Anda di halaman 1dari 26

INOVASI PEMBELAJARAN DI NEGARA MAJU

( Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran )


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Suratno, M.Si

Oleh :
Niken Istighfarin 140210103070
Indah Retuwati R 140210103071

Kelas B
Kelompok 12

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan Judul Inovasi Pembelajaran di Negara Maju untuk
memenuhi mata kuliah Inovasi Pembelajaran ini dengan tepat waktu. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Suratno, M.Si selaku dosen
pengampu matakuliah Inovasi Pembelajaran B yang telah membimbing dalam
penyelesaian makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
mengenai sistem pembelajaran yang digunakan pada negara-negara maju beserta
dengan inovasi pembelajaran yang digunakannya. Akhirnya kami menyadari
bahwa makalah ini masih perlu penyempurnaan, sehingga saran-saran dari
pembaca baik dosen, maupun rekan-rekan sangat diharapkan.

Jember, 27 Mei 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1
1.1..................................................................................................................Latar
Belakang..................................................................................................1
1.2..................................................................................................................Rum
usan Masalah...........................................................................................2
1.3..................................................................................................................Tujua
n...............................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1..................................................................................................................Peng
ertian Inovasi Pembelajaran....................................................................3
2.2..................................................................................................................Penti
ngnya Pembelajaran Inovatif...................................................................6
2.3..................................................................................................................Fakto
r-faktor yang diperhatikan dalam Inovasi Pembelajaran.........................8
2.4..................................................................................................................Peran
Guru dalam melaksanakan Inovasi Pembelajaran...................................9
2.5..................................................................................................................Strate
gi mengimplementasi Pembelajaran Inovatif..........................................15
2.6..................................................................................................................Inova
si Pembelajaran di Amerika Serikat........................................................15
BAB III. PENUTUP.........................................................................................22
3.1..................................................................................................................Kesi
mpulan.....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................23

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di abad ini. Pendidikan
juga bisa digunakan sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Kita tidak
bisa menutup mata bahwa pendidikan di Indonesia memang jauh dari
sempurna. Untuk itu kita perlu mengetahui sistem-sistem pendidikan di
negara lain khususnya di negara-negara maju untuk membandingkannya
dengan sistem pendidikan di Indonesia. Yang nantinya jika kita mengetahui
sistem pendidikan di negara lain diharapkan dapat mendorong kita untuk
lebih memajukan pendidikan Indonesia.
Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh dan bosan dengan metode
pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
pembelajaran dirasakan monoton dan hal ini berlangsung dalam waktu yang
lama. Pembelajaran bersifat kompleks artinya tidak hanya guru yang terlibat
aktif dalam pembelajaran melainkan siswa dan guru. Guru dituntut untuk
mengembangkan keahlian yang dimiliki dan menyalurkannya kepada siswa.
Untuk itu guru perlu mengadakan inovasi pembelajaran guna
mengoptimalkan kemampuan siswa dan supaya tidak bosan. Inovasi
pembelajaran merupakan metode baru yang berbeda yang digunakan untuk
membentuk kepribadian dan melatih keterampilan siswa agar dapat
berkembang secara optimal.
Makalah ini berisi inovasi-inovasi pembelajaran yang digunakan dalam
pendidikan di negara-negara maju di dunia. Negara maju adalah negara yang
berhasil salah satunya dalam bidang pendidikan. Mengingat Indonesia masih
masuk dalam kategori negara berkembang, oleh karena itu di dalam makalah
ini akan di paparkan sistem pendidikan dan inovasi dalam pembelajaran yang
digunakan oleh negara maju yang dapat menginspirasi sistem pendidikan di
Indonesia agar lebih baik dan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang
cerdas dan bermartabat.

1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian dari inovasi pembelajaran?
1.2.2. Apa pentingnya pembelajaran inovatif?
1.2.3. Apa saja faktor-faktor yang diperhatikan dalam inovasi pembelajaran?
1.2.4. Bagaimana peran guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran?
1.2.5. Bagaimana strategi mengimplementasi pembelajaran inovatif?
1.2.6. Bagaimana inovasi pembelajaran di Amerika Serikat?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa pengertian dari inovasi pembelajaran?
1.3.2. Untuk mengetahui pentingnya pembelajaran inovatif
1.3.3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang diperhatikan dalam inovasi
pembelajaran?
1.3.4. Untuk mengetahui peran guru dalam melaksanakan inovasi
pembelajaran
1.3.5. Untuk mengetahui strategi mengimplementasi pembelajaran inovatif
1.3.6. Untuk mengetahui inovasi pembelajaran di Amerika Serikat
1.3.7.

2
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dari Inovasi Pembelajaran


a. Pengertian Inovasi
Inovasi menurut Schumpeter memiliki arti, usaha mengkreasikan dan
mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi sehingga, dengan inovasi
seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, dan
kebijakan pendidikan tidak hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga Stakeholder
dan masyarakat.
Wina Sanjaya dalam bukunya, kurikulum dan pembelajaran, inovasi
diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu dan digunakan
untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Secara harfiah inovasi /
innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan
atau memperkenalkan sesuatu yang baru, inovasi kadang diartikan sebagai
penemuan namun, maknanya berbeda dengan penemuan dalam arti discovery atau
Invention. Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya
sudah ada sebelumnya, misalnya penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran tersebut di Indonesia baru-baru ini dikembangkan, sebenarnya
model pembelajaran tersebut sudah dilaksanakan di negara-negara lain, atau
model pembelajaran melalui jaringan internet. Sedangkan Invantion ,memiliki
pengertian penemuan yang benar benar baru belum tercipta sebelumnya.
Penerapan metode atau pendekatan pembelajaran yang benar- benar baru
di daerah tersebut, tetapi pada dasarnya sudah pernah diterapkan di daerah
ataupun Negara lain dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran. Misalnya, seiring dengan kemajuan teknologi kita dapat mendesain
pembelajaran melalui hand phone atau melalui Games yang belum ada
sebelumnya.
Dari beberapa pengertian tersebut inovasi dapat diartikan sebagai wujud
baru berupa ide, gagasan, atau tindakan. Sedangkan dilihat dari maknanya,
sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru, belum tercipta sebelumnya yang

3
disebut invention, atau dapat juga tidak benar-benar baru sebab, sebelumnya
sudah ada dalam konteks sosial yang berbeda, kemudian dikenal dengan istilah
discovery.
Jadi, inovasi bisa terjadi dalam segala bidang termasuk di dalamnya
pendidikan. Inovasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Khususnya
dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari adanya keresahan dan
keinginan dari pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan.
Misalnya, keresahan guru tentang proses belajar mengajar yang dianggap kurang
berhasil, keresahan pihak administrator pendidikan tentang kinerja guru, atau
mungkin keresahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil, bahkan sistem
pendidikan. Keresahan-keresahan itu pada akhirnya membentuk permasalahan-
permasalahan yang menuntut penanganan dengan segera. Upaya untuk
memecahkan masalah tersebut maka, munculah ide-ide baru atau gagasan sebagai
suatu inovasi. Begitu juga dengan keinginan dari Guru, dan administrator sekolah
akan adanya sekolah yang lebih maju dan bermutu, sehingga menarik minat
masyarakat untuk memilihnya sebagai tujuan anaknya bersekolah.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inovasi akan ada karena adanya
masalahyang dirasakan, hampir tidak mungkin inovasi muncul tanpa adanya
masalah.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Hera Lestari Mikarsa ( 2007 : 73 ), ada dua istilah yang berkaitan
erat dengan pembelajaran, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pendidikan lebih
menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, jadi
mengandung pengertian yang lebih luas. Sedangkan pelatihan lebih menekankan
pada pembentukan keterampilan. Pendidikan dilaksanakan dalam lingkungan
sekolah, sedangkan pelatihan umumnya dilaksanakan dalam lingkungan industri.
Namun demikian, pendidikan kepribadian saja kurang lengkap. Para siswa perlu
juga memiliki keterampilan agardapat bekerja, berproduksi, dan menghasilkan
berbagai hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu,
kedua istilah tersebut hendaknya tidak dipertentangkan melainkan perlu
dipadukan dalam suatu sistemproses yang lazim disebut pengajaran.

4
Menurut Oemar Hamalik, 1999 (dalam Hera Lestari Mikarsa, 2007 : 73 )
dalam pengajaran, perumusan tujuan pembelajaran merupakan hal yang utama
dan setiap proses pengajaran senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Untuk itu, proses pengajaran harus direncanakan agar dapat
dikontrol sejauh mana tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Itulah sebabnya, suatu sistem pengajaran selalu mengalami dan mengikuti tiga
tahap, yakni : a) Tahap analisis untuk menentukan dan merumuskan tujuan, b)
Tahap sintesis yaitu tahap perencanaan proses yang akan ditempuh, c) Tahap
evaluasi untuk menilai tahap pertama dan kedua. Makna pembelajaran merupakan
suatu sistem yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan
pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa,
guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material yang meliputi
buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape,
serta material lainnya.
Rumusan makna pembelajaran tersebut mengandung isyarat bahwa proses
pembelajaran adalah sebuah kegiatan penyampaian ilmu pengetahuan dari seorang
tenaga pendidik kepada para peserta didiknya, tidak terbatas dilaksanakan dalam
ruangan saja, melainkan dapat dilaksanakan disembarang tempat dengan cara
membaca buku, informasi melalui film, surat kabar, televisi, internet tergantung
kepada organisasi dan interaksi berbagaikomponen yang saling berkaitan, untuk
membelajarkan siswa.
c. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai
pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari
yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan,metode
atau alat (KBBI, 1990:330). Dari pengertian ini nampak bahwa inovasi itu identik
dengan sesuatu yang baru, baik berupa alat, gagasan maupun metode.
Dari uraian di atas, maka inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai
suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai
metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya

5
tujuan pembelajaran. Hasbullah, 2001 berpendapat bahwa baru dalam inovasi
itu merupakan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si
penerima inovasi.
Dapat juga dikatakan bahwa inovasi pembelajaran merupakan sebuah
upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam
penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik
kepada para peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
yang berlangsung.

2.2. Pentingnya Pembelajaran Inovatif


Daya kreativitas dan inovasi secara alamiah telah dimiliki oleh setiap
orang. Namun tumbuh dan berkembangnya pada setiap orang ini akan berbeda
tergantung dari kesempatan masing-masing untuk mengembangkannya.
Pengembangan atau tumbuhnya dengan subur kreativitas dan inovasi pada
setiaporang atau sehubungan dengan pekerjaan guru adalah dengan adanya latihan
yang berkesinambungan. Latihan ini harus dibarengi pula dengan penanaman
sikap dan nilai yang luhur, yaitu sikap seorang ilmuwan dan nilai yang
berlandaskan pada IMTAQ.
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti
dilakukan oleh guru. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita sebagai
calon guru sebaiknya dapat belajar menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan.
Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta didik dalam
memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang hakiki
pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
Contoh inovasi pembelajaran yang sederhana yaitu membuka dan
menutup pelajaran dengan nyanyian, membuat materi pelajaran menjadi syair lagu
untuk mempermudah menghafal dan mengingat yang didukung dengan media,
juga dapat memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar dalam
melakukan inovasi pembelajaran.

6
Mendidik tidak hanya sekedar mentransfer ilmu kepada peserta didik,
tetapi juga membuka pola piker mereka bahwa ilmu yang mereka pelajari
memiliki kebermaknaan untuk hidup mereka sehingga dari ilmu tersebut, mampu
merubah sikap, pengetahuan, dan keterampilan mereka menjadi lebih baik.
Penguasaan terhadap materi yang dikelola dan ditampilkan secara
profesioal, dari hati dan tanpa paksaan, logis, dan menyenangkan, serta dipadukan
dengan pendekatan personal-emosional terhadap peserta didik akan menjadikan
proses pembelajaran yang ingin dicapai terwujud. Selain itu, pembelajaran juga
harus dibuat bervariasi dengan menciptakan suatu metode pembelajaran yang baru
atau dengan katalain inovasi.
Berbicara tentang inovasi, sebenarnya kata ini seringkali dikaitkan dengan
perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dikatakan sebagai inovasi. Inovasi adalah
suatu ide, penemuan atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal
yang benar-benar baru bagi seseorang yang bersifat relatif. Sedangkan inovasi
pembelajaran yang dimaksud disini adalah metode atau kiat seorang guru dalam
membelajarkan siswa dengan berbagai tujuan tertentu.
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki
atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih
hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan
mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran
merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.
Tanpa didukung kemauan dari guru untuk selalu berinovasi dalam
pembelajarannya, maka pembelajaran akan menjenuhkan bagi siswa. Di samping
itu, guru tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Mengingat sangat pentingnya inovasi, maka inovasi menjadi sesuatu yangharus
dicoba untuk dilakukan oleh setiap guru. Oleh karena itu, seorang guru harus
selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Langkah yang dapat dilakukan
yakni perbaikan cara mengajar guru dengan menggunakan metode baru yang
inovatif.

7
2.3. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam Inovasi Pembelajaran
a. Guru
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada
tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru
harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki
kewibawaan karena dapat memberikan suatu kekuatan yang dapat memberikan
kesan dan pengaruh. Dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa untuk
mengadakan pembaharuan dalam pendidikan, kita harus meningkatkan
profesionalisme guru.
b. Siswa
Siswa merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar. Siswa
dididik oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya bergantung
pada pengalamannya, kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, temasuk
sikap-sikapnya pada pendidikan. Dan belajar dipengaruhi oleh orang yang
dikaguminya. Oleh karena itu, dalam mengadakan pembaharuan pendidikan, kita
harus memperhatikannya dari segi murid karena murid merupakan objek yang
akan diarahkan.
c. Materi Ajar
Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Materi yang
dimaksud bisa berupa materi tertulis, maupun materi tidak tertulis. Materi ajar
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Isi materi ajar pada hakikatnya
merupakan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari siswa
agar memiliki komptensi yang diharapkan. Dengan materi ajar memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut
dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Materi ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang
diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
d. Lingkungan

8
Proses pembelajaran berlangsung dalam banyak lingkungan berbeda.
Lingkungan belajar merupakan lingkungan atau situasi fisik yang ada di dalamnya
pembelajaran diharapkan berlangsung. Selain ruang kelas, pembelajaran juga
berlangsung dalam laboratorium (lab komputer,lab sains atau lab bahasa),
perpustakaan, pusat media, taman bermain, kunjungan lapangan, teater, aula
belajar dan dirumah. Agar suasana belajar tidak membosan, guru bisa
menyelenggarakan proses belajar tidak hanya diruang kelas tetapi guru bisa
mengadakannya di luar. Misalnya proses belajar di ditaman sekolah.

2.4. Peran guru dalam melaksanakan Inovasi Pembelajaran


Secara umum banyak sekali peranan guru yang mesti dilakukan dalam
melaksanakan inovasi pembelajaran,namun secara profesional meliputi tugas:
a. Sebagai pengajar
Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) pada diri
siswa agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi.
b. Sebagai pendidik
Mendidik berarti pemberian bimbingan kepada siswa (anak didik) agar
potensi yang dimilikinya berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan
serta mengembangkan nilai-nilai kehidupan
c. Sebagai pengembang bahan ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran meliputi: (a) prinsiprelevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga
yang tidak perlu untuk mempelajarinya. Secara garis besar langkah-langkah

9
pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan
pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c)
memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan
ajar. Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik.
Seorang guru sebagai pengembang bahan ajar harus tahu bahan ajar dan
kegiatan seperti apa yang dapatdigunakan dalam untuk mendukung inovasi
program pembelajaran antara lain :
1) Bahan ajar seperti apa yang harus di beli untuk dapat digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran
2) Bahan ajar seperti apa yang harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan
siswa yang unik dan spesifik
3) Bahan ajar seperti apa yang perlu dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa.
d. Sebagai pengembang metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang digunakan
oleh guru untuk mencapai tujuanatau kompetensi. Beberapa metode yang
dilakukan oleh guru di ruang kelas antara lain :
1) Presentasi : Dalam sebuah persentasi, guru menyajikan, mendramatisa atau
menyebarkan informasi kepada siswa. Komunikasi dikendalikan oleh guru dengan
interaksi dengan pembelajar. Guru bisa menyelipkan pertanyaan dimana siswa
dapat langsung menjawabnya. Sumber informasi bisa berupa buku ajar, situs
internet, audio, video.
2) Demostrasi : Dalam sebuah demostrasi para siswa melihat contoh nyata atau
aktual dari sebuah keterampilan atau prosedur untuk dipelajari. Demostrasi
mungkin direkam dan diputar ulang melalui sarana media seperti video. Jika ingin
interaksi dua arah atau praktik siswa dengan umpan balik diperlukan instruktur
atau tutor yang hadir secara langsung. Belajar langsung di tempat sering kali

10
menggunakan demostrasi satu-persatu dimana siswa yang berpengalaman
memperlihatkan kepada siswa lainnya bagaimana menjalankan sebuah prosedur.
3) Latihan dan Praktek : Dalam latihan dan praktek para pembelajar di bimbing
melewati serangkaian latihan dan pratek yang dirancang untuk menyegarkan
kembali atau meningkatkan penguasaan pengetahuan konten spesifik atau sebuah
keterampilan baru. Agar efektif latihan dan pratek harus menyertakan umpan balik
untuk memperkuat respon yang benar dan memperbaik kesalahan yang mungkin
dibuat oleh siswa .
4) Tutorial : Dalam tutorial, guru menyajikan konten, mengajukan pertanyaan atau
persoalan, meminta respon para siswa, menganalisis tepat dan menyediakan
praktik hingga para siswa menunjukan level dasar kompeten. Pemberian tutorial
paling sering dilakukan satu lawan satu dan sering digunkan untuk mengajarkan
keterampilan dasar, seperti membaca, dan matematika. Perbedaan antara toturial
dan latihan dan praktik adalah tutorial memperkenalkan dan mengajarkan materi
baru sementara latihan dan praktik fokus pada konten yang diajarkan dalam
format lainnya.
5) Diskusi : Diskusi adalah pertukaran gagasan dan opini di antara para siswa dan
guru. Strategi ini digunakan dalam tahap pengajaran dan pembelajaran apa pun
dan dalam kelompok kecil atau besar. Diskusi merupakan cara yang bermanfaat
dalam menakar pengetahuan, keterampilan dan sikap dari kelompok siswa
sebelum mengakhiri tujuan pengajaran. Diskusi bisa dipimpin oleh guru dengan
mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan respon dari siswa dimana
pertanyaannya harus membuat siswa memikirkan topik atau masalah yang mereka
ketahui dan menerapkan pengetahuan tersebut. Pertanyaannya dimulai dengan
bagaimana atau kenapa.
6) Penemuan : Strategi penemuan menggunakan pendekatan induktif atau
penyelidikan, untuk belajar. Strategi ini menyajikan masalah untuk diselesaikan
melalui percobaan dan kesalahan (trial and error). Tujuan strategi penemuan
adalah untuk memacu pemahaman konten yang lebih mendalam melalui
keterlibatan dengan konten tersebut. Aturan atau prosedur yang ditemukan para

11
siswa mungkin berasal dari percobaan sebelumya, berdasarkan informasi dari
buku referensi atau dari situs internet.
7) Belajar Kooperatif : merupakan strategi pengelompokan dimana para siswa
bekerja sama untuk saling mendapatkan keuntungan dari potensi belajar dari
anggota siswa lainnya. Guru bisa menciptakan kelompok kooperatif formal yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan belajar sfesifik akan tercapai.
Kelompok formal ini sebaiknya tidak berlangsung lebih lama dari tugas belajar.
Pengalaman belajar kooperatif bisa bersifat informal pula. Para siswa mungkin
dapat menentukan kebutuhan belajar mereka sendiri dan bekerja sama dengan
siswa lain untuk meningkatkan pengalaman belajar mereka.
8) Permainan : Permainan memberikan lingkungan kompetitif yang di dalamnya
para siswa mengikuti aturan yang telah ditetapkan saat mereka berusaha mencapai
tujuan pendidikan yang menantang. Ini merupakan teknik yang sangat
memotivasi, terutama untuk konten yang membosankan dan repetitif. Permainan
mungkin melibatkan satu siswa atau satu kelompok siswa. Dengan melakukan
permainan, para siswa mulai mengenali pola yangada dalam situasi tertentu.
Permainan bisa menantang dan menyenangkan untuk dimainkan. Permainan
bisamemberikan pengalaman belajar yang beraneka ragam.
9) Simulasi : Simulasi melibatkan para siswa menghadapi situasi kehidupan nyata
dalam versi di perkecil. Simulasi memungkinkan praktik realistik tampa
mengeluarkan biaya dan resiko. Simulasi mungkin melibatkan dialogpeserta,
manipulasi materi dan perlengkapan atau interaksi dengan komputer. Simulasi
dapat digunakan untuk seluruh kelas atau kelompok kecil yang bekerja sama.
Misal kita ingin menjelasakan tentang prosespembakaran pada mobil kita bisa
membawa model mobil mainan dan menjelaskan pada siswa tentangsimulasi
mesin mobil dan siswa dapat memahami konsep yang sedang disajikan dan
melindungi mereka daribahaya menyalakan mesin yang sesungguhnya.
e. Sebagai pengembang strategi-strategi pembelajaran
Startegi pembelajaran yaitu cara-cara spesifik yang dapat dilakukan oleh
indidu untuk membuat siswam encapai tujuan pembelajaran atau standar
kompetensi. Guru perlu melakukan upaya kreaktif dalam menggunakan strategi

12
pembelajaran. Sebagai pengembang strategi-strategi pembelajaran, guru harus
tahuupaya atau strategi apa yang harus dilakukan untuk menarik dan memelihara
minat siswa agar tetap mampumemusatkan perhatian terhadap penyampaian
materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan. Ketika mengindetifikasi
strategi pembelajaran, guru harus memilih dua jenis :
1) Strategi yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa.
Strategi guru adalah kegiatan mengajar mata pelajaran, misal menyajikan sebuah
konsep dengan menampilkan sebuah video atau membaca atau menunjukan
bagaimana menkonjugasi sebuah kata kerja.
2) Startegi yang berpusat pada siswa merupakan kegiatan yang melibatkan siswa
dalam belajar aktif, seperti membahas kelebihan dan kekurangan sebuah topik,
melaksanakan pencarian internet, membaca sebuah artikel koran. Pertimbangan
utama ketika memilih startegi pembelajaran adalah bahwa strategi tersebut
sebaiknya menyebabkan siswa mencapai standar dan tujuan pembelajaran. Selain
itu, pertimbangkan pula gaya belajar dan motivasi siswa saat guru dalam memilih
startegi untuk memastikan dengan lebih baik,bahawa seorang guru dapat
memenuhi kebutuhan yang beragam dari pada siswa
f. Sebagai pengembang media pembelajaran
Media adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi aktivitas belajar. Ragam media yang dapat digunakan dapat
diklasifikasi sebagai teks, audio, video, komputer dan jaringan intenet. Pemilihan
media pembelajaran perlu dilakukan secara cermat. Setiap jenis media
pembelajaran memiliki kekuatan dan juga kelemahan yang perlu dipertimbangkan
sebelum diplih dan diimplementasikan dalam aktivitas pembelajaran. Guru
sebagai pengembang media pembelajaran harus tahu mengombinasikan media
yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran (kombinasi
media yang dipilih tentunya harusdapat menunjang efektifitas pada sekolah
tempat aktivitas pembelajaran berlangsung.
g. Sebagai penilai pembelajaran atau evaluasi
Evaluasi adalah proses yang dilakukan oleh seorang untuk memberikan
penilaian terhadap sesuatu. Evaluasi ada dua yaitu evaluasi hasil belajar dan

13
evaluasi program. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dinilai dengan
menggunakan tes dan penilaian. Ada dua kategori tes yang dapat digunakan yaitu
tes obejektif dan essai. Tes Evaluasi program adalah sebagai proses pengumpulan
dan analisis data yang hasilnya dapat digunakan untuk membuat sebuah
keputusan. Evaluasi program ada 2 yaitu evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai
efisiensi dan daya tarik program setelah program tersebut dimplementasikan
dalam situasi yang telahditentukan serta evaluasi formatif yang bertujuan untuk
mengembangkan program pembelajaran agar dapat digunakan secara efektif dan
efisien untuk menunjang atau memfasilitasi berlangsungnya proses pembelajaran.
Seorang guru sebagai pengembang evaluasi, melakukan evaluasi program
pembelajaran bertujuan untuk mengetahu beberapa hal yaitu :
1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan
2) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran
3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
Beberapa pertanyaan yang dikemukan oleh guru sebagai perancang
program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi yaitu :
1) Apakah siswa menyukai program pembelajaran
2) Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program
pembelajaran
3) Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi pembelajaran
4) Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang telah dipelajari
5) Seberapa kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi
belajar siswa.
Pada tahap evaluasi seorang guru memperbaiki program pembelajaran
berdasarkan kesimpulan data yang diperoleh sewaktu uji coba. Istilah lain
merevisi program pembelajaran. Dalam hal ini evaluasi dilakukan secara terus-
menerus selama proses pengembangan berlangsung demi kesempurnaan hasil
yang diharapkan.

14
2.5. Strategi mengimplementasi Pembelajaran Inovatif
Adapun strategi mengimplementasi pembelajaran inovatif sebagai
berikut:
a. Kuasai teori pembelajaran
b. Perkaya pemahaman pada metode pembelajaran
c. Pelajari kembali materi yang akan diajarkan
d. Kenali kondisi kelas dan peserta didiknya
e. Lakukan observasi pada pembelajaran sebelumnya
f. Evaluasi pada pembelajaran sebelumnya
g. Mengadakan perbaikan pada pembelajaran sebelumnya

2.6. Inovasi Pembelajaran di Amerika Serikat


a. Sekolah Dasar
1) Inovasi Sekolah Dasar Clairemont
Sebuah sekolah dasar umum tingkat bawah (K-3) di Decatur, Georgia,
Clairemont. Sekolah Dasar ini menjadi salah satu lembaga yang pertama
menerapkan model pembelajaran Ekspedisi Learning (EL) di negara itu. Produk
dari kolaborasi antara Outward Bound dan Harvard Graduate School of
Education. EL sendiri didefinisikan oleh kurikulum berbasis pada belajar melalui
eksplorasi kolaboratif di dalam dan di luar kelas. Sekolah yang menerapakan
model EL, seperti Clairemont atau Evergreen Komunitas Charter School dan
sekolah sekolah yang inovatif Noodle lain, yang mendirikan pada 10 prinsip
yang menekankan hubungan dengan alam, keseimbangan antara bekerja sama
dengan orang lain dan persaingan dengan diri sendiri, dan haus untuk rasa ingin
tahu dan penemuan diri. Dalam program EL, siswadiarahkan pada topik tertentu
berujung dengan 'ekspedisi' danpresentasi pembelajaran di depan umum. Model
pembelajaran ELberorintasi pada model kelas yang khas dan menekankan bahwa
"semua anggota komunitas sekolah adalah pembelajar.
Sekolah Dasar Clairemont, yang didirikan pada tahun 1936, meluncurkan
program EL revolusioner pada tahun 1994, tahun kedua pilot project model EL
nasional. Model ini begitu sukses di sana awalnya bahwa semua sekolah dasar

15
awal (K-3)di semua kota/kabupaten mengimplementasikan model ini; dan sejak
tahun 2004, metode pembelajaran ini telah diadopsi di seluruh tingkatan kelas
untuk semua wilayah. Karena sekolah dasar awal Clairemont menampilkan
praktik terbaik dan hasil yang bagus untuk mengajar dan belajar EL, itu terpilih
sebagai salah satu dari 18 sekolah mentor model EL (dalam komunitas lebih
dari 160 sekolah). Sekolah ini juga menjadi tuan rumah residensi guru untuk
melatih pendidik dalam metode EL.
Pada Sekolah Dasar Clairemont, siswa bekerja sama untuk menciptakan
proyek-proyek luar biasa yang membawa pelajaran mereka ke dalam kehidupan
nyata. Salah satu proyek tersebut adalah PSA tentang pentingnya pemungutan
suara yang dibuat oleh anak kelas ketiga. Proyek lainnya ditujukan untuk
pertumbuhan dan hasil panen tanaman sebagai cadangan swasembada pangan.
2) Hasil dari inovasi Sekolah Dasar Clairemont
Pembelajaran ekspedisi, secara keseluruhan, telah menunjukkan hasil
dalam meningkatkan pemahaman membaca dan matematika pada siswa sekolah
menengah. Pada tahun 2014, sekolah ini pada tes kinerja sekolah pada tes
perguruan tinggi dan kesiapan karir adalah tertinggi keenam di Georgia. Sekolah
Dasar Clairemont mencetak tertinggi dari semua sekolah di distrik dari College
dan Karir Siap Performance Index (CCRPI), melebihi rata-rata negara sebesar 37
persen. Pada tahun 2011, Sekolah Dasar Clairemont adalah salah satu dari 26
sekolah di Amerika Serikat untuk catatan yang luar biasa akademis pada Georgia
School of Excellence.
Kecenderungan penggunaan EL pada Sekolah Dasar Clairemont
memberikan siswa pemahaman yang tinggi tentang proses pembelajaran.
Pendekatan The learning by doing adalah komponen dari metode pembelajaran
lainnya sangat efektif, seperti pembelajaran berbasis proyek dan gerakan pembuat.
Selain itu, langkah Sekolah Dasar Clairemont untuk program EL berfungsi
sebagai contoh reformasi kurikulum yang sukses secara komprehensif dan
menunjukkan secara efektif dukungandari staf sekolah.

16
b. Sekolah Menengah Pertama
1) Inovasi di SMP Visitacion Valley
Tahun lalu, SMP VISITACION Valley membuat berita nasional ketika
NBC Nightly News datang ke sekolah. Dari catatan mereka programnya adalah
program meditasi, Quiet Time, yang dikembangkan dalam kemitraan dengan
Pusat Wellness dan Prestasi Pendidikan, didanai oleh David Lynch Foundation.
Pada tahun 2007, Kepala Sekolah Jim Dierke mencanangkan dua periode
15 menit untuk keheningan atau meditasi pada awal dan akhir setiap hari sekolah.
Sementara tidak ada kewajiban untuk berpartisipasi, semua siswa dan guru
memiliki kesempatan untuk dilatih dalam teknik meditasi transendental untuk
relaksasi dan kesadaran diri. Selain itu, sekolah menawarkan layanan dukungan
yang luas kepada siswa sebagai bagian dari Wellness Center, sebuah sumber daya
penting untuk siswa yang rentan ini. Dierke menjelaskan bahwa sebagian besar
siswa di Visitacion memiliki hubungan keluarga dengan seseorang yang telah
melihat penembakan, menembak orang lain, atau ditembak. The Wellness Center
menyediakan perawatan yang komprehensif untuk siswa dan keluarga mereka,
termasuk program mentorship, lingkaran praktek restoratif setelah konflik antar
siswa, terapi individu, manajemen kasus keluarga, dan kelompok dukungan untuk
populasi yang berbeda, mulai dari kelompok semua gadis untuk selamat dari
trauma .
Sekolah Visitacion juga merupakan sekolah menengah pertama di mana
R.O.C.K. (Real Pilihan untuk Kota Anak) setelah sekolah Program dilaksanakan.
Program ini dilaksanakan selama setahun (dan termasuk hari sabtu) siswa terlibat
dalam pelayanan masyarakat, petualangan outdoor, kompetisi atletik, dan
pengayaan kurikulum.
2) Hasil inovasi di SMP Visitacion Valley
Daerah tempat sekolah ini berada merupakan District San Francisco
memiliki persentase yang tinggi dari keluarga imigran dan sering menghadapi
kekerasan geng. Delapan puluh empat persen merupakan siswa dengan
sosioekonomi yang kurang beruntung, dan siswa Visitacion sebelumnya telah
memperlihatkan kehadiran yang rendah dan tingkat kekerasan yang tinggi. Sejak

17
program Waktu Tenang dimulai, tingkat tekanan mental turun dari 28 persen
menjadi empat persen yang terakhir yang kurang dari setengah dari rata-rata
kabupaten dan pengusiran turun ke nol. Saat ini, ada tingkat kehadiran 98 persen.
Sementara nilai tes masih di bawah ekspektasi kabupaten,siswa dalam
program Waktu tenang telah menunjukkan perbaikan signifikan lebih tinggi pada
tes di seluruh negara bagian dibanding rekannya yang tidak berpartisipasi dalam
program ini.
Terinspirasi oleh keberhasilan di SMP Visitacion, sekolah-sekolah lain di
Bay Area telah mulai menerapkan Waktu Tenang di sekolah mereka dan
mengamati perbaikan tingkah laku yang baik.
Siswa yang tinggal di lingkungan yang berbahaya atau berasal dari
populasi yang berisiko menghadapi tantangan pribadi yang dapat membuat fokus
pada akademisi sulit. Banyak administrator sekolah percaya lingkungan rumah
yang mendukung adalah faktor yang paling penting dalam keberhasilan siswa,
namun ini tidak tersedia untuk banyak anak-anak.
Sekolah-sekolah lain telah lama bergulat dengan bagaimana cara terbaik
untuk mendukung siswa menghadapi perjuangan tersebut, dan Waktu tenang
menyediakan model yang layak. Program ini membutuhkan sedikit sumber daya
keuangan, lingkungan, dan logistik, dan manfaat yang siswa Visitacion ini telah
dicapai melalui inisiatif ini telah memotivasi banyak sekolah lain untuk
mengikuti. SMP Visitacion mengambil kesempatan pada pelaksanaan program
yang menekankanpentingnya memperhatikan siswa secara keseluruhan, dan
dalam proses, menciptakan model dengan potensi untuk mengubah pendidikan di
masyarakat terlayani. Pada akhirnya, metode terukur ini, yang dapat dengan
mudah dilembagakan di seluruh negeri, bisa menjadi cara untuk menutup atau
mengurangi kesenjangan prestasi untuk siswa yang sosial ekonomi kurang
beruntung.

18
c. Sekolah Menengah Atas
1) Inovasi di Sekolah Quest to Learn
Didirikan pada tahun 2009 dengan kelasnya pertama kelas enam, Sekolah
Quest to Learn adalah sekolah umum NYC diciptakan bekerja sama dengan
nirlaba Institute of Play. Para pendiri, sekelompok perancang game dan guru kelas
menggunakan desain game dan sistem berpikir sebagai dasar untuk pendekatan
pedagogis sekolah. Mereka memanfaatkan prinsip-prinsip desain game yaitu, satu
set masalah, umpan balik segera, dan struktur motivasi untuk melibatkan peserta
didik dalam konten akademis.
Sementara fokus asli dari sekolah itu pada permainan digital, ruang
lingkup segera diperluas untuk mencakup semua jenis permainan game. Desainer
game bekerja dengan guru untuk membuat modul umum kurikulum di mana ada
misi keseluruhan atau program studi semester panjang, bahwa siswa harus
menyelidiki dengan bekerja melalui serangkaian quest yang lebih kecil (untuk
memecahkan masalah) di perjalanan mereka ke mencapai tujuan untuk
didefinisikan pada bagian akhir. Sebagai contoh, dalam sebuah unit pada biologi
sel, siswa sekolah menengah memainkan peran yang berbeda untuk membantu Dr.
Smallz, seorang ilmuwan yang telah keliru menyusut dirinya sendiri dan sekarang
hilang dalam tubuh pasien sekarat, menemukan jalan melalui berbagai sistem
anatomi. Tujuan dari misi ini adalah baik untuk menemukan cara untuk
menyelamatkan pasien dan untuk membantu Dr. Smallz melarikan diri tubuh
pasiennya. Dalam proses mengejar quest ini, siswa belajar seluler dan organ
struktur, fungsi sistem, dan efek dari loop umpan balik. Ada tujuh quests, mulai
durasi dari satu sampai tiga minggu, masing-masing berfokus pada sistem tubuh
yang berbeda. Siswa dinilai melalui presentasi akhir di mana mereka harus
berdebat untuk pilihan pengobatan untuk menyelamatkan pasien Dr. Smallz ini.
Dari awal dengan kelas enam, sekolah telah menambahkan tingkat setiap
tahun dan akan lulus SMA kelas pertama pada tahun 2016. Ini menarik siswa dari
seluruh Kota New York, meskipun memberikan preferensi kepada keluarga dari
kabupaten terdekatnya. Siswanya adalah dari berbagai ras, etnis, dan
sosioekonomi beragam, dan hampir sepertiga dari siswa memenuhi syarat untuk

19
mendukung pendidikan khusus. SekolahQuest terus menggunakan pendekatan
pembelajaran dengan gamedalam program sekolah nya, serta di sebuah kamp
musim panas untuk pengembangan profesional bagi guru.
2) Hasil Inovasi dari Sekolah Quest to Learn
Dengan langkah-langkah tradisional pada penilaian seluruh negara
bagian, skor Sekolah Quest to Learn ini di atas rata-rata seluruh kota dalam
beberapa tahun terakhir. Misalnya,laporan kemajuan sekolah tahun 2012-2013,
kinerja siswa secara keseluruhan dianugerahi B, sementara kemajuan siswa (yaitu,
gerakan dari satu tahun ke tahun berikutnya) pada langkah-langkah yang sama
diberi C. Selanjutnya 56 persen siswa Sekolah Quest mendapat skor lebih baik
dari rata-rata seluruh kota di 2013 ujian ELA, sedangkan 43 persen melakukannya
pada ujian ilmu pengetahuan.
Yang mengatakan, langkah-langkah tersebut mungkin tidak menawarkan
alat yang tepat untuk menentukan apakah inovasi Quest ini berhasil. Jika, sebagai
Lembaga menegaskan, tantangan yang dihadapi stakeholder pendidikan saat ini
adalah salah satu dari keterlibatan siswa, maka pendekatan yang memberikan
siswa konten belajar di K-12 sekolah melalui kegiatan yang paling bergairah dapat
meningkatkan minat dan memastikan bahwa belajar untuk seterusnya. Richard
Arum, seorang profesor sosiologi dan pendidikan New York University yang
sedang meneliti di Quest mencatat dalam Januari 2015 artikel di The Hechinger
Laporkan bahwa hasil siswa dari College dan Penilaian Kerja Kesiapan
menunjukkan bahwa sekolah telah memberikan anak-anak dengan keterampilan
untuk berkolaborasi, berpikir kritis, dan menguasai kompetensi abad ke-21
seperti sistem berpikir dan berpikir desain.
Desain dan sistem berpikir menanamkan penting pemecahan masalah,
berpikir kritis, dan keterampilan kolaboratif diperlukan dalam tempat kerja abad
ke-21. Dengan memahami sifat menarik dari permainan dan menerapkan prinsip-
prinsip penciptaan mereka untuk lingkungan belajar tradisional, Sekolah Quest
dan Institut Play telah mengembangkan pendekatan pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas yang anak-anak menemukan inheren menarik untuk
mengajar mereka konten akademis inti. Untuk pendidik, administrator, dan

20
pemimpin kebijakan, sekolah ini menawarkan model untuk bagaimana untuk
menantang, memotivasi, dan melibatkan peserta didik. Keterampilan siswa ini
mengembangkan Pembelajaran berbasis, pemecahan masalah, berpikir kreatif, dan
kolaboratif dan apalagi dengan keterampilan abad ke-21.
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah Quest to Learn ini dengan
kurikulum penuh membutuhkan sumber daya digital tertentu. Misalnya, sekolah
menggabungkan Minecraft ke dalam kurikulum dan menggunakan jaringan sosial
pribadi untuk komunikasi, tugas, dan instruksi kewarganegaraan digital.
Sekolah ini juga memiliki jaringan social pribadi sendiri, Qlink, di mana
siswa diajarkan dan mungkin praktek digital keterampilan kewarganegaraan,
seperti menyelesaikan konflik tanpa menggunakan intimidasi secara online.

21
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
3.1.1 Inovasi pembelajaran merupakan sebuah upaya pembaharuan terhadap
berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran
berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik kepada para peserta didik
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung.
3.2.1 Pentingnya inovasi pembelajaran yakni kita sebagai calon guru sebaiknya
dapat belajar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan.
3.3.1 Faktor yang mempengaruhi inovasi pembelajaran adalah guru, siswa,
materi ajar, dan lingkungan.
3.4.1 Peran guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran adalah sebagai
pengajar, sebagai pendidik, sebagai pengembang bahan ajar, sebagai
pengembang merode pembelajaran, sebagai pengembang strategi-strategi
pembelajaran, sebagai pengembang media pembelaran, dan sebagai penilai
pembelajaran atau evolusi.
3.5.1 Strategi mengimplemetasi pembelajaran inovatif yakni kuasaiteori
pembelajaran, perkaya pemahaman pada metode pembelajaran, kenali
kondisi kelas dan peserta didiknya, lakukan observasi pada pembelajaran
sebelumnya, evaluasi pada pembelajaran sebelumnya, mengadakan
perbaikan pada pembelajaran sebelumnya.
3.6.1 Salah satu negara maju adalah Amerika Serikat, inovasi pembelajaran di
Amerika Serikat diwakili oleh sekolah-sekolah antaralain Sekolah Dasar
Clairemont, Sekolah Menengah Pertama SMP Visitacion Valley, dan
Sekolah Menengah Atas Sekolah Quest to Learn.

22
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.


Rinekacipta.

Jensen, Eric, Brain-Based Learning. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.

Mikarsa, Hera Lestari. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas.


Terbuka

Suwandi,O. 2000. Teknik-teknik Keterampilan Proses Belajar Mengajar Bagi


Guru Sekolah Dasar. Media Imtam. Bandung

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (Teoritik dan Praktik


Kurikulum KTSP). Jakarta : Prenada Media Group.

23

Anda mungkin juga menyukai