Anda di halaman 1dari 1

LESTARI: SOLUSI EFEKTIF ADAPTASI DAN MITIGASI KAMPUNG

PAKUNCEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DI DIY


Ikhsan Mauludin, Dike Armelia Saviera, Rahayu Santoso Putri
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
ikhsanmauludin@mail.ugm.ac.id

Silih bergantinya tahun, bumi terus mengonsumsi emisi dari berbagai aktivitas
manusia yang berdampak pada peningkatan suhu bumi. Berdasarkan data dari
BMKG dalam Peta Sebaran Selisih Suhu Udara Wilayah DIY Periode 2011-2015,
diketahui bahwa Kampung Pakuncen mengalami perubahan suhu udara mulai dari
0,601-0,7oC. Perubahan suhu udara juga dapat dimaknai sebagai fenomena
perubahan iklim yang kini sedang terjadi (KLHK, 2017). Perubahan iklim akan
memberikan dampak yang besar terhadap berbagai sektor kehidupan, seperti suhu
yang semakin panas, penyerapan air terganggu, habitat makhluk hidup terganggu,
dan ketangguhan kampung kota menurun. Dalam menyiasati fenomena tersebut,
maka suatu kampung kota, dalam hal ini Kampung Pakuncen, perlu melakukan aksi
adaptasi dan mitigasi mengingat Kampung Pakuncen memiliki tingkat ketangguhan
yang rendah terhadap perubahan iklim yang ditandai dengan kepadatan bangunan
yang tinggi, kurangnya ruang terbuka hijau, dan kekeringan. Terlebih lagi lokasinya
yang berada di bantaran Sungai Winongo menyebabkan Kampung Pakuncen
berpotensi banjir. Aksi adaptasi dan mitigasi di Kampung Pakuncen dapat
diwujudkan dengan relatif mudah karena kekuatan sosial antar masyarakatnya yang
tinggi (guyub) sebagai karakteristik kampung kota (Hutama, 2018) sehingga dapat
meningkatkan inisiatif dan partisipasi masyarakatnya. Aksi adaptasi dan mitigasi
dari Kampung Pakuncen dapat diwujudkan melalui konsep perencanaan LESTARI
(Lindungi Ekosistem dari Perubahan Iklim). Konsep ini bertujuan untuk
menciptakan ruang terbuka hijau yang memberikan keseimbangan antara aktivitas
manusia dan perlindungan ekosistem lingkungan guna mengurangi dampak
perubahan iklim. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan teknik pengumpulan data observasi lapangan dan survei literatur.
Sedangkan teknik pengolahan data meliputi tahapan persiapan awal, pengumpulan
data, analisis data, perencanaan, dan penarikan kesimpulan. LESTARI merupakan
pendekatan perencanaan desain kawasan inovatif yang bertujuan untuk
mempertahankan fungsi ekologi dan hidrologi, sebagai aksi adaptasi suatu
kampung dalam menghadapi perubahan iklim. Penerapan LESTARI merupakan
adaptasi dari Pembangunan Minim Dampak (Low Impact Development) yang
pertama kali dicetuskan oleh US EPA (2000), dengan memperhatikan beberapa
aspek, yaitu: 1) konservasi habitat; 2) mengurangi beban tanah; 3) mengurangi
gangguan terhadap lingkungan; 4) melindungi aliran air; 5) melindungi kawasan
penyangga sungai; 6) melindungi area sensitif; 7) mengurangi permukaan tanah
kedap air; dan 8) manajemen jaringan air hujan. Berdasarkan kondisi serta
pendekatan yang diangkat, konsep ini terfokus pada aspek melindungi kawasan
penyangga sungai dan mengurangi gangguan terhadap lingkungan. Diharapkan
LESTARI mampu menjadi solusi efektif sebagai aksi adaptasi dan mitigasi
Kampung Pakuncen dalam menghadapi perubahan iklim di DIY.

Kata kunci: kampung kota, Pakuncen, perubahan iklim, pembangunan minim


dampak, ruang terbuka hijau.

Anda mungkin juga menyukai