Pada tahapan ini, dilakukan Identifikasi terhadap klasifikasi zona dan perkembangan kegiatan
pada kawasan perencanaan, sehingga dapat ditentukan jenis zonasi dan daftar kegiatan yang
terdapat pada kawasan perencanaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengidentifikasi
hal tersebut adalah :
1. Identifikasi Klasifikasi Zonasi
2. Identifikasi Daftar Kegiatan
3. Identifikasi Deliniasi Blok Peruntukan
Klasifikasi zona atau zonasi adalah jenis dan hirarki zona yang disusun berdasarkan kajian teoritis,
kajian perbandingan, maupun kajian empirik yang akan digunakan pada Kawasan Perencanaan
Kota Pariaman. Klasifikasi zonasi ini, merupakan generalisasi dari kegiatan atau penggunaan
lahan yang mempunyai karakter atau dampak yang sejenis atau yang relatif sama, sehingga dapat
dikategorikan kedalam kelompok zona yang sama atau sejenis.
Laporan Antara
Bab IV-4
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Hal ini ditujukan untuk mengidentifikasi zona-zona yang dapat didekatkan fungsi dan
keberadaannya serta zona-zona yang harus diberikan batasan tegas dalam keberadaannya
terhadap lingkungan sekitar, mengingat besaran dampak yang dapat dihasilkan seperti
dampak lalu lintas, lingkungan maupun psikologis masyarakat, terutama pada kawasan
permukiman.
Tahapan yang dilakukan dalam proses penyusunan klasifikasi zona pada Kota Pariaman, adalah :
1. Melakukan Identifikasi daftar Klasifikasi Zona berdasarkan standar, aturan maupun kasus-
kasus studi yang ada (pendekatan induktif), yang kemudian akan menjadi acuan daftar
klasifikasi zona yang akan dididentifikasi keberadaannya di lapangan, sehinga dapat bersifat
universal.
2. Menginventarisir rencana-rencana yang akan dikembangkan pada kawasan perencanaan,
baik rencana tata ruang maupun rencana tindak lainnya yang terdapat di dalam dokumen
RTRW, RDTR maupun RTBL serta studi-studi atau kajian-kajian yang diperkirakan dapat
mempengaruhi perubahan pemanfaatan ruang pada kawasan perencanaan.
3. Mengidentifikasi fungsi-fungsi kegiatan kawasan dengan menginventarisir jenis-jenis
penggunaan lahan, jenis-jenis kegiatan/aktifitas masyarakat serta berbagai potensi dan
masalah pemanfaatan lahan pada kawasan perencanaan (pendekatan deduktif), dengan
menambahkan atau mengurangi daftar Klasifikasi Zonasi yang ada berdasarkan hasil
identifikasi terhadap jenis pemanfaatan lahan pada masing-masing blok di lapangan.
Daftar klasifikasi zonasi yang digunakan merujuk pada konsep dasar Panduan Penyusunan
Peraturan Zonasi yang sesuai bagi penerapan di Indonesia dengan merujuk pada studi-studi yang
pernah dilakukan di Indonesia maupun luar negeri. Berdasarkan panduan ini, terdapat 12 fungsi
ruang, dengan 53 klasifikasi, seperti dijelaskan pada tabel berikut.
Laporan Antara
Bab IV-4
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Tabel 4.1
Daftar Klasifikasi Zona di Indonesia
Klasifikasi dan Kode
Fungsi No Zona Kriteria/Karakteristik
3 R-3 = Rumah Deret Bangunan berada di bawah satu atap yang sama untuk
beberapa unit hunian. Umumnya memiliki halaman hanya
di bagian depan bangunan. Umumnya hanya memiliki 1
lantai
Laporan Antara
Bab IV-4
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Laporan Antara
Bab IV-4
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Klasifikasi dan
Fungsi No Kriteria/Karakteristik
Kode
32 P-5 = Perikanan kawasan yang apabila digunakan untuk
kegiatan perikanan secara ruang dapat
Transportasi 33 TR-1 = Terminal Titik simpul dalam jaringan trasnportasi jalan
dan berfungsi sebagai pelayanan umum, tempat
pengendalian, pengawasan, pengaturan dan
pengoperasian lalulintas.
34 TR-2 = Stasiun Tempat kereta api berangkat dan berhenti
untuk melayani naik dan
turunnya penumpang dari/atau bongkar muat
barang dan/atau untuk keperluan operasi kereta
35 TR-3 = Pelabuhan api
Tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan disekitarnya dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan
36 TR-4 = Bandar kegiatan penunjang pelabuhan serta
Lapangan terbang yang digunakan untuk sebagai
Udara mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik
turun penumpang dan/atau bongkar muat kargo
dan atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas
kasper sebagai tempat perpindahan antar
moda transportasi
Ruang 37 H-1 = Taman Kota Taman dengan skala pelayanan Kota
Terbuka Hijau 38 H-2 = Taman BWK Taman dengan skala pelayanan BWK
39 H-3 = Taman dengan skala pelayanan Kecamatan
Taman
40 H-4 = Taman dengan skala pelayanan Kelurahan
Taman
41 H-5 = Taman Taman dengan skala pelayanan Lingkungan
Lingkungan
Kawasan 42 KH-1 = Hutan Kawasan hutan yang mempunyai fungsi Bab IV-21
Hutan Produksi pokok memproduksi hasil hutan
43 KH-2 = Hutan yang kawasan hutan yang secara ruang
dapat dicadangkan untuk digunakan bagi
dikonversi pengembangan transportasi, transmigrasi,
permukiman, pertanian, perkebunan, industri
dan lain-lain
44 KH-3 = Hutan kawasan yang apabila digunakan untuk
Rakyat kegiatan hutan rakyat secara
ruang dapat memberikan manfaat
Campuran 45 C-1 = Rumah-Toko Dalam satu zona dapat terdiri penggunaan lahan
perumahan dan perdagangan dan atau dalam
satu bangunan dapat dimanfaatkan sebagai
rumah dan perdagangan
46 C-2 = Rumah- (toko).
Dalam satu zona dapat terdiri penggunaan
Kantor lahan perumahan dan jasa
Klasifikasi dan
Fungsi No Kriteria/Karakteristik
Kode
Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Penggunaan lahan kawasan didominasi oleh kegiatan permukiman, perdagangan dan Bab IV-21
jasa, fasilitas dan non fasilitas, lahan campuran, RTH, perkebunan dan pertanian. Pola
sebaran guna lahan pada kawasan ini memilikii karakteristik khas dengan pola yang
dapat diklasifikasikan ke dalam satu morfologi, yakni kawasan dataran.
Kawasan Morfologi adalah dataran, yang ditandai dengan dominasi areal permukiman.
Perkembangan permukiman pada kawasan ini tergolong berkepadatan sangat tinggi
dan rendah dengan pola mengelompok dan menyebar secara acak.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan peruntukan lahan makro adalah
mengupayakan hubungan dan keterkaitan antara peruntukan lahan kawasan pusat
Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Bab IV-21
Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Gambar 4.1
Dalam peruntukan lahan pada kawasan perencanaan di bagi dalam 4 kecamatan yang
akan dijadikan pengembangan zonanya sedangkan untuk mempertegas penzoningan
dibagi atas beberapa deliniasi dimana diambil berdasarkan karakteristik kawasan yang Bab IV-21
sama dan berdasarkan kawasan cepat tumbuh dalam mendeliniasi penzoningan Kota
Pariaman lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut:
Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
4.9
a. Bangunan gedung dibangun dengan tipologi dan besaran dan modul teratur
dengan satuan besaran tertentu.
b. Bangunan gedung dibangun dengan besaran unit tipikal dan pembangunannya
dapat bersifat massal. Tipologi bangunan dengan unit tipikal biasanya menerapkan
besaran/dimensi perpetakan yang tipikal.
c. Bangunan yang telah memiliki ketetapan standar menurut kelasnya.
Peta peruntukan lahan Mikro memperlihatkan gambaran umum peruntukan lahan
utama pada masing-masing blok dalam kawasan perencanaan dengan kawasan lain
disekitarnya. Peruntukan lahan berupaya mengintegrasikan hubungan kegiatan di
dalam kawasan baik infrastruktur maupun fungsi bangunan gedung.
Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Tabel 4.1
Penggunaan Lahan Kawasan Zona Pariaman Selatan
Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Kesehatan 0.12
Militer 0.13
Pemerintahan 0.47
Pemukiman 62.87
Pendidikan 0.84
Perdagangan dan Jasa 5.97
Peribadatan 0.19
Sawah 75.82
Tanaman/Lahan 80.11
Campuran Bab IV-21
Tegalan/Perladangan 7.99
Tertutup Awan 7.47
Total 241.98
Sumber:HasilAnalisis2011
Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
4.10
Bab IV-89
22
4.11
23
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Morfologi kedua adalah dataran, yang berada pada kawasan tengah, yang ditandai
dengan dominasi areal persawahan yang cukup luas yang hampir meliputi
sebagian besar kawasan. Potensi perkembangan kegiatan pertanian pada kawasan
ini didukung oleh keberadaan jaringan irigasi teknis yang telah mencakup sebagian
besar kawasan ini. Sedangkan luas penggunaan lahan pada kawasan Pariaman
Timur lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan Gambar 4.12 berikut.
Tabel 4.3
Penggunaan Lahan Kawasan Zona Pariaman Timur Bab IV-89
Penggunaan Lahan Luas(HA)
Pemerintahan 0.43
Pemukiman 57.83
Pendidikan 0.64
Perdagangan dan Jasa 1.18
Peribadatan 0.38
Sawah 196.92
Tanaman/Lahan Campuran 110
Tegalan/Perladangan 4.12
Total 371.5
4.12
25
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Morfologi kedua adalah dataran, yang berada pada kawasan tengah, yang ditandai
dengan dominasi areal persawahan yang cukup luas yang hampir meliputi
sebagian besar kawasan. Potensi perkembangan kegiatan pertanian pada
kawasan ini didukung oleh keberadaan jaringan irigasi teknis yang telah mencakup
sebagian besar kawasan ini.
Morfologi ketiga adalah kawasan perbukitan, yang didominasi oleh areal
26
perkebunan kelapa serta perkampungan penduduk yang berada disebelah timur
27
4.13
28
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Dari hasil survey lapangan, zona-zona yang dapat diidentifikasi pada kawasan
perencanaan berdasarkan daftar klasifikasi zonasi yang ada, terdiri dari 9
Jenis fungsi (dari 12 Jenis yang ada pada daftar) dan terdiri dari 21 Jenis
Klasifikasi (dari 53 daftar yang ada).
Tabel 4.5
Klasifikasi Zona yang Terdapat pada Kawasan Perencanaan
Klasifikasi dan Contoh sebaran
Fungsi No Kriteria/Karakteristik perumahan pada
Kode Zona kawasan perencanaan
Perumahan 1 R-1 = Rumah Bangunan dengan strukur Tipe bangunan rumah
Tunggal/Renggang tunggal, mempunyai tunggal merupakan
halaman depan, samping dominasi bentuk
kanan dan kiri serta perumahan yang ada
belakang. disepanjang kawasan,
Pariaman Selatan,
Pariaman Timur dan
Utara .
Bab IV-89
Komersial 3 K-3 = BWK Kegiatan perdagangan Berupa jasa SPBU
dan/atau jasa dengan yang terdapat di Kaw
skala pelayanan BWK. Pariaman Tengah
seperti By Pass dan
Toboh dekat kurai taji
serta pasar skala
kecamatan
4 K-5 = Kegiatan perdagangan Berupa jasa
Kelurahan dan/atau jasa dengan perbengkelan yang
skala pelayanan tersebar terutama di
kelurahan kawasan By Pass.
Serta terdapat 1
(satu) unit pasar
kelurahan di Balai
Kurai Taji
29
31
Bab IV-89
32
4.14
4.15
4.16
4.17
33
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Kedua pasar tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi dari kawasan perencanaan
(pusat pemerintahan). Dilihat dalam konstelasi wilayah, keberadaan kedua pasar
tersebut dapat menjadi pendukung bagi kegiatan ekonomi di kawasan perencanaan
dan menjadi penopang kebutuhan ekonomi kawasan perencanaan. Berdasarkan
asumsi bahwa kawasan perencanaan akan mengalami perkembangan di masa yang
akan datang, maka kebutuhan ekonomi (produk barang dan jasa) dapat dilayani oleh
pasar-pasar tersebut.
Dukungan infrastruktur dan fasilitas pelayanan pada Kota Pariaman, terdiri atas
berbagai jenis dengan berbagai tingkatan/skala pelayanan, seperti misalnya jaringan
jalan yang terdiri dari jalan arteri primer, kolektor dan lingkungan dengan skala
pelayanan regional, kota hingga local. Selain infrastruktur jalan juga terdapat Bab IV-89
jaringan irigasi teknis sebagai prasarana pelayanan kegiatan pertanian yang
berkembang. Sarana atau fasilitas yang ada terdiri dari perkantoran, pendidikan,
kesehatan, peribadatan, perekonomian, perikanan dan lainnya dengan skala
pelayanan pada tingkat kota hingga desa.
Berdasarkan Hasil Identifikasi Lapangan, daftar kegiatan yang terdapat pada
kawasan perencanaan terdiri dari :
34
Tabel 4.9
Daftar Kegiatan pada Kawasan Perencanaan
NO FUNGSI JENIS KEGIATAN
1 Perumahan Jenis:
-Rumah Tunggal
-Rumah Deret
Kepadatan:
- Kepadatan Tinggi (> 50 rumah /ha)
- Kepadatan Sedang (20 s.d. 50 rumah/ha)
- Kepadatan Rendah (<20 rumah /ha)
2 Komersial - Warung
- Toko
- Pasar Utama/Skala Kota
- Pasar tradisional
- Kendaraan bermotor dan perlengkapannya
- SPBU
3 Fasilitas Pendidikan
- TK
- SD/MI
- SLTP/MTS
- SMU/MA/SMAK
- Perguruan Tinggi
Kesehatan
- Rumah Sakit
- Balai Pengobatan
- Puskesmas
- Puskesmas pembantu
- Posyandu
- Bidan
- Lapangan olahraga
-Terminal
Peribadatan
- Masjid Bab IV-89
- Musholla
4 Pemerintahan - Kantor Kota
- Kantor kecamatan
- Kantor Kelurahan
-Kantor Desa
5 Pertanian - Sawah
- Ladang
- Kebun
- Kolam
- Tempat Pelelangan Ikan
6 RTH -TPU (Taman Pemakaman Umum)
- Pekarangan
- Sempadan/penyangga
7 Campuran - Rumah toko (Ruko)
Sumber : Hasil Identifikasi dan analisis
35
Proses yang dilakukan pada tahapan identifikasi dan penetapan deliniasi blok
peruntukan zona Kota Pariaman, melalui beberapa tahap, yakni :
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan batasan blok berdasarkan pada batasan-
batasan fisik yang mudah diidentifikasi seperti jaringan jalan, sungai/saluran, garis
pantai, batas vegetasi serta batasan-batasan yang mungkin dibuat dan
memudahkan dalam mengidentifikasinya diatas peta.
2. Menyusun peta blok berdasarkan pada jenis zona dan blok yang teridentifikasi
yang kemudian akan menjadi acuan dalam penyusunan blok rencana yang akan
dikembangkan.
3. Menyusun peta konsep pengembangan zonasi dan blok kawasan serta draft
aturan teknis zonasi atau regulasi pemanfaatan zona secara umum.
Blok peruntukan adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan
fisik yang nyata (seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran
udara tegangan (ekstra) tinggi, dan lain-lain), maupun yang belum nyata (rencana
jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana
kota). Batas blok peruntukan yang belum nyata dapat berupa:
Rencana jaringan jalan,
Rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota, dan
Bab IV-89
rencana sektoral lainnya.
Berdasarkan hasil identifikasi lapangan dan hasil deliniasi, maka blok peruntukan
kawasan yang ada pada kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar dan tabel
berikut :
36
37
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
38
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
39
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
40
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
41
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
42
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
43
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
44
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Tabel 4.10
Luas Zona Pada Kecamatan Pariaman Timur
Bab IV-89
45
Tabel 4.11
Ketentuan Peruntukan Ruang Kecamatan Pariaman Timur
Basah PL-1 - - - - - - - - - - - - - - - -
Pertanian
Kering PL-2 - - - - - - - - - - - - - - - -
Sarana - -
Umum Skala
SPU-1 300 6 4 60 200 2 40 - - - - - - - -
Pelayanan
Kecamatan
Sarana - -
Umum Skala
Fasilitas Umum SPU-3 400 8 6 60 300 3 60 - - - - - I I
Pelayanan
Kota
RTH Fas OR RT1-1 2000 4 5 15 30 2 82 - - - - - I I - -
Pertanian RT2-1 10 20 1 88 - - - - I I I - -
Sepadan - -
RT2-2 - - - 10 20 1 88 - - - - - - I
Non Sungai
RTH
Fasilitas Konservasi/
RT2-3 - - - - - - 100 - - - T T T I
Hutan Kota
46
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
47
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
48
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
49
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
50
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
51
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
52
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
53
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
54
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
55
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
56
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Tabel 4.12
Luas Zona Pada Kecamatan Pariaman Selatan
Kode Zona Luas (Ha)
K-2 Zona Perdagangan dan Jasa 5.723
KH-1 Zona Peruntukan Khusus 0.126
KT-1 Zona Perkantoran Pemerintahan 0.581
PL-1 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Basah 71.559
PL-1 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Kering 82.264
R-2 Zona Perumahan Kepadatan Tinggi 3.636
R-3 Zona Perumahan Kepadatan Sedang 45.607
R-4 Zona Perumahan Kepadatan Rendah 15.346
RTH Zona Ruang Terbuka Hijau 7.496
SPU-1 Zona Sarana Pelayanan Umum Pendidikan 1.03
SPU-3 Zona Sarana Pelayanan Umum Kesehatan 0.122
SPU-6 Zona Sarana Pelayanan Umum Peribadatan 0.211
Total Luas 233.701
Bab IV-89
57
Tabel 4.13
Peruntukan zona Kecamatan Pariaman Selatan
Basah PL-1 - - - - - - - - - - - - - - - -
Pertanian
Kering PL-2 - - - - - - - - - - - - - - - -
Sarana - -
Umum Skala
SPU-1 300 6 4 50 200 2 40 - - - - - - - -
Pelayanan
Kecamatan
Sarana - -
Umum Skala
Fasilitas Umum SPU-3 400 8 6 50 300 3 60 - - - - - I I
Pelayanan
Kota
RTH Fas OR RT1-1 2000 4 5 15 30 2 82 - - - - - I I - -
Pertanian RT2-1 10 20 1 88 - - - - I I I - -
Sepadan - -
RT2-2 - - - 10 20 1 88 - - - - - - I
Non Sungai
RTH
Fasilitas Konservasi/
RT2-3 - - - - - - 100 - - - T T T I
Hutan Kota
58
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Perdagangan Rumah
K2-3 50 4-6 5 60 100 2 40 - - I - -
dan Jasa makan
59
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
60
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
61
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
62
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Tabel 4.14
Luas Zona Pada Kecamatan Pariaman Utara
Kode Zona Luas
(Ha)
K-2 Zona Perdagangan dan Jasa 5.191
KT-1 Zona Perkantoran Pemerintahan 0.406
PL-1 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Basah 151.472
PL-2 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Kering 305.279
R-3 Zona Perumahan Kepadatan Sedang 0.469
R-4 Zona Perumahan Kepadatan Rendah 112.689
RTH Zona Ruang Terbuka Hijau 3.429
SPU-1 Zona Sarana Pelayanan Umum Pendidikan 2.01
SPU-3 Zona Sarana Pelayanan Umum Kesehatan 0.706
SPU-6 Zona Sarana Pelayanan Umum Peribadatan 0.215
Total Luas 581.866
Bab IV-89
63
Tabel 4.15
Ketentuan Peruntukan Ruang Kecamatan Pariaman Utara
Basah PL-1 - - - - - - - - - - - - - - - -
Pertanian
Kering PL-2 - - - - - - - - - - - - - - - -
Sarana - -
Umum Skala
SPU-1 300 6 4 50 200 2 40 - - - - - - - -
Pelayanan
Kecamatan
Sarana - -
Umum Skala
Fasilitas Umum SPU-3 400 8 6 50 300 3 60 - - - - - I I
Pelayanan
Kota
RTH Fas OR RT1-1 2000 4 5 15 30 2 82 - - - - - I I - -
Pertanian RT2-1 10 20 1 88 - - - - I I I - -
Sepadan - -
RT2-2 - - - 10 20 1 88 - - - - - - I
Non Sungai
RTH
Fasilitas Konservasi/
RT2-3 - - - - - - 100 - - - T T T I
Hutan Kota
64
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
65
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
66
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
67
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
68
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Tabel 4.16
Luas Zona Pada Kecamatan Pariaman Tengah
Kode Zona Luas (Ha)
K-2 Zona Perdagangan dan Jasa 11.052
KT-1 Zona Perkantoran Pemerintahan 1.836
KT-2 Zona Perkantoran Swasta 0.518
PS Zona Perlindungan Setempat 6.717
R-2 Zona Perumahan Kepadatan Tinggi 160.168
R-3 Zona Perumahan Kepadatan Sedang 19.13
R-4 Zona Perumahan Kepadatan Rendah 10.698
RTH Zona Ruang Terbuka Hijau 13.851
SPU-1 Zona Sarana Pelayanan Umum Pendidikan 0.956
SPU-3 Zona Sarana Pelayanan Umum Kesehatan 0.024
SPU-6 Zona Sarana Pelayanan Umum Peribadatan 2.332
Total Luas 227.282
Sumber:HasilAnalisis2011
Bab IV-89
69
Tabel 4.17
Ketentuan Peruntukan Ruang Kecamatan Pariaman Tengah
ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG
Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Rumah Fasilitas RTH PERKANTORAN
min min min max max max min
Zona
Dasar Spesifik Teknis (m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%) SPU- SPU- SUP- KT1 KT2
R4 R3 R2 RT2-2 RT2-3
1 3 6
Rendah R4 72 4-6 5 50 100 2 40 I I I - - I I - -
Sarana - -
Umum Skala
SPU-1 300 6 5 50 200 2 40 - - - - - - - -
Pelayanan
Kecamatan
Sarana - -
Umum Skala
Fasilitas Umum SPU-3 400 8 5 50 300 3 60 - - - - - I I
Pelayanan
Kota
RTH Fas OR RT1-1 2000 4 5 15 30 2 82 - - - - - I I - -
Pertanian RT2-1 10 20 1 88 - - - - I I I - -
Sepadan - -
RT2-2 - - - 10 20 1 88 - - - - - - I
Non Sungai
RTH
Fasilitas Konservasi/
RT2-3 - - - - - - 100 - - - T T T I
Hutan Kota
70
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Rumah
K2-3 50 4-6 6 60-70 100 2 40 - - I - -
makan
71
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
72
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman
Berdasarkan gambar dan tabel tersebut dapat diketahui posisi atau letak dari masing-
masing blok peruntukan sekaligus dengan luas areanya. Dari pedoman Departemen PU
2007 tentang pengaturan bangunan dijelaskan bahwa kriteria untuk GSB, KDB dan KLB
diperoleh dari:
1. GSB dihitung seperempat dari lebar daerah milik jalan (DMJ) dan ditarik dari
batas Garis Sempadan Pagar (GSP). Khusus untuk kawasan perdagangan dan
jasa komersil, GSB minimum adalah 5 (lima) meter dari batas GSP
2. KDB ditujukan untuk mengatur proporsi antara daerah terbangun dan tidak
terbangun serta untuk mengatur intensitas kepadatan bangunan. Maksud
kawasan terbangun dan tidak terbangun adalah luas total lantai dasar dimana
pada suatu struktur bangunan yang kompleks memiliki aturan perhitungan
tersendiri.
KDB = (Luas Lantai Bangunan /Luas Kapling) x 100%
3. KLB merupakan ukuran yang menunjukkan proporsi total luas lantai suatu
bangunan dengan luas kapling dimana bangunan tersebut berdiri.
KLB = (Total Luas Lantai Bangunan / Luas Kapling ) x 100%
Pada konsep desain blok peruntukan ini, blok kawasan perumahan pada 2 kategori
yaitu blok perumahan tunggal dan blok perumahan deret dan kegiatan komersial guna
memudahkan aksesbilitas dan pemenuhan kebutuhan kegiatan perkantoran Kota
Pariaman. Bab IV-89
Konsep :
a. Membuat ruang terbuka hijau kawasan pesisir
b. Pembatasan pembangunan sekitar pantai
garis sempadan pantai daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100
d. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam
atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke
arah darat.
Bab IV-89
4.3.2 Perkembangan Koridor Utama
Permasalahan :
Cepatnya pertumbuhan kegiatan perdagangan, jasa, perkantoran serta
permukiman sepanjang jalan utama yang mendorong partumbuhan kegiatan
lainnya seperti usaha perbengkelan dan warung-warung kecil.
Kawasan cenderung menjadi kawasan dengan fungsi kegiatan campuran dan
perlu pengaturan bangunan sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih
bangunan yang ada
Banyaknya bangunan yang berdiri tidak memperhatikan aturan bangunan dalam
tata ruang seperti terlihat pada kawasan By Pass. 74
Konsep :
a. Pengembangan Kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dan lingkungan.
b. Pertimbangan tata bangunan dan intensitas ruang
c. Pertimbangan fasilitas minimum
d. Pengembangan ruang terbuka koridor disepanjang koridor utama
e. Peningkatan kualitas urban design dengan perancangan fasilitas pedestrian.
Permasalahan :
Kegiatan perkantoran skala kota seperti Kantor camat, kantor bappeda, kantor
walikota dan lainnya cendrung bercampur dengan kawasan permukiman,
perdagangan dan jasa juga dengan kegiatan pendidikan.
5
Konsep :
a. Pengembangan Blok Kawasan Perkantoran kota tidak bercampur
dengan kawasan permukiman dan perdagangan dan jasa agar jelas pola
ruang kota
b. Penyediaan fasilitas minimum seperti parkir dll
Konsep :
a. Pelestarian Sempadan sungai
b. Pengembangan kegiatan/fasilitas penunjang perkotaan sebagai kawasan
RTH, Wisata dan Pelayanan umum/social lainnya seperti parkir, lapangan
olahraga, dll (Non Permukiman).
b. Penetapan Untuk Garis sempadan sungai ditetapkan sebagai berikut
- Penetapan sempadan sungai bertanggul
1. Garis sempadan sungai bertanggul pada kawasan pedesaan
ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter disebelah luar
sepanjang kaki tanggul
2. Dengan pertimbangan untuk peningkatan fungsinya, tanggul
sebagaimana dimaksud diatas dapat diperkuat, diperlebar dan
ditinggikan, yang dapat berakibat bergesernya letak garis sempadan
sungai
Bab IV-89
- Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul
1. Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai
seluas 500 (lima ratus) km² atau lebih.
2. Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai
seluas kurang dari 500 (lima ratus) km².
3. Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul diluar kawasan
perkotaan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan
mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang
bersangkutan.
76
Permasalahan :
Bab IV-89
Kawasan persawahan irigasi teknis pada umumnya tidak difungsikan secara
optimal
Pengaturan konservasi lahan masih kurang efektif dan belum terkelola dengan
baik
Konsep :
a. Pelestarian kawasan pertanian
b. Pembatasan perkembangan bangunan, kecuali bangunan untuk kegiatan
pertanian, seperti irigasi, rice milling dsb.(non perumahan)
c. Penciptaan ruang terbuka kota
77