneksi
terkoneksi dengan baik jalur pejalan kaki terkoneksi
dengan baik dengan baik
dengan baik
C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda

Rasio konektivitas prioritas (Rasio persimpangan Rasio Rasio konektivitas


Rasio konektivitas
jalur pejalan kaki dengan persimpangan x konektivitas prioritas sebesar
prioritas > 2
kendaraan bermotor) 2 atau lebih prioritas < 2 2

Konektivitas
Nilai Level of Service (LOS) Pejalan Kaki minimal
D:
LOS Pejalan LOS Pejalan Kaki LOS Pejalan Kaki
- Nilai Volume/Kapasitas 0,44 – 0,65 LOS Pejalan Kaki F
Kaki E D A/B/C
- Kecepatan terbatas, gerakan mendahului
dibatasi,ruang antar pejalan kaki terbatas
Nilai Walkability Index pada kawasan minimal 70
Nilai
(aktivitas dilakukan dengan berjalan kaki) atau Nilai Walkability Nilai Walkability Nilai Walkability
Walkability
50-69 (Beberapa fasilitas dapat dijangkau dengan Index <50 Index 70 Index >70
Index 50-69
berjalan kaki)
< 90% sepeda
yang 90 % sepeda yang >90 % sepeda yang
Tidak tersedia
90% Sepeda tertampung dalam tempat parkir tertampung tertampung dalam tertampung dalam
tempat parkir
sepeda yang disediakan dalam tempat tempat parkir tempat parkir
sepeda
parkir kurang sesuai standar melebihi standar
dari standar
Kenyamanan < 80% pejalan
< 10% pejalan kaki 80% pejalan kaki >80% pejalan kaki
kaki merasa
80% pejalan kaki merasa nyaman berjalan kaki di merasa nyaman merasa nyaman merasa nyaman
nyaman
dalam kawasan berjalan kaki di berjalan kaki di berjalan kaki di
berjalan kaki di
dalam kawasan dalam kawasan dalam kawasan
dalam kawasan
< 80%
80% pengguna
< 10% pengguna pengguna > 80% pengguna
sepeda merasa
80% pengguna sepeda merasa nyaman bersepeda sepeda merasa sepeda merasa sepeda merasa
nyaman
di dalam kawasan nyaman bersepeda nyaman nyaman bersepeda
bersepeda di
di dalam kawasan bersepeda di di dalam kawasan
dalam kawasan
dalam kawasan

3-31
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
tersedia,
Ruang transisi berfungsi dengan baik dan cukup tersedia, tidak
berfungsi dengan
untuk mendukung kegiatan pergerakan berfungsi tersedia, berfungsi
baik dan kurang
masyarakat di dalam kawasan, atau dari dalam tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
cukup; kurang
kawasan ke luar kawasan dan dari luar kawasan dan tidak cukup
berfungsi dengan
ke dalam kawasan cukup
baik dan cukup
D. Layak huni (livable) untuk bermukim
tersedia,
tersedia, tidak
berfungsi dengan
Ruang terbuka publik berfungsi dengan baik dan berfungsi tersedia, berfungsi
baik dan kurang
Adequacy cukup untuk melayani aktivitas rekreasi tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
cukup; kurang
masyarakat dan tidak cukup
berfungsi dengan
cukup
baik dan cukup
Kejadian Kejadian
Terdapat korban kecelakaan kecelakaan
Tidak terjadi
jiwa pada kejadian pengendaran pengendaran
Kejadian kecelakaan pengendara kendaraan kecelakaan pada
kecelakaan kendaraan kendaraan
bermotor < 2 kejadian/tahun pengendara
kendaraan bermotor bermotor
kendaraan bermotor
bermotor sebanyak >1 sebanyak 1 per
per tahun tahun
Kejadian Kejadian
Terdapat korban
Keselamatan kecelakaan kecelakaan Tidak terjadi
Kejadian kecelakaan di jalan yang mengakibatkan jiwa pada kejadian
pejalan kaki pejalan kaki kecelakaan pada
korban pejalan kaki < 2 kejadian/tahun kecelakaan pejalan
sebanyak >1 sebanyak 1 per pejalan kaki
kaki
per tahun tahun
Kejadian Kejadian
Terdapat korban
kecelakaan kecelakaan Tidak terjadi
Kejadian kecelakaan di jalan yang mengakibatkan jiwa pada kejadian
pesepeda pesepeda kecelakaan pada
korban pesepeda < 2 kejadian/tahun kecelakaan
sebanyak >1 sebanyak 1 per pesepeda
pesepeda
per tahun tahun
Pemadam Pemadam Pemadam Pemadam
kebakaran dapat kebakaran kebakaran dapat kebakaran dapat
Pemadam kebakaran dapat mencapai lokasi
Responsif mencapai lokasi dapat mencapai mencapai lokasi mencapai lokasi
kebakaran dalam waktu < 15 menit
kebakaran dalam lokasi kebakaran dalam kebakaran dalam
waktu > 30 menit kebakaran waktu 15 menit waktu < 15 menit

3-32
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
dalam waktu >
15 menit
Terdapat korban Tingkat Tingkat
Tingkat kriminalitas
Keamanan Kejadian kriminal di bawah 2 peristiwa/tahun jiwa pada kejadian kriminalitas >1 kriminalitas 1
0 peristiwa/tahun
kriminalitas peristiwa/tahun peristiwa/tahun
<50% bagian
Tidak ada bagian 50% bagian jalur
jalur pejalan >50% bagian jalur
jalur pejalan kaki pejalan kaki
50% bagian jalur pejalan kaki dengan muka kaki dengan pejalan kaki dengan
dengan muka dengan muka
bangunan yang aktif. muka muka bangunan
bangunan yang bangunan yang
bangunan yang yang aktif
aktif aktif
aktif
Bangunan
Cagar Budaya
Bangunan Cagar
golongan A atau
Budaya golongan
B
Bangunan Cagar A dan B
Bangunan Cagar Budaya golongan A dan B dipertahankan
Budaya golongan A dipertahankan
dipertahankan sesuai ketentuan pelindungan, sesuai x
dan B tidak sesuai ketentuan
pengembangan, dan pemanfaatan ketentuan
dipertahankan pelindungan,
pelindungan,
pengembangan,
pengembangan,
dan pemanfaatan
dan
pemanfaatan
Terselenggaranya minimal 2 event dalam satu Tidak Terselenggara 1 Terselenggara 2 Terselenggara >2
tahun terselenggara event event/tahun event/tahun event/tahun

3-33
3.2.4.2 Kawasan Kompak Kepadatan Sedang
Tabel 3-3 Daftar Periksa Standar Teknis Kawasan Kompak Kepadatan Sedang

STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaan
A.1
Lahan
Proporsi
Proporsi
Proporsi lahan lahan
lahan
perumahan perumahan
Perumahan minimum Proporsi perumahan
dan/atau non dan/atau
60% dan Non- Perumahan dan non
A.1.1 √ x perumahan non
Perumahan minimum dan non perumahan
kurang dari perumahan
20% perumahan sesuai
standar melebihi
standar
minimum standar
minimum
minimum
Jenis guna lahan terdiri
atas guna lahan
perumahan dan Jenis guna
Mixed-use Jenis guna Jenis guna
kombinasi antara 2 (dua) Jenis lahan
Hanya terdapat 1 lahan kurang lahan sesuai
guna lahan berikut: A.1.2 Penggunaan √ melebihi
jenis guna lahan dari standar standar
campuran, komersial, Lahan standar
minimal minimal
perkantoran, minimal
budaya/pusat hiburan,
fasilitas publik lainnya
Proporsi Proporsi
Proporsi Rusun MBR Proporsi Rusun
Hunian Tidak terdapat Rusun MBR Rusun MBR
minimum 20% Rusun A.2 √ MBR < 20%
Berimbang Rusun MBR 20% Rusun > 20% Rusun
Komersial Rusun Komersial
Komersial Komersial
Aktivitas yang signifikan Durasi
di kawasan beroperasi A.3 Operasi
dalam waktu yang lama Aktivitas

3-34
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Tersedia taman atau
tempat bermain yang
dapat diakses oleh
publik dengan
kebutuhan dan luas
minimum berdasarkan
Tidak tersedia
Permen PU No. Tersedia, Tersedia,
taman atau Tersedia, luas <
5/PRT/M/2008 Ketersediaan luas = luas >
A.3.1 √ tempat bermain standar
Taman Kota : 144.000 Taman standar standar
yang dapat minimum
m2 minimum minimum
diakses publik
Taman Kecamatan :
24.000 m2
Taman Kelurahan :
9.000 m2
Taman RW : 1.250 m2
Taman RT : 250 m2
KLB
Densitas Kawasan KLB
KLB Kawasan <
dan sama Kawasan >
KLB minimum 3.0 A.4 KLB √ x standar
Intensitas dengan standar
minimum
Tinggi standar minimum
minimum
B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki
aksesibilitas tinggi
Tersedia minimal 1
moda transportasi
umum, dapat berupa
tersedia, tidak tersedia, tersedia,
Heavy Rail Transit, Light Moda
B.1 √ tidak tersedia memenuhi memenuhi melebihi
Rail Transit, BRT, Bus Transportasi
standar standar standar
Lokal, Bus Feeder,
Kemudahan
Commuter Line (Ferry
Akses
dimungkinkan)
Terdapat sistem
pergantian moda pada tersedia, tidak tersedia, tersedia,
Pergantian
pusat-pusat kegiatan B.2 √ tidak tersedia memenuhi memenuhi melebihi
Moda
berupa halte/stasiun standar standar standar
(Sesuai standar pada

3-35
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Permen PU
No:03/PRT/M/2014)

memenuhi, memenuhi,
jarak jarak
Jarak berjalan kaki
tidak memenuhi, berjalan berjalan
terjauh menuju stasiun
jarak berjalan menuju menuju
angkutan umum sejauh
Stasiun menuju stasiun stasiun stasiun
800 m atau kurang
B.3 Angkutan √ x >800 (angkutan maks. 800 maks. 800
untuk angkutan cepat
Umum cepat) dan >400 (angkutan (angkutan
atau 400 m atau kurang
m (pelayanan cepat) atau cepat) dan
untuk pelayanan
langsung) 400 m 400 m
langsung
(pelayanan (pelayanan
langsung) langsung)
Lebar Minimum Badan
Jalan (PP No. 34 Tahun
2006):
a) Jalan Arteri Primer
dan Sekunder: minimal
11 m.
b) Jalan Kolektor Primer
dan Sekunder: minimal
Lebar Badan
9 m. Lebar Badan Lebar Badan
Jalan sama
c) Jalan Lokal Primer Jaringan Jalan kurang Jalan lebih
B.4 √ x dengan
dan Sekunder: minimal Jalan dari lebar dari lebar
lebar
7,5 m minimum minimum
minimum
d) Jalan Lingkungan
Primer dan Sekunder:
minimal 6,5 m (untuk
kendaraan bermotor
beroda tiga atau lebih)
atau minimal 3,5 (jika
tidak diperuntukkan
bagi kendaraan

3-36
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
bermotor beroda tiga
atau lebih)
Jarak jalan Jarak jalan
masuk masuk
Jarak jalan
Jalan masuk ke Jalan masuk ke terhadap terhadap
masuk terhadap
bangunan kurang dari Akses Pejalan bangunan tidak jangkuan jangkuan
jangkuan pejalan
200 m dalam jangkauan B.5 Kaki dan √ menyediakan pejalan kaki pejalan kaki
kaki dan jaringan
jalan kaki dari segmen Sepeda jalur pejalan kaki dan jaringan dan jaringan
sepeda lebih dari
jaringan sepeda atau sepeda sepeda sepeda
200 m
adalah 200 kurang dari
m 200 m
Jalur
Jalur pejalan
pejalan kaki
Jalur pejalan kaki Konektivitas Jalur pejalan kaki
Tidak ada jalur terkoneksi
Konektivitas terhubung di seluruh B.6 Jalur Pejalan √ kaki terputus di terkoneksi di
pejalan kaki di hampir
kawasan Kaki beberapa titik seluruh
seluruh
kawasan
kawasan
C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan
pesepeda
C.1 Blok
Dimensi blok
Dimensi
kurang dari atau
Dimensi blok: 70-200 m C.1.1 Dimensi blok √ x blok sesuai x
lebih dari
standar
standar
Street Frontage/ Muka
Konektivitas % Street % Street
bangunan yang % Street % Street
Street Frontage Frontage
berhadapan langsung C.1.2 √ Frontage sangat Frontage kurang
Frontage sesuai lebih dari
dengan jalur pejalan minim < 10% dari standar
standar standar
kaki Minimal: 80%
Fasilitas
C.2
Pejalan Kaki

3-37
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
90% Jalur Pejalan Kaki
memiliki lebar minimum
yang memenuhi
kebutuhan ruang
pejalan dan ketentuan
bagi pejalan
berkebutuhan khusus.
1. Dimensi trotoar:
a) Jalan Arteri: 5 – 6 m
b) Jalan Kolektor: 3,5 – 4 90% Jalur > 90% Jalur
m Pejalan Kaki Pejalan Kaki
Tidak ada Jalur < 90% Jalur
c) Jalan Lokal : 3 m memiliki memiliki
Pejalan Kaki Pejalan Kaki
d) Jalan lokal dan lebar lebar
yang memiliki memiliki lebar
lingkungan (wilayah minimum minimum
lebar minimum minimum yang
perumahan): 2,5 m yang yang
Dimensi yang memenuhi memenuhi
e) Jalur yang digunakan memenuhi memenuhi
C.2.1 Jalur Pejalan √ kebutuhan ruang kebutuhan ruang
bersama (pejalan kaki kebutuhan kebutuhan
Kaki pejalan dan pejalan dan
dan pengguna sepeda): ruang ruang
ketentuan bagi ketentuan bagi
lebar jalur pejalan kaki pejalan dan pejalan dan
pejalan pejalan
minimal 1,5 m ketentuan ketentuan
berkebutuhan berkebutuhan
2. Jalur penyebrangan bagi pejalan bagi pejalan
khusus khusus
orang dan bawah tanah berkebutuha berkebutuha
berupa terowongan n khusus n khusus
(lebar minimum 2,5 m
atau 2,75 m jika
diperuntukan juga
untuk sepeda
(Sesuai standar pada
Permen PU
No:03/PRT/M/2014 dan
SE Menteri PUPR No
02/SE/M/2018)

3-38
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
80% jaringan jalur
pejalan kaki memiliki
street furniture
penunjang kenyamanan
yang lengkap termasuk
untuk penyandang
disabilitas

1. Fasilitas pendukung:
• Jalur Hijau,
ditempatkan pada jalur
amenitas dengan lebar
150 cm dan bahan yang
digunakan adalah 80%
tanaman peneduh. jaringan > 80%
Tidak ada
• Lampu Penerangan, < 80% jaringan jalur pejalan jaringan
jaringan jalur
terletak di luar ruang jalur pejalan kaki kaki jalur pejalan
Kelengkapan pejalan kaki yang
bebas jalur pejalan kaki memiliki street memiliki kaki memiliki
Street memiliki street
Kenyamanan dengan jarak C.2.2 √ furniture street street
Furniture furniture
antarlampu penerangan penunjang furniture furniture
Pejalan Kaki penunjang
yaitu 10 meter, dengan kenyamanan penunjang penunjang
kenyamanan
tinggi 4 m yang lengkap kenyamana kenyamanan
yang lengkap
• Tempat Duduk, n yang yang lengkap
terletak di luar ruang lengkap
bebas jalur pejalan kaki
dengan jarak
antartempat duduk
yaitu 10 meter.
• Pagar Pengaman,
terletak di luar ruang
bebas jalur pejalan kaki
pada titik tertentu yang
memerlukan
perlindungan, dibuat
dengan tinggi 0,9 m
• Tempat Sampah,
terletak di luar ruang

3-39
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
bebas jalur pejalan kaki
dengan jarak
antartempat sampah
yaitu 20 meter
• Marka, Perambuan dan
Papan Informasi
(Signage), terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki, pada titik
interaksi sosial, dan
pada jalur pejalan kaki
dengan arus padat
• Halte/Shelter Bus dan
Lapak Tunggu, terletak
di luar ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak antarhalte/shelter
bus dan lapak tunggu
pada radius 300 meter
dan pada titik potensial
kawasan

2. Fasilitas Pejalan
kaki untuk
Berkebutuhan khusus
- Desain tanpa halangan
- Rambu dan marka bagi
pejalan kaki
berkebutuhan khusus
- Lajur pemandu
Tersedia, Tersedia,
Tersedia, jarak
Tempat parkir sepeda di jarak tempat jarak tempat
Tidak tersedia tempat parkir
setiap stasiun angkutan parkir parkir
tempat parkir sepeda > 100 m
umum kurang dari 100 C.3 Parkir Sepeda √ sepeda sama sepeda < 100
sepeda di stasiun dari pintu masuk
m dari pintu masuk dengan 100 m dari pintu
angkutan umum stasiun angkutan
stasiun angkutan umum m dari pintu masuk
umum
masuk stasiun

3-40
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
stasiun angkutan
angkutan umum
umum

80% persimpangan
memiliki jalur
penyeberangan yang
lengkap.

Ketentuan:
1. Bebas pembatas bagi 80% > 80%
penyandang disabilitas Tidak ada < 80% persimpanga persimpanga
2. Lebar 2 m atau lebih persimpangan persimpangan n memiliki n memiliki
Jalur
dan diberi garis batas C.4 √ memiliki jalur memiliki jalur jalur jalur
Penyebrangan
3. Disediakan pulau penyeberangan penyeberangan penyeberang penyeberang
penyeberangan yang yang lengkap yang lengkap an yang an yang
mudah diakses oleh lengkap lengkap
semua apabila
menyeberang >2 jalur
lalu lintas
4. Menerima penerangan
jalan yang cukup pada
malam hari
80% segmen jalan
terbuka untuk
bersepeda/tersedia jalur 80% segmen > 80%
sepeda dengan < 80% segmen jalan segmen jalan
Tidak ada
ketentuan: jalan terbuka terbuka terbuka
segmen jalan
1. Bagian jalan dengan Fasilitas untuk untuk untuk
C.5 √ terbuka untuk
kecepatan > 30 km/jam Pesepeda bersepeda/ jalur bersepeda/ bersepeda/
bersepeda/ jalur
dengan jalur sepeda sepeda yang jalur sepeda jalur sepeda
sepeda
yang ekslusif atau sesuai ketentuan sesuai sesuai
terlindungi, secara ketentuan ketentuan
spasial terpisah dari
kendaraan dari kedua

3-41
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
arah ( jalur sepeda yang
dicat atau secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan dengan
kecepatan kendaraan ≤
30 km/jam jalur sepeda
ekslusif atau terlindung
tidak diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan yang
memprioritaskan pejalan
kaki, atau jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas kecepatan
kendaraan 15 km/jam (
jalur pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44 m
- Dua Lajur = 2,76 m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR No:
05/SE/Db/2021)
Terdapat ruang-ruang
Tersedia
transisi dengan jarak Tersedia ruang
ruang
antar ruang transisi transisi namun
transisi
dalam radius standar Ruang Tidak tersedia tidak sesuai
C.6 √ dengan x
jarak orang nyaman Transisi ruang transisi dengan radius
tipologi
berjalan kaki yaitu 400- nyaman pejalan
sesuai
800 m (Untermann, kaki
standar
1984)
D. Layak huni (livable) untuk bermukim

3-42
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Ruang
D.1
Terbuka
Tersedian
Ruang
Tersedia
Terbuka
Ruang
Tersedia
Tipologi Ruang Terbuka Tersedia Ruang Terbuka
Adequacy Ruang Ruang
Minimal: Taman skala Tidak tersedia Terbuka namun dengan
D.1.1 Terbuka √ Terbuka
komunitas, taman Ruang Terbuka tidak sesuai tipologi
Publik dengan
lingkungan tipologi minimal sesuai
tipologi
standar
melebihi
minimal
standar
minimal
Tersedia street furniture
penunjang keselamatan
yang lengkap:
• Lampu Penerangan
• Pagar Pengaman
• Marka/Signage
• Guiding Block untuk
disabilitas
Tersedia
• Pengendali kecepatan Tersedia
Tersedia street street
• Bolar street
furniture furniture
80% segmen jalan Keselamatan Tidak tersedia furniture
penunjang penunjang
terbuka untuk Fasilitas street furniture penunjang
Keselamatan D.2 √ keselamatan keselamatan
bersepeda/tersedia jalur Pejalan Kaki penunjang keselamatan
yang tidak yang
sepeda dengan dan Pesepeda keselamatan yang lengkap
lengkap sesuai lengkap
ketentuan: melebihi
standar sesuai
1. Bagian jalan dengan standar
standar
kecepatan > 30 km/jam
dengan jalur sepeda
yang ekslusif atau
terlindungi, secara
spasial terpisah dari
kendaraan dari kedua
arah ( jalur sepeda yang
dicat atau secara fisik

3-43
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
terpisah).
2. Segmen jalan dengan
kecepatan kendaraan ≤
30 km/jam jalur sepeda
ekslusif atau terlindung
tidak diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan yang
memprioritaskan pejalan
kaki, atau jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas kecepatan
kendaraan 15 km/jam (
jalur pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44 m
- Dua Lajur = 2,76 m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR No:
05/SE/Db/2021)

Pemadam
D.3
Kebakaran

Responsif Tersedia jalan akses Tidak tersedia Tidak semua Tersedia Tersedia
pemadam kebakaran akses pemadam fasilitas dan jalan akses jalan akses
Akses
untuk setiap fasilitas kebakaran pada bangunan pemadam pemadam
D.3.1 Pemadam √
dan bangunan gedung setiap fasilitas gedung memiliki kebakaran kebakaran
Kebakaran
dan bangunan akses pemadam untuk setiap untuk setiap
Ketentuan: gedung kebakaran atau fasilitas dan fasilitas dan

3-44
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
- Jalan akses pemadam tersedia jalan bangunan bangunan
kebakaran meliputi jalan akses pemadam gedung gedung
kendaraan, jalan untuk kebakaran untuk dengan dengan lebar
pemadam kebakaran, setiap fasilitas lebar lapis lapis
jalan ke tempat parkir, dan bangunan perkerasan perkerasan >
atau kombinasi jalan- gedung dengan 6 m dan 6 m dan
jalan lebar lapis panjang 15 panjang >15
tersebut. perkerasan <6 m m m
- Lebar minimum lapis dan panjang <15
perkerasan 6 m dan m
panjang minimum 15 m
- Lebar bidang kerja
minimum untuk mobil
pemadam kebakaran
minimal 4 m
- Lapis perkerasan dan
jalur akses tidak boleh
melebihi 46 m dan bila
melebihi 46 harus diberi
fasilitas belokan.
- Bangunan gedung
hunian dengan lantai
hunian tertinggi ≤ 10 m
tidak dipersyaratkan
adanya lapis perkerasan
Tersedia Tersedia
Tersedia hidran hidran hidran
Tersedia hidran dengan dengan jarak dengan dengan jarak
jarak antar hidran 35-38 antar hidran < jarak antar antar hidran
m dengan pasokan air Fasilitas 35 m, pasokan hidran 35- 35-38 m,
Tidak tersedia
sekurang-kurangnya 38 Pemadam air < 38 38 m, pasokan air
D.3.2 √ hidran pada
liter/detik pada tekanan Kebakaran liter/detik pada pasokan air > 38
kawasan
3,5 bar, serta mampu (Hidran) tekanan 3,5 bar, 38 liter/detik
mengalirkan air minimal atau mampu liter/detik pada
selama 30 menit mengalirkan air pada tekanan 3,5
<30 menit tekanan 3,5 bar, mampu
bar, mampu mengalirkan

3-45
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
mengalirkan air >30
air 30 menit menit
Tersedianya Tersedianya
Tersedianya pos pos dan >1 pos dan
Tidak tersedia
Tersedianya pos dan dan petugas petugas petugas
pos dan petugas
petugas keamanan yang Fasilitas keamanan yang keamanan keamanan
Keamanan D.4 √ keamanan yang
bekerja 24 jam di dalam Keamanan bekerja <24 jam yang bekerja yang bekerja
bekerja 24 jam di
kawasan di dalam 24 jam di 24 jam di
dalam kawasan
kawasan dalam dalam
kawasan kawasan
Lantai dasar
bangunan Lantai dasar
yang bangunan
Lantai dasar bersingguna yang
bangunan yang n dengan bersingguna
Lantai dasar bangunan
Lantai dasar bersinggunan sempadan n dengan
yang bersinggunan
bangunan yang dengan jalur pejalan sempadan
dengan sempadan jalur
bersinggunan sempadan jalur kaki jalur pejalan
pejalan kaki diharuskan
dengan pejalan kaki diharuskan kaki
memiliki fungsi-fungsi Muka
D.5 √ sempadan jalur diharuskan memiliki diharuskan
pemicu (activity Bangunan
pejalan kaki memiliki fungsi- fungsi- memiliki
generating uses dengan
tidak terdapat fungsi pemicu fungsi fungsi-fungsi
Atraktif ketinggian minimal
fungsi-fungsi dengan pemicu pemicu
muka bangunan adalah
pemicu ketinggian muka dengan dengan
3 lantai
bangunan < 3 ketinggian ketinggian
lantai muka muka
bangunan bangunan >3
adalah 3 lantai
lantai
Tidak
Tersedia
Tersedia arkade pada tersedia
arkade pada
jalan utama dan taman D.6 Arkade √ x x arkade pada
jalan utama
(opsional) jalan utama
dan taman
dan taman

3-46
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Tersedia Kegiatan Usaha
Kecil Formal (KUKF) dan
tempat makan cafe atau
restoran di jalur pejalan
kaki Tersedia
Tersedia Kegiatan
Ketentuan: Kegiatan Usaha Kecil
- Jarak bangunan ke Usaha Kecil Formal
area berdagang adalah Tersedia Formal (KUKF) dan
1,5 – 2,5 meter, agar Kegiatan Usaha (KUKF) dan tempat
tidak menganggu Kecil Formal tempat makan cafe
sirkulasi pejalan kaki. (KUKF) dan makan cafe atau restoran
- Jalur pejalan kaki Tidak tersedia tempat makan atau di jalur
memiliki lebar minimal 5 Kegiatan Kegiatan Usaha cafe atau restoran di pejalan kaki,
meter yang digunakan Usaha Kecil Kecil Formal restoran di jalur jalur pejalan memenuhi
untuk area berjualan Formal (KUKF) dan pejalan kaki, kaki, ketentuan
D.7 √
memiliki lebar maksimal (KUKF) / tempat makan tidak memenuhi memenuhi jarak
3 meter, atau memiliki Kegiatan cafe atau perbandingan perbandinga terhadap
perbandingan antara Komersial restoran di jalur lebar dengan n lebar bangunan,
lebar jalur pejalan kaki pejalan kaki jalur pejalan kaki dengan jalur perbandinga
dan lebar area dan dan/atau pejalan kaki n lebar
berdagang 1:1,5. berada di sisi dan tidak dengan jalur
- Dapat menggunakan jalan arteri dan berada di pejalan kaki,
lahan privat. kolektor primer sisi jalan dan tidak
- Tidak berada di sisi arteri dan berada di sisi
jalan arteri baik primer kolektor jalan arteri
maupun sekunder dan primer dan kolektor
kolektor primer primer
dan/atau tidak berada
di sisi ruas jalan dengan
kecepatan kendaraan
tinggi.

3-47
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
1. Mempertahankan
karakter atau ciri khas
kawasan dan bangunan
cagar budaya pada area
museum dan komersial
sebagai atraksi kawasan
sesuai dengan ketentuan
pelindungan, berupa
ketinggian maksimal 4
lantai dan GSB
Mempertaha
eksisting, serta Mempertaha
nkan
meletakan bangunan nkan
karakter
ketinggian sedang dan karakter
Mempertahankan atau ciri
tinggi di luar KCB. atau ciri
Tidak karakter atau ciri khas
2. Melakukan khas
mempertahankan khas kawasan kawasan dan
pelindungan kawasan Kawasan dan kawasan
karakter atau ciri dan bangunan bangunan
cagar budaya pada D.8 Bangunan √ dan
khas kawasan cagar budaya, cagar
seluruh bangunan cagar Cagar Budaya bangunan
dan bangunan tidak mengikuti budaya,
budaya dengan cagar
cagar budaya ketentuan tidak
mempertahankan budaya,
pelindungan mengubah
Bangunan Cagar Budaya mengikuti
bentuk fisik,
eksisting dan tidak ketentuan
mengadaptas
mengubah bentuk fisik. pelindungan
i fungsi baru
3. Melakukan
pengembangan Kawasan
Cagar Budaya dengan
mengadaptasi fungsi
baru berupa
pemanfaatan untuk
komersial,
hiburan/rekreasi,
edukasi, apresiasi, dan
hunian.

3-48
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3
Tersedia area pameran
dengan lebar maksimal
Tersedia
3 m pada jalur pejalan
area Tersedia area
kaki yang memiliki lebar
pameran pameran
minimal 5 m (atau
dengan dengan lebar
perbandingan antara Tersedia area
lebar 3 m 3 m pada
lebar jalur pejalan kaki pameran dengan
pada jalur jalur pejalan
dan lebar area pameran lebar > 3 m pada
pejalan kaki kaki yang
1:1,5). jalur pejalan kaki
yang memiliki
yang memiliki
memiliki lebar > 5 m
Ketentuan: Kegiatan/ Tidak tersedia lebar ≤ 5 m (atau
D.9 √ lebar 5 m (atau
- Mempertimbangkan Event area pameran perbandingan
(atau perbandinga
keselamatan antara lebar jalur
perbandinga n antara
pengunjung. pejalan kaki dan
n antara lebar jalur
- Tidak berada di jalan lebar area
lebar jalur pejalan kaki
arteri baik primer pameran tidak
pejalan kaki dan lebar
maupun sekunder dan 1:1,5)
dan lebar area
kolektor primer
area pameran
dan/atau tidak berada
pameran 1:1,5)
di ruas jalan dengan
1:1,5)
kecepatan kendaraan
tinggi.

Tabel 3-4 Daftar Periksa Standar Kinerja Kawasan Kompak Kepadatan Sedang

3-49
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaan
Penggunaan
Penggunaan lahan beragam
Penggunaan lahan beragam dengan dominasi lahan beragam
lahan tidak namun x
lahan perumahan dominasi sesuai
beragam dominasi tidak
standar
sesuai standar
Minimal 3 (tiga) fungsi yang terdiri atas Jenis guna
Jenis guna Jenis guna lahan
fungsi hunian dan fungsi non hunian dimana Hanya terdapat 1 lahan kurang
lahan sesuai melebihi standar
salah satu fungsi non hunian merupakan jenis guna lahan dari standar
standar minimal minimal
penggerak kegiatan ekonomi minimal
Tidak terdapat Proporsi Rumah
Proporsi Rumah
salah satu tipe Berimbang
Hunian yang berimbang dan terjangkau Berimbang x
Mixed-use rumah kurang dari
sesuai standar
berimbang standar
Durasi aktivitas
Durasi aktivitas Durasi aktivitas
yang signifikan
Durasi minimal aktivitas yang signifikan: 18 yang signifikan yang signifikan
x kurang dari
Jam sesuai standar melebihi dari
standar
minimum standar minimum
minimum
Tidak tersedia Taman/Tempat
Taman/Tempat Taman/Tempat
taman atau Bermain dapat
Taman atau tempat bermain dapat diakses Bermain dapat Bermain dapat
tempat bermain diakses publik
oleh publik 15 jam atau lebih per hari diakses publik diakses publik
yang dapat kurang dari 15
selama 15 jam lebih dari
diakses publik jam
Kepadatan
Kepadatan Kepadatan
penduduk
penduduk penduduk
Kepadatan penduduk minimum 480 jiwa/ha x kurang dari
sesuai standar melebihi standar
standar
Densitas dan minimum minimum
minimum
Intensitas Tinggi
Kepadatan Kepadatan
Kepadatan hunian
hunian kurang hunian sesuai
Kepadatan hunian minimum 120 unit/ha x melebihi standar
dari standar standar
minimum
minimum minimum

3-50
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
Paling sedikit 80 % bangunan tinggi (high- <80%
80% Bangunan
rise, di atas 8 lantai) Bangunan >80% Bangunan
Tidak terdapat sedang/ tinggi
sedang/ tinggi sedang/ tinggi
bangunan (sesuai Tipologi)
(sesuai Tipologi) (sesuai Tipologi) >
sedang / tinggi sesuai standar
< standar standar minimum
minimum
minimum
B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas tinggi
tersedia,
berfungsi
Moda transportasi berfungsi dengan baik dan tersedia, tidak
dengan baik
cukup untuk melayani pergerakan berfungsi tersedia, berfungsi
dan kurang
masyarakat dari dalam kawasan ke luar tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
cukup; kurang
kawasan dan dari luar kawasan ke dalam dan tidak cukup
berfungsi
kawasan cukup
dengan baik
dan cukup
tersedia,
berfungsi
Sarana pergantian moda berfungsi dengan tersedia, tidak
dengan baik
baik dan cukup untuk melayani pergerakan berfungsi tersedia, berfungsi
dan kurang
masyarakat dari dalam kawasan ke luar tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
Kemudahan cukup; kurang
kawasan dan dari luar kawasan ke dalam dan tidak cukup
Akses berfungsi
kawasan cukup
dengan baik
dan cukup
tersedia,
berfungsi
Stasiun angkutan umum berfungsi dengan tersedia, tidak
dengan baik
baik berfungsi dengan baik dan cukup untuk berfungsi tersedia, berfungsi
dan kurang
melayani pergerakan masyarakat dari dalam tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
cukup; kurang
kawasan ke luar kawasan dan dari luar dan tidak cukup
berfungsi
kawasan ke dalam kawasan cukup
dengan baik
dan cukup
Tingkat Pelayanan Jalan/Nilai Level of
LOS Jalan F LOS Jalan E LOS Jalan D LOS Jalan A/B/C
Service Minimal D atau kondisi arus

3-51
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
mendekati tidak stabil, dimana:
- Kecepatan min 50 km/jam
- VCR (volume/capacity) maks. 0,9
- Tundaan simpangan maks 40
detik/kendaraan
Tidak tersedia <90% akses 90% akses
>90% akses
akses pejalan pejalan kaki pejalan kaki
90% akses pejalan kaki tersedia menuju pejalan kaki
kaki menuju tersedia menuju tersedia menuju
semua gedung dan bangunan yang berada tersedia menuju
bangunan pada bangunan pada bangunan pada
pada bagian depan blok bangunan pada
bagian depan bagian depan bagian depan
bagian depan blok
blok blok blok
<90% jalur 90% jalur
Tidak tersedia 9>0% jalur pejalan
90% jalur pejalan kaki di dalam kawsan pejalan kaki pejalan kaki
Konektivitas jalur pejalan kaki terkoneksi
terkoneksi dengan baik terkoneksi terkoneksi
kaki dengan baik
dengan baik dengan baik
C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda
Rasio konektivitas prioritas (Rasio Rasio
Rasio
persimpangan jalur pejalan kaki dengan konektivitas Rasio konektivitas
x konektivitas
persimpangan kendaraan bermotor) 2 atau prioritas sebesar prioritas > 2
prioritas < 2
lebih 2
Konektivitas Nilai Level of Service (LOS) Pejalan Kaki
minimal D:
LOS Pejalan Kaki LOS Pejalan LOS Pejalan LOS Pejalan Kaki
- Nilai Volume/Kapasitas 0,44 – 0,65
F Kaki E Kaki D A/B/C
- Kecepatan terbatas, gerakan mendahului
dibatasi,ruang antar pejalan kaki terbatas
Nilai Walkability Index pada kawasan
Nilai
minimal 70 (aktivitas dilakukan dengan Nilai Walkability Nilai Walkability Nilai Walkability
Kenyamanan Walkability
berjalan kaki) atau 50-69 (Beberapa fasilitas Index <50 Index 70 Index >70
Index 50-69
dapat dijangkau dengan berjalan kaki)

3-52
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
<80% % sepeda 80% sepeda
>80 % sepeda
yang yang
Tidak tersedia yang tertampung
80% Sepeda tertampung dalam tempat parkir tertampung tertampung
tempat parkir dalam tempat
sepeda yang disediakan dalam tempat dalam tempat
sepeda parkir melebihi
parkir kurang parkir sesuai
standar
dari standar standar
< 10% pejalan < 80% pejalan 80% pejalan
>80% pejalan kaki
kaki merasa kaki merasa kaki merasa
80% pejalan kaki merasa nyaman berjalan merasa nyaman
nyaman berjalan nyaman nyaman
kaki di dalam kawasan berjalan kaki di
kaki di dalam berjalan kaki di berjalan kaki di
dalam kawasan
kawasan dalam kawasan dalam kawasan

< 80%
< 10% pengguna 80% pengguna
pengguna > 80% pengguna
sepeda merasa sepeda merasa
80% pengguna sepeda merasa nyaman sepeda merasa sepeda merasa
nyaman nyaman
bersepeda di dalam kawasan nyaman nyaman bersepeda
bersepeda di bersepeda di
bersepeda di di dalam kawasan
dalam kawasan dalam kawasan
dalam kawasan

tersedia,
berfungsi
Ruang transisi berfungsi dengan baik dan tersedia, tidak
dengan baik
cukup untuk mendukung kegiatan berfungsi tersedia, berfungsi
dan kurang
pergerakan masyarakat di dalam kawasan, tidak tersedia dengan baik dengan baik dan
cukup; kurang
atau dari dalam kawasan ke luar kawasan dan tidak cukup
berfungsi
dan dari luar kawasan ke dalam kawasan cukup
dengan baik
dan cukup

3-53
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3
D. Layak huni (livable) untuk bermukim
tersedia,
berfungsi
tersedia, tidak
dengan baik
Ruang terbuka publik berfungsi dengan baik berfungsi tersedia,
dan kurang
Adequacy dan cukup untuk melayani aktivitas rekreasi tidak tersedia dengan baik berfungsi dengan
cukup; kurang
masyarakat dan tidak baik dan cukup
berfungsi
cukup
dengan baik
dan cukup
Kejadian Kejadian
Terdapat korban
kecelakaan kecelakaan Tidak terjadi
jiwa pada
pengendaran pengendaran kecelakaan pada
Kejadian kecelakaan pengendara kendaraan kejadian
kendaraan kendaraan pengendara
bermotor < 2 kejadian/tahun kecelakaan
bermotor bermotor kendaraan
kendaraan
sebanyak >1 sebanyak 1 per bermotor
bermotor
per tahun tahun
Terdapat korban Kejadian Kejadian
Keselamatan Kejadian kecelakaan di jalan yang jiwa pada kecelakaan kecelakaan Tidak terjadi
mengakibatkan korban pejalan kaki < 2 kejadian pejalan kaki pejalan kaki kecelakaan pada
kejadian/tahun kecelakaan sebanyak >1 sebanyak 1 per pejalan kaki
pejalan kaki per tahun tahun
Terdapat korban Kejadian Kejadian
Kejadian kecelakaan di jalan yang jiwa pada kecelakaan kecelakaan Tidak terjadi
mengakibatkan korban pesepeda < 2 kejadian pesepeda pesepeda kecelakaan pada
kejadian/tahun kecelakaan sebanyak >1 sebanyak 1 per pesepeda
pesepeda per tahun tahun
Pemadam Pemadam
Pemadam
kebakaran kebakaran Pemadam
kebakaran dapat
dapat mencapai dapat mencapai kebakaran dapat
Pemadam kebakaran dapat mencapai lokasi mencapai lokasi
Responsif lokasi lokasi mencapai lokasi
kebakaran dalam waktu < 15 menit kebakaran dalam
kebakaran kebakaran kebakaran dalam
waktu > 30
dalam waktu > dalam waktu waktu < 15 menit
menit
15 menit 15 menit

3-54
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3

Terdapat korban
Tingkat Tingkat Tingkat
Kejadian kriminal di bawah 2 jiwa pada
Keamanan kriminalitas >1 kriminalitas 1 kriminalitas 0
peristiwa/tahun kejadian
peristiwa/tahun peristiwa/tahun peristiwa/tahun
kriminalitas

<50% bagian
Tidak ada bagian 50% bagian >50% bagian jalur
jalur pejalan
jalur pejalan jalur pejalan pejalan kaki
50% bagian jalur pejalan kaki dengan muka kaki dengan
kaki dengan kaki dengan dengan muka
bangunan yang aktif. muka
muka bangunan muka bangunan bangunan yang
bangunan yang
yang aktif yang aktif aktif
aktif
Bangunan Bangunan
Cagar Budaya Cagar Budaya
Atraktif golongan A atau golongan A dan
B B
Bangunan Cagar Budaya golongan A dan B Bangunan Cagar
dipertahankan dipertahankan
dipertahankan sesuai ketentuan Budaya golongan
sesuai sesuai x
pelindungan, pengembangan, dan A dan B tidak
ketentuan ketentuan
pemanfaatan dipertahankan
pelindungan, pelindungan,
pengembangan, pengembangan,
dan dan
pemanfaatan pemanfaatan

3-55
PENILAIAN
KRITERIA STANDAR KINERJA

0 1 2 3

Tidak
Terselenggaranya minimal 2 event dalam Terselenggara 1 Terselenggara 2 Terselenggara >2
terselenggara
satu tahun event/tahun event/tahun event/tahun
event

3-56
3.2.5 Keterangan Penjelasan Daftar Periksa
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan
intensitas tinggi
A.1 Penggunaan Lahan
Kawasan Campuran adalah yang memiliki dua fungsi pemanfaatan ruang atau lebih
yang bersinergi baik dalam satu bangunan maupun bangunan terpisah atau blok
terpisah yang memiliki integrasi fungsional dan fisik antar komponen fungsi
pemanfaatan ruang1.
Tabel 3-5 Campuran dan Keragaman Pemanfaatan Ruang

Campuran dan TOD


TOD Sub Kota-
keragaman TOD Kota-Pusat Lingkungan –
Sub Pusat
pemanfaatan Pelayanan Kota Pusat Pelayanan
Pelayanan Kota
ruang Lingkungan
Minimal aktivitas
yang signifikan di 18 jam 16 jam 14 jam
kawasan
% perumahan : % 20% - 60% : 40% 30% - 60% : 40% 60% - 80% : 20%
non perumahan - 80% (hunian - 70% (hunian - 40% (hunian
yang yang yang
dikembangkan dikembangkan dikembangkan
adalah hunian adalah hunian adalah hunian
berimbang) berimbang) berimbang)
Jenis kegiatan Minimal 5 jenis: Minimal 4 jenis: Minimal 2 jenis:
pemanfaatan campuran Campuran utamanya
ruang perumahan, perumahan, perumahan
komersial, komersial, dengan fasilitas
perkantoran, perkantoran, penunjang baik
budaya atau budaya baik untuk penghuni
pusat hiburan, dalam satu maupun
dan fasilitas bangunan atau masyarakat yang
public lainnya bangunan menggunakan
baik dalam satu tersendiri dalam moda
bangunan kawasan TOD transportasi
tersendiri dalam umum
kawasan TOD
Karakteristik Regional Regional Komunitas, lokal
komersial
Tipe hunian Bangunan tinggi Ketinggian Ketinggian
(highrise), sedang (Mid-rise), sedang (Mid-
apartemen ketinggian Rise), ketinggian
dengan rendah (low-rise), rendah (low-rise)
ketinggian sedikit bangunan dan townhouse

1
Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017

3-57
Campuran dan TOD
TOD Sub Kota-
keragaman TOD Kota-Pusat Lingkungan –
Sub Pusat
pemanfaatan Pelayanan Kota Pusat Pelayanan
Pelayanan Kota
ruang Lingkungan
sedang (midrise tinggi (high-rise)
apartments), dan dan townhouse
kondominium
Sumber: Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Berorientasi Transit

A.1.1 Proporsi Perumahan dan non perumahan


1. Kawasan Kompak Tinggi Proporsi penggunaan lahan perumahan minimum
20% dan non-perumahan minimum 60%.
2. Kawasan Kompak Sedang Proporsi penggunaan lahan perumahan minimum
60% dan non-perumahan minimum 20%.

Tabel 3-6 Standar Teknis Proporsi Perumahan dan Non Perumahan

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
0 - Peraturan Menteri ATR/BPN No.
Proporsi lahan perumahan 16 Tahun 2017 tentang
1 dan/atau non perumahan Pedoman Pengembangan
kurang dari standar minimum Kawasan Berorientasi Transit
Proporsi lahan perumahan dan
2 non perumahan sesuai standar
minimum
Proporsi lahan perumahan
3 dan/atau non perumahan
melebihi standar minimum

Tabel 3-7 Standar Kinerja Proporsi Perumahan dan Non Perumahan

Standar Kinerja
1. Kawasan Kompak Tinggi Penggunaan lahan beragam dengan dominasi
lahan non-perumahan
2. Kawasan Kompak Sedang Penggunaan lahan beragam dengan
dominasi lahan perumahan
Skor Kriteria Sumber
0 Penggunaan lahan tidak Peraturan Menteri ATR/BPN
beragam No. 16 Tahun 2017 tentang
1 Penggunaan lahan beragam Pedoman Pengembangan
namun dominasi tidak sesuai Kawasan Berorientasi Transit
standar
2 Penggunaan lahan beragam
dominasi sesuai standar

3-58
3 -
A.1.2 Jenis Penggunaan Lahan
Jenis guna lahan terdiri atas guna lahan perumahan dan kombinasi antara 2 (dua)
guna lahan berikut: campuran, komersial, perkantoran, budaya/pusat hiburan,
fasilitas publik lainnya.

Tabel 3-8 Standar Teknis Jenis Penggunaan Lahan

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
0 Hanya terdapat 1 jenis guna lahan Peraturan Menteri ATR/BPN No.
Jenis guna lahan kurang dari 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
1
standar minimal Pengembangan Kawasan
Jenis guna lahan sesuai standar Berorientasi Transit
2
minimal
Jenis guna lahan melebihi standar
3
minimal

Tabel 3-9 Standar Kinerja Jenis Penggunaan Lahan

Standar Kinerja
Minimal 3 (tiga) fungsi yang terdiri atas fungsi hunian dan fungsi non hunian
dimana salah satu fungsi non hunian merupakan penggerak kegiatan
ekonomi.
Skor Kriteria Sumber
0 Hanya terdapat 1 jenis guna lahan Peraturan Menteri ATR/BPN No.
16 Tahun 2017 tentang Pedoman
1 Jenis guna lahan kurang dari Pengembangan Kawasan
standar minimal Berorientasi Transit
2 Jenis guna lahan sesuai standar
minimal
3 Jenis guna lahan melebihi standar
minimal

A.2 Hunian Berimbang


Hunian Berimbang adalah Perumahan atau Lingkungan Hunian yang dibangun
secara berimbang antara Rumah sederhana, Rumah menengah, dan Rumah
mewah2. Pembangunan perumahan skala besar dengan hunian berimbang
meliputi rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah. Hunian yang

2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021

3-59
dikembangkan adalah hunian berimbang.3 Pelaku pembangunan rumah susun
komersial wajib menyediakan rumah susun umum sekurang-kurangnya 20%
(dua puluh persen) dari total luas lantai rumah susun komersial yang dibangun4.

Tabel 3-10 Standar Teknis Hunian Berimbang

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
0 Tidak terdapat Rusun MBR • Peraturan Menteri ATR/BPN
Proporsi Rusun MBR < 20% Rusun No. 16 Tahun 2017 tentang
1
Komersial Pedoman Pengembangan
Proporsi Rusun MBR 20% Rusun Kawasan Berorientasi Transit
2
Komersial • Peraturan Pemerintah
Proporsi Rusun MBR > 20% Rusun Republik Indonesia Nomor 12
Komersial Tahun 2021tentang
Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun
3
2016 Tentang
Penyelenggaraan Perumahan
Dan Kawasan Permukiman

Tabel 3-11 Standar Kinerja Hunian Berimbang

Standar Kinerja
Hunian yang berimbang dan terjangkau
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak terdapat salah satu tipe • Peraturan Menteri ATR/BPN
No. 16 Tahun 2017 tentang
rumah berimbang
Pedoman Pengembangan
1 Proporsi Rumah Berimbang kurang Kawasan Berorientasi Transit
• Peraturan Pemerintah
dari standar
Republik Indonesia Nomor 12
2 Proporsi Rumah Berimbang sesuai Tahun 2021tentang
Perubahan Atas Peraturan
standar
Pemerintah Nomor 14 Tahun
2016 Tentang
Penyelenggaraan Perumahan
Dan Kawasan Permukiman

A.3 Durasi Operasi Aktivitas

3
Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017
4
UU No 20 Tahun 2011

3-60
A.3.1 Ketersediaan Taman
Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan5
a. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:
• Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat;
• Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri
dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau
privat;
• Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah
memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku,
maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan
ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan
mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan
udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan
nilai estetika kota.

Tabel 3-12 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Luas Luas
Unit minimal minimal/
No Tipe RTH Lokasi
Lingkungan / unit kapita
(m2) (m2)
di tengah lingkungan
1 250 jiwa Taman RT 250 1,0
RT
2 2500 jiwa Taman RW 1.250 0,5 di pusat kegiatan RW
Taman dikelompokan dengan
3 30.000 jiwa Kelurah 9.000 0,3 sekolah/ pusat
an kelurahan
Taman dikelompokan dengan
120.000 kecamat 24.000 0,2 sekolah/ pusat
jiwa an kecamatan
4
Pemakam disesuaik 1,2 tersebar
an an
Taman 144.000 0,3 di pusat wilayah/ kota
kota
Hutan disesuaik 4,0 di dalam/ kawasan
kota an pinggiran
5 480.000jiwa untuk
disesuaik 12,5 disesuaikan dengan
fungsi- an kebutuhan
fungsi

5
Peraturan Mentri PU No. 5/PRT/M/2008

3-61
tertentu
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008

Tabel 3-13 Standar Teknis Ketersediaan Taman

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
Tidak tersedia taman atau tempat Peraturan Menteri PU No.
0 bermain yang dapat diakses 5/PRT/M/2008 tentang
publik Pedoman Penyediaan Dan
Tersedia, luas < standar Pemanfaatan
1
minimum Ruang Terbuka Hijau Di
Tersedia, luas = standar Kawasan Perkotaan
2
minimum
Tersedia, luas > standar
3
minimum

Tabel 3-14 Standar Kinerja Ketersediaan Taman

Standar Kinerja
1. Kawasan Kompak Tinggi Durasi minimal aktivitas yang signifikan: 18 Jam
2. Kawasan Kompak Sedang Durasi minimal aktivitas yang signifikan: 16 Jam
Skor Kriteria Sumber
1 Durasi aktivitas yang signifikan Peraturan Menteri ATR/BPN No.
kurang dari standar minimum 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
2 Durasi aktivitas yang signifikan Pengembangan Kawasan
sesuai standar minimum Berorientasi Transit
3 Durasi aktivitas yang signifikan
melebihi dari standar minimum

Tabel 3-15 Standar Kinerja Aksesibilitas Ketersediaan Taman

Standar Kinerja
Taman atau tempat bermain dapat diakses oleh publik 15 jam atau
lebih per hari
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak tersedia taman atau Peraturan Menteri PU No.
tempat bermain yang dapat 5/PRT/M/2008 tentang
diakses publik Pedoman Penyediaan Dan
1 Taman/Tempat Bermain dapat Pemanfaatan
diakses publik kurang dari 15 Ruang Terbuka Hijau Di
jam Kawasan Perkotaan

3-62
2 Taman/Tempat Bermain dapat
diakses publik selama 15 jam
3 Taman/Tempat Bermain dapat
diakses publik lebih dari 15 jam

A.4 Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka persentase
perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat
dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai6.

Tabel 3-16 Intensitas Pemanfaatan Ruang TOD

Intensitas TOD Kota-Pusat TOD Sub Kota- TOD Lingkungan


Pemanfaatan Pelayanan Kota Sub Pusat – Pusat
Ruang Pelayanan Kota Pelayanan
Lingkungan
KLB >5.0 (KLB tidak 3.0-5.0 2.0-3.0
melampaui daya
dukung
lingkungan
Pola Kepadatan Tinggi Sedang-Tinggi Sedang
Minimum Kepadatan hunian Kepadatan hunian Kepadatan hunian
Kepadatan Hunian 20-75 unit/1.000 12-38 unit/1.000 15-20 unit/1.000
m2 m2 m2
Jumlah Lantai >11-40 atau lebih >3-15 >3-8
Maks. Tutupan 80% (RTH privat 70% (RTH privat 80% (RTH privat
tanah (land minimal 10%) minimal 10%) minimal 10%)
coverage) KDB
bisa lebih kecil
Minimal “Street 90% 80% 70%
Frontage”
Sumber: Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit

1. Kawasan Kompak Tinggi KLB minimum 5.0.


2. Kawasan Kompak Sedang KLB minimum 3.0

Tabel 3-17 Standar Teknis Koefisien Lantai Bangunan

Standar Teknis
No Kriteria Sumber

6
Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017

3-63
0 -
1 KLB Kawasan < standar minimum Peraturan Menteri ATR/BPN No.
KLB Kawasan sama dengan standar 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
2
minimum Pengembangan Kawasan
3 KLB Kawasan > standar minimum Berorientasi Transit

Tabel 3-18 Standar Kinerja Kepadatan Penduduk

Standar Kinerja
1. Kawasan Kompak Tinggi Kepadatan penduduk minimum 1520 jiwa/ha
2. Kawasan Kompak Sedang Kepadatan penduduk minimum 480 jiwa/ha
Skor Kriteria Sumber
0
1 Kepadatan penduduk kurang dari Peraturan Menteri ATR/BPN No.
standar minimum 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
2 Kepadatan penduduk sesuai Pengembangan Kawasan
standar minimum Berorientasi Transit
3 Kepadatan penduduk melebihi
standar minimum

Tabel 3-19 Standar Kinerja Kepadatan Hunian

Standar Kinerja
1. Kawasan Kompak Tinggi Kepadatan hunian minimum 380 unit/ha
2. Kawasan Kompak Sedang Kepadatan hunian minimum 120 unit/ha
Skor Kriteria Sumber
1 Kepadatan penduduk kurang dari Peraturan Menteri ATR/BPN No.
standar minimum 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
2 Kepadatan penduduk sesuai Pengembangan Kawasan
standar minimum Berorientasi Transit
3 Kepadatan penduduk melebihi
standar minimum

Tabel 3-20 Standar Kinerja Koefisien Lantai Bangunan

Standar Kinerja
1. Kawasan Kompak Tinggi Paling sedikit 80 % bangunan tinggi (high-rise, di
atas 11 lantai)
2. Kawasan Kompak Sedang Paling sedikit 80 % bangunan tinggi (high-rise,
di atas 8 lantai)
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak terdapat bangunan sedang / Peraturan Menteri ATR/BPN No.
tinggi 16 Tahun 2017 tentang Pedoman

3-64
1 % Bangunan sedang/ tinggi (sesuai Pengembangan Kawasan
Tipologi) < standar minimum Berorientasi Transit
2 % Bangunan sedang/ tinggi (sesuai
Tipologi) sesuai standar minimum
3 % Bangunan sedang/ tinggi (sesuai
Tipologi) > standar minimum

B. Kawasan yang terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki


aksesibilitas tinggi
B.1 Moda Transportasi
Dilayani setidaknya oleh 1 (satu) moda transit jarak dekat dan 1 (satu) moda transit
jarak jauh berupa heavy rail, light rail transit, BRT, Bus Lokal/Bus Ekspres, Bus
Feeder, Commuter Line (Ferry Jika memungkinkan).

Tabel 3-21 Standar Teknis Moda Transportasi

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
0 tidak tersedia Peraturan Menteri ATR/BPN No.
1 tersedia, tidak memenuhi standar 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
2 tersedia, memenuhi standar Pengembangan Kawasan
3 tersedia, melebihi standar Berorientasi Transit

Tabel 3-22 Standar Kinerja Moda Transportasi

Standar Kinerja
Moda transportasi berfungsi dengan baik dan cukup untuk melayani
pergerakan masyarakat dari dalam kawasan ke luar kawasan dan dari
luar kawasan ke dalam kawasan
Skor Kriteria Sumber
0 tidak tersedia Peraturan Menteri ATR/BPN
1 tersedia, tidak berfungsi dengan No. 16 Tahun 2017 tentang
baik dan tidak cukup Pedoman Pengembangan
2 tersedia, berfungsi dengan baik Kawasan Berorientasi Transit
dan kurang cukup; kurang
berfungsi dengan baik dan
cukup
3 tersedia, berfungsi dengan baik
dan cukup

B.2 Pergantian Moda


Jaringan Pejalan Kaki adalah ruas pejalan kaki, baik yang terintegrasi maupun
terpisah dengan jalan, yang diperuntukkan untuk prasarana dan sarana pejalan

3-65
kaki serta menghubungkan pusat-pusat kegiatan dan/atau fasilitas pergantian
moda. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki
harus mempertimbangkan bahwa berjalan kaki merupakan rangkaian penggunaan
moda transportasi dalam satu sistem transportasi secara keseluruhan yang
menghubungkan suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Dengan demikian, dalam
penyediaan dan pemanfaatannya harus mempertimbangkan titik pergantian moda,
tempat parkir, dan keberadaan pusat kegiatan atau jenis penggunaan lahan. Setiap
jenis penggunaan lahan dan kegiatan yang berkembang di dalamnya mempengaruhi
sifat perjalanan dengan berjalan kaki.
Lokasi yang memerlukan penyediaan berdasarkan karakteritik sistem transportasi
dan pergantian moda serta pusat-pusat kegiatan yaitu sebagai berikut:

a. pada daerah-daerah perkotaan secara umum yang jumlah penduduknya tinggi;


b. pada jalan-jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap;
c. pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas menerus yang tinggi seperti misalnya
jalanjalan pasar dan perkotaan;
d. pada lokasi-lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan
periode yang pendek seperti misalnya stasiun-stasiun bis dan kereta api, sekolah,
rumah sakit maupun lapangan olah raga; dan
e. pada lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari tertentu,
misalnya lapangan/gelanggang olah raga dan mesjid.
Penyediaan prasarana jaringan pejalan kaki melalui pengembangan kawasan transit
harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1) mempertimbangkan aspek keamanan, kenyamanan, keindahan, dan kemudahan


interaksi sosial bagi semua pejalan kaki termasuk pejalan kaki berkebutuhan
khusus;
2) sebaiknya diterapkan pada ¼ bahu jalan dan dapat diakses langsung oleh pejalan
kaki;
3) melayani pejalan kaki untuk dapat mencapai halte dengan jarak maksimal 400
meter atau dengan waktu tempuh maksimal 10 menit;
4) memiliki hirarki penggunaan dengan mempertimbangkan volume pejalan kaki.
Pada umumnya berawal dari satu titik ke titik lainnya seperti dari rumah ke
kantor atau lokasi tujuan akhir dan sebaliknya;

3-66
5) memiliki fasilitas untuk membantu mobilitas, seperti ramp pejalan kaki untuk
memberikan kenyamanan dalam berjalan serta membantu pejalan kaki
berkebutuhan khusus untuk dapat dengan mudah melintas;
Penyediaan prasarana jaringan pejalan kaki berdasarkan karakteristik sistem
transportasi dan pergantian moda serta pusat-pusat kegiatan membutuhkan
keterhubungan dengan prasarana jaringan pejalan kaki lain yang berseberangan
melalui penyediaan penyeberangan sebidang, jembatan penyeberangan, atau
terowongan penyeberangan. Penyediaan penyeberangan bertujuan agar jalur pejalan
kaki yang ada tidak terputus serta untuk memudahkan dalam pergantian jalur yang
berbeda7.

Tabel 3-23 Standar Teknis Pergantian Moda

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
0 tidak tersedia Peraturan Menteri PU
1 tersedia, tidak memenuhi standar No:03/PRT/M/2014 Tentang
2 tersedia, memenuhi standar Pedoman Perencanaan,
tersedia, melebihi standar Penyediaan, Dan Pemanfaatan
Prasarana Dan Sarana Jaringan
3
Pejalan Kaki Di Kawasan
Perkotaan

Tabel 3-24 Standar Kinerja Pergantian Moda

Standar Kinerja
Sarana pergantian moda berfungsi dengan baik dan cukup untuk
melayani pergerakan masyarakat dari dalam kawasan ke luar kawasan
dan dari luar kawasan ke dalam kawasan.
Skor Kriteria Sumber
0 tidak tersedia Peraturan Menteri PU
1 tersedia, tidak berfungsi dengan No:03/PRT/M/2014 Tentang
baik dan tidak cukup Pedoman Perencanaan,
2 tersedia, berfungsi dengan baik Penyediaan, Dan Pemanfaatan
dan kurang cukup; kurang Prasarana Dan Sarana Jaringan
berfungsi dengan baik dan Pejalan Kaki Di Kawasan
cukup Perkotaan
3 tersedia, berfungsi dengan baik
dan cukup

7
Peraturan Menteri PU No:03/PRT/M/2014

3-67
B.3 Stasiun Angkutan Umum
Jarak berjalan kaki terjauh menuju stasiun angkutan umum sejauh 800 m atau
kurang untuk angkutan cepat atau 400 m atau kurang untuk pelayanan langsung.

Tabel 3-25 Standar Teknis Stasiun Angkutan Umum

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
tidak memenuhi, jarak berjalan Peraturan Menteri PU No:
menuju stasiun >800 (angkutan 03/PRT/M/2014 Tentang
1
cepat) dan >400 m (pelayanan Pedoman Perencanaan,
langsung) Penyediaan, Dan Pemanfaatan
memenuhi, jarak berjalan menuju Prasarana Dan Sarana Jaringan
2 stasiun maks. 800 (angkutan cepat) Pejalan Kaki Di Kawasan
atau 400 m (pelayanan langsung) Perkotaan
memenuhi, jarak berjalan menuju
3 stasiun maks. 800 (angkutan cepat)
dan 400 m (pelayanan langsung)

Tabel 3-26 Standar Kinerja Stasiun Angkutan Umum

Standar Kinerja
Stasiun angkutan umum berfungsi dengan baik berfungsi dengan baik
dan cukup untuk melayani pergerakan masyarakat dari dalam kawasan
ke luar kawasan dan dari luar kawasan ke dalam kawasan.
Skor Kriteria Sumber
0 tidak tersedia Peraturan Menteri PU No:
1 tersedia, tidak berfungsi dengan 03/PRT/M/2014 Tentang
baik dan tidak cukup Pedoman Perencanaan,
2 tersedia, berfungsi dengan baik Penyediaan, Dan Pemanfaatan
dan kurang cukup; kurang Prasarana Dan Sarana
berfungsi dengan baik dan Jaringan Pejalan Kaki Di
cukup Kawasan Perkotaan
3 tersedia, berfungsi dengan baik
dan cukup

B.4 Jaringan Jalan


Persyaratan Teknis Jalan8:

a) Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60


(enam puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11
(sebelas) meter

8
PERATURAN PEMERINTAH No. 34 Tahun 2006.

3-68
b) Jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
30 (tiga puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11
(sebelas) meter.
c) Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40
(empat puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9
(sembilan) meter.
d) Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
20 (dua puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9
(sembilan) meter.
e) Jalan lingkungan primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
15 (lima belas) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6,5
(enam koma lima) meter.
f) Jalan lingkungan sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling
rendah 10 (sepuluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit
6,5 (enam koma lima) meter.

Tabel 3-27 Standar Teknis Jaringan Jalan

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
Lebar Badan Jalan kurang dari lebar Peraturan Pemerintah No. 34
1
minimum Tahun 2006 tentang Jalan
Lebar Badan Jalan sama dengan
2
lebar minimum
Lebar Badan Jalan lebih dari lebar
3
minimum

Tabel 3-28 Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat Rasio (V/C) Karakteristik


Pelayanan
A < 0,60 Arus bebas, volume rendah dan kecepatan
tinggi, pengemudi dapat memilih
kecepatan yang dikehendaki
B 0,60 < V/C < 0,70 Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas
oleh lalu lintas, pengemudi masih dapat
bebas dalam memilih kecepatannya.
C 0,70 < V/C < 0,80 Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol
oleh lalu lintas

3-69
D 0,80 < V/C < 0,90 Arus mulai tidak stabil, kecepatan rendah
dan berbeda-beda, volume mendekati
kapasitas
E 0,90 < V/C <1 Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan
berbeda-beda, volume mendekati
kapasitas
F >1 Arus yang terhambat, kecepatan rendah,
volume di atas kapasitas, sering terjadi
kemacetan pada waktu yang cukup lama.

Tabel 3-29 Standar Kinerja Tingkat Pelayanan Jalan

Standar Kinerja
Tingkat Pelayanan Jalan/Nilai Level of Service Minimal D atau kondisi
arus mendekati tidak stabil, dimana:
- Kecepatan min 50 km/jam
- VCR (volume/capacity) maks. 0,9
- Tundaan simpangan maks 40 detik/kendaraan
Skor Kriteria Sumber
0 LOS Jalan F Manual Kapasitas Jalan
1 LOS Jalan E
Indonesia, 1997
2 LOS Jalan D
3 LOS Jalan A/B/C

B.5 Akses Pejalan Kaki dan Sepeda


Jarak Minimum Jalur Pejalan Kaki dengan Bangunan

Jaringan pejalan kaki di perkotaan dapat berfungsi untuk berbagai tujuan yang
beragam. secara umum ruas pejalan kaki di depan gedung terdiri dari jalur bagian
depan gedung, jalur pejalan kaki, dan jalur perabot jalan. Jaringan pejalan kaki
memiliki perbedaan ketinggian baik dengan jalur kendaraan bermotor ataupun
dengan jalur perabot jalan. Perbedaan tinggi maksimal antara jalur pejalan kaki dan
jalur kendaraan bermotor adalah 0,2 meter, sementara perbedaan ketinggian dengan
jalur hijau 0,15 meter.

3-70
Gambar 3-6 Jalur Pada Ruas Pejalan Kaki

Jalan masuk ke bangunan kurang dari 200 m dalam jangkauan jalan kaki dari
segmen jaringan sepeda.

Tabel 3-30 Standar Teknis Akses Pejalan Kaki dan Sepeda

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
Jalan masuk ke bangunan tidak Peraturan Menteri PU
0 menyediakan jalur pejalan kaki atau No:03/PRT/M/2014 Tentang
sepeda Pedoman Perencanaan,
Jarak jalan masuk terhadap Penyediaan, Dan Pemanfaatan
1 jangkuan pejalan kaki dan jaringan Prasarana Dan Sarana Jaringan
sepeda lebih dari 200 m Pejalan Kaki Di Kawasan
Jarak jalan masuk terhadap Perkotaan
2 jangkuan pejalan kaki dan jaringan
sepeda adalah 200 m
Jarak jalan masuk terhadap
3 jangkuan pejalan kaki dan jaringan
sepeda kurang dari 200 m

3-71
Tabel 3-31 Standar Kinerja Akses Pejalan Kaki dan Sepeda

Standar Kinerja
90% akses pejalan kaki tersedia menuju semua gedung dan bangunan yang
berada pada bagian depan blok
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak tersedia akses pejalan kaki Peraturan Menteri PU
menuju bangunan pada bagian No:03/PRT/M/2014 Tentang
depan blok Pedoman Perencanaan,
1 <90% akses pejalan kaki tersedia Penyediaan, Dan Pemanfaatan
menuju bangunan pada bagian Prasarana Dan Sarana Jaringan
depan blok Pejalan Kaki Di Kawasan
2 90% akses pejalan kaki tersedia Perkotaan
menuju bangunan pada bagian
depan blok
3 >90% akses pejalan kaki tersedia
menuju bangunan pada bagian
depan blok

B.6 Konektivitas Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki terhubung di seluruh kawasan

Tabel 3-32 Standar Teknis Konektivitas Pejalan Kaki

Standar Teknis
No Kriteria Sumber
0 Tidak ada jalur pejalan kaki Peraturan Menteri PU
Jalur pejalan kaki terputus di No:03/PRT/M/2014 Tentang
1
beberapa titik Pedoman Perencanaan,
Jalur pejalan kaki terkoneksi di Penyediaan, Dan Pemanfaatan
2 Prasarana Dan Sarana Jaringan
hampir seluruh kawasan
Jalur pejalan kaki terkoneksi di Pejalan Kaki Di Kawasan
3 Perkotaan
seluruh kawasan
Tabel 3-33 Standar Teknis Konektivitas Pejalan Kaki

Standar Kinerja
90% jalur pejalan kaki di dalam kawsan terkoneksi dengan baik
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak tersedia jalur pejalan kaki Peraturan Menteri PU
1 <90% jalur pejalan kaki No:03/PRT/M/2014 Tentang
terkoneksi dengan baik Pedoman Perencanaan,
2 90% jalur pejalan kaki Penyediaan, Dan Pemanfaatan
terkoneksi dengan baik Prasarana Dan Sarana
3 9>0% jalur pejalan kaki Jaringan Pejalan Kaki Di
terkoneksi dengan baik Kawasan Perkotaan

3-72
C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda
C.1 Blok
Untuk ketentuan komponen blok, dapat dilihat pada tabel berikut9:

Tabel 3-34 Kriteria dan Indikator Kinerja Kawasan TOD

Kriteria Indikator Tolak Ukur


Perancangan Infrastruktur pejalan kaki Presentasi Panjang muka
kawasan yang dan pesepeda tersedia blok dengan jalur pejalan
ramah bagi dengan lengkap dan aman kaki yang aman dan dapat
pengguna moda diakses pengguna kursi
transportasi tidak roda
bermotor Pola jaringan jalan yang • Memberikan alternatif
(mempertimbangkan memberikan banyak rute dan berpola grid
kemampuan alternatif bagi moda • Permeabilitas kawasan
berjalan dan kendaraan tidak bermotor tinggi dan
bersepeda) memungkinkan pejalan
kaki menembus blok
dengan leluasa
Ukuran blok yang kompak Ukuran blok sesuai dengan
jarak 5 menit berjalan kaki,
70-130 meter untuk TOD
kota, 70-200 meter untuk
TOD sub-kota dan 70-270
meter untuk TOD
lingkungan.
Lingkungan yang nyaman Tersedia jalur pejalan kaki,
bagi pejalan kaki konflik pejalan kaki minim,
ketersediaan jalur
penyeberangan,
keselamatan
penyeberangan, amenities
pendukung, dan
infrastruktur diffable
Jalur pedestrian dan • Jalur pejalan kaki dan
sepeda yang berkualitas sepeda terpisah dengan
jalan raya
• Mengakomodasi
diffable
• Dilengkapi dengan
amenities/infrastruktur
penunjang
• Didukung oleh
pemanfaatan ruang

9Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan


Kawasan Berorientasi Transit

3-73
Kriteria Indikator Tolak Ukur
lantai bangunan yang
aktif
Koneksi jalur pedestrian • Trotoar kontinyu,
dan sepeda yang kontinyu mudah ditemukan dan
atau tidak putus dan terintegerasi
terintegerasi • Mengakomodasi
diffable
Kaveling dan Pagar Tidak ada batasan pagar
bangunan antarkaveling atau
pembatas ruang milik jalan
yang memungkinkan
pejalan leluasa memilih
rute
Aktivitas dalam bangunan • Penempatan
mendorong orang untuk kegiatan pada lantai
berjalan kaki 1 dan 2 yang aktif
(misalnya komersial
maupun fasilitas
publik)
• Lantai dasar untuk
ruang publik/akses
tembus akan
mendorong orang
berjalan kaki
• Pengembangan
mezanin lantai 2
untuk pejalan kaki
• Pengembangan
penghubung antar
bangunan untuk
pejalan kaki
Sumber: Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit

C.1.1 Dimensi Blok


1. Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Dimensi blok: 70-130 m.
2. Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Dimensi blok: 70-200 m.

Tabel 3-35 Standar Teknis Dimensi Blok

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
0 - Peraturan Menteri ATR/BPN
Dimensi blok kurang dari atau No. 16 Tahun 2017 tentang
1
lebih dari standar Pedoman Pengembangan
2 Dimensi blok sesuai standar Kawasan Berorientasi Transit
3 -

3-74
Rumus rasio konektivitas:
jumlah persimpangan pejalan kaki
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑜𝑛𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛

Tabel 3-36 Standar Kinerja Rasio Konektivitas

Standar Kinerja
Rasio konektivitas prioritas (Rasio persimpangan jalur pejalan kaki dengan
persimpangan kendaraan bermotor) 2 atau lebih
Skor Kriteria Sumber
1 Rasio konektivitas prioritas < 2 Peraturan Menteri ATR/BPN No.
2 Rasio konektivitas prioritas sebesar 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
2 Pengembangan Kawasan
3 Rasio konektivitas prioritas > 2 Berorientasi Transit

C.1.2 Street Frontage


1. Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Street Frontage/ Muka bangunan yang
berhadapan langsung dengan jalur pejalan kaki Minimal: 90%
2. Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Street Frontage/ Muka bangunan yang
berhadapan langsung dengan jalur pejalan kaki Minimal: 80%

Tabel 3-37 Standar Teknis Street Frontage

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
% Street Frontage sangat minim < Peraturan Menteri ATR/BPN No.
0
10% 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
% Street Frontage kurang dari Pengembangan Kawasan
1
standar Berorientasi Transit
2 % Street Frontage sesuai standar
3 % Street Frontage lebih dari standar

C.2 Fasilitas Pejalan Kaki


C.2.1 Dimensi Jalur Pejalan Kaki
a. Dimensi Jalur Pejalan Kaki

3-75
Perancangan dimensi prasarana pejalan kaki harus memperhatikan standar
minimum perancangan dimensi prasarana pejalan kaki. Ketentuan lebar jalur
pejalan kaki adalah sebagai berikut10:

Tabel 3-38 Lebar Jaringan Pejalan Kaki Sesuai dengan Penggunaan Lahan

Lebar Lebar yang


Penggunaan Lahan Minimum Dianjurkan
(m) (m)
Perumahan 1,6 2,75
Perkantoran 2 3
Industri 2 3
Sekolah 2 3
Terminal/stop bis/TPKPU 2 3
Pertokoan/perbelanjaan/hiburan 2 4
Jembatan, terowongan 1 1

Dalam hal kebutuhan jalur pejalan kaki melampaui ketentuan lebar minimum,
maka lebar jalur pejalan kaki (W) dapat dihitung berdasarkan volume pejalan kaki
rencana (P) yaitu volume rata-rata per menit pada interval puncak. Lebar jalur
pejalan kaki dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

W = (P/35) + n
Keterangan:
P = Volume pejalan kaki rencana (orang per menit per meter)
W = Lebar jalur pejalan kaki (meter)
n = Lebar tambahan (meter)
Standar Lebar Tambahan (n)

n
Lokasi
(m)
Jalan di daerah pasar 1,5
Jalan di daerah perbelanjaan
1
bukan pasar
Jalan di daerah lain 0,5
b. Ketentuan untuk Fasilitas Bagi Pejalan Kaki Berkebutuhan Khusus

10
Peraturan Menteri PU No:03/PRT/M/2014

3-76
1) ramp diletakan di setiap persimpangan, prasarana ruang pejalan kaki
yang memasuki pintu ke luar masuk bangunan atau kaveling, dan titik-
titik penyeberangan;
2) jalur difabel diletakkan di sepanjang prasarana jaringan pejalan kaki; dan
pemandu atau tanda-tanda bagi pejalan kaki yang antara lain meliputi:
tanda-tanda
3) pejalan kaki yang dapat diakses, sinyal suara yang dapat didengar, pesan-
pesan verbal, informasi lewat getaran, dan tekstur ubin sebagai pengarah
dan peringatan.

Tabel 3-39 Standar Teknis Dimensi Jalur Pejalan Kaki

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
Tidak ada Jalur Pejalan Kaki yang Peraturan Menteri PU
memiliki lebar minimum yang No:03/PRT/M/2014 Tentang
0 memenuhi kebutuhan ruang Pedoman Perencanaan,
pejalan dan ketentuan bagi pejalan Penyediaan, Dan Pemanfaatan
berkebutuhan khusus Prasarana Dan Sarana Jaringan
< 90% Jalur Pejalan Kaki memiliki Pejalan Kaki Di Kawasan
lebar minimum yang memenuhi Perkotaan
1 kebutuhan ruang pejalan dan
ketentuan bagi pejalan
berkebutuhan khusus
90% Jalur Pejalan Kaki memiliki
lebar minimum yang memenuhi
2 kebutuhan ruang pejalan dan
ketentuan bagi pejalan
berkebutuhan khusus
> 90% Jalur Pejalan Kaki memiliki
lebar minimum yang memenuhi
3 kebutuhan ruang pejalan dan
ketentuan bagi pejalan
berkebutuhan khusus

Nilai Level of Service (LOS) Pejalan Kaki minimal D:

- Nilai Volume/Kapasitas 0,44 – 0,65

- Kecepatan terbatas, gerakan mendahului dibatasi, ruang antar pejalan kaki


terbatas

Tabel 3-40 Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki

3-77
Jalur
Kecepatan Volume Arus Pejalan Volume/
Tingkat Pejalan
Rata-rata Kaki Kapasitas
Pelayanan Kaki
(meter/menit) (orang/meter/menit) rasio
(m2/orang)
A ≥ 12 ≥ 78 ≤ 6,7 ≤ 0,08
B ≥ 3,6 ≥ 75 ≤ 23 ≤ 0,28
C ≥ 2,2 ≥ 72 ≤ 33 ≤ 0,40
D ≥ 1,4 ≥ 68 ≤ 50 ≤ 0,60
E ≥ 0,5 ≥ 45 ≤ 83 ≤ 1,00
F < 0,5 < 45 variabel 1,00
Sumber: Peraturan Menteri PU No:03/PRT/M/2014

Tabel 3-41 Standar Kinerja Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki

Standar Kinerja
Nilai Level of Service (LOS) Pejalan Kaki minimal D:
- Nilai Volume/Kapasitas 0,44 – 0,65
- Kecepatan terbatas, gerakan mendahului dibatasi, ruang antar pejalan kaki
terbatas
Skor Kriteria Sumber
0 LOS Pejalan Kaki F Peraturan Menteri PU
1 LOS Pejalan Kaki E No:03/PRT/M/2014 Tentang
2 LOS Pejalan Kaki D Pedoman Perencanaan,
3 LOS Pejalan Kaki A/B/C Penyediaan, Dan Pemanfaatan
Prasarana Dan Sarana Jaringan
Pejalan Kaki Di Kawasan
Perkotaan

C.2.2 Kelengkapan Street Furniture Pejalan Kaki

Penyediaan Sarana Pejalan Kaki11

- Jalur Hijau
Terdapat bagian khusus untuk menempatkan berbagai elemen ruang seperti hidran
air, telepon umum, dan perlengkapan/perabot jalan (bangku, lampu, tempat
sampah, dan lain-lain) serta jalur hijau. Ruang pejalan kaki dibangun dengan
mempertimbangkan nilai ekologis ruang terbuka hijau (RTH). Jalur hijau

11
Peraturan Menteri PU No:03/PRT/M/2014

3-78
ditempatkan pada jalur amenitas dengan lebar 150 centi meter dan bahan yang
digunakan adalah tanaman peneduh.

-
-

Gambar 3-7 Fasilitas Jalur Hijau

Sumber: Peraturan Menteri PU No:03/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Perencanaan,


Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di
Kawasan Perkotaan

- Lampu Penerangan
Lampu penerangan terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan jarak antar
lampu penerangan yaitu 10 meter. Lampu penerangan dibuat dengan tinggi
maksimal 4 meter serta menggunakan material yang memiliki durabilitas tinggi
seperti metal dan beton cetak.

- Tempat Duduk
Tempat duduk terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan jarak antar
tempat duduk yaitu 10 meter. Tempat duduk dibuat dengan dimensi lebar 0,4-0,5
meter dan panjang 1,5 meter, serta menggunakan material yang memiliki durabilitas
tinggi seperti metal dan beton cetak.

- Pagar Pengaman
Pagar pengaman terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki pada titik tertentu
yang memerlukan perlindungan. Pagar pengaman dibuat dengan tinggi 0,9 meter,
serta menggunakan material yang tahan terhadap cuaca dan kerusakan, seperti
metal dan beton.

3-79
- Tempat Sampah
Tempat sampah terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan jarak
antartempat sampah yaitu 20 meter. Tempat sampah dibuat dengan dimensi sesuai
kebutuhan, serta menggunakan material yang memiliki durabilitas tinggi seperti
metal dan beton cetak.

- Marka, Perambuan dan Papan Informasi (Signage)


Marka, perambuan, dan papan informasi terletak di luar ruang bebas jalur pejalan
kaki, pada titik interaksi sosial, dan pada jalur pejalan kaki dengan arus padat.
Marka, perambuan, dan papan informasi disediakan sesuai dengan kebutuhan,
serta menggunakan material yang memiliki durabilitas tinggi dan tidak
menimbulkan efek silau.

- Halte/ Shelter Bus dan Lapak Tunggu


Halte/shelter bus dan lapak tunggu terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki
dengan jarak antarhalte/shelter bus dan lapak tunggu pada radius 300 meter dan
pada titik potensial kawasan. Halte/shelter bus dan lapak tunggu dibuat dengan
dimensi sesuai kebutuhan, serta menggunakan material yang memiliki durabilitas
tinggi seperti metal.

Tabel 3-42 Standar Teknis Kelengkapan Street Furniture Pejalan Kaki

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
Tidak ada jaringan jalur pejalan Peraturan Menteri PU
kaki yang memiliki street No:03/PRT/M/2014 Tentang
0
furniture penunjang Pedoman Perencanaan,
kenyamanan yang lengkap Penyediaan, Dan Pemanfaatan
< 80% jaringan jalur pejalan kaki Prasarana Dan Sarana Jaringan
memiliki street furniture Pejalan Kaki Di Kawasan
1
penunjang kenyamanan yang Perkotaan
lengkap
80% jaringan jalur pejalan kaki
memiliki street furniture
2
penunjang kenyamanan yang
lengkap
> 80% jaringan jalur pejalan kaki
3
memiliki street furniture

3-80
penunjang kenyamanan yang
lengkap

Nilai Walkability Index pada kawasan minimal 70 (aktivitas dilakukan dengan


berjalan kaki) atau 50-69 (Beberapa fasilitas dapat dijangkau dengan berjalan kaki).
Perhitungan walkability index adalah sebagai berikut:

Setiap segmen jalur berjalan mempunyai nilai skor. Nilai skor suatu segmen (i)
didapat dengan menjumlahkan setiap nilai yang dikalikan dengan bobot pada setiap
parameter.

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒔𝒆𝒈𝒎𝒆𝒏 = Ʃ𝒏𝒋"𝟏 (nilai*bobot)

Kemudian nilai skor segmen tersebut dikalikan dengan panjang segmen jalur
berjalan.

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛% 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛%

Sehingga indeks masing-masing kawasan didapat:

Ʃ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 𝑊𝑎𝑙𝑘𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐾𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛 =
Ʃ𝑖

Keterangan:

n = jumlah parameter

i = segmen

j = parameter

Tabel 3-43 Parameter Walkable Index

No. Parameter Penjelasan


Konflik jalur pejalan Tingkat konflik antara pejalan kaki dan mode
1 kaki dengan moda lain di jalan, seperti sepeda, sepeda motor
transportasi lainnya dan mobil
Ketersediaan jalur Kebutuhan, ketersediaan dan kondisi jalur
2 pejalan kaki berjalan. Parameter ini diubah dari
parameter "Pemeliharaan dan Kebersihan"
Ketersediaan Ketersediaan dan panjang penyeberangan
3 penyeberangan untuk menjelaskan apakah pejalan kaki
cenderung jaywalk ketika tidak ada

3-81
No. Parameter Penjelasan
penyeberangan atau ketika penyeberangan
terlalu jauh
Keselamatan Arus lalu lintas moda lainnya saat melintasi
penyeberangan jalan, waktu yang dihabiskan menunggu dan
4 menyeberang jalan dan jumlah waktu yang
diberikan kepada pejalan kaki untuk
menyeberang persimpangan dengan sinyal
Perilaku Pengendara Perilaku pengendara terhadap pejalan kaki
5 Kendaraan bermotor sebagai indikasi jenis lingkungan pejalan
kaki
Amenities Ketersediaan fasilitas pejalan kaki, seperti
(kelengkapan bangku, lampu jalan, toilet umum, dan
6 pendukung) pohon-pohon, yang sangat meningkatkan
daya tarik dan kenyamanan lingkungan
pejalan kaki, dan juga daerah di sekitarnya
Infrastruktur Ketersediaan, posisi dan pemeliharaan
7 penunjang kelompok infrastruktur untuk penyandang cacat
penyandang cacat
Kendala/ hambatan Adanya penghalang permanen dan
sementara di jalur pejalan kaki yang akan
8 mengurangi lebar efektif jalur pejalan kaki
sehingga dapat menyebabkan
ketidaknyamanan bagi pejalan kaki
Keamanan dari Rasa aman yang umum terhadap kejahatan
9
kejahatan di jalan
Sumber: Pengukuran Walkability Index Pada Ruas Jalan Di Kawasan Perkotaan,
Jurnal Jalan - Jembatan, Puslitbang Jalan-Jembatan, 2017

Tabel 3-44 Standar Kinerja Walkability Index

Standar Kinerja
Nilai Walkability Index pada kawasan minimal 70 (aktivitas dilakukan dengan
berjalan kaki) atau 50-69 (Beberapa fasilitas dapat dijangkau dengan berjalan
kaki)
Skor Kriteria Sumber
0 Nilai Walkability Index <50 Pengukuran Walkability Index
1 Nilai Walkability Index 50-69 Pada Ruas Jalan Di Kawasan
2 Nilai Walkability Index 70 Perkotaan, Jurnal Jalan -
3 Nilai Walkability Index >70 Jembatan, Puslitbang Jalan-
Jembatan, 2017

C.3 Parkir Sepeda

3-82
Tempat parkir sepeda harus memenuhi aspek keamanan, kegunaan dan estetika.
Keberadaan tempat parkir dibutuhkan di tempat fasilitas publik, seperti pusat
perbelanjaan, pendidikan, dan kesehatan. Terdapat empat jenis tempat parkir untuk
sepeda, yaitu tempat parkit tipe n (jarak pemasangan antar rak 1m), tempat parkir
tipe gelombang, tempat parkir tipe rak, dan tempat parkir tipe pagar. Lokasi parkir
sepeda dapat ditempatkan di trotoar sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Parkir
sepeda dapat juga ditempatkan dekat akses masuk atau ke luarbangunan yang
memiliki tarikan pergerakan yang tinggi. Penempatan parkir sepeda di trotoar tidak
boleh mengganggu aktivitas pejalan kaki12. Tempat parkir sepeda di setiap stasiun
angkutan umum kurang dari 100 m dari pintu masuk stasiun angkutan umum.

Gambar 3-8 Penempatan Tempat Parkir Sepeda di Trotoar

Sumber: SE Kementerian PUPR No: 05/SE/Db/2021

Tabel 3-45 Standar Teknis Parkir Sepeda

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
Tidak tersedia tempat parkir sepeda SE Kementerian PUPR No:
0
di stasiun angkutan umum 05/SE/Db/2021 tentang
Tersedia, jarak tempat parkir Pedoman Perancangan Fasilitas
1 sepeda > 100 m dari pintu masuk Pesepeda
stasiun angkutan umum
Tersedia, jarak tempat parkir
2
sepeda sama dengan 100 m dari

12
SE Kementerian PUPR No: 05/SE/Db/2021

3-83
pintu masuk stasiun angkutan
umum
Tersedia, jarak tempat parkir
3 sepeda < 100 m dari pintu masuk
stasiun angkutan umum
Tabel 3-46 Standar Kinerja Parkir Sepeda

Standar Kinerja
1. Kawasan Kompak Tinggi 90% Sepeda tertampung dalam tempat
parkir sepeda yang disediakan
2. Kawasan Kompak Sedang 80% Sepeda tertampung dalam tempat
parkir sepeda yang disediakan
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak tersedia tempat parkir SE Kementerian PUPR No:
sepeda 05/SE/Db/2021 tentang
1 < 90% sepeda yang tertampung Pedoman Perancangan Fasilitas
dalam tempat parkir kurang dari Pesepeda
standar
2 90 % sepeda yang tertampung
dalam tempat parkir sesuai
standar
3 >90 % sepeda yang tertampung
dalam tempat parkir melebihi
standar

C.4 Jalur Penyebrangan


Penyediaan prasarana jaringan pejalan kaki berdasarkan karakteristik sistem
transportasi dan pergantian moda serta pusat-pusat kegiatan membutuhkan
keterhubungan dengan prasarana jaringan pejalan kaki lain yang berseberangan
melalui penyediaan penyeberangan sebidang, jembatan penyeberangan, atau
terowongan penyeberangan. Penyediaan penyeberangan bertujuan agar jalur pejalan
kaki yang ada tidak terputus serta untuk memudahkan dalam pergantian jalur yang
berbeda.

Ketentuan penyediaan penyeberangan untuk pejalan kaki adalah sebagai berikut13:

a. Jenis Penyeberangan
1) Penyeberangan Sebidang
Penyeberangan sebidang merupakan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki yang
sebidang dengan jalan.

13
Peraturan Menteri PU No:03/PRT/M/2014

3-84
a) penyeberangan zebra
Penyeberangan zebra merupakan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki sebidang
yang dilengkapi marka untuk memberikan batas dalam melakukan lintasan.
Ketentuan penyediaan penyeberangan zebra yaitu sebagai berikut:

- terletak pada kaki persimpangan jalan tanpa atau dengan alat pemberi isyarat
lalu-lintas;
- pemberian waktu penyeberangan bagi pejalan kaki menjadi satu kesatuan
dengan lampu pengatur lalu lintas persimpangan pada persimpangan yang
memiliki lampu pengatur lalu lintas; dan
- apabila terletak pada kaki persimpangan jalan tanpa alat pemberi isyarat
lalulintas, maka kriteria batas kecepatan kendaraan bermotor adalah <40
km/jam.
b) penyeberangan pelican
Fasilitas untuk penyeberangan pejalan kaki sebidang yang dilengkapi dengan marka
dan lampu pengatur lalu lintas. Ketentuan penyediaan penyeberangan pelikan yaitu
sebagai berikut:

- terletak pada ruas jalan dengan jarak minimal 300 meter dari persimpangan;
atau
- pada jalan dengan kecepatan operasional rata-rata lalu lintas kendaraan >40
km/jam.
2) Penyeberangan Tidak Sebidang
Penyeberangan tidak sebidang merupakan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki
yang terletak di atas atau di bawah permukaan tanah.

a) Jembatan penyeberangan
Jembatan penyeberangan merupakan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki yang
terletak di atas permukaan tanah dan digunakan apabila:

- penyeberangan zebra tidak dapat diadakan;


- penyeberangan pelikan sudah menganggu lalu lintas kendaraan yang ada;
- ruas jalan memiliki kecepatan kendaraan yang tinggi dan arus pejalan kaki yang
cukup ramai; dan/atau
- ruas jalan dengan frekuensi terjadinya kecelakaan pejalan kaki yang cukup
tinggi.
Ketentuan pembangunan jembatan penyeberangan harus memenuhi kriteria:

3-85
- keselamatan dan kenyamanan para pemakai jembatan serta keamanan bagi
pemakai jalan yang melintas di bawahnya;
- penempatannya tidak mengganggu kelancaran lalu lintas; dan
- estetika dan keserasian dengan lingkungan di sekitarnya.
b) Terowongan
Terowongan merupakan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki yang terletak di
bawah permukaan tanah dan digunakan apabila:

- Jembatan penyeberangan tidak dimungkinkan untuk diadakan; dan/atau


- Lokasi lahan memungkinkan untuk dibangun di bawah tanah.
- Ketentuan pemilihan lokasi penyeberangan tidak sebidang memperhatikan
halhal sebagai berikut:
o mudah dilihat serta dapat dijangkau dengan mudah dan aman;
o memiliki jarak maksimum 50 m dari pusat kegiatan dan keramaian serta
pemberhentian bus; dan/atau
o memiliki jarak minimum 50 m dari persimpangan jalan.
Jalur yang melandai harus disediakan untuk seluruh tempat penyeberangan bagi
pejalan kaki baik di atas jalan maupun di bawah jalan. Jika diperlukan, maka dapat
disediakan tangga untuk mencapai tempat penyeberangan. Apabila tidak tersedia
cukup ruang untuk ini, maka disarankan menggunakan lift.

b. Marka Jalan untuk Penyeberangan Pejalan Kaki


Marka jalan untuk penyeberangan pejalan kaki dapat terdiri atas:

1) Zebra cross, yaitu marka berupa garis-garis utuh yang membujur tersusun
melintang jalur lintas; dan
2) Marka 2 (dua) garis utuh melintang jalur kendaraan bermotor.
Ketentuan teknis marka jalan untuk penyeberangan pejalan kaki yaitu sebagai
berikut:

1) Garis membujur memiliki lebar 0,30 meter dan panjang minimal 2,50 meter;
2) Celah di antara garis-garis membujur mempunyai lebar minimal 0,30 meter dan
maksimal 0,60 meter;
3) Garis melintang memiliki lebar 0,30 meter; dan
4) Jarak antar garis melintang minimal 2,5 meter.
c. Lokasi Penyeberangan
Lokasi penyeberangan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

3-86
1) Penyeberangan di Tengah Ruas Jalan
Untuk kawasan perkotaan, dalam hal terdapat jarak antarpersimpangan yang
cukup panjang dapat disediakan penyeberangan di tengah ruas jalan agar
pejalan kaki dapat menyeberang dengan mudah dan cepat. Lokasi
penyeberangan di tengah ruas jalan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

a) lokasi penyeberangan memungkinkan untuk mengarahkan pejalan kaki


menyeberang pada satu lokasi
b) merupakan rute yang aman bagi anak-anak sekolah untuk menyeberang
jalan;
c) berada pada kawasan dengan konsentrasi pejalan kaki yang menyeberang
cukup tinggi.
Ketentuan teknis untuk penyeberangan di tengah ruas jalan yaitu sebagai berikut:

a) dilengkapi dengan rambu-rambu peringatan yang diletakkan pada tempat


sebelum mengarah pada lokasi penyeberangan untuk memperingatkan
pengendara bermotor mengenai adanya aktivitas penyeberangan;
b) dilengkapi dengan penerangan jalan yang cukup;
c) dilengkapi dengan rambu-rambu dengan penerangan yang cukup;
d) memiliki jarak pandang yang cukup baik bagi pengendara bermotor maupun
pejalan kaki; dan
e) dilengkapi dengan median jalan untuk lokasi penyeberangan dengan arus lalu
lintas 2 (dua) arah agar penyeberang jalan dapat berkonsentrasi pada satu
arah.
Hal-hal yang harus dihindari pada jalur penyeberangan di tengah ruas
jalan,khususnya yang tidak bersinyal adalah:

a) terletak <90 meter dari sinyal lalu lintas, dimana pengendara bermotor tidak
mengharapkan adanya penyeberang;
b) berada pada jarak 180 meter dari titik penyeberangan yang lain, kecuali pada
pusat kota/Central Bussiness District (CBD) atau lokasi yang sangat
memerlukan penyeberangan; dan
c) pada jalan dengan batasan kecepatan di atas 72 km/jam.
2) Penyeberangan di Persimpangan
Ketentuan teknis untuk penyeberangan di persimpangan yaitu sebagai berikut:

3-87
a) dilengkapi alat pemberi isyarat lalu lintas yang berfungsi untuk menghentikan
arus lalu lintas sebelum pejalan kaki menyeberang jalan atau memberi isyarat
kepada pejalan kaki saat yang tepat untuk menyeberang jalan.
b) jika penyeberangan di persimpangan memiliki permasalahan yang cukup
kompleks antara lain dengan interaksi dari sistem prioritas, volume yang
membelok, kecepatan, jarak penglihatan, dan tingkah laku pengemudi, maka
pada suatu fase yang terpisah bagi pejalan kaki dapat diterapkan alat pemberi
isyarat lalu lintas, dengan memperhatikan hal–hal sebagai berikut:
- arus pejalan kaki yang menyeberangi setiap kaki persimpangan lebih besar
dari 500 orang/jam.
- lalu lintas yang membelok kesetiap kaki persimpangan mempunyai jarak
waktu (headway) rata-rata kurang dari 5 detik, tepat pada saat lalu lintas
- tersebut bergerak dan terjadi konflik dengan arus pejalan kaki.
Untuk menentukan jenis penyeberangan pejalan kaki yang tepat perlu
memperhatikan kelayakannya terhadap fungsi jalan. Kelayakan jenis
penyeberangan terhadap fungsi jalan secara rinci dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:

Tabel 3-47 Kelayakan Jenis Penyeberangan Terhadap Fungsi Jalan

Pejalan
Operasional Pejalan Kaki pada Kaki
Penyeberangan di
Fungsi Rambu Penyeberangan pada
Bawah
Pejalan Kaki Sebidang Pulau
Jalan
Arteri A C C C
Bebas
Hambatan
Dua Jalur B A C C
Satu Jalur B A C C
Sub Arteri
Dua Jalur B A B B
Satu Jalur B A B B
Kolektor
Satu Jalur C B B A
Lingkungan
Satu Jalur C C C C
Keterangan:

A = Layak
B = Semi Layak

3-88
C = Tidak Layak
Ketentuan teknis mengenai penyediaan penyeberangan pejalan kaki mengacu
pada pedoman teknis yang mengatur persyaratan aksesibilitas pada jalan
umum. Penyediaan prasarana jaringan pejalan kaki dibutuhkan pada setiap
jenis fungsi jalan, terutama pada jalan arteri dan jalan kolektor, serta terkait
dengan penggunaan lahan yang dilaluinya.

Kebutuhan pengembangan prasarana jaringan pejalan kaki berdasarkan fungsi


jalan serta penggunaan lahan dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 3-48 Kebutuhan Pengembangan Pejalan Kaki

Perumahan
Komersial 0-3 4– 10 >10
unit/ha Unit/ ha unit/ha
Arteri ❷ ❷ ❷ ❷
Kolektor ❷ ❷ ❷ ❷
Lokal/Lingkungan ❷ O ① ❷
Keterangan:

❷ = Dibutuhkan pada kedua sisi jalan


① = Dibutuhkan hanya pada satu sisi jalan
O = Diharapkan namun tidak terlalu diperlukan
Penyediaan prasarana jaringan pejalan kaki berdasarkan karakteristik atau
fungsi jalan harus mempertimbangkan:

a. dimensi atau ketersediaan ruang pada ruang milik jalan yang cukup;
b. volume dan kecepatan kendaraan;
c. jumlah penduduk, pengunjung, dan jumlah unit rumah;
d. tingkat pelayanan jalan dan tingkat pelayanan trotoar yang memadai; dan
e. interkoneksi antarmoda transportasi dan ketersediaan sistem angkutan
umum.

Tabel 3-49 Standar Teknis Jalur Penyeberangan

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
Tidak ada persimpangan memiliki Peraturan Menteri PU
0
jalur penyeberangan yang lengkap No:03/PRT/M/2014 Tentang
< 80% persimpangan memiliki jalur Pedoman Perencanaan,
1
penyeberangan yang lengkap Penyediaan, Dan Pemanfaatan

3-89
80% persimpangan memiliki jalur Prasarana Dan Sarana Jaringan
2
penyeberangan yang lengkap Pejalan Kaki Di Kawasan
> 80% persimpangan memiliki jalur Perkotaan
3
penyeberangan yang lengkap

Tabel 3-50 Standar Kinerja Jalur Penyeberangan

Standar Kinerja
80% pejalan kaki merasa nyaman berjalan kaki di dalam kawasan
Skor Kriteria Sumber
0 < 10% pejalan kaki merasa nyaman Peraturan Menteri PU
berjalan kaki di dalam kawasan No:03/PRT/M/2014 Tentang
1 < 80% pejalan kaki merasa nyaman Pedoman Perencanaan,
berjalan kaki di dalam kawasan Penyediaan, Dan Pemanfaatan
2 80% pejalan kaki merasa nyaman Prasarana Dan Sarana Jaringan
berjalan kaki di dalam kawasan Pejalan Kaki Di Kawasan
3 >80% pejalan kaki merasa nyaman Perkotaan
berjalan kaki di dalam kawasan

C.5 Fasilitas Pesepeda


Ketentuan pemilihan lajur atau jalur sepeda14

1. Pemilihan lajur atau jalur sepeda disesuaikan menurut fungsi jalan:

Tabel 3-51 Pemilihan tipe lajur atau jalur sepeda berdasarkan fungsi dan kelas
jalan

Jalan Raya Jalan Sedang Jalan Kecil


Arteri Primer A A -
Kolektor Primer A A -
Lokal Primer C C C
Lingkungan
C C C
Primer
Arteri Sekunder A/B A/B A/B
Kolektor
A/B/C A/B/C B/C
Sekunder
Lokal Sekunder B/C B/C B/C
Lingkungan
B/C B/C B/C
Sekunder
Keterangan:

A= Tipe jalur sepeda terproteksi (di badan jalan atau di luar badan jalan)

14
SE Kementerian PUPR No: 05/SE/Db/2021

3-90
B= Tipe lajur sepeda di Trotoar

C= Tipe lajur sepeda di badan jalan

2. Pemilihan lajur atau jalur sepeda juga dapat memperhatikan volume dan
kecepatan kendaraan bermotor:

Gambar 3-9 Pemilihan Tipe Lajur atau Jalur Sepeda Berdasarkan Volume dan
Kecepatan Kendaraan Bermotor

1) Apabila terdapat lajur sepeda motor, maka jalur sepeda berada di sisi
kiri dari lajur sepeda motor.

2) Apabila terdapat tempat parkir bagi kendaraan bermotor di sisi jalan,


maka lajur atau jalur sepeda berada di sisi kiri (dalam) dari tempat
parkir bagi kendaraan bermotor.

3) Jalur sepeda dapat ditempatkan di atas trotoar. Penempatannya


berada di sisi kanan dari lajur pejalan kaki dengan syarat tidak
mengurangi lebar minimal lajur bagi pejalan kaki, serta
memperhatikan keselamatan pejalan kaki.

4) Lajur atau jalur sepeda yang ditempatkan di badan jalan, syarat


penempatannya tidak boleh mengurangi lebar minimal yang
disyaratkan bagi kendaraan bermotor.

5) Alinyemen horizontal dan vertikal dapat mengikuti alinyemen


eksisting bagi jalur kendaraan roda empat atau lebih, namun untuk

3-91
alinyemen vertikal perlu memperhatikan kelandaian ideal bagi
pesepeda.

6) Apabila jalan bagi kendaraan bermotor memiliki arus lalu lintas satu
arah bagi kendaraan bermotor, maka lajur atau jalur sepeda dapat
ditempatkan untuk dua arah.

a) Lajur atau jalur sepeda harus terkoneksi pada fasilitas transportasi


umum, dan pusat kegiatan
b) Lajur atau jalur sepeda sebaiknya terkoneksi dengan pusat
pendidikan dan pemukiman.
c) Lajur atau jalur sepeda direncanakan berdasarkan konsep jaringan
yang tidak terputus.

Tabel 3-52 Kecepatan Rencana Sepeda

Kecepatan rencana
No Fungsi jalan
(km/jam) Sepeda
1 Arteri Primer 30
2 Kolektor Primer 30
3 Lokal Primer 30
Lingkungan
4 30
Primer
5 Arteri Sekunder 30
Kolektor
6 30
Sekunder
7 Lokal Sekunder 20
Lingkungan
8 20
Sekunder

Penentuan lebar lajur atau jalur sepeda


Lebar lajur atau jalur sepeda memerlukan beberapa kriteria penting dalam
penentuan, yang lebarnya meliputi lebar sepeda dan jarak kebebasan
samping, serta ruang bagi pesepeda untuk menyiap pesepeda lainnya.
Pemilihan lebar satu lajur sepeda dapat dipilih apabila volume sepeda
maksimal 120 sepeda/jam/lajur. Sedangkan apabila lebih itu maka dapat
dipilih lebar dua lajur sepeda sehingga dapat menampung volume sepeda
maksimal 240 sepeda/jam/2 lajur.

3-92
Gambar 3-10 Lebar Minimum Satu Lajur Sepeda

Gambar 3-11 Lebar Minimum Dua Lajur Sepeda

Gambar 3-12 Kondisi Lebar Lajur untuk Jalan Kecil

Gambar 3-13 Kondisi Lebar Lajur untuk Jalan Raya dan Sedang

3-93
Tabel 3-53 Standar Teknis Fasilitas Pesepeda

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
Tidak ada segmen jalan terbuka SE Kementerian PUPR No:
0
untuk bersepeda/ jalur sepeda 05/SE/Db/2021 tentang
< 80% segmen jalan terbuka Pedoman Perancangan Fasilitas
1 untuk bersepeda/ jalur sepeda Pesepeda
yang sesuai ketentuan
80% segmen jalan terbuka
2 untuk bersepeda/ jalur sepeda
sesuai ketentuan
> 80% segmen jalan terbuka
3 untuk bersepeda/ jalur sepeda
sesuai ketentuan

Tabel 3-54 Standar Kinerja Fasilitas Pesepeda

Standar Kinerja
80% pengguna sepeda merasa nyaman bersepeda di dalam kawasan
Skor Kriteria Sumber
0 < 10% pengguna sepeda merasa SE Kementerian PUPR No:
nyaman bersepeda di dalam 05/SE/Db/2021 tentang
kawasan Pedoman Perancangan Fasilitas
1 < 80% pengguna sepeda merasa Pesepeda
nyaman bersepeda di dalam
kawasan
2 80% pengguna sepeda merasa
nyaman bersepeda di dalam
kawasan
3 > 80% pengguna sepeda merasa
nyaman bersepeda di dalam
kawasan

C.6 Ruang Transisi


Ruang transisi merupakan salah satu hierarki ruang yang merupakan ruang
peralihan yang membentuk suatu hubungan antara dunia di dalam dan dunia di
luar15. Ruang transisi juga dapat diartikan sebagai ruang pengalaman antara batin
dan dunia luar, ruang peralihan atau ruang ketiga. Hal tersebut dipahami sebagai
'zona penyangga' atau bagian dari dalam ke luar. Ruang transisi bertindak juga
sebagai ruang buffer dan physical link. Selain menjadi fungsional sebagai rute di

15
Lao Tzu dalam Surasetja, 2007

3-94
dalam bangunan, desain ruang ini dianggap sangat penting oleh desainer untuk
alasan estetika, kesehatan dan kenyamanan, dan sebagai rute ke luarjika terjadi
keadaan darurat.

Adapun sebuah ruang transisi tidak hanya bertindak sebagai penghubung antara
open space dan close space, tetapi juga merupakan penghubung antara daerah
privat dan publik; berfungsi sebagai transformasi halus antara domain publik dan
privat dari bangunan pada tempat tinggal perkotaan. Dengan demikian, ruang
transisi, tidak sepenuhnya menjadi ruang privat atau publik, baik eksternal maupun
internal. Hal ini dapat didefinisikan sebagai zona waktu yang tidak terbatas, yang
didefinisikan oleh hubungan zona ekstrem yang ada (internal v/s eksternal dan
privat v/s publik).

Kemampuan fisik pejalan kaki berhubungan dengan jarak tempuh yang mampu
dilalui oleh pedestrian. Hal-hal yang mempengaruhi jarak tempuh yang dilalui oleh
pedestrian antara lain adanya motif yang kuat dalam berjalan kaki dapat
mempengaruhi orang untuk berjalan lebih lama atau jauh. Motif rekreasi
mempunyai jarak yang relatif lebih pendek, sedangkan motif berbelanja dapat
dilakukan lebih dari 2 jam dengan jarak sampai 2,5 Km tanpa disadari sepenuhnya
oleh pejalan kaki. Kenyamanan yang dipengaruhi oleh faktor cuaca dan jenis
aktivitas Cuaca mempengaruhi keinginan orang untuk berjalan kaki. Di Indonesia,
dengan cuaca yang panas, orang hanya ingin menempuh jarak berjalan kaki
sebanyak 400 m.

Tabel 3-55 Standar Teknis Ruang Transisi

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak tersedia ruang transisi Peraturan Menteri ATR/BPN No.
Tersedia ruang transisi namun 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
1 tidak sesuai dengan radius nyaman Pengembangan Kawasan
pejalan kaki Berorientasi Transit
80% segmen jalan terbuka untuk
2 bersepeda/ jalur sepeda sesuai
ketentuan
Tersedia ruang transisi dengan
3
tipologi sesuai standar

3-95
Tabel 3-56 Standar Kinerja Ruang Transisi
Standar Kinerja
Ruang transisi berfungsi dengan baik dan cukup untuk mendukung kegiatan
pergerakan masyarakat di dalam kawasan, atau dari dalam kawasan ke luar
kawasan dan dari luar kawasan ke dalam kawasan.
Skor Kriteria Sumber
0 tidak tersedia Peraturan Menteri ATR/BPN No.
1 tersedia, tidak berfungsi dengan 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
baik dan tidak cukup Pengembangan Kawasan
2 tersedia, berfungsi dengan baik dan Berorientasi Transit
kurang cukup; kurang berfungsi
dengan baik dan cukup
3 tersedia, berfungsi dengan baik dan
cukup
D. Layak huni (livable) untuk bermukim
D.1 Ruang Terbuka
D.1.1 Ruang Terbuka Publik
1. Kawasan Kompak Tinggi Tipologi Ruang Terbuka Minimal: Ruang Terbuka
Regional, Taman Skala Komunitas
2. Kawasan Kompak Sedang Tipologi Ruang Terbuka Minimal: Taman skala
komunitas, taman lingkungan

Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan16


b. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:
• Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat;
• Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri
dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau
privat;
• Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah
memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku,
maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan
ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan
mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan

16
Peraturan Mentri PU No. 5/PRT/M/2008

3-96
udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan
nilai estetika kota.

Tabel 3-57 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Luas
Unit Luas minimal/
No Tipe RTH minimal/ Lokasi
Lingkungan unit (m2)
kapita (m2)
1 250 jiwa Taman RT 250 1,0 di tengah lingkungan RT
2 2500 jiwa Taman RW 1.250 0,5 di pusat kegiatan RW
Taman dikelompokan dengan
3 30.000 jiwa 9.000 0,3
Kelurahan sekolah/ pusat kelurahan
Taman dikelompokan dengan
120.000 24.000 0,2
kecamatan sekolah/ pusat kecamatan
4 jiwa
Pemakaman disesuaikan 1,2 tersebar
Taman kota 144.000 0,3 di pusat wilayah/ kota
di dalam/ kawasan
Hutan kota disesuaikan 4,0 pinggiran
5 480.000jiwa untuk
disesuaikan 12,5 disesuaikan dengan
fungsi-fungsi kebutuhan
tertentu
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008

Tabel 3-58 Standar Teknis Ruang Terbuka Publik

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak tersedia Ruang Terbuka Peraturan Menteri PU No.
Tersedia Ruang Terbuka namun 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman
1
tidak sesuai tipologi minimal Penyediaan Dan Pemanfaatan
Tersedia Ruang Terbuka dengan Ruang Terbuka Hijau Di
2 Kawasan Perkotaan
tipologi sesuai standar minimal
Tersedian Ruang Terbuka Tersedia
3 Ruang Terbuka dengan tipologi
melebihi standar minimal

Tabel 3-59 Standar Kinerja Ruang Terbuka Publik

Standar Kinerja
Ruang terbuka publik berfungsi dengan baik dan cukup untuk melayani
aktivitas rekreasi masyarakat
Skor Kriteria Sumber
0 tidak tersedia Peraturan Menteri PU No.
1 tersedia, tidak berfungsi dengan 5/PRT/M/2008 tentang
baik dan tidak cukup Pedoman Penyediaan Dan
2 tersedia, berfungsi dengan baik Pemanfaatan
dan kurang cukup; kurang Ruang Terbuka Hijau Di
berfungsi dengan baik dan cukup Kawasan Perkotaan
3 tersedia, berfungsi dengan baik
dan cukup

3-97
D.2 Keselamatan Fasilitas Pejalan Kaki dan Pesepeda

a. Fasilitas Pejalan Kaki

Penyediaan Sarana Pejalan Kaki17

- Jalur Hijau
Terdapat bagian khusus untuk menempatkan berbagai elemen ruang seperti hidran
air, telepon umum, dan perlengkapan/perabot jalan (bangku, lampu, tempat
sampah, dan lain-lain) serta jalur hijau. Ruang pejalan kaki dibangun dengan
mempertimbangkan nilai ekologis ruang terbuka hijau (RTH). Jalur hijau
ditempatkan pada jalur amenitas dengan lebar 150 centi meter dan bahan yang
digunakan adalah tanaman peneduh.

-
-

Gambar 3-14 Fasilitas Jalur Hijau

Sumber: Peraturan Menteri PU No:03/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Perencanaan,


Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di
Kawasan Perkotaan

- Lampu Penerangan

17
Peraturan Menteri PU No:03/PRT/M/2014

3-98
Lampu penerangan terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan jarak antar
lampu penerangan yaitu 10 meter. Lampu penerangan dibuat dengan tinggi
maksimal 4 meter serta menggunakan material yang memiliki durabilitas tinggi
seperti metal dan beton cetak.

- Tempat Duduk
Tempat duduk terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan jarak antar
tempat duduk yaitu 10 meter. Tempat duduk dibuat dengan dimensi lebar 0,4-0,5
meter dan panjang 1,5 meter, serta menggunakan material yang memiliki durabilitas
tinggi seperti metal dan beton cetak.

- Pagar Pengaman
Pagar pengaman terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki pada titik tertentu
yang memerlukan perlindungan. Pagar pengaman dibuat dengan tinggi 0,9 meter,
serta menggunakan material yang tahan terhadap cuaca dan kerusakan, seperti
metal dan beton.

- Tempat Sampah
Tempat sampah terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan jarak
antartempat sampah yaitu 20 meter. Tempat sampah dibuat dengan dimensi sesuai
kebutuhan, serta menggunakan material yang memiliki durabilitas tinggi seperti
metal dan beton cetak.

- Marka, Perambuan dan Papan Informasi (Signage)


Marka, perambuan, dan papan informasi terletak di luar ruang bebas jalur pejalan
kaki, pada titik interaksi sosial, dan pada jalur pejalan kaki dengan arus padat.
Marka, perambuan, dan papan informasi disediakan sesuai dengan kebutuhan,
serta menggunakan material yang memiliki durabilitas tinggi dan tidak
menimbulkan efek silau.

- Halte/ Shelter Bus dan Lapak Tunggu


Halte/shelter bus dan lapak tunggu terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki
dengan jarak antarhalte/shelter bus dan lapak tunggu pada radius 300 meter dan
pada titik potensial kawasan. Halte/shelter bus dan lapak tunggu dibuat dengan
dimensi sesuai kebutuhan, serta menggunakan material yang memiliki durabilitas
tinggi seperti metal.

b. Fasilitas Pesepeda

3-99
1. Ketentuan Kondisi Trotoar untuk Penempatan Lajur Sepeda

Penempatan jalur atau lajur sepeda di trotoar tidak boleh mengganggu lebar lajur
minimum untuk pejalan kaki. Lebar lajur yang harus disediakan untuk pejalan kaki
di trotoar dapat mengacu pada Pd 03-2017-B tentang Pedoman Perencanaan Teknis
Fasilitas Pejalan Kaki. Selain itu, trotoar yang akan digunakan untuk lajur sepeda
harus menerus, rata dan aman. Trotoar tetap menerus dan tidak turun ketika
bersinggungan dengan akses ke luar masuk kendaraan bermotor.

Gambar 3-15 Trotoar yang Menerus

3. Jalur Sepeda Terproteksi (Tipe A)

Jalur sepeda tipe A yang dapat berada di badan jalan atau di luar badan jalan adalah
jalur sepeda yang secara khusus dipisah agar tidak bercampur dengan kendaraan
lainnya. Pemisahan fisik ini dibutuhkan karena kecepatan kendaraan bermotor yang
relatif tinggi dan terbatasnya akses ke luar masuk kendaraan ke bangunan pada
sepanjang jalan tersebut. Jalur sepeda dua arah dapat ditempatkan apabila jalan
bagi kendaraan bermotor memiliki arus lalu lintas satu arah. Lajur sepeda yang
searah dengan kendaraan roda empat atau lebih, lajurnya ditempatkan di lajur sisi
luar (kanan).

3-100
Gambar 3-16 Perspektif jalur sepeda satu arah Tipe A di badan jalan

3. Lajur Sepeda di Trotoar (Tipe B)

Lajur sepeda di trotoar adalah lajur sepeda yang penempatannya terpisah secara
fisik dari badan jalan kendaraan bermotor. Lajur sepeda ini ditempatkan di trotoar
dan berada di sisi kanan dari lajur pejalan kaki. Lajur sepeda ini dapat diaplikasikan
pada fungsi jalan arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder atau
lingkungan sekunder. Diperlukan penambahan jarak aman minimal selebar 0,30 m
sebelum tepi kereb.

Gambar 3-17 Perspektif dan Dimensi Jalur Sepeda Tipe B

4. Marka Jalan

Marka menggunakan bahan Coldplastic MMA Resin atau Thermoplastic dengan


ketebalan marka adalah 3 mm.

3-101
Tabel 3-60 Standar Teknis Keselamatan Fasilitas Pejalan Kaki dan Pesepeda
Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
Tidak tersedia street furniture Peraturan Menteri PU
0
penunjang keselamatan No:03/PRT/M/2014 Tentang
Tersedia street furniture penunjang Pedoman Perencanaan,
1 keselamatan yang tidak lengkap Penyediaan, Dan Pemanfaatan
sesuai standar Prasarana Dan Sarana Jaringan
Tersedia street furniture penunjang Pejalan Kaki Di Kawasan
2 keselamatan yang lengkap sesuai Perkotaan
standar SE Kementerian PUPR No:
Tersedia street furniture penunjang 05/SE/Db/2021 tentang
3 keselamatan yang lengkap melebihi Pedoman Perancangan Fasilitas
standar Pesepeda

Tabel 3-61 Standar Kinerja Keselamatan Pengendara Bermotor


Standar Kinerja
Kejadian kecelakaan pengendara kendaraan bermotor < 2 kejadian/tahun
Skor Kriteria Sumber
0 Terdapat korban jiwa pada kejadian Peraturan Menteri PU
kecelakaan kendaraan bermotor No:03/PRT/M/2014 Tentang
1 Kejadian kecelakaan pengendaran Pedoman Perencanaan,
kendaraan bermotor sebanyak >1 Penyediaan, Dan Pemanfaatan
per tahun Prasarana Dan Sarana Jaringan
2 Kejadian kecelakaan pengendaran Pejalan Kaki Di Kawasan
kendaraan bermotor sebanyak 1 per Perkotaan
tahun SE Kementerian PUPR No:
3 Tidak terjadi kecelakaan pada 05/SE/Db/2021 tentang
pengendara kendaraan bermotor Pedoman Perancangan Fasilitas
Pesepeda

Tabel 3-62 Standar Teknis Keselamatan Pejalan Kaki


Standar Kinerja
Kejadian kecelakaan di jalan yang mengakibatkan korban pejalan kaki < 2
kejadian/tahun
Skor Kriteria Sumber
0 Terdapat korban jiwa pada kejadian Peraturan Menteri PU
kecelakaan pejalan kaki No:03/PRT/M/2014 Tentang
1 Kejadian kecelakaan pejalan kaki Pedoman Perencanaan,
sebanyak >1 per tahun Penyediaan, Dan Pemanfaatan
2 Kejadian kecelakaan pejalan kaki Prasarana Dan Sarana Jaringan
sebanyak 1 per tahun Pejalan Kaki Di Kawasan
3 Tidak terjadi kecelakaan pada Perkotaan
pejalan kaki SE Kementerian PUPR No:
05/SE/Db/2021 tentang
Pedoman Perancangan Fasilitas
Pesepeda

3-102
Tabel 3-63 Standar Teknis Keselamatan Pesepeda

Standar Kinerja
Kejadian kecelakaan di jalan yang mengakibatkan korban pesepeda < 2
kejadian/tahun
Skor Kriteria Sumber
0 Terdapat korban jiwa pada kejadian Peraturan Menteri PU
kecelakaan pesepeda No:03/PRT/M/2014 Tentang
1 Kejadian kecelakaan pesepeda Pedoman Perencanaan,
sebanyak >1 per tahun Penyediaan, Dan Pemanfaatan
2 Kejadian kecelakaan pesepeda Prasarana Dan Sarana Jaringan
sebanyak 1 per tahun Pejalan Kaki Di Kawasan
3 Tidak terjadi kecelakaan pada Perkotaan
pesepeda SE Kementerian PUPR No:
05/SE/Db/2021 tentang
Pedoman Perancangan Fasilitas
Pesepeda

D.3 Pemadam Kebakaran


D.3.1 Akses Pemadam Kebakaran
- Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran dan memudahkan
operasi pemadaman, maka di dalam lingkungan bangunan harus tersedia jalan
lingkungan.
- Jalan akses pemadam kebakaran meliputi jalan kendaraan, jalan untuk
pemadam kebakaran, jalan ke tempat parkir, atau kombinasi jalan-jalan
tersebut.
- Lebar minimum lapis perkerasan 6 m dan panjang minimum 15 m
- Lebar bidang kerja minimum untuk mobil pemadam kebakaran minimal 4 m
- Lapis perkerasan dan jalur akses tidak boleh melebihi 46 m dan bila melebihi 46
harus diberi fasilitas belokan.
- Bangunan gedung hunian dengan lantai hunian tertinggi ≤ 10 m tidak
dipersyaratkan adanya lapis perkerasan
Jalur akses masuk dan lapisan perkerasan.
Di setiap bagian dari bangunan hunian dimana ketinggian lantai hunian tertinggi
diukur dari rata-rata tanah tidak melebihi 10 m, maka tidak dipersyaratkan adanya
lap[isan perkerasan kecuali diperlukan area operasional dengan lebar 4 m
sepanjang sisi bangunan tempat bukaan akses diletakkan, asal ruang operasional
tersebut dapat dicapai pada jarak maksimum 45 m dari jalur masuk mobil
pemadam kebakaran.

3-103
Dalam tiap bagian bangunan ( selain bangunan kelas 1, 2 dan 3), perkerasan harus
ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung mencapai bukaan akses
pemadam kebakaran pada bangunan. Perkerasan tersebut harus dapat
mengakomodasi jalan masuk dan manuver mobil pemadam, snorkel, mobil pompa,
dan mobil tangga dan platform hidrolik, serta mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
a. lebar minimum lapis perkerasan 6 m dan panjang minimum 15 m. Bagian-
bagian lain dari jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam
kebakaran, lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m.
b. lapis perkerasan harus ditempatkan sedemikian agar tepi terdekat tidak boleh
kurang dari 2 m atau lebih dari 10 m dari pusat posisi bukaan akses pemadam
kebakaran diukur secara horisontal.
c. lapis perkerasan harus dibuat dari lapisan yang diperkuat agar dapat
menyangga beban peralatan pemadam kebakaran. Persyaratan perkerasan
untuk melayani bangunan yang ketinggian lantai huniannya melebihi 24 m
harus dikonstruksi untuk menahan beban statik mobil pemadam kebakaran
seberat 44ton dengan beban plat kaki (jack).
d. lapis perkerasan harus dibuat sedatar mungkin dengan kemiringan tidak boleh
lebih dari 1:15, sedangkan kemiringan untuk jalur masuk maksimum 1:8,5.
e. lapis perkerasan dari jalur akses tidak boleh melebihi 46 m dan bila melebihi 46
m harus diberi fasilitas belokan.
f. radius terluar dari belokan pada jalur masuk tidak boleh kurang darui 10,5 m
dan harus memenuhi persyaratan.
g. tinggi ruang bebas di atas lapis perkerasan atau jalur masuk mobil pemadam,
minimum 5 m untuk dapat dilalui peralatan pemadam tersebut.
h. jalan umum boleh digunakan sebagai lapisan perkerasan asalkan lokasi jalan
tersebut sesuai dengan persyaratan jarak dari bukaan akses pemadam
kebakaran.
i. lapis perkerasan harus selalu dalam keadaan bebas rintangan dari bagian lain
bangunan, pepohonan, tanaman atau lain-lain, dan tidak boleh menghambat
jalur antara perkerasan dengan bukaan akses pemadam kebakaran.

3-104
Tabel 3-64 Standar Teknis Akses Pemadam Kebakaran

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
Tidak tersedia akses pemadam SNI 03-1735- 2000 Tata cara
0 kebakaran pada setiap fasilitas dan perencanaan akses bangunan dan
bangunan gedung akses lingkungan
Tidak semua fasilitas dan bangunan untuk pencegahan bahaya
gedung memiliki akses pemadam kebakaran pada bangunan
kebakaran atau tersedia jalan akses gedung.
1 pemadam kebakaran untuk setiap
fasilitas dan bangunan gedung
dengan lebar lapis perkerasan <6 m
dan panjang <15 m
Tersedia jalan akses pemadam
kebakaran untuk setiap fasilitas
2 dan bangunan gedung dengan lebar
lapis perkerasan 6 m dan panjang
15 m
Tersedia jalan akses pemadam
kebakaran untuk setiap fasilitas
3 dan bangunan gedung dengan lebar
lapis perkerasan > 6 m dan panjang
>15 m

Tabel 3-65 Standar Kinerja Akses Pemadam Kebakaran

Standar Kinerja
Pemadam kebakaran dapat mencapai lokasi kebakaran dalam waktu < 15
menit
Skor Kriteria Sumber
0 Pemadam kebakaran dapat SNI 03-1735- 2000 Tata cara
mencapai lokasi kebakaran dalam perencanaan akses bangunan dan
waktu > 30 menit akses lingkungan
1 Pemadam kebakaran dapat untuk pencegahan bahaya
mencapai lokasi kebakaran dalam kebakaran pada bangunan
waktu > 15 menit gedung.
2 Pemadam kebakaran dapat
mencapai lokasi kebakaran dalam
waktu 15 menit
3 Pemadam kebakaran dapat
mencapai lokasi kebakaran dalam
waktu < 15 menit

3-105
D.3.2 Fasilitas Pemadan Kebakaran (Hidran)
Tersedia hidran dengan jarak antar hidran 35-38 m dengan pasokan air sekurang -
kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air
minimal selama 30 menit

Tabel 3-66 Standar Teknis Fasilitas Pemadan Kebakaran (Hidran)

Skor Kriteria Sumber


0 Tidak tersedia hidran pada kawasan SNI 03-1735- 2000 Tata cara
Tersedia hidran dengan jarak antar hidran perencanaan akses bangunan dan
< 35 m, pasokan air < 38 liter/detik pada akses lingkungan
1
tekanan 3,5 bar, atau mampu mengalirkan untuk pencegahan bahaya
air <30 menit kebakaran pada bangunan
Tersedia hidran dengan jarak antar hidran gedung.
35-38 m, pasokan air 38 liter/detik pada
2
tekanan 3,5 bar, mampu mengalirkan air
30 menit
Tersedia hidran dengan jarak antar hidran
35-38 m, pasokan air > 38 liter/detik pada
3
tekanan 3,5 bar, mampu mengalirkan air
>30 menit

D.4 Fasilitas Keamanan


Standar keamanan (searity) fungsi khusus terkait Bangunan Gedung yang
ditetapkan oleh instansi atau lembaga terkait18.
Standar keamanan (security):
a. penyediaan sistem pendeteksian dan pemantauan (detection system); '
b. pembentukan tim pengamanan dalam Bangunan Gedung; dan
c. penetapan prosedur operasional standar pengamanan BGFK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pengamanan.

Tabel 3-67 Standar Teknis Keamanan

Skor Kriteria Sumber


Tidak tersedia pos dan petugas Peraturan Pemerintah Republik
0 keamanan yang bekerja 24 jam di Indonesia
dalam kawasan Nomor 16 Tahun 2021 Tentang
Tersedianya pos dan petugas Peraturan Pelaksanaan Undang-
1 keamanan yang bekerja <24 jam di Undang Nomor 28 Tahun 2002
dalam kawasan Tentang Bangunan Gedung

18 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2021

3-106
Skor Kriteria Sumber
Tersedianya pos dan petugas
2 keamanan yang bekerja 24 jam di
dalam kawasan
Tersedianya >1 pos dan petugas
3 keamanan yang bekerja 24 jam di
dalam kawasan

Tabel 3-68 Standar Kinerja Keamanan

Standar Kinerja
Kejadian kriminal di bawah 2 peristiwa/tahun
Skor Kriteria Sumber
0 Terdapat korban jiwa pada Peraturan Pemerintah
kejadian kriminalitas Republik Indonesia
1 Tingkat kriminalitas >1 Nomor 16 Tahun 2021 Tentang
peristiwa/tahun Peraturan Pelaksanaan
2 Tingkat kriminalitas 1 Undang-Undang Nomor 28
peristiwa/tahun Tahun 2002 Tentang
3 Tingkat kriminalitas 0 Bangunan Gedung
peristiwa/tahun

D.5 Muka Bangunan


Untuk ketentuan komponen Muka Bangunan (D.5) dan Arkade (D.6), dapat dilihat
pada tabel berikut19:

Tabel 3-69 Kriteria dan Indikator Kinerja Kawasan TOD

Kriteria Indikator Tolak Ukur


Perancangan kawasan Infrastruktur pejalan Presentasi Panjang muka
yang ramah bagi kaki dan pesepeda blok dengan jalur pejalan
pengguna moda tersedia dengan kaki yang aman dan dapat
transportasi tidak lengkap dan aman diakses pengguna kursi
bermotor roda
(mempertimbangkan Pola jaringan jalan • Memberikan alternatif
kemampuan berjalan yang memberikan rute dan berpola grid
dan bersepeda) banyak alternatif bagi • Permeabilitas kawasan
moda kendaraan tidak tinggi dan
bermotor memungkinkan pejalan
kaki menembus blok
dengan leluasa
Ukuran blok yang Ukuran blok sesuai dengan
kompak jarak 5 menit berjalan kaki,

19Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan


Kawasan Berorientasi Transit

3-107
Kriteria Indikator Tolak Ukur
70-130 meter untuk TOD
kota, 70-200 meter untuk
TOD sub-kota dan 70-270
meter untuk TOD
lingkungan.
Lingkungan yang Tersedia jalur pejalan kaki,
nyaman bagi pejalan konflik pejalan kaki minim,
kaki ketersediaan jalur
penyeberangan,
keselamatan
penyeberangan, amenities
pendukung, dan
infrastruktur diffable
Jalur pedestrian dan • Jalur pejalan kaki dan
sepeda yang sepeda terpisah dengan
berkualitas jalan raya
• Mengakomodasi
diffable
• Dilengkapi dengan
amenities/infrastruktur
penunjang
• Didukung oleh
pemanfaatan ruang
lantai bangunan yang
aktif
Koneksi jalur • Trotoar kontinyu,
pedestrian dan sepeda mudah ditemukan dan
yang kontinyu atau terintegerasi
tidak putus dan • Mengakomodasi
terintegerasi diffable
Kaveling dan Pagar Tidak ada batasan pagar
bangunan antarkaveling atau
pembatas ruang milik jalan
yang memungkinkan
pejalan leluasa memilih
rute
Aktivitas dalam • Penempatan
bangunan mendorong kegiatan pada lantai
orang untuk berjalan 1 dan 2 yang aktif
kaki (misalnya komersial
maupun fasilitas
publik)
• Lantai dasar untuk
ruang publik/akses
tembus akan
mendorong orang
berjalan kaki
• Pengembangan
mezanin lantai 2
untuk pejalan kaki

3-108
Kriteria Indikator Tolak Ukur
• Pengembangan
penghubung antar
bangunan untuk
pejalan kaki
Sumber: Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit

Lantai dasar bangunan yang bersinggunan dengan sempadan jalur pejalan kaki
diharuskan memiliki fungsi-fungsi pemicu (activity generating uses dengan
ketinggian minimal muka bangunan adalah 3 lantai.

Tabel 3-70 Standar Teknis Muka Bangunan

Standar Kinerja
Skor Kriteria Sumber
Lantai dasar bangunan yang bersinggunan Peraturan Menteri ATR/BPN
0 dengan sempadan jalur pejalan kaki tidak No. 16 Tahun 2017 tentang
terdapat fungsi-fungsi pemicu Pedoman Pengembangan
Lantai dasar bangunan yang bersinggunan Kawasan Berorientasi Transit
dengan sempadan jalur pejalan kaki
1
diharuskan memiliki fungsi-fungsi pemicu
dengan ketinggian muka bangunan < 3 lantai
Lantai dasar bangunan yang bersinggunan
dengan sempadan jalur pejalan kaki
2 diharuskan memiliki fungsi-fungsi pemicu
dengan ketinggian muka bangunan adalah 3
lantai
Lantai dasar bangunan yang bersinggunan
dengan sempadan jalur pejalan kaki
3
diharuskan memiliki fungsi-fungsi pemicu
dengan ketinggian muka bangunan >3 lantai

Tabel 3-71 Standar Kinerja Muka Bangunan

Standar Kinerja
50% bagian jalur pejalan kaki dengan muka bangunan yang aktif.
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak ada bagian jalur pejalan kaki dengan Peraturan Menteri ATR/BPN No.
muka bangunan yang aktif 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
1 <50% bagian jalur pejalan kaki dengan Pengembangan Kawasan
muka bangunan yang aktif Berorientasi Transit
2 50% bagian jalur pejalan kaki dengan
muka bangunan yang aktif
ingkat kriminalitas 1 peristiwa/tahun
3 >50% bagian jalur pejalan kaki dengan
muka bangunan yang aktif

3-109
D.6 Arkade
Tersedia arkade pada jalan utama dan taman (opsional).
Tabel 3-72 Standar Teknis Ketersediaan Arkade

Skor Kriteria Sumber


0 - Peraturan Menteri ATR/BPN
No. 16 Tahun 2017 tentang
1 -
Pedoman Pengembangan
Tidak tersedia arkade pada jalan Kawasan Berorientasi Transit
2
utama dan taman
Tersedia arkade pada jalan
3
utama dan taman

D.7 Kegiatan Usaha Kecil Formal (KUKF) / Kegiatan Komersial


Dalam menciptakan keragaman sosial dan ekonomi, juga untuk menjadikan
kawasan aktif degan street frontage yang aktif, diperlukan kegiatan-kegiatan pemicu,
salah satunya adalah Kegiatan Usaha Kecil Formal (KUKF) / kegiatan komersial.

Tabel 3-73 Kriteria dan Indikator Kinerja Kawasan TOD

Pengembangan Keragaman Sosial Keragaman usia, suku, ras


-
Kawasan Campuran mendorong interaksi dan
dan Kompak kegiatan yang lebih beragam dan
kaya
- Keragaman fasilitas sosial
Keragaman ekonomi - Keragaman aktivitas ekonomi
- Penyediaan hunian berimbang
untuk mendukung aktivitas
dalam kawasan
Sumber: Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit
Tersedia Kegiatan Usaha Kecil Formal (KUKF) dan tempat makan cafe atau
restoran di jalur pejalan kaki dengan ketentuan:

- Jarak bangunan ke area berdagang adalah 1,5 – 2,5 meter, agar tidak
menganggu sirkulasi pejalan kaki.
- Jalur pejalan kaki memiliki lebar minimal 5 meter yang digunakan untuk area
berjualan memiliki lebar maksimal 3 meter, atau memiliki perbandingan antara
lebar jalur pejalan kaki dan lebar area berdagang 1:1,5.
- Dapat menggunakan lahan privat.

3-110
- Tidak berada di sisi jalan arteri baik primer maupun sekunder dan kolektor
primer dan/atau tidak berada di sisi ruas jalan dengan kecepatan kendaraan
tinggi.

Tabel 3-74 Standar Teknis Kegiatan Usaha Kecil Formal (KUKF) / Kegiatan
Komersial

Standar Kinerja
Skor Kriteria Sumber
Tidak tersedia Kegiatan Usaha Kecil Peraturan Menteri ATR/BPN No.
Formal (KUKF) dan tempat makan 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
0
cafe atau restoran di jalur pejalan Pengembangan Kawasan
kaki Berorientasi Transit
Tersedia Kegiatan Usaha Kecil
Formal (KUKF) dan tempat makan
cafe atau restoran di jalur pejalan
kaki, tidak memenuhi
1
perbandingan lebar dengan jalur
pejalan kaki dan dan/atau berada
di sisi jalan arteri dan kolektor
primer
Tersedia Kegiatan Usaha Kecil
Formal (KUKF) dan tempat makan
cafe atau restoran di jalur pejalan
2 kaki, memenuhi perbandingan lebar
dengan jalur pejalan kaki dan tidak
berada di sisi jalan arteri dan
kolektor primer
Tersedia Kegiatan Usaha Kecil
Formal (KUKF) dan tempat makan
cafe atau restoran di jalur pejalan
kaki, memenuhi ketentuan jarak
3
terhadap bangunan, perbandingan
lebar dengan jalur pejalan kaki, dan
tidak berada di sisi jalan arteri dan
kolektor primer

D.8 Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya


Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria20 :

a. berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;


b. mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;

20
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

3-111
c. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan; dan d. memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian
bangsa.

Tabel 3-75 Standar Teknis Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
Tidak mempertahankan karakter Undang-Undang Republik
0 atau ciri khas kawasan dan Indonesia Nomor 11 Tahun 2010
bangunan cagar budaya Tentang Cagar Budaya
Mempertahankan karakter atau ciri
khas kawasan dan bangunan cagar
1
budaya, tidak mengikuti ketentuan
pelindungan
Mempertahankan karakter atau ciri
khas kawasan dan bangunan cagar
2
budaya, mengikuti ketentuan
pelindungan
Mempertahankan karakter atau ciri
khas kawasan dan bangunan cagar
3
budaya, tidak mengubah bentuk
fisik, mengadaptasi fungsi baru

Tabel 3-76 Standar Kinerja Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya

Standar Kinerja
Bangunan Cagar Budaya golongan A dan B dipertahankan sesuai ketentuan
pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan
Skor Kriteria Sumber
0 Bangunan Cagar Budaya golongan Undang-Undang Republik
A dan B tidak dipertahankan Indonesia Nomor 11 Tahun 2010
1 Bangunan Cagar Budaya golongan Tentang Cagar Budaya
A atau B dipertahankan sesuai
ketentuan pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan
2 Bangunan Cagar Budaya golongan
A dan B dipertahankan sesuai
ketentuan pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan

D.9 Kegiatan/Event
Tersedia area pameran dengan lebar maksimal 3 m pada jalur pejalan kaki yang
memiliki lebar minimal 5 m (atau perbandingan antara lebar jalur pejalan kaki dan
lebar area pameran 1:1,5).
Ketentuan:

3-112
- Mempertimbangkan keselamatan pengunjung.
- Tidak berada di jalan arteri baik primer maupun sekunder dan kolektor primer
dan/atau tidak berada di ruas jalan dengan kecepatan kendaraan tinggi.

Tabel 3-77 Standar Teknis Kegiatan/Event

Standar Teknis
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak tersedia area pameran Peraturan Menteri ATR/BPN No.
Tersedia area pameran dengan lebar 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
> 3 m pada jalur pejalan kaki yang Pengembangan Kawasan
memiliki lebar ≤ 5 m (atau Berorientasi Transit
1
perbandingan antara lebar jalur
pejalan kaki dan lebar area
pameran tidak 1:1,5)
Tersedia area pameran dengan lebar
3 m pada jalur pejalan kaki yang
memiliki lebar 5 m (atau
2
perbandingan antara lebar jalur
pejalan kaki dan lebar area
pameran 1:1,5)
Tersedia area pameran dengan lebar
3 m pada jalur pejalan kaki yang
memiliki lebar > 5 m (atau
3
perbandingan antara lebar jalur
pejalan kaki dan lebar area
pameran 1:1,5)

Tabel 3-78 Standar Kinerja Kegiatan/Event

Standar Kinerja
Terselenggaranya minimal 2 event dalam satu tahun
Skor Kriteria Sumber
0 Tidak terselenggara event Peraturan Menteri ATR/BPN No.
1 Terselenggara 1 event/tahun 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
2 Terselenggara 2 event/tahun Pengembangan Kawasan
3 Terselenggara >2 event/tahun Berorientasi Transit

3-113
3.3 Ujicoba Standar Teknis Kawasan
3.3.1 Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra World Surabaya
3.3.1.1 Profil Kawasan
Kawasan Ciputra World terletak di Central Business District (CBD) Kota
Surabaya, Kecamatan Dukuhpakis, Jawa Timur. Kawasan Ciputra World
berada di sisi jalan arteri yaitu Jalan Mayjen Sungkono. Kawasan Ciputra
World Surabaya pertama kali dibangun pada tahun 2007, dengan
pembangunan fase 1 berupa apartemen dan mall yang rampung pada tahun
2011. Kawasan Ciputra World dibangun dengan konsep Superblock yang
berdiri diatas lahan seluas 9 Hektar akan menjadi salah satu superblock
terbesar di Indonesia. Superblock yang terdiri dari Mall Ciputra World, Ciputra
World Hotel, Skyloft-SOHO, dan The Voila Apartment akan melengkapi Ciputra
World sebagai fungsi entertaining, perhotelan, perkantoran, dan hunian.
Pengembang kawasan Ciputra World adalah dari PT Ciputra Development Tbk.

Gambar 3-18 Deliniasi Kawasan Kompak Ciputra World Surabaya


Sumber : Citra Satelit
Penggunaan bangunan di Ciputra World didominasi oleh fungsi campuran-
vertikal, berupa hunian, mall, soho, gedung kantor, hotel, dan 3 tower hunian
berupa apartemen yang sedang direncanakan untuk dibangun.

3-114
Gambar 3-19 Fungsi Bangunan Ciputra World Surabaya
Sumber : Citra Satelit
Keterangan:
A. Mall Ciputra World
B. The Via Apartment
C. The Vue Apartment
D. Hotel Bintang 5
E. Skyloft SOHO
F. Voila Apartment
G. Vertue Apartment
H. Vieloft SOHO
I. Ciputra World Office
J. Rencana pembangunan 3 tower apartemen
Secara total, jumlah unit soho, apartemen dan kantor di Ciputra World
Surabaya berjumlah 1.422 unit, dengan 562 unit diantaranya sudah terjual.
Gedung dengan okupansi tertinggi adalah Via & Vue karena merupakan
gedung yang pertama kali beroprasi di Ciputra World Surabaya.

3-115
Tabel 3-79 Data Jumlah Hunian dan Penghuni di Kawasan Ciputra World
No Nama Gedung Jumlah Hunian Jumlah Penghuni
1 Via & Vue 413 unit 312 unit
Soho Skyloft 148 unit 56 unit
2
Voila 234 unit 121 unit
Vertu 128 unit 45 unit
3 Vieloft & SR 170 unit 11 unit
Office 329 unit 17 unit
Total 1422 unit 562 unit / KK
Sumber: Dokumen milik Ciputra World Surabaya

Pemilihan Kawasan Ciputra World Surabaya dikarenakan memenuhi indikasi


kawasan kompak kepadatan tinggi:
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
• Memiliki 3 atau lebih fungsi lahan di dalam kawasan
• Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB maksimum
80% dengan KLB rata-rata 5.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup regional
dan/atau kota

3-116
3.3.1.2 Penilaian Daftar Periksa
Berikut hasil penilaian daftar periksa terhadap Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra World Surabaya:
Tabel 3-80 Penilaian Daftar Periksa Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra World Surabaya

STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaan
A.1
Lahan

Perumahan Proporsi
Penggunaan lahan
minimum 20% dan Perumahan
A.1.1 1 2 beragam dengan dominasi 3
Non-Perumahan dan non
lahan non-perumahan
minimum 60% perumahan

Jenis guna lahan


terdiri atas guna
lahan perumahan
Mixed-use dan kombinasi
antara 2 (dua) guna Minimal 3 (tiga) fungsi
lahan berikut: yang terdiri atas fungsi
campuran, Jenis hunian dan fungsi non
komersial, A.1.2 Penggunaan 1 3 hunian dimana salah 3
perkantoran, Lahan satu fungsi non hunian
budaya/pusat merupakan penggerak
hiburan, fasilitas kegiatan ekonomi
publik lainnya

3-117
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3

Proporsi Rusun
Hunian Hunian yang berimbang
MBR minimum 20% A.2 1 0 0
Berimbang dan terjangkau
Rusun Komersial

Aktivitas yang
signifikan di Durasi
Durasi minimal aktivitas
kawasan beroperasi A.3 Operasi 3
yang signifikan: 18 Jam
dalam waktu yang Aktivitas
lama

Tersedia taman atau


tempat bermain
yang dapat diakses
oleh publik dengan
kebutuhan dan luas
minimum
Taman atau tempat
berdasarkan Permen
Ketersediaan bermain dapat diakses
PU No. A.3.1 1 2 2
Taman oleh publik 15 jam atau
5/PRT/M/2008
lebih per hari
Taman Kota :
144.000 m2
Taman Kecamatan :
24.000 m2
Taman Kelurahan :
9.000 m2

3-118
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Taman RW : 1.250
m2
Taman RT : 250 m2

Kepadatan penduduk
KLB minimum 5.0 A.4 KLB 1 2 1
minimum 1520 jiwa/ha
Densitas
dan
Intensitas
Tinggi

Kepadatan hunian
2
minimum 380 unit/ha

3-119
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Paling sedikit 80 %
bangunan tinggi (high-
rise, di atas 11 lantai)
3

B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan


memiliki aksesibilitas tinggi

Tersedia minimal 1
moda transportasi Moda transportasi
umum, dapat berfungsi dengan baik
berupa Heavy Rail dan cukup untuk
Kemudahan Transit, Light Rail Moda melayani pergerakan
B.1 1 2 2
Akses Transit, BRT, Bus Transportasi masyarakat dari dalam
Lokal, Bus Feeder, kawasan ke luar kawasan
Commuter Line dan dari luar kawasan ke
(Ferry dalam kawasan
dimungkinkan)

3-120
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Terdapat sistem Sarana pergantian moda
pergantian moda berfungsi dengan baik
pada pusat-pusat dan cukup untuk
kegiatan berupa Pergantian melayani pergerakan
B.2 1 0 1
halte/stasiun Moda masyarakat dari dalam
(Sesuai standar kawasan ke luar kawasan
pada Permen PU dan dari luar kawasan ke
No:03/PRT/M/2014) dalam kawasan
Jarak berjalan kaki Stasiun angkutan umum
terjauh menuju berfungsi dengan baik
stasiun angkutan berfungsi dengan baik
umum sejauh 800 m Stasiun dan cukup untuk
atau kurang untuk B.3 Angkutan 1 1 melayani pergerakan 1
angkutan cepat atau Umum masyarakat dari dalam
400 m atau kurang kawasan ke luar kawasan
untuk pelayanan dan dari luar kawasan ke
langsung dalam kawasan
Lebar Minimum
Badan Jalan (PP No. Tingkat Pelayanan
34 Tahun 2006): Jalan/Nilai Level of
a) Jalan Arteri Service Minimal D atau
Primer dan kondisi arus mendekati
Sekunder: minimal tidak stabil, dimana:
Jaringan
11 m. B.4 1 2 - Kecepatan min 50 2
Jalan
b) Jalan Kolektor km/jam
Primer dan - VCR (volume/capacity)
Sekunder: minimal 9 maks. 0,9
m. - Tundaan simpangan
c) Jalan Lokal maks 40 detik/kendaraan
Primer dan

3-121
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Sekunder: minimal
7,5 m
d) Jalan Lingkungan
Primer dan
Sekunder: minimal
6,5 m (untuk
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih) atau minimal
3,5 (jika tidak
diperuntukkan bagi
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih)
Jalan masuk ke
90% akses pejalan kaki
bangunan kurang
Akses Pejalan tersedia menuju semua
dari 200 m dalam
B.5 Kaki dan 1 3 gedung dan bangunan 1
jangkauan jalan
Sepeda yang berada pada bagian
kaki dari segmen
depan blok
jaringan sepeda

Konektivitas
Jalur pejalan kaki 90% jalur pejalan kaki di
Jalur Pejalan
Konektivitas terhubung di B,6 1 1 dalam kawsan terkoneksi 1
Kaki dan
seluruh kawasan dengan baik
Pesepeda

C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki


dan pesepeda
Kenyamanan C.1 Blok

3-122
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3

Dimensi blok: 70-


C.1.1 Dimensi blok 1 2
130 m
Rasio konektivitas
prioritas (Rasio
Street Frontage/ persimpangan jalur
Muka bangunan 2
pejalan kaki dengan
yang berhadapan Street persimpangan kendaraan
C.1.2 1 1
langsung dengan Frontage bermotor) 2 atau lebih
jalur pejalan kaki
Minimal: 90%

Fasilitas
C.2
Pejalan Kaki
90% Jalur Pejalan
Kaki memiliki lebar
minimum yang
memenuhi
kebutuhan ruang Nilai Level of Service (LOS)
pejalan dan Pejalan Kaki minimal D:
ketentuan bagi - Nilai Volume/Kapasitas
Dimensi
pejalan 0,44 – 0,65
C.2.1 Jalur Pejalan 1 2 3
berkebutuhan - Kecepatan terbatas,
Kaki
khusus. gerakan mendahului
1. Dimensi trotoar: dibatasi,ruang antar
a) Jalan Arteri: 5 – 6 pejalan kaki terbatas
m
b) Jalan Kolektor:
3,5 – 4 m
c) Jalan Lokal : 3 m

3-123
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
d) Jalan lokal dan
lingkungan (wilayah
perumahan): 2,5 m
e) Jalur yang
digunakan bersama
(pejalan kaki dan
pengguna sepeda):
lebar jalur pejalan
kaki minimal 1,5 m
2. Jalur
penyebrangan
orang dan bawah
tanah berupa
terowongan (lebar
minimum 2,5 m
atau 2,75 m jika
diperuntukan juga
untuk sepeda
(Sesuai standar
pada Permen PU
No:03/PRT/M/2014
dan SE Menteri
PUPR No
02/SE/M/2018)

3-124
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% jaringan jalur
pejalan kaki
memiliki street
furniture penunjang
kenyamanan yang
lengkap termasuk
untuk penyandang
disabilitas

1. Fasilitas
pendukung:
• Jalur Hijau,
Nilai Walkability Index
ditempatkan pada
pada kawasan minimal 70
jalur amenitas Kelengkapan
(aktivitas dilakukan
dengan lebar 150 cm Street
C.2.2 1 1 dengan berjalan kaki) 2
dan bahan yang Furniture
atau 50-69 (Beberapa
digunakan adalah Pejalan Kaki
fasilitas dapat dijangkau
tanaman peneduh.
dengan berjalan kaki)
• Lampu
Penerangan, terletak
di luar ruang bebas
jalur pejalan kaki
dengan jarak
antarlampu
penerangan yaitu 10
meter, dengan tinggi
4m
• Tempat Duduk,
terletak di luar
ruang bebas jalur

3-125
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
duduk yaitu 10
meter.
• Pagar Pengaman,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki pada
titik tertentu yang
memerlukan
perlindungan,
dibuat dengan tinggi
0,9 m
• Tempat Sampah,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
sampah yaitu 20
meter
• Marka, Perambuan
dan Papan Informasi
(Signage), terletak di
luar ruang bebas
jalur pejalan kaki,
pada titik interaksi
sosial, dan pada
jalur pejalan kaki
dengan arus padat
• Halte/Shelter Bus

3-126
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
dan Lapak Tunggu,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak
antarhalte/shelter
bus dan lapak
tunggu pada radius
300 meter dan pada
titik potensial
kawasan

2. Fasilitas Pejalan
kaki untuk
Berkebutuhan
khusus
- Desain tanpa
halangan
- Rambu dan marka
bagi pejalan kaki
berkebutuhan
khusus
- Lajur pemandu

3-127
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3

Tempat parkir
sepeda di setiap
stasiun angkutan 90% Sepeda tertampung
umum kurang dari C.3 Parkir Sepeda 1 0 dalam tempat parkir 1
100 m dari pintu sepeda yang disediakan
masuk stasiun
angkutan umum

80% persimpangan
memiliki jalur
penyeberangan yang
lengkap.

Ketentuan:
1. Bebas pembatas
bagi penyandang
disabilitas
80% pejalan kaki merasa
2. Lebar 2 m atau Jalur
C.4 1 2 nyaman berjalan kaki di 2
lebih dan diberi Penyebrangan
dalam kawasan
garis batas
3. Disediakan pulau
penyeberangan yang
mudah diakses oleh
semua apabila
menyeberang >2
jalur lalu lintas
4. Menerima
penerangan jalan

3-128
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
yang cukup pada
malam hari

80% segmen jalan


terbuka untuk
bersepeda/tersedia
jalur sepeda dengan
ketentuan:
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
80% pengguna sepeda
ekslusif atau
Fasilitas merasa nyaman
terlindungi, secara C.5 1 1 1
Pesepeda bersepeda di dalam
spasial terpisah dari
kawasan
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
sepeda yang dicat
atau secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda

3-129
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)

3-130
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Terdapat ruang- Ruang transisi berfungsi
ruang transisi dengan baik dan cukup
dengan jarak antar untuk mendukung
ruang transisi dalam kegiatan pergerakan
Ruang
radius standar jarak C.6 1 2 masyarakat di dalam 1
Transisi
orang nyaman kawasan, atau dari dalam
berjalan kaki yaitu kawasan ke luar kawasan
400-800 m dan dari luar kawasan ke
(Untermann, 1984) dalam kawasan
D. Layak huni (livable) untuk bermukim
Ruang
D.1
Terbuka
Tipologi Ruang Ruang terbuka publik
Adequacy Terbuka Minimal: Ruang berfungsi dengan baik
Ruang Terbuka D.1.1 Terbuka 1 2 dan cukup untuk 2
Regional, Taman Publik melayani aktivitas
Skala Komunitas rekreasi masyarakat

Tersedia street
furniture penunjang
keselamatan yang
lengkap: Keselamatan Kejadian kecelakaan
Keselamatan • Lampu Penerangan Fasilitas pengendara kendaraan
D.2 1 1 3
• Pagar Pengaman Pejalan Kaki bermotor < 2
• Marka/Signage dan Pesepeda kejadian/tahun
• Guiding Block
untuk disabilitas
• Pengendali

3-131
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
kecepatan
• Bolar
80% segmen jalan
terbuka untuk
bersepeda/tersedia
jalur sepeda dengan
ketentuan:
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
ekslusif atau
terlindungi, secara
spasial terpisah dari
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
sepeda yang dicat
atau secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan

3-132
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)
Kejadian kecelakaan di
jalan yang mengakibatkan
3
korban pejalan kaki < 2
kejadian/tahun

3-133
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Kejadian kecelakaan di
jalan yang mengakibatkan
3
korban pesepeda < 2
kejadian/tahun

Pemadam
D.3
Kebakaran

Tersedia jalan akses


pemadam
kebakaran untuk
setiap fasilitas dan
bangunan gedung

Ketentuan:
Pemadam kebakaran
- Jalan akses
dapat mencapai lokasi
Responsif pemadam 3
kebakaran dalam waktu
kebakaran meliputi Akses
< 15 menit
jalan kendaraan, D.3.1 Pemadam 1 2
jalan untuk Kebakaran
pemadam
kebakaran, jalan ke
tempat parkir, atau
kombinasi jalan-
jalan
tersebut.
- Lebar minimum
lapis perkerasan 6
m dan panjang

3-134
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
minimum 15 m
- Lebar bidang kerja
minimum untuk
mobil pemadam
kebakaran minimal
4m
- Lapis perkerasan
dan jalur akses
tidak boleh melebihi
46 m dan bila
melebihi 46 harus
diberi fasilitas
belokan.
- Bangunan gedung
hunian dengan
lantai hunian
tertinggi ≤ 10 m
tidak dipersyaratkan
adanya lapis
perkerasan
Tersedia hidran
dengan jarak antar
hidran 35-38 m
Fasilitas
dengan pasokan air
Pemadam
sekurang-kurangnya D.3.2 1 2
Kebakaran
38 liter/detik pada
(Hidran)
tekanan 3,5 bar,
serta mampu
mengalirkan air

3-135
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
minimal selama 30
menit
Tersedianya pos dan
petugas keamanan Fasilitas Kejadian kriminal di
Keamanan D.4 1 2 3
yang bekerja 24 jam Keamanan bawah 2 peristiwa/tahun
di dalam kawasan
Lantai dasar
bangunan yang
bersinggunan
dengan sempadan
jalur pejalan kaki
diharuskan memiliki
Muka
fungsi-fungsi D.5 1 2
Bangunan
pemicu (activity
generating uses 50% bagian jalur pejalan
dengan ketinggian kaki dengan muka 3
minimal muka bangunan yang aktif.
bangunan adalah 3
Atraktif lantai

Tersedia arkade
pada jalan utama
D.6 Arkade 1 2
dan taman
(opsional)
Tersedia Kegiatan Kegiatan
Usaha Kecil Formal Usaha Kecil
(KUKF) dan tempat Formal
D.7 1 2
makan cafe atau (KUKF) /
restoran Kegiatan
Komersial

3-136
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Ketentuan:
- Jarak bangunan ke
area berdagang
adalah 1,5 – 2,5
meter, agar tidak
menganggu sirkulasi
pejalan kaki.
- Jalur pejalan kaki
memiliki lebar
minimal 5 meter
yang digunakan
untuk area
berjualan memiliki
lebar maksimal 3
meter, atau memiliki
perbandingan
antara lebar jalur
pejalan kaki dan
lebar area berdagang
1:1,5.
- Dapat
menggunakan lahan
privat.
- Tidak berada di
sisi jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di sisi ruas

3-137
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
jalan dengan
kecepatan
kendaraan tinggi.
1. Mempertahankan
karakter atau ciri
khas kawasan dan
bangunan cagar
budaya pada area
museum dan
komersial sebagai
atraksi kawasan
sesuai dengan
ketentuan
pelindungan, berupa
Bangunan Cagar Budaya
ketinggian maksimal
golongan A dan B
4 lantai dan GSB Kawasan dan
dipertahankan sesuai
eksisting, serta D.8 Bangunan 1 2 3
ketentuan pelindungan,
meletakan Cagar Budaya
pengembangan, dan
bangunan
pemanfaatan
ketinggian sedang
dan tinggi di luar
KCB.
2. Melakukan
pelindungan
kawasan cagar
budaya pada
seluruh bangunan
cagar budaya
dengan
mempertahankan

3-138
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Bangunan Cagar
Budaya eksisting
dan tidak mengubah
bentuk fisik.
3. Melakukan
pengembangan
Kawasan Cagar
Budaya dengan
mengadaptasi fungsi
baru berupa
pemanfaatan untuk
komersial,
hiburan/rekreasi,
edukasi, apresiasi,
dan hunian.
Tersedia area
pameran dengan
lebar maksimal 3 m
pada jalur pejalan
kaki yang memiliki
lebar minimal 5 m
(atau perbandingan
Kegiatan/ Terselenggaranya minimal
antara lebar jalur D.9 1 3 3
Event 2 event dalam satu tahun
pejalan kaki dan
lebar area pameran
1:1,5).

Ketentuan:
-
Mempertimbangkan

3-139
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR PENILAIAN
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
keselamatan
pengunjung.
- Tidak berada di
jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di ruas jalan
dengan kecepatan
kendaraan tinggi.

Sumber: Hasil analisis, 2022

3-140
3.3.1.3 Bukti Dukung
Bukti dukung penilaian kawasan kompak kepadatan tinggi Ciputra World
Surabaya berdasarkan masing-masing kriteria pencapaiannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 3-81 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Kawasan dengan
penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas tinggi”
Ciputra World Surabaya

A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas


tinggi
Penggunaan lahan beragam dengan dominasi lahan non-perumahan
A.1 Penggunaan Lahan
A.1.2 Jenis Penilaian 2 Bukti Dukung
Penggunaan Lahan
Keterangan:
Jenis penggunaan lebih dari 3
jenis, meliputi: hunian, komersial
(mall), gedung kantor, SoHo.

A.3 Durasi Operasi Aktivitas


Taman atau tempat bermain dapat diakses oleh publik 15 jam atau lebih per hari
A.3.1 Ketersediaan Penilaian 2 Bukti Dukung
Taman

3-141
Keterangan:
Taman publik (pelataran mall)
dapat diakses publik selama jam
mall buka (10.00-22.00) untuk
kegiatan lain diluar jam tersebut
dapat meminta izin pengelola
terlebih dahulu untuk dikaji
kegiatan yang akan dilakukan.
Ruang terbuka semi-privat hanya
bisa diakses oleh penghuni dapat
diakses 24 jam oleh penghuni.

Tabel 3-82 Bukti Dukung “Pemenuhan Kriteria Terhubung dengan sistem


transportasi publik dan memiliki aksesibilitas tinggi” Ciputra World
Surabaya

B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas tinggi


Tersedia minimal 1 moda transportasi umum, dapat berupa Heavy Rail Transit, Light Rail
Transit, BRT, Bus Lokal, Bus Feeder, Commuter Line (Ferry dimungkinkan)
B.1 Moda Penilaian 2 Bukti Dukung
Transportasi
Keterangan:
Moda transportasi publik
yang tersedia: BRT Trans
Semanggi Suroboyo.

Memenuhi lebar jalur sesuai kelas jalan


B.4 Penilaian 2 Bukti Dukung
Jaringan
Jalan

3-142
Keterangan:
Kelas jalan arteri
sekunder, dengan lebar
jalur eksisting 20 m (2
jalur, dengan median)

Tabel 3-83 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Pengembangan yang


berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda” Ciputra World Surabaya

C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda


Street Frontage/ Muka bangunan yang berhadapan langsung dengan jalur pejalan kaki
Minimal: 90%
C.1 Blok
C.1.2 Street Penilaian 1 Bukti Dukung
Frontage
Keterangan:
Muka bangunan yang
berhadapan langsung dengan
jalur pejalan kaki 60%

C.2 Fasilitas Pejalan Kaki


90% Jalur Pejalan Kaki memiliki lebar minimum yang memenuhi kebutuhan ruang pejalan
dan ketentuan bagi pejalan berkebutuhan khusus.
C.2.1 Dimensi Penilaian 1 Bukti Dukung
Jalur Pejalan Kaki
Keterangan: Dimensi jalur
pedestrian di utara kawasan
(Jalan Mayjend Sungkono) 4,5
m, dilengkapi jalur hijau. Di sisi
timur kawasan (Jalan
Kencanasari Baru) lebar jalur
pedestrian 1 m

3-143
80% jaringan jalur pejalan kaki memiliki street furniture penunjang kenyamanan yang
lengkap termasuk untuk penyandang disabilitas
C.2.2 Kelengkapan Penilaian 1 Bukti Dukung
Street Furniture
Pejalan Kaki
Keterangan: Jalur pedestrian di
sisi utara kawasan (Jalan
Mayjend Sungkono) sudah
dilengkapi tempat duduk,
signage, jalur hijau, dan lampu
penerangan. Sedangkan di sisi
timur (Jalan Kencana Baru),
minim fasilitas pedestrian.
Belum ada fasilitas untuk
penyandang difabel.

Tabel 3-84 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Layak huni (livable) untuk
bermukim” Ciputra World Surabaya

D. Layak huni (livable) untuk bermukim


Tersedia hidran dengan jarak antar hidran 35-38 m dengan pasokan air sekurang-
kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimal
selama 30 menit
D.3 Pemadam Kebakaran
D.3.2 Fasilitas Penilaian 2 Bukti Dukung
Pemadam Kebakaran
(Hidran)

3-144
Keterangan:
Tersedia hidran di dalam gedung
dengan standar yang sudah baik.

Tersedia Kegiatan Usaha Kecil Formal (KUKF) dan tempat makan cafe atau restoran.
D.7 Kegiatan Usaha Penilaian 2 Bukti Dukung
Kecil Formal (KUKF) /
Kegiatan Komersial
Keterangan:
Tersedia program CSR yang
menyediakan tempat bagi Kegiatan
Usaha Kecil Formal berupa kantin di
dalam mall Ciputra, penggiat usaha
tersebut tidak dikenakan biaya sewa.

3-145
3.3.1.4 Penilaian Standar Teknis dan Standar Kinerja
Penilaian standar teknis untuk kawasan Ciputra World Surabaya adalah sebagai berikut:
Tabel 3-85 Penilaian Pemenuhan Standar Teknis Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra World Surabaya

Total Nilai Nilai


Jumlah
Komponen/ Indikator Bobot Batas Atas Penilaian Pencapaian Rata Rata Pencapaian
Komponen
Kawasan Kriteria Komponen
j=jumlah
b=proporsi
c=jumlah g= (total g/jumlah i=total
keutamaan d=c x nilai e=jumlah
komponen yang penilaian nilai penilaian
a terhadap maksimal penilaian
masuk kategori kawasan/batas pencapaian kawasan x
pencapaian min/ideal/prima komponen
min/ideal/prima atas) x 100% kriteria bobot
tujuan
yang terisi
A. Kawasan dengan
penggunaan campuran
(mixed-use) berkepadatan
dan intensitas tinggi 25% 64% 16%
Minimal (2) 0 0 0 0%
Internal Ideal (2) 2 4 2 50%
Prima (3) 3 9 7 78%
B. Terhubung dengan sistem
transportasi publik dan
memiliki aksesibilitas tinggi
Minimal (2) 25% 0 0 0 0% 58% 15%
Internal Ideal (2) 3 6 3 50%
Prima (3) 3 9 6 67%
C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan
kaki dan pesepeda 30% 67% 20%
Minimal (2) 3 6 5 83%
Internal
Ideal (2) 4 8 4 50%

3-146
Total Nilai Nilai
Jumlah
Komponen/ Indikator Bobot Batas Atas Penilaian Pencapaian Rata Rata Pencapaian
Komponen
Kawasan Kriteria Komponen
Prima (3) 1 3 2 67%
D. Layak huni (livable) untuk
bermukim
Minimal (2) 20% 3 6 6 100% 89% 18%
Eksternal Ideal (2) 6 12 12 100%
Prima (2) 1 3 2 67%
Pemenuhan Standar Teknis 68%
Predikat BAIK
Sumber: hasil analisis, 2022
Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

3-147
Penilaian standar kinerja untuk kawasan kompak kepadatan tinggi Ciputra World Surabaya adalah sebagai berikut:
Tabel 3-86 Penilaian Pemenuhan Standar Kinerja Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra World Surabaya

Jumlah Total Nilai Nilai


Batas Rata
Komponen/ Indikator Bobot Kriteria Penilaian Pencapaian Pencapaian
Atas Rata
kinerja Kawasan Kriteria Komponen
a b c d=c x 3 e g h i=hxb
A. Kawasan dengan penggunaan
campuran (mixed-use) berkepadatan 25,00% 17,00 70,83% 70,83% 18%
8,00 24,00
dan intensitas tinggi
B. Terhubung dengan sistem
transportasi publik dan memiliki 25,00% 8,00 44,44% 44,44% 11%
6,00 18,00
aksesibilitas tinggi
C. Pengembangan yang berorientasi
30,00% 12,00 57,14% 57,14% 17%
pada pejalan kaki dan pesepeda 7,00 21,00
D. Layak huni (livable) untuk
20,00% 26,00 96,30% 96,30% 19%
bermukim 9,00 27,00
Pemenuhan Standar Kinerja 100,00% 65%
Predikat BAIK
Sumber: hasil analisis, 2022
Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

3-148
Tabel 3-87 Kinerja Fungsi Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra
World Surabaya

Pemenuhan Pencapaian
Kinerja Fungsi
Keterangan Standar Standar
Kawasan
Teknis Kinerja
Nilai 68% 65% 67%
Predikat BAIK BAIK BAIK

Sumber: hasil analisis, 2022


Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

Dapat disimpulkan bahwa kinerja fungsi kawasan kompak kepadatan tinggi


Ciputra World dalam kondisi yang baik, dengan persentase pemenuhan kinerja
fungsi kawasan sebanyak 67%.
Tabel 3-88 Score Card Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra World
Surabaya

Pembulatan Nilai Pencapaian


Komponen
Komponen
Standar Teknis Standar Kinerja
A. Kawasan dengan
penggunaan campuran
63,89% 70,83%
(mixed-use) berkepadatan
dan intensitas tinggi
B. Terhubung dengan sistem
transportasi publik dan 58,33% 44,44%
memiliki aksesibilitas tinggi
C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan 66,67% 57,14%
kaki dan pesepeda
D. Layak huni (livable) untuk
88,89% 96,30%
bermukim
Sumber: hasil analisis, 2022

3-149
Standar Teknis Standar Kinerja

A. Kawasan dengan
penggunaan
campuran (mixed-
use) berkepadatan
dan intensitas tinggi
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% B. Terhubung
D. Layak huni 10,00% dengan sistem
(livable) untuk 0,00% transportasi publik
bermukim dan memiliki
aksesibilitas tinggi

C. Pengembangan
yang berorientasi
pada pejalan kaki
dan pesepeda

Gambar 3-20 Score Card Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra


World Surabaya

Sumber: hasil analisis, 2022

3.3.2 Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Balikpapan Superblock


3.3.2.1 Profil Kawasan
Kawasan Balikpapan Superblock terletak di Kecamatan Balikpapan Selatan,
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dengan luas kawasan 12 Hektar. Kawasan
Balikpapan Superblock terletak di samping jalan arteri Jalan Jenderal
Sudirman. Kawasan Balikpapan Superblock dikembangkan dengan penataan
berkonsep ‘Superblock’ dan ‘One Stop Living’, merupakan konsep yang
memberikan Fasilitas beragam dan komersil, Mulai dari, supermarket,

3-150
shopping center, sekolah bertaraf internasional, hunian keluarga eksklusif,
Perhotelan Ekslusif, food center, tempat rekreasi, sport center, Klinik
Kesehatan hingga entertainment yang saling terintegrasi dan mampu
memudahkan dalam melakukan aktifitas di kawasan Balikpapan Superblock.
Pengembang kawasan Balikpapan Superblock adalah dari PT Wulandari
Bangun Laksana.

Gambar 3-21 Delineasi Kawasan Balikpapan Superblock

Sumber: citra satelit

3-151
Gambar 3-22 Masterplan Balikpapan Superblock

Sumber: Masterplan Balikpapan Superblock


Secara keseluruhan, terdapat 1035 unit bangunan yang dijual dan disewakan,
dengan okupansi sekitar 64% teridiri dari apartemen, kondotel dan ruko.
Tabel 3-89 Jumlah Unit Balikpapan Superblock

Jumlah Sudah Diserah


No Nama Keterangan
Unit Terimakan
Apartment Pentapolis Residence
1 Tower Aeropolis 154 75
Kondotel Pentapolis Residence
1 Tower Nicopolis 123 102
2 Tower Neopolis 105 80
3 Tower Acropolis 118 69
Progres
4 Tower Mertopolis 181 0 Pembangunan
90 %
Apartment Ruby Tower
1 Tower Ruby 148 132
Ruko Balikpapan Superblock
1 Ruko A 31 31
2 Ruko B 32 32
3 Ruko C 36 36

3-152
4 Ruko E 26 26
5 Ruko F 28 28
6 Ruko G 30 30
7 Ruko H 25 24
Total 1037 665
Sumber: Masterplan Balikpapan Superblock

Pemilihan Kawasan Balikpapan Superblock dikarenakan memenuhi indikasi


kawasan kompak kepadatan sedang:
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas sedang
• Memiliki 2 atau lebih fungsi lahan di dalam kawasan
• Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB maksimum
80% dengan KLB rata-rata 3.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi sekunder
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup kota atau
bagian kota

3-153
3.3.2.2 Penilaian Daftar Periksa
Berikut hasil penilaian daftar periksa terhadap Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Balikpapan Superblock:
Tabel 3-90 Penilaian Daftar Periksa Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Balikpapan Superblock

STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaan
A.1
Lahan

Perumahan Proporsi
Penggunaan lahan
minimum 60% dan Perumahan
A.1.1 1 1 beragam dengan dominasi 2
Non-Perumahan dan non
lahan perumahan
minimum 20% perumahan

Jenis guna lahan


terdiri atas guna
lahan perumahan
Minimal 3 (tiga) fungsi
Mixed-use dan kombinasi
yang terdiri atas fungsi
antara 2 (dua) guna
Jenis hunian dan fungsi non
lahan berikut:
A.1.2 Penggunaan 1 3 hunian dimana salah 3
campuran,
Lahan satu fungsi non hunian
komersial,
merupakan penggerak
perkantoran,
kegiatan ekonomi
budaya/pusat
hiburan, fasilitas
publik lainnya
Proporsi Rusun
Hunian Hunian yang berimbang
MBR minimum 20% A.2 1 0 0
Berimbang dan terjangkau
Rusun Komersial

3-154
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Aktivitas yang
signifikan di
Durasi Operasi Durasi minimal aktivitas
kawasan beroperasi A.3 2
Aktivitas yang signifikan: 18 Jam
dalam waktu yang
lama
Tersedia taman atau
tempat bermain
yang dapat diakses
oleh publik dengan
kebutuhan dan luas
minimum
berdasarkan Permen
PU No. Taman atau tempat
5/PRT/M/2008 Ketersediaan bermain dapat diakses
A.3.1 1 1 1
Taman Kota : Taman oleh publik 15 jam atau
144.000 m2 lebih per hari
Taman Kecamatan :
24.000 m2
Taman Kelurahan :
9.000 m2
Taman RW : 1.250
m2
Taman RT : 250 m2
Densitas Kepadatan penduduk
KLB minimum 3.0 A.4 KLB 1 2 2
dan minimum 480 jiwa/ha

3-155
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Intensitas
Tinggi

Kepadatan hunian
2
minimum 120 unit/ha

Paling sedikit 80 %
bangunan tinggi (high- 2
rise, di atas 8 lantai)
B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan
memiliki aksesibilitas tinggi

Tersedia minimal 1
moda transportasi Moda transportasi
umum, dapat berfungsi dengan baik dan
berupa Heavy Rail cukup untuk melayani
Kemudahan Transit, Light Rail Moda pergerakan masyarakat
B.1 1 1 2
Akses Transit, BRT, Bus Transportasi dari dalam kawasan ke
Lokal, Bus Feeder, luar kawasan dan dari
Commuter Line luar kawasan ke dalam
(Ferry kawasan
dimungkinkan)

3-156
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Terdapat sistem Sarana pergantian moda
pergantian moda berfungsi dengan baik dan
pada pusat-pusat cukup untuk melayani
kegiatan berupa Pergantian pergerakan masyarakat
B.2 1 1 1
halte/stasiun Moda dari dalam kawasan ke
(Sesuai standar luar kawasan dan dari
pada Permen PU luar kawasan ke dalam
No:03/PRT/M/2014) kawasan
Jarak berjalan kaki Stasiun angkutan umum
terjauh menuju berfungsi dengan baik
stasiun angkutan berfungsi dengan baik dan
umum sejauh 800 m Stasiun cukup untuk melayani
atau kurang untuk B.3 Angkutan 1 1 pergerakan masyarakat 0
angkutan cepat atau Umum dari dalam kawasan ke
400 m atau kurang luar kawasan dan dari
untuk pelayanan luar kawasan ke dalam
langsung kawasan
Lebar Minimum
Badan Jalan (PP No. Tingkat Pelayanan
34 Tahun 2006): Jalan/Nilai Level of
a) Jalan Arteri Service Minimal D atau
Primer dan kondisi arus mendekati
Sekunder: minimal tidak stabil, dimana:
11 m. B.4 Jaringan Jalan 1 2 - Kecepatan min 50 2
b) Jalan Kolektor km/jam
Primer dan - VCR (volume/capacity)
Sekunder: minimal 9 maks. 0,9
m. - Tundaan simpangan
c) Jalan Lokal maks 40 detik/kendaraan
Primer dan

3-157
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Sekunder: minimal
7,5 m
d) Jalan Lingkungan
Primer dan
Sekunder: minimal
6,5 m (untuk
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih) atau minimal
3,5 (jika tidak
diperuntukkan bagi
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih)
Jalan masuk ke
90% akses pejalan kaki
bangunan kurang
Akses Pejalan tersedia menuju semua
dari 200 m dalam
B.5 Kaki dan 1 2 gedung dan bangunan 1
jangkauan jalan
Sepeda yang berada pada bagian
kaki dari segmen
depan blok
jaringan sepeda
Konektivitas
Jalur pejalan kaki 90% jalur pejalan kaki di
Jalur Pejalan
Konektivitas terhubung di B,6 1 1 dalam kawsan terkoneksi 1
Kaki dan
seluruh kawasan dengan baik
Pesepeda
C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan
pesepeda
C.1 Blok
Konektivitas Dimensi blok: 70- Rasio konektivitas
C.1.1 Dimensi blok 1 2 2
200 m prioritas (Rasio

3-158
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
persimpangan jalur
Street Frontage/ pejalan kaki dengan
Muka bangunan persimpangan kendaraan
yang berhadapan Street bermotor) 2 atau lebih
C.1.2 1 2
langsung dengan Frontage
jalur pejalan kaki
Minimal: 80%

Fasilitas
C.2
Pejalan Kaki
90% Jalur Pejalan
Kaki memiliki lebar
minimum yang
memenuhi
kebutuhan ruang
pejalan dan
ketentuan bagi Nilai Level of Service (LOS)
pejalan Pejalan Kaki minimal D:
berkebutuhan - Nilai Volume/Kapasitas
khusus. Dimensi Jalur 0,44 – 0,65
C.2.1 1 1 2
1. Dimensi trotoar: Pejalan Kaki - Kecepatan terbatas,
a) Jalan Arteri: 5 – 6 gerakan mendahului
m dibatasi,ruang antar
b) Jalan Kolektor: pejalan kaki terbatas
3,5 – 4 m
c) Jalan Lokal : 3 m
d) Jalan lokal dan
lingkungan (wilayah
perumahan): 2,5 m
e) Jalur yang

3-159
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
digunakan bersama
(pejalan kaki dan
pengguna sepeda):
lebar jalur pejalan
kaki minimal 1,5 m
2. Jalur
penyebrangan
orang dan bawah
tanah berupa
terowongan (lebar
minimum 2,5 m
atau 2,75 m jika
diperuntukan juga
untuk sepeda
(Sesuai standar
pada Permen PU
No:03/PRT/M/2014
dan SE Menteri
PUPR No
02/SE/M/2018)

3-160
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% jaringan jalur
pejalan kaki
memiliki street
furniture penunjang
kenyamanan yang
lengkap termasuk
untuk penyandang
disabilitas

1. Fasilitas
pendukung:
• Jalur Hijau,
Nilai Walkability Index
ditempatkan pada
pada kawasan minimal 70
jalur amenitas Kelengkapan
(aktivitas dilakukan
dengan lebar 150 cm Street
Kenyamanan C.2.2 1 1 dengan berjalan kaki) 1
dan bahan yang Furniture
atau 50-69 (Beberapa
digunakan adalah Pejalan Kaki
fasilitas dapat dijangkau
tanaman peneduh.
dengan berjalan kaki)
• Lampu
Penerangan, terletak
di luar ruang bebas
jalur pejalan kaki
dengan jarak
antarlampu
penerangan yaitu 10
meter, dengan tinggi
4m
• Tempat Duduk,
terletak di luar
ruang bebas jalur

3-161
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
duduk yaitu 10
meter.
• Pagar Pengaman,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki pada
titik tertentu yang
memerlukan
perlindungan,
dibuat dengan tinggi
0,9 m
• Tempat Sampah,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
sampah yaitu 20
meter
• Marka, Perambuan
dan Papan Informasi
(Signage), terletak di
luar ruang bebas
jalur pejalan kaki,
pada titik interaksi
sosial, dan pada
jalur pejalan kaki
dengan arus padat
• Halte/Shelter Bus

3-162
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
dan Lapak Tunggu,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak
antarhalte/shelter
bus dan lapak
tunggu pada radius
300 meter dan pada
titik potensial
kawasan

2. Fasilitas Pejalan
kaki untuk
Berkebutuhan
khusus
- Desain tanpa
halangan
- Rambu dan marka
bagi pejalan kaki
berkebutuhan
khusus
- Lajur pemandu
Tempat parkir
sepeda di setiap
stasiun angkutan 80% Sepeda tertampung
umum kurang dari C.3 Parkir Sepeda 1 0 dalam tempat parkir 1
100 m dari pintu sepeda yang disediakan
masuk stasiun
angkutan umum

3-163
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% persimpangan
memiliki jalur
penyeberangan yang
lengkap.

Ketentuan:
1. Bebas pembatas
bagi penyandang
disabilitas
2. Lebar 2 m atau
80% pejalan kaki merasa
lebih dan diberi Jalur
C.4 1 1 nyaman berjalan kaki di 1
garis batas Penyebrangan
dalam kawasan
3. Disediakan pulau
penyeberangan yang
mudah diakses oleh
semua apabila
menyeberang >2
jalur lalu lintas
4. Menerima
penerangan jalan
yang cukup pada
malam hari

3-164
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% segmen jalan
terbuka untuk
bersepeda/tersedia
jalur sepeda dengan
ketentuan:
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
ekslusif atau
terlindungi, secara
spasial terpisah dari
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
80% pengguna sepeda
sepeda yang dicat Fasilitas
C.5 1 0 merasa nyaman bersepeda 0
atau secara fisik Pesepeda
di dalam kawasan
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan

3-165
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)
Terdapat ruang- Ruang transisi berfungsi
ruang transisi dengan baik dan cukup
dengan jarak antar untuk mendukung
ruang transisi dalam kegiatan pergerakan
Ruang
radius standar jarak C.6 1 2 masyarakat di dalam 2
Transisi
orang nyaman kawasan, atau dari dalam
berjalan kaki yaitu kawasan ke luar kawasan
400-800 m dan dari luar kawasan ke
(Untermann, 1984) dalam kawasan

3-166
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
D. Layak huni (livable) untuk bermukim
Ruang
D.1
Terbuka
Tipologi Ruang Ruang terbuka publik
Adequacy Terbuka Minimal: Ruang berfungsi dengan baik dan
Taman skala D.1.1 Terbuka 1 1 cukup untuk melayani 2
komunitas, taman Publik aktivitas rekreasi
lingkungan masyarakat

Tersedia street
furniture penunjang
keselamatan yang
lengkap:
• Lampu Penerangan
• Pagar Pengaman
• Marka/Signage
• Guiding Block
Keselamatan Kejadian kecelakaan
untuk disabilitas
Keselamatan Fasilitas pengendara kendaraan
• Pengendali D.2 1 2 3
Pejalan Kaki bermotor < 2
kecepatan
dan Pesepeda kejadian/tahun
• Bolar
80% segmen jalan
terbuka untuk
bersepeda/tersedia
jalur sepeda dengan
ketentuan:
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >

3-167
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
ekslusif atau
terlindungi, secara
spasial terpisah dari
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
sepeda yang dicat
atau secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur

3-168
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)
Kejadian kecelakaan di
jalan yang mengakibatkan
3
korban pejalan kaki < 2
kejadian/tahun
Kejadian kecelakaan di
jalan yang mengakibatkan
3
korban pesepeda < 2
kejadian/tahun

Pemadam
D.3
Kebakaran Pemadam kebakaran
dapat mencapai lokasi
Responsif 3
Tersedia jalan akses kebakaran dalam waktu
Akses
pemadam < 15 menit
D.3.1 Pemadam 1 2
kebakaran untuk
Kebakaran
setiap fasilitas dan

3-169
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
bangunan gedung

Ketentuan:
- Jalan akses
pemadam
kebakaran meliputi
jalan kendaraan,
jalan untuk
pemadam
kebakaran, jalan ke
tempat parkir, atau
kombinasi jalan-
jalan
tersebut.
- Lebar minimum
lapis perkerasan 6
m dan panjang
minimum 15 m
- Lebar bidang kerja
minimum untuk
mobil pemadam
kebakaran minimal
4m
- Lapis perkerasan
dan jalur akses
tidak boleh melebihi
46 m dan bila
melebihi 46 harus
diberi fasilitas
belokan.

3-170
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
- Bangunan gedung
hunian dengan
lantai hunian
tertinggi ≤ 10 m
tidak dipersyaratkan
adanya lapis
perkerasan
Tersedia hidran
dengan jarak antar
hidran 35-38 m
dengan pasokan air
Fasilitas
sekurang-kurangnya
Pemadam
38 liter/detik pada D.3.2 1 2
Kebakaran
tekanan 3,5 bar,
(Hidran)
serta mampu
mengalirkan air
minimal selama 30
menit

Tersedianya pos dan


petugas keamanan Fasilitas Kejadian kriminal di
Keamanan D.4 1 2 3
yang bekerja 24 jam Keamanan bawah 2 peristiwa/tahun
di dalam kawasan

3-171
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Lantai dasar
bangunan yang
bersinggunan
dengan sempadan
jalur pejalan kaki
diharuskan memiliki
Muka
fungsi-fungsi D.5 1 2
Bangunan
pemicu (activity
generating uses 50% bagian jalur pejalan
dengan ketinggian kaki dengan muka 3
minimal muka bangunan yang aktif.
bangunan adalah 3
lantai

Tersedia arkade
Atraktif pada jalan utama
D.6 Arkade 1 2
dan taman
(opsional)
Tersedia Kegiatan
Usaha Kecil Formal
(KUKF) dan tempat
makan cafe atau
Kegiatan
restoran di jalur
Usaha Kecil
pejalan kaki
D.7 Formal (KUKF) 1 2
/ Kegiatan
Ketentuan:
Komersial
- Jarak bangunan ke
area berdagang
adalah 1,5 – 2,5
meter, agar tidak

3-172
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
menganggu sirkulasi
pejalan kaki.
- Jalur pejalan kaki
memiliki lebar
minimal 5 meter
yang digunakan
untuk area
berjualan memiliki
lebar maksimal 3
meter, atau memiliki
perbandingan
antara lebar jalur
pejalan kaki dan
lebar area berdagang
1:1,5.
- Dapat
menggunakan lahan
privat.
- Tidak berada di
sisi jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di sisi ruas
jalan dengan
kecepatan
kendaraan tinggi.

3-173
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
1. Mempertahankan
karakter atau ciri
khas kawasan dan
bangunan cagar
budaya pada area
museum dan
komersial sebagai
atraksi kawasan
sesuai dengan
ketentuan
pelindungan, berupa
ketinggian maksimal
4 lantai dan GSB Bangunan Cagar Budaya
eksisting, serta golongan A dan B
Kawasan dan
meletakan dipertahankan sesuai
D.8 Bangunan 1 0 0
bangunan ketentuan pelindungan,
Cagar Budaya
ketinggian sedang pengembangan, dan
dan tinggi di luar pemanfaatan
KCB.
2. Melakukan
pelindungan
kawasan cagar
budaya pada
seluruh bangunan
cagar budaya
dengan
mempertahankan
Bangunan Cagar
Budaya eksisting
dan tidak mengubah

3-174
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
bentuk fisik.
3. Melakukan
pengembangan
Kawasan Cagar
Budaya dengan
mengadaptasi fungsi
baru berupa
pemanfaatan untuk
komersial,
hiburan/rekreasi,
edukasi, apresiasi,
dan hunian.
Tersedia area
pameran dengan
lebar maksimal 3 m
pada jalur pejalan
kaki yang memiliki
lebar minimal 5 m
(atau perbandingan
antara lebar jalur
pejalan kaki dan Kegiatan/ Terselenggaranya minimal
D.9 1 2 3
lebar area pameran Event 2 event dalam satu tahun
1:1,5).

Ketentuan:
-
Mempertimbangkan
keselamatan
pengunjung.
- Tidak berada di

3-175
STANDAR TEKNIS
Komponen PENILAIAN PENILAIAN
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di ruas jalan
dengan kecepatan
kendaraan tinggi.

3-176
3.3.2.3 Bukti Dukung
Bukti dukung penilaian kawasan kompak kepadatan sedang Balikpapan
Superblock berdasarkan masing-masing kriteria pencapaiannya adalah
sebagai berikut:
Tabel 3-91 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Kawasan dengan
penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas tinggi”
Balikpapan Superblock

A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas


tinggi
Perumahan minimum 60% dan Non-Perumahan minimum 20%
A.1 Penggunaan Lahan
A.1.2 Penilaian 2 Bukti Dukung
Proporsi
Perumahan
dan non
perumahan
Keterangan:
Kawasan didominasi oleh
fungsi komersial, namun
demikian terdapat fungsi
hunian sekitar 30% dari
total kawasan.

KLB minimum 3.0


A.4 KLB Penilaian 2 Bukti Dukung

3-177
Keterangan:
KLB berkisar diantara 3-
7 lantai, bangunan
hunian yang ada di
dalam kawasan
merupakan hunian
vertikal, dengan
kecenderungan intensitas
dan densitas tinggi.

Tabel 3-92 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Terhubung dengan sistem


transportasi publik dan memiliki aksesibilitas tinggi” Balikpapan
Superblock

B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas


tinggi
Tersedia minimal 1 moda transportasi umum, dapat berupa Heavy Rail Transit,
Light Rail Transit, BRT, Bus Lokal, Bus Feeder, Commuter Line (Ferry
dimungkinkan)
B.1 Moda Penilaian 2 Bukti Dukung
Transportasi
Keterangan:
Terdapat angkot (angkutan
umum) yang melintas di
kawasan, walaupun
dominasi pengunjung
menggunakan kendaraan
pribadi untuk mengakses
Balikpapan Superblock.

Jalan masuk ke bangunan kurang dari 200 m dalam jangkauan jalan kaki dari
segmen jaringan sepeda
B.5 Akses Penilaian 2 Bukti Dukung
Pejalan Kaki
dan Sepeda

3-178
Keterangan:
Terdapat jalur pejalan kaki
pada entrance kawasan
walaupun terpotong untuk
mengakses bangunan
disekitarnya.

Tabel 3-93 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Pengembangan yang


berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda” Balikpapan Superblock

C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda


Street Frontage/ Muka bangunan yang berhadapan langsung dengan jalur
pejalan kaki Minimal: 90%
C.1 Blok
C.1.2 Street Penilaian 2 Bukti Dukung
Frontage
Keterangan:
Muka bangunan
didominasi oleh muka
bangunan aktif.

C.2 Fasilitas Pejalan Kaki


90% Jalur Pejalan Kaki memiliki lebar minimum yang memenuhi kebutuhan ruang
pejalan dan ketentuan bagi pejalan berkebutuhan khusus.
C.2.1 Penilaian 1 Bukti Dukung
Dimensi
Jalur
Pejalan Kaki
Keterangan:
Jalur pejalan kaki di Jalan
Jendral Sudirman memiliki
lebar 2 m. Jalur pejalan

3-179
kaki di dalam kawasan
umumnya berupa arkade
yang terhubung langsung
dengan bangunan, namun
tidak mengkoneksikan
bangunan satu dengan
yang lainnya.

80% jaringan jalur pejalan kaki memiliki street furniture penunjang kenyamanan
yang lengkap termasuk untuk penyandang disabilitas
C.2.2 Penilaian 1 Bukti Dukung
Kelengkapan
Street
Furniture
Pejalan Kaki
Keterangan:
Fasilitas pendukung jalur
pejalan kaki di Jalan
Jendral sudirman berupa
jalur hijau, sedangkan di
dalam kawasan tidak
terdapat fasilitas jalur
pejalan kaki yang
menerus.

Tabel 3-94 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Layak huni (livable) untuk
bermukim” Balikpapan Superblock

D. Layak huni (livable) untuk bermukim


Tersedia hidran dengan jarak antar hidran 35-38 m dengan pasokan air
sekurang-kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu
mengalirkan air minimal selama 30 menit
D.3 Pemadam Kebakaran
D.3.2 Penilaian 2 Bukti Dukung
Fasilitas
Pemadam
Kebakaran
(Hidran)

3-180
Keterangan:
Tersedia hidran di dalam
gedung dengan standar
yang sudah baik.

Tersedia Kegiatan Usaha Kecil Formal (KUKF) dan tempat makan cafe atau
restoran.
D.7 Penilaian 2 Bukti Dukung
Kegiatan
Usaha
Kecil
Formal
(KUKF) /
Kegiatan
Komersial
Keterangan:
Tersedia kegiatan usaha
kecil formal di dalam
kawasan berupa tenant-
tenant penjual makanan
di dekat entrance
kawasan yang menyewa
tempat dengan biaya
yang terjangkau.

3-181
3.3.2.4 Penilaian Standar Teknis dan Standar Kinerja
Penilaian standar teknis untuk kawasan Balikpapan Superblock adalah sebagai berikut:
Tabel 3-95 Penilaian Pemenuhan Standar Teknis Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Balikpapan Superblock

Total Nilai Nilai


Komponen/
Bobot Jumlah Komp. Batas Atas Penilaian Pencapaian Rata Rata Pencapaian
Indikator
Kawasan Kriteria Komponen
j=jumlah
b=proporsi
c=jumlah g= (total g/jumlah i=total
keutamaan d=c x nilai e=jumlah
komponen yang penilaian nilai penilaian
a terhadap maksimal penilaian
masuk kategori kawasan/batas pencapaian kawasan x
pencapaian min/ideal/prima komponen
min/ideal/prima atas) x 100% kriteria bobot
tujuan
yang terisi
A. Kawasan dengan
penggunaan
campuran (mixed-
use) berkepadatan
dan intensitas
tinggi 25% 53% 13%
Minimal
0 0 0 0%
(2)
Internal
Ideal (2) 2 4 2 50%
Prima (3) 3 9 5 56%
B. Terhubung 56%
dengan sistem
transportasi publik
dan memiliki
aksesibilitas tinggi 25% 14%
Minimal
0 0 0 0%
(2)
Internal
Ideal (2) 3 6 4 67%
Prima (3) 3 9 4 44%

3-182
Total Nilai Nilai
Komponen/
Bobot Jumlah Komp. Batas Atas Penilaian Pencapaian Rata Rata Pencapaian
Indikator
Kawasan Kriteria Komponen
C. Pengembangan
yang berorientasi
pada pejalan kaki
dan pesepeda
Minimal 30% 53% 16%
3 6 6 100%
(2)
Internal Ideal (2) 4 8 2 25%
Prima (3) 1 3 1 33%
D. Layak huni
(livable) untuk
bermukim
Minimal 20% 67% 13%
3 6 4 67%
(2)
Eksternal
Ideal (2) 6 12 12 100%
Prima (2) 1 3 1 33%
Pemenuhan Standar Teknis 56%
Predikat CUKUP

Sumber: hasil analisis, 2022


Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

3-183
Penilaian standar kinerja untuk kawasan kompak kepadatan sedang Balikpapan Superblock adalah sebagai berikut:
Tabel 3-96 Penilaian Pemenuhan Standar Kinerja Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Balikpapan Superblock

Jumlah Total Nilai


Batas Rata Nilai Pencapaian
Komponen/ Indikator Bobot Kriteria Penilaian Pencapaian
Atas Rata Komponen
kinerja Kawasan Kriteria
a b c d=c x 3 e g h i=hxb
A. Kawasan dengan penggunaan
campuran (mixed-use) 25,00% 58,33% 58,33% 15%
8,00 24,00 14,00
berkepadatan dan intensitas tinggi
B. Terhubung dengan sistem
transportasi publik dan memiliki 25,00% 38,89% 38,89% 10%
6,00 18,00 7,00
aksesibilitas tinggi
C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan kaki dan 30,00% 42,86% 42,86% 13%
7,00 21,00 9,00
pesepeda
D. Layak huni (livable) untuk
20,00% 85,19% 85,19% 17%
bermukim 9,00 27,00 23,00
Pemenuhan Standar Kinerja 100,00% 54%
Predikat CUKUP

Sumber: hasil analisis, 2022


Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

3-184
Tabel 3-97 Kinerja Fungsi Kawasan Kompak Kepadatan Sedang
Balikpapan Superblock

Pemenuhan Pencapaian
Kinerja Fungsi
Keterangan Standar Standar
Kawasan
Teknis Kinerja
Nilai 56% 54% 55%
Predikat CUKUP CUKUP CUKUP
Sumber: hasil analisis, 2022
Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

Dapat disimpulkan bahwa kinerja fungsi kawasan kompak kepadatan sedang


Balikpapan Superblock dalam kondisi yang cukup, dengan persentase
pemenuhan kinerja fungsi kawasan sebanyak 55%.
Tabel 3-98 Score Card Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Balikpapan
Superblock

Pembulatan Nilai Pencapaian


Komponen
Komponen
Standar Teknis Standar Kinerja
A. Kawasan dengan
penggunaan campuran
52,78% 58,33%
(mixed-use) berkepadatan
dan intensitas tinggi
B. Terhubung dengan sistem
transportasi publik dan 55,56% 38,89%
memiliki aksesibilitas tinggi
C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan 52,78% 42,86%
kaki dan pesepeda
D. Layak huni (livable) untuk
66,67% 85,19%
bermukim

Sumber: hasil analisis, 2022

3-185
Standar Teknis Standar Kinerja

A. Kawasan dengan
penggunaan
campuran (mixed-
use) berkepadatan
dan intensitas
tinggi
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% B. Terhubung
D. Layak huni 10,00% dengan sistem
(livable) untuk 0,00% transportasi publik
bermukim dan memiliki
aksesibilitas tinggi

C. Pengembangan
yang berorientasi
pada pejalan kaki
dan pesepeda

Gambar 3-23 Score Card Kawasan Kompak Kepadatan Sedang


Balikpapan Superblock

3.3.3 Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Karet Semanggi


3.3.3.1 Profil Kawasan
Secara administatif Kawasan Karet Semanggi merupakan kelurahan yang
terletak di Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kecamatan Setiabudi,
Berdasarkan BPS Kecamatan Setiabudi dalam angka tahun 2021 jumlah
penduduk di kawasan Karet Semanggi sejumlah 3316 jiwa yang terdiri dari

3-186
1066 KK, dengan luas wilayah 89,79 ha. Kawasan Karet Semanggi merupakan
salah satu kawasan yang termasuk dalam Kawasan Segitiga Emas sebagai
pusat kegiatan bisnis internasional dan pusat kegiatan domestik di Provinsi
DKI Jakarta. Kawasan Karet Semanggi berada di sisi jalan arteri yaitu jalan
Gatot Subroto, Jalan Jend. Sudirman dan Jalan Prof. Satrio, serta dilewati oleh
sarana angkutan umum massal (SAUM) seperti busway, MRT dan monorel
(greenline dan blueline monorail).

Gambar 3-24 Delineasi Kawasan Kompak Karet Semanggi

Sumber: citra satelit


Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1316 / 2006
tentang Panduan Rancang Kota Kawasan Pembangunan Terpadu Karet
Semanggi, kawasan ini merupakan posisi strategis yang dapat mendorong
kawasan berkembang dengan pesat, dengan melihat posisinya yang strategis
tersebut, perlu adanya upaya untuk mengendalikan perkembangan serta
peningkatan kualitas ruang kota yang baik secara fungsional maupun secara

3-187
visual dengan penyusunan prinsip-prinsip panduan rancang kota Kawasan
Karet Semanggi antara lain:
1. Menata tepian Kali Krukut.
2. Menata jaringan jalan dalam Kawasan Karet Semanggi.
3. Mengintegrasikan antar Kawasan Pembangunan Terpadu sekitar
Kawasan Karet Semanggi melalui kesinambungan jaringan dan
moda transportasi.
4. Membuka akses ke kawasan untuk mengurangi beban lalu lintas di
Perempatan Semanggi.
Menyediakan jalur pejalan kaki yang menghubungkan antar blok dalam
kawasan dan antar moda transportasi.

Gambar 3-25 Zonasi Kelurahan Karet Semanggi

Sumber: Lampiran III-1, Perda Provinsi DKI Jakarta tentang RDTR dan Peraturan Zonasi,
Nomor 1 tahun 2014

3-188
Kawasan Karet Semanggi didominasi oleh fungsi perkantoran dengan KLB lebih
dari 5.0. Terdapat kawasan campuran dengan dominasi fungsi hunian-komersial
dan komersial-kantor. Dominasi hunian merupakan landed house, namun
beberapa hunian vertikal tengah berlangsung pembangunannya. Kawasan Karet
Semanggi merupakan kawasan yang memiliki fungsi yang beragam dengan
keberagaman aktivitas didalamnya.

Gambar 3-26 Kawasan Karet Semanggi

Sumber: google street view

Pemilihan Kawasan Karet Semanggi Jakarta dikarenakan memenuhi indikasi


kawasan kompak kepadatan tinggi:
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
• Memiliki 3 atau lebih fungsi lahan di dalam kawasan
• Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB maksimum
80% dengan KLB rata-rata 5.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup regional
dan/atau kota

3-189
3.3.3.2 Penilaian Daftar Periksa
Berikut hasil penilaian daftar periksa terhadap Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Karet Semanggi Jakarta:
Tabel 3-99 Penilaian Daftar Periksa Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Ciputra World Surabaya

STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaan
A.1
Lahan

Proporsi
Perumahan minimum 20% Penggunaan lahan
Perumahan
dan Non-Perumahan A.1.1 1 3 beragam dengan dominasi 3
dan non
minimum 60% lahan non-perumahan
perumahan

Jenis guna lahan terdiri atas


Minimal 3 (tiga) fungsi
guna lahan perumahan dan
yang terdiri atas fungsi
kombinasi antara 2 (dua)
Mixed-use Jenis hunian dan fungsi non
guna lahan berikut:
A.1.2 Penggunaan 1 3 hunian dimana salah 3
campuran, komersial,
Lahan satu fungsi non hunian
perkantoran, budaya/pusat
merupakan penggerak
hiburan, fasilitas publik
kegiatan ekonomi
lainnya
Proporsi Rusun MBR
Hunian Hunian yang berimbang
minimum 20% Rusun A.2 1 1 1
Berimbang dan terjangkau
Komersial
Aktivitas yang signifikan di Durasi
Durasi minimal aktivitas
kawasan beroperasi dalam A.3 Operasi 3
yang signifikan: 18 Jam
waktu yang lama Aktivitas

3-190
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia taman atau tempat
bermain yang dapat diakses
oleh publik dengan
kebutuhan dan luas
minimum berdasarkan
Permen PU No. Taman atau tempat
5/PRT/M/2008 Ketersediaan bermain dapat diakses
A.3.1 1 0 0
Taman Kota : 144.000 m2 Taman oleh publik 15 jam atau
Taman Kecamatan : 24.000 lebih per hari
m2
Taman Kelurahan : 9.000
m2
Taman RW : 1.250 m2
Taman RT : 250 m2
Kepadatan penduduk
KLB minimum 5.0 A.4 KLB 1 2 1
minimum 1520 jiwa/ha

Densitas
Kepadatan hunian
dan 2
minimum 380 unit/ha
Intensitas
Tinggi
Paling sedikit 80 %
bangunan tinggi (high- 3
rise, di atas 11 lantai)
B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki
aksesibilitas tinggi
Tersedia minimal 1 moda Moda transportasi
Kemudahan Moda
transportasi umum, dapat B.1 1 2 berfungsi dengan baik dan 2
Akses Transportasi
berupa Heavy Rail Transit, cukup untuk melayani

3-191
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Light Rail Transit, BRT, Bus pergerakan masyarakat
Lokal, Bus Feeder, Commuter dari dalam kawasan ke
Line (Ferry dimungkinkan) luar kawasan dan dari
luar kawasan ke dalam
kawasan
Sarana pergantian moda
Terdapat sistem pergantian berfungsi dengan baik dan
moda pada pusat-pusat cukup untuk melayani
kegiatan berupa Pergantian pergerakan masyarakat
B.2 1 2 2
halte/stasiun (Sesuai standar Moda dari dalam kawasan ke
pada Permen PU luar kawasan dan dari
No:03/PRT/M/2014) luar kawasan ke dalam
kawasan
Stasiun angkutan umum
Jarak berjalan kaki terjauh berfungsi dengan baik
menuju stasiun angkutan berfungsi dengan baik dan
umum sejauh 800 m atau Stasiun cukup untuk melayani
kurang untuk angkutan B.3 Angkutan 1 2 pergerakan masyarakat 2
cepat atau 400 m atau Umum dari dalam kawasan ke
kurang untuk pelayanan luar kawasan dan dari
langsung luar kawasan ke dalam
kawasan
Lebar Minimum Badan Jalan Tingkat Pelayanan
(PP No. 34 Tahun 2006): Jalan/Nilai Level of
a) Jalan Arteri Primer dan Service Minimal D atau
Sekunder: minimal 11 m. Jaringan kondisi arus mendekati
B.4 1 2 1
b) Jalan Kolektor Primer dan Jalan tidak stabil, dimana:
Sekunder: minimal 9 m. - Kecepatan min 50
c) Jalan Lokal Primer dan km/jam
Sekunder: minimal 7,5 m - VCR (volume/capacity)

3-192
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
d) Jalan Lingkungan Primer maks. 0,9
dan Sekunder: minimal 6,5 m - Tundaan simpangan
(untuk kendaraan bermotor maks 40 detik/kendaraan
beroda tiga atau lebih) atau
minimal 3,5 (jika tidak
diperuntukkan bagi
kendaraan bermotor beroda
tiga atau lebih)
90% akses pejalan kaki
Jalan masuk ke bangunan
Akses Pejalan tersedia menuju semua
kurang dari 200 m dalam
B.5 Kaki dan 1 1 gedung dan bangunan 1
jangkauan jalan kaki dari
Sepeda yang berada pada bagian
segmen jaringan sepeda
depan blok
Konektivitas
90% jalur pejalan kaki di
Jalur pejalan kaki terhubung Jalur Pejalan
Konektivitas B,6 1 1 dalam kawsan terkoneksi 1
di seluruh kawasan Kaki dan
dengan baik
Pesepeda
C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan
pesepeda
C.1 Blok
Kenyamanan
Dimensi blok: 70-130 m C.1.1 Dimensi blok 1 2 2

3-193
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3

Rasio konektivitas
Street Frontage/ Muka prioritas (Rasio
bangunan yang berhadapan Street persimpangan jalur
C.1.2 1 2
langsung dengan jalur Frontage pejalan kaki dengan
pejalan kaki Minimal: 90% persimpangan kendaraan
bermotor) 2 atau lebih

Fasilitas
C.2
Pejalan Kaki
90% Jalur Pejalan Kaki
memiliki lebar minimum yang
memenuhi kebutuhan ruang
pejalan dan ketentuan bagi
pejalan berkebutuhan
khusus.
1. Dimensi trotoar: Nilai Level of Service (LOS)
a) Jalan Arteri: 5 – 6 m Pejalan Kaki minimal D:
b) Jalan Kolektor: 3,5 – 4 m - Nilai Volume/Kapasitas
Dimensi
c) Jalan Lokal : 3 m 0,44 – 0,65
C.2.1 Jalur Pejalan 1 1 2
d) Jalan lokal dan lingkungan - Kecepatan terbatas,
Kaki
(wilayah perumahan): 2,5 m gerakan mendahului
e) Jalur yang digunakan dibatasi,ruang antar
bersama (pejalan kaki dan pejalan kaki terbatas
pengguna sepeda): lebar jalur
pejalan kaki minimal 1,5 m
2. Jalur penyebrangan orang
dan bawah tanah berupa
terowongan (lebar minimum
2,5 m atau 2,75 m jika

3-194
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
diperuntukan juga untuk
sepeda
(Sesuai standar pada Permen
PU No:03/PRT/M/2014 dan
SE Menteri PUPR No
02/SE/M/2018)

3-195
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% jaringan jalur pejalan
kaki memiliki street furniture
penunjang kenyamanan yang
lengkap termasuk untuk
penyandang disabilitas

1. Fasilitas pendukung:
• Jalur Hijau, ditempatkan
pada jalur amenitas dengan
lebar 150 cm dan bahan yang
digunakan adalah tanaman
peneduh.
Nilai Walkability Index
• Lampu Penerangan, terletak
pada kawasan minimal 70
di luar ruang bebas jalur Kelengkapan
(aktivitas dilakukan
pejalan kaki dengan jarak Street
C.2.2 1 1 dengan berjalan kaki) atau 2
antarlampu penerangan yaitu Furniture
50-69 (Beberapa fasilitas
10 meter, dengan tinggi 4 m Pejalan Kaki
dapat dijangkau dengan
• Tempat Duduk, terletak di
berjalan kaki)
luar ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan jarak
antartempat duduk yaitu 10
meter.
• Pagar Pengaman, terletak di
luar ruang bebas jalur
pejalan kaki pada titik
tertentu yang memerlukan
perlindungan, dibuat dengan
tinggi 0,9 m
• Tempat Sampah, terletak di
luar ruang bebas jalur

3-196
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pejalan kaki dengan jarak
antartempat sampah yaitu 20
meter
• Marka, Perambuan dan
Papan Informasi (Signage),
terletak di luar ruang bebas
jalur pejalan kaki, pada titik
interaksi sosial, dan pada
jalur pejalan kaki dengan
arus padat
• Halte/Shelter Bus dan
Lapak Tunggu, terletak di
luar ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan jarak
antarhalte/shelter bus dan
lapak tunggu pada radius
300 meter dan pada titik
potensial kawasan

2. Fasilitas Pejalan kaki


untuk Berkebutuhan
khusus
- Desain tanpa halangan
- Rambu dan marka bagi
pejalan kaki berkebutuhan
khusus
- Lajur pemandu
Tempat parkir sepeda di 90% Sepeda tertampung
setiap stasiun angkutan C.3 Parkir Sepeda 1 0 dalam tempat parkir 1
umum kurang dari 100 m sepeda yang disediakan

3-197
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
dari pintu masuk stasiun
angkutan umum
80% persimpangan memiliki
jalur penyeberangan yang
lengkap.

Ketentuan:
1. Bebas pembatas bagi
penyandang disabilitas
2. Lebar 2 m atau lebih dan 80% pejalan kaki merasa
Jalur
diberi garis batas C.4 1 2 nyaman berjalan kaki di 1
Penyebrangan
3. Disediakan pulau dalam kawasan
penyeberangan yang mudah
diakses oleh semua apabila
menyeberang >2 jalur lalu
lintas
4. Menerima penerangan
jalan yang cukup pada
malam hari

3-198
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% segmen jalan terbuka
untuk bersepeda/tersedia
jalur sepeda dengan
ketentuan:
1. Bagian jalan dengan
kecepatan > 30 km/jam
dengan jalur sepeda yang
ekslusif atau terlindungi,
secara spasial terpisah dari
kendaraan dari kedua arah (
jalur sepeda yang dicat atau
secara fisik terpisah).
2. Segmen jalan dengan
kecepatan kendaraan ≤ 30
80% pengguna sepeda
km/jam jalur sepeda ekslusif Fasilitas
C.5 1 1 merasa nyaman bersepeda 1
atau terlindung tidak Pesepeda
di dalam kawasan
diperlukan, tetapi pemberian
simbol penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan yang
memprioritaskan pejalan
kaki, atau jalan yang
digunakan bersama, dengan
batas kecepatan kendaraan
15 km/jam ( jalur pejalan
kaki dan sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum untuk
jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44 m

3-199
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
- Dua Lajur = 2,76 m
(Sesuai dengan ketentuan
pada SE Kementerian PUPR
No: 05/SE/Db/2021)

Ruang transisi berfungsi


dengan baik dan cukup
Terdapat ruang-ruang
untuk mendukung
transisi dengan jarak antar
kegiatan pergerakan
ruang transisi dalam radius Ruang
C.6 1 1 masyarakat di dalam 1
standar jarak orang nyaman Transisi
kawasan, atau dari dalam
berjalan kaki yaitu 400-800
kawasan ke luar kawasan
m (Untermann, 1984)
dan dari luar kawasan ke
dalam kawasan
D. Layak huni (livable) untuk bermukim
Ruang
Adequacy D.1
Terbuka

3-200
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Ruang terbuka publik
Tipologi Ruang Terbuka
Ruang berfungsi dengan baik dan
Minimal: Ruang Terbuka
D.1.1 Terbuka 1 0 cukup untuk melayani 0
Regional, Taman Skala
Publik aktivitas rekreasi
Komunitas
masyarakat

Tersedia street furniture


penunjang keselamatan yang
lengkap:
• Lampu Penerangan
• Pagar Pengaman
• Marka/Signage
• Guiding Block untuk
disabilitas
• Pengendali kecepatan
• Bolar
Keselamatan Kejadian kecelakaan
80% segmen jalan terbuka
Keselamatan Fasilitas pengendara kendaraan
untuk bersepeda/tersedia D.2 1 2 3
Pejalan Kaki bermotor < 2
jalur sepeda dengan
dan Pesepeda kejadian/tahun
ketentuan:
1. Bagian jalan dengan
kecepatan > 30 km/jam
dengan jalur sepeda yang
ekslusif atau terlindungi,
secara spasial terpisah dari
kendaraan dari kedua arah (
jalur sepeda yang dicat atau
secara fisik terpisah).
2. Segmen jalan dengan

3-201
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
kecepatan kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda ekslusif
atau terlindung tidak
diperlukan, tetapi pemberian
simbol penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan yang
memprioritaskan pejalan
kaki, atau jalan yang
digunakan bersama, dengan
batas kecepatan kendaraan
15 km/jam ( jalur pejalan
kaki dan sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum untuk
jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44 m
- Dua Lajur = 2,76 m
(Sesuai dengan ketentuan
pada SE Kementerian PUPR
No: 05/SE/Db/2021)

Kejadian kecelakaan di
jalan yang mengakibatkan
3
korban pejalan kaki < 2
kejadian/tahun
Kejadian kecelakaan di
jalan yang mengakibatkan
3
korban pesepeda < 2
kejadian/tahun

3-202
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3

Pemadam
D.3
Kebakaran

Tersedia jalan akses


pemadam kebakaran untuk
setiap fasilitas dan bangunan
gedung

Ketentuan:
- Jalan akses pemadam
kebakaran meliputi jalan
kendaraan, jalan untuk
pemadam kebakaran, jalan Pemadam kebakaran
ke tempat parkir, atau dapat mencapai lokasi
Responsif 2
kombinasi jalan-jalan kebakaran dalam waktu <
Akses
tersebut. 15 menit
D.3.1 Pemadam 1 2
- Lebar minimum lapis
Kebakaran
perkerasan 6 m dan panjang
minimum 15 m
- Lebar bidang kerja
minimum untuk mobil
pemadam kebakaran minimal
4m
- Lapis perkerasan dan jalur
akses tidak boleh melebihi 46
m dan bila melebihi 46 harus
diberi fasilitas belokan.
- Bangunan gedung hunian
dengan lantai hunian

3-203
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
tertinggi ≤ 10 m tidak
dipersyaratkan adanya lapis
perkerasan
Tersedia hidran dengan jarak
antar hidran 35-38 m dengan
Fasilitas
pasokan air sekurang-
Pemadam
kurangnya 38 liter/detik D.3.2 1 1
Kebakaran
pada tekanan 3,5 bar, serta
(Hidran)
mampu mengalirkan air
minimal selama 30 menit
Tersedianya pos dan petugas
Fasilitas Kejadian kriminal di
Keamanan keamanan yang bekerja 24 D.4 1 2 2
Keamanan bawah 2 peristiwa/tahun
jam di dalam kawasan
Lantai dasar bangunan yang
bersinggunan dengan
sempadan jalur pejalan kaki
diharuskan memiliki fungsi- Muka
D.5 1 2 50% bagian jalur pejalan
fungsi pemicu (activity Bangunan
Atraktif kaki dengan muka 2
generating uses dengan
bangunan yang aktif.
ketinggian minimal muka
bangunan adalah 3 lantai
Tersedia arkade pada jalan
D.6 Arkade 1 1
utama dan taman (opsional)

3-204
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia Kegiatan Usaha
Kecil Formal (KUKF) dan
tempat makan cafe atau
restoran

Ketentuan:
- Jarak bangunan ke area
berdagang adalah 1,5 – 2,5
meter, agar tidak menganggu
sirkulasi pejalan kaki.
- Jalur pejalan kaki memiliki
Kegiatan
lebar minimal 5 meter yang
Usaha Kecil
digunakan untuk area
Formal
berjualan memiliki lebar D.7 1 2
(KUKF) /
maksimal 3 meter, atau
Kegiatan
memiliki perbandingan
Komersial
antara lebar jalur pejalan
kaki dan lebar area
berdagang 1:1,5.
- Dapat menggunakan lahan
privat.
- Tidak berada di sisi jalan
arteri baik primer maupun
sekunder dan kolektor primer
dan/atau tidak berada di sisi
ruas jalan dengan kecepatan
kendaraan tinggi.

3-205
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
1. Mempertahankan karakter
atau ciri khas kawasan dan
bangunan cagar budaya pada
area museum dan komersial
sebagai atraksi kawasan
sesuai dengan ketentuan
pelindungan, berupa
ketinggian maksimal 4 lantai
dan GSB eksisting, serta
meletakan bangunan
ketinggian sedang dan tinggi Bangunan Cagar Budaya
di luar KCB. golongan A dan B
Kawasan dan
2. Melakukan pelindungan dipertahankan sesuai
D.8 Bangunan 1 2 2
kawasan cagar budaya pada ketentuan pelindungan,
Cagar Budaya
seluruh bangunan cagar pengembangan, dan
budaya dengan pemanfaatan
mempertahankan Bangunan
Cagar Budaya eksisting dan
tidak mengubah bentuk fisik.
3. Melakukan pengembangan
Kawasan Cagar Budaya
dengan mengadaptasi fungsi
baru berupa pemanfaatan
untuk komersial,
hiburan/rekreasi, edukasi,
apresiasi, dan hunian.

3-206
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sub STANDAR KINERJA
Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia area pameran
dengan lebar maksimal 3 m
pada jalur pejalan kaki yang
memiliki lebar minimal 5 m
(atau perbandingan antara
lebar jalur pejalan kaki dan
lebar area pameran 1:1,5).
Kegiatan/ Terselenggaranya minimal
Ketentuan: D.9 1 1 1
Event 2 event dalam satu tahun
- Mempertimbangkan
keselamatan pengunjung.
- Tidak berada di jalan arteri
baik primer maupun
sekunder dan kolektor primer
dan/atau tidak berada di
ruas jalan dengan kecepatan
kendaraan tinggi.
Sumber: Hasil analisis, 2022

3-207
3.3.3.3 Bukti Dukung
Bukti dukung penilaian kawasan kompak kepadatan tinggi Karet Semanggi,
Jakarta berdasarkan masing-masing kriteria pencapaiannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 3-100 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Kawasan dengan
penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas tinggi”
Karet Semanggi Jakarta

A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan


intensitas tinggi
Taman atau tempat bermain dapat diakses oleh publik 15 jam atau lebih per hari
A.1 Penggunaan Lahan
A.1.2 Jenis Penilaian 2 Bukti Dukung
Penggunaan
Lahan
Keterangan:
Jenis penggunaan lebih dari 3
jenis, meliputi: perkantoran,
komersial dan hunian

A.4 KLB
KLB minimum Penilaian 2 Bukti Dukung
5.0

3-208
Keterangan:
Dominasi KLB di dalam
kawasan lebih dari 5.0,
didominasi oleh bangunan-
bangunan vertikal dengan
fungsi utama perkantoran.

Tabel 3-101 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Terhubung dengan


sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas tinggi” Karet
Semanggi Jakarta

B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas


tinggi
Tersedia minimal 1 moda transportasi umum, dapat berupa Heavy Rail Transit, Light
Rail Transit, BRT, Bus Lokal, Bus Feeder, Commuter Line (Ferry dimungkinkan)
B.1 Moda Penilaian 2 Bukti Dukung
Transportasi
Keterangan:
Dilewati oleh sarana angkutan
umum massal (SAUM) seperti
busway, MRT dan monorel
(greenline dan blueline
monorail). Tersedia trans
jakarta jurusan Tanah Abang-
Bekasi dan metromini Grogol
Rambutan.

Terdapat sistem pergantian moda pada pusat-pusat kegiatan berupa halte/stasiun.


B.2 Pergantian Penilaian 2 Bukti Dukung
Moda

3-209
Keterangan:
Terdapat halte di sepanjang
Jalan Gatot Subroto dengan
radius 400 m. Di jalan Prof. Dr.
Satrio terdapat 1
pemberhentian moda
transportasi, di Jalan Sudirman
dan Jalan Guru Mughni tidak
terdapat pergantian moda.

Tabel 3-102 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Pengembangan yang


berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda” Karet Semanggi Jakarta

C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda


90% Jalur Pejalan Kaki memiliki lebar minimum yang memenuhi kebutuhan ruang
pejalan dan ketentuan bagi pejalan berkebutuhan khusus.
C.2 Fasilitas Pejalan Kaki
C.2.1 Dimensi Penilaian 1 Bukti Dukung
Jalur Pejalan Kaki
Keterangan:
Jalan Gatot Subroto memiliki
lebar jalur pejalan kaki 2,76 m,
Jalan Sudirman dan Jalan Prof
Dr Satrio 6 m, Jalan Guru
Mughni 2 m.

80% jaringan jalur pejalan kaki memiliki street furniture penunjang kenyamanan
yang lengkap termasuk untuk penyandang disabilitas
C.2.2 Kelengkapan Penilaian 1 Bukti Dukung
Street Furniture
Pejalan Kaki
Keterangan:
Pada Jalan Sudirman, sudah
tersedia Guiding Blocks, Tempat
duduk, signage dan penerangan.
Pada koridor jalan lain fasilitas
pejalan kaki masih minim, tidak
disediakan ramp melandai yang

3-210
dapat diakses bagi kaum difabel.
Jalur pesepeda hanya terdapat di
koridor Jalan Sudirman.

80% segmen jalan terbuka untuk bersepeda/tersedia jalur sepeda


C.5 Fasilitas Penilaian 1 Bukti Dukung
Pesepeda
Keterangan:
Jalur sepeda hanya terdapat di
koridor Jalan Sudirman, di
koridor jalan lainnya tidak
terdapat jalur sepeda. Jalur
sepeda tergabung dengan jalur
kendaraan umum (trans Jakarta)
dengan tidak ada ketegasan
pembatas, namun demikian
dimensi jalur sepeda sudah
memenuhi kriteria standar
(minimal 1,5 m)

Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Layak huni (livable) untuk


bermukim” Karet Semanggi Jakarta

D. Layak huni (livable) untuk bermukim


Tersedia Kegiatan Usaha Kecil Formal (KUKF) dan tempat makan cafe atau restoran.
D.7 Kegiatan Usaha Penilaian 2 Bukti Dukung
Kecil Formal (KUKF)
/ Kegiatan
Komersial

3-211
Keterangan:
Tersedia kegiatan usaha kecil
formal di dalam kawasan untuk
penunjang kegiatan khususnya
yang berada di kawasan
perkantoran.

Ada bangunan-bangunan cagar budaya dengan fungsi hunian di dalam kawasan.


D.8 Kawasan dan Penilaian 2 Bukti Dukung
Bangunan Cagar
Budaya
Keterangan:
Terdapat beberapa bangunan
cagar budaya yang didominasi
oleh bangunan hunian dan masih
terawatt dan berfungsi sebagai
hunian.

3-212
3.3.3.4 Penilaian Standar Teknis dan Standar Kinerja
Penilaian standar teknis untuk kawasan Karet Semanggi Jakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 3-103 Penilaian Pemenuhan Standar Teknis Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Karet Semanggi Jakarta

Total Nilai Nilai


Komponen/ Indikator Bobot Jumlah Komp. Batas Atas Penilaian Pencapaian Rata Rata Pencapaian
Kawasan Kriteria Komponen

j=jumlah
b=proporsi
c=jumlah g= (total g/jumlah i=total
keutamaan d=c x nilai e=jumlah
komponen yang penilaian nilai penilaian
a terhadap maksimal penilaian
masuk kategori kawasan/batas pencapaian kawasan x
pencapaian min/ideal/prima komponen
min/ideal/prima atas) x 100% kriteria bobot
tujuan
yang terisi

A. Kawasan dengan
penggunaan campuran
(mixed-use) berkepadatan
dan intensitas tinggi 25% 71% 18%
Minimal (2) 0 0 0 0%
Internal Ideal (2) 2 4 3 75%
Prima (3) 3 9 6 67%
B. Terhubung dengan sistem
transportasi publik dan
memiliki aksesibilitas tinggi
Minimal (2) 25% 0 0 0 0% 72% 18%
Internal Ideal (2) 3 6 6 100%
Prima (3) 3 9 4 44%
C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan 30% 56% 17%
kaki dan pesepeda

3-213
Total Nilai Nilai
Komponen/ Indikator Bobot Jumlah Komp. Batas Atas Penilaian Pencapaian Rata Rata Pencapaian
Kawasan Kriteria Komponen
Minimal (2) 3 6 5 83%
Internal Ideal (2) 4 8 4 50%
Prima (3) 1 3 1 33%
D. Layak huni (livable) untuk
bermukim
Minimal (2) 20% 3 6 5 83% 50% 10%
Eksternal Ideal (2) 6 12 8 67%
Prima (2) 1 3 0 0%
Pemenuhan Standar Teknis 62%
Predikat CUKUP
Sumber: hasil analisis, 2022
Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

3-214
Penilaian standar kinerja untuk kawasan kompak kepadatan tinggi Karet Semanggi Jakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 3-104 Penilaian Pemenuhan Standar Kinerja Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Karet Semanggi Jakarta

Jumlah Total Nilai Nilai


Batas Rata
Komponen/ Indikator Bobot Kriteria Penilaian Pencapaian Pencapaian
Atas Rata
kinerja Kawasan Kriteria Komponen
a b c d=c x 3 e g h i=hxb
A. Kawasan dengan penggunaan
campuran (mixed-use)
25,00% 66,67% 66,67% 17%
berkepadatan dan intensitas 8,00 24,00 16,00
tinggi
B. Terhubung dengan sistem
transportasi publik dan 25,00% 50,00% 50,00% 13%
6,00 18,00 9,00
memiliki aksesibilitas tinggi
C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan kaki 30,00% 47,62% 47,62% 14%
7,00 21,00 10,00
dan pesepeda
D. Layak huni (livable) untuk
20,00% 66,67% 66,67% 13%
bermukim 9,00 27,00 18,00
Pemenuhan Standar Kinerja 100,00% 57%
Predikat CUKUP

Sumber: hasil analisis, 2022


Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

3-215
Tabel 3-105 Kinerja Fungsi Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Karet
Semanggi Jakarta

Pemenuhan Pencapaian
Kinerja Fungsi
Keterangan Standar Standar
Kawasan
Teknis Kinerja
Nilai 62% 57% 60%
Predikat CUKUP CUKUP CUKUP
Sumber: hasil analisis, 2022
Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

Dapat disimpulkan bahwa kinerja fungsi kawasan kompak kepadatan tinggi


Karet Semanggi dalam kondisi yang cukup, dengan persentase pemenuhan
kinerja fungsi kawasan sebanyak 60%.
Tabel 3-106 Score Card Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Karet
Semanggi Jakarta

Pembulatan Nilai Pencapaian


Komponen
Komponen
Standar Standar
Teknis Kinerja
A. Kawasan dengan penggunaan
campuran (mixed-use) berkepadatan dan 70,83% 66,67%
intensitas tinggi
B. Terhubung dengan sistem transportasi
72,22% 50,00%
publik dan memiliki aksesibilitas tinggi
C. Pengembangan yang berorientasi pada
55,56% 47,62%
pejalan kaki dan pesepeda
D. Layak huni (livable) untuk bermukim 50,00% 66,67%
Sumber: hasil analisis, 2022

3-216
Standar Teknis Standar Kinerja

A. Kawasan dengan
penggunaan
campuran (mixed-
use) berkepadatan
dan intensitas
tinggi
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% B. Terhubung
D. Layak huni 10,00% dengan sistem
(livable) untuk 0,00% transportasi publik
bermukim dan memiliki
aksesibilitas tinggi

C. Pengembangan
yang berorientasi
pada pejalan kaki
dan pesepeda

Gambar 3-27 Score Card Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi Karet


Semanggi Jakarta

Sumber: hasil analisis, 2022

3-217
3.3.4 Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Boulevard Manado
3.3.4.1 Profil Kawasan
Boulevard adalah nama pusat perdagangan, dibangun di atas lahan hasil
reklamasi. Direklamasi oleh 6 pengembang (developer), yang dimulai pada
tahun 1995. Panjangnya 4,3 km dengan luas 67 Ha. Mirip kawasan reklamasi
Orchard Road di Singapura. Nama yang sebenarnya adalah jalan Pierre
Tendean, namun masyarakat menyebutnya Boulevard.Sejak kehadiran
Boulevard, aktivitas masyarakat yang sebelumnya terkonsentrasi
di bendar atau pusat kota (eks pasar 45 dan sekitarnya) beralih ke kawasan
yang ramai dan padat pengunjung ini. Pemerintah menamainya kawasan B on
B (Boulevard on Business).
Kawasan Boulevard juga dihiasi dengan sejumlah hotel berbintang, kafe,
restoran, toko dan ruko dengan jumlah yang tak terhitung. Pada momen-
momen tertentu, sejumlah ruas jalan di kawasan yang menjadi landmark kota
Manado ini digunakan untuk kegiatan hiburan masyarakat seperti konser dan
pertunjukkan musik.
Pemilihan Kawasan Boulevard Manado dikarenakan memenuhi indikasi
kawasan kompak kepadatan sedang:
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas sedang
• Memiliki 2 atau lebih fungsi lahan di dalam kawasan
• Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB maksimum
80% dengan KLB rata-rata 3.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi sekunder
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup kota atau
bagian kota

3-218
Gambar 3-28 Deliniasi Kawasan Kompak Boulevard Manado
Sumber: Citra Satelit

3-219
3.3.4.2 Penilaian Daftar Periksa
Berikut hasil penilaian daftar periksa terhadap Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Boulevard Manado:
Tabel 3-107 Penilaian Daftar Periksa Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Boulevard Manado

STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaan
A.1
Lahan
Perumahan Proporsi
Penggunaan lahan
minimum 60% dan Perumahan
A.1.1 1 1 beragam dengan dominasi 1
Non-Perumahan dan non
lahan perumahan
minimum 20% perumahan
Jenis guna lahan
terdiri atas guna
lahan perumahan
Minimal 3 (tiga) fungsi
dan kombinasi
yang terdiri atas fungsi
Mixed-use antara 2 (dua) guna
Jenis hunian dan fungsi non
lahan berikut:
A.1.2 Penggunaan 1 3 hunian dimana salah 3
campuran,
Lahan satu fungsi non hunian
komersial,
merupakan penggerak
perkantoran,
kegiatan ekonomi
budaya/pusat
hiburan, fasilitas
publik lainnya
Proporsi Rusun
Hunian Hunian yang berimbang
MBR minimum 20% A.2 1 0 0
Berimbang dan terjangkau
Rusun Komersial

3-220
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Aktivitas yang
signifikan di Durasi
Durasi minimal aktivitas
kawasan beroperasi A.3 Operasi 3
yang signifikan: 18 Jam
dalam waktu yang Aktivitas
lama
Tersedia taman atau
tempat bermain
yang dapat diakses
oleh publik dengan
kebutuhan dan luas
minimum
berdasarkan Permen
PU No. Taman atau tempat
5/PRT/M/2008 Ketersediaan bermain dapat diakses
A.3.1 1 3 3
Taman Kota : Taman oleh publik 15 jam atau
144.000 m2 lebih per hari
Taman Kecamatan :
24.000 m2
Taman Kelurahan :
9.000 m2
Taman RW : 1.250
m2
Taman RT : 250 m2
Densitas Kepadatan penduduk
KLB minimum 3.0 A.4 KLB 1 2 1
dan minimum 480 jiwa/ha

3-221
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Intensitas
Tinggi

Kepadatan hunian
1
minimum 120 unit/ha

Paling sedikit 80 %
bangunan tinggi (high- 2
rise, di atas 8 lantai)
B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan
memiliki aksesibilitas tinggi
Tersedia minimal 1
moda transportasi Moda transportasi
umum, dapat berfungsi dengan baik dan
berupa Heavy Rail cukup untuk melayani
Kemudahan Transit, Light Rail Moda pergerakan masyarakat
B.1 1 1 2
Akses Transit, BRT, Bus Transportasi dari dalam kawasan ke
Lokal, Bus Feeder, luar kawasan dan dari
Commuter Line luar kawasan ke dalam
(Ferry kawasan
dimungkinkan)

3-222
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Terdapat sistem Sarana pergantian moda
pergantian moda berfungsi dengan baik dan
pada pusat-pusat cukup untuk melayani
kegiatan berupa Pergantian pergerakan masyarakat
B.2 1 1 1
halte/stasiun Moda dari dalam kawasan ke
(Sesuai standar luar kawasan dan dari
pada Permen PU luar kawasan ke dalam
No:03/PRT/M/2014) kawasan
Jarak berjalan kaki Stasiun angkutan umum
terjauh menuju berfungsi dengan baik
stasiun angkutan berfungsi dengan baik dan
umum sejauh 800 m Stasiun cukup untuk melayani
atau kurang untuk B.3 Angkutan 1 1 pergerakan masyarakat 0
angkutan cepat atau Umum dari dalam kawasan ke
400 m atau kurang luar kawasan dan dari
untuk pelayanan luar kawasan ke dalam
langsung kawasan
Lebar Minimum
Badan Jalan (PP No. Tingkat Pelayanan
34 Tahun 2006): Jalan/Nilai Level of
a) Jalan Arteri Service Minimal D atau
Primer dan kondisi arus mendekati
Sekunder: minimal tidak stabil, dimana:
Jaringan
11 m. B.4 1 2 - Kecepatan min 50 2
Jalan
b) Jalan Kolektor km/jam
Primer dan - VCR (volume/capacity)
Sekunder: minimal 9 maks. 0,9
m. - Tundaan simpangan
c) Jalan Lokal maks 40 detik/kendaraan
Primer dan

3-223
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Sekunder: minimal
7,5 m
d) Jalan Lingkungan
Primer dan
Sekunder: minimal
6,5 m (untuk
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih) atau minimal
3,5 (jika tidak
diperuntukkan bagi
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih)
Jalan masuk ke
90% akses pejalan kaki
bangunan kurang
Akses Pejalan tersedia menuju semua
dari 200 m dalam
B.5 Kaki dan 1 2 gedung dan bangunan 1
jangkauan jalan
Sepeda yang berada pada bagian
kaki dari segmen
depan blok
jaringan sepeda
Konektivitas
Jalur pejalan kaki 90% jalur pejalan kaki di
Jalur Pejalan
Konektivitas terhubung di B.6 1 1 dalam kawsan terkoneksi 1
Kaki dan
seluruh kawasan dengan baik
Pesepeda
C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki
dan pesepeda
C.1 Blok
Konektivitas Dimensi blok: 70- Rasio konektivitas
C.1.1 Dimensi blok 1 1 2
200 m prioritas (Rasio

3-224
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
persimpangan jalur
Street Frontage/ pejalan kaki dengan
Muka bangunan persimpangan kendaraan
yang berhadapan Street bermotor) 2 atau lebih
C.1.2 1 2
langsung dengan Frontage
jalur pejalan kaki
Minimal: 80%

Fasilitas
C.2
Pejalan Kaki
90% Jalur Pejalan
Kaki memiliki lebar
minimum yang
memenuhi
kebutuhan ruang
pejalan dan
ketentuan bagi Nilai Level of Service (LOS)
pejalan Pejalan Kaki minimal D:
berkebutuhan - Nilai Volume/Kapasitas
Dimensi
khusus. 0,44 – 0,65
C.2.1 Jalur Pejalan 1 2 2
1. Dimensi trotoar: - Kecepatan terbatas,
Kaki
a) Jalan Arteri: 5 – 6 gerakan mendahului
m dibatasi,ruang antar
b) Jalan Kolektor: pejalan kaki terbatas
3,5 – 4 m
c) Jalan Lokal : 3 m
d) Jalan lokal dan
lingkungan (wilayah
perumahan): 2,5 m
e) Jalur yang

3-225
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
digunakan bersama
(pejalan kaki dan
pengguna sepeda):
lebar jalur pejalan
kaki minimal 1,5 m
2. Jalur
penyebrangan
orang dan bawah
tanah berupa
terowongan (lebar
minimum 2,5 m
atau 2,75 m jika
diperuntukan juga
untuk sepeda
(Sesuai standar
pada Permen PU
No:03/PRT/M/2014
dan SE Menteri
PUPR No
02/SE/M/2018)

3-226
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% jaringan jalur
pejalan kaki
memiliki street
furniture penunjang
kenyamanan yang
lengkap termasuk
untuk penyandang
disabilitas

1. Fasilitas
pendukung:
• Jalur Hijau,
Nilai Walkability Index
ditempatkan pada
pada kawasan minimal 70
jalur amenitas Kelengkapan
(aktivitas dilakukan
dengan lebar 150 cm Street
Kenyamanan C.2.2 1 1 dengan berjalan kaki) 1
dan bahan yang Furniture
atau 50-69 (Beberapa
digunakan adalah Pejalan Kaki
fasilitas dapat dijangkau
tanaman peneduh.
dengan berjalan kaki)
• Lampu
Penerangan, terletak
di luar ruang bebas
jalur pejalan kaki
dengan jarak
antarlampu
penerangan yaitu 10
meter, dengan tinggi
4m
• Tempat Duduk,
terletak di luar
ruang bebas jalur

3-227
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
duduk yaitu 10
meter.
• Pagar Pengaman,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki pada
titik tertentu yang
memerlukan
perlindungan,
dibuat dengan tinggi
0,9 m
• Tempat Sampah,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
sampah yaitu 20
meter
• Marka, Perambuan
dan Papan Informasi
(Signage), terletak di
luar ruang bebas
jalur pejalan kaki,
pada titik interaksi
sosial, dan pada
jalur pejalan kaki
dengan arus padat
• Halte/Shelter Bus
dan Lapak Tunggu,

3-228
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak
antarhalte/shelter
bus dan lapak
tunggu pada radius
300 meter dan pada
titik potensial
kawasan

2. Fasilitas Pejalan
kaki untuk
Berkebutuhan
khusus
- Desain tanpa
halangan
- Rambu dan marka
bagi pejalan kaki
berkebutuhan
khusus
- Lajur pemandu

3-229
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3

Tempat parkir
sepeda di setiap
stasiun angkutan 80% Sepeda tertampung
umum kurang dari C.3 Parkir Sepeda 1 0 dalam tempat parkir 1
100 m dari pintu sepeda yang disediakan
masuk stasiun
angkutan umum

80% persimpangan
memiliki jalur
penyeberangan yang
lengkap.

Ketentuan:
1. Bebas pembatas
bagi penyandang
disabilitas
80% pejalan kaki merasa
2. Lebar 2 m atau Jalur
C.4 1 1 nyaman berjalan kaki di 1
lebih dan diberi Penyebrangan
dalam kawasan
garis batas
3. Disediakan pulau
penyeberangan yang
mudah diakses oleh
semua apabila
menyeberang >2
jalur lalu lintas
4. Menerima
penerangan jalan

3-230
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
yang cukup pada
malam hari

80% segmen jalan


terbuka untuk
bersepeda/tersedia
jalur sepeda dengan
ketentuan:
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
ekslusif atau 80% pengguna sepeda
Fasilitas
terlindungi, secara C.5 1 0 merasa nyaman bersepeda 1
Pesepeda
spasial terpisah dari di dalam kawasan
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
sepeda yang dicat
atau secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda

3-231
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)

3-232
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Terdapat ruang- Ruang transisi berfungsi
ruang transisi dengan baik dan cukup
dengan jarak antar untuk mendukung
ruang transisi dalam kegiatan pergerakan
Ruang
radius standar jarak C.6 1 2 masyarakat di dalam 2
Transisi
orang nyaman kawasan, atau dari dalam
berjalan kaki yaitu kawasan ke luar kawasan
400-800 m dan dari luar kawasan ke
(Untermann, 1984) dalam kawasan
D. Layak huni (livable) untuk bermukim
Ruang
D.1
Terbuka
Tipologi Ruang Ruang terbuka publik
Adequacy Terbuka Minimal: Ruang berfungsi dengan baik dan
Taman skala D.1.1 Terbuka 1 3 cukup untuk melayani 3
komunitas, taman Publik aktivitas rekreasi
lingkungan masyarakat
Keselamatan

3-233
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia street
furniture penunjang
keselamatan yang
lengkap:
• Lampu Penerangan
• Pagar Pengaman
• Marka/Signage
• Guiding Block
untuk disabilitas
• Pengendali
kecepatan
• Bolar
80% segmen jalan
terbuka untuk Keselamatan Kejadian kecelakaan
bersepeda/tersedia Fasilitas pengendara kendaraan
D.2 1 2 3
jalur sepeda dengan Pejalan Kaki bermotor < 2
ketentuan: dan Pesepeda kejadian/tahun
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
ekslusif atau
terlindungi, secara
spasial terpisah dari
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
sepeda yang dicat
atau secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan

3-234
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE

3-235
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)

Kejadian kecelakaan di
jalan yang mengakibatkan
3
korban pejalan kaki < 2
kejadian/tahun

3-236
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3

Kejadian kecelakaan di
jalan yang mengakibatkan
3
korban pesepeda < 2
kejadian/tahun

Pemadam
D.3
Kebakaran

Tersedia jalan akses


pemadam
kebakaran untuk
setiap fasilitas dan
bangunan gedung
Pemadam kebakaran
Ketentuan:
dapat mencapai lokasi
Responsif - Jalan akses 3
kebakaran dalam waktu
pemadam Akses
< 15 menit
kebakaran meliputi D.3.1 Pemadam 1 2
jalan kendaraan, Kebakaran
jalan untuk
pemadam
kebakaran, jalan ke
tempat parkir, atau
kombinasi jalan-
jalan
tersebut.
- Lebar minimum

3-237
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
lapis perkerasan 6
m dan panjang
minimum 15 m
- Lebar bidang kerja
minimum untuk
mobil pemadam
kebakaran minimal
4m
- Lapis perkerasan
dan jalur akses
tidak boleh melebihi
46 m dan bila
melebihi 46 harus
diberi fasilitas
belokan.
- Bangunan gedung
hunian dengan
lantai hunian
tertinggi ≤ 10 m
tidak dipersyaratkan
adanya lapis
perkerasan

3-238
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia hidran
dengan jarak antar
hidran 35-38 m
dengan pasokan air
Fasilitas
sekurang-kurangnya
Pemadam
38 liter/detik pada D.3.2 1 2
Kebakaran
tekanan 3,5 bar,
(Hidran)
serta mampu
mengalirkan air
minimal selama 30
menit

Tersedianya pos dan


petugas keamanan Fasilitas Kejadian kriminal di
Keamanan D.4 1 2 3
yang bekerja 24 jam Keamanan bawah 2 peristiwa/tahun
di dalam kawasan

Lantai dasar
bangunan yang
bersinggunan
dengan sempadan
jalur pejalan kaki
diharuskan memiliki 50% bagian jalur pejalan
Muka
Atraktif fungsi-fungsi D.5 1 2 kaki dengan muka 3
Bangunan
pemicu (activity bangunan yang aktif.
generating uses
dengan ketinggian
minimal muka
bangunan adalah 3
lantai

3-239
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia arkade
pada jalan utama
D.6 Arkade 1 2
dan taman
(opsional)
Tersedia Kegiatan
Usaha Kecil Formal
(KUKF) dan tempat
makan cafe atau
restoran di jalur
pejalan kaki

Ketentuan:
- Jarak bangunan ke
area berdagang
Kegiatan
adalah 1,5 – 2,5
Usaha Kecil
meter, agar tidak
Formal
menganggu sirkulasi D.7 1 2
(KUKF) /
pejalan kaki.
Kegiatan
- Jalur pejalan kaki
Komersial
memiliki lebar
minimal 5 meter
yang digunakan
untuk area
berjualan memiliki
lebar maksimal 3
meter, atau memiliki
perbandingan
antara lebar jalur
pejalan kaki dan

3-240
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
lebar area berdagang
1:1,5.
- Dapat
menggunakan lahan
privat.
- Tidak berada di
sisi jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di sisi ruas
jalan dengan
kecepatan
kendaraan tinggi.

1. Mempertahankan
karakter atau ciri
khas kawasan dan
bangunan cagar Bangunan Cagar Budaya
budaya pada area golongan A dan B
Kawasan dan
museum dan dipertahankan sesuai
D.8 Bangunan 1 0 0
komersial sebagai ketentuan pelindungan,
Cagar Budaya
atraksi kawasan pengembangan, dan
sesuai dengan pemanfaatan
ketentuan
pelindungan, berupa
ketinggian maksimal

3-241
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
4 lantai dan GSB
eksisting, serta
meletakan
bangunan
ketinggian sedang
dan tinggi di luar
KCB.
2. Melakukan
pelindungan
kawasan cagar
budaya pada
seluruh bangunan
cagar budaya
dengan
mempertahankan
Bangunan Cagar
Budaya eksisting
dan tidak mengubah
bentuk fisik.
3. Melakukan
pengembangan
Kawasan Cagar
Budaya dengan
mengadaptasi fungsi
baru berupa
pemanfaatan untuk
komersial,
hiburan/rekreasi,
edukasi, apresiasi,
dan hunian.

3-242
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR
KRITERIA Sub STANDAR KINERJA
KINERJA Kode
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia area
pameran dengan
lebar maksimal 3 m
pada jalur pejalan
kaki yang memiliki
lebar minimal 5 m
(atau perbandingan
antara lebar jalur
pejalan kaki dan
lebar area pameran
1:1,5).

Ketentuan: Kegiatan/ Terselenggaranya minimal


D.9 1 2 3
- Event 2 event dalam satu tahun
Mempertimbangkan
keselamatan
pengunjung.
- Tidak berada di
jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di ruas jalan
dengan kecepatan
kendaraan tinggi.

3-243
3.3.4.3 Bukti Dukung
Bukti dukung penilaian kawasan kompak kepadatan sedang Boulevard
Manado berdasarkan masing-masing kriteria pencapaiannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 3-108 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Kawasan dengan
penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan intensitas tinggi”
Boulevard Manado

A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan


intensitas tinggi
Perumahan minimum 60% dan Non-Perumahan minimum 20%
A.1 Penggunaan Lahan
A.1.2 Penilaian 1 Bukti Dukung
Proporsi
Perumahan
dan non
perumahan
Keterangan:
Penggunaan lahan
campuran vertikal terdiri
dari mall, ruko, hotel,
gedung perkantoran,
sarana peribadatan,
ruang terbuka, dan
kegiatan non formal.
Tidak terdapat fungsi
hunian di dalam
kawasan.

KLB minimum 3.0


A.4 KLB Penilaian 2 Bukti Dukung
Keterangan:
KLB berkisar diantara 3-
7 lantai, bangunan

3-244
hunian yang ada di
dalam kawasan
merupakan hunian
vertikal, dengan
kecenderungan intensitas
dan densitas tinggi.

Tabel 3-109 Bukti Dukung “Pemenuhan Kriteria Terhubung dengan


sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas tinggi” Boulevard
Manado

B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki


aksesibilitas tinggi
Tersedia minimal 1 moda transportasi umum, dapat berupa Heavy Rail
Transit, Light Rail Transit, BRT, Bus Lokal, Bus Feeder, Commuter Line (Ferry
dimungkinkan)
B.1 Moda Penilaia 2 Bukti Dukung
Transporta n
si
Keterangan:
Terdapat angkot yang
melintas di jalan utama
(Jl. Pierre Tendean),
Pilihan moda
pengunjung berupa
angkutan online, angkot
dan kendaraan pribadi.

3-245
Jalan masuk ke bangunan kurang dari 200 m dalam jangkauan jalan kaki
dari segmen jaringan sepeda
B.5 Akses Penilaia 2 Bukti Dukung
Pejalan n
Kaki dan
Sepeda
Keterangan:
Akses masuk kawasan di
blok Manado Town
Square memiliki arkade
yang sudah mencakup
jalur pedestrian yang
terhubung dengan
entrance kawasan.
Sedangkan blok
Megamas belum
memilliki jalur
pedestrian yang
terhubung dengan
bangunan.

Tabel 3-110 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Pengembangan yang


berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda” Boulevard Manado

C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda


Street Frontage/ Muka bangunan yang berhadapan langsung dengan jalur pejalan
kaki Minimal: 90%
C.1 Blok
C.1.2 Street Penilaian 2 Bukti Dukung
Frontage
Keterangan:
Muka bangunan
didominasi oleh muka
bangunan aktif.

3-246
C.2 Fasilitas Pejalan Kaki
90% Jalur Pejalan Kaki memiliki lebar minimum yang memenuhi kebutuhan ruang
pejalan dan ketentuan bagi pejalan berkebutuhan khusus.
C.2.1 Penilaian 2 Bukti Dukung
Dimensi
Jalur
Pejalan Kaki
Keterangan:
Jalur pejalan kaki
eksisting umumnya berada
di depan bangunan dengan
lebar 1,5-3 m. Terdapat
rencana pembangunan
jalur pedestrian yang
sedang dalam tahap
pembangunan di
sepanjang kawasan
dengan lebar yang
direncanakann10 m.

3-247
80% jaringan jalur pejalan kaki memiliki street furniture penunjang kenyamanan
yang lengkap termasuk untuk penyandang disabilitas
C.2.2 Penilaian 1 Bukti Dukung
Kelengkapan
Street
Furniture
Pejalan Kaki
Keterangan:
Fasilitas jalur pejalan kaki
di dalam kawasan masih
sangat minim, belum ada
fasilitas penunjang difabel.

Tabel 3-111 Bukti Dukung Pemenuhan Kriteria “Layak huni (livable)


untuk bermukim” Boulevard Manado

D. Layak huni (livable) untuk bermukim


Tipologi Ruang Terbuka Minimal: Taman skala komunitas, taman
lingkungan.
D.1 Ruang Terbuka
D.1.1 Penilaian 3 Bukti Dukung
Ruang
Terbuka
Publik
Keterangan:
Tersedia ruang terbuka
dengan luasan yang

3-248
mencukupi untuk
aktivitas masyarakat,
dapat menampung
kegiatan dalam skala
yang besar, bersifat
aktif dan dapat
menunjang kebutuhan
rekreasi masyarakat.

Tersedia Kegiatan Usaha Kecil Formal (KUKF) dan tempat makan cafe atau
restoran.
D.7 Penilaian 2 Bukti Dukung
Kegiatan
Usaha
Kecil
Formal
(KUKF) /
Kegiatan
Komersial
Keterangan:
Tersedia kegiatan usaha
kecil formal di dalam
kawasan berupa tenant-
tenant penjual
makanan di pinggir laut
dekat dengan ruang

3-249
terbuka di dalam
kawasan yang menyewa
tempat dengan biaya
yang terjangkau.

Tersedia area pameran. Tersedia


area
pameran

D.9 Penilaian 2 Bukti Dukung


Kegiatan/
Event
Keterangan:
Terselenggara event di
dalam kawasan secara
berkala. Event berupa
kegiatan olah raga,
kegiatan musik,
kegiatan keagamaan
seperti perayaan natal,
kegiatan tahunan
seperti acara tahun
baru, dan kegiatan
lainnya yang diinisiasi
pemerintah maupun
swasta.

3-250
3-251
3.3.4.4 Penilaian Standar Teknis dan Standar Kinerja
Penilaian standar teknis untuk kawasan Boulevard Manado adalah sebagai berikut:
Tabel 3-112 Penilaian Pemenuhan Standar Teknis Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Boulevard Manado

Penilaian Pemenuhan Standar Teknis


Total Nilai Nilai
Komponen/
Bobot Jumlah Komp. Batas Atas Penilaian Pencapaian Rata Rata Pencapaian
Indikator
Kawasan Kriteria Komponen
j=jumlah
b=proporsi
c=jumlah g= (total g/jumlah i=total
keutamaan d=c x nilai e=jumlah
komponen yang penilaian nilai penilaian
a terhadap maksimal penilaian
masuk kategori kawasan/batas pencapaian kawasan x
pencapaian min/ideal/prima komponen
min/ideal/prima atas) x 100% kriteria bobot
tujuan
yang terisi
A. Kawasan dengan
penggunaan
campuran (mixed-
use) berkepadatan
dan intensitas
tinggi 25% 64% 16%
Minimal
0 0 0 0%
(2)
Internal
Ideal (2) 2 4 2 50%
Prima (3) 3 9 7 78%
B. Terhubung
dengan sistem
transportasi publik
dan memiliki
aksesibilitas tinggi 25% 56% 14%
Minimal
0 0 0 0%
Internal (2)
Ideal (2) 3 6 4 67%

3-252
Penilaian Pemenuhan Standar Teknis
Prima (3) 3 9 4 44%
C. Pengembangan
yang berorientasi
pada pejalan kaki
dan pesepeda
Minimal 30% 58% 18%
3 6 5 83%
(2)
Internal
Ideal (2) 4 8 2 25%
Prima (3) 1 3 2 67%
D. Layak huni
(livable) untuk
bermukim
Minimal 20% 89% 18%
3 6 4 67%
(2)
Eksternal Ideal (2) 6 12 12 100%
Prima (2) 1 3 3 100%
Pemenuhan Standar Teknis 65%
Predikat BAIK
Sumber: hasil analisis, 2022
Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

3-253
Penilaian standar kinerja untuk kawasan kompak kepadatan sedang Boulevard Manado adalah sebagai berikut:
Tabel 3-113 Penilaian Pemenuhan Standar Kinerja Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Boulevard Manado

Penilaian Pemenuhan Standar Kinerja


Jumlah Total Nilai
Batas Rata Nilai Pencapaian
Komponen/ Indikator Bobot Kriteria Penilaian Pencapaian
Atas Rata Komponen
kinerja Kawasan Kriteria
a b c d=c x 3 e g h i=hxb
A. Kawasan dengan penggunaan
campuran (mixed-use)
25,00% 58,33% 58,33% 15%
berkepadatan dan intensitas 8,00 24,00 14,00
tinggi
B. Terhubung dengan sistem
transportasi publik dan 25,00% 38,89% 38,89% 10%
6,00 18,00 7,00
memiliki aksesibilitas tinggi
C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan kaki 30,00% 47,62% 47,62% 14%
7,00 21,00 10,00
dan pesepeda
D. Layak huni (livable) untuk
20,00% 88,89% 88,89% 18%
bermukim 9,00 27,00 24,00
Pemenuhan Standar Kinerja 100,00% 56%
Predikat CUKUP

Sumber: hasil analisis, 2022

3-254
Tabel 3-114 Kinerja Fungsi Kawasan Kompak Kepadatan Sedang
Boulevard Manado

Pemenuhan
Pencapaian Kinerja Fungsi
Keterangan Standar
Standar Kinerja Kawasan
Teknis
Nilai 65% 56% 61%
Predikat BAIK CUKUP CUKUP

Sumber: hasil analisis, 2022


Keterangan:
0-49 KURANG
>49-65 CUKUP
>65-81 BAIK
SANGAT
>81 BAIK

Dapat disimpulkan bahwa kinerja fungsi kawasan kompak kepadatan Sedang


Boulevard Manado dalam kondisi yang cukup, dengan persentase pemenuhan
kinerja fungsi kawasan sebanyak 61%.
Tabel 3-115 Score Card Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Boulevard
Manado

Pembulatan Nilai Pencapaian Komponen


Komponen
Standar Teknis Standar Kinerja

A. Kawasan dengan
penggunaan campuran
63,89% 58,33%
(mixed-use) berkepadatan
dan intensitas tinggi
B. Terhubung dengan
sistem transportasi publik
55,56% 38,89%
dan memiliki aksesibilitas
tinggi
C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan 58,33% 47,62%
kaki dan pesepeda

3-255
D. Layak huni (livable)
88,89% 88,89%
untuk bermukim

A. Kawasan
Standar Teknis dengan
Standar Kinerja
penggunaan campuran
(mixed-use)
berkepadatan dan
intensitas tinggi
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% B. Terhubung dengan
D. Layak huni (livable) 10,00% sistem transportasi
0,00%
untuk bermukim publik dan memiliki
aksesibilitas tinggi

C. Pengembangan yang
berorientasi pada pejalan
kaki dan pesepeda

Gambar 3-29 Score Card Kawasan Kompak Kepadatan Sedang Boulevard


Manado

3.4 Temuan Pemutakhiran Standar Teknis


3.4.1 Definisi Kawasan
3.4.1.1 Dasar Pemutakhiran Definisi Kawasan
Kota-kota di Indonesia memiliki kecenderungan densitas dan intensitas yang
tinggi, hal ini seiring dengan bertumbuh pesatnya bangunan-bangunan dengan
penggunaan lahan yang beragam dan pengembangan bangunan vertikal
dengan terbatasnya lahan di perkotaan, berbanding lurus dengan
bertambahnya penduduk di kawasan perkotaan. Pertumbuhan pesat tersebut
perlu didukung dengan adanya aksesibilitas yang baik, perlindungan terhadap
pejalan kaki dan pesepeda, dan kawasan yang layak huni.

3-256
Kawasan kompak dapat mengakomodir isu-isu perkotaan dengan karakteristik
densitas dan intensitas yang tinggi. Selain di kawasan dengan densitas dan
intensitas yang tinggi, kawasan-kawasan perkotaan yang bertumbuh perlu
disiapkan untuk menjadi kawasan kompak, agar dapat menjadi kawasan
perkotaan yang layak huni bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal
tersebut, cakupan kawasan kompak bukan hanya pada kawasan yang memiliki
kepadatan yang tinggi, namun juga pada kawasan dengan kepadatan sedang
yang kemungkinan besar akan menjadi kawasan dengan kepadatan tinggi di
masa yang akan datang.
3.4.1.2 Pemutkahiran Definisi Kawasan
Atas dasar penjelasan pada sub bab sebelumnya, maka perhatian dan
pengaturan kawasan kompak bukan hanya pada kawasan dengan kepadatan
tinggi, namun juga pada kawasan dengan kepadatan sedang. Berikut
pemutakhiran definisi kawasan kompak:
Tabel 3-116 Penyesuaian Definisi Kawasan Kompak

KAWASAN Definisi
Buku Stantek Buku Stantek Buku Stantek Buku Stantek Keterangan
2021 2022 2021 2022
kawasan dengan
kawasan dengan
penggunaan lahan
penggunaan lahan
campuran
campuran
berkepadatan tinggi
berkepadatan tinggi
dan kepadatan
yang
sedang yang
dikembangkan
dikembangkan
dengan arah
Kawasan Kawasan dengan arah Penyesuaian definsi
pembangunan
Kompak Kompak pembangunan Kawasan Kompak
vertikal, memiliki
vertikal, memiliki
kemudahan
kemudahan
aksesibilitas
aksesibilitas
(transportasi), dan
(transportasi), dan
berorientasi
berorientasi
terhadap pejalan
terhadap pejalan
kaki.
kaki

3.4.2 Kinerja Kawasan


3.4.2.1 Dasar penetapan kinerja kawasan
Kawasan dengan kecenderungan penggunaan lahan yang bervariasi, dengan
keanekaragaman aktivitas didalamnya perlu didukung dengan aksesibilitas
yang baik, khususnya keberadaan transportasi umum dan sarana penunjang

3-257
transportasi umum yang baik. Transportasi umum dapat terwujud secara
maksimal jika ada fasilitas pendukungnya seperti fasilitas pejalan kaki dan
pesepeda yang baik. Selain itu, perlu didukung dengan kawasan yang layak
huni, agar aktivitas masyarakat dapat terus berlangsung di dalam kawasan
dengan intensitas dan kepadatan yang tinggi.
3.4.2.2 Pencapaian kinerja kawasan
Suatu Kawasan Kompak dapat dikatakan memiliki kinerja ideal setidaknya jika
telah memenuhi kinerja dan kriteria (issue of concern) berikut ini:
5. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use) berkepadatan dan
intensitas tinggi
c) Penggunaan campuran (mixed-use): Penggunaan lahan untuk hunian
dan non-hunian yang proporsional dengan aktivitas signifikan yang
berlangsung dalam waktu yang lama
d) Densitas dan intensitas tinggi: Kepadatan hunian sedang hingga
tinggi dengan intensitas pemanfaatan ruang kawasan sedang hingga
tinggi untuk membentuk lingkungan dengan kegiatan yang intensif
6. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan memiliki aksesibilitas
tinggi
Pengembangan kawasan yang memberikan kemudahan bagi warga untuk
mengakses transportasi umum dan jaringan jalan kendaraan yang
memadai
7. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda
a) Konektivitas: Sirkulasi kawasan yang memprioritaskan pejalan kaki
dengan aksesibiltas tinggi, rute terpendek, langsung, terkoneksi, dan
terintegrasi.
b) Kenyamanan: Kenyamanan warga terlayani dalam beraktivitas
dengan berjalan kaki dan bersepeda.
8. Layak huni (livable) untuk bermukim
f) Kecukupan (Adequacy): Ketersediaan dan akses ke fasilitas publik
yang lengkap (fasilitas dasar)
g) Keselamatan: Keselamatan warga terlindungi dari kecelakaan,
bencana, dan hal-hal yang berpotensi mengancam jiwa dan harta.
h) Ketanggapan (Responsiveness): Ketanggapan dalam merespon
kejadian kecelakaan atau bencana.

3-258
i) Keamanan (Security): Keamanan warga terlindungi dari berbagai
bentuk kejahatan dan kriminalitas.
j) Sehat (Healthy): kesehatan warga terlindungi (terhindar) dari penyakit
yang diakibatkan kualitas kesehatan lingkungan.
k) Atraktif: Kawasan yang atraktif melalui intensitas, orientasi, dan
bangunan yang mendukung area komersial yang aktif serta fasad
bangunan yang bervariasi untuk memberikan ketertarikan visual bagi
pedestrian. Kawasan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya
(keselarasan dengan Kawasan Cagar Budaya).
3.4.3 Penilaian kawasan
3.4.3.1 Cara penilaian kawasan
Kawasan perkotaan yang memiliki karakteristik kawasan kompak dengan
kriteria:
Kriteria delineasi dari kawasan kompak adalah sebagai berikut:
Kriteria Delineasi Kawasan Kompak:
d. Batas kawasan pusat-pusat pelayanan yang telah ditetapkan dalam
rencana pola ruang, rencana tata bangunan dan lingkungan, dan
panduan rancang kota
e. Kawasan dalam radius 400 - 800 Meter dari zona inti/pusat kegiatan
kawasan perkotaan
f. Batasan yang berupa batas fisik terbangun (misalnya jalan, pagar,
drainase, atau sungai) untuk membatasi wilayah
Dapat dinilai dengan daftar periksa kawasan kompak, dengan asumsi
kecenderungan kawasan akan dikembangkan menjadi kawasan kompak.
Kawasan tersebut harus memenuhi indikasi kawasan kompak. Indikasi
kawasan kompak terdiri dari kawasan kompak kepadatan tinggi dan kawasan
kompak kepadatan sedang, dengan karakteristik sebagai berikut:
Indikasi kawasan kompak kepadatan tinggi
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas tinggi
• Memiliki 3 atau lebih fungsi lahan di dalam kawasan
• Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB maksimum
80% dengan KLB rata-rata 5.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer

3-259
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup regional
dan/atau kota
Indikasi kawasan kompak kepadatan sedang
• Merupakan kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-use)
berkepadatan dan intensitas sedang
• Memiliki 2 atau lebih fungsi lahan di dalam kawasan
• Intensitas pemanfaatan ruang ditetapkan memiliki KDB maksimum
80% dengan KLB rata-rata 3.0
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi sekunder
• Dilayani oleh sistem transportasi publik dalam lingkup kota atau
bagian kota
Penilaian kawasan kompak dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif,
dengan pertimbangan indikator dari setiap komponen penilaian.

3-260
Tabel 3-117 Cara Penilaian Standar Teknis Kawasan Kompak

STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
A. Kawasan
dengan
penggunaan
campuran
(mixed-use)
berkepadatan
dan intensitas
tinggi
Penggunaan
A.1
Lahan
RDTR Kawasan

Mengidentifikasi
RTBL Kawasan • Dokumen
proporsi guna
(Jika sudah • Peta
lahan
disusun) JPEG/PDF
perumahan
Perumahan • Peta
dengan non Survei • Penggunaan lahan
minimum 60% dan Format SHP
Proporsi perumahan, primer eksisting pada
Non-Perumahan (Gis)
Mixed-Use A.1.1 Perumahan dan Guna lahan dan dokumen rencana
minimum 20% Panduan Rancang
non perumahan eksisting survei • Arahan rencana
untuk kepadatan Kota (Jika sudah
dibandingkan sekunder guna lahan
tinggi disusun)
dengan guna
lahan pada
dokumen • Dokumen
rencana. • Peta
Masterplan JPEG/PDF
kawasan • Peta
Format SHP
(Gis)

3-261
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
Penggunaan lahan Pengamatan
Survei Primer
eksisting langsung

RDTR Kawasan

• Dokumen
Jenis guna lahan • Peta
terdiri atas guna JPEG/PDF
RTBL Kawasan • Peta
lahan perumahan • Penggunaan lahan (Jika sudah
dan kombinasi Format SHP
Survei eksisting pada disusun)
antara 2 (dua) guna Mengidentifikasi (Gis)
Jenis primer dokumen rencana
lahan berikut: jenis guna • Arahan rencana
A.1.2 Penggunaan dan
campuran, lahan di dalam guna lahan Panduan Rancang
Lahan survei
komersial, kawasan. Kota (Jika sudah
sekunder
perkantoran, disusun)
budaya/pusat
hiburan, fasilitas
• Dokumen
publik lainnya
• Peta
Masterplan JPEG/PDF
kawasan • Peta
Format SHP
(Gis)
Penggunaan lahan Pengamatan
Survei Primer
eksisting langsung

3-262
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen

Sebaran hunian • RP3KP Kota


MBR baik rencana Balikpapan Dokumen
maupun eksisting • Renstra
Proporsi Rusun Mengidentifikasi
Hunian Survei
MBR minimum 20% A.2 proporsi rusun
Berimbang sekunder
Rusun Komersial MBR

Peruntukkan
hunian MBR di Hunian MBR Dokumen
dalam kawasan

Tersedia taman atau


tempat bermain
yang dapat diakses
oleh publik dengan
RDTR Kawasan
kebutuhan dan luas
minimum
• Sebaran ruang
berdasarkan Permen Mengidentifikasi • Dokumen
Survei terbuka
PU No. luasan • Peta
primer berdasarkan jenis,
5/PRT/M/2008 Ketersediaan ketersediaan JPEG/PDF
A.3.1 dan ukuran dan
Taman Kota : Taman taman yang ada • Peta
survei fungsinya RTBL Kawasan
144.000 m2 di dalam Format SHP
sekunder • Arahan rencana (Jika sudah
Taman Kecamatan : kawasan (Gis)
ruang terbuka disusun)
24.000 m2
Taman Kelurahan :
9.000 m2
Taman RW : 1.250 Panduan Rancang
m2 Kota (Jika sudah
Taman RT : 250 m2 disusun)

3-263
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
• Dokumen
• Peta
Masterplan JPEG/PDF
kawasan • Peta
Format SHP
(Gis)
Standar
Permen PU No.
ketersediaan ruang Peraturan
5/PRT/M/2008
terbuka
Penggunaan lahan Pengamatan
Survei Primer
eksisting langsung

RDTR Kawasan

• Dokumen
RTBL Kawasan • Peta
Arahan ketinggian (Jika sudah JPEG/PDF
bangunan disusun) • Peta
Format SHP
Mengidentifikasi Survei (Gis)
Densitas dan ketinggian primer
Panduan Rancang
Intensitas KLB minimum 5.0 A.4 KLB bangunan rata- dan
Kota (Jika sudah
Tinggi rata yang ada di survei
disusun)
dalam kawasan sekunder
• Dokumen
• Peta
Ketinggian
Masterplan JPEG/PDF
bangunan di dalam
kawasan • Peta
kawasan
Format SHP
(Gis)
Penggunaan lahan Pengamatan
Survei Primer
eksisting langsung

3-264
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen

B. Terhubung
dengan sistem
transportasi
publik dan
memiliki
aksesibilitas
tinggi
Tersedia minimal 1
moda transportasi
Mengidentifikasi Data sebaran rute Daftar Trayek • Dokumen
umum, dapat
jenis moda dan Survei trayek yang Angkutan Umum • Peta
berupa Heavy Rail
kecukupan primer melintasi kawasan DKI Jakarta JPEG/PDF
Transit, Light Rail Moda
B.1 moda yang dan
Transit, BRT, Bus Transportasi
tersedia bagi survei
Lokal, Bus Feeder, Pengamatan moda
pergerakan sekunder
Commuter Line transportasi yang Pengamatan
masyarakat Survei Primer
(Ferry ada di dalam langsung
Kemudahan dimungkinkan) kawasan
Akses
Terdapat sistem
Mengidentifikasi Transit oriented • Dokumen
pergantian moda Data TOD di dalam
ketersediaan Survei development DKI • Peta
pada pusat-pusat kawasan
sistem primer Jakarta JPEG/PDF
kegiatan berupa
B.2 Pergantian Moda pergantian dan
halte/stasiun
moda yang ada survei
(Sesuai standar
di dalam sekunder Transit oriented • Dokumen
pada Permen PU Pengembangan TOD
kawasan development • Peta
No:03/PRT/M/2014) di dalam kawasan
kawasan JPEG/PDF

3-265
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
Pengamatan kondisi Pengamatan
Survei Primer
pergantian moda langsung

RDTR Kawasan

• Dokumen
• Peta
RTBL Kawasan JPEG/PDF
(Jika sudah • Peta
Jarak berjalan kaki Mengidentifikasi Sebaran stasiun di disusun) Format SHP
terjauh menuju kondisi dan dalam kawasan (Gis)
stasiun angkutan ketersediaan Survei (eksisting dan
umum sejauh 800 m stasiun primer rencana) Panduan Rancang
Stasiun
atau kurang untuk B.3 angkutan dan Kota (Jika sudah
Angkutan Umum
angkutan cepat atau umum, dan survei disusun)
400 m atau kurang mengidentifikasi sekunder
untuk pelayanan jarak menuju
langsung stasiun • Dokumen
• Peta
Masterplan JPEG/PDF
kawasan • Peta
Format SHP
(Gis)
Sebaran stasiun
Pengamatan
angkutan umum Survei Primer
langsung
eksisting

3-266
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
Lebar Minimum
Badan Jalan (PP No.
34 Tahun 2006):
a) Jalan Arteri
Primer dan
Sekunder: minimal
Lebar jalan • Dokumen
11 m.
berdasarkan fungsi • Peta
b) Jalan Kolektor
jalan JPEG/PDF
Primer dan
Sekunder: minimal 9
m.
Menghitung
c) Jalan Lokal Survei
lebar jalan dan
Primer dan primer
menyandingkan Lebar jalan di
Sekunder: minimal B.4 Jaringan Jalan dan
dengan dalam kawasan
7,5 m survei
ketentuan
d) Jalan Lingkungan sekunder
fungsi jalan
Primer dan
Sekunder: minimal
6,5 m (untuk
kendaraan bermotor
beroda tiga atau Pengamatan
Survei Primer
lebih) atau minimal langsung
3,5 (jika tidak
diperuntukkan bagi
kendaraan bermotor
beroda tiga atau
lebih)
Jalan masuk ke • Dokumen
Survei
bangunan kurang • Peta
Menghitung primer
dari 200 m dalam Akses Pejalan Jarak dari jalan ke Denah kawasan JPEG/PDF
B.5 jarak dari jalan dan
jangkauan jalan Kaki dan Sepeda bangunan berskala • Peta
ke bangunan survei
kaki dari segmen Format SHP
sekunder
jaringan sepeda (Gis)

3-267
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen

Pengamatan
Survei Primer
langsung

C.
Pengembangan
yang
berorientasi
pada pejalan
kaki dan
pesepeda

• Dokumen
C.1 Blok Survei
• Peta
primer
Dimensi Blok 70- Menghitung Denah bangunan Masterplan JPEG/PDF
dan
200 m dimensi blok berskala kawasan • Peta
survei
Format SHP
C.1.1 Dimensi blok sekunder
(Gis)

Konektivitas Mengidentifikasi
Street Frontage/
street frontage
Muka bangunan
yang
yang berhadapan Survei Observasi street Pengamatan
C.1.2 Street Frontage berhadapan Survei Primer
langsung dengan primer frontage kawasan langsung
langsung
jalur pejalan kaki
dengan jalur
Minimal: 80%
pejalan kaki
Fasilitas Pejalan
C.2
Kaki

3-268
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
90% Jalur Pejalan
Kaki memiliki lebar
minimum yang
memenuhi
kebutuhan ruang
pejalan dan
ketentuan bagi Data dimensi jalur
pejalan pejalan kaki dan Pengamatan
berkebutuhan Survei Primer
jalur langsung
khusus. penyeberangan
1. Dimensi trotoar:
a) Jalan Arteri: 5 – 6
m
b) Jalan Kolektor:
3,5 – 4 m
c) Jalan Lokal : 3 m Survei
d) Jalan lokal dan primer
Dimensi Jalur Mengidentifikasi
lingkungan (wilayah C.2.1 dan
Pejalan Kaki dimensi pejalan
perumahan): 2,5 m survei
kaki
e) Jalur yang sekunder
digunakan bersama
(pejalan kaki dan
pengguna sepeda):
lebar jalur pejalan Permen PU Permen PU
kaki minimal 1,5 m No:03/PRT/M/2014 No:03/PRT/M/2014
2. Jalur dan SE Menteri dan SE Menteri Peraturan
penyebrangan PUPR No PUPR No
orang dan bawah 02/SE/M/2018) 02/SE/M/2018)
tanah berupa
terowongan (lebar
minimum 2,5 m
atau 2,75 m jika
diperuntukan juga
untuk sepeda
(Sesuai standar

3-269
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
pada Permen PU
No:03/PRT/M/2014
dan SE Menteri
PUPR No
02/SE/M/2018)

3-270
80% jaringan jalur
pejalan kaki
memiliki street
furniture penunjang
kenyamanan yang
lengkap termasuk
untuk penyandang
disabilitas

1. Fasilitas
pendukung:
• Jalur Hijau,
ditempatkan pada
jalur amenitas
dengan lebar 150 cm
dan bahan yang
digunakan adalah
tanaman peneduh.
Mengidentifikasi
• Lampu Kelengkapan Hasil form observasi Form observasi
kelengkapan Survei Pengamatan
Penerangan, terletak C.2.2 Street Furniture kelengkapan street kelengkapan street
street furniture primer langsung
di luar ruang bebas Pejalan Kaki furniture furniture
pejalan kaki
jalur pejalan kaki
dengan jarak
antarlampu
penerangan yaitu 10
meter, dengan tinggi
4m
• Tempat Duduk,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
duduk yaitu 10
meter.
• Pagar Pengaman,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki pada
titik tertentu yang

3-271
memerlukan
perlindungan,
dibuat dengan tinggi
0,9 m
• Tempat Sampah,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak antartempat
sampah yaitu 20
meter
• Marka, Perambuan
dan Papan Informasi
(Signage), terletak di
luar ruang bebas
jalur pejalan kaki,
pada titik interaksi
sosial, dan pada
jalur pejalan kaki
dengan arus padat
• Halte/Shelter Bus
dan Lapak Tunggu,
terletak di luar
ruang bebas jalur
pejalan kaki dengan
jarak
antarhalte/shelter
bus dan lapak
tunggu pada radius
300 meter dan pada
titik potensial
kawasan

2. Fasilitas Pejalan
kaki untuk
Berkebutuhan
khusus
- Desain tanpa
halangan

3-272
- Rambu dan marka
bagi pejalan kaki
berkebutuhan
khusus
- Lajur pemandu

Tempat parkir Mengidentifikasi Survei • Peta


Peta guna lahan Masterplan
sepeda di setiap C.3 Parkir Sepeda sebaran tempat primer JPEG/PDF
kawasan kawasan
stasiun angkutan parkir sepeda dan • Peta

3-273
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
umum kurang dari survei Format SHP
100 m dari pintu sekunder (Gis)
masuk stasiun
angkutan umum Hasil observasi
Observasi sebaran sebaran dan daya Pengamatan
parkir sepeda tampung parkir langsung
sepeda
80% persimpangan
memiliki jalur
penyeberangan yang
lengkap.

Ketentuan:
1. Bebas pembatas
bagi penyandang
disabilitas
2. Lebar 2 m atau Mengidentifikasi
Form observasi Hasil form observasi
lebih dan diberi Jalur kelengkapan Survei Pengamatan
Kenyamanan C.4 kelengkapan jalur kelengkapan jalur
garis batas Penyebrangan jalur primer langsung
penyeberangan penyeberangan
3. Disediakan pulau penyeberangan
penyeberangan yang
mudah diakses oleh
semua apabila
menyeberang >2
jalur lalu lintas
4. Menerima
penerangan jalan
yang cukup pada
malam hari

3-274
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
80% segmen jalan
terbuka untuk
bersepeda/tersedia
jalur sepeda dengan
ketentuan:
1. Bagian jalan
dengan kecepatan >
30 km/jam dengan
jalur sepeda yang
ekslusif atau
terlindungi, secara
spasial terpisah dari
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
sepeda yang dicat
atau secara fisik
terpisah). Mengidentifikasi Form observasi Hasil observasi
Fasilitas Survei Pengamatan
2. Segmen jalan C.5 kelengkapan kelengkapan kelengkapan
Pesepeda primer langsung
dengan kecepatan fasilitas sepeda fasilitas pesepeda fasilitas pesepeda
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung tidak
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan

3-275
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)

• Peta
Terdapat ruang-
JPEG/PDF
ruang transisi Peta guna lahan Masterplan
• Peta
dengan jarak antar kawasan kawasan
Mengidentifikasi Format SHP
ruang transisi dalam
Sebaran ruang Survei (Gis)
radius standar jarak C.6 Ruang Transisi
transisi di primer
orang nyaman
dalam kawasan
berjalan kaki yaitu Hasil observasi
400-800 m Observasi sebaran Pengamatan
sebaran ruang
(Untermann, 1984) ruang transisi langsung
transisi

D. Layak huni
(livable) untuk
bermukim

3-276
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen

D.1 Ruang Terbuka RDTR Kawasan


• Dokumen
• Peta
RTBL Kawasan JPEG/PDF
• Sebaran ruang
(Jika sudah • Peta
terbuka
disusun) Format SHP
berdasarkan jenis,
Panduan Rancang (Gis)
ukuran dan
Tipologi Ruang Mengidentifikasi Survei fungsinya Kota (Jika sudah
Terbuka Minimal: tipologi ruang primer • Arahan rencana disusun)
Adequacy Taman Skala terbuka yang dan ruang terbuka • Dokumen
Komunitas, Taman ada di dalam survei • Peta
Lingkungan Ruang Terbuka kawasan sekunder
D.1.1 Masterplan JPEG/PDF
Publik
kawasan • Peta
Format SHP
(Gis)
Standar
Permen PU No.
ketersediaan ruang Peraturan
5/PRT/M/2008
terbuka
Penggunaan lahan Pengamatan
Survei Primer
eksisting langsung

3-277
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
Tersedia street
furniture penunjang
keselamatan yang
lengkap:
• Lampu Penerangan
• Pagar Pengaman
• Marka/Signage
• Guiding Block
untuk disabilitas
• Pengendali
kecepatan
• Bolar
80% segmen jalan
Mengidentifikasi
terbuka untuk
ketersediaan
bersepeda/tersedia
street furniture
jalur sepeda dengan
Keselamatan penunjang Kejadian
ketentuan:
Fasilitas Pejalan keselamatan Survei kecelakaan Dokumen kejadian
Keselamatan 1. Bagian jalan D.2 Dokumen
Kaki dan dan intensitas sekunder pertahun (5 tahun kecelakaan
dengan kecepatan >
Pesepeda kejadian terakhir)
30 km/jam dengan
kecelakaan
jalur sepeda yang
pegendara
ekslusif atau
bermotor
terlindungi, secara
spasial terpisah dari
kendaraan dari
kedua arah ( jalur
sepeda yang dicat
atau secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung tidak

3-278
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
diperlukan, tetapi
pemberian simbol
penanda
direkomendasikan).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki, atau
jalan yang
digunakan bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak perlu
dipisah), atau
4. Lebar minimum
untuk jalur sepeda:
- Satu Lajur = 1,44
m
- Dua Lajur = 2,76
m
(Sesuai dengan
ketentuan pada SE
Kementerian PUPR
No:
05/SE/Db/2021)

3-279
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
Tersedia jalan akses
pemadam
kebakaran untuk
setiap fasilitas dan
bangunan gedung Pemadam
D.3
Kebakaran
Ketentuan:
- Jalan akses
pemadam
kebakaran meliputi
jalan kendaraan,
jalan untuk
pemadam
kebakaran, jalan ke
Mengidentifikasi
tempat parkir, atau
jalan akses
kombinasi jalan- Hasil form
pemadam Form kelengkapan
jalan kelengkapan
kebakaran Survei ketentuan untuk Pengamatan
Responsif tersebut. ketentuan untuk
untuk setiap primer akses pemadam langsung
- Lebar minimum akses pemadam
fasilitas kebakaran
lapis perkerasan 6 kebakaran
bangunan
m dan panjang
gedung
minimum 15 m
Akses Pemadam
- Lebar bidang kerja D.3.1
Kebakaran
minimum untuk
mobil pemadam
kebakaran minimal
4m
- Lapis perkerasan
dan jalur akses
tidak boleh melebihi
46 m dan bila
melebihi 46 harus
diberi fasilitas
belokan.
- Bangunan gedung

3-280
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
hunian dengan
lantai hunian
tertinggi ≤ 10 m
tidak dipersyaratkan
adanya lapis
perkerasan

Tersedia hidran
dengan jarak antar
hidran 35-38 m
dengan pasokan air
Fasilitas Mengidentifikasi
sekurang-kurangnya Hasil observasi Observasi
Pemadam ketersediaan Survei Pengamatan
38 liter/detik pada D.3.2 ketersediaan dan ketersediaan dan
Kebakaran dan jarak primer langsung
tekanan 3,5 bar, sebaran hidran sebaran hidran
(Hidran) hidran
serta mampu
mengalirkan air
minimal selama 30
menit
Mengidentifikasi Hasil observasi
Tersedianya pos dan ketersediaan ketersediaan pos
petugas keamanan Fasilitas pos dan petugas Survei dan petugas Wawancara petugas Pengamatan
Keamanan D.4
yang bekerja 24 jam Keamanan keamanan, dan primer keamanan dan keamanan setempat langsung
di dalam kawasan rekap kejadian rekap kejadian
kriminal kriminal
Lantai dasar
bangunan yang
Mengidentifikasi
bersinggunan
muka Hasil observasi
dengan sempadan Observasi
bangunan Survei identifikasi Pengamatan
Atraktif jalur pejalan kaki D.5 Muka Bangunan karakteristik muka
khususnya primer karakteristik muka langsung
diharuskan memiliki bangunan
untuk lantai bangunan
fungsi-fungsi
dasar
pemicu (activity
generating uses

3-281
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
dengan ketinggian
minimal muka
bangunan adalah 3
lantai

Tersedia arkade Mengidentifikasi


Hasil observasi Observasi
pada jalan utama ketersediaan Survei Pengamatan
D.6 Arkade ketersediaan arkade ketersediaan arkade
dan taman arkade primer langsung
bangunan bangunan
(opsional) bangunan
Tersedia Kegiatan
Usaha Kecil Formal
(KUKF) dan tempat
makan cafe atau
restoran di jalur
pejalan kaki

Ketentuan:
- Jarak bangunan ke
area berdagang Mengidentifikasi Hasil observasi Observasi
adalah 1,5 – 2,5 Kegiatan Usaha ketersediaan ketersediaan ketersediaan
meter, agar tidak Kecil Formal kegiatan usaha kegiatan usaha kegiatan usaha
Survei Pengamatan
menganggu sirkulasi D.7 (KUKF) / kecil formal dan kecil formal dengan kecil formal dengan
primer langsung
pejalan kaki. Kegiatan jarak area memenuhi memenuhi
- Jalur pejalan kaki Komersial berdagang di ketentuan ketentuan
memiliki lebar dalam kawasan bangunan bangunan
minimal 5 meter
yang digunakan
untuk area
berjualan memiliki
lebar maksimal 3
meter, atau memiliki
perbandingan
antara lebar jalur
pejalan kaki dan

3-282
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
lebar area berdagang
1:1,5.
- Dapat
menggunakan lahan
privat.
- Tidak berada di
sisi jalan arteri baik
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di sisi ruas
jalan dengan
kecepatan
kendaraan tinggi.

1. Mempertahankan
karakter atau ciri
khas kawasan dan
bangunan cagar Pelestarian Perda Pelestarian • Dokumen
budaya pada area Bangunan Cagar Bangunan Cagar • Peta
museum dan Budaya dan Budaya dan JPEG/PDF
komersial sebagai Sebaran Bangunan Sebaran Bangunan • Peta
atraksi kawasan Mengidentifikasi Survei Cagar Budaya di Cagar Budaya di Format SHP
sesuai dengan Kawasan dan ketersediaan primer DKI Jakarta DKI Jakarta (Gis)
ketentuan D.8 Bangunan Cagar dan karakter dan
pelindungan, berupa Budaya bangunan cagar survei
ketinggian maksimal budaya sekunder
4 lantai dan GSB
eksisting, serta
meletakan Hasil form observasi Form observasi
Pengamatan
bangunan kondisi bangunan kondisi bangunan
langsung
ketinggian sedang cagar budaya cagar budaya
dan tinggi di luar
KCB.

3-283
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
2. Melakukan
pelindungan
kawasan cagar
budaya pada
seluruh bangunan
cagar budaya
dengan
mempertahankan
Bangunan Cagar
Budaya eksisting
dan tidak mengubah
bentuk fisik.
3. Melakukan
pengembangan
Kawasan Cagar
Budaya dengan
mengadaptasi fungsi
baru berupa
pemanfaatan untuk
komersial,
hiburan/rekreasi,
edukasi, apresiasi,
dan hunian.
Tersedia area
pameran dengan
lebar maksimal 3 m Hasil form observasi Form observasi
pada jalur pejalan Mengidentifikasi ketersediaan ketersediaan
Survei Pengamatan
kaki yang memiliki D.9 Kegiatan/ Event ketersediaan pameran dan jenis pameran dan jenis
primer langsung
lebar minimal 5 m pameran kegiatan yang kegiatan yang
(atau perbandingan berlangsung berlangsung
antara lebar jalur
pejalan kaki dan

3-284
STANDAR TEKNIS
Cara Teknik
Kriteria Indikator Kode Komponen Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data
Pengukuran Survey
Sub Komponen
lebar area pameran
1:1,5).

Ketentuan:
-
Mempertimbangkan
keselamatan
pengunjung. Hasil wawancara Form wawancara
- Tidak berada di kegiatan yang kegiatan yang Wawancara
jalan arteri baik pernah berlangsung pernah berlangsung
primer maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di ruas jalan
dengan kecepatan
kendaraan tinggi.

Tabel 3-118 Cara Penilaian Standar Kinerja Kawasan Kompak

Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

A. Kawasan dengan
penggunaan
campuran (mixed-use)
berkepadatan dan
intensitas tinggi
Penggunaan lahan Mengidentifikasi Survei primer dan • Penggunaan lahan
RDTR Kawasan
beragam dengan proporsi guna lahan survei sekunder eksisting pada dokumen

3-285
Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

dominasi lahan perumahan dengan rencana


perumahan non perumahan, Guna • Arahan rencana guna
lahan eksisting lahan
dibandingkan dengan RTBL Kawasan (Jika
guna lahan pada sudah disusun) • Dokumen
dokumen rencana. • Peta JPEG/PDF
• Peta Format SHP (Gis)

Panduan Rancang
Kota (Jika sudah
disusun)
• Dokumen
Masterplan kawasan • Peta JPEG/PDF
• Peta Format SHP (Gis)
Penggunaan lahan
Survei Primer Pengamatan langsung
eksisting
RDTR Kawasan
RTBL Kawasan (Jika
Minimal 3 (tiga) fungsi • Dokumen
• Penggunaan lahan sudah disusun)
yang terdiri atas fungsi • Peta JPEG/PDF
eksisting pada dokumen Panduan Rancang
hunian dan fungsi non • Peta Format SHP (Gis)
Mengidentifikasi jenis rencana Kota (Jika sudah
hunian dimana salah Survei primer dan • Arahan rencana guna disusun)
guna lahan di dalam
satu fungsi non survei sekunder lahan • Dokumen
kawasan.
hunian merupakan Masterplan kawasan • Peta JPEG/PDF
penggerak kegiatan • Peta Format SHP (Gis)
ekonomi
Penggunaan lahan
Survei Primer Pengamatan langsung
eksisting
Mengidentifikasi
Hunian yang proporsi rusun MBR
Daftar harga hunian
berimbang dan dan keterjangkauan Survei sekunder Harga hunian MBR Dokumen
di dalam kawasan
terjangkau hunian (berdasarkan
harga jual/sewa)

3-286
Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

Durasi minimal Mengidentifikasi


Observasi durasi aktivitas
aktivitas yang durasi aktivitas di Survei primer Survei Primer Pengamatan langsung
di dalam kawasan
signifikan: 16 Jam dalam kawasan

Taman atau tempat


bermain dapat diakses Mengidentifikasi akses Observasi durasi aktivitas
Survei primer Survei Primer Pengamatan langsung
oleh publik 15 jam ruang terbuka di dalam kawasan
atau lebih per hari

RDTR Kawasan
RTBL Kawasan (Jika
• Dokumen
Arahan ketinggian sudah disusun)
• Peta JPEG/PDF
bangunan Panduan Rancang
Mengidentifikasi • Peta Format SHP (Gis)
Paling sedikit 80 % Kota (Jika sudah
ketinggian bangunan Survei primer dan disusun)
bangunan tinggi (high-
rata-rata yang ada di survei sekunder • Dokumen
rise, di atas 8 lantai) Ketinggian bangunan di
dalam kawasan Masterplan kawasan • Peta JPEG/PDF
dalam kawasan
• Peta Format SHP (Gis)
Penggunaan lahan
Survei Primer Pengamatan langsung
eksisting
Mengidentifikasi Kecamatan
Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk di
kepadatan penduduk Survei sekunder Balikpapan Selatan Dokumen
minimum 480 jiwa/ha dalam kawasan
di dalam kawasan dalam angka

3-287
Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

Data kepadatan penduduk Jumlah penguni Dokumen

Mengidentifikasi
Kepadatan hunian
jumlah dan kepadatan Survei sekunder Data jumlah hunian Jumlah hunian Dokumen
minimum 120 unit/ha
hunian
B. Terhubung dengan
sistem transportasi
publik dan memiliki
aksesibilitas tinggi
Moda transportasi
berfungsi dengan baik
dan cukup untuk
melayani pergerakan Mengidentifikasi
Hasil pengamatan kondisi Data kondisi moda
masyarakat dari dalam kondisi dan pelayanan Survei primer Pengamatan langsung
moda transportasi transportasi
kawasan ke luar moda transportasi
kawasan dan dari luar
kawasan ke dalam
kawasan

Sarana pergantian
moda berfungsi
dengan baik dan
cukup untuk melayani
Mengidentifikasi
pergerakan Hasil pengamatan kondisi Data kondisi sarana
kondisi sarana Survei primer Pengamatan langsung
masyarakat dari dalam sarana pergantian moda pergantian moda
pergantian moda
kawasan ke luar
kawasan dan dari luar
kawasan ke dalam
kawasan

3-288
Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

Stasiun angkutan
umum berfungsi
dengan baik berfungsi
dengan baik dan
cukup untuk melayani Mengidentifikasi
Hasil pengamatan kondisi Data kondisi stasiun
pergerakan kondisi stasiun Survei primer Pengamatan langsung
stasiun angkutan umum angkutan umum
masyarakat dari dalam angkutan umum
kawasan ke luar
kawasan dan dari luar
kawasan ke dalam
kawasan

Tingkat Pelayanan
Jalan/Nilai Level of
Service Minimal D atau
kondisi arus
mendekati tidak stabil,
dimana: • Dokumen
Menghitung nilai LOS Nilai Level of Service
- Kecepatan min 50 Survei primer dan Nilai LOS jalan di dalam • Peta JPEG/PDF
Jalan di dalam
km/jam survei sekunder kawasan
kawasan
- VCR
(volume/capacity)
maks. 0,9
- Tundaan simpangan
maks 40
detik/kendaraan
Survei Primer Penghitungan LOS jalan

3-289
Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

90% akses pejalan • Dokumen


kaki tersedia menuju Denah kawasan Masterplan kawasan • Peta JPEG/PDF
Mengidentifikasi akses • Peta Format SHP (Gis)
semua gedung dan Survei primer dan
pejalan kaki di setiap
bangunan yang berada survei sekunder
gedung dan bangunan
pada bagian depan Pengamatan akses pejalan kaki
blok Survei primer Survei Primer
ke bangunan

C. Pengembangan
yang berorientasi
pada pejalan kaki dan
pesepeda
Rasio konektivitas • Dokumen
prioritas (Rasio Denah bangunan berskala Masterplan kawasan • Peta JPEG/PDF
Menghitung dimensi
persimpangan jalur • Peta Format SHP (Gis)
blok dan rasio Survei primer dan
pejalan kaki dengan
konektivitas prioritas survei sekunder
persimpangan
kawasan Rasio konektivitas kawasan
kendaraan bermotor) 2 Survei Primer Pengamatan langsung
atau lebih di jalur persimpangan

Nilai Level of Service • Dokumen


Nilai Level of Service
(LOS) Pejalan Kaki • Peta JPEG/PDF
minimal D:
- Nilai
Menghitung nilai LOS
Volume/Kapasitas Survei primer dan Nilai LOS jalur pejalan kaki
jalur pejalan kaki di
0,44 – 0,65 survei sekunder di dalam kawasan Penghitungan LOS jalur pejalan
dalam kawasan Survei Primer
- Kecepatan terbatas, kaki
gerakan mendahului
dibatasi,ruang antar
pejalan kaki terbatas
Nilai Walkability Index
pada kawasan minimal Menghitung nilai
Hasil form observasi Form observasi
70 (aktivitas dilakukan walkability index pada Survei primer Perhitungan walkability index
walkability index walkability index
dengan berjalan kaki) kawasan
atau 50-69 (Beberapa

3-290
Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

fasilitas dapat
dijangkau dengan
berjalan kaki)

• Peta JPEG/PDF
Peta guna lahan kawasan Masterplan kawasan
80% Sepeda Mengidentifikasi • Peta Format SHP (Gis)
tertampung dalam kondisi dan daya Survei primer dan
tempat parkir sepeda tampung tempat survei sekunder Hasil observasi
yang disediakan parkir sepeda Observasi daya tampung sebaran dan daya
Pengamatan langsung
parkir sepeda tampung parkir
sepeda
Mengukur
80% pejalan kaki Hasil wawancara Wawancara
kenyamanan pejalan
merasa nyaman pedestrian dalam pedestrian dalam
kaki berdasarkan Survei primer Pengamatan langsung
berjalan kaki di dalam kenyamanan jalur kenyamanan jalur
kelengkapan jalur
kawasan pedestrian pedestrian
penyeberangan
80% pengguna sepeda Mengukur Hasil wawancara pesepeda wawancara pesepeda
merasa nyaman kenyamanan tentang kenyamanan tentang kenyamanan
Survei primer Pengamatan langsung
bersepeda di dalam bersepeda di dalam bersepeda didalam bersepeda didalam
kawasan kawasan kawasan kawasan
Ruang transisi
berfungsi dengan baik
dan cukup untuk
mendukung kegiatan
Mengidentifikasi
pergerakan Hasil observasi
sebaran dan kondisi Survei primer dan Observasi kondisi ruang
masyarakat di dalam kondisi ruang Pengamatan langsung
ruang transisi di survei sekunder transisi
kawasan, atau dari transisi
dalam kawasan
dalam kawasan ke luar
kawasan dan dari luar
kawasan ke dalam
kawasan

3-291
Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

D. Layak huni
(livable) untuk
bermukim

Ruang terbuka publik


berfungsi dengan baik Mengidentifikasi
dan cukup untuk fungsi dan kondisi Survei primer Data kondisi ruang terbuka Survei Primer Pengamatan langsung
melayani aktivitas ruang terbuka
rekreasi masyarakat

Mendata kejadian
Kejadian kecelakaan
kecelakaan yang
pengendara kendaraan Kejadian kecelakaan Dokumen kejadian
mengakibatkan Survei sekunder Dokumen
bermotor < 2 pertahun (5 tahun terakhir) kecelakaan
korban kendaraan
kejadian/tahun
bermotor
Kejadian kecelakaan di
Mendata kejadian
jalan yang
kecelakaan yang Kejadian kecelakaan Dokumen kejadian
mengakibatkan korban Survei sekunder Dokumen
mengakibatkan pertahun (5 tahun terakhir) kecelakaan
pejalan kaki < 2
korban pejalan kaki
kejadian/tahun
Kejadian kecelakaan di
Mendata kejadian
jalan yang
kecelakaan yang Kejadian kecelakaan Dokumen kejadian
mengakibatkan korban Survei sekunder Dokumen
mengakibatkan pertahun (5 tahun terakhir) kecelakaan
pesepeda < 2
korban pesepeda
kejadian/tahun
Survei primer Pengamatan langsung

3-292
Standar Kinerja Cara Pengukuran Teknik Survey Kebutuhan Data Dokumen Jenis Data

Mengidentifikasi jalan
Pemadam kebakaran Form kelengkapan
akses pemadam Hasil form kelengkapan
dapat mencapai lokasi ketentuan untuk
kebakaran untuk ketentuan untuk akses
kebakaran dalam akses pemadam
setiap fasilitas pemadam kebakaran
waktu < 15 menit kebakaran
bangunan gedung
Mengidentifikasi
Kejadian kriminal di
kejadian kriminal Kejadian kecelakaan Dokumen kejadian
bawah 2 Survei sekunder Dokumen
dalam 2 tahun pertahun (5 tahun terakhir) kecelakaan
peristiwa/tahun
terakhir
50% bagian jalur
Mengidentifikasi muka Hasil observasi identifikasi Observasi
pejalan kaki dengan
bangunan khususnya Survei primer karakteristik muka karakteristik muka Pengamatan langsung
muka bangunan yang
untuk lantai dasar bangunan bangunan
aktif.
Perda Pelestarian
Pelestarian Bangunan
Bangunan Cagar Bangunan Cagar • Dokumen
Cagar Budaya dan Sebaran
Budaya golongan A Budaya dan Sebaran • Peta JPEG/PDF
Bangunan Cagar Budaya di
dan B dipertahankan Mengidentifikasi Bangunan Cagar • Peta Format SHP (Gis)
Survei primer dan DKI Jakarta
sesuai ketentuan bangunan cagar Budaya
survei sekunder
pelindungan, budaya
Hasil form observasi Form observasi
pengembangan, dan
kondisi bangunan cagar kondisi bangunan Pengamatan langsung
pemanfaatan
budaya cagar budaya

Form observasi
Hasil form observasi
ketersediaan
ketersediaan pameran dan
pameran dan jenis Pengamatan langsung
Terselenggaranya jenis kegiatan yang
Mengidentifikasi kegiatan yang
minimal 2 event dalam Survei primer berlangsung
ketersediaan pameran berlangsung
satu tahun
Form wawancara
Hasil wawancara kegiatan
kegiatan yang Wawancara
yang pernah berlangsung
pernah berlangsung

3-293
3.4.3.2 Pemutakhiran penilaian kawasan
Tujuan dari penilaian daftar periksa kawasan adalah untuk mengetahui kinerja
fungsi kawasan tertentu. untuk menyimpulkan kategori penilaian, dilakukan
perumusan interval penilaian kawasan.
Interval penilaian kawasan dibagi menjadi 4 interval dengan 4 kriteria: kurang,
cukup, baik dan sangat baik. Berikut pembagian interval nilai kawasan:
Interval Nilai % Stantek dan Stankin
− 0-49 = Kurang
− >49-65 = Cukup
− >65-81 = Baik
− >81 = Sangat Baik
Interval penilaian kawasan ini digunakan dalam perumusan pemenuhan
standar kinerja dan pencapaian standar kriteria kawasan, juga kinerja fungsi
kawasan.
3.4.4 Tipologi kawasan
3.4.4.1 Dasar Pemutakhiran Tipologi Kawasan
Kawasan kompak dibagi menjadi kawasan kompak kepadatan tinggi dan
kawasan kompak kepadatan sedang, dengan asumsi terdapat dua kategori
kawasan kompak dengan karakteristik yang sama, perbedaannya dari
kepadatan penduduk dan bangunan di dalam kawasan.
Terdapat kawasan dengan karakteristik kawasan campuran dengan intensitas
dan densitas yang tinggi, namun didominasi oleh bangunan dengan ketinggian
dibawah 5 lantai dapat dikategorikan ke dalam kawasan kompak dengan
kepadatan sedang, dengan pertimbangan kawsan tersebut tetap kawasan
campuran dan memiliki aktivitas yang tinggi dan kepadatan yang tinggi,
sehingga dapat diarahkan pengembangannya menjadi kawasn kompak.
3.4.4.2 Pemutakhiran tipologi kawasan
Pembagian tipologi ditekankan kepada kepadatan bangunan dan kepadatan
penduduk, serta intensitas bangunan di dalam kawasan. Hal ini guna
membedakan dua jenis kawasan dengan densitas dan intensitas tinggi, namun
dengan jumlah yang berbeda. Penyesuan tipologi kawasan kompak dapat
dilihat pada tabel berikut.

3-294
Tabel 3-119 Penyesuaian Tipologi Kawasan Kompak

Kawasan Tipologi Keterangan

Buku Stantek Buku Stantek Buku Stantek


Keterangan
2022 2021 2022

1. Kawasan
1. Kawasan Kompak
Kompak Kepadatan
Kawasan Tinggi Sedang Penyesuaian tipologi
Kompak 2. Kawasan 2. Kawasan Kawasan
Kompak Kompak
Sedang Kepadatan
Tinggi

Tipologi kawasan lebih lanjut dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 3-30 Pemutakhiran Definisi dan Tipologi Kawasan Kompak

Sumber: hasil analisis, 2022


3.4.5 Kriteria dan Komponen kawasan
3.4.5.1 Dasar pemutakhiran kriteria dan komponen kawasan
Berdasarkan hasil penilaian kawasan yang telah dilakukan, terdapat
penyesuaian-penyesuaian kriteria dan komponen kawasan guna tercapainya
kawasan yang kompak. Penyesuaian yang dilakukan terkait dengan
ketercapaian kawasan menjadi sebuah kawasan kompak berdasarkan kinerja
yang telah dirumuskan.

3-295
3.4.5.2 Pemutakhiran tipologi kawasan
Penyesuaian dan pemutakhiran tipologi kawasan kompak dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3-120 Penyesuaian Komponen dan Sub Komponen Kawasan
Kompak

Buku Stantek 2021 Buku Stantek 2022


Komponen Keterangan
Kinerja Komponen
Kriteria Kriteria Sub Pemutakhiran
Sub Komponen
Komponen
Penggunaan
Lahan
Proporsi
Perumahan
Penggunaan
dan non
A. Kawasan Lahan
perumahan
dengan Jenis
penggunaan Mixed-use Mixed-use Penggunaan Kinerja, kriteria dan
campuran Lahan komponen masih
(mixed-use) sama dan mengacu
Hunian Hunian
berkepadatan pada Buku Stantek
Berimbang Berimbang
dan 2021.
Durasi
intensitas Durasi operasi
Operasi
tinggi aktivitas
Aktivitas
Koefisien
Densitas dan
Koefisien Lantai Densitas dan Lantai
Intensitas
Bangunan (KLB) Intensitas Tinggi Bangunan
Tinggi
(KLB)
Moda Moda • Kriteria dan
Transportasi Transportasi komponen
Jangkauan disesuaikan
Stasiun Pergantian dengan
Kemudahan ketercapaian
B. Kawasan Akses Angkutan Moda
Umum kinerja yang
yang diharapkan
terhubung Stasiun
Lebar Jalan Kemudahan Angkutan • Penambahan
dengan Akses komponen
sistem Umum
Jaringan pergantian
transportasi
Jalan moda dan
publik dan akses pejalan
memiliki
Akses Pejalan kaki dan
aksesibilitas sepeda untuk
tinggi Kaki dan
Sepeda ketercapaian
kinerja
• Pemindahan
Konektivitas
Konektivitas kriteria
Jalur Pejalan
konektivitas

3-296
Buku Stantek 2021 Buku Stantek 2022
Komponen Keterangan
Kinerja Komponen
Kriteria Kriteria Sub Pemutakhiran
Sub Komponen
Komponen
Kaki dan sebagai
Pesepeda bagian dari
kinerja
aksesibilitas
Dimensi Blok Dimensi blok • Perubahan
kriteria
Street
Street Frontage konektivitas
Frontage
karena
Fasilitas Fasilitas komponen
Pejalan Kaki Pejalan Kaki yang ada
Dimensi/ pada kriteria
Konektivitas Lebar Dimensi Jalur
Jalur konektivitas
Pejalan Kaki
Pejalan Kaki tidak
Street Kelengkapan berhubungan
Furniture Street dengan
Jalur Pejalan Kenyamanan Furniture kriteria
Kaki Pejalan Kaki konektivitas,
Parkir Sepeda Parkir Sepeda namun lebih
ke
Lebar Jalur Jalur kenyamanan
Pejalan Kaki Penyebrangan pejalan kaki
Street dan pesepeda
C. Kawasan Furniture Fasilitas • Terdapat
yang Jalur Pejalan Pesepeda pengulangan
berorientasi Kaki komponen
pada pejalan Jalur Ruang dan sub
kaki dan Penyeberangan Transisi komponen
pesepeda pada buku
stantek
2021,
sehingga
pengulangan
Kenyamanan tersebut
dihapus
• Penambahan
komponen
Lebar Jalur
ruang
Khusus Sepeda
transisi
sebagai salah
satu
ketercapaian
kinerja
kawasan
yang
berorientasi
pada pejalan

3-297
Buku Stantek 2021 Buku Stantek 2022
Komponen Keterangan
Kinerja Komponen
Kriteria Kriteria Sub Pemutakhiran
Sub Komponen
Komponen
kaki dan
pesepeda.
Moda Moda • Kriteria dan
Transportasi Transportasi komponen
Jangkauan disesuaikan
Stasiun Pergantian dengan
Kemudahan ketercapaian
Angkutan Moda
Akses kinerja yang
Umum
Stasiun diharapkan
B. Kawasan Kemudahan • Penambahan
yang Lebar Jalan Angkutan
Akses Umum komponen
terhubung
Jaringan pergantian
dengan moda dan
sistem Jalan
akses pejalan
transportasi kaki dan
publik dan Akses Pejalan
Kaki dan sepeda untuk
memiliki ketercapaian
aksesibilitas Sepeda
kinerja
tinggi
• Pemindahan
kriteria
Konektivitas
konektivitas
Jalur Pejalan
Konektivitas sebagai
Kaki dan
bagian dari
Pesepeda
kinerja
aksesibilitas
Dimensi Blok Dimensi blok • Perubahan
Street kriteria
Street Frontage konektivitas
Frontage
Fasilitas Fasilitas karena
Pejalan Kaki Pejalan Kaki komponen
yang ada
Dimensi/
Konektivitas Lebar Dimensi Jalur pada kriteria
Jalur
C. Kawasan Pejalan Kaki konektivitas
Pejalan Kaki
yang tidak
berorientasi Street Kelengkapan berhubungan
Furniture Kenyamanan Street
pada pejalan dengan
kaki dan Jalur Pejalan Furniture kriteria
pesepeda Kaki Pejalan Kaki konektivitas,
Parkir Sepeda Parkir Sepeda namun lebih
Lebar Jalur Jalur ke
Pejalan Kaki Penyebrangan kenyamanan
pejalan kaki
Kenyamanan Street dan pesepeda
Furniture Fasilitas
Jalur Pejalan Pesepeda • Terdapat
Kaki pengulangan

3-298
Buku Stantek 2021 Buku Stantek 2022
Komponen Keterangan
Kinerja Komponen
Kriteria Kriteria Sub Pemutakhiran
Sub Komponen
Komponen
Jalur Ruang komponen
Penyeberangan Transisi dan sub
komponen
pada buku
stantek
2021,
sehingga
pengulangan
tersebut
dihapus
• Penambahan
komponen
Lebar Jalur ruang
Khusus Sepeda transisi
sebagai salah
satu
ketercapaian
kinerja
kawasan
yang
berorientasi
pada pejalan
kaki dan
pesepeda.
Sumber: hasil analisis, 2022

Rumusan indikator kinerja fungsi kawasan didasarkan pada kinerja fungsi


kawasan yang selanjutnya di kelompokan ke dalam kriteria kawasan,
kemudian diturunkan ke dalam beberapa indikator kinerja. Indikator kinerja
akan diturunkan ke dalam standar kinerja dan standar teknis yang
dikelompokkan berdasarkan komponen-komponen terkait.

3-299
3-300
Gambar 3-31 Rumusan Indikator Kinerja Fungsi Kawasan Kompak
Sumber: Hasil analisis, 2022

3.4.6 Rumusan Standar Teknis Kawasan


Rumusan standar teknis Kawasan dapat dilihat pada table berikut.

3-301
Tabel 3-121 Rumusan Standar Teknis Kawasan Kompak Kepadatan Tinggi

STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran
(mixed-use) berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaa
A.1
n Lahan
Proporsi Peng
lahan guna
peruma Proporsi Penggun an
Proporsi
Perumahan han lahan Penggunaa aan laha
lahan Penggu
minimum Proporsi dan/ata perumahan n lahan lahan n
perumaha naan
20% dan Perumaha u non dan/atau beragam beragam berag
n dan non lahan
Non- A.1.1 n dan non √ x peruma non dengan namun am x
perumaha tidak
Perumahan perumaha han perumahan dominasi dominas domi
n sesuai beraga
minimum n kurang melebihi lahan non- i tidak nasi
standar m
60% dari standar perumahan sesuai sesu
minimum
standar minimum standar ai
minimu stan
Mixed-use m dar
Jenis guna
Minimal 3
lahan terdiri
(tiga) fungsi
atas guna Jenis
yang terdiri
lahan guna
Jenis atas fungsi Jenis
perumahan Hanya Jenis Hanya laha
guna Jenis guna hunian dan guna Jenis guna
dan terdap guna terdapa n
Jenis lahan lahan fungsi non lahan lahan
kombinasi at 1 lahan t1 sesu
A.1.2 Penggunaa √ kurang melebihi hunian kurang melebihi
antara 2 jenis sesuai jenis ai
n Lahan dari standar dimana dari standar
(dua) guna guna standar guna stan
standar minimal salah satu standar minimal
lahan lahan minimal lahan dar
minimal fungsi non minimal
berikut: mini
hunian
campuran, mal
merupakan
komersial,
penggerak
perkantoran,

3-302
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
budaya/pusa kegiatan
t hiburan, ekonomi
fasilitas
publik
lainnya
Prop
orsi
Tidak
Proporsi Proporsi Rum
terdapa
Proporsi Tidak Rusun Proporsi Proporsi Hunian Rumah ah
t salah
Rusun MBR terdap MBR < Rusun Rusun yang Berimba Beri
Hunian satu
minimum A.2 √ at 20% MBR 20% MBR > 20% berimbang ng mba x
Berimbang tipe
20% Rusun Rusun Rusun Rusun Rusun dan kurang ng
rumah
Komersial MBR Komersi Komersial Komersial terjangkau dari sesu
berimb
al standar ai
ang
stan
dar
Dura
si
Durasi
aktivi
aktivitas
Aktivitas tas Durasi
Durasi yang
yang yang aktivitas
minimal signifika
signifikan di Durasi signif yang
aktivitas n
kawasan A.3 Operasi x ikan signifikan
yang kurang
beroperasi Aktivitas sesu melebihi
signifikan: dari
dalam waktu ai dari standar
18 Jam standar
yang lama stan minimum
minimu
dar
m
mini
mum

3-303
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia
taman atau
tempat
bermain
yang dapat
diakses oleh
publik
Tama
dengan
n/Te
kebutuhan Tidak
mpat
dan luas tersedi Taman Tidak
Berm
minimum a atau tersedia Taman/
ain
berdasarkan taman tempat taman Tempat
Tersedia dapa Taman/Tem
Permen PU atau Tersedia, Tersedia, bermain atau Bermain
, luas < t pat Bermain
No. Ketersedia tempat luas = luas > dapat tempat dapat
A.3.1 √ standar diaks dapat
5/PRT/M/20 an Taman bermai standar standar diakses bermai diakses
minimu es diakses
08 n yang minimum minimum oleh publik n yang publik
m publi publik lebih
Taman Kota : dapat 15 jam dapat kurang
k dari
144.000 m2 diakse atau lebih diakses dari 15
sela
Taman s per hari publik jam
ma
Kecamatan : publik
15
24.000 m2
jam
Taman
Kelurahan :
9.000 m2
Taman RW :
1.250 m2
Taman RT :
250 m2
KLB KLB Kepadat Kepa
Kepadatan Kepadatan
Densitas Kawasa Kawasan KLB an data
penduduk penduduk
dan KLB n< sama Kawasan > pendudu n
A.4 KLB √ x minimum x melebihi
Intensitas minimum 5.0 standar dengan standar k pend
1520 standar
Tinggi minimu standar minimum kurang uduk
jiwa/ha minimum
m minimum dari sesu

3-304
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
standar ai
minimu stan
m dar
mini
mum
Kepa
data
Kepadat
n
an
Kepadatan huni Kepadatan
hunian
hunian an hunian
kurang
minimum x sesu melebihi
dari
380 ai standar
standar
unit/ha stan minimum
minimu
dar
m
mini
mum
Paling %
sedikit 80 Bang
% unan
%
bangunan seda
Banguna
tinggi ng/ %
Tidak n
(high-rise, tinggi Bangunan
terdapa sedang/
di atas 11 (sesu sedang/
t tinggi
lantai) ai tinggi
bangun (sesuai
Tipol (sesuai
an Tipologi)
ogi) Tipologi) >
sedang <
sesu standar
/ tinggi standar
ai minimum
minimu
stan
m
dar
mini
mum
B. Terhubung dengan sistem transportasi
publik dan memiliki aksesibilitas tinggi

3-305
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
terse
dia,
Moda
berfu
transportas
Tersedia ngsi
i berfungsi
minimal 1 deng
dengan
moda an
baik dan
transportasi baik
cukup
umum, dapat dan
untuk tersedia,
berupa kura
tersedia, melayani tidak
Heavy Rail ng tersedia,
Moda tidak tidak tersedia, tersedia, pergerakan berfungs
Transit, Light tidak cuku berfungsi
B.1 Transporta √ tersedi memenu memenuh melebihi masyarakat i dengan
Rail Transit, tersedia p; dengan baik
si a hi i standar standar dari dalam baik dan
BRT, Bus kura dan cukup
standar kawasan ke tidak
Lokal, Bus ng
luar cukup
Feeder, berfu
kawasan
Commuter ngsi
dan dari
Kemudaha Line (Ferry deng
luar
n Akses dimungkinka an
kawasan ke
n) baik
dalam
dan
kawasan
cuku
p
Sarana terse
Terdapat
pergantian dia,
sistem
moda berfu
pergantian tersedia,
berfungsi ngsi
moda pada tersedia, tidak
dengan deng tersedia,
pusat-pusat tidak tidak tersedia, tersedia, berfungs
Pergantian baik dan tidak an berfungsi
kegiatan B.2 √ tersedi memenu memenuh melebihi i dengan
Moda cukup tersedia baik dengan baik
berupa a hi i standar standar baik dan
untuk dan dan cukup
halte/stasiu standar tidak
melayani kura
n (Sesuai cukup
pergerakan ng
standar pada
masyarakat cuku
Permen PU
dari dalam p;

3-306
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
No:03/PRT/ kawasan ke kura
M/2014) luar ng
kawasan berfu
dan dari ngsi
luar deng
kawasan ke an
dalam baik
kawasan dan
cuku
p
Stasiun
terse
angkutan
dia,
umum
Jarak berfu
berfungsi
berjalan kaki ngsi
tidak dengan
terjauh memenuh deng
memenu baik
menuju i, jarak an
hi, jarak memenuhi, berfungsi
stasiun berjalan baik
berjalan jarak dengan
angkutan menuju dan
menuju berjalan baik dan tersedia,
umum stasiun kura
stasiun menuju cukup tidak
sejauh 800 maks. ng tersedia,
Stasiun >800 stasiun untuk berfungs
m atau 800 tidak cuku berfungsi
B.3 Angkutan √ x (angkuta maks. 800 melayani i dengan
kurang (angkutan tersedia p; dengan baik
Umum n cepat) (angkutan pergerakan baik dan
untuk cepat) kura dan cukup
dan cepat) dan masyarakat tidak
angkutan atau 400 ng
>400 m 400 m dari dalam cukup
cepat atau m berfu
(pelayan (pelayanan kawasan ke
400 m atau (pelayana ngsi
an langsung) luar
kurang n deng
langsun kawasan
untuk langsung) an
g) dan dari
pelayanan baik
luar
langsung dan
kawasan ke
cuku
dalam
p
kawasan

3-307
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Lebar
Minimum
Badan Jalan
(PP No. 34
Tahun 2006):
a) Jalan Tingkat
Arteri Primer Pelayanan
dan Jalan/Nilai
Sekunder: Level of
minimal 11 Service
m. Minimal D
b) Jalan atau
Kolektor kondisi
Primer dan Lebar arus
Lebar
Sekunder: Badan mendekati
Badan Lebar
minimal 9 m. Jalan tidak stabil,
Jalan Badan LOS
c) Jalan Jaringan kurang dimana: LOS LOS LOS Jalan
B.4 √ x sama Jalan lebih Jalan
Lokal Primer Jalan dari - Kecepatan Jalan F Jalan E A/B/C
dengan dari lebar D
dan lebar min 50
lebar minimum
Sekunder: minimu km/jam
minimum
minimal 7,5 m - VCR
m (volume/ca
d) Jalan pacity)
Lingkungan maks. 0,9
Primer dan - Tundaan
Sekunder: simpangan
minimal 6,5 maks 40
m (untuk detik/kend
kendaraan araan
bermotor
beroda tiga
atau lebih)
atau minimal
3,5 (jika

3-308
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
tidak
diperuntukk
an bagi
kendaraan
bermotor
beroda tiga
atau lebih)

90%
akse
Jarak s
Jalan 90% akses
jalan Tidak pejal
masuk Jarak pejalan <90%
masuk Jarak jalan tersedia an
Jalan masuk ke jalan kaki akses
terhada masuk akses kaki
ke bangunan bangu masuk tersedia pejalan >90% akses
p terhadap pejalan terse
kurang dari nan terhadap menuju kaki pejalan kaki
Akses jangkua jangkuan kaki dia
200 m dalam tidak jangkuan semua tersedia tersedia
Pejalan n pejalan menuju men
jangkauan B.5 √ menye pejalan gedung dan menuju menuju
Kaki dan pejalan kaki dan bangun uju
jalan kaki diakan kaki dan bangunan banguna bangunan
Sepeda kaki dan jaringan an bang
dari segmen jalur jaringan yang n pada pada bagian
jaringan sepeda pada unan
jaringan pejala sepeda berada bagian depan blok
sepeda kurang dari bagian pada
sepeda n kaki adalah pada depan
lebih 200 m depan bagia
atau 200 m bagian blok
dari 200 blok n
sepeda depan blok
m depa
n
blok

3-309
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
90%
Jalur 90% jalur <90% jalur
Jalur
pejalan Jalur pejalan jalur pejal
Jalur pejalan Tidak pejalan Tidak
Konektivit kaki pejalan kaki di pejalan an 9>0% jalur
kaki ada kaki tersedia
Konektivita as Jalur terkoneks kaki dalam kaki kaki pejalan kaki
terhubung di B,6 √ jalur terputus jalur
s Pejalan i di terkoneksi kawsan terkonek terko terkoneksi
seluruh pejala di pejalan
Kaki hampir di seluruh terkoneksi si neksi dengan baik
kawasan n kaki beberap kaki
seluruh kawasan dengan dengan deng
a titik
kawasan baik baik an
baik
C. Pengembangan yang berorientasi pada
pejalan kaki dan pesepeda
C.1 Blok
Dimensi
blok
kurang Dimensi
Dimensi Rasio
Dimensi dari blok
blok: 70-130 C.1.1 √ x x konektivita
blok atau sesuai
m s prioritas
lebih standar
(Rasio Rasio
dari
persimpang kone
standar Rasio
Konektivita an jalur ktivit
Street konektiv Rasio
pejalan as
s Frontage/ x itas konektivitas
kaki priori
Muka % prioritas prioritas > 2
% dengan tas
bangunan Street <2
Street % Street % Street persimpang sebes
yang Fronta
Street Frontage Frontage Frontage an ar 2
berhadapan C.1.2 √ ge
Frontage kurang sesuai lebih dari kendaraan
langsung sangat
dari standar standar bermotor) 2
dengan jalur minim
standar atau lebih
pejalan kaki < 10%
Minimal:
90%

3-310
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Fasilitas
C.2 Pejalan
Kaki
90% Jalur
Pejalan Kaki Tidak
memiliki ada
lebar Jalur
minimum Pejala
yang n Kaki < 90%
Nilai Level
memenuhi yang Jalur 90% Jalur
of Service
kebutuhan memili Pejalan Pejalan > 90%
(LOS)
ruang ki Kaki Kaki Jalur
Pejalan
pejalan dan lebar memiliki memiliki Pejalan
Kaki
ketentuan minim lebar lebar Kaki
minimal D:
bagi pejalan um minimu minimum memiliki
- Nilai
berkebutuha yang m yang yang lebar
Volume/Ka
n khusus. meme memenu memenuh minimum LOS
Dimensi pasitas
1. Dimensi nuhi hi i yang LOS LOS Pejal
Jalur 0,44 – 0,65 LOS Pejalan
trotoar: C.2.1 √ kebutu kebutuh kebutuha memenuhi Pejalan Pejalan an
Pejalan - Kecepatan Kaki A/B/C
a) Jalan han an n ruang kebutuhan Kaki F Kaki E Kaki
Kaki terbatas,
Arteri: 5 – 6 ruang ruang pejalan ruang D
gerakan
m pejala pejalan dan pejalan dan
mendahulu
b) Jalan n dan dan ketentuan ketentuan
i
Kolektor: 3,5 ketent ketentua bagi bagi
dibatasi,ru
–4m uan n bagi pejalan pejalan
ang antar
c) Jalan bagi pejalan berkebut berkebutuh
pejalan
Lokal : 3 m pejala berkebu uhan an khusus
kaki
d) Jalan lokal n tuhan khusus
terbatas
dan berkeb khusus
lingkungan utuha
(wilayah n
perumahan): khusu
2,5 m s
e) Jalur yang

3-311
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
digunakan
bersama
(pejalan kaki
dan
pengguna
sepeda):
lebar jalur
pejalan kaki
minimal 1,5
m
2. Jalur
penyebranga
n orang dan
bawah tanah
berupa
terowongan
(lebar
minimum 2,5
m atau 2,75
m jika
diperuntuka
n juga untuk
sepeda
(Sesuai
standar pada
Permen PU
No:03/PRT/
M/2014 dan
SE Menteri
PUPR No
02/SE/M/20
18)

3-312
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% jaringan
jalur pejalan
kaki memiliki
street
furniture
penunjang
kenyamanan
yang lengkap
Tidak
termasuk Nilai
ada
untuk Walkability
jaringa < 80%
penyandang Index pada
n jalur jaringan 80%
disabilitas > 80% kawasan
pejala jalur jaringan
jaringan minimal 70
n kaki pejalan jalur
1. Fasilitas jalur (aktivitas
yang kaki pejalan
pendukung: pejalan dilakukan Nilai
Kelengkap memili memiliki kaki Nilai
• Jalur kaki dengan Nilai Walk
an Street ki street memiliki Walkab Nilai
Kenyamana Hijau, memiliki berjalan Walkabil abilit
C.2.2 Furniture 1 street furnitur street ility Walkability
n ditempatkan street kaki) atau ity Index y
Pejalan furnitu e furniture Index Index >70
pada jalur furniture 50-69 50-69 Index
Kaki re penunja penunjan <50
amenitas penunjang (Beberapa 70
penunj ng g
dengan lebar kenyamana fasilitas
ang kenyam kenyama
150 cm dan n yang dapat
kenya anan nan yang
bahan yang lengkap dijangkau
manan yang lengkap
digunakan dengan
yang lengkap
adalah berjalan
lengka
tanaman kaki)
p
peneduh.
• Lampu
Penerangan,
terletak di
luar ruang
bebas jalur
pejalan kaki
dengan jarak

3-313
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
antarlampu
penerangan
yaitu 10
meter,
dengan tinggi
4m
• Tempat
Duduk,
terletak di
luar ruang
bebas jalur
pejalan kaki
dengan jarak
antartempat
duduk yaitu
10 meter.
• Pagar
Pengaman,
terletak di
luar ruang
bebas jalur
pejalan kaki
pada titik
tertentu yang
memerlukan
perlindungan
, dibuat
dengan tinggi
0,9 m
• Tempat
Sampah,
terletak di
luar ruang
bebas jalur

3-314
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pejalan kaki
dengan jarak
antartempat
sampah
yaitu 20
meter
• Marka,
Perambuan
dan Papan
Informasi
(Signage),
terletak di
luar ruang
bebas jalur
pejalan kaki,
pada titik
interaksi
sosial, dan
pada jalur
pejalan kaki
dengan arus
padat

Halte/Shelter
Bus dan
Lapak
Tunggu,
terletak di
luar ruang
bebas jalur
pejalan kaki
dengan jarak
antarhalte/s
helter bus

3-315
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
dan lapak
tunggu pada
radius 300
meter dan
pada titik
potensial
kawasan

2. Fasilitas
Pejalan kaki
untuk
Berkebutuha
n khusus
- Desain
tanpa
halangan
- Rambu dan
marka bagi
pejalan kaki
berkebutuha
n khusus
- Lajur
pemandu

3-316
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
90 %
sepe
Tempat Tersedia, da
Tidak Tersedia
parkir jarak Tersedia, < 90% yang
tersedi , jarak
sepeda di tempat jarak 90% sepeda terta
a tempat >90 %
setiap parkir tempat Sepeda yang mpu
tempat parkir sepeda yang
stasiun sepeda parkir tertampung Tidak tertamp ng
parkir sepeda > tertampung
angkutan sama sepeda < dalam tersedia ung dala
Parkir sepeda 100 m dalam
umum C.3 √ dengan 100 m dari tempat tempat dalam m
Sepeda di dari tempat
kurang dari 100 m pintu parkir parkir tempat temp
stasiu pintu parkir
100 m dari dari pintu masuk sepeda sepeda parkir at
n masuk melebihi
pintu masuk masuk stasiun yang kurang parki
angkut stasiun standar
stasiun stasiun angkutan disediakan dari r
an angkuta
angkutan angkutan umum standar sesu
umum n umum
umum umum ai
stan
dar
80%
80%
persimpanga
pejal
n memiliki Tidak
< 10% an
jalur ada
pejalan kaki
penyeberang persim < 80% 80% 80% < 80%
kaki mera >80%
an yang panga persimp persimpa > 80% pejalan pejalan
merasa sa pejalan kaki
lengkap. n angan ngan persimpang kaki kaki
nyama nyam merasa
Jalur memili memiliki memiliki an memiliki merasa merasa
n an nyaman
Ketentuan: C.4 Penyebran √ ki jalur jalur jalur nyaman nyaman
berjala berja berjalan
1. Bebas gan jalur penyebe penyebera penyeberan berjalan berjalan
n kaki lan kaki di
pembatas penyeb rangan ngan gan yang kaki di kaki di
di kaki dalam
bagi eranga yang yang lengkap dalam dalam
dalam di kawasan
penyandang n yang lengkap lengkap kawasan kawasan
kawasa dala
disabilitas lengka
n m
2. Lebar 2 m p
kawa
atau lebih
san
dan diberi

3-317
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
garis batas
3.
Disediakan
pulau
penyeberang
an yang
mudah
diakses oleh
semua
apabila
menyeberang
>2 jalur lalu
lintas
4. Menerima
penerangan
jalan yang
cukup pada
malam hari
80% segmen 80%
jalan terbuka peng
< 80%
untuk < 10% guna
Tidak segmen
bersepeda/te 80% > 80% penggu sepe
ada jalan < 80%
rsedia jalur segmen segmen 80% na da > 80%
segme terbuka penggun
sepeda jalan jalan pengguna sepeda mera pengguna
n jalan untuk a sepeda
dengan terbuka terbuka sepeda merasa sa sepeda
terbuk bersepe merasa
ketentuan: Fasilitas untuk untuk merasa nyama nyam merasa
C.5 √ a da/ nyaman
1. Bagian Pesepeda bersepeda bersepeda/ nyaman n an nyaman
untuk jalur berseped
jalan dengan / jalur jalur bersepeda bersepe berse bersepeda
bersep sepeda a di
kecepatan > sepeda sepeda di dalam da di peda di dalam
eda/ yang dalam
30 km/jam sesuai sesuai kawasan dalam di kawasan
jalur sesuai kawasan
dengan jalur ketentuan ketentuan kawasa dala
sepeda ketentua
sepeda yang n m
n
ekslusif atau kawa
terlindungi, san

3-318
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
secara
spasial
terpisah dari
kendaraan
dari kedua
arah ( jalur
sepeda yang
dicat atau
secara fisik
terpisah).
2. Segmen
jalan dengan
kecepatan
kendaraan ≤
30 km/jam
jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung
tidak
diperlukan,
tetapi
pemberian
simbol
penanda
direkomenda
sikan).
3. Segmen
jalan yang
memprioritas
kan pejalan
kaki, atau
jalan yang
digunakan
bersama,

3-319
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
dengan batas
kecepatan
kendaraan
15 km/jam (
jalur pejalan
kaki dan
sepeda tidak
perlu
dipisah),
atau
4. Lebar
minimum
untuk jalur
sepeda:
- Satu Lajur
= 1,44 m
- Dua Lajur
= 2,76 m
(Sesuai
dengan
ketentuan
pada SE
Kementerian
PUPR No:
05/SE/Db/2
021)
Terdapat Tersedia Ruang terse
Tersedia tersedia,
ruang-ruang Tidak ruang transisi dia,
ruang tidak
transisi tersedi transisi berfungsi berfu tersedia,
transisi berfungs
dengan jarak Ruang a namun dengan tidak ngsi berfungsi
C.6 √ dengan x i dengan
antar ruang Transisi ruang tidak baik dan tersedia deng dengan baik
tipologi baik dan
transisi transis sesuai cukup an dan cukup
sesuai tidak
dalam radius i dengan untuk baik
standar cukup
standar jarak radius mendukun dan

3-320
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
orang nyaman g kegiatan kura
nyaman pejalan pergerakan ng
berjalan kaki kaki masyarakat cuku
yaitu 400- di dalam p;
800 m kawasan, kura
(Untermann, atau dari ng
1984) dalam berfu
kawasan ke ngsi
luar deng
kawasan an
dan dari baik
luar dan
kawasan ke cuku
dalam p
kawasan
D. Layak huni (livable) untuk bermukim
Ruang
D.1
Terbuka
terse
dia,
Ruang berfu
Tersedian
terbuka ngsi
Tipologi Ruang
Tersedia Tersedia publik deng
Ruang Terbuka tersedia,
Tidak Ruang Ruang berfungsi an
Terbuka Tersedia tidak
tersedi Terbuka Terbuka dengan baik tersedia,
Adequacy Minimal: Ruang Ruang berfungs
a namun dengan baik dan tidak dan berfungsi
Ruang D.1.1 Terbuka √ Terbuka i dengan
Ruang tidak tipologi cukup tersedia kura dengan baik
Terbuka Publik dengan baik dan
Terbuk sesuai sesuai untuk ng dan cukup
Regional, tipologi tidak
a tipologi standar melayani cuku
Taman Skala melebihi cukup
minimal minimal aktivitas p;
Komunitas standar
rekreasi kura
minimal
masyarakat ng
berfu
ngsi

3-321
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
deng
an
baik
dan
cuku
p

Tersedia
street
furniture
penunjang
keselamatan
Keja
yang
dian
lengkap:
kecel
• Lampu Tersedia Terdap
Kejadian akaa
Penerangan street at
Tidak Tersedia kecelaka n
• Pagar furnitur Tersedia korban
tersedi street Kejadian an peng
Pengaman e street jiwa Tidak
Keselamat a furniture kecelakaan pengend enda
• penunja furniture pada terjadi
an street penunjan pengendara aran ran
Keselamata Marka/Signa ng penunjang kejadia kecelakaan
Fasilitas furnitu g kendaraan kendara kend
n ge D.2 √ keselam keselamata n pada
Pejalan re keselamat bermotor < an araa
• Guiding atan n yang kecelak pengendara
Kaki dan penunj an yang 2 bermoto n
Block untuk yang lengkap aan kendaraan
Pesepeda ang lengkap kejadian/ta r berm
disabilitas tidak melebihi kendar bermotor
kesela sesuai hun sebanya otor
• Pengendali lengkap standar aan
matan standar k >1 per seba
kecepatan sesuai bermot
tahun nyak
• Bolar standar or
1 per
80% segmen
tahu
jalan terbuka
n
untuk
bersepeda/te
rsedia jalur
sepeda
dengan

3-322
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
ketentuan:
1. Bagian
jalan dengan
kecepatan >
30 km/jam
dengan jalur
sepeda yang
ekslusif atau
terlindungi,
secara
spasial
terpisah dari
kendaraan
dari kedua
arah ( jalur
sepeda yang
dicat atau
secara fisik
terpisah).
2. Segmen
jalan dengan
kecepatan
kendaraan ≤
30 km/jam
jalur sepeda
ekslusif atau
terlindung
tidak
diperlukan,
tetapi
pemberian
simbol
penanda
direkomenda

3-323
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
sikan).
3. Segmen
jalan yang
memprioritas
kan pejalan
kaki, atau
jalan yang
digunakan
bersama,
dengan batas
kecepatan
kendaraan
15 km/jam (
jalur pejalan
kaki dan
sepeda tidak
perlu
dipisah),
atau
4. Lebar
minimum
untuk jalur
sepeda:
- Satu Lajur
= 1,44 m
- Dua Lajur
= 2,76 m
(Sesuai
dengan
ketentuan
pada SE
Kementerian
PUPR No:

3-324
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
05/SE/Db/2
021)

Kejadian Keja
Terdap
kecelakaan Kejadian dian
at
di jalan kecelaka kecel
korban Tidak
yang an akaa
jiwa terjadi
mengakibat pejalan n
pada kecelakaan
kan korban kaki pejal
kejadia pada
pejalan sebanya an
n pejalan kaki
kaki < 2 k >1 per kaki
kecelak
kejadian/ta tahun seba
aan
hun nyak

3-325
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pejalan 1 per
kaki tahu
n
Keja
Kejadian Terdap dian
kecelakaan at Kejadian kecel
di jalan korban kecelaka akaa
Tidak
yang jiwa an n
terjadi
mengakibat pada peseped pese
kecelakaan
kan korban kejadia a peda
pada
pesepeda < n sebanya seba
pesepeda
2 kecelak k >1 per nyak
kejadian/ta aan tahun 1 per
hun pesepe tahu
da n
Pema
Pemadam dam
D.3
Kebakaran Pemada keba
m kara
Pemada
Tersedia Tidak Tidak Tersedia Tersedia kebaka n
Pemadam m Pemadam
jalan akses tersedi semua jalan jalan akses ran dapa
kebakaran kebakar kebakaran
pemadam a fasilitas akses pemadam dapat t
dapat an dapat dapat
kebakaran akses dan pemadam kebakaran mencap menc
mencapai mencapa mencapai
untuk setiap pemad banguna kebakara untuk ai apai
Responsif lokasi i lokasi lokasi
fasilitas dan am n n untuk setiap lokasi lokas
Akses kebakaran kebakar kebakaran
bangunan kebak gedung setiap fasilitas kebaka i
D.3.1 Pemadam √ dalam an dalam
gedung aran memiliki fasilitas dan ran keba
Kebakaran waktu < 15 dalam waktu < 15
pada akses dan bangunan dalam kara
menit waktu > menit
Ketentuan: setiap pemada bangunan gedung waktu n
15 menit
- Jalan akses fasilita m gedung dengan > 30 dala
pemadam s dan kebakar dengan lebar lapis menit m
kebakaran bangu an atau lebar perkerasan wakt
meliputi nan tersedia lapis > 6 m dan u

3-326
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
jalan gedun jalan perkerasa panjang 15
kendaraan, g akses n 6 m dan >15 m meni
jalan untuk pemada panjang t
pemadam m 15 m
kebakaran, kebakar
jalan ke an
tempat untuk
parkir, atau setiap
kombinasi fasilitas
jalan-jalan dan
tersebut. banguna
- Lebar n
minimum gedung
lapis dengan
perkerasan 6 lebar
m dan lapis
panjang perkeras
minimum 15 an <6 m
m dan
- Lebar panjang
bidang kerja <15 m
minimum
untuk mobil
pemadam
kebakaran
minimal 4 m
- Lapis
perkerasan
dan jalur
akses tidak
boleh
melebihi 46
m dan bila
melebihi 46

3-327
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
harus diberi
fasilitas
belokan.
- Bangunan
gedung
hunian
dengan
lantai hunian
tertinggi ≤ 10
m tidak
dipersyaratk
an adanya
lapis
perkerasan

Tersedia Tersedia
Tersedia
hidran hidran Tersedia
hidran
dengan jarak dengan hidran
dengan
antar hidran jarak dengan
jarak
35-38 m antar jarak antar
antar
dengan hidran < hidran 35-
Tidak hidran
pasokan air 35 m, 38 m,
tersedi 35-38 m,
sekurang- Fasilitas pasokan pasokan air
a pasokan
kurangnya Pemadam air < 38 > 38
D.3.2 √ hidran air 38
38 liter/detik Kebakaran liter/det liter/detik
pada liter/detik
pada (Hidran) ik pada pada
kawas pada
tekanan 3,5 tekanan tekanan 3,5
an tekanan
bar, serta 3,5 bar, bar,
3,5 bar,
mampu atau mampu
mampu
mengalirkan mampu mengalirka
mengalirk
air minimal mengalir n air >30
an air 30
selama 30 kan air menit
menit
menit <30
menit

3-328
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tidak
tersedi
a pos
Tersedian Tersediany
dan Tersedia Terdap Ting
Tersedianya ya pos a >1 pos
petuga nya pos at kat
pos dan dan dan
s dan Kejadian korban Tingkat krimi Tingkat
petugas petugas petugas
keama petugas kriminal di jiwa kriminali nalit kriminalitas
keamanan Fasilitas keamana keamanan
Keamanan D.4 √ nan keaman bawah 2 pada tas >1 as 1 0
yang bekerja Keamanan n yang yang
yang an yang peristiwa/t kejadia peristiwa peris peristiwa/ta
24 jam di bekerja bekerja 24
bekerj bekerja ahun n /tahun tiwa/ hun
dalam 24 jam di jam di
a 24 <24 jam krimina tahu
kawasan dalam dalam
jam di di dalam litas n
kawasan kawasan
dalam kawasan
kawas
an
Lantai dasar Lantai Lantai Lantai
Lantai
bangunan dasar dasar dasar
dasar
yang bangu banguna bangunan 50%
bangunan
bersingguna nan n yang yang bagia
yang
n dengan yang bersingg bersinggu Tidak n
bersinggun <50%
sempadan bersin unan nan ada jalur
an dengan 50% bagian bagian
jalur pejalan gguna dengan dengan bagian pejal >50%
sempadan jalur jalur
kaki n sempad sempadan jalur an bagian jalur
jalur pejalan pejalan
diharuskan denga an jalur jalur pejalan kaki pejalan kaki
Muka pejalan kaki kaki
Atraktif memiliki D.5 √ n pejalan pejalan kaki deng dengan
Bangunan kaki dengan dengan
fungsi-fungsi sempa kaki kaki dengan an muka
diharuskan muka muka
pemicu dan diharus diharuska muka muk bangunan
memiliki bangunan banguna
(activity jalur kan n bangun a yang aktif
fungsi- yang aktif. n yang
generating pejala memiliki memiliki an yang bang
fungsi aktif
uses dengan n kaki fungsi- fungsi- aktif unan
pemicu
ketinggian tidak fungsi fungsi yang
dengan
minimal terdap pemicu pemicu aktif
ketinggian
muka at dengan dengan
muka
bangunan fungsi- ketinggi ketinggia

3-329
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
adalah 3 fungsi an n muka bangunan
lantai pemic muka bangunan >3 lantai
u banguna adalah 3
n<3 lantai
lantai

Tidak
tersedia
Tersedia Tersedia
arkade
arkade pada arkade
pada
jalan utama D.6 Arkade √ x x pada jalan
jalan
dan taman utama dan
utama
(opsional) taman
dan
taman

3-330
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia Tersedia
Kegiatan Kegiatan
Usaha Kecil Usaha
Tersedia
Formal Kecil Tersedia
Kegiatan
(KUKF) dan Formal Kegiatan
Usaha Kecil
tempat (KUKF) Usaha
Formal
makan cafe dan Kecil
(KUKF) dan
atau restoran tempat Formal
Tidak tempat
di jalur makan (KUKF)
tersedi makan cafe
pejalan kaki cafe dan
a atau
atau tempat
Kegiat restoran di
Ketentuan: restoran makan
an jalur
- Jarak di jalur cafe atau
Usaha pejalan
bangunan ke pejalan restoran
Kegiatan Kecil kaki,
area kaki, di jalur
Usaha Formal memenuhi
berdagang tidak pejalan
Kecil (KUKF) ketentuan
adalah 1,5 – memenu kaki,
D.7 Formal √ dan jarak
2,5 meter, hi memenuh
(KUKF) / tempat terhadap
agar tidak perband i
Kegiatan makan bangunan,
menganggu ingan perbandin
Komersial cafe perbanding
sirkulasi lebar gan lebar
atau an lebar
pejalan kaki. dengan dengan
restora dengan
- Jalur jalur jalur
n di jalur
pejalan kaki pejalan pejalan
jalur pejalan
memiliki kaki dan kaki dan
pejala kaki, dan
lebar dan/ata tidak
n kaki tidak
minimal 5 u berada di
berada di
meter yang berada sisi jalan
sisi jalan
digunakan di sisi arteri dan
arteri dan
untuk area jalan kolektor
kolektor
berjualan arteri primer
primer
memiliki dan
lebar kolektor
maksimal 3 primer

3-331
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
meter, atau
memiliki
perbandinga
n antara
lebar jalur
pejalan kaki
dan lebar
area
berdagang
1:1,5.
- Dapat
menggunaka
n lahan
privat.
- Tidak
berada di sisi
jalan arteri
baik primer
maupun
sekunder
dan kolektor
primer
dan/atau
tidak berada
di sisi ruas
jalan dengan
kecepatan
kendaraan
tinggi.

3-332
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
1.
Mempertaha
nkan
karakter Bang
atau ciri unan
khas Caga
kawasan dan r
bangunan Buda
cagar budaya ya
Mempert Mempertah Banguna
pada area golon
Tidak ahankan ankan n Cagar
museum dan Memperta Bangunan gan
memp karakter karakter Budaya
komersial hankan Cagar A
ertaha atau ciri atau ciri golongan
sebagai karakter Budaya dan
nkan khas khas Bangun A atau B
atraksi atau ciri golongan A B
karakt kawasan kawasan an dipertah
kawasan khas dan B diper
Kawasan er atau dan dan Cagar ankan
sesuai kawasan dipertahan taha
dan ciri banguna bangunan Budaya sesuai
dengan dan kan sesuai nkan
D.8 Bangunan √ khas n cagar cagar golonga ketentua x
ketentuan bangunan ketentuan sesu
Cagar kawas budaya, budaya, n A dan n
pelindungan, cagar pelindunga ai
Budaya an dan tidak tidak B tidak pelindun
berupa budaya, n, keten
bangu mengiku mengubah diperta gan,
ketinggian mengikuti pengemban tuan
nan ti bentuk hankan pengemb
maksimal 4 ketentuan gan, dan pelin
cagar ketentua fisik, angan,
lantai dan pelindung pemanfaata dung
buday n mengadapt dan
GSB an n an,
a pelindu asi fungsi pemanfa
eksisting, peng
ngan baru atan
serta emba
meletakan ngan
bangunan , dan
ketinggian pema
sedang dan nfaat
tinggi di luar an
KCB.
2.
Melakukan

3-333
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
pelindungan
kawasan
cagar budaya
pada seluruh
bangunan
cagar budaya
dengan
mempertaha
nkan
Bangunan
Cagar
Budaya
eksisting dan
tidak
mengubah
bentuk fisik.
3.
Melakukan
pengembang
an Kawasan
Cagar
Budaya
dengan
mengadaptas
i fungsi baru
berupa
pemanfaatan
untuk
komersial,
hiburan/rekr
easi,
edukasi,
apresiasi,
dan hunian.

3-334
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia area
pameran
dengan lebar
maksimal 3
m pada jalur
pejalan kaki Tersedia
yang area
Tersedia
memiliki pameran
area Tersedia
lebar dengan
pameran area
minimal 5 m lebar > 3
dengan pameran
(atau m pada
lebar 3 m dengan
perbandinga jalur
pada jalur lebar 3 m
n antara pejalan
pejalan pada jalur
lebar jalur kaki
kaki yang pejalan
pejalan kaki yang Terselengga Terse
Tidak memiliki kaki yang
dan lebar memiliki ranya Tidak Terselen lengg Terselengga
tersedi lebar 5 m memiliki
area Kegiatan/ lebar ≤ 5 minimal 2 terselen ggara 1 ara 2 ra >2
D.9 √ a area (atau lebar > 5 m
pameran Event m (atau event ggara event/ta event event/tahu
pamer perbandin (atau
1:1,5). perband dalam satu event hun /tah n
an gan perbanding
ingan tahun un
antara an antara
Ketentuan: antara
lebar lebar jalur
- lebar
jalur pejalan
Mempertimb jalur
pejalan kaki dan
angkan pejalan
kaki dan lebar area
keselamatan kaki dan
lebar area pameran
pengunjung. lebar
pameran 1:1,5)
- Tidak area
1:1,5)
berada di pameran
jalan arteri tidak
baik primer 1:1,5)
maupun
sekunder
dan kolektor
primer

3-335
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN PENILAIAN
Komponen
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
dan/atau
tidak berada
di ruas jalan
dengan
kecepatan
kendaraan
tinggi.

Tabel 3-122 Rumusan Standar Teknis Kawasan Kompak Kepadatan Sedang

STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
A. Kawasan dengan penggunaan campuran (mixed-
use) berkepadatan dan intensitas tinggi
Penggunaan
Mixed-use A.1
Lahan

3-336
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Pengg
Proporsi unaa
Proporsi
lahan Proporsi n
lahan Pengg
peruma lahan Peng lahan
peruma unaan
han peruma Penggunaan gun berag
han lahan
Perumahan dan/ata han dan lahan aan am
Proporsi dan/ata beraga
minimum 60% u non non beragam laha namu
Perumahan u non m
dan Non- A.1.1 √ x peruma peruma dengan n n x
dan non peruma domin
Perumahan han han dominasi tida domi
perumahan han asi
minimum 20% kurang sesuai lahan k nasi
melebihi sesuai
dari standar perumahan bera tidak
standar standa
standar minimu gam sesua
minimu r
minimu m i
m
m stand
ar
Minimal 3
Jenis guna
(tiga) fungsi
lahan terdiri
yang terdiri
atas guna lahan Han
atas fungsi Jenis
perumahan dan ya Jenis
Jenis hunian dan guna
kombinasi Hanya Jenis Jenis terd guna
guna fungsi non lahan Jenis guna
antara 2 (dua) terdap guna guna apat lahan
Jenis lahan hunian kuran lahan
guna lahan at 1 lahan lahan 1 sesuai
A.1.2 Penggunaan √ kurang dimana g dari melebihi
berikut: jenis sesuai melebihi jenis standa
Lahan dari salah satu stand standar
campuran, guna standar standar gun r
standar fungsi non ar minimal
komersial, lahan minimal minimal a minim
minimal hunian mini
perkantoran, laha al
merupakan mal
budaya/pusat n
penggerak
hiburan, fasilitas
kegiatan
publik lainnya
ekonomi

3-337
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3

Tida
k Propo
Propor
terd rsi
Proporsi Proporsi Proporsi si
apat Ruma
Tidak Rusun Rusun Rusun Ruma
Proporsi Rusun Hunian yang sala h
terdap MBR < MBR MBR > h
MBR minimum Hunian berimbang h Berim
A.2 √ at 20% 20% 20% Berim x
20% Rusun Berimbang dan satu bang
Rusun Rusun Rusun Rusun bang
Komersial terjangkau tipe kuran
MBR Komersi Komersi Komersi sesuai
rum g dari
al al al standa
ah stand
r
beri ar
mba
ng
Duras
i Durasi
aktivi aktivit
Durasi
tas as
Durasi aktivitas
Aktivitas yang yang yang
minimal yang
signifikan di Durasi signifi signifi
aktivitas signifikan
kawasan A.3 Operasi x kan kan
yang melebihi
beroperasi dalam Aktivitas kuran sesuai
signifikan: dari
waktu yang lama g dari standa
18 Jam standar
stand r
minimum
ar minim
mini um
mum

3-338
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia taman
atau tempat
bermain yang Tida
dapat diakses k
oleh publik terse
dengan dia Tama
Tidak
kebutuhan dan tam n/Te Taman
tersedi
luas minimum an mpat /Temp
a Taman atau
berdasarkan atau Berm at
taman tempat Taman/Te
Permen PU No. Tersedia Tersedia tem ain Bermai
atau Tersedia bermain mpat
5/PRT/M/2008 , luas < , luas = pat dapat n
Ketersediaan tempat , luas > dapat Bermain
Taman Kota : A.3.1 √ standar standar ber diaks dapat
Taman bermai standar diakses oleh dapat
144.000 m2 minimu minimu mai es diakse
n yang minimu publik 15 diakses
Taman m m n publi s
dapat m jam atau publik lebih
Kecamatan : yang k publik
diakse lebih per hari dari
24.000 m2 dapa kuran selama
s
Taman t g dari 15 jam
publik
Kelurahan : diak 15
9.000 m2 ses jam
Taman RW : publ
1.250 m2 ik
Taman RT : 250
m2
Kepa
Kepad
datan
KLB atan
KLB KLB pend
Kawasa pendu Kepadatan
Densitas Kawasa Kawasa Kepadatan uduk
n sama duk penduduk
dan KLB minimum n< n> penduduk kuran
A.4 KLB √ x dengan x sesuai melebihi
Intensitas 3.0 standar standar minimum g dari
standar standa standar
Tinggi minimu minimu 480 jiwa/ha stand
minimu r minimum
m m ar
m minim
mini
um
mum

3-339
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Kepa
Kepad
datan
atan
hunia
hunia Kepadatan
Kepadatan n
n hunian
hunian kuran
x sesuai melebihi
minimum g dari
standa standar
120 unit/ha stand
r minimum
ar
minim
mini
um
mum
Paling sedikit
80%
80 % <80%
Bangu
bangunan Tida Bang
nan
tinggi (high- k unan
sedang >80%
rise, di atas 8 terd sedan
/ Bangunan
lantai) apat g/
tinggi sedang/
bang tinggi
(sesuai tinggi
una (sesu
Tipolog (sesuai
n ai
i) Tipologi) >
seda Tipolo
sesuai standar
ng / gi) <
standa minimum
tingg stand
r
i ar
minim
mini
um
mum
B. Terhubung dengan sistem transportasi publik dan
memiliki aksesibilitas tinggi
Tersedia minimal Moda tersed tersedi
1 moda tersedia, transportasi ia, a, tersedia,
tersedia, tida
transportasi tidak tidak tersedia, berfungsi tidak berfun berfungsi
Kemudaha Moda memenu k
umum, dapat B.1 √ tersedi memenu melebihi dengan baik berfu gsi dengan
n Akses Transportasi hi terse
berupa Heavy a hi standar dan cukup ngsi denga baik dan
standar dia
Rail Transit, standar untuk denga n baik cukup
Light Rail melayani n dan

3-340
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Transit, BRT, pergerakan baik kurang
Bus Lokal, Bus masyarakat dan cukup;
Feeder, dari dalam tidak kurang
Commuter Line kawasan ke cuku berfun
(Ferry luar kawasan p gsi
dimungkinkan) dan dari luar denga
kawasan ke n baik
dalam dan
kawasan cukup
Sarana
tersedi
pergantian
a,
moda
tersed berfun
berfungsi
Terdapat sistem ia, gsi
dengan baik
pergantian moda tidak denga
dan cukup
pada pusat- berfu n baik
tersedia, untuk tersedia,
pusat kegiatan tersedia, tida ngsi dan
tidak tidak tersedia, melayani berfungsi
berupa Pergantian memenu k denga kurang
B.2 √ tersedi memenu melebihi pergerakan dengan
halte/stasiun Moda hi terse n cukup;
a hi standar masyarakat baik dan
(Sesuai standar standar dia baik kurang
standar dari dalam cukup
pada Permen PU dan berfun
kawasan ke
No:03/PRT/M/2 tidak gsi
luar kawasan
014) cuku denga
dan dari luar
p n baik
kawasan ke
dan
dalam
cukup
kawasan
Jarak berjalan tidak memenu memenu Stasiun tersed tersedi
kaki terjauh memenu hi, jarak hi, jarak angkutan ia, a,
tersedia,
menuju stasiun hi, jarak berjalan berjalan umum tida tidak berfun
Stasiun berfungsi
angkutan umum berjalan menuju menuju berfungsi k berfu gsi
B.3 Angkutan √ x dengan
sejauh 800 m menuju stasiun stasiun dengan baik terse ngsi denga
Umum baik dan
atau kurang stasiun maks. maks. berfungsi dia denga n baik
cukup
untuk angkutan >800 800 800 dengan baik n dan
cepat atau 400 (angkut (angkut (angkut dan cukup baik kurang

3-341
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
m atau kurang an an an untuk dan cukup;
untuk pelayanan cepat) cepat) cepat) melayani tidak kurang
langsung dan atau dan 400 pergerakan cuku berfun
>400 m 400 m m masyarakat p gsi
(pelayan (pelayan (pelayan dari dalam denga
an an an kawasan ke n baik
langsun langsun langsun luar kawasan dan
g) g) g) dan dari luar cukup
kawasan ke
dalam
kawasan
Lebar Minimum Tingkat
Badan Jalan (PP Pelayanan
No. 34 Tahun Jalan/Nilai
2006): Level of
a) Jalan Arteri Service
Primer dan Minimal D
Sekunder: atau kondisi
minimal 11 m. arus
Lebar Lebar Lebar
b) Jalan Kolektor mendekati
Badan Badan Badan
Primer dan tidak stabil,
Jalan Jalan Jalan
Sekunder: dimana: LOS LOS LOS
Jaringan kurang sama lebih LOS Jalan
minimal 9 m. B.4 √ x - Kecepatan Jala Jalan Jalan
Jalan dari dengan dari A/B/C
c) Jalan Lokal min 50 nF E D
lebar lebar lebar
Primer dan km/jam
minimu minimu minimu
Sekunder: - VCR
m m m
minimal 7,5 m (volume/cap
d) Jalan acity) maks.
Lingkungan 0,9
Primer dan - Tundaan
Sekunder: simpangan
minimal 6,5 m maks 40
(untuk detik/kendar
kendaraan aan

3-342
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
bermotor beroda
tiga atau lebih)
atau minimal 3,5
(jika tidak
diperuntukkan
bagi kendaraan
bermotor beroda
tiga atau lebih)

Tida
k
terse <90%
Jarak Jarak dia akses 90%
Jalan Jarak
jalan jalan akse pejala akses
masuk jalan
masuk masuk 90% akses s n pejala
ke masuk >90% akses
terhada terhada pejalan kaki pejal kaki n kaki
Jalan masuk ke bangu terhada pejalan
p p tersedia an tersed tersedi
bangunan nan p kaki
jangkua jangkua menuju kaki ia a
kurang dari 200 Akses Pejalan tidak jangkua tersedia
n n semua men menu menuj
m dalam B.5 Kaki dan √ menye n menuju
pejalan pejalan gedung dan uju ju u
jangkauan jalan Sepeda diakan pejalan bangunan
kaki dan kaki dan bangunan bang bang bangu
kaki dari segmen jalur kaki dan pada
jaringan jaringan yang berada una unan nan
jaringan sepeda pejala jaringan bagian
sepeda sepeda pada bagian n pada pada
n kaki sepeda depan blok
lebih kurang depan blok pada bagia bagian
atau adalah
dari 200 dari 200 bagi n depan
sepeda 200 m
m m an depan blok
depa blok
n
blok

3-343
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
<90%
Jalur
Jalur Tida jalur 90%
Jalur pejalan
pejalan 90% jalur k pejala jalur 9>0% jalur
Tidak pejalan kaki
Jalur pejalan kaki pejalan kaki terse n pejala pejalan
Konektivitas ada kaki terkone
Konektivita kaki terhubung terkone di dalam dia kaki n kaki kaki
B.6 Jalur Pejalan √ jalur terputus ksi di
s di seluruh ksi di kawsan jalur terko terkon terkoneksi
Kaki pejala di hampir
kawasan seluruh terkoneksi pejal neksi eksi dengan
n kaki beberap seluruh
kawasa dengan baik an denga denga baik
a titik kawasa
n kaki n n baik
n
baik
C. Pengembangan yang berorientasi pada pejalan
kaki dan pesepeda
C.1 Blok
Dimensi
blok
kurang Dimensi Rasio
Dimensi blok: dari blok konektivitas
C.1.1 Dimensi blok √ x x
70-200 m atau sesuai prioritas
Rasio
lebih standar (Rasio Rasio
konekt
dari persimpanga konek Rasio
ivitas
standar n jalur tivitas konektivita
Konektivita x priorit
Street Frontage/ pejalan kaki priori s prioritas
s % % as
Muka bangunan dengan tas < >2
Street Street % Street sebesa
yang % Street persimpanga 2
Fronta Frontag Frontag r2
berhadapan Street Frontag n kendaraan
C.1.2 √ ge e e lebih
langsung dengan Frontage e sesuai bermotor) 2
sangat kurang dari
jalur pejalan standar atau lebih
minim dari standar
kaki Minimal:
< 10% standar
80%
Fasilitas
C.2
Pejalan Kaki

3-344
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
90% Jalur
Pejalan Kaki
memiliki lebar
Tidak
minimum yang
ada
memenuhi
Jalur
kebutuhan
Pejala
ruang pejalan
n Kaki < 90% 90% > 90%
dan ketentuan
yang Jalur Jalur Jalur
bagi pejalan
memili Pejalan Pejalan Pejalan
berkebutuhan Nilai Level of
ki Kaki Kaki Kaki
khusus. Service (LOS)
lebar memiliki memiliki memiliki
1. Dimensi Pejalan Kaki
minim lebar lebar lebar
trotoar: minimal D:
um minimu minimu minimu
a) Jalan Arteri: 5 - Nilai
yang m yang m yang m yang
–6m Volume/Kap
meme memenu memenu memenu LOS LOS
b) Jalan asitas 0,44 – LOS LOS
Dimensi nuhi hi hi hi Pejal Pejala
Kolektor: 3,5 – 4 0,65 Pejala Pejalan
C.2.1 Jalur Pejalan √ kebutu kebutuh kebutuh kebutuh an n
m - Kecepatan n Kaki Kaki
Kaki han an an an Kaki Kaki
c) Jalan Lokal : 3 terbatas, D A/B/C
ruang ruang ruang ruang F E
m gerakan
pejala pejalan pejalan pejalan
d) Jalan lokal mendahului
n dan dan dan dan
dan lingkungan dibatasi,ruan
ketent ketentu ketentu ketentu
(wilayah g antar
uan an bagi an bagi an bagi
perumahan): 2,5 pejalan kaki
bagi pejalan pejalan pejalan
m terbatas
pejala berkebu berkebu berkebu
e) Jalur yang
n tuhan tuhan tuhan
digunakan
berkeb khusus khusus khusus
bersama (pejalan
utuha
kaki dan
n
pengguna
khusu
sepeda): lebar
s
jalur pejalan
kaki minimal 1,5
m

3-345
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
2. Jalur
penyebrangan
orang dan
bawah tanah
berupa
terowongan
(lebar minimum
2,5 m atau 2,75
m jika
diperuntukan
juga untuk
sepeda
(Sesuai standar
pada Permen PU
No:03/PRT/M/2
014 dan SE
Menteri PUPR No
02/SE/M/2018)

3-346
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
80% jaringan
jalur pejalan
kaki memiliki
street furniture
penunjang
kenyamanan
yang lengkap
termasuk untuk
Tidak
penyandang Nilai
ada
disabilitas Walkability
jaringa < 80% 80% > 80%
Index pada
n jalur jaringan jaringan jaringan
1. Fasilitas kawasan
pejala jalur jalur jalur
pendukung: minimal 70
n kaki pejalan pejalan pejalan
• Jalur Hijau, (aktivitas
yang kaki kaki kaki Nilai
ditempatkan dilakukan
memili memiliki memiliki memiliki Wal Nilai Nilai
pada jalur Kelengkapan dengan
ki street street street kabil Walk Walka Nilai
Kenyamana amenitas dengan Street berjalan
C.2.2 1 street furnitur furnitur furnitur ity ability bility Walkability
n lebar 150 cm Furniture kaki) atau
furnitu e e e Inde Index Index Index >70
dan bahan yang Pejalan Kaki 50-69
re penunja penunja penunja x 50-69 70
digunakan (Beberapa
penunj ng ng ng <50
adalah tanaman fasilitas
ang kenyam kenyam kenyam
peneduh. dapat
kenya anan anan anan
• Lampu dijangkau
manan yang yang yang
Penerangan, dengan
yang lengkap lengkap lengkap
terletak di luar berjalan
lengka
ruang bebas kaki)
p
jalur pejalan
kaki dengan
jarak
antarlampu
penerangan
yaitu 10 meter,
dengan tinggi 4
m

3-347
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
• Tempat
Duduk, terletak
di luar ruang
bebas jalur
pejalan kaki
dengan jarak
antartempat
duduk yaitu 10
meter.
• Pagar
Pengaman,
terletak di luar
ruang bebas
jalur pejalan
kaki pada titik
tertentu yang
memerlukan
perlindungan,
dibuat dengan
tinggi 0,9 m
• Tempat
Sampah, terletak
di luar ruang
bebas jalur
pejalan kaki
dengan jarak
antartempat
sampah yaitu 20
meter
• Marka,
Perambuan dan
Papan Informasi
(Signage),
terletak di luar

3-348
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
ruang bebas
jalur pejalan
kaki, pada titik
interaksi sosial,
dan pada jalur
pejalan kaki
dengan arus
padat
• Halte/Shelter
Bus dan Lapak
Tunggu, terletak
di luar ruang
bebas jalur
pejalan kaki
dengan jarak
antarhalte/shelt
er bus dan lapak
tunggu pada
radius 300 meter
dan pada titik
potensial
kawasan

2. Fasilitas
Pejalan kaki
untuk
Berkebutuhan
khusus
- Desain tanpa
halangan
- Rambu dan
marka bagi
pejalan kaki
berkebutuhan

3-349
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
khusus
- Lajur pemandu

3-350
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
<80%
Tersedia %
Tidak Tersedia , jarak seped
Tersedia 80%
tersedi , jarak tempat Tida a
, jarak sepeda >80 %
Tempat parkir a tempat parkir k yang
tempat 80% Sepeda yang sepeda
sepeda di setiap tempat parkir sepeda terse terta
parkir tertampung tertam yang
stasiun parkir sepeda > sama dia mpun
sepeda < dalam pung tertampung
angkutan umum sepeda 100 m dengan tem g
C.3 Parkir Sepeda √ 100 m tempat dalam dalam
kurang dari 100 di dari 100 m pat dalam
dari parkir tempat tempat
m dari pintu stasiu pintu dari park temp
pintu sepeda yang parkir parkir
masuk stasiun n masuk pintu ir at
masuk disediakan sesuai melebihi
angkutan umum angkut stasiun masuk sepe parkir
stasiun standa standar
an angkuta stasiun da kuran
angkuta r
umum n umum angkuta g dari
n umum
n umum stand
ar
80%
<
persimpangan <
10%
memiliki jalur 80%
Tidak pejal 80%
penyeberangan pejala
ada an pejala
yang lengkap. n
persim < 80% 80% > 80% kaki n kaki >80%
kaki
panga persimp persimp persimp mer meras pejalan
Ketentuan: 80% pejalan meras
n angan angan angan asa a kaki
1. Bebas kaki merasa a
Jalur memili memiliki memiliki memiliki nya nyama merasa
pembatas bagi nyaman nyam
C.4 Penyebranga √ ki jalur jalur jalur man n nyaman
penyandang berjalan kaki an
n jalur penyebe penyebe penyebe berj berjala berjalan
disabilitas di dalam berjal
penyeb rangan rangan rangan alan n kaki kaki di
2. Lebar 2 m kawasan an
eranga yang yang yang kaki di dalam
atau lebih dan kaki
n yang lengkap lengkap lengkap di dalam kawasan
diberi garis di
lengka dala kawas
batas dalam
p m an
3. Disediakan kawa
kaw
pulau san
asan
penyeberangan

3-351
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
yang mudah
diakses oleh
semua apabila
menyeberang >2
jalur lalu lintas
4. Menerima
penerangan
jalan yang
cukup pada
malam hari
80% segmen
jalan terbuka
untuk
bersepeda/terse <
dia jalur sepeda 10% <
dengan peng 80%
< 80% 80%
ketentuan: 80% > 80% gun pengg
Tidak segmen pengg
1. Bagian jalan segmen segmen a una
ada jalan una
dengan jalan jalan 80% sepe seped > 80%
segme terbuka sepeda
kecepatan > 30 terbuka terbuka pengguna da a pengguna
n jalan untuk meras
km/jam dengan untuk untuk sepeda mer meras sepeda
terbuk bersepe a
jalur sepeda Fasilitas bersepe bersepe merasa asa a merasa
C.5 √ a da/ nyama
yang ekslusif Pesepeda da/ da/ nyaman nya nyam nyaman
untuk jalur n
atau terlindungi, jalur jalur bersepeda di man an bersepeda
bersep sepeda bersep
secara spasial sepeda sepeda dalam bers berse di dalam
eda/ yang eda di
terpisah dari sesuai sesuai kawasan eped peda kawasan
jalur sesuai dalam
kendaraan dari ketentu ketentu a di di
sepeda ketentu kawas
kedua arah ( an an dala dalam
an an
jalur sepeda m kawa
yang dicat atau kaw san
secara fisik asan
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan

3-352
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur
sepeda ekslusif
atau terlindung
tidak
diperlukan,
tetapi pemberian
simbol penanda
direkomendasika
n).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki,
atau jalan yang
digunakan
bersama, dengan
batas kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak
perlu dipisah),
atau
4. Lebar
minimum untuk
jalur sepeda:
- Satu Lajur =
1,44 m
- Dua Lajur =
2,76 m
(Sesuai dengan
ketentuan pada

3-353
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
SE Kementerian
PUPR No:
05/SE/Db/2021
)

Ruang
transisi tersedi
berfungsi a,
Terdapat ruang- dengan baik tersed berfun
Tersedia
ruang transisi dan cukup ia, gsi
ruang
dengan jarak untuk tidak denga
transisi Tersedia
antar ruang Tidak mendukung berfu n baik
namun ruang tersedia,
transisi dalam tersedi kegiatan tida ngsi dan
tidak transisi berfungsi
radius standar Ruang a pergerakan k denga kurang
C.6 √ sesuai dengan x dengan
jarak orang Transisi ruang masyarakat terse n cukup;
dengan tipologi baik dan
nyaman berjalan transis di dalam dia baik kurang
radius sesuai cukup
kaki yaitu 400- i kawasan, dan berfun
nyaman standar
800 m atau dari tidak gsi
pejalan
(Untermann, dalam cuku denga
kaki
1984) kawasan ke p n baik
luar kawasan dan
dan dari luar cukup
kawasan ke

3-354
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
dalam
kawasan

D. Layak huni (livable) untuk bermukim


Ruang
D.1
Terbuka
tersedi
a,
tersed berfun
Tersedia Ruang
ia, gsi
n Ruang terbuka
Tersedia Tersedia tidak denga
Tipologi Ruang Terbuka publik
Tidak Ruang Ruang berfu n baik
Terbuka Tersedia berfungsi tersedia,
tersedi Terbuka Terbuka ngsi dan
Adequacy Minimal: Taman Ruang Ruang dengan baik tida berfungsi
a namun dengan denga kurang
skala D.1.1 Terbuka √ Terbuka dan cukup k dengan
Ruang tidak tipologi n cukup;
komunitas, Publik dengan untuk terse baik dan
Terbuk sesuai sesuai baik kurang
taman tipologi melayani dia cukup
a tipologi standar dan berfun
lingkungan melebihi aktivitas
minimal minimal tidak gsi
standar rekreasi
cuku denga
minimal masyarakat
p n baik
dan
cukup

3-355
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia street
furniture
penunjang
keselamatan
yang lengkap:
• Lampu
Penerangan
• Pagar
Pengaman
Terd
• Marka/Signage Kejad
apat
• Guiding Block ian Kejadi
Tersedia korb
untuk disabilitas Tersedia Tersedia kecel an
street an
• Pengendali Tidak street street akaan kecela
furnitur jiwa
kecepatan tersedi furnitur furnitur penge kaan
e Kejadian pada Tidak
• Bolar a e e ndara pengen
penunja kecelakaan keja terjadi
80% segmen Keselamatan street penunja penunja n daran
ng pengendara dian kecelakaan
Keselamata jalan terbuka Fasilitas furnitu ng ng kenda kendar
D.2 √ keselam kendaraan kece pada
n untuk Pejalan Kaki re keselam keselam raan aan
atan bermotor < 2 laka pengendara
bersepeda/terse dan Pesepeda penunj atan atan berm bermot
yang kejadian/tah an kendaraan
dia jalur sepeda ang yang yang otor or
tidak un kend bermotor
dengan kesela lengkap lengkap seban sebany
lengkap araa
ketentuan: matan sesuai melebihi yak ak 1
sesuai n
1. Bagian jalan standar standar >1 per
standar ber
dengan per tahun
moto
kecepatan > 30 tahun
r
km/jam dengan
jalur sepeda
yang ekslusif
atau terlindungi,
secara spasial
terpisah dari
kendaraan dari
kedua arah (
jalur sepeda

3-356
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
yang dicat atau
secara fisik
terpisah).
2. Segmen jalan
dengan
kecepatan
kendaraan ≤ 30
km/jam jalur
sepeda ekslusif
atau terlindung
tidak
diperlukan,
tetapi pemberian
simbol penanda
direkomendasika
n).
3. Segmen jalan
yang
memprioritaskan
pejalan kaki,
atau jalan yang
digunakan
bersama, dengan
batas kecepatan
kendaraan 15
km/jam ( jalur
pejalan kaki dan
sepeda tidak
perlu dipisah),
atau
4. Lebar
minimum untuk
jalur sepeda:
- Satu Lajur =

3-357
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
1,44 m
- Dua Lajur =
2,76 m
(Sesuai dengan
ketentuan pada
SE Kementerian
PUPR No:
05/SE/Db/2021
)

Terd Kejad Kejadi


Kejadian
apat ian an
kecelakaan
korb kecel kecela Tidak
di jalan yang
an akaan kaan terjadi
mengakibatk
jiwa pejala pejala kecelakaan
an korban
pada n n kaki pada
pejalan kaki
keja kaki sebany pejalan
<2
dian seban ak 1 kaki
kejadian/tah
kece yak per
un
laka >1 tahun

3-358
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
an per
pejal tahun
an
kaki

Terd
Kejad
apat Kejadi
ian
Kejadian korb an
kecel
kecelakaan an kecela
akaan Tidak
di jalan yang jiwa kaan
pesep terjadi
mengakibatk pada pesepe
eda kecelakaan
an korban keja da
seban pada
pesepeda < 2 dian sebany
yak pesepeda
kejadian/tah kece ak 1
>1
un laka per
per
an tahun
tahun
pese
peda
Pemadam Pem Pema Pemad Pemadam
Pemadam kebakaran ada dam am kebakaran
Responsif D.3
Kebakaran dapat m kebak kebak dapat
mencapai keba aran aran mencapai

3-359
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia jalan lokasi kara dapat dapat lokasi
Tidak
akses pemadam kebakaran n menc menca kebakaran
semua
kebakaran dalam waktu dapa apai pai dalam
fasilitas
untuk setiap < 15 menit t lokasi lokasi waktu < 15
dan
fasilitas dan men kebak kebak menit
bangun
bangunan capa aran aran
an
gedung Tersedia Tersedia i dalam dalam
gedung
jalan jalan loka wakt waktu
memiliki
Ketentuan: akses akses si u > 15
akses
- Jalan akses Tidak pemada pemada keba 15 menit
pemada
pemadam tersedi m m kara menit
m
kebakaran a kebakar kebakar n
kebakar
meliputi jalan akses an an dala
an atau
kendaraan, jalan pemad untuk untuk m
tersedia
untuk pemadam am setiap setiap wakt
jalan
kebakaran, jalan kebak fasilitas fasilitas u >
Akses akses
ke tempat aran dan dan 30
D.3.1 Pemadam √ pemada
parkir, atau pada bangun bangun meni
Kebakaran m
kombinasi jalan- setiap an an t
kebakar
jalan fasilita gedung gedung
an
tersebut. s dan dengan dengan
untuk
- Lebar bangu lebar lebar
setiap
minimum lapis nan lapis lapis
fasilitas
perkerasan 6 m gedun perkeras perkeras
dan
dan panjang g an 6 m an > 6
bangun
minimum 15 m dan m dan
an
- Lebar bidang panjang panjang
gedung
kerja minimum 15 m >15 m
dengan
untuk mobil
lebar
pemadam
lapis
kebakaran
perkeras
minimal 4 m
an <6 m
- Lapis
dan
perkerasan dan

3-360
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
jalur akses tidak panjang
boleh melebihi <15 m
46 m dan bila
melebihi 46
harus diberi
fasilitas belokan.
- Bangunan
gedung hunian
dengan lantai
hunian tertinggi
≤ 10 m tidak
dipersyaratkan
adanya lapis
perkerasan

Tersedia Tersedia
Tersedia
hidran hidran
hidran
dengan dengan
dengan
Tersedia hidran jarak jarak
jarak
dengan jarak antar antar
antar
antar hidran 35- hidran hidran
hidran <
38 m dengan Tidak 35-38 35-38
35 m,
pasokan air tersedi m, m,
Fasilitas pasokan
sekurang- a pasokan pasokan
Pemadam air < 38
kurangnya 38 D.3.2 √ hidran air 38 air > 38
Kebakaran liter/det
liter/detik pada pada liter/det liter/det
(Hidran) ik pada
tekanan 3,5 bar, kawas ik pada ik pada
tekanan
serta mampu an tekanan tekanan
3,5 bar,
mengalirkan air 3,5 bar, 3,5 bar,
atau
minimal selama mampu mampu
mampu
30 menit mengalir mengalir
mengalir
kan air kan air
kan air
30 >30
<30
menit menit
menit

3-361
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tidak
tersedi
a pos Tersedia Tersedia Terd
Tersedia
dan nya pos nya >1 apat
nya pos Tingk Tingka
petuga dan pos dan korb
Tersedianya pos dan at t
s petugas petugas Kejadian an Tingkat
dan petugas petugas krimi krimin
keama keaman keaman kriminal di jiwa kriminalita
keamanan yang Fasilitas keaman nalita alitas
Keamanan D.4 √ nan an yang an yang bawah 2 pada s0
bekerja 24 jam Keamanan an yang s >1 1
yang bekerja bekerja peristiwa/tah keja peristiwa/t
di dalam bekerja perist peristi
bekerj 24 jam 24 jam un dian ahun
kawasan <24 jam iwa/t wa/ta
a 24 di dalam di dalam krim
di dalam ahun hun
jam di kawasa kawasa inali
kawasa
dalam n n tas
n
kawas
an
Lantai Lantai Lantai Lantai
Tida
dasar dasar dasar dasar
Lantai dasar k
bangu bangun bangun bangun
bangunan yang ada <50%
nan an yang an yang an yang
bersinggunan bagi bagia 50%
yang bersingg bersingg bersingg
dengan an n bagian
bersin unan unan unan >50%
sempadan jalur jalur jalur jalur
gguna dengan dengan dengan bagian
pejalan kaki 50% bagian pejal pejala pejala
n sempad sempad sempad jalur
diharuskan jalur pejalan an n n kaki
denga an jalur an jalur an jalur pejalan
memiliki fungsi- Muka kaki dengan kaki kaki denga
Atraktif D.5 √ n pejalan pejalan pejalan kaki
fungsi pemicu Bangunan muka deng denga n
sempa kaki kaki kaki dengan
(activity bangunan an n muka
dan diharus diharus diharus muka
generating uses yang aktif. muk muka bangu
jalur kan kan kan bangunan
dengan a bang nan
pejala memiliki memiliki memiliki yang aktif
ketinggian bang unan yang
n kaki fungsi- fungsi- fungsi-
minimal muka una yang aktif
tidak fungsi fungsi fungsi
bangunan n aktif
terdap pemicu pemicu pemicu
adalah 3 lantai yang
at dengan dengan dengan
aktif
fungsi- ketinggi ketinggi ketinggi

3-362
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
fungsi an an an
pemic muka muka muka
u bangun bangun bangun
an < 3 an an >3
lantai adalah 3 lantai
lantai

Tidak
Tersedia
tersedia
arkade
Tersedia arkade arkade
pada
pada jalan pada
D.6 Arkade √ x x jalan
utama dan jalan
utama
taman (opsional) utama
dan
dan
taman
taman

3-363
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
Tersedia Tersedia Tersedia
Kegiatan Usaha Kegiatan Kegiatan
Tersedia
Kecil Formal Usaha Usaha
Kegiatan
(KUKF) dan Kecil Kecil
Usaha
tempat makan Formal Formal
Kecil
cafe atau (KUKF) (KUKF)
Formal
restoran di jalur dan dan
(KUKF)
pejalan kaki tempat tempat
Tidak dan
makan makan
tersedi tempat
Ketentuan: cafe cafe
a makan
- Jarak atau atau
Kegiat cafe
bangunan ke restoran restoran
an atau
area berdagang di jalur di jalur
Usaha restoran
adalah 1,5 – 2,5 pejalan pejalan
Kecil di jalur
meter, agar tidak Kegiatan kaki, kaki,
Formal pejalan
menganggu Usaha Kecil tidak memenu
(KUKF) kaki,
sirkulasi pejalan Formal memenu hi
D.7 √ dan memenu
kaki. (KUKF) / hi ketentu
tempat hi
- Jalur pejalan Kegiatan perband an jarak
makan perband
kaki memiliki Komersial ingan terhada
cafe ingan
lebar minimal 5 lebar p
atau lebar
meter yang dengan bangun
restora dengan
digunakan jalur an,
n di jalur
untuk area pejalan perband
jalur pejalan
berjualan kaki dan ingan
pejala kaki dan
memiliki lebar dan/ata lebar
n kaki tidak
maksimal 3 u dengan
berada
meter, atau berada jalur
di sisi
memiliki di sisi pejalan
jalan
perbandingan jalan kaki,
arteri
antara lebar arteri dan
dan
jalur pejalan dan tidak
kolektor
kaki dan lebar kolektor berada
primer
area berdagang primer di sisi

3-364
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
1:1,5. jalan
- Dapat arteri
menggunakan dan
lahan privat. kolektor
- Tidak berada di primer
sisi jalan arteri
baik primer
maupun
sekunder dan
kolektor primer
dan/atau tidak
berada di sisi
ruas jalan
dengan
kecepatan
kendaraan
tinggi.

1. Memper Memper Memper Ban Bang Bangu


Tidak
Mempertahanka tahanka tahanka tahanka Bangunan gun unan nan
memp
n karakter atau n n n Cagar an Cagar Cagar
ertaha
ciri khas karakter karakter karakter Budaya Caga Buda Buday
nkan
kawasan dan atau ciri atau ciri atau ciri golongan A r ya a
karakt
bangunan cagar khas khas khas dan B Bud golon golong
Kawasan dan er atau
budaya pada kawasa kawasa kawasa dipertahanka aya gan A an A
D.8 Bangunan √ ciri x
area museum n dan n dan n dan n sesuai golo atau dan B
Cagar Budaya khas
dan komersial bangun bangun bangun ketentuan ngan B diperta
kawas
sebagai atraksi an cagar an cagar an cagar pelindungan, A dipert hanka
an dan
kawasan sesuai budaya, budaya, budaya, pengembang dan ahan n
bangu
dengan tidak mengiku tidak an, dan B kan sesuai
nan
ketentuan mengiku ti mengub pemanfaatan tida sesua ketent
cagar
pelindungan, ti ketentu ah k i uan

3-365
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
berupa buday ketentu an bentuk dipe keten pelind
ketinggian a an pelindu fisik, rtah tuan ungan,
maksimal 4 pelindu ngan mengad anka pelind penge
lantai dan GSB ngan aptasi n unga mbang
eksisting, serta fungsi n, an,
meletakan baru penge dan
bangunan mban peman
ketinggian gan, faatan
sedang dan dan
tinggi di luar pema
KCB. nfaat
2. Melakukan an
pelindungan
kawasan cagar
budaya pada
seluruh
bangunan cagar
budaya dengan
mempertahanka
n Bangunan
Cagar Budaya
eksisting dan
tidak mengubah
bentuk fisik.
3. Melakukan
pengembangan
Kawasan Cagar
Budaya dengan
mengadaptasi
fungsi baru
berupa
pemanfaatan
untuk komersial,
hiburan/rekreas

3-366
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
i, edukasi,
apresiasi, dan
hunian.

Tersedia area Tersedia Tersedia


pameran dengan Tersedia area area
lebar maksimal area pamera pamera
3 m pada jalur pamera n n
pejalan kaki n dengan dengan
yang memiliki dengan lebar 3 lebar 3
lebar minimal 5 lebar > m pada m pada
m (atau 3m jalur jalur
Tida
perbandingan pada pejalan pejalan Tersel
Tidak Terselenggar k Tersele
antara lebar jalur kaki kaki engga Terselengga
tersedi anya terse nggara
jalur pejalan Kegiatan/ pejalan yang yang ra 1 ra >2
D.9 √ a area minimal 2 leng 2
kaki dan lebar Event kaki memiliki memiliki event event/tahu
pamer event dalam gara event/
area pameran yang lebar 5 lebar > /tahu n
an satu tahun even tahun
1:1,5). memiliki m (atau 5m n
t
lebar ≤ 5 perband (atau
Ketentuan: m (atau ingan perband
- perband antara ingan
Mempertimbang ingan lebar antara
kan keselamatan antara jalur lebar
pengunjung. lebar pejalan jalur
- Tidak berada di jalur kaki dan pejalan
jalan arteri baik pejalan lebar kaki dan

3-367
STANDAR TEKNIS
PENILAIAN
Komponen PENILAIAN
INDIKATOR STANDAR
KRITERIA Sub
KINERJA Kode KINERJA
Komponen
Min Ide Prim 0 1 2 3 0 1 2 3
primer maupun kaki dan area lebar
sekunder dan lebar pamera area
kolektor primer area n 1:1,5) pamera
dan/atau tidak pamera n 1:1,5)
berada di ruas n tidak
jalan dengan 1:1,5)
kecepatan
kendaraan
tinggi.

3-368
3-369

Anda mungkin juga menyukai