Anda di halaman 1dari 72

TUGAS MATA KULIAH

METODE DAN TEKNIK RENCANA KOTA


STUDIO KEBUMEN

Oleh :

Agy Arif Awaludin 17/415089/TK/46377


Askif Azikri 17/410107/TK/45464
Muti’ah Rihul Jannah 17/413486/TK/45926
Rahayu Santoso Putri 17/413491/TK/45931
Rissa Nadhifah A. Rambe 17/413494/TK/45934
Rita Noor Hidayanti 17/413495/TK/45935
Sari Ratih 17/410128/TK/45485

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH KOTA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
INTENSITAS RUANG

A. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan, KDB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan yang dapat dibangun
dengan luas lahan / tanah perpetakan / daerah perencanaan yang dikuasai.
B. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan, KLB adalah angka persentase perbandngan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat
dibangun dan luas lahan/ tanah perpetakan / daerah perencanaan yang dikuasai. Variable yang digunakan adalah KDB dan
jumlah lantai per blok.
C. Koefisien Tapak Bangunan (KTB)
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan, KTB yaitu angka persentase perbandingan antara luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai.
D. Koefisien Dasar Hijau (KDH)
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan, KDH yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang
diperuntukkan bagi pertamanan/ penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
PERATURAN ZONASI
A. Klasifi`kasi Zona

Rencana pola ruang RDTR terdiri atas: (zona)

Zona Lindung, yang meliputi:

1. Zona Ruang Terbuka Hijau 3. Zona Komersial dan Jasa


- Taman kota - Perdagangan dan jasa tunggal
- Pemakaman - Perdagangan dan jasa kopel
- Rawan bencana - Perdagangan dan jasa deret
- Sempadan sungai 4. Zona Pelayanan Umum dan Sosial
2. Zona Terbuka Biru - Prasarana Pendidikan
- Terbuka biru - Prasarana Kesehatan
Zona Budidaya, yang meliputi: - Prasarana Ibadah
1. Zona Perkantoran - Prasarana Sosial Budaya
- Perkantoran pemerintahan - Prasarana Rekreasi dan Olahraga
- Perkantoran swasta - Prasarana Transportasi
2. Zona Perumahan 5. Zona Industri dan Pergudangan
- Rumah kepadatan sangat tinggi - Industri besar dan menengah
- Rumah kepadatan besar - Industri kecil
- Rumah kepadatan sedang - Pergudangan
- Rumah kepadatan kecil 6. Zona Pertanian
- Rumah kepadatan sangat kecil - Sawah
7. Zona Pariwisata - Pariwisata Regiona
- Pariwisata Lokal

B. Matriks ITBX
Dalam matriks ITBX Kota Kebumen terdapat daftar kegiatan yang berisi rincian kegiatan yang ada dan memiliki prospektif
dikembangkan pada zona yang telah ditetapkan. Daftar kegiatan tersebut telah disusun dengan pertimbangan berikut:
 Merujuk pada daftar kegiatan yang telah ada dan disusun berdasarkan kajian literatur serta skala pelayanan sesuai
dengan standar pelayanan yang berlaku.
 Menambah atau melengkapi daftar kegiatan berdasarkan jenis kegiatan dan penggunaan lahan yang sudah berkembang
di Kota Kebumen, jenis kegiatan spesifik, serta jenis kegiatan yang prospektif berkembang di Kota Kebumen.
 Menghapuskan kegiatan yang tidak direncanakan untuk ada.

Dalam menyusun aturan kegiatan pada zona penggunaan lahan di Kota Kebumen dapat dinyatakan dengan klarifikasi
sebagai berikut:
 I
Pemanfaatan diizinkan karena sifatnya sesuai dengan peruntukan tanah yang direncanakan. Hal tersebut berarti tidak
akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah kabupaten/kota terhadap pemanfaatan
tersebut.
 T
Pemanfaatan diizinkan secara terbatas. Pembatasan dilakukan melalui penentuan standar pembangunan minimum,
pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya yang berlaku di wilayah kabupaten/kota yang
bersangkutan.
 B
Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat izin ini sehubungan dengan usaha menanggulangi dampak
pembangunan di sekitarnya (mengintegrasi dampak).
 X
Pemanfaatan yang tidak diizinkan karena sifatnya tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat
menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.

C. Teks Zonasi

Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bentuk pengendalian penyelenggaraan penataan
ruang pada dasarnya meliputi empat jenis, antara lain peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, dan
pengenaan sanksi. Dalam Mata Kuliah Studio Rencana Kota ini mempelajari mengenai peraturan zonasi yang memiliki
definisi sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu ketentuan yang mengatur tentang
persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok atau zona peruntukan yang
penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Di dalam peraturan zonasi ini, kata zonasi berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 memiliki definisi pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai
dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain. Berikut peraturan zonasi
yang akan diterapkan di Kota Kebumen :
a. Zona Peruntukan Ruang Terbuka Hijau
i. Zona Taman Kota
a) Kode Zona
H1
b) Karakteristik atau Kriteria
Dialokasikan pada pada pusat-pusat pelayanan sesuai dengan hierarki taman yang akan
direncanakan.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 10%,
 KLB maksimal 0,9 (satu lantai),
 KDH minimal 90%,
 KTB maksimal 10%.
d) Sempadan Jalan e
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan yang diperbolehkan maksimal lima meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Tempat Parkir,
 Sarana Peribadatan Lokal,
 Jalur Difabel,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik
 Jaringan, Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih,
 Halte Bus.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah taman kota seperti taman kota, alun-alun,
dan sebagainya.
 Jenis penggunaan ruang yang tidak diperbolehkan adanya aktivitas atau kegiatan industri dan
permukiman
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan ditinjau kembali perkembangannya apakah
mengganggu aktivitas taman kota disana atau tidak. Jika iya, maka akan diberi disinsentif. Jika tidak,
maka akan dibiarkan terdapat aktivitas tersabut.
ii. Zona Pemakaman
a) Kode Zona
H2
b) Karakteristik atau Kriteria
Memiliki jalan akses minimum berupa jalan lingkungan.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 10%,
 KLB maksimal 0,9 (satu lantai),
 KDH minimal 90%,
 KTB maksimal 10%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan yang diperbolehkan maksimal lima meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jaringan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah pemakaman seperti pemakaman umum
atau pahlawan.
 Jenis penggunaan ruang yang tidak diperbolehkan adalah segala aktivitas atau kegiatan.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan tidak terdapat toleransi adanya aktivitas atau
kegiatan.
iii. Zona Rawan Bencana
a) Kode Zona
H4
b) Karakteristik atau Kriteria
Memiliki lebar 15 meter pada kedua sisi sungai yang diukur dari tanggul sungai.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 2,4 (tiga lantai),
 KDH minimal 20%
 KTB maksimal 80%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan yang diperbolehkan maksimal lima belas meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Kesehatan Lokal,
 Sarana Peribadatan Lokal,
 Jalur Difabel,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih,
 Tansportasi Publik,
 Sarana Pendidikan Lokal.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah permukiman dan sarana dengan
pelayanan tingkat lokal.
 Jenis penggunaan ruang yang tidak diperbolehkan segala aktivitas/kegiatan pertanian dan
pariwisata.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan tidak terdapat toleransi adanya aktivitas atau
kegiatan.
iv. Zona Sempadan Sungai
a) Kode Zona
H4
b) Karakteristik atau Kriteria
Memiliki lebar 15 meter pada kedua sisi sungai yang diukur dari tanggul sungai.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 0%,
 KLB maksimal 0 (nol lantai),
 KDH minimal 100%,
 KTB maksimal 0%.
d) Sempadan Jalan
Tidak terdapat sempadan jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Tidak terdapat bangunan yang terbangun.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
Tidak terdapat sarana dan prasarana minimal pada zona ini.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah sempadan sungai.
 Jenis penggunaan ruang yang tidak diperbolehkan segala aktivitas atau kegiatan.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan tidak terdapat toleransi adanya aktivitas atau
kegiatan.
b. Zona Peruntukan Perkantoran
i. Pemerintahan
a) Kode Zona
KT1
b) Karakteristik atau Kriteria
Kantor Pemerintah Pusat atau Daerah (Kabupaten)
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 2,0 (dua lantai),
 KDH minimal 20%,
 KTB maksimal 80%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang dibolehkan yaitu sepuluh meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah kantor pemerintahan seperti kantor
pemerintahan pusat, kantor camat, dan sebaginya.
 Jenis penggunaan ruang yang tidak diperbolehkan adanya aktivitas atau kegiatan industri,
pariwisata.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan ditinjau kembali perkembangannya apakah
mengganggu aktivitas instansi pemerintahan disana atau tidak. Jika iya, maka akan diberi disinsentif.
Jika tidak, maka akan dibiarkan terdapat aktivitas tersebut.
ii. Perkantoran Swasta
a) Kode Zona
KT2
b) Karakteristik atau Kriteria
Lingkungan dengan kepadatan tinggi, sedang, dan rendah.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 2,0 (dua lantai),
 KDH minimal 20%,
 KTB maksimal 80%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang dibolehkan yaitu sepuluh meter.
f) Sarana dan Preasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Tempat Parkir,
 Akses pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah kantor swasta.
 Jenis kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu industri.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan ditinjau kembali perkembangannya apakah
mengganggu aktivitas instansi pemerintahan disana atau tidak. Jika iya, maka akan diberi disinsentif.
Jika tidak, maka akan dibiarkan terdapat aktivitas tersebut.
c. Zona Peruntukan Perumahan
i. Rumah Kepadatan Sangat Tinggi
a) Kode Zona
R1
b) Karakteristik atau Kriteria
Memiliki kepadatan bangunan di atas 1000 rumah/ha.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 90%,
 KLB maksimal 2,7 (tiga lantai),
 KDH minimal 10%,
 KTB maksimal 80%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang dibolehkan yaitu lima belas meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Tempat Pembuangan Sementara,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan adalah :
- Perumahan berupa rumah susun dan asrama,
- Komersil dan jasa berupa warung makan, toko, dan laundry,
- Sarana transportasi berupa halte dan pangkalan ojek atau becak,
- Sarana kesehatan berupa posyandu, praktik dokter, dan apotek,
- Sarana sosial dan budaya berupa balai warga,
- Semua sarana peribadatan diperbolehkan,
- Prasarana berupa jaringan transmisi telekomunikasi, jaringan jalan, dan jaringan drainase.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi terbatas adalah :
- Perumahan berupa townhouse dan rumah kost,
- Komersil dan jasa berupa fotokopi dan bengkel,
- Perkantoran berupa kantor kecamatan dan polisi sektor,
- Sarana pendidikan berupa SLTP, SLTA, dan SLB,
- Sarana transportasi berupa terminal,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa taman bermain,
- Sarana sosial dan budaya berupa gedung serba guna.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi bersyarat adalah :
- Perumahan berupa rumah kopel, rumah deret, dan ruko,
- Komersil dan jasa berupa salon,
- Perkantoran berupa polisi resor,
- Sarana pendidikan berupa TK dan SD,
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Sementara.
 Jenis pemanfaatan ruang yang tidak diperbolehkan :
- Perumahan berupa rumah tunggal,
- Komersil dan jasa berupa pasar tradisional, pasar induk, supermarket, bank, SPBU, dan
hotel,
- Perkantoran berupa kantor pusat pemerintahan dan kantor swasta,
- Industri berupa kayu, tekstil, dan genteng,
- Sarana pendidikan berupa perguruan tinggi,
- Sarana kesehatan berupa rumah sakit,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa stadion dan GOR,
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Akhir,
- Pertanian dan perkebunan berupa sawah dan kebun,
- Pariwisata berupa resort.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan di luar dari kegiatan yang telah dicantumkan diperbolehkan dengan syarat harus
sesuai dengan Peraturan Zonasi terkait serta tidak mengganggu aktivitas perumahan, jika
mengganggu aktivitas perumahan maka tidak diperbolehkan.
ii. Rumah Kepadatan Besar
a) Kode Zona
R2
b) Karakteristik atau Kriteria
Memiliki kepadatan bangunan di antara 100-1000 rumah/ha.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 85%,
 KLB maksimal 2,55 (tiga lantai),
 KDH minimal 15%,
 KTB maksimal 70%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang dibolehkan yaitu lima belas meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Tempat Pembuangan Sementara,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan adalah :
- Perumahan berupa rumah susun dan asrama,
- Komersil dan jasa berupa warung makan, toko, dan laundry,
- Sarana transportasi berupa halte, dan pangkalan ojek atau becak,
- Sarana kesehatan berupa posyandu, praktik dokter, dan apotek,
- Sarana sosial dan budaya berupa balai warga,
- Semua sarana peribadatan diperbolehkan,
- Prasarana berupa jaringan transmisi telekomunikasi, jaringan jalan, dan jaringan drainase.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi terbatas adalah :
- Perumahan berupa townhouse dan rumah kost,
- Komersil dan jasa berupa minimarket, fotokopi, dan bengkel,
- Perkantoran berupa kantor kelurahan, polisi resor, dan polisi sektor,
- Sarana pendidikan berupa SLTP, SLTA, dan SLB,
- Sarana kesehatan berupa puskesmas,
- Sarana transportasi berupa terminal,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa taman bermain,
- Sarana sosial dan budaya berupa gedung serba guna.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi bersyarat adalah :
- Perumahan berupa rumah kopel, rumah deret, dan ruko,
- Komersil dan jasa berupa salon,
- Perkantoran berupa kantor kecamatan,
- Sarana pendidikan berupa TK dan SD,
- Prasarana berupa Tempat Penampungan Sementara.
 Jenis pemanfaatan ruang yang tidak diperbolehkan :
- Perumahan berupa rumah tunggal,
- Komersil dan jasa berupa pasar tradisional, pasar induk, supermarket, bank, SPBU, dan
hotel,
- Perkantoran berupa kantor pusat pemerintahan dan kantor swasta,
- Industri berupa kayu, tekstil, dan genteng,
- Sarana pendidikan berupa perguruan tinggi,
- Sarana kesehatan berupa rumah sakit,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa stadion dan GOR,
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Akhir,
- Pertanian dan perkebunan berupa sawah dan kebun,
- Pariwisata berupa resort.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan diluar dari kegiatan yang telah dicantumkan diperbolehkan dengan syarat harus
sesuai dengan Peraturan Zonasi terkait serta tidak mengganggu aktivitas perumahan, jika
mengganggu aktivitas perumahan maka tidak diperbolehkan.
iii. Rumah Kepadatan Sedang
a) Kode Zona
R3
b) Karakteristik atau Kriteria
Memiliki kepadatan bangunan di antara 40-100 rumah/ha.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 70%,
 KLB maksimal 2,1 (tiga lantai),
 KDH minimal 30%,
 KTB maksimal 70%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang dibolehkan yaitu lima belas meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Tempat Pembuangan Sementara,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan adalah :
- Perumahan berupa rumah susun dan asrama,
- Komersil dan jasa berupa warung makan, toko, dan laundry,
- Sarana transportasi berupa halte dan pangkalan ojek atau becak,
- Sarana kesehatan berupa posyandu, praktik dokter, dan apotek,
- Sarana sosial dan budaya berupa balai warga,
- Semua sarana peribadatan diperbolehkan,
- Prasarana berupa jaringan transmisi telekomunikasi, jaringan jalan, dan jaringan drainase.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi terbatas adalah :
- Perumahan berupa townhouse dan rumah kost,
- Komersil dan jasa berupa minimarket, fotokopi, dan bengkel,
- Perkantoran berupa kantor kelurahan, polisi resor, dan polisi sektor,
- Sarana pendidikan berupa SLTP, SLTA, dan SLB,
- Sarana kesehatan berupa puskesmas,
- Sarana transportasi berupa terminal,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa taman bermain,
- Sarana sosial dan budaya berupa gedung serba guna,
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi bersyarat adalah :
- Perumahan berupa rumah kopel, rumah deret, dan ruko,
- Komersil dan jasa berupa salon,
- Perkantoran berupa kantor kecamatan,
- Sarana pendidikan berupa TK dan SD,
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Sementara.
 Jenis pemanfaatan ruang yang tidak diperbolehkan :
- Perumahan berupa rumah tunggal,
- Komersil dan jasa berupa pasar tradisional, pasar induk, supermarket, bank, SPBU, dan
hotel
- Perkantoran berupa kantor pusat pemerintahan dan kantor swasta,
- Industri berupa kayu, tekstil, dan genteng,
- Sarana pendidikan berupa perguruan tinggi,
- Sarana kesehatan berupa rumah sakit,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa stadion dan GOR,
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Akhir,
- Pertanian dan perkebunan berupa sawah dan kebun,
- Pariwisata berupa resort.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan diluar dari kegiatan yang telah dicantumkan diperbolehkan dengan syarat harus
sesuai dengan peraturan zonasi terkait serta tidak mengganggu aktivitas perumahan, jika
mengganggu aktivitas perumahan maka tidak diperbolehkan.
iv. Rumah Kepadatan Kecil
a) Kode Zona
R4
b) Karakteristik atau Kriteria
Memiliki kepadatan bangunan di antara 10-40 rumah/ha.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 70%,
 KLB maksimal 2,1 (tiga lantai)
 KDH minimal 30%
 KTB maksimal 70%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang dibolehkan yaitu lima belas meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Tempat Pembuangan Sementara,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan adalah :
- Perumahan berupa rumah tunggal, rumah kopel, rumah deret, townhouse, kost, dan ruko
- Komersil dan jasa berupa warung makan, toko, dan laundry,
- Sarana kesehatan berupa posyandu, praktik dokter, dan apotek,
- Sarana sosial dan budaya berupa balai warga,
- Sarana peribadatan berupa masjid,
- Prasarana berupa jaringan transmisi telekomunikasi, jaringan jalan, dan jaringan drainase.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi terbatas adalah :
- Komersil dan jasa berupa minimarket, fotokopi, dan salon,
- Sarana kesehatan berupa puskesmas,
- Sarana transportasi berupa pangkalan ojek,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa taman bermain,
- Sarana sosial dan budaya berupa gedung serba guna.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi bersyarat adalah :
- Perumahan berupa rumah susun dan asrama,
- Komersil dan jasa berupa minimarket, fotokopi, bengkel, dan salon
- Perkantoran berupa kantor kelurahan dan polisi sektor,
- Sarana pendidikan berupa TK, SD, dan SLB,
- Sarana peribadatan berupa gereja, vihara, dan klenteng.
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Sementara.
 Jenis pemanfaatan ruang yang tidak diperbolehkan :
- Komersil dan jasa berupa pasar tradisional, pasar induk, supermarket, bank, SPBU, dan
hotel,
- Perkantoran berupa kantor pusat pemerintahan, kantor kecamatan, polisi polisi sektor,
dan kantor swasata,
- Sarana transportasi berupa terminal dan halte,
- Industri berupa kayu, tekstil, dan genteng,
- Sarana pendidikan berupa perguruan tinggi,
- Sarana kesehatan berupa rumah sakit,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa stadion dan GOR,
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Akhir,
- Pertanian dan perkebunan berupa sawah dan kebun,
- Pariwisata berupa resort.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan diluar dari kegiatan yang telah dicantumkan diperbolehkan dengan syarat harus
sesuai dengan peraturan zonasi terkait serta tidak mengganggu aktivitas perumahan, jika
mengganggu aktivitas perumahan maka tidak diperbolehkan.
v. Rumah Kepadatan Sangat Kecil
a) Kode Zona
R5
b) Karakteristik atau Kriteria
Memiliki kepadatan bangunan di bawah 10 rumah/ha.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 55%,
 KLB maksimal 1,1 (dua lantai),
 KDH minimal 45%,
 KTB maksimal 50%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang dibolehkan yaitu sepuluh meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Tempat Pembuangan Sementara,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan adalah :
- Perumahan berupa rumah tunggal, rumah kopel, rumah deret, kost, dan ruko,
- Komersil dan jasa berupa warung makan, toko, dan laundry,
- Sarana kesehatan berupa posyandu,
- Sarana sosial dan budaya berupa balai warga,
- Sarana peribadatan berupa masjid,
- Prasarana berupa jaringan transmisi telekomunikasi, jaringan jalan, dan jaringan drainase.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi terbatas adalah
- Sarana transportasi berupa pangkalan ojek atau becak,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa taman bermain,
- Sarana sosial dan budaya berupa balai warga.
 Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan tetapi bersyarat adalah :
- Perumahan berupa townhouse, rumah susun, dan asrama,
- Komersil dan jasa berupa minimarket, fotokopi,bengkel, dan salon.
- Sarana kesehatan berupa puskesmas, praktik dokter, dan apotek.
- Perkantoran berupa kantor kelurahan dan polisi sektor,
- Sarana pendidikan berupa TK, SD, dan SLB,
- Sarana peribadatan berupa gereja, vihara, dan klenteng,
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Sementara.
 Jenis pemanfaatan ruang yang tidak diperbolehkan
- Komersil dan jasa berupa pasar tradisional, pasar induk, supermarket, bank, SPBU, dan
hotel
- Perkantoran berupa kantor pusat pemerintahan, kantor kecamatan, polisi resor, dan kantor
swasata
- Sarana transportasi berupa terminal dan halte,
- Industri berupa kayu, tekstil, dan genteng,
- Sarana pendidikan berupa perguruan tinggi,
- Sarana kesehatan berupa rumah sakit,
- Sarana rekreasi dan olahraga berupa stadion dan GOR,
- Prasarana berupa Tempat Pembuangan Akhir,
- Pariwisata berupa resort.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan diluar dari kegiatan yang telah dicantumkan diperbolehkan dengan syarat harus
sesuai dengan peraturan zonasi terkait serta tidak mengganggu aktivitas perumahan, jika
mengganggu aktivitas perumahan maka tidak diperbolehkan.
d. Zona Peruntukan Komersial dan Jasa
i. Perdagangan dan Jasa Tunggal
a) Kode Zona
K1
b) Karakteristik dan Kriteria
 Lingkungan dengan tingkat kepadatan sangat tinggi dan tinggi.
 Skala pelayanan adalah tingkat regional dan kota.
 Jalan akses minimum adalah jalan kolektor.
 Pengembangan bangunan-bangunan tunggal.
 Tidak berbatasan langsung dengan permukiman penduduk.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KDH minimal 20%,
 KLB maksimal 2,4 (tiga lantai),
 KTB maksimal 80%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 m dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 m dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 m dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian maksimum yang diperbolehkan adalah lima belas meter dengan jumlah lantai maksimal
adalah tiga lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Ibadah,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan tata ruang yang diperbolehkan adalah: Perumahan berupa Rumah tunggal
dan Rumah kopel. Untuk kegiatan perdagangan dan jasa.. Sarana pendidikan berupa SD,
SMP, SLTA. Sarana peribadatan berupa masjid, dan gereja.
 Tidak diperbolehkan dibangun : Perumahan yang berupa Rumah susun dan Asrama.
Kawasan dengan kegiatan yang dikhususkan untuk perkantoran seperti pusat pemerintahan,
kantor swasta, dan kodim. Kawasan dengan kegiatan yang dikhususkan untuk segala
kegiatan perindustrian. Sarana pendidikan yang berupa TK, Perguruan tinggi, dan SLB.
Sarana kesehatan, Sarana rekreasi, sarana sosial dan budaya, dan TPS serta TPA.
Diperbolehkan dibangun perumahan berupa rumah deret, townhouse, rumah kost dan ruko
secara terbatas.
 Diperbolehkan dibangun kantor swasta secara bersyarat. Diperbolehkan dibangun apotek
secara bersyarat. Diperbolehkan dibangun klenteng, pura, dan vihara secara bersyarat.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan perdagangan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan
insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan yang
tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum
disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus
dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan
perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya.Penggunaan lahan saat ini yang tidak
sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan
dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang
tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi
perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah lima tahun dengan memberikan ganti rugi
kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini
ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36
bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini.
ii. Perdagangan dan Jasa Kopel
a) Kode Zona
K2
b) Karakteristik atau Kriteria
 Lingkungan dengan tingkat kepadatan sedang dan rendah.
 Skala pelayanan adalah tingkat regional, kota, dan lokal.
 Jalan akses minimum adalah jalan kolektor.
 Sebagai bagian fasilitas perumahan dan dapat berbatasan langsung dengan perumahan
penduduk.
c) Intensitas Ruang
- Area Kepadatan Sedang
 KDB maksimal 60%,
 KDH minimal 40%,
 KLB maksimal 1,8 (tiga lantai),
 KTB maksimal 60%.
- Area Kepadatan Rendah
 KDB maksimal 40%,
 KDH minimal 60%,
 KLB maksimal 1,2 (tiga lantai),
 KTB maksimal 40%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 m dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 m dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 m dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian maksimum yang diperbolehkan adalah lima belas meter dengan jumlah lantai maksimal
adalah tiga lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Ibadah,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
Perumahan yang diizinkan adalah perumahan tunggal, ruko, dan rumah kopel. Diizinkan
membangun bangunan yang berkegiatan khusus kepada kegiatan komersial dan jasa. Diizinkan
membangun sarana peribadatan Diizinkan membangun kantor swasta secara terbatas. Pembangunan
rumah deret, townhouse, dan rumah kost diperbolehkan bersyarat. Tidak diperbolehkan dibangun
rumah susun dan asrama. Tidak diperbolehkan dibangun perkantoran pemerintahan berskala lokal
dan regional. Tidak diperbolehkan adanya kegiatan industri. Tidak diperbolehkan adanya bangunan
dengan kegiatan khusus pendidikan.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan perdagangan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan
insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan yang
tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum
disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus
dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan
perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya.Penggunaan lahan saat ini yang tidak
sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan
dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang
tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi
perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah lima tahun dengan memberikan ganti rugi
kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini
ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36
bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini.
iii. Perdagangan dan Jasa Deret
a) Kode Zona
K3
b) Karakteristik atau Kriteria
 Lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi dan sedang.
 Skala pelayanan adalah tingkat regional, kota, dan lokal.
 Jalan akses minimum adalah jalan kolektor.
 Sebagai bagian fasilitas perumahan dan dapat berbatasan langsung dengan perumahan
penduduk.
c) Intensitas Ruang
- Area Kepadatan Tinggi
 KDB maksimal 80%,
 KDH maksimal 20%,
 KLB maksimal 2,4 (tiga lantai),
 KTB maksimal 80%.
- Area Kepadatan Rendah
 KDB maksimal 60%,
 KDH maksimal 40%,
 KLB maksimal 1,8 (tiga lantai),
 KTB maksimal 60%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 m dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 m dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 m dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan yang diperbolehkan adalah lima belas meter dengan jumlah lantai maksimal
adalah tiga lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Ibadah,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
Jenis pemanfaatan ruang yang diperbolehkan adalah : untuk seluruh kegiatan komersil dan jasa,
untuk kegiatan transportasi, untuk kegiatan peribadatan, dan untuk sarana kesehatan. Tidak
diperbolehkan dibangun sarana perumahan yang bersifat massal seperti rumah kost, rumah susun,
dan asrama. Tidak diperbolehkan dibangun sarana pendidikan. Diperbolehkan dibangun rumah
tunggal, rumah kopel, dan ruko secara terbatas. Diperbolehkan dibangun rumah deret dan townhouse
secara bersyarat. Diperbolehkan dibangun instansi pemerintah skala lokal secara bersyarat seperti
polisi sektor, kantor kecamatan, dan kantor kelurahan. Diperbolehkan dibangun taman bermain,
balai pertemuan, dan gedung serbaguna secara bersyarat. Diperbolehkan dibangun tempat
penampungan sementara untuk sampah secara bersyarat.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan perdagangan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan
insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan yang
tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum
disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus
dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan
perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya.Penggunaan lahan saat ini yang tidak
sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan
dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang
tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi
perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi
kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini
ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36
bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini
e. Zona Peruntukan Pelayanan Umum dan Sosial
i. Prasarana Pendidikan
a) Kode Zona
SPU1
b) Karakteristik atau Kriteria
 Penempatan sarana pendidikan (dasar dan menengah) disesuaikan dengan ketentuan jarak
jangkau maksimum serta menjadi orientasi pelayanan lingkungan.
 Jumlah sarana pendidikan (dasar dan menengah) disesuaikan dengan jumlah penduduk
minimum yang terlayani.
 Sarana pendidikan (tinggi) pada lingkungan padat dengan aksesibilitas minimal jalan
kolektor dan dapat dikembangkan secara vertikal, peletakan tidak boleh berbatasan langsung
dengan perumahan.
 Sarana pendidikan informal (kursus pendidikan, perpustakaan) dikembangkan sesuai dengan
jumlah penduduk minimum penduduk terlayani.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 1,2 (dua lantai),
 KDH minimal 20%,
 KTB maksimal 60%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang diperbolehkan yaitu lima belas meter dengan jumlah lantai
maksimal tiga lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Peribadatan,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
Pada sub zona ini diizinkan untuk membangun rumah tunggal, namun untuk perumahan dan asrama
pembangunan terbatas, sedangkan untuk rumah susun tidak diperbolehkan. Perdagangan dan jasa
yang diizinkan pada sub zona ini adalah warung makan, toko, dan usaha fotokopi. Untuk minimarket
diizinkan dengan pembangunan terbatas, supermarket, pasar tradisional, bank, laundry, dan salon
dibangun dengan syarat tertentu karena kegiatannya dapat mengganggu kondusivitas pembelajaran
pada waktu tertentu, sedangkan pasar induk, bengkel, SPBU, dan hotel dilarang dibangun karena
akan mengganggu kegiatan pembelajaran. Pembangunan perkantoran, industri, pariwisata, TPS, dan
TPA tidak diizinkan karena akan mengganggu aktivitas pembelajaran, sedangkan pembangunan
sarana kesehatan, sarana olahraga dan rekreasi, sarana sosial dan budaya, sarana peribadatan, dan
sarana pertanian dan perkebunan diijinkan dengan syarat-syarat tertentu.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan pada zonasi pendidikan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan
diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan pada zonasi
pendidikan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh
sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat
terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat
mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini
yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang
sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk
kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak
diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah lima tahun dengan
memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai
sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam
waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya peraturan daerah ini.
ii. Prasarana Kesehatan
a) Kode Zona
SPU2
b) Karakteristik atau Kriteria
 Penempatan fasilitas kesehatan akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan
terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi.
 Sarana kesehatan yang dikembangkan dalam satu zona sendiri adalah sarana kesehatan
dengan skala pelayanan tingkat kecamatan.
 Rumah sakit dikembangkan dengan jalan akses minimum jalan lingkungan utama.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 2,4 (empat lantai),
 KDH minimal 20%,
 KTB maksimal 60%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang diperbolehkan yaitu 20 meter dengan jumlah lantai maksimal
empat lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Peribadatan,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
Pada sub zona ini diizinkan untuk membangun rumah tunggal, namun untuk rumah kopel
pembangunan terbatas dan untuk rumah deret, townhouse, rumah kost, dan ruko diijinkan bersyarat,
sedangkan untuk rumah susun dan asrama tidak diperbolehkan. Perdagangan dan Jasa yang tidak
diizinkan pada sub zona ini adalah pasar, bengkel, salon, dan SPBU. Untuk warung makan, toko,
minimarket, laundry, dan usaha fotokopi diizinkan dengan pembangunan terbatas, sedangkan
supermarket, hotel, dan bank dibangun dengan syarat tertentu karena kegiatannya dapat mengganggu
kondusivitas sarana kesehatan pada waktu tertentu, sedangkan pasar induk, bengkel, SPBU, dan
hotel dilarang dibangun karena akan mengganggu kegiatan pembelajaran. Pembangunan
perkantoran, industri, pariwisata, sarana sosial dan budaya, sarana olahraga, pertanian dan
perkebunan, serta TPA tidak diizinkan karena akan mengganggu aktivitas pada sarana kesehatan,
sedangkan pembangunan sarana kesehatan, halte, dan prasarana lain selain TPA diizinkan.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan pada zonasi kesehatan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan
diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan pada zonasi
kesehatan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh
sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat
terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat
mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini
yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang
sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk
kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak
diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah lima tahun dengan
memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai
sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam
waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya peraturan daerah ini
iii. Prasarana Ibadah
a) Kode Zona
SPU3
b) Karakteristik atau Kriteria
 Sarana peribadatan yang dipertimbangkan dari jangkauan radius pelayanan.
 Sarana peribadatan dengan tingkat di bawah kecamatan bergabung dengan zona permukiman
atau tidak memiliki zona tersendiri.
 Sarana peribadatan yang sama atau lebih besar dari tingkat kecamatan terletak pada jalan
akses minimum jalan kolektor.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 90%,
 KLB maksimal 1,6 (dua lantai),
 KDH minimal 10%,
 KTB maksimal 80%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang diperbolehkan yaitu sepuluh meter dengan jumlah lantai
maksimal dua lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Ibadah,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
Pada sub zona ini diizinkan terbatas untuk membangun rumah tunggal, namun untuk pembangunan
sarana perumahan lainnya tidak diperbolehkan. Pembangunan laundry, warung makan, dan toko
diizinkan dengan syarat tertentu, sedangkan pembangunan komersil jasa lainnya tidak
diperbolehkan. Pembangunan sarana perkantoran, industri, pariwisata, sarana sosial dan budaya,
sarana olahraga, pertanian dan perkebunan, terminal, pendidikan kecuali TK, kesehatan kecuali
apotek, serta TPA tidak diizinkan karena akan mengganggu aktivitas peribadatan. Untuk halte dan
pangkalan ojek diizinkan namun terbatas, apotek, taman bermain, TK, dan TPS diizinkan dengan
syarat tertentu, sedangkan sarana peribadatan dan prasarana listrik, telekomunikasi, dan air bersih
diperbolehkan.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan pada zona peribadatan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan
diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan pada zona
peribadatan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh
sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat
terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat
mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini
yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang
sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk
kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak
diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah lima tahun dengan
memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai
sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam
waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya peraturan daerah ini
iv. Prasarana Sosial Budaya
a) Kode Zona
SPU4
b) Karakteristik atau Kriteria
 Sarana sosial budaya yang dikembangkan menjadi satu zona tersendiri adalah sarana dengan
tingkat pelayanan minimum tingkat kecamatan.
 Sarana dengan tingkat lebih rendah dari tingkat kecamatan menjadi satu zona dengan zona
permukiman.
 Sarana sosial budaya yang sama atau lebih besar dari tingkat kecamatan terletak pada jalan
akses minimum jalan kolektor.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 1,4 (dua lantai),
 KDH minimal 20%,
 KTB maksimal 70%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang diperbolehkan yaitu sepuluh meter dengan jumlah lantai
maksimal dua lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Peribadatan,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
Pada sub zona ini diizinkan untuk membangun rumah tunggal dengan syarat tertentu, namun untuk
pembangunan sarana perumahan lainnya tidak diperbolehkan. Pembangunan warung makan, dan
toko diizinkan, sedangkan pembangunan komersil jasa lainnya tidak diperbolehkan. Pembangunan
sarana perkantoran, industri, sarana sosial dan budaya, sarana olahraga, pertanian dan perkebunan,
terminal, pendidikan kecuali TK, kesehatan kecuali apotek, serta TPA tidak diizinkan karena akan
mengganggu aktivitas peribadatan. Untuk halte dan taman bermain diizinkan namun terbatas, sarana
peribadatan, apotek, pariwisata, pangkalan ojek, TK, dan TPS diizinkan dengan syarat tertentu,
sedangkan sarana sosial budaya dan prasarana listrik, telekomunikasi, dan air bersih diperbolehkan.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan pada zonasi sosial budaya yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan
diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan pada zonasi
sosial budaya yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang
diperoleh sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka
pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan
retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya.
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan
terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa
peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin
setelah lima tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan
lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah
harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya peraturan daerah ini.
v. Prasarana Rekreasi dan Olahraga
a) Kode Zona
SPU5
b) Karakteristik atau Kriteria
 Sarana rekreasi dan olahraga yang dikembangkan menjadi satu zona tersendiri adalah sarana
dengan tingkat pelayanan minimum tingkat kecamatan.
 Sarana dengan tingkat lebih rendah dari tingkat kecamatan menjadi satu zona dengan zona
permukiman.
 Sarana rekreasi dan olahraga yang sama atau lebih besar dari tingkat kecamatan terletak pada
jalan akses minimum jalan kolektor.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 1,2 (dua lantai),
 KDH minimal 20%,
 KTB maksimal 60%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang diperbolehkan yaitu sepuluh meter dengan jumlah lantai
maksimal dua lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Peribadatan,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
Pada sub zona ini tidak diizinkan untuk membangun sarana perumahan, perkantoran, industri,
kesehatan kecuali apotek, balai warga. TPA, pertanian dan perkebunan, dan pariwisata. Untuk sarana
komersil dan jasa, pembangunan yang diizinkan adalah warung makan, sedangkan pembangunan
laundry, toko, minimarket, bank, dan usaha fotokopi diizinkan dengan syarat tertentu. Pembangunan
sarana komersil jasa lainnya tidak diizinkan. Pembangunan sarana pendidikan diizinkan dengan
syarat tertentu, berikut juga dengan pembangunan apotek, gedung serbaguna, sarana peribadatan,
dan TPS. Pada sub zona ini diizinkan untuk membangun sarana rekreasi dan olahraga, halte,
pangkalan ojek, dan prasarana listrik, telekomunikasi, dan air bersih diperbolehkan.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan pada zonasi rekreasi dan olahraga yang sesuai dengan peraturan zonasi ini
akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan pada
zonasi rekreasi dan olahraga yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki
ijin yang diperoleh sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka
pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan
retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya.
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan
terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa
peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin
setelah lima tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan
lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah
harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya peraturan daerah ini.
vi. Prasarana Transportasi
a) Kode Zona
SPU6
b) Karakteristik atau Kriteria
 Ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan pelayanan transportasi yang akan
dikembangkan serta sarana pergantian moda angkutan.
 Aksesibilitas yang menghubungkan antar lokasi kegiatan minimum jalan kolektor.
 Tidak berbatasan langsung dengan perumahan penduduk.
 Area pusat kegiatan pada unit kelurahan (30.000 penduduk) sekurang-kurangnya harus ada
tempat pemberhentian kendaraan umum antar lingkungan dan pangkalan-pangkalan
kendaraan yang dapat langsung membawa penumpang ke daerah perumahan (becak dan
ojek).
 Jalur pejalan kaki diletakkan menyatu dengan jalur jalan pada kedua sisi damija (daerah
milik jalan) dengan lebar minimum 1,2 meter dan disesuaikan dengan hierarki jalan yang
bersangkutan.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 1,2 (dua lantai),
 KDH minimal 20%,
 KTB maksimal 60%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan maksimal yang diperbolehkan yaitu sepuluh meter dengan jumlah lantai
maksimal dua lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Peribadatan,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
Pada sub zona ini tidak diizinkan untuk membangun sarana perumahan, perkantoran kecuali kantor
swasta, industri, pendidikan, kesehatan kecuali apotek, sarana olahraga,sarana sosial dan budaya.
TPA, serta pertanian dan perkebunan. Untuk sarana komersil dan jasa, pembangunan warung makan,
toko, minimarket diizinkan namun jumlah terbatas, sedangkan pembangunan sarana komersil dan
jasa lainnya diperbolehkan dibangun dengan persyaratan tertentu. Pada sub zona ini diizinkan untuk
membangun sarana transportasi dan prasarana listrik, telekomunikasi, dan air bersih. Untuk apotek,
TPS, sarana pariwisata, kantor swasta, taman bermain, dan sarana peribadatan diperbolehkan untuk
dibangun dengan persyaratan tertentu.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan bangunan pada zonasi sarana transportasi yang sesuai dengan peraturan zonasi ini
akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan pada
zonasi sarana transportasi yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin
yang diperoleh sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka
pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan
retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya.
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan
terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa
peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin
setelah lima tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan
lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah
harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya peraturan daerah ini.
f. Zona Peruntukan Industri dan Pergudangan
i. Industri Besar dan Menengah
a) Kode Zona
I1
b) Karakteristik atau Kriteria
 Tidak berada atau berbatasan langsung dengan zona perumahan.
 Memiliki AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) untuk penanganan limbah.
 Berlokasi di lingkungan dengan kepadatan rendah.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 60%,
 KDH minimal 40%,
 KLB maksimal 1,5 (tiga lantai),
 KTB maksimal 50%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 30 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 20 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian maksimal yang diperbolehkan adalah lima belas meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Instalasi Pengolahan Air Baku,
 Instalasi Pengolahan Air Limbah,
 Saluran Drainase dan Sanitasi,
 Instalasi Penerangan Jalan ,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih,
 Jaringan Listrik,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Area Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Pergudangan,
 Tempat Parkir.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah industri.
 Jenis penggunaan ruang yang dibolehkan namun secara terbatas adalah perdagangan dan
jasa, sarana peribadatan, serta kesehatan.
 Jenis penggunaan ruang yang tidak diperbolehkan adalah perumahan, perkantoran, dan
sarana pendidikan.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan industri yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa
kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan industri yang tidak sesuai dengan peraturan
zonasi ini namun belum memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan
belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disentif
berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada
pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka
diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan
yang diizinkan terbatas, sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disentif
berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya
izin setelah lims tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan
lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin sah harus
segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 tahun setelah berlakunya peraturan daerah ini.
ii. Industri Kecil
a) Kode Zona
I2
b) Karakteristik atau Kriteria
 Lingkungan dengan tingkat kepadatan sedang dan rendah.
 Penentuan lokasi industri dengan memperhatikan keserasian antara lingkungan sekitar dan
kebutuhannya.
 Dapat dikembangkan di zona perumahan selama tidak mengganggu aspek lingkungan.
 Terdapat lahan untuk bongkar muat barang hasil industri agar tidak mengganggu arus lalu
lintas permukiman.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 60%,
 KLB maksimal 1,5 (tiga lantai),
 KDH minimal 40%,
 KTB maksimal 50%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 30 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 20 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian maksimal yang diperbolehkan adalah lima belas meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Instalasi Pengolahan Air Baku,
 Instalasi Pengolahan Air Limbah,
 Saluran Drainase dan Sanitasi,
 Instalasi Penerangan Jalan,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih,
 Jaringan Listrik
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Area Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Tempat Parkir.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah industri.
 Jenis penggunaan ruang yang dibolehkan namun secara terbatas adalah perdagangan dan
jasa, sarana peribadatan, serta kesehatan.
 Jenis penggunaan ruang yang tidak diperbolehkan adalah perumahan, perkantoran, dan
sarana pendidikan.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan industri yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa
kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan industri yang tidak sesuai dengan peraturan
zonasi ini namun belum memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan
belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disentif
berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada
pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka
diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan
yang diizinkan terbatas, sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disentif
berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya
izin setelah lima tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan
lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin sah harus
segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 tahun setelah berlakunya peraturan daerah ini.
iii. Pergudangan
a) Kode Zona
I3
b) Karakteristik atau Kriteria
 Pada lingkungan dengan kepadatan rendah.
 Memiliki lahan untuk bongkar muat.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 80%,
 KLB maksimal 1,4 (dua lantai),
 KDH minimal 20%,
 KTB maksimal 70%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 30 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 20 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian maksimal yang diperbolehkan adalah sepuluh meter.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Instalasi Penerangan Jalan,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Sanitasi,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih,
 Jaringan Listrik,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Tempat Parkir.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis penggunaan ruang yang diperbolehkan adalah industri.
 Jenis penggunaan ruang yang dibolehkan namun secara terbatas adalah perdagangan dan
jasa, sarana peribadatan, serta kesehatan,
 Jenis penggunaan ruang yang tidak diperbolehkan adalah perumahan, perkantoran, dan
sarana pendidikan.
h) Pelaksanaan Aturan
Pembangunan industri yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa
kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan industri yang tidak sesuai dengan peraturan
zonasi ini namun belum memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya peraturan zonasi ini dan
belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disentif
berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada
pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka
diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan
yang diizinkan terbatas, sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disentif
berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya
izin setelah lima tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan
lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin sah harus
segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 tahun setelah berlakunya peraturan daerah ini.
g. Zona Peruntukan Ruang Terbuka Biru
i. Ruang Terbuka Biru
a) Kode Zona
B
b) Karakteristik atau Kriteria
 Berupa embung dan sungai.
 Sempadan embung antara 50 hingga 100 meter ke arah darat.
 Sempadan sungai dengan batas lebar paling sedikit lima meter.
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 10%,
 KLB maksimal 0,05 (satu lantai),
 KDH minimal 90%,
 KTB maksimal 5%.
d) Sempadan Jalan
-
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangungan yang diperbolehkan maksimal lima meter. Bangunan berupa sarana pembantu
seperti joglo dan toilet umum untuk membantu proses perawatan.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Ruang Terbuka Hijau atau Penghijauan Sempadan Embung
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan ruang yang dibolehkan :
- Permukiman (Rumah Dan Ruko),
- Komersial Dan Jasa (Hotel, Rumah Makan, Minimarket, Dll),
- Sarana Transportasi,
- Sarana Peribadatan (Masjid),
- Jaaringan Prasarana,
- Pertanian,
- Perkebunan,
- Industri Pangan (Bersyarat ; Agroindustri),
- TPS (Terbatas),
- Jaringan Prasarana (Bersyarat).
 Tidak diperbolehkan dibangunnya kawasan industri.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan ditinjau kembali perkembangannya apakah
mengganggu aktivitas pertanian disana atau tidak. Jika iya, maka akan diberi disinsentif. Jika tidak,
maka akan dibiarkan terdapat aktivitas tersebut.
h. Zona Peruntukan Lain-Lain
ii. Pertanian
a) Kode Zona
PL1
b) Karakteristik atau Kriteria
 Pada lingkungan dengan kepadatan rendah.
 Ruang yang secara teknis dapat digunakan untuk lahan pertanian basah (irigasi atau non
irigasi).
c) Intensitas Ruang
 KDB maksimal 5%,
 KLB maksimal 0,05 (satu lantai),
 KDH minimal 90%,
 KTB maksimal 5%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangungan yang diperbolehkan maksimal lima meter. Bangunan berupa sarana pembantu
seperti joglo dan toilet umum untuk membantu kegiatan pertanian.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jaringan Irigasi,
 Aksesibilitas berupa jalan dan jembatan sebagai sarana mobilisasi hasil pertanian.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan ruang yang dibolehkan s:
- Pertanian,
- Perkebunan,
- Industri Pangan (Bersyarat ; Agroindustri),
- Tempat Pembuangan Sementara (terbatas),
- Jaringan Prasarana (bersyarat).
 Tidak diperbolehkan dibangunnya kawasan permukiman, perkantoran, industri, serts
perdagangan dan jasa.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan ditinjau kembali perkembangannya apakah
mengganggu aktivitas pertanian disana atau tidak. Jika iya, maka akan diberi disinsentif. Jika tidak,
maka akan dibiarkan terdapat aktivitas tersebut.
iii. Pariwisata
a) Kode Zona
PL2
b) Karakteristik atau Kriteria
 Pada lingkungan dengan kepadatan rendah hingga sedang.
 Memiliki lahan yang luas untuk area parkir.
 Berdekatan dengan komersil dan jasa dengan pelayanan tingkat regional.
 Akses jalan minimum adalah jalan kolektor.
c) Intensitas Ruang
 Pariwisata Lokal
- KDB maksimal 20%,
- KLB maksimal 0,4 (dua lantai),
- KDH minimal 80%,
- KTB maksimal 10%.
 Pariwisata Regional
- KDB maksimal 30%,
- KLB maksimal 1,5 (lima lantai),
- KDH minimal 70%,
- KTB maksimal 10%.
d) Sempadan Jalan
 Kolektor Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 7,5 meter dari as jalan.
 Lokal Sekunder
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 5,5 meter dari as jalan.
 Lingkungan
Bangunan dapat dibangun dengan jarak paling sedikit 2,5 meter dari as jalan.
e) Ketinggian Bangunan
 Pariwisata Lokal
Ketinggian maksimum yang diperbolehkan adalah delapan meter dengan jumlah lantai
maksimal adalah dua lantai.
 Pariwisata Regional
Ketinggian maksimum yang diperbolehkan adalah 25 meter dengan jumlah lantai maksimal
adalah lima lantai.
f) Sarana dan Prasarana Minimal
 Jalur Pedestrian,
 Sarana Ibadah,
 Jalur Difabel,
 Tempat Parkir,
 Akses Pemadam Kebakaran,
 Akses Resapan Air (Ruang Terbuka Hijau),
 Treatment Plant,
 Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul,
 Jaringan Sanitasi dan Drainase,
 Jaringan Jalan,
 Jaringan Listrik,
 Jaringan Telekomunikasi,
 Jaringan Air Bersih.
g) Pelaksanaan Matriks ITBX
 Jenis pemanfaatan ruang yang dbolehkan :
- Pertanian,
- Perkebunan,
- Taman Bermain,
- Pariwisata (Hotel dan Resort),
- Industri Pangan (Bersyarat ; Agroindustri),
- Tempat Pembuangan Sementara (Terbatas),
- Jaringan Prasarana (Bersyarat).
 Tidak diperbolehkan dibangunnya kawasan permukiman, perkantoran, industri, serta
perdagangan dan jasa.
h) Pelaksanaan Aturan
Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan, maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan ditinjau kembali perkembangannya apakah
mengganggu aktivitas pariwisata disana atau tidak. Jika iya, maka akan diberi disinsentif. Jika tidak,
maka akan dibiarkan terdapat aktivitas tersebut.

D. Peta Zonasi

Anda mungkin juga menyukai