Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

MENINGITIS TB

Disusun Oleh :
Riska Rachmania
030.09.208

Pembimbing :
Dr. Sukaenah BT Shebubakar, SpP

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD BUDHI ASIH JAKARTA
PERIODE 10 AGUSTUS 17 OKTOBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

STATUS ILMU PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

CAWANG, JAKARTA TIMUR


Nama Co-Ass : Riska Rachmania

NIM : 030.09.208

Pembimbing : Dr. Sukaenah BT Shebubakar, SpP

I. IDENTITAS PASIEN
Nomor RM : 997593
Nama : Fitria Handayani
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 28 tahun
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Jati Negara, RT/RW 06/02 . kampung melayu
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum menikah
Ruang Perawatan : 506
Tanggal Masuk : 26 September 2015
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis. Anamnesis yang
dilakukan pada hari minggu, 27 September 2015 di ruang perawatan lantai 5 Barat RSUD
Budhi Asih.
1. Keluhan Utama :
Lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
2. Keluhan Tambahan :
Demam, pusing, sesak, batuk, nyeri dada, mual, muntah, nyeri ulu hati, penurunan
nafsu makan, berat badan menurun.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien juga mengeluh demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam
dirasakan saat malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan
pasien menurun sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, setiap makan hanya

2
bisa masuk 2 kali sendok. Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati dan disertai
adanya mual dan muntah, muntah cair sebanyak 2 kali dan berisi cair
makanan.Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan. Pasien mengeluh adanya
batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit untuk mengeluarkan
dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya sesak, sesak
dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien merasakan sulit
untuk tidur. Terdapat nyeri dada, nyeri dada disebelah kanan, nyeri dada timbul saat
batuk. Pasien juga sering mengeluh pusing, pusing hilang timbul biasanya didaerah
belakang kepala, jika pusing pasien selalu minum obat warung. pai Bak lancar dan
bab lancar, tidak adanya kelainan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien terdapat riwayat penyakit paru sejak kecil usia 10 tahun dan mendapatka
pengobatan selama 3 bulan. Pasien menderita riwayat diabetes mellitus, riwayat
gastritis. Riwayat asma dan hipertensi disangkal.

5. Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarganya yang menderita penyakit yang serupa. Ibunya pasien
memiliki riwayat penyakit diabetes dan Ayahnya pasien memiliki riwayat hipertensi.
Riwayat asma serta riwayat alergi dalam anggota keluarga pasien disangkal.

6. Riwayat Kehidupan Pribadi, Sosial, dan Kebiasaan :


Pasien tinggal bersama ayahnya. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi
alkohol. Riwayat penggunaan narkoba dan jarum suntik disangkal oleh pasien.

7. Riwayat Pengobatan :
Pasien pernah mendapatkan pengobatan selama 3 bulan sejak kecil, usia 10 tahun.
Pasien juga sebelumnya pernah berobat di mantri dekat dengan rumahnya, 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit.

8. Riwayat Alergi :
Riwayat alergi pada pasien disangkal.

3
9. Riwayat Lingkungan :
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Pencahayaan dan ventilasi di rumah
pasien cukup baik. Kebersihan cukup baik
.
III. ANAMNESIS MENURUT SISTEM

Umum : Penurunan kesadaran, tampak sakit berat, dan lemah.


Kulit : Tidak ada keluhan.
Kepala : Pusing
Mata : Konjungtiva anemis
THT : Tidak ada keluhan.
Leher : Tidak ada keluhan.
Paru : Sesak, batuk kering, nyeri dada
Jantung : Tidak ada keluhan.
Abdomen : Muntah cair, mual, nyeri perut di ulu hati, penurunan nafsu
makan.
Saluran kemih : Tidak ada keluhan
Genital : Tidak ada keluhan.
Ekstremitas : Pitting oedem dorsum pedis +/+

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

- Kesadaran : Somnolen
- Kesan sakit : Tampak sakit berat
- Kesan gizi : Tampak gizi kurang

Tanda-tanda Vital :

- TD : 100/80 mmHg
- N : 110 x/menit (cepat, isi cukup, reguler)
- RR : 33x/menit (pernapasan thorakal-abdominal)
- S : 38oC (suhu axillaris)
- Antropometri : BB: 38 kg, TB: 160 cm BMI : 14,84 ( gizi kurang)

4
Status Generalis :

KULIT
Warna kulit sawo matang, pucat (-), sianosis (-), ikterik (-), turgor kulit baik, efloresensi
bermakna (-).
KEPALA
Normochepali, deformitas (-), rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata : conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflex
cahaya langsung dan tidak langsung (+/+), ptosis (-), palpebra oedem
(-).
Telinga : Normotia, nyeri tarik/ nyeri tekan (-/-), liang telinga lapang (+/+),
serumen (-/-)
Hidung : Deformitas (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), kavum nasi lapang (+/+)
Mulut : sianosis (-), bibir dan mukosa mulut tidak kering, tidak ada
efloresensi yang bermakna, oral hygiene baik, uvula letak di tengah,
tidak hiperemis, arkus faring tidak hiperemis dan tidak tampak
detritus.
LEHER
Inspeksi : KGB dan kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar.
Kaku kuduk : (+)

THORAKS
Inspeksi :gerak pernafasan asimetris, kanan tertinggal. Retraksi sela iga
pernapasan (+). Tidak tampak efloresensi yang bermakna,
Palpasi : Ictus cordis teraba setinggi ICS 5 1 cm dari garis midclavicula kiri. Vocal
fremitus sama kuat.
.
Perkusi : Didapatkan perkusi pada kedua lapang paru.
- batas paru dengan hepar : setinggi ICS 5 linea midclavicula kanan dengan
suara redup
- batas paru dengan jantung kanan : setinggi ICS 3 hingga 5 linea sternalis
kanan

5
- batas paru dengan jantung kiri : setinggi ICS 5, 1 cm linea midclavicula kiri
dengan suara redup
- batas atas jantung : setinggi ICS 3 linea parasternal kiri dengan suara
redup

Auskultasi : Jantung : Bunyi jantung I & II regular, murmur (-) gallop (-).
Paru : Suara napas vesikuler (+/+), Ronki (+/+) basah halus, wheezing (-/-),

ABDOMEN
Inspeksi : Buncit, Tidak tampak efloresensi bermakna, smiling umbilicus (-), hernia
umbilikalis (-), pulsasi abnormal (-), spider naevi (-).
Auskultasi : BU (+) 3x/menit.
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-).
Nyeri tekan
Palpasi : Supel, defense muscular (-), NT (+).
- + -
Teraba pembesaran organ (-), - - -
ballotement (-). - - -
EKSTREMITAS
Inspeksi : Simetris, tidak tampak efloresensi bermakna, oedem (-)
Palpasi : calf muscle (+/+). Oedem dorsum pedis (+/+), Akral teraba hangat, CRT
< 2 detik.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
JENIS HASIL HASIL NILAI
SATUAN
PEMERIKSAAN (27-09-15) (28-09-15) NORMAL
Leukosit 6.4 9.3 ribu/uL 3.6-11
Eritrosit 2.3 3.3 juta/uL 4.4-5.9
Hemoglobin 6.8 9.2 g/dL 13.2-17.3
Hematokrit 20 31 % 40-52
Trombosit 243 155 ribu/uL 150 440
MCV 88,0 94.2 fL 80 100
MCH 29.5 27.9 Pg 26 34
MCHC 33.6 29.6 g/dL 32 36
RDW 23.7 30.6 % < 14

6
KIMIA KLINIK HATI

AST/SGOT 147

ALT/SGPT 29

METABOLISME KARBOHIDRAT

Gula Darah Sewaktu 134 mg/dl < 110

ELEKTROLIT
SERUM

Natrium (Na) 134 137 mmol/L 135 155

Kalium (K) 4.1 5.7 mmol/L 3.6-5.5

Klorida (Cl) 104 110 mmol/L 98-109

KIMIA KLINIK

PH 7,55 7.24 7.35-7.45

PCO2 23 39 mmHg 35-45

PO2 59 44 mmHg 80-100

BIkarHCO3 20 17 mmol/L 21-28

Total CO2 21 18 mmol/L 23-27

Saturasi O2 94 62 % 95-100

Kelebihan Basa (BE) 0.5 - 9,2 meq/L -2.5-2.5

GINJAL

Ureum 53 mg/dL 13-43

Kreatinin 0.89 mg/dL <1.1

Pemeriksaan Sputum BTA (

BTA 1 +3

BTA 2 +2

7
BTA 3 +3

Pemeriksaaan Foto Thorax


Foto thorax PA
CTR < 50 %, jantung menggantung
Terdapat gambaran infiltrat di basal
paru kanan.
Kesan : TB Paru Relaps basal
hemithorax dextra

VI. RINGKASAN

Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
juga mengeluh demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan saat
malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan pasien menurun sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit, setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok.
Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati dan disertai adanya mual dan muntah, muntah cair
sebanyak 2 kali dan berisi makanan.Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan. Pasien
mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit untuk
mengeluarkan dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya sesak, sesak
dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien merasakan sulit untuk tidur.
Terdapat nyeri dada, nyeri dada disebelah kanan, nyeri dada timbul saat batuk. Pasien juga
sering mengeluh pusing, pusing hilang timbul biasanya didaerah belakang kepala, jika pusing
pasien selalu minum obat warung. Bak lancar dan bab lancar, tidak adanya kelainan.

Pasien terdapat riwayat penyakit paru sejak kecil usia 10 tahun, dan mendapatka
pengobatan selama 3 bulan. Pasien menderita riwayat diabetes mellitus.Ibunya pasien

8
memiliki riwayat penyakit diabetes dan ayahnya memiliki riwayat hipertensi. Sebelumnya
pasien pernah berobat juga di mantri 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/80, nadi cepat 110x/m,
pernapasan cepat 44x/m, suhu yang meningkat 38C, BMI 15 termasuk gizi kurang,
conjungtiva anemis (+/+), gerak pernafasan Asimetris antara dan kiri, sebelah kanan
tertinggal, terjadinya retraksi sela iga, perut buncit, nyeri di epigastrium (+) serta oedem
dorsum pedis kanan dan kiri.

Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan terjadinya penurunan eritrosit 2.3


juta/L, penurunan hemoglobin 6.8 g/dl, penuruanan hemotokrit 20%, gula darah sewaktu
134 mg/dL, Na 134 mmol/L. dari hasil analisa gas darah didapatkan PH 7.55, PCO2 23
mmHg, PO2 59 mmHg, HCO3 20 mmHg, Total CO2 21 mmol/L, saturasi O2 94%.

VII. DAFTAR MASALAH


1. Meningitis TB dd Ensefalitis TB
2. TB Paru Relaps
3. SARI (Severe Acute Respiration Infection)
4. Malnutrisi
5. Diabetes melitus
VIII. ANALISA MASALAH
1. Meningitis TB dengan dd Ensefalitis TB
S: Pasien lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien demam sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan saat malam hari, disertai
mengigil dan keringat malam. Nafsu makan pasien menurun sejak 2 minggu, setiap
makan hanya bisa masuk 2 kali sendok Berat badan pasien juga menurun selama 1
bulan. Pasien mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan. Sering mengeluh pusing,
pusing hilang timbul biasanya didaerah belakang kepala jika pusing pasien selalu
minum obat warung
O: Kesadaran somnolen, suhu meningkat 38C. Didapatkan IMT = 15, termasuk gizi
kurang. Gerak pernafasan asimetris antara dan kiri, sebelah kanan tertinggal,
terjadinya retraksi sela iga. Terdapat Rh +/+ basah halus. Kaku kuduk (+).

Tatalaksana
R/ dx : Hematologi lengkap
Analisa Gas darah

9
Diff.count
Mantoux test
BTA
Lumbal pungsi
CT-scan
MRI

R/ th : Assering + lasal 2 cc /8 jam


Paaracetamol 1x1
Cefoperazone 2 x 1 gr
Omeprazole 2x 8 mg
Sucrafat syr 3 x I Cth

2. TB Paru Relaps
S: Pasien demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan saat
malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan pasien menurun
sejak 2 minggu, setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok Berat badan pasien
juga menurun selama 1 bulan. Pasien mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan.
Pasien mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit
untuk mengeluarkan dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya
sesak, sesak dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien
merasakan sulit untuk tidur
O :Pernapasan cepat 44x/m, suhu meningkat 38C. IMT didapatkan 15 termasuk gizi
kurang. Gerak pernafasan Asimetris antara dan kiri, sebelah kanan tertinggal,
terjadinya retraksi sela iga. Terdapat Rh +/+ basah halus.

Tatalaksana
R/ dx : Hematologi lengkap
LED
Diff.count
Mantoux test
BTA
R/ th : Assering + lasal 2 cc /8 jam

10
Cefoperazone 2 x 1 gr
Omeprazole 2x 8 mg
Sucrafat 3 x II C

3. ISPA/SARI (Severe Acute Respiration Infection)


Berdasarkan anamnesis, pasien demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit, demam dirasakan saat malam hari, disertai mengigil dan keringat malam.
Berdasarkan pemeriksaan fisik dapatkan nadi cepat 110x/m, pernapasan cepat
33x/m, suhu meningkat 38C.

Tatalaksana
R/ dx : Cek Tanda vital
Hematologi lengkap

R/ th : Pemberian oksigen kanul 3Lpm


Assering + lasal 2 cc /8 jam
Cefoperazone 2 x 1 gr
Omeprazole 2x 8 mg
Sucrafat 3 x I Cth

4. Malnutrisi

Nafsu makan pasien menurun sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit,
setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok. Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati
dan disertai adanya mual dan muntah, muntah cair sebanyak 2 kali dan berisi
makanan. Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan.
Pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva anemis (+/+), perut buncit, Nyeri
tekan epigastrium, terdapat pada dorsum pedis (+/+).
Pemeriksaan penunjang didapatkan penurunan eritrosit 2.3 juta/L, penurunan
hemoglobin 6.8 g/dl, penuruanan hemotokrit 20%,

Tatalaksana
R/ dx : Pemeriksaaan albumin
Calsium darah

11
R/ th : Pemakain NGT
Assering + lasal 2 cc /8 jam
Cefoperazone 2 x 1 gr
Omeprazole 2x 8 mg
Sucrafat 3 x II C
PRC 1 pack 500 cc

5. Gangguan Fungsi Hepar


S:-
O: SGOT meningkat 147
Tatalaksana
R/ dx : pemeriksaan albumin

R/ th : pemberian

Tatalaksana
R/ dx :

R/ th : Medikamentosa

IX PRGNOSIS

Ad vitam : ad malam

Ad Fungsionam : ad malam

Ad Sanationam : ad malam

12
FOLLOW UP (28-09-15) 06.00 wib
S Sesak napas, mual ,demam , nyeri ulu hati, lemas, nafsu makan menurun
O KU : Tampak sakit berat
K : Somnolen
TV : 90/80 | 115x/m | 40x/m | 38,3
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Thoraks : SNV +/+, Rh +/+ ronki basah halus Wh -/-
BJ 1-2 reguler, M G
Abdomen : Buncit, supel, BU + 3x/m
NTE (+), Hepatomegali Spleenomegali
+/+ /
Ekstremitas AH +/+ Pitting oedem dorsum pedis +/+

A Meningitis TB dd Ensefalitis TB

TB Paru Relaps

SARI (Severe Acute Respiration Infection)

Malnutrisi

Ganggua fungsi hepar

Diabetes Melitus

P Medikamentosa
Terpasang NGT
Terpasang oksigen 3 Lpm
Assering + lasal 2 cc /8 jam
Omeprazole 2x 8 mg
Sucrafat 3 x I Cth
Streptomicin 1x gr
Ofloxacin 1x400
Pelastin 1x1

13
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai
selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan
parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri
yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang
lain.

Epidemiologi

Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas dan


mortalitas penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk. Komplikasi meningitis TB terjadi
setiap 300 TB primer yang tidak diobati. CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas
meningitis TB 6,2% dari TB ekstrapulmonal. Insiden meningitis TB sebanding dengan TB
primer, umumnya bergantung pada status sosio-ekonomi, higiene masyarakat, umur, status
gizi dan faktor genetik yang menentukan respon imun seseorang. Faktor predisposisi
berkembangnya infeksi TB adalah malnutrisi, penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera
kepala, infeksi HIV dan diabetes melitus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, anak-
anak lebih sering dibanding dengan dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang
ditemukan pada usia dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah
3 bulan.5

3.3 Anatomi Fisiologi3

Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang
halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:

14
Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan
ikat tebal dan kuat.

3.4 Etiologi8

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur,
atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :

15
1. Bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
2. Virus :
Enterovirus
3. Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris

Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor
penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.

3.5 Patogenesis

Meningitis TB terjadi akibat penyebaran infeksi secara hematogen ke meningen.


Dalam perjalanannya meningitis TB melalui 2 tahap. Mula-mula terbentuk lesi di otak atau
meningen akibat penyebaran basil secara hematogen selama infeksi primer. Penyebaran
secara hematogen dapat juga terjadi pada TB kronik, tetapi keadaan ini jarang ditemukan.
Selanjutnya meningitis terjadi akibat terlepasnya basil dan antigen TB dari fokus kaseosa
(lesi permulaan di otak) akibat trauma atau proses imunologik, langsung masuk ke ruang
subarakhnoid. Meningitis TB biasanya terjadi 36 bulan setelah infeksi primer.5

Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari
nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput
meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde
transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah
saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan
koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan
meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan
meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan

16
memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan
intrakranial, dan herniasi6

Skema patofisiologi meningitis tuberkulosa


BTA masuk tubuh

Tersering melalui inhalasi
Jarang pada kulit, saluran cerna

Multiplikasi

Infeksi paru / focus infeksi lain

Penyebaran hematogen

Meningens

Membentuk tuberkel

BTA tidak aktif / dormain

Bila daya tahan tubuh menurun



Rupture tuberkel meningen

Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

MENINGITIS

3.6 Manifestasi Klinis

Gejala klinis meningitis TB berbeda untuk masing-masing penderita. Faktor-faktor


yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi

17
yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis meningitis TB muncul perlahan-lahan dalam waktu
beberapa minggu.5

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.tanda Kernigs dan
Brudzinsky positif.8

Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8

Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel muncul
bercak pada kulit tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,
dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.8

Gejala meningitis meliputi :8

Gejala infeksi akut


Panas
Nafsu makan tidak ada
Anak lesu
Gejala kenaikan tekanan intracranial
Kesadaran menurun
Kejang-kejang
Ubun-ubun besar menonjol

18
Gejala rangsangan meningeal
kaku kuduk
Kernig
Brudzinky I dan II positif

Gejala klinis meningitis tuberkulosa dapat dibagi dalam 3 stadium :2

Stadium I : Stadium awal


Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam,
anoreksia
Stadium II : Intermediate
Gejala menjadi lebih jelas
Mengantuk, kejang,
Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama N.III dan N.VII,
gerakan involunter
Hidrosefalus, papil edema
Stadium III : Advanced
Penurunan kesadaran
Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi

3.7 Diagnosis

Diagnosa pada meningitis TB dapat dilakukan dengan beberapa cara :8

1. Anamnese : ditegakkan berdasarkan gejala klinis, riwayat kontak dengan penderita TB


2. Lumbal pungsi

Gambaran LCS pada meningitis TB :

Warna jernih / xantokrom


Jumlah Sel meningkat MN > PMN
Limfositer
Protein meningkat
Glukosa menurun <50 % kadar glukosa darah
Pemeriksaan tambahan lainnya :
Tes Tuberkulin

19
Ziehl-Neelsen ( ZN )
PCR ( Polymerase Chain Reaction )
2. Rontgen thorax
TB apex paru
TB milier
3. CT scan otak
Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis
Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced
Komplikasi : hidrosefalus
4. MRI
Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.
Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun
pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif
hanya pada kira-kira setengah dari penderita

3.8 Penatalaksanaan8
Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada meningitis TB berupa :
Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
Regimen : RHZE / RHZS

Nama Obat DOSIS

20
INH Dewasa : 10-15 mg/kgBB/hari Anak : 20 mg/kgBB/hari
+ piridoksin 50 mg/hari

Streptomisin 20 mg/kgBB/hari i.m selama 3 bulan

Etambutol 25 mg/kgBB/hari p.o selama 2 bulam pertama


Dilanjutkan 15 mg/kgBB/hari

Rifampisin Dewasa : 600 mg/hari Anak 10-20


mh/kgBB/hari
Di samping tuberkulostatik dapat diberikan rangkaian pengobatan dengan
deksametason untuk menghambat edema serebri dan timbulnya perlekatan-perlekatan antara
araknoid dan otak.

Steroid diberikan untuk:


Menghambat reaksi inflamasi
Mencegah komplikasi infeksi
Menurunkan edema serebri
Mencegah perlekatan
Mencegah arteritis/infark otak
Indikasi Steroid :
Kesadaran menurun
Defisit neurologist fokal
Dosis steroid :
Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu
selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.

Bagan Penatalaksanaan Meningitis7


Jika dijumpai tanda klinis meliputi :
1) Panas
2) Kejang
3) Tanda rangsang meningeal
4) Penurunan kesadaran

21
Cari tanda kenaikan tekanan intra cranial :
1) Mual muntah hebat
2) Nyeri kepala
3) Ubun-ubun cembung (anak)

3.9 Prognosis

22
Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal
mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.
Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik
atau mental atau meninggal tergantung : 6

o umur penderita.
o Jenis kuman penyebab
o Berat ringan infeksi
o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
o Adanya dan penanganan penyakit.

3.10 Kesimpulan

Untuk meningitis tuberkulosa sendiri masih banyak ditemukan di Indonesia karena


morbiditas tuberkulosis masih tinggi. Meningitis tuberkulosis terjadi sebagai akibat
komplikasi penyebaran tuberkulosis primer, biasanya di paru. Terjadinya meningitis
tuberkulosa bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen,
melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsung
tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga arakhnoid.

Meningitis tuberculosa adalah penyulit dari tuberkulosa yang mempunyai morbiditas


dan mortalitas yang tinggi, bila tidak diobati. Oleh karena itu penyakit ini memerlukan
diagnosa dini dan pemberian pengobatan yang cepat, tepat dan rasional.8

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Backgroud to desease. Last updated 2006. Available from


http://www.ocbmedia.com/meningitis/background.php
2. Neurology and Neurosurgery Illustrated
3. Israr YA. Meningitis. Last Updated 2008. Available from
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf
4. Ramachandran TS. Tuberculous Meningitis. Last Updated 4 December 2008. Available
from http://emedicine.medscape.com/article/1166190-overview ----
5. Nofareni. Status imunisasi bcg dan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya meningitis
tuberkulosa. Available from http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-nofareni.pdf
6. Koppel BS. Bacterial, Fungal,& Parasitic infections of the Nervous System in Current
Diagnosis and Treatment Neurology. USA; The McGraw-Hill Companies. 2007. p403-
08, p421-23.
7. Meningitis. Available from
http://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf
8. Pradhana D. Referat Meningitis. Last Updated 2009. Available from
http://www.docstoc.com/docs/19409600/new-meningitis-edit

24

Anda mungkin juga menyukai