Anda di halaman 1dari 77

Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

IDENTIFIKASI ZONA KAWASAN


BAB IV PERENCANAAN
BAB

Pada tahapan ini, dilakukan Identifikasi terhadap klasifikasi zona dan perkembangan kegiatan
pada kawasan perencanaan, sehingga dapat ditentukan jenis zonasi dan daftar kegiatan yang
terdapat pada kawasan perencanaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengidentifikasi
hal tersebut adalah :
1. Identifikasi Klasifikasi Zonasi
2. Identifikasi Daftar Kegiatan
3. Identifikasi Deliniasi Blok Peruntukan

4.1 IDENTIFIKASI KLASIFIKASI ZONA

Klasifikasi zona atau zonasi adalah jenis dan hirarki zona yang disusun berdasarkan kajian teoritis,
kajian perbandingan, maupun kajian empirik yang akan digunakan pada Kawasan Perencanaan
Kota Pariaman. Klasifikasi zonasi ini, merupakan generalisasi dari kegiatan atau penggunaan
lahan yang mempunyai karakter atau dampak yang sejenis atau yang relatif sama, sehingga dapat
dikategorikan kedalam kelompok zona yang sama atau sejenis.

Tujuan penyusunan klasifikasi zonasi Kota Pariaman adalah untuk:


1. Menetapkan zonasi yang akan dikembangkan pada suatu kawasan perkotaan, agar zona-
zona yang telah diidentifikasi dapat memiliki aturan yang seragam dan memudahkan dalam
mengidentifikasi arahan pengembangan maupun kecenderungan terbentuknya sub-sub
zona di dalam suatu zona yang ada.
2. Menyusun hirarki zonasi berdasarkan tingkat gangguannya.

Laporan Antara

Bab IV-4
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Hal ini ditujukan untuk mengidentifikasi zona-zona yang dapat didekatkan fungsi dan
keberadaannya serta zona-zona yang harus diberikan batasan tegas dalam keberadaannya
terhadap lingkungan sekitar, mengingat besaran dampak yang dapat dihasilkan seperti
dampak lalu lintas, lingkungan maupun psikologis masyarakat, terutama pada kawasan
permukiman.
Tahapan yang dilakukan dalam proses penyusunan klasifikasi zona pada Kota Pariaman, adalah :
1. Melakukan Identifikasi daftar Klasifikasi Zona berdasarkan standar, aturan maupun kasus-
kasus studi yang ada (pendekatan induktif), yang kemudian akan menjadi acuan daftar
klasifikasi zona yang akan dididentifikasi keberadaannya di lapangan, sehinga dapat bersifat
universal.
2. Menginventarisir rencana-rencana yang akan dikembangkan pada kawasan perencanaan,
baik rencana tata ruang maupun rencana tindak lainnya yang terdapat di dalam dokumen
RTRW, RDTR maupun RTBL serta studi-studi atau kajian-kajian yang diperkirakan dapat
mempengaruhi perubahan pemanfaatan ruang pada kawasan perencanaan.
3. Mengidentifikasi fungsi-fungsi kegiatan kawasan dengan menginventarisir jenis-jenis
penggunaan lahan, jenis-jenis kegiatan/aktifitas masyarakat serta berbagai potensi dan
masalah pemanfaatan lahan pada kawasan perencanaan (pendekatan deduktif), dengan
menambahkan atau mengurangi daftar Klasifikasi Zonasi yang ada berdasarkan hasil
identifikasi terhadap jenis pemanfaatan lahan pada masing-masing blok di lapangan.

Daftar klasifikasi zonasi yang digunakan merujuk pada konsep dasar Panduan Penyusunan
Peraturan Zonasi yang sesuai bagi penerapan di Indonesia dengan merujuk pada studi-studi yang
pernah dilakukan di Indonesia maupun luar negeri. Berdasarkan panduan ini, terdapat 12 fungsi
ruang, dengan 53 klasifikasi, seperti dijelaskan pada tabel berikut.

Laporan Antara

Bab IV-4
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.1
Daftar Klasifikasi Zona di Indonesia
Klasifikasi dan Kode
Fungsi No Zona Kriteria/Karakteristik

Perumahan 1 R-1 = Rumah Bangunan dengan strukur tunggal, mempunyai


Tunggal halaman depan, samping
kanan dan kiri serta belakang.
2 R-2 = Rumah Kopel Bangunan tunggal dengan atap menyambung untuk
2 unit hunian Bangunan dibatasi oleh dinding pada
bagian utama rumah.

3 R-3 = Rumah Deret Bangunan berada di bawah satu atap yang sama untuk
beberapa unit hunian. Umumnya memiliki halaman hanya
di bagian depan bangunan. Umumnya hanya memiliki 1
lantai

4 R-4 = Townhouse Bangunan gandeng yang hanya dipisahkan oleh


dinding. Tiap-tiap unit
hunian memiliki atap tersendiri. Umumnya memiliki lantai
lebih dari satu

5 R-5 = Rumah Susun Rumah susun dengan jumlah lantai ≤ 5 Lantai


Rendah
6 R-6 = Rumah Susun Rumah susun dengan jumlah lantai 5 s/d 8 lantai
Sedang
7 R-7 = Rumah Susun Rumah susun dengan jumlah lantai lebih dari 8 lantai.
Tinggi
8 R-8 = Rumah Perumahan rakyat dengan bentuk bangunan, lebar
Kampung kapling yang beragam
dan berkepadatan tinggi, KDB tinggi dengan
prasarana jalan berupa gang.

Komersial 9 K-1 = Regional Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala


pelayanan regional (internasional, indonesia,
provinsi,beberapa kota/kabupaten).

10 K-2 = Kota Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala


pelayanan kota/kabupaten.
11 K-3 = BWK Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala
pelayanan BWK.
12 K-4 = Kecamatan Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala
pelayanan kecamatan
13 K-5 = Kelurahan Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala
pelayanan kelurahan
14 K-6 = Lingkungan Kegiatan perdagangan dan/atau jasa dengan skala
Klasifikasi dan Kode
Fungsi No Kriteria/Karakteristik
Zona
pelayanan lingkungan
Industri 15 I-1 = Tidak Industri yang non limbah, dengan tingkat polusi, baik
Mengganggu udara, air, maupun suara yang kecil dan yang tidak
mengganggu kinerja transportasi lingkungannya.

Laporan Antara

Bab IV-4
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

16 I-2 = Mengganggu Industri yang mempunyai limbah, menimbulkan


polusi, baik udara, air maupun suara yang
mengganggu lingkungannya, serta industri yang
mengganggu kinerja transportasi lingkungannya.
Pertambangan 17 TB-1 = Golongan Kriteria/karakteristik pertambangan (TB-1, TB-2, TB-
bahan 3), mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No. 27
galian strategis Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-Bahan
18 TB-2 = Golongan Galian.
bahan
galian vital
19 TB-3 = yang tidak termasuk
dalam golongan di
atas
Fasilitas 20 FP-1 = Regional Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala
Pelayanan pelayanan Internasional,
Indonesia, provinsi, beberapa kota/kabupaten
21 FP-2 = Kota Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala
pelayanan Kota/Kabupaten.
22 FP-3 = BWK Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala
pelayanan BWK.
23 FP-4 = Kecamatan Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala
pelayanan Kecamatan.
24 FP-5 = Kelurahan Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala
pelayanan Kelurahan.
25 FP-6 = Lingkungan Fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan skala
pelayanan Lingkungan
Pemerintahan 26 PK-1 = Pemerintahan Kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun
, Pertahanan daerah (provinsi,
dan kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan).
Keamanan 27 PK-2 = Pertahanan dan Kantor atau instalasi militer termasuk tempat latihan
Keamanan baik pada tingkatan
nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil,
polsek dan sebagianya
Pertanian 28 P-1 = Pertanian Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk
Lahan pertanian lahan
Basah basah;
29 P-2 =Pertanian Lahan kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan
Kering sebagai kawasan
pertanian lahan kering;
30 P-3 = Perkebunan kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk
kegiatan perkebunan
31 P-4 = Peternakan kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk
usaha peternakan
baik sebagai sambilan, cabang usaha, usaha pokok,
maupun industry

Laporan Antara

Bab IV-4
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Klasifikasi dan
Fungsi No Kriteria/Karakteristik
Kode
32 P-5 = Perikanan kawasan yang apabila digunakan untuk
kegiatan perikanan secara ruang dapat
Transportasi 33 TR-1 = Terminal Titik simpul dalam jaringan trasnportasi jalan
dan berfungsi sebagai pelayanan umum, tempat
pengendalian, pengawasan, pengaturan dan
pengoperasian lalulintas.
34 TR-2 = Stasiun Tempat kereta api berangkat dan berhenti
untuk melayani naik dan
turunnya penumpang dari/atau bongkar muat
barang dan/atau untuk keperluan operasi kereta
35 TR-3 = Pelabuhan api
Tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan disekitarnya dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan
36 TR-4 = Bandar kegiatan penunjang pelabuhan serta
Lapangan terbang yang digunakan untuk sebagai
Udara mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik
turun penumpang dan/atau bongkar muat kargo
dan atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas
kasper sebagai tempat perpindahan antar
moda transportasi
Ruang 37 H-1 = Taman Kota Taman dengan skala pelayanan Kota
Terbuka Hijau 38 H-2 = Taman BWK Taman dengan skala pelayanan BWK
39 H-3 = Taman dengan skala pelayanan Kecamatan
Taman
40 H-4 = Taman dengan skala pelayanan Kelurahan
Taman
41 H-5 = Taman Taman dengan skala pelayanan Lingkungan
Lingkungan
Kawasan 42 KH-1 = Hutan Kawasan hutan yang mempunyai fungsi Bab IV-21
Hutan Produksi pokok memproduksi hasil hutan
43 KH-2 = Hutan yang kawasan hutan yang secara ruang
dapat dicadangkan untuk digunakan bagi
dikonversi pengembangan transportasi, transmigrasi,
permukiman, pertanian, perkebunan, industri
dan lain-lain
44 KH-3 = Hutan kawasan yang apabila digunakan untuk
Rakyat kegiatan hutan rakyat secara
ruang dapat memberikan manfaat
Campuran 45 C-1 = Rumah-Toko Dalam satu zona dapat terdiri penggunaan lahan
perumahan dan perdagangan dan atau dalam
satu bangunan dapat dimanfaatkan sebagai
rumah dan perdagangan
46 C-2 = Rumah- (toko).
Dalam satu zona dapat terdiri penggunaan
Kantor lahan perumahan dan jasa
Klasifikasi dan
Fungsi No Kriteria/Karakteristik
Kode

Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

perkantoran dan atau dalam satu bangunan


dapat dimanfaatkan sebagai
rumah dan kantor.
47 C-3 = Apartemen- Dalam satu zona dapat terdiri hunian
Pusat Belanja dengan perdagangan (pusat belanja).

Kawasan 48 KL-1 = Hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai


lindung perlindungan sistem penyangga kehidupan
Lindung untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
untuk mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut,
Kawasan dan memelihara kesuburan tanah
49 KL-2 =Perlindungan Sempadan pantai dan Sempadan Sungai
Setempat
50 KL-3 = Rawan kawasan yang diidentifikasi sering dan
Bencana berpotensi tinggi mengalami bencana alam
Alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi
dan tanah longsor serta gelombang pasang dan
51 KL-4 = banjir dengan ciri khas tertentu, yang
hutan
P elestarian mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem
Alam penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
serta pemanfaatan secara lestari sumber daya
52 KL-5 = Suaka Alam alam hayati dan
kawasan ekosistemnya.
yang ditunjuk
mempunyai keanekaragaman
jenis tumbuhan dan
53 KL-6 = Konservasi Hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
Sumber : Panduan Penyusunan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan, Direktur
Jenderal Penataan Ruang-Departemen Pekerjaan Umum ,Tahun 2006

4.1.1 Identifikasi Jenis Penggunaan Lahan Dan Zona Kawasan


A. Konsep Peruntukkan Lahan Makro

Penggunaan lahan kawasan didominasi oleh kegiatan permukiman, perdagangan dan Bab IV-21
jasa, fasilitas dan non fasilitas, lahan campuran, RTH, perkebunan dan pertanian. Pola
sebaran guna lahan pada kawasan ini memilikii karakteristik khas dengan pola yang
dapat diklasifikasikan ke dalam satu morfologi, yakni kawasan dataran.

Kawasan Morfologi adalah dataran, yang ditandai dengan dominasi areal permukiman.
Perkembangan permukiman pada kawasan ini tergolong berkepadatan sangat tinggi
dan rendah dengan pola mengelompok dan menyebar secara acak.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan peruntukan lahan makro adalah
mengupayakan hubungan dan keterkaitan antara peruntukan lahan kawasan pusat

Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

pemerintahan dengan kawasan lain disekitarnya. Kebijaksanaan peruntukan lahan


kawasan pembangunan pusat pemerintahan harus disusun secara terpadu dengan
mempertimbangkan konteks dan pola peruntukan lingkungan sekitar. Suatu analisis
deskriptif dari kawasan tersebut akan memberikan dasar bagi perumusan konsep
peruntukan lahan makro dari pusat pemerintahan dan kegiatan komersial dengan
kawasan lain disekitarnya.

Bab IV-21

Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Gambar 4.1

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Peruntukan yang akan dikembangkan di kawasan perencanaan ini adalah peruntukan


perumahan, campuran, perdagangan dan jasa, pertanian, fasilitas dan non fasilitas,
konservasi dan RTH. Dari analisis peruntukan lahan diatas, dapat dikatakan bahwa
kawasan perencanaan mempunyai peranan penting dalam konteks peruntukan lahan
dan struktur ruangnya. Peruntukan lahan pada Kawasan Kota Pariaman juga berperan
dalam pengembangan kawasan pusat pemerintahan kota. Dengan demikian
keberagaman fungsi ini dapat diterpadukan dari sisi sarana dan prasarana maupun
aktivitasnya.

Penataan bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan, didasarkan kepada


pemikiran untuk meningkatkan fungsi dan intensitas kegiatan. Dengan cara
pengembangan fungsi-fungsi spesifik pada setiap bagian kawasan perencanaan maka
pola penataan kawasan tersebut adalah pembangunan yang dititik beratkan pada
pembangunan sarana dan prasarana penunjang, pengembangan pusat pemerintahan
dan juga sebagai kawasan pusat pertumbuhan baru bagi Kota Pariaman, terutama
kawasan by pass sebagai kegiatan/zona perdagangan skala kota. Kawasan perencanaan
dan sekitarnya harus dikelola secara efektif dan dengan pemanfaatan ruang secara
optimal melalui penataan ruang dan bangunan, sistem hubungan antar simpul
aktivitas harus interaktif dan tidak saling bertentangan yang dapat berdampak in-
efisien.
Bab IV-21
Sasaran yang ingin dicapai dalam menetapkan peruntukan lahan makro adalah
mengupayakan hubungan dan keterkaitan antara peruntukan lahan di kawasan
perencanaan dengan kawasan sekitarnya. Peruntukan lahan makro harus disinkronkan
dengan peruntukan yang telah ditetapkan dalam RTRW dan RDTR Kota Pariaman.
Peruntukan lahan makro di kawasan perencanaan adalah sebagai kawasan
perkantoran, perdagangan dan jasa Komersial, kawasan perumahan, Kawasan
campuran dan ruang terbuka hijau/taman, dan kawasan lindung yang kemudian dibagi
ke dalam beberapa blok peruntukan.

B. Konsep Peruntukan Lahan Mikro


Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Peruntukan lahan mikro merupakan suatu upaya dalam penetapan fungsi-fungsi


aktivitas dan keterkaitannya di dalam kawasan yang direncanakan maupun diluar
kawasan perencanaan. Keterkaitan ini dapat dilakukan dengan cara mengolah spasial
(ruang), menetapkan fungsi dan infrastruktur yang diperlukan dalam mendukung
berbagai aktivitas yang ditetapkan pada masing-masing perpetakan lahan. Peruntukan
lahan mikro bertujuan untuk :
a. Mengupayakan keterkaitan secara fungsional diantara berbagai jenis peruntukan.
b. Menetapkan fungsi baru sebagai pendukung aktifitas yang akan dikembangkan.
c. Mempertegas fungsi-fungsi bangunan dan mengupayakan fleksibilitas ruang.
Sasaran yang ingin dicapai adalah menentukan alokasi jenis peruntukan lahan didalam
Kota Pariaman serta mendistribusi secara spasial (ruang) di dalam kawasan
perencanaan.

4.1.2 Peruntukan Lahan Di Kawasan Perencanaan

Perpetakan lahan dikawasan perencanaan diarahkan dengan sistem perpetakan blok.


Yang dimaksud dengan perpetakan blok adalah batas persil dengan besaran teratur dan
terbatas yang didalamnya terdapat sub blok dalam dimensi yang lebih kecil.

Dalam peruntukan lahan pada kawasan perencanaan di bagi dalam 4 kecamatan yang
akan dijadikan pengembangan zonanya sedangkan untuk mempertegas penzoningan
dibagi atas beberapa deliniasi dimana diambil berdasarkan karakteristik kawasan yang Bab IV-21
sama dan berdasarkan kawasan cepat tumbuh dalam mendeliniasi penzoningan Kota
Pariaman lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut:

Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
4.3

Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
4.5
4.4

Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
4.7

Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
4.8

Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.9

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

A. Persyaratan pemanfaatan lahan dengan sistem blok

Pemanfaatan lahan untuk peruntukan tertentu yang berada di perpetakan dengan


sistem blok dianjurkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Bangunan gedung dibangun dengan tipologi dan besaran dan modul teratur
dengan satuan besaran tertentu.
b. Bangunan gedung dibangun dengan besaran unit tipikal dan pembangunannya
dapat bersifat massal. Tipologi bangunan dengan unit tipikal biasanya menerapkan
besaran/dimensi perpetakan yang tipikal.
c. Bangunan yang telah memiliki ketetapan standar menurut kelasnya.
Peta peruntukan lahan Mikro memperlihatkan gambaran umum peruntukan lahan
utama pada masing-masing blok dalam kawasan perencanaan dengan kawasan lain
disekitarnya. Peruntukan lahan berupaya mengintegrasikan hubungan kegiatan di
dalam kawasan baik infrastruktur maupun fungsi bangunan gedung.

1. Penggunaan Lahan Kawasan Pariaman Selatan

Penggunaan lahan kawasan P a r i a m a n Selatan didominasi oleh kegiatan


perdagangan d a n j a s a d e n ga n l u a s a r e a 5 , 9 7 H a , Ke s e h a ta n 0 1 2 H a ,
m i l i te r 0 , 1 3 h a , p e m e r i nt a h a n 0 , 4 7 h a , p e r m u k i m a n 6 2 , 8 7 h a , p e n d i d i ka n
0 , 8 4 h a , p e r i b a d a ta n 0 , 1 9 h a , s a w a h 7 2 , 8 2 h a , l a h a n c a m p u ra n 8 0 , 1 1 h a ,
te ga l a n 7 , 9 9 h a , d a n te r t u t u p a w a n 7 , 4 7 h a dan lainnya. Pola sebaran guna Bab IV-21
lahan pada kawasan ini memiliki karakteristik khas dengan pola morfologi kawasan
dataran.

Kawasan morfologi dataran tersebar


disepanjang jalur utama dan kegiatan
perkotaan lainnya seperti permukiman,
perdagangan, perkantoran dan lain-lain.
Sebagian besar perdagangan dan jasa
berkembang pada jalur utama. S e d a n g k a n

Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

pola sebaran permukiman memanjang


mengikuti jaringan jalan, dengan kepadatan
bangunan sedang dan rendah. Sebagian besar
permukiman berupa bangunan permanen satu
lantai. Morfologi kedua adalah dataran, yang
berada pada kawa san tengah, yang ditandai
dengan dominasi areal persawahan yang cukup luas yang hampir meliputi
sebagian besar kawasan. Potensi perkembangan kegiatan pertanian pada kawasan
ini didukung oleh keberadaan jaringan irigasi teknis yang telah mencakup sebagian
besar kawasan ini. Secara rinci peruntukan lahan yang ditetapkan didalam Kota
Pariaman dapat dilihat pada tabel 4.1 dan Gambar 4.10 berikut :

Tabel 4.1
Penggunaan Lahan Kawasan Zona Pariaman Selatan
Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Kesehatan 0.12
Militer 0.13
Pemerintahan 0.47
Pemukiman 62.87
Pendidikan 0.84
Perdagangan dan Jasa 5.97
Peribadatan 0.19
Sawah 75.82
Tanaman/Lahan 80.11
Campuran Bab IV-21
Tegalan/Perladangan 7.99
Tertutup Awan 7.47
Total 241.98
Sumber:HasilAnalisis2011

Bab IV-21
Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.10

Bab IV-21 Bab IV-21


Laporan Antara
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

2. Penggunaan Lahan Pariaman Tengah

Penggunaan lahan kawasan P a r i a m a n Te n g a h didominasi oleh kegiatan


perdagangan d a n j a s a , p e r to ko a n , p e r m u k i m a n d a n kegiatan pertanian,
perkantoran, lahan campuran dan Tegalan . Pola sebaran guna lahan pada kawasan
ini memiliki karakteristik khas dengan pola morfologi kawasan dataran.
Kawasan morfologi dataran tersebar
disepanjang jalur utama dan kegiatan perkotaan
lainnya seperti permukiman, perdagangan,
perkantoran, fasilitas kota dan lain-lain.
Sedangkan pola sebaran permukiman
memanjang mengikuti jaringan jalan, dengan
kepadatan bangunan sedang hingga tinggi.
Sebagian besar permukiman berupa bangunan
permanen satu lantai sampai tiga lantai dan
juga sudah banyak terdapat ruko sepanjang
jalan utama. Sedangkan luas penggunaan lahan
pada kawasan Pariaman Tengah lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.2 dan Gambar 4.11
berikut.
Tabel 4.2
Penggunaan Lahan Kawasan Zona Pariaman Tengah Bab IV-89
Penggunaan Lahan Luas (HA)
Kesehatan 0.02
Pasir 4.71
Pemerintahan 2.09
Pemukiman 91.71
Pendidikan 1.68
Perdagangan dan Jasa 8.09
Peribadatan 2.05
Sawah 1.03
Tanaman/Lahan 10.46
Campuran
Tegalan/Perladangan 17.18
Total 139.02
21

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Sumber: Hasil Analisis 2011

Bab IV-89

22

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.11

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

23
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

3. Penggunaan Lahan Kawasan Pariaman Timur

Penggunaan lahan kawasan P a r i a m a n T i m u r didominasi oleh kegiatan


permukiman, pertanian, tegalan, perkantoran, pendidikan dan lahan campuran yang
mencakup sebagian besar wilayah Pariaman Timur, dan lainnya. Pola sebaran guna
lahan pada kawasan ini memiliki karakteristik khas dengan pola morfologi
kawasan dataran.
Kawasan permukiman tersebar disepanjang jalur utama
dan lain-lain. Sebagian besar potensi yang berkembang
pada Pariaman Timur adalah lahan pertanian basah dan
usaha cetak batu bata. S e d a n g k a n pola sebaran
permukiman memanjang mengikuti jaringan jalan,
dengan kepadatan bangunan sedang dan tinggi. Sebagian
besar permukiman berupa bangunan permanen satu lantai.

Morfologi kedua adalah dataran, yang berada pada kawasan tengah, yang ditandai
dengan dominasi areal persawahan yang cukup luas yang hampir meliputi
sebagian besar kawasan. Potensi perkembangan kegiatan pertanian pada kawasan
ini didukung oleh keberadaan jaringan irigasi teknis yang telah mencakup sebagian
besar kawasan ini. Sedangkan luas penggunaan lahan pada kawasan Pariaman
Timur lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan Gambar 4.12 berikut.
Tabel 4.3
Penggunaan Lahan Kawasan Zona Pariaman Timur Bab IV-89
Penggunaan Lahan Luas(HA)
Pemerintahan 0.43
Pemukiman 57.83
Pendidikan 0.64
Perdagangan dan Jasa 1.18
Peribadatan 0.38
Sawah 196.92
Tanaman/Lahan Campuran 110
Tegalan/Perladangan 4.12
Total 371.5

Sumber: Hasil Analisis 2011


24

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.12

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

25
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4. Penggunaan Lahan Kawasan Pariaman Utara

Penggunaan lahan kawasan didominasi oleh kegiatan pertanian lahan basah


berupa sawah yang mencakup sebagian besar wilayah tengah dan timur kawasan,
diikuti oleh perkebunan, dan permukiman,
serta guna lahan perdagangan, jasa dan
lainnya. Pola sebaran guna lahan pada
kawasan ini memiliki karakteristik khas
dengan pola yang dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga morfologi, yakni kawasan pesisir
pantai, kawasan dataran, dan kawasan perbukitan.

Kawasan morfologi pantai tersebar


disepanjang wilayah sebelah barat kawasan
dengan ciri-ciri adanya vegetasi mangrove,
garis pantai dan kegiatan perkotaan lainnya
seperti permukiman, perdagangan,
perkantoran dan lain-lain. Sebagian besar
permukiman berkembang pada kawasan pantai ini, dengan potensi
perkembangan kegiatan perkotaan disebabkan oleh keberadaan jalur jalan arteri
primer pada kawasan ini. Pola sebaran permukiman memanjang mengikuti jaringan Bab IV-89
jalan, terutama disebelah barat jaringan jalan dengan kepadatan bangunan sedang
hingga tinggi. Sebagian besar permukiman berupa bangunan permanen satu lantai.

Morfologi kedua adalah dataran, yang berada pada kawasan tengah, yang ditandai
dengan dominasi areal persawahan yang cukup luas yang hampir meliputi
sebagian besar kawasan. Potensi perkembangan kegiatan pertanian pada
kawasan ini didukung oleh keberadaan jaringan irigasi teknis yang telah mencakup
sebagian besar kawasan ini.
Morfologi ketiga adalah kawasan perbukitan, yang didominasi oleh areal
26
perkebunan kelapa serta perkampungan penduduk yang berada disebelah timur

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

kawasan. Perkembangan permukiman pada kawasan ini tergolong


berkepadatan sangat rendah dengan pola menyebar secara acak.

Kawasan morfologi dataran tersebar disepanjang jalur utama dan kegiatan


perkotaan. Sebagian besar berkembang pada kawasan ini dimana merupakan skala
pelayanan kota dari segi tingkat perekonomian kota. S e d a n g k a n pola sebaran
permukiman memanjang mengikuti jaringan jalan dan mengelompok pada tengah
kawasan, dengan kepadatan bangunan tinggi. Sebagian besar permukiman berupa
bangunan permanen satu lantai dan dua lantai. Lebih jelasnya penggunaan lahan
pada kawasan Pariaman Utara ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dan Gambar 4.13
berikut.
Tabel 4.4
Penggunaan Lahan Kawasan Zona Pariaman Utara
Penggunaan Lahan Luas (HA)
Kesehatan 0.39
Pemerintahan 0.1
Pemukiman 87.26
Pendidikan 1.76
Perdagangan dan Jasa 4.3
Peribadatan 0.23
Sawah 113.06
Tanaman/Lahan 378.35
Campuran
Tegalan/Perladangan 3.42
Total 588.87 Bab IV-89
Sumber: Hasil Analisis 2011

27

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.13

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

28
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Dari hasil survey lapangan, zona-zona yang dapat diidentifikasi pada kawasan
perencanaan berdasarkan daftar klasifikasi zonasi yang ada, terdiri dari 9
Jenis fungsi (dari 12 Jenis yang ada pada daftar) dan terdiri dari 21 Jenis
Klasifikasi (dari 53 daftar yang ada).

B .Klasifikasi Zonasi Kawasan Perencanaan

Tabel 4.5
Klasifikasi Zona yang Terdapat pada Kawasan Perencanaan
Klasifikasi dan Contoh sebaran
Fungsi No Kriteria/Karakteristik perumahan pada
Kode Zona kawasan perencanaan
Perumahan 1 R-1 = Rumah Bangunan dengan strukur Tipe bangunan rumah
Tunggal/Renggang tunggal, mempunyai tunggal merupakan
halaman depan, samping dominasi bentuk
kanan dan kiri serta perumahan yang ada
belakang. disepanjang kawasan,
Pariaman Selatan,
Pariaman Timur dan
Utara .

2 R-2 = Rumah Perumahan penduduk Tipe kedua yang


Deret dengan bentuk bangunan terdapat pada
modren, lebar kapling kawasan
yang beragam dan perencanaan, terutama
berkepadatan tinggi, tersebar pada kawasan
KDB tinggi dengan perencanaan
prasarana jalan berupa Pariaman Tengah
gang. dimana pada umumnya
bangunan rumah yang
ada mempunyai
kepadatan tinggi

Bab IV-89
Komersial 3 K-3 = BWK Kegiatan perdagangan Berupa jasa SPBU
dan/atau jasa dengan yang terdapat di Kaw
skala pelayanan BWK. Pariaman Tengah
seperti By Pass dan
Toboh dekat kurai taji
serta pasar skala
kecamatan
4 K-5 = Kegiatan perdagangan Berupa jasa
Kelurahan dan/atau jasa dengan perbengkelan yang
skala pelayanan tersebar terutama di
kelurahan kawasan By Pass.
Serta terdapat 1
(satu) unit pasar
kelurahan di Balai
Kurai Taji
29

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

5 K-6 = Kegiatan perdagangan Berupa warung yang


Lingkungan dan/atau jasa dengan terdapat pada
skala pelayanan sebagian besar
lingkungan kawasan perumahan
Fasilitas 8 FP-2 = Kota Fasilitas sosial dan Industri batu Bata di
Pelayanan fasilitas umum dengan Kecamatan Pariaman
skala pelayanan Timur (desa kajai dan
Kota/Kabupaten. kampung kandang),
industri anyaman di
desa taluak dan
industri kerupuk di
kelurahan pasir dan
pariaman timur sekitar
naras
9 FP-4 = Fasilitas sosial dan Industri Bordir di By
Kecamatan fasilitas umum dengan Pass dan industri
skala pelayanan perkayuan di pariaman
Kecamatan. timur (Kp Panas)

10 FP-5 = Kelurahan Fasilitas sosial dan SMK di Desa Santok


fasilitas umum dengan (Pariaman Timur ),,
skala pelayanan Akbid BNM di Kawasan
Kelurahan. Pasar

11 FP-6 = Fasilitas sosial dan Puskesmas di Desa


Lingkungan fasilitas umum dengan Santok dan puskesmas
skala pelayanan di simpang kurai taji
Lingkungan serta prakter dokter gigi
simp kurai taji dan
tempat praktek dokter
sekitar kampung baru.
Pemerintahan, 12 PK-1 = Kantor pemerintahan Kantor Walikota,
Hankam Pemerintahan baik tingkat pusat Kantor Bappeda,
maupun daerah (provinsi, Kantor Camat
kota/kabupaten, Pariaman Timur,
kecamatan, kelurahan). Kantor camat
pariaman selatanBab dan
IV-89
kantor camat
pariaman tengah,
kantor Kades, KUA
rumah sakit dan
Kantor secretariat
serta kantor
kabupaten dan kantor
ibukota.
Pertanian 13 P-1 = Pertanian Kawasan yang secara Tersebar di By Pass,
Lahan Basah teknis dapat digunakan Pariaman Timur, dan
untuk pertanian lahan Kurai Taji,pariaman
basah; utara dan selatan
14 P-3 = kawasan yang secara Tersebar di Pariaman
Perkebunan teknis dapat digunakan Timur bagian selatan,
untuk kegiatan dan Pariaman
perkebunan Selatan Bagian
Utara 30

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

15 P-5 = kawasan yang apabila Di Kelurahan Pasir


Perikanan digunakan untuk kegiatan dan desa Taluak
perikanan secara ruang
dapat memberikan
manfaat

Transportasi 16 TR-2 = Stasiun Tempat kereta api Stasiun KA di desa


TR-3 = Terminal berangkat dan berhenti Pawasan Pasar dan
untuk melayani naik dan Balai Kurai Taji dan
turunnya penumpang terminal angkutan
dari/atau bongkar muat skala regional di By
barang dan/atau untuk Pass
keperluan operasi kereta
api
Ruang 17 H-4 = Taman Taman dengan skala TPU di Pariaman Timur,
Terbuka Hijau Kelurahan pelayanan TPU Balai, TPU
Kelurahan Kampung Baru dan
TPU Lapai dan TPU
Naras serta rth pasar
18 H-5 = Taman Taman dengan skala Taman Lingkungan
Lingkungan pelayanan di
Lingkungan Kampung Baru, dan
Kurai Taji
Campuran 19 C-1 = Rumah- Dalam satu zona dapat Tersebar di Sepanjang
Toko terdiri penggunaan Jalur Jalan Utama
lahan perumahan dan kawasan terutama
perdagangan dan atau pada kawasan By
dalam satu bangunan Pass. Sudirman,
dapat dimanfaatkan Pasar dan Balai Kurai
sebagai
rumah dan
perdagangan (toko).
Kawasan 20 KL-2 Sempadan pantai dan Sempadan Pantai
lindung =Perlindungan Sempadan Pasir kawasan pasar,
Setempat Sungai sempadan pantai
taluak dan sempadan
sungai Balai kurai taji
dan sempadanBabsungaiIV-89
pariaman selatan pada
desa marunggi dan
sempadan pantai
sekitar kawasan pasir
21 KL-3 = Rawan kawasan yang Terletak pada kawasan
Bencana diidentifikasi sering dan pasir, dan taluak serta
Alam berpotensi tinggi pariaman selatan di
mengalami bencana alam desa marunggi.
seperti letusan gunung
berapi, gempa bumi dan
tanah longsor serta
gelombang pasang dan
banjir
Sumber : Hasil Analisis 2011

31

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.1.3 IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KEGIATAN KAWASAN PERENCANAAN

Kegiatan ekonomi di kawasan perencanaan sudah mulai berkembang cukup pesat


dikarenakan adanya kegiatan utama maupun penunjang yang mampu membangkitkan
ekonomi kawasan. Banyaknya aktivitas perumahan, besarnya aktifitas perdagangan,
dan adanya perkantoran di kawasan perencanaan, menyebabkan ekonomi di kawasan
perencanaan menjadi berkembang cukup pesat. Jika melihat dalam konteks ekonomi
internal, terdapat beberapa lokasi kegiatan ekonomi kawasan perencanaan,
terdapatnya dua pasar yang cakupan pelayanannya yang menjangkau kawasan
perencanaan yaitu Pasar Ibukota, dan Pasar/Balai Kurai Taji yang melayani masyarakat
Kota Pariaman dalam skala kota dan kecamatan. Lebih jelanya jenis kegiatan yang ada
pada kawasan perencanaan dapat dilihat pada Gambar 4.14-4.17 berikut.

Bab IV-89

32

Laporan Antara Bab IV-89


4.4
4.3
4.2

Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.14

4.15

4.16

4.17

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

33
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Kedua pasar tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi dari kawasan perencanaan
(pusat pemerintahan). Dilihat dalam konstelasi wilayah, keberadaan kedua pasar
tersebut dapat menjadi pendukung bagi kegiatan ekonomi di kawasan perencanaan
dan menjadi penopang kebutuhan ekonomi kawasan perencanaan. Berdasarkan
asumsi bahwa kawasan perencanaan akan mengalami perkembangan di masa yang
akan datang, maka kebutuhan ekonomi (produk barang dan jasa) dapat dilayani oleh
pasar-pasar tersebut.

Secara umum, perekonomian kawasan berdasarkan pada jenis kegiatan yang


berkembang terutama bergerak di sektor pertanian, perdagangan dan jasa serta
perikanan. kawasan perdagangan dan jasa berupa toko, usaha perbengkelan, jasa
SPBU, perbankan, Hotel dan kantor pemerintahan kota dan kecamatan yang tersebar
terutama di sepanjang jaringan jalan utama. Kegiatan pertanian didukung oleh lahan
persawahan yang luas, serta kebun kelapa, sedangkan kegiatan perikanan,
terutama didominasi oleh masyarakat nelayan yang bermukim disepanjang
kawasan pantai.

Dukungan infrastruktur dan fasilitas pelayanan pada Kota Pariaman, terdiri atas
berbagai jenis dengan berbagai tingkatan/skala pelayanan, seperti misalnya jaringan
jalan yang terdiri dari jalan arteri primer, kolektor dan lingkungan dengan skala
pelayanan regional, kota hingga local. Selain infrastruktur jalan juga terdapat Bab IV-89
jaringan irigasi teknis sebagai prasarana pelayanan kegiatan pertanian yang
berkembang. Sarana atau fasilitas yang ada terdiri dari perkantoran, pendidikan,
kesehatan, peribadatan, perekonomian, perikanan dan lainnya dengan skala
pelayanan pada tingkat kota hingga desa.
Berdasarkan Hasil Identifikasi Lapangan, daftar kegiatan yang terdapat pada
kawasan perencanaan terdiri dari :

34

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.9
Daftar Kegiatan pada Kawasan Perencanaan
NO FUNGSI JENIS KEGIATAN
1 Perumahan Jenis:
-Rumah Tunggal
-Rumah Deret

Kepadatan:
- Kepadatan Tinggi (> 50 rumah /ha)
- Kepadatan Sedang (20 s.d. 50 rumah/ha)
- Kepadatan Rendah (<20 rumah /ha)
2 Komersial - Warung
- Toko
- Pasar Utama/Skala Kota
- Pasar tradisional
- Kendaraan bermotor dan perlengkapannya
- SPBU
3 Fasilitas Pendidikan
- TK
- SD/MI
- SLTP/MTS
- SMU/MA/SMAK
- Perguruan Tinggi

Kesehatan
- Rumah Sakit
- Balai Pengobatan
- Puskesmas
- Puskesmas pembantu
- Posyandu
- Bidan
- Lapangan olahraga
-Terminal

Peribadatan
- Masjid Bab IV-89
- Musholla
4 Pemerintahan - Kantor Kota
- Kantor kecamatan
- Kantor Kelurahan
-Kantor Desa
5 Pertanian - Sawah
- Ladang
- Kebun
- Kolam
- Tempat Pelelangan Ikan
6 RTH -TPU (Taman Pemakaman Umum)
- Pekarangan
- Sempadan/penyangga
7 Campuran - Rumah toko (Ruko)
Sumber : Hasil Identifikasi dan analisis

35

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.2 IDENTIFIKASI BLOK PERUNTUKAN KAWASAN

Proses yang dilakukan pada tahapan identifikasi dan penetapan deliniasi blok
peruntukan zona Kota Pariaman, melalui beberapa tahap, yakni :
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan batasan blok berdasarkan pada batasan-
batasan fisik yang mudah diidentifikasi seperti jaringan jalan, sungai/saluran, garis
pantai, batas vegetasi serta batasan-batasan yang mungkin dibuat dan
memudahkan dalam mengidentifikasinya diatas peta.
2. Menyusun peta blok berdasarkan pada jenis zona dan blok yang teridentifikasi
yang kemudian akan menjadi acuan dalam penyusunan blok rencana yang akan
dikembangkan.
3. Menyusun peta konsep pengembangan zonasi dan blok kawasan serta draft
aturan teknis zonasi atau regulasi pemanfaatan zona secara umum.

Blok peruntukan adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan
fisik yang nyata (seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran
udara tegangan (ekstra) tinggi, dan lain-lain), maupun yang belum nyata (rencana
jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana
kota). Batas blok peruntukan yang belum nyata dapat berupa:
 Rencana jaringan jalan,
 Rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota, dan
Bab IV-89
rencana sektoral lainnya.

Berdasarkan hasil identifikasi lapangan dan hasil deliniasi, maka blok peruntukan
kawasan yang ada pada kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar dan tabel
berikut :

36

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

37
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

38
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

39
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

40
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

41
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

42
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

43
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

44
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.10
Luas Zona Pada Kecamatan Pariaman Timur

Kode Zona Luas


(Ha)
K-2 Zona Perdagangan dan Jasa 1.571
KT-1 Zona Perkantoran Pemerintahan 1.105
PL-1 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Basah 192.541
PL-2 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Kering 19.266
R-3 Zona Perumahan Kepadatan Sedang 40.376
R-4 Zona Perumahan Kepadatan Rendah 98.474
RTH Zona Ruang Terbuka Hijau 2.168
SPU-1 Zona Sarana Pelayanan Umum Pendidikan 0.821
SPU-3 Zona Sarana Pelayanan Umum Kesehatan 1.629
SPU-6 Zona Sarana Pelayanan Umum Peribadatan 0.071
Total Luas 358.022
Sumber:Hasil Analisis 2011

Bab IV-89

45

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.11
Ketentuan Peruntukan Ruang Kecamatan Pariaman Timur

ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG


Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Rumah Fasilitas RTH PERKANTORAN
min min min max max max min
Zona
Dasar Spesifik Teknis (m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%) SPU- SPU- SUP- KT1 KT2
R4 R3 R2 RT2-2 RT2-3
1 3 6
Rendah R4 72 4-6 3 50 100 2 40 I I I - - I I - -

Rumah Deret Sedang R3 100 6-8 4 50 100 2 40 - I I - - I I - -

Tinggi R2 150 8 5 50 150 2 40 - - - - - - - - -

Basah PL-1 - - - - - - - - - - - - - - - -
Pertanian
Kering PL-2 - - - - - - - - - - - - - - - -

Pemerintah KT1 100 6-8 4 50-60 100 2 40 - - - - - - - I I


Perkantoran
Swasta KT2 75 6 4 50-60 100 2 40 - - - - - - - I I

Sarana - -
Umum Skala
SPU-1 300 6 4 60 200 2 40 - - - - - - - -
Pelayanan
Kecamatan
Sarana - -
Umum Skala
Fasilitas Umum SPU-3 400 8 6 60 300 3 60 - - - - - I I
Pelayanan
Kota
RTH Fas OR RT1-1 2000 4 5 15 30 2 82 - - - - - I I - -

Pertanian RT2-1 10 20 1 88 - - - - I I I - -

Sepadan - -
RT2-2 - - - 10 20 1 88 - - - - - - I
Non Sungai
RTH
Fasilitas Konservasi/
RT2-3 - - - - - - 100 - - - T T T I
Hutan Kota

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

46
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG


Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Perdagangan dan jasa
min min min max max max min
Dasar Spesifik Teknis Zona
(m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%)
K2-1 K2-2 K2-3 K2-4 K-.5

Warung K2-1 50-60 4-6 50 100 1 40 T - - - -


4
Tunggal
4-6 4 100
Bengkel
K2-2 50-60 50 1 40 - T - - -
Perdagangan
dan Jasa Rumah
K2-3 50-60 4-6 4 50 100 2 40 - - I - -
makan

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

47
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

48
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

49
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

50
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

51
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

52
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

53
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

54
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

55
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

56
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.12
Luas Zona Pada Kecamatan Pariaman Selatan
Kode Zona Luas (Ha)
K-2 Zona Perdagangan dan Jasa 5.723
KH-1 Zona Peruntukan Khusus 0.126
KT-1 Zona Perkantoran Pemerintahan 0.581
PL-1 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Basah 71.559
PL-1 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Kering 82.264
R-2 Zona Perumahan Kepadatan Tinggi 3.636
R-3 Zona Perumahan Kepadatan Sedang 45.607
R-4 Zona Perumahan Kepadatan Rendah 15.346
RTH Zona Ruang Terbuka Hijau 7.496
SPU-1 Zona Sarana Pelayanan Umum Pendidikan 1.03
SPU-3 Zona Sarana Pelayanan Umum Kesehatan 0.122
SPU-6 Zona Sarana Pelayanan Umum Peribadatan 0.211
Total Luas 233.701

Sumber:Hasil Analisis 2011

Bab IV-89

57

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.13
Peruntukan zona Kecamatan Pariaman Selatan

ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG


Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Rumah Fasilitas RTH PERKANTORAN
min min min max max max min
Zona
Dasar Spesifik Teknis (m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%) SPU- SPU- SUP- KT1 KT2
R4 R3 R2 RT2-2 RT2-3
1 3 6
Rendah R4 72 4-6 3 50 100 2 40 I I I - - I I - -

Rumah Deret Sedang R3 100 6-8 4 50 100 2 40 - I I - - I I - -

Tinggi R2 150 8 5 50 150 2 40 - - - - - - - - -

Basah PL-1 - - - - - - - - - - - - - - - -
Pertanian
Kering PL-2 - - - - - - - - - - - - - - - -

Pemerintah KT1 100 6-8 4 50-60 100 2 40 - - - - - - - I I


Perkantoran
Swasta KT2 75 6 4 50-60 100 2 40 - - - - - - - I I

Sarana - -
Umum Skala
SPU-1 300 6 4 50 200 2 40 - - - - - - - -
Pelayanan
Kecamatan
Sarana - -
Umum Skala
Fasilitas Umum SPU-3 400 8 6 50 300 3 60 - - - - - I I
Pelayanan
Kota
RTH Fas OR RT1-1 2000 4 5 15 30 2 82 - - - - - I I - -

Pertanian RT2-1 10 20 1 88 - - - - I I I - -

Sepadan - -
RT2-2 - - - 10 20 1 88 - - - - - - I
Non Sungai
RTH
Fasilitas Konservasi/
RT2-3 - - - - - - 100 - - - T T T I
Hutan Kota

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

58
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG


Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Perdagangan dan jasa
min min min max max max min
Zona
Dasar Spesifik Teknis (m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%)
K2-1 K2-2 K2-3 K2-4 K-.5

Warung K2-1 50 4-6 60 100 1 40 I - - - -


5
Tunggal
4-6 5 100
Bengkel
K2-2 50 60 1 40 - I - - -

Perdagangan Rumah
K2-3 50 4-6 5 60 100 2 40 - - I - -
dan Jasa makan

K2-4 65 4-6 5 65 100 2 40 - - - I -


Spbu
Keterangan: Berdasarkan Pedoman Depertemen PU 2007
1. Perdagangan dan jasa kepadatan tinggi KDB 70-80%
2. Perdagangan dan jasa kepadatan sedang KDB 50-70%
3. Perdagangan dan jasa kepadatan kecil KDB 21-50%
4. Garis Sempadan Pagar(GSP) = 1/2xRow
5. Garis Sempadan Bangunan (GSB) ditarik dari GSP
6. Pemukiman Kepadatan Tinggi KDB 60%
7. Pemukiman Kepadatan Sedangan KDB 50%
8. Fasilitas sosial dan fasilitas umum KDB 50%
9. RTH KDB 8-20%

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

59
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

60
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

61
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

62
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.14
Luas Zona Pada Kecamatan Pariaman Utara
Kode Zona Luas
(Ha)
K-2 Zona Perdagangan dan Jasa 5.191
KT-1 Zona Perkantoran Pemerintahan 0.406
PL-1 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Basah 151.472
PL-2 Zona Peruntukan Pertanian Lahan Kering 305.279
R-3 Zona Perumahan Kepadatan Sedang 0.469
R-4 Zona Perumahan Kepadatan Rendah 112.689
RTH Zona Ruang Terbuka Hijau 3.429
SPU-1 Zona Sarana Pelayanan Umum Pendidikan 2.01
SPU-3 Zona Sarana Pelayanan Umum Kesehatan 0.706
SPU-6 Zona Sarana Pelayanan Umum Peribadatan 0.215
Total Luas 581.866

Sumber: Hasil Analisis 2011

Bab IV-89

63

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.15
Ketentuan Peruntukan Ruang Kecamatan Pariaman Utara

ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG


Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Rumah Fasilitas RTH PERKANTORAN
min min min max max max min
Zona
Dasar Spesifik Teknis (m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%) SPU- SPU- SUP- KT1 KT2
R4 R3 R2 RT2-2 RT2-3
1 3 6
Rendah R4 72 4-6 3 50 100 2 40 I I I - - I I - -

Rumah Deret Sedang R3 100 6-8 4 50 100 2 40 - I I - - I I - -

Tinggi R2 150 8 5 50 150 2 40 - - - - - - - - -

Basah PL-1 - - - - - - - - - - - - - - - -
Pertanian
Kering PL-2 - - - - - - - - - - - - - - - -

Pemerintah KT1 100 6-8 4 50-60 100 2 40 - - - - - - - I I


Perkantoran
Swasta KT2 75 6 4 50-60 100 2 40 - - - - - - - I I

Sarana - -
Umum Skala
SPU-1 300 6 4 50 200 2 40 - - - - - - - -
Pelayanan
Kecamatan
Sarana - -
Umum Skala
Fasilitas Umum SPU-3 400 8 6 50 300 3 60 - - - - - I I
Pelayanan
Kota
RTH Fas OR RT1-1 2000 4 5 15 30 2 82 - - - - - I I - -

Pertanian RT2-1 10 20 1 88 - - - - I I I - -

Sepadan - -
RT2-2 - - - 10 20 1 88 - - - - - - I
Non Sungai
RTH
Fasilitas Konservasi/
RT2-3 - - - - - - 100 - - - T T T I
Hutan Kota

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

64
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG


Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Perdagangan dan jasa
min min min max max max min
Zona
Dasar Spesifik Teknis (m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%)
K2-1 K2-2 K2-3 K2-4 K-.5

Warung K2-1 50 4-6 60 100 1 40 T - - - -


4
Tunggal
4-6 4 100
Bengkel
K2-2 50 60 1 40 - T - - -
Perdagangan
dan Jasa Rumah
K2-3 50 4-6 4 60 100 2 40 - - I - -
makan

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

65
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Keterangan: Berdasarkan Pedoman Depertemen PU 2007


a. Perdagangan dan jasa kepadatan tinggi KDB 70-80%
b. Perdagangan dan jasa kepadatan sedang KDB 50-70%
c. Perdagangan dan jasa kepadatan kecil KDB 21-50%
d. Garis Sempadan Pagar(GSP) = 1/2xRow
e. Garis Sempadan Bangunan (GSB) ditarik dari GSP
f. Pemukiman Kepadatan Tinggi KDB 60%
g. Pemukiman Kepadatan Sedangan KDB 50%
h. Fasilitas sosial dan fasilitas umum KDB 50%
i. RTH KDB 8-20%

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

66
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

67
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

68
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.16
Luas Zona Pada Kecamatan Pariaman Tengah
Kode Zona Luas (Ha)
K-2 Zona Perdagangan dan Jasa 11.052
KT-1 Zona Perkantoran Pemerintahan 1.836
KT-2 Zona Perkantoran Swasta 0.518
PS Zona Perlindungan Setempat 6.717
R-2 Zona Perumahan Kepadatan Tinggi 160.168
R-3 Zona Perumahan Kepadatan Sedang 19.13
R-4 Zona Perumahan Kepadatan Rendah 10.698
RTH Zona Ruang Terbuka Hijau 13.851
SPU-1 Zona Sarana Pelayanan Umum Pendidikan 0.956
SPU-3 Zona Sarana Pelayanan Umum Kesehatan 0.024
SPU-6 Zona Sarana Pelayanan Umum Peribadatan 2.332
Total Luas 227.282
Sumber:HasilAnalisis2011

Bab IV-89

69

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Tabel 4.17
Ketentuan Peruntukan Ruang Kecamatan Pariaman Tengah
ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG
Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Rumah Fasilitas RTH PERKANTORAN
min min min max max max min
Zona
Dasar Spesifik Teknis (m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%) SPU- SPU- SUP- KT1 KT2
R4 R3 R2 RT2-2 RT2-3
1 3 6
Rendah R4 72 4-6 5 50 100 2 40 I I I - - I I - -

Rumah Deret Sedang R3 100 6-8 5 50 100 2 40 - I I - - I I - -

Tinggi R2 150 8 5 60 150 2 40 - - - - - - - - -

Pemerintah KT1 100 6-8 5 50 100 2 40 - - - - - - - I I


Perkantoran
Swasta KT2 75 6 5 50 100 2 40 - - - - - - - I I

Sarana - -
Umum Skala
SPU-1 300 6 5 50 200 2 40 - - - - - - - -
Pelayanan
Kecamatan
Sarana - -
Umum Skala
Fasilitas Umum SPU-3 400 8 5 50 300 3 60 - - - - - I I
Pelayanan
Kota
RTH Fas OR RT1-1 2000 4 5 15 30 2 82 - - - - - I I - -

Pertanian RT2-1 10 20 1 88 - - - - I I I - -

Sepadan - -
RT2-2 - - - 10 20 1 88 - - - - - - I
Non Sungai
RTH
Fasilitas Konservasi/
RT2-3 - - - - - - 100 - - - T T T I
Hutan Kota

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

70
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

ZONA PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG


Luas ROW GSB KDB KLB Tinggi KDH
Kode Perdagangan dan jasa
min min min max max max min
Zona
Dasar Spesifik Teknis (m²) (m) (m) (%) (%) (Lt) (%)
K2-1 K2-2 K2-3 K2-4 K-.5

Show room K2-1 75 4-6 8 60-70 100 2 40 I - - I I


Perdagangan
Deret Elektronik K2-2 75 6-8 8 60-70 100 2 40 I - - I I
dan Jasa
Pakaian K2-3 150 8 8 60-70 150 2 40 - - - - -

Warung K2-1 50 4-6 60-70 100 1 40 T - - - -


6
Tunggal
4-6 6 100
Bengkel
K2-2 50 60-70 1 40 - T - - -

Rumah
K2-3 50 4-6 6 60-70 100 2 40 - - I - -
makan

K2-4 65 4-6 8 60-70 100 2 40 - - - I -


Spbu

K2-5 100 4-6 8 60-70 100 2 40 - - - - I


Terminal
Keterangan: Berdasarkan Pedoman Depertemen PU 2007
a. Perdagangan dan jasa kepadatan tinggi KDB 70-80%
b. Perdagangan dan jasa kepadatan sedang KDB 50-70%
c. Perdagangan dan jasa kepadatan kecil KDB 21-50%
d. Garis Sempadan Pagar(GSP) = 1/2xRow
e. Garis Sempadan Bangunan (GSB) ditarik dari GSP
f. Pemukiman Kepadatan Tinggi KDB 60%
g. Pemukiman Kepadatan Sedangan KDB 50%
h. Fasilitas sosial dan fasilitas umum KDB 50%
i. RTH KDB 8-20%

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

71
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Laporan Antara Bab IV-89 Bab IV-89

72
Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Berdasarkan gambar dan tabel tersebut dapat diketahui posisi atau letak dari masing-
masing blok peruntukan sekaligus dengan luas areanya. Dari pedoman Departemen PU
2007 tentang pengaturan bangunan dijelaskan bahwa kriteria untuk GSB, KDB dan KLB
diperoleh dari:
1. GSB dihitung seperempat dari lebar daerah milik jalan (DMJ) dan ditarik dari
batas Garis Sempadan Pagar (GSP). Khusus untuk kawasan perdagangan dan
jasa komersil, GSB minimum adalah 5 (lima) meter dari batas GSP
2. KDB ditujukan untuk mengatur proporsi antara daerah terbangun dan tidak
terbangun serta untuk mengatur intensitas kepadatan bangunan. Maksud
kawasan terbangun dan tidak terbangun adalah luas total lantai dasar dimana
pada suatu struktur bangunan yang kompleks memiliki aturan perhitungan
tersendiri.
KDB = (Luas Lantai Bangunan /Luas Kapling) x 100%
3. KLB merupakan ukuran yang menunjukkan proporsi total luas lantai suatu
bangunan dengan luas kapling dimana bangunan tersebut berdiri.
KLB = (Total Luas Lantai Bangunan / Luas Kapling ) x 100%

Pada konsep desain blok peruntukan ini, blok kawasan perumahan pada 2 kategori
yaitu blok perumahan tunggal dan blok perumahan deret dan kegiatan komersial guna
memudahkan aksesbilitas dan pemenuhan kebutuhan kegiatan perkantoran Kota
Pariaman. Bab IV-89

4.3 PERMASALAHAN DAN KONSEP KAWASAN PERENCANAAN


4.3.1 Permukiman Sekitar Pantai/Pesisir
Permasalahan :
Kawasan rawan terhadap abrasi dan bencana tsunami karena karakteristik
pantai pariaman hampir sama dengan daerah pesisir pantai lainnya yang ada di
sumatera barat.
Belum banyak terdapat buffer zona
Pertumbuhan permukiman yang cukup padat terutama sekitar daerah pasir dan
merupakan lokasi yang dekat dengan kawasan bencana 73

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Konsep :
a. Membuat ruang terbuka hijau kawasan pesisir
b. Pembatasan pembangunan sekitar pantai

c. Memperhatikan pembangunan pemukiman sempadan pantai dengan Kriteria

garis sempadan pantai daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100

meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat.

d. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam

atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.

e. Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk melindungi wilayah

pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian pantai. Kawasan sempadan

pantai ini berada di sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan

bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke

arah darat.

Sempadan pantai ini terletak di sepanjang pantai yang ada, dengan

perkecualian daerah pantai yang digunakan untuk kepentingan umum, seperti

pelabuhan / dermaga, wisata, permukiman nelayan yang sudah ada yang

umumnya menempati kawasan pantai.

Bab IV-89
4.3.2 Perkembangan Koridor Utama
Permasalahan :
Cepatnya pertumbuhan kegiatan perdagangan, jasa, perkantoran serta
permukiman sepanjang jalan utama yang mendorong partumbuhan kegiatan
lainnya seperti usaha perbengkelan dan warung-warung kecil.
Kawasan cenderung menjadi kawasan dengan fungsi kegiatan campuran dan
perlu pengaturan bangunan sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih
bangunan yang ada
Banyaknya bangunan yang berdiri tidak memperhatikan aturan bangunan dalam
tata ruang seperti terlihat pada kawasan By Pass. 74

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

Konsep :
a. Pengembangan Kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dan lingkungan.
b. Pertimbangan tata bangunan dan intensitas ruang
c. Pertimbangan fasilitas minimum
d. Pengembangan ruang terbuka koridor disepanjang koridor utama
e. Peningkatan kualitas urban design dengan perancangan fasilitas pedestrian.

4.3.3 Perkembangan Kawasan Perkantoran

Permasalahan :
Kegiatan perkantoran skala kota seperti Kantor camat, kantor bappeda, kantor
walikota dan lainnya cendrung bercampur dengan kawasan permukiman,
perdagangan dan jasa juga dengan kegiatan pendidikan.
5
Konsep :
a. Pengembangan Blok Kawasan Perkantoran kota tidak bercampur
dengan kawasan permukiman dan perdagangan dan jasa agar jelas pola
ruang kota
b. Penyediaan fasilitas minimum seperti parkir dll

4.3.4 Perkembangan Kawasan Pasar


Bab IV-89
Permasalahan :
Pertumbuhan kegiatan perdagangan, jasa, bercampur dengan kegitan wisata
kota dan jalur kereta api.
Kawasan cenderung menjadi kawasan dengan fungsi kegiatan campuran dan
perlu pengaturan bangunan sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih
bangunan yang ada
Konsep :
a. Pengembangan Kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dan lingkungan.
b. Pertimbangan tata bangunan dan intensitas ruang
c. Pertimbangan fasilitas minimum untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala 75
kota

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4.3.5 Perkembangan Kawasan Sempadan Sungai


Permasalahan :
Pemanfaatan sepanjang sempadan sungai belum optimal sebagai kawasan
utama penyangga
Pelestarian rth sempadan sungai belum tertata dengan baik

Konsep :
a. Pelestarian Sempadan sungai
b. Pengembangan kegiatan/fasilitas penunjang perkotaan sebagai kawasan
RTH, Wisata dan Pelayanan umum/social lainnya seperti parkir, lapangan
olahraga, dll (Non Permukiman).
b. Penetapan Untuk Garis sempadan sungai ditetapkan sebagai berikut
- Penetapan sempadan sungai bertanggul
1. Garis sempadan sungai bertanggul pada kawasan pedesaan
ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter disebelah luar
sepanjang kaki tanggul
2. Dengan pertimbangan untuk peningkatan fungsinya, tanggul
sebagaimana dimaksud diatas dapat diperkuat, diperlebar dan
ditinggikan, yang dapat berakibat bergesernya letak garis sempadan
sungai
Bab IV-89
- Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul
1. Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai
seluas 500 (lima ratus) km² atau lebih.
2. Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai
seluas kurang dari 500 (lima ratus) km².
3. Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul diluar kawasan
perkotaan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan
mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang
bersangkutan.
76

Laporan Antara Bab IV-89


Penyusunan Revisi RDTR Dan Zoning Regulation Kota Pariaman

4. Garis sempadan sungai tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan


pada sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus)
meter, sedangkan pada sungai kecil sekurang-kurangnya 50 (lima
puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

- Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul didalam kawasan


perkotaan
1. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter,
garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter
dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan
2. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai
dengan 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-
kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada
waktu ditetapkan
3. Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua
puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30
(tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

4.3.6 Perkembangan Kawasan Pertanian

Permasalahan :
Bab IV-89
Kawasan persawahan irigasi teknis pada umumnya tidak difungsikan secara
optimal
Pengaturan konservasi lahan masih kurang efektif dan belum terkelola dengan
baik

Konsep :
a. Pelestarian kawasan pertanian
b. Pembatasan perkembangan bangunan, kecuali bangunan untuk kegiatan
pertanian, seperti irigasi, rice milling dsb.(non perumahan)
c. Penciptaan ruang terbuka kota
77

Laporan Antara Bab IV-89

Anda mungkin juga menyukai