Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK DELINEASI POLA RUANG

DAN STRUKTUR RUANG PADA


RDTR
Pontianak, 9 s.d 11 Juli 2019
Pengertian
Rencana Tata Ruang merupakan suatu proses untuk menentukan struktur
ruang (rencana prasarana) dan pola ruang (rencana distribusi
01 peruntukan ruang).
Peta sendiri merupakan suatu gambaran dari unsur-unsur alam atau
buatan manusia yang berada di atas maupun di bawah
02 permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar
dengan skala tertentu.
Rencana tata ruang merupakan “blue print” pembangunan
wilayah/kawasan baik bersifat arahan maupun operasional
03 sehingga membutuhkan acuan lokasi, maka rencana tata ruang
tidak pernah lepas dari peta.

Peta rencana tata ruang merupakan produk dari rencana tata


04 ruang yang meliputi struktur ruang (rencana prasarana) dan pola ruang
yang dituangkan dalam bentuk peta.
1.
Ketentuan
Dasar
Ketelitian Peta

01 Ketelitian Geometris
Sistem referensi, skala, dan unit pemetaan

02 Ketelitian Muatan Ruang


Kerincian kelas unsur dan simbolisasi
Ketelitian Geometris

Sistem Referensi Unit Pemetaan


Sistem proyeksi geometris harus Unit pemetaan merupakan satuan
menggunakan UTM atau sistem terkecil yang dapat dipetakan sesuai
proyeksi lain sesuai kebutuhan ap- dengan skala/tema.
likasi tertentu.

Skala
Skala peta yang digunakan dalam pembuatan peta
RDTR adalah 1:5.000.
Sistem Referensi Gospasial
 Sistem proyeksi geometris harus menggunakan UTM atau sistem
proyeksi lain sesuai kebutuhan aplikasi tertentu.
 Khusus RDTR menggunakan UTM karena skala detail, area tidak
terlalu luas.
 Apabila area berada di antara 2
zona biasanya menggunakan
zona yang dominan.
Unit Pemetaan
 Sebagai rencana rinci tata ruang yang bersifat operasional maka kebutuhan pemetaan untuk
RDTR pada skala 1:5.000.
 Maka ukuran objek terkecil yang dapat
dipetakan berupa:
- Point: ukuran < 2,5 x 2,5 m
- Line: ukuran lebar < 2,5 m
- Area: ukuran ≥ 2,5 x 2,5 m
 Jenis peta dan bentuk data geospasial:
- Peta pola ruang : area
- Peta struktur ruang: line dan point
- SubBWP prioritas : area
Ketelitian Muatan Ruang
 Kerincian Kelas dan Unsur
Kerincian kelas dan unsur pada peta RDTR lebih rinci dari rencana tata ruang
lainnya. Mengacu pada pedoman penyusunan RDTR dan PZ.
 Simboliasi
Simbolisasi peta menyesuaikan skala dan tampilan peta serta unsur estetika.
Kerincian Kelas dan Unsur
Peta Pola Ruang Kawasan (I)
Budidaya Perumahan
Zona (II) Sub-Zona (III)
Rumah Kepadatan Sangat Tinggi
Kode
R-1
Rumah Kepadatan Tinggi R-2
Rumah Kepadatan Sedang R-3
Rumah Kepadatan Rendah R-4
Rumah Kepadatan Sangat Rendah R-5
Rumah Mewah Rm
 Pembagian klasifikasi pola Rumah Menengah
Rumah Sederhana
Rh
Rs
ruang hingga lingkup Perdagangan dan Jasa
Rumah Sangat Sederhana
Perdagangan dan Jasa Skala Kota
Ra
K-1
Perdagangan dan Jasa Skala BWP K-2
terkecil (sub-zona) telah Perkantoran
Perdagangan dan Jasa Skala Sub-BWP
Disesuaikan dengan kebutuhan
K-3
Disesuaikan
diatur pada pedoman. Sarana Pelayanan Umum Sarana Pelayanan Umum Skala Kota
dengan kebutuhan
SPU-1
Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan SPU-2
Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan SPU-3
 Nomenklatur dan pembagian Industri
Sarana Pelayanan Umum Skala RW
Kawasan Industri
SPU-4
KI
kelas HARUS sesuai Peruntukan Lainnya
Sentra Industri Kecil Menengah
Pertanian
SIKM
Disesuaikan
Pertambangan dengan kebutuhan
dengan aturan. Ruang Terbuka Non Hijau
Sektor Informal
Pergudangan
 Penambahan kelas dan Pertahanan dan Keamanan
IPAL
TPA
unsur diperbolehkan dengan Pengembangan Nuklir
Pembangkit Listrik
ketentuan khusus. Peruntukan Campuran
Pariwisata
Campuran Perumahan dan Perdagangan Jasa Disesuaikan
Campuran Perumahan dan Perkantoran dengan kebutuhan
Campuran Perkantoran dan Perdagangan Jasa
Kerincian Kelas dan Unsur
Peta Struktur Ruang

 Nomenklatur HARUS
sesuai dengan aturan.
 Penambahan Sun-jenis
diperbolehkan dengan
ketentuan khusus.
2.
Ketentuan Lan-
jut
No. Folder Sub-Folder File
1 Peta Pola Ruang - Pola ruang

Basis Data 2 Peta Rencana


Infrastruktur
-
Rencana Jaringan Transportasi
Sistem Pusat Pelayanan
Jaringan jalan
Jaringan kereta
Jaringan transportasi umum
 Dikelompokkan dalam 3 folder Terminal
Jalur sepeda
utama yaitu peta pola ruang, peta Jalur pejalan kaki
Bandara
rencana infrastruktur, dan sub-BWP Pelabuhan
Rencana Jaringan Pipa minyak/gas
prioritas. Energi/Kelistrikan Fasilitas produksi/kilang
Jaringan listrik

 Peta pola ruang hanya terdiri jadi Rencana Jaringan


Gardu listrik
Menara telekomunikasi

1 file. Peta rencana infrastruktur Telekomunikasi TV kabel


Stasiun transmisi
setiap sub-jenis terdiri dari 1 file. Serat optik
STO
Peta sub-BWP prioritas terdiri Rencana Jaringan Air Minum Unit air baku/sumur/unit
produksi/bak penampungan
dari 1 file. Distribusi air minum
Rencana Jaringan Drainase Saluran drainase
Kolam retensi/bangunan tampungan
 Tidak diperbolehkan terdapat Rencana Jaringan Air Limbah Saluran pengelolaan limbah
Bak penampungan/bak kontrol/IPAL
lebih dari 1 file yang sama. Rencana Pengembangan Lokasi evakuasi bencana
Prasarana Lainnya Jalur evakuasi bencana
Jalur dan lokasi evakuasi bencana
Prasana pengairan
Saluran irigasi
3 Sub-BWP Prioritas - Batas Sub-BWP prioritas
Pola ruang Sub-BWP prioritas
Basis Data
Peta Pola Ruang Hirarki 1 Hirarki 2 Hirarki 3 kode Luas (Ha)
Lindung Perlindungan setempat Sempadan sungai SS 6,75
 Peta pola ruang hanya Lindung Perlindungan setempat Sempadan sungai SS 5,32
terdiri dari 1 file. Lindung Perlindungan setempat Sempadan sungai SS 8,78
Lindung Perlindungan setempat Sekitar danau DW 5,21
 Teknik penggambaran peta Lindung Perlindungan setempat Sekitar danau DW 5,33
Lindung Ruang terbuka hijau Taman kota RTH-2 1,24
pola ruang sama dengan Lindung Ruang terbuka hijau Median jalan RTH-8 1,63
peta dasar kecuali pada Budidaya Perumahan Rumah kepadatan tinggi R-2 10,61
Budidaya Perumahan Rumah kepadatan tinggi R-2 11,32
bangunan dan delineasi
Budidaya Perumahan Rumah kepadatan sedang R-3 8,69
penutup lahan/zonasi. Budidaya Perumahan Rumah kepadatan sedang R-3 9,54
Budidaya Perumahan Rumah kepadatan sedang R-3 10,17
 Atribut data minimal memuat Budidaya Perkantoran Perkantoran KT 9,71
hierarki 1, hierarki 2, Budidaya Perdagangan dan Jasa Skala kota K-1 10,58
Budidaya Perdagangan dan Jasa Skala BWP K-2 10,73
hierarki 3, kode, dan luas.
Jalan - - - 20,59
Informasi yang tidak Perairan Sungai - - 7,65
relevan tidak perlu Perairan Danau - - 4,32
dicantumkan.
Basis Data
Peta Struktur Ruang Data atribut peta rencana jaringan jalan

 Peta rencana infrastruktur


setiap sub-jenis terdiri dari 1
file.
 Teknik penggambaran peta
tidak harus sama dengan peta
dasar, namun ketelitiannya
Data atribut peta rencana jaringan drainase
sesuai dengan peta dasar.
 Atribut data minimal memuat
jenis/kelas eksisting, jenis/kelas
rencana, keterangan. Informasi
yang tidak relevan tidak perlu
dicantumkan.
Basis Data
Peta Sub-BWP Prioritas
 Peta Sub-BWP prioritas hanya terdiri dari 2 file, yaitu delineasi Sub-BWP prioritas dan pola
ruang di dalam Sub-BWP prioritas.
 Penggambaran sub-BWP prioritas hanya untuk menunjukkan sub-BWP mana yang menjadi
prioritas pengembangan. Delineasi disesuaikan dengan batas Sub-BWP.
 Atribut data minimal memuat Sub-BWP prioritas, luas serta klasifikasi pola ruang. Informasi
yang tidak relevan tidak perlu dicantumkan.
Data atribut peta pola ruang sub-BWP prioritas
Hirarki 1 Hirarki 2 Hirarki 3 kode Luas (Ha)
Lindung Ruang terbuka hijau Taman kota RTH-2 1,24
Lindung Ruang terbuka hijau Median jalan RTH-8 1,63 Data atribut peta delineasi sub-BWP prioritas
Budidaya Perumahan Rumah kepadatan tinggi R-2 10,61 SubBWP Prioritas Luas (Ha)
Budidaya Perumahan Rumah kepadatan tinggi R-2 11,32
SubBWP 2 92,26
Budidaya Perkantoran Perkantoran KT 9,71
Budidaya Perdagangan dan Jasa Skala kota K-1 10,58
Budidaya Perdagangan dan Jasa Skala BWP K-2 10,73
Jalan - - - 20,59
Perairan Sungai - - 7,65
Perairan Danau - - 4,32
Peta Dasar sebagai Acuan Geometris
 Penarikan garis peta pola
ruang dapat dilakukan Peta Struktur
secara akurat pada skala
1:5.000 dari peta dasar Ruang
yang telah disusun.
 Perubahan fungsi lahan
serta utilitas boleh saja
terjadi karena pola
ruang merupakan distribusi
pemanfaatan ruang selama
20 tahun ke depan.
 Peta rencana HARUS
mengacu pada peta dasar Peta Pola
yang baik dan benar.
Ruang
Peta Tematik sebagai Kemampuan
Acuan Analisis Lahan Tinggi

 Peta tematik digunakan sebagai Kemampuan


analisis spasial dan status lahan Lahan
untuk merumuskan delineasi pola Sedang
ruang.
 Tematik sintesis kemampuan lahan
dan kesesuaian lahan.
 Tematik status kawasan hutan,
pertambangan, LP2B/KP2B, dan
pertanahan. Sekitar kawasan
 Peta rencana HARUS
kemampuan lahan
mempertimbangkan analisis spasial agar sedang dapat
hasilnya berkualitas.
dialokasikan untuk
kawasan budaya
non build-up area.
Sesuai dengan
Dokumen Rencana
 Rencana tata ruang terdiri dari
dokumen rencana dan peta
rencana yang saling
terkait dan tidak
terpisahkan.
 Dokumen rencana berisi
aturan tertulis
pemanfaatan ruang secara baku,
sedangkan peta wujud
pemanfaatan ruang dalam
bentuk spasial.
 Dokumen rencana dan peta
rencana HARUS sinkron.
Sesuai dengan Overlap and gaps
Dokumen Rencana
 Aturan topology dipenuhi
untuk menghindari
kesalahan perhitungan
geometris objek.
 Aturan topology
 Peta pola ruang :
must not overlap and
gaps. Overshoot undershoot
 Peta jaringan
infrastruktur : must not
overlap and
undershoot Overlap polyline
overshoot
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai